• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King.)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI TEKNOLOGI

SONIC BLOOM

DAN PUPUK

DAUN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT

MAHONI (

Swietenia macrophylla

King.)

AWALLUDIN RAMDHAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.) adalah benar-benar hasil karya ilmiah saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di lembar halaman bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

(3)

ABSTRAK

AWALLUDIN RAMDHAN. Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.). Dibimbing oleh SUPRIYANTO

Fotosintesis merupakan proses untuk memproduksi karbohidrat yang berguna sebagai cadangan makanan, kerangka karbon, energi dan aktivitas metobolisme lain untuk pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah suplai CO2, H2O, nutrisi dan mekanisme buka-tutup stomata, sedangkan energi cahaya dan suhu merupakan faktor eksternal yang mendukung proses fotosintesis. Untuk meningkatkan hasil proses fotosintesis, maka suplai dari CO2, H2O dan nutrisi harus ditingkatkan pula. Pembukaan stomata yang lebar dan lama dapat dipengaruhi oleh getaran gelombang dan lamanya penyinaran matahari. Karbohidrat sebagai hasil dari proses fotosintesis memiliki fungsi salah satunya untuk penyusun kerangka karbon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pupuk daun yang efektif dan aplikasi teknologi sonic bloom untuk meningkatkan pertumbuhan bibit mahoni (Swietenia macrophylla. King). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tunggal penggunaan sonic bloom (S1) dan konsentrasi 10 gram pupuk jenis A (P2) menghasilkan indeks mutu bibit mahoni terbaik dengan indeks mutu bibit masing-masing 30 dan 24 poin, sedangkan interaksi antara sonic bloom dan konsentrasi 5 gram pupuk jenis A atau gandasil B (S1P1) menghasilkan nilai indeks mutu bibit tertinggi yaitu 29 poin, diikuti interaksi S1P2 dengan nilai 23 poin.

Kata kunci: fotosintesis, mahoni, pertumbuhan, pupuk daun, sonic bloom

ABSTRACT

AWALLUDIN RAMDHAN. The Application of Sonic Bloom Technology and Foliar Fertilizers to Improve the Growth of Mahogany Seedlings (Swietenia macrophylla King.). Supervised by SUPRIYANTO

Photosynthesis is a process to produce useful carbohydrates for nutritional reserve, carbon structure, energy and plant metabolisme processes in plant growth. Factor affecting photosynthesis are the supply of CO2, H2O, nutrients and stomata opening mechanism. Meanwhile, light energy and temperature are external factors that support photosynthesis. To improve the result of photosynthesis process, the supplies of CO2,H2O, and nutrients are also increased as well. The opening stomata widely and in longer time are affected by vibration and duration of sun exposure. One of functions of carbohydrates as product of photosynthesis process is used to support carbon structure, which is important for plant growth and development. This study was aimed to asses the effectiveness of foliar fertilizers and the application of sonic bloom technology to increase the growth of mahogany seedlings. Research design in this experiment was completely randomized factorial design. The result of this research showed that sonic bloom (S1) and 10 gram/liter of foliar fertilizers A or gandasil B (P2) produced the best quality seedling with index seedling value 30 and 24 points, while the interaction of sonic bloom and 5 gram/liter of leave fertilizers A (S1P1) produced quality seedling in the best value with seedling index value 29 points, followed by SIP2 interaction with the seedling index value 23 points.

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

APLIKASI TEKNOLOGI

SONIC BLOOM

DAN PUPUK

DAUN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BIBIT

MAHONI (

Swietenia macrophylla

King.)

AWALLUDIN RAMDHAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King.)

Nama : Awalludin Ramdhan NIM : E44080033

Disetujui oleh

Dr Ir Supriyanto Pembimbing

Diketahui oleh :

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto MS Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.)”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada teladan seluruh umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah dan akan terus menjadi inspirasi dalam kehidupan ini.

Skripsi ini berisi tentang upaya teknologi sonic bloom dengan kombinasi pupuk daun untuk memacu pertumbuhan tanaman kehutanan salah satunya adalah Mahoni (Swietenia macrophylla King.). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Rasa terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada: Dr Ir Supriyanto sebagai ketua komisi pembimbing atas nasihat, serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini; seluruh pihak Kantor Persemaian RSSNC, Kementerian Kehutanan, Parung, Bogor yang telah membantu dalam menjalankan penelitian di lapangan; seluruh staf Departemen Silvikultur yang telah membantu dalam kegiatan pembuatan surat perizinan dan administrasi; Ibu, Bapak, serta adikku Anisa yang telah memberikan semangat, nasihat, do‟a, dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Tunas Bangsa Kota Depok yang selalu memberikan energi tambahan untuk mengejar cita-cita bangunan peradaban; teman-teman E‟45

umumnya dan SVK‟45 yang saling menguatkan; teman-teman asrama PPSDMS NF angkatan V yang telah memberi arti; dan sahabat-sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu silvikultur tropika.

Bogor, Mei 2014

(7)

DAFTAR ISI

Prosedur Penelitian dan Analisis Data ... 3

Persiapan Bibit ... 3

Persiapan dan Pemberian Pupuk Daun Jenis A dan B ... 4

Pemasangan dan Pengoperasian Unit Suara Sonic Bloom ... 4

Pemeliharaan... 5

Pengukuran pH media tanam ... 6

Pengamatan dan Pengambilan Data... 7

Tinggi Bibit ... 7

Perhitungan Indeks Mutu Bibit (IMB) ... 8

Analisis Data ... 8

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun ... 22

Pengaruh Interaksi Sonic Bloom dan Konsentrasi Pupuk Daun... 23

Indeks Mutu Bibit ... 25

(8)

SARAN ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN ... 29

RIWAYAT HIDUP ... 38

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Kombinasi perlakuan pupuk daun dan sonic bloom ... 8

2 Hasil pengukuran pH media sebelum dan sesudah pemupukan ... 9

3 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom, dan interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan bibit mahoni umur 8 bulan ... 10

4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit mahoni umur 8 bulan ... 11

5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit mahoni umur 8 bulan ... 11

6 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan diameter rata-rata (mm) bibit mahoni umur 8 bulan ... 13

7 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya parameter Nisbah Pucuk Akar bibit mahoni umur 8 bulan ... 14

8 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter panjang akar primer (cm) bibit mahoni umur 8 bulan ... 15

9 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni umur 8 bulan ... 16

10 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni umur 8 bulan ... 17

(9)

12 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan

sonic bloom terhadap stomata daun bibit mahoni ... 18

13 Hasil skoring perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter tinggi, diameter dan bobot kering total (BKT) ... 20

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Persiapan bibit mahoni untuk percobaan ... 4

2 Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom ... 5

3 Fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni ... 6

4 Pengukuran pH media tanam ... 6

5 Pengaruh sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya terhadap keragaan tinggi bibit mahoni umur 8 bulan ... 12

6 Pengaruh pemberian sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya terhadap keragaan panjang akar primer bibit mahoni umur 8 bulan ... 14

7 Gambar 7 Stomata bagian bawah daun bibit mahoni terhadap sonic bloom pada perbesaran 400 kali ... 19

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Hasil sidik ragam setiap parameter ... 29

2 Metode Pengukuran Parameter Fisiologi ... 32

3 Skoring Perlakuan Percobaan terhadap Parameter Tinggi, Diameter dan Bobot Kering Total (BKT) ... 34

4 Komposisi Pupuk Daun Jenis A dan Jenis B ... 36

5 Bagan Percobaan pertumbuhan bibit mahoni ... 37

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tumbuhan menyerap bahan-bahan baku berupa air (H2O) dan nutrisi dari

dalam tanah melalui akar, sedangkan karbon dioksida (CO2) diperoleh dari udara

melalui daun unuk pertumbuhan dan perkembangannya. Proses fotosintesis yaitu kemampuan tumbuhan untuk menggunakan zat karbon dari udara diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Proses ini berlangsung jika ada cukup cahaya, atau lengkapnya zat H2O dan CO2 yangoleh

klorofil diubah menjadi karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari.

Fotosintesis merupakan proses untuk memproduksi karbohidrat yang berguna sebagai energi dalam melakukan aktivitas metobolisme pada tumbuhan. Pada reaksi umum proses fotosintesis, faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah suplai CO2, dan H2O serta suplai nutrisi, sedangkan energi cahaya dan suhu

merupakan faktor eksternal yang mendukung fotosintesis. Untuk meningkatkan proses fotosintesis, maka suplai dari CO2, H2O dan nutrisi harus ditingkatkan

pula. Salah satu pintu masuk dari suplai ketiga unsur tersebut adalah stomata. Pembukaan stomata yang lebar dan lama dapat dipengaruhi oleh getaran gelombang suara dan lamanya penyinaran matahari.

Suplai nutrisi pada tumbuhan dapat diperoleh melalui cara pemupukan. Pemupukan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pemupukan lewat akar dan pemupukan lewat daun. Prihmantoro (1999) menyebutkan cara pemupukan melalui daun biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pemupukan melalui akar. Pemupukan melalui daun diharapkan pupuk dapat langsung diserap dan digunakan tanaman. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air kemudian larutan disemprotkan ke permukaan daun.

Pada daun terdapat stomata (mulut daun) yang merupakan pintu masuk CO2,

H2O dan nutrisi ke dalam tanaman. Pembukaan stomata yang lebih lebar berarti dapat memperpanjang periode pembukaan stomata yang dapat mengakibatkan proses transpirasi terus berlangsung, sehingga memperpanjang pula masa penyerapan unsur hara dan air dari tanah sebagai penyeimbang transpirasi. Pembukaan stomata karena pengaruh frekuensi akustik mampu meningkatkan tekanan osmotik pada protoplosma sel penjaga, di mana sel penjaga merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam stomata sehingga sel penjaga akan menggembung karena banyak menyerap air.

(11)

2

frekuensi akustik ke tanaman telah dibuat oleh Dan Carlson. Tahun 1980, alat tersebut dinamakan sonic bloom dan sudah dikembangkan secara komersial. Carlson (2001) menyatakan bahwa sonic bloom merupakan suatu teknologi yang memadukan pengaruh gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz dengan nutrisi organik yang dibuat dari bahan dasar rumput laut, berguna untuk pertumbuhan berbagai komoditas tanaman. Nutrisi sonic bloom mengandung asam amino, trace mineral seperti Ca, K, Mg dan Mn, serta mengandung asam giberalat. Respon positif pada tanaman yang diakibatkan oleh teknologi sonic bloom dan pemupukan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan sonic bloom untuk mempercepat pertumbuhan bibit di kehutanan belum banyak diketahui.

Perumusan Masalah

Penelitian aplikasi teknologi sonic bloom sudah banyak dilakukan oleh institusi pemerintahan maupun swasta. Namun sebagian besar penelitian yang dilakukan berada dalam lingkup sektor pertanian. Sebagai contoh, penelitian Iriani dkk pada tahun 2005 yang mengkaji aplikasi teknologi sonic bloom pada tanaman kentang untuk produksi benih. Hasil yang didapat menunjukkan perlakuan nutrisi dan sonic bloom memiliki nilai yang lebih tinggi dalam parameter jumlah dan bobot umbi kentang dibandingkan perlakuan lain. Penelitian lainnya adalah Yulianto pada tahun 2005 yang meneliti Sonic bloom sebagai alternatif teknologi terobosan untuk meningkatkan produktifitas padi. Hasil yang diperoleh berupa aplikasi sonic bloom pada pertanaman padi secara ekonomis menguntungkan dan layak untuk dikembangkan di dataran rendah, Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) hasil aplikasi sonic bloom pada padi di dataran rendah Temanggung mencapai 1,47. Berdasarkan hasil penelitian dalam sektor pertanian yang menerapkan teknologi sonic bloom, maka perlu diteliti penerapan teknologi sonic bloom dalam sektor kehutanan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini mempunyai dua faktor, yaitu sonic bloom dan nutrisi yang berupa pupuk daun. Tanaman yang menjadi objek pengamatan adalah bibit mahoni berumur 3 bulan yang berasal dari pembiakan generatif. Pertanyaan yang kemudian ingin dijawab berupa; apakah penggunaan teknologi sonic bloom berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit mahoni ? ; apakah penggunaan pupuk daun berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit mahoni? serta; apakah interaksi teknologi sonic bloom dengan pupuk daun memiliki pertumbuhan lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan perlakuan sonic bloom dan pupuk daun?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aplikasi teknologi sonic bloom dan pupuk daun yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bibit mahoni S. macrophylla King.

Manfaat Penelitian

(12)

kualitas bibit mahoni melalui aplikasi teknologi sonic bloom pada berbagai konsentrasi pupuk daun.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumpin Seed Sources and Nursery Center, Kementerian Kehutanan. Bibit mahoni yang digunakan adalah bibit berumur tiga bulan yang berasal dari pembiakan generatif, total bibit yang digunakan sebanyak 360 bibit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial, terdapat dua faktor dalam penelitian ini yaitu sonic bloom dengan dua taraf dan konsentrasi pupuk daun dengan enam taraf. Pengamatan pertumbuhan dilakukan terhadap parameter tinggi, diameter, bobot kering akar, bobot kering pucuk, bobot kering total, nisbah pucuk akar dan panjang akar primer. Parameter fisiologi yang diamati yaitu stomata terbuka, stomata tertutup, rasio stomata terbuka dan tertutup dan jumlah total stomata.

METODE

Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu bibit mahoni berumur tiga bulan yang berasal dari pembiakan generatif. Bibit mahoni yang digunakan sebanyak 360 bibit dan didapatkan dari persemaian RSSCN (Rumpin Seed Sources and Nursery Center). Bahan lainnya yang digunakan adalah pupuk daun jenis A dan B dengan komposisi tercantum di Lampiran 4.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam membantu pelaksanaan percobaan yaitu trolly, cat kuku bening, gelas objek, solatip, timbangan digital, oven, kertas koran, hand sprayer, penggaris, jangka sorong, alat tulis, selang air, unit suara sonic bloom, shaker, pH digital dan mikroskop BX51 SP.

Prosedur Penelitian dan Analisis Data

Prosedur penelitian dan analisis data percobaan “Aplikasi Teknologi Sonic Bloom dan Pupuk Daun untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia macrophylla King.)”, meliputi persiapan bibit, persiapan dan pemberian pupuk jenis A dan B, pengoperasian dan pemasangan unit suara sonic bloom, pemeliharaan, pengukuran pH media tanam, pengamatan dan pengambilan data serta analisis data.

Persiapan bibit

(13)

4

digunakan sebagai objek percobaan. Persiapan bibit mahoni untuk percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Persiapan dan pemberian pupuk daun jenis A dan B

Percobaan ini menggunakan pupuk daun A dengan merk Gandasil B dan pupuk daun B dengan merk Growmore. Kedua pupuk daun ini dipilih dengan alasan komposisi keduanya mendekati nutrisi sonic bloom yang merupakan pasangan operasional dari unit suara.

Konsentrasi yang digunakan dari masing-masing pupuk daun adalah 0 gram, 5 gram dan 10 gram. Pupuk daun ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Untuk mempermudah pelaksanaan percobaan setiap perlakuan pupuk daun dilarutkan dalam aquades pada volume 1000 ml. Setiap larutan perlakuan digunakan untuk menyiram 60 bibit, sehingga setiap bibit menerima larutan pupuk sebanyak 16,67 ml.

Larutan pupuk disemprotkan dengan menggunakan hand sprayer volume 1 liter. Untuk bibit mahoni yang mendapat perlakuan sonic bloom, penyemprotan dilakukan bersamaan dengan pengoperasian unit suara. Penyemprotan pupuk daun dilakukan dengan frekuensi satu minggu sekali pada waktu pagi hari (pukul 09.00). Hal yang perlu diperhatikan dalam penyemprotan adalah posisi bibit pada setiap perlakuan pupuk daun agar tidak terkena semprotan perlakuan lain.

Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom

Sonic bloom merupakan suatu teknologi yang memadukan pengaruh gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz dengan nutrisi organik yang dibuat Gambar 1 Persiapan bibit mahoni untuk percobaan; A) bibit mahoni umur 3

bulan di persemaian; B) trolly untuk mengangkut bibit ke rumah kaca (green house); C) rumah kaca tempat percobaan dan D) pengaturan bibit mahoni di rumah kaca.

A B

(14)

dari bahan dasar rumput laut, berguna untuk menyuburkan pertumbuhan berbagai komoditas tanaman. Pemasangan unit suara sonic bloom dilakukan di kerangka besi rumah kaca. Unit suara sonic bloom dipasang di atas bibit mahoni dengan jarak 150 cm. Unit suara yang digunakan adalah unit suara jenis II, yaitu unit yang mempunyai daya jangkau sejauh ± 1-2 Ha. Pemasangan unit suara sonic bloom dapat dilihat pada Gambar 2.

Pengoperasian unit suara dimulai setiap hari pada pukul 06.00 sampai 09.00 dan 15.00 sampai 18.00. Pada percobaan ini sonic bloom bekerja pada frekuensi 4443-4831 Hz. Unit suara dihubungkan dengan timer untuk mengatur waktu pengaktifan unit suara secara otomatis. Hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian unit suara sonic bloom adalah pintu lorong yang menghubungkan antar rumah kaca tertutup rapat agar meminimalisir gelombang suara mengenai bibit mahoni yang tidak mendapat perlakuan sonic bloom.

Pemeliharaan

Pemeliharaan terdiri dari kegiatan penyiraman dan pengendalian fungi serta gulma. Kegiatan penyiraman dilakukan secara rutin sebanyak dua kali setiap pagi dan sore hari dan disesuaikan dengan kondisi kelembaban media. Pengendalian fungi dilakukan dengan menyemprotkan fungsisida Dithane M-45 pada dosis 1 gram/1 liter aquades ke seluruh bibit dengan frekuensi waktu dua minggu sekali. Pengendalian gulma dilakukan dengan mencabut langsung gulma yang tumbuh Gambar 2 Pemasangan dan pengoperasian unit suara sonic bloom; A) posisi unit

suara dari samping ; B) posisi unit suara dari depan ; C) jarak unit suara ke bibit mahoni ; dan D) frekuensi gelombang yang digunakan dalam percobaan.

C D

(15)

6

disekitar bibit mahoni. Gambar 3 merupakan fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni

Pengukuran pH media tanam

Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah latosol merah dan arang sekam dengan perbandingan 3:1 (v/v). Pengukuran pH media tanam dilakukan pada minggu terakhir percobaan, pelarut yang digunakan adalah aquades dengan perbandingan bobot antara media tanam dan aquades adalah 1:5 (g/g). Larutan media tanam dan aquades kemudian diaduk selama 30 menit dengan menggunakan alat shaker. Untuk mengukur pH media tanam, pH digital dimasukkan ke dalam larutan dengan menunggu terbentuknya endapan media tanam di bagian bawah larutan.

Gambar 3 Fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni; A) fungi yang menyerang daun bibit mahoni dan ; B) gulma yang tumbuh di sekitar bibit mahoni.

A B

Gambar 4 Pengukuran pH media tanam; A) penimbangan bobot media tanam; B) penimbangan bobot aquades; C) larutan keduanya diaduk dengan alat shaker; dan D) nilai pH media tanam yang dibaca oleh pH meter digital.

B

D A

(16)

Pengukuran pH media tanam ini dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran pH sebelum dan setelah perlakuan pupuk daun. Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan nilai pH media tanam sebelum dan sesudah perlakuan pemberian berbagai konsentrasi pupuk daun, sehingga dari hasil yang didapat akan menginformasikan bahwa ada atau tidaknya pengaruh media tanam yang digunakan dalam pertumbuhan bibit mahoni. Kegiatan pengukuran pH media tanam dapat dilihat pada Gambar 4.

Pengamatan dan pengambilan data

Parameter yang diamati dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu parameter pertumbuhan, parameter stomata daun dan Indeks Mutu Bibit. Parameter pertumbuhan tersebut meliputi: tinggi bibit, diameter bibit, panjang akar primer, bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP), bobot kering total (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA). Parameter stomata daun yang diamati meliputi : jumlah stomata terbuka, jumlah stomata tertutup, rasio stomata terbuka-tertutup dan jumlah stomata.

Tinggi bibit

Pengukuran tinggi bibit mahoni dengan interval waktu pengamatan seminggu sekali. Tinggi bibit mahoni diukur dari pangkal batang yang diberi tanda dekat permukaan media tanam sampai titik tumbuh tunas muda dengan menggunakan mistar ukur. Pertumbuhan tinggi bibit mahoni merupakan selisih dari tinggi pada pengukuran minggu terakhir dan tinggi pada pengukuran minggu pertama, nilai tinggi dinyatakan dalam satuan cm.

Diameter bibit

Pengukuran diameter dilakukan setiap minggu selama tiga bulan. Pengukuran diameter dilakukan pada titik ± 1,5 cm di atas permukaan media tanam dengan menggunakan jangka sorong. Pertumbuhan diameter bibit mahoni merupakan selisih diameter pengukuran minggu akhir dengan diameter pengukuran minggu pertama, nilai diameter dinyatakan dalam satuan mm.

Panjang akar primer

Pengukuran panjang akar primer dilakukan pada minggu terakhir. Sebelum melakukan pengukuran, polybag yang memuat bibit mahoni dan media tumbuh direndam kedalam air agar terdapat ruang yang lebih longgar antara akar dan media tumbuh untuk dipisahkan. Setelah direndam, polybag dilepaskan dari media tumbuh, lalu media tumbuh dipisahkan secara hati-hati agar akar bibit mahoni tidak terlepas. Pengukuran dilakukan dari pangkal akar sampai ujung akar primer. Nilai panjang akar primer dinyatakan dalam satuan cm. Dalam penelitian ini jumlah akar sekunder tidak dihitung, namun dihitung dalam bobot kering akar.

Nisbah Pucuk dan Akar (NPA)

(17)

8

Parameter bobot kering

Pengukuran parameter bobot kering terdiri dari bobot kering akar, pucuk dan total. Pengukuran bobot kering dilakukan setelah bibit dipanen atau setelah pengamatan pada minggu terakhir. Bibit dipisahkan antara bagian akar dan pucuk kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas koran dan diturunkan kadar airnya pada suhu 70ºC selama 72 jam di dalam oven. Alat untuk menimbang bobot kering akar dan pucuk adalah timbangan digital. Nilai bobot kering total diperoleh dari penjumlahan bobot kering akar dan pucuk yang dinyatakan dalam satuan gram.

Parameter stomata daun

Parameter stomata daun dihitung dari preparat yang telah dibuat dari permukaan epidermis daun mahoni bagian bawah. Preparat dibuat dengan cara melapisi permukaan bawah daun mahoni dengan cat kuku bening. Untuk menempelkan lapisan cat kuku pada gelas objek menggunakan solatip. Pada perlakuan yang mendapat pengaruh sonic bloom, daun dipetik 15 menit sebelum sonic bloom di non-aktifkan. Daun yang dipetik pada setiap perlakuan sebanyak satu helai. Stomata terbuka, tertutup dan jumlah total stomata diamati di bawah mikroskop BX51 SP dengan perbesaran 400 kali. Pengambilan gambar stomata dibantu dengan program DP 2-BSW.

Perhitungan Indeks Mutu Bibit (IMB)

Indeks mutu bibit dapat dihitung berdasarkan parameter kunci penentu pertumbuhan semai dengan cara scoring. Parameter kunci penentu pertumbuhan semai di antaranya parameter tinggi, diameter, dan bobot kering total (BKT) semai (Supriyanto dan Fiona 2010).

Analisis Data

Pertumbuhan bibit mahoni diamati selama 15 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, dengan dua faktor yaitu faktor pemberian sonic bloom (S) dengan dua taraf dan P2 = pupuk daun jenis A dengan dosis 10gram/liter air P3 = pupuk daun jenis B dengan dosis 5gram/liter air P4 = pupuk daun jenis B dengan dosis 10gram/liter air Tabel 1 Kombinasi perlakuan pupuk daun dan sonic bloom

Sonic bloom Pupuk daun

P0 P1 P2 P3 P4 P5

S0 P0S0 P1S0 P2S0 P3S0 P4S0 P5S0

(18)

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij +εijk

P5 = campuran pupuk daun jenis A dengan pupuk daun jenis B dengan masing-masing dosis 5gram/liter air.

Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dari rancangan acak kelompok lengkap pola faktorial. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan program Minitab 14. Apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (Duncan‟s Multiple Range Test – DMRT). Model linier aditif dalam penelitian ini sebagai berikut:

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada faktor α (sonic bloom) ke-i, faktor β (pupuk

daun) taraf ke-j, dan ulangan ke-l

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh utama faktor sonic bloom taraf ke-i

βj = Pengaruh utama pupuk daun taraf ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi faktor sonic bloom taraf ke-i dan faktor pupuk

daun ke-j

εijk = Nilai galat dari unit percobaan pada faktor sonic bloom taraf ke-i,

faktor pupuk daun ke-j, dan ulangan ke-l

HASIL

Penelitian dilakukan pada 5 November 2012 sampai dengan 16 Februari 2013 di rumah kaca Pusat Sumber Benih dan Pembibitan Semai Hutan Rumpin (Rumpin Seed Sources and Nursery Center), Kementerian Kehutanan. Letak

geografis lokasi RSSNC berada pada koordinat 106°30‟ LS–106°45‟ LS dan 6°15‟ BT–6°30‟ BT, dengan ketinggian ± 140 m dpl. Kondisi tanah di wilayah Rumpin umumnya tanah latosol, yang telah mengalami pelapukan intensif dan berlanjut dengan ciri morfologi teksturnya lempung, struktur tanahnya remah dan konsistensinya gembur. Sifat-sifat dominan dari tanah tersebut adalah kadar liat lebih dari 60%, remah sampai gumpal, warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur dan solum dalam (lebih dari 150 cm).

(19)

10

Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebelum dan sesudah pemberian berbagai pupuk daun tidak mempengaruhi pH media tanam dengan nilai pH berkisar 5,1-5,6. Hal ini berarti perubahan pH sebelum dan sesudah pemupukan relatif kecil yaitu turun (-0,3) atau naik (0,4).

Pertumbuhan

Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, bobot dan jumlah sel (Lakitan 1996). Ciri pertumbuhan dapat diukur melalui pengukuran pertambahan volume. Pertambahan volume sering ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang, diameter, atau luas (Salisbury dan Ross 1995). Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk, sonic bloom dan interaksi keduanya terhadap pertumbuhan bibit mahoni dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 memperlihatkan parameter yang dipengaruhi oleh interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun terdapat pada parameter tinggi dan bobot kering total (BKT). Perlakuan konsentrasi pupuk mempengaruhi parameter tinggi dan BKT. Perlakuan sonic bloom mempengaruhi parameter tinggi, diameter, dan BKT.

Tinggi bibit

Pertumbuhan tinggi bibit mahoni merupakan selisih antara tinggi pada akhir pengamatan dengan tinggi awal pengamatan. Perlakuan konsentrasi pupuk Tabel 3 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun,

sonic bloom, dan interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan bibit mahoni umur 8 bulan

Nisbah Pucuk Akar (NPA) 1,03tn 0,43tn 0,11tn

tn = tidak berbeda nyata; *=berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%; ** =berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%

Tabel 2 Hasil pengukuran pH media sebelum dan sesudah pemupukan

(20)

daun dan sonic bloom berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan tinggi bibit mahoni pada selang kepercayaan 99%, dan pada perlakuan interaksi konsentrasi pupuk daun dengan sonic bloom berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95%.

Hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom pada pertumbuhan tinggi bibit mahoni dapat dilihat di Tabel 4, sedangkan hasil uji Duncan interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom pada pertumbuhan tinggi bibit mahoni dapat dilihat di Tabel 5. Hasil sidik ragam selengkapnya dapat dibaca pada Lampiran 3. konsentrasi pupuk, sonic bloom dan interkasinya keduanya dapat dilihat pada Gambar 5b.

Pemberian sonic bloom pada Tabel 4. berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit dibandingkan dengan kontrol (S0). Peningkatan Tabel 4 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic

bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit mahoni umur 8 bulan

Perlakuan Tinggi rata-rata (cm) peningkatan pertumbuhan(%)

P0 (Kontrol) 7,75a** -

** = angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom

Tabel 5 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter pertumbuhan tinggi rata-rata (cm) bibit mahoni umur 8 bulan

Interaksi Tinggi rata-rata (cm) Peningkatan pertumbuhan (%)**

S0P0 7,68a* -

(21)

12

pertumbuhan tinggi yang dihasilkan oleh perlakuan sonic bloom sebesar 24,12%. Hasil ini sesuai dengan laporan Iriani et al. (2005) yang menunjukkan perlakuan sonic bloom dapat meningkatkan tinggi tanaman tembakau sebesar 14,7%. Frekuensi yang dihasilkan oleh sonic bloom diduga dapat memacu pembukaan stomata yang mengakibat peningkatan suplai CO2 sehingga dapat meningkatkan

hasil fotosintat yang dipergunakan untuk pertumbuhan tinggi bibit.

Havlin et al. (1999) mengungkapkan fosfor berfungsi sebagai sumber penyimpan dan transfer energi dalam bentuk ATP, energi yang diperoleh dari fotosintesis dan metabolisme karbohidrat disimpan dalam bentuk fosfat untuk digunakan dalam proses pertumbuhan. Sementara keterlibatan unsur kalium menurut Fageria (2001) dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu: (1) aspek biofisik dimana kalium berperan dalam pengendalian tekanan osmotik, turgor sel, stabilitas pH, dan pengaturan air melalui kontrol stomata, dan (2) aspek biokimia, kalium berperan dalam aktivitas enzim pada sintesis karbohidrat dan protein, serta meningkatkan translokasi fotosintat dari daun ke seluruh organ tanaman.

Perlakuan interaksi sonic bloom dengan pupuk daun jenis A pada konsentrasi 5 gram (S1P1) berbeda nyata terhadap kontrol (S0P0), sementara perlakuan interaksi lainnya tidak berbeda nyata terhadap kontrol (S0P0). Peningkatan pertumbuhan tinggi bibit mahoni yang dihasilkan interaksi S1P1 sebesar 80,08% dibandingkan kontrol (S0P0), sedangkan pertumbuhan tinggi bibit mahoni terkecil dihasilkan oleh interaksi S0P3 dengan nilai 7,61 cm atau lebih rendah 0,81% dibandingkan dengan kontrol (S0P0). Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi sonic bloom dan pupuk daun jenis A pada konsentrasi 5 gram merupakan interaksi terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi (Lihat Gambar 5c).

Diameter Bibit

(22)

Hasil Uji Duncan perlakuan sonic bloom (S1) pada pertumbuhan diameter bibit mahoni berbeda nyata terhadap kontrol (S0), ini terlihat dari peningkatan diameter bibit mahoni perlakuan sonic bloom (S1) sebesar 170,23%. Peningkatan jumlah stomata terbuka akibat pengaruh gelombang suara sonic bloom secara langsung diyakini berperan terhadap komponen pertumbuhan diameter bibit mahoni.

Perlakuan konsentrasi pupuk daun tidak bepengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter bibit. Namun pemberian pupuk daun mampu meningkatkan pertumbuhan diameter dengan kisaran nilai 19,14%-25,53% (Tabel 6), kecuali pupuk daun jenis B pada konsentrasi 10 gram (P4) dan pupuk daun jenis A pada konsentrasi 5 gram (P1) yang menghasilkan pertumbuhan tetap dan penurunan terhadap kontrol (P0).

Tabel 6 menunjukkan semua interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun (S1P0, S1P1, S1P2, S1P3, S1P4, dan S1P5) menghasilkan peningkatan pertumbuhan diameter yang lebih besar dibandingkan interaksi konsentrasi pupuk daun dan tanpa sonic bloom, dengan nilai peningkatan pertumbuhan diameter berkisar 218,18%-272,72% dibandingkan kontrol (S0P0).

Nisbah Pucuk Akar (NPA)

Nisbah pucuk akar mempunyai kepentingan fisiologis, karena dapat menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan (Gardner et al. 2008). Perlakuan konsentrasi pupuk daun, perlakuan sonic bloom, dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap nisbah pucuk akar. Tabel 7 merupakan hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta Tabel 6 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom

serta interaksi keduanya terhadap parameter pertumbuhan diameter rata-rata (mm) bibit mahoni umur 8 bulan

(23)

14

interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap Nisbah Pucuk Akar bibit mahoni.

Pemberian pupuk daun pada semua konsentrasi ternyata meningkatkan nisbah pucuk akar (NPA) bibit mahoni sebesar 11,62%-61,79% dibandingkan kontrol (P0). Sebaliknya, perlakuan sonic bloom menurunkan NPA sebesar 0,81% terhadap kontrol (S0). Interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun meningkatkan NPA sebesar 14,73%-90,31%, dan interaksi S0P5 menghasilkan interaksi terbaik.

Panjang Akar Primer

Pengukuran panjang akar primer dilakukan pada minggu terakhir dari waktu pengamatan atau 15 minggu pengamatan (MP). Dalam penelitian ini jumlah akar sekunder tidak dihitung, namun nilainya dapat diakomodir dalam bobot kering akar. Secara morfologi panjang akar primer disajikan pada Gambar 6 sedangkan hasil uji Duncan parameter panjang akar primer yang dipengaruhi oleh setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

Gambar 6 Pengaruh sonic bloom, konsentrasi pupuk daun dan interaksi keduanya terhadap keragaan tinggi bibit mahoni umur 8 bulan; (A) pengaruh sonic bloom ; (B) pengaruh konsentrasi pupuk daun; dan (C) pengaruh interaksi keduanya.

A B C

Tabel 7 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya parameter Nisbah Pucuk Akar bibit mahoni umur 8 bulan

Perlakuan Nisbah Pucuk Akar (NPA) Peningkatan NPA(%)

(24)

Morfologi panjang akar primer setiap perlakuan yang ditampilkan oleh Gambar 6 memperlihatkan hasil yang relatif seragam. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Ratna (2002) yang mendapatkan hasil panjang akar primer tanaman teh di pembibitan akibat pengaruh gelombang bunyi tidak berbeda nyata, serta panjang akar primer akibat pengaruh gelombang bunyi lebih kecil dibandingkan tanpa pengaruh gelombang bunyi (sonic bloom).

Perkembangan akar yang terjadi pada bibit mahoni dapat dipengaruhi oleh kadar auksin, Alrasyid dan Widiarti (1990) menyatakan bahwa jumlah kadar auksin yang lebih tinggi mampu menumbuhkan akar lebih baik dibandingkan dengan kadar auksin yang rendah. Perlakuan sonic bloom menghasilkan panjang akar yang lebih pendek yaitu sebesar 8,86% dari kontrol (S0). Interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun dapat meningkatkan panjang akar primer sebesar 3,49%-52,30%, kecuali pada interaksi S1P0 dan S1P1 yang menghasilkan panjang akar yang lebih pendek daripada kontrol (Tabel 8). Pemberian pupuk daun pada setiap konsentrasi dapat meningkatkan hasil sebesar 13,15%-33,21% dengan perlakuan terbaik yaitu konsentrasi 5 gram pupuk jenis B (P3).

Bobot Kering

Parameter bobot kering yang diamati terdiri dari bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT). Pengukuran bobot kering dilakukan setelah bibit dipanen atau setelah pengamatan pada minggu terakhir. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh parameter bobot kering pada selang kepercayaan 99%. Pengaruh yang sama dihasilkan oleh perlakuan sonic bloom dan interaksi antara sonic bloom dengan konsentrasi pupuk daun terhadap parameter bobot kering yaitu berpengaruh nyata terhadap bobot kering pucuk Tabel 8 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter panjang akar primer (cm) bibit mahoni umur 8 bulan

Perlakuan Panjang rata-rata akar primer (cm) Peningkatan pertumbuhan (%)*

S0 7,85 -

(25)

16

Tabel 9 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni umur 8 bulan

Perlakuan BKA

**= angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom

***=tanda negatif berarti pertumbuhan lebih kecil dari kontrol

(BKP) pada selang kepercayaan 95% dan berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering total (BKT) pada selang kepercayaan 99%.

Pemberian pupuk A pada konsentrasi 5 gram (P1) untuk semua parameter bobot kering berbeda sangat nyata dibandingkan kontrol (P0), sedangkan pemberian pupuk jenis A pada konsentrasi 10 gram (P2) tidak berbeda nyata pada kontrol (P0) untuk semua parameter bobot kering. Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan minimal untuk pertumbuhan bibit mahoni sudah tercukupi dengan konsentrasi 5 gram pupuk A. Berbeda dengan pemberian pupuk jenis A, konsentrasi 5 gram pada pupuk jenis B menghasilkan peningkatan bobot kering total (BKT) yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi 10 gram. Komposisi kandungan kalium dan posfor pada kedua jenis pupuk diduga berperan penting dalam mempengaruhi hasil pertumbuhan bibit mahoni tersebut. Dalam perlakuan konsentrasi pupuk daun, pemberian 5 gram konsentrasi pupuk A merupakan perlakuan terbaik di setiap parameter bobot kering.

Penelitian Syakir dan Gusmaini (2012) tentang pengaruh penggunaan sumber pupuk kalium terhadap produksi dan mutu minyak tanaman nilam menunujukkan bahwa pemberian kalium meningkatkan hasil bobot kering nilam secara nyata lebih baik daripada kontrol. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk K, tidak dapat meningkatkan produksi bobot kering.

Semua parameter bobot kering pada Tabel 9 mengalami peningkatan ketika diberi pengaruh sonic bloom. Namun pemberian sonic bloom (S1) memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap parameter bobot kering. Bobot kering akar tidak berbeda nyata, bobot kering pucuk berbeda nyata dan bobot kering total berbeda sangat nyata. Hal ini diduga akibat distribusi fotosintat dari daun yang belum maksimal sampai ke bagian akar.

(26)

menghasilkan parameter bobot kering yang lebih tinggi dari interaksi yang melibatkan konsentrasi pupuk lainnya. Sehingga konsentrasi 5 gram pupuk jenis A dalam berinterkasi bersifat dominan.

Parameter Stomata Daun

Rekapitulasi sidik ragam parameter stomata daun bibit mahoni untuk perlakuan konsentrasi pupuk, sonic bloom dan interaksi keduanya dapat dilihat pada Tabel 11, untuk hasil lengkap sidik ragam parameter stomata daun bibit mahoni dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 12 merupakan hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap stomata daun. Parameter stomata daun yang digunakan dalam pengamatan ini berperan dalam menganalisis dugaan peranan kerapatan stomata terhadap laju difusi CO2.

Kerapatan stomata merupakan perbandingan jumlah stomata terbuka dalam suatu luas bidang pengamatan. Schluter et al. (2003) menyatakan bahwa meningkatnya kerapatan stomata berakibat pada menurunnya tahanan stomata, dan berarti meningkatnya laju difusi.

Tabel 10 Hasil uji Duncan pengaruh interaksi konsentrasi pupuk daun dan sonic bloom terhadap parameter bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) pada bibit mahoni umur 8 bulan

Perlakuan BKA (gram) BKP (gram) BKT (gram) Peningkatan (%)***

**= angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 99%; P = pupuk daun ; S = Sonic bloom

***= tanda negatif berarti pertumbuhan lebih rendah dari kontrol

(27)

18

Pemberian pupuk daun dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap parameter stomata terbuka dan stomata total pada tingkat kepercayaan 95% (Tabel 11). Pembukaan stomata berkorelasi positif dengan konsentrasi unsur Kalium dalam sel penjaga (Taiz dan Zeiger 2002). Marschner (1995) menyatakan bahwa cahaya akan menstimulasi transfer ion K ke dalam sel penjaga sehingga menurunkan tekanan osmotiknya. Air akan bergerak akibat gradien potensial osmotik ke dalam sel penjaga sehingga turgor sel penjaga meningkat sehingga mengakibatkan stomata terbuka. Perlakuan konsentrasi pupuk terbaik untuk parameter stomata terbuka dalam pengamatan ini adalah campuran pupuk jenis A dan B dengan masing-masing 5 gram (P5), dan pada Tabel 12 perlakuan P5 berbeda nyata terhadap kontrol (P0). Hal ini diduga karena konsentrasi kalium perlakuan P5 sudah cukup memenuhi dalam mekanisme pembukaan stomata.

Unsur K memegang peranan penting di dalam metabolisme tanaman dan terlibat langsung dalam beberapa proses fisiologis. Keterlibatan tersebut dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu: (1) aspek biofisik dimana kalium berperan dalam pengendalian tekanan osmotik, turgor sel, stabilitas pH, dan pengaturan air melalui kontrol stomata, dan (2) aspek biokimia, kalium berperan dalam aktivitas enzim pada sintesis karbohidrat dan protein, serta meningkatkan translokasi fotosintat dari daun (Taiz dan Zeiger 2002; Fageria 2009).

Tabel 12 menunjukkan bahwa pemberian sonic bloom (S1) pada parameter stomata terbuka dan rasio stomata terbuka dan tertutup berbeda sangat nyata terhadap kontrol (S0). Hal ini diduga pemberian sonic bloom dengan frekuensi 4443-4831 Hz mampu menstimulus sel penjaga yang terdapat pada stomata untuk membuka lebih banyak dan lebih luas.

Gambar 7 merupakan hasil pengambilan gambar stomata yang berasal dari daun bagian bawah bibit mahoni dengan perbesaran 400 kali. Terlihat pada Gambar 7, bahwa stomata yang terbuka pada perlakuan sonic bloom (S1) dalam satu bidang pengamatan lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan tanpa sonic bloom (S0). Bidang pengamatan yang terjadi dihasilkan oleh mikroskop sesuai dengan ketertarikan dari pengamat dengan objek yang diamati dan kontras gambar yang diperoleh. Perlakuan sonic bloom berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter stomata daun kecuali stomata total pada tingkat kepercayaan 99%. Bendicho dan Lavilla (2000) berpendapat bahwa gelombang suara yang dihasilkan sonic bloom akan merambat dan membawa energi pada suatu luas Tabel 12 Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan konsentrasi pupuk daun dan sonic

bloom terhadap stomata daun bibit mahoni

Perlakuan Stomata Terbuka Stomata Tertutup Rasio Stomata terbuka-tertutup

(28)

permukaan per satuan waktu. Jika energi gelombang suara melalui jaringan, maka jaringan akan melepaskan energi kalor sehingga terjadi peningkatan suhu jaringan dan kemudian menimbulkan efek kavitasi yaitu pembentukan, pertumbuhan dan pecahnya gelembung di dalam sebuah cairan.

4.3 Indeks Mutu Bibit (IMB)

Penentuan indeks mutu bibit (IMB ditentukan dengan teknik skorsing semua perlakuan percobaan terhadap tiga parameter kunci yaitu tinggi, diameter dan bobot kering total. Pada Tabel 13 perlakuan sonic bloom memiliki skoring total lebih baik (peringkat 1) daripada kontrol (S0, peringkat 2), sedangkan pada perlakuan konsentrasi pupuk daun, konsentrasi 10 gram/liter air pupuk daun jenis A (P2) memiliki skoring total lebih baik (peringkat 1) dibanding konsentrasi 5 gram/liter air pupuk daun jenis A (P1, peringkat 2).

Gambar 7 Stomata bagian bawah daun bibit mahoni terhadap sonic bloom pada perbesaran 400 kali;(A) stomata pada perlakuan sonic bloom (S1); (B) stomata pada perlakuan tanpa sonic bloom (S0); keterangan : TB = stomata terbuka; TT : stomata tertutup; (C) stuktur stomata 1; (D) stomata dengan pewarna fluorescent2

Sumber : 1www.palaeos.com; 2www.thefullwiki.org

C D

(29)

20

Skoring total untuk perlakuan interaksi keduanya, perlakuan interaksi konsentrasi pupuk daun dengan sonic bloom (S1P1) memiliki nilai tertinggi (peringkat 1) diikuti oleh S1P2, S1P4, dan S1P5. Secara keseluruhan kombinasi konsentrasi pupuk daun dengan sonic bloom dapat menghasilkan mutu bibit yang lebih baik daripada tanpa sonic bloom walaupun ditambah pupuk daun.

PEMBAHASAN

Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga yang menentukan hasil tanaman. Pertambahan ukuran tubuh tanaman secara keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan ukuran bagian-bagian (organ-organ) tanaman akibat dari pertambahan jaringan sel yang dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel (Sitompul dan Guritno 1995). Salisbury dan Ross (1995) menambahkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan terjadi melalui tiga proses sederhana yaitu pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel. Sel dapat membelah ke arah yang berbeda-beda. Pembesaran sel sebagian besar merupakan peristiwa penyerapan air ke dalam vakuola yang mengembang. Pada organ tumbuhan yang memanjang, pembesaran terjadi terutama ke satu dimensi hanya ke arah memanjangnya.

Dalam proses fotosintesis tumbuhan menyerap bahan-bahan baku berupa air dari dalam tanah melalui akar, sedangkan karbon dioksida (CO2) diperoleh dari

udara melalui stomata daun. Dengan bantuan energi matahari, proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan Oksigen (O2). Salah satu fungsi fotosintat yang

Tabel 13 Hasil skoring perlakuan konsentrasi pupuk daun, sonic bloom serta interaksi keduanya terhadap parameter tinggi, diameter dan bobot kering total (BKT)

(30)

berupa karbohidrat adalah sebagai pembentukan kerangka karbon. Fungsi tersebut yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Sebagian besar proses fotosintesis terjadi di daun pada organ tumbuhan tinggi. Pearce et al (1991) menyatakan bahwa evolusi daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan kekerasan lingkungan namun juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam pengambilan CO2 untuk fotosintesis.

Daun tumbuhan tingkat tinggi mempunyai banyak stomata per satuan luas, sejumlah besar kloroplas dalam setiap sel dan hubungan yang sangat erat antara ikatan pembuluh dan sel-sel fotosintesis. Permukaan daun yang terdapat banyak stomata memungkinkan terjadinya difusi CO2 secara maksimum ke dalam daun

pada saat stomata terbuka. Sel-sel penjaga yang mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan stomata. Penutupan stomata penting untuk mencegah kehilangan air pada waktu persediaan air terbatas, tetapi sekaligus membatasi pengambilan CO2 untuk fotosintesis. Persamaan proses

fotosintesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

x(CO2) + y(H2O) Cx(H2O)y + O2

Berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui bahwa CO2, H2O dan

cahaya matahari merupakan faktor penting yang mempengaruhi fotosintesis. Selain faktor di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengarui fotosintesis yaitu Ion kalium dan klorida, unsur nitrogen dan jumlah stomata. Roberts dan Snowman (2000) menyebutkan ketersedian ion K akan mempengaruhi tekanan turgor sel penjaga yang berdampak pada proses membuka dan menutupnya stomata. Unsur nitrogen dalam tumbuhan merupakan penyusun asam amino, Bennet (1994) menyebutkan bahwa nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan amonium (NH4-) yang kemudian diubah

menjadi bentuk reduksi yaitu NH2-. Unsur nitrogen juga berfungsi untuk perluasan

daun, sehingga jumlah stomata berbanding lurus dengan luas permukaan daun. Parameter pertumbuhan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi bibit, diameter bibit, panjang akar primer, bobot kering bibit, serta nisbah pucuk dan pertumbuhan. Selain parameter pertumbuhan, penelitian ini juga mengamati parameter stomata daun dari bibit mahoni. Parameter stomata daun yang diamati adalah jumlah stomata terbuka, jumlah stomata tertutup, rasio jumlah stomata terbuka-tertutup serta jumlah total stomata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh yang didapat oleh parameter stomata daun dengan perubahan yang ada pada parameter pertumbuhan.

Pengaruh Sonic Bloom

Sonic bloom merupakan suatu teknologi yang memadukan pengaruh gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz dengan nutrisi organik yang dibuat dari bahan dasar rumput laut, berguna untuk menyuburkan pertumbuhan berbagai komoditas tanaman. Nutrisi sonic bloom mengandung asam amino, trace mineral seperti Ca, K, Mg dan Mn, serta mengandung asam giberalat. Asam giberalat sebagai senyawa perangsang pertumbuhan tanaman. Sehingga mampu mengaktifkan gen yang semua turn off untuk mempercepat pembungaan, perpanjangan batang dan akar dan pertumbuhan buah (Carlson 2001).

Gelombang bunyi merupakan fibrasi/getaran molekul-molekul zat yang saling beradu satu sama lain. Namun, zat tersebut dapat mentransmisikan energi

(31)

22

tetapi tidak dapat memindahkan partikel (Tipler 1991). Tabel 3 dan Tabel 11 yang merupakan rekapitulasi dari parameter pertumbuhan dan stomata daun bibit mahoni, perlakuan sonic bloom tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar primer, bobot kering akar, nisbah pucuk dan akar, dan jumlah stomata total. Perlakuan sonic bloom berpengaruh nyata terhadap parameter Bobot Kering Pucuk (BKP) pada selang kepercayaan 95%, sedangkan parameter tinggi bibit, diameter bibit, bobot kering total, jumlah stomata terbuka, jumlah stomata tertutup dan rasio stomata terbuka-tertutup, perlakuan sonic bloom memberikan pengaruh yang sangat nyata pada selang kepercayaan 99%.

Perlakuan sonic bloom tidak berpengaruh nyata pada parameter panjang akar primer, berat kering akar dan nisbah pucuk akar (NPA) diduga gelombang suara sonic bloom tidak mampu menstimulus pertumbuhan akar. Hal ini dikarenakan media tanam bibit mahoni menghambat perambatan suara yang dihasilkan sonic bloom sehingga proses resonansi suara sonic bloom tidak maksimal ketika sampai pada akar.

Nisbah pucuk akar (NPA) merupakan perbandingan antara bobot kering pucuk dan akar. NPA menunjukkan keseimbangan besarnya transpirasi melalui tajuk terhadap kapasitas penyerapan hara dan air oleh akar (Suhariyono 1995). Nilai NPA yang tinggi berarti menunjukkan pertumbuhan pucuk lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter panjang akar dan nisbah pucuk akar mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan kontrol akibat perlakuan sonic bloom.

Pada Tabel 12, parameter jumlah stomata total pada perlakuan sonic bloom (S1) memiliki jumlah stomata yang lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan tanpa sonic bloom, yaitu menurun 2,5% dari kontrol. Hal diduga terjadi karena resonansi energi bunyi yang dihasilkan oleh gelombang bunyi tidak mempengaruhi keberadaan stomata pada suatu bidang pengamatan.

Frekuensi akustik pada dasarnya dapat memperpanjang periode pembukaan stomata yang mengakibatkan proses transpirasi terus berlangsung, sehingga memperpanjang pula waktu penyerapan unsur hara sebagai penyeimbang transpirasi. Pembukaan stomata karena pengaruh frekuensi akustik mampu meningkatkan tekanan osmotik pada protoplosma sel penjaga, di mana sel penjaga merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam stomata sehingga sel penjaga akan menggembung karena banyak menyerap air (Sumardi et al. 2002). Sejalan dengan pendapat di atas, hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan stomata terbuka karena perlakuan sonic bloom sebesar 67,23% dibandingkan kontrol.

(32)

telah aktif sebagai jaringan yang telah dewasa tetapi kemudian menjadi meristem aktif.

Frekuensi gelombang suara sonic bloom dapat beresonansi dengan stomata. Menurut Sternheimer (1993) resonansi skala yang dihasilkan gelombang suara mampu mengaktifkan gen tertentu dalam sel sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan ekspresi sel. Ekspresi sel merupakan suatu proses yang membentuk kode-kode informasi yang ada pada gen diubah menjadi protein-protein yang beroperasi di dalam sel. Metode resonansi skala dengan mengirimkan urutan suara tertentu untuk merangsang atau menghambat gen protein yang sesuai sangat berguna sebagai alat untuk mempelajari fungsi protein yang dapat mempengaruhi optimalisasi bukaan stomata. Cintas dan Cravotto (2003) berpendapat bahwa frekuensi gelombang suara menyebabkan munculnya micro bubbles yang mendorong dinding sel penjaga. Oleh karena itu, tekanan turgor mengalami peningkatan sehingga stomata dapat membuka secara maksimal.

Perlakuan sonic blom berpengaruh nyata pada parameter bobot kering pucuk dibandingkan dengan kontrol, sedangkan . Tabel 7, peningkatan BKP dan BKT mencapai nilai masing-masing 16,53% dan 15,06%. Peningkatan laju fotosintesis akibat gelombang suara sonic bloom secara langsung menyebabkan peningkatan pertumbuhan, dan hal ini sangat berkaitan dengan peningkatan bobot kering tanaman. Heriyanto dan Siregar (2004) menyatakan bobot kering total akan semakin tinggi nilainya seiring dengan tinggi tanaman dan pertumbuhan tanaman. Bobot kering tersebut merupakan hasil bersih dari interaksi antara faktor lingkungan dengan proses fisiologi dalam tanaman.

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun

Rekapitulasi sidik ragam parameter pertumbuhan dan stomata daun menunjukkan bahwa faktor perlakuan konsentrasi pupuk daun berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi bibit, semua parameter bobot kering, jumlah stomata terbuka dan jumlah stomata total pada selang kepercayaan 99% (Tabel 3 dan Tabel 11). Perlakuan pupuk daun A dengan konsentrasi 5 gram/liter air (P1) merupakan perlakuan terbaik untuk parameter tinggi dan semua parameter bobot kering (Tabel 4 dan Tabel 7), sedangkan perlakuan (P2) dan (P5) adalah perlakuan yang berbeda nyata dibandingkan kontrol (P0). Perlakuan pupuk daun A dengan konsentrasi 10 gram/liter air (P2) adalah perlakuan terbaik untuk parameter jumlah stomata total (Tabel 12).

Perlakuan konsentrasi pupuk daun 10 gram/liter air campuran jenis A dan B (P5) menyebabkan jumlah stomata terbuka meningkat sebesar 32,68% dari kontrol (P0). Pembukaan stomata yang terjadi diduga dipengaruhi oleh unsur kalium yang ada dalam perlakuan (P5). Marschner (1995) serta Taiz dan Zeiger (2002) mengungkapkan cahaya akan menstimulasi transfer ion K+ ke dalam sel penjaga sehingga menurunkan potensial osmotiknya. Air akan bergerak akibat gradien potensial osmotik ke dalam sel penjaga sehingga turgor sel penjaga meningkat dan stomata membuka.

(33)

24

dapat memperluas luas permukaan daun. Gardner et al (2008) menyatakan bahwa Nitrogen merupakan hara yang mudah bergerak dalam tanaman, unsur N bergerak dari daun tua ke daun-daun yang lebih muda sehingga kadar N terbesar dalam tanaman terdapat pada daun-daun muda. Gejala kekurangan nitrogen ditunjukkan dengan pertumbuhan tanaman yang kerdil dan menguning.

Peningkatan pertumbuhan tinggi yang dialami bibit mahoni pada konsentrasi 5 gram/liter air jenis A (P1) sebesar 43,59% dibandingkan kontrol (P0). Peningkatan ini nilainya lebih besar daripada peningkatan tinggi bibit mahoni pada konsentrasi 10 gram/liter air jenis A (P2) yaitu sebesar 41,37% (Tabel 4). Dari nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 5 gram/liter air pupuk daun jenis A sudah mencukupi kebutuhan nutrisi bibit mahoni untuk pertumbuhan tinggi. Nutrisi yang terkandung dalam masing-masing pupuk daun diyakini mempunyai fungsi dalam pertumbuhan bibit mahoni. Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa peningkatan pertumbuhan tinggi disebabkan oleh peranan fosfor yaitu dalam pembelahan sel-sel meristerm apikal yang terdapat di ujung batang, sehingga tinggi tanaman bertambah.

Konsentrasi 5 gram/liter air pupuk daun jenis A (P1) menghasilkan peningkatan paling besar pada semua parameter bobot kering. Peningkatan bobot kering akar (BKA), bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total masing-masing sebesar 46,15%, 68,75%, dan 62,67% dibandingkan dengan kontrol (P0). Sama halnya dengan pertumbuhan tinggi bibit mahoni, nutrisi yang terkandung dalam masing-masing pupuk daun diyakini mempunyai fungsi dalam penambahan bobot kering bibit mahoni, salah satunya adalah unsur kalium (K). Hanafiah (2005), secara fisiologis kalium berfungsi dalam metabolisme karbohidrat seperti pembentukan, pemecahan pati dan translokasi sukrosa serta percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem (pucuk dan tunas). Penambahan unsur kalium akan mempercepat metabolisme karbohidrat dan proses pembelahan sel, sehingga proses pertumbuhan tanaman berlangsung lebih cepat. Unsur hara K+ juga berperan penting dalam mengatur mekanisme buka tutup stomata dan berperan langsung dalam pengembangan/turgor dari sel pemjaga (Salisbury dan Ross 1995).

Pengaruh Interaksi Sonic Bloom dan Konsentrasi Pupuk Daun

Perlakuan interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% pada parameter tinggi bibit dan bobot kering pucuk (BKP) dan berpengaruh sangat nyata pada selang kepercayaan 99% pada parameter bobot kering total (BKT), sedangkan pada parameter stomata daun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata (Tabel 3 dan Tabel 11).

(34)

dialami oleh panjang akar primer berada pada interval 3,49%-52,30% terhadap kontrol (S0P0) dan peningkatan terbaik dihasilkan interaksi S0P2, sedangkan interaksi yang menghasilkan pertumbuhan panjang akar primer yang lebih rendah daripada kontrol (S0P0) adalah interaksi S1P0 dan S1P1.

Pada parameter yang berpengaruh nyata akibat perlakuan interaksi sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun seperti parameter tinggi, bobot kering pucuk (BKP) dan bobot kering total (BKT) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 80,08%, 56,58% dan 48,23%. Hal ini diduga aplikasi suara sonic bloom yang mempunyai panjang gelombang suara berfrekuensi 3500-5000 Hz mampu menggerakkan sel penjaga sehingga stomata membuka lebih banyak, pupuk daun yang diberikan bersama aplikasi sonic bloom menghasilkan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan bibit. Kondisi seperti ini sesuai dengan Iriani et al. (2005) dalam Spillanne (1991), yang menyatakan bahwa efek suara mampu mempengaruhi membran sel tanaman serta meningkatkan tekanan osmotik pada sel, sehingga serapan dan translokaksi mineral dan asimiliasi tanaman menjadi baik serta sel akan bertambah tinggi turgositasnya dan akibat dari ini maka stomata akan membuka secara maksimal sehingga tanaman tumbuh menjadi lebih baik.

Stomata yang membuka lebih banyak dan lebar berarti penyerapan unsur hara dan bahan-bahan lain di daun menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman tanpa perlakuan sonic bloom. Salisbury dan Ross (1995) mengungkapkan membukanya stomata menyebabkan gas oksigen O2 terdifusi keluar dan gas karbondioksida CO2 masuk ke dalam sel sebagai bahan untuk melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Hal ini mengakibatkan peningkatan laju fotosintesis yang secara langsung akan berpengaruh terhadap proses respirasi, karena bahan utama proses respirasi adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh proses fotosintesis. Proses respirasi inilah yang akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phospate) karena penambahan ion P+ ke ADP (Adenosin Di Phospate)

Unsur fosfor yang terkandung pupuk daun juga berperan dalam transfer energi. Menurut Gardner et al. (2008) di dalam tanaman fosfor merupakan komponen pembentukan enzim dan protein seperti : ATP dan ADP yang berperan dalam transfer energi, DNA (Dioxyribulonukleotida Acid) dan RNA (Ribolusa nucleotide Acid) yang berperan dalam informasi genetik. Junaedi et al. (2009) menyatakan berat kering total merupakan gabungan dari komponen pertumbuhan organ bibit di atas permukaan tanah yang dikenal sebagai pucuk atau tajuk dan organ bibit di bawah tanah atau bagian perakaran. Interaksi S1P1 yang mempunyai peningkatan terbaik dalam bobot kering, diyakini mampu berkombinasi dalam peningkatan sintesis karbohidrat yang merupakan hasil dari fotosintesis. Semakin banyak karbohidat yang dihasilkan, maka semakin besar bobot keringnya.

Indeks Mutu Bibit (IMB)

(35)

26

yang berinteraksi dengan lingkungan untuk memacu pembelahan sel sehingga membentuk jaringan dan organ tanaman. Menurut Munir (2000) penentuan indeks mutu bibit dilakukan dengan menggunakan parameter kunci yang menentukan kualitas mutu bibit yaitu tinggi, diameter, dan bobot kering total. Hasil uji Duncan perlakuan sonic bloom terhadap parameter tinggi, diameter dan bobot kering total berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (Tabel 4, Tabel 6, dan Tabel 9). Dampak yang dihasilkan dari perlakuan sonic bloom terlihat pada hasil skoring total, yaitu perlakuan sonic bloom memiliki nilai yang lebih baik (peringkat 1) daripada kontrol (Tabel 13).

Pada perlakuan konsentrasi pupuk daun, skoring total perlakuan pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 10 gram/liter air (P2) memiliki skoring total tertinggi dan lebih baik dibanding P1 (peringkat 2). Namun skoring total tertinggi pada perlakuan interaksi antara sonic bloom dan konsentrasi pupuk daun, dihasilkan oleh interaksi sonic bloom dan pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 5 gram/liter air (S1P1) diikuti oleh S1P2 di peringkat dua (Tabel 13). Hal ini dapat dijelaskan dari hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun terhadap parameter tinggi, diameter dan BKT. Pada parameter tinggi, perlakuan pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 5 gram/liter air (P1) tidak berbeda nyata dibanding P2 dan memiliki pertumbuhan tinggi yang lebih baik daripada P2. Sebaliknya pada parameter diameter, pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 10 gram/liter air (P2) tidak berbeda nyata dibanding P1 dan memiliki pertumbuhan diameter yang lebih baik daripada P2.

Disebabkan karena pengaruh yang tidak berbeda nyata antara perlakuan P1 dengan P2 (atau sebaliknya) pada parameter tinggi dan diameter, hasil uji Duncan perlakuan konsentrasi pupuk daun pada parameter bobot kering total menjadi tolak ukur untuk menentukan indeks mutu bibit. Pada Tabel 9, pemberian pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 5 gram/liter air (P1) berbeda sangat nyata dibanding pemberian pupuk daun jenis A dengan konsentrasi 10 gram/liter air (P2). Keadaan ini menunjukkan bahwa konsentrasi 5 gram pupuk daun jenis A sudah memenuhi kebutuhan minimal untuk menghasilkan indeks mutu bibit terbaik.

Ditinjau dari komposisi pupuk daun pupuk daun jenis A memiliki keunggulan lebih banyak unsur fosfor, kalium dan magnesium dibandingkan dengan pupuk daun jenis B, walaupun kadar nitrogen pada pupuk jenis B lebih besar dibanding pupuk jenis A. Peran unsur Fosfor, Kalium dan Magnesium dalam proses fotosintesis sangat besar untuk menghasilkan karbohidrat sebagai penyusun kerangka karbon untuk pembentukan jaringan dan organ tanaman. Pembentukan organ tanaman akan memiliki konsekuensi peningkatan biomassa bibit. Biomassa tersebut khususnya terdapat pada bobot kering yang merupakan interaksi proses fisiologi dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi, misal : cahaya, suhu, kelembapan udara dan gelombang suara yang dapat mempengaruhi mekanisme buka tutup stomata. Selain gelombang suara, ion K+ yang mempengaruhi sistem turgor sel penjaga stoamata yang menyebabkan pembukaan stomata lebih lebar.

Gambar

Gambar 2  Pemasangan dan pengoperasian unit suara  sonic bloom; A) posisi unit
Gambar 3  Fungi dan gulma yang terdapat pada bibit mahoni; A) fungi yang menyerang
Tabel 1  Kombinasi perlakuan pupuk daun dan sonic bloom
Tabel 2  Hasil pengukuran pH media sebelum dan sesudah pemupukan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung berbagai kegiatan Posyandu perlu adanya Sistem Informasi Posyandu (SIP) yang dapat digunakan untuk mempermudah jalannya kegiatan Posyandu seperti data

Kendatipun misalnya si perempuan menemukan hal-hal yang kurang menyenangkan dari si calon suami yang tidak sesuai dengan kriteria sosok suami dambaannya dan tidak bisa

Merokok adalah kegiatan yang sudah umum dilakukan oleh kaum laki laki, dalam konteks laki laki mungkin bukan sesuatu yang dipermasalahkan karena laki laki pada umumnya

Seribu Bait Pujian Syair Wali Tanah Jawa Berisi Syair-syair Arab bermakna jawa yang sangat

Tanggapan merupakan suatu hal yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks

Sistem Operasi (SO) Suatu kumpulan program yang mengkoordinasikan semua aktivitas peralatan hardware komputer dan memperbolehkan pengguna untuk menjalankan aplikasi

Dalam Perancangan buku panduan ini, ditarik beberapa kesimpulan, antara lain banyak orang mulai berani menjadikan hewan reptil sebagai hewan peliharaannya, terjadi

(Sebagai sasaran mutu 2014, ditetapkan pada