• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLADENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 BANYUWANGI PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLADENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 BANYUWANGI PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA

DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 BANYUWANGI PRENGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SURONTO

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam melalui metode pembelajaran modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN 1 Banyuwangi Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas, dan siklus kedua dengan modifikasi bola plastik sebanyak siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 1Banyuwangi Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam yang meliputi sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam melalui penggunaan modifikasi alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 60,00 %, siklus kedua sebesar 88,00 %.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA

DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 BANYUWANGI PRENGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

SURONTO

✁✂✄☎ ✆✄

✝✞✟✠✟✄ ✟ ✡✟ ☛ ✟ ☞✌ ✍✟✂ ✟ ☞ Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA

DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 BANYUWANGI PRENGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

✎ ✏✑ ✒✓✔ ✕✓✖

✗✘✙✚✛

✜ ✢✣✤✥✦ ✤

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

✧★✩✪ ★r✫ ✬✭ ★ur ✮✯★✰ ✱✲✳ ✴ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵ ✫ ✶ ✧★✩✪ ★r✷ ✬✭✸★✱✹★✩✺★t★✰✱ ✻★t★ ✼r★t★✴✽✯★s ✾✸sw★✿★✰ ✱❀✽✰❁★❂★t❃★✰

❄✸✯★✸ ✻✴❁★✰❅✻✴✧✽r★❃✭ ★s★r ❀✽✰ ✱✱✸✸✰ ✱r ✺ ❆✯★✭✽✰ ✱★✰✴ur★ ✼ ❃ ❇✹★✴★❃✸✭✸ ❈✽✸★t p✾✸❃✯us ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵✵✵ ✵✵ ✷✶ ✧★✩ ★✪✹❉ ✬✭✸★✱✹★✩✺★t★✰✱ ✴✽❇✰❊★❈★✰t ✺✽✯★❋★r ✾✸sw★✿★✰ ✱❀✽✰❁★❂★❃★✰t

(5)
(6)

ii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

❻❼❽esimpul❾n ❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼ ❿➀ ➁❼➂ ❾r❾n ❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼❼❼ ❼❼ ❿➀

(7)

➅➆➇➈ ➆➉➈ ➆➊ ➋➌

➍➎ ➏el Halaman

➐➑ ➉➒➓➔➔pitulsi ➆→➔lisis ➣➔sil ↔ ➒m↕ ➒l➔j➔➔rn➙➒➔rk➅➔ ➛➔r ➜ ➒➝➝n →➝iri ➊➔ol

➅➒➝ ➔n n➞➔ur ➟➔kru➞➔ki ➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑ ➠➡ ➠➑ ➉➒➓➔➔pitulsi ➆→➔lisis ➣➔sil ↔ ➒m↕ ➒l➔j➔➔rn➙➒➔rk➅➔ ➛➔r ➜ ➒n➝➝iri→➝➊➔ol

➅➒➝ ➔n n➞➔ur ➟➔ruk➞➔ki ➢iklus ➤ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑ ➠➥ ➦➑ ➉➒➓➔➔pitulsi ➆→➔lisis ➣➔sil ↔ ➒m↕ ➒l➔j➔➔rn➙➒➔rk➅➔ ➛➔r ➜ ➒n➝➝iri→➝➊➔ol

➅➒➝ ➔n n➞➔ur ➟➔ruk➞➔ki ➢iklus ➤➤➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑➑➑ ➑➑ ➠➧ ➨➑ ➅➒skripsi ➣➔sil ↔ ➒→ ➒➔litin➈ ➩→➫➔ ➓➔n➞ ➒➔ls ➭↔➈➞➯↔ ➒↕➒m➔l➔j➔rn➙➒➔rk

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :➳r➵ ➸➺ ➻➼➽ ➼➾y ➚ ➸➪➶ ...

Penguji

Bukan Pembimbing :➹➘ru➴➻ul➻➷st➷➾nt ➴ ➸➪➶ ➸➚➸➬r ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

➳r➸➹➻ ➸ ➮➱✃➷n❐❒ ➷❮ ❰➷➽➾ ➚➸➴➻ ÏÐ➪ ➸ÑÒ ÓÔÔ Õ ÑÖÑÒ ×Ö ÔÕÑÔÔ Õ

(9)

ÜERNYATAAN

ÝÞß àÞáÞ âÞ âÞã äåæç èÞã éÞ èÞã äÞãé êåÞ àÞß êãêë

Naìa ë íîçonèo

NPM ë ï ïïð ï ïñò ïð

óænäan ini ìænâaèaôan åÞhwa sôçiõá ê dænä Þn jîéîö Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Menendang Bola Dalam Sepakbola Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 1 Banyuwangi Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012adalah åænaç-åænaç hasil ôaç âa õænîöis åæ çdasaçôÞn õænælièian âanä dilaôáÞnaôÞn õÞdaèanä äÞl 3 Mæi saìõÞi dænäan÷ ñMæi÷ ò ï÷ ø íôçiõá ê ini å îôÞn hasil õöaäiaè, aèaîõîãß Þsil ôÞ çâa oçanä lainø

óæ ìiôêan õæçnâaèaan ini õænîöis å îÞ è dænä Þn sæ åænaç-åænaçnâa, aõÞ å êla

diôæ ì îéêan haçi èæçjadi ôæsalahan, õænîöis åæçsædia ìænæçiìa sanôá ê aôÞdæ ìiô

sæ åÞ äaiìana âanäåæçlaôîé ê Univæçsièas Laìõînäø

Banâ î àanäi, íæõèæ ì åæç ÷ ò ï÷

(10)

ùudul úkripsi :ûüýþýÿ ✁I✁✂Ký✄ ☎ý✁✂ ✆ ýK ✝ ýúý✆ ÿ ✁ ✁✝ ý✁✂✞✟✠ý✝ ✁✂ý✁ KýKI ✞ý✂Iý✁ ✝ý✠ýÿ✝ ✁✂ý✁ÿ✟✝IFIKýúI ý✠ý✄ úIúWý K ✠ýú V ú✝ ✁ 2

✞ý✁þûWý✁✂I ü✆ ✁✂ú ✡û✄ ý☛û ✁ ü ✠ýù ý✆ý✁ 2011☞2012

✁✌✍ ✌ÿ✌✎ ✌✏ ✑sw✌ :ú✒✓ ✔ur o ✁o✍or üokok ÿ✌✎✌✏ ✑sw✌ : 111✕✖✖ ✗ ✘✖ ✕

ür✒✙r✌✍ú✚ ✛ ✑t : ü✜✓✛✑✛ ✑k✌✓ù✌✏ ✍✌✓✑ ù✚ ✏ ✌✓ur : I✢✍u ü✜✓✛✑✛ ✑k✌✓

F✌k✚✢t✌s : K✜✙ur✚ ✌✓ ✛ ✌✓ I✢✍u ü✜✓✛✑✛ ✑k✌✓

✣✤ ✥✦✤ ✧ ★✩ ★✪

✫✬✭✮✯✩✮✰✮✱ ✯ ✲✪ ✳✮✴✬ ✲✵✶✵ ✶✷✯✲ ✴✬✳✸✶✳ ✸✶✲✹

✺✰✱✻ ✼✯✽✯✰✮✵✵ ✶✲✾✶✱✿✯✷❀✣✻✴✵✻ ✺✰✱✻ ❁✶✿ ❂✲❂ ❀✣✻✴✵

(11)
(12)

➈hir kkata➉➊➋l➌uns m➋ny➍➎ ➍➌r➏ ➍➐➑ ➍ sk➌ ➒➓➌r ➌➔➌ m➍➓ ➌ ➐→ ➍➣ ➐➎ ➍➌r↔➋➓ ➋upm rn➍➍➔ ➉➍k➍n t➋t➍➒➌ ➓ ➋ ➎➌↔ ➌t ➐➍r➍➒ ➍n➓ ➋↕➍om skr➌ ➒➓➌ y➍↕n s➋ ➎➋➐➍➔➍r ➌➔ ➌➎ ➍➒➍t ➏ ➋r↕➍un➎➍n➏ ➋➍➔➙➍➍rm t ➏➍↕➌↔➌➍t

➓ ➋➣ ➍➛m ➈➔➛mii

➜➍➓ ➍l➍m➣ ➍l➍➌kum➜r➛ ➜➏➛

➊➋➔↕r ➋swu , ➝➋➋pt➏➋mr ➞ ➟➠ ➞ ➊➋➌nuls

(13)

➡➢

➷ ➬➻➳➘p ➸ns➾➶ÏÏ➢Ö➶ÏÏ×➾ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan➾ ➹➸➘➸➸➴rt ➷➬➻➳➘p ➸ns➾

Ñ➱➳➾o Ø➶ÏÏ➢Ù➾ Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD.➹➸ ➘➸➸➴rt ✃❐➾Ó➸lor➲n❒➘➸s➸ ✃➸r➸t➸ ➾mÚ➸rln❒❒➸➾

Û➸➸➽❰mz ➲➳mr➾➚➪ÜÜ➾ Media Audio-viisual.✃ ❐➾Ó➸r➬➻➳➸➾m ➹ ➸➘➸➸rt

(14)

áâ

ãäåuæäæçnt èééâçêëìåäto íëmîëæïæl ærnãëæäîp æol ðæñåíëæçmul íòóåëäæn ôåæçpt ãæumçornõöö÷ç Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas.øæäæærtùúåïër n

úåäåût úëpìåä îìçu

ãåuræsmûnèéé÷ç Penilaian Hasil Pembelajaran.üånëvårsæts læñçmpun ãåuræsmçnèééâçýþ ëäåtåvæts êoìåþåäæåsÿëæär úæsær æëtlåät ê ëælåluêoìåäæåsÿ ëæär

(15)

✁✂

(16)

3✡

☛☞✌ ✍✎✏ ✑ ✒✓✔ ✕✖✗ ✕✖✎ ✕✘✕✖

✕☞ ✌ ✙✚✛ ✜✢✣✤✥ ✦

B✧★ ✩✪✫ ✪★✬ ✪✭✮✪✫ ✯✰✱✧✭ ✧ ✰✯✲ ✯✪✭ ✳✴✪✬✪✫ ✯✴ ✱ ✵ ✰✪✭✩✪★ ✯✱✧✭✧ ✰✯✲✯✪✭ ✯✭ ✯✪ ✩✪ ✰✪ ✮✶

✷☞ ✸✧✭✹✪✭ ✺✧✭✹✹✵✭ ✪✪✭✻✼✰✪✴✼✩✯✽✯✬✪✫ ✯✲✧★✻✵✪✲✩✪★ ✯✻✵✫✪✻✧✬✪✫✩✯✻✵✪✲✫ ✧✱✧★ ✲✯✻✼✰✪ ✩✪✭✩✯✻✵✭✹✬ ✵✫✩✧✭✹✪✭✱✧ ✰✪✫✲✯✬✻✧✬✪✫✩✪✱ ✪ ✲✴ ✧✴✱✧★✻✪ ✯✬✯✩✪✭✴ ✧✭ ✯✭✹✬✪ ✲✬ ✪✭ ✹✧★✪✬✩✪✫ ✪★✴✧✭ ✧✭✩✪✭✹✻ ✼✰✪✩✧✭✹✪✭✬ ✪✬ ✯✻✪✹✯✪✭ ✩✪ ✰✪✴✫ ✧✱✪✬✻ ✼✰✪✱ ✪✩✪✾✯✫✿✪ ❀✧✰✪✫❁✾✸❂✡ B✪✭❃✵✿✪✭✹✯✺★✧✭✹✫✧✿✵❄✪ ✮ ✵✭❅❆✪★✪✭✡❇❈❈ ❉✡❇❈✡☞

✡❊ ✸✧✭✹✪✭ ✺✧✭✹✹✵✭✪ ✪✭✴✼✩✯✽✯✬ ✪✫ ✯✻ ✼✰✪✱✰✪✫✲✯❋✫✧✻✪✭ ❃✪✬✫✯✫✿✪ ✩✪✱ ✪ ✲

✴✧✴✱ ✧★✻✪ ✯✬ ✯✩✪✭✴ ✧✭ ✯✭✹✬ ✪ ✲✬✪✭✹✧★ ✪✬ ✩✪✫ ✪★ ✩✪✫ ✪★✴✧✭ ✧✭ ✩✪✭✹✻✼✰✪✩✧✭✹✪✭ ✬✪✬ ✯✻✪✹✯✪✭✩✪ ✰✪✴✫ ✧✱ ✪✬✻ ✼✰✪✱ ✪✩✪ ✾✯✫✿✪ ❀✧✰✪ ✫❁✾✸❂✡ B✪✭❃✵✿✪✭✹✯ ✺★✧✭✹✫ ✧✿✵❄✪ ✮ ✵✭❅❆✪★ ✪✭✡❇❈ ❈❉✡❇❈✡❊

●☞✎✥ ❍✥ ✦

(17)

33

■❏ ❑▲▼◆❖◆ ▼◆ P◆◗❘ P❘▼▲ ❙❖ ❚❖❚❯◆ ❙❱◆ ❲❳◆ ❙ ❚, ❳ ❨❖❚❩ ❚❯◆ ❲ ❚▼▲❳ ❬▲❭◆ ❱◆ P◆ ❙❚❙❚❖ ◆ ▼◆ ❪ ❖ ❚❱◆❖ ❚❯◆ ❙❲▲ ❬◆ ◗◆ ❚◆❫❘◆ ❙❯▲❖▲ ▼◆ ❙❖ ◆❭◆❳ ▼P❨❲▲ ❲▼▲❳❬▲❭◆ ❱◆ P◆ ❙◗▲ P◆ ❯❖◆ ❲◆ P ❳▲ ❙▲ ❙❖◆ ❙ ◗❬❨❭◆❖▲ ❙ ◗◆ ❙❯◆ ❯❚❬◆ ◗❚◆ ❙❖◆❭◆❳ ❲▲ ▼◆ ❯ ❬❨❭◆❏

❴❏ U❙❪❘❯❲ ❚❲❵◆❑ ▲❭ ◆❲ ❛❜❝❞❴ B◆❙❡❘❵◆ ❙◗❚❢P▲ ❙◗❲▲❵❘❣◆❤❘ ❙✐❱◆ P◆ ❙❴❥■■❦ ❴❥■❴ ◆◗◆ P❲▲❭◆❭ ❘❬▲ P ❘▼◆❡◆❳▲ ❙ ❚❙◗❯◆ ❪❯◆ ❙◗▲ P◆ ❯❖◆ ❲◆ P❳▲ ❙▲ ❙❖ ◆ ❙◗❬❨ ❭◆❖ ▲ ❙◗◆ ❙❯◆ ❯ ❚ ❬◆ ◗❚◆ ❙❖ ◆❭◆❳ ❲▲ ▼◆ ❯❬❨❭◆❏

3❏ B◆ ◗❚▼▲ ❙▲❭ ❚❪❚❭◆ ❚❙❙❡◆◆◗◆ P▼▲ ❙▲❭❚❪❚◆ ❙❚❙❚❯❚P◆ ❙❡◆❖◆ ▼◆ ❪❖ ❚❯▲❳ ❬◆ ❙◗ ❯◆ ❙❭▲ ❬❚❤

(18)

❧❧❧♠♥♦♣qrqsqt❧✉♦✈♦s ❧♣ ❧✇✈

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif

yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan

siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian

tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

(19)

PELAKSANAAN

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 )

dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 )

❷❸t❸❹ ❺❻❹ ❺r ❻❹❼❹ ❽m

1. Perencanaan( ❾❿➀➁➁➂➁➃ )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap

perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana

pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data

(20)

simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan

rancangan.

2. Tindakan( ction )

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan

isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan

sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian

tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran

yang mengutamakan hasil kea rah yang lebih baik dari sebelumnya.

➆➇ ➈➉u➊➋y p➊➌➊➍➎➎➏➌t

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah siswa Kelas V SDN 1 Banyuwangi Prengsewu berjumlah 24 orang.

➐➇ ➑➊➒➏pt ➓➏➌➔➏➋➇tu

1. Tempat Penelitian: Di lapangan SDN 1 Banyuwangi Prengsewu.

(21)

3. Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan

skripsi berlangsung selama kurang lebih 6 bulan.

→➣↔↕➙➛↕ ➙➜↕ ➙➝➞➙➞➟➠➠↕ ➙t

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat

komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang.

Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal,

tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam

bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

➡➣ ➢➠➤➟s u➝➞↕rt ➥↕ ↕ ➣ ↔➞➙➛↕ ➙↕➦

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang

akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola

terbuat dari kertas dan dibungkus dengan pelastik bekas untuk proses pelaksanaan

pembelajaran.

3. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/pengamatan proses pembelajaran dan

alat untuk dokumentasi seperti kamera.

(22)

➧➨ ➩➫➭inkn

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 3 syaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan

dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan

sikap akhir cara menendang bola dengan kaki bagian dalam.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh menendang bola dengan kaki bagian dalam,

di mulai dari sikap awalan, pelaksanaan, dan akhir dengan menggunakan bola

modifikasi bola terbuat dari kertas dan plastik bekas.

4. Diberikan pengulangan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam

secara bergantian dan berurutan.

5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan setelah

2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan menggunakan instrumen gerak

dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam.

➲➨➳➧s➵➭rvs

1) Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu

pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.

2) Jumlah testor 3 orang , pada saat penilaian tempat testor berjauhan untuk

menjaga objektifitas yang dinilai.

➫➨ ➺➵➻➼➵➽➸s

1. Dari data hasil observasi disimpulkan oleh guru penjas sebagai testor.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua, Setelah di diskusikan maka

(23)

➾➚ ➪s luik➶➹➘➴u ➴➚ ➷➹➬➮➴➬➴➱

1. Menyiapkan skenario pembelajaran gerak dasar menendang bola dengan kaki

bagian dalam yang berisi tentang kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi

pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar menendang bola

dengan kaki bagian dalam.

3. Menyiapkan alat modifikasi bola plastik sebanyak siswa.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

✃➚ ❐❒➬➘➴❮➴➬➱

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 bersyaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan

dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap

akhir untuk pelaksanaan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam

dengan bola plastik.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar

menendang bola dengan kaki bagian dalam yang benar, dari mulai sikap awalan,

pelaksanaan.

4. Setiap siswa melakukan gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam

berulang- ulang sampai benar-benar menguasai gerak dasar ini secara berurutan

(24)

❰ÏsÐÑrvÒsÓ

1) Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu

pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.

2) Pada saat penilaian testor tempatnya berjauhan untuk menjaga objektifitas.

ÔÕ ÖÐ×ØÐÙsÒ Ó

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes sepakbola yaitu menendang bola

dengan kaki bagian dalam disimpulkan berapa persen peningkatan yang dicapai

oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 %

pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus

ke-2 ini.

ÚÕÛÜÝÐÜustr ÞÐÜÐØÒÒÑÜt

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut

Muhajir dalam Surisman (1997 : 58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK (

Penelitian Tindakan Kelas ) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif

dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Dari pendapat di

atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan di hitung validitas dan

(25)

Instrumen Penilaian Psykomotor Menendang bola dengan kura- kura dalam

Sepakbola

ßà áâ ãäåæ çè éåçâ êæ ë ìæìê í îàï

ð ñ ò

ð óôrsõö÷ öø ù

1. 1.Menghadap kedepan sejajar dengan bola .

2. 2. Kaki yang akan mendang bola berada di belakang, Kaki tumpu

berada di samping bola dan kaki ayaun sejajar dengan bola.

ñ óôúöûsöø öö ø

3. Pada saat mendang bola lutut harus sedikit ditekuk.

4. Bola disentuh pada titik pusatnya di bagian belakangnya.

5. Kaki sepak diputar pada pangkal paha sehingga kaki sepak

membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu.

6. Derah engkel kaki bagian dalamyang kontak dengan bola.

7. Bola yang disepak tepat pada titik pusatnya.

8. Pada saat mendang bola pandangan kedepan mengikuti jalannya

bola.

ò íõûö÷ü û ýõr

9. Setelah bola ditendang ke kawan cari posisi dalam keadaan siap

untuk menerima bola berikutnya.

**) di Adopsi dari Soekatamsi dan Sukintaka (Buku Sepakbola 2002 : 273 dan

(26)

þÿ ✁knik ✂✄nlisis ☎✄ ✆✄

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data

di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai

berikut :

✝= 100 % ✞✟u✠✄ ✡☛o☞ ✌ ✌☞✍☞ ✎✏✑✄ ✒✄ ✓✟☛ ✔ ✓✄ ✕ur ☞✌✌✏ ✖

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

(27)

✘✘. TN✙✚✛✚✜✢✛✣✤✚✥✚

✚✦✢ege★✩✪a✧✫eaa★✮egaa

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Oemar Hamalik (2003) Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan

belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa .

Menurut Husdarta dan Saputra (2002) Mengajar merupakan suatu proses yang

kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja

tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai

upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang

akan disajikan kepada siswa .

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar

(28)

sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini

maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan .

. P✰✱✲✳✲✳✴✵✱✶a✷✸a✱✳

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani

yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan

emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes

2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui

kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan

agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan

menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat

seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif

(Depdiknas, 2004: 2).

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata

pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses

pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat

menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan

emosional yang selaras, serasi, seimbang.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar

(29)

menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan

saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi

yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak,

menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang

perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fifik, mental, emosi, sosial

dan moral.

✹✺✻eea✾✿❀❁a Gea❃❄aa

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan

tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi

dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan

dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3)

manipulatif. Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling . gerak non

lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari

tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan

menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu proyek

baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang

lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan,

(30)

. S❇❈ab❊❋a

Permainan sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu,

yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

Permainan sepakbola dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali kedua lengan

(Soekatamsi, 269).

Permainan sepakbola dimainkan olah dua regu yang masing-masing regu

beranggotakan 11 orang. Masing-masing regu mempertahankan sebuah gawang dan

menjebolkan bola ke gawang lawan. Setiap tim memiliki kiper yang bertugas untuk

menjaga gawang. Kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tangannya di

dalam daerah pinalti yaitu daerah yang berukuran lebar 40,22 meter dan panjang

16,5 meter pada garis akhir. Pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan

tangan atau lengan mereka untuk mengontrol bola, tapi mereka dapat menggunakan

kaki, tungkai atau kepala. Gol diciptakan dengan menendang atau menanduk bola

ke dalam gawang lawan. Setiap gol dihitung dengan skor satu, dan tim yang paling

banyak menciptakan gol memenangkan pertandingan.

●❍Gea❉❆aa■❑eedag ▼❊❋a ega▲◆a❉❖▼aga▲❆aaP

Di dalam permainan menggunakan sistem man to man maka menendang bola

dengan kaki dalam merupakan kebutuhan gerak dasar yang penting dari taktik

perorangan. Menendang juga dimaksud untuk menyelamatkan bola apabila tidak

ada kemungkinan untuk passing dengan segera.

Di dalam menendang bola dengan kaki dalam seorang pemain harus dapat

(31)

sempit, yang mana berarti bahwa bola selalu disentuh pada setiap langkah. Satu hal

yang perlu diperhatikan di dalam latihan menendang bola dengan kaki dalam ialah

setiap pemain dianjurkan untuk menggunakan kedua kaki sebagai keperluan untuk

melindungi bola terhadap serangan lawan. Pandangan tidak boleh selalu pada bola,

tetapi diutamakan pengamatan situasi lapangan.

Menendang bola dengan kaki bagian dalam, Posisi kaki yang digunakan untuk

menendang bola dengan kaki bagian dalam sesuai dengan kaki pada waktu

menendang bola dengan kaki bagian dalam. Kaki diputar keluar pada pergelangan

kakinya lurusmenghadap kedepan lutut sedikit ditekuk dan bola disentuh pada titik

pusatnya dengan kaki bagian belakangnya.

Menendang bola dengan kaki bagian dalam digunakan oleh pemain untuk mendang

bola jarak jauh dan mencetak gol. Jalan bola melambung berbentuk ellips bergerak

maju atau apabila lintasannya melengkung, dimana hal ini akan menyebabkan bola

dapat jauh sesuai dengan yang di inginkan pemain. Posisi badan harus ditempatkan

di samping bola posisi badan condong kebelakang bagian samping.

. Mdf❙❚a❯❙❱❲a❳❨ebeaaa

Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah pengubahan dan berasal dari

kata ubah yang berarti lain atau beda mengubah dapat diartikan dengan

menjadikan lain dari yang sebelumya sedangkan dari arti pengubahan adalah

proses , perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan

pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok

(32)

bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan

untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus

bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk mengerjakan

sesuau alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses

kegiatan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran

guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan

kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh

peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi,

fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya.

Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan

tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran, meningkatkan

kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola

gerak secara benar. Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi

keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara

sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang . ( Lutan, 1997 ).

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu

pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat yang

(33)

penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru

lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar

alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa

lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien .

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain

merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang sesungguhnya

menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat dicapai dengan

sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian dari inovasi yang dapat

dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara

lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat

memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar mengoper

bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang

melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang

ditimbulkan saat mengoper bola.

Berikut ini adalah modifikasi alat permainan yang akan digunakan.

(34)

.❧♠♥♦♣eq ♠q

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui

penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Dengan modifikasi alat dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran

gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam pada Siswa Kelas V SDN

(35)

1

rs t✉ ✈✇①②③④③①✈

①s ④⑤ ⑥⑤ ⑦⑧⑨⑩⑤ ❶⑤ ❷❸❹⑤ ❺⑤ ⑩⑤ ❻

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang

melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat mengembangkan dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan jasmani dan kesehatan

merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan penghayatan

nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara

utuh. Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat

berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik

untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan

dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat

terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek

perkembangan yang lain.

Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru.

Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan

(36)

2

konsep- konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut

andil bagian dalam perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan

jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu

tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan

perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan

atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon

yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang

memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu

maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral.

Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan

kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran

disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran

jasmani.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan

lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.

Menurut sistem keolahragaan nasional UU RI No.3 tahun 2005 Bab IV Pasal 8

setiap warga negara berkewajiban untuk berperan serta dalam kegiatan

olahraga dan memelihara prasarana dan sarana olahraga serta lingkungan,

faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran bola basket adalah sarana

(37)

3

dipergunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan bermain

sepakbola, ketersediaan fasilitas yang digunakan tidak sesuai akan

berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran sepakbola di sekolah

sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani.

Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai

pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat

mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur

gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan

sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai

pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,

kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani

serta pemahaman terhadap gerak.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat. Sering kita

jumpai anak-anak maupun orang dewasa yang melakukan bermain sepakbola

dengan menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa

bermain sepak bola sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat mulai

dari anak-anak maupun orang dewasa.

Salah satu gerak dasar dasar bermain sepakbola adalah menendang bola.

Menendang bola merupakan usaha dari seorang pemain untuk memainkan

bola dengan kaki untuk dioperkan kepada temannya untuk mencetak gol ke

gawang lawan. Menendang bola merupakan gerak dasar yang penting setelah

(38)

4

mengantisipasi datangnya bola, kemudian mengoper kepada temannya sebagai

umpan atau untuk mencetak gol ke gawang lawan. Hal ini disebabkan karena

pada waktu melakukan seorang pemain harus terus bergerak untuk melepaskan

diri dari hadangan lawan. Oleh karena itu maka upaya untuk meningkatkan

penguasaan gerak dasar menendang bola maka perlu diajarkan secara baik dan

benar di sekolah.

Pengalaman penulis mengajar untuk siswa SD masih banyak yang kurang

berani membawa bola/menendang bola pada waktu bermain di karenakan bola

takut lepas dari penguasaannya. Pada umumnya pada saat menendang bola

yang terjadi tendangan dengan ujung sepatunya sehingga bola tidak sesuai

dengan tujuan bermain. Di antaranya pada pelaksanaannya perkenaan bola

pada kaki bagian dalam di bagian ujung kaki dan posisi tubuh saat menendang

bola. Setelah penulis amati dari beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari

siswa masih kurang penguasan gerak dasar menendang bola dengan kaki

bagian dalamnya. Jika ditelusuri lebih cermat lagi yang dapat menguasai gerak

dasar menendang bola tidak lebih dari 25 - 30 %. di karenakan hal yang telah

dikemukan di atas salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar

menendang bola, jika dilihat dari hasil Keriteria Ketuntasan Mengajar (KKM)

di SDN 2 Banyuwangi Prengsewu adalah 65.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis perlu

menindak lanjutinya dengan kajian ilmiah yaitu dengan penelitian tindakan

(39)

5

Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam Melalui Modifikasi Alat Pada

Siswa Kelas V SDN 1 Banyuwangi Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 .

. ❽ ❾❿➀➁➂➃➂➄➅ ➆➂➇➅ ➆➅➈➅➉

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka

masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kemampuan penguasaan gerak dasar menendang bola

dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas V di SDN 1 Banyuwangi

Prengsewu.

2. Masih banyak siswa menendang bola yang dilakukan dengan kaki bagian

ujung.

3. Masih rendahnya minat dan motivasi siswa putri dalam belajar sepakbola.

➊➋ ➌➍➎➍➆➅ ➀ ➇➅➆➅➈➅➉

1. Sesuai latar belakang, identifikasi masalah di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah modifikasi Alat

pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkaikan gerak dasar

menendang bola dengan kaki bagaian dalam Pada Siswa kelas V di SDN 1

Banyuwangi Prengsewu.

➏➋ ➐➍➑➍➅ ➀➒❿➀❿➈➂ ➁➂➅ ➀

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di

(40)

6

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menendang bola dalam

sepak bola dengan modifikasi bola plastic, bola terbuat dari busa dan

kertas bekas dibuat berbentuk bola, dan karet.

4. Untuk mengatasi kendala yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam

untuk sepakbola yang dihadapi siswa pada pembelajaran bermain sepak

bola pada siswa kelas V di SDN 1 Banyuwangi Prengsewu.

. ➔ →➣↔ → →↕➙➛➣➛➜➝ ↕➝ →➣

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan

bagi:

1. Bagi penliti

Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan sepakbola.

2. Bagi siswa

Sebagai motivasi dalam meningkatkan gerak dasar menendang bola

dengan kaki bagian dalam untuk sepakbola.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai

penggunaan modifikasi alat pembelajaran (bola plastik, kertas dan busa

bekas yang digulung berbentuk bola, dan bola karet) pada sepakbola

4. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melaksanakan

Gambar

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 )

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Seberapa tinggi motivasi belajar siswa kelas VII dan VIII MTS N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017. 3)

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model

Suatu zat yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan warna kertas lakmus merah tetap merah; sedangkan jika diukur dengan indikator universal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penanganan perkara dalam tindak pidana terhadap anak melalui diversi telah dilakukan pada tingkat penyidikan, sebagian

belajar dan membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat, serta materi reaksi oksidasi-reduksi memiliki banyak hal (masalah) yang dapat ditemui oleh siswa di kehidupan

Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasulullah Saw., Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya