• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resensi Buku 023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Resensi Buku 023"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

RESENSI BUKU

“ STUDI ISLAM PENDEKATAN dan METODE “

OLEH :

Khanifatus Saniyah ( 113-14-149 )

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

SALATIGA

(2)

Judul Buku : Studi Islam Pendekatan dan Metode Penulis : Zakiyuddin Baidhawy

Penerbit : Insan Madani Tahun Terbit Pertama : 1 Juli 2011 Jumlah Halaman : 317 Halaman

Biografi Penulis :

Zakiyuddin Baidhawy lahir di Indramayu, Jawa Barat. Kini tinggal di Solo. Menyelesaikan studi S-1 pada Fakultas Agama Islam (Perbandingan Agama) Universitas Muhammadiyah Surakarta (1994). Pernah nyantri di Pondok Hajjah Nuriyah Shabran (1990-1994). Studi S-2 pada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1999), dan S-3 pada Universitas yang sama (2007). Staf Edukatif pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Peneliti pada Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosal UMS, Associate pada Maarif Institute for Culture and Humanity. Aktivitas dan pengalaman internasional beberapa di

antaranya adalah partisipan Academic Short Course at Leiden University, 1-15 December 2009; Copenhagen Conference, 2122 Oktober 2008; International Seminar on Reliigious Education

308 Zakiyuddin Baidhawy

(3)

Ohio University, Athens, bekerjasama dengan US State Department, 22 September-13 Oktober 2004; partisipan dan presenter pada the Global Meeting of Expert on Teaching For Tolerance, Respect, and Recognition, diselenggarakan oleh The Oslo Coalition on Freedom of Religion or Bielief bekerjasama dengan UNESCO, Oslo, 2-5 September 2004; dan partisipan dan presenter pada International Interfaith Peace Forum and Asian Muslim Action Network (AMAN)

Assembly, Bangkok, 9-14 Desember 2003. Aktif menulis di berbagai media dan jurnal ilmiah. Karyakarya yang sudah diterbitkan antara lain: Etika dalam Islam (1996); Wacana Teologi Feminis (1997); Menapak Jalan Revolusi (2000); Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama (2001); Dialog Global dan Masa Depan Agama (2001); dan Agama dan Pluralitas Budaya Lokal (2002); dan Ambivalensi Agama, Konflik dan Nirkekerasan (2002), Reinvensi Islam

Multikultural (2005), Menyulam Ragam Merajut Harmoni: Kisah-kisah tentang Toleransi untuk Siswa dan Pendidik (2005), Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (2005), dan Kredo Kebebasan Beragama (2006); Islam Melawan Kapitalisme (2007); Etika Bisnis Syariah I (2007); Etika Bisnis Syariah II (2008); Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Berwawasan HAM: Buku Panduan untuk Guru (2008); Al-Islam Berwawasan HAM:

309

Buku Ajar Penidikan Islam untuk SMA, MA, SMK (2008); Kemuhammadiyahan Berwawasan HAM (2008); Rekonstruksi Keadilan (2008); Teologi Neo Al-Ma`un (2009); Benih-benih Islam Radikal di Masjid (dkk, 2010).

Pendahuluan :

(4)

orang atau umat dari agama lain yang ir dengan kedamaian agama islam. Karena keirriannya , banyak orang atau umaat dari agama lain yang mengusik dan bertujuan untuk menjatuhkan islam. Bahkan , antaar umat islam terkadang juga tmbul sebuah pertengkaran yang berujung pada peperangan.

Termasuk timlnya perang dingin yaitu perang yang di lakukan dengan cara halus melalui diri umat islam sendiiri yang berpusat pada dunia timur. Tujuannya , tidak lain adalah untuk menyerang umat slam secara perlahan lahan melalui pemikiran yang di seleweng kan kebenarannya demi mencapai tujuan mereka.Orang orang barat mempelajari kajian islam di timur untuk memengarhi serta menjatuhkan islam disanna.

Studi Islam merupakan kajian yang tidak kalah penting untuk di bahas bagi para pengkaji islam. Pada abad 19 hingga awal abad 20 dapat kita lihat bahwa disiplin studi islam bangkit di motivasi oleh keinginan para penguasa pada jaman kolonial untuk mempelajari sumber sumber agama dari negeri negeri jajahan mereka.

Sinopsis :

Buku ini secara garis besar mengkaji mengenai perkembangan studi islam di negara – negara muslim maupun negara barat. Meskipun ada minat yang di kendalikan oleh kepentingan diri dari mereka , pembahasan studi islam tetap berkitan dengan data data yang konkret dan berinraksi dengan metode metode yang lebih kompleks. Dalam hal ini , pendekatan studi islam dapat di definisikan dalam arti sempit bahwa studi islam adalah kajian pendidikan yang

(5)

sosial , tetapi juga metode pendekatan sosiologis serta studi tentang dunia modern. Masalah utama yang menjadi objek kajian studi islam berawal dari kajian islam di Barat. Studi islam mereka lebih kepada kontestasi agama. Setelah muncul ide-ide para pemikir modern tentang islam , ketakutan ketakutan bukan datang dari Barat , melainkan dari sains yang dapat menjadi satu-satunya pendekatan jalan menuju kebenaran. Stephen R.Sterling menyampaikan kritik terhadap pendekatan “ sains “, beliau menguji pendekatan sains terhadap subjek dari studi tentang alam. Mengutip dari Werner Heisenberg , ia mengatakan : “ Melalui intervensinya , sains mengubah dan membentuk kembali objek.”

Kritik atas pendekatan intelektual Barat terhadap pengetahuan dan pembelajaran ditegakkan di atas hukum yang berdasarkan pada teori fusi , yaitu pertentangan antara dua hal yang bersebrangan dan bertabrakan dengan filsafat islam tentang sebuah kehidupan , atau di sebut dengan teori wasathiyah. Pandangan dunia islaam berbeda dengan pendekatan barat terhadap pengetahuan ilmiah. Metodologi skeptis telah memberikan otorias yang

memperkenankan untuk menolak metodologi alternatif , atau bahkan metodologi ilmu ilmu alam yang hanya tergantung pada apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Dengan kata lain dapat diartikan dengan lebih tunduk pada penafsiran. Dalam persoalan metodologi kajian tetang keislaman , juga muncul sebuah pendekatan yang di sebut dengan pendekatan apologetik.1 Disini

dikatakan , bahwa islam mengadopsi pencarian pengetahuan dan tidak membatasi pada sumber pengtahuan hanya pada pemahaman dunia materi manusia. Namun , bukan berarti dapat menyifati islam dengan keterbelakangan sosial atau hasil dari suatu akumulasi persoalan dan akumulasi , seperti kolonialisme Barat , perbudakan , dan praktik – praktik sosial yang tidak ada hubungannya dengan jiwa islam ( al-Umari , 1987:110 ).

(6)

Metodologi kajian islam tidak semata mata agama , melainkan juga sebagai hakikat kehidupan yang memandang semua aspek kehiduan dalam keseluruhannya sebagai sebuah unit yang lengkap. Pada hakikatnya , metodologi penelitian menyangkut realitas yang di derifasi eksistensinya dari Tuhan. Hubungan spiritual antar Tuhan dan manusia memiliki aspek sosial , atau dalam dunia sufi disebut dengan tariqah ( jalan kolektif dan jalan individual menuju Tuhan ). Sayang nya , ada ketidak seimbangan dimana ortodoksi islam telah menuuduh

heterodoksi sebagai bid’ah. Sebagai contoh , ada berbagai isu yang dihadapi para sarjana Barat dan islam ketika mengutip Al-Qur’an. Sarjana nonn-muslim berasumsi bahwa Al Qur’an bukan firman Tuhan , sehinggan mereka memulai kutipan dengan “ Muhammad berkata “.2 Ini adalah

masalah yag nyata bagi para umat muslim. Jika kita menerima pandangan tersebut , secara tidak langsung akan menyakiti para umat muslim yang datang ke Barat untuk memperluas pegetahuan mereka. Akhir abad ke-20 Belanda tampak berusaha untuk membedakan dua tipe berbeda tentang perbincangan mengenai agama , yakni pendekatan emik yang menyajikan pola pola pemikiran dan asosiasi simbolik yang di ungkap dari perspektif kaum beriman , dan pendekatan ilmiah emik yang melibatkan analisis historis mengenai hubungan antara ide dan masyarakat ( Feener ,2007 : 647-282 ).

Pada intinya , studi islam sebagai kajian ilmiah adalah upaya mencari pemahaman mengenai hakikat agama. Sedangkann hakikat agama terletak pada pengalaman agama. Joachim Wach menjelaskan bahwa kiteria penglaman batin antara lain : Respon terhadap apa yang dialami , pibadi yang utuh ( melibatkan jiwa , emosi , dan kehendak ) , pengalaman batin , serta suatu

(7)

tindakan. Menurut Smart (1989 ) , dimensi-dimensi agama yang dimiliki oleh setiap agama meliputi : paktik dan ritual , pengalaman dan emosional , narratif dan mitos , doktrin dan filosofis , etika dan hokum , sosial dan institusional , serta dimensi material. Pada hakikatnya , agama adalah jalan menuju Tuhan. Namun , cara yang di tempuh setiap pemeluk agama sebagai jalan menuju Tuhan berbeda beda antara satu dengan yang lain.

Telah dijelaskan oleh Dale Canon ( 2002 ) bahwa ada enam cara beragama di dunia , termasuk islam. Selain dengan pelaksanaan kewajiban , ada yang melalui pemujaan dan ketaatan ( Wy of devotion ) , melalui disiplin rohani dan asketik , dengan kegiatan rasional atau

argumentative , berpatisipasi dalam pelaksanaann ritual yang telah di tetapkan , serta ada juga dengan membuka hubungan ke sumber – sumber suprantural dari imajinasi dan kekuatan.

Sejarah Perkembangan studi islam

Studi islam muncul pada abad ke-9 di Irak. Studi islam bukan hanya berjalan di dalam peradaban islam itu sendiri , tetapi juga menjadi fokus diskusi di Negara negara Barat. 3Menurut

Richard C. Martin , fase fase perkembangan studi islam antara lain :

1. Banyak bermunculan polemik teologis antara Muslim , Kristen , dan Yahudi ( Tahun 800-1100 ).

Mitos dan legenda yahudi-Kristen menyebutkan kemunculan kaum monotheistic Arab non-Yahudi dan Kristen pada abad ke-7.

(8)

2. Fase Perang Salib dan Kesarjanaan Cluny ( Tahun 1100-1500 ). Para pasuka perang salib dan rahib-rahib yng menerjemahkan Al qur’an dan teks teks islam berperan sebagai pihak pihak yang menyerang peradaban islam

3. Fase Reformasi ( Tahun 1500-1650 ). Pada fase ini , kaum reformis memandang sarasen Turki , bersama – sama Gereja Roma sebagai anti kristus.

4. Fase Penemuan dan Pencerahan ( Tahun 1650-1900 ). Akibat dari perkembangan pada fase ini adalah perubahan cara pandang tentang keehdupn dan misi nabi Muhammad.

Studi Islam dan Orientalisme

Disiplin dalam studi islam , disebut juga disebut dengan orientalisme. Minat humanism klasik terhdap khazanah manusia pada masa lampau melalui catatan tekks sangat memengaruhi orientalisme. Kaum orientalisme Barat dan para sarjana Muslim ortodoks cenderung

memperlihatkan konservatisme dalam pendekata mereka terhadap historiografi. Secara luas , orientalisme menerima pandangan tradisional tentang kehidupan Muhammad , artikulasi Al qur’an pada periode Makkah dann Madinah , serta pembentukan awal komunitas islam. Disiplin yang melayani desain kepentingan imperial atas kebanyakan dunia islam menjadi kritik penting dalam orientalisme. Ambisi ekonomi dan politik bangsa Eropa menjadi beban bagi orientalisme. Orientalis tradisional tentang islam mendefinidikn islam sebagai korpus kepercayaan dan norma norma abstrak yang menentukan berbagai ruang yang menengarai suatu kebudayaan.

Studi Islam dan Oksidentalisme

Oksidentalisme adalah adalah suatu perang yang melawan gagasan tertentu dari Barat yang tidak menjadi hal baru bagi para kaum ekstremis islamis. Sejarah oksidentalisme

(9)

sangat bberkaita dengan Barat dan Imerialisme Barat. Menurut seorang intelektal , Westernisasi adalah seperti penyakit yang menginfrksi semangat orang orang Jepang atau dapat disebut dengan sesuatu yang berbau Eropa. Lebih jelasnya , bahwa oksidentalisme adalah pemberontaka atas rasionalisme , peradaban Barat yang dingin , mekanis dan mesin , dan sekularisme , bahkan individualisme. Keberadaan oksidentalisme serta kapitalisme di dorong oleh kolonialisme Eropa. Kapitalisme dan Bolshvisme merupakan system universalis , artinya mereka tidak mengakui batasan batasan nasional , rasal , ataupun kultural. Oksidentalisme bukanlah kajian yan membahas tentang kebencian terhadap kebijakan – kebijakan Barat , namun mengkaji tentang kebencian terhadap ide ide Barat itu sendiri.

Model Kajian Teks-Teks Keislamaan : Studi Al qur’an

Karena teks teks keagaman merupakan kajian studi islam tradisional , maka meetode dan pendekatan yang di gunakan dalam dalam komunitas ilmiah di kalangan mereka pun memiliki metode dan pendekatan tekstual ( bayani ). Dintara metode dan pendekatan yang dapaat digunakan dalam melahirkan karya studi islam antara lain :

1. Pendekatan I’jaz Klasik. Disini , sumber utama ajaran islam adalah Al Qur’an.

Pendekatan ini adalah salah satu cara yang di pergunakan oleh para sarjana muslim untuk membuktikan pendekatan Al Qur’an.

2. Pendekatan Sastra Modern. Pada masa modern , pendekatan kesusastran terhadap Al qur’an juga berkembang .

3. Pendekatan Tajdid. Pendekatan ini di terapkan oleh Amin Al Khuli ( 1995 ) untuk studi bahasa ( nahw ) dan retorika ( balaghah ), tafsir Al Qur’an , dan sastra.

(10)

5. Pendekatan Semantik. Pendekatan ini di gunakan untuk mempelajari teks teks keislaman , terutama Al Qur’an oleh para pengkaji islam.

6. Pendekatan Tematik. Pendekatan ini tidak menafsirkan Al qur’an ayat demi ayat. Namun , brusaha mengkaji Al Qur’an dengan cara mengambil tema dari berbagai tema ajaran , sosial , dan kosmologi yang ada dalam Al Qur’an. Secara umum , pendekattan ini di bagi menjadi dua , antara lain : tematik berdasar surah Al Qur’an dan tematik berdasar subjek.

Model Kajian Teks-Teks Keislamaan : Studi Hadist

Hadist merupakan sumber ke dua setelah Al Qur’an. 4Di antara metodologi baru

yang berkembang dalam studi hadis adalah dua pendekatan , antara lain :  Analisis isnad terhadap hadist - hadist ahad

 Pendekatan yang fokus pada analisis teks ( matn hadist ) yang di kembangka melalui penyeldikan varian teks teks hadist , serta kombinasi pendekatan analisis teks dan analisis isnad.

Hadist memiliki peran utama dalam islam. Dasar inilah yang mendorong Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya untuk memelihara hadist secara akurat demi keterjagaannya. Bagi para sarjana Barat , tiddaklah masuk akal bahwa hadist , cerita – cerita dan perkataan Muhammad SAW. Diakui dan di kumpulkan sebagai hadist. Mereka lebih percaya bahwa Muhammad SAW bicara dan berbuat secara sadar dan tak seorang pun yang dapat mencatat tindakan dan

perkataannya. Dalam persoalan hadist asli atau palsu , mereka memutuskan untuk memisahkan antara yang otentik dari yang tidak otentik. Para sarjana Barat melihat mataan dan sekaligus isnad untuk mentukan keaslian suatu hadist , juga menemukan ke tidak aslian suatu hadis berdasarkan isnad dan matannya. Kajian sarjan muslim modern berkaitan dengan persoalan kritiks teks yang pada akhirnya dapat meragukan beberapa catatan tentang hadist. Diantara paara

(11)

sarjana muslim seperti : Rashid Ridha , Mahmud Abu Rayyah , Ahmad Amin , dan Ismail Ahmad Adham. Kajian kajian mereka mendapatkan respond dan reaksi dari beberapa sarjana muslim lainnya.

Metode Kajian Ilmu Kalam

Kalam artinya adalam “ Firman “ atau dapat diartikan juga sebagai diskusi atau argument. Kemunculan ilmu kalam adalah akibat dari banyaknya kontroversi yang telah memecah belah komunitas muslim pada masa masa awal. Perselisihan politik yang dari komunitas yang mendifisikaan dirinya berdasarkan iddentitas keagamaan , membagi pemimpin komunitas menjadi tiga kelompok , yaitu:

 Khawarij , yang berarti pemberontak. Khawarij tidak memiliki kepemimpinan maupun doktrin sendiri , mereka lebih kepada kecenderungan politikmilitan dengan sikap yang tidak mudah kompromi.

 Syi’ah , yaitu kelompok yang tetap menjadi pengikut Ali. Mereka mempercayai otoritas ketuhanan yang tidak perlu di perdebatkan yang di wariskan kepada para imam. Secara teori , kelompok ini tidak melahirkan spekulasi teologis , karena mereka berupaya untuk mencapai otoritas Nabi dan menanamkannya dalam diri imam yang hidup , yang memiliki akses langsung pada kebenaran tuhan.

 Murji’ah , kelompok yang berpandangan utuk memngikuti jalan tengah. Kelompok ini menolak untuk mengutuk para pelaku dosa besar sebagai orang tak beriman , namun mereka juga tidak akan mengampuni kesalahan mereka.

(12)

dan nasibnya. Pertentangan antara dua aliran ini menyinggung masaalah penciptaan Al qur’an yang muncul pada pertengahan pertama abad ke-9.

Ilmu kalam adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang ajaran ajaran dasar keimanan islam ( ushuluddin ). Penamaan ilmu kalam berasal dari kebiasaan kebiasaan para pakar yang selalu memuulai perkataannya dengan ungkapan “ Al Kalamu fikaza “. Doktrin ilmu kalam meliputi tiga komponen besar , antara lain : artikulasi tentang apa yang di pandang oleh suatu madzhab pemikiran sebagai kepercayaan fundamental , konstruksi kerangka spekulasi dimana

kepercayaan itu harus di pahami , usaha merasionalkan pandangan pandangan ini ke dalam spekulasi yang di terima.

Dalam islam terdapat empat madhab yang di ikutii umat islam dakam masalah hokum fiqih , yaitu Imam Syafi’I , Hambali , Hanafi , dan Maliki.

Dalam hal ini , Imam Hambali menolak kalam secara penuh , baik itu kalam Asy’ariyah , Muktazilaah , maupun syi’ah. Kalam syi’ah muncul dari inti hadist hadist syi’ah. D sisi lain , bercampur dengan filsafat syi’ah. Demikianlah cara kaum orientalis dann sarjana studi islam Barat dan Timur menjelaskan dan menafsirkan asal usul spekulasi dan perdebatan rasional di dunia islam.

Model Kajian Tasawuf

Tasawuf ddapat diartikan sebagai penggetahuan intuitif tenttang tuhan yang dapat diraih melalui pengalaman keagamaan masinng masing individu ( personal ) .Sedangkan sufi berasal dari kata shuff yang artinya kain woll atau shaff yang artinya barisan. Secara istilah , sufi adalah orang yang berusaha mencapai kesatuan dengan tuhan melalui kontemplasi spiritual. 5Orientalis

(13)

Perancis Louis Massignon ( 1954 )menyatakan bahwa sufisme berasal dari Al qur’an secara terus menerus di baca , di renungkaan , dan di alami kemudian menjadi asal usul dan

berkembangnya sufisme. Taasawuf merupakan asketisme dn kesederhanaan hidup yang menjadi kunci menuju islam sejati. Kajian tasawuf harus menjadi gerakan toleransi dalam arti luas , sehingga membuat kita dapat menutup mata atas kesalahan orang lain , menunjukkan penghargaan atas perbedaan gagasan , daan memaafkan kessalahan yang dpat di maafkan. Model Kajian Ushul Fiqh

Hubungan fiqh dan ushul fiqh sangatlah erat. Ushul fiqh merupakaan ilmu mengenai sumber sumbber dan methodology hokum yang akurat , dalam arti bahwa Al Qur’an dan Sunnah merupakan sumber sekaligus materi bahasan dimana methodology ushul fiqh di terapkan. Sedangkan fiiqh adalah suatu hokum syari’at dalam islam. Metodologi ushul fiqh merujuk pada metode penalaran , seperti : analogy , istishan dan istishab. Tujuan utama ushul fiqh adalah untuk mengatur ijtihad membimbing fuqaha dalam upaaya mendeduksi hhukum dari sumber

sumbernya. Pada dasarnya , fiqih muncul lebih dahulu dari ushul fiqh , karena ushul fiqh baru berkembang pada abad ke dua hijriyah.

Para madzhab fiqh mengadopsi dua pendekatan beerbeda dalam mengkaji ushul fiqh , yaitu pendekatan teoretis dan deduktif. Pendekatan teortis atau rasional hanya digunakann oleh penduduk Hijaz. Ciri ciri pendekatan ini aadalah : Bebas dari pendapat-pendapat imam terdahulu , tidak melihat pendapat fiqih ,terlibat dalam konflik teori dan filsafat tanpa alasan yaitu maksuman Nabi sebelum kenabian. Sedangkan pendekatan deduktif atau tradisional digunakann oleh penduduk Irakyang melukiskan kebudayaan Persia.

(14)

6Juan Luis Segundo mendefisikan hermeneutical circle sebagai perubahan terus menerus

dalam melakukan interpretasi terhadap kitab suci yang di pandu oleh perubahan perubahan berkesinambungan dalam realitas masa kini , baik individu maupun masyarakat. ( Segundo , 1991:9 ). Ia juga mengemukakan dua syarat utuk mennciptakan hermeneutical circle , yaitu : persoalan yang mendalam dan kaya serta keraguan terhadap situasi yang nyata , interpretasi bru terhadap kitab suci yang juga mendalam dan kaya.

Hermeneutika pembebasan di munculkan dari perjuanngan Afrika Selatann demi kebebasan dan dari Al Qur’an. Hermeneutika pembebsa al qurr’an yang terlibat dalam situasui ketidak adilan adalah melakukan teologi da mengalami iman sebagai solidaritas terhadap masyarakat tertindas dan marjinal dalam perjuangan untuk pembebasan.

Model Kajian Filsafat

Fondasionalisme tradisional adalah suatu pandangan bahwa pengetahuan dapat di mulai atau memulai kembali dari ketiadaan ( nothing ) dengan menemukan kepingan kepingan yang pasti ( certainity ) dan tidak dapat salah ( infallible ). Foundasionalisme terjadi pada penentang rasionnalisme , yaitu empirisme. Hermeneutika berarti menafsir atau menerjemah. Siklus

hermeneutika adalah proses melalui mana kita kembali pada teks , atau pada dunia dan melakukan interpretasi baru. Tidak ada kepingan kepingan pengetahuan yang bersifat

foundasional. Teori seperti ini di sebut “ dekonstruksi “. Banyak eksponen dekonstruksi atau penerusnya posmodernisme tidak memusuhi sains. Semua cpaian sains tunduk pada interpretasi dekonstruktif. 7Keseluruhan ide sains dan penetahuan menjadi tidak bermakna kecuali ada

6 Zakiyuddin Baidhawy , Studi Islam : Pendekatan dan metode ( Yogyakarta: Insan Madani , 2011 ) , Halm 171

(15)

bebberapa cara bagi realitas eksternal untuk memengaruhi dan membatasi interpretasi kita , sebagaimana di apresiasi dalam konteks hermeneutika oleh Richard J. Bern Stein (1983) dalam Beyond objectivism and Relativism : Science , Hermeneutics , and praxis. Kebenaran

hermeneutika adalah bahwa berbagai tafsir sangat di mungkinkan karena setiap teks , data empiric atau apapun harus di interpretasi. Tafsir tungggal meruoakan refleksi gagap

paaraadigmatik lama yang telah mmbakukan diri mennjadi sebentuk fondasionalisme tradisional. Dalam rangka keluar dari krisis pemikiran keislaman dan praksis sosial , tafsir multicultural merupakan alternative yang di butuhkan dalam strategi dan implementasi dakwah islam rahmaatan lil ‘alamin.

Model Kajian Pendidikan

Krisis multi dimensi yang berawal sejak pertengahan 1997 dan di tandai dengan

kehancuran perekonomian nasional. Sementara itu , economic recovery berjalan lambat karena reorientasi ekonomi pasca era kongkomerat masih terbuka untuk dipersoalkan. Sedangkan perbedaan kelompok kelompok keagamaan , etnik , serta sosial kultural semakin meningkat. Pendidikan multicultural di harapkan seebagai salah satu instrument yang paling efektif untuk mempertemukan suatu kebutuhan. Pendidikan agama di sekolah sekolah umum maupun

kegamaan lebih bercorak eksklusif. Multikulturalisme biasa di definisikan sebagai gerakan sosial intelektual yang mmendorong nilai nilai keberagaman ( diversity ) sebagai prinsip innti dan mengukuhkann pandangan bahwa semua kelompok budaya di perlakukan setara ( equal ) dan sama sama di hormati. Dalam konteks pendidikan agama , paradigma multicultural .

(16)

Aliran pemikiran islam memmbawa berbagai agenda aksi global yang sangat penting , memberikan respond an kritik terhadap wacana Barat modern yang dipaksakan di dunia islam dalam hal tertentu. Perdebatan mengenai islam liberal di Indonesia terdapat pro daan kontraa dari tradisionalis , postradisionalis maupun revivalis. Pandangan islam liberal muuncul karena di dukung oleh tiga factor perubahan sejarah selama tiga dekadeyang lalu. Walaupunn berbagai umat mmuslim telah memiliki dasar pijakann yang sama dengan kaum liberal Barat , ukan berarti islam liberal jauh dari celaan. “ Gerakann Otentisitas “ semakin meningkat secara gloal lebih dari seperempat abad yang lalu.8 Salah satu karakteristik penting dari ontektisitas adalah

gagasan bahwa kitaa dapat mengambil sebuah budaya dan meletakkannya dalam sebuah kotak. Artinya , budaya dapat di definnisikan sebagai entitas yang memiliki ciri ciri tersendiri , terpisah dari budaya lain dengan ikatan ikatan yang sannggat ketat.

Model Kajian Politik

Politik merupaakaan salah satu unsur yang sangat pentting ddaalam aspek pemerintahan. Dalam hal ini , maksudnyaa adalah termasuk daalam pendekaataan demokraasi , sserta

globalisasi. Kumpulan dari berbaagai cerita yang menggambarkaan perkembangan yang lebih menjanjikan kemunduran islamisme. 9Kekerasan umum islaamis merupakaan pertanda aakhir

8 Zakiyuddin Baidhawy , Studi Islam : Pendekatan dan metode ( Yogyakarta: Insan Madani , 2011 ) , Halm 242

9 Zakiyuddin Baidhawy , Studi Islam : Pendekatan dan metode ( Yogyakarta: Insan

(17)

dari gerakan yang frustasi. Buku “ The war For Muslim Minds “ Mengerangka perkembangan dalam masyarakat yang maayoritaas muslim sebagai “ plitik yang berakhir dengan kematian” dan menempatkan gelombang masa depan.

Metodologi Ilmiah Modern dan Studi Islam

Pendekatan dan metode yang keilmuan baik modern maupun kontemporer yang di terapkan dalaam islam tidak bermaksud untuk mengganntikanatau menyingkirkan kajian islam tradisional , namun lebih melihat dari perspektif lain yang dapat memperkaya pemahamann islam bagi masyarakat mslim. Tujuan adanya pendekaatan adaalah untuk menelusuri

perkembangan islaam dalam lintasaan sejarah. Dalam hal ini , menggunakan berbagai macam pendekatan yang sering di gunakan , aantaraa lain : Pendekatan sosiologis , pendekatan anttropologii , pendekatan etnografi , pendekataan fenomenologi , dan pendekatan arkeologi.

Kelebihan buku :

 Judul yang diambil mengenai metode dan pendekatan studi islam sangat menarik untuk di pelajari isinya.

 Materinya sangat luas , sehingga dapat menambah wawasan tentang kajian keislaman.  Rujukannya jelas , sehingga lebih akurat dan terbukti kebenarannya.

Kelemahan buku :

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil uji beda mean kinerja perusahaan yang melakukan privatisasi menunjukkan bahwa setelah melakukan privatisasi kinerja keuangan perusahaan menunjukkan tidak ada

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi penulis dalam penelitian ini, penulis memperoleh berbagai macam informasi dan analisis sendiri tentang

Hasil penelitian menunjukkan: konsumsi gula pasir masyarakat kota Medan meningkat setiap tahun dari tahun 2001 sampai dengan 2011 dengan persentase sebesar 1,006%;

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus mempcroleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud

berita diatas, dimana tidak terdapat kesalahan dalam penulisan bahasa jurnalistik radio baik pada. kalimat singkat,

13 Saya selalu merasa gelisah apabila atasan saya menyuruh melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.... Pernyataan SS S KS

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR & PRESTASI PADA MAHASISWA STMIK SUMEDANG.. Chepy Mayuda 1 , Fajar Anwar Nur Syeha 2 , Dwi Yuniarto