Lampiran 1. Gambar Sampel dan Alat.
Gambar 1. Sampel Air Isi Ulang
Gambar 3. Larutan Kalibrasi Nitrit dan Sampel
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Hal.33-34.
Chandra, B. (2006). PengantarKesehatanLingkungan. Jakarta: BukuKedokteran EGC. Hal. 67.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1980). Quantitative Analysis.DiterjemahkanolehSoendoro, R. Widaningsih, W.B.A., dan Sri, R.S., Analisa Kimia Kuantitatif. (1981). Jakarta: Erlangga. Hal. 222.
Effendi, H. (2003).TelaahKualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 11, 152-156.
Ghufran, M., danAndi, B.T. (2007).PengelolaanKualitas Air dalamBudidayaPerairan. Jakarta: RinekaCipta. Hal. 65.
Juju.(2012). Air Baku.Diaksesdari:
Khopkar, S.M. (1990). Elementary ConseptOf Analytic Chemistry.
DiterjemahkanolehSaptoharjo, A., KonsepDasar Kimia Analitik. (2007). Jakarta: UI Press. Hal.215-216.
Muldja, M., danSuharman.(1995). Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga. Hal.48-51.
Nugroho, A. (2006). BioindikatorKualitas Air. Jakarta. UniversitasTrisakti. Hal.49, 51.
Ompusunggu, H. (2009). AnalisaKandunganNitrat Air SumurGali Masyarakat di SekitarTempatPembuangan Sampah (TPS) di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu. Diakses dari: http:/repository/.usu.ac.id/:Handle /123456789/14639. Tgl 17 Maret 2016.
Sutrisno, T., danEni.(2002).TeknologiPenyediaan Air Bersih. Jakarta: RinekaCipta. Hal.1, 13-18, 44-45, 78.
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Limbah Cair Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan yang berada di Jalan Sisingamangaraja No.24 Medan pada tanggal 30 Maret – 4
April 2016.
Alat-alat yang digunakan adalah spektrofotometer direct, pipet volume, erlenmeyer, labu
ukur, batang pengaduk, beaker gelas, gelas ukur, hot plate, timbangan analitik, bola hisap,
magnetic stirrer, pipet tetes, penangas air, gelas piala dan kuvet.
3.3.3 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan adalah larutan sulfanilat, larutan NED Dihidroklorida,
larutan natrium oksalat, larutan kalium permangat, akuabides, NaCl 30 %, H2SO4(p), campuran
3.3 Prosedur
3.3.1 Pembuatan Pereaksi
Larutan Sulfanilamida : larutkan 5 gram sulfanilamida dalam campuran 300 mL air suling dan 50 mL HCl pekat, encerkan dengan air suling.
Larutan NED Dihidroklorida : larutkan 500 mg N ethylene diamine dihydrochloride
dalam 500 mL air suling. Simpan dalam botol gelap dalam refrigator.
Larutan kalium permangat : larutkan KMnO4 dalam 1000 mL air suling, biarkan
sedikitnya 1 minggu saring dengan glass wool dan simpan dalam botol berwarna coklat.
3.3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur yang dilakukan pada prepasi sampel untuk penetapan kadar nitrat
adalah:
− Dipipet 10 mL sampel, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL.
− Ditambahkan 2 mL NaCl dan 10 mL asam sulfat aduk perlahan-lahan dan dibiarkan
sampai dingin.
− Ditambahkan 0,5 mL campuran brusin- asam sulfanilat aduk perlahan- lahan dan
panaskan diatas penangas air pada suhu tidak melebihi 95°C selama 20 menit, kemudian
dinginkan.
− Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapan
masuknya (SNI 06-2412-1991).
Prosedur yang dilakukan pada prepasi sampel untuk penetapan kadar nitrit adalah :
− Dipipet 50 mL sampel, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL.
− Ditambahkan 1 mL larutan asam sulfanilat
− Ditambahkan 1 mL larutan naftil etilendiamin dihidroklorida. − Diaduk paling lama 10 menit, tetapi tidak lebih dari 2 jam.
− Dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapan
masuknya (06-6989.9-2004)
3.4 Prosedur Analisa Sampel
Prosedur analisa sampel sebagai berikut :
− Dipindahkan sampel yang telah dipreparasi kedalam kuvet 10 mm-cell
− Ditempatkan kuvet kedalam ruang sel
− Dimasukkan autoselektor NO2 dan NO3 kedalam alat spektrofotometer
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Analisis kadar nitrit dan nitrat pada air isi ulang menggunakan metode spektrofotometri.
Pemeriksaan kadar nitrit dan nitrat pada air isi ulang pada panjang gelombang 543 nm pada
nitrit dan 410 nm pada nitrat dilakukan di Laboratorium Limbah Cair Balai Riset Dan
Standardisasi Industri Medan. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Nitrit pada sampel:
Sampel Hasil
Hasil analisis Kadar Nitrat pada sampel dapat dilihat dari Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Analisa Kadar Nitrat pada sampel:
4.2 Pembahasan
Kadar Nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi Nitrat. Perairan
alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/mL dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/mL.
Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/mL bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat
sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak
lebih dari 1 mg/mL. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan
terganggunya proses pengikat oksigen oleh haemoglobin darah yang selanjutnya membentuk
methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen (Effendi, 2003).
Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh
konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan
depresi, sakit kepala. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator
termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada
konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat menjadi 10%-20% akan
mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat
terganggu.Methemoglobin adalah hemoglobin yang didalamnya ion Fe+2 diubah menjadi ion
Fe+3 dan kemampuan untuk mengikat oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi
coklat. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan
gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock.
Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70% (Nugroho, 2006).
Nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air
yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemapuan untuk menahanya.Ini
mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah. Jumlah nitrat
langsung dengan hemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglibine” yang dapat
menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni,2002).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 kadar maksimum untuk
nitrit 3 mg/L dan kadar maksimum untuk nitrat 50 mg/L.Berdasarkan hasil penetapan kadar
nitrit dan nitrat yang diperoleh pada sampel air isi ulang memenuhi persyaratan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 karena tidak melebihi ambang batas kualitas air
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat pada Air
Isi Ulang dengan Spektrofotometri, maka diperoleh hasil kadar Nitrit 0,001 mg/L, 0,001
mg/L, 0,001 mg/L, 0,002 mg/L, 0,001 mg/L. Dan kadar Nitrat yang diperoleh 1,537
mg/L; 2,530 mg/L; 0,293 mg/L; 2,662 mg/L; 2,005 mg/L.
2. Berdasarkan kadar nitrit dan nitrat yang diperoleh dari semua sampel memenuhi
persyaratan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ Menkes/Per/IV/2010.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan analisa nitrit dan nitrat dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
pada air isi ulang sebelum didistribusi kepada masyarakat mengingat bahaya nitrit dan
nitrat bagi tubuh manusia.
2. Untuk penetapan kadar selanjutnya agar dapat menggunakan metode yang lain pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai
sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0ºC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting
karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis
gas dan senyawa organik. Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar,
sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur
bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan
adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang
terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang
terikat dalam satu molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki
sifat-sifat khas(Achmad, 2004).
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh
senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan air,
mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan
makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Dalam jaringan hidup, air
merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses eksresi. Air merupakan komponen utama
baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh terdiri dari 60-70% air. Sebagian
PAM juga bahan bakunya dari sungai oleh karena itu kualitas sungai sebagai sumber air harus
dipelihara (Achmad, 2004).
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih
dan aman. Batasan –batasan sumber air yang bersih dan aman ini, antara lain:
a) bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit
b) bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c) tidak berasa dan tidak berbau
d) dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga
e) memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Dapertemen Kesehatan RI.
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan yang
berbahaya, sampah atau limbah industri.Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal
dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumber air dapat dibagi menjadi air hujan, air
permukaan, air laut dan air tanah (Effendi, 2003).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk
keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain
yang berdampak negatif terhadap sumber daya air antara lain menyebabkan penurunan kualitas
air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makluk
hidup yang bergantung pada sumber daya air (Effendi, 2003).
2.2 Sumber-Sumber Air
Menurut Sutrisno dan Eni (2002), berdasarkan sumber-sumber air terbagi atas air tanah,
2.2.1 Air Tanah a. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air
tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15 m. Air tanah dangkal ini ditinjau sari segi
kualitasnya agak baik bila digunakan sebagai sumur air minum.
b. Air tanah dalam
Air tanah dalam biasanya terdapat di kedalaman antara 100-300 m, umumnya tergolong
bersih, karena sewaktu proses pengalirnya mengalami penyaringan alamiah dan
kebanyakan mikroba sudah tidak ada lagi terdapat di dalamnya. Air tanah dalam
kualitasnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas
dari bakteri.Perubahan musim juga hanya sedikit mempengaruhi air tanah dalam.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/kuantitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.
2.2.2 Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena air laut mengandung garam NaCl.Kadar garam
NaCl dalam air laut sekitar 3%, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2.2.3 Air atmosfer (Air hujan)
Dalam keadaan murni, sangat bersih, namun dengan adanya pengotoran udara yang
disebabkan oleh kotoran-kotoran/debu, industri menyebabkan air hujan tercemar. Apabila air
hujan akan dijadikan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan
hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadi korosi (karatan).
2.2.4 Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotaran industri kota dan sebagainya. Sumber- sumber air
permukaan adalah air sungai dan air danau.
a. Air sungai
Air sungai dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna yaitu pengolahan air dari cara yang sederhana sampai
pengolahan yang lengkap (complete treatment process). Air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencakupi.
b. Air rawa/ danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang
telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan
warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang
sekali (anaerob), maka unsur- unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air
akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.
2.3 Air Bersih
Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan
proses kehidupan. Oleh karena itu air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan
murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/ unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun
demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar. Sebagai contoh, air
yang berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap
sebagai air yang bersih (Achmad, 2004).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang “Syarat-syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air”, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Air
harus bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. Air tidak boleh mengandung bahan
kimia yang berbahaya maupun beracun. Air tidak berasa dan tidak juga berbau. Air harus
memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut Effendi (2003), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990
mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun
penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:
1. Golongan A
Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan
terlebih dahulu.
2. Golongan B
Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C
Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri,
dan Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Persyaratan kualitas air minum dapat dilihat dari Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010.
No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
Diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
a. Paremeter biologi
1) E.Coli Jumlah per mL
sampel
0
2) Total Bakteri Koliform Jumlah per mLsampel
2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
1) Bau Tidak Berbau
2) Warna TCU 15
2.4 Senyawa Nitrogen dalam Air
Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan
tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam perairan
reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam air adalah ion nitrat
(NO3-), dan ammonium (NH4+). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2
-),sebagian besar dari nitrogen total dalam air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam
bahan-bahanyang berprotein juga dapat berbentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan
pencemar.
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari
ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan
aerobik terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-dan dengan bilangan
oksidasi +3 dalam keadaan anaerob, sebagai NH4+ yang stabil (Achmad, 2004).
2.5 Nitrit
Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan pada jumlah yang sangat sedikit.Lebih
sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit
merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara
nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob (Effendi,
2003).
Nitrit juga dapat megakibatkan penurunan tekanan darah karena efek
vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupanyeri, abdomen, nyeri kepala, pusing,
selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada
kasus yang ringan sianosis hanya tampak pada sekitar bibir dan membrane mukosa. Adanya
Efek racun yang akut dari nitrit adalah methemoglobinemia, dimana lebih dari 10 %
hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70 % maka akibanya
akan sangat fatal (Ompungsunggu, 2003).
Menurut Chandra (2006), dalam keadaan normal nitrit tidak ditemukan dalam air minum
kecuali dalam air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam
besi.
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.Kadar nitrit pada
perairan relatif kecil, karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit
sekitar 0,001 mg/L dan sebaiknya tidak melebihih 0,06 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,05
mg/L dapat bersifat tosik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan WHO,
merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/L. Bagi manusia dan hewan
nitrit bersifat lebih toksit dari pada nitrat. Pada manusia konsumsi nitrit yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunya proses pegikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang
selanjutnya membentuk methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen (Effendi, 2003).
Efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air
adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya
“Methemoglobine” yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat “Blue baby” pada bayi. Selain itu, nitrit adalah zat yang bersifat beracun, sehingga standar persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh DepKes RI tidak memperbolehkan
kehadiran nitrit pada air minum.Nitrit penyebeb sebenarnya karena di dalam tubuh nitrit dapat
mengikat zat besi dari hemoglobin yang membentuk methemoglobinemia (Sutrisno dan Eni,
2002).
Berdasarkan Tabel 2.2 di bawah ini, maka dapat diketahui kadar methemoglobin dan gejala
yang akan ditimbulkan.
Tabel 2.2 Kadar Methemoglobin
Kadar Methemoglobin Gejala Yang Timbul
3% Kadar normal
3%-10% Tidak ada gejala klinis
10%-15% Kemampuan darah untuk mengakut oksigen berkurang dan menyebabkan
darah menjadi coklat
15%-20% Terjadi sianosis dimana itu berwarna biru- abu-abu, biasanya
asymptomatic
20%-45% Sakit kapala, pusing, lemah, kurangnya produktivitas, kesulitan bernafas
45%-55% Peningkatan depresi pada CNS (Sistem Saraf Pusat)
55%-65% Koma, seizures, cardiac failure, cardiac arrhythmias, metabolic asidosis
>65% Resiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian
2.6 Nitrat
Menurut Effendi (2003), Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut
dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses sempurna senyawa nitrogen
diperairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrat dan nitrit adalah
proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi
nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri
kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.Pada limbah yang
belum diolah, nitrogen dijumpai dalam bentuk nitrogen organik dan komponen amonium.
Nitrogen organik akan diubah oleh aktivitas mikroba menjadi ion amonium. Bila kondisi
lingkungan mendukung maka mikroba nitrifikasi akan mampu mengoksidasi amonia. Mikroba
tersebut bersifat autotropik yaitu mendapatkan energinya melalui proses oksidasi dari ion
amonium.
Adanya nitrat (NO3-) dalam air adalah berkaiatan erat dengan siklus nitrogen dalam
alam.Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir
maupun dari pupuk- pupuk (fertilizer) yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari
kelompok Nitrobacter. Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut merupakan pupuk dari
tanaman-tanaman. Nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa
oleh air yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk
menahanya. Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah.
Jumlah nitrat (NO3-) dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-), yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglibine” yang dapat
menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni,2002).
Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang
stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan
hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan
ganggang yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat dipenuhi),
sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal
secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali pada air
tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh
melebihi 10 mg NO3/L (di Indonesia dan A.S) (Nugroho,2006).
Sumber pencemaran nitrat pada air umumnya berasal dari limbah industri, septi tank,
limbah hewan (ikan dan burung) dan limbah dari angkutan air (kapal dan perahu). Selain itu
limbah dari lahan-lahan pertanian akibat aktivitas pemupukan, penggunaan pestisida, dan
lain-lain memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air permukaan (
Surface water) dan air bawah tanah (Ground water) (Ompungsunggu,2009).
Nitrat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh
konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan
depresi, sakit kepala. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator
termasuk nitrat. Sebenarnya darah manusia secara normal mengandung methemoglobin pada
konsentrasi tidak lebih dari 2% tetapi jika methemoglobin meningkat menjadi 10%-20% akan
mengakibatkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen menjadi sangat
terganggu.Methemoglobin adalah hemoglobin yang didalamnya ion Fe+2 diubah menjadi ion
Fe+3 dan kemampuan untuk mengikat oksigen telah berkurang dan menyebabkan darah menjadi
coklat. Darah mengandung methemoglobin yang tinggi disebut methemoglobinemia dengan
gejala tubuh berwarna biru (sianosis), sesak nafas, mual dan muntah-muntah dan shock.
Kematian dapat terjadi kalau kadar methemoglobin mencapai 70% (Nugroho, 2006).
2.7 Spektrofotometri
Spektrofotometer visible adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar
gelombang 400-800 nm. Spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif
(Ompusunggu, 2009).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu contoh
sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deret contoh pada suatu panjang
gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan
baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap (Day dan
Underwood,1980).
Prinsip dari alat ini yaitu radiasi pada rentang panjang gelombang 400-800 nm
dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam molekul
menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses
menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut
ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi
yang diserap (Watson, 2010).
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2003).
Menurut Muldja (1995), alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari
:
1. Sistem Optik
Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible berupa susunan
peralatan optik yang terkontruksi sebagai berikut:
Keterangan :
SR = Sumber Radiasi
M = Monokromator
SK = Sampel Kompratemen
D = Detektor
A = Amplifier atau penguat
VD = Visual Display
2. Sumber Radiasi
Beberapa sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu
deuterium, lampu tungsen, dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat dipakai
pada daerah panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm (daerah ultraviolet dekat),
karena pada rentang panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan
dua garis spectra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang gelombang pada
spektrofotometer UV-Vis.
3. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi
polikromatis.
4. Sel atau Kuvet
Sel atau kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari bahan yang
dipakai membuat kuvet, ada 2 macam kuvet yaitu, kuvet dari leburan silika (kuarsa) dan
kuvet dari gelas.
5. Detektor
Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting. Oleh
karena itu, kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi
detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh detektor dalam spektrofotometer UV-Vis
antara lain :
a. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima,
tetapi harus memberikan noise yang sangat minimum (rendah).
b. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon terhadap radiasi
pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis).
c. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang serempak.
d. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan sinyal elektronik
yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang diterima.
e. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus diamplifikasikan oleh penguat
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak dapat digantikan oleh
senyawa lainnya. Dalam jaringan, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses
ekskresi. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari
berasal dari sumber air tanah dan sungai (Achmad,2004).
Komponen- komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut
berbeda pula.Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai akibat dari erosi, air juga
mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah,sampah,
kotoran manusia ataupun hewan.Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil
buangan industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengandung beberapa
komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda (Wardhana, 1995).
Air yang terdapat di alam mengandung bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan
tersuspensi. Begitu juga halnya dengan air yang berasal darisumber mata air mengandung
komponen-komponen terlarut seperti CO2, O2, N2dan bahan-bahan terlarut lainnya yang
terbawa dari atmosferserta bahan-bahanterlarut yang berasal dari lingkungan sekitarnya,
misalnya adanya NO2− dan NO3− yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah dari rumah
Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,
lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit
merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas
nitrogen (dentrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob. Nitrat (NO3) adalah
bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan
tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini
dihasilkan dari proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting
dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob (Effendi, 2003).
Adanya nitrit (NO3-) dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen dalam alam.
Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun
pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter.
Nitrat yang terbentuk dari proses-proses tersebut merupakan pupuk dari tanaman terbawa oleh
air yang merembes melalui tanah, sebab tanah tidak mempunyai kemampuan untuk
menahannya. Ini mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relative tinggi pada air
tanah. Jumlah nitrat (NO3-) dalam usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit (NO2-), yang
dapat bereaksi langsung dengan haemoglobin dalam darah membentuk “methaemoglobin”
yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh (Sutrisno dan Eni, 2002).
Sehubungan dengan bahayanya Nitrit dan Nitrat bagi kesehatan manusia, maka penulis
tertarik untuk menulis Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air
Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel”.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar Nitrit dan Nitrat pada Air Isi Ulang dengan Spektrofotometri di
Balai Riset Standardisasi Industri Medan.
b. Untuk mengetahui apakah kadar Nitrit dan Nitrat yang diperiksa memenuhi standard
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/
Menkes/Per/IV/2010.
1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Dapat mengetahui kadar Nitrit dan Nitrat pada Air Isi Ulang dengan Spektrofotometri
Visibel.
b. Dapat mengetahui apakah kadar Nitrit dan Nitrat yang diperiksa memenuhi standard
ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI
ULANGDENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
ABSTRAK
Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil (< 3mg/L), sedangkan nitrat mempunyai konsentrasi (< 50 mg/L). Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi ammonia ke nitrat atau reduksi nitrat ke amonia. Konsentrasi nitrit dan nitrat dalam air dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolongakanmeninggal. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisi mengandung cemaran senyawa nitrit dan nitrat.
Sampel yang digunakanadalah air isiulang, pemeriksaansampel air isiulangdilakukandenganalatspektrofotometer di laboratoriumkimia BARISTAN Medan. Baku mutukadar nitrit dannitratdalam air isiulangPeraturanMenteri, kadarnitrit yang diperoleh lima sampel air isiulang yang berbedaadalah0,001; 0,001; 0,001; 0,002; 0,001 mg/L. Dan kadarNitrat yang diperoleh 1,537; 2,530; 0,293; 2,662; 2,005 mg/L. Semuakadarmemenuhisyaratkarnatidakmelebihiambangbatas yang telahditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat pada nitrit (<3 mg/L) dan nitrat (< 50 mg//L). Air isi ulang layak digunakan oleh masyarakat.
ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI ULANG
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
TUGAS AKHIR
OLEH :
RENAY HOTTARULI SIAHAAN
NIM 132410084
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM
AIR ISI ULANG DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara
OLEH:
RENAY HOTTARULI SIAHAAN NIM 132410084
Medan, September 2016 Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaika tugas akhir ini.
Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan
Metode Spektrofotometri Visibel” disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhri ni disusun berdasarkan data-data yang diperoleh di
Balai Riset Standardisasi Industri Medan.
Selama proses penulis tugas akhir ini, Penulis mendapat dukungan baik moral maupun
material sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan segala bakti dan keren
dahan Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., sebagai DekanFakultasFarmasi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., sebagai Ketua Program Studi Diploma
III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt., sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., sebagai Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Fadhil Maulizandy Amri, S.Si., sebagai Kepala Laboratorium Limbah Cair serta
sebagai pembimbing lapangan penulis di Balai Riset Standardisasi Industri Medan.
6. Ayah Drs. J. Siahaan dan Ibu R. Sitohang yang memberikan dukungan baik moral
7. Dosen- dosen Fakultas Farmasi beserta staff di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
8. Bapak dan Ibu dosen seluruh staff di Balai Riset Standarisasi Industri Medan.
9. Serta saudara Sendy Kristin dan Jhon Leo Siahaan yang telah memberikan doa serta
semangat dan semua sahabat-sahabat yang terbaik di Analis Farmasi dan Makanan 2013.
Penulismenyadaribahwatulisaninitidakluputdarikekurangan.Olehkarena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna kemampuan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir inidapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi.
Medan, September 2016 Penulis,
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Renay Hottaruli Siahaan
Nomor Induk Mahasiswa : 132410084
Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan
Judul Tugas Akhir : Analisis Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air Isi Ulang dengan Metode Spektrofotometri Visibel
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi di perguraan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini
ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab
pembimbing.
Demikianlah suat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan, September 2016.
Yang membuat pernyataan,
Renay Hottaruli Siahaan
ANALISIS KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM AIR ISI
ULANGDENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
ABSTRAK
Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada kualitas air. Nitrat biasanya ada di air permukaan dalam konsentrasi kecil (< 3mg/L), sedangkan nitrat mempunyai konsentrasi (< 50 mg/L). Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi ammonia ke nitrat atau reduksi nitrat ke amonia. Konsentrasi nitrit dan nitrat dalam air dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolongakanmeninggal. Oleh karena itu tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisi mengandung cemaran senyawa nitrit dan nitrat.
Sampel yang digunakanadalah air isiulang, pemeriksaansampel air isiulangdilakukandenganalatspektrofotometer di laboratoriumkimia BARISTAN Medan. Baku mutukadar nitrit dannitratdalam air isiulangPeraturanMenteri, kadarnitrit yang diperoleh lima sampel air isiulang yang berbedaadalah0,001; 0,001; 0,001; 0,002; 0,001 mg/L. Dan kadarNitrat yang diperoleh 1,537; 2,530; 0,293; 2,662; 2,005 mg/L. Semuakadarmemenuhisyaratkarnatidakmelebihiambangbatas yang telahditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar yang diperoleh memenuhi syarat pada nitrit (<3 mg/L) dan nitrat (< 50 mg//L). Air isi ulang layak digunakan oleh masyarakat.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... v
2.4 Senyawa Nitrogen dalam Air ... 10
2.5 Nitrit ... 11
2.6 Nitrat ... 13
2.7 Metode Spektrofotometri ... 16
BAB III METODE PENGUJIAN
3.4 Prosedur Analisa Sampel... 21
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil... 22
4.2 Pembahasan ... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 25
5.2 Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492 Tahun 2010 ... 9
2.2 Kadar Methemoglobin ... 13
4.1 Hasil Analisa Kadar Nitrit pada Sampel ... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman