• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-Bentuk Kekerasan Yang Dialami Oleh Caddy Golf (Studi Kasus Terhadap 5(lima) Caddy Yang Bekerja Di Lapangan Golf Graha Metropolitan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Bentuk-Bentuk Kekerasan Yang Dialami Oleh Caddy Golf (Studi Kasus Terhadap 5(lima) Caddy Yang Bekerja Di Lapangan Golf Graha Metropolitan)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

BENTUK-BENTUK KEKERASAN YANG DIALAMI OLEH

CADDY PEREMPUAN DI LAPANGAN GOLF.

(Studi Kasus Terhadap 5 (Lima) Caddy Yang Bekerja Di Lapangan

Golf Graha Metropolitan Golf)

DI SUSUN OLEH : ULYA JURIATI 060901028

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini berjudul “Bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy perempuan di lapangan golf”. Berangkat dari maraknya kekerasan yang dialami oleh perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi ditempat umum, tempat kerja, maupun

lingkungan di keluarga.

Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy perempuan di lapangan golf.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, untuk menjaring nforman Adari kondisi sewajarnya secara mendetail, intensif, dan menyeluruh terhadap permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja sebagai caddy golf di lapangan golf graha metropolitan golf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan yaitu caddy terjadi karena adanya beberapa penyebab dari kekerasan tersebut, antara lain : kurang terampil dalam melaksanakan pekerjaan, ketidakpuasaan pemain golf atas kinerja caddy. Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan yaitu caddy golf antara lain: kekerasan fisik, kekerasan mental/psikis, kekerasan ekonomi.

(3)

KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirohim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena hingga pada saat ini penulis masih lagi diberikan nikmat berupa kehidupan, iman, islam, kesehatan dan motivasi untuk berfikir. Berkat rahmat dan ksih sayangNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul :

Bentuk-Bentuk Kekerasan Yang Dialami Oleh Caddy Golf (Studi Kasus Terhadap 5(lima) Caddy Yang Bekerja Di Lapangan Golf Graha Metropolitan). Shalawat dan salam

senantiasa tercurah keharibaan Nabi Besar Muhammad S.A.W, keluarganya serta para sahabatnya yang telah berjuang dan membawa kita kepada jalan yang benar.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 dengan gelar Sarjana Sosial (S.sos) pada fakultas ilmu sosial dan politik departemen Sosiologi Universitas Sumatera Utara dalam usaha untuk menyesaikan skripsi ini penulis telah banyak diberi bantuan baik berupa waktu, tenaga, kritik, saran, kerjasama, diskusi dari pihak-pihak yang berkompeten dan berdedikasi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mensupport, dan memberikan motivasi baik bersifat material maupun spritual terutama penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Arif Nasional sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(4)

3. Ibu Dra. H. Marhaeni Munthe, M.si sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini.

4. Ibu Harmona Daulay, M.si sebagai dosen wali yang telah memberikan pengarahan dan semangat bagi penulis selama berkuliah di Departemen Sosiologi.

5. Bapak/Ibu Dosen serta staf yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Buat Kak Fenni dan Kak Devi terima kasih karena selalu memberikan semangat dan kemudahan dalam urusan-urusan kuliah.

7. Kepada yang paling kucintai yaitu kedua orang tuaku Ayahanda Ardi Karunia dan Ibunda Kartika, lautan kasih sayang mu tiada bertepi, entah keringat mana lagi yang akan engkau teteskan dan entah apalagi yang akan engkau korbankan demi kesuksesan anakmu ini dalam menuntut ilmu di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adinda hanya mampu berdoa semoga segala yang telah engkau korbankan untuk kesuksesan adinda ini menjadi amal ibadah serta mendapat keridhoan Ilahi Robbi. Semoga Allah S.W.T membalasnya dengan menjadikan engkau sebagai Ahli surga (Jannah). Dan ananda yakin segala jasa yang telah diberikan kepada adinda tidak mampu adinda balas hingga akhir hayat adinda.

(5)

9. Terima kasih penulis persembahkan kepada Bapak Direktur PT. Mestika Mandala Perdana yang telah memberikan ijin penelitian.

10.Kepada pihak marketing yang telah memberikan informasi bahan tulisan serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang olah raga golf, beserta semua caddy atas kerjasamanya dan telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data-data dilapangan.

11.Kepada Budhy Mulyadi terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Terima kasih karena telah mewarnai perjalanan kuliahku, selalu menemani saat penulis turun lapangan, selalu menemani saat suka dan duka serta yang telah memotivasiku, terima kasih atas doa dan dorongan semangat yang luar biasa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Kepada kedua sahabat ku yang termanis dan tersayang Indah Kartika dan Novianti. Terima kasih karena telah menjadi sahabat, saudara, kakak, maupun adik buat ku selama ini, selalu berbagi senang maupun susah, saling mensupport untuk menyelesaikan skripsi. Aku ga akan melupakan semua yang udah kita lalaui bersama.

13.Buat senior-senior ku : kak tiara, kak penggie, kak irdha, kak ita yang selalu bertanya “kapan lagi”, Alhamdulillah akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14.Buat temen-temen seperjuangan penulis stambuk 06: Waq maya, waq metha, bebek, rini, dwi, rosianti, elin, icha, vivi, eka, imay, tuti, dilla, esha, ais, tantri, darma, fadli, angga, okto dan lain-lain. Baik yang sudah selesai maupun yang belum tetap semangat biar bisa cepet menyelesaikan kuliahnya.

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurang sempurnaan. Oleh karena itu saran, masukan, sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun akan diterima dengan tangan terbuka.

Medan, Juni 2010

(7)

DAFTAR ISI

halaman

Abstrak……….i

Kata Pengantar………ii

Daftar Isi………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah……….1

1.2

Perumusan Masalah………....4

1.3

Tujuan Penelitian………4

1.4

Manfaat Penelitian………..5

1.5

Definisi Konsep………...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan……….8

2.2 Akar Masalah Kekerasan Terhadap Perempuan……….13

2.2.1 Faktor Budaya……….13

2.2.2 Faktor Sosial………15

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian………..18

3.2 Lokasi penelitian………18

3.3 Unit Analisis dan Informan………19

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….20

3.5 Interpretasi Data………..21

3.6 Jadwal Kegiatan………..22

3.7 Keterbatasan Penelitian………23

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi penelitian……….24

4.1.1 Profil Graha Metropolitan Golf………24

4.1.1.1 Ruang Lingkup Badan Usaha………..25

4.1.1.2 Organisasi Golf Courser………..…26

(9)

4.1.3 Lapangan Golf……….32

4.1.4 Peralatan Permainan Golf………36

4.2 Profil Informan………..…38

4.2.1 R (Perempuan)……….38

4.2.2 Z (Perempuan)………40

4.2.3 Y (Perempuan)……….44

4.2.4 T (Perempuan)……….47

4.2.5 S (Perempuan)……….50

4.3 Interpretasi Data Penelitian………53

4.3.1 Kekerasan Terhadap Perempuan………53

4.3.2 Bentuk-bentuk kekerasan Terhadap Caddy…………56

4.3.3 Faktor-faktor penyebab Kekerasan Terhadap caddy..58

(10)

4.3.3.3Kekerasan Fisik………..58

4.3.3.4 Kekerasan Mental……….59

4.3.3.5Kekerasan Ekonomi………..61

4.4 Dominasi Laki-Laki………62

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………..64

5.2 Saran………65

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Gambar 1

Struktur Organisasi Graha Metropolitan Golf……….25

Gambar 2

Struktur Komponen Lapangan Golf……….31

Gambar 3

Denah Hole……….32

Tabel 1

Kategori Hole………32

Tabel 2

Komposisi Hole Pada Lapangan Golf………34

(12)
(13)

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini berjudul “Bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy perempuan di lapangan golf”. Berangkat dari maraknya kekerasan yang dialami oleh perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi ditempat umum, tempat kerja, maupun

lingkungan di keluarga.

Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy perempuan di lapangan golf.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, untuk menjaring nforman Adari kondisi sewajarnya secara mendetail, intensif, dan menyeluruh terhadap permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi unit analisis dan informan dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja sebagai caddy golf di lapangan golf graha metropolitan golf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan yaitu caddy terjadi karena adanya beberapa penyebab dari kekerasan tersebut, antara lain : kurang terampil dalam melaksanakan pekerjaan, ketidakpuasaan pemain golf atas kinerja caddy. Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan yaitu caddy golf antara lain: kekerasan fisik, kekerasan mental/psikis, kekerasan ekonomi.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumatera utara mempunyai empat lapangan golf yang bertaraf internasional. Pengelola lapangan golf menyediakan wanita sebagai caddy di sumatera utara adalah di lapangan golf bukit barisan Tuntungan, graha metropolitan golf, serta royal sumatera dan martabe.

Ketika kasus kematian direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen (50) yang melibatkan Rani Juliani (23) seketika profesi sebagai caddy mulai dikenal public, padahal sebelumnya caddy hanya dikenal oleh pemain golf, yaitu seorang perempuan yang biasa membawakan stick-stick golf para pemain. Golf sendiri dianggap sebagai olahraga yang penuh dengan filosofi, golf mensyaratkan kemampuan untuk menahan diri, menahan emosi, nafsu, dan godaan. Itulah esensi dari setiap pukulan golf. Deepak Chopra dalam bukunya “golf for enlightment” mengatakan bahwa pencerahan dapat kita peroleh melalui lapangan golf.

Olah raga golf memang tidak bisa dipisahkan dengan peranan caddy. Setiap orang yang bermain golf hampir tidak mungkin sendirian tanpa dibantu oleh caddy.

(15)

Seorang caddy juga dituntut untuk bisa menghadapi berbagai perlakuan kasar dari pemain golf, mulai dari caci maki, dilempar stick golf, hingga merasakan kepalan tangan sang pemain golf, dan bahkan pelecehan seksual.

Farha Cicik (1999) mengemukakan bahwa ada beberapa sebab yang menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap perempuan yaitu :

1. Fakta bahwa laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat.

2. Masyarakat masih membesarkan anak laki-laki dengan mendidiknya agar mereka yakin bahwa mereka harus kuat dan berani serta tanpa ampun.

3. Kebudayaan kita mendorong perempuan supaya bergantung kepada laki-laki khususnya ekonomi.

4. Masyarakat tidak menganggap KDRT sebagai persoalan social tetapi persoalan pribadi. 5. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama yang menganggap bahwa laki-laki boleh

menguasai perempuan.

Menurut Kristi E Purwandari dalam Achie Sundiarti Luhulima mengemukakan beberapa bentuk kekerasan sebagai berikut :

1. Kekerasan Fisik seperti : memukul, menampar, mencekik

2. Kekerasan Psikologi seperti : berteriak, menyumpa,mengancam,melecehkan

3. Kekerasan Seksual seperti : melakukan tindakan yang mengarah keajakan/desakan seksual seperti menyentuh, mencium, memaksa berhubungan seks tanpa persetujuan korban dan sebagainya.

(16)

Jika dilihat dari latar belakang pemain golf umumnya ada perbedaan antara pemain golf local dan pemain golf asing. Biasanya perbedaan kebiasaan antara pemain golf local dan pemain golf asing yaitu pemain golf asing lebih banyak merendahkan para caddy secara verbal atau dengan kata-kata yang merendahkan caddy, namun sebaliknya para pemain golf local lebih menggunakan tindakan misalnya melakukan pemukulan atau cubitan apabila seorang caddy melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.

Tindak kekerasan terhadap perempuan merupakan ancaman yang terus menerus bagi perempuan dimanapun di dunia. Walaupun diakui bahwa angka kekerasan terhadap laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Akan tetapi harus diingat bahwa kedudukan perempuan disebagian dunia yang tidak dianggap sejajar dengan laki-laki membuat masalah ini menjadi momok bagi perempuan terlebih lagi rasa takut perempuan terhadap kejahatan jauh lebih tinggi dibandingkan yang dirasakan oleh laki-laki.

Dari pemaparan diatas hal ini menjadi menarik untuk diteliti adalah bagaimana bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy golf yang bekerja dilapangan golf graha metropolitan golf?

1.2Perumusan Masalah

(17)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk kekerasan yang dialami caddy golf ?

1.4Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk tu yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memperluas cakrawala pengetahuan bagi peneliti, akademis, instansi pemerintahan dan masyarakat sehubungan dengan bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy golf.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memperkaya informasi pemahaman tentang bentuk-bentuk kekerasan terhadap caddy golf.

1.5Definisi Konsep

(18)

1. Sistem Patriarkhi

Mansour Fakih dalam bukunya Analisis Gender menyebutkan patriarkhi adalah suatu sikap yang menjadi norma dan aturan dalam kehidupan masyarakat yang berdasarkan atas system patriarkhi yang utama khususnya dalam kehidupan rumah tangga ataupun dalam lingkungan social masyarakat dan system patriarkhi ini selalu bercirikan pada laki-laki sehingga perempuan selalu ditempatkan pada posisi nomor dua dan tidak jarang menjadi objek dalam system patriarkhi.

2. Kekerasan

Suatu tindakan atau perilaku yang dapat mengakibatkan penderitaan secara fisik, seksual dan psikologi termasuk ancaman tindak tertentu, pemaksaan dan perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang.

3. Caddy

Kedi (bahasa inggris: caddy atau caddie) adalah orang yang bekerja membawakan tas yang berisi peralatan pemain golf, sekaligus member saran tentang permainan serta dukungan moral untuk pemain yang dilayaninya. Caddy yang pandai harus menguasai peraturan permainan golf, seluk beluk padang golf dan strategi bermain golf yang sesuai. Selain ini caddy dituntut memiliki pengetahuan tentang jarak antar lubang dan pemilihan tongkat golf yang sesuai

4. Perempuan

(19)

5. Gender

Perbedaan peran, perilaku laki-laki dan perempuan oleh budaya/msyarakat melalui interpretasi terhadap perbedaan biologis laki-laki dan perempuan.

6. Lapangan Golf

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan

Menurut fakih (1996) dalam memahami konsep gender maka harus dibedakan pada kata “gender” dengan kata “seks” atau jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Misalnya manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala (kala menjing) dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim, vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada kaum laki-laki dan kaum perempuan selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak bias dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat.

(21)

Gender sebagai perbedaan perempuan dan laki-laki berdasarkan social construction tercermin dalam kehidupan social yang berawal dari keluarga. Perempuan disosialisasikan dan diasuh secara berbeda dengan laki-laki. Ini juga menunjukkan adanya social expection (ekspektasi soaial) yang berbeda terhadap anak perempuan dengan anak laki-laki (Moris, 1989). Sejak dini anak perempuan disosialisasikan bertindak lembut, tidak agresif, halus, tergantung, pasif, dan bukan pengambil keputusan. Sebaliknya laki-laki disosialisasikan agresif, aktif, mandiri, pengambil keputusan dan dominan. Control social terhadap perempuan jauh lebih ketat dibandingkan dengan laki-laki.

Kekerasan berbasis gender merupakan tindak kekerasan diakibatkan oleh relasi yang timpang antara perempuan dengan laki-laki dan ditandai dengan relasi yang powerless dan powerful antara keduanya (Romany Sihite, 2000:1)

Berbagai kekerasan spesifik gender tidak dapat dilepaskan dari konteks nilai-nilai dan pandangan cultural serta ideology patriarkhi yang selalu memposisikan perempuan sebagai objek dan berada di pihak yang tertindas dimana hal tersebut telah memasuki semua struktur kehidupan.

(22)

Istilah kekerasan yang digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka atau tertutup, dan baik yang bersifat menyerang atau bertahan, yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Oleh karena itu ada empat jenis kekerasan yang diidentifikasi :

1. Kekerasan Terbuka, yaitu kekerasan yang dapat dilihat secara langsung seperti perkelahian.

2. Kekerasan Tertutup, yaitu kekerasan tersembunyi atau tidak dilakukan secara langsung seperti ancaman.

3. Kekerasan Agresif yaitu kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu tujuan.

4. Kekerasan Defensif yaitu kekerasan yang dilakukan sebagai tindakan perlindungan diri.

Dari tinjauan sosiologi tindakan kekerasan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomi, politik, dan social psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat. Tingkah laku atau tindak kekerasan yang in moral dan anti social itu banyak menimbulkan reaksi dan kejengkelan dan kemarahan di kalangan masyarakat dan jelasnya sangat merugikan umum.

Kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena social yang tidak pernah berujung dan bertepi, tidak habis dibicarakan dan di diskusikan, fenomena yang selalu hadir dalam dunia realitas dewasa ini dan mungkin akan tetap bertahan dalam realitas di esok hari.

(23)

keluarga, maupun di dalam masyarakat yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan bagi perempuan baik secara fisik, seksual maupun psikologis (United Nations Depertement of Public Relation 1986).

Berdasarkan uraian mengenai tindak kekerasan diatas, maka tindak kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu dari banyak pelanggaran terhadap aturan atau norma dalam masyarakat. Kekerasan terhadap perempuan semakin hari semakin meningkat.

Masalah kekerasan pada dasarnya erat kaitannya dengan kekuasaan, dan umumnya tindak kekerasan dilakukan oleh laki-laki. Dominasi pria terhadap wanita menunjukkan adanya kekuasaan pria untuk berbuat sesukanya terhadap wanita. Hal ini juga didukung oleh system kepercayaan gender yang berlaku dalam masyarakat. System gender mengacu pada serangkaian kepercayaan dan pendapat tentang laki-laki dan perempuan, system ini mencakup bagaimana sebenarnya laki-laki dan perempuan itu. Pada umumnya laki-laki dianggap sebagai sosok yang lebih kuat, lebih aktif, mempunyai dominasi, dan otonomi, sebaliknya perempuan di pandang sebagai makhluk yang lemah, suka mengalah dan pasif.

Jagger dan Rottenberg (2002) memberikan beberapa penjelasan mengenai penindasan terhadap perempuan yaitu :

1. Secara historis perempuan merupakan kelompok pertama yang tertindas. 2. Penindasan terhadap perempuan terjadi di mana-mana dalam masyarakat.

(24)

4. Penindasan terhadap perempuan menyebabkan penderitaan yang paling berat bagi korban-korbannya, meskipun penderitaan ini berlangsung tanpa diketahui oleh orang lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi dimana-mana. Kekerasan yang menimpa kaum perempuan dapat terjadi baik dilingkungan domestic maupun dilingkungan publik. Rentannya kaum perempuan yang bekerja sebagai caddy golf terhadap tindak kekerasan ini sangat berpengaruh sehingga menimbulkan rasa ketakutan karena tindak kekerasan yang dialami oleh caddy golf merupakan kekerasan public yang bersifat lebih terbuka dan cepat terekspos keluar karena kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga bahkan korban dari kekerasan tersebut tidak saling mengenal. Kekerasan yang dialami kaum perempuan dalam lingkup public ini banyak terjadi dilingkungan kerja, tempat perbelanjaan bahkan jalan-jalan. Kekerasan public ini dapat berupa kekerasan ringan sampai kekerasan yang bersifat membahayakan bahkan sampai menghilangkan nyawa korban, seperti pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap caddy golf.

2.2 Akar Masalah Kekerasan Terhadap Perempuan

Perempuan sering dianalisis dalam hubungannya dengan kedudukan atau juga dengan kekuasaan yang ada dalam masyarakat, yaitu fungsi mereka dalam keluarga. Menurut Auguste Comte, perempuan secara konstitusional bersifat inferior dimana mereka cenderung sedikit memporeh pengakuan kedudukan didalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.

(25)

melatarbelakangi timbulnya tindak kekerasan terhadap perempuan diantaranya factor budaya, factor sosial, factor ekonomi.

2.2.1 Faktor Budaya

Kebudayaan menurut E.B. Taylor dalam bukunya primitive culture merumuskan definisi secara sistematis dan ilmiah, sebagai berikut kebudayaan adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat, kepribadiaan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.

Budaya patriarkhi telah menjadi unsur utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan. budaya patriarkhi merupakan budaya dominan yang mendominasi kebudayaan nasional, yang memperhatikan pembedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan terutama mengenai kekuasaan. Kekuasaan dominan yang dimiliki oleh laki-laki dianggap merupakan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mutlak. Dimana laki-laki menempati posisi sebagai pemimpin, dan penguasa. Sedangkan perempuan sebagai pekerja yang harus melayani kaum laki-laki.

(26)

kepribadian seperti itu akan menjadi sosok yang sering melanggar aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat, kepribadian seperti itu juga sering mengakibatkan terjadinya tindakan kekerasan terhadap perempuan.

Nilai tradisi dan adaptasi juga berpengaruh terhadap kekerasan terhadap perempuan. Tradisi merupakan sifat yang tertanam sejak lama, dan adaptasi merupakan suatu kondisi dimana manusia menyesesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar, banyak juga para analisis yang mengatakan bahwa tindakan kekerasan terhadap perempuan terjadi karena tidak mampunya perempuan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, misalnya terjadinya kasus pemerkosaan karena wanita itu memakai pakaian yang tidak sesuai dengan adaptasi yang seharusnya atau kebiasaan di daerah tertentu.

Dan unsur yang terakhir yaitu kepercayaan (religi) juga merupakan penyulut terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Hal ini dikarenakan adanya prasangka terhadap agama tertentu yang berakibat pada tiang agar masukmbulnya rasa benci terhadap orang atau komunitas dari agama lain, perempuan merupakan salah satu korban dari rasa tersebut, terjadi pemerkosaan hanya sekedar untuk menarik orang agar masuk kedalam agamanya merupakan hal yang sangat picik dan sangat bertentangan dengan moral dan norma masyarakat.

2.2.2 faktor sosial

(27)

lancer stabil dan terintegrasi dengan baik dan ternyata banyak sekali celah-celah yang mengakibatkan terjadinya kesemrautan dalam masyarakat. Salah satunya yaitu tindakan kekerasan terhadap perempuan, ini adalah suatu fenomena yang tak kunjung terselesaikan.fenomena ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu factor sosial. Faktor sosial merupakan faktor eksternal munculnya tindak kekerasan, ia disebut sebagai faktor eksternal karena faktor itu berada di luar individu.

Diantara faktor tersebut yang pertama yaitu kegagalan dalam interaksi, menurut soerjono soekamto interaksi merupakan cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Syarat dari interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kegagalan dalam interaksi biasanya dikarenakan adanya kemacetan dalam salah satu unsur pembentuk interaksi. Sebagai contoh karena kesalahan dalam komunikasi maka seorang laki-laki tega melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan, dalam hal ini perlu adanya komunikasi yang efektif sehingga bisa menghasilkan interaksi yang lancar serta menciptakan masyarakat yang tentram.

Faktor sosial yang lain yaitu kurang tegasnya pihak yang berwenang dalam mengatasi tindak kekerasan. Hal ini bisa kita lihat dengan rendahnya hukuman para pelaku tindak kekerasan dalam hal apapun termasuk juga kekerasan terhadap perempuan, dan masih banyak lagi faktor-faktor sosial yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap perempuan.

2.2.3 faktor ekonomi

(28)

unsur, yaitu mereka yang sangat kaya, mereka yang melarat, dan mereka yang berada ditengah-tengahnya. Konsep ini menunjukkan bahwa masyarakat pada saat itu sudah mengakui adanya lapisan-lapisan dalam masyarakat atau yang sering disebut dengan strata sosial.

Menurut para sosiolog, system yang berupa lapisan-lapisan sosial itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Dalam bidang ekonomi yang menjadi faktor terjadinya kekerasan terhadap perempuan biasanya dilakukan oleh lapisan sosial yang rendah, dimana mereka melakukan tindakan itu berdalihkan pada kebutuhan ekonomi yang mendesak mereka untuk melakukan perbuatan kekerasan terhadap perempuan, besar atau tidaknya alasan yang diungkapkan oleh sebagian besar pelaku kejahatan itu menandakan bahwa peran serta system perekonomian juga terlibat dalam fenomena sosial tindak kekerasan terhadap perempuan, hal ini bisa menjadi landasan paradigm bahwa pemerataan pembangunan dalam bidang ekonomi akan bisa mengurangi fenomena sosial yang merugikan masyarakat tertentu.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring informan dari kondisi sewajarnya. Dalam kehidupan suatu objek, dihubungkan dengan suatu pemecahan masalah baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.

Secara umum studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam dan mendetail (Faisal, 1999:22). Tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan serta interaksi lingkungan suatu unit social. Sebagai studi kasus, kesimpulan yang dihasilkan oleh peneliti pada dasarnya hanya berlaku secara terbatas pada komunitas yang diteliti (Sumadi, 1982) .

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Golf Graha Metropolitan. Salah satu lapangan golf yang perkembangannya cukup pesat yang menjadi lokasi penelitian. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah sebagai berikut :

• Kota medan merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk yang padat, dengan jumlah

penduduk yang padat tersebut maka kota medan dikatakan sebagai kota Metropolitan.

• Dekat dengan rumah peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data

(30)

3.3 Unit Analisis

Penelitian kualitatif ini bertolak dari asumsi social tentang realitas atau fenomena social yang bersifat utuh dan kompleks. Data atau informan harus ditelusuri sedalam mungkin sesuai dengan permasalahan dan informan dalam penelitian ini dipilih secara sengaja.

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2002:121). Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja sebagai caddy di Lapangan Golf dan mengalami tindak kekerasan.

3.4 Informan

Informan yang akan dijadikan unit analisis dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja menjadi caddy golf dan mengalami tindak kekerasan yang dibatasi dengan karakteristik sebagai berikut :

• Beberapa orang caddy perempuan dengan lama masa kerja di atas satu tahun yang

bekerja sebagai caddy di Lapangan Golf yang mendapat tindak kekerasan selama bekerja.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan langsung oleh peneliti dalam situasi sesungguhnya. Jenis pengumpulan data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder.

(31)

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan digunakan dengan cara penelitian di lapangan yaitu :

Wawancara mendalam

Melalui cara ini teknik yang digunakan adalah dengan metode tatap muka (face to face) karena dengan metode ini penulis berharap akan dapat memperoleh data yang akurat secara langsung dari narasumbernya.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (depth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang telah dipersiapkan untuk memudahkan peneliti dengan mengumpulkan data. Wawancara dilakukan dengan berkomunkasi langsung secara mendalam dengan responden. Ini digunakan untuk lebih memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi. Untuk wawancara mendalam ini dipergunakan pedoman wawancara atau interview guide yang berhubungan dengan masalah sekaligus mencatat hasil wawancara dalam buku catatan penulis. Dan juga dengan metode wawancara, penulis melakukan pengumpulan bahan pengalaman individu sebagai bahan pembantu untuk menganalisa latar belakang timbulnya bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy golf.

Untuk dapat memulai wawancara, penulis menggunakan cara pendekatan personal. Setelah saling mengenal dan bergaul dengan responden, maka responden menjadi terbuka dan mau membantu penulis memberikan jawaban yang diperlukan oleh penulis.

Observasi

(32)

Data yang diperoleh melalui observasi ini terdiri dari rincian tentanh kegiatan, perilaku, dan tindakan orang serta keseluruhan interaksi interpersonal dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manuang serta keseluruhan interaksi interpersonal dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, jurnal, artikel, internet, yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan tahap penyederhanaan data, setelah data dan informasi yang
(33)

3.7 Jadwal Kegiatan

Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pra Survey

Acc judul

Penyusunan Proposal Penelitian Seminar Proposal

Revisi Proposal

Penelitian Ke Lapangan

Pengumpulan Data dan Analisis Data Bimbingan Skripsi

(34)

3.8 Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian sejatinya mengalami hambatan baik dari faktor internal (dalam) maupun faktor eksternal (luar). Adapun kendala-kendala yang dihadapi di dalam proses pelaksanaan penelitian ini adalah:

• Faktor Internal

Faktor internal merupakan kendala yang berasal dari dalam peneliti yang meliputi, keterbatasan waktu serta sedikitnya literatur yang dimiliki oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti kesulitan mencari literature mengenai kehidupan caddy seperti: buku, jurnal-jurnal atau literature lain yang menghambat penulis memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai bentuk-bentuk kekerasan terhadap caddy.

• Faktor Eksernal

(35)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Graha Metropolitan Golf

PT. MESTIKA MANDALA PERDANA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa layanan golf. PT.MESTIKA MANDALA PERDANA mengolah sebuah golf di Medan dengan merek Graha Metropolitan Golf.

Sebagai bagian dari industri jasa layanan golf, Graha Metropolitan Golf tidak terlepas dari persaingan dalam industry jasa layanan golf. Graha Metropolitan Golf bersaing dengan beberapa golf lainnya yang ada di Medan dan sekitarnya seperti Ryal Sumatera, Tuntungan Golf, Martabe Golf dan lain-lain.

PT. MESTIKA MANDALA PERDANA (PT.MMP) didirikan pada tahun 1997 sebagai sebuah perusahaan jasa layanan golf course dengan nama Graha Helvetia Golf Course. Pada tahun 2004 nama golf course menjadi Graha Metropolitan Golf Course. Kepengurusan perusahaan saat ini terdiri dari :

• Komisaris : Rudi Chandra

• Direktur Utama : Husin Wijaya

• Direktur/General Manager : Ir. Harianto

(36)

4.1.1.1 Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Mestika Mandala Perdana mengelola bidang usaha inti jasa layanan golf course dengan bidang usaha pendukung terdiri dari bidang usaha restoran, kolam renang, dan lapangan tenis.

Karakteristik lapangan golf graha metropolitan golf adalah sebagai berikut :

• Lokasi :Perumahan Graha Metropolitan

• Perancang :Gary Player

• Pembangunan :Tahun 1995-1997

• Mulai Operasional :Tanggal 4 Juli 1997

• Waktu Layanan :1. Hari Senin pukul 12.00:18.30

2.Hari selasa-Minggu pukul 06.30:18.30

• Luas Lapangan :700.000 m2

• Jumlah Hole :18 hole

• Ragam Hole :

1. Hole pendek par 3, panjang 85~245 yard jumlah 4 hole pada lokasi hole 2, 4, 12, 15 2. Hole medium par 4, panjang 245~445 yard jumlah 10 hole pada lokasi hole

1,3,5,7,8,10,13,14,17 dan 18

3. Hole panjang par 5 panjang 445~600 yard, jumlah 4 hole pada lokasi hole 6, 9,11,16

(37)

DIREKTUR

GENERAL MANAGER

DIREKTUR MANAGER

Recept ionis

t P o r t e r

Coddy Mast er

C a d d y

A

No Urut / Caddy 01, 02, 03, ..., 92

A 01 s.d 92

B 93 s.d 184

B

No Urut / Caddy 93, 94, 95, ..., 184 St at ert M a r s a l

4.1.1.2 Organisasi Golf Course

[image:37.612.80.587.335.710.2]

Pt. Mestika Mandala Perdana dipimpin oleh seorang direktur utama yang membawahi seorang golf course general manager. Strukutur organisasi graha metropolitan golf pada gambar 1:

(38)

General manajer golf sebagai pemimpin tertinggi pengelolaan golf memiliki tanggung jawab, wewenang dan tugas sebagai berikut :

• Tanggung Jawab

Bertanggungjawab atas pencapaian sasaran jangka pendek (tahunan) dan sasaran jangka panjang (lima tahunan) yang meliputi keuangan, pemasaran, operasional/layanan dan sumber daya manusia

• Wewenang

Menetapkan strategi keuangan, pemasaran, operasional/layanan dan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran jangka pendek dan jangka panjang.

• Tugas

1. Memeriksa dan menyetujui usulan program tahunan manajer sebagai rencana implementasi strategi keuangan, pemasaran, operasional/layanan dan sumber daya manusia

2. Melakukan pengawasan terhadap realisasi program tahunan manajer dari waktu kewaktu

3. Memantau perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal dan internal perusahaan untuk mengidentifikasi perubahan peluang dan ancaman pada lingkungan luar perusahaan serta perubahan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan lingkungan internal perusahaan.

(39)

5. Melakukan re-strategi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

6. Melakukan laporan pertanggungjawaban pencapaian sasaran jangka pendek dan jangka panjang kepada direktur’

Manajer sendiri bertanggungjawab dalam semua kegiatan caddy di lapangan, pembinaan para caddy supaya lebih professional saat akan melayani para golfer, serta training untuk para calon caddy yang baru.

Resepsionist sendiri mempunyai tugas yaitu menerima pendaftaran pemain golf yang akan bermain serta pembayaran selesai bermain golf.

Porter mempunyai tugas yaitu melayani pada saat golfer dating kemlokasi permainan golf, dan menerima tas para pemain yang berisikan stick-stick golf.

Caddy master bertanggungjawab terhadap para caddy baawahannya, disamping itu caddy master mempunyai tugas untuk mendata semua jumlah caddy dan mengatur urutan caddy yang akan melayani para golfer serta mengawasi etika para caddy.

Sedangkan stater mengatur keberangkatan atau mulainya para golfer yang akan bermain di lapangan.

Marsal tugasnya sebagai pengawasan para pemain golf selama bermain golf di lapangan. Serta membantu stater dalam rangka memberangkatkan golfer yang akan bermain golf dan mengawasi kendala-kendala golfer selama berada di dalam lapangan.

(40)

memberikan saran atau masukan kepada golfer tentang peraturan bermain golf yang sudah ditentukan. Caddy sendiri dibagi kedalam dua kelompok y aitu kelompok A dan kelompok B.

4.1.2 DAFTAR NAMA-NAMA CADDY TAHUN 2010

No.

Urut Nama

No.

Urut Nama

1 Rani wulandari 84 Mina visitari

2 Primadini 85 Mimi septiani

3 Noviautami 86 Febrian husriyanti

4 Kartika saari dewi 87 Suherna

5 Kanseri dina 88 Dewi sartika

6 Julita puspita 89 Cici

7 Kiki chairani 90 Nina sari bunga

8 Appriliani 91 Rini handayani

9 Armayanti 92 Sri wulyanti

10 Ice asmawati 93 Adhitya

11 Yuki 94 Juwita asrina

12 Siti aisyah 95 Wilda

13 Sri ramadani 96 Sri wahyuni II

14 Maulina sual 97 Rini herawati

(41)

16 Fifi rosa 99 Nurmila

17 Yeni sukmala 100 Shanty

18 Rantih rahaya 101 Irmayuni

19 Kartika 102 Fuji eka astute

20 Adilla zulaika 103 Sri utami

21 Fitri arianti 104 Tuningsih

22 Nimi wahyuni 105 Marlina lubis

23 Santi novita 106 Agustina

24 Herna saridewi 107 Anita kurnia

25 Siti aisyah 108 Surya indika

26 Ayu felanyanti 109 Wahyuni

27 Jeni sinaga 110 Weni Diana

28 Finite 111 Rofika nur

29 Asiana 112 Fitriani

30 T.farisa 113 Mahyuni

31 Erpina 114 Sulistiawati

32 Nur aisyah 115 Khairani

33 Ratih astiwi 116 Nurhabibah

34 Firti damayanti 117 Dwi purwaningsih

35 Siti aisyah II 118 Rani triana

36 Yulinda dalimunthe 119 Suwarningsih

37 Erna viani 120 Lona ari muthia

(42)

39 Zultika sari 122 Retni afrinda

40 Kartika sari 123 Nurhayati

41 Purwati 124 Okky risky

42 Tati manungka lit 125 Feny kosalina

43 Sri apriani hrp 126 Suci lestari

44 Sri nurhayati 127 Ika priatna

45 Mulyati 128 Erni sundari

46 Nining sekawati 129 Dedek susanti

47 Ervina lubis 130 Mayasari

48 Nurlia 131 Panca putrid

49 Juli astute 132 Kuswati

50 Faridah ariani 133 Nina marianti

51 Rika 134 Eli

52 Ariyanti 135 Nuraini

53 Wahyu marini 136 Dewi kartika sari

54 Sri astute II 137 Nava anggayana

55 Eva nababan 138 Rina astute

56 Fitri yangra 139 Ida meliana

57 Fitriani 140 Rani yunizar

58 Rima mayasari 141 Sri handayani

59 Hubairoh 142 Warsiana

60 Risti fauziah nur 143 Nova susanti

(43)

62 Muliani 145 Emi sundari

63 Rehan sasmitha 146 Nursanti

64 Susiyanti 147 Mira jasniar

65 Nina sari 148 Mira bella

66 Fitriani 149 Samini

67 Nurbaiti 150 Putrid indah sari

68 Mardiana siregar 151 April

69 Aprillia lestari 152 Lidya

70 Yusli Magdalena 153 Lely

71 Cyntia permatasari 154 Eka dewi

72 Puspita 155 Dian novita sari

73 Rubiah 156 Hafnidah

74 Yosie 157 Ester limbong

75 Fachrina 158 Ria andini

76 Fitri damayanti II 159 Nurfatimah

77 Fitria 160 Sri mulyani

78 Ida indrawati 161 Susilawati

79 Rini ariani 162 Fani yusnidar

80 Rika devisa 163 Betiani

81 Dwi irmayasari 164 Rodiah dalimunthe

82 Dwi Amelia 165 Marni

(44)

Lapangan Golf

9 - 18 Hole

T E E Fairway Rough Hole /

Cup Put t ing Green

4.1.3 Lapangan Golf

[image:44.612.151.524.377.545.2]

Layanan utama dari jasa layanan golf ada pada lapangan golf beserta personal lapangan golf. Mutu lapangan golf dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi karakteristik lapangan golf. Secara structural komponen lapangan golf dapat diuraikan pada gambar 2. Denah suatu hole dapat digambar seperti gambar 3. Hole sebagi suatu zona merupakan suatu daearah tempa t dimulainya pukulan pertama sampai tempat dimana bola dimasukkan ke dalam lubang dengan diameter 4,25 inchi. Suatu hole terdiri dari tee, fairway, rough, hole/cup, putting green dimana pengertiaannya sebagai berikut :

GAMBAR 2

(45)

Gambar 3 Denah hole

• Tee

setiap hole dimulai dari tee, posisi dimana bola pertama harus dipukul dan setiap berakhir di green.

• Fair way

Bagian lapangan yang berada di antara tee dan green

• Rough

Rerumputan yang lebih tinggi yang dibiarkan tumbuh sepanjang fairway yang disebut dengan rough, yang juga dilengkapi dengan rintangan alam seperrti pepohonan, dan daerah hutan.

• Hole

(46)

• Putting green

Green memiliki hole dengan diameter 4,25 inchi, cup yang berada didalam rerumputan di atas green

[image:46.612.119.507.344.490.2]

Hole sebagai zona dapat dikategorikan seperti table 1. Kategori hole mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda. Lapangan golf terdiri dari 9 atau 18 hole yang memiliki kategori yang berbeda-beda, sehingga dapat menciptakan ragam tantangan pada permainan lapangan golf. Pada umumnya lapangan golf 18hole memiliki komposisi hole seperti tabel 1.

Tabel 1 Kategori Hole

Kategori Panjang (Yard) Hole pendek 85~245 Hole medium 245~445

Hole 445~600

(47)
[image:47.612.70.546.153.296.2]

Tabel 2

Komposisi Hole Pada Lapangan Golf

Kategori hole jumlah Panjang (yard)

Hole pendek 4 340~980

Hole panjang 10 2450~4450

Hole 4 1780~2400

Jumlah 18 5600~7200

Sumber: owens et, al, hal 1 dan 3 dalam zamri magister manajemen

Lapangan golf sering sekali mengalami kerusakan-kerusakan akibat digunakan para permainan golf. Jenis-jenis perbaikan lapangan golf yang sering dilakukan antara lain :Perbaikan divot, perapian bunker, dan perbaikan bekas bola. Pengertian jenis kerusakan adalah sebagai berikut :

Kerusakan divot

Pengertian kerusakan divot seperti yang dikutip berikut : “lubang bekas tanah yang turut terpukul ketika melakukan pukulan golf yang disebabkan oleh ayunan tongkat anda. (owens,et AL, 2002 hal 17 dalam zamri magister manajemen)

Kerusakan bunker

Bunker adalah kolam pasir yang terdapat pada fairway. Jika bola jatuh di bunker maka pemain pada pemukulan bola yang berikutnya melakukan di bunker. Pemukulan bola di bunker mengakibatkan menjadi tidak rapi.

Kerusakan bekas bola

(48)

“kadang-kadang bola anda menginggalkan lekukan ketika mendarat di green karena melayang dari ketinggian dan jarak yang sangat jauh. Jika setiap orang meninggalkan tanda seperti ini di atas green, maka green akan kelihatan berlubang seperti bola golf”(owens et, AL 2002, hal 17 dalam zamri magister manajemen)

4.1.4 Peralatan Permainan Golf

Selain lapangan golf, permaian golf juga didukung berbagai peralatan untuk permainan golf. Jasa layanan golf juga memberikan layanan penyediaan berbagai peralatan permainan golf, peralatan permaianan golf antara lain: bola tongkat, pakaian, sepatu, sarung tangan dan kereta golf. Penjelasan permainan golf adalah sebagai berikut :

• Bola

Bola golf memiliki berbagai jenis. Jenis bola golf berdasarkan kategori pengelompokkannya dapat dibedakan seperti tabel 3:

Tabel 3 Jenis bola golf

Kategori pengelompokkan Jenis bola 1. Konfigurasi bagian dalam bola 1. Pusat bola kosong

2. Pusat bola padat

[image:48.612.101.545.454.629.2]
(49)

• Tongkat

Satu set tongkat golf terdiri dari 14 batang tongkat. Struktur penggolongan tongkat terdiri dari: 9 batang tongkat besi, 4 batang tongkat kayu dan 1 batang tongkat putter

• Pakaian

Pakaian umumnya terdiri dari celana panjang atau pendek,rok untuk golfer wanita dengan baju kaos yang berkerah

• Sepatu

Sepatu terbuat dari bahan jenis kulit dari yang lembut sampai keras. Sepatu jolg juga terdiri dari sepatu yang menggunakan paku (spikes) atau tidak pakai paku(spikes)

• Sarung tangan

Sarung tangan digunakan pada tangan yang memegang grip. Biasanya digunakan pada tangan yang cenderung berkeringat.

• Kereta golf

(50)

4.2 PROFIL INFORMAN 4.2.1 R (Perempuan)

R adalah seorang perempuan yang berusia 22 tahun. R berasal dari suka batak. R bekerja menjadi seorang caddy golf sudah hampir 2 tahun. R adalah seorang anak yang pendiam, namanu ramah dan sangat perhatian kepada teman-teman kerjanya. R adalah anak kedua dari dua bersaudara. R lahir dari keluarga yang sederhana di kota medan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya dibangku SMA, R langsung memutuskan kepada orang tuanya ingin bekerja menjadi caddy golf di salah satu lapangan golf yang ada di kora medan. Bekerja menjadi seorang caddy sangat dinikmati oleh R, karena dengan bekerja menjadi caddy golf R bisa berinteraksi dengan banyak orang serta mempunyai banyak teman.

Saat ini R sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada dikota medan. R bekerja menjadi seorang caddy golf adalah sebagai sampingan disela-sela waktu kuliahnya, tetapi R tetap bisa membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Uang yang diperoleh R dari hasil bekerja menjadi seorang caddy golf dipergunakan oleh R untuk memenuhi keperluannya kuliahnya.

(51)

Sebenarnya pekerjaan manjadi seorang caddy golf tidaklah mudah, r harus berpanas-panasan waktu siang hari, membawakan perlengkapan pemain golf sehingga menyebabkan kulit r menjadi hitam dikarenakan terkena sinar matahari.

R juga mendapat tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemain golf. Kejadian berawal ketika r memandu permainan golf bersama temannya. Pada waktu itu r turun kelapangan dengan dua pemain golf yang akan bermain bersama-sama. Awalnya permainan golf tersebut berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan.

Pada pertengahan permainan golf, pemain golf yang dibawa oleh r melakukan pemukulan bola golf yang pertama, kemudian disusul dengan pemain golf yang kedua yang melalukan pemukulan bola golf tersebut. Kedua bola golf tersebut jatuh secara berdekatan. Lalu pemain golf yang dibawa oleh R menanyakan yang manabola golf mereka. R memberitahukan kepada pemain golf tersebut bahwa bola golf mereka posisinya yang kanan, pemain golf pertama pun langsung memukul bola golf untuk melanjutkan permainan.

Kemudian pemain golf yang kedua saat akan melakukan pemukulan bola golf tersebut melihat kalau bola yang ada dihadapannya bukanlah bola mereka. Lalu ia menghentikan permainan golf tersebut dan memberitahukan kalau bola yang dipukul oleh pemain golf yang pertama adalah bola golf pemain yang kedua.

Pemain golf tersbut dangan terkejut, dan r menjadi pelampiasan kekesalannya, karena r yang memberikan saran untuk memukul bola golf yang berada di posisi kanan. Pemain golf tersebut memukul r dengan stick golf yang sedang dipegangnya.

(52)

mengeluarkan ucapan-uapan dan komentar-komentart yang kotor tentahng dirinya. Dengan hari yang sedih r hanya diam saja.

Setelah bermain golf, pemain golf tersebut bertemu manajer perusahaan untuk memberitahukan kejadian yang dialaminya sewaktu bermain golf di lapangana. Setelah itu R dipanggil oleh manajer untuk dating kekantor dan R diberi teguran oleh manajer perusahaan.

Setelah keluar dari kantor tersebut, R berusaha mencari pemain golf yang tadi dibawanya. Dengan maksud ingin meminta uang tips atas pekerjaan yang sudah ia lakukan. Ternyata pemain golf tersebut malah tambah marah-marah kepada r dan ia sama sekali tidak memberikan uang tips tersebut. Pemain golf tersebut berlalu begitu saja dari hadapan R.

Semenjaka kejadiaan itu R lebih hati-hati lagi dalam bekerja. Terutama dalam memberikan saran tentang pukulan pemain golf. Ia tidak ingin melakukan kesalahan yang sama untuk kaedua kalinya.

4.2.2 Z (Perempuan)

Z adalah seorang gadis yang berusia 22 tahun. Z berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Z adalah anak pertama dari 4 bersaudara, ia memiliki 3 orang adik yang masih duduk di bangku sekolah. Z lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Z berasal dari suku padang. Jika diperhatikan z sebenarnya cukup memiliki wajah yang manis, berkulit sawo matang dan berambut lurus sebatas pinggang.

(53)

tips yang diberikan oleh para pemain golf cukup besar Rp. 100.000 untuk sekali memandu permainan golf mereka.

Apalagi jika dalam sebuah turnamen golf seorang caddy mampu memandu permainan gol yang dibawanya sehingga mendapatkan “hole in one” dengan satu kali pukulan. Maka seorang caddy bisa diberikan hadiah sepeda motor bahkan uang sekalipun sebagai ucapan terima kasih yang diberikan pemain golf kepada caddynya. Z sangat tertarik mendengarkan cerita yang disampaikan oleh saudaranya itu, lantas tanpa berpikir panjang z langsung menerima tawaran yang diberikan oleh saudaranya itu.

Untuk menjadi seorang caddy golf juga tidaklah mudah, setelah az melamar di lapangan golf tersebut, z kemudian harus menjalani dan mengikuti serangkaian tes yang dibearikan oleh pihak perusahaan, seperti tes mata dan pengukuran tinggi badan (minimal 155) kemudian z juga mengikuti masa pendidikan selama tiga bulan. Selama masa pelatihan itu, z diajarkan oleh para caddy senior untuk dapat membaca bagaimana karakter lapangan golf, membaca arah mata angin yang dapat menentukan arah bola jatuh di tanah, serta pengenalan dan fungsi masing-masing dari stick golf dan tentunya bagaiman cara menyapa para pemaingoilf.

Setelah menjalani tiga bulan masa pelatihan tersebut, barulah z diikutsertakan turun ke lapangan golf dengan pendampingan dari para seniornya. Disitu z baru menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan seorang caddy tidaklah mudah. Z harus memiliki keterampilan dan keuletan terutama dalam memandu permainan para golfer selama berada di area lapangan golf.

(54)

dari etnis china, pengusaha dan ada juga berasal dari pemain local serta pemain asing. Bahkan pejabat-pejabat tinggi juga turut serta bermain golf untuk menyalurkan hobi mereka.

Memasuki bulan kelima z bekerja sebagai caddy golf, z sudah mendapat tindak kekerasan dari pemain golf. Yaitu berupa kekerasan mental yang diterimanya. Z kerap kali dibentak-bentak, mendapatkan caci maki, hinaan, dari pemain golf. Pemain golf dengan suara yang lantang membentak-bentak dirinya, z sangat sedih dan sangat tertekan pada saat itu.

Masalah bermula ketika pada saat itu z memandu permainan golf pada siang hari yang sangat panas dan terik. Z membawa perlengkapan permaian golf seperti tas dan stick golf serta paying untuk meli ndungi pemain golf yang akandibawanya bermain. Dengan semangat z membawa semua perlengkapan yang dibutuhakn oleh pemain golf selama berada dilapangan. Untuk menuju lapangan golf tersebut jalannya kadang naik dan kadang juga turun, ditambah lagi beban tas yaitu begitu berat harus dibawa oleh z.

Pada saat akan melakukan pemukulan bola golf, pemain golf dengan sangat cepat dan kuat memukul bola golf tersebut. Pada saat itu z tidak konsentrasi untuk melihat kemana arah bola itu jatuh pada saat pemukulan. Hal itu dikarenakan matahari yang sangat terik dan panas sehingga menyulitkan pandangan mata z untuk melihat ke mana arah bola tersebut jatuh.

(55)

Pemain golf tersebut sangat marah kepada z, hal ini dikarenakan pemain golf tersbut baru saja memulai permaianan golf dan melakukan pemukulan bola golf yang pertama pada hole yang pertama, z sudah melakukan kesalahan dengan tidak melihat kemana arah bola tersebut jatuh. Pemain golf tersebut sangat geram kepada z ia lalu mengeluarkan kata-kata kasar dan penghinaan kepada z. z hanya tunduk dan terdiam mendengarkan semua penghinaan yang dikeluarkan pemain golf terhadap dirinya. Hati z sangat sakit dan sedih saat itu.ia sangat trauma atas kejadian yang menimpa dirinya.

4.2.3 Y (Perempuan)

Y adalah seorang perempuan separuh baya dengan kelahiran 12 April 1973 dan sekarang telah berusia 37 tahun. Y berasal dari suka jawa. Y adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara. Y sudah memiliki pendampig hidup yaitu seorang laki-laki yang sukunya berberda dengannya, suaminya berasal dari suku manado. Pernikahan mereka sudah berjalan 9 tahun dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang berusia 3 tahun.

Y bekerja sebagai caddy lapangan golf sudah hampir 13 tahun. Dari mulai tamat SMA hingga sekarang sudah berkeluarga, y sangat menikmati pekerjaannya sebagai pemandu permainan golf. Begitu juga dengan sang suami, ia tidak keberatan atas pekerjaan yang dilakukan oleh istrinya sebagai caddy golf.

(56)

Rutinitas sehari-hari yang dilakukan oleh y adalah pukul 05.00 ia bangun untuk sholat setelah itu ia memasak untuk sarapan pagi suami serta anaknya. Setelah itu mengantarkan anaknya pergi kesekolah, lalu ia berangkat untuk bekerja dengan memakai pakaian kerja berupa celana jeans serta kaos berlengan panjang, memakai topi dan rompi yang menandakan kalau ia adalah seorang caddy.

Bekerja menjadi seorang caddy golf yang dilakukan oleh y, sebenarnya cukup berat karena selain membawa tas dan stick golf yang sangat berat, dalam satu hari ia harus berdiri selama 6 atau 4jam untuk memandu permaianan golf dengan lapangan yang sangat luas. Dan dengan kondisi panas maupun hujan.

Y tidak memiliki gaji tetap bulanan. Y hanya dibayar berdasarkan berapa kali y menemani pelanggan bermain golf. Upah menjadi caddy untuk satu kali memandu permain di lapangan golf biasanya berkisar Rp.60.000 namun itu semua diluar uang tips dari para pemain golf yang berkisar Rp.100.000 sampai Rp.350.000. itu semua berdasarkan kepuasaan pemain golf atas kinerja sang kinerja sang caddy.

Dikalangan para pemain golf, y sangat terkenal karena disamping y sangat cantik, dia juga merupakan salah satu caddy favorit para pemain golf. Hal ini dapat dilihat dari lamanya y bekerja menjadi pemandu permainan golf yaitu selama 13 tahun. Y sudah mengenal dan hapal betul seluk beluk lapangan golf. Wajar saja jika para pemain golf lebih memilih untuk menggunakan jasa y dalam memandu permainan golf mereka.

(57)

pemain golf keturunan etnis cina. Pada saat dilapangan y melakukan kesalahan pada pekerjaannya itu yaitu pada saat pemain golf meminta stick golf kepada y, pemain golf meminta iron 5 kepada y, lantas tanpa sengaja y memberikan stick golf iron6 kepada pemain golf.

Pada saat melakukan pemukulan bola golf pemain golf merasa pukulannya kurang dari ukuran standart yang seharusnya. Setelah selesai melakukan pemukulan bola golf pemain golf tersebut melihat stick golf yang sedang dipegangnya, ternyata y salah memberikan stick golf kepada pemain golf tersebut. Pemain golf tersebut dengan geramnya marah-marah kepada y. dan y hanya bisa terdiam dan tertunduk lalu meminta maaf kepada pemain golf tersebut. Y dibentak-bentak dengan suara yang sangat kuat, bahkan pemain golf tersebut melayangkan stick golf kearah tubuh y. spontan y jatuh dilapangan golf tersebut dan y pun pingsan.

Setelah kejadian itu, y dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Akibat pemukulan stick golf yang dilakukan oleh pemain golf tersebut, y tidak sadarkan diri, karena yang terkena pukulan tersebut adalah bagian dada y. akibatnya y harus opname untuk pemulihan kesehatannya. Y sempat dirawat dirumah sakit sekitar 1 minggu lebih. Seluruh biaya rumah sakit ditanggung oleh pihak perusahaan tempat y bekerja. Pihak perusahaan sangat menyayangkan kejadian yang menimpa salah satu caddy golf mereka.

(58)

Akibat tindak kekerasan yang dialami oleh y tersebut, sampai sekarang y sering merasakan sakit di sekitar tubuhnya, termasuk di bagian dada.

4.2.4 T (Perempuan)

T merupakan seorang gadis yang berusia 20 tahun. T berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia tinggal bersama ibu dan kedua orang adiknya. Kedua orang tuannya telah lama bercerai sejak t masih duduk dibangku SMA. T bersama adik-adiknya lebih memilih untuk tinggal bersama ibu mereka daripada ikut bersama ayahnya. Sebenarnya t memiliki wajah yang cukup manis, dibandingkan dengan kedua orang adiknya.

Sejak kedua orang tuanya bercerai t menjadi tulang punggung buat kedua orang adiknya tersayangnya. Kedua orang adiknya yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA) dan dibangku sekolah dasar (SD) dan sangat memerlukan banyak biaya untuk keperluan sekolahnya. Sang ibu hanyalah seorang buruh pabrik yang bekerja tidak jauh dari rumah mereka. T sangat kasian melihat ibunya yang bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Makanya t berniat untuk membantu perekonomian keluarganya.

Selesai menamatkan pendidikan dibangku sekolah menengah atas, t mulai mencari pekerjaan. Ia diterima menjadi seorang caddy golf. T sangat senang sekali karena ia bisa membantu ibunya untuk memenuhi segala keperluan sekolah adik-adiknya.

(59)

Pada awal tahun 2009 ia menjadi seorang caddy. Penghasilan yang diterimanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dan kedua orang adiknya. T bekerja menjadi seorang caddy dari pukul 09.00 wib sampai dengan pukul 18.00 wib. Hari-hari dilalui t dengan suka dan duka. Ia sangat tertarik bekerja menjadi seorang caddy dengan sebuah tantangan. Sebenarnya menjadi seorang caddy tidak segambpang dan semudah yang ia bayangkan. Setiap hari ia lalui dengan penuh cobaan dan tantangan.misalnya pada saat t turun ke lapangan untuk bermain golf bersama para pemain golf. T mendapat cobaan yang sangat susah untuk ia jalani misalnya: teriknya matahari pada siang hari, lapangan yang basah dikarenakan hujan yang turun dan lain sebagainya.

Biasanya tugas t sebagai seorang caddy adalah membawa tas atau bag yang berisikan stick-stick golf para pemain golf, paying, serta air mineral untuk minum para pemain golf yang haus, mengangkat bendera petunjuk lubang, membersihkan bekas pukulan pada bola golf, lapangan golf sendiri biasa terdiri dari 9 hole atau 18 hole.

Bekerja menjadi seorang caddy golf yang dilakukan oleh t sebenarnya cukup berat, karena selain berada di lapangan golf pada siang hari untuk menemani sang golfer bermain golf, seorang caddy juga dituntut untuk bisa menghadapi berbagai perlakuan kasar dari pemain golf mulai caci maki, pukulan, bentakan hingga dilempar stick golf.

T pernah mendapat tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemain golf terhadap dirinya, baik kekerasan fisik maupun kekerasan mental. Akan tetapi semua itu tidak dihiraukannya, semua ia terima demi cita-citanya untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya.

(60)

dengan sangat baik. Mulai dari membaca situasi lapangan golf, keadaan cuaca, arah angin, serta pemilihan tongkat golf.

Akan tetapi t lupa untuk melihat arah bola menuju ke lubang(line) pada saat pemukulan bola golf. Pada saat itu pemain golf bertanya kepada t kemana arah line atau garisnya. T menyarankan kepada pemain golf tersebut untuk memukul bola golf tersebut kearah kanan. Pemain golf tersebut mengikuti saran yang diberikan oleh t. maka pemain golf tersebutpun memukul bola tanpa ragu ragu kearah kanan, ternyata bola tersebut tidak masuk. Pemain golf tersebut marah-marah kepada t. t meminta maaf kepada pemain golf tersebut dan mengatakan seharusnya pukulan bola golf tersebut kearah kiri. Pemain golf tersebut dengan geramnya membentak-bentak t dan menghinanya. T hanya bisa tertunduk dan terdiam. Hati t sangat sakit atas penghinaan yang dilakukan oleh pemain golf terhadap dirinya.

Semenjak kejadian itu, t berubah menjadi lebih banyak diam, dan tidak bergaul bersama teman-temannya. Apabila selesai memandu permainan golf biasanya t langsung bergegas untuk pulang kerumah.

4.2.5 S (Perempuan)

S adalah seorang caddy golf yang berusia 23 tahun, kelahiran 1986. S bekerja menjadi caddy golf sudah hampir 3 tahun lebih ia bekerja disana. Orang tuanya sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolah s sampai keperguruan tinggi. Kedua orang tuanya hanya sanggup dan mampu menyekolahkan s sampai tingkat SMA. Padahal s ingin sekali melanjutkan pendidikan sampai keperguruan tinggi. S adalah anak pertama dari 4 bersaudara.

(61)

dengan hasil yang didapat dari pekerjaannya sebagai penarik becak bermotor yang sangat pas-pasan. Oleh karena itu s berusaha untuk mencari pekerjaan.

Kemudian tanpa berfikir panjang serta didorong keinginan s untuk mendapatkan uang untuk biaya sekolah adik-adiknya. S kemudian bekerja menjadi seorang caddy golf di salah satu lapangan golf di kota medan. Pekerjaan sebagai caddy golf sangat dinikmati oleh s. S jadi lebih mengerti tentang seluk beluk lapangan golf. Padahal awalnya s sama sekali tidak mengetahui istilah caddy itu apa. Dengan bekerja menjadi caddy golf s mengetahui banyak hal, misalnya tentang lapangan golf, stick golf, dan lain-lain.

Setiap hari s selalu menghabiskan waktunya di area lapangan golf bersama teman-temannya. Pihak perusahaan memberikan tempat untuk semua caddy beristirahat. Tempat tersebut berbentuk seperti aula, yang terdiri daari dua tingkat yang bisa digunakan untuk semua caddy, baik untuk beristirahat maupun untuk mengganti pakaian. Lantai dasar dari aula tersebut terdapat kantin yang menyediakan makanan untuk para caddy.

Pekerjaan sebagai caddy golf menurut penuturan s tidaklah mudah mereka dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemain golf yang akan dibawanya. Mulai dari membawa peralatan pemain golf hingga mereka berda dilapangan golf.

S kerap mendapat tindak kekerasan dari pemain golf, salah sedikit saja dalam melakukan pekerjaan, maka pemain golf tersebut akan bertindak sesuka hati mereka kepada para caddy.

(62)

Kejadian berawal ketika s salah dalam membaca situasi dan melihat arah jarak yang akan dipukul oleh pemain golf. Pada saat pemain golf akan melakukan pemukulan bola golf, pemain golf bertanya kepada caddy, iron berapa yang harus ia gunakan untuk melakukan pemukulan bola golf tersebut. Lantas s memberitahu kalau pemain golf tersebut harus menggunakan iron 7 untuk melakukan pemukulan bola golf. Alhasil setelah pemain golf tersebut memukul bola ternyata bola tersebut kelewatan dan tidak masuk.

Pemain golf tersebut marah-marah kepada s,ia tidak terima kalau bola yang dipukulnya seharusnya bisa masuk ke lubang ternyata setelah dipukul tidak masuk sama sekali. S bingung saat itu, ia meminta maaf kepada pemian golf atas kesalahan yang ia lakukan, tetapi pemain golf tidak terima begitu saja, malah ucapan yang ia keluarkan semakin kasar terhadap s. ia mencaci maki s dengan kata-kata yang kotor, kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan oleh seorang pemain golf terhadap caddynya, ucapan yang sangat merendahkan s sebagai kaum perempuan.

Menurut s apa yang dilakukan oleh pemain golf terhadap dirinya sudah kelewatan. S sudah meminta maaf berulang kali, tetapi tetap saja, kekerasan mental yang ia dapatkan dari pemain golf.

(63)

4.3 Interpretasi Data Penelitian 4.3.1 Kekerasan Terhadap Perempuan

Kekerasan adalah perilaku atau perbuatan yang terjadi dalam relasi antar manusia, baik individu maupun kelompok, yang dirasakan oleh satu pihak sebagai satu situasi yang membebani, membuat berat, tidak menyenangkan dan tidak bebas. Situasi yang disebabkan oleh tindak kekerasan ini membuat pihak lain sakit, baik secara fisik, psikis dan rohani. Individu atau kelompok yang sakit ini sulit untuk bebas dan merdeka, mereka dibelenggu dan terbelenggu.

Namun situasi sakit atau terbelenggu itu tidak akan dirasakan oleh korban apabila situasi itu sudah merupakan kebiasaan, lebih-lebih sudah dikemas menjadi “sebuah wacana” atau mitos yang “dikunci mati”, hal ini dapat dilihat dari situasi yang terjadi dalam hubungan yang sangat dekat atau suatu hubungan yang mempunyai ikatan, seperti dalam suatu keluarga atau rumah tangga.

Dalam hal ini kekerasan terjadi karena adanya pihak yang lebih dominan atau mempunyai kekuasaan lebih. Kekerasan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan seperti aspek ekonomi (kaya-miskin, majikan-buruh), aspek social politik (pemimpin-yang dipimpin, pemerintah-rakyat), aspek social budaya (priayi-kaum papa, kota-desa, pandai-bodoh), aspek religious (agamawan-awam, saleh-pecundang), aspek umur (tua-muda, orang tua-anak-), aspek jenis kelamin (perempuan-laki-laki). Seperti yang dialami oleh R :

(64)

Kekerasan terhadap perempuan bisa dibedakan menjadi empat macam, kekerasan fisik, kekerasan mental, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi. Kekerasan fisik dalam bentuk pemukulan atau penganiayaan secara fisik. Sedangkan kekerasan mental adalah segala bentuk penghinaan, kata-kata yang merendahkan, ancaman, larangan beraktivitas, cemburu berlebihan dan segala sesuatu yang menghambat perkembangan dan kebebasan pribadi perempuan. Sementara bentuk-bentuk kekerasan seksual diantaranya adalah pemaksaan melakukan persetubuhan yang tidak dikehendaki yang bisa menyebabkan kehamilan yang juga tidak dikehendaki, pemaksaan penggunaan alat kontrasepsi dan lain-lain. Kekerasan ekonomi seperti eksploitasi tenaga kerja perempuan¸ pemerasan penghasilan yang diperoleh perempuan.

Pada kenyataannya antara satu bentuk kekerasan dan bentuk yang lain dapat menimbulkan efek yang saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, pemukulan secara fisik pasti berakibat buruk terhadap kondisi psikologis si perempuan. Demikian juga sebaliknya, tekanan-tekanan secara psikologis atau mental dapat berpengaruh secara langsung terhadap kesehatan fisik perempuan berupa gangguan-gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, sesak napas, pingsan dan lain sebagainya. Seperti penuturan Y, korban kekerasan Fisik yang dilakukanj oleh gplfer berikut ini:

“Aku hanya pasrah apapun yang terjadi pada diriku saat itu, waktu pemain golf memukulkan stick golfnya kearah badanku, rasanya saat itu sakit sekali. Sampai aku tidak sadarkan diri”. (Sumber, Penelitian Lapangan, Maret 2010)

Berikut penuturan Z, yang mengalami tindak kekerasan dari pemain golf :

“aku Cuma bisa diam, waktu pemain golf marah-marah, membentak-bentak aku. Mana mungkin aku melawan, aku tidak berani sama sekali. Aku hanya bisa diam saja”. (sumber penelitian lapangan, maret 2010)

(65)

1. Kebanyakan perempuan menjadi korban kekerasan/ tindak kekerasan yang dilakukan laki-laki.

2. Perempuan lebih dimungkinkan mengetahui siapa yg menyerang atau pelaku kejahatan atas diri mereka daripada laki-laki.

3. Perempuan lebih dimungkinkan untuk diserang daripada laki-laki.

4. Perempuan lebih dimungkinkan mengalami rasa bersalah atau viktimisasi daripada laki-laki.

Pernyataan diatas menunjukan betapa perempuan rentan terhadap tindak kekerasan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki, baik dalam wilayah public maupun domestik. Stereotype dilekatkan terhadap perempuan sebagai individu yang lemah, inferior diadopsi oleh mereka sehingga menjadikan perempuan sebagai makhluk yang lemah.

Seringkali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya ketimpangan gender atau ketidakadilan gender. Ketimpangan gender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki-laki-laki. “hak istimewa” yang dimiliki oleh laki-laki ini seolah-olah menjadikan perempuan sebagai “barang” milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena termasuk dengan cara kekerasan.

4.3.2 Bentuk-bentuk kekerasan terhadap caddy golf

(66)

Dalam hal ini kekerasan yang dialami oleh caddy golf adalah kekerasan fisik, kekerasan mental serta kekerasan ekonomi. Bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh caddy golf adalah :

1. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah tindakan yang dapat mencederai seseorang yaitu berupa dorongan, cubitan, tendangan, pukulan, cekikan, dan pemukulan yang dilakukan dengan menggunakan alat (media)

Kekerasan fisik yang dialami oleh informan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah cubitan, dorongan, serta pemukulan. Pemukulan yang dialami oleh informan adalah pemukulan yang dilakukan oleh pemain golf. Tindak kekerasan yang dialami oleh caddy golf adalah dikarenakan mereka tidak sengaja melakukan kesalahan sewaktu bekerja. 2. Kekerasan Mental

Kekerasan mental adalah suatu tindakan yang kasat mata, tidak Nampak namun dapat menimbulkan rasa sakit yaitu berupa penghinaan, komentar-komentar yang merendahkln dan membuat korban merasa berbeda dengan orang lain yang ada disekitarnya. Kekerasan mental yang dialami oleh caddy golf pada umumnya terjadi akibat faktor lingkungannya dimana mereka hidup. Seperti halnya adanya bentakan, cacian, makian, diancam, dan mungkin sampai diintimidasi. Dari kelima informan yang diwawancarai semua mengatakan pernah mengalami kekerasan mental. Mereka dibentak-bentak oleh pemain golf jika mereka tidak melakukan seperti apa yang disuruh atau diharapakan oleh pemain golf.

Gambar

Gambar 1
GAMBAR  2
Tabel 1
Tabel 2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tindak kekerasan emosi yang sering muncul dalam hubungan berpacaran ini antara lain sikap merendahkan pasangannya, tuntutan dari pasangan untuk berikap tunduk dan

Berkaitan dengan penjelasan di atas dengan maraknya tindak kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua baik dari bapak atau ibunya, hal tersebut merupakan

Guided imagery menjadi salah satu solusi intervensi yang dapat membantu mengurangi tingkat depresi yang dialami oleh perempuan tindak kekerasan yang menyentuh aspek kognitif,

Tindakan kekerasan atau violence umumnya dilakukan oleh setiap orang laki-laki atau perempuan, anak atau orang dewasa, dengan bentuk yang berbeda.. Dulu konsep kekerasan hanya

(2) Upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak kekerasan khususnya penganiayaan yang dilakukan oleh anak yaitu memberikan sosialisasi kepada

Berabad-abad lamanya perempuan mengalami tindak kekerasan baik melalui perkataan atau penderitaan fisik yang dilakukan oleh kaum laki-laki, bahkan beberapa kasus di

Ketidakberdayaan perempuan dalam menerima perlakuan kekerasan dari laki-laki (perempuan) dapat disebabkan oleh budaya patriarki yang memenjadi setting sosial tindakan

Perempuan-perempuan Aceh menjadi korban pembunuhan, penyiksaan dan kekerasan seksual oleh TNI.7 Salah satu kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI pada saat operasi