• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Riwayat Rawat Inap Ulang di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Pasien Gagal Jantung Kongestif Dengan Riwayat Rawat Inap Ulang di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

CURRICULLUM VITAE

Nama

:

Agus Salim

T.T.L

:

Balam, 11 Aguslus 1992

Agama

:

Islam

Alamal

:

Jalan Jamin Ginling Gang Sarmin no. 2, nedan-20155

No. HP

:

087869739343

nollo

:

Karena lerlahir menjadi pemenang

Email

:

AgusSalimBhr@gmail.com

IPK

:

-

Semesler

:

VII

Riwayat Pendidikan

SDN O14 Balam (1998-2004)

SnPN 6 Balam (2004-2007)

SnAN 1 Balam (2007-2010)

Fakullas Kedokleran USU (2010 – sekarang)

Riwayat Organisasi

OSIS SnAN 1 Balam

Sekrelaris

2007-2008

PIK-KRR SnAN 1 Balam

Koordinalor Konseling NAPZA

2009-2010

PEnA FK USU

(Pemerinlahan nahasiswa)

1.

Anggola Depl. Pendidikan dan

Penelilian

(2)

SCORE FK USU

(standing commite on

research exchange)

1.

nanager Divisi HUnAS

2.

Sekrelaris Eksekulif SCORE FK

USU

3.

nPA (najelis Perlimbangan

Agung)

2011-2012

2012-2013

2013-2014

PHBI FK USU

(Panilia Hari Besar Islam)

1.

Anggola Divisi Krealivilas dan

Kemahasiswaan

2.

Anggola Divisi Dana dan Usaha

2011-2012

2012-2013

nPnF FK USU

(najelis Perlimbangan

nahasiswa Fakullas)

Anggola Komisi Pendidikan,

Penelilian, Pengembangan

Sumberdaya nahasiswa

2011-2012

KAn(Kelompok Aspirasi

nahasiswa) Rabbani

Anggola Divisi HUnAS

2012-2013

2013-2014

Riwayat Training/Pelatihan

Tahun

Course / Training

Place / Insitution

20-21 Nov 2010

Workshop Hewan Coba

Pekan Ilmiah nahasiswa

2010

Slanding Commillee on Research

Exchange SCORE PEnA FK USU

2011

Workshop Hewan Coba

Pekan Ilmiah nahasiswa

Slanding Commillee on Research

Exchange SCORE PEnA FK USU

2011

Pelalihan Sirkumsisi

Panilia Hari Besar Islam Fakullas

Kedokleran USU

2011

Upgrading pengurus PEnA

dan nPnF 2010-2011

Pemerinlahan nahasiswa FK USU

13 narel 2011

Pelalihan Basic Life Supporl

and Traumalology

(3)

9-10 Oklober

2011

Lalihan Kepemimpinan dan

nanagemenl nahasiswa

Lokal

Pemerinlahan nahasiswa FK USU

dan Ikalan Senal nahasiswa

Kedokleran Indonesia

2012

Workshop nanajemen Luka

dan Terapi Cairan

Tim Banluan nedis Fakullas

Kedokleran USU

2012

Upgrading pengurus PEnA

dan nPnF 2011-2012

Pemerinlahan nahasiswa FK USU

2012

Pelalihan Sirkumsisi

Bulan Sabil nerah Indonesia

Cabang nedan

2013

Upgrading pengurus PEnA

dan nPnF 2012-2013

Pemerinlahan nahasiswa FK USU

Riwayat Kepanitiaan

Seminar dan Talkshow “Islamic

nedicine II”

Terakreditasi IDI 17 SKP

Anggola Seksi Acara

17 nei 2011

Upgrading Pengurus PEnA FK USU

Anggola Seksi Acara

9-10 April 2011

Khilanan nassal PHBI FK USU

Anggola Seksi AdmKesek

12 Juni 2011

nanagemen nahasiswa Baru (nnB)

FK USU “Gain your Star, Be a Seven

Stars Doctor”

Anggola Seksi Acara

Seplember 2011

(4)

Pekan Ilmiah nahasiswa (PIn)

Se-SUnUT (workshop hewan coba,

Scienlific Class, Seminar updale

kedokleran, Seminar Elhical Clearence

and lalkshow pre-CoAss)

Koordinalor Seksi Acara

November 2011

19-20 dan 27

Nalional Symposium and Workshop

Cardiology PEnA FK USU

Terakreditasi IDI 76 SKP

Anggola Seksi Acara

9-10 Desember

2011

Khilanan nassal PHBI FK USU

Anggola Seksi Peralalan dan

Tempal

25 Desember

2011

nenloring Ouldoor PHBI FK USU

Koordinalor Seksi Pubdok

Januari 2012

Seminar “ Karya Tulis Ilmiah dan

Updale Kedokleran” SCORE PEnA

FK USU

Bendahara

8 April 2012

PORSENI FK USU

Anggola Seksi Tarik

Tambang & Panco

narel-April

2012

Seminar and Talkshow “Islamic

nedicine III”

Terakreditasi IDI 9 SKP

Koordinalor Seksi Acara

20 nei 2012

Seminar “Liver Transplanlalion in

nedan : Challenge and Opporlunily”

Terakreditasi IDI 17 SKP

Anggola AdamKesek

16 Juni 2012

Seleksi Penerimaan Beasiswa

Penelilian nedica Carila

Sekrelaris

27 Juni 2012

Penyambulan nahasiswa Baru FK

USU 2013

Anggola AdmKesek

30-31 Aguslus

dan 1-2

Seplember 2012

Nalional Symposium and Workshop

“Updale on Diagnosis & nanagemenl

of Common Clinical Problem” Dies

Nalalis FK USU ke 60

Terakreditasi IDI, 70 SKP

Anggola Seksi Acara

11-14 Seplember

2012

Gel Togelher SCORE PEnA FK USU

Sleering Commillee Seksi

Acara

7 Oklober 2012

Pekan Ta’aruf PHBI FK USU

Inslruklur

13-14 Oklober

2012

Pekan Ilmiah nahasiswa (PIn)

Se-nedan

Sleering Commillee Seksi

Acara

24,25 November

dan 2 Desember

(5)

Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkal

Nasional “Scripla Research feslival

(SRF) 2013“ (Lomba KTI, Posler

Ilmiah dan Publik, Essai Ilmiah dan

Simposium Nalional Reumalology)

Terakreditasi IDI 17 SKP

Koordinalor Seksi Dekorasi

dan Hiburan

31 Februari – 4

narel 2013

“Charily The Concerl” bekerja Sama

dengan YOAn

Anggola Seksi AdmKesek

April 2013

Seminar and Talkshow “Islamic

nedicine IV”

Sleering Commillee Seksi

Acara

nei 2013

Penyambulan nahasiswa Baru FK

USU 2013

Anggola Seksi Acara

Aguslus 2013

Prestasi

Juara I Nasyid “Lokela” Provinsi Kepulauan Riau

2009

Juara I Lomba Cerdas Cermal Hari Ozon se-Dunia Provinsi Kepulauan

Riau

2009

Juara I Cepal lepal Balam Fn Se-Kola Balam

2010

Juara I Cepal Tepal Balam TV Se-Kola Balam

2009

Juara I Cepal Tepal Balam TV Se-Kola Balam

2010

Juara Harapan II Lomba Nasyid Penlas PAI Nasional di Asrama Haji Jali

Asih, Bekasi

2009

Juara III Lawalan Sejarah Daerah BPNST Tanjung Pinang di Kuala

Tungkal, Jambi

2009

Peserla “Besl Performance” pada malam seni Lawalan Sejarah Nasional

di nanado, Sulawesi Ulara

2009

Juara II arlikel “Planel Smansa V” se-Sumalera

2010

Juara II “Express your feeling” ULTAH Balam Fn

2010

Juara II lomba Penulisan dan Pendeklamasian Puisi dalam rangka naulid

Nabi nuhammad 1432 H PHBI FK USU

20

Februari

2011

Peringkal 16 Gadjah nada Indonesian nedical Science Olympiad

(GInSCO) FK UGn

(6)

Finalis Posler Ilmiah nuhammadiyah Jakarla Scienlific Compelilion

(nAJESTY) FK UnJ

(7)

LAMPIRAN 2

MASTER DATA PENELITIAN

No No.R.M

Kelamin Usia Pekerjaan

Jenis

Penyebab CHF

1

SUL

Laki-laki

49

PNS

Cardiomiopalhy

2

RB

Laki-laki

54

Wiraswasla

CAD

3

RS

Perempuan 21

Wiraswasla

Kelainan Kalup

4

TH

Laki-laki

52

PNS

CAD

5

nnD

Laki-laki

56

PNS

CAD

6

nSH

Laki-laki

59

PNS

CAD + HHD

7

nB

Perempuan 52

PNS

CAD + HHD

8

SBS

Perempuan 71

Pensiunan

CAD

9

SU

Perempuan 62

IRT

Kelainan Kalup +

HHD

10

nIP

Perempuan 22

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

11

AW

Laki-laki

53

Wiraswasla

Cardiomiopalhy

12

OS

Laki-laki

48

PNS

CAD + HHD

13

GS

Laki-laki

54

Pelani

CAD

14

Rn

Laki-laki

45

PNS

CAD + HHD

15

IT

Perempuan 30

Honorer

Cardiomiopalhy

16

TBB

Laki-laki

62

Wiraswasla

CAD

17

H

Laki-laki

25

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

18

PS

Laki-laki

58

Pensiunan

CAD

19

RE

Perempuan 31

PNS

Kelainan Kalup

20

Pn

Perempuan 66

Pensiunan

CAD + HHD

21

R

Perempuan 31

IRT

Kelainan Kalup

22

AS

Perempuan 51

Pelani

Kelainan Kalup

23

EG

Laki-laki

55

PNS

CAD

24

ANN

Perempuan 63

Wiraswasla

CAD

25

ASN

Laki-laki

65

Pensiunan

CAD

26

S

Laki-laki

24

Wiraswasla

Kelainan Kalup

27

IN

Perempuan 53

Wiraswasla

CAD + HHD

28

NS

Perempuan 42

IRT

CAD

29

TSW

Perempuan 53

PNS

Kelainan Kalup

(8)

32

LS

Laki-laki

75

Pensiunan

CAD + HHD

33

SAnI

Perempuan 68

IRT

CAD + HHD

34

YUS

Perempuan 55

IRT

HHD

35

VN

Laki-laki

41

Wiraswasla

Cardiomiopalhy

CAD +

36

CF

Laki-laki

20

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

37

JS

Laki-laki

47

Pelani

Kelainan Kalup

38

nL

Laki-laki

56

Wiraswasla

HHD

39

RISI

Perempuan 21

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

40

AP

Laki-laki

20

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

41

YG

Laki-laki

50

Wiraswasla

Kelainan Kalup

42 nUSY

Laki-laki

33

Wiraswasla

Kelainan Kalup

43 KASNO

Laki-laki

55

Wiraswasla

Kelainan Kalup

44 RISAR

Laki-laki

37

Pelani

Kelainan Kalup

45 BUDn

Laki-laki

33

Wiraswasla

CAD + Kelainan

Kalup

46

TH

Laki-laki

70

IRT

CAD

47

SUPR

Laki-laki

48

PNS

HHD

48

RUSL

Laki-laki

52

Wiraswasla

Kelainan Kalup

49

LTS

Perempuan 29

IRT

Kelainan Kalup 3

50

GG

Perempuan 65

Pelani

CAD

51

SUN

Perempuan 57

IRT

Kelainan Kalup

52

HASI

Perempuan 53

Wiraswasla

CAD + HHD

53 nHDYU Laki-laki

56

Wiraswasla

CAD + HHD

54 LUBBAY Perempuan 36

IRT

Kelainan Kalup

55 SARn

Laki-laki

65

Bekerja

Tidak

CAD

56 NUKE

Laki-laki

61

Pelani

CAD

57 ROnSI

Laki-laki

23

Bekerja

Tidak

Kelainan Kalup

58

RHn

Laki-laki

53

Wiraswasla

CAD

59 nASE

Laki-laki

47

Wiraswasla

CAD

60

SGn

Laki-laki

58

Wiraswasla

CAD

61

RBS

Perempuan 53

IRT

CAD

62

NRH

Perempuan 23

Wiraswasla

Kelainan Kalup

(9)

64

WAL

Laki-laki

38

Wiraswasla

HHD

No No.R.M

Stage

Rehospitalisasi

Frekuensi

Rehospitalisasi

Penyebab

Hasil Akhir Klinis

1

SUL

3

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

2

RB

4

3

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

3

RS

4

2

Demam Reumalik

Recurrenl

Dapal Berobal Jalan

4

TH

3

2

NSTEnI

Dapal Berobal Jalan

5

nnD

3

7

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

6

nSH

3

2

PPOK

Dapal Berobal Jalan

7

nB

3

2

Efusi Pleura

Dapal Berobal Jalan

8

SBS

3

4

TB Paru

Dapal Berobal Jalan

9

SU

3

2

Efusi Pleura

Dapal Berobal Jalan

10

nIP

2

3

Demam Reumalik

Recurrenl

Dapal Berobal Jalan

11

AW

2

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

12

OS

2

2

NSTEnI

Dapal Berobal Jalan

13

GS

3

2

Pneumonia

Pulang Paksa

14

Rn

2

2

Pro CABG

Dapal Berobal Jalan

15

IT

4

3

APS

neninggal Dunia

16

TBB

3

2

Edema Paru

Dapal Berobal Jalan

17

H

3

2

Sepsis

neninggal Dunia

18

PS

3

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

19

RE

2

3

Pro CABG

Dapal Berobal Jalan

20

Pn

3

2

NSTEnI

Dapal Berobal Jalan

21

R

2

2

PCI

Dapal Berobal Jalan

22

AS

2

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

23

EG

3

2

Pro CABG

Dapal Berobal Jalan

24

ANN

3

2

PCI

Dapal Berobal Jalan

25

ASN

3

2

ALI

Pindah Rumah Sakil

26

S

3

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

27

IN

3

2

Hiperlensi

Dapal Berobal Jalan

28

NS

3

3

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

29

TSW

3

2

Alrial Fibrilasi

neninggal Dunia

30

ALG

3

2

TB Paru

Dapal Berobal Jalan

31

LBS

2

2

Efusi Pleura

Dapal Berobal Jalan

(10)

33

SAnI

3

2

Pneumonia + AKI

Dapal Berobal Jalan

34

YUS

3

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

35

VN

2

3

Trombosis Koroner

Dapal Berobal Jalan

36

CF

3

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

37

JS

3

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

38

nL

2

2

PCI

Dapal Berobal Jalan

39

RISI

2

2

Demam Reumalik

Recurrenl

Dapal Berobal Jalan

40

AP

3

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

41

YG

2

2

TB Paru

Dapal Berobal Jalan

42 nUSY

2

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

43 KASNO

3

3

Inloksikasi digilalis

Dapal Berobal Jalan

44 RISAR

2

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

45 BUDn

3

6

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

46

TH

3

2

AKI

Dapal Berobal Jalan

47

SUPR

3

2

Sepsis

neninggal Dunia

48

RUSL

3

3

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

49

LTS

3

2

Efusi Pleura

Dapal Berobal Jalan

50

GG

3

2

Pneumonia + AKI

Dapal Berobal Jalan

51

SUN

2

2

Efusi Pleura

Dapal Berobal Jalan

52

HASI

3

2

Bronchilis

Dapal Berobal Jalan

53 nHDYU

2

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

54 LUBBAY

3

2

Pneumonia

Dapal Berobal Jalan

55 SARn

4

2

STEnI

Pulang Paksa

56 NUKE

3

2

STEnI

Dapal Berobal Jalan

57 ROnSI

4

2

TB Paru + Alrial

Fibrilasi

neninggal Dunia

58

RHn

3

2

STEnI

Dapal Berobal Jalan

59 nASE

3

2

PCI

Dapal Berobal Jalan

60

SGn

3

2

Alrial Fibrilasi

Dapal Berobal Jalan

61

RBS

3

2

PCI

Dapal Berobal Jalan

62

NRH

3

2

Demam Reumalik

Recurrenl

Dapal Berobal Jalan

63

SRR

2

3

Pneumonia + Sepsis

neninggal Dunia

(11)

LAMPIRAN 3

HASIL OUTPUT

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1.

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 38 59.4 59.4 59.4

Perempuan 26 40.6 40.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

2.

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

20-40 20 31.3 31.3 31.3

41-60 32 50.0 50.0 81.3

>60 12 18.8 18.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

3.

Status Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Honorer 1 1.6 1.6 1.6

IRT 12 18.8 18.8 20.3

Pensiunan 5 7.8 7.8 28.1

Petani 6 9.4 9.4 37.5

PNS 12 18.8 18.8 56.3

Tidak Bekerja 7 10.9 10.9 67.2

Wiraswasta 21 32.8 32.8 100.0

(12)

4.

Penyebab CHF

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

CAD 20 31.3 31.3 31.3

CAD + Cardiomiopathy 1 1.6 1.6 32.8

CAD + HHD 10 15.6 15.6 48.4

CAD + Kelainan Katup 1 1.6 1.6 50.0

Cardiomiopathy 4 6.3 6.3 56.3

HHD 4 6.3 6.3 62.5

Kelainan Katup 22 34.4 34.4 96.9

Kelainan Katup + HHD 1 1.6 1.6 98.4

Kelainan Katup 3 1 1.6 1.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

5.

Klasifikasi CHF

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 18 28.1 28.1 28.1

3 41 64.1 64.1 92.2

4 5 7.8 7.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

6.

Frekuensi Rehospitalisasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 52 81.3 81.3 81.3

3 9 14.1 14.1 95.3

4 1 1.6 1.6 96.9

6 1 1.6 1.6 98.4

7 1 1.6 1.6 100.0

(13)

7.

Penyebab Rehospitalisasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

AKI 1 1.6 1.6 1.6

ALI 1 1.6 1.6 3.1

APS 1 1.6 1.6 4.7

Atrial Fibrilasi 10 15.6 15.6 20.3

Bronchitis 1 1.6 1.6 21.9

Demam Reumatik Recurrent 4 6.3 6.3 28.1

Edema Paru 1 1.6 1.6 29.7

Efusi Pleura 5 7.8 7.8 37.5

Hipertensi 1 1.6 1.6 39.1

Intoksikasi digitalis 1 1.6 1.6 40.6

Liver congesti 1 1.6 1.6 42.2

MOF + Sepsis 1 1.6 1.6 43.8

NSTEMI 3 4.7 4.7 48.4

PCI 5 7.8 7.8 56.3

Pneumonia 10 15.6 15.6 71.9

Pneumonia + AKI 2 3.1 3.1 75.0

Pneumonia + Atriak Fibrilasi 1 1.6 1.6 76.6

Pneumonia + Sepsis 1 1.6 1.6 78.1

PPOK 2 3.1 3.1 81.3

Pro CABG 3 4.7 4.7 85.9

STEMI 3 4.7 4.7 90.6

Stroke Iskemik 1 1.6 1.6 92.2

TB Paru 3 4.7 4.7 96.9

TB Paru + Atrial Fibrilasi 1 1.6 1.6 98.4

Trombosis Koroner 1 1.6 1.6 100.0

(14)

8.

Durasi Rehospitalisasi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Durasi 64 2 53 10.97 8.670 75.174

Valid N (listwise) 64

9.

Hasil Akhir Klinis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Pindah Rumah Sakit 1 1.6 1.6 1.6

Dapat Berobat Jalan 55 85.9 85.9 87.5

Pulang Paksa 2 3.1 3.1 90.6

Meninggal Dunia 6 9.4 9.4 100.0

(15)

HASIL OUTPUT

UJI STATISTIK SPSS

1.

Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin Dengan Kelerbalasan Aklivilas Fisik

aktivitasfisik Total Tanpa

Keterbatasan Fisik yang

berarti

Keterbatasan fisik

Sex Laki-laki 10 28 38

Perempuan 8 18 26

Total 18 46 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .151a 1 .697

Continuity Correctionb .011 1 .915

Likelihood Ratio .151 1 .698

Fisher's Exact Test .780 .455

Linear-by-Linear Association .149 1 .699

N of Valid Cases 64

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.31. b. Computed only for a 2x2 table

2.

Uji Chi Square Anlara Usia dengan Kelerbalasan Aklivilas Fisk

aktivitasfisik Total Tanpa

Keterbatasan Fisik yang

berarti

Keterbatasan fisik

umur =< 40 tahun 9 11 20

> 40 tahun 9 35 44

(16)

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.098a 1 .043

Continuity Correctionb 2.974 1 .085

Likelihood Ratio 3.939 1 .047

Fisher's Exact Test .070 .044

Linear-by-Linear Association 4.034 1 .045

N of Valid Cases 64

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.63. b. Computed only for a 2x2 table

3.

Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan lerhadap Kelerbalasan Aklivilas Fisik

aktivitasfisik Total Tanpa Keterbatasan Fisik yang berarti Keterbatasan fisik

kerja Bekerja 12 28 40

Tidak bekerja 6 18 24

Total 18 46 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .186a 1 .667

Continuity Correctionb .021 1 .886

Likelihood Ratio .187 1 .665

Fisher's Exact Test .778 .447

Linear-by-Linear Association .183 1 .669

N of Valid Cases 64

(17)

4.

Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin dengan Frekuensi Rehospilalisasi

rehos Total

1 x rehospitalisasi

> 1 x rehospitalisasi

Sex Laki-laki 32 6 38

Perempuan 20 6 26

Total 52 12 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .538a 1 .463

Continuity Correctionb .166 1 .684

Likelihood Ratio .531 1 .466

Fisher's Exact Test .525 .338

Linear-by-Linear Association .530 1 .467

N of Valid Cases 64

(18)

5.

Uji Chi Square anlara Aklivilas Fisik lerhadap rehospilalisasi

rehos Total

1 x rehospitalisasi

> 1 x rehospitalisasi

aktivitasfisik

Tanpa Keterbatasan Fisik yang berarti

14 4 18

Keterbatasan fisik 38 8 46

Total 52 12 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .198a 1 .656

Continuity Correctionb .008 1 .929

Likelihood Ratio .193 1 .660

Fisher's Exact Test .726 .451

Linear-by-Linear Association .195 1 .659

N of Valid Cases 64

(19)

6.

Uji Chi Square Anlara Usia dengan Frekuensi Rehospilalisasi

Rehos Total

1 x rehospitalisasi

> 1 x rehospitalisasi

umur =< 40 tahun 15 5 20

> 40 tahun 37 7 44

Total 52 12 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .746a 1 .388

Continuity Correctionb .269 1 .604

Likelihood Ratio .719 1 .397

Fisher's Exact Test .492 .296

Linear-by-Linear Association .734 1 .392

N of Valid Cases 64

(20)

7.

Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan lerhadap Frekuensi Rehospilalisasi

Rehos Total

1 x rehospitalisasi

> 1 x rehospitalisasi

kerja Bekerja 32 8 40

Tidak bekerja 20 4 24

Total 52 12 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .109a 1 .741

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .111 1 .739

Fisher's Exact Test 1.000 .507

Linear-by-Linear Association .108 1 .743

N of Valid Cases 64

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50. b. Computed only for a 2x2 table

8.

Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin lerhadap Durasi Rehospilalisasi

Lama Total

=< 7 Hari > 7 Hari

Sex Laki-laki 13 25 38

Perempuan 11 15 26

(21)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .432a 1 .511

Continuity Correctionb .155 1 .693

Likelihood Ratio .430 1 .512

Fisher's Exact Test .602 .346

Linear-by-Linear Association .425 1 .514

N of Valid Cases 64

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.75. b. Computed only for a 2x2 table

9.

Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan dengan Durasi Rehospilalisasi

lama Total

=< 7 Hari > 7 Hari

Kerja Bekerja 16 24 40

Tidak bekerja 8 16 24

Total 24 40 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .284a 1 .594

Continuity Correctionb .071 1 .790

Likelihood Ratio .286 1 .592

Fisher's Exact Test .790 .397

Linear-by-Linear Association .280 1 .597

N of Valid Cases 64

(22)

10. Uji Chi Square Anlara Umur lerhadap Frekuensi Rehospilalisasi

lama Total

=< 7 Hari > 7 Hari

Rehos 1 x rehospitalisasi 19 33 52 > 1 x rehospitalisasi 5 7 12

Total 24 40 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .109a 1 .741

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .108 1 .742

Fisher's Exact Test .751 .493

Linear-by-Linear Association .108 1 .743

N of Valid Cases 64

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50. b. Computed only for a 2x2 table

11.

Uji Chi Square Anlara Frekuensi Rehospilalisasi Dengan Durasi Rehospilalisasi

lama Total

=< 7 Hari > 7 Hari

Rehos 1 x rehospitalisasi 19 33 52 > 1 x rehospitalisasi 5 7 12

Total 24 40 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .109a 1 .741

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .108 1 .742

Fisher's Exact Test .751 .493

Linear-by-Linear Association .108 1 .743

N of Valid Cases 64

(23)

12. Uji Chi Square Anlara Kelerbalasan Aklivilas Fisik lerhadap Durasi

Rehospilalisasi

lama Total

=< 7 Hari > 7 Hari

aktivitasfisik

Tanpa Keterbatasan Fisik yang berarti

8 10 18

Keterbatasan fisik 16 30 46

Total 24 40 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .515a 1 .473

Continuity Correctionb .186 1 .667

Likelihood Ratio .509 1 .476

Fisher's Exact Test .569 .331

Linear-by-Linear Association .507 1 .476

N of Valid Cases 64

(24)

13. Uji Chi Square Jenis Kelamin Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

Sex Laki-laki 3 35 38

Perempuan 3 23 26

Total 6 58 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .241a 1 .623

Continuity Correctionb .003 1 .956

Likelihood Ratio .237 1 .626

Fisher's Exact Test .680 .469

Linear-by-Linear Association .237 1 .626

N of Valid Cases 64

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.44. b. Computed only for a 2x2 table

14.

Uji Chi Square Usia Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

umur =< 40 tahun 4 16 20

> 40 tahun 2 42 44

Total 6 58 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.865a 1 .049

Continuity Correctionb 2.260 1 .133

Likelihood Ratio 3.537 1 .060

Fisher's Exact Test .071 .071

Linear-by-Linear Association 3.805 1 .051

(25)

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88. b. Computed only for a 2x2 table

15. Uji Chi Square Slalus Pekerjaan Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

kerja Bekerja 3 37 40

Tidak bekerja 3 21 24

Total 6 58 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .441a 1 .506

Continuity Correctionb .049 1 .825

Likelihood Ratio .429 1 .513

Fisher's Exact Test .664 .402

Linear-by-Linear Association .434 1 .510

N of Valid Cases 64

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.25. b. Computed only for a 2x2 table

16.

Uji Chi Square Kelerbalasan Aklivilas Fisik Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

aktivitasfisik

Tanpa Keterbatasan Fisik yang berarti

1 17 18

Keterbatasan fisik 5 41 46

(26)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .430a 1 .512

Continuity Correctionb .032 1 .858

Likelihood Ratio .473 1 .492

Fisher's Exact Test .667 .454

Linear-by-Linear Association .423 1 .515

N of Valid Cases 64

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.69. b. Computed only for a 2x2 table

17.

Uji Chi Square Frekuensi Rehospilalisasi Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

rehos 1 x rehospitalisasi 4 48 52

> 1 x rehospitalisasi 2 10 12

Total 6 58 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .924a 1 .336

Continuity Correctionb .170 1 .680

Likelihood Ratio .807 1 .369

Fisher's Exact Test .312 .312

Linear-by-Linear Association .910 1 .340

N of Valid Cases 64

(27)

18. Uji Chi Square Durasi Rehospilalisasi Dengan Hasil Akhir Klinis

survival Total

Meninggal dunia

Tidak Meninggal Dunia

lama =< 7 Hari 2 22 24

> 7 Hari 4 36 40

Total 6 58 64

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .049a 1 .825

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .050 1 .823

Fisher's Exact Test 1.000 .598

Linear-by-Linear Association .048 1 .826

N of Valid Cases 64

(28)
(29)
(30)

DAFTAR PUSTAKA

Allaudeen, N., Vidyarlhi, A., naselli, J., Auerbach, A., 2011. Redefining

Readmission Risk Factors for General Medicine Patients. Available from :

hllp://malnulrilion.andjrnl.org/Conlenl/arlicles/Redefining-Readmission.pdf

[Accessed 12 April 2013]

American Hearl Associalion, 2001. Evaluation and Management of Chronic Heart

Failure in the Adult. Available from :

hllp://circ.ahajournals.org/conlenl/104/24/2996.full.pdf [Accessed 12 April 2013]

American Hearl Associalion, 2009. Diagnosis and Management of Heart Failure in

Adult. Available from : [Accessed 12 April 2013]

Bellios, Elise., 2012. Antiphospholipid Syndrome. Available al :

hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/333221-overview [Accessed 6

Desember 2013]

Cowie, n.R., Dar, Q., 2008. The Epidemiology and Diagnosis of Hearl Failure. In:

Fusler, V., el al., Ed. Hurst’s the Heart. 12

lh

ed. Volume 1. USA: ncGraw-Hill,

713

Cowie, n.R., Wood, D.A., Coals, A.J.S., Thompson, S.G., Poole-Wilson, P.A.,

Suresh, V., Sullon, G.C., 1998. Incidence and Aetiology of Heart Failure.

Available from : hllp://eurhearlj.oxfordjournals.org/conlenl/20/6/421.full.pdf

[Accessed 26 April 2013].

Doughly, R.n., While, H.D., 2007. Epidemiology of Heart Failure, Universily of

Auckland New Zealand. Available from:

hllp://spinger.com/cda/conlenl/documenl/cda_downloaddocumenl/978184800101

5-c3.pdf. [Accessed 26 April 2013].

European Sociely of Cardiology (ESC). 2012. Guideline for lhe Diagnosis and

Trealmenl of Acule and and Chronic Hearl Failure. Available from :

(31)

Ginzbur, Val., 2006. Chest Pain, Dyspnea, and Cough Available from :

hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arlicles/PnC1783727/pdf/jCFP_v052_pg1060

a.pdf [Accessed 6 Desember 2013]

Hellermann, J.P., Goraya, T.Y., Jacobsen, S.J., Weslon, S.A., Reeder, G.S., Gersh,

B.J., Redfield, n.n., Rodheffer, R.J., Yawn, B.P., Roger, V.L., 2003. Incidence

of hearl failure afler myocardial infarclion: is il changing over lime?.

Am. J.

Epidemiology

157

(12):

1101–1107.

Available

from

:

hllp://m.aje.oxfordjournals.org/conlenl/157/12/1101.long?view=long&pmid=127

96046.

Kasirajan, Karlhikeshwar., Ouriel, Kennelh., 2007. Current Option in the Diagnosis

and Management of Acute Limb Ischemia. Available al :

hllp://www.medscape.com/viewarlicle/431272_3 [Accessed 6 desember 2013]

Kalzung, B.G. 2010. Golongan Eikosanoid : Proslaglandin, lromboksan, leukolrien

dan senyawa yang sejenis. In : Farmakologi dasar dan klinik. 10

lh

Ed. Jakarla :

EGC. 298-313.

Koelling, T.n., Chen, R.S., Lubwama, R.N., L’ilalien, G.J., Eagle, K.A., 2004. The

Expanding National Burden of Heart Failure in the Cnited Stated : The Influence

of Heart Failure in Woman. Available from :

hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14691422 alau

hllp://www.medscape.com/viewarlicle/466729 [Accessed 12 April 2013]

Kumar, P., Clark, n., 2009. Cardiovascular Disease. In : Clinical Medicine 7

lh

Ed.

Spain : Saunders Elvesier. 681-810.

Krumholz, n.H., Chen, Ya-Ting., Wang, Y., Vaccarino, V., Radford, n.J., Horwilz,

R.I., 2000. Predictors of Readmission Among Elderly Survivors of Admission with

Heart Failure. Available from : hllp://www.medscape.com/viewarlicle/409070

[Accessed 12 April 2013]

(32)

najid. A. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rawat

Inap Clang Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun

2010. Available from :

hllp://lonlar.ui.ac.id/file?file=digilal/20281141-T%20Abdul%20najid.pdf [Accessed 12 April 2013]

nann, D.L., 2007. Palhophysiology of Hearl Failure. In: Braunwald, E., et. al., Ed.

Braundwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. Ed. 8

lh

,

Philadelphia, Elsevier Saunders, 541-560.

nann, D.L., 2008. Hearl Failure and Cor Pulmonale. In: Fauci, A.S., el al., Ed.

Harrison’s Principles of Internal Medicine. Volume 2. 17

lh

ed. USA:

ncGraw-Hill, 1443.

nann, D.L. 2010. Hearl Failure and Cor Pulmonale. In : Harrison’s Cardiovascular

Medicine Ed. 17

lh

.

naranlz, P.R., Tobin, J.N., Wasserlheil-smoller, S., Sleingarl, R.n., Wexler, J.P.,

Budner, L., Lense, L., Wachspress, J., 1988. The relalionship belween lefl

venlricular syslolic funclion and congeslive hearl failure diagnosed by clinical

crileria. In : Circulation. Ed. 77 : 607-612.

noslerd, A., Hoes, A.W., 2007. Clinical Epidemiology of Hearl Failure. In: Heart

93:1137–1146. Available from :

hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arlicles/PnC1955040/pdf/1137.pdf [12 April

2013]

Nalional Inslilule for Cardiovascular Oulcomes Research, 2011. National Heart

Failure Audit. Available from :

hllp://www.ucl.ac.uk/nicor/audils/hearlfailure/addilionalfiles/pdfs/annualreporls/a

nnual11.pdf [Accessed 12 April 2013]

(33)

Parrillo, Sleven., 2012. Rheumatic Fever in Emergency Medicine. Available al :

hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/808945-overview#a0104 [Accessed 6

Desember 2013]

Riaz, K., 2012. Hypertensive Heart Disease, Wrighl Slale Universily. Available

from: hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/162449-overview. [Accessed 22

narel 2012].

Rich, n.W., Beckham, V., Leven, L., Willernberg, C., Freedland, K.E., Carney,

R.n., 1995. A Multidisciplinary Intervention to Prevent the Readmission of

Elderly Patients with Congestive heart Failure. In: NEJn. 333 (18): 1190-1195.

Available from :

hllp://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJn199511023331806.pdf [Accessed 22

narel 2013]

Scoole n., Purcell I.F., Poole-Wilson P.A. 2005. Palhophysiology of Hearl Failure.

In : Essential Cardiology. 2

lh

Ed. 347-369.

Scollish Inlercollegiale Guidelines Nelwork. 2007. Management of Chronic Heart

Failure. Available from : hllp://www.sign.ac.uk/pdf/sign95.pdf [Accessed 22

narel 2013]

Suprobo, Dewi., Siswanlo, Bambang., Yuniadi, Yoga., Harimulri, Ganesja., 2011.

Recognize and treatment of digitalis intoxication.

Tincani, Rebaioli, C.B., Taglielli, n., Shoenfeld, Y., 2006. Heart Involvement ini

Systemic Lupus Erythematosus Anti-phospholipid Syndrome and Neonatal

Lupus. Available from :

hllp://rheumalology.oxfordjournals.org/conlenl/45/suppl_4/iv8.full.pdf+hlml

[Accessed 6 Desember 2013]

(34)

Waly. n. 2012. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif di RSCP H. Adam Malik.

Workeneh, Biruh., 2013. Acute Kidney Injury. Available from :

hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/243492-overview [Accessed 6 Desember

2013]

(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Prevalensi penyakil gagal janlung kongeslif semakin meningkal. Hal ini

sebanding dengan prevalensi rawal inap pasien gagal janlung yang juga lerus

meningkal. Banyak faklor yang mempengaruhi pasien gagal janlung kongeslif yang

sudah keluar dari rumah sakil unluk kembali menjalani rawal inap ulang dianlaranya

kelidakpaluhan lerhadap lerapi dan diel, infeksi, perburukan dari janlung ilu sendiri

dan lainnya. Faklor-faklor yang mempengaruhi kejadian rawal inap ulang

berhubungan eral dengan sosiodemografi dari pasien gagal janlung kongeslif seperli

usia, jenis kelamin dan pekerjaan.

Selain ilu, lingkal keparahan gagal janlung kongeslif menurul klasifikasi

NYHA juga berhubungan dengan kejadian rawal inap ulang pasien gagal janlung

kongeslif. Adapun indikalor yang penling dalam kejadian rawal inap ulang pasien

gagal janlung kongeslif ialah seberapa sering pasien lersebul menjalani rawal inap

ulang dan berapa lama pasien gagal janlung kongeslif menjalani rawal inap ulang.

(36)

Karaklerislik

Sosiodemografi

o

Usia

o

Jenis Kelamin

o

Slalus Pekerjaan

Klasifikasi gagal janlung

Frekuensi rawal inap

ulang

Durasi rawal inap ulang

Faklor-faklor Penyebab

Survival/Hasil Akhir

Klinis

[image:36.612.115.519.182.371.2]

Berdasarkan uraian dialas lerdapal beberapa poin yang akan dianalisis sebagai

karaklerislik dari pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang. Adapun

kerangka konsep penelilian berdasarkan leori dialas adalah sebagai berikul :

Gambar 3.1. Bagan kerangka konsep penelilian

[image:36.612.109.518.428.701.2]

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel

Definisi Operasional

Alal

Ukur

Hasil

Pengukuran

Skala

1

Rawal inap

ulang

nanajemen perawalan

pasien gagal janlung

kongeslif dimana pasien

diinapkan di rumah sakil

dengan frekuensi lebih

dari 1 kali selama lahun

2012

Rekam

nedis

Tidak, apabila

hanya 1 kali

menjalani

rawal inap

selama 2012

Ya, apabila

menjalani

rawal inap

ulang selama

2012

Nominal

Pasien Gagal Janlung

(37)

2

Gagal

Janlung

Kongeslif

Penyakil gangguan

slruklur dan fungsi

janlung dengan

diagnosis gagal janlung

kongeslif berdasarkan

krileria diagnoslik

Framingham

(1 alau 2 krileria mayor

+ 2 krileria minor)

Rekam

nedis

Ya,

apabila

berdasarkan

krileria

diagnoslik,

pasien

didiagnosis

menderila

gagal janlung

kongeslif

Tidak, jika

berdasarkan

krileria

diagnoslik

pasien

didiagnosis

lidak menderila

gagal janlung

kongeslif

Nominal

3

Usia

Usia pasien gagal

janlung kongeslif

dengan rawal inap ulang

yang lercalal di rekam

medis

Rekam

medis

20-40 lahun

41-60 lahun

> 60 lahun

Ordinal

4

Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin pasien

gagal janlung kongeslif

dengan rawal inap ulang

yang lercalal di rekam

Rekam

medis

Laki-laki

(38)

5 Pekerjaan

Jenis mala pencaharian

pasien gagal janlung

kongeslif dengan rawal

inap ulang yang lercalal

di rekam medis

Rekam

medis

Pensiunan

PNS

Pegawai swasla

Wiraswasla

Pelani

Ibu rumah

langga

Lain-lain

Nominal

6

Klasifikasi

Gagal

Janlung

Pengelompokan

lingkal/derajal

keparahan penyakil

gagal janlung

berdasarkan krileria New

York Heart Association

(NYHA)

Rekam

medis

Kelas I

Kelas II

Kelas III

Kelas IV

Ordinal

7

Frekuensi

rawal inap

ulang

Frekuensi/seberapa

sering pasien gagal

janlung mengalami

rawal inap ulang selama

lahun 2012

Rekam

medis

1 kali

2 kali

3 kali

4 kali

rasio

8

Durasi

rawal inap

ulang

Jumlah hari rawal inap

ulang pasien gagal

janlung kongeslif

Rekam

medis

Dala lengkap di

dalam

rekam

medis

Rasio

9

Faklor-faklor

pencelus

Faklor-faklor yang

menyebabkan pasien

gagal janlung kongeslif

mengalami rawal inap

Rekam

medis

Dala lengkap di

dalam

rekam

(39)

ulang

10

Survival/Ha

sil akhir

klinis

Kondisi lerakhir pasien

gagal janlung kongeslif

selelah keluar dari

rumah sakil

Rekam

medis

neninggal

dunia

Sembuh

Pulang paksa

(40)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelilian ini bersifal deskriplif observasional dengan desain penelilian

yailu

cross sectional relrospeklif, dimana penelili menggunakan rekam medis unluk

mengelahui karaklerislik dan faklor yang mempengaruhi kejadian rawal inap ulang

pasien gagal janlung kongeslif.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan dala penelilian ini dilakukan di Rumah Sakil Umum Pusal Haji

Adam nalik nedan pada bulan Seplember 2013. Rumah sakil ini dipilih karena

merupakan rumah sakil lipe A dan menjadi rumah sakil rujukan ulama unluk wilayah

Sumalera Ulara dan sekilarnya.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelilian ini adalah seluruh pasien gagal janlung kongeslif yang

lercalal dalam rekam medis di Rumah Sakil Umum Pusal Haji Adam nalik nedan

pada Januari sampai Desember 2012.

4.3.2 Sampel

Sampel penelilian ini diambil dengan menggunakan melode Total Sampling,

dimana semua subjek di populasi yang memenuhi krileria inklusi dan eksklusi

dimasukkan ke dalam sampel penelilian.

Adapun krileria dalam penelilian ini adalah :

1.

Krileria Inklusi

a.

Pasien gagal janlung kongeslif yang memiliki riwayal rawal inap

ulang, dimana rawal inap sebelumnya juga disebabkan oleh

penyakil gagal janlung kongeslif.

(41)

4.5 Metode Pengumpulan Data

[image:41.612.111.496.279.651.2]

Jenis dala yang dikumpulkan dalam penelilian ini adalah dala sekunder, yailu

dala yang diperoleh dari bagian inslalasi rekam medis Rumah Sakil Umum Pusal Haji

Adam nalik nedan. Pengumpulan dala akan dilakukan dengan melode observasi

menggunakan rekam medis.

Gambar 4.1 Alur kerja penelilian

Rekam medis pasien gagal janlung kongeslif di RSUP H. Adam nalik nedan

Krileria inklusi

Karaklerislik

Sosiodemografi

o

Usia

o

Jenis Kelamin

o

Slalus Pekerjaan

Klasifikasi gagal janlung

Frekuensi rawal inap ulang

Durasi rawal inap ulang

Faklor-faklor pencelus

Survival/Hasil Akhir Klinis

Pasien gagal janlung yang menjalani

rawal inap ulang selama 2012

(42)

4.6 Metode Analisis Data

(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelilian ini dilakukan di RSUP Haji Adam nalik nedan yang

berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,

Kecamalan nedan Tunlungan. Rumah Sakil ini merupakan rumah sakil

umum daerah wilayah sumalera ulara dan merupakan rumah sakil rujukan lipe

A. Pasien gagal janlung kongeslif di RSUP Haji Adam nalik nedan

berjumlah 780 orang. Pasien gagal janlung kongeslif yang mengalami rawal

inap ulang berjumlah 86 orang. Namun berdasarkan krileria inklusi dan

eksklusi maka sampel pada penelilian ini berjumlah 64 orang.

5.1.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Umur di RSUP H. Adam

nalik nedan Januari-Desember 2012

Umur

Persenlase (%)

20-40 lahun

31,3

41-60 lahun

50

>60 lahun

18,8

(44)

5.1.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H.

Adam nalik nedan Januari - Desember 2012

Jenis Kelamin

Persenlase (%)

Laki-laki

59,4

Perempuan

40,6

Berdasarkan label 5.2 dapal dilihal bahwa jenis kelamin laki-laki lebih

banyak mengalami rawal inap ulang dibanding perempuan, dimana 38 orang

pasien rawal inap ulang gagal janlung kongeslif (59,4%) ialah laki-laki,

sedangkan 26 orang (40.6%) ialah perempuan.

[image:44.612.193.454.403.516.2]

5.1.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Status Pekerjaan

Tabel 5.3 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Slalus Pekerjaan di RSUP

H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2012

Slalus Pekerjaan

Persenlase (%)

Honorer

1,6

IRT

18,8

Pensiun

7,8

Pelani

9,4

PNS

18,8

Belum Bekerja

10,9

Wiraswasla

32,8

(45)

5.1.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif

Tabel 5.4 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Klasifikasi Gagal Janlung

di RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2012

Klasifikasi Gagal Janlung

Persenlase (%)

II

28,1

III

64,1

IV

7,8

Berdasarkan label dialas dapal diperoleh bahwa yang paling banyak

mengalami rawal inap ulang ialah pasien gagal janlung kongeslif kelas III

dengan persenlase 64,1% (41 orang), kemudian kelas II dengan jumlah 18

orang (28,1%) dan kelas IV dengan jumlah 5 orang (7,8%).

5.1.6 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Gagal Jantung Kongestif

Tabel 5.5 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Penyebab Gagal Janlung di

RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013

Penyebab Gagal Janlung

Persenlase (%)

CAD

31,3

CAD + Cardiomiopathy

1,6

CAD + HHD

15,6

CAD + Kelainan Kalup

1,6

Cardiomiopathy

6,3

HHD

6,3

Kelainan Kalup

36

Kelainan Kalup + HHD

1,6

(46)

HHD masing-masing berjumlah 1 orang (1,6%).

Cardiomiopathy

saja dan

HHD saja masing-masing 4 orang (6,3%).

5.1.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Frekuensi Rehospitalisasi

Tabel 5.6 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Frekuensi Rawal Inap di

RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013

Frekuensi Rawal Inap Ulang

Persenlase (%)

1

81,3

2

14,1

3

1,6

5

1,6

6

1,6

Berdasarkan label dialas dapal dilihal bahwa frekuensi rawal inap

ulang yang paling banyak dalam selahun di RSUP H. Adam nalik lahun 2012

ialah 1 kali rawal inap ulangan dengan jumlah pasien 52 orang (81,3%).

Kemudian rawal inap ulang 2 kali sebanyak 9 orang (14,1%). Rawal inap 3

kali, 5 kali dan 6 kali masing-masing sebanyak 1 orang (1,6%).

(47)
[image:47.612.100.528.175.551.2]

Tabel 5.7

Dislribusi menurul kejadian rawal inap ulang dan variabel

independen di RSUP Haji Adam nalik nedan

Januari-Desember 2012

No.

Variabel

Kalegori

Frekuensi Rawal

Inap Ulang

OR

Value

p

1X (%) > 1X (%)

1. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

84,2

76,9

15,8

23,1

1,6

0,463

2. Usia

<40 Tahun

>40 Tahun

84,1

75

15,9

25

0,568

0,388

3 Aklivilas Fisik

Kelerbalasan

Tanpa Kelerbalasan

77,8

82,6

22,2

17,4

0,737

0,656

4 Slalus

Pekerjaan

Bekerja

Tidak Bekerja

83,3

80

16,7

20

0,8

0,741

5 Lama

Rehospilalisasi

<7Hari

>7 Hari

79,1

82,5

20,8

17,5

0,806

0,741

6 Penyebab

Gagal Janlung

CAD

Non CAD

81,3

81,3

18,8

18,8

1

1

7 Penyebab

Rehospilalisasi

Kardiovaskular

Non Kardiovaskular

84,4

78,1

15,6

21,9

1,512

0,522

(48)
[image:48.612.152.485.208.551.2]

5.1.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Rawat Inap Ulang

Tabel 5.8

Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Penyebab Rawal Inap

Ulang di RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember

2013

Penyebab Rawal Inap Ulang

Persenlase (%)

AKI

1,6

ALI

1,6

APS

1,6

Alrial Fibrilasi

17,2

Bronkilis

1,6

Demam Reumalik Recurrenl

6,3

Edema Paru

1,6

Efusi Pleura

7,8

Hiperlensi

1,6

Inloksikasi Digilalis

1,6

NSTEnI

4,7

Percutaneous Cardiac Intervention

7,8

Pneumonia

15,6

Pneumonia + AKI

3,1

Pneumonia + Alrial Fibrilasi

1,6

Pneumonia + Sepsis

1,6

PPOK

3,1

Coronary Artery Bypass Grafting

4,7

Sepsis

3,1

STEnI

4,7

TB Paru

4,7

TB Paru + Alrial Fibrilasi

1,6

Trombosis Koroner

1,6

(49)

diserlai alrial fibrilasi 1 pasien (1,6%). 1 orang pasien menjalani rawal inap

ulang akibal edema paru, 5 orang pasien (7,8%) akibal efusi pleura dan 1

orang akibal bronkilis.

Salah salu penyebab paling sering pasien gagal janlung kongeslif

kembali menjalani rawal inap ulang ialah alrial fibrilasi, dimana dilemukan 11

orang pasien (17,2%), Kelainan kardiovaskular lain seperli demam reumalik

recurrent sebanyak 4 pasien (6,3%), STEnI dan NSTEnI masing-masing 3

orang pasien (4,7%), hiperlensi krisis 1 orang, lrombosis koroner 1 orang, dan

Acute Limb Injury 1 orang (1,6%).

Selain kelainan kardio-respirasi penyebab lain ialah

Acute Kidney

Injury

1 orang,

Antiphospholipid syndrome 1 orang,

Liver Congestion

1

orang, dan inloksikasi digilalis 1 orang . Kemudian inlervensi medis juga

mengharuskan seorang pasien gagal janlung kongeslif unluk mengalami rawal

inap ulang seperli PCI dan CABG (Coronary artery Bypass Grafting).

Dimana ada 5 orang pasien (7,8%) dengan PCI dan 3 pasien (4,7%) dengan

CABG.

5.1.9 Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil Akhir Klinis

Tabel 5.9

Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan

Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Hasil Akhir Klinis di

RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013

Hasil Akhir Klinis

Persenlase (%)

Pindah Rumah Sakil

1,6

Dapal Berobal Jalan

85,9

Pulang Paksa

3,1

neninggal Dunia

9,4

(50)

5.1.10 Lama Rawatan Rata-Rata Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan

Rawat Inap Ulang

Tabel 5.10

Lama Rawalan Rala-Rala Pasien Gagal Janlung Kongeslif

dengan Rawal Inap Ulang di RSUP H. Adam nalik nedan

Januari - Desember 2013

Lama Rawalan Rala-Rala

Penderila Gagal Janlung dengan Rawal Inap Ulang

nean

10.97

Slandard Deviasi

8.670

Varian

75.174

Nilai naksimum

53

Nilai ninimum

2

Berdasarkan label dialas dapal diperoleh bahwa lama rawalan rala-rala

pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang ialah 11 hari. Lama

rawalan paling lama yailu 53 hari dan paling cepal yailu 2 hari.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Prevalensi Rawat Inap Ulang Pasien Gagal Jantung Kongestif

(51)

5.2.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Umur

Usia menjadi salah salu faklor resiko unluk kejadian rawal inap ulang.

Selain ilu usia juga menjadi salah salu unsur yang menenlukan prognosis

pasien gagal janlung kongeslif. Semakin berlambah usia maka akan semakin

berlambah pula resiko seseorang unluk menderila gagal janlung kongeslif

(Philbin dan Disalvo,2004). Tidak hanya penyakil janlung, penyakil yang

berhubungan dengan organ lubuh lainnya juga akan semakin renlan seiring

dengan perlambahan usia. Hal ini dikarenakan perubahan analomis, fisiologi

dan palologi analomi lubuh pada orang dengan usia lanjul (Farid, 2006).

Semakin berlambah usia maka semakin renlan pasien gagal janlung kongeslif

unluk mengalami rawal inap ulang.

Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa kelompok usia 21-40

lebih rendah prevalensinya dibanding kelompok usia 41-60 lahun. Kelompok

usia dialas 60 lahun lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia 41-60

lahun Perbedaan yang ada mungkin dikarenakan usia harapan hidup di

Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara maju. Sehingga jumlah

kasus yang dapal dilemukan pada usia dialas 60 lahun rendah.

(52)

5.2.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa prevalensi rawal inap

ulang pasien gagal janlung lebih banyak pada laki-laki (59,4%) dibanding

perempuan (40,6%). Rawal inap ulang pada laki-laki lebih banyak dibanding

perempuan karena prevalensi kejadian gagal janlung kongeslif lebih banyak

pada laki-laki dibanding perempuan (Krumholz, 2000). Sehingga prevalensi

rawal inap ulang pada laki-laki jelas lebih besar dibanding perempuan. Namun

penelilian ini relalif berbeda dengan penelilian najid (2010) dimana ia

memperoleh lidak ada hubungan yang signifikan anlara frekuensi rawal inap

ulang pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

5.2.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Status Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelilian diperoleh pasien gagal janlung kongeslif

dengan rawal inap ulang di RSUP Haji Adam nalik nedan memiliki

perkerjaan/mala pencaharian yailu Wiraswasla (32,2%), PNS (18,8%), Pelani

(9,4%), dan honorer (1,6%). Persenlase lerbanyak ialah wiraswasla.

Semenlara yang lidak bekerja sebanyak 37,5% dianlaranya ialah ibu rumah

langga (18,8%), Pensiunan (7,8%) dan belum bekerja (10,9%) seperli

mahasiswa dan pelajar.

(53)

5.2.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Gagal Jantung

Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa Coronary artery disease

(CAD) lermasuk penyebab paling sering dari kejadian gagal janlung kongeslif

dengan persenlase 31,3%. Sedangkan CAD yang diserlai hiperlensi, kelainan

kalup dan

cardiomiopathy berjumlah 18,8%. Secara keseluruhan penyakil

gagal janlung kongeslif yang disebabkan oleh CAD berjumlah 50,1%, yang

berarli bahwa salu dari dua pasien gagal janlung kongeslif disebabkan oleh

CAD alau PJK. Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Doughly dan

While (2007), dimana mereka memperoleh dua per liga pasien gagal janlung kongeslif

disebabkan oleh CAD.

Hiperlensi merupakan salah salu faklor yang cukup berpengaruh lerhadap

kejadian gagal janlung kongeslif. Berdasarkan hasil penelilian Waly (2012) diperoleh

bahwa 66,5% pasien gagal janlung memiliki riwayal hiperlensi. Hal serupa juga

diperoleh dari penelilian Hellerman

et. al. (2003) dimana 50% pasien gagal janlung

memiliki riwayal hiperlensi. Semenlara dari hasil penelilian ini diperoleh bahwa pasien

gagal janlung kongeslif yang disebabkan faklor hiperlensi hanya berjumlah 23,5%.

Namun hasil ini mendekali leori yang dikemukan Kumar (2009) dalam

Clinical

Medicine Ed 7

th

dimana 15-20% pasien gagal janlung diakibalkan oleh hiperlensi.

Dari hasil penelilian, kelainan kalup menjadi penyebab yang cukup

banyak. Dilemukan 36% pasien dengan kelainan kalup sedangkan 3,2%

lainnya yailu kelainan kalup diserla dengan HHD dan CAD. Kemudian dari

hasil penelilian dilemukan pula sekilar 17,2% pasien gagal janlung yang

menjalani rawal inap ulang berusia 21-30 lahun. Adapun pada kelompok usia

ini kelainan kalup yang paling sering menyebabkan gagal janlung kongeslif

ialah Penyakil Janlung Reumalik.

(54)

lermasuk dalam jenis

dilated

cardiomiopathy. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Kumar (2009) dalam Clinical Medicine Ed 7

th

. Selain ilu Lip et.al.

(2000) juga memperoleh hasil yang sama yailu

dilated

cardiomiopathy sebagai

penyebab paling sering kejadian gagal janlung kongeslif dari berbagai jenis

cardiomiopathy.

Dari hasil penelilian ini dapal dikalakan bahwa penyebab gagal

janlung kongeslif yang paling sering ialah Penyakil janlung koroner kemudian

diikuli hiperlensi dan kelainan kalup.

5.2.6 Distribusi Proporsi Berdasarkan Klasifikasi Gagal Jantung

nenurul penelilian najid (2010) semakin linggi derajal gagal janlung

kongeslif maka akan semakin besar resiko seseorang unluk menjalani rawal

inap ulang. Kemudian menurul Tsucihashi et.al.(2001), semakin linggi derajal

dan semakin lama dirawal inap maka semakin besar resiko lerjadinya rawal

inap ulang.

Hal ini sesuai dengan hasil penelilian dimana rawal inap ulang pasien

gagal janlung kongeslif dengan derajal III sebesar 64,1%, derajal II sebesar

28,1% dan derajal IV sebesar 7,8%. Rawal inap ulang derajal III lebih banyak

dibanding derajal II. Namun derajal IV lebih rendah daripada derajal III dan

derajal II. Hal ini dikarenakan derajal IV yang merupakan lahap akhir dari

gagal janlung kongeslif sudah memiliki prognosis yang buruk dan angka

harapan hidup yang rendah. Sehingga jarang dilemukan pasien gagal janlung

kongeslif derajal IV yang masih berlahan hidup dan menjalani rawal inap

ulang.

5.2.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Frekuensi Rehospitalisasi

(55)

kongeslif unluk mengalami rawal inap ulang di RSUP Haji Adam nalik

selama januari hingga desember 2012 yang paling banyak ialah 1 kali

(81,3%). Hasil ini hampir sesuai dengan hasil penelilian National Institute for

Cardiovascular Outcome Research (NICOR), dimana 1 kali rawal inap ulang

akibal gagal janlung kongeslif sebanyak 79%. Sedangkan unluk 2 kali rawal

inap ulang akibal gagal janlung kongeslif sebanyak 15%. Hasil ini juga

mendekali angka yang diperoleh dari hasil penelilian ini yailu 14,1%.

5.2.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Rehospitalisasi

Pasien gagal janlung kongeslif renlan unluk mengalami rawal inap

ulang. Rawal inap ulang lerjadi akibal perburukan dari kondisi umum pasien.

Penyebab paling sering rawal inap ulang berdasarkan penelilian di RSUP Haji

Adam nalik ialah Pneumonia. Pneumonia saja sebagai penyebab rawal inap

ulang sebesar 15,6% sedangkan pneumonia diserlai dengan penyakil lain

(AKI, AF, Sepsis) sebesar 6,3%. Sehingga secara keseluruhan pneumonia

sebagai penyebab gagal janlung kongeslif sebesar 21,9%. Hal ini hampir

mendekali hasil penelilian Zaya (2012) yang mengalakan bahwa kejadian

rawal inap ulang pasien gagal janlung kongeslif akibal pneumonia sebesar

28%.

(56)

Alrial fibrilasi menjadi salah salu faklor yang mempengaruhi kejadian

rawal inap ulang. Dari hasil penelilian diperoleh 15,7% rawal inap ulang

akibal alrial fibrilasi. Berdasarkan European Hearl Journal (2010 Ed. 31)

lenlang alrial fibrilasi, pasien dengan alrial fibrilasi yang menjalani rawal inap

ulang sebesar 30%. Dimana alrial fibrilasi lersebul sebagian besar diderila

oleh pasien gagal janlung dan penyakil janlung koroner.

5.2.9 Lama Rawatan Rata-Rata Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan

Rawat Inap Ulang

Berdasarkan hasil penelilian

National Institute for Cardiovascular

Outcome Research

(NICOR) lama rawal inap rala-rala pasien gagal janlung

kongeslif adalah 11 hari, sedangkan lama rawal inap ulang rala-rala adalah 13

hari. Dari hasil penelilian ini diperoleh bahwa lama rawal inap rala-rala yailu

11 hari, lerjadi perbedaan dua hari dengan hasil yang dikemukan oleh NICOR.

Hasil penelilian Tsuchihashi (2001) bahkan menunjukan perbedaan yang

signifikan, dimana lama rawalan rala-rala adalah 34 hari.

5.2.10 Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil Akhir Klinis

(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelilian ini adalah :

1.

Prevalensi rawal inap ulang pasien gagal janlung kongeslif adalah 86

orang (11%).

2.

Pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang yang paling

banyak adalah jenis kelamin laki-laki.

3.

Dislribusi proporsi pasien gagal jan

Gambar

Gambar 3.1.  Bagan kerangka konsep penelilian
Gambar 4.1 Alur kerja penelilian
Tabel 5.3  Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Tabel 5.7 Dislribusi menurul kejadian rawal inap ulang dan variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata total keseluruhan biaya obat per pasien (dalam ribuan) selama perawatan pada pasien gagal jantung kongestif di Instalasi rawat inap RSUD Dr. Rata-rata biaya obat

“ TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER

Etiologi terbanyak gagal jantung kongestif pada pasien yang dirawat di unit rawat kardiovaskular RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2012 adalah penyakit jantung koroner,

Metode : Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan desain studi case series yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien gagal

Metode : Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan desain studi case series yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien gagal

jantung pasien yang jatuh menjadi kondisi gagal jantung dan masih kurangnya. laporan mengenai gambaran gagal jantung kongestif

Kesimpulan: Sebagai kesimpulan, tidak didapatkan korelasi yang signifikan secara statistic antara status besi dan kelas fungsional NYHA pada pasien gagal jantung yang dirawat inap

faktor yang menyebabkan rawat inap ulang pada pasien gagal jantung kongestif. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk