commit to user
i ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KEUANGAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
DISUSUN OLEH :
LAILAM SARE TISARA ANDUANITA F 0207081
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
Ayah, Ibu Kakak dan Adikku tercinta
Pengingatku ketika aku malas,
Semua Pembimbingku selama ini, baik formal maupun informal
Sahabat-sahabat terbaikku yang memberikan warna dalam hidupku
commit to user
v
“sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
(Q.S. Al. Insyirah :6)
“Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang ilmu beberapa derajat. :
(Q.S. Al. Mujadillah :11)
“niat, usaha dan doa”
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Segenap puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Keuangan di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” , yang merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat lepas dari bantuan banyak pihak. Dengan selesainya skripsi ini penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, M. Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sekaligus pembimbing skripsi yang meluangkan waktu waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan kritik, saran, nasehat dan bimbingan sejak awal hingga akhir penulisan skripsi.
3. Dra Mahastuti Agoeng, MSi dan Drs. Sunarjanto, MM selaku ketua dan anggota tim penguji skripsi.
4. Drs. Lilik Dwi Sunardyanto, SU dan Dra. Soemarjati Tj, MM, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bantuan selama berada di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
commit to user
vii 6. Bapak dan Ibu Staff Pengajar Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh studi dan seluruh Staff Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan pelayanan dalam masa perkuliahan.
7. Seluruh staff dan maganger CDC Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman Manajemen angkatan 2007, yang telah memberikan semangat, bantuan dan doa.
Penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua yang membacanya.
Surakarta, 18 Maret 2011 Penulis,
Lailam Sare Tisara Anduanita
commit to user
viii Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Motto . ... v
Kata Pengantar ...vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... xii
Abstrak ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Corporate Governance... 10
2. Prinsip-Prinsip Corporate Governance... 12
3. Manfaat Corporate Governance ... 15
4. The Indonesian Institute for Corporate Governance ... 16
commit to user
ix
6. Kepemilikan Insider... 22
7. Struktur Modal ... 24
8. Perusahaan Keuangan ... 27
9. Perbankkan di Indonesia ... 29
10. Kinerja Perusahaan ... 31
B. PENELITIAN TERDAHULU ... 32
C. KERANGKA PEMIKIRAN ... 38
D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN... 43
1. Populasi Penelitian ... ... 43
2. Sampel Penelitian ... 43
B. JENIS, SUMBER DAN PENGUMPULAN DATA... 44
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Variabel Dependen .. ... 45
2. Variabel Independen ... 47
3. Variabel Kontrol ... 49
D. METODE ANALISIS DATA ... 51
1. Analisis Statistik Desktiptif .. ... 51
2. Uji Normalitas ... 52
3. Uji Asumsi Klasik .. ... 53
4. Analisis Regresi ... 56
commit to user
x BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPTIF DATA . ... 59
B. UJI NORMALITAS DATA . ... ... 61
C. UJI ASUMSI KLASIK ... 63
1. Uji Multikolinearitas ... 63
2. Uji Autokorelasi ... 65
3. Uji Heterokedatisitas ... 66
D. PENGUJIAN HIPOTESIS... ... 67
1. Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara simultan (Uji F) ... 68
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 70
3. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) dengan Uji R2 ... 78
BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN ... 81
B. KETERBATASAN ... 82
C. SARAN ... 83 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
xi
TABEL Halaman
Tabel II.1 Tahapan dan Bobot Penilaian
Riset dan Pemeringkatan CGPI ... 18
Tabel II.2 Kategori Pemeringkatan CGPI ... 20
Tabel IV.1 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif... 60
Tabel IV.2 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 62
Tabel IV.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan dependen variabel TobinsS’Q ... 64
Tabel IV.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan dependen variabel ROA ……... 64
Tabel IV.5 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 65
Tabel IV.6 Hasil Pengujian Variabel Independen secara bersama-sama (Uji F) ... 68
Tabel IV.7 Uji-t dengan dependen variabel Tobins’Q ... 71
Tabel IV.8 Uji-t dengan dependen variabel Tobins’Q ... 72
Tabel IV.9 Hasil Pengujian Hipotesis ... 74
Tabel IV. 10 Uji R variabel independen dengan Tobins’Q sebagai dependen variabel ... 79
Tabel IV.11 Uji R variabel independen dengan ROA sebagai dependen variabel ... 79
commit to user
xii Halaman Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ... 38 Gambar IV.1 Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Dengan Tobins’Q sebagai dependen variabel ... 66 Gambar IV.2 Hasil Pengujian Heterokedastisitas
commit to user
i
ANALISIS PENGARUH KUALITAS GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN KEUANGAN DI INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
LAILAM SARE TISARA ANDUANITA NIM. F0207081
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia. Dalam penelitian ini diuji juga tentang pengaruh kepemilikan insider dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan keuangan yang memiliki kualitas governance.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder pada periode pengamatan tahun 2001 – 2008. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini mencakup seluruh perusahaan keuangan yang terdaftar dan memenuhi syarat dalam Corporate Governance Perception Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan metode purposive sampling,dipilih sampel perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam pemeringkatan penerapan corporate governance berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) dan diperoleh 30 sampel perusahaan.
Proksi dari variabel Kualitas governance yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skor pemeringkatan CGPI(GOV-I), kepemilikan insider (BOWN), dan
struktur modal (DER) dengan menggunakan variabel control asset berwujud (TANG), rata-rata tingkat pertumbuhan perusahaan (GROWTH), ukuran perusahaan dan risiko pasar perusahaan (BETA). Variabel-variabel tersebut dikorelasikan dengan variabel kinerja pasar perusahaan yang diproksikan TOBINS’Q serta kinerja operasional perusahaan yang diproksikan ROA dengan menggunakan metode analisis regresi linear yang diuji melalui program SPSS 13.00.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa :(1) variabel kualitas governance yang diwakili proksi GOV-I tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan, (2) variabel kualitas governance yang diwakili proksi GOV-I memiliki pengaruh negative signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan, (3) variabel kepemilikan insider tidak memiliki pengaruh signifikan, terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan (4) variabel kepemilikan insider tidak memiliki pengaruh signifikan, terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan (5) variabel struktur modal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan (6) variabel struktur modal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan keuangan.
commit to user
ii
ANALYSIS THE EFFECT OF GOVERNANCE QUALITY TO THE CORPORATE PERFORMANCE AT FINANCIAL COMPANY LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE companies that have the quality of governance.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada tahun 1990-an mulai terjadi perubahan besar – besaran dalam
bidang sosial politik dan ekonomi baik di Eropa maupun di Asia. Perubahan
era globalisasi terhadap ekonomi global yang terjadi di berbagai Negara
berdampak pula pada negara Indonesia. Untuk itu pemahaman terhadap visi
dan misi perusahaan juga terhadap tata kelola yang baik dari pemerintah,
perusahaan pemerintah maupun swasta mutlak dibutuhkan demi kelangsungan
usaha.Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini dapat tercapai dengan
keberadaan sistem tatakelola perusahaan yang baik. Sistem tata kelola
organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya
konsep dasar Good corporate governance (GCG) dalam proses manajerial perusahaan.
Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di
Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di
Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang
diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah
maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam
commit to user
2 merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari
krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Peran dan tuntutan investor dan
kreditor asing mengenai penerapan prinsip good corporate governance
merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada
suatu perusahaan. Penerapan prinsip good corporate governance dalam dunia
usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan
yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras.
Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki
tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.
corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan,
perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di
suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam
pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan dan bagaimana
korelasi antar kebijakan tentang buruh dan kinerja perusahaan. Meskipun
kinerja ekonomi pemerintah yang lalu diwarnai oleh beberapa pelanggaran
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance), baik di pasar modal, perbankan, maupun di sektor riil akibat krisis yang melanda
Indonesia lalu sebaiknya prinsip-prinsip corporate governance tetap dapat dijalankan secara amanah, akuntabel, transparan dan fair untuk mencapai
commit to user
3 terlayaninya semua kepentingan pihak yang berkepentingan dengan jalannya
perusahaan (stakeholders). Jika corporate governance merupakan faktor yang signifikan pada kondisi krisis, maka corporate governance tidak hanya
mampu menjelaskan perbedaan kinerja antarnegara selama periode krisis,
akan tetapi juga perbedaan kinerja antarperusahaan dalam suatu negara
tertentu (Klapper dan Love, 2004).
Penelitian tentang variasi penerapan corporate governance di tingkat perusahaan masih sangat sedikit dilakukan. Riset The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama
perusahaan menerapkan good corporate governance adalah kepatuhan
terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi Good
corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan
implementasi good corporate governance berhubungan dengan peningkatan
citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate
governance, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan. Maka dalam penelitian ini akan dianalisis, apakah praktik
corporate governance dapat mempengaruhi kinerja perusahaan keuangan di Indonesia.
Badan Pengelola Pasar Modal di banyak negara menyatakan penerapan
corporate governance di perusahaan-perusahaan publik secara sehat telah berhasil mencegah praktek pengungkapan laporan keuangan perusahaan
commit to user
4 tidak transparan (Sutoyo dan Aldridge, 2005). Sistem corporate governance yang baik tidak hanya memberikan perlindungan yang efektif kepada para
pemegang saham, tetapi juga kepada pihak stakeholders. Dengan adanya
sistem tersebut, perusahaan bisa memberikan keyakinan kepada pihak-pihak
tersebut atas perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai
tinggi. Secara ilmiah, perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan
dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance
framework). Perusahaan membutuhkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, terutama terkait dengan manajemen internal
perusahaan yang bersangkutan. Penerapan prinsip-prinsip Good corporate
governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya meningkatkan nilai perusahaan. Penerapan Good corporate governance juga membuat pengelolaan perusahaan menjadi lebih fokus dan lebih jelas dalam
pembagian tugas, tanggung jawab, dan pengawasannya. Ada lima komponen
utama yang diperlukan dalam konsep Good corporate governance yaitu
fairness, transparency, accountability, responsibility dan independence. Kelima komponen tersebut penting karena terbukti dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan dan performa perusahaan secara keseluruhan.
Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
(value added) untuk semua stakeholder (Khairandy, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Darmawati, 2005 menemukan adanya hubungan positif antara
commit to user
5
Penerapan Good corporate governance sangat dibutuhkan untuk
seluruh perusahaan, termasuk perusahaan, keuangan. Perusahaan keuangan
merupakan lembaga kepercayaan masyarakat yang operasionalnya
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada usaha yang
membutuhkan. Perusahaan keuangan adalah perusahaan yang sarat regulasi
yang cukup ketat dan diatur oleh pemerintah Indonesia. Untuk itu, perusahaan
keuangan harus beroperasi secara sehat dalam rangka menjaga kepercayaan
masyarakat. Agar perusahaan keuangan dapat beroperasi secara sehat,
perusahaan keuangan harus melaksanakan prinsip-prinsip Good corporate
governance dengan baik sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Perusahaan keuangan memiliki sifat usaha spesifik (nature of the firm) yang membedakannya dari institusi non-keuangan (Macey dan O’Hara, 2003
dalam Supriyatno 2006). Sifat usaha spesifik tersebut mendorong topik
penelitian dalam perusahaan keuangan dewasa ini mengarah pada masalah
corporate governance, terlebih lagi setelah beberapa negara Asia terkena krisis finansial. (Arun dan Turner, 2003 dalam Supriyatno 2006). Banyak ahli
yang berpendapat bahwa kelemahan didalam penerapan corporate governance
merupakan salah satu sumber kerawanan ekonomi yang menyebabkan
memburuknya perekonomian negara-negara tersebut pada tahun 1997 dan
1998. (Husnan, 2001).
Sebagaimana dikemukakan oleh Caprio dan Levine (2002), terdapat
dua hal yang saling terkait menyangkut lembaga intermediasi keuangan
commit to user
6 Pertama, bank merupakan sektor usaha yang tidak-transparan, sehingga memungkinkan terjadinya masalah keagenan. Kedua, bank merupakan sektor
usaha yang memiliki tingkat regulasi tinggi yang dalam hal tertentu justru
menghambat mekanisme corporate governance.
Dengan bisa terukurnya praktik corporate governance di tingkat
perusahaan, banyak penelitian yang berhasil menemukan adanya hubungan
positif antara corporate governance dengan nilai/kinerja perusahaan (antara lain, Black dkk., 2003; Klapper dan Love, 2004; dan Darmawati dkk., 2005).
Penelitian-penelitian tersebut secara tidak langsung juga menunjukkan
kegunaan (usefulness). dari pemeringkatan praktik corporate governance di
tingkat perusahaan yang sudah dilakukan di beberapa negara (termasuk
Indonesia).
Berghe dan Ridder (1999) dalam penelitiannya, menghubungkan
kinerja perusahaan dengan good corporate governancetidak mudah dilakukan.
Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan corporate governance
dengan kinerja perusahaan, misalnya penelitian Daily dkk. (1998) dan hasil
survey CBI, Deloitte dan Touche (1996) sebagaimana yang dikutip oleh
Darmawati dkk (2005). Demikian juga dengan Young (2003) yang
menganalisis beberapa penelitian yang menghubungkan corporate governance
dengan kinerja perusahaan. Di lain pihak, berdasarkan beberapa hasil
penelitian, Berghe dan Ridder menyatakan bahwa perusahaan yang
commit to user
7 yang menemukan hubungan positif antara indeks corporate governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang.
Walaupun penelitian-penelitian tentang hubungan corporate governance
dengan kinerja perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda, namun
semuanya menyatakan bahwa corporate governance mempunyai pengaruh
tidak langsung terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba
menguraikan permasalahan tersebut ke dalam penelitian skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
Keuangan di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penelitian- peneltian terdahulu tentang penerapan Corporate
Governance di perusahaan, sehingga rumusan masalah yang diangkat peneliti adalah :
1. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan
keuangan di Indonesia?
2. Apakah kualitas governance mempengaruhi kinerja operasional
perusahaan keuangan di Indonesia?
3. Apakah kepemilikan insider mempengaruhi kinerja pasar perusahaan
commit to user
8
4. Apakah kepemilikan insider mempengaruhi kinerja operasional
perusahaan keuangan di Indonesia?
5. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja pasar perusahaan
keuangan di Indonesia?
6. Apakah struktur modal mempengaruhi kinerja operasional perusahaan
keuangan di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas
governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis di Indonesia menggunakan
ukuran yang dikembangkan oleh IICG. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bukti empiris mengenai :
1. Pengaruh kualitas governance terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia.
2. Pengaruh Kepemilikan insider terhadap kinerja perusahaan keuangan di Indonesia
3. Pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan keuangan di
commit to user
9
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
beberapa pihak antara lain :
1. Manfaat bagi Investor
Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan masukan kepada
investor khususnya kualitas governance yang dilihat dari skor peringkat
good corporate governance yang dirilis IICG terhadap kinerja perusahaan keuangan.
2. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya pengaruh kualitas governance terhadap
peningkatan kinerja perusahaan terutama perusahaan keuangan. Dengan
adanya corporate governance yang diterapkan, penelitian ini diharapkan
dapat memberi tambahan keyakinan akan kegunaan hasil pemeringkatan
tersebut untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.
3. Manfaat bagi dunia akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian –
penelitian sebelumnya mengenai praktik corporate governance berkaitan
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Corporate Governance
Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem
ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim
usaha di suatu negara. Penerapan good corporate governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh
karena itu diterapkannya good corporate governance oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan
dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan good
corporate governance juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah
dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di
Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good
corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan
Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate governance
didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati (2005) adalah
commit to user
11 corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian Institute of
Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance juga
mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan
pengawasan atas kinerja.
Menurut Forum for Corporate governance (FCGI), corporate
governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Pengertian tentang corporate governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola
perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur
pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala
ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan,
pasar keuangan, dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan.
corporate governance merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja
commit to user
12 berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar
secara keseluruhan.
2. Prinsip-prinsip Corporate Governance
Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance (GCG), yang pada
dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja
suatu perusahaan. Secara umum, penerapan prinsip good corporate
governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut :
a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing
b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah
c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan
kinerja ekonomi perusahaan
d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders
terhadap perusahaan
e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Dari berbagai tujuan tersebut, pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholders secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak
commit to user
13 Sedangkan, Prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang menjadi indikator, sebagaimana ditawarkan oleh Organization for
Economic Cooperation andDevelopment (OECD) adalah :
a. F airness (Keadilan)
Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang
adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai
perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari
kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
b. Disclosure/Transparency (Keterbukaan/Transparansi)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat
pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja
perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga
obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses
dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
c. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan system
pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan
commit to user
14 monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk
meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan
pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.
d. Responsibility (Responsibilitas)
Responsibility (responsibilitas) adalah adanya tanggung jawab
pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta
pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab
merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan
adanya tanggungjawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang
kekuasaan, menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara
bisnis yang sehat.
e. Independency (Independen)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate
governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain.
Prinsip-prinsip transparansi, keadilan, akuntabilitas,
responsibilitas dan independen good corporate governance dalam
mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith
(bertindak atas itikad baik) dan kode etik perusahaan serta pedoman
commit to user
15 berwawasan internasional dapat terwujud. Pedoman good corporate
governance yang telah dibuat oleh Komite Nasional Corporate Governance hendaknya dijadikan kode etik perusahaan yang dapat
memberikan acuan pada pelaku usaha untuk melaksanakan good
corporate governance secara konsisten dan konsekuen. Hal ini penting mengingat kecenderungan aktivitas usaha yang semakin mengglobal
dan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan untuk menghasilkan
suatu kinerja perusahaan yang lebih baik.
3. Manfaat Corporate Governance
Ada beberapa manfaat dengan adanya penerapan corporate governance
dalam suatu perusahaan, menurut Forum for Corporate Governance
Indonesia (FCGI) (2004) manfaatnya antara lain :
a. Meningatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan dengan lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional serta lebih meningkatkan pelayanan kepada shareholder.
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
(karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan
corporate value.
c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
commit to user
16
d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan dividen khusus bagi BUMN akan membantu penerimaan APBN terutama dari hasil
privatisasi.
4. The Indonesian Institute for Corporate Governance
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen
yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good corporate governance) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset mengenai
penerapan good corporate governance, yang hasilnya berupa Corporate
Governance Perception Index (CGPI).
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan good corporate
governance di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana
perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan good corporate
governance. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan
Majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul
di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG).
Program CGPI didesain untuk memacu perusahaan dalam
commit to user
17
yang bersinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan
evaluasi dan melakukan studi banding (benchmarking). Program CGPI akan memberikan apresiasi dan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan
yang telah menerapkan corporate governance melalui CGPI Awards dan penobatan sebagai Perusahaan Terpercaya. CGPI telah diikuti oleh lebih
dari 60 perusahaan publik (emiten), BUMN, Perbankan nasional dan
daerah, dan perusahaan swasta lainnya selama penyelenggaraan CGPI
tahun 2001 hingga 2009.
Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah
pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip good
corporate governance yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip
GCG.
Metodologi riset yang dipakai meliputi empat tahapan riset yang
melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan. Hasil
program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan
pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan
yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan,
Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang
commit to user
18 Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
Tahapan riset berikutnya adalah penyusunan makalah yang
merefleksikan program dan hasil penerapan good corporate governance sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan
untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam
menerapkan good corporate governance pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan
peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan good corporate
governance sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot
nilai yang berbeda. Bobot penilaian disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel II.1
Tahapan, Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI
No Tahapan Bobot (%)
a. Self assessment 20
b. Kelengkapan dokumen 20
c. Makalah yang merefleksikan program dan
hasil penerapan good corporate governance sebagai suatu system di perusahaan yang bersangkutan
20
d. Observasi 40
commit to user
19 Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Self-assessment
Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-assessment seputar penerapan konsep corporate governance di perusahaannya.
b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan
bukti yang mendukung penerapan corporate governance di
perusahaannya. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen
terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya boleh
memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya (kecuali
jika terjadi perubahan, maka revisi harus dilampirkan).
c. Penyusunan Makalah dan Presentasi
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan
perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip good corporate
governance dalam dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.
d. Observasi ke Perusahaan
Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan
peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip good
commit to user
20 Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap
tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil
yang diperoleh dibahas dalam Forum Panel ahli untuk menentukan hasil
riset dan pemeringkatan CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti
beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang
perusahaan peserta CGPI. Keputusan panel ahli akan menghasilkan
penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi
penghargaan CGPI Award.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan
pemeringkatan penerapan good corporate governance pada perusahaan
peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan
yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori
berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor
penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori
berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor
penerapan goodcorporate governance seperti disajikan pada table berikut ini:
85 -100 Sangat terpercaya
commit to user
21
5. Implementasi Prinsip Kualitas Corporate Governance
Selain para pemegang saham atau investor, perlu diperhatikan juga
kepentingan para kreditor karena hampir tidak ada perusahaan yang dapat
berjalan dengan modalnya sendiri, sehingga mencari tambahan dana yang
diperlukan untuk biaya operasional perusahaan ataupun ekspansi usaha.
Penerapan prinsip-prinsip goodcorporate governance dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bahan pertimbangan utama bagi kreditor
dalam mengevaluasi potensi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman
kredit. Bahkan bagi perusahaan yang berdomisili di negara-negara
berkembang, implementasi prinsip corporate governance secara konkrit
dapat memberikan kontribusi untuk memulihkan kepercayaan para
kreditor terhadap kinerja suatu perusahaan yang telah dilanda krisis,
misalnya di Indonesia. Di dunia internasional, penerapan good corporate
governance sudah merupakan suatu syarat utama dalam perjanjian pemberian kredit. Seringkali perusahaan yang telah mengimplementasikan
prinsip-prinsip good corporate governance, mempunyai kemungkinan
besar untuk memperoleh bantuan kredit bagi usahanya.
Hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan filosofi dasar kepentingan
para kreditor, yaitu bahwa kepentingan utama kreditor adalah
mendapatkan keuntungan maksimal dan menekan seminimal mungkin
risiko kegagalan pengembalian pinjaman. Keuntungan maksimal ini dapat
diperoleh dengan berbagai jalan, salah satunya adalah dengan
commit to user
22 mengembalikan dana yang telah meningkatkan tingkat kemampuan
perusahaan debitor untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam
melalui efektivitas kinerja perusahaan tersebut.
Penerapan prinsip good corporate governance ini adalah untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui
harmonisasi manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh
komitmen dan independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan kegiatan perusahaan, sehingga menghasilkan kinerja
perusahaan yang baik.
6. Kepemilikan Insider
Kepemilikan manajer dalam perusahaan (kepemilikan insider) didefinisikan sebagai presentase suara yang berkaitan dengan saham dan
option yang dimiliki manajer dan direksi suatu perusahaan. Dalam teori
keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran
tersebut akan menambah cost perusahaan yang menyebabkan penurunan
keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang diterima. Pemegang
saham menginginkan agar cost tersebut dibayai oleh utang, tetapi manajer
commit to user
23 tinggi. Perbedaan kepantingan itulah maka timbullah konflik yang biasa
disebut agency conflict.
Untuk menjamin agar para manajer melakukan hal terbaik bagi
pemegang saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung biaya
keagenan (agency cost). Yang berupa :
a. Pengeluaran untuk memantau tindakan manajemen
b. Pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga kemungkinan
timbulnya perilaku manajer yang tidak dikehendaki semakin kecil
c. Biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba
sebagai akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga tidak
dapat mengambil keputusan secara tepat waktu, padahal seharusnya
hal tersebut dapat dilakukan jika pemilik manajer juga menjadi pemilik
perusahaan atau disebut insider ownership (Brigham, Gapensky dan
Daves, 1999)
Begitu juga bila pemegang saham sekaligus pemegang kendali
perusahaan (manajemen), sepanjang manajer mengharapkan efek
kesejahteraan yang lebih pada keputusannya, maka semakin besar
kepemilikan oleh insider akan semakin menurunkan agency cost.
Hal ini juga dikarenakan semakin besar kepemilikan insider maka
semakin besar informasi yang dimiliki oleh manajemen sekaligus
commit to user
24 biaya agen yang digunakan untuk biaya monitoring semakin kecil,
karena pemilik sudah merangkap sebagai manajer (insider ownership)
7. Struktur Modal
Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal
sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005). Struktur
modal sering kali dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber
pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan serta risiko gagal melunasi
utang tergantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai
aktiva yang dimiliki perusahaan.
Menurut Riyanto (2001) bahwa struktur modal adalah
perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Riyanto (2001) besar
kecilnya struktur modal yang digunakan perusahaan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Tingkat bunga
Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan
struktur modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan
digunakan, apakah menggunakan saham atau obligasi. Penggunaan
obligasi hanya dibenarkan jika tingkat bunga obligasi lebih rendah
commit to user
25 b. Stabilitas earning
Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan
menentukan apakah perusahan dibenarkan untuk menggunakan modal
dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki
earning yang stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi
kewajiban finansialnya, sebaliknya perusahaan yang memiliki earning
tidak stabil akan menghadapi risiko tidak dapat membayar beban
bunga atau angsuran utangnya pada tahun-tahun atau kondisi yang
buruk.
c. Susunan aktiva
Pada kebanyakan perusahaan industri atau manufaktur di mana
sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan
cenderung mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal
asing atau utang hanya sebagai pelengkap. Sedangkan perusahaan
yang sebagian besar aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan
menggutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang jangka
pendek.
d. Risiko aktiva
Risiko yang melekat pada setiap aktiva perusahaan belum tentu sama.
Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risikonya semakin
commit to user
26 perusahaan harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang
relatif tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal
asing (utang) yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding modal sendiri.
e. Jumlah modal yang dibutuhkan
Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat mempengaruhi
struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka
dirasakan perlu bagi perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas
secara bersamaan, misalnya mengeluarkan saham dan obligasi secara
bersamaan
f. Keadaan pasar modal
Kondisi pasar sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh
banyak faktor. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui
penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar
modal. Ketika investor menyukai menanamkan dananya dalam
pembelian saham, maka pada waktu itu perusahaan lebih baik
melakukan penerbitan saham.
g. Sifat manajemen
Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan perusahaan,
umumnya akan berani menangung risiko yang besar (risk seeker), sehingga akan lebih berani menggunakan utang untuk memenuhi
commit to user
27 dan tidak menyenangi risiko (risk averter) akan lebih suka menggunakan sumber dana intern untuk memenuhi kebutuhan
dananya.
h. Besarnya perusahaan
Suatu perusahaan yang tergolong besar di mana sahamnya tersebar
sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana
tidak banyak mempengaruhi kekuasan atau pengendalian pemegang
saham mayoritas. Oleh karena itu, perusahaan besar umumnya lebih
menyukai melakukan penerbitan saham baru untuk memenuhi
kebutuhan dananya.
8. Perusahaan Keuangan.
Perusahaan Keuangan merupakan lembaga yang melaksanakan
fungsi utama menyalurkan dana dari yang surplus/ berlebih kepada
mereka yang kekurangan dana. Adapun jenis-jenis perusahaan keuangan
adalah sebagai berikut :
a.Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka
commit to user
28 Secara umum, bank mempunyai fungsi utama yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Dan secara
spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agen of development,
dan agent of service. (Susilo dkk, 2000)
b.Thrifts
Merupakan lembaga simpanan dalam bentuk tabungan antau
pinjaman, savings banks dan credit unions. Thrifts umumnya
melakukan jasa yang mirip dengan bank-bank komersial, tetapi merek
cenderung berkonsentrasi pada pinjaman mereka dalam satu segmen,
seperti pinjaman real estate dan pinjaman konsumen.
c. Perusahaan asuransi
Merupakan lembaga keuangan yang menjaga individu dan
perusahaan (policy holders) dari even/kejadian yang buruk. Perusahaan asuransi jiwa menyediakan penjagaan dalam kejadian
seperti kematian, penyakit, dan pensiun. Asuransi Property Casualty
menjaga terhadap luka pribadi dan kewajiban akibat kecelakaan,
commit to user
29 d. Perusahaan sekuritas dan bank investasi
Merupakan lembaga keuangan yang menjamin sekuritas dan terlibat
dalam kegiatan sehubungan seperti broker surat berharga, jual beli
surat berharga, dan menghasilkan pasar dimana surat berharga
diperdagangkan
e.Perusahaan Pembiayaan (Finance companies)
Merupakan Lembaga penghubung keuangan yang memberi pinjaman
kepada individu dan bisnis. Tidak seperti lembaga simpanan,
perusahaan pembiayaan tidak menerima simpanan tetapi pembiayan
untuk hutang jangka pendek dan jangka panjang.
f.Reksa dana (Mutual Funds)
Merupakan lembaga keuangan yang menawarkan rencana simpanan
dimana dana milik partisipan mengakumulasi tabungan selama tahun
bekerja mereka sebelum diambil selama tahun penisun mereka.
Dana-dana yang pada dasarnya diinvestasikan dan berakumulasi dalam Dana-dana
pensiun terbebas dari pajak saat ini.
9. Perbankkan di Indonesia
Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan
kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan
commit to user
30 tersebut bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar,
risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang
mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan
masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk
memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank,
menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “ highly regulated” . Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997
bukan sematamata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga
diakibatkan oleh belum dilaksanakannya good corporate governance dan etika yang melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan
kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan
rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka panjang dan
mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain yaitu :
a. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian
b. Pelaksanaan good corporate governance
c. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank.
Pelaksanaan good corporate governance (GCG) sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional
sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan
baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for International Sattlement (BIS)
sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang
commit to user
31 Pelaksanaan GCG bagi dunia perbankan secara internasional. Pedoman
serupa dikeluarkan pula oleh lembaga-lembaga internasional lainnya.
Pengaturan dan implementasi good corporate governance
memerlukan komitmen dari top management dan seluruh jajaran
organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar
(strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode
etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakanfaktor
penting sebagai landasan penerapan goodcorporate governance.
10. Kinerja Perusahaan
Pengertian kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi
kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua
aktivitas dari sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi
laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak
terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga
commit to user
32 Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat
dari laporan keuangan yang sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja
perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah
laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan
laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Disclosure laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Disclosure sebagai salah satu aspek good
corporate governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator
atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya
berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor,
calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat
keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan
prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang.
B. PENELITIAN TERDAHULU
The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG), 2002,
menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate
commit to user
33 meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan
etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen
perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan
citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG, akan mengalami
perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan.
Sukmawati Sukamulja (2004), penelitian ini bertujuan untuk
menilai apakah good corporate governance dapat digunakan untuk menilai kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan dan pertumbuhan jangka
panjang yang tercermin pada nilai pasar perusahaan. Berdasarkan teori
yang ada, pelaksanaan good corporate governance yang baik, dan sesuai
dengan perturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon
yang positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkat nilai pasar
perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data saham
perusahaan pada sesi penutupan perdagangan BEJ tanggal 31 Juli 2003
dan sampel pada penelitian ini diambil dari Annual Report tahun buku
2002 perusahaan-perusahaan yang telah listing di BEJ dan data Financial
Report Triwulan II tahun buku 2003 dengan jumlah sampel 52 perusahaan. Variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen
dan variabel kontrol. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja,
sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate
commit to user
34 pada BEJ, dalam satu tahun. Dari hasil pengolahan data menggunakan
persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hubungan antara
Tobin’s Q dengan CGI, ROA, Total asset, dan lama perusahaan telah
listing di BEJ dengan mengambil sampel sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar pada BEJ, khususnya di sektor keuangan, belum memberikan
hasil yang memuaskan. Dari hasil analisis empirik, pelaksanaan good
corporate governance tidak memiliki peranan penting dalam menentukan nilai pasar perusahaan dilihat dari sisi profitabilitas, umur perusahaan dan
usuran perusahaan. Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa
variable corporate governance tidak satupun signifikan terhadap ROA dan
Tobin’s Q.
Deni Darmawati (2005), penelitian ini bertujuan untuk
menginvestigasi keterkaitan corporate governance yang diterapkan dalam
suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Data
implementasi pada penelitian ini menggunakan corporate governance
hasil survei IICG tahun 2001 dan 2002 yang berupa Corporate
Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 dan 2002 dengan jumlah sampel sebanyak 53 perusahaan-tahun (pooled data untuk tahun 2001 dan 2002). Sampel untuk tahun 2001 sebanyak 21 perusahaan dan
tahun 2002 sebanyak 32 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel dependen dan independen. Variabel dependen yang digunakan
commit to user
35 Dalam penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol yang terdiri dari
komposisi aktiva, kesempatan tumbuh dan ukuran perusahaan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik
signifikan mempengaruhi return on equity sedangkan tidak ada satupun variable kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi return on
equity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa corporate governance mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Hasil analisis model regresi
dengan Tobins’Q menunjukkan bahwa baik variabel corporate
governance mempengaruhi kinerja pasar perusahaan secara statistik tidak didukung. Hal ini mungkin dikarenakan respon pasar terhadap
implementasi corporate governance tidak bisa secara langsung (imediate) akan tetapi membutuhkan waktu.
McConnell, J. Servaes, H, 1990 menguji pengaruh struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan proxy return saham
selama 1988 – 1992. hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan
insider berhubungan dengan return saham. Juga mendapat bukti bahwa kepemilikan insider berhubungan terbalik dengan return saham dan return
saham berhubungan positif dengan kepemilikan institusional, hal ini
menunjukkan kepemilikan institusional merupakan monitoring manajemen
yang aktif. Hal sama juga ditemukan oleh Hermalin dan Weisbach, 1991;
Bohren dan Odegaard, 2003.
Shleifer dan Vishny (1997) menggambarkan corporate governance
commit to user
36 kaitannya dengan pengaruh keputusan investor untuk menginvestasikan
dananya ke perusahaan. Himmelberg et al., 2002 menggabungkan teori
keagenan dengan insentif diversifikasi risiko insider yaitu masalah
keagenan antara insider dan outsider untuk mempertahankan bagian yang
lebih besar dalam perusahaan dibandingkan dengan strategi diversifikasi
risiko. Mereka menggunakan data perusahaan dari 38 negara. Kepemilikan
insider yang lebih tinggi, risiko juga tinggi, akan mengakibatkan kurangnya investasi dan biaya modal lebih tinggi. Hasilnya menunjukkan
bahwa premi risiko unsistematis bervariasi antara nol dan enam persen
dengan penurunan tingkat perlindungan investor outsider. Kebijakan yang
bertujuan untuk memperkuat perlindungan investor dan penegakan hukum
akan memperbaiki alokasi asset dan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) meneliti hubungan antara
leverage dengan corporate governance. Hasil penelitian ini menemukan
adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate
governance. Durnev dan Kim (2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik governance dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan
perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci dan Falini (2004)
tidak berhasil menemukan adanya hubungan antara leverage dan kualitas
corporate governance.
Nur Sayidah (2007) meneliti pengaruh kualitas corporate
commit to user
37
10 besar CGPI tahun 2003-2005. Pengukuran corporate governance
berdasarkan peringkat 10 besar IICG dan pengukuran kinerja perusahaan
dilakukan dengan menggunakan proxy profit margin, ROA, ROE dan
ROI. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas governance tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik yang diproxy Profit margin,
ROA, ROE maupun ROI.
Klapper dan Love, 2004 meneliti hubungan antara hukum dan
keuangan yang terkonsentrasi pada investor negara bagian dan difokuskan
pada perbedaan sistem hukum di suatu negara dan hukum keluarga.
Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik sangat
berkorelasi dengan kinerja operasi dan penilaian pasar. Ketentuan tata
kelola perusahaan menjadi lebih penting di negara-negara dengan
lingkungan hukum yang lemah dan menyarankan untuk memperbaiki
sistem hukum harus menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran merupakan alur pemikiran penelitian dalam
menjawab masalah penelitian dan dinyatakan dalam bentuk skema yang
memuat pokok-pokok unsur penelitian tersebut. Berdasarkan teori dan
penelitian terdahulu peneliti menggunakan kualitas governance dengan menggunakan GOV-I (indeks CGPI) untuk mengukur kinerja perusahaan
yang diukur dengan Tobins’Q dan ROA. Variabel independen kedua yang
commit to user
38 saham manajer yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan. Variabel
independen yang ketiga yang digunakan adalah struktur modal. Struktur
modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio yang dikaitkan
dengan kinerja perusahaan (Tobins’Q dan ROA).Selain ketiga variabel
independen, digunakan juga variabel kontrol untuk mengontrol variabel
yang sedang dikaji. Variabel kontrol yang digunakan adalah Tangible
asset dimana aset ini lebih mudah dipantau oleh perusahaan, kesempatan pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan serta risiko perusahaan.
Semua variabel kontrol tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel yang
dikaji. maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Kualitas Governance (Gov-I)
Kepemilikan Insider (BOWN)
commit to user
39 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka yang merupakan
variable dependen adalah Kinerja Pasar Perusahaan (Tobins’Q) dan Kinerja
Operasional Perusahaan (ROA). Sedangkan yang merupakan variabel
independen adalah Kualitas Governance, Kepemilikan Insider dan Struktur
Modal. Variable kontrol adalah Tangible Asset (TANG) , kesempatan
pertumbuhan (GROWTH),ukuran perusahaan (SIZE),risiko perusahaan
(BETA).
D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dari kerangka pemikiran diatas, didapatkan hipotesis atas penelitian :
1. Pengaruh Kualitas Governance terhadap kinerja perusahaan
keuangan di Indonesia
Penerapan good corporate governance dipercaya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan good corporate
governance (GCG) membawa manfaat besar bagi perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil survey IICG
berupa corporate governance perception index (CGPI) untuk
mengukur corporate governance. Dari corporate governance
perception index, rating atau pemeringkatan disusun. Alasan penggunaan indeks ini disebabkan oleh keterbartasan data tentang
penelitian penerapan corporate governance pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Indeks tersebut merupakan satu-satunya
perusahaan-commit to user
40 perusahaan di Indonesia dengan menggunakan instrumen dengan
ketentuan yang telah disesuaikan. Darmawati (2005), Cho (1998)
dan Chi (2005) menemukan corporate governace berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat dirumuskan
hipotesis :
H1 : Kualitas Governance berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan keuangan di Indonesia.
H2 : Kualitas Governance berpengaruh terhadap kinerja
operasional perusahaan keuangan di Indonesia.
2. Pengaruh Kepemilikan Insider terhadap kinerja perusahaan
keuangan di Indonesia
Dominasi para direktur sebagai pemegang saham utama
dapat digunakan sebagai wakil pemegang saham aktif, pemegang
saham yang benar-benar memegang kendali perusahaan. Ada dua
kemungkinan pengaruh kepemilikan dewan direktur pada nilai
perusahaan. Pertama, jika pengendalian kuat, ini merupakan signal
negatif bagi kinerja perusahaan (Tobins’Q) atau jika kepemilikan
pemegang saham terbesar berada pada dewan direktur, akan
meningkatkan monitoring dan mengendalikan atas para manajer,
hal ini akan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, dan ini
commit to user
41 (1990) meneliti kepemilikan insider ini, maka hipotesis yang diajukan adalah
H3 : Kepemilikan insider berpengaruh terhadap kinerja pasar
perusahaan keuangan di Indonesia
H4 : Kepemilikan insider berpengaruh terhadap kinerja
operasional perusahaan keuangan di Indonesia.
3. Pengaruh Struktur Modal terhadap kinerja perusahaan
keuangan di Indonesia
Hubungan antara struktur modal dengan kualitas corporate
governance suatu perusahaan terdapat dua alternatif penjelasan. Black dkk. (2003) dan Gillan dkk. (2003) berhasil menemukan
adanya hubungan negatif antara leverage dan kualitas corporate
governance. Durnev dan Kim (2003) justru berhasil menemukan adanya hubungan positif antara pemilihan perusahaan akan praktik
governance dan pengungkapan berhubungan secara positif dengan kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal. Penelitian Baruci
dan Falini (2004) tidak berhasil menemukan adanya hubungan
antara leverage dan kualitas corporate governance. Sementara
hubungan antara struktur modal dengan kinerja perusahaan
menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungannya adalah
commit to user
42 (1998), Ross et al (1999) dan Antoniou (2002). Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis:
H5 : Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja pasar
perusahaan keuangan di Indonesia
H6 : Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja operasional
commit to user
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua perusahaan keuangan yang ikut serta dan memenuhi
syarat dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2001 sampai dengan tahun 2008. Jumlah populasi penelitian ini yaitu
sebanyak 54 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu sehingga
sampel yang dipilih relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria
pemilihan sampel yang akan diteliti adalah perusahaan keuangan
commit to user
44 kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam pemeringkatan
penerapan corporate governance yang dilakukan oleh The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di tahun 2001 hingga 2008 berupa skor pemeringkatan CGPI (Corporate
Governance Perception Index). Berdasarkan tahapan tersebut, penulis menetapkan sebanyak 30 sampel perusahaan. Sampel
diperoleh dari The Institute for Corporate Governance (IICG) melalui email (www.iicg.org).
B. JENIS, SUMBER, DAN PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan sumber data historis. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber, meliputi buku, referensi, literature dan data yang diambil dari
Pojok Bursa Efek Indonesia FE UNS Indonesian Capital Market
Directory. Data yang diambil adalah data perusahaan keuangan
peringkat 10 besar dalam pemeringkatan penerapan corporate
governance yang dilakukan oleh IICG yang terdaftar di BEI tahun 2001 sampai tahun 2008 yang masuk dalam CGPI Corporate Governance