• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN BAGI KEHIDUPAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN

BAGI KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

PROGRAM STUDI : S1 ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Komunikasi akan berjalan lancar jika para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai latar belakang budaya yang sama. Orang jawa tentu saja lebih mudah berkomunikasi dengan orang Jawa, ketimbang dengan orang Aceh, Sunda, Batak, Ambon, atau Dani. Orang Timur biasanya lebih gampang berkomunikasi dengan orang timur pula dibandingkan dengan orang barat.

Suatu kebudayaan tercipta atau terwujud sebagai hasil interaksi antara manusia dengan alam. Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dibandingkan makhluk hidup lain. Kekompleksan tersebut tidak hanya menyangkut masalah, fisik, namun juga menyangkut kebutuhan, pola perilaku, daya nalar, bahkan kehidupan yang dihadapi manusia.

Manusia dapat dikatakan juga sebagai monodualis, yaitu sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial maka manusia butuh berhubungan dengan orang lain atau manusia lain, akan tetapi sebagai makhluk individu manusia mempunyai keinginan untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, dan mengambil jarak dengan individu lain.

Kata kunci : Komunikasi, Kebudayaan, Manusia, Makhluk Sosial, Interaksi

(2)

Sebagai makhluk sosial, kita sering berinteraksi dengan sesama. Mula-mula interaksi tersebut kita lakukan di dalam keluarga. Kemudian berkembang ke sistem sosial yang lebih besar lagi, misalnya tetangga sebelah rumah, tetangga sekampung, sedesa, sekecamatan, sekabupaten, dan seterusnya. Dalam setiap sistem sosial itu terdapat kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma yang tiada lain adalah unsur-unsur budaya masyarakat yang bersangkutan.

Ketika para anggota sistem sosial itu berinteraksi, saat itulah kebiasaan, nilai, dan norma tersebut dibagikan (sharing) dikalangan mereka. Lama-kelamaan kebiasaan, nilai, dan norma itu menjadi bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan lagi dari para anggota sistem sosial tersebut. Mereka menjadi pemangku kebudayaan masyarakatnya. Sewaktu mereka berkomunikasi, kebiasaan, nilai, dan norma menjadi acuan. Mereka berkomunikasi dengan memakai cara-cara yang berlaku didalam budaya masyarakatnya.

Komunikasi akan berjalan lancar jika para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai latar belakang budaya yang sama. Orang jawa tentu saja lebih mudah berkomunikasi dengan orang Jawa, ketimbang dengan orang Aceh, Sunda, Batak, Ambon, atau Dani. Orang Timur biasanya lebih gampang berkomunikasi dengan orang timur pula dibandingkan dengan orang barat.

Suatu kebudayaan tercipta atau terwujud sebagai hasil interaksi antara manusia dengan alam. Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dibandingkan makhluk hidup lain. Kekompleksan tersebut tidak hanya menyangkut masalah, fisik, namun juga menyangkut kebutuhan, pola perilaku, daya nalar, bahkan kehidupan yang dihadapi manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, manusia memiliki berbagai kemampuan dalam mengatasi kompleksitas kebutuhan hidupnya karena manusia mempunyai :

1. Akal, Intelegensia, dan Intuisi

(3)

bisikan hati. Intuisi sering setengah disadari tanpa diikuti proses berpikir cermat sebelumnya, namun bisa menuntun pada suatu keyakinan.

2. Perasaan dan Emosi

Perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang baik yang berasal dari rangsangan di dalam atau di luar dirinya. Ini berhubungan dengan aspek kejiwaan atau hati manusia. Hati adalah tempat perasaan manusia itu timbul. Emosi adalah rasa hati atau rasa gerak. Emosi sering berbentuk perasaan yang kuat dapat menguasai seseorang, tetapi tidak berlangsung lama.

3. Kemauan

Kemauan adalah keinginan atau kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Kemauan baik adalah keinginan untuk berbuat baik. Kemauan zaman adalah berbuat sesuatu sesuai dengan zamannya. Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh akal budi. Kemauan dapat dibedakan antara kemauan biologis dan psikologis. 4. Fantasi

Secara harfiah, fantasi diartikan sebagai lamunan, khayalan atau angan-angan. Fantasi meruapakan paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati. Kemampuan mencipta selalu ada hubungannya dengan kemampuan seseorang berfantasi, walaupun fantasi juga mempunyai sisi buruk dalam kehidupan manusia.

5. Perilaku

Perilaku adalah tabiat atau kelakuan. Perilaku merupakan jati diri seseorang yang berasal dari lahir sebagai faktor keturunan. Faktor lingkungan kemudian mewarnai jati diri seseorang ini. MAnusia dapat menciptakan kebudayaan dengan berbagai kemampuan yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, terdapat hubungan antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaannya. Terkait dengan pengertian ini, Peter L. Berger menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat proses dialektik mendasar yang terdiri dari tiga langkah yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi.

6. Eksternalisasi

(4)

Oleh karena adanya ketidaksempurnaan tersebut, maka manusia senantiasa harus menciptakan suatu dunia manusia yaitu kebudayaan. Dengan cara membangun dunia ( world building ) ini, manusia tidak hanya menciptakan suatu dunia, melainkan juga menciptakan dirinya dalam suatu dunia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan masyarakat adalah produk manusia.

7. Objektivasi

Inti dari proses objektivasi ialah bahwa kebudayaan yang diciptakan manusia kemudian menghadapi penciptanya sebagai suatu fakta di luar dirinya. Dunia yang diciptakan manusia tersebut menjadi sesuatu yang berada di luarnya (menjadi suatu realitas objektif).

8. Internalisasi

Pada langkah internalisasi ini, dunia yang telah diobjektivasikan itu diserap kembali ke dalam struktur kesadaran subjektif manusia sehingga menentukan manusia tersebut. Manusia mempelajari makna yang telah diobjektivasikan sehingga terbentuk olehnya dan mengidentifikasikan dirinya dengannya sehingga makna tersebut masuk ke dalam dirinya dan menjadi miliknya. Individu tidak hanya memiliki makna tersebut tetapi juga mewakili dan menyatakannya. Secara singkat, melalui internalisasi maka fakta objektif dari dunia sosial menjadi fakta subjektif dari individu. Pada tahap ini manusia merupakan produk masyarakat.

Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan. Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia. Berbicara tentang kebudayaan nasional adalah paduan seluruh lapisan kebudayaan bangsa Indonesia yang mencerminkan semua aspek perilaku kehidupan bangsa, totalitas kepribadian bangsa dalam wujudnya berupa pandangan hidup, cara berpikir dan sikap.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

(5)

Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambing-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.”

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan artri, cakupan, dan konteksnya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai gambaran, Frank E.X. Dance (1976) dalam bukunya human Communication Theory, antara lain menginventarisasi 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan berbagai ahli. Dari sekian banyak definisi komunikasi tersebut, berikut adalah tujuh di antaranya :

1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) (Hovland, Janis, dan Kelley, 1995).

2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti katra-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964). 3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan

“siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”. (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) (Lasswell, 1960).

4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih (Gode, 1959).

5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barnlund, 1964).

(6)

7. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan (Ruesch, 1957).

Definisi di atas memberikan beberapa pengertian pokok sebagai berikut. Pertama, komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Empat tindakan tersebut lazim terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini, kemudian disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk pesannya bisa berupa pesan-pesan verbal dan atau nonverbal. Di samping membentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan orang lain. Pesan yang diterimanya ini, kemudian diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah keempat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Kedua, pesan merupakan produk utama komunikasi. Pesan ini berupa lambang-lambang yang menjelaskan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktek atau tindakan. Bentuknya dapat bermacam-macam. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku, dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya.

B. Pengertian Kebudayaan

(7)

dipahami sebagai cara manusia mengelola kehidupannya, contohnya adalah adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam. Kebudayaan juga sering kali dipahami secara awam, di mana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat, upacara adat atau bangunan kuno sebagai kebudayaan. Namun bagi para ahli kebudayaan, mereka selalu berusaha memberikan rumusan dalam rangka menyajikan pengertian kebudayaan secara lebih menyeluruh.

Kebudayaan berasal dari kata buddhayah (bahasa sangsekerta) yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Kata kebudayaan ini memiliki padanan kata dari beberapa bahasa lain yaitu culture (bahasa inggris), cultuur (bahasa belanda), tsaqafah (bahasa arab), dan colere (bahasa latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.

Konsep kebudayaan pertama kali dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan belas, namun E. B. Taylor merupakan tokoh pertama yang memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh pada tahun 1871. Sejak jaman itu banyak sekali muncul definisi tentang kebudayaan. Inventarisasi Kroeber dan Kluckhohn pada tahun 1950-an menunjukkan terdapat lebih dari seratus definisi kebudayaan. Supartono mencatat pada tahun 1992 terdapat 170 buah definisi kebudayaan dan catatan terakhir dari Manan menyebutkan terdapat 300 buah definisi. Beberapa definisi tersebut antaranya :

Edward B. Taylor

Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan, serta lain-lain kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kluckhohn dan W.H.Kelly

(8)

Clifford Geertz

Kebudayaan adalah sistem makna dan symbol yang diatur dalam rangka interaksi sosial.

Ralp. Linton

Kebudayaan adalah sejumlah total pengetahuan, sikap dan pola-pola tingkah laku yang dibiasakan, yang dibagikan, dan ditransmisikan oleh anggota dari masyarakat tertentu.

Googenough

Kebudayaan mengacu pada sistem pengetahuan dan kebudayaan yang diorganisasikan di mana orang-orang menstrukturkan pengalaman dan persepsi mereka, menformulasikan aktivitas-aktivitasnya, serta memilih di antara berbagai alternatif.

Keesing dan Keesing

Kebudayaan adalah fenomena yang dapat diamati, yaitu pola-pola kehidupan di dalam komunitas yang berulang secara regular serta pengaturan material dan sosial.

Eugene A. Nida

Kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terus-menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.

C. Fungsi Kebudayaan Mengarahkan Tingkah Laku Manusia

(9)

kedua orang itu akan dianggap aneh oleh masyarakatnya masing-masing. Oleh karena itu, tidak heran jika dinilai lucu apabila ada orang Timur bertingkah laku seperti orang Barat.

D. Kebudayaan Mengajarkan Tata Cara Komunikasi

Hasil persepsi dan pembentukan sikap itulah kemudian yang menjadi patokan dalam berkomunikasi. Jika suatu kebudayaan memersepsi positif terhadap suatu objek maka objek itu akan ditransmisikan secara positif. Demikian pula, apabila suatu kebudayaan bersifat negatif terhadap suatu objek maka objek itu akan dikomunikasikan secara negative pula. Dengan kata lain, kebudayaan ideal berfungsi juga mengajarkan tata cara berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Dari segi ini komunikasi tampak sebagai hal yang diajarkan (diwariskan) oleh budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Generasi penerus pemangku kebudayaan India, akan menganggukkan kepala (komunikasi nonverbal) untuk menyatakan ketidaksetujuannya pada suatu hal karena tata cara demikian merupakan pelajaran yang mereka peroleh dari generasi mereka sebelumnya.

Masing-masing kebudayaan mengajarkan tata cara komunikasi yang berbeda satu sama lain. Kebalikan dari contoh komunikasi nonverbal dalam menyatakan ketidaksetujuan pada orang lain di atas, dalam kebudayaan kita menganggukkan kepala justru sebagai tanda setuju. Dalam masyarakat kita tanda tidak setuju diungkapkan dengan cara menggelengkan kepala. Contoh lain, dalam masyarakat Batak berbicara secara keras-keras (komunikasi verbal) merupakan hal yang biasa, tetapi menurut kebudayaan Jawa berbicara selayaknya dilakukan dengan lemah lembut.

E. Proses Pembudayaan

(10)

Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan terus mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudayaan tersebut yang juga tidak pernah berhenti. Manusia dengan kemampuan akal dan budinya, terus mengembangkan berbagai macam sistem tindakan demi memenuhi keperluan hidupnya, dan ini diperoleh dengan cara belajar. Dari proses belajar itu selanjutnya muncul apa yang dinamakan kebudayaan.

Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan, karena sangat sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar (tindakan naluriah). Bahkan berbagai tindakan manusia yang sifatnya naluriah pada akhirnya juga diubah menjadi tindakan kebudayaan. Contohnya, manusia mempunyai tindakan naluriah untuk makan dan minum, namun cara-cara serta sopan santun dalam makan dan minum harus dipelajari terlebih dahulu.

Proses pembudayaan adalah tindakan-tindakan yang menimbulkan dan menjadi sesuatu lebih bermakna untuk kemanusiaan. Ini merupakan suatu proses nilai tambah dalam arti yang sebenarnya secara berkelanjutan. Proses pembudayaan dapat diperoleh melalui proses belajar baik dalam bentuk formal maupun informal. Contoh proses belajar secara formal dapat dipelajari melalui institusi sekolah sedangkan contoh secara informal dapat dipelajari melalui keluarga.

F. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Sebelum kita mulai dengan pembahasan tentang manusia sebagai makhluk sosial, ada baiknya jika mengetahui pengertian dari istilah “sosial” terlebih dahulu. Kata “sosial” berasal dari socioes yang artinya berkumpul. Kata “ sosial” dapat diartikan dalam beberapa pengertian, antara lain merujuk pada :

1. Sikap yang menunjukkan kebutuhan untuk masuk dalam bagian orang-orang lain;

2. Karakteristik umum dari orang-orang (sekelompok orang); 3. Hubungan antarorang-orang (social relation);

4. Interaksi-interaksi antar orang;

5. Keanggotaan dari suatu kelompok orang atau suatu komunitas orang; 6. Karakteristik manusia untuk saling bekerja sama;

(11)

Dengan kata lain, kata “sosial” menunjuk pada society (masyarakat) sebagai suatu sistem dari kehidupan bersama. Sebagai suatu sistem dari kehidupan bersama, maka manusia pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan untuk hidup secara berkelompok (bersama) dalam suatu ikatan nilai-nilai bersama. Nilai-nilai inilah yang dipegang dan disosialisasikan kepada generasi manusia berikutnya yang menjadi anggota dari kelompok mereka kelak. Dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial, manusia terus berusaha mengembangkan self-nya untuk tetap dapat diterima oleh kelompoknya. Perkembangan diri (self) manusia oleh Charles H. Cooley dijelaskan dalam teorinya yang dinamakan looking-glass self, di mana Cooley melihat bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Ia menganalogikan proses pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin. Pada seseorang yang sedang bercermin, cermin akan memantulkan apa yang terdapat di depannya. Dengan demikian diri seseorang pun memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan dari seseorang pun memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan dari orang lain terhadapnya.

Manusia dapat dikatakan juga sebagai monodualis, yaitu sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial maka manusia butuh berhubungan dengan orang lain atau manusia lain, akan tetapi sebagai makhluk individu manusia mempunyai keinginan untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, dan mengambil jarak dengan individu lain.

PENUTUP 1. Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa menghindari interaksi dengan sesama individu maupun kelompok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi antar individu atau kelompok sebagai manusia tertuang dalam kegiatan komunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berusaha mengembangkan dirinya untuk dapat terus hidup dan berinteraksi dengan berinteraksi dengan orang-orang lain di sekitarnya. Hasil interaksi antara manusia dengan alam pula telah menciptakan suatu kebudayaan.

(12)

Zaman teknologi yang semakin berkembang pesat telah membawa pengaruh besar terhadap kebudayaan manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin menjamurnya gadget dan Internet dalam berinteraksinya manusia sebagai makhluk sosial. Dengan adanya teknologi kondisi jauh atau dekat tidak menjadi penghalang bagi manusia berkomunikasi bahkan dalam situasi berjauhan pun komunikasi tetap lancer dan dapat berhadap-hadapan. Dampak Kebudayaan Teknologi dalam komunikasi antar makhluk sosial sangat berpengaruh terhadap gaya hidup mereka sebagai makhluk sosial.

DAFTAR PUSTAKA

S. Djuarsa Sendjaja, Dkk. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Hertati, dkk. (2014) . Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Tanggerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka.

Ruddy Agusyanto, dkk. (2010) . Pengantar Antropologi. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Djoko setyabudi, Wiwid Noor Rakhmad, Hapsari Dwiningtyas Sulistyani. (2014). Komunikasi Sosial. Tanggerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun terdapat berbagai konsep lain dalam ekonomi politik internasional seperti regionalisme ekonomi 2 , Revolusi Industri 4.0 3 , kemiskinan 4 , lingkungan 5

Sehubungan dengan itu Sudirman (2001:21) mengatakan “dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat

2 ينوفلاك مرينلا ؼوصولدا الع ,ةغللا ميلعت فى بعصلا تَثك دجوي ايسينكدنا فى ةيبرعلا م ,نىومك( 1155 : 5 .) ملع قللس( ضعبلا مهضعب عم لصاوتلا

KEGIATAN YANG BISA DILAKUKAN OLEH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG KE MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA No. Tempat Kegiatan yang di

Berdasarkan uraian diatas dapat dianalisis bahwa beberapa hal yang terkait upaya non penal terhadap penyimpangan seksual sesama jenis oleh warga binaan pemasyarakatan di

Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran dan komunukasi, selainitu dapat dilihat dari perilaku konsumen dalam

Kulit wajah yang kusam dan berjerawat berawal dari kotoran yang menumpuk dipermukaan kulit wajah, cara yang paling ampuh untuk membersihkan kotoran yang menempel tersebut yaitu

Pemberian pakan komersil dengan penambahan cacing sutra (Tubifex sp .) sebagai pakan tambahan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot spesifik, pertumbuhan