• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Oleh:

MELINDAWATI BR.G NIM. 051000162

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan Judul

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PARU RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2004-2008 Oleh :

MELINDAWATI BR G NIM. 051000162

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 26 Juni 2009

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim PengujiS

Ketua Penguji

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH NIP. 130 365 296

Penguji I

drh. Rasmaliah, M. Kes NIP. 390 009 523

Penguji II

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH NIP. 130 702 002

Penguji III

Drs. Jemadi, M.Kes NIP. 131 996 168 Medan, Juni 2009

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

ABSTRACT

Lung cancer is the health problem in developed countries and developing countries. Proportional Mortality Ratio (PMR) of lung, trachea, and bronchus cancer was 2,3% in the world. In 2005, the proportion of lung cancer patiens who were hospitalized in the hospital in Indonesia was 6,1%. In 2004-2008, there were 378 of lung cancer patiens who were hospitalized in RSUP H. Adam Malik Medan.

This was a descriptive research with a case series design to know the characteristic of lung cancer patiens who were hospitalized in RSUP H. Adam Malik Medan in 2004-2008. The populations were 378 datas of lung cancer patiens with the number of sample were 200 datas taken by Simple Random Sampling and analyzed by using Chi-square, Fisher Exact, Anova, t-test, and Kruskal Walis test.

There was an increasing tendency of lung cancer cases in RSUP H. Adam Malik Medan based on data in 2004-2008 as showed by the formula 3,4x + 65,4. The highest proportions was at age 40-60 years old with counts for male 38,0% and female 9,5% and sex ratio 365,12%, Bataknesse 58,0%, Moslems 57,5%, Primary/Junior High School 41,0%, have married 97,0%, enterpreneur 33,0%, reside out of Medan 65,5%, with the smoking history 76,0%, the sensitivity of cough symptoms 71,5%, stage III 63,0%, symptomatic therapy 56,5%, non insurance 88,0%, average length stay 14,5 days, discharged out patiens 75,0%, Case Fatality Rate (CFR) in 2005 is 17,84% and for stage III 25,64%,

In early stage, there was significantly difference of proportion between resection and chemotherapy (χ2= 32,732; p=0,000; 28,6% vs 8,6%) and also for

insurance and non insurance (p=0,003; 28,6% vs 71,4%). Its also there was significantly difference proportions of patiens with resections, chemotherapy, (χ2=8,578; p=0,035; 66,7 vs 33,3%; 92,3% vs 7,7%). Average lenght stay of discharged out patiens significantly difference from recommended out patiens and death (F = 7,692; p=0,001, 15,8 days vs 12,2 days vs 8,7 days). There were no difference between smoking history and educations, ages and clinical stages.

For RSUP H. Adam Malik Medan might be improve the services for patiens in orther no patiens who will be die in early stage and recommend to out for non insurance. Completing informations such as educations and occupations, and make specific details for working environment.

(4)

ABSTRAK

Kanker paru merupakan masalah kesehatan baik di negara maju dan berkembang. Proportional Mortality Ratio (PMR) kanker paru, trakea, dan bronkus di dunia 2,3%. Pada tahun 2005, proporsi penderita kanker paru rawat inap dari seluruh pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia 6,1%. Di RSUP H. Adam Malik Medan ditemukan 378 penderita kanker paru rawat inap tahun 2004-2008.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan disain case series untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008. Populasi peneltian 378 data penderita kanker paru dengan jumlah sampel 200 data penderita yang diambil dengan metode Simple Random Sampling dan diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-square, Exact Fisher, t-test, Anova dan Kruskal Walis.

Trend kunjungan penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan data tahun 2004-2008 mengalami peningkatan menurut garis persamaan y = 3,4x + 65,4. Proporsi tertinggi pada kelompok umur 40-60 tahun 37,0% dengan proporsi laki-laki 38,0% dan perempuan 9,5% dan sex ratio 4:1, suku Batak 58,0%, agama Islam 57,5%, pendidikan SD/SLTP 41,0%, status kawin 97,0%, wiraswasta 33,0%, luar Kota Medan 65,5%, memiliki riwayat merokok 76,0%, sensitivitas keluhan batuk 71,5%, stadium III 63,0%, terapi simptomatik 56,5%, bukan biaya sendiri 88,0%, lama rawatan rata-rata 14,5 hari, PBJ 75,0%, CFR tertinggi pada tahun 2005 17,84% dan pada stadium III 25,64%.

Pada stadium dini, proporsi pembedahan secara signifikan lebih tinggi dari kemoterapi (χ2= 32,732; p=0,000; 28,6% vs 8,6%) dan dengan biaya sendiri lebih

rendah daripada bukan biaya sendiri (p=0,003; 28,6% vs 71,4%). Proporsi penderita kanker paru yang melakukan pembedahan, kemoterapi bukan biaya sendiri secara signifikan lebih tinggi dibandingkan biaya sendiri (χ2=8,578; p=0,035; 66,7 vs 33,3%; 92,3% vs 7,7%). penderita kanker paru yang PBJ secara signifikan lebih lama diarawat daripada PAPS dan meninggal (F = 7,692; p=0,001; 15,8 hari vs 12,2 hari vs 8,7 hari). Tidak ada perbedaan signifikan antara lama rawatan rata-rata dan berdasarkan stadium klinis, umur berdasarkan stadium klinis, dan riwayat merokok berdasarkan tingkat pendidikan.

Kepada pihak RSUP H. Adam Malik agar meningatkan pelayanan pada penderita sehingga tidak ada lagi penderita yang meninggal pada stadium dini dan PAPS pada yang mengunakan bukan biaya sendiri. Melengkapi pencatatan pada rekam medis mengenai pendidikan dan pekerjaan dan dibuat lebih spesifik mengenai kondisi lingkungan kerja penderita.

(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Melindawati Br. Ginting Tempat/Tanggal Lahir : Tj. Anom/07 Agustus 1987

Agama : Islam

Status : Belum Menikah Jumlah Bersaudara : Tiga Bersaudara

Alamat : Jl. Sei Glugur No. 321 Tj. Anom Kec. Pancur Batu Riwayat Pendidikan :

1993-1999 : SD Negeri 104219 Tj. Anom 1999-2002 : SLTP Negeri 3 Pancur Batu 2002-2005 : SMA Negeri 15 Medan

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, ridha dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008”

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta Ayahanda F. Ginting dan Ibunda Sumariah yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh pengorbanan dan kasih sayang. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapakan terima kasih banyak kepada Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku dosen pembimbing I dan Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan skaligus sebagai dosen penguji I yang telah memberikan banyak ktitik dan saran yang membangun dalam penulisan ini.

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II yang juga telah memberikan banyak ktitik dan saran yang membangun dalam penulisan ini.

4. Bapak DR.Drs. R. Kintoko Rochadi, M.Kes selaku dosen penasehat Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(7)

6. Kepala Bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Ibu Ratna, terima kasih atas segala bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang tua yang tercinta, Bapak dan Ibu yang telah memberikan begitu banyak dukungan, perhatian, motivasi, semangat dan doa kepada penulis. Juga kepada adik-adik penulis yang tersayang, Ferry, Nisa dan Adek Dimas atas semangat, dukungan dan doanya. Kepada Bapak Surya Ali yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, perhatian dan Semangat.

9. Keluarga besar penulis, Alm. Kakek, Nenek, Nenek uyut, Pak Tengah, Pak Uda, dan B’Fika, B’Tika atas segala bantuan, semangat dan dukungannya.

10. Sahabat-sahabat penulis yang tersayang, Yunni, Ayu, Dewi, Siska, dan Ratna, Kiki serta saudara-saudara sepupu, Rahmi, Ade, Tia, Yuni, Uswah atas segala dukungan, bantuan, motivasi, semangat, doa dan kebersamaan yang tidak terlupakan. Spesial untuk Kak Futri Syaimah, terima kasih banyak atas bantuan dan dukungannya selama ini kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan selama penulisan skripsi, Icha, Essy, Nita Arin, Vina, Wawan, Kak Rahmi, Tati, Roinda, Maria, Melfa, Melva, Rolina, Citra, Nita2, Merry, Merry2, Christin, Rani, Kak Sugiarti, Ninna dan semuanya serta teman-teman stambuk 2005 dan peminatan Epidemiologi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan besar hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan ini.

Medan, Mei 2009

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ...iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS...iv

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 7

(9)

2.6.5. Sitologi ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN... 33

4.1. Jenis Penelitian... 33

5.3. Riwayat Merokok... 39

5.4. Keluhan ... 40

5.5. Stadium Klinis... 40

5.6. Penatalaksanaan Medis ... 41

5.7. Sumber Pembiayaan... 42

5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru... 43

(10)

5.10.2. Umur Berdasarkan Stadium Klinis ... 48

5.10.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis ... 49

5.10.4. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis... 50

5.10.5. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 50

5.10.6. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 51

5.10.7. Kedaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinis... 53

5.10.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinis... 54

5.10.9. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 55

6.3 Riwayat Merokok... 66

6.4 Keluhan ... 67

6.5 Stadium Klinis... 68

6.6 Penatalaksanaan Medis ... 69

6.7 Sumber Pembiayaan... 71

6.8 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru... 73

6.9 Keadaan Sewaktu Pulang... 73

6.10 Analisis Statistik ... 75

6.10.1 Riwayat Merokok Berdasarkan Pendidikan... 75

6.10.2 Umur Berdasarkan Stadium Klinis ... 76

6.10.3 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis ... 76

6.10.4 Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis... 78

6.10.5 Sumber Pembiayaan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 80

6.10.6 Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 81

6.10.7 Kedaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinis... 82

6.10.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinis... 84

6.10.9 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 85

6.11 Case Fatality Rate (CFR) Berdasarkan Tahun ... 86

6.12 CFR Berdasarkan Stadium Klinis ... 87

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

7.1. Kesimpulan ... 88

7.2. Saran... 90 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Paru Berdasarkan TNM...10 Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...36 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Umur dan Jenis Kelamindi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...37 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...38 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Riwayat Merokok di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...39 Tabel 55. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008………...40 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008………... 40 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...41 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis dan Gabungannya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...41 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

(12)

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan sumber Pembiayaan (Bukan Biaya Sendiri) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...43 Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...43 Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...44 Tabel 5.13. Karakteristik Penderita yang Meninggal...45 Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...47 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...48 Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium

Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...49 Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...50 Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...51 Tabel 5.19. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...52 Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita KankerParu

Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...53 Tabel 5.21. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru Rawat Inap

Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...54 Tabel 5.22. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru Rawat Inap

(13)

Tabel 5.23. CFR Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...56 Tabel 5.21. CFR Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinis

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Diagram Bar Kunjungan Penderita Kanker Paru Berdasarkan Tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...57 Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Umur

dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...59 Gambar 6.3 Diagram Bar Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Suku di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...60 Gambar 6.4 Diagram PieProporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Agama

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...61 Gambar 6.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...62 Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Status

Perkawinan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...63 Gambar 6.7 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan

Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...64 Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Tempat

Tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...65 Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Riwayat

Merokok di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...66 Gambar 6.10 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan

(15)

Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...69

Gambar 6.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Penatalaksanaan Medis dan Gabungannya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008………...70 Gambar 6.14 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan

Sumber Pembiayaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008………...71 Gambar 6.15 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan

Sumber Pembiayaan (Bukan Biaya Sendiri) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...72 Gambar 6.16 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...73 Gambar 6.17 Diagram Batang Proporsi Riwayat Merokok di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2004-2008...75 Gambar 6.18 Diagram Batang Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinis di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...76 Gambar 6.19 Diagram Batang Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...77 Gambar 6.20 Diagram Batang Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan

Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...79 Gambar 6.21 Diagram Batang Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...80 Gambar 6.22 Diagram Batang Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan

(16)

Gambar 6.24 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinis Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...84 Gambar 6.25 Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...85 Gambar 6.26 Diagram Batang CFR Kanker Paru Berdasarkan Tahun di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008...86 Gambar 6.27 Diagram Batang Batang CFR Kanker ParuBerdasarkan Stadium

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada beban ganda. Di satu pihak penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular yaitu penyakit akibat gaya hidup serta penyakit degeneratif.1

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2006, Proportional Mortality Ratio (PMR) penyakit tidak menular semakin meningkat, tahun 1980 sebesar 25,41%, tahun 1986 sebesar 33,83%, tahun 1992 sebesar 43,60%, tahun 1995 sebesar 45,42% dan tahun 2001 meningkat menjadi 48,53%.1

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan dan merupakan penyakit yang ditakuti karena keganasannya serta memerlukan pembiayaan yang tinggi untuk penanggulangannya tanpa harapan kesembuhan yang berarti. Penyakit ini sering ditemukan pada stadium lanjut dengan akibat fatal. 2

(18)

Salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia adalah kanker paru. WHO World Report 2000 melaporkan, PMR kanker paru pada tahun 1999 di dunia 2,1%.6 Menurut WHO (2004), Cause Spesific Death Rate (CSDR) kanker trakea, bronkus dan paru di dunia 13,2 per 100.000 penduduk dengan PMR 2,3%.7

Pada tahun 1998 di Malaysia, CSDR kanker paru 4,2 per 100.000 penduduk. Di Singapura tahun 2000, CSDR kanker paru 27,5 per 100.000 penduduk. Di Brunei Darussalam tahun 2001, CSDR kanker paru 11,4 per 100.000 penduduk. Di Jepang tahun 2001, CSDR kanker paru adalah 43,7 per 100.000 penduduk.8

Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medik tahun 2004, dalam sepuluh peringkat penyakit neoplasma ganas terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia, kanker paru menduduki peringkat ke enam dengan jumlah penderita 2.757 orang atau dengan proporsi 3,2%.Tahun 2005, proporsi penderita kanker paru rawat inap meningkat menjadi 5,8%. Berdasarkan sepuluh peringkat penyakit neoplasma ganas terbanyak pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2004, kanker paru menduduki peringkat ke enam dengan jumlah penderita 2.124 orang atau dengan proporsi 6,1%. Tahun 2005, jumlah penderita kanker paru rawat jalan 1.077 orang dengan proporsi 2,72%.9,10

(19)

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2004, ditemukan jumlah kasus kanker paru 296 kasus.11 Menurut data Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel di Sumatera Utara tahun 2006 ditemukan kasus kanker paru sebanyak 66 kasus dengan proporsi 29,59%. Dari data tersebut diketahui 72,73% laki-laki dan 27,27% perempuan. 12

Berdasarkan hasil penelitian Simorangkir di Rumah Sakit Santha Elisabeth Medan pada tahun 1999-2003 ditemukan pasien penderita kanker paru rawat inap 137 orang.13 Hasil penelitian Situmeang, pada tahun 2004-2007 di rumah sakit yang sama, ditemukan jumlah pasien penderita kanker paru rawat inap 114 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 20,18%.14

Menurut hasil penelitian Widyastuti di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan pada tahun 2000-2002 ditemukan pasien penderita kanker paru rawat inap 178 orang dengan proporsi pada tahun 2000 sebesar 7,07%, tahun 2001 sebesar 12,62%, dan tahun 2002 sebesar 15,52%.15

Berdasarkan hasil survei awal dari bagian Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2004-2008 ditemukan pasien penderita kanker paru rawat inap 378 orang dengan perincian pada tahun 2004 sebanyak 63 orang, tahun 2005 sebanyak 88 orang, tahun 2006 sebanyak 68 orang, tahun 2007 sebanyak 70 orang, dan tahun 2008 sebanyak 89 orang.

(20)

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita kanker paru rawat inap berdasarkan data tahun 2004-2008.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan faktor sosio demografi meliputi: umur dan jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, dan tempat tinggal.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan keluhan.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan riwayat merokok.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan stadium klinis.

(21)

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan sumber pembiayaan.

h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker paru.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan Medis berdasarkan stadium klinis.

k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi sumber pembiayaan berdasarkan stadium klinis.

l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi sumber pembiayaan berdasarkan penatalaksanaan medis.

m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi sumber pembiayaan berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan stadium klinis.

o. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinis.

p. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

q. Untuk mengetahui CFR penderita kanker paru tahun 2004-2008.

(22)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai informasi kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan mengenai karakteristik penderita kanker paru di rumah sakit tersebut sehingga dapat meningkatan pelayanan bagi penderita.

1.4.2. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian selanjutnya tentang penyakit kanker paru.

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Paru dan Fungsi paru16

Paru-paru adalah salah satu alat tubuh yang vital untuk kehidupan manusia. Tanpa paru, manusia tidak akan mungkin bisa bertahan hidup. Fungsi utama paru adalah sebagai alat pernafasan. Proses pertukaran antara oksigen dan karbondioksida saat berlangsungnya proses pernafasan terjadi di paru-paru.

Pada proses pernafasan, pertukaran gas bermula dari hidung atau mulut, berlanjut ke tenggorokan, trakea, paru, bronkus, bronkeolus dan berakhir di gelembung paru (alveolus). Dinding bronkus dilapisi oleh sel-sel epitel yang disebut dengan epitel bronkus.

Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus atas, tengah, dan bawah. Paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus atas dan bawah. Masing-masing lobus pada paru kanan dan kiri dipisahkan oleh suatu sekat yang berfungsi untuk mencegah penyebaran penyakit dari satu lobus ke lobus lainnya, sehingga bila salah satu lobus terkena penyakit maka penyakit tersebut akan membesar terlebih dahulu di lobus tersebut sebelum menyebar ke lobus lainnya.

2.2. Definisi Kanker Paru

(24)

metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. 16

Perkembangan kanker paru dipengaruhi oleh pembelahan sel kanker dan metastasis kanker paru. Menurut Virchow dan Motram yang dikutip dari Tabrani (1996), dasar dari penyakit kanker paru sama dengan penyakit kanker pada umumnya, yakni pertumbuhan ganas yang terjadi pada satu atau beberapa sel kanker yang mengalami pembelahan. Semakin pendek masa pembelahan sel kanker, semakin cepat pertumbuhan sel kanker tersebut.18

Metastasis adalah persebaran kanker ke organ-organ lainnya. Kecepatan pertumbuhan sel tumor metastasis sama seperti tumor induk (primer). Menurut Garland yang dikutip dari Tabrani (1996), metastasis dapat terjadi pada stadium dimana tumor masih belum dapat dilihat secara radiologi akibatnya pada saat terdeteksi, tumor sudah bermetastasis ke organ-organ lain.17,18

2.2.1. Klasifikasi Kanker Paru

Klasifikasi kanker paru berdasarkan jenis histopatologi menurut WHO tahun 1981 adalah sebagai berikut:

a. Karsinoma Sel Skuamosa

(25)

b. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma pada umumnya terletak pada perifer dan biasanya tidak berhubungan dengan bronkus, atau berhubungan dengan bronkus hanya karena invasi lokal atau adanya penyebaran melalui pembuluh limfa submukosa. Tanpa dipengaruhi ukuran tumor dan deferensiasi selnya, adenokarsinoma sering berpenetrasi ke pleura dan bermetastasis ke tempat lain sebelum tumor primernya dapat diidentifikasi.19

c. Karsinoma Sel Besar

Karsinoma sel besar umumnya terletak di perifer dan mempunyai deferensiasi yang buruk.19 Jenis kanker paru ini merupakan tumor perifer besar dan menyebar di perifer sebelum bermetastasis. 20

d. Karsinoma Sel Kecil

Karsinoma sel kecil adalah kanker paru yang bermetastasis cepat pada stadium dini. Penyebarannya melalui pembuluh darah dan pembuluh limfa.19 Jenis karsinoma ini memiliki prognosa sangat buruk karena agresif dan mudah bermetastasis dan pada saat diagnosa ditegakkan sudah terjadi metastasis jauh. Karsinoma sel kecil umumnya berasal dari bronkus besar, menginfiltrasi dinding bronkus, bermetastasis ke hilus dan mediastinum.21

Untuk kepentingan pengobatan, kanker paru diklasifikasikan sebagai berikut:19 a. Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC), yang meliputi karsinoma sel

(26)

2.2.2. Stadium Klinis22

Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM menurut International Union Againts Cancer (IUAC)/The American Joint on Cancer Comitee (AJCC) 1997 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Stadium Klinis Kanker Paru berdasarkan TNM

Stadium TNM 0 Karsinoma In Situ

IA T1N0M0 I

IB T2N0M0 IIA T1NIM0 II

IIB T2NIM0 T3N0M0

T3N1M0 T1N2M0 T2N2M0 IIIA

T3N2M0 T4N0M0 T4N1M0 T4N2M0 T1N3M0 T2N3M0 T3N3M0 III

IIIB

T4N3M0

IV Setiap T, Setiap N dengan M1

Keterangan: Tumor Primer (T) Tis : Karsinoma in situ

T1 : Tumor dengan ukuran ≤ 3 cm, dikelilingi oleh pleura paru atau viseral dan tidak ada invasi proksimal ke lobus bronkus pada bronskopkopi.

(27)

T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak < 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, atau adanya atelektasis/pneumonitis obstruktif seluruh paru.

T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleura/perikardium yang disertai efusi pleura/perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer.

Kelenjar Getah Bening Regional (N)

N0 : Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional

N1 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, dan atau peribronkial, serta kelenjar getah bening pada paru karena perluasan langsung tumor primer.

N2 : Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum atau kelenjar getah bening di bawah karina.

N3 : Metastasis ke kelenjar getah bening hilus kontra lateral, atau skelenus kontra lateral/ipsi lateral, atau kelenjar getah bening supraklavikuler.

Metastasis Jauh (M)

M0 : Tidak ada metastasis jauh.

(28)

2.3. Epidemiologi

2.3.1. Distribusi Frekuensi Kanker Paru

Kanker paru merupakan salah satu penyakit kanker tertinggi di dunia. 23 Di Amerika Serikat pada tahun 1993, prevalens kanker paru 173 per 100.000 penduduk.24 Di Denmark pada tahun 1994, prevalens kanker paru pada laki-laki 83 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan 46 per 100.000 penduduk.25 Di Inggris pada tahun 2001, prevalens kanker paru 35 per 100.000 penduduk.26 Di Indonesia, berdasarkan hasil survei kanker global tahun 2002, prevalens kanker paru 28 per 100.000 penduduk.27

Pada tahun 1995 di Yogyakarta, prevalens kanker paru pada laki-laki 5,9 per 100.000 penduduk. Di Ujung Pandang pada tahun yang sama, prevalens kanker paru pada laki-laki 5,9 per 100.000 penduduk dan di Semarang sebesar 7,1 per 100.000 penduduk. Di Yogyakarta pada tahun 1996, prevalens kanker paru pada laki-laki 11,4 per 100.000 penduduk, sedangkan pada perempuan 7,1 per 100.000 panduduk.28

Berdasarkan hasil penelitian Jusuf, dkk., di Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais tahun 1993-1997, dari 541 penderita kanker paru yang diteliti ditemukan sebesar 80% adalah laki-laki. Empat penderita berumur < 25 tahun (1%), 53 penderita berumur 26-40 tahun (10%), 27% berumur 41-55 tahun, 46% berumur 56-70 tahun, 15% berumur 71-85 tahun, dan 1% berumur diatas 85 tahun.22

(29)

2.3.2. Faktor Risiko Kanker Paru

Fakror risiko terjadinya kanker paru adalah sebagai berikut: a. Umur

Berdasarkan hasil survei kanker paru yang dikutip dari Alsagaf (1995), dilaporkan bahwa 90% kasus kanker paru terjadi pada usia ≥ 40 tahun.19 Di negara Industri, kanker paru ditemukan pada kelompok umur di atas 40 tahun, terbanyak pada umur 55-75 tahun dengan rata-rata 65 tahun.27 Di Amerika, penderita kanker paru terbanyak pada usia ≥ 40 tahun yaitu sebesar 90%, dan di Indonesia (Surabaya) sebesar 84,4%.19 Berdasarkan hasil penelitian Etzel, et al., tahun 2003 di The University of Texas M. D. Anderson Cancer Center (Houston), ditemukan 75% penderita kanker paru berusia di atas 55 tahun.29

b. Jenis Kelamin

(30)

c. Kebiasaan Merokok

Insidens kanker paru berhubungan erat dengan kebiasaan merokok.30 Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru. Pada rokok terdapat zat karsinogen dan zat pemicu timbulnya kanker.31 Resiko relatif terjadinya kanker paru pada perokok adalah 20 kali dibandingkan dengan non perokok.32,33

Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia perokok sewaktu mulai merokok, jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok.32,33 Jika seorang perokok menghentikan kebiasaan merokok, maka baru akan menunjukkan risiko yang sama dengan bukan perokok 10-13 tahun kemudian.32,33

d. Predisposisi Karena Penyakit Lain32,33

Tuberkulosis paru merupakan faktor predisposisi kanker paru melalui mekanisme hiperplasi, metaplasi, karsinoma in situ, karsinoma bronkogenik sebagai akibat adanya jaringan parut tuberculosis.

Data O. Aurbach (1997) mendapatkan bahwa 7% dari kanker paru berasal dari jaringan parut, sedang 23,3% karsinoma jaringan parut ini bersal dari riwayat tuberkulosis.

e. Pengaruh Genetik dan Status Imunologi

(31)

kondisi tidak semua gangguan itu berkembang cepat namun dapat berhenti sebelum berubah menjadi ganas (tumor jinak). Namun, ketika gangguan semakin berat dan bermetastasis ke organ lain maka hal inilah yang dikatakan sebagai kanker.34

Status imunologi penderita kanker paru yang dipantau dari respon imun seluler menunjukkan adanya korelasi antara derajat diferensiasi sel, stadium panyakit, tanggapan terhadap pengobatan, serta prognosis. 32

f. Bahan Karsinogen di Lingkungan Kerja

Mineral dan zat-zat kimia tertentu dapat memicu timbulnya kanker paru. Perlu waktu yang lama, yaitu 15-25 tahun antara terpapar sampai timbulnya gejala kanker paru.30 Beberapa karsinogen yang dapat menimbulkan kanker paru antara lain: asbes, arsen, khlor metil eter, pembakaran arang, aluminium, khrom, nikel, gas mustard, kalsium flurida, zat radioaktif dan tar batu bara.Bahan-bahan tersebut sering dijumpai di lingkungan kerja, seperti pada penyulingan, pertambangan batu bara, penyulingan logam, pabrik seperti tekstil, semen, pembuatan asbes, dan industri kimia.30,31

(32)

2.4. Gejala Klinik

Pada waktu kanker paru ditemukan, biasanya proses pertumbuhan sudah relatif lama dengan gejala yang bervariasi. Gejala kanker paru tergantung pada letak, karakter biologi dan persebaran tumor.23 Gejala kanker paru dimulai dengan lemah badan, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan gejala pulmoner.31,32 Sekitar 25% kanker paru ditemukan tanpa gejala, sebagian besar tumor ini terdiri dari adenokarsinoma yang terletak di perifer dengan kaliber bronkial kecil.23

Manifestasi klinis kanker paru secara garis besar dibagi atas: 2.4.1. Gejala Intrapulmoner 32,33,36

Disebabkan gejala lokal adanya tumor di paru, yaitu melalui gangguan pada pergerakan silia serta ulserasi bronkus yang memudahkan terjadinya radang berulang. a. Batuk

Batuk adalah gejala umum kelainan paru dan juga merupakan gejala awal kanker paru. Gejala batuk merupakan manifestasi yang sering dikeluhkan penderita (70-90% kasus). Patogenesis terjadinya batuk pada kanker paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang terletak di dalam rongga toraks, antara lain terdapat di bronkus.

b. Batuk Darah

(33)

c. Sesak Nafas

Sesak nafas adalah gejala kanker paru yang disebabkan oleh tumor di dalam saluran nafas dan menekan saluran nafas sehingga menyebabkan atelektasis, penurunan faal paru dan berakhir dengan sesak nafas. Keluhan ini terjadi pada 58% kasus.

d. Nyeri Dada

Nyeri dada yang dirasakan penderita kanker paru disebabkan keterlibatan pleura parietal dan tergantung pada luas lokasi tumor. Nyeri ini dirasakan pada saat inspirasi dan terjadi pada 42-67% kasus.

2.4.2. Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner 32,33,36

Gejala yang ditimbulkan kanker paru dalam rongga toraks tetapi diluar paru. Beberapa kelainan yang sering menimbulkan gejala tersebut antara lain:

a. Efusi Pleura

Efusi Pleura adalah gejala yang ditimbulkan akibat akumulasi cairan di rongga pleura oleh karena invasi tumor secara langsung ke dalam rongga tesebut. Gejala yang paling sering adalah sesak nafas dan nyeri dada.

b. Pneumotoraks

Pneumotoraks adalah gejala yang ditimbulkan akibat terdesaknya organ oleh karena akumulasi udara di dalam rongga pleura.

c. Efusi perikard

(34)

d. Disfagi

Disfagi adalah gejala berupa gangguan menelan oleh karena penekanan dinding esofagus oleh tumor atau oleh kerena pembesaran kelenjar limfe mediastinum, sehingga terjadi obstruksi esofagus.

e. Sindrom Vena Cava Superior

Penekanan atau invasi tumor ke pembuluh darah mediastinum yang dapat menimbulkan gejala edema pada wajah, pembengkakan leher, dan kadang-kadang menimbulkan rasa sakit di kepala dan sesak nafas.

2.4.3.Gejala Ekstrapulmoner Non Metastasik32,33

Manifestasi dari gejala ekstrapulmoner non metastasik berupa gangguan neuromuskuler (4-15%), gangguan endokrin metabolik (5-12,1%), gangguan pada jaringan ikat dan tulang serta gangguan vaskuler dan hematologik.

2.4.4. Gejala Ekstratorasik Metastasik 32,33,36

(35)

2.5. Prognosis 24

Yang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan pembedahan, kemungkinan hidup 5 tahun setelah pembedahan adalah 30%. Pada karsinoma in situ, kemampuan hidup setelah dilakukan pembedahan adalah 70%, pada stadium I, sebesar 35-40% pada stadium II, sebesar 10-15% pada stadium III, dan kurang dari 10% pada stadium IV. Kemungkinan hidup rata-rata tumor metastasis bervariasi, dari 6 bulah sampai dengan 1 tahun. Hal ini tergantung pada status performance penderita dan luasnya tumor. Sedangan untuk kasus SCLC, kemungkinan hidup rata-rata adalah 1-2 tahun pasca pengobatan. Sedangkan ketahanan hidup SCLC tanapa terapi hanya 3-5 bulan.

2.6. Diagnosis 2.6.1. Anamnesis

(36)

2.6.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi partial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.23

2.6.3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk:

a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker terhadap paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas untuk menilai adanya kegagalan pernafasan.

b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.

c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh, baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis18

2.6.4. Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi.30 Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.22

(37)

serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.22

2.6.5. Sitologi23

Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.

Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi.

2.6.6. Bronskoskopi 23

(38)

2.6.7. Biopsi Transtorakal 23

Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik inserasi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.

2.6.8. Torakoskopi 16

Torakoskoskpi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak.

Pangambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan penghisapan jaringan tumor yang ada.

2.6.9. Mediastinokopi 23

Lebih dari 20% kanker paru bermetastasis ke mediastinum, terutama karsinoma sel kecil dan karsinoma sel besar. Mediastinokopi adalah alat untuk mendapatkan jaringan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat melalui insisi di daerah interkostalis.

2.6.10. Torakotomi 23

(39)

terakhir. Pada torakotomi dapat dilakukan eksplorasi dan identifikasi jenis kanker melalui pemeriksaan histopatologi potongan beku (frozen section).

Pemeriksaan histopatologi tumor primer paru dari bahan reseksi dilakukan untuk menentukan jenis histopatologi.

2.7. Penatalaksanaan Kanker Paru 2.7.1. Pembedahan

Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif dimaksudkan untuk mereduksi tumor agar radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik.

Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dialakukan dengan cara: a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi

tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal.

b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru.

(40)

2.7.2. Radioterapi 23,37

Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NSCLC stadium awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan.

Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. terapi radiasi banyak dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi.

2.7.3 Kemoterapi 21,23,37

(41)

1.8. Pencegahan.

1.8.1. Pencegahan Primordial

Pada kanker paru, pancegahan primordial dimaksudkan untuk mencegah timbulnya faktor risiko bagi masyarakat yang belum memiliki risiko menderita kanker paru. Salah satunya adalah pencegahan terhadap perilaku merokok. Merokok merupakan salah satu faktor yang menjadi masalah kesehatan seperti penyakit kanker paru, jantung, dan stroke.38 Gerakan anti rokok dapat mengurangi dampak merokok terhadap kesehatan. Namun gerakan anti rokok sangat sulit diterapkan tanpa didukung oleh tekad perokok dan lingkungan. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan terhadap bahaya merokok sangat penting.37

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) terus meningkatkan kampanye bahaya merokok bagi kesehatan dimulai sejak tingkat SD sampai SMU dengan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Penanggulangan terhadap bahaya rokok juga dilakukan dengan diperingatinya Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacoo Day). Selain itu juga dibentuk Framework Convention on Tobacoo (FCTC) di negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Khusus Indonesia, negara dengan konsumsi Tembakau nomor lima di dunia, FCTC dapat dijadikan salah satu cara untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.39

1.8.2. Pencegahan Primer

(42)

mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok. Pencegahan atau pengurangan merokok dapat ditempuh melalui promosi kesehatan tentang bahaya rokok dan penerapan kebijaksanaan tentang rokok, seperti diberlakukannya area bebas rokok, larangan iklan dalam promosi rokok, dan label bahaya rokok. Pencegahan lainnya adalah menghindari paparan dari bahan-bahan yang bersifat karsinogenik. Efek yang diharapkan dari pencegahan primer adalah mengurangi insidens penyakit kanker.40 1.8.3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder kanker paru usaha yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan/keparahan lebih lanjut akibat kanker paru. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan penemuan dini penderita kanker paru pada orang yang berisiko tinggi dan tindakan pengobatan. Semakin dini kanker paru terdiagnosa, maka semakin besar peluang pengobatannya. Pembedahan merupakan tindakan pengobatan utama pada kanker paru stadium dini karena pada stadium ini belum terjadi metastsis kanker ke organ lainnya. Namun demikian, penemuan dini kanker paru tidaklah mudah, karena sekitar 25% kanker paru tidak menunjukkan gejala. Penemuan dini kanker paru dapat dilakukan dengan pemeriksaan rontgen dada pada orang yang berisiko tinggi menderita kanker paru. Cara lain adalah dengan melakukan pemeriksaan dahak secara berkala. Pemeriksaan dahak ini akan memperlihatkan perubahan kanker dalam tingkat sel.37,41

1.8.4. Pencegahan Tersier

(43)
(44)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan, maka disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar di bawah ini:

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita Kanker Paru adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker paru berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dalam rekam medik.

Karakteristik Penderita Kanker Paru 1. Sosio Demografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama

Tingkat Pendidikan Status Perkawinan Pekerjaan

Tempat Tinggal 2. Keluhan

3. Riwayat Merokok 4. Sumber Pembiayaan 5. Stadium Klinis

6. Penatalaksanaan Kanker Paru 7. Lama Rawatan Rata-rata 8. Keadaan Sewaktu Pulang

(45)

3.2.2. Sosiodemografi

a. Umur adalah lamanya hidup penderita kanker paru yang dihitung berdasarkan tahun sejak penderita itu lahir sesuai yang tertulis pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. < 40 tahun 2. 40-60 tahun 3. > 60 tahun

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah etnik penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh 6. Nias

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik

(46)

1. SD/SLTP 2. SLTA 3. Akademi/PT 4. Tidak Tercatat

f. Status perkawinan adalah status penderita kanker paru berdasarkan riwayat pernikahan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Kawin 2. Tidak Kawin

g. Pekerjaan adalah mata pencarian utama penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. PNS/Pensiunan 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani

5. IRT/ Tidak Bekerja 6. Tidak tercatat

h. Tempat tinggal adalah daerah dimana penderita kanker paru tinggal menetap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.2.3. Keluhan adalah jenis keluhan yang dirasakan penderita kanker paru yang menyebabkan datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, yang dikategorikan atas,32,33,36

1. Sesak Nafas 2. Batuk 3. Nyeri Dada 4. Batuk Darah 5. Disfagi

(47)

3.2.4. Riwayat merokok adalah riwayat mengenai perilaku merokok pada penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Merokok 2. Tidak Merokok

3.2.5. Sumber pembiayaan adalah jenis sumber biaya yang digunakan oleh penderita kanker paru selama dirawat di rumah sakit sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Biaya Sendiri

2. Asuransi Kesehatan (Askes)

3. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

Untuk analisis statistik, sumber pembiayaan dikategorikan atas: 1. Biaya Sendiri

2. Bukan Biaya Sendiri

3.2.6. Stadium klinis adalah derajat keparahan penderita kanker paru yang diderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan atas:22 4. Stadium I

5. Stadium II 3. Stadium III 4. Stadium IV

Untuk analisis statistik, stadium klinis kanker paru dikategorikan atas: 1. Sadium Dini (Stadium I dan II)

2. Stadium Lanjut (Stadium III dan IV)

3.2.7. Penatalaksanaan Medis adalah tindakan pengobatan yang dilakukan penderita kanker paru sesuai dengan yang tercatat pada kartu status, yang dikategorikan

(48)

1. Pembedahan 2. Kemoterapi

3. Terapi Simptomatik

4. Pembedahan + Kemoterapi

3.2.8. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita kanker paru dirawat inap di rumah sakit dihitung sejak hari pertama masuk sampai hari terakhir perawatan menurut catatan pada kartu status penderita yang kemudian dinyatakan dalam bentuk rata-rata.

3.2.9. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita sewaktu keluar dari rumah sakit, yang dikategorikan atas:

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

(49)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi didasarkan karena RSUP H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit pendidikan dan tersedia data mengenai kasus kanker paru serta belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis di rumah sakit tersebut pada tahun 2004-2008.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2009.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah data semua penderita kanker paru yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan mulai tahun 2004-2008 sebanyak 378 data. 4.3.2. Sampel

(50)

( )

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan.

Dari perhitungan di atas diperoleh besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 194 data. Besar sampel pada penelitian ini digenapkan menjadi 200 data.

4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

(51)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data sekunder penderita kanker paru yang diperoleh dari kartu status bagian rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan dari tahun 2004-2008, kemudian dicatat dan ditabulasi sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisis Data

(52)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Tahun

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan tahun di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008.

No Tahun f %

Pada tabel 5.1 dapat dilihat proporsi penderita kanker paru rawat inap yang tertinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 23,54%, disusul tahun 2005 sebesar 23,28%, tahun 2007 sebesar 18,52%, tahun 2006 sebesar 17,99% dan yang terendah tahun 2004 sebesar 16,67%.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi penderita kanker paru tahun 2004 dan 2008 mengalami peningkatan sebanyak 89-63 = 26 kasus dengan simple

rasio peningkatan adalah 63 89

= 1,41 kali dan persentase peningkatan sebesar

89 63 89−

x 100% = 29,21% dari tahun 2004 ke tahun 2008.

(53)

5.2. Sosiodemografi

5.2.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat proporsi umur dan jenis kelamin penderita kanker paru tertinggi pada kelompok umur 40-60 tahun 47,5%, dengan proporsi laki-laki 38,0% dan perempuan 9,5%. Proporsi umur penderita kanker paru terendah pada kelompok umur < 40 tahun 12,5%, dengan proporsi laki-laki 7,0% dan

perempuan 5,5%. Sex ratio penderita kanker paru 43 157

atau sekitar 4:1 menunjukkan

jumlah penderita kanker paru lebih tinggi laki-laki daripada perempuan. 5.2.2. Sosiodemografi

(54)

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

3. Tingkat Pendidikan SD/SLTP

(55)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat proporsi penderita kanker paru berdasarkan suku yang tertinggi adalah suku Batak 58,0%, dan yang terendah suku Nias 0,5%. Berdasarkan agama, proporsi yang tertinggi adalah Islam 57,5%, dan yang terendah Kristen katolik 1,5%. Berdasarkan tingkat pendidikan, proporsi yang tertinggi adalah SD/SLTP 41,0%, yang terendah Akademi/PT 16,5% dan tidak tercatat 11,5%.

Berdasarkan status perkawinan, proporsi yang lebih tinggi adalah berstatus kawin 97%, berdasarkan pekerjaan, yang tertinggi adalah wiraswasta 33%, yang terendah pegawai swasta 3,5% dan tidak tercatat 16%. Berdasarkan tempat tinggal, lebih tinggi di luar Kota Medan 65,5% daripada Kota Medan 34,5%.

5.3. Riwayat Merokok

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan riwayat merokok di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Riwayat Merokok di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Riwayat Merokok

f % Merokok

Tidak Merokok

152 48

76,0 24,0

Jumlah 200 100

(56)

5.4. Keluhan

Distribusi proporsi penderita kanker paru berdasarkan keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan penderita kanker paru tertinggi adalah batuk 7I,5%, diikuti nyeri dada 59,5%, sesak nafas 58,5%, batuk darah 21,5%, dan disfagi 2,5%.

5.5. Stadium Klinis

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan stadium klinis di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

(57)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat proporsi penderita kanker paru tertinggi adalah pada stadium III 63,0%, disusul stadium IV 19,5%, stadium II 14,5%, dan stadium I 3,0%.

5.6. Penatalaksanaan Medis

Distribusi proporsi penatalaksanaan medis pada penderita kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Penatalaksanaan Medis (n = 200)

f %

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi penatalaksanaan medis yang tertinggi adalah terapi simptomatik 56,5%, diikuti kemoterapi 36,0%, dan pembedahan 11,0%.

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis dan kombinasinya (lebih dari satu panatalaksanaan) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Penatalaksanaan Medis dan kombinasinya

f % Pembedahan

Kemoterapi

Terapi Simptomatik

Pembedahan + Kemoterapi

(58)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat proporsi jenis penatalaksanaan medis yang tertinggi adalah hanya terapi simptomatik 56,5%, diikuti hanya pembedahan 7,5%, hanya kemoterapi 32,5%, dan kombinasi pembedahan + kemoterapi 3,5%.

5.7. Sumber Pembiayaan

5.7.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan sumber pembiayaan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan

Sumber Pembiayaan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Sumber Pembiayaan

f % Biaya Sendiri

Bukan Biaya Sendiri

24

176

12,0 88,0

Jumlah 200 100

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat proporsi sumber pembiayaan yang digunakan penderita lebih tinggi bukan biaya sendiri 88,0% dibandingkan biaya sendiri 12,0%.

5.7.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Sumber Pembiayaan (Bukan Biaya Sendiri) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

(59)

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan (Bukan Biaya Sendiri) di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Sumber Pembiayaan (Bukan Biaya sendiri)

f %

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat proporsi sumber pembiayaan (bukan biaya sendiri) yang digunakan penderita lebih tinggi Jamkesmas 56,2% dibandingkan Askes 43,8%.

5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Paru

Lama rawatan rata-rata penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari) Mean

Standar Deviasi (SD) 95% Confidence Interval Coef. of Variation Minimum

(60)

Berdasarkan confidence Interval 95% didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata selama 13,3-15,8 hari.

5.9. Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita kanker paru rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Jumlah Keadaan Sewaktu Pulang

f % PBJ

PAPS Meninggal

150 22 28

75,0 11,0 14,0

Jumlah 200 100

(61)

Tabel 5.13. Karakteristik Penderita yang Meninggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

No Karateristik f %

3. Tingkat Pendidikan SD/SLTP

(62)

7. Riwayat Merokok

10. Penatalaksanaan Medis Pembedahan

11. Sumber Pembiayaan Biaya Sendiri

12. Lama Rawatan Rata-rata 12,2 Hari

(63)

5.10. Analisis Statistik

5.10.1. Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Proporsi riwayat merokok berdasarkan tingkat pendidikan penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Riwayat Merokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Riawat Merokok

Merokok Tidak

Merokok

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui dari seluruh penderita kanker paru yang berpendidikan SD/SLTP, 69,9% memiliki riwayat merokok dan 30,1% tidak memiliki riwayat merokok. Dari seluruh penderita kanker paru yang berpendidikan SLTA, 75,6% memiliki riwayat merokok dan 24,4% tidak memiliki riwayat merokok. Kemudian dari seluruh penderita kanker paru yang berpendidikan Akademi/PT, 78,8% memiliki riwayat merokok dan 21,2% tidak memiliki riwayat merokok.

(64)

5.10.2. Umur Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinis penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Umur

<40 tahun 40-60 tahun >60 tahun Jumlah Stadium Klinis

f % f % f % f % Stadium Dini

Stadium Lanjut

6 19

17,1 11,5

14 81

40,0 49,1

15 65

42,9 39,4

35 165

100 100

2

χ =1.321 df=2 p=0,517

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui dari seluruh penderita kanker paru stadium dini, 17,71% berumur < 40 tahun, 40,0% berumur 40-60 tahun, dan 42,9% berumur >60 tahun. Dari seluruh penderita kanker paru stadium lanjut, 11,5% berumur < 40 tahun, 49,1% berumur 40-60 tahun, dan 39,4% berumur >60 tahun.

(65)

5.10.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinis penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Penatalaksanaan Medis

(66)

5.10.4. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi sumber pembiayaan berdasarkan stadium klinis penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Sumber Pembiayaan Biaya Sendiri Bukan Biaya

Sendiri

Berdasarkan tabel 5.17, analisis dengan menggunakan uji Chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 1 sel (25%) expected count kurang dari 5 sehingga dilanjutkan dengan uji Exact Fisher. Dari hasil uji tersebut diperoleh p<0,05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi sumber pembiayaan berdasarkan stadium klinis. Proporsi penderita kanker paru stadium dini dan lanjut yang menggunakan biaya sendiri (28,6%) secara signifikan lebih rendah daripada bukan biaya sendiri (71,4%) dan penderita stadium lanjut yang menggunakan biaya sendiri (8,5%) secara signifikan lebih rendah daripada bukan biaya sendiri (91,5%).

5.10.5. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

(67)

Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Sumber Pembiayaan Biaya Sendiri Bukan Biaya

Sendiri Bedah + Kemoterapi

5

Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat dari hasil uji chi-square p<0,05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi sumber pembiayaan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Dari seluruh penderita kanker paru yang mendapatkan pembedahan, proporsi sumber biaya sendiri (33,0%) secara signifikan lebih rendah dari proporsi bukan biaya sendiri (66,7%). Dari seluruh penderita kanker paru yang mendapatkan kemoterapi, proporsi sumber biaya sendiri (7,7%) secara signifikan lebih rendah daripada proporsi bukan biaya sendiri (92,3%). Dari seluruh penderita kanker paru yang mendapatkan terapi simptomatik, proporsi sumber biaya sendiri (12,4%) secara signifikan lebih rendah daripada bukan biaya sendiri (87,6%). Dari seluruh penderita kanker paru yang mendapatkan pembedahan + kemoterapi, tidak ada yang

menggunakan sumber biaya sendiri (100% menggunakan bukan biaya sendiri). 5.10.6. Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

(68)

Tabel 5.19. Distribusi Proporsi Sumber Pembiayaan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Sumber Pembiayaan Biaya Sendiri Bukan Biaya

Sendiri

Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat dari seluruh penderita kanker paru yang pulang berobat jalan, 10,0% menggunakan biaya sendiri, dan 90,0% bukan menggunakan biaya sendiri. Dari seluruh penderita kanker paru yang pulang atas permintaan sendiri, 31,8% menggunakan biaya sendiri, dan 68,2% bukan menggunakan biaya sendiri. Kemudian dari seluruh penderita kanker paru yang pulang dalam keadaan meninggal dunia, 7,1% menggunakan biaya sendiri dan 92,9% bukan menggunakan biaya sendiri.

(69)

5.10.7. Kedaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinis

Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan stadium klinis penderita kanker paru rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Keadaan Sewaktu Pulang

P B J P A P S Meninggal Jumlah

Berdasarkan tabel 5.20 dapat dilihat dari seluruh penderita kanker paru stadium dini, 85,7% pulang berobat jalan, 11,4% pulang atas permintaan sendiri, dan 2,9% meninggal dunia. Dari seluruh penderita kanker paru stadium lanjut, 72,7% pulang berobat jalan, 10,9% pulang atas permintaan sendiri, dan 16,4% meninggal dunia.

(70)

5.10.8. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinis

Lama rawatan rata-rata penderita kanker paru berdasarkan stadium klinis di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.21 Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Paru Rawat Inap

Berdasarkan Stadium Klinis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-Rata Stadium Klinis

N Mean SD Stadium Dini

Stadium Lanjut

35 165

14,3 14,6

7,8 9,2

t= -0,184 df = 198 p = 0,854

Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat dari seluruh penderita kanker paru, terdapat 35 orang yang berada pada stadium dini dengan lama rawatan rata-rata 14,3 hari. Penderita kanker paru stadium lanjut sebanyak 165 orang dengan lama rawatan rata-rata 14,6 hari.

Gambar

Tabel 5.3.
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Merokok di RSUP H
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di RSUP H
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Paru Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis dan kombinasinya (lebih dari satu panatalaksanaan)  di RSUP H
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian: Proporsi penderita rinosinusitis kronis tertinggi pada kelompok umur 28–35 tahun 20,61%, umur diatas 18 tahun 88,18%, dengan proporsi laki-laki 42,91% dan

Perbedaan Proporsi Jenis Kelamin berdasarkan Komplikasi penderita TB Paru yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:.

Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Penyakit Kanker Colorectal yang Rawat Inap di RSUP. Berdasarkan hasil test of homogeneity of

baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul ” Karakteristik Penderita Kanker Paru Primer di Rumah

inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan. sosiodemografi antara lain umur dan jenis kelamin, suku,

Pada penelitian Aida (2011) di RSUP Haji Adam Malik Medan juga menyebutkan hasil yang serupa, bahwa penderita kanker serviks terbanyak berdasarkan stadium adalah pada stadium III

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker kolorektal berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi kanker, stadium klinis dan gambaran histopatologi

Berdasarkan gambar 11 diatas, dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks pada pasien rawat inap berdasarkan stadium klinik yaitu stadium lanjut (II B