Lampiran 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)
2009 2010 2011 1. Jeruk Manis 35.112.500 34.397.000 34.715.000 2. Rambutan 2.782.500 2.725.800 2.751.000 3. Salak 11.262.500 11.033.000 11.135.000 4. Pepaya 24.115.000 23.623.600 23.842.000 5. Belimbing 662.500 649.000 655.000 6. Semangka 4.107.500 4.023.800 4.061.00 7. Nenas 10.997.500 10.773.400 10.873.000 8. Alpukat. 662.500 649.000 4.061.000 9. Durian 662.500 649.000 4.061.000 Jumlah 90.365.000 88.523.600 96.154.000
Lampiran 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.
10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8
Lampiran 3. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.
No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar
4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal 17 Okrober 2010
21 1120 16,000 1,620,000 2,476,000
22 1750 15,000 4,100,000 3,430,000
23 5600 14,800 8,752,000 9,539,000
24 5810 14,800 9,377,500 9,174,500
25 5250 16,000 6,552,000 8,228,000
26 2450 15,000 5,248,000 3,292,000
27 3850 15,000 7,414,000 4,586,000
28 5600 14,900 9,798,000 5,382,000
29 2520 16,000 4,378,000 3,846,000
30 840 16,000 1,626,000 1,450,000
Jumlah 86100 459,200 14,8555,000 133,694,000
Rata-Rata 2870 15306,67 4951833,333 4456466,667
20 2 3 6 20,000 3,000,000 2
21 2 5 10 18,000 3,500,000 4
22 2 4 8 19,000 3,000,000 2
23 2 6 12 18,000 5,000,000 6
24 2 4 8 18,000 2,500,000 3
25 2 4 8 18,000 3,000,000 4
26 2 3 6 18,000 2,500,000 3
27 2 3 6 18,000 2,000,000 1
28 2 5 10 18,000 2,500,000 3
29 2 6 12 18,000 5,000,000 3
30 2 5 10 18,000 3,000,000 4
Jumlah 58 135 261 558,000 96,000,000 96
Rata-Rata 1,93 4,5 8,7 18,600 3,200,000 3,2
15. 280.000 160.000 60.000 1.530.000 128.000 - 2.158.000
16. 900.000 - 60.000 6.750.000 160.000 - 7.870.000
17. 120.000 550.000 72.000 1.600.000 104.000 - 2.446.000
18. 120.000 500.000 72.000 2.240.000 128.000 - 3.060.000
19. 80.000 100.000 72.000 840.000 632.000 - 1.724.000
20. 240.000 300.000 60.000 2.128.000 136.000 - 2.864.000
21. 180.000 300.000 60.000 992.000 88.000 - 1.620.000
22. 100.000 100.000 72.000 2.700.000 128.000 1.000.000 4.100.000
23. 1.960.000 - 360.000 6.216.000 216.000 - 8.752.000
24. 2.033.500 1.500.000 360.000 5.180.000 304.000 - 9.377.500
25. 180.000 1.500.000 360.000 3.200.000 312.000 1.000.000 6.552.000
26. 80.000 100.000 60.000 3.600.000 208.000 1.200.000 5.248.000
27. 150.000 200.000 60.000 5.700.000 304.000 1.000.000 7.414.000
28. 210.000 350.000 72.000 7.450.000 416.000 1.300.000 9.798.000
29. 72.000 300.000 60.000 3.104.000 192.000 650.000 4.378.000
30. 100.000 60.000 18.000 816.000 632.000 - 1.626.000
Lampiran 7. Jumlah Pembelian, Harga PembelianPedagang, dan Biaya PembelianPedagang pada penawaran jeruk manis
No. Jumlah Harga Pembelian Biaya Pembelian
Sampel Pembelian Pedagang Pedagang
10 3360 15.000 50.400.000
11 5950 14.800 78.155.000
12 2100 15.000 31.500.000
24 5810 14.800 85.988.000
25 5250 16.000 84.000.000
Lampiran 8. Jumlah Penjualan, Harga Jual, dan Penerimaan
No. Jumlah Harga Jual Penerimaan Sampel Penjualan (Rp) (Rp/Bulan)
(Kg/Bulan)
1 3780 18.000 70.320.000
2 1058 18.000 21.080.000
3 1320 20.000 26.360.000
4 1592 18.000 31.294.000
5 1920 18.000 37.680.000
6 3558 19.000 65.440.000
7 1836 18.000 35.820.000
8 1320 18.000 23.340.000
9 5260 20.000 85.380.000
10 3088 20.000 54.790.000
11 5390 18.000 91.840.000
12 1860 18.000 36.110.000
13 1565 18.000 29.895.000
14 2600 20.000 49.080.000
15 1578 20.000 28.324.000
16 3750 18.000 69.340.000
17 1300 18.000 25.700.000
18 1610 18000 31.900.000
19 784 20.000 15.440.000
20 1757 20.000 34.900.000
21 1058 18.000 21.024.000
22 1570 19.000 31.080.000
23 5180 20.000 94.955.000
24 5460 19.000 99.360.000
25 5040 18.000 95.580.000
26 2210 18.000 41.690.000
27 3470 18.000 64.050.000
28 5100 18.000 91.070.000
29 2326 18.000 45.440.000
30 789 18.000 15.700.000
Total 79129 80.009 1.463.982.000
Rata-Rata 2637,633 2666,967 48.799.400
Lampiran 9. Hasil analisis Regresi Jumlah Penawaran Jeruk Manis.
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Keuntungan,
Harga Beli, Biaya Penjualana
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .924a .854 .837 685.75425 .854 50.629 3 26 .000
a. Predictors: (Constant), Keuntungan, Harga Beli, Biaya Penjualan
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.143E7 3 2.381E7 50.629 .000a
Residual 1.223E7 26 470258.897
Total 8.365E7 29
a. Predictors: (Constant), Keuntungan, Harga Beli, Biaya Penjualan b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 3644.069 4018.650 .907 .373
Harga Beli -.227 .256 -.073 -.887 .383 -.433 -.171 -.067 .828 1.208
Biaya Penjualan .001 .000 .340 2.182 .038 .876 .393 .164 .231 4.321
Keuntungan .001 .000 .580 3.782 .001 .904 .596 .284 .239 4.181
Lampiran 10. Hasil analisis Regresi Jumlah Permintaan jeruk Manis.
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 156.076 3 52.025 35.388 .000a
Residual 38.224 26 1.470
Total 194.300 29
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 23.657 4.862 4.866 .000
Harga Beli -.001 .000 -.402 -4.584 .000 -.486 -.669 -.399 .982 1.018
Pendapatan 1.834 .000 .712 7.558 .000 .799 .829 .657 .852 1.174
DAFTAR PUSTAKA
Anggen, 2012. Ajaibnya Terapi Herbal. Dunia Sehat. Jakarta.
Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Deptan, 2006. Ekspor ImportProdukHortikultura Indonesia deptan.go.id. Diakses 07 Maret 2013.
Dinas Pertanian Sumut. 2012. Sumatera Utara Dalam Angka 2012. Medan. Direksi PD. Pasar Medan. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Medan. Hanafie, R., 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta. Helmi dan Muslich, 2011. Analisis Data untuk Riset Manajemen. Usu Press. Medan.
Indriani, Y.H., 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Joesoef, M., 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Bhatara. Jakarta.
Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. 2006. Budidaya Pertanian
tanggal 01 Maret 2013
Nuraini, I., 2006. Pengantar Ekonomi Mikro.Malang . Universitas Muhammadyah Malang.
Pracaya, 2003. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Sadaya. Jakarta
Pracoyo, A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Priyatno, D., 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Rahardja dan Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sukirno, S., 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi (Edisi Ketiga). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian permintaan dan penawaran jeruk manis yaitu di Kota Medan, dengan pertimbangan daerah ini merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota yang penduduknya terbanyak di Sumatera Utara yaitu sekitar 2.117.224 jiwa dan merupakan pusat perdagangan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dibeberapa pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pusat Pasar yang berada di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat.
Alasan memilih lokasi penelitian karena ketiga pasar tersebut mempunyai luas lahan pasar (m2) yang terluas diantara semua pasar tradisional serta memiliki jumlah pedagang terbanyak diantara semua pedagang yang berada di pasar tradisional Kota Medan.
Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.
No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar
4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal 17 Okrober 2010
Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2010).
3.2 Metode Penentuan Sampel.
di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini.
Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber pendukung lainnya.
3.4 Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji.
1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
Y = Jumlah penawaran jeruk manis (Kg/bln)
a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X1, X2, dan X3 = 0
b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3) X1 = Harga beli pedagang (Rp/kg/bln)
X2 = Biaya penjualan (Rp/bln) X3 = Keuntungan (Rp/kg/bln) µ = Kesalahan pengganggu
Pengambilan keputusan :
• Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)
Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data yang sesungguhnya.
buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 –nya yang mempunyai nilai antar nol dan satu.
• Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.
H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:
- Jika F hitung≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak
• Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak
• Uji Asumsi Klasik.
Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.
- Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas. Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).
- Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011).
- Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.
Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011).
2). Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli konsumen, pendapatan rata-rata/bln, dan jumlah tanggungan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Y = Jumlah permintaan jeruk manis (Kg/bln)
a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika X1, X2, dan X3 = 0
b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3) X1 = Harga beli konsumen (Rp/kg/bln)
X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln) X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)
µ = KesalahaPengambilan keputusan : • Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable).
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.
H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:
• Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent variable) secara individu terhadap permintaan jeruk manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H1 : Variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, yaitu dengan kriteria:
- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima - Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak
• Uji Asumsi Klasik.
Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.
- Multikolinearitas
Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).
- Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi (Priyatno, 2011).
- Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.
dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke kanan (Helmi dan Muslich, 2011).
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam proses penelitian, maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1 Defenisi
1. Pedagang jeruk manis adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar tradisional kota Medan yang telah ditentukan tempatnya.
2. Penawaran jeruk manis adalah banyaknya jumlah jeruk manis yang ditawarkan oleh pedagang kepada konsumen pada waktu tertentu.
3. Harga beli pedagang jeruk manis adalah harga yang dibeli pedagang jeruk manis kepada petani ataupun kepada penjual grosir jeruk manis.
4. Biaya penjualan jeruk manis adalah biaya yang dikeluarkan dalam penjualan jeruk manis.
5. Keuntungan adalah laba yang diperoleh oleh pedagang jeruk manis.
6. Konsumen jeruk manis adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi jeruk manis dengan kriteria ibu rumahtangga/kepala rumahtangga di pasar tradisonal Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya.
7. Harga beli konsumen adalah harga yang harus dibayar oleh konsumen yang sudah ditetapkan oleh pedagang jeruk manis.
8. Pendapatan konsumen adalah penghasilan konsumen rata-rata per bulan. 9. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
10.Pasar adalah tempat pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian diadakan di beberapa pasar tradisional yang menjual jeruk manis di Kota Medan, Sumatera Utara dari bulan April s/d bulan Mei 2013.
2. Responden penelitian adalah konsumen yang membeli jeruk manis di pasar tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITAN
4.1. Kondisi Geografis Kota Medan
Kota Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Secara goegrafis Kota Medan terletak pada posisi 3o.27’ - 3o.47’ Lintang Utara dan 98o.35’ – 98o.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.
Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara, yang terdiri dari 21 kecamatan, dan 151 kelurahan. Kota Medan berbatasan dengan:
− Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang − Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang − Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang − Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 216,33 mm dan pada Stasiun polonia per bulannya 18,75 mm.
4.2. Kependudukan
Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku, etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.
Pada tahun 2011, penduduk Kota Medan berjumlah 2.117.224 jiwa, dan tahun 2010 berjumlah 2.097.610 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk tahun 2010, terjadi pertambahan penduduk dari tahun 2010-2011 sebesar 19.614 jiwa (0,94%). Kota Medan memiliki 488.462 rumah tangga (RT) yang tersebar di setiap kecamatan. Kota Medan memiliki luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 7.987 jiwa/km2.
Tabel 5. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2011.
Umur
Sumber :BPS, Medan Dalam Angka (2012).
4.3 Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 271.812 jiwa (46,37%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 128.319 orang (21,90%), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 115.056 orang (19,63%), dan Peguruan Tinggi Negeri berjumlah 70.925 orang (12,10%).
4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan Tahun 2011 No Mata pencaharian Jumlah
(Jiwa)
Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).
TNI/POLRI Sebesar 14.326 orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar 3.290 orang (0,83%).
4.5 Penggunaan Tanah
Tabel 8. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2011 No Uraian Jumlah Persentase
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012).
Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang luas adalah kebun campuran yaitu sebesar 11.956,01 ha (45,1%), pemukiman sebesar 9.623,13 ha(36,30%), sawah 1.617,11 ha (6,10%), perusahaan 1.113,42 ha (4,20%), perkebunan 821,81 (3,10%), lahan jasa 503,69 ha (1,90%), hutan rawa 477,18 ha (1,80%), dan industri sebesar 397,65 ha (1,50%).
4.6 Sarana dan Prasarana.
Kesehatan sangat di perlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 39 unit, pustu 41 unit, BPU 357 unit, rumah bersalin 175 unit, dan rumah sakit 75 unit. Sarana peribadatan juga sangat di perlukan oleh penduduk Kota Medan yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu Masjid 1041 unit, Musholla 699 unit, Gereja 751 unit, Kuil 34 unit, Wihara 22 unit, dan Klenteng 23 unit.
Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2011
d.Rumah Bersalin 175 e. Rumah Sakit 75 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012)
4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional
dengan jumlah pedagang keseluruhan 2.409 pedagang, dan Pasar Medan Deli sekitar ± 8.500,00 m2 dengan jumlah pedagang keseluruhan 1.203 pedagang.
4.7.1 Karakteristik Sampel (Pedagang).
Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. Jumlah seluruh pedagang sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang penjual. Jumlah pedagang sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pedagang, Pasar Petisah sebanyak 10 pedagang, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pedagang.
Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan.
1. Harga Beli Pedagang.
Harga beli pedagang merupakan modal yang digunakan untuk menjual barang/jasa dengan harapan memperoleh keuntungan yang tinggi. Pedagang cenderung mencari harga beli jeruk yang cukup murah dengan kualitas cukup baik untuk meminimalisasi biaya dan memaksimumkan keuntungan.
2. Biaya Penjualan.
Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan pedagang untuk menghasilkan barang dan jasa. Jika biaya produksi yang dikeluarkan pedagang cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran akan berkurang. Biaya produksi penjualan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi.
Keuntungan merupakan laba yang diperoleh pedagang dalam penjualan barang dan jasa. Jika keuntungna yang diperoleh pedagang cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran juga cukup tinggi. Keuntungan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi.
4.7.2 Karakteristik Sampel (Konsumen).
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk manis yang tujuannya mengkonsumsi jeruk manis untuk keluarga dengan kriteria ibu rumahtangga/ kepala rumahtangga yang membeli jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya yaitu atas dasar luas lahan dan jumlah pedagang keseluruhan terbanyak di Kota Medan. Jumlah seluruh responden sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang pembeli. Jumlah responden sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pembeli, Pasar Petisah sebanyak 10 pembeli, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pembeli.
Karakteristik konsumen yang dimaksud yaitu yang terdiri dari harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan.
1. Harga Beli Konsumen.
2. Pendapatan rata-rata/bln
Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperolehnya cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan responden konsumen jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi.
3. Jumlah Tanggungan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis
5.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis
Semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk menganalisis apakah variabel terikat berpengaruh atau tidak terhadap variabel bebas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis yaitu dengan variabel terikat jumlah penawaran jeruk manis (Y) dan variabel bebas yaitu harga beli pedagang (X1), biaya penjualan (X2), dan keuntungan (X3).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :
1. Harga Beli Pedagang (X1).
Harga beli jeruk manis yang dibeli oleh pedagang bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis yang dibeli pedagang adalah sebesar Rp. 15.306/kg, harga beli pedagang tertinggi sebesar Rp.16.000/kg, dan harga beli pedagang terendah sebesar Rp. 14.500/kg.
2. Biaya Penjualan (X2)
3. Keuntungan (X3)
Keuntungan jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa keuntungan rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp 4.456.466/bulan, keuntungan pedagang tertinggi sebesar Rp. 10.010.500/bulan, dan keuntungan pedagang terendah sebesar Rp. 1.450.000/bulan.
5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis. Tabel 10. Hasil Analisis Penawaran Jeruk Manis.
Variabel Koefisien
Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah: Y= 3644,069 – 0,227 X1 + 0,001 X2 + 0,001 X3.
Keterangan:
Y= Jumlah Penawaran Jeruk Manis (Kg/bulan) X1 = Harga Beli Pedagang(Rp/kg/bulan) X2= Biaya Penjualan (Rp/bulan)
5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis
Dari tabel 10 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap jumlah penawaran jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan sebagai berikut:
1. Harga Beli Pedagang (X1).
Harga Beli Pedagang (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,227. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga beli pedagang sebesar Rp. 1.000,- maka akan menurunkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,227kg .
2. Biaya Penjualan (X2).
Biaya Penjualan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan biaya penjualan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,001 kg.
3. Keuntungan (X3).
Keuntungan (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan keuntungan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk manis sebesar 0,001 kg.
• Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).
biaya penjualan, dan keuntungan. Sisanya sebesar 14,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
• Uji F (Uji Simultan).
Berdasarkan Tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel harga beli, biaya penjualan, dan keuntungan ternyata signifikan secara statistik pada ∝ = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (50,629) > F-tabel (2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penawaran jeruk manis.
• Uji t ( Uji Parsial).
Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho diterima.
1. Harga Beli (X1).
Secara parsial, variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,383 > 0,05 2. Biaya Penjualan (X2).
3. Keuntungan (X3).
Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,005
• Hasil Pengujian Asumsi Klasik Jumlah Penawaran Jeruk Manis.
- Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 11.Nilai Coefficient dan VIF.
Variabel Tolerance VIF
Harga Beli .828 1.208
Biaya Penjualan .231 4.321
Keuntungan .239 4.181
Sumber : lampiran 9.
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1 dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.
• Uji Heteroskedastisitas.
Gambar 6. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan penjual berdasarkan masukan variabel independent.
• Uji Normalitas
Gambar 7.Grafik Histogram Uji Normalitas.
Gambar 8. Scatterplot Uji Normalitas
Gambar Scatterplot 8 dapat dilihat bahwa memiliki aturan jarak titik-titik (gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat gambar diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal.
5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis
5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis
1. Harga Beli Konsumen (X1)
Harga jeruk manis bervariasi pada setiap pedagang dan juga pasar yang berbeda. Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp. 18.600/kg, harga tertinggi sebesar Rp. 20.000/kg, dan harga terendah sebesar Rp. 18.000/kg.
2. Pendapatan rata-rata/bln (X2)
Pendapatan konsumen jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa pendapatan rata-rata konsumen adalah Rp. 3.200.000/bulan, pendapatan konsumen tertinggi sebesar Rp. 5.000.000/bulan, dan pendapatan konsumen terendah sebesar Rp. 1.500.000/bulan.
3. Jumlah Tanggungan (X3)
Jumlah tanggungan konsumen bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah tanggungan rata-rata konsumen adalah 3 orang, jumlah tanggungan terbanyak adalah 6 orang, dan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 1 orang.
5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis. Tabel 12. Hasil Analisis Permintaan Jeruk Manis.
Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah: Y= 23,657 - 0,001 X1 + 1,834 X2 + 0,260 X3.
Keterangan:
Y= Jumlah Permintaan Jeruk Manis (Kg/bulan) X1 = Harga (Rp/kg/bulan)
X2= Pendapatan (Rp/bulan) X3= Jumlah Tanggungan (Jiwa)
5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis :
Dari tabel 12 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan terhadap jumlah permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Harga (X1)
Harga (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga sebesar Rp 1.000,- maka jumlah permintaan akan turun sebesar 0,001 kg.
2. Pendapatan (X2).
Pendapatan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar 1,834. Hal ini berarti bahwa kenaikan pendapatan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah permintaan jeruk manis sebesar 1,834 kg.
3. Jumlah Tanggungan (X3).
penambahan 1 orang/jiwa tanggungan keluarga menyebabkan peningkatan jumlah permintaan jeruk manis sebesar 0,260 kg.
• Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).
Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka diperoleh hasil R2 sebesar 0,803 yang artinya 80,3% variasi variabel jumlah permintaan jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
• Uji F.
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan jeruk manis, secara statistik pada ∝ = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah permintaan jeruk manis.
• Uji t ( Uji Parsial).
1. Harga (X1).
Secara parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung
(4,584) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 2. Pendapatan (X2).
Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 3. Jumlah Tanggungan (X3).
Secara parsial, variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.264 > 0.05
• Hasil Pengujian Asumsi Klasik Permintaan Jeruk Manis
- Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seperti pada Tabel 13:
Tabel 13.Nilai Coefficient dan VIF.
Variabel Tolerance VIF
Harga 0,982 1,018
Pendapatan 0,852 1,174
Jumlah Tanggungan 0,864 1,158
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1 dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.
• Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut:
Gambar 9. Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembeli berdasarkan masukan variabel independennya.
• Uji Normalitas
Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas.
Berdasarkan grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel keputusan berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat menganalisis plot untuk menguji normalitas.
Gambar 11. Scatterplot Uji Normalitas
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disusun pada bab-bab sebelumnya dan sesuai dengan data-data yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (50,629) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial, variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat hitung (-0,887) < t-tabel (2,048). Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048). Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048).
terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048). Secara parsial, variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).
5.2 Saran.
Kepada Konsumen
Sebaiknya konsumen membeli jeruk lokal, selain karena jeruk lokal lebih terjamin kualitasnya juga membantu kehidupan petani lokal.
Kepada Pedagang
Sebaiknya pedagang meningkatkan penawaran jeruk manis dengan melihat kebutuhan pasar dan memasarkannya dengan pengelolaan yang baik agar keuntungan yang diperoleh lebih banyak.
Kepada Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah Kota Medan agar lebih memperhatikan sektor pertanian dan pemasarannya, karena Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota pemasaran, khususnya hortikultura seperti jeruk. Sosialisai untuk meningkatkan produksi dan mengurangi gagal panen secara efisien dan efektif. serta membantu mengembangkan pasar hortikultura.
Kepada Peneliti Selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buah Jeruk
Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia yaitu Asia Timur dan Tenggara. China merupakan negara yang dipercaya sebagai tempat pertama kalinya jeruk tumbuh. Saat ini tanaman jeruk telah berkembang di seluruh dunia. Bahkan dipercayai juga bahwa tanaman jeruk tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu sebagai peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan jeruk keprok dari Amerika dan Italia.
Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina. Yang membudidayakan pertama kali adalah orang Cina bagian Selatan. Jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci mulut setelah makan. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan (Pracaya, 2003).
1) Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak. Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat pada tabel 4.
2) Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi.
3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993).
Tabel 3. Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram
Jenis Jeruk Vit. A
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti Vit. C dan Besi pada jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk keprok yaitu sebesar 50 mgr Vit.C dan 0,3 mgr Besi pada jeruk manis, sedangkan Vit.C pada jeruk keprok sebesar 30 mgr sementara besi tidak terkandung didalamnya, kemudian kandungan kapur atau kalsium, besi, protein dan Vit. A jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk nipis dan jeruk grape sebesar 40 mgr kapur 0,3 mgr besi 0,5 grm protein dan 200 grm Vit. A pada jeruk manis.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Penawaran (Supply)
Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah penawaran barang tersebut. Makin tinggi harga barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002).
Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut :
Q : Jumlah barang yang diminta S : Penawaran
A : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1 B : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Penawaran (Supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Suatu titik pada kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).
Pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran.
Pergeseran kurva penawaran dari kurva S ke S1 disebut dengan pergeseran kurva penawaran, menunjukkan adanya pertambahan dalam jumlah suatu barang yang ditawarkan.
Menurut (Rahardja dan Mandala, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu :
1. Harga beli pedagang
Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap.
B A
S
Q1 Q2
Q S1
P
P1
2. Biaya penjualan
Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap tetap, maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut. Kenaikan dalam biaya penjualan akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan
3. Keuntungan
Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya yang dikeluarkan oleh produsen.
2.2.2 Permintaan (demand)
Menurut Daniel (2002), permintaan (Demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi. Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu.
jumlah barang yang diminta juga akan berubah demikian juga halnya harga barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui secara serentak.
Menurut Sukirno (2003), Hukum Permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut”.
Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Kurva Permintaan Dimana:
P : Harga
Q : Jumlah barang yang diminta D : Permintaan
A : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1 B : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak P dan jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.
Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap (ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga.
Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan ke kanan dari kurva Dbergeser ke D1 menunjukkan bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang dapat disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini, 2006).
Menurut Pracoyo (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu: 1. Harga barang itu sendiri
Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga.
Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan.
2. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods). Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang.
3. Jumlah Tanggungan
2.3 Kerangka Pemikiran
Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran yang dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis.
Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah segar maupun diolah seperti sari buah/jus, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi kebutuhannya.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :
: menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh
Pedagang Jeruk Manis
Penawaran Jeruk Manis
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
1. Harga beli pedagang 2.Biaya Penjualan 3.Keuntungan
Pasar
Permintaan Jeruk Manis Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1.Harga beli konsumen 2.Pendapatan rata-rata/bln 3.Jumlah tanggungan
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan dan hortikultura. Salah satu komoditas hortikultura yang dihasilkan Sumatera Utara adalah jeruk. Provinsi penghasil utama komoditas unggulan hortikultura yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan NTT (Departemen Pertanian, 2009).
Jeruk manis dengan nama lain citrus aurantium
(Anggen, 2012).
adalah buah yang populer di masyarakat. Kandungan senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitamin C, potassium, dan folid acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker. Selain kaya serat, buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan masih banyak manfaat buah jeruk lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gram karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12 persen yang dibutuhkan per hari
kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buah-buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang yang baik bagi petani dan pengusaha jeruk (Indriani, 1993).
Selain dipasarkan dalam bentuk segar, buah jeruk dengan bantuan tekhnologi moderen bisa diolah sedemikian rupa misalnya, minuman segar, sari buah/jus/minuman kotak, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun dan lain-lain (Departemen Pertanian, 2007).
Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk diusahakan. Jika diusahakan dengan sungguh-sungguh terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah meningkat, dan dapat menumbuh-kembangkan perekonomian regional serta peningkatan pendapatan nasional. Oleh karena itu pemacuan produksi jeruk dan perbaikan manajemen penjualan sesuai permintaan pasar akan berdampak nyata terhadap kelangsungan hidup banyak masyarakat khususnya yang mencari nafkah dibidang usaha buah jeruk (Departemen Pertanian, 2007)
34.715.000 kg/kapita/tahun, hal ini mengindikasikan bahwa volume konsumsi jeruk tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sekitar 2,7%.
Tabel 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun (Kg), Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)
2009 2010 2011
Sumber : Dinas Pertanian (2012).
Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah jeruk itu sendiri. Selain karena tuntutan permintaan pasar, keuntungan yang diperoleh produsen sangat menentukan semangatnya dalam bekerja untuk lebih meningkatkan penawarannya terhadap buah jeruk.
Tabel 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.
10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8
11. Nias 474,45 66,50 258.0
Peningkatan konsumsi jeruk manis sebagai permintaan dan peningkatan produksi sebagai penawaran inilah yang mendasari sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran jeruk manis di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Identifikasi Masalah
2. Bagaimana pengaruh faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis.
2. Untuk menganalisis faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota Medan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen dan pedagang jeruk yang terkait dengan permintaan dan penawaran jeruk.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah dalam menyusun
kebijakan yang terkait dengan komoditi jeruk.
ABSTRAK
ASMIDAH (090304012) dengan judul skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis . Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR
TRADISIONAL KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH:
ASMIDAH
090304012
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR
TRADISIONAL KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH:
ASMIDAH
090304012
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh :
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
( DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. Hasman Hasyim, M.Si. NIP. 196309281998031001 NIP. 195411111981031001
)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
ABSTRAK
ASMIDAH (090304012) dengan judul skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis . Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).
RIWAYAT HIDUP
ASMIDAH, dilahirkan di Panyabungan, Mandailing Natal pada tanggal 02 Juli 1991 dari Ayahanda Alm. H.Asrin Siregar dan Ibunda Hj. Jamilah Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari 5 bersaudara.
Jenjang pendidikan :
1. Tahun 2003 penulis lulus sekolah dasar dari SD Negeri No. 142578 Pidoli panyabungan, Madina.
2. Tahun 2006 penulis lulus Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 1 Panyabungan, Madina.
3. Tahun 2009 penulis lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, Madina.
4. Tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan).
5. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Gunung Para II, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Pada bulan April tahun 2013 penulis melakukan penelitian skripsi di pasar
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta kesehatan, sehingga dapat menjalankan syari’at_Nya dan menjauhi segala bentuk larangan_Nya dengan penuh keridhaan. Shalawat berangkaikan salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menerangi cahaya kehidupan dari alam kejahiliyahan menjadi terang-benderang dengan wahyu Al-Quran dan ilmu pengetahuan.
Syukur alhamdulillah, dengan penuh kegigihan dan kesungguhan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik