(Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)
Oleh
IKLIMA PUTRI BUNGSU
H 24076055
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KAJIAN PEMILIHAN PEMASOK BUAH-BUAHAN
DENGAN PROSES HIRARKI ANALITIS
(Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IKLMA PUTRI BUNGSU
H 24076055
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Kajian Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus:Giant Hypermarket Botani Square, Bogor)
Nama : Iklima Putri Bungsu
NIM : H24076055
Menyetujui Pembimbing,
(Heti Mulyati, S.TP, MT)
NIP 19770812 200501 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc )
NIP : 19610123 198601 1 002
ABSTRAK
Iklima Putri Bungsu. H24076055. Kajian Kriteria Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor).Di bawah bimbingan Heti Mulyati.
GiantHypermarketBotani Square merupakan hypermarket terbesar yang terletak di jalan Padjajaran, Bogor. Salah satu produk yang dijual oleh hypermarket tersebut adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan produk yang sering dibeli oleh konsumen dengan peningkatan rata-rata pembelian 17 persen per bulan. Pemilihan pemasok merupakan hal yang penting dalam pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant. Dalam rangka memenuhi persediaan buah-buahan yang berkelanjutan, maka pemasok berperan sangat signifikan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan dan pengendalian di Giant Hypermarket Botani Square khususnya Divisi produce, (2) Mengidentifikasi kriteria yang diprioritaskan Giant dalam memilih pemasok buah-buahan, (3) Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dengan Proses Hirarkis Analitis (PHA).
Sampel penelitian menggunakan metode non probability sampling, yaitu judgement sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah Store General Manager, Kepala Divisi Produce, Manager Department Fresh, Kepala Divisi Receiving, dan Staf Full Order. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan PHA. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant HypermarketBotani Square, khususnya Divisi Produce. PHA digunakan untuk menganalisis keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok buah-buahan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Oktober 1986 di Kedondong, Bandar Lampung. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Hatim Khan dan Rosnani.
Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Bumisari, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan
penulis pada tahun 2001 di SLTPN 1 Natar, Lampung Selatan. Pendidikan tingkat atas selesai pada tahun 2004 di SMUN 1 Natar, Lampung Selatan.
Tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI sebagai mahasiswa Program Diploma Manajemen Hutan Produksi, Fakultas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Kajian Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor (FEM IPB). Pemilihan pemasok merupakan hal yang penting dalam pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant. Dalam rangka memenuhi persediaan buah-buahan yang berkelanjutan, maka pemasok berperan sangat signifikan.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Heti Mulyati, S.TP,MT selaku Dosen Pembimbing atas dukungan, masukan, motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi.
2. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS dan Ibu Wita J. Ermawati, STP, MM selaku Dosen Penguji yang telah bersedia memberi masukan dalam memperbaiki skripsi. 3. Papa dan Mama yang selalu memberikan motivasi hidup, bantuan dan do’a yang
tulus.
4. Pihak Giant Hypermarket Botani Square, Bogor. Khususnya Manager Departement Head of Human Resources and Development (HRD) PT Hero, Tbk, Kepala Divisi HRD Giant Hypermarket Botani Square, Store General Manager, Manager Department Fresh, Kepala Divisi Produce, Kepala Divisi Receiving, Staf Full Order, yang telah bersedia memberikan informasi dalam skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Manajemen Penyelenggara Khusus, Departemen Manajemen, FEM IPB.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik
dan saran sangat penulis harapkan. Semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Mei 2010
DAFTAR ISI
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.Ruang Lingkup Penelitian ... 4
1.5.Manfaat Penelitian ... 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1.Rantai Pasokan ... 6
2.2.Supplier Relationship Management ... 7
2.3.Kriteria Pemilihan Pemasok ... 9
2.4.Strategi Rantai Pasokan ... 12
2.5.Penelitian Terdahulu ... 14
3. METODOLOGI PENELITIAN ... 16
3.1.Kerangka Pemikiran ... 16
3.2.Tahapan Penelitian ... 18
3.3.Pengumpulan Data ... 19
3.4.Metode Pengambilan Sampel ... 20
3.5.Pengolahan dan Analisis Data ... 20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1.Gambaran Umum Perusahaan ... 25
4.2.Analisis Proses Pengadaan Buah-Buahan ... 28
4.3.Analisis Proses Pengendalian buah-buahan ... 36
4.4.Struktur Hirarki dalam PHA ... 42
4.4.1. Pengolahan secara Horizontal ……….………46
4.2.2. Pengolahan secara Vertikal ……….49
KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
1. Kesimpulan ... 51
2. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kebutuhan, jenis, metode, dan sumber data ... 19
2. Deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan ... 27
3. Contoh BTRF ... 34
4. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal ... 46
5. Bobot dan prioritas kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan pemasok utama buah-buahan ... 49
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Model rantai pasokan ... 6
2. Kerangka pemikiran ... 17
3. Tahapan penelitian ... 18
4. Struktur hirarki ... 21
5. Struktur organisasi ... 27
6. Proses pengadaan buah-buahan di Divisi Produce ... 30
7. Proses pengendalian buah-buahan di Divisi Produce ... 37
8. Alur pengendalian buah-buahan yang ditolak ... 40
(Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)
Oleh
IKLIMA PUTRI BUNGSU
H 24076055
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KAJIAN PEMILIHAN PEMASOK BUAH-BUAHAN
DENGAN PROSES HIRARKI ANALITIS
(Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
IKLMA PUTRI BUNGSU
H 24076055
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Kajian Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus:Giant Hypermarket Botani Square, Bogor)
Nama : Iklima Putri Bungsu
NIM : H24076055
Menyetujui Pembimbing,
(Heti Mulyati, S.TP, MT)
NIP 19770812 200501 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc )
NIP : 19610123 198601 1 002
ABSTRAK
Iklima Putri Bungsu. H24076055. Kajian Kriteria Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor).Di bawah bimbingan Heti Mulyati.
GiantHypermarketBotani Square merupakan hypermarket terbesar yang terletak di jalan Padjajaran, Bogor. Salah satu produk yang dijual oleh hypermarket tersebut adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan produk yang sering dibeli oleh konsumen dengan peningkatan rata-rata pembelian 17 persen per bulan. Pemilihan pemasok merupakan hal yang penting dalam pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant. Dalam rangka memenuhi persediaan buah-buahan yang berkelanjutan, maka pemasok berperan sangat signifikan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan dan pengendalian di Giant Hypermarket Botani Square khususnya Divisi produce, (2) Mengidentifikasi kriteria yang diprioritaskan Giant dalam memilih pemasok buah-buahan, (3) Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dengan Proses Hirarkis Analitis (PHA).
Sampel penelitian menggunakan metode non probability sampling, yaitu judgement sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah Store General Manager, Kepala Divisi Produce, Manager Department Fresh, Kepala Divisi Receiving, dan Staf Full Order. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan PHA. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant HypermarketBotani Square, khususnya Divisi Produce. PHA digunakan untuk menganalisis keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok buah-buahan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Oktober 1986 di Kedondong, Bandar Lampung. Penulis adalah anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Hatim Khan dan Rosnani.
Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Bumisari, Lampung Selatan dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan
penulis pada tahun 2001 di SLTPN 1 Natar, Lampung Selatan. Pendidikan tingkat atas selesai pada tahun 2004 di SMUN 1 Natar, Lampung Selatan.
Tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI sebagai mahasiswa Program Diploma Manajemen Hutan Produksi, Fakultas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Kajian Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor (FEM IPB). Pemilihan pemasok merupakan hal yang penting dalam pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant. Dalam rangka memenuhi persediaan buah-buahan yang berkelanjutan, maka pemasok berperan sangat signifikan.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Heti Mulyati, S.TP,MT selaku Dosen Pembimbing atas dukungan, masukan, motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi.
2. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS dan Ibu Wita J. Ermawati, STP, MM selaku Dosen Penguji yang telah bersedia memberi masukan dalam memperbaiki skripsi. 3. Papa dan Mama yang selalu memberikan motivasi hidup, bantuan dan do’a yang
tulus.
4. Pihak Giant Hypermarket Botani Square, Bogor. Khususnya Manager Departement Head of Human Resources and Development (HRD) PT Hero, Tbk, Kepala Divisi HRD Giant Hypermarket Botani Square, Store General Manager, Manager Department Fresh, Kepala Divisi Produce, Kepala Divisi Receiving, Staf Full Order, yang telah bersedia memberikan informasi dalam skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Manajemen Penyelenggara Khusus, Departemen Manajemen, FEM IPB.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik
dan saran sangat penulis harapkan. Semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Mei 2010
DAFTAR ISI
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.Ruang Lingkup Penelitian ... 4
1.5.Manfaat Penelitian ... 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1.Rantai Pasokan ... 6
2.2.Supplier Relationship Management ... 7
2.3.Kriteria Pemilihan Pemasok ... 9
2.4.Strategi Rantai Pasokan ... 12
2.5.Penelitian Terdahulu ... 14
3. METODOLOGI PENELITIAN ... 16
3.1.Kerangka Pemikiran ... 16
3.2.Tahapan Penelitian ... 18
3.3.Pengumpulan Data ... 19
3.4.Metode Pengambilan Sampel ... 20
3.5.Pengolahan dan Analisis Data ... 20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1.Gambaran Umum Perusahaan ... 25
4.2.Analisis Proses Pengadaan Buah-Buahan ... 28
4.3.Analisis Proses Pengendalian buah-buahan ... 36
4.4.Struktur Hirarki dalam PHA ... 42
4.4.1. Pengolahan secara Horizontal ……….………46
4.2.2. Pengolahan secara Vertikal ……….49
KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
1. Kesimpulan ... 51
2. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kebutuhan, jenis, metode, dan sumber data ... 19
2. Deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan ... 27
3. Contoh BTRF ... 34
4. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal ... 46
5. Bobot dan prioritas kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan pemasok utama buah-buahan ... 49
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Model rantai pasokan ... 6
2. Kerangka pemikiran ... 17
3. Tahapan penelitian ... 18
4. Struktur hirarki ... 21
5. Struktur organisasi ... 27
6. Proses pengadaan buah-buahan di Divisi Produce ... 30
7. Proses pengendalian buah-buahan di Divisi Produce ... 37
8. Alur pengendalian buah-buahan yang ditolak ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner kajian proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan di divisi produce, Giant Hypermarket
Botani Square ... 55
2. Kuesioner kajian pemilihan pemasok utama buah-buahan dengan proses hirarki analitis di divisi produce, Giant Hypermarket Botani Square ... 58
3. Contoh faktur ... 64
4. Daftar pengembalian ... 65
5. Contoh CN ... 66
6. Daftar pemusnahan buah-buahan yang ditolak ... 67
7. Matriks penilaian masing-masing pakar ... 68
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan ritel modern terhadap ritel tradisional merupakan fenomena global sejak tahun 1990-an. Hal tersebut dipicu oleh liberalisasi penanaman modal asing dan tuntutan gaya hidup masyarakat terutama kalangan menengah ke atas. Pangsa pasar ritel tradisional menunjukkan trend semakin menurun. Penelitian ACNielsen menunjukkan bahwa kontribusi pasar tradisional mengalami penurunan rata-rata sebesar 74,34 persen pada periode tahun 2001-2004 (Reardon, 2006).
Bentuk dari ritel yaitu minimarket, supermarket dan hypermarket. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) tahun 2008, minimarket dan hypermarket menunjukkan trend peningkatan dalam lima tahun terakhir (2004-2008). Hal tersebut ditunjukkan
dengan peningkatan tingkat pengembalian rata-rata sebesar 38,1 persen per tahun pada minimarket. Pada periode yang sama, hypermarket juga mengalami peningkatan secara signifikan yaitu sebesar 21,5 persen per tahun. Sedangkan supermarket hanya mengalami peningkatan sebesar 6,2 persen per tahun.
Berkembangnya ritel modern tidak terlepas dari terjadinya perubahan
lingkungan yang dinamis. Hal tersebut ditandai dengan perubahan demografi konsumen, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat yang semakin variatif dengan harga yang murah. Ritel dapat menyediakan peralatan rumah tangga, elektronik, hingga sembilan bahan pokok. Kelengkapan dan kenyamanan pada saat berbelanja merupakan keunggulan dari ritel. Saat ini pasar tidak hanya dianggap sebagai suatu tempat untuk melakukan transaksi, tetapi juga sebagai tempat rekreasi bagi pengunjung.
Hypermarket. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah gerai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, gerai Giant Hypermarket yang berjumlah 17 gerai meningkat menjadi 23 gerai pada tahun 2008. Giant memiliki pangsa pasar 32,35 persen dengan omset Rp 2,4 triliun (Kompas, 2008). Selain itu, Giant telah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 40 persen pada tahun 2005 dan meningkat sebesar 78,3 persen pada tahun 2008 terhadap total perdagangan nasional (APRINDO, 2008).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Divisi HRD Giant Hypermarket Botani Square, Departemen Fresh merupakan departemen yang paling sering melakukan pemesanan produk namun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produk yang ditawarkan pada umumnya tidak dapat bertahan lama. Produk yang dipesan merupakan produk segar yang belum diolah dan daya tahannya singkat. Departemen Fresh terbagi atas Divisi Produce (buah-buahan), meat and chicken, seafood, ready to eat, dan bakery. Divisi yang paling sering melakukan pemesanan produk sampai double order adalah Divisi Produce (buah-buahan). Buah-buahan merupakan produk yang
sering dibeli oleh konsumen dengan peningkatan rata-rata pembelian sebesar 17 persen per bulan. Peningkatan tersebut dapat menjadi peluang bisnis bagi masing-masing pihak, yaitu petani, pemasok, dan Giant.
Kunci keberhasilan dari ritel adalah kemampuan bersaing dalam memperoleh pangsa pasar. Persaingan tersebut dapat dimenangkan melalui kekuatan Manajemen Rantai Pasokan (MRP). MRP adalah kumpulan teknik
pendekatan yang ditujukan untuk mengintegrasikan pemasok, perusahaan, gudang, distribusi serta pedagang kecil secara efisien. Pengelolaan rantai pasokan yang baik diharapkan dapat mendistribusikan produk dalam jumlah yang tepat. Hal tersebut dapat mengurangi biaya dari suatu sistem yang luas dan
persediaan, transportasi, dan informasi. Fasilitas merupakan tempat dari
jaringan rantai pasokan dimana produk disimpan, diperbaiki, atau diproses. Persediaan adalah keseluruhan bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi. Transportasi adalah perpindahan persediaan dari satu tempat ke tempat lain dalam rantai pasokan. Informasi menyangkut data dan analisis fasilitas,
persediaan, transportasi, dan konsumen secara keseluruhan.
Pemilihan pemasok merupakan hal yang penting dalam pengadaan dan pengendalian buahan di Giant. Dalam rangka memenuhi persediaan buah-buahan yang berkelanjutan, maka pemasok berperan sangat signifikan. Saat Giant dibuka di suatu daerah, Giant mengundang para pemasok dari dalam dan luar negeri untuk menjadi pemasok tetap. Pemasok dalam negeri diantaranya berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Palembang. Pemasok luar negeri diantaranya berasal dari Cina, Thailand, dan Amerika Serikat. Giant memberikan beberapa persyaratan termasuk Standard Operating Procedure (SOP) kepada pemasok. SOP merupakan prosedur yang memberikan gambaran umum mengenai suatu proses dan dalam pelaksanaanya membutuhkan dokumen penunjang (Petra, 2006). SOP akan menjadi pedoman bagi pemasok dalam menyelaraskan rantai pasokan dengan tujuan dan harapan yang ingin dicapai oleh Giant maupun kedua belah pihak.
Pemasok yang telah memenuhi persyaratan akan menandatangani kontrak dan menerima kode pemasok. Namun, pada kenyataannya tidak semua pemasok buah-buahan dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Misalnya,
keterlambatan dalam pengiriman barang, kuantitas yang tidak dapat dipenuhi, serta barang cacat pada saat diterima. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Divisi Produce Giant Hypermarket Botani Square, dan struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok utama buah-buahan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini?
2. Bagaimana proses pengendalian buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini?
3. Bagaimana struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok utama buah-buahan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini
2. Mengidentifikasi proses pengendalian buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini
3. Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok utama buah-buahan
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan di Divisi produce yang khusus mengelola persediaan dan pengedalian buah-buahan. Kriteria yang diidentifikasi, fokus
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, penulis, dan peneliti lainnya yang memperdalam MRP, khususnya dalam memilih pemasok.
a. Perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan kinerja dalam memuaskan konsumen serta mampu menghadapi persaingan melalui pendekatan MRP. Selain itu, perusahaan dapat mengetahui susunan hirarki pengambilan keputusan dalam memilih pemasok buah-buahan.
b. Peneliti
Peneliti dapat mengetahui proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square khususnya divisi produce. Selain itu, peneliti dapat menyusun hirarki pengambilan keputusan yang dilakukan
Giant dalam memilih pemasok buah-buahan.
c. Ilmu pengetahuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rantai Pasokan
Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyalur barang.
Menurut DHL (2009), rantai pasokan adalah perjalanan barang, informasi dan keuangan. Berawal dari pembelian bahan dasar ataupun setengah jadi, yang kemudian dikirim ke pabrik untuk diolah menjadi barang jadi (Gambar 1). Barang-barang jadi tersebut akan dikirim ke gudang atau pusat distribusi untuk dikirim ke ritel, distributor ataupun langsung ke rumah/kantor pelanggan. Layanan purna jual seperti perawatan dan perbaikan atau
pengembalian dan daur ulang produk-produk tersebut berada diakhir masa gunanya. Perencanaan rantai pasokan yang baik akan mengoptimalisasikan rantai pasokan.
Gambar 1. Model Rantai Pasokan (DHL, 2009) Rencana Rantai
Pasokan
Manufaktur
Distrubusi
Pemasaran
Penyimpanan Manufaktur
Retail/ Distributor
Pusat Distribusi
Konsumen/ Pengguna
Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan terdiri atas 3 (tiga ) macam
aliran yang harus dikelola, yaitu :
1. Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari pemasok ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, produk dikirim ke
distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. 2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu 3. Aliran informasi yang dapat terjadi dari hulu ke hilir ataupun
sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh pemasok juga dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima. Perusahaan perkapalan harus membagi informasi seperti ini guna perencanaan yang lebih akurat.
2.2 Supplier Relationship Management
Menurut Carter dalam Supriharyanti (2005), Supplier Relationship Management (SRM) merupakan suatu proses yang menjelaskan bagaimana perusahaan berinteraksi dengan pemasok, dan hal tersebut merupakan salah satu kunci bagi MRP secara keseluruhan. Quinn(1999) dalam Supriharyanti (2005), menyoroti bahwa tujuan hubungan mengalami pergeseran dari sekedar untuk
mendapatkan komponen atau bahan baku hingga bertujuan pada peningkatan keahlian dan transfer pengetahuan. Pernyataan tersebut sejalan dengan rekomendasi para akademisi yang menyarankan praktisi untuk melakukan perubahan hubungan dengan pemasok menjadi hubungan yang berifat
Hal tersebut didasarkan atas bukti empiris yang dilakukan oleh beberapa
peneliti (Stuart, 1993; Dyer & Ouchi, 1993; Ellram & Edis, 1996; Wong, 2002). Studi-studi itu menyimpulkan kemitraan dapat menjadi inti kompetensi dan merupakan sumber keunggulan kompetetif. Pernyataan tersebut membawa implikasi bagi perusahaan, bahwa untuk menjadi lebih baik perusahaan harus
membangun kemitraan dengan pemasok.
Ellram (1995) dalam Supriharyanti (2005), mendefinisikan pola hubungan kemitraan sebagai hubungan terus menerus antara dua organisasi yang melibatkan komitmen pada periode waktu yang lama dan terdapat pembagian risiko dan manfaat dari hubungan tersebut. Dengan demikian dalam hubungan yang bersifat jangka panjang tersebut, terdapat pertukaran informasi dan pengetahuan, aktivitas pembelajaran hingga pemecahan masalah secara bersama. Pola hubungan kemitraan menggunakan beberapa kriteria dalam menyeleksi pemasok diantaranya kinerja pemasok sebelumnya, harga, kualitas, dan sebagainya. Pemasok banyak terlibat dalam keputusan-keputusan strategik diantaranya pengembangan produk baru, dan pengembangan proses logistik. Menurut Mustamu (2007), mata rantai pasokan yang terlalu panjang dapat menyebabkan kerugian. Waktu perlaluan (throughput time) yang semakin panjang menyebabkan berkurangnya peluang produk untuk lebih cepat diserap konsumen. Pada sisi lain, lambatnya proses penyerapan produk oleh konsumen memunculkan risiko kerusakan produk (waste) akibat keterbatasan waktu kadaluwarsa. Faktor kerugian kedua adalah munculnya kerusakan barang akibat
kesalahan penanganan (misshandling), baik dalam bentuk kerusakan akibat proses perpindahan antar sarana transportasi dan antar gudang, maupun akibat kesalahan proses pengelolaan ruang penyimpanan (gudang). Berdasarkan konteks inilah pendekatan MRP menjadi sangat penting. Jika memungkinkan,
2.3. Kriteria Pemilihan Pemasok
Pujawan (2005) menyatakan bahwa hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi dapat tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi biaya untuk mendapatkan perusahaan mitra baru.
Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalam pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan harus mencerminkan strategi rantai pasokan maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria-kriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu pengiriman. Namun sering kali pemilihan pemasok membutuhkan kriteria lain yang dianggap penting oleh perusahaan seperti kemasan, lokasi, termasuk sistem komunikasi.
Setelah kriteria ditetapkan dan beberapa kandidat pemasok diperoleh maka perusahaan harus melakukan pemilihan. Perusahaan akan memilih satu atau beberapa dari alternatif yang ada melalui perangkingan. Perangkingan dilakukan untuk menentukan mana pemasok yang akan dipilih atau mana yang akan dijadikan sebagai pemasok utama dan mana yang akan dijadikan pemasok cadangan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merangking alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang ada adalah metode PHA (Pujawan, 2005).
Pemilihan pemasok dalam manajemen rantai pasok menjadi penting, sebagai akibat adanya kompetisi antara rantai pasokan pada perusahaan. Trend menunjukkan bahwa konsumen menginginkan harga yang lebih murah, produk
yang berkualitas tinggi, pengiriman yang tepat waktu serta layanan purna jual yang lebih baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan pemilihan dan evaluasi kinerja pemasok. Hal ini akan membantu proses peningkatan kinerja pemasok, yang selanjutnya akan
Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak dalam satu mata
rantai, MRP menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan bahan baku, tetapi juga informasi. Dukungan manajemen merupakan syarat utama dari penerapan MRP. Manajemen di semua tingkat dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian (Irghandi, 2008). Selain dukungan manajemen, perusahaan melibatkan faktor eksternal yaitu pemasok dan distributor. Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan kontrak kerja dengan para pemasok, perusahaan terlebih dahulu melaksanakan evaluasi pemasok (Irghandi, 2008).
Evaluasi pemasok dilakukan apabila bahan baku yang sama dapat diperoleh lebih dari satu alternatif pemasok. Tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok, yaitu: keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan bahan baku. Beberapa contoh indikator dari setiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai berikut (Gaspersz dalam Irghandi, 2008):
1. Keadaan umum pemasok
a. Ukuran atau kapasitas produksi b. Kondisi finansial
c. Kondisi operasional d. Fasilitas riset dan desain e. Lokasi geografis
f. Hubungan dagang antar industri
2. Keadaan pelayanan
a. Waktu penyerahan bahan baku b. Kondisi kedatangan bahan baku c. Kuantitas pemesanan yang ditolak
3. Keadaan bahan baku
a. Kualitas bahan baku b. Keseragaman bahan baku c. Jaminan dari pemasok
d. Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Menurut Chopra dan Meindl (2004), perusahaan dapat memilih pemasok berdasarkan beberapa mekanisme yaitu penawaran kompetitif, sistem lelang, atau negoisasi langsung. Mekanisme yang digunakan harus tetap menekankan pada biaya total yang dikeluarkan oleh pemasok dan tidak hanya pada harga penjualannya. Sebelum memilih pemasok, perusahaan harus memutuskan akan menggunakan pemasok tunggal atau banyak pemasok sebagai sumber dari produk. Pemasok tunggal hanya melayani pemesanan produk yang spesifik. Sedangkan banyak pemasok dapat meningkatkan persaingan dan ada kemungkinan produk gagal untuk dikirim. Setelah pemasok dipilih, maka dibuat
kontrak antara pembeli dengan pemasok. Kontrak tersebut merupakan parameter kewajiban yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh pembeli dan pemasok.
Trend globalisasi menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang berskala besar telah menghubungkan rantai pasokan di hulu dan hilir untuk
Pemilihan pemasok yang tepat sebagai mitra merupakan jantung dari
MRP, sedangkan bahan baku atau pelayanan yang dihasilkan merupakan bagian yang sangat terkait dengan perusahaan. Jika perusahaan dapat menemukan pemasok yang sesuai dengan karakter industri dan memenuhi persyaratan rantai pasokan, maka rantai pasokan perusahaan dapat bersaing. Namun terkadang
pemasok tidak dapat beroperasi secara maksimal. Hal ini dikarenakan keterlambatan pengiriman dan rencarna produksi, atau disebabkan pengeluaran biaya yang terlalu besar (Lin dan Juang, 2008).
2.4. Strategi Rantai Pasokan
Pujawan (2005) menyatakan bahwa, strategi tidak dapat dilepaskan dari tujuan jangka panjang. Persaingan pasar dapat dimenangkan melalui rantai pasokan yang dapat menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan bervariasi. Namun perlu disadari bahwa tingkat kepentingan untuk masing-masing tujuan tersebut berbeda untuk tiap jenis produk dan segmen pelanggan. Beberapa konsumen ada yang membeli produk dengan pertimbangan utama harga yang murah, namun ada juga pelanggan yang membeli dengan kualitas sebagai pertimbangan utama. Berdasarkan hal tersebut, maka rantai pasokan harus dapat menterjemahkan tujuan-tujuan tersebut ke dalam sumber daya yang dimiliki.
Masing-masing aspirasi pelanggan tersebut dapat didukung oleh satu atau beberapa kemampuan strategis suatu rantai pasokan. Aspirasi untuk
mendapatkan produk yang murah tidak hanya didukung oleh kemampuan rantai pasokan untuk beroperasi secara efisien, tetapi juga oleh kemampuannya untuk menciptakan kualitas. Kualitas tidak selalu diasosiasikan dengan produk, tetapi juga dengan proses. Manajemen kualitas juga besar perannya dalam mengurangi
Menurut Chopra dan Meindl (2004), perusahaan membutuhkan
keseimbangan antara responsifitas dan efisiensi, yang dapat memenuhi kebutuhan strategi kompetisi Perusahaan. Untuk mengerti Bagaimana Perusahaan dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan, maka harus diuji terlebih dahulu mengenai logistik dan penggerak rantai pasokan antar organ
fungsional perusahaan, seperti fasilitas, persediaan, transportasi, dan kebijakan harga.
Menurut Maheswari (2008), perusahaan harus memutuskan suatu rantai pasokan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar. Strategi yang digunakan dalam manajemen rantai pasokan:
a. Bernegoisasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok dengan pemasok lain. Berhubungan kepada banyak pemasok memudahkan perusahaan untuk mendapatkan harga yang paling murah. Biasanya dipakai untuk komoditas. Pendekatan ini mengutamakan tanggung jawab pemasok untuk dapat mempertahankan teknologi, keahlian, dan kemampuan memprediksi, begitu pula biaya, dan kemampuan pengiriman yang diperlukan.
b. Mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan. Perusahaan ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Kondisi ini akan menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi rendah.
c. Integrasi vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk
menggunakan integrasi balik vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut. Mengembangkan kemampuan untuk membuat produk yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok.
d. Kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal yang dikenal
e. Mengembangkan perusahaan virtual yang menggunakan para pemasok
sesuai kebutuhan. Contoh bisnis pakaiana jadi, para perancang pakaian jarang memproduksi hasil rancangan mereka, namun mereka menyerahkan ke manufaktur untuk diproduksi.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan MRP adalah sebagai berikut :
a. Oktiya (2006) meneliti Analisis Rantai Pasokan terhadap Produktivitas di UKM keramik Kelompok Banjarnegara. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, model MRP di UKM keramik Kelompok Banjarnegara terdiri atas beberapa anggota pemasok, UKM/produsen, pengepul barang ekspor dan pelanggan. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa dari beberapa elemen MRP yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas adalah kerjasama. Penulis juga menyatakan bahwa MRP berpengaruh nyata terhadap produktivitas UKM keramik Kelompok Banjarnegara. Hal tersebut dibuktikan dengan regresi logistik dan diketahui bahwa variable yang berhubungan signifikan dengan produktivitas yaitu kerjasama (p-value sebesar 0,122 < taraf nyata 0,2).
b. Irmawati (2007) meneliti Pengaruh MRP terhadap Kinerja di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa strategi MRP mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikanmdan nyata
sebesar 84 persen. Strategi MRP perusahaan sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan ג=1,46.
c. Setyawan (2009) meneliti Analisis Rantai Pasokan Sayuran Unggulan Dataran Tinggi di Jawa Barat. Penulis menyatakan bahwa alternatif
terdiri atas pemasok input budidaya paprika, pemerintah, Balista,
Perbankan, perusahaan swasta, LSM, dan perguruan tinggi. Hasil perhitungan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) diperoleh tiga jenis sayuran unggulan yaitu paprika (12.236,33), lettuce (9.967,33), dan brokoli (8.272). Paprika memberikan marjin keuntungan yang besar dan
potensi pasar domestik maupun mancanegara.
3.1. Kerangka Pemikiran
Giant Hypermarket Botani Square merupakan hypermarket terbesar yang terletak di jalan Padjajaran, Bogor. Lokasi tersebut mudah diakses dan dijangkau oleh pengunjung karena letaknya strategis. Departemen fresh merupakan departemen yang paling sering melakukan pemesanan produk namun dalam jumlah yang sedikit, karena produk yang ditawarkan pada umumnya tidak dapat bertahan lama. Divisi Produce merupakan salah satu divisi dari Departemen Fresh yang paling sering melakukan pemesanan produk sampai double order.
Buah-buahan dari Divisi Produce merupakan produk yang sering dibeli oleh konsumen dengan peningkatan rata-rata pembelian sebesar 17 persen
per bulan. Peningkatan tersebut dapat menjadi peluang bisnis bagi berbagai pihak, yaitu petani, pemasok, dan Giant.
Gambar 2. Kerangka pemikiran Keunggulan bersaing untuk Giant Hypermarket Botani Square
Menganalisis proses pengadaan dan pengendalian
buah-buahan di Giant Peluang bisnis bagi petani,
pemasok, dan Giant
Departemen Fresh, khususnya Divisi produce, Giant Hypermarket Botani Square
Struktur hirarki pengambilan keputusan dalam memilih pemasok utama buah-buahan
Alternatif pemilihan pemasok
Pengadaan buah-buahan yang berkelanjutan
3.2. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.
1. Mengidentifikasi proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini
2. Mengidentifikasi proses pengendalian buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini
3. Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dalammemilih pemasok utama buah-buahan - Tabulasi data dan informasi - Identifikasi sistem MRP - Pengolahan data dan informasi
- Kajian rantai pasokan Analisis deskriptif - Kriteria pemilihan pemasok Analisis deskriptif - Struktur hierarki pengambilan keputusan AHP
Kesimpulan dan saran Rancangan pengumpulan data :
Identifikasi kebutuhan data, metode pengumpulan data, pemilihan teknik analisis
Rekomendasi solusi penerapan MRP
Gambar 3. Tahapan Penelitian
Pemilihan topik penelitian :
Kajian Pemilihan Pemasok Buah-Buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus : Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor
Perumusan masalah :
1. Bagaimana proses pengadaan buah-buahan di GiantHypermarketBotani Square, khususnya Divisi
Produce selama ini?
2. Bagaimana proses pengendalian buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi Produce selama ini?
3.3. Pengumpulan Data
Data merupakan sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari Divisi Produce. Data sekunder dapat diperoleh dari literatur-literatur seperti buku, internet,
skripsi, disertasi, dan jurnal.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu mengamati objek penelitian, sehingga memahami kondisi sebenarnya.
b. Wawancara dilakukan kepada Store General Manager (SGM), Manajer Departemen Fresh, Kepala Divisi Produce, Kepala Divisi Receiving, dan Staf Full Order sebagai responden.
c. Kuesioner, daftar pernyataan dan pertanyaan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner berisi pertanyaan terbuka dan tertutup. Kuesioner dibagi menjadi dua (2) jenis yaitu, kuesioner untuk menganalisis proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan dan kuesioner untuk PHA. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data dibuat dalam Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Kebutuhan, Jenis, Metode dan Sumber Data
Kebutuhan Data Jenis Data Analisis Data
Proses pengadaan dan pengendalian buah-buahan di Giant Primer dan sekunder Deskriptif Struktur hirarki pengambilan keputusan dalam memilih
pemasok utama buah-buahan Primer PHA
3.4. Metode Pengambilan Sampel
Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, transaksi, atau kejadian menjadi objek penelitian. Sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan menyesuaikan tingkat kompleksitas permasalahan, keragaman populasi
penelitian, rumusan tujuan serta berbagai kendala dan batasan.
Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling, yaitu judgement sampling. Judgement sampling dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa, sampel tersebut cukup mewakili populasi dan sesuai dengan tujuan penelitian. Responden dalam penelitian yaitu lima orang terdiri dari, SGM, Manajer Departemen Fresh, Kepala Divisi produce, Kepala Divisi receiving, dan Staf Full Order.
3.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif dan PHA. Analisis deskriptif merupakan gambaran perkembangan karakteristik ekonomi sosial suatu daerah atau perusahaan. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square, khususnya Divisi produce.
PHA digunakan untuk menganalisis keputusan yang dilakukan oleh Giant dalam memilih pemasok utama buah-buahan. Jumlah pemasok buah-buahan secara keseluruhan adalah 17 pemasok. Namun hanya 4 (empat)
pemasok yang dinilai memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan. Pemasok tersebut diberi kode A, B, C, dan D.
PHA cukup mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi tersebut harus cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang
1. Identifikasi Sistem.
Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan mempelajari literatur, berdiskusi dengan para pakar, untuk memperkaya ide dan konsep yang relevan dengan masalah.
2. Penyusunan Struktur.
Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategis, pilihan atau skenario. Abstraksi dari sebuah struktur hirarki dapat dilihat dari Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Hirarki
Keterangan :
Goal (G) : Tujuan utama yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan F1, F2, F3, Fn : Faktor-faktor atau kriteria yang dapat mempengaruhi tujuan
utama (G).
A1, A2, A3, An : Aktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
T1, T2, T3, Tn : Beberapa Tujuan yang ingin dicapai perusahaan
S1, S2, S3, Sn : Skenario atau alternatif yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan
S2 S3
S1 Sn
T3
T2 Tn
T1
A2 A3
A1 An
G
F1 F2 F3 Fn Faktor
Aktor
Tujuan
3. Membuat matriks banding berpasangan.
Untuk mengisi matriks banding berpasangan digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 2. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk
bagian diatas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.
Tabel. 2 Nilai Skala Banding Berpasangan
Tingkat
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya Dua sama besar pada sifat itu elemen menyumbangkan
3 daripada Elemen yang satu sedikit yang lainnya penting
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya
5 Elemen yang satu sangat penting daripada yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting dibanding yang lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlibat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang lain
Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang kuat
2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan
4. Melakukan perbandingan dan penilaian
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan peringkat matriks di langkah 3.
Dalam proses ini terdapat dua tahap pengolahan, yaitu pengolahan horizontal
dan vertikal. Pengolahan horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hirarki. Tahapannya adalah sebagai berikut : a. Perkalian baris (g) dengan rumus:
Dimana : gij
=
Unsur Matriks Pendapat Gabungan (MPG) baris ke-I kolom ke-jb. Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Eigen Vektor adalah :
Dengan : eVPi = elemen vektor priorits ke-i aij = elemen MPB pada baris ke-I dan kolom ke-j n = jumlah elemen yang diperbandingkan
c. Perhitungan nilai Eigen Maks (maks
ג
) dengan rumus :VA = VB = Vektor Antara
Aij = elemen MPB pada baris ke – I dan kolom Ke – j N = Jumlah elemen yang diperbandingkan
Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hirarki terhadap saluran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai
nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka :
NPpq = ∑st=1 NPHpq (t,q-1) x NPTt (q-1)
…...3) …...2) …...1)
…...4)
Untuk p = 1,2,….,r
t = 1,2,….,s
Dengan : NPpq = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama
NPHpq = Nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q
NPTt = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1 6. Evaluasi konsistensi setiap indeks (CI) seluruh hirarki dengan prioritas
kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya.
Dengan :
גּ
max = nilai eigen maksimumn = jumlah elemen yang diperbandingkan
Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila Consistency Ratio (CR) ≤ 0.1. Rumus CR adalah :
7. Penggabungan pendapat responden
Pada dasarnya PHA dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden ahli. Konsekuensinya pendapat beberapa ahli tersebut perlu dicek konsistensinya satu persatu. Pendapat yang konsisten kemudian digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik.
XG =
Dengan : XG = rata-rata geometric
N = jumlah responden
Xi = penilaian oleh responden
Hasil penilaian gabungan ini yang kemudian diolah dengan prosedur PHA yang telah diuraikan sebelumnya.
…...7) …...6)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
Giant didirikan oleh Teng Meng Chun (Teng Family) pada tahun 1944, diawali dengan toko kecil di Sentul Market, Malaysia. Mini Market pertama didirikan tahun 1971 dengan nama Teng Mini Market Centre (TMC) di Bangsar Kuala Lumpur, dan selanjutnya diganti nama menjadi Giant.
Giant terdiri atas empat jenis toko, yaitu hypermarket, superstore, small superstore dan supermarket. Giant di Indonesia pertama kali didirikan di Villa Melati Mas Serpong Tangerang pada tahun 2002. Hingga tahun 2008, gerai Giant terus bertambah menjadi 17 gerai yang tersebar di delapan kota, yaitu : Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Sidoarjo. Giant hypermarket Botani Square Bogor berdiri pada tanggal 25 Agustus 2006 dengan luas ± 9.995 m2.
Giant Hypermarket yang terletak di Bogor terdiri atas 5 (lima) gerai. Gerai-gerai tersebut terletak di Laladon dan Yasmin yang berada di Kecamatan Bogor Barat, Pangrango (Kec. Bogor Tengah), dan 2 (dua) gerai di Jl. Padjajaran (Kec. Bogor Utara). Giant Hypermarket Botani Square merupakan hypermarket terbesar yang terletak di jalan Padjajaran, Bogor. Lokasi tersebut mudah diakses dan dijangkau oleh pengunjung karena letaknya strategis. Selain iu, Giant Hypermarket Botani Square mampu menawarkan harga paling rendah, produk selalu fresh, area belanja luas (>5000 m2), serta jumlah produknya yang lengkap (35.000-50.000 item).
Visi Giant Hypermarket yaitu menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Sedangkan misinya adalah meningkatkan nilai investasi pemegang saham Hero melalui keberhasilan komersil dengan menarik konsumen dan meningkatkan daya saing yang mantap.
a. Grocery
Produk grocery terbagi dua yaitu food dan non food. Produk food terdiri atas ”Grocery 1” (produk yang bisa langsung dimakan) dan ”Grocery 2” (produk yang harus diolah dulu sebelum dimakan). Bagian non food terdiri atas ”Grocery 3” (sabun dan detergen) dan ”Grocery 4” (kosmetik).
b. Fresh
Produk fresh terdiri atas :
1. Produce : sayuran dan buah-buahan
2. Seafood : ikan, udang, kepiting, dan hasil laut lainnya 3. Daging dan ayam
4. Ready to eat : makanan siap saji 5. Bakery : roti dan kue
6. Dairy and daily : susu segar, makanan olahan, dan lain-lain
c. GMS
Produk GMS terdiri atas :
1. Textile : home textile, pakaian, sepatu, perlengkapan bayi, dan anak 2. Bazaar : peralatan rumah tangga, mainan, furniture, dan lain-lain 3. Barang-barang elektronik
Tiap departemen dibantu oleh Kepala Divisi, Supervisor dan Staf. Berikut adalah struktur organisasi Giant Hypermarket Botani Square, Bogor disajikan pada Gambar 4.
Gambar 5. Struktur Organisasi Giant Hypermarket, Bogor (2009)
Masing-masing jabatan mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda. Berikut adalah deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan (Tabel 3).
Tabel 3. Deskripsi Pekerjaan dari Masing-masing Jabatan
No. Jabatan Deskripsi Pekerjaan
1 SGM Memimpin dan mengawasi semua kegiatan di Giant hypermarket
2 Manajer Departemen
Bertanggungjawab terhadap divisi yang dipimpinnya serta mengawasi kinerja bawahannya
3 Kepala Divisi Membantu tugas manajemen, mengawasi dan memonitor semua kegiatan supervisor dan staf divisi masing-masing, memeriksa penjualan, menyusun rencana pembelian dan diskon terhadap suatu buah-buahan (dilakukan sekali dalam seminggu) serta mengontrol penyediaan buah-buahan.
Kepala divisi daging dan ayam Kepala divisi ready to eat
Kepala divisi bakery
Kepala divisi dairy and daily
SGM
Manajer Departemen GMS Manajer Departemen
4 Supervisor Mengawasi kerja staf, melakukan kontrol terhadap departemen bersangkutan, serta menjadi jembatan komunikasi antara staf dan Kepala divisi
5 Kepala Bagian Gudang
Memeriksa area gudang, dan mengendalikan buah-buahan yang tersedia di gudang.
6 Staf Receiving Menerima dan memeriksa buah-buahan yang datang dari pemasok
7 Staf Marketing Menarik konsumen untuk berbelanja dan meningkatkan penjualan
8 Staf LP Mengawasi keamanan toko, serta sistem dan prosedur yang berlaku di toko
9 Staf IT Mengolah seluruh data dan komputerisasi toko 10 Staf HRD Mengatur semua hal yang berhubungan dengan
karyawan, seperti absensi, cuti, keterlambatan, keluar masuk karyawan dan melakukan kegiatan administrasi lainnya
11 Staf Accounting Mengatur masalah keuangan dan melakukan koordinasi dengan accounting pusat mengenai penjualan,profit dan data persediaan.
Sumber : Giant, Hypermrket Botani Square, Bogor, 2009.
4.2. Analisis Proses Pengadaan Buah-Buahan
Giant mengawali hubungan kemitraan dengan mengundang para pemasok buah-buahan, melalui spanduk yang dipasang pada gerai Giant yang baru akan dibuka di suatu daerah. Pemasok dalam negeri sebagian berasal dari
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Palembang. Sedangkan pemasok luar negeri sebagian berasal dari Cina, Thailand, dan Amerika.
Buah-buahan yang paling diminati oleh konsumen saat ini yaitu durian montong, apel fuji, jeruk Ponkam. Perangkingan dilakukan setiap minggu untuk
pear, apel, durian, buah naga, aneka pisang, pepaya, melon, semangka, mangga,
irwin, markisa, maggis, dan kedondong.
Satu jenis buah-buahan hanya berasal dari 2 (dua) pemasok. Hal tersebut dilakukan agar hubungan kemitraan menjadi lebih intensif, menekan biaya, serta memastikan buah yang ditawarkan adalah buah yang berkualitas. Pemasok
yang telah menandatangani kontrak akan menjadi pemasok tetap. Kontrak tersebut memuat tentang masa kontrak, masa pembayaran, diskon harga, pajak, biaya kerusakan (damage allowance), jenis promosi dan biayanya. Kontrak berlaku selama 1 (satu) tahun, dan akan diperpenjang jika pemasok masih memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan. Kualifikasi tersebut digunakan untuk memonitor kinerja dari pemasok.
Terkait dengan hal tersebut, Giant memiliki SOP yang secara garis besar memuat kebijakan dan tujuan sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman pada saat melakukan penerimaan buah-buahan.
b. Memastikan bahwa buah-buahan diterima di toko dengan baik dan benar. c. Memastikan penginputan data penerimaan buah-buahan telah dilakukan
dengan baik,benar, dan akurat.
d. Mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan unknown shrinkage. e. Memudahkan pengaturan buah-buahan dan di areal gudang dan
pengembalian buah-buahan ke pemasok.
AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN
PO digunakan sebagai bukti pemesanan ke
Gambar 6. Proses Pengadaan Buah-Buahan di Divisi Produce
6 Koreksi
Berdasarkan gambar tersebut, Giant Hypermarket mengawali proses pengadaan buah-buahan dengan perencanaan pembelian. Perencanaan pembelian dilakukan oleh Kepala Divisi Produce ketika sudah mencapai reorder point, yaitu ketika buah-buahan yang tersedia hanya persediaan akhir atau pengaman (buffer stock). Atau meningkatnya permintaan konsumen
terhadap satu jenis buah-buahan. Namun perlu disadari juga bahwa, pemesanan harus segera dilakukan jika kondisi buah-buahan sudah mulai membusuk.
Buah-buahan yang termasuk dalam buffer stock diletakkan pada rak-rak yang terpisah dengan buah-buahan lainnya. Persediaan buah-buahan atau keadaan seluruh buah-buahan di Giant telah diinput dan tersimpan dalam database perusahaan. Setiap kali transaksi yang dilakukan oleh konsumen, akan menjadi data dan terhubung secara otomatis ke bagian gudang dan kasir.
Kepala Divisi Produce akan menugaskan Staf Full Order untuk menghubungi dan memesan buah-buahan ke pemasok. Pemesanan akan dibuat dalam Purchasing Order (PO). PO atau surat pesan merupakan bukti pemesanan atas nama, jenis, kuantitas buah-buahan, dan kode pemasok buah-buahan. Selanjutnya, Staf Full Order melakukan pembelian buah-buahan melalui telepon. Pemasok mengirimkan buah-buahan dengan menggunakan alat transportasi berupa truk container. Berdasarkan kontrak, pemasok menanggung alat transportasi beserta biayanya, dan memasukkan biaya tersebut ke dalam harga jual.
Jangka waktu mulai dari pemesanan, pengiriman, sampai buah-buahan
datang, yaitu 2-3 hari. Jika terjadi keterlambatan dari waktu yang telah disepakati, maka Staf Full Order akan segera menghubungi pemasok. Keterlambatan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya sarana dan prasarana yang dimiliki pemasok kurang menunjang, serta kemacetan lalu
Umumya, pemasok akan mengirim sesuai dengan pesanan. Namun, jika
permintaan meningkat, maka Giant akan menghubungi pemasok untuk segera mendatangkan buah-buahan dengan kapasitas lebih dari biasanya. Jika hal tersebut tidak dapat dipenuhi, Giant akan mencari pemasok lepas. Pemasok lepas merupakan pemasok tidak tetap, yang dihubungi hanya pada saat tertentu
atau mendesak. Sistem pengiriman buah-buahan di Giant terdiri atas 3 (tiga) tipe yaitu:
1. Tipe A (persediaan out hand)
Tipe A (persediaan out hand) merupakan sistem pengiriman yang dikhususkan pada buah-buahan impor. Pemasok mengirimkan buah-buahan ke gudang sentral yang berlokasi di Cibitung dalam sehari. Staf Full Order akan menghubungi kepala gudang sentral untuk segera mengirimkan buah-buahan. Buah-buahan yang dipesan hari ini akan dikirim besok.
2. Tipe B (persediaan on hand)
Tipe B (persediaan on hand) merupakan sistem pengiriman buah-buahan lokal dan biasanya jenis buah-buahannya tidak sulit untuk didapatkan, seperti aneka pisang, pepaya, melon, semangka, maggis, dan kedondong. Staf full order akan melaporkan kepada Manajer Departemen Fresh, sebelum memesan buah-buahan ke pemasok. Pemasok akan datang 2-3 hari setelah buah-buahan dipesan, karena lokasi pemasok yang berada di luar pulau, seperti Palembang.
3. Tipe C (Pemasok)
Saat pesanan datang, Staf Full Order akan menerima sementara dan memeriksa surat jalan dari pemasok. Jika surat jalan sesuai, Staf Full Order akan meminta surat layanan purna jual, dan mencantumkan buah-buahan tersebut dalam daftar penerimaan sementara. Staf Full Order akan menandatangani surat jalan sebagai akses masuk ke lokasi loading bay. Namun,
jika pemasok tidak membawa serta melengkapi surat jalan dan layanan purna jual, maka Staf Full Order akan membuat daftar penolakan dan pengembalian yang akan ditandatangani oleh Kepala Divisi Receiving, Kepala Divisi Produce, dan Manajer Departemen Fresh.
Pemasok wajib menulis nomor urut faktur/invoice yang dibawa pada Buku Tamu Registrasi Faktur (BTRF), sebelum diberikan ke Kepala Divisi Accounting. BTRF harus ditandatangani oleh Kepala Divisi Receiving, Kepala Divisi Produce, dan Manajer Departemen Fresh.
Loading bay harus bersih dan bebas dari sampah, serta memastikan keadaan timbangan, handpallet, peralatan lainnya yang diperlukan untuk menerima buah dari pemasok. Berdasarkan pengamatan peneliti, Giant dianggap perlu memperluas areal loading bay, agar buah-buahan tidak terlalu lama di luar loading bay dan ditangani tanpa harus menunggu giliran. Berikut
adalah contoh BTRF disajikan pada Tabel 3.
Tabel 4. Contoh BTRF
Tahap selanjutnya yaitu memeriksa kualitas fisik buah-buahan. Tujuan dari pemeriksaan tersebut yaitu, memastikan buah-buahan yang akan diterima dan disimpan ke gudang adalah buah-buahan yang telah matang 50 persen dan sesuai dengan kriteria dalam kontrak. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan barcode original yang tertera pada buah-buahan dapat discan atau terbaca.
Kepala Divisi Receiver memberikan PO kepada 2 (dua) staf receiver, untuk memeriksa buah-buahan yang telah dibongkar pada loading bay. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipastikan pada saat menerima buah, yaitu :
BUKU TAMU DAN REGISTRASI FAKTUR
DATE : / /
Penerima Mengetahui Mengetahui Mengetahui
(DIV SECURITY) (DH WAREHOUSE) (POS) (DH ACCOUNTING) Lost Prevention Receiving
Note ; Bila ada pembatalan faktur yang sudah terdaftar harap diisi di kolom keterangan.
a. Kebenaran isi kardus (nama fisik buah harus sama dengan di PO dan faktur).
b. Kemasan/berat/ukuran. Jumlah yang diterima ditulis dengan angka dan dilingkari). Setelah buah-buahan ditimbang, diangkut dengan handpallet dan pallet, ke area transit. Area transit merupakan area yang dirancang terbuka untuk meletakkan buah-buahan yang baru dibongkar, sehingga pemasok
dapat memposisikan bak dari truk angkutnya berhadapan dengan area transit.
c. Kualitas dari buah yang diterima tidak rusak/penyok/pecah. d. Jumlah netto di faktur dengan jumlah di data labeling sudah sama
e. Harga satuan modal di faktur dengan di PO sudah sama. Jika terjadi perbedaan harga, maka mengikuti harga satuan modal terendah atau termurah (kesepakatan bersama).
f. Unsur-unsur lain seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diskon, serta perbedaan perhitungan antara faktur pemasok dengan PO atau unsur lain yang memungkinkan terjadinya selisih. Jika terjadi selisih, maka dilakukan proses edit.
Data labeling yang sudah diedit akan dicetak ulang dan dilakukan pemeriksaan kembali (recheck). Kepala Divisi Produce akan menandatangani data recheck tersebut. Pemeriksaan akhir dilakukan dengan mengelompokkan faktur berdasarkan urutan kode pemasok dan nomor urut incoming goods dengan menggunakan indeks A, B, C, dan seterusnya. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah faktur yang tercatat pada BTRF sama
Buah-buahan yang telah diperiksa kualitasnya, akan diterima 100 persen oleh Giant. Staf Divisi Receiving membuat berita acara pemeriksaan pekerjaan dan serah terima dari pemasok, setelah tahap buah-buahan diperiksa mutunya. Setelah itu Staf Pallet akan mengangkut dan menyerahkan buah-buahan ke bagian gudang, dan pada saat inilah terjadi serah terima dari Staf Divisi Receiving ke bagian gudang.
4.3. Analisis Proses Pengendalian Buah-Buahan
Bagian gudang bertugas untuk mengendalikan buah-buahan. Pengendalian ada 2 (dua) yaitu, buah-buahan dengan status melalui penyimpanan di gudang sebelum dipajang di gerai, dan buah-buahan dengan status tidak melalui penyimpanan di gudang dan langsung dipajang di gerai.
Buah-buahan yang langsung dipajang di gerai merupakan buah-buahan yang sudah 85% matang. Hal tersebut dilakukan mengingat buah-buahan rentan
AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN
Gambar 7. Proses Pengendalian Buah-Buahan di Divisi Produce
Daftar penyerahan
8 Daftar pengeluaran &
Staf bagian gudang memasukkan seluruh data ke dalam sistem
pencatatan persediaan buah-buahan di gudang, setelah menerima daftar penyerahan buah-buahan dari Staf Divisi Receiving. Sistem pencatatan dilakukan secara manual dan on-line. Pencatatan on-line dilakukan dengan meletakkan barcode buah-buahan tersebut pada scaner. Data yang telah discan
akan tersimpan dalam komputer, dan hanya dapat diakses oleh Kepala Bagian Gudang. Sistem pencatatan on-line tersebut sudah disiapkan oleh Staf IT. Sedangkan pecatatan manual hanya dilakukan dengan pembukuan.
Setelah pencatatan selesai, staf bagian gudang menyimpan buah-buahan pada tempat yang telah disediakan dengan mengklasifikasikan jenis buah-buahan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan proses pencarian buahan pada saat akan dipasarkan. Setiap kelompok buah-buahan dicantumkan kartu persediaan yang menunjukkan nama dan jenis, tanggal penerimaan, kuantitas, tanggal pengeluaran, dan sisa akhir buah.
Staf bagian gudang harus memiliki data yang valid dan akurat mengenai posisi buahan, khususnya menyangkut jenis dan jumlah seluruh buah-buahan yang ada di gudang. Data tersebut harus tecatat dengan baik secara manual, on-line, dan kartu persediaan buah-buahan. Ketiga media pencatatatan tersebut harus terintegrasi dan menunjukkan data yang sesuai dengan kenyataan persediaan buah-buahan di gudang.
Ketika persediaan buah-buahan di gerai sudah mulai berkurang, SPM/SPG akan meminta sejumlah buah-buahan yang sudah matang 85 persen