• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Kota Bogor, Jawa Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Kota Bogor, Jawa Barat)."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MINUMAN

LIDAH BUAYA

(Kasus Agroinstan,

Kota Bogor, Jawa Barat)

RIAN HERFIANDA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Bogor, Jawa Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Rian Herfianda

(3)

ABSTRAK

RIAN HERFIANDA. Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Kota Bogor, Jawa Barat). Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

Perubahan gaya hidup masyarakat yang dinamis ditandai dengan beredarnya berbagai macam produk instan. Konsumen mulai beralih mengkonsumsi produk – produk instan karena tidak tersedianya sumberdaya waktu yang cukup. Produk instan dianggap menjadi pilihan tepat untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu dari produk instan yang diminati oleh konsumen berupa minuman ringan. Agroinstan merupakan salah satu produsen yang memproduksi minuman ringan kesehatan. Salah satu produk minuman ringan kesehatan yang diproduksi oleh Agroinstan adalah minuman lidah buaya. Minuman lidah buaya Agroinstan sudah dipasarkan ke outlet – outlet yang ada di Kota Bogor akan tetapi pemasaran produk tersebut masih sangat berfluktuatif. Berdasarkan dari permasalahan tersebut peneliti ingin melihat tingkat kepuasan konsumen minuman lidah buaya Agroinstan yang nantinya informasi tersebut dapat menjadi informasi bagi perusahaan dalam merumuskan stratetgi pemasaran yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen yang optimal.

Kata Kunci : Agroinstan, minuman lidah buaya, kepuasan konsumen

ABSTRACT

RIAN HERFIANDA. Analysis of Consumer Satisfaction Aloevera Drink (Case Agrointans, Bogor, Wets Java). Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.

How dynamic our society’s lifestyle is shown in circulation of various instant products. Consumers start to shift to instant products due to the time constraint they have. Instant products are perceived as a right choice to solve that problem. One of the instant products which is favored by consumer is soft drink. Agroinstan is one of the producers of healthy instant drink. One of the products of Agroinstan is aloe vera beverage. Agroinstan aloe vera beverage has been marketed in various outlets all over Bogor, however the marketing of this product is still very fluctuative. This fluctuative market has been seen by authors as a potential research in consumers’ satisfication level of Agroinstan aloe vera beverage which could be a beneficial information for company in formulating marketing strategy that could reach optimal level of consumers’ satification.

(4)
(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

RIAN HERFIANDA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MINUMAN

LIDAH BUAYA

(Kasus Agroinstan,

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2015 ini adalah Perilaku Konsumen, dengan judul Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Bogor, Jawa Barat).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Penghargaan penulis disampaikan kepada Ibu Melawati selaku Pembimbing Lapangan sekaligus sebagai pemilik perusahaan Agroinstan yang telah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, dan teman-teman semua atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Studi Terdahulu Tentang Karateristik Konsumen 5

Analisis Kepuasan Konsumen 6

KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7

Kerangka Pemikiran Operasional 11

METODE PENELITIAN 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Jenis dan Sumber Data 13

Teknik Pengambilan Sampel 13

Metode Pengumpulan Data 14

Metode Pengolahan dan Analisis Data 14

Definisi Operasional 20

GAMBARAN UMUM 21

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 21

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Karakteristik Responden 22

Analisis Hubungan Karakteristik Responden Minuman Lidah Buaya

Produksi Agroinstan 25

Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Minuman Lidah Buaya

Agroinstan 32

Tingkat Kepentingan 33

Tingkat Kinerja 33

Importance And PerformanceAnalysis (IPA) Minuman Lidah Buaya

Agroinstan 34

Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) 38

SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 46

(10)

DAFTAR TABEL

1 Daftar perusahaan minuman ringan 2

2 Pertumbuhan penduduk kota bogor 3

3 Atribut sebelum dilakukan uji validitas 16

4 Atribut setelah dilakukan uji validitas dan reliabelitas. 17

5 Skala likert 18

6 Karakteristik responden berdasarkan usia 23

7 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 23 8 Karakteristik responden berdasarkan asal daerah 23 9 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir 24 10 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan 24 11 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan 25 12 Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin 26 13 Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan terakhir 26 14 Karakteristik responden berdasarkan usia dan asal daerah 27 15 Karakteristik responden berdasarkan usia dan pekerjaan 27 16 Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendapatan 28 17 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan asal daerah 28 18 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan

terakhir 29

19 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan 29 20 Analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan

pendapatan. 30

21 Analisis karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan

pendidikan terakhir 30

22 Analisis karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan pekerjaan 31 23 Karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan pendapatan 31 24 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dan pekerjaan 32 25 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dan

pendapatan 32

26 Bobot nilai tingkat kepentingan atribut minuman lidah buaya

Agroinstan 33

27 Bobot nilai tingkat kinerja atribut minuman lidah buaya agroinstan 34 28 Perhitungan rata-rata dari penilaian tingkat kepentingan dan tingkat

kinerja atribut minuman lidah buaya agroinstan. 35 29 Data Customer Satisfaction Index (CSI) minuman lidah buaya

agroinstan 39

DAFTAR GAMBAR

1 Persentase pertumbuhan jumlah produksi minuman ringan siap saji 1

2 Kerangka pemikiran operasional 12

3 Diagram kartesius kepuasan konsumen 19

4 Diagram kartesius Important Performance Analysis (IPA) minuman

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan gaya hidup masyarakat yang dinamis ditandai dengan beredarnya berbagai macam produk instan. Konsumen mulai beralih mengkonsumsi produk – produk instan karena tidak tersedianya sumberdaya waktu yang cukup. Produk instan dianggap menjadi pilihan tepat untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu dari produk instan yang diminati oleh konsumen berupa minuman ringan.

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami atau sintetis yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi (non-karbonasi). Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan menambahkan CO2 dalam air minum, sedangkan minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi (Cahyadi, 2009).

Minuman ringan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai jenis. ASRIM (2014) menyatakan bahwa minuman ringan di Indonesia yaitu diantaranya minuman teh, berkarbonasi, isotonik, dan lainnya (saribuah, dll). Pertumbuhan semua jenis minuman ringan siap saji mengalami trend positif. Hal ini dapat terlihat pada gambar satu yang memperlihatkan bahwa persentase perkembangan dari tahun 2010 hingga 2014 yang paling besar terdapat pada minuman lainnya (sari buah, dll) yaitu sebesar 10.89 persen dari tahun 2010 hingga 2011, 11.04 persen dari tahun 2011 hingga 2012, 11.61 persen dari tahun 2012 hingga 2013, dan pada tahun 2013 hingga 2014 mencapai 13.69 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pola konsumsi untuk minuman ringan yang semakin digemari adalah minuman ringan yang mengandung sari buah.

Gambar 1 Persentase pertumbuhan jumlah produksi minuman ringan siap saji Sumber : ASRIM [Asosiasi Industri Minuman Ringan] 20141

1

Profil ASRIM [Internet]. [diacu 2015 Jan 19]. Tersedia pada : http://asrim-indonesia.org/profil-asrim/

7.59 7.18 6.81 7.00

1.15 0.90 0.71

7.00

7.91 10.89 8.40 11.04 8.89 11.61 7.02 13.69

(2010 - 2011) (2011 - 2012) (2012 - 2013) (2013 - 2014) Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji

minuman teh

minuman berkarbonasi minuman isotonic

(12)

Banyaknya pilihan merek minuman sari buah dalam kemasan botol yang ada di pasaran saat ini dengan keunggulan dan karakteristik masing-masing produk yang ditawarkan, membuat konsumen dapat memilih produk mana yang cocok dan baik untuk dikonsumsi. Sementara untuk pihak produsen dituntut menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen, serta harus melakukan upaya-upaya pemasaran yang efektif. Peluang pasar yang terbuka lebar menyebabkan banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam industri minuman ringan, terutama minuman ringan yang mengandung sari buah. Sampai saat ini telah banyak bermunculan minuman ringan dengan skala distribusi lokal maupun nasional. Berikut adalah tabel industri besar yang bergerak dalam bidang minuman ringan. Sumber : Marketing dan SWA 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa keenam perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar yang memiliki kekuatan posisi pasar dan keunggulan produk yang berbeda. Kini ditengah terbukanya era globalisasi dan kemajuan teknologi menyebabkan industri minuman sari buah tidak terlepas dari tingginya tingkat persaingan, sehingga menuntut perusahaan untuk berupaya mempertahankan dan mengembangkan inovasi dalam varian produknya. Varian produk minuman ringan tersebut salah satunya adalah dengan semakin banyaknya minuman ringan yang memproduksi berikut dengan bulir – bulir buah dari sari minuman tersebut.

(13)

Pengembangan agribisnis lidah buaya memiliki prospek sangat bagus. Hal tersebut dapat dilihat dari segi keterlibatan masyarakat dan manfaat yang ditimbulkannya. Cara pembudidayaan lidah buaya relatif mudah, mendorong tumbuhnya industri pedesaan baik sektor hulu maupun sektor hilir sehingga dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan, penganeka-ragaman produknya sangat beragam dari mulai makanan dan minuman, bahan baku kosmetika, dan bahan baku obat-obatan serta memberikan nilai tambah produk hilirnya yang cukup besar dalam sisi ekonomi jika dibandingkan dengan komoditi lainnya (Pemerintah Kal-Bar Berita (2004)).

Minuman lidah buaya telah banyak beredar di Indonesia khususnya di daerah Jabodetabek dengan berbagai merek dan produsen dari skala industri hingga skala rumah tangga. Salah satu produsen dengan skala rumah tangga yang memproduksi minuman lidah buaya adalah Agroinstan. Minuman Lidah buaya produksi Agorinstan adalah minuman ringan yang mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin, asam amino, mineral, polisakarida, dan MPS (Muco Poli Sakarida). Manfaat yang terkandung dalam minuman lidah buaya produksi Agroinstan antara lain menghaluskan kulit, mencegah kerontokan rambut, mengatasi susah buang air besar, melancarkan saluran pencernaan, meringankan wasir, mencegah panas dalam, dan meredakan batuk (Agroinstan, 2014).

Potensi pasar dalam negeri, khususnya di daerah Bogor cukup besar untuk mendukung perkembangan industri minuman seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bogor. Tabel berikut merupakan laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor dari tahun 2008 – 2012.

Tabel 2 Pertumbuhan penduduk kota bogor

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

(14)

Rumusan Masalah

Minuman lidah buaya merupakan produk minuman kesehatan yang aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan adiktif yang membahayakan. Minuman lidah buaya merupakan termasuk salah satu produk baru, pihak produsen belum melakukan kegiatan promosi secara khusus untuk memperkenalkan minuman lidah buaya. Agroinstan merupakan salah satu produsen minuman lidah buaya di daerah Bogor. Promosi pemasaran produk ini dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran dan penyebaran brosur atau pamflet dengan mencantumkan manfaat minuman lidah buaya. Minuman lidah buaya yang diproduksi berupa minuman lidah buaya dengan kemasan botol ukuran 250 ml. Minuman lidah buaya ini mempunyai dua merk yaitu minuman lidah buaya serambi botani yang pemasarannya hanya sebatas ke serambi botani dan minuman lidah buaya Milya yang pemasarannya ke outlet–outlet selain serambi botani.

Pertumbuhan Penjualan minuman lidah buaya Agroinstan pada tahun 2014 sangat berfluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1, yaitu tabel mengenai data penjualan Agroinstan pada tahun 2014. Pada tabel tersebut terlihat bahwa penjualan minuman lidah buaya di serambi botani mengalami perubahan penjualan yang cukup signifikan pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, penjualan minuman lidah buaya di outlet lainnya mengalami ketidakpastian penjualan di setiap bulannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Agroinstan, perubahan disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal. Masalah internal agroinstan berupa sumber daya manusia dalam hal produksi dan distribusi yang masih terbatas, sedangkan masalah eksternal yaitu pihak produsen belum mengetahui secara pasti perilaku konsumen terhadap minuman lidah buaya ini, seperti yang diketahui bahwa perilaku masing-masing konsumen berbeda dan selalu berubah.

Agroinstan perlu mengetahui dengan baik atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian minuman lidah buaya. Selain itu karakteristik konsumen terhadap suatu produk perlu mendapat perhatian dari pihak produsen maupun reseller apabila minuman lidah buaya ingin tetap bertahan dalam persaingan pasar yang dimasukinya. Serta seberapa besar tingkat kepentingan dan kinerja dalam mengukur kepuasan konsumen terhadap khasiat yang diberikan oleh minuman lidah buaya tersebut. Agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta mampu bersaing dalam pasar minuman ringan, semua hal tersebut sangat perlu diketahui oleh produsen sehingga produsen dapat merencanakan atau mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dalam menjangkau konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja atribut – atribut yang mendasari tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman lidah buaya produksi agroinstan?

2. Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja produk minuman lidah buaya Agroinstan?

(15)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis atribut-atribut yang mendasari tingkat kepuasan konsumen

Minuman Lidah Buaya Produksi Agroinstan.

2. Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja produk minuman lidah buaya Agroinstan

3. Menganalisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Minuman Lidah Buaya di Agroinstan Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi beberapa pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Produsen dan resseler minuman lidah buaya, sebagai masukan dalam mengetahui sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya, sebagai informasi dalam pengembangan produk dan sebagai pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

2. Peneliti dan mahasiswa, penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai perilaku konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi dalam mata kuliah perilaku konsumen dan dijadikan studi literatur untuk penelitian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian

1. Produk minuman lidah buaya yang diteliti difokuskan minuman lidah buaya Agroinstan.

2. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor, Jawa Barat.

3. Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi minuman lidah buaya produksi Agroinstan.

TINJAUAN PUSTAKA

Studi Terdahulu Tentang Karateristik Konsumen

Karateristik konsumen pada umumnya dianalisis melalui analisis deskriptif. Penelitian terdahulu memberikan kesimpulan karetiristik konsumen yang berbeda pada beberapa produk. Widya (2014) dalam penelitiannya mengenai “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Pawon Café Bogor” menganalisis konsumen Pawon Café berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan total pengeluaran per bulan. Kesimpulan dari hasil penelitianya menunjukan secara umum konsumen Pawon Café didominasi oleh konsumen yang belum menikah, sebagian besar pengunjung Pawon Cafe adalah mahasiswa dan para pekerja kantoran, konsumen umumnya memiliki pendidikan tinggi serta pendapatan yang cukup tinggi. Fajar (2014) dalam penelitianya mengenai “Analisis Tingkat kepuasan dan Loyalitas Konsumen Warung Hotplate

(16)

konsumen. Penelitiannya menyimpulkan bahwa konsumen WHO secara umum merupakan konsumen yang berdomisili di daerah sekitar Bogor. Selain itu, konsumen WHO di dominasi oleh konsumen dari kalangan remaja. Karateristik konsumen dari kedua penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ryani (2014) mengenai “Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen terhadap Pop Mie”. Konsumen Pop Mie yang dianalisis adalah mahasiswa sehingga karateristik konsumen mahasiswa dari Pop Mie yang dianalisis antara lain, jenis kelamin, rata-rata uang saku per bulan dan sumber keuangan setiap bulannya. Selanjutnya penelitian Erik (2013) tentang “Analisis Perilaku dan Kepuasan Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Lapis Bogor Sangkuriang” karateristik konsumen yang dianalisis adalah usia konsumen, tingkat pendidikan, pendapatan, serta tempat tinggal atau domisili konsumen mengingat LBS ini merupakan produk yang ditujukan sebagai oleh-oleh khas Bogor. Hasil penelitiannya menunjukan konsumen didominasi oleh masyarakat yang tinggal di kota Bogor karena lokasi yang dekat mempermudah konsumen memperoleh LBS. Konsumen lainnya dari LBS ini berasal dari kota-kota yang lokasinya berdekatan dengan kota Bogor yaitu Jakarta, Depok, Bandung, Tanggerang, dan Bekasi.

Kesimpulan dari penelitian terdahulu mengenai karateristik konsumen yang dianalisis diantaranya adalah, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, serta domisili konsumen. Karateristik tersebut dijadikan acuan untuk penelitian yang akan dilaksanakan mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya Agroinstan di Kota Bogor.

Analisis Kepuasan Konsumen

Atribut produk adalah ciri-ciri yang terdapat dalam suatu produk baik barang atau jasa. Suatu produk dapat dideskripsikan dengan menyebut atribut - atributnya. barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba (termasuk kemasan, warna, harga, prestise perusahaan atau lembaga tata niaga, pelayanan perusahaan), yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Limbong dan Sitorus, 1987). Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk.

(17)

Ryani (2014) dalam menganalisis tingkat kepuasan konsumen Pop Mie menggunakan 16 atribut terkait dengan bauran pemasaran yaitu atribut harga, variasi ukuran, variasi rasa, bentuk, kualitas, kemudahan memperoleh bahan baku, informasi produk, label halal, iklan, tekstur, diskon, keterangan kadaluarsa, netto, komposisi, dan warna produk. Namun dari hasil uji validitas hanya atribut harga, variasi bentuk, kejelasan kadaluarsa, netto serta komposisi yang dinilai valid atau dianggap penting oleh konsumen. Sehingga atribut yang selanjutnya dianalisis hanyalah keenam atribut tersebut. Keterkaitan dengan penelitian terdahulu terhadap penelitian ini adalah atribut-atribut yang digunakan akan dijadikan acuan dasar atribut yang dianalisis yang kemudian selanjutnya akan diuji validitas dan realibilitasnya atribut mana yang dirasa penting bagi konsumen minuman lidah buaya di Kota Bogor.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi Konsumen

Definisi konsumen banyak ditemukan di beberapa literatur. Kotler (2005) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompok. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan.

Sumarwan (2003) Istilah konsumen diartikan menjadi dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu cenderung membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Sedangkan konsumen jenis kedua adalah konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo dalam Rangkuti (2006) adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Engel, et al. (1995) perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penxentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Kata perilaku diartikan bukan hanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas dan selalu mudah diamati, tetapi merupakan satu barisan dari proses pengambilan keputusan. Jadi, dalam perilaku konsumen dianalisis proses-proses yang tidak kasat mata atau yang sulit diamati yang selalu menyertai setiap pembelian.

(18)

setelah menghabiskan barang atau jasa tersebut tetapi juga termasuk didalamnya adalah segala hal yang mempengaruhi proses evaluasinya. Dengan memahami perilaku konsumen maka dapat membantu menjelaskan bagaimana konsumen memperoleh kepuasan dan dari kepuasan tersebut konsumen menjadi loyal terhadap suatu produk tertentu yang dianggap dapat mengakomodasi kebutuhannya.

Atribut Produk

Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk terdiri dari mutu, ciri-ciri, dan model. Menurut Crawford (1991) atribut produk terdiri atas tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa (features), fungsi (functions), dan manfaat (benefit). Ciri-ciri dapat berupa ukuran, karakteristik estetis, komponen atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, servis atau jasa, penampilan, harga, susunan, tanda merek dan lain-lain. Sementara manfaat juga dapat berupa manfaat langsung, misal gigi bersih dan manfaat tidak langsung, misalnya percaya diri. Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlukan sebagai ciri-ciri atau manfaat.

Beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengetahui atribut produk (Simamora, 2002), yaitu :

1. Metode judgement, yaitu peneliti menyusun sendiri atribut produk. Akurasi atribut terdiri dari kredibilitas peneliti.

2. Metode focus group discussion, yaitu peneliti mengumpulkan beberapa responden yang memahami produk.

3. Metode survey, yaitu dengan menggunakan metode analisis data apakah

brainstorming, metode persentase, atau metode iterasi.

Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu : (1) mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan (2) memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut produk (Engel et al.1994). Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Menurut Sunarto (2006) kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh konsumen atas kebaikan kinerja barang atau jasa. Isu utama dalam menilai kinerja produk adalah dimensi apa yang digunakan konsumen untuk melakukan evaluasinya. Dimensi kualitas jasa maupun produk dijelaskan sebagai berikut:

1. Dimensi Kualitas Jasa

a. Berwujud : termasuk fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perorangan. b. Reliabilitas : kemampuan personil untuk melaksanakan secara bebas dan

akurat

c. Tanggapan : konsumen diberikan pelayanan dengan segera

d. Jaminan : pengetahuan dan etika pegawai, serta kemampuan mereka untuk membangkitkan kepercayaan dan keyakinan konsumen

e. Empati: kepedulian akan kemampuan pegawai dan perhatian individu. 2. Dimensi Kualitas produk

a. Kinerja: kinerja utama dari karakteristik pengoperasian

b. Fitur : Jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama tambahan c. Reliabilitas: profitabilitas kerusakan atau tidak berfungsi

(19)

e. Pelayanan : Mudah dan cepat diperbaiki

f. Estetika : bagaimana mudah dilihat, dirasakan dan didengar

g. Sesuai dengan spesifikasi: setuju akan produk yang menunjukkan tanda produksi

h. Kualitas penerimaan : kategori tempat termasuk pengaruh citra merek dan faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas.

Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2004), meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang mencari informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membelinya.

Sumarwan (2004) juga menyatakan bahwa semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Oleh sebab itu, pemasar harus memahami distribusi usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif muda, lebih cepat menerima sesuatu yang baru. Preferensi terhadap pangan bersifat plastis pada orang yang berusia muda, tetapi permanen bagi mereka yang sudah berumur.

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Alasan inilah para pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya (Sumarwan, 2004). Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berpikir yang lebih baik, semakin tinggi pendidikan formal maka seseorang akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang gizi. Hal ini berdampak positif terhadap ragam pangan yang akan dikonsumsi (Sumarwan, 2004).

Teori Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (2005) kepuasan didefinisikan di sini sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Ketidakpuasan tentu saja adalah hasil dari harapanyang diteguhkan secara negatif. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang ataukecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya.Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:

(20)

2. Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal: perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah. Menurut Sumarwan (2004), teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmationmodel, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Ada empat alat untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran. Sejumlah perusahaan yang berpusat pada pelanggan menyediakan nomor telepon bebas pulsa hot lines.Perusahaan juga menggunakan situs web dan email untuk komunikasi dua arah yang cepat.

2. Survei kepuasan konsumen

Perusahaan yang tanggap mengukur kepuasan pelanggan secara langsung dengan melakukan survei secara berkala. Sambil mengumpulkan data pelanggan perusahaan tersebut juga perlu bertanya lagi guna mengukur minat membeli ulang dan mengukur kecenderungan atau kesediaan merekomendasikan perusahaan dan merek ke orang lain.

3. Belanja siluman (ghost shopping)

Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan bersangkutan.Perusahaan dapat membayar orang untuk berperan sebagai calon pembeli guna melaporkan titik kuat dan titik lemah yang dialami sewaktu membeli produk perusahaan dan pesaing.

4. Analisis kehilangan konsumen

Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya.Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produknya. Menurut Tjiptono (2008), metode survei merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen. Metode tersebut dapat menggunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut:

1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti “Ungkapkan seberapa puas Saudara terhadap pelayanan PT.Chandra pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas”(directly reported satisfaction).

2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkansuatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (deriveddissatisfaction).

3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapiberkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untukmenuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis).

(21)

baikkinerja perusahaan dalam masing-masing elemen (importance/performanceratings). Teknik ini dikenal pula dengan istilah

importance-performanceanalysis.

Singh (2008) dalam Tjiptono menyatakan bahwa konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan saja ada pula yang melakukan komplain terhadap ketidakpuasan. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan, yaitu:

1. Voice response

Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan/atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan, maupun kepada distributornya.

2. Private response

Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahukolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalaman dengan produk atauperusahaan yang bersangkutan.

3. Third-party response

Tindakan yang dilakukan adalah meminta ganti rugi secara hukum; mengadu lewat media massa (misalnya menulis di Surat Pembaca); atau secara langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya.

Paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi apakah seorang konsumen yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak. Keempat faktor tersebut adalah:

1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut derajat pentingnya produk bagi konsumen, harga, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk, serta social visibility.

2. Pengetahuan dan pengalaman, yakni jumlah pembelian sebelumnya, pemahaman akan produk, persepsi terhadap kemampuan sebagai konsumen, dan pengalaman komplain sebelumnya.

3. Tingkat kesulitan mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu penyelesaian masalah, gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya.

4. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain. Kerangka Pemikiran Operasional

Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang kini banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi juga harus mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh, seperti dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah serta meningkatkan penyerapan kalsium. Salah satu minuman yang memenuhi kriteria tersebut adalah minuman olahan lidah buaya.

(22)

konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja. Indeks kepuasan pelanggan atau Customers Satisfaction Index adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari seluruh atribut minuman lidah buaya di Agroinstant.

Kepuasan konsumen akan memberikan dampak pada konsumen untuk terus mengkonsumsi minuman lidah buaya produksi Agroinstan tersebut sehingga terjadi loyalitas konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman lidah buaya.

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional minuman lidah buaya Agroinstan Minuman ringan

kesehetan

Minuman Lidah Buaya Agroinstan

Rekomendasi Bagi Strategi Pemasaran Produksi Minuman Lidah

Buaya Agroinstan Berfluktuatif

KarakteristikKonsumen Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Minuman Lidah Buaya

Analisis Deskriptif

Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Customer Satisfaction Index

(CSI)

Analisis Atribut Minuman Lidah

Buaya

(23)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bogor Propinsi Jawa Barat. Pemilihan Bogor sebagai lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan tempat pemasaran minuman lidah buaya oleh Agroinstan. Lokasi peneltian dilakukan di outlet – outlet yang menjual minuman lidah buaya Agroinstan. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari – Februari 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan konsumen, dan outlet – outlet Minuman lidah Buaya Produksi Agroinstan. Wawancara dengan konsumen dilakukan dengan menggunakan kuisoner. Data sekunder diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor dan internet.

Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode Non Probability sampling, dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (calon responden), yaitu responden yang sedang melakukan pembelian minuman lidah buaya Agroinstan di lokasi penelitian tersebut. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden minuman lidah buaya Agroinstan yang dipandu melalui wawancara langsung. Proses wawancara untuk pengisian kuesioner dilakukan dengan konsumen yang membeli minuman lidah buaya Agroinstan yang digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan kepuasan konsumen.

Jenis kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya telah ditentukan sebelumnya, sehingga responden cukup memilih jawaban yang telah disediakan pada pertanyaan tersebut. Kuesioner terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama adalah pertanyaan mengenai identitas responden, bagian ketiga mengenai tingkat kepentingan terhadap atribut-atribut minuman lidah buaya Agroinstan dan bagian keempat mengenai tingkat kinerja terhadap atribut-atribut minuman lidah buaya Agroinstan.

Responden dalam survey ini ditentukan dengan menggunakan metode

convenience sampling yaitu memilih calon responden yang secara kebetulan berada pada lokasi yang ditentukan penulis selama survey dilakukan yaitu outlet Serambi Botani dan Outlet – outlet yang menjual produk tersebut. Sampel yang dipilih adalah konsumen yang sedang membeli produk minuman lidah buaya Agroinstan.

(24)

menjadi dua, yaitu pagi (07.00 - 10.00 WIB) dan siang hari (12.00 - 15.00 WIB) sehingga diharapkan dapat menghasilkan sebaran data yang lebih representatif.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu pengumpulan data konsumen yang dilakukan dengan teknik wawancara. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Yang terdiri dari dua bagian yaitu karateristik konsumen minuman lidah buayadan atribut minuman lidah buaya berdasarkan pada kepentingan dan kinerja.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif (descriptive analysis), analisis reabilitas dan validitas data, Importance Performance Analysis (IPA), dan Costumer Satisfaction Index (CSI). Analisis deskriptifdigunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang diperhatikan oleh konsumen minuman lidah buaya, analisis reabilitas dan validitas data untuk melihat keakuratan alat ukur yang digunakan, Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat hubungan antar atribut produk minuman Lidah Buaya Agroinstan terhadap kinerja dan kepentingan dan Costumer Satisfaction Index (CSI) yang digunakan untuk melihat tingkat indeks kepuasan terhadap hasil dari atribut minuman lidah buaya yang telah dianalisis.

Analisis Deskriptif

Analisis deskripif merupakan analisis yang dapat menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan, mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data (Kuncoro, 2003). Fungsi dari analisis deskriptif yaitu untuk melihat atribut – atribut yang diperhatikan oleh responden minuman lidah buaya Agroinstan.

Analisis deskriptif dilakukan dengan membuat tabel frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden serta identitas responden dikelompokkan, ditabulasikan kemudian di persentasekan. Persentase terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing atribut minuman serta karakteristik responden yang diteliti.

Uji Validitas

(25)

( ∑ ∑ ∑ ) √ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = Koefisien korelasi (validitas) X = Skor pada subjek item n Y = Skor total subjek

XY = Skor pada subjek item n dikalikan skor total n = Banyaknya subjek

Syarat minimun untuk dianggap valid menurut Sujianto (2007) adalah r htiung > r tabel. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari r tabel maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat masing-masing item pertanyaan dengan skor total. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang berarti kepercayaan, keterandalan, konsisten dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak berubah (Azwar 2007).

Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 – 1. Nilai Alpha Cronbach’s 0.61 – 0.80 berarti reliabel dan jika nilainya 0.81 – 1.00 berarti atribut tersebut sangat reliabel.

r

i

=

[

]

[

]

Keterangan :

K = mean kuadrat antara subjek k

= mean kuadrat kesalahan 2 St = varians total St

(26)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Metode dasar yang digunakan dalam menentukan atribut pada penelitian ini adalah Metode focus group dan brainstorming, yaitu peneliti mengumpulkan beberapa responden yang memahami produk. Setelah responden yang dianggap mengerti mengenai produk dikumpulkan, lalu dilakukan diskusi bersama antara peneliti dengan responden dengan mengacu pada produk yang akan diteliti. Hasil dari diskusi tersebut akan dijadikan sebagai atribut – atribut pada kuisioner minuman lidah buaya Agroinstan ini.

Penelitian dilakukan terhadap atribut-atribut yang telah ditentukan yang kemudian dilakukan pengujian dengan memberikan kuesioner mengenai atribut-atribut yang layak untuk diteliti kepada 100 orang responden yang telah dipilih oleh peneliti. Atribut – atribut tersebut Adapun pemilihan responden adalah responden yang pernah mengkonsumsi minuman lidah buaya Agroinstan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 16 atribut kepentingan perusahaan. Berikut tabel dari 16 atribut yang akan diuji kevaliditasannya.

Tabel 3 Atribut sebelum dilakukan uji validitas

No. Atribut

1 Varian rasa

2 Tingkat kemanisan

3 Aroma

4 Desain kemasan

5 Kekenyalan

6 Kandungan bulir lidah buaya 7 Keterangan kandungan gizi 8 Keterangan bahan pengawet 9 Keterangan manfaat produk

10 Kadar rasa

11 Harga

12 Volume produk

13 Kemudahan memperoleh produk 14 Kejelasan tanggal kadaluarsa 15 Jaminan halal

16 Izin Depkes

(27)

Tabel 4 Atribut setelah dilakukan uji validitas dan reliabelitas.

No. Atribut

2 Tingkat kemanisan

3 Aroma

6 Kandungan bulir lidah buaya 7 Keterangan kandungan gizi 8 Keterangan bahan pengawet 9 Keterangan manfaat produk

10 Kadar rasa

12 Volume produk

13 Kemudahan memperoleh produk 14 Kejelasan tanggal kadaluarsa 15 Jaminan halal

16 Izin Depkes

Hasil uji reliabilitas pada 12 atribut minuman lidah buaya dengan teknik

Alpha Cronchbach menggunakan alat bantu SPSS menunjukkan nilai alpha atribut sebesar 0.676. Sehingga atribut atau instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran. Atribut – atribut yang dinyatakan valid dan reliabel akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan analisis Important Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index.

Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Untuk menentukan tingkat kepuasan pada produk minuman Lidah Buaya di Agroinstan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja.

Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah seberapa penting suatu atribut dianggap penting oleh konsumen atau dapat dikatakan sebagai seberapa besar kepentingan (harapan) konsumen terhadap suatu atribut. Tingkat kinerja disini maksudnya adalah aktual (kenyataan) suatu atribut yang dirasakaan oleh konsumen.

IPA telah diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan perbaikan kinerja (Supranto, 2003). Kelebihan metode ini yaitu dapat memisahkan pertanyaan yang digunakan untuk perhitungan dalam mencari prioritas terbaik.

(28)

Tabel 5 Skala likert

Skala Tingkat Kepentingan (Y)

1 Sangat Tidak Penting

2 Tidak Penting

3 Cukup Penting

4 Penting

5 Sangat Penting

Sumber : Supranto 2003

Total penilaian tingkat kepentingan masing-masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah respondenyang memilih pada skala tersebut. Nilai hasil masing-masing perkalian tersebut dijumlahkan. Hasil dari kedua pembobotan di atas kemudian dijabarkan dalam diagram kartesius. Atribut akan ditempatkan di dalam diagram berdasarkan skor rata-rata penilaian terhadap persepsi kinerja minuman ditunjukkan oleh posisi sumbu X. Tingkat kepentingan atribut ditunjukkan oleh sumbu Y. Rumus yang digunakan dalam penentuannya adalah:

X =

Y =

Dimana:

X = skor rata-rata tingkat kinerja pada setiap atribut

Y = skor rata-rata tingkat kepentingan pada setiap atribut n = jumlah responden

Menurut Rangkuti (2006), diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (A,B), dimana A adalah rata-rata dari skor tingkat persepsi kinerja dan B adalah rata-rata dari skor tingkat kepentingan dari seluruh bauran dimensi pemasaran yang mempengaruhi konsumen.

Skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dianalisis pada diagram kartesius. Diagram Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X,Y). Titik Y adalah rata-rata dari skor rata-rata tingkat kinerja terhadap seluruh faktor-faktor kepuasan. Diagram

Importance Performance Analysis (IPA) dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Rumus dari X dan Y adalah sebagai berikut :

(29)

Gambar 3 Diagram kartesius kepuasan konsumen

Masing-masing kuadran pada gambar tiga tersebut menunjukkan keadaan yang berbeda :

1. Kuadran I (Prioritas Utama) menggambarkan atribut-atribut dianggap sangat penting oleh konsumen, tetapi pihak perusahaan belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa tidak puas.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) menunjukkan atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak perusahaan sehingga konsumen merasa puas, oleh sebab itu pihak restoran harus mempertahankan kinerja terhadap atribut-atribut tersebut.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah) menunjukkan bahwa atribut-atribut yang bersangkutan memang dianggap kurang penting sehingga pelaksanaannya juga kurang diperhatikan oleh pihak perusahaan.

4. Kuadran IV (Berlebihan) menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen tetapi pihak perusahaan telah menjalankannya dengan sangat baik atau memuaskan, sehingga konsumen menilai kinerja perusahaan terlalu berlebihan.

Customers Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen melalui perhitungan terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut yang melekat pada suatu produk/jasa. Kelebihan dari alat analisis

(30)

metode perhitungan indeks, (3) ketidakstabilan dari indeks yang dihasilkan bisa karena adanya perubahan dimensi/atribut yang diukur6.

Tahapan pengukuran CSI terdiri dari empat tahapan perhitungan (Starford 2004 dalam David, 2008) antara lain :

1. Weight Factors (WF), ialah suatu fungsi dari Mean Importance Score (MISi) masing-masing indikator atau atribut dalam bentuk persentase yang berasal dari total Mean Importance Score (MIS-t) dari semua atribut yang diuji.

2. Weight Score (WS), ialah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) yang dikalikan dengan Weighting Factors (WF).

3. Weight Average Total (WAT), ialah fungsi dari total Weight Score (WS) dari semua atribut.

4. Costumers Satisfaction Index (CSI) adalah fungsi dari Waighted Average (WA) dibagi Highest Scale (HS) yaitu 5.

Indeks kepuasan konsumen mempergunakan suatu rentang skala untuk menunjukan kriteria tingkat kepuasan konsumen terhadap sebuah produk.Rentang skala kepuasan berkisar antara 0 persen hingga 100 persen (tidak puas hingga sangat puas), yaitu kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan 100 persen. Rentang skala yang akan digunakan disesuaikan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana : m = Skor tertinggi n = Skor terendah

b = Jumlah kelas atau kategori yang akan disusun

Pada penelitian ini akan menggunakan rentang skala sebagai berikut :

Berdasarkan skala rentang di atas maka kriteria kepuasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

0% < CSI ≤ 20% = sangat tidak puas 20% < CSI ≤ 40% = tidak puas 40% < CSI ≤ 60% = biasa 60% < CSI ≤ 80% = puas

80% < CSI ≤ 100% = sangat puas

Definisi Operasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Konsumen adalah konsumen yang membeli minuman lidah buaya produksi Agroinstan.

(31)

3. Karakteristik responden adalah faktor perbedaan individu atau faktor pribadi yang membedakannya dari responden lain. Karaktersitik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, serta domisili konsumen.

4. Tingkat Kemanisan merupakan kadar manis yang terkandung di dalam minuman lidah buaya Agroinstan.

5. Aroma merupakan wangi yang ada pada minuman lidah buaya Agroinstan 6. Kandungan bulir lidah buaya dalam penelitian ini berarti banyak atau tidaknya

kandungan bulir lidah buaya pada minuman.

7. Kandungan Gizi adalah keterangan kandungan gizi sudah tertera pada label atau belum.

8. Keterangan bahan pengawet adalah mengenai ada atau tidaknya keterangan bahan pengawet pada label kemasan produk

9. Keterangan manfaat produk merupakan keberadaan keterangan manfaat pada label kemasan mengenai manfaat dari mengonsumsi minuman lidah buaya Agroinstan

10.Kadar Rasa adalah kadar rasa yang terdapat pada minuman sudah sesuai dengan yang tertera pada tabel apa belum.

11.Volume produk sudah sesuai apa belum sesuai dengan yang tertera pada kemasan.

12.Kemudahan memperoleh produk merupakan seberapa mudah konsumen dalam menemukan produk tersebut di pasaran.

13.Kejelasan tanggal kadaluarsa merupakan keberadaan keterangan tanggal kadaluarsa pada label kemasan mengenai waktu yang diperlukan oleh minuman lidah buaya Agroinstan sebelum berubah kualitasnya

14.Jaminan halal merupakan kejelasan mengenai penggunaan bahan baku yang sesuai dengan anjuran pemerintah

15.Izin depkes merupakan keterangan bahwa bahan baku yang digunakan hingga proses produksi terjamin kualitasnya

GAMBARAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Agroinstan adalah industri rumahan yang bergerak dibidang produksi makanan dan minuman. Pemilik Agroinstan bernama Ibu Melawati dan beralamat di jl Cifor kampung Rawajaha, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat. Agroinstan didirikan pada akhir tahun 2010.

Visi Agroinstan adalah meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dengan menggunakan teknologi tepat guna. Untuk menjalankan visinya tersebut, Agroinstan memiliki misi mengolah beberapa produk pertanian seperti lidah buaya, jahe, rumput laut, rosela, kopi, teh, ikan dan bahan baku lainnya menjadi produk makanan dan minuman yang memiliki nilai tambah yang tinggi, menggunakan mesin dan peralatan yang disesuaikan dengan teknologi tepat guna untuk skala produksi rumahan, serta membangun jaringan pemasaran melalui kemitraan UKM se kota Bogor.

(32)

teh tarik lidah buaya instan, green tea latte instan, kopi gambir instan, kopi stamina instan, cereal jagung lidah buaya instan, herbal dara instan, lemon sereh tanpa gula, kopi aneka flavor (durian, strawbery, blueberry, vanilla, capucino, moca), RTD lidah buaya, RTD rosela, RTD rumput laut, RTD strawbery, cake talas, cake kering talas, brownies kering cassava, brownies kering jagung, cake tape, bakso ikan, dan produk lainnya.

Agroinstan juga menyediakan jasa formulasi produk makanan dan minuman untuk skala rumahan, jasa pelatihan dan penyediaan alat alat produksi makanan dan minuman. Formulasi yang pernah dibuat oleh Agroinstan diantaranya adalah formulasi RTD sari pala, formulasi RTD strawbery, formulai stik keju buah naga, formulasi kopi stamina instan, formulasi minuman cereal instan, dan lain lain. Pelatihan yang pernah dilakukan oleh Agroinstan adalah pelatihan produksi produk turunan pala menjadi jus pala dan sirup pala yang diikuti oleh ukm asal Papua, dan salah seorang pelaku ukm Bogor, pelatihan produksi produk turunan jahe menjadi jahe instan, wedang saraba instan, dan dodol jahe yang diikuti oleh warga Bau Bau binaan LSM Walacea Sulawesi Tenggara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Usia

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi atau membeli Minuman lidah buaya produksi Agroinstan ini adalah usia 17-25 tahun yaitu sebanyak 24 orang, Usia 26-35 tahun sebanyak 43 orang , 36-55 tahun sebanyak 21 orang dan usia > 55 tahun sebanyak 12 orang (Tabel 5). Kondisi diatas menunjukkan bahwa konsumen minuman lidah buaya Agroinstan ini sebagian besar berada pada usia produktif yaitu berumur 26-35 tahun. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa produk ini merupakan minuman yang dapat dikonsumsi oleh semua usia dan produk ini juga disukai oleh semua kalangan usia.

(33)

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Responden

17 – 25 24

26 – 35 43

36 – 55 21

>55 12

Jumlah 100

Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 33 orang responden pria dan 67 orang responden wanita. Sebaran data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Jumlah responden wanita berjumlah lebih banyak jika dibandingkan dengan responden pria. Pengmbilan data menggunakan teknik pengambilan contoh non probability judgement sampling dimana responden ditentukan berdasarkan kriteria screening yang di tentukan pada awal pengisian kuesioner dan tidak membatasi jumlah responden pria dan responden wanita. Selain itu peran wanita sebagai penentu belanja rumah tangga yang dominan sangat terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Orang

Pria 33

Wanita 67

Jumlah 100

Asal Daerah

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa terdapat 79 responden yang berasal dari Bogor, 13 responden berasal dari Jakarta, enam responden berasal dari Bandung dan dua orang responden berasal dari Bekasi. Sebaran data responden yang berasal dari daerah Bogor lebih dominan yang memang dikarenakan penelitian ini dilakukan di outlet–outlet yang menjual minuman lidah buaya Agroinstan yang terdapat di daerah Bogor. Daerah selain Bogor merupakan responden yang sedang berlibur ke Bogor ataupun hanya sekedar melintas dan mampir di outlet–outlet oleh–oleh yang menjual minuman lidah buaya Agroinstan. Berikut sebaran data responden yang memperlihatkan jumlah responden sesuai dengan asal daerahnya.

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan asal daerah

Asal Daerah Jumlah Orang

Bogor 79

Jakarta 13

Bandung 6

Bekasi 2

(34)

Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan responden minuman lidah buaya Agroinstan beragam mulai dari Diploma hingga Pekerja. Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah sarjana sebanyak 64 orang. Kedua terbanyak adalah pascasarjana yang berjumlah 31 orang. Ketiga terbanyak adalah Diploma sebanyak lima orang. Hasil analisis kuesioner ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumen minuman lidah buaya Agroinstan ini memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi dengan mayoritas pendidikan terakhir Sarjana yang merupakan mahasiswa aktif di berbagai universitas kuliah mereka.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi responden dalam melakukan suatu pembelian terutama pembelian terhadap minuman ataupun makanan. Konsumen akan mengkonsumsi makanan atau minuman yang lebih baik dan aman bagi tubuhnya. Minuman lidah buaya yang diproduksi Agroinstan tidak hanya dapat menyegarkan dahaga konsumen akan tetapi juga mempunyai manfaat kesehatan yang baik untuk tubuh konsumen.

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan Responden

Diploma 3 5

Sarjana 67

Pasca Sarjana 28

Jumlah 100

Pekerjaan

Kategori pekerjaan terbanyak berada pada pekerja swasta yaitu sebanyak 36 orang responden. Responden yang masih bestatus mahasiswa aktif sebanyak 11 orang responden, kemudian wirausaha sebanyak 21 orang , pegawai negeri sebanyak 23 orang dan Ibu rumah tangga sebanyak sembilan orang.

Menurut teori Maslow diacu dalam Sumarwan (2003), kebutuhan tingkat ketiga manusia adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada perlunya manusia berhubungan satu sama lainnya. Sesama individu saling membutuhkan untuk berhubungan karena perlu berteman dan dan bersahabat. Seseorang akan memilih produk dan jasa yang disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Banyaknya pegawai swasta dan pegawai negeri yang membeli Minuman lidah buaya Agroinstan dikarenakan mereka bertujuan untuk memberi buah tangan kepada rekan kerja sebagi bentuk pertemanan. Sementara banyaknya wirausaha yang membeli produk bertujuan ingin mengkonsumsi dan melihat inovasi produk dengan kualitas UMKM.

Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Responden

Mahasiswa 11

Ibu Rumah Tangga 9

Pegawai Negri 23

Pegawai Swasta 36

Wirausaha 21

(35)

Pendapatan

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi atau membeli Minuman lidah buaya produksi Agroinstan ini yaitu dengan rata – rata pendapatan antara Rp. 500 000 hingga lebih dari 4 500 000. Responden dengan pendapatan Rp 500 000 – Rp 1 499 999 adalah 9 orang responden yang mana semuanya adalah responden yang masih berstatus mahasiswa aktif. 35 orang responden mempunyai rata – rata pendapatan Rp 1 500 000 – Rp 2 499 000 yang terdiri dari mahasiswa dan ibu rumah tangga. 35 orang responden memiliki pendapatan rata – rata Rp 3 500 000 – Rp 4 499 999 yang diterima oleh sebagian ibu rumah tangga, pegawai negri dan pegawai swasta. Sedangkan sisanya yaitu 21 responden yang mana semuanya adalah wirausaha memiliki pendapatan rata – rata yaitu lebih dari Rp 4 500 000

Tabel 11 karakteristik responden berdasarkan pendapatan

Rata – Rata Pendapatan Responden

Rp 500 000 – Rp 1 499 999 9

Rp 1 500 000 – Rp 2 999 999 35

Rp 3 000 000 – Rp 4 499 999 35

>Rp 4 500 000 21

Jumlah 100

Analisis Hubungan Karakteristik Responden Minuman Lidah Buaya Produksi Agroinstan

Analisis Crosstab Karakteristik Responden

Analisis Crosstab merupakan metode yang mentabulasikan beberapa variable yang berbeda ke dalam suatu matriks yang hasilnya disajikan kedalam table yang tersusun dalam baris dan kolom. Variable ini merupakan variable kategori bebas pada satu bagian dan variable kategori bebas pada suatu bagian dan variable kategori predictor pada bagian lainnya. Tabulasi silang pada penelitian ini digunakan kepada karakteristik responden. Kareteristik reponden yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia, Jenis Kelamin, pendidikan terakhir, asal daerah, pekerjaan, dan pendapatan.

Analisis Karakteristik Usia dan Jenis Kelamin

(36)

Tabel 12 Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia Jenis Kelamin Total

Laki-Laki Perempuan

17-25 6 18 24

26-35 15 28 43

36-55 10 11 21

> 55 3 9 12

Total 34 66 100

Analisis Karakteristik Usia dan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan karateristik usia dan pendidikan terakhir, responden dengan usia 17-25 tahun pada umumnya merupakan lulusan sarjana dan pascasarjana dengan masing-masing berjumlah 11 orang, kemudian terdapat dua orang dengan pendidikan Diploma. Kemudian pada rentan usia 26-35 tahun umumnya berpendidikan Sarjana dengan jumlah 30 orang, dan pendidikan pascasarjana sebanyak 11 orang, serta pendidikan diploma sebanyak dua orang. pada rentan usia 36-55 responden pada umumnya berpendidikan sarjana sebanyak 17 orang, dan pendidikan pascasarjana sebanyak empat orang. Rentang usia diatas 55 tahun umumnya berpendidikan sarjana sebnayak sembilan orang, pendidikan pascasarjana sebanyak dua orang, dan pendidikan diploma sebanyak satu orang.

Tabel 13 karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan terakhir

Usia Pendidikan Jumlah

Diploma Sarjana Pascasarjana

17-25 2 11 11 24

26-35 2 30 11 43

36-55 0 17 4 21

> 55 1 9 2 12

Total 100

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Asal Daerah

(37)

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan usia dan asal daerah

Usia Asal Daerah Jumlah

Bogor Jakarta Bandung Bekasi

17-25 14 6 4 0 24

26-35 36 5 1 1 43

36-55 18 2 0 1 21

> 55 11 0 1 0 12

Total 79 13 6 2 100

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Pekerjaan

Berdasarkan usia dan pekerjaan menunjukkan responden dengan umur 17-25 tahun didominasi oleh pegawai negeri dengan jumlah 10 responden, dan selanjutnya adalah ibu rumah tangga dengan lima responden, pegawai swasta lima responden, dan mahasiswa empat responden. Usia 26-35 didominasi oleh pegawai swasta yaitu berjumlah 16 responden, diikuti oleh wirausaha dengan 12 responden, pegawai negeri tujuh responden, mahasiswa tujuh responden dan ibu rumah tangga dua responden. Usia 36-55 tahun tetap didominasi oleh pegawai swasta dengan 13 responden, diikuti oleh wirausaha lima responden, pegawai negeri dua responden, dan ibu rumah tangga satu responden. Usia >55 tahun terdiri dari empat responden sebagai pegawai negeri, empat responden sebagai wirausaha, dua responden sebagai pegawai swasta, dan satu responden mahasiswa

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan usia dan pekerjaan

Usia

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Pendapatan

(38)

lebih dari Rp 4 500 000, tiga responden dengan pendapatan Rp 3 000 000-4 499 999, tiga responden dengan pendapatan Rp 1 500 000-2 999 999, dan dua orang responden dengan penghasilan Rp 500 000-1 499 999.

Tabel 16 Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendapatan

Usia

Pekerjaan

Juml ah Rp 500

000-1 499 999

Rp 1 500 000-2 999 999

Rp 3 000 000-4 499

999

>Rp 4 500 000

17-25 4 6 14 0 24

26-35 3 16 12 12 43

36-55 0 10 6 5 21

> 55 2 3 3 4 12

Total 9 35 35 21 100

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Asal Daerah

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin dan asal daerah menunjukkan bahwa untuk responden yang mempunyai jenis kelamin Laki-laki didominasi oleh responden yang berasal dari Bogor yaitu sebanyak 27 oresponden, diikuti oleh responden yang berasal dari daerah Jakarta yang berjumlah lima responden, dan dua responden dari bandung. Responden yang mempunyai jenis kelamin perempuan didominasi responden yang berasal dari Bogor juga yaitu sebanyak 52 responden, dari Jakarta delapan responden, Bandung empat responden, dan bekasi sebanyak dua responden.

Tabel 17 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan asal daerah

Jenis Kelamin Asal daerah Total

Bogor Jakarta Bandung Bekasi

Laki-Laki 27 5 2 0 34

Perempuan 52 8 4 2 66

Total 79 13 6 2 100

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Terakhir

(39)

Tabel 18 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan terakhir

Jenis Kelamin Pendidikan terakhir Total

Diploma Sarjana Pascasarjana

Laki-Laki 0 23 11 34

Perempuan 5 44 17 66

Total 5 67 28 100

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki didominasi oleh pegawai swasta yaitu sebanya 15 responden, diikuti oleh pegawai negeri sebanyak 10 responden, wirausaha sebanyak enam responden, ibu rumah tangga dua responden, dan mahasiswa sebanyak satu responden. Responden yang berjenis kelamin perempuan didominasi juga oleh pegawai swasta yaitu sebanyak 21 responden, selanjutnya adalah wirausaha yaitu sebanyak 15 responden, pegawai negeri 13 responden, mahasiswa 10 responden, dan ibu rumah tangga sebanyak sembilan responden.

Tabel 19 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan

Jenis

Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendapatan.

Gambar

Gambar 1 Persentase pertumbuhan jumlah produksi minuman ringan siap saji
Tabel 1 Daftar perusahaan minuman ringan
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional minuman lidah buaya Agroinstan
Tabel 3 Atribut sebelum dilakukan uji validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

En utilisant l’in´egalit´e des pentes de J.-B.. Using the slopes inequality

KATA PENGANTAR ... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Umum ... Tujuan Khusus ... Metodologi Penelitian ... Sistematika Pembahasan ... Skema

Berdasarkan data yang berasal dari hasil assessment internal KKG Ahmad Yani, dokumen KKG Ahmad Yani, hasil kuesioner kesesuaian pengelolaan KKG Ahmad Yani dengan

Alleluya, Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: “PENATAAN KEMBALI

Berdasarkan teorema grup abelian berhingga maka grup abelian dengan order 324 akan isomorpik dengan direct product dari 2-subgrup Sylow dan 3-subgrup Sylow dan

Menunjukkan sikap rasa ingin tahu, berani bertanya dan bertanggungjawab dalam melakukan kegiatan diskusi tentang himpunan.. Menentukan anggota dan

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul yaitu “ Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang No 8

Analisa Faktor-Faktor Penyebab Motivasi Pemuda-Pemudi Terpantau Kurang dalam Pelayanan Sekolah Minggu Di Gereja Toraja jemaat Sinar Mahakam Kalimantan Timur. Setelah