PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 5 DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA CINCIN TOKOH DI SD MUHAMMADIYAH 08 DAU-MALANG
SKRIPSI
OLEH: SITI A’ISYAH NIM. 201210430311154
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PERSETUJUAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 5 DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA CINCIN TOKOH DI SD MUHAMMADIYAH 08 DAU-MALANG
Oleh: SITI A’ISYAH NIM. 201210430311154
Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui
di Malang, 20 April 2016
Menyetujui,
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 5 DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA CINCIN TOKOH DI SD MUHAMMADIYAH 08 DAU-MALANG
Oleh : SITI A’ISYAH NIM: 201210430311154
Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengesahkan :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat, rahmat dan hidayahNya skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 5 dengan Menggunakan Media Cincin Tokoh di SD
Muhammadiyah 08 Dau-Malan.” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam
tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari semua pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimaksaih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan kerja keras, doa, dukungan, dan bantuan dari semua pihak sangat berperan penting dalam terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Dr. Ichsan Anshory, AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Dr. Elly Purwanti, M.P selaku pembimbing I yang selalu memberikan masukan, arahan serta motivasinya kepada penulis.
4. Maharani Putri Kumalasani, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada penulis
5. Ibu Siti Alfiah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang yang telah memberikan ijin penelitian di sekolah.
6. Ibu Titik Dwi Arini S.Pd, Selaku wali kelas dan guru Bahasa Indonesia kelas 5 yang bersedia memberikan waktu untuk peneliti melakukan penelitian dan telah memfasilitasi penelitian serta sabar dalam mengawasi jalannya kegiatan.
7. Semua siswa-siswi SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang yang meluangkan waktunya untuk peneliti serta bersedia membantu penelitiuntuk melakukan penelitian.
8. Temanku yang bersedia menjadi observer dokumentasi yang terlibat dalam jalannya penelitian ini yaitu Nurlailyta Maharani, terimakasih sudah bersedia membantu peneliti dan menyediakan waktunya untuk ikut dalam penelitian tersebut.
Semoga sesuatu yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis dengan lapang dada bersedia menerima saran dan kritik terhadap skripsi ini. Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, peneliti lain dan generasi penerus yang selalu menunggu perubahan dari para pendidiknya.
Malang, 28 April 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... .. i
LEMBAR PERSETUJUAN ...
... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... ... iii
SURAT PERNYATAAN ... ... iv
HALAMAN MOTTO ... ... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi ABSTRAK ... ... vii
ABSTRACT ... ... viii
KATA PENGANTAR ... ... ix
DAFTAR ISI ... ... xi
DAFTAR TABEL ... ... xii
DAFTAR GAMBAR ... ... xiii
DAFTAR DIAGAM ... ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Hipotesis Tindakan ... 6
1.5Manfaat Penelitian ... 7
1.6Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian... 7
1.7Definisi Istilah ... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Keterampilan Bercerita ... 9
2.1.2 Bahasa Indonesia... 12
2.1.3 Media Pembelajaran ... 15
2.1.4 Cincin Tokoh ... 20
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25
3.2 Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan ... 25
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
3.4 Subyek Penelitian ... 26
3.5 Data dan Sumber Data ... 26
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.7 Teknik Analisis Data ... 29
3.8 Prosedur Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Paparan Data ... 37
4.1.1 Siklus 1 ... 38
4.1.2 Siklus 2 ... 48
4.2Pembahasan ... ... 56
4.2.1 Pelaksanaan Bercerita dengan Menggunakan Media Cincin Tokoh ... ... 57
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Cincin Tokoh ... ... 59
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... ... 61
5.2 Saran ... ... 62
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Aleka dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta.
Badrujaman, Aip dan Hidayat, Dede Rahmat. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Khoirunnisak, Eva. 2015. Pengembangan Media Boneka Jari (BOJAR) Dalam
Pembelajaran Tematik Tema Kegemaranku Kelas 1 Sekolah Dasar.
Skripsi tidak diterbitkan, Malang : UMM.
Masnur, dkk. 1987. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Jemmars.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru) (Agus Hikmat Syaf, Ed). Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia Dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Memahami Berbagai Aspek Bercerita dalam Keterampilan Bercerita.
(Online)(http://alittlegirlwearingglasses.blogspot.com/2014/09/memaham i-berbagai-aspek-bercerita-dalam.html?m=1. Diakses tanggal 11/20/2016)
Nurihsan, Juntika dan Agustin, Mubiar. 2011. Dinamik Perkembangan Anak dan Remaja (Nurul Falah Alif, Ed.). Bandung: PT Refika Aditama.
Nurwijayanti, Rischa. 2011. Penggunaan Media Gambar Puzzle Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas 1 SDN Girimoyo III Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : UMM
Oka, Gusti Ngurah. 1974. Problematik Bahasa dan Pengajaran Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Djony Herfan, Ed). Jakarta: Pt Grasindo.
Slamet, Mohammad. 2013. Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Bercerita Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Rek-Rekkan 1 Pamekasan. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : UMM
Subangkit, Rohmat. 2015. Penerapan Media Poster Anggota Keluarga Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Materi Mengenal Anggota Keluarga Pada Siswa Kelas I SDN Tlogomas 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : UMM
Tarigan, Djago.1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Uno, Hamzah.B, dkk. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara. Wijayanti, Titin. 2013. Penerapan Metode Picture And Picture Dalam Pelajaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain, tindakan yang dilakukan paling penting adalah tindakan sosial.
Tindakan sosial merupakan suatu tindakan tempat saling mempertukarkan
pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling
mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui
sesutau pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu maka di dalam tindakan
sosial haruslah terdapat elemen-elemen yang umum, yang sama-sama
disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu
masyarakat. Untuk menghubungkan sesama anggota masyarakat maka
diperlukanlah komunikasi (Tarigan, 1981:8). Untuk dapat melakukan
komunikasi maka diperlukannya bahasa.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peran penting
sebagai pemersatu bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Kehidupan
berbangsa dan bernegara, bahasa Indonesia berfungsi, antara lain, sebagai
bahasa resmi negara, bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan, bahasa
resmi perhubungan pada tingkat nasional, dan bahasa media massa
(Iskandarwassid, 2013:264). Tujuan pendidikan bahasa Indonesia yaitu untuk
2
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun
2006 tentang Standar isi dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat aspek kemampuan berbahasa,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tahun 2006 yaitu
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun secara tertulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas 2006:231).
Pada siswa Sekolah Dasar pembelajaran bahasa sangatlah penting sebagai
bekal untuk bersosialisasi dengan masyarakat disekitarnya.
Pada masa anak sekolah, anak akan tertarik pada keterampilan
membaca dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak akan senang hati
membaca atau mendengar dongeng fantasi pada usia siswa 6-8 tahun,
sedangkan gemar cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para
pahlawan, dan sebagainya) pada usia 10-12 tahun (Nurihsan, 2011:3). Pada
siswa Sekolah Dasar kemampuan berbahasa harus dilatih mulai dari sekarang
dengan melatih siswa agar mampu bercerita dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dengan bercerita, seseorang
dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan
sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan
3
(Nurwijayanti: 2011). Seseorang pasti akan melibatkan pikiran, keberanian,
serta bahasa yang baik dan benar sehingga orang lain memahami isi cerita.
Pada pernyataan diatas membuktikan bahwa keterampilan bercerita sangatlah
penting guna menambah kemampuan berbahasa siswa. Sebagai guru yang
profesional hendaknya dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa
dengan membuat suasana belajar menjadi lebih mengasyikkan dan tidak
membosankan dengan menyiapkan semua perangakat pembelajaran dengan
baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada 4 Desember
2015 dengan wali kelas selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
5A di SD Muhammadiyah 08 ditemukan fakta bahwa pada saat proses
pembelajaran Bahasa Indoesia dengan materi bercerita guru memutarkan
video atau film dan siswa melihatnya, setelah selesai melihat video atau film
siswa menceritakan kembali isi dari cerita tersebut tanpa menggunakan
media. Fakta lain dari hasil wawancara tersebut yaitu siswa masih merasa
kurang percaya diri jika berhadapan dengan teman-teman sekelasnya ketika
melakukan kegiatan percakapan dalam bercerita, siswa cenderung kurang
berani untuk bercerita di depan kelas karena merasa takut salah dan kurang
percaya diri. Hal tersebut menyebabkan nilai bercerita pada siswa ada yang
kurang memuaskan dengan presentase siswa yang tuntas yaitu sebanyak 48%
dan yang tidak tuntas 52%, lebih dari 50% siswa tidak tuntas dalam
pembelajaran bercerita dengan KKM yang harus dicapai adalah 75.
4
dicerita tersebut sehingga mereka dapat bercerita dengan baik. Untuk
meningkatkan keterampilan bercerita guru hendaknya membuat media
pembelajaran agar siswa dapat berimajinasi, membuat suasana bercerita
seolah-olah itu nyata dan menghilangkan rasa malu bercerita di depan kelas
serta lebih percaya diri.
Banyak siswa yang mengaku bahwa pelajaran Bahasa Indonesia
merupakan pelajaran yang membosankan karena banyak sekali bacaan atau
cerita yang panjang. Serta siswa terkadang kurang percaya diri apabila ia
disuruh untuk membaca dengan lantang apalagi bercerita di depan kelas.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru saat pembelajaran
berlangsung yaitu dengan menyiapkan media pembelajaran yang semenarik
mungkin. Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2010:7-8).
Untuk memperbaiki keterampilan bercerita pada siswa, peneliti
membuat media Cincin Tokoh pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Media
Cincin Tokoh merupakan media yang berupa cincin yang bergambarkan
tokoh dalam cerita, dibuat dengan tujuan supaya dapat meningkatkan
keterampilan bercerita serta memudahkan siswa untuk berimajinasi dengan
melihat gambar tokoh tersebut. Media Cincin Tokoh termasuk media visual
karena pada media Cincin Tokoh terdapat gambar dan melibatkan indera
penglihatan secara langsung. Diharapkan ketika siswa melihat atau
5
banyak, berinteraksi baik dengan gambar- gambar tetsebut, maupun dengan
sesamanya, membuat hubungan diantara paradoks dan membuat gagasan-
gagasan baru (Munadi, 2010:89).
Media Cincin Tokoh ini hampir sama dengan media Boneka Jari, akan
tetapi media Boneka Jari dikenakan pada ujung jari sedangkan media Cincin
Tokoh dikenakan seperti memakai cincin. Dengan adanya media Cincin
Tokoh ini diharapkan siswa dapat lebih termotivasi agar dapat berfikir
kreatif, siswa dapat menuangkan ide-ide untuk bercerita dengan
menggunakan media Cincin Tokoh, dan membuat suasana bercerita menjadi
lebih kongkrit. Sebelumnya pernah diadakan penelitian tentang media boneka
jari yang dilakuka pada kelas 1 SD, hasil dari penelitian tersebut adalah pada
saat pretest ketuntasan hanya mencapai 30% atau sebanyak 9 anak yang
tuntas, sedangkan pada posttest ketuntasan mencapai 100% atau sebanyak 30
anak yang tuntas. Dari hasil pretest dan posttest dapat dilihat bahwa
perolehan nilai mengalami peningkatan (Khoirunnisak, 2015:54).
Pernah dilakukan penelitian lainnya dengan menggunakan media
gambar (media visual) pada siswa kelas III SDN Rek- Kerrek 1 Pamekasan
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan. Hasil dari penelitian tersebut
kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar mengalami
peningkatan dengan presentase keberhasilan belajar klasikal siswa dari 30%
pada siklus I menjadi 90% pada siklus ke II (Selamed, 2013:62).
Melalui dasar pemikiran tersebut, maka peneliti akan mengadakan
6
Pembelajaran Cincin Tokoh Di SD Muhammadiyah 08 Dau-Malang”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang dirumuskan
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai bereikut:
1. Bagaimanakah proses pelaksanaan bercerita dengan menggunakan
media Cincin Tokoh pada siswa kelas 5 SD?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil keterampilan bercerita dengan
menggunakan media Cincin Tokoh pada siswa kelas 5 SD?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan bercerita dengan menggunakan
media Cincin Tokoh pada siswa kelas 5 SD.
2. Mendeskripsikan peningkatan hasil keterampilan bercerita dengan
menggunakan media Cincin Tokoh pada siswa kelas 5 SD.
1.4Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
media cincin tokoh maka akan ada peningkatan keterampilan bercerita pada
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 5 SD dengan Muhammadiyah 08
7
1.5Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
meningkatkan keterampilan bercerita dengan menggunakan media cincin
tokoh pada kelas 5 SD.
2. Bagi guru, mengetahui peningkatan keterampilan bercerita siswa kelas
5SD terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
media cincin tokoh sehingga guru mampu mengevaluasi kembali rencana
kegiatan pembelajaran sebelum terlaksananya proses belajar mengajar.
3. Bagi siswa, media cincin tokoh ini dapat membuat siswa menjadi lebih
kreatif dalam bercerita dan siswa dapat meningkatkan keterampilan
berceritanya.
1.6Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Siswa kelas 5A di SD Muhammadiyah 08 Dau- Malang dengan jumlah
25 siswa, jumlah siswa perempuan 12 dan jumlah siswa laki-laki 13.
b. Waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran
2015/2016.
Untuk menghindari terjadinya pembahasan yang melebar, maka
peneliti membatasai kegiatan penelitian pada:
a. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi bercerita.
b. Menggunakan media cincin tokoh secara berkelompok.
c. Kemampuan yang diukur untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
8
1.7Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini maka perlu
didefinisikan beberapa istilah, diantaranya yaitu:
a. Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang
perbuatan atau suatu kejadian secara lisan dalam upaya untuk
mengembangkan potensi (Nurwijayanti 2011:17).
b. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi dan bernalar dalam
kegiatan ilmiah, baik dalam perencanaan pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahua, dan teknologi maupun dalam penyebarluasan hasil
perencanaan dan pengembangannya (Nazar, 2006:1). Bahasa Indonesia
merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
untuk mempermudah interaksi sesama masyarakat Indonesia, serta
pemersatu bahasa-bahasa di negara Indonesia.
c. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan
atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga
terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efesien dan efektif (Asyhar, 2012:8).
d. Cincin tokoh adalah media yang berupa cincin yang bergambarkan tokoh
dalam cerita, dibuat dengan tujuan supaya dapat meningkatkan
keterampilan bercerita serta memudahkan siswa untuk berimajinasi