• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan koleksi referensi sebagai sumber daya perpustakaan dalam jasa layanan Informasi: studi kasus pada perpustakaan Mahkamah konstitusi republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan koleksi referensi sebagai sumber daya perpustakaan dalam jasa layanan Informasi: studi kasus pada perpustakaan Mahkamah konstitusi republik Indonesia"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

Ramdani

NIM: 106025001058

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

i Ramdani

Pemanfaatan Koleksi Referensi Sebagai Sumber Daya Perpustakaan Dalam Jasa Layanan Informasi: Studi Kasus Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Layanan referensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna perpustakan untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya Ciri utama kegiatan tersebut yaitu layanan yang dilakukan dengan memanfaatkan seperangkat sumber referens. Sedangkan sumber referens yang dimaksud adalah sebuah koleksi referensi perpustakaan yang mencakup seperti ensiklopedia, kamus, statistik dan bahan rujukan lainnya sebagai salah satu layanan yang difokuskan memberikan kemudahan kepada pengguna dalam mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan koleksi referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Sampel yang diambil terdiri atas 30 orang dengan teknik random sampling (acak). Data diambil langsung pada objek penelitian menggunakan metodelogi penelitian kuantitatif sedangkan jenisnya adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan. Hasil yang diperoleh untuk pemanfaatan koleksi menunjukkan bahwa hampir setengah (33,33 %) pengunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia kurang memanfaatkan koleksi referensi yang didominasi oleh pengunjung yang berlatar belakang mahasiswa dengan persentase 70 % dengan alasan karena tidak mengetahui akan kegunaan dan fungsi dari koleksi referensi dengan persentase 53,33 %.

(5)

ii

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rasa syukur, nikmat dan

hidayah-Nya penulis sampaikan. Dan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan

rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai manusia pilihan dalam memberikan

suatu teladan (Qudwah) yang teramat baik.

Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu atas

terselesainnya penulisan skripsi ini. Terutama sekali penyusun sampaikan terima

kasih kepada:

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak

Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. Kepala Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis Bapak Drs.Rizal

Saiful-Haq, MA, saya ucapkan banyak terima kasih atas semua kesabaran yang tak

ternilai harganya yang telah memberikan penulis saran, bimbingan dan

dukungannya. Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Bapak Pungki

Purnomo, MLIS.

Bapak/ Ibu staf Lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

khususnya untuk Mba Maisa dan Mba Rumondang atas kerjasamanya dalam

mengurus semua keperluan dan bersedia membatu penulis selama melakukan

penelitian di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Bapak/Ibu staf Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Bapak

Hanindyo, Kang Hadian, teh Pipit, teh Lina dan Mba Eling yang telah membantu

(6)

iii Informasi.

Ayahanda H. Murtadih (Almarhum) semoga Allah memberikan kasih dan

sayang- Nya kepadamu serta ibunda Muanih tercinta semoga Allah memberikan

dunia dan akhirat ini kepadamu, kakak-kakakku: Mursanih, Suriah, Uphi, Junaedi,

Mulyanah, Dedi Supriadi dan Diana Sari serta keponakan-keponakanku yang baik

hati nan lucu yang selalu memberikan semangat, dukungan moral dan materil

serta saran pada penulis, penulisan skripsi ini kudedikasikan untuk kalian.

Sahabat-sahabatku Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2006

kalianlah yang terbaik. Terima kasih khusus penulis sampaikan kepada

teman-teman terbaik: Sudin Antoro, Rizki Adrian, Abidin Khusaeni, sigit, dan Manarul

Hidayat atas semua bantuan dan doanya.

Teman-teman KKS Villa jati yang telah memberikan inspirasi dan

semangatnya. Nurul Fadila yang tidak pernah bosan-bosannya mengingatkan dan

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sampai selesainya penulisan

skrispsi ini.

Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala bantuannya. Karena dengan kontribusi mereka, penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan juga. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 24 Agustus 2010

(7)

iv

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 6

D. Metode Penelitian 7

E. Sistematika Penulisan 12

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus 13

1. Defini Perpustakaan Khusus 13

2. Tujuan Perpustakaan Khusus 21

B. Layanan Referensi 22

C. Koleksi referensi 24

1. Pengertian koleksi Referensi 24

2. Jenis-Jenis Sumber Referensi 24

D. Koleksi Referensi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia 40

E. Petugas Referensi 40

(8)

v

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA A. Latar Belakang Pendirian dan Sejarah Singkat

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia 44

B. Fasilitas Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia 48

C. Anggaran 49

D. Peraturan Perpustakaan 49

E. Sistem, Waktu dan Jenis Layanan Perpustakaan 50

F. Gedung serta sarana dan pra sarana perpustakaan 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Metodelogi penelitian 54

B. Populasi 54

C. Sampel 54

D. Wawancara 55

E. Penyebaran Kuesioner 55

F. Hasil Penelitian 56

G. Hasil Instrumen 57

1. Jenis Koleksi Buku Referensi Yang Banyak

Digunakan 57

2. Pemakai Koleksi Buku Referensi 63

3. Tujuan Pengguna Menggunakan Koleksi

(9)

vi

A. Kesimpulan 76

B. Saran 77

DAFTAR PUSTAKA 94

(10)

vii

1. Table 1 Jadwal Penyebaran Kuesioner 56 2. Tabel 2 Pengetahuan Tentang Adanya Koleksi Referensi di

Perpustakaan Mahkamah Perpustakaan Republik

Indonesia 57 3. Tabel 3 Pemanfaatan Koleksi Referensi 58 4. Tabel 4 Alasan Kurangnya Pemanfaatan Koleksi Referensi 59 5. Tabel 5 Jenis Koleksi Referensi Yang Sering Digunakan 60

6. Tabel 6 Jumlah koleksi 61

7. Tabel 7 Proses Pencarian Koleksi Referensi 61 8. Tabel 18 Koleksi Referensi Yang Perlu Diperbaiki

Atau Ditambah 62

9. Tabel 9 Pekerjaan Responden 63

10.Tabel 10 Komposisi Responden Anggota Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) 64 11.Tabel 11 Frekuensi Kunjungan Pengguna Dalam Seminggu 65 12.Tabel 12 Tujuan Memilih Koleksi Referensi 66 13.Tabel 13 Mendapatkan Informasi Di Koleksi Referensi 67 14.Table 14 Alasan Kurangnya Pemanfaatan Koleksi Referensi 68 15.Tabel 15 Kesulitan Menggunakan Koleksi Referensi 69 16.Tabel 16 Alasan Kesulitan Dalam Menggunakan

Koleksi Referensi 78 17.Tabel 17 Kendala-kendala dalam memanfaatkan

koleksi referensi 79 18.Tabel 18 Kepuasan dalam menggunakan koleksi referensi 80 19.Tabel 19 Tujuan Kunjungan Pengguna 67 20.Tabel 20 Kompetensi Pustakawan Dalam Promosi

(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan diri

dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

teknologi informasi. Perkembangan kedua bidang tersebut akan selalu beriringan,

dan akan memberikan sebuah tolak ukur perbandingan untuk melihat maju

mundurnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan harus siap hadir di setiap

pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat tersebut.

Perkembangan itu juga membawa dampak kepada pengelompokkan

perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan

teknologi informasi tadi. Istilah-istilah perpustakaan mulai menjadi sangat luas

namun cenderung mempunyai sebuah spesifikasi tertentu dari sekian banyaknya

kebutuhan informasi di masyarakat.

Salah satu spesifikasi tersebut akhirnya telah membentuk jenis

perpustakaan khusus yang menunjang pemenuhan kebutuhan informasi

masyarakat secara khusus pula. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan

yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan

berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian

dan pengembangan. Biasanya perpustakaan ini berada di bawah badan, institusi,

(12)

Perpustakaan khusus di dalam pengertian Ensiklopedi Nasional Indonesia

adalah kumpulan buku-buku yang tersimpan di suatu tempat tertentu milik suatu

instansi tertentu1. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dalam Bab 1 (Ketentuan Umum)

pasal 1 disebutkan bahwa:

“Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.”

Karena perpustakaan khusus berfungsi untuk mendukung tercapainya

tujuan dan sasaran badan induk organisasinya2 maka sebagian besar dari

perpustakaan khusus hanya terbatas pada para pemakai yang berasal atau bekerja

di instansi, badan, atau organisasi yang bersangkutan. Dan Perpustakaan khusus

biasanya didirikan oleh sebuah lembaga dan dirancang untuk melayani kebutuhan

karyawan atau pelanggan di lingkungan organisasi induknya.3

Lingkungan informasi yang sangat menuntut adanya perkembangan

penyajian informasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan, memperluas dan

mengembangkan khazanah dan cakrawala pemakainya. Dengan tujuan agar

pemakainya mendapatkan inspirasi-inspirasi dalam mendorong, memperlancar

dan bermanfaat bagi kepentingan organisasi induknya.

Informasi tentunya akan sangat berguna bagi seseorang apabila memberi

nilai pengetahuan baru bagi pemakainya. Dengan banyaknya informasi yang

1 B. Setiawan, Ensiklopedi Nasional Indonesia (Jakarta: Delta Pamungkas, 2004)

2 Hernandono, Buku Materi Pokok Perpustakaan Dan Kepustakawanan (Jakarta:Universitas

Terbuka, 1999), h. 2.2.

3

(13)

muncul di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin sulit orang untuk

memperoleh informasi yang tepat baginya bahkan yang dapat langsung

dimanfaatkan. Dengan demikian, hal yang sangat dibutuhkan dan yang paling

penting dari suatu informasi adalah bagaimana informasi itu dapat ditemukan

secara cepat dan akurat.

Tetapi permasalahannya adalah apakah keberadaan perpustakaan dalam

sebuah lingkungan informasi yang sangat menuntut adanya keseimbangan akan

sebuah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi dapat memberikan respon

dan ikut proaktif dalam melayani kebutuhan informasi penggunanya?. Dan apakah

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan yang multi

disipliner dapat terjawab dan memuaskan kebutuhan informasi para pengguna tersebut?

Seseorang yang berada dalam posisi penyaji informasi sangat dituntut

memiliki kompetensi kerja. Dan untuk itu, seorang pustakawan yang bekerja di

perpustakaan khusus dituntut harus mempunyai kompetensi profesional antara

lain mampu mencarikan dan menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan

dengan cepat dan tepat, termasuk informasi spesifik. Sekaligus cepat tanggap

terhadap perkembangan kebutuhan dengan menyajikan informasi yang

dibutuhkan, mengikuti perkembangan sarana teknologi informasi dan

telekomunikasi.

Dan juga kompetensi personal yang di antara lain adalah mempunyai

komitmen tinggi pada pelayanan prima dan mencari tantangan dan melihat

peluang baru baik dalam maupun luar organisasi.4

(14)

Pustakawan yang bekerja di lingkungan manapun, terutama di lingkungan

masyarakat yang sangat aktif mencari berbagai informasi yang dibutuhkan seperti

di perpustakaan khusus, tentu akan mempunyai komitmen yang tinggi untuk

selalu dapat memenuhi kebutuhan informasi.

Dalam pemenuhan kebutuhan informasi pustakawan sangat membutuhkan

sebuah alat atau rujukan yang dapat membantu pencarian informasi secara cepat

dan akurat. Rujukan-rujukan seperti inilah yang akan menjadi bagian sumber daya

utama bagi pustakawan dalam melayani pengguna perpustakaan.

Di dalam dunia perpustakaan terdapat sebuah layanan yang secara khusus

membantu pengguna mencari bahan referensi dan dalam istilah perpustakaan

disebut dengan layanan referensi. Layanan referensi merupakan salah satu jasa

perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi

yang dibutuhkan. Ciri utama kegiatan tersebut yaitu layanan yang dilakukan

dengan memanfaatkan seperangkat sumber referens (bahan rujukan) seperti:

kamus, ensiklopedi, direktori, statistik, bibliografi dan lain sebagainya.

Berbeda dengan buku pelajaran, novel, fiksi dan lain sebagainya yang

disusun sedemikian rupa sehingga harus dibaca mulai dari halaman pertama

sampai halaman akhir, maka dalam buku referensi, informasi tersebut disajikan

berupa kata, topik atau subyek yang dirancang berdasarkan suatu susunan

tertentu, sehingga buku tersebut tidak perlu dibaca mulai dari halaman pertama.

Topik-topik dalam buku referens dapat disusun menurut urutan: waktu

(kronologis), abjad subyek, abjad wilayah (geographic) atau kombinasinya dan

(15)

Lalu, pertanyaan yang muncul adalah apakah buku-buku referensi yang

dimilki oleh perpustakan sudah dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

pustakawan dan penggunanya? Dan apakah layanan referensi yang terdapat di

perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna?

Lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia telah memiliki

komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dan perkembangan kualitas

pegawainya, salah satu komitmen mereka untuk memajukan dan mengembangkan

kualitas pegawainya adalah mendirikan perpustakaan. Tidak berhenti sampai di

sana, lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia telah membangun dan

mengembangkan sebuah perpustakaan khusus yang tidak hanya dapat

dimanfaatkan oleh pegawainya saja, tetapi perpustakaan khusus yang dapat

dimanfaatkan dan diakses oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia telah berusaha

secara maksimal untuk menjadi sebagai perpustakaan yang dapat dijadikan

sebagai bahan referensi hukum di Indonesia sesuai dengan visinya Menjadi

Perpustakaan dan Pusat Informasi Hukum Terlengkap di Indonesia dan Misinya untuk Mewujudkan Perpustakaan MKRI sebagai Perpustakaan yang menyediakan referensi hukum yang terlengkap di Indonesia dan Membantu tugas, fungsi dan kewajiban konstitusional MKRI dalam membangun masyarakat Indonesia yang sadar Konstitusi.

Berdasar latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui

koleksi referensi yang terdapat di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia sebagai sumber daya perpustakaan yang dimiliki, yang kemudian

(16)

“Pemanfaatan Koleksi Referensi Sebagai Sumber Daya Perpustakaan Dalam Jasa Layanan Informasi: Studi Kasus Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu melebar, karena itu penulis membatasi

penelitian ini pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah pemanfaatan koleksi

buku referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka masalah yang

akan dirumuskan pada penelitian ini adalah:

a. Sejauh mana pemanfaatan koleksi buku referensi di Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia?

b. Jenis koleksi buku referensi apa saja yang sering digunakan oleh pemakai

di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis koleksi buku referensi yang banyak digunakan

(17)

3. Mengetahui apa saja tujuan para pemakai menggunakan koleksi buku

referensi

Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pengelola perpustakaan,

terutama Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk

mengembangkan koleksi buku referensinya.

2. Secara akademis dapat memberikan wawasan informasi dan pengetahuan

tentang koleksi referensi bagi perkembangan Jurusan Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Secara pribadi dapat memberikan pengalaman kepada penulis untuk

menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan

yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata.

D. Metodelogi Penelitian

Penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan Skripsi,

Tesis dan Disertasi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam menyelelesaikan

(18)

a) Sumber data

1. Data primer yaitu data ini bersumber dari pustakawan

yang langsung ditemui di lapangan (lokasi penelitian)

2. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari

perpustakaan yang terdiri dari literatur-literatur,

buku-buku, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti.

b) Metode pengumpulan data

Dalam menyusun skrispi ini, metode yang digunakan penelitian ini adalah

metode kuantitatif, sedangkan jenisnya adalah penelitian deskripstif. Penelitian ini

menggambarkan tentang pemanfaatan koleksi buku referensi sebagai sumber daya

perpustakaan dalam jasa layanan informasi perpustakaan, dengan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

pengunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada saat

penelitian ini dilakukan.

1. Studi Pustaka

Dalam studi pustaka peneliti melakukannya dengan mempelajari

literatur-literatur, buku-buku, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai

dengan masalah skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Penelitian ini untuk mendapatkan data-data secara langsung dari

(19)

a) Wawancara: Dilakukan dengan pihak yang ada kaitannya

dengan subyek penelitian ini, yaitu koordinator perpustakaan

dan pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia.

b) Kuesioner (angket), yaitu dengan cara pengumpulan data

berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar

pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.5

Setelah proses penelitian lapangan selesai, data tersebut diolah dengan

perhitungan persentase lalu dituangkan dalam bentuk tabel dan kemudian

dilakukan analisis data dengan menggunakan parameter nilai penafsiran. Analisis

data dapat dilakukan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu disusun dalam bentuk

angka-angka. Untuk persentase digunakan rumus perhitungan persentase sebagai

berikut:

Keterangan:

P: prosentase

F: frekuensi

N: Jumlah frekuensi banyaknya individu

Adapun parameter untuk penafsiran nilai persentase adalah:

1. 0 % = Tidak ada satupun

2. 1 % - 25 % = Sebagian kecil

3. 26 % - 49 % = Hampir setengahnya

(20)

4. 50 % = Setengahnya

5. 51 % - 75 % = Sebagian besar

6. 76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

7. 100 % = Seluruhnya

3. Populasi

Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau

individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

akan diteliti (bahan penelitian).6 Populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh penbeliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengguna

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dalam

penelitian ini jumlah populasi yang dimiliki sampai pada bulan Maret

2010 sebanyak 300 orang, oleh karena itu jumlah sampel yang

digunakan yaitu berjumlah 30, yaitu 10 % dari jumlah populasi.

4. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap

yang dianggap bisa mewakili populasi.7

6

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif) (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 84

(21)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random

sampling (pengambilan sampel secara acak) adalah teknik cara pengambilan sampel dengan semua objek atau elemen populasi yang

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Hasil

dari random sampling memiliki sifat yang objektif.8

Sedangkan ukuran sampel yang harus diambil dalam suatu

penelitian agar hasil penelitian tersebut dikatakan valid dan itu

merupakan masalah dasar yang sering kali muncul dalam melakukan

penelitian khususnya dalam pengambilan sampel maka tidak mungkin

memberikan peluang terhadap tiap pengunjung Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Meskipun untuk ketepatannya perlu digunakan metode statistik

dalam menentukan sampel yang harus diambil, pada umumnya untuk

tahap awal, sampel diambil sekitar 10% dari total individu yang

diteliti, tetapi bila sampel sebesar 10% dari populasi masih peneliti

anggap besar, maka peneliti mengambil sampel yang biasa digunakan

oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk mengambil sampel sebanyak

30.9

8 Ibid., h. 86.

(22)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun secara berurutan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi membahas tentang definisi perpustakaan khusus, tujuan dan sasaran

perpustakaan khusus, pengertian layanan referensi, ciri sumber referensi,

jenis-Jenis sumber referensi perpustakaan, dan petugas referensi.

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN MAHKAMAH

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Bab ini berisi mengenai latar belakang dan riwayat singkat Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian, koleksi referensi dan pengelolaannya, dan

pemanfaatan koleksi referensi.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap permasalahan yang diangkat

(23)

13 A. Perpustakaan Khusus

1. Definisi Perpustakaan Khusus

Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab atau buku. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan library, istilah ini berasal dari kata librer atau libri, yang artinya buku.

Dari kata latin tersebut terbentuklah istilah librarius, tentang buku. Dalam

bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca (Belanda) yang berasal dari

bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku atau kitab.

Dengan demikian, batasan istilah perpustakaan adalah sebuah ruangan,

bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan

tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual.1

Dan khusus dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari

kata sifat yang artinya tidak umum, istimewa.2 Jadi, perpustakaan khusus adalah

perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus. Lembaga yang

dimaksud dapat berupa lembaga-lembaga industri, lembaga perkantoran

(departemen), lembaga penelitian, dan lembaga-lembaga pemerintahannya.3

1 Wiji Suwarrno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz, 2007) h. 11

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1990)

3 Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999)

(24)
(25)

Di pengertian yang lain perpustakaan khusus menurut Standar Nasional

Indonesia (SNI) 7496:2009 adalah sebuah institusi atau unit kerja pengelola karya

tulis, karya cetak, dan karya rekam yang dikelola secara profesional berdasarkan

sistem yang baku untuk mendukung kelancaran atau keberhasilan pencapaian visi,

misi dan tujuan instansi induk yang menaunginya.4

Mengacu pada Undang-Undang Perpustakaan No 43 Tahun 2007 Pasal 25

bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan sesuai dengan

kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Perpustakaan khusus memberikan

layanan kepada pemustaka dil ingkungannya dan secara terbatas memberikan

layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya. Sedangkan yang disebut

dengan pemustaka perpustakaan khusus adalah perseorangan kelompok orang,

masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Perpustakaan khusus berkembang sejalan dengan perkembangan

kebutuhan informasi perusahaan, organisasi atau instansi pemerintah, serta

lembaga masyarakat. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat informasi

dalam suatu bidang ilmu atau teknologi khusus bagi pemustaka tertentu.

Jadi, dari beberapa penjelasan dan definisi-definisi mengenai perpustakaan

khusus yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik keimpulan bahwa perpustakaan

khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga,

baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan

referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau

lembaga yang bersangkutan. Perpustakaan khusus mempunyai tujuan untuk

memberikan layanan informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga

4 Standar Nasional Indonesia, Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah, (Jakarta, Standar

(26)

induknya, karena perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu lembaga atau

badan yang integral dari lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu,

perpustakaan khusus mengkhususkan diri dalam mengumpulkan dan

menyebarkan literatur bidang ilmu pengetahuan atau sekelompok bidang ilmu

pengetahuan saja.

Perpustakaan khusus memiliki sebuah ciri atau karakter yang berbeda dari

perpustakaan lainnya yang di antaranya adalah koleksi. Koleksi perpustakaan

khusus lebih difokuskan pada koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi

tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya.

Koleksi suatu perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah

bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas

koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta

penelusuran informasi.

Koleksi perpustakaan adalah semua pustaka baik dalam bentuk buku, film,

majalah, dan sejenisnya yang dikumpulkan dan diproses berdasarkan aturan

tertentu untuk disajikan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna,

mencakup koleksi umum, koleksi referensi, dan koleksi inti, berikut ini penjelasan

mengenai beberapa ciri-ciri sebuah koleksi, yaitu:5

a. Koleksi Umum adalah koleksi perpustakaan yang diperuntukkan

bagi pemakai perpustakaan tidak terbatas hanya pada kalangan

sendiri, tetapi juga dapat digunakan oleh pemakai dari lembaga,

organisasi, perorangan yang bergerak dalam bidang yang sama.

5Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, Standar Perpustakaan Khusus,

(27)

Koleksi umum meliputi monografi, majalah dan jurnal yang

dilayankan dalam bentuk akses terbuka.

b. Koleksi referensi adalah koleksi perpustakaan yang mencakup

ensiklopedia, kamus, literatur kelabu (tesis, disertasi, laporan hasil

penelitian, statistik) yang dengan berbagai pertimbangan dalam hal

kelangkaan atau cakupan yang sangat spesifik dilayankan dalam

bentuk akses tertutup.

c. Koleksi inti adalah koleksi utama perpustakaan yang digunakan

untuk mendukung misi organisasi/instansi induk perpustakaan.

“Koleksi pada perpustakaan khusus adalah hasil penelitian laporan-laporan ilmiah dalam organisasi sendiri atau bahan-bahan yang di dapat dari luar yang dapat menunjang dan berguna, bahan-bahan mengenai bidang hukum, perundang-undangan, peraturan-peraturan, hasil-hasil konferensi atau seminar, map dan peta.”6

Koleksi-koleksi tersebut mempunyai tipe bahan perpustakaan khusus yang

terdapat 14 macam yaitu7:

a. Jenis Buku

Terdiri dari monograf, kamus, ensiklopedi, buku pegangan,

direktori, data statistic, prosiding dan sebagainya.

b. Jenis Berkala

Berkala disini adalah terbitan yang dikeluarkan secara berkala

atau untuk jangka waktu yang tidak ditentukan secara teratur dan

diharapkan akan terbit selamanya, seperti jurnal dan majalah.

(28)

c. Terbitan resmi

Jenis terbitan ini diterbitkan oleh berbagai lembaga pemerintah

baik lokal, regional, nasional dan pemerintah internasional.

d. Literatur Perdagangan

Bahan jenis ini merupakan terbitan dari perusahaan atau

kumpulan dari beberapa perusahaan tertentu yang ditujukan untuk

masyarakat umum seperti katalog perdagangan, laporan (laporan

keuangan atau kegiatan perusahaan secara umum agar diketahui

oleh masyarakat dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

dan biasanya terbit setiap tahun.

e. Literatur Pelayanan

Literatur jenis ini memberikan informasi kepada masyarakat

umum bahwa perusahaan tertentu memiliki produk tertentu untuk

masyarakat dan siap melayani.

f. Standard dan Spesifikasi

Kedua jenis terbitan ini meupakan informasi tentang sebuah

ketentuan tertentu seperti dokumen yang mengatur tentang ukuran,

aturan, cirri-ciri dan syarat-syarat yang harus diikuti.

g. Cetak Ulang dan Cetak Pendahuluan

Cetak ulang adalah kopian dalam bentuk phamflet dari sebuah

makalah tunggal yang pernah diterbitkan dalam jumlah atau yang

pernah disajikan dalam kongres. Sedangkan cetak pendahuluan

(29)

h. Terjemahan

Karya-karya ilmiah yang terbit dalam bahasa asing

i. Ephemera

Merupakan bahan-bahan yang tak terjilid misalnya kliping

surat kabar dan sebagainya.

j. Tesis dan Disertasi

Yaitu merekam hasil penelitian oleh calon-calon doctor atau

master dari berbagai universitas, sekolah tinggi atau institut.

k. Bahan Yang Terbaca Oleh Komputer

Bahan-bahan yang dapat dalam bentuk pita magnit atau kartu

berlubang, dapat diperoleh dari perangkat keras komputer sebagai

bahan sajian untuk pemakai komputer tersebut.

l. Laporan dan Arsip Perusahaan

Merupakan terbitan suatu lembaga, organisasi yang berisi

informasi mengenai laporan atau perkembangan proyek. Catatan

rapat, gambar-gambar teknik, makalah untuk dipresentasikan atau

dipublikasikan dan sebagainya.

m. Bahan Audio Visual

Bebagai koleksi seperti film, slide, CD, DVD dan sebagainya.

n. Bentuk mikro

Merupakan miniatur dari bentuk aslinya seperti mikro film dan

sebagainya.

Dari tipe bahan perpustakaan khusus yang dikemukakan di atas

(30)

koleksi-koleksi tersebut pada dasarnya pemenuhan kebutuhan informasi yang

disesuaikan dengan kebutuhan lembaga induknya dengan mempertimbangkan

kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir

serta penelusuran informasi di lembaga induknya.

Perpustakaan khusus lebih menekankan pada koleksi yang terbatas pada

satu atau beberapa subyek saja dan lebih mengkhususkan pada koleksi apa saja

yang dibutukan oleh lembaga induknya.Perpustakaan khusus umumnya dibentuk

oleh suatu badan usaha atau instansi, sehingga koleksi pustaka dan sistem

pelayanannya berkaitan erat dengan tugas dan fungsi organisasi induknya, serta

dituntut memberikan jasa aktif dan selalu bekerja sama dengan perpustakaan lain

melalui jaringan informasi.

Perpustakaan khusus mempunyai beberapa ciri yang membedakannya

dengan jenis perpustakaan-perpustakaan lainnya, sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki tentang 6 (enam) ciri perpustakaan khusus

yaitu:

a. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi

(kelembagaan) yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan

informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan

perpustakaan khusus sangat terkait bahkan ditentukan oleh organisasi induknya.

b. Bidang cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang

ilmu tertentu dan yang berkaitan saja.

c. Pelayanannya lebih mengutamakan pengguna dari organisasi induk

karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna

(31)

dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, perpustakaan khusus juga harus

memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Sering terjadi pengguna

perpustakaan khusus lebih banyak dari lingkungan luar organisasi induknya,

seperti mahasiswa dan pengajar, dibandingkan dengan pengguna sasaran

utamanya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, komposisi jenis koleksi, pelayanan,

dan kegiatan-kegiatan lain perlu lebih bervariasi.

d. Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar

tempat tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan

tidak cukup dengan cara konvensional yang menunggu secara pasif kunjungan

pengguna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif antara lain melalui

jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan jasa penelusuran

informasi.

Dewasa ini kegiatan jasa informasi aktif idealnya memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi. Selain untuk pelayanan, teknologi informasi juga

diperlukan untuk mengolah data (informasi) yang akan dilayankan. Dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijalin kerja sama yang

lebih intensif dengan perpustakaan atau pusat informasi lain dalam sistem jaringan

informasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pemanfaatan

jaringan informasi dalam pelayanan informasi menuntut penggunaan teknologi

informasi modern, apalagi jika pelayanan harus menjangkau sumber informasi

atau perpustakaan lain.

e. Hingga saat ini kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu

institusi belum seragam. Kedudukan dan status perpustakaan khusus bergantung

(32)

memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi perpustakaan yang tidak

hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi saja, tetapi juga kegiatan lain yang

berkaitan seperti penerbitan, penyampaian hasil karya organisasi induk, serta

pengumpulan dan pengolahan umpan balik.

f. Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan, jumlah tenaga dan

koleksi yang terbatas, tetapi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi

pengguna. Untuk mengatasi hal tersebut, perpustakaan berupaya memanfaatkan

teknologi informasi dalam mencari dan meminta informasi ke sumber-sumber

informasi yang kuat dan kompeten. Tentunya tidak semua perpustakaan khusus

berciri seperti tersebut di atas.

2. Tujuan Perpustakaan Khusus

Perpustakaan secara umum bertujuan untuk memberikan layanan

informasi kepada masyarakat, meskipun tujuan perpustakaan secara umum sama,

namun setiap jenis perpustakaan mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan perpustakaan khusus menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

7496:2009 adalah untuk memenuhi kebutuhan materi perpustakaan atau informasi

di lingkungannya dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya.8

Tujuan perpustakaan khusus pada dasarnya adalah membantu tugas badan

induk tempat perpustakaan bernaung. Pembagian tugas lebih lanjut dari

masing-masing perpustakaan akan berbeda dengan lainnya seiring dengan tujuan dan

fungsi lembaga tersebut. Seperti pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia yang bertujuan untuk membantu badan induknya untuk

(33)

efektivitas dan efisiensi dalam mendapatkan informasi, perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia telah menyediakan pustakawan yang mampu

melakukan penelusuran literatur bagi tim peneliti yang berada di bagian Pusat

Penelitian Dan Pengkajian (PUSLITKA) Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia yang kemudian hasil penelitian tersebut dapat dijadikan bahan

informasi untuk para hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Literatur-literatur yang dapat diberikan oleh Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia adalah informasi yang berisi tentang Hukum Tata

Negara, Administrasi Negara, Politik, Sosial, Laporan , Proseding, Putusan MKRI

dan lainnya yang berkaitan dengan Hukum.

B. Layanan referensi

Kata referens atau reference berasal dari kata kerja “refer” Yang berarti

“to turn to for aid or information” yang berarti menunjuk sesuatu untuk bantuan

atau informasi. Dan to refer to yang berarti merujuk ke sesuatu. Jadi setiap orang

atau barang yang ditunjuk untuk tujuan ini disebut dengan referensi.

Sumber-sumber yang dikonsultasikan untuk membantu atau informasi mengenai suatu

topik, tema, kejadian, sesorang, tanggal atau waktu, tempat, atau suatu kata

disebut dengan referensi.9

Sebagai suatu istilah teknis, beberapa ahli memberikan definisi yang satu

sama lain menunjukkan sedikit perbedaan sesuai dengan sudut pandang

masing-masing.

(34)

Layanan referensi berfungsi untuk mengarahkan, menunjukkan, menggali,

menelusur informasi dari berbagai sumber informasi yang ada di perpustakaan

maupun di luar perpustakaan baik tercetak maupun non cetak untuk menjawab

kebutuhan pengguna. Dengan layanan referensi pengguna akan mendapatkan

informasi secara cepat, dimana dalam layanan referensi tersebut.

Ada 3 (tiga) jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya

digolongkan secara terpisah, tetapi pada prakteknya terkadang dilakukan secara

bersama-sama. Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah.10

a. Layanan informasi yang dilakukan dengan cara menjawab

pertanyaan-pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan informasi

mereka mulai dari informasi yang sangat sederhana sampai dengan

informasi yang sangat kompleks, melayani kebutuhan informasi

pengguna dengan cara melakukan kerjasama, silang layang dan

lain-lain.

b. Pembelajaran (instructional) yaitu memberikan petunjuk dan

pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak

informasi (locate information) yang dibutuhkan secara mandiri

atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan

alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan koleksi

referensi, menggunakan katalog, menggunakan database online,

internet, dan lain-lain.

c. Bimbingan (guidance) yaitu memberikan petunjuk secara

langsung, melakukan pemdampingan kepada yang dibimbing.

10

Dian wulandari, ”Layanan Referensi Perpustakaan Pada Era Informasi:Menjalankan Fungsi

Pendidik Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Visi Pustaka, Majalah Kepustakaan, v. 9 no. 1

(35)

C. Koleksi Referensi

A. Pengertian Koleksi Referensi

Buku referensi merupakan terbitan khusus yang direncanakan dan ditulis

dengan maksud untuk berkonsultasi mengenai suatu hal atau informasi tertentu.

Buku ini memuat fakta yang disatukan bersama-sama dari berbagai sumber dan

ditata sehingga cepat dan mudah digunakan.

Koleksi referensi merupakan koleksi yang memberikan penjelasan tentang

informasi tertentu. Informasi ini bersifat menyeluruh dalam lingkupnya; uraiannya

padat, fungsinya memudahkan penemuan informasi dengan cepat, tepat dan benar

Koleksi-koleksi tersebut merupakan suatu unsur utama layanan referensi.

Tetapi pada dasarnya yang dimaksud dengan layanan referensi adalah layanan

yang diberikan kepada pemustaka meliputi pemberian informasi, bimbingan

penggunaan perpustakaan dan penelusuran informasi.

B. Jenis-Jenis Sumber Referensi

Pada umumnya koleksi perpustakaan ditinjau dari isinya terdiri dari dua jenis,

yaitu koleksi sirkulasi (buku teks yang biasa dipinjamkan) dan koleksi referensi

(koleksi rujukan). Dalam memanfaatkan perpustakaan yang harus diketahui dan

difahami oleh para pengguna adalah memahami masing-masing fungsi dari jenis

koleksi tersebut agar dalam mencari informasi di perpustakaan berjalan efektif

dan efisien.

Koleksi sirkulasi (buku teks) umumnya merupakan buku-buku ajar dimana

(36)

bahasannya. Sehingga dalam pemanfaatannya biasanya harus dibaca secara

keseluruhan.

Berbeda dengan koleksi yang telah disebutkan di atas, koleksi referensi

merupakan koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu.

Informasi ini disajikan di dalam bahan pustaka itu, yaitu langsung memberikan

informasi yang dibutuhkan atau secara tidak langsung memberikan informasi

yang dibutuhkan. Dengan kata lain hanya memberikan petunjuk dimana informasi

tersebut dapat ditemukan.

Berikut pengelompokkan koleksi referensi berdasarkan sifat informasinya11:

a. Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai kata

dan istilah

b. Jenis bahan rujukan umum yang memuat informasi mengenai

sumber kepustakaan (literature).

c. Jenis bahan rujukan umum lainnya, termasuk dalam kelompok ini

adalah buku petunjuk atau pegangan, sumber biografi, sumber

geografi dan direktori, statistic, buku tahunan, terbitan pemerintah

dan badan-badan internasional, serta terbitan lainnya.

1) Jenis Bahan Rujukan Umum Yang Memuat Informasi

Mengenai Kata Dan Istilah

a) Kamus

Kamus berisi daftar kata suatu bahasa yang disusun

menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan

11 Badollahi Mustafa, Materi Pokok Bahan Rujukan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994)

(37)

mengenai bentuk, tanda lafal, fungsi, asal usul sejarah, arti,

sinonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata.

Kamus dapat dibedakan antara lain:

(1) Kamus umum, berisi daftar kata atau istilah yang umum

dipakai sehari-hari misalnya seperti:

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1990

(2) Kamus khusus, berisi informasi mengenai kata-kata umum,

namun dengan susunan tertentu, misalnya kamus sinonim,

kamus antonim, kamus dialek dan sebagainya. Bahan

pustaka yang termasuk dalam kamus khusus seperi ini

adalah:

Bruyns, A. Mirzer, Kamus Singkatan Dan Akronim Yang

Dipergunakan Di Indonesia, Jakarta:Ichtiar, 1970. Kridalaksana, Harimurti, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia,

Ende Flores:Nusa Indah,1997.

(3) Kamus subyek adalah suatu jenis bahan rujukan yang berisi

daftar kata atau istilah yang biasanya mengenai masalah

atau subyek khusus atau tertentu, misalanya masalah

hukum, pertanian, elektronik dan sebagainya. Bahan

pustaka yang termasuk dalam kamus khusus seperi ini salah

(38)

J.C.T Simorangkir Dkk, Kamus Hukum, Jakarta: Sinar

Grafika, 2008.

b) Ensiklopedi

Ensiklopedi adalah bahan rujukan yang menyajikan

informasi secara mendasar namun lengkap mengenai berbagai

masalah dalam berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan

ataupun yang hanya memuat atau mencakup satu cabang ilmu

pengetahuan.

Ensiklopedi lazimnya disusun menurut abjad, pada

umumnya yang cakupan subyeknya luas terdiri atas beberapa jilid

disertai dengan indeks atau penjurus dijilid secara terpisah untuk

menunjukkan letak informasi yang dibutuhkan di dalam

ensiklopedi itu.12

Ensiklopedi pun dibagi atas beberapa jenis yaitu Ensiklopedi Umum atau

Nasional, Ensiklopedi Khusus atau Ensiklopedi Subyek.

1) Ensiklopedi Umum atau Nasional

Ensiklopedi umum atau nasional adalah ensiklopedi yang

berisi informasi dasar tentang hal-hal, abstraksi, konsep atau

kejadian-kejadian umum. Tidak ada batasaaan khusus dalam

cakupannya, ensiklopedi seperti ini kebanyakan diterbitkan untuk

digunakan di dalam suatu negara, karena itu sering pada judulnya

menyebutkan kata nasional atau nama suatu negara tertentu.

(39)

Isinya menekankan informasi mengenai negara

bersangkutan, meskipun memuat juga informasi penting dari

negara lain. Bahan pustaka yang termasuk dalam Ensiklopedi

umum atau nasional seperi ini salah satunya adalah:

Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:Delta

Pamungkas, 2004.

2) Ensiklopedi Khusus atau Ensiklopedi Subyek

Ensiklopedi khusus atau Ensiklopedi subyek adalah ensiklopedi yang

membatasi cakupan isinya pada masalah atau mengenai subyek tertentu dan

memuat semua informasi tanpa memberi penekanan pada informasi yang berasal

dari suatu negara atau sekelompok negara tertentu.13

Bahan pustaka yang termasuk dalam Ensiklopedi khusus atau Ensiklopedi

subyek seperi ini salah satunya adalah:

Abdul Qadir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam vol I-V, Bogor:

Kharisma Ilmu, 2007

2). Jenis Bahan Rujukan Umum Yang Memuat Informasi Mengenai

Sumber kepustakaan (literatur)

Di dalam kelompok ini terdapat macam bahan rujukan yaitu katalog,

bibliografi, indeks, abstrak, informasi kilat, paket informasi dan lain-lain.

a). Katalog

(40)

Katalog merupakan daftar buku atau dokumen dan buku atau dokumen

yang didaftar harus terdapat di suatu tempat. Katalog perpustakaan adalah

deskripsi pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis

(sistematis abjad, nomor klasifikasi) sehingga dapat digunakan untuk mencari

dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah. Selain untuk alat bantu

penelusuran koleksi, katalog dapat juga digunakan untuk mengetahui kekayaan

koleksi suatu perpustakaan yang dimiliki oleh suatu perpustakaan.

Dengan demikian, katalog dapat beragam bentuk, jenis serta isinya.

Macam-macam katalog di perpustakaan adalah seperti katalog nasional, katalog

induk, katalog induk majalah, katalog penerbit, daftar tambahan buku dan majalah

dan sebagainya.

Dua kata kunci yang perlu difahami dari arti katalog ini yaitu:14

(1). Merupakan daftar buku atau dokumen

(2). Buku atau dokumen yang didaftar itu harus terdapat pada suatu

tempat, dalam hal ini adalah peprustakaan atau pusat informasi.

Inilah bedanya dengan bibliografi dimana pada bibliografi dokumennya

tidak harus berada di suatu tempat. Katalog juga dapat tergabung dalam kerjasama

perpustakaan dan disebut dengan katalog induk. Dari segi isi katalog ini bisa

beruapa daftar buku, daftar majalah, daftar buku dari penerbit, atau bahkan berupa

daftar barang.

(41)

Macam-macam katalog yang sering dijumpai di perpustakaan yaitu:

(a). Katalog Nasional

Katalog nasional adalah katalog yang memuat informasi mengenai

dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada suatu lokasi atau

perpustakaan tertentu. Biasanya katalog seperti ini diterbitkan oleh perpustakaan

nasional suatu negara.15

Demikian pula dengan koleksi yang di dalamnya, umumnya bahan

perpustakaan yang diterbitkan oleh berbagai penerbit buku atau majalah

dimungkinkan terkumpul di perpustakaan nasional, karena biasanya ada peraturan

suatu negara yang disebut dengan undang-undang atau peraturan wajib simpan

terbitan.

Contoh katalog nasional:

Wartini Santoso, Katalog Majalah Terbitan Indonesia Tahun 1942-1980

Kolesi Perpustakaan Nasional, Jakarta: Perpustakaan Nasional Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1982.

(b) Katalog Induk

Katalog induk adalah katalog yang mendaftar bahan pustaka yang dimiliki

oleh sekumpulan perpustakaan. Fungsi katalog ini adalah memberi petunjuk

tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan anggota kelompok kerja sama

itu.16

Katalog jenis ini mendaftar buku-buku yang ada di beberapa perpustakaan

yang bergabung untuk melakukan kerjasama seperti kerjasama pelayanan dan

sebagainya. Dengan menggunakan katalog induk, pengguna yang berada di salah

(42)

satu perpustakaan anggota bisa mengetahui dokumen yang dimiliki perpustakaan

lain yang juga menjadi anggota jaringan.

Untuk mengetahui dimana suatu dokumen atau pustaka berada, daftar pada

katalog induk tersebut diberi tada yang menyatakan lokasi dokumen. Untuk

membuat katalog induk dari perpustakaan atau pusat informasi yang mencakup

wilayah yang cukup luas, membutuhkan waktu, dana, dan ketelitian yang tinggi.

Contoh katalog induk:

Sungkowo Rahardjo, Katalog Induk Daerah Maluku , Yogyakarta :

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta, 1991.

(c) Katalog Penerbit atau Toko Buku

Katalog penerbit atau toko buku adalah daftar buku yang diterbitkan atau

dijual oleh suatu penerbit atau toko buku. Fungsi katalog ini adalah sebagai sarana

promosi bagi penerbit atau toko buku.

Contoh katalog penerbit atau toko buku:

Daftar Buku1987-1988, Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), 1978. b). Bibliografi

Bibliografi adalah buku yang memuat daftar terbitan baik dalam bentuk

buku maupun artikel majalah, atau sumber kepustakan lain yang berhubungan

dengan suatu subjek, lapangan ilmu pengetahuan atau hasil karya seseorang.

Melalui bibliografi seseorang tidak bisa menemukan dokumen pustakanya

langsung, melainkan hanya memperoleh informasi tentang adanya dokumen

pustaka yang memuat suatu informasi yang dicari, atau menunjukkan informasi

(43)

Data yang dicatat dalam bibliografi antara lain adalah nama pengarang,

nama penyunting, judul pustaka, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan edisi,

volume, nomor, halaman (untuk majalah), serta keterangan fisik dokumen pustaka

tersebut, misalnya jumlah halaman, tinggi buku, illustrasi dan sebagainya.

Dokumen pustaka yang didaftar dalam bibliogarfi tidak perlu dijelaskan

keberadaannya, yang dipentingkan adalah dokumen itu ada karena pernah terbit.

Bibliografi juga mempunyai beberapa jenis yaitu:

(1) Biliografi Nasional

Biliografi Nasional adalah terbitan yang memuat daftar dokumen yang

diterbitkan pada suatu negara tertentu. Biasanya bibliografi ini diterbitkan

oleh perpustakaan nasional suatu negara.17

Contoh Biliografi Nasional:

Biliografi Nasional Indonesia: Indonesian National Bibliography, Jakarta: Perpustakaan Nasional.

British National Bibliography, London: British Library, Bibliographic Services, 1950.

(2) Bibliografi Universal

Bibliografi universal memuat daftar dokumen atau literatur dari

seluruh dunia yang pernah terbit tanpa membatasi negara penerbitnya.18

Bibliografi jenis ini memerlukan banyak dana dan waktu untuk

pembuatannya, karena dipersulit dengan adanya kemungkinan yang sangat

besar, data yang telah diperoleh dapat saling berlainan standarnya,

(44)

sehingga membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi untuk

mengolahnya.

Contoh bibliografi universal:

British Museum, General Catalogue Of Printed Books, London:

Tustess Of The British Museum, 1956-1966, 263 vol.

(3) Biliografi Restrofektif

Bibliografi restrofektif adalah daftar yang memuat informasi

kepustakaan dari dokumen yang terbit tanpa pembatasan waktu.

Bibliografi jenis ini jarang ditemui karena penyusun bibliografi akan

menemui kesulitan dalam mencari dokumen terbitan yang sudah cukup

tua.19

Contoh Bibliografi restrofektif:

Index To The Early Printed Books In The British Museum From The Invention Of Printing To The Year 1500, London: Kegan Paul, 1898-1899, 2 vol.

c) Indeks

Kata indeks yang berasal dari bahasa latin indicare berarti menunjuk.

Dalam pengertianya indeks adalah sarana penelusuran literatur yang berisi

informasi mengenai suatu subyek karya tulis, pengarang, penyunting, judul,

sumber, tahun dan sebagainya.20

Indeks merupakan daftar artikel majalah, laporan penelitian, buku-buku

agar dapat ditemukan kembali apabila publikasi itu di perlukan untuk di baca.

Setiap publikasi yang di muat dalam penerbitan indeks, biasanya di sertai dengan

(45)

informasi bibliografi mengenai publikasi itu. Jadi paling tidak ada keterangan

mengenai pengarang, penyunting, judul, penerbit, nomor atau volume untuk

majalah, petunjuk subjek dan sebagainya.21

Indeks berupa majalah merupakan alat penelusuran yang paling banyak di

gunakan untuk mencari informasi. Hal ini bukan hanya di sebabkan oleh

banyaknya dan beragamnya majalah yang di terbitkan hingga sulit membaca

semua daftar isi majalah, akan tetapi juga karena memang kebutuhan orang akan

informasi mutakhir tidak bias di penuhi hanya boleh buku-buku biasa.

Contoh indeks:

Sukmadjaja Asyarie, Indeks Al-Qur'an, Bandung: Pustaka, 2003.

Indeks Majalah Ilmiah Indonesia, Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1978.

d) Abstrak

Hampir sama dengan indeks, satu-satunya perbedaan adalah bahwa

abstrak selain mencantumkan data bibliografi seperti di indeks, juga

mencantumkan ringkasan atau intisari informasi yang diuraikan dalam publikasi

yang didaftar. Ringkasan ini rata-rata berkisar antara 150-200 kata, namun ada

pula yang kurang atau lebih dari itu.22

Orang-orang tertentu yang ditugaskan khusus membuat abstrak dari tulisan

yang akan dimuat dalam majalah abstrak disebut abstraktor. Pembuat abstrak itu

sebaiknya orang yang mengerti bidang ilmu yang dibahas oleh tulisan tersebut.

(46)

Sebagaimana indeks, maka abstrak pun biasanya diterbitkan secara

berkala. Banyak terbitan yang berjudul indeks, tetapi menyertakan ringkasan

untuk tiap judul yang didaftar.

Contoh abstrak yang diterbitkan:

Anak Indonesia: Rangkuman Informasi, Jakarta: PDII-LIPI, 1986.

Library And Information Science Abstracts, London: Library Association, 1969.

(f) Paket Informasi, Paket Informasi Kilat atau Paket Daftar Isi Majalah

Paket daftar isi majalah ( paket informasi kilat ) adalah suatu jenis bahan

rujukan yang merupakan kumpulan daftar isi majalah yang dijilid khusus menjadi

sebuah buku tersendiri, sebagaimana namanya, isi buku itu adalah kumpulan

daftar isi majalah yang di peroleh dari memfotokopi daftar isi majalah aslinya.

Seperti di ketahui, daftar isi suatu majalah memuat atau mendaftar artikel atau

karangan di dalam majalah itu. Dengan demikian buku seperti ini memberi

keterangan mengenai tulisan atau karangan. Setidaknya ada informasi mengenai

judul, pengarang dan sudah barang tentu nama majalah yang memuat tulisan itu,

volume, nomor serta halamannya.

Contoh Paket Informasi, Paket Informasi Kilat atau Paket Daftar Isi

Majalah:

Zumrotin K. Susilo, Potret Buram HAM Indonesia: Kumpulan Tulisan

Rubrik Utama Buletin Wahana HAM tahun 2005, london: Komnas HAM Press,1996.

(47)

3) Jenis Bahan Rujukan Umum Lainnya

a). Buku Pedoman atau Buku Pegangan

Buku pedoman atau buku pegangan termasuk bahan rujukan yang

banyak dicari oleh pengguna perpustakaan. Menurut William A. Katz,

perbedaan antara Buku pedoman atau buku pegangan adalah buku

pedoman biasanya berupa petunjuk bagaimana melakukan atau

melaksanakan suatu proses atau kegiatan; sedangkan buku pegangan

adalah buku yang berisi berbagai macam informasi atau aspek mengenai

sesuatu masalah atau subyek.

Contoh buku pedoman:

Naorem Sanajaoba, A manual of International Humanitarian Laws,

New Delhi: Regency Publication, 2004

Contoh buku pegangan:

David M. Rothman, California Judicial Conduct Handbook,

Jakarta: California Judges Association, 1990.

John E. Steiner, Clinical Research Law and Hand Complliance

Handbook. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers, 2006.

b) Direktori atau Buku Petunjuk

Buku rujukan jenis ini berisi informasi mengenai nama lengkap,

alamat, nomor telepon, kegiatan/profesi seseorang atau suatu lembaga/

badan.

Buku rujukan ini bermanfaat untuk mendapatkan informasi

(48)

direktori bermanfaat untuk mencari keterangan jika ada orang yang ingin

membuat tulisan tentang sesuatu yang berkaitan dengan badan yang

didaftar dalam suatu buku petunjuk.

Buku rujukan ini banyak diterbitkan, ada yang hanya memberikan

keterangan sangat singkat mengenai suatu lembaga atau perseorangan.

Ada juga yang memuat informasi yang lengkap disertai dengan kegiatan

sebuah organisasi.

Cintoh direktori atau buku petunjuk:

Chandra Setiawan dkk, Direktori Penelitian Agama, Konflik dan

Perdamaian, New Delhi: Komnas HAM Press, 2000.

Adapun bahan-bahan pustaka lain yang dapat dimasukkan ke dalam

kelompok koleksi referensi lainnya antara lain adalah:

a) Terbitan pemerintah (Terbitan Resmi)

Terbitan pemerintah adalah publikasi atau bahan pustaka yang

diterbitkan secara resmi oleh pemerintah, melalui lembaga resmi yang berisi

informasi mengenai pemerintahan, peraturan, perundangan, pengumuman

resmi dan sebagainya.

Contoh terbitan pemerintah:

(49)

b) Terbitan Internasional

Terbitan internasional adalah dokumen yang diterbitkan oleh badan

internasional seperti PBB, WHO, Bank Dunia, kedutaan-kedutaan negara

sahabat atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak pada manca

negara seperti yayasan asia, yayasan ford, dan sebagainya.

Dokumen seperti itu dapat dijadikan bahan rujukan karena sering

memuat informasi penting yang tidak terdapat pada dokumen lain dan

sifatnya sering berupa informasi rujukan.

c) Statistik

Buku statistik adalah buku rujukan yang berisi informasi statistik atau data

berupa angka-angka mengenai suatu masalah. Biasanya angka-angka ini

didapatkan berdasarkan suatu survey atau sensus.

Namun ada juga data statistik yang didaftar dalam suatu buku rujukan

berupa statistik yang hanya diambil atau dikumpulkan dari kegiatan suatu atau

beberapa lembaga atau badan dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini

biasanya berupa laporan kegiatan yang disajikan dalam bentuk angka-angka.

Angka-angka itu bisa merupakan kegiatan, jasa atau hasil produksi

barang. Hampir semua badan atau lembaga bisa mengeluarkan laporan

kegiatan berupa statistik, yang dapat dimanfaatkan oleh pustakawan rujukan

atau untuk menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan. Hanya saja perlu

diketahui bahwa tidak semua laporan berupa angka statistik itu diterbitkan dan

disebarluaskan untuk umum.

Beberapa lembaga atau organisasi, khususnya lembaga pemerintah,

(50)

angka-angka statistik. Ada juga perusahaan swasta atau lembaga swadaya

masyarakat (LSM) yang melakukan hal itu.

Contoh buku statistik:

Survey Perikanan Laut, Jakarta: Pusat Statistik, 1982.

d) Buku tahunan

Memuat informasi mengenai kejadian atau perkembangan suatu

masalah atau subyek dalam satu tahun terakhir. Buku rujukan ini biasanya

digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai kejadian-kejadian dan

perkembangan dalam suatu bidang tertentu atau kegiatan dan hasil yang

dicapai oleh suatu organisasi tertentu selama satu tahun.

Berbagai nama lain yang sering di gunakan untuk menunjuk bahwa

suatu buku berisi informasi seperti disebutkan di atas, antara lain adalah

annual, yearbook, almanac, calendar dan sebagainya. Contoh buku tahunan:

Jeffrey Wilson, American Law Yearbook 2006, Minneapolist: Gale

Thomson, 2006.

(51)

C. Koleksi Referensi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Jumlah koleksi referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia sampai pada bulan Marert 2010 berjumlah 140

judul yang terdiri dari 577 eksemplar. Koleksi referensi tersebut terdiri dari

berbagai jenis yang memuat subjek-subjek atau topik yang berkaitan tentang

hukum dan tata negara, serta informasi yang berkaitan dengannya seperti politik,

administrasi negara serta sejarah biografi dan sebagainya.

Untuk lebih jelasnya mengenai koleksi referensi yang dimiliki oleh

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat dilihat pada

lampiran.

D. Petugas Referensi

Pustakawan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2007 Tentang Perpustakaan pada Bab 1 (Ketentuan Umum) pasal 1

disebutkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai

tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan

perpustakaan.

Sedangkan dalam Competencies for Special Librarians of the 21st Century

Submitted to the SLA Board of Directors by the Special Committee on Competencies for Special Librarians Joanne Marshall, Chair; Bill Fisher; Lynda Moulton; and Roberta Piccoli , Full Report, May 199623 mendefinisikan

pustakawan khusus sebagai pemimpin teknologi informasi yang dapat bekerja

23http://www.sla.org/content/SLA/professional/meaning/competency.cfm didownload pada 18

(52)

sama dengan sebuah kelompok manajemen informasi yang bertujuan untuk

merancang dan mengevaluasi sistem akses informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna

Pustakawan khusus dituntut untuk menyediakan petunjuk dan bimbingan

sehingga dapat membuat pengguna dapat mengoptimalisasi dalam mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

SedangkanMurphy dalam “Preface” In Special Libraries Association. Future

Competencies of the Information Professional.Washington, DC: SLA, (SLA Occasional Paper Series, Number One)24 mendefinisikan pustakawan di

perpustakaan khusus lebih spesifik dengan menyatakan bahwa seorang

pustakawan di perpustakaan khusus mempunyai kompetensi khusus. Kompetensi

khusus tersebut bersifat unik dan saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu

pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), keahlian (skills), dan

perilaku (attitudes).

Kompetensi khusus dan unik tersebut termasuk di dalamnya penguasaan

secara mendalam pengetahuan berbagai informasi khusus sesuai subyek

spesialisnya, berbagai informasi atau pengetahuan baik tercetak maupun

elektronik yang dapat mempertemukan user atau pengguna dengan informasi

yang dibutuhkannya.

Dari beberapa pengertian pustakawan di atas menggambarkan bahwa

pustakawan merupakan sebuah profesi yang tidak ringan, belum lagi manakala

membicarakan dan membangun sebuah informasi dengan melakukan dan

melaksanakan knowledge management, dimana pustakawan tidak hanya dituntut

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

4 Ponorogo, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun Anggaran 2012 yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala Badan

Sehubungan dengan dokumen Kualifikasi perusahaan saudara untuk pekerjaan Pengadaan Peralatan Pendidikan dan TIK Program Hibah Pembinaan PTS, maka dengan ini

Kepada peserta Pelelangan Paket Pekerjaan Pengadaan Bibit Kabupaten Ciamis, pada Kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas di Jawa Barat, APBD Tahun Anggaran

Skripsi Analisis Kandungan Logam Berat PB dan Cd .... Husnia

Sedangkan nirlaba berdasarkan pasal 20 Ayat ( 4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 adalah pengelolaan Keuangan Haji dilakukan melalui pengelolaan usaha yang mengutamakan

Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan atau

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat eksploratif kualitatif yang

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat di Antropologi Sosial yang telah memberikan bantuan dan dukungan, Anita Lumbanraja,