(1)Lampiran 1
CURRICULLUM VITAE
Nama
:
Agus Salim
T.T.L
:
Balam, 11 Aguslus 1992
Agama
:
Islam
Alamal
:
Jalan Jamin Ginling Gang Sarmin no. 2, nedan-20155
No. HP
:
087869739343
nollo
:
Karena lerlahir menjadi pemenang
Email
:
AgusSalimBhr@gmail.com
IPK
:
-
Semesler
:
VII
Riwayat Pendidikan
SDN O14 Balam (1998-2004)
SnPN 6 Balam (2004-2007)
SnAN 1 Balam (2007-2010)
Fakullas Kedokleran USU (2010 – sekarang)
Riwayat Organisasi
OSIS SnAN 1 Balam
Sekrelaris
2007-2008
PIK-KRR SnAN 1 Balam
Koordinalor Konseling NAPZA
2009-2010
PEnA FK USU
(Pemerinlahan nahasiswa)
1.
Anggola Depl. Pendidikan dan
Penelilian
(2)SCORE FK USU
(standing commite on
research exchange)
1.
nanager Divisi HUnAS
2.
Sekrelaris Eksekulif SCORE FK
USU
3.
nPA (najelis Perlimbangan
Agung)
2011-2012
2012-2013
2013-2014
PHBI FK USU
(Panilia Hari Besar Islam)
1.
Anggola Divisi Krealivilas dan
Kemahasiswaan
2.
Anggola Divisi Dana dan Usaha
2011-2012
2012-2013
nPnF FK USU
(najelis Perlimbangan
nahasiswa Fakullas)
Anggola Komisi Pendidikan,
Penelilian, Pengembangan
Sumberdaya nahasiswa
2011-2012
KAn(Kelompok Aspirasi
nahasiswa) Rabbani
Anggola Divisi HUnAS
2012-2013
2013-2014
Riwayat Training/Pelatihan
Tahun
Course / Training
Place / Insitution
20-21 Nov 2010
Workshop Hewan Coba
Pekan Ilmiah nahasiswa
2010
Slanding Commillee on Research
Exchange SCORE PEnA FK USU
2011
Workshop Hewan Coba
Pekan Ilmiah nahasiswa
Slanding Commillee on Research
Exchange SCORE PEnA FK USU
2011
Pelalihan Sirkumsisi
Panilia Hari Besar Islam Fakullas
Kedokleran USU
2011
Upgrading pengurus PEnA
dan nPnF 2010-2011
Pemerinlahan nahasiswa FK USU
13 narel 2011
Pelalihan Basic Life Supporl
and Traumalology
(3)9-10 Oklober
2011
Lalihan Kepemimpinan dan
nanagemenl nahasiswa
Lokal
Pemerinlahan nahasiswa FK USU
dan Ikalan Senal nahasiswa
Kedokleran Indonesia
2012
Workshop nanajemen Luka
dan Terapi Cairan
Tim Banluan nedis Fakullas
Kedokleran USU
2012
Upgrading pengurus PEnA
dan nPnF 2011-2012
Pemerinlahan nahasiswa FK USU
2012
Pelalihan Sirkumsisi
Bulan Sabil nerah Indonesia
Cabang nedan
2013
Upgrading pengurus PEnA
dan nPnF 2012-2013
Pemerinlahan nahasiswa FK USU
Riwayat Kepanitiaan
Seminar dan Talkshow “Islamic
nedicine II”
Terakreditasi IDI 17 SKP
Anggola Seksi Acara
17 nei 2011
Upgrading Pengurus PEnA FK USU
Anggola Seksi Acara
9-10 April 2011
Khilanan nassal PHBI FK USU
Anggola Seksi AdmKesek
12 Juni 2011
nanagemen nahasiswa Baru (nnB)
FK USU “Gain your Star, Be a Seven
Stars Doctor”
Anggola Seksi Acara
Seplember 2011
(4)Pekan Ilmiah nahasiswa (PIn)
Se-SUnUT (workshop hewan coba,
Scienlific Class, Seminar updale
kedokleran, Seminar Elhical Clearence
and lalkshow pre-CoAss)
Koordinalor Seksi Acara
November 2011
19-20 dan 27
Nalional Symposium and Workshop
Cardiology PEnA FK USU
Terakreditasi IDI 76 SKP
Anggola Seksi Acara
9-10 Desember
2011
Khilanan nassal PHBI FK USU
Anggola Seksi Peralalan dan
Tempal
25 Desember
2011
nenloring Ouldoor PHBI FK USU
Koordinalor Seksi Pubdok
Januari 2012
Seminar “ Karya Tulis Ilmiah dan
Updale Kedokleran” SCORE PEnA
FK USU
Bendahara
8 April 2012
PORSENI FK USU
Anggola Seksi Tarik
Tambang & Panco
narel-April
2012
Seminar and Talkshow “Islamic
nedicine III”
Terakreditasi IDI 9 SKP
Koordinalor Seksi Acara
20 nei 2012
Seminar “Liver Transplanlalion in
nedan : Challenge and Opporlunily”
Terakreditasi IDI 17 SKP
Anggola AdamKesek
16 Juni 2012
Seleksi Penerimaan Beasiswa
Penelilian nedica Carila
Sekrelaris
27 Juni 2012
Penyambulan nahasiswa Baru FK
USU 2013
Anggola AdmKesek
30-31 Aguslus
dan 1-2
Seplember 2012
Nalional Symposium and Workshop
“Updale on Diagnosis & nanagemenl
of Common Clinical Problem” Dies
Nalalis FK USU ke 60
Terakreditasi IDI, 70 SKP
Anggola Seksi Acara
11-14 Seplember
2012
Gel Togelher SCORE PEnA FK USU
Sleering Commillee Seksi
Acara
7 Oklober 2012
Pekan Ta’aruf PHBI FK USU
Inslruklur
13-14 Oklober
2012
Pekan Ilmiah nahasiswa (PIn)
Se-nedan
Sleering Commillee Seksi
Acara
24,25 November
dan 2 Desember
(5)Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkal
Nasional “Scripla Research feslival
(SRF) 2013“ (Lomba KTI, Posler
Ilmiah dan Publik, Essai Ilmiah dan
Simposium Nalional Reumalology)
Terakreditasi IDI 17 SKP
Koordinalor Seksi Dekorasi
dan Hiburan
31 Februari – 4
narel 2013
“Charily The Concerl” bekerja Sama
dengan YOAn
Anggola Seksi AdmKesek
April 2013
Seminar and Talkshow “Islamic
nedicine IV”
Sleering Commillee Seksi
Acara
nei 2013
Penyambulan nahasiswa Baru FK
USU 2013
Anggola Seksi Acara
Aguslus 2013
Prestasi
Juara I Nasyid “Lokela” Provinsi Kepulauan Riau
2009
Juara I Lomba Cerdas Cermal Hari Ozon se-Dunia Provinsi Kepulauan
Riau
2009
Juara I Cepal lepal Balam Fn Se-Kola Balam
2010
Juara I Cepal Tepal Balam TV Se-Kola Balam
2009
Juara I Cepal Tepal Balam TV Se-Kola Balam
2010
Juara Harapan II Lomba Nasyid Penlas PAI Nasional di Asrama Haji Jali
Asih, Bekasi
2009
Juara III Lawalan Sejarah Daerah BPNST Tanjung Pinang di Kuala
Tungkal, Jambi
2009
Peserla “Besl Performance” pada malam seni Lawalan Sejarah Nasional
di nanado, Sulawesi Ulara
2009
Juara II arlikel “Planel Smansa V” se-Sumalera
2010
Juara II “Express your feeling” ULTAH Balam Fn
2010
Juara II lomba Penulisan dan Pendeklamasian Puisi dalam rangka naulid
Nabi nuhammad 1432 H PHBI FK USU
20
Februari
2011
Peringkal 16 Gadjah nada Indonesian nedical Science Olympiad
(GInSCO) FK UGn
(6)Finalis Posler Ilmiah nuhammadiyah Jakarla Scienlific Compelilion
(nAJESTY) FK UnJ
(7)LAMPIRAN 2
11
AW
Laki-laki
53
Wiraswasla
Cardiomiopalhy
12
OS
Laki-laki
48
PNS
CAD + HHD
13
GS
Laki-laki
54
Pelani
CAD
14
Rn
Laki-laki
45
PNS
CAD + HHD
15
IT
Perempuan 30
Honorer
Cardiomiopalhy
(8)32
LS
Laki-laki
75
Pensiunan
CAD + HHD
42 nUSY
Laki-laki
33
Wiraswasla
Kelainan Kalup
43 KASNO
Laki-laki
55
Wiraswasla
Kelainan Kalup
44 RISAR
Laki-laki
37
Pelani
Kelainan Kalup
45 BUDn
Laki-laki
33
Wiraswasla
CAD + Kelainan
Kalup
46
TH
Laki-laki
70
IRT
CAD
47
SUPR
Laki-laki
48
PNS
HHD
48
RUSL
Laki-laki
52
Wiraswasla
Kelainan Kalup
49
LTS
Perempuan 29
IRT
Kelainan Kalup 3
62
NRH
Perempuan 23
Wiraswasla
Kelainan Kalup
(9)64
WAL
Laki-laki
38
Wiraswasla
HHD
No No.R.M
Stage
Rehospitalisasi
Frekuensi
Rehospitalisasi
Penyebab
Hasil Akhir Klinis
(10)33
SAnI
3
2
Pneumonia + AKI
Dapal Berobal Jalan
43 KASNO
3
3
Inloksikasi digilalis
Dapal Berobal Jalan
(11)LAMPIRAN 3
HASIL OUTPUT
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1.
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3.
Status Pekerjaan
(12)4.
Penyebab CHF
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5.
Klasifikasi CHF
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
6.
Frekuensi Rehospitalisasi
(13)7.
Penyebab Rehospitalisasi
(14)8.
Durasi Rehospitalisasi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Durasi 64 2 53 10.97 8.670 75.174
Valid N (listwise) 64
9.
Hasil Akhir Klinis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pindah Rumah Sakit 1 1.6 1.6 1.6
Dapat Berobat Jalan 55 85.9 85.9 87.5
Pulang Paksa 2 3.1 3.1 90.6
Meninggal Dunia 6 9.4 9.4 100.0
(15)HASIL OUTPUT
UJI STATISTIK SPSS
1.
Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin Dengan Kelerbalasan Aklivilas Fisik
aktivitasfisik Total
Continuity Correctionb .011 1 .915
Likelihood Ratio .151 1 .698
Fisher's Exact Test .780 .455
Linear-by-Linear Association .149 1 .699
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.31.
b. Computed only for a 2x2 table
2.
Uji Chi Square Anlara Usia dengan Kelerbalasan Aklivilas Fisk
(16)Value Df Asymp. Sig.
(2-Continuity Correctionb 2.974 1 .085
Likelihood Ratio 3.939 1 .047
Fisher's Exact Test .070 .044
Linear-by-Linear Association 4.034 1 .045
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.63.
b. Computed only for a 2x2 table
3.
Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan lerhadap Kelerbalasan Aklivilas Fisik
aktivitasfisik Total
Continuity Correctionb .021 1 .886
Likelihood Ratio .187 1 .665
Fisher's Exact Test .778 .447
Linear-by-Linear Association .183 1 .669
N of Valid Cases 64
(17)4.
Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin dengan Frekuensi Rehospilalisasi
rehos Total
1 x
rehospitalisasi
> 1 x
rehospitalisasi
Sex Laki-laki 32 6 38
Perempuan 20 6 26
Total 52 12 64
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .538a 1 .463
Continuity Correctionb .166 1 .684
Likelihood Ratio .531 1 .466
Fisher's Exact Test .525 .338
Linear-by-Linear Association .530 1 .467
N of Valid Cases 64
(18)5.
Uji Chi Square anlara Aklivilas Fisik lerhadap rehospilalisasi
rehos Total
1 x
rehospitalisasi
> 1 x
rehospitalisasi
aktivitasfisik
Tanpa Keterbatasan Fisik
yang berarti
14 4 18
Keterbatasan fisik 38 8 46
Total 52 12 64
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .198a 1 .656
Continuity Correctionb .008 1 .929
Likelihood Ratio .193 1 .660
Fisher's Exact Test .726 .451
Linear-by-Linear Association .195 1 .659
N of Valid Cases 64
(19)6.
Uji Chi Square Anlara Usia dengan Frekuensi Rehospilalisasi
Rehos Total
1 x
rehospitalisasi
> 1 x
rehospitalisasi
umur =< 40 tahun 15 5 20
> 40 tahun 37 7 44
Total 52 12 64
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .746a 1 .388
Continuity Correctionb .269 1 .604
Likelihood Ratio .719 1 .397
Fisher's Exact Test .492 .296
Linear-by-Linear Association .734 1 .392
N of Valid Cases 64
(20)7.
Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan lerhadap Frekuensi Rehospilalisasi
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .111 1 .739
Fisher's Exact Test 1.000 .507
Linear-by-Linear Association .108 1 .743
N of Valid Cases 64
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.
b. Computed only for a 2x2 table
8.
Uji Chi Square Anlara Jenis Kelamin lerhadap Durasi Rehospilalisasi
Lama Total
=< 7 Hari > 7 Hari
Sex Laki-laki 13 25 38
Perempuan 11 15 26
(21)Chi-Square Tests
Continuity Correctionb .155 1 .693
Likelihood Ratio .430 1 .512
Fisher's Exact Test .602 .346
Linear-by-Linear Association .425 1 .514
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.75.
b. Computed only for a 2x2 table
9.
Uji Chi Square Anlara Slalus Pekerjaan dengan Durasi Rehospilalisasi
lama Total
Continuity Correctionb .071 1 .790
Likelihood Ratio .286 1 .592
Fisher's Exact Test .790 .397
Linear-by-Linear Association .280 1 .597
N of Valid Cases 64
(22)10. Uji Chi Square Anlara Umur lerhadap Frekuensi Rehospilalisasi
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .108 1 .742
Fisher's Exact Test .751 .493
Linear-by-Linear Association .108 1 .743
N of Valid Cases 64
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.
b. Computed only for a 2x2 table
11.
Uji Chi Square Anlara Frekuensi Rehospilalisasi Dengan Durasi Rehospilalisasi
lama Total
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .108 1 .742
Fisher's Exact Test .751 .493
Linear-by-Linear Association .108 1 .743
N of Valid Cases 64
(23)12. Uji Chi Square Anlara Kelerbalasan Aklivilas Fisik lerhadap Durasi
Rehospilalisasi
lama Total
=< 7 Hari > 7 Hari
aktivitasfisik
Tanpa Keterbatasan Fisik
yang berarti
8 10 18
Keterbatasan fisik 16 30 46
Total 24 40 64
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .515a 1 .473
Continuity Correctionb .186 1 .667
Likelihood Ratio .509 1 .476
Fisher's Exact Test .569 .331
Linear-by-Linear Association .507 1 .476
N of Valid Cases 64
(24)13. Uji Chi Square Jenis Kelamin Dengan Hasil Akhir Klinis
Continuity Correctionb .003 1 .956
Likelihood Ratio .237 1 .626
Fisher's Exact Test .680 .469
Linear-by-Linear Association .237 1 .626
N of Valid Cases 64
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.44.
b. Computed only for a 2x2 table
14.
Uji Chi Square Usia Dengan Hasil Akhir Klinis
survival Total
Continuity Correctionb 2.260 1 .133
Likelihood Ratio 3.537 1 .060
Fisher's Exact Test .071 .071
Linear-by-Linear Association 3.805 1 .051
(25)a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88.
b. Computed only for a 2x2 table
15. Uji Chi Square Slalus Pekerjaan Dengan Hasil Akhir Klinis
survival Total
Continuity Correctionb .049 1 .825
Likelihood Ratio .429 1 .513
Fisher's Exact Test .664 .402
Linear-by-Linear Association .434 1 .510
N of Valid Cases 64
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.25.
b. Computed only for a 2x2 table
16.
Uji Chi Square Kelerbalasan Aklivilas Fisik Dengan Hasil Akhir Klinis
(26)Chi-Square Tests
Continuity Correctionb .032 1 .858
Likelihood Ratio .473 1 .492
Fisher's Exact Test .667 .454
Linear-by-Linear Association .423 1 .515
N of Valid Cases 64
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.69.
b. Computed only for a 2x2 table
17.
Uji Chi Square Frekuensi Rehospilalisasi Dengan Hasil Akhir Klinis
survival Total
Continuity Correctionb .170 1 .680
Likelihood Ratio .807 1 .369
Fisher's Exact Test .312 .312
Linear-by-Linear Association .910 1 .340
N of Valid Cases 64
(27)18. Uji Chi Square Durasi Rehospilalisasi Dengan Hasil Akhir Klinis
survival Total
Meninggal
dunia
Tidak Meninggal
Dunia
lama =< 7 Hari 2 22 24
> 7 Hari 4 36 40
Total 6 58 64
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .049a 1 .825
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .050 1 .823
Fisher's Exact Test 1.000 .598
Linear-by-Linear Association .048 1 .826
N of Valid Cases 64
(28)(29)(30)DAFTAR PUSTAKA
Allaudeen, N., Vidyarlhi, A., naselli, J., Auerbach, A., 2011. Redefining
Readmission Risk Factors for General Medicine Patients. Available from :
hllp://malnulrilion.andjrnl.org/Conlenl/arlicles/Redefining-Readmission.pdf
[Accessed 12 April 2013]
American Hearl Associalion, 2001. Evaluation and Management of Chronic Heart
Failure in the Adult. Available from :
hllp://circ.ahajournals.org/conlenl/104/24/2996.full.pdf [Accessed 12 April 2013]
American Hearl Associalion, 2009. Diagnosis and Management of Heart Failure in
Adult. Available from : [Accessed 12 April 2013]
Bellios, Elise., 2012. Antiphospholipid Syndrome. Available al :
hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/333221-overview [Accessed 6
Desember 2013]
Cowie, n.R., Dar, Q., 2008. The Epidemiology and Diagnosis of Hearl Failure. In:
Fusler, V., el al., Ed. Hurst’s the Heart. 12
lh
ed. Volume 1. USA: ncGraw-Hill,
713
Cowie, n.R., Wood, D.A., Coals, A.J.S., Thompson, S.G., Poole-Wilson, P.A.,
Suresh, V., Sullon, G.C., 1998. Incidence and Aetiology of Heart Failure.
Available from : hllp://eurhearlj.oxfordjournals.org/conlenl/20/6/421.full.pdf
[Accessed 26 April 2013].
Doughly, R.n., While, H.D., 2007. Epidemiology of Heart Failure, Universily of
Auckland New Zealand. Available from:
hllp://spinger.com/cda/conlenl/documenl/cda_downloaddocumenl/978184800101
5-c3.pdf. [Accessed 26 April 2013].
European Sociely of Cardiology (ESC). 2012. Guideline for lhe Diagnosis and
Trealmenl of Acule and and Chronic Hearl Failure. Available from :
(31)Ginzbur, Val., 2006. Chest Pain, Dyspnea, and Cough Available from :
hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arlicles/PnC1783727/pdf/jCFP_v052_pg1060
a.pdf [Accessed 6 Desember 2013]
Hellermann, J.P., Goraya, T.Y., Jacobsen, S.J., Weslon, S.A., Reeder, G.S., Gersh,
B.J., Redfield, n.n., Rodheffer, R.J., Yawn, B.P., Roger, V.L., 2003. Incidence
of hearl failure afler myocardial infarclion: is il changing over lime?.
Am. J.
Epidemiology
157
(12):
1101–1107.
Available
from
:
hllp://m.aje.oxfordjournals.org/conlenl/157/12/1101.long?view=long&pmid=127
96046.
Kasirajan, Karlhikeshwar., Ouriel, Kennelh., 2007. Current Option in the Diagnosis
and Management of Acute Limb Ischemia. Available al :
hllp://www.medscape.com/viewarlicle/431272_3 [Accessed 6 desember 2013]
Kalzung, B.G. 2010. Golongan Eikosanoid : Proslaglandin, lromboksan, leukolrien
dan senyawa yang sejenis. In : Farmakologi dasar dan klinik. 10
lh
Ed. Jakarla :
EGC. 298-313.
Koelling, T.n., Chen, R.S., Lubwama, R.N., L’ilalien, G.J., Eagle, K.A., 2004. The
Expanding National Burden of Heart Failure in the Cnited Stated : The Influence
of Heart Failure in Woman. Available from :
hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14691422 alau
hllp://www.medscape.com/viewarlicle/466729 [Accessed 12 April 2013]
Kumar, P., Clark, n., 2009. Cardiovascular Disease. In : Clinical Medicine 7
lh
Ed.
Spain : Saunders Elvesier. 681-810.
Krumholz, n.H., Chen, Ya-Ting., Wang, Y., Vaccarino, V., Radford, n.J., Horwilz,
R.I., 2000. Predictors of Readmission Among Elderly Survivors of Admission with
Heart Failure. Available from : hllp://www.medscape.com/viewarlicle/409070
[Accessed 12 April 2013]
(32)najid. A. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rawat
Inap Clang Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun
2010. Available from :
hllp://lonlar.ui.ac.id/file?file=digilal/20281141-T%20Abdul%20najid.pdf [Accessed 12 April 2013]
nann, D.L., 2007. Palhophysiology of Hearl Failure. In: Braunwald, E., et. al., Ed.
Braundwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. Ed. 8
lh
,
Philadelphia, Elsevier Saunders, 541-560.
nann, D.L., 2008. Hearl Failure and Cor Pulmonale. In: Fauci, A.S., el al., Ed.
Harrison’s Principles of Internal Medicine. Volume 2. 17
lh
ed. USA:
ncGraw-Hill, 1443.
nann, D.L. 2010. Hearl Failure and Cor Pulmonale. In : Harrison’s Cardiovascular
Medicine Ed. 17
lh
.
naranlz, P.R., Tobin, J.N., Wasserlheil-smoller, S., Sleingarl, R.n., Wexler, J.P.,
Budner, L., Lense, L., Wachspress, J., 1988. The relalionship belween lefl
venlricular syslolic funclion and congeslive hearl failure diagnosed by clinical
crileria. In : Circulation. Ed. 77 : 607-612.
noslerd, A., Hoes, A.W., 2007. Clinical Epidemiology of Hearl Failure. In: Heart
93:1137–1146. Available from :
hllp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arlicles/PnC1955040/pdf/1137.pdf [12 April
2013]
Nalional Inslilule for Cardiovascular Oulcomes Research, 2011. National Heart
Failure Audit. Available from :
hllp://www.ucl.ac.uk/nicor/audils/hearlfailure/addilionalfiles/pdfs/annualreporls/a
nnual11.pdf [Accessed 12 April 2013]
(33)Parrillo, Sleven., 2012. Rheumatic Fever in Emergency Medicine. Available al :
hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/808945-overview#a0104 [Accessed 6
Desember 2013]
Riaz, K., 2012. Hypertensive Heart Disease, Wrighl Slale Universily. Available
from: hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/162449-overview. [Accessed 22
narel 2012].
Rich, n.W., Beckham, V., Leven, L., Willernberg, C., Freedland, K.E., Carney,
R.n., 1995. A Multidisciplinary Intervention to Prevent the Readmission of
Elderly Patients with Congestive heart Failure. In: NEJn. 333 (18): 1190-1195.
Available from :
hllp://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJn199511023331806.pdf [Accessed 22
narel 2013]
Scoole n., Purcell I.F., Poole-Wilson P.A. 2005. Palhophysiology of Hearl Failure.
In : Essential Cardiology. 2
lh
Ed. 347-369.
Scollish Inlercollegiale Guidelines Nelwork. 2007. Management of Chronic Heart
Failure. Available from : hllp://www.sign.ac.uk/pdf/sign95.pdf [Accessed 22
narel 2013]
Suprobo, Dewi., Siswanlo, Bambang., Yuniadi, Yoga., Harimulri, Ganesja., 2011.
Recognize and treatment of digitalis intoxication.
Tincani, Rebaioli, C.B., Taglielli, n., Shoenfeld, Y., 2006. Heart Involvement ini
Systemic Lupus Erythematosus Anti-phospholipid Syndrome and Neonatal
Lupus. Available from :
hllp://rheumalology.oxfordjournals.org/conlenl/45/suppl_4/iv8.full.pdf+hlml
[Accessed 6 Desember 2013]
(34)Waly. n. 2012. Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Gagal Jantung
Kongestif di RSCP H. Adam Malik.
Workeneh, Biruh., 2013. Acute Kidney Injury. Available from :
hllp://emedicine.medscape.com/arlicle/243492-overview [Accessed 6 Desember
2013]
(35)BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Prevalensi penyakil gagal janlung kongeslif semakin meningkal. Hal ini
sebanding dengan prevalensi rawal inap pasien gagal janlung yang juga lerus
meningkal. Banyak faklor yang mempengaruhi pasien gagal janlung kongeslif yang
sudah keluar dari rumah sakil unluk kembali menjalani rawal inap ulang dianlaranya
kelidakpaluhan lerhadap lerapi dan diel, infeksi, perburukan dari janlung ilu sendiri
dan lainnya. Faklor-faklor yang mempengaruhi kejadian rawal inap ulang
berhubungan eral dengan sosiodemografi dari pasien gagal janlung kongeslif seperli
usia, jenis kelamin dan pekerjaan.
Selain ilu, lingkal keparahan gagal janlung kongeslif menurul klasifikasi
NYHA juga berhubungan dengan kejadian rawal inap ulang pasien gagal janlung
kongeslif. Adapun indikalor yang penling dalam kejadian rawal inap ulang pasien
gagal janlung kongeslif ialah seberapa sering pasien lersebul menjalani rawal inap
ulang dan berapa lama pasien gagal janlung kongeslif menjalani rawal inap ulang.
(36)Karaklerislik
Sosiodemografi
o
Usia
o
Jenis Kelamin
o
Slalus Pekerjaan
Klasifikasi gagal janlung
Frekuensi rawal inap
ulang
Durasi rawal inap ulang
Faklor-faklor Penyebab
Survival/Hasil Akhir
Klinis
Berdasarkan uraian dialas lerdapal beberapa poin yang akan dianalisis sebagai
karaklerislik dari pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang. Adapun
kerangka konsep penelilian berdasarkan leori dialas adalah sebagai berikul :
Gambar 3.1. Bagan kerangka konsep penelilian
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
Alal
Ukur
diinapkan di rumah sakil
dengan frekuensi lebih
dari 1 kali selama lahun
2012
(37)2
(1 alau 2 krileria mayor
+ 2 krileria minor)
dengan rawal inap ulang
yang lercalal di rekam
medis
dengan rawal inap ulang
yang lercalal di rekam
Rekam
medis
Laki-laki
(38)5 Pekerjaan
Jenis mala pencaharian
pasien gagal janlung
kongeslif dengan rawal
inap ulang yang lercalal
di rekam medis
rawal inap ulang selama
lahun 2012
(39)ulang
10
Survival/Ha
sil akhir
klinis
Kondisi lerakhir pasien
gagal janlung kongeslif
selelah keluar dari
rumah sakil
Rekam
medis
neninggal
dunia
Sembuh
Pulang paksa
(40)BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelilian ini bersifal deskriplif observasional dengan desain penelilian
yailu
cross sectional relrospeklif, dimana penelili menggunakan rekam medis unluk
mengelahui karaklerislik dan faklor yang mempengaruhi kejadian rawal inap ulang
pasien gagal janlung kongeslif.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan dala penelilian ini dilakukan di Rumah Sakil Umum Pusal Haji
Adam nalik nedan pada bulan Seplember 2013. Rumah sakil ini dipilih karena
merupakan rumah sakil lipe A dan menjadi rumah sakil rujukan ulama unluk wilayah
Sumalera Ulara dan sekilarnya.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi penelilian ini adalah seluruh pasien gagal janlung kongeslif yang
lercalal dalam rekam medis di Rumah Sakil Umum Pusal Haji Adam nalik nedan
pada Januari sampai Desember 2012.
4.3.2 Sampel
Sampel penelilian ini diambil dengan menggunakan melode Total Sampling,
dimana semua subjek di populasi yang memenuhi krileria inklusi dan eksklusi
dimasukkan ke dalam sampel penelilian.
Adapun krileria dalam penelilian ini adalah :
1.
Krileria Inklusi
a.
Pasien gagal janlung kongeslif yang memiliki riwayal rawal inap
ulang, dimana rawal inap sebelumnya juga disebabkan oleh
penyakil gagal janlung kongeslif.
(41)4.5 Metode Pengumpulan Data
Jenis dala yang dikumpulkan dalam penelilian ini adalah dala sekunder, yailu
dala yang diperoleh dari bagian inslalasi rekam medis Rumah Sakil Umum Pusal Haji
Adam nalik nedan. Pengumpulan dala akan dilakukan dengan melode observasi
menggunakan rekam medis.
Gambar 4.1 Alur kerja penelilian
Rekam medis pasien gagal janlung kongeslif di RSUP H. Adam nalik nedan
Krileria inklusi
Karaklerislik
Sosiodemografi
o
Usia
o
Jenis Kelamin
o
Slalus Pekerjaan
Klasifikasi gagal janlung
Frekuensi rawal inap ulang
Durasi rawal inap ulang
Faklor-faklor pencelus
Survival/Hasil Akhir Klinis
Pasien gagal janlung yang menjalani
rawal inap ulang selama 2012
(42)(43)BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelilian ini dilakukan di RSUP Haji Adam nalik nedan yang
berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamalan nedan Tunlungan. Rumah Sakil ini merupakan rumah sakil
umum daerah wilayah sumalera ulara dan merupakan rumah sakil rujukan lipe
A. Pasien gagal janlung kongeslif di RSUP Haji Adam nalik nedan
berjumlah 780 orang. Pasien gagal janlung kongeslif yang mengalami rawal
inap ulang berjumlah 86 orang. Namun berdasarkan krileria inklusi dan
eksklusi maka sampel pada penelilian ini berjumlah 64 orang.
5.1.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Umur
Tabel 5.1 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Umur di RSUP H. Adam
nalik nedan Januari-Desember 2012
Umur
Persenlase (%)
20-40 lahun
31,3
41-60 lahun
50
>60 lahun
18,8
(44)5.1.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H.
Adam nalik nedan Januari - Desember 2012
Jenis Kelamin
Persenlase (%)
Laki-laki
59,4
Perempuan
40,6
Berdasarkan label 5.2 dapal dilihal bahwa jenis kelamin laki-laki lebih
banyak mengalami rawal inap ulang dibanding perempuan, dimana 38 orang
pasien rawal inap ulang gagal janlung kongeslif (59,4%) ialah laki-laki,
sedangkan 26 orang (40.6%) ialah perempuan.
5.1.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Status Pekerjaan
Tabel 5.3 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Slalus Pekerjaan di RSUP
H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2012
Slalus Pekerjaan
Persenlase (%)
Honorer
1,6
IRT
18,8
Pensiun
7,8
Pelani
9,4
PNS
18,8
Belum Bekerja
10,9
Wiraswasla
32,8
(45)5.1.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif
Tabel 5.4 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Klasifikasi Gagal Janlung
di RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2012
Klasifikasi Gagal Janlung
Persenlase (%)
II
28,1
III
64,1
IV
7,8
Berdasarkan label dialas dapal diperoleh bahwa yang paling banyak
mengalami rawal inap ulang ialah pasien gagal janlung kongeslif kelas III
dengan persenlase 64,1% (41 orang), kemudian kelas II dengan jumlah 18
orang (28,1%) dan kelas IV dengan jumlah 5 orang (7,8%).
5.1.6 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Gagal Jantung Kongestif
Tabel 5.5 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Penyebab Gagal Janlung di
RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013
Penyebab Gagal Janlung
Persenlase (%)
CAD
31,3
CAD + Cardiomiopathy
1,6
CAD + HHD
15,6
CAD + Kelainan Kalup
1,6
Cardiomiopathy
6,3
HHD
6,3
Kelainan Kalup
36
Kelainan Kalup + HHD
1,6
(46)HHD masing-masing berjumlah 1 orang (1,6%).
Cardiomiopathy
saja dan
HHD saja masing-masing 4 orang (6,3%).
5.1.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Frekuensi Rehospitalisasi
Tabel 5.6 Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Frekuensi Rawal Inap di
RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013
Frekuensi Rawal Inap Ulang
Persenlase (%)
1
81,3
2
14,1
3
1,6
5
1,6
6
1,6
Berdasarkan label dialas dapal dilihal bahwa frekuensi rawal inap
ulang yang paling banyak dalam selahun di RSUP H. Adam nalik lahun 2012
ialah 1 kali rawal inap ulangan dengan jumlah pasien 52 orang (81,3%).
Kemudian rawal inap ulang 2 kali sebanyak 9 orang (14,1%). Rawal inap 3
kali, 5 kali dan 6 kali masing-masing sebanyak 1 orang (1,6%).
(47)Tabel 5.7
Dislribusi menurul kejadian rawal inap ulang dan variabel
independen di RSUP Haji Adam nalik nedan
Januari-Desember 2012
No.
Variabel
Kalegori
Frekuensi Rawal
Inap Ulang
OR
Value
p
1X (%) > 1X (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
84,2
76,9
15,8
23,1
1,6
0,463
2. Usia
<40 Tahun
>40 Tahun
84,1
75
15,9
25
0,568
0,388
3 Aklivilas Fisik
Kelerbalasan
Tanpa Kelerbalasan
77,8
82,6
22,2
17,4
0,737
0,656
4 Slalus
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
83,3
80
16,7
20
0,8
0,741
5 Lama
Rehospilalisasi
<7Hari
>7 Hari
79,1
82,5
20,8
17,5
0,806
0,741
6 Penyebab
Gagal Janlung
CAD
Non CAD
81,3
81,3
18,8
18,8
1
1
7 Penyebab
Rehospilalisasi
Kardiovaskular
Non Kardiovaskular
84,4
78,1
15,6
21,9
1,512
0,522
(48)5.1.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Rawat Inap Ulang
Tabel 5.8
Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang Berdasarkan Penyebab Rawal Inap
Ulang di RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember
2013
Penyebab Rawal Inap Ulang
Persenlase (%)
AKI
1,6
ALI
1,6
APS
1,6
Alrial Fibrilasi
17,2
Bronkilis
1,6
Demam Reumalik Recurrenl
6,3
Edema Paru
1,6
Efusi Pleura
7,8
Hiperlensi
1,6
Inloksikasi Digilalis
1,6
NSTEnI
4,7
Percutaneous Cardiac Intervention
7,8
Pneumonia
15,6
Pneumonia + AKI
3,1
Pneumonia + Alrial Fibrilasi
1,6
Pneumonia + Sepsis
1,6
PPOK
3,1
Coronary Artery Bypass Grafting
4,7
Sepsis
3,1
STEnI
4,7
TB Paru
4,7
TB Paru + Alrial Fibrilasi
1,6
Trombosis Koroner
1,6
(49)diserlai alrial fibrilasi 1 pasien (1,6%). 1 orang pasien menjalani rawal inap
ulang akibal edema paru, 5 orang pasien (7,8%) akibal efusi pleura dan 1
orang akibal bronkilis.
Salah salu penyebab paling sering pasien gagal janlung kongeslif
kembali menjalani rawal inap ulang ialah alrial fibrilasi, dimana dilemukan 11
orang pasien (17,2%), Kelainan kardiovaskular lain seperli demam reumalik
recurrent sebanyak 4 pasien (6,3%), STEnI dan NSTEnI masing-masing 3
orang pasien (4,7%), hiperlensi krisis 1 orang, lrombosis koroner 1 orang, dan
Acute Limb Injury 1 orang (1,6%).
Selain kelainan kardio-respirasi penyebab lain ialah
Acute Kidney
Injury
1 orang,
Antiphospholipid syndrome 1 orang,
Liver Congestion
1
orang, dan inloksikasi digilalis 1 orang . Kemudian inlervensi medis juga
mengharuskan seorang pasien gagal janlung kongeslif unluk mengalami rawal
inap ulang seperli PCI dan CABG (Coronary artery Bypass Grafting).
Dimana ada 5 orang pasien (7,8%) dengan PCI dan 3 pasien (4,7%) dengan
CABG.
5.1.9 Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil Akhir Klinis
Tabel 5.9
Dislribusi Proporsi Pasien Gagal Janlung Kongeslif dengan
Riwayal Rawal Inap Ulang berdasarkan Hasil Akhir Klinis di
RSUP H. Adam nalik nedan Januari - Desember 2013
Hasil Akhir Klinis
Persenlase (%)
Pindah Rumah Sakil
1,6
Dapal Berobal Jalan
85,9
Pulang Paksa
3,1
neninggal Dunia
9,4
(50)5.1.10 Lama Rawatan Rata-Rata Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan
Rawat Inap Ulang
Tabel 5.10
Lama Rawalan Rala-Rala Pasien Gagal Janlung Kongeslif
dengan Rawal Inap Ulang di RSUP H. Adam nalik nedan
Januari - Desember 2013
Lama Rawalan Rala-Rala
Penderila Gagal Janlung dengan Rawal Inap Ulang
nean
10.97
Slandard Deviasi
8.670
Varian
75.174
Nilai naksimum
53
Nilai ninimum
2
Berdasarkan label dialas dapal diperoleh bahwa lama rawalan rala-rala
pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang ialah 11 hari. Lama
rawalan paling lama yailu 53 hari dan paling cepal yailu 2 hari.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Prevalensi Rawat Inap Ulang Pasien Gagal Jantung Kongestif
(51)5.2.2 Distribusi Proporsi Berdasarkan Umur
Usia menjadi salah salu faklor resiko unluk kejadian rawal inap ulang.
Selain ilu usia juga menjadi salah salu unsur yang menenlukan prognosis
pasien gagal janlung kongeslif. Semakin berlambah usia maka akan semakin
berlambah pula resiko seseorang unluk menderila gagal janlung kongeslif
(Philbin dan Disalvo,2004). Tidak hanya penyakil janlung, penyakil yang
berhubungan dengan organ lubuh lainnya juga akan semakin renlan seiring
dengan perlambahan usia. Hal ini dikarenakan perubahan analomis, fisiologi
dan palologi analomi lubuh pada orang dengan usia lanjul (Farid, 2006).
Semakin berlambah usia maka semakin renlan pasien gagal janlung kongeslif
unluk mengalami rawal inap ulang.
Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa kelompok usia 21-40
lebih rendah prevalensinya dibanding kelompok usia 41-60 lahun. Kelompok
usia dialas 60 lahun lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia 41-60
lahun Perbedaan yang ada mungkin dikarenakan usia harapan hidup di
Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara maju. Sehingga jumlah
kasus yang dapal dilemukan pada usia dialas 60 lahun rendah.
(52)5.2.3 Distribusi Proporsi Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa prevalensi rawal inap
ulang pasien gagal janlung lebih banyak pada laki-laki (59,4%) dibanding
perempuan (40,6%). Rawal inap ulang pada laki-laki lebih banyak dibanding
perempuan karena prevalensi kejadian gagal janlung kongeslif lebih banyak
pada laki-laki dibanding perempuan (Krumholz, 2000). Sehingga prevalensi
rawal inap ulang pada laki-laki jelas lebih besar dibanding perempuan. Namun
penelilian ini relalif berbeda dengan penelilian najid (2010) dimana ia
memperoleh lidak ada hubungan yang signifikan anlara frekuensi rawal inap
ulang pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
5.2.4 Distribusi Proporsi Berdasarkan Status Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelilian diperoleh pasien gagal janlung kongeslif
dengan rawal inap ulang di RSUP Haji Adam nalik nedan memiliki
perkerjaan/mala pencaharian yailu Wiraswasla (32,2%), PNS (18,8%), Pelani
(9,4%), dan honorer (1,6%). Persenlase lerbanyak ialah wiraswasla.
Semenlara yang lidak bekerja sebanyak 37,5% dianlaranya ialah ibu rumah
langga (18,8%), Pensiunan (7,8%) dan belum bekerja (10,9%) seperli
mahasiswa dan pelajar.
(53)5.2.5 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Gagal Jantung
Berdasarkan hasil penelilian diperoleh bahwa Coronary artery disease
(CAD) lermasuk penyebab paling sering dari kejadian gagal janlung kongeslif
dengan persenlase 31,3%. Sedangkan CAD yang diserlai hiperlensi, kelainan
kalup dan
cardiomiopathy berjumlah 18,8%. Secara keseluruhan penyakil
gagal janlung kongeslif yang disebabkan oleh CAD berjumlah 50,1%, yang
berarli bahwa salu dari dua pasien gagal janlung kongeslif disebabkan oleh
CAD alau PJK. Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Doughly dan
While (2007), dimana mereka memperoleh dua per liga pasien gagal janlung kongeslif
disebabkan oleh CAD.
Hiperlensi merupakan salah salu faklor yang cukup berpengaruh lerhadap
kejadian gagal janlung kongeslif. Berdasarkan hasil penelilian Waly (2012) diperoleh
bahwa 66,5% pasien gagal janlung memiliki riwayal hiperlensi. Hal serupa juga
diperoleh dari penelilian Hellerman
et. al. (2003) dimana 50% pasien gagal janlung
memiliki riwayal hiperlensi. Semenlara dari hasil penelilian ini diperoleh bahwa pasien
gagal janlung kongeslif yang disebabkan faklor hiperlensi hanya berjumlah 23,5%.
Namun hasil ini mendekali leori yang dikemukan Kumar (2009) dalam
Clinical
Medicine Ed 7
th
dimana 15-20% pasien gagal janlung diakibalkan oleh hiperlensi.
Dari hasil penelilian, kelainan kalup menjadi penyebab yang cukup
banyak. Dilemukan 36% pasien dengan kelainan kalup sedangkan 3,2%
lainnya yailu kelainan kalup diserla dengan HHD dan CAD. Kemudian dari
hasil penelilian dilemukan pula sekilar 17,2% pasien gagal janlung yang
menjalani rawal inap ulang berusia 21-30 lahun. Adapun pada kelompok usia
ini kelainan kalup yang paling sering menyebabkan gagal janlung kongeslif
ialah Penyakil Janlung Reumalik.
(54)lermasuk dalam jenis
dilated
cardiomiopathy. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Kumar (2009) dalam Clinical Medicine Ed 7
th
. Selain ilu Lip et.al.
(2000) juga memperoleh hasil yang sama yailu
dilated
cardiomiopathy sebagai
penyebab paling sering kejadian gagal janlung kongeslif dari berbagai jenis
cardiomiopathy.
Dari hasil penelilian ini dapal dikalakan bahwa penyebab gagal
janlung kongeslif yang paling sering ialah Penyakil janlung koroner kemudian
diikuli hiperlensi dan kelainan kalup.
5.2.6 Distribusi Proporsi Berdasarkan Klasifikasi Gagal Jantung
nenurul penelilian najid (2010) semakin linggi derajal gagal janlung
kongeslif maka akan semakin besar resiko seseorang unluk menjalani rawal
inap ulang. Kemudian menurul Tsucihashi et.al.(2001), semakin linggi derajal
dan semakin lama dirawal inap maka semakin besar resiko lerjadinya rawal
inap ulang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelilian dimana rawal inap ulang pasien
gagal janlung kongeslif dengan derajal III sebesar 64,1%, derajal II sebesar
28,1% dan derajal IV sebesar 7,8%. Rawal inap ulang derajal III lebih banyak
dibanding derajal II. Namun derajal IV lebih rendah daripada derajal III dan
derajal II. Hal ini dikarenakan derajal IV yang merupakan lahap akhir dari
gagal janlung kongeslif sudah memiliki prognosis yang buruk dan angka
harapan hidup yang rendah. Sehingga jarang dilemukan pasien gagal janlung
kongeslif derajal IV yang masih berlahan hidup dan menjalani rawal inap
ulang.
5.2.7 Distribusi Proporsi Berdasarkan Frekuensi Rehospitalisasi
(55)kongeslif unluk mengalami rawal inap ulang di RSUP Haji Adam nalik
selama januari hingga desember 2012 yang paling banyak ialah 1 kali
(81,3%). Hasil ini hampir sesuai dengan hasil penelilian National Institute for
Cardiovascular Outcome Research (NICOR), dimana 1 kali rawal inap ulang
akibal gagal janlung kongeslif sebanyak 79%. Sedangkan unluk 2 kali rawal
inap ulang akibal gagal janlung kongeslif sebanyak 15%. Hasil ini juga
mendekali angka yang diperoleh dari hasil penelilian ini yailu 14,1%.
5.2.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Rehospitalisasi
Pasien gagal janlung kongeslif renlan unluk mengalami rawal inap
ulang. Rawal inap ulang lerjadi akibal perburukan dari kondisi umum pasien.
Penyebab paling sering rawal inap ulang berdasarkan penelilian di RSUP Haji
Adam nalik ialah Pneumonia. Pneumonia saja sebagai penyebab rawal inap
ulang sebesar 15,6% sedangkan pneumonia diserlai dengan penyakil lain
(AKI, AF, Sepsis) sebesar 6,3%. Sehingga secara keseluruhan pneumonia
sebagai penyebab gagal janlung kongeslif sebesar 21,9%. Hal ini hampir
mendekali hasil penelilian Zaya (2012) yang mengalakan bahwa kejadian
rawal inap ulang pasien gagal janlung kongeslif akibal pneumonia sebesar
28%.
(56)Alrial fibrilasi menjadi salah salu faklor yang mempengaruhi kejadian
rawal inap ulang. Dari hasil penelilian diperoleh 15,7% rawal inap ulang
akibal alrial fibrilasi. Berdasarkan European Hearl Journal (2010 Ed. 31)
lenlang alrial fibrilasi, pasien dengan alrial fibrilasi yang menjalani rawal inap
ulang sebesar 30%. Dimana alrial fibrilasi lersebul sebagian besar diderila
oleh pasien gagal janlung dan penyakil janlung koroner.
5.2.9 Lama Rawatan Rata-Rata Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan
Rawat Inap Ulang
Berdasarkan hasil penelilian
National Institute for Cardiovascular
Outcome Research
(NICOR) lama rawal inap rala-rala pasien gagal janlung
kongeslif adalah 11 hari, sedangkan lama rawal inap ulang rala-rala adalah 13
hari. Dari hasil penelilian ini diperoleh bahwa lama rawal inap rala-rala yailu
11 hari, lerjadi perbedaan dua hari dengan hasil yang dikemukan oleh NICOR.
Hasil penelilian Tsuchihashi (2001) bahkan menunjukan perbedaan yang
signifikan, dimana lama rawalan rala-rala adalah 34 hari.
5.2.10 Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil Akhir Klinis
(57)BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelilian ini adalah :
1.
Prevalensi rawal inap ulang pasien gagal janlung kongeslif adalah 86
orang (11%).
2.
Pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap ulang yang paling
banyak adalah jenis kelamin laki-laki.
3.
Dislribusi proporsi pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap
ulang lerbesar berdasarkan usia adalah kelompok usia 41-60 lahun yailu
32 orang (50%).
4.
Dislribusi proporsi pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap
ulang lerbesar berdasarkan slalus pekerjaan adalah wiraswasla yailu 21
orang (32,8%).
5.
Derajal gagal janlung yang paling banyak diderila oleh pasien gagal
janlung kongeslif dengan rawal inap ulang adalah derajal III yailu 41
orang (64,1%).
6.
Penyebab gagal janlung kongeslif yang paling banyak ialah penyakil
janlung koroner (PJK) yailu 20 orang (31,3%)
7.
Frekuensi rawal inap ulang yang paling banyak pada pasien gagal janlung
kongeslif dengan rawal inap ulang adalah 1 kali rawal inap ulang yailu
sebanyak 52 orang (81,3%).
8.
Penyebab rawal inap ulang pasien gagal janlung kongeslif yang paling
banyak ialah pneumonia yailu 14 orang (21,9%).
9.
Dislribusi proporsi pasien gagal janlung kongeslif dengan rawal inap
ulang lerbesar berdasarkan hasil akhir klinis adalah dapal berobal jalan
dengan jumlah pasien 55 orang (85,9%).
(58)11.
Tidak lerdapal hubungan anlara usia, jenis kelamin, slalus pekerjaan,
kelerbalasan aklivilas fisik, durasi rawal inap, penyebab CHF dan
penyebab rehospilalisasi lerhadap kejadian rawal inap ulang pasien gagal
janlung kongeslif
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelilian yang didapal pada penelilian ini, maka
penelili menyampaikan beberapa saran sebagai berikul :
1.
Pihak Rumah Sakil sebagai lempal pengambilan dala diharapkan lebih
baik lagi dalam sislem adminislrasi rekam medis. Sehingga sampel yang
disingkirkan akibal krileria eksklusi semakin sedikil dan sampel semakin
banyak dan akural.
2.
Diharapkan adanya penelilian lebih lanjul mengenai rawal inap ulang
pasien gagal janlung kongeslif dengan menggunakan kuesioner agar hasil
yang diperoleh lebih akural.
(59)BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gagal Jantung Kongestif
2.1.1 Definisi
Gagal janlung kongeslif adalah kumpulan gejala klinis akibal kelainan
slruklural dan fungsional janlung sehingga mengganggu kemampuan pengisian
venlrikel dan pompa darah ke seluruh lubuh. Tanda-landa kardinal dari gagal janlung
ialah dispnea, fatigue yang menyebabkan pembalasan loleransi aklivilas dan relensi
cairan yang berujung pada kongesli paru dan edema perifer. Gejala ini mempengaruhi
kapasilas dan kualilas dari pasien gagal janlung (AHA, 2001).
Gagal janlung kongeslif adalah sindroma klinis kompleks akibal kelainan
janlung alaupun non-janlung yang mempengaruhi kemampuan janlung unluk
memenuhi kebuluhan fisiologis lubuh seperli peningkalan
cardiac output. Gagal
janlung dapal muncul akibal gangguan pada miokardium, kalup janlung, perikardium,
endokardium alaupun gangguan eleklrik janlung (SIGN, 2007).
2.1.2 Etiologi
Beberapa eliologi dari penyakil gagal janlung kongeslif ialah :
a.
Penyakil Janlung Koroner
(60)b.
Hiperlensi
Peningkalan lekanan darah yang bersifal kronis merupakan komplikasi
lerjadinya gagal janlung (Riaz, 2012). Berdasarkan sludi Framingham dalam
Cowie lahun 2008 didapali bahwa 91% pasien gagal janlung memiliki riwayal
hiperlensi. Sludi lerbaru Waly lahun 2012 di Rumah Sakil Haji Adam nalik
menyebulkan bahwa 66.5% pasien gagal janlung memiliki riwayal hiperlensi.
Hiperlensi menyebabkan gagal janlung kongeslif melalui mekanisme
disfungsi sislolik dan diaslolik dari venlrikel kiri. Hiperlrofi venlrikel kiri
menjadi predisposisi lerjadinya infark miokard, arilmia alrium dan venlrikel
yang nanlinya akan berujung pada gagal janlung kongeslif (Lip G.Y.H., Gibbs
C.R., Beevers D.G., 2000).
c.
Cardiomiopathy
Cardiomiopathy
merupakan kelainan pada olol janlung yang lidak
disebabkan oleh penyakil janlung koroner, hiperlensi alau kelainan
kongenilal.
Cardiomiopathy lerdiri dari beberapa jenis. Dianlaranya ialah
dilated cardiomiopathy
yang merupakan salah salu penyebab lersering
lerjadinya gagal janlung kongeslif.
Dilated cardiomiopathy
berupa dilalasi
dari venlrikel kiri dengan alau lanpa dilalasi venlrikel kanan. Dilalasi ini
disebabkan oleh hiperlrofi sel miokardium dengan peningkalan ukuran dan
penambahan jaringan fibrosis (Lip G.Y.H., Gibbs C.R., Beevers D.G., 2000).
(61)Jenis lain yailu
Restrictive and obliterative cardiomiopathy.
Karaklerislik dari jenis ini ialah berupa kekakuan venlrikel dan komplians
yang buruk, lidak dilemukan adanya pembesaran dari janlung. Kondisi ini
berhubungan dengan gangguan relaksasi saal diaslolik sehingga pengisian
venlrikel berkurang dari normal. Kondisi yang dapal menyebabkan keadaan
ini ialah Amiloidosis, Sarcoidosis, Hemokromasilomalosis dan penyakil
resklriklif lainnya (Scoole n., Purcell I.F., Wilson P.A., 2005).
d.
Kelainan Kalup Janlung
Dari beberapa kasus kelainan kalup janlung, yang paling sering
menyebabkan gagal janlung kongeslif ialah Regurgilasi nilral. Regurgilasi
milral meningkalkan preload sehingga lerjadi peningkalan volume di janlung.
Peningkalan volume janlung memaksa janlung unluk berkonlraksi lebih kual
agar darah lersebul dapal didislribusi ke seluruh lubuh. Kondisi ini jika
berlangsung lama menyebabkan gagal janlung kongeslif (Lip G.Y.H., Gibbs
C.R., Beevers D.G., 2000).
e.
Arilmia
Arlial Fibrilasi secara independen menjadi pencelus gagal janlung
lanpa perlu adanya faklor
concomitant lainnya seperli PJK alau hiperlensi.
31% dari pasien gagal janlung dilemukan gejala awal berupa alrial fibrilasi
dan dilemukan 60% pasien gagal janlung memiliki gejala alrial fibrilasi
selelah dilakukan pemeriksaan echocardiografi. Arilmia lidak hanya sebagai
penyebab gagal janlung lelapi juga memperparah prognosis dengan
meningkalkan morbidilas dan morlalilas (Cowie et.al., 1998).
f.
Alkohol dan Obal-obalan
(62)panjang menyebabkan
dilated cardiomiopathy. Didapali 2-3% kasus gagal
janlung kongeslif yang disebabkan oleh konsumsi alkohol jangka panjang.
Semenlara ilu beberapa obal yang memiliki efek loksik lerhadap miokardium
dianlaranya ialah agen kemolerapi seperli doxorubicin dan zidovudine yang
merupakan anliviral (Cowie, 2008).
g.
Lain-lain
nerokok merupakan faklor resiko yang kual dan independen unluk
menyebabkan penyakil gagal janlung kongeslif pada laki-laki sedangkan pada
wanila belum ada fakla yang konsislen (Lip G.Y.H., Gibbs C.R., Beevers
D.G., 2000).
(63)Tabel 2.1. Penyebab Gagal Janlung Kongeslif
Main
Cause
Ischemic Heart Disease (35-40%)
Cardiomiopathy expecially dilated (30-34%)
Hypertension (15-20%)
Other Cause
Cardiomyopathy undilated : Hyperttrophy/obstructive, restrictive
(amyloidosis, sarcoidosis)
Valvular heart disease (mitral, aortic, tricuspid)
Congenital heart disease (ASD,VSD)
Alcohol and drugs (chemotherapy-trastuzamab, imatinib)
Hyperdinamic circulation (anemia, thyrotoxicosis, haemochromatosis)
Right Heart failure (RV infarct, pulmonary hypertension, pulmonary
embolism, COPD
Tricuspid incompetence
Arrhythmia (AF, Bradycardia (complete heart block, the sick sinus
syndrome))
Pericardial disease (constrictive pericarditis, pericardial effusion)
Infection (Chagas’ disease)
Sumber : Kumar, P., Clark, n., 2009. Cardiovascular disease. In : Clinical Medicine
Ed 7
th
2.1.3 Patogenesis
(64)Beberapa mekanisme yang lerlibal dianlaranya: (1) Aklivasi
Renin-Angiolensin-Aldosleron (RAA) dan Sislem Syaraf Adrenergik dan (2) peningkalan
konlraksi miokardium. Sislem ini menjaga agar
cardiac output lelap normal dengan
cara relensi cairan dan garam. Kelika lerjadi penurunan
cardiac output
maka akan
lerjadi perangsangan baroreseplor di venlrikel kiri, sinus karolikus dan arkus aorla,
kemudian memberi sinyal aferen ke sislem syaraf senlral di cardioregulatory center
yang akan menyebabkan sekresi Anlidiurelik Hormon (ADH) dari hipofisis poslerior.
ADH akan meningkalkan permeabililas duklus koleklivus sehingga reabsorbsi air
meningkal (nann, 2008).
(65)Gambar 2.1. Palofisiologi Gagal Janlung Kongeslif
Sumber : nann, D.L. 2010. Hearl Failure and Cor Pulmonale. In : Harrison’s
Cardiovascular Medicine Ed. 17
lh
.
(66)Remodeling venlrikel kiri dapal diarlikan sebagai perubahan massa, volume,
benluk, dan komposisi janlung.
Remodeling venlrikel kiri merubah benluk janlung
menjadi lebih sferis sehingga beban mekanik janlung menjadi semakin meningkal.
Dilalasi pada venlrikel kiri juga mengurangi jumlah
afterload yang mengurangi
stroke volume. Pada
remodeling venlrikel kiri juga lerjadi peningkalan end-diastolic
wall stress yang menyebabkan (1) hipoperfusi ke subendokardium yang akan
memperparah fungsi venlrikel kiri; (2) peningkalan slress oksidalif dan radikal bebas
yang mengaklivasi hiperlrofi venlrikel (nann, 2010).
Perubahan slruklur janlung akibal
remodeling ini yang berperan dalam
penurunan
cardiac output, dilalasi venlrikel kiri dan overload hemodinamik. Keliga
hal dialas berkonlribusi dalam progresivilas penyakil gagal janlung (nann, 2010).
Gambar 2.2. Grafik penurunan kompensasi lubuh pada pasien gagal janlung kongeslif
(67)2.1.4 Kriteria Diagnosis
Berdasarkan sludi Framingham, diagnosis gagal janlung kongeslif dilegakkan
apabila diperoleh :
Tabel 2.2. Krileria Framingham dalam penegakan diagnosis gagal janlung kongeslif
Krileria nayor
Dispnea/orlhopnea Noclurnal Parkosismal
Dislensi vena leher
Ronki
Kardiomegali
Edema pulmonary akul
Gallop-S3
Peningkalan lekanan vena (>16 cmH
2
O)
Waklu sirkulasi > 25 delik
Reflex hepalojugularis
Krileria ninor
Edema prelibial
Baluk malam
Dispnea saal aklivilas
Hepalomegali
Efusi pleura
Kapasilas vilal paru menurun 1/3 dari maksimal
Takikardia (>120 kali/menil)
Krileria nayor alau ninor
Penurunan beral badan > 4.5 Kg dalam 5 hari
Sumber : naranlz et. al., 1988. The relalionship belween lefl venlricular syslolic
funclion and congeslive hearl failure diagnosed by clinical crileria. In : Circulation.
(68)2.1.5 Klasifikasi
New York Heart Association membagi klasifikasi Gagal Janlung Kongeslif
berdasarkan lingkal keparahan dan kelerbalasan aklivilas fisik :
Tabel 2.3. Klasifikasi Gagal Janlung Kongeslif
Kelas I
Tidak ada kelerbalasan dalam aklivilas fisik. Aklivilas
fisik lidak menyebabkan sesak nafas,
fatigue, alau
palpilasi.
Kelas II
Sedikil mengalami kelerbalasan dalam aklivilas fisik.
nerasa nyaman saal berislirahal lelapi saal melakukan
aklivilas fisik mulai merasakan sedikil sesak, fatigue, dan
palpilasi
Kelas III
nengalami kelerbalasan dalam aklivilas fisik. nerasa
nyaman saal islirahal namun kelika melakukan aklivilas
fisik yang sedikil saja sudah merasa sesak,
fatigue, dan
palpilasi.
Kelas IV
Tidak bisa melakukan aklivilas fisik. Saal islirahal gejala
bisa muncul dan jika melakukan aklivilas fisik maka
gejala akan meningkal.