• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklan Melalui Media Televisi Terhadap Sikap Konsumen Dalam Membeli Produk Motor Yamaha Jupiter MX Di JG. Cibereum Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklan Melalui Media Televisi Terhadap Sikap Konsumen Dalam Membeli Produk Motor Yamaha Jupiter MX Di JG. Cibereum Bandung"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

The Influence Of Advertisement Throught Television Toward

Costumers Attitude On Purchasing Yamaha Jupiter MX

In JG. Cibeureum Bandung

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

ROMA YANTHI 21206019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ii

Dalam Membeli Produk Motor Yamaha Jupiter MX Di JG Motor Cibeureum, Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Dibawah Bimbingan : Trustorini Handayani SE.,M.Si

Berbagai cara dilakukan oleh para industri otomotif khususnya motor, untuk menarik perhatian, dan merebut perhatian konsumen. Para industri otomotif khusnya motor terus berjuang dan berlomba-lomba untuk menjadikan industri otomotifnya, khususnya motor menjadi industri yang banyak di idolakan oleh para konsumennya. Salah satu cara yang dilkukan oleh perusahaan untuk merebut perhatian konsumen adalah melalui promosi yang dilakukan secara gencar, baik itu dalam bentuk reklame, media periklanan atau menjadi sponsor dalam berbagai event. Para industri otomotif khususnya motor, berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan, serta berusaha untuk memenangkan persaingan di percaturan industri otomotif khususnya motor. Dengan alasan itu, salah satu produsen sepeda motor di Indonesia yaitu PT. Yamaha Motor Indonesia (PT YMI) memberanikan diri untuk mengeluarkan produk baru dengan fitur yang sama sekali baru yaitu Jupiter MX. Salah satu dealer yang menyediakan motor Yamaha Jupiter MX adalah JG. Cibeureum. JG Motor adalah dealer resmi YAMAHA dengan badan hukum PT Jayamandiri Gemasejati. Bergerak di bidang penjualan retail kendaraan otomotif khususnya motor dengan merk YAMAHA. Didirikan pada tanggal 29 Oktober 1994, secara operasional menjalankan bisnis retail otomotif YAMAHA pada bulan September 2001 dengan menggunakan nama JG Motor Group.

`Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen di JG. MOTOR CIBEUREUM berjumlah 108 konsumen. Sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 52. Analisis yang digunakan analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi, analisis koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis menggunakan uji t.

Hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 13 For Windows, menunjukkan bahwa Iklan melalui media televisi memberikan pengaruh yang cukup kuat sebesar 38,1% terhadap sikap konsumen dan sisanya sebesar 61,9% adalah pengaruh dari faktor-faktor lain yang diabaikan penulis dalam penelitian.

(3)

iii

Department of Management Faculty Economic Indonesia Computer University Under the Guidance: Trustorini Handayani

Use a good advertisement will have an impact in attracting strong customers attitudes to buying a product. The purpose of this study is to determine how respondents responses to the implementation of advertisement to impressions Motor Yamaha Jupiter MX in the medium of television, how the attitude of respondents in the purchase of Motorcyle Yamaha Jupiter MX, and to determine the influence of Jupiter MX Yamaha advertisement on television, in the attitudes of respondents in buying Jupiter MX Yamaha Motor product in Motor Cibeureum JG.

This research uses descriptive method with quantitative approach. Independent variables in this research is through the medium of television advertisement, with the indicator used is the message content, message structure, message format, and the source of the message. While the dependent variable in this study is the attitude of constomers in buying Jupiter MX Yamaha Motor products, with the indicator used is Cognitive consisting of awareness and knowledge about Motorcyle Yamaha Jupiter MX, affective consisting of interest and delight in the existence of Motorcyle Yamaha Jupiter MX products, willingness to try the product Yamaha Jupiter MX, and conation is a willingness to use the product Yamaha Jupiter MX and reliability of using the product Yamaha Jupiter MX. The population in this study are the customer in the JG. MOTOR CIBEUREUM during which amounted to 108 customers. While the sample is numbered 52. The analysis used simple linear regression analysis, correlation analysis, coefficient of determination analysis, and hypothesis testing using t.

Results of data analysis using SPSS 13 for windows, show that through the medium of television advertisement provide a strong enough influence for 38.1% of customer attitudes and the balance of 61.9% is the influence of other factors are neglected writer in the research.

Keywords: , Advertisement Throught Television Toward, Costumers Attitude, Jg

(4)

vi

Kasih, karena izin dan kuasa-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “PENGARUH IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI TERHADAP SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MOTOR YAMAHA JUPITER MX

DI JG. CIBEUREUM BANDUNG”

Adapun, tujuan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Sidang Skripsi guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1), pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih

jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini

disebabkan karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh

karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak, guna meningkatkan mutu dan kualitas Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari doa, bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarya kepada:

1. Bapak Dr.Ir Eddy Soeryanto Soegoto, Rektor Universitas Komputer

(5)

vii

Ekonomi Universitas Kompurter Indonesia.

4. Ibu Lita Wulantika SE., M.Si, Koordinator Pelaksanaan Skripsi Program

Studi Manajemen Ekonomi Universitas Kompurter Indonesia.

5. Ibu Trustorini Handayani SE., M.Si, Dosen Pembimbing sekaligus sebagai

dosen mata kuliah seminar bisnis, yang senantiasa membantu saya dalam

penyusunan Laporan Usulan Penelitian. Terima kasih atas support yang

diberikan selama ini, terimakasih atas masukan-masukan yang Ibu berikan

kepada saya.

6. Ibu Elvira Azis, SE., MT., Dosen Penguji, terima kasih atas

masukan-masukan yang telah diberikan kepada peneliti, semoga masukan-masukan-masukan-masukan

tersebut dapat saya laksanakan sesuai dengan yang ibu inginkan.

7. Ibu Dra. Tutty S. Martadiredja, MSi., Dosen Penguji, terimakasih atas

masukan yang tekah diberikan kepada peneliti, semoga

masukan-masukan tersebut dapat saya laksanakan sesuai dengan yang ibu inginkan.

8. Seluruh Staf Pengajar/ Dosen di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Kompurter Indonesia yang telah memberikan ilmu dan

(6)

viii

10.Semua teman-teman ku yang berada di kelas MN-1

11.Untuk Fauzi Sumapraja, yang senantiasa membantu penulis. Terima kasih

atas semua bantuannya.

12.Sodara-sodara ku, Octaviany Sagala, Midian Sagala, Rani Jayanti Sagala,

Jerry, Ratna, Mas Ben dan semua yang tidak disebutkan namanya terima

kasih atas doanya, dukungannya, bantuannya selama ini.

13.Teman-teman di manajemen bisnis.

14.Sahabatku di SMA, Tina Hasanah, Siti Nur Rohimah, Teni Octaviany, Risti

Riyana Tantri, Yudha, Renata, Susanti Ningrum dan semua yang tidak

disebutkan namanya. Terima kasih atas doanya, bantuannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi yang

memerlukan.

Bandung, Julil 2010

(7)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...

MOTTO ...

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan rumusan Penelitian ... 5

1.2.1 Identifikasi Penelitian ... 5

1.2.2 Rumusan Penelitian ... 6

1.3 Maksud danTujuan Penelitian... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 10

(8)

x

2.1.1 Promosi ... 10

2.1.1.1Pengertian Promosi ... 10

2.1.1.2Tujuan Promosi... 10

2.1.1.3Bauran Promosi ... 11

2.1.2 Periklanan ... 13

2.1.2.1Jenis-jenis Media Periklanan ... 13

2.1.2.2Menyususn Pesan Periklanan ... 15

2.1.2.3Menetapkan Tujuan Periklanan ... 16

2.1.3 Televisi ... 17

2.1.3.1Karakteristik Televisi ... 18

2.1.3.2Keunggulan Televisi ... 19

2.1.3.3Pengaruh Televisi ... 19

2.1.4 Televisi Sebagai Media Iklan ... 20

2.1.4.1Peranan Iklan Dalam Televisi ... 22

2.1.4.2Kelebihan Iklan Melalui Media Televisi ... 23

2.1.4.3Kelemahan Iklan Melalui Media Televisi ... 23

2.1.5 Tinjauan Tentang Sikap Konsumen ... 25

2.1.5.1Pengertian Sikap ... 25

2.1.5.2Jenis-jenis Fungsi Sikap ... 26

2.1.5.3Karakteristik Sikap ... 27

2.1.5.4Komponen Sikap ... 28

2.1.6 Hubungan Sikap dengan Iklan ... 31

(9)

xi

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 37

2.2.1 Kerangka Pemikiran ... 37

2.2.2 Hipotesis ... 47

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Objek Penelitian ... 48

3.2 Metode Penelitian ... 48

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Operasional Variabel ... 50

3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... 53

3.2.3.1 Populasi ... 53

3.2.3.2 Sampel ... 53

3.2.4 Jenis dan Pengumpulan Data ... 55

3.2.4.1 Jenis Data ... 55

3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 55

3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 57

3.2.5.1 Metode Analisis ... 57

3.2.5.1.1 Uji Validitas ... 57

3.2.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 61

3.2.5.1.3 Analisis Deskriptif ... 64

3.2.5.1.4 Analisis Verifikatif ... 67

(10)

xii

3.2.5.1.4.2 Analisis regresi linier

sederhana ... 69

3.2.5.1.4.3 Korelasi Product Moment ... 70

3.2.5.1.4.4 Koefisien Determinasi ... 71

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis ... 72

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 75

4.1 Hasil Penelitian ... 75

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ... 75

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 77

4.1.3 Job Description ... 79

4.1.4 Aspek Perusahaan ... 92

4.2 Pembahasan Penelitian ... 93

4.2.1 Profil Responden ... 93

4.2.2 Tanggapan responden terhadap iklan melalui media televisi (x) ... 99

4.2.3 Hasil Scoring Kuesioner Iklan Melalui Media Televisi ... 110

4.2.4 Tanggapan responden terhadap sikap konsumen (y) ... 112

4.2.5 Hasil Scoring Keusioner Sikap Konsumen ... 120

4.3 Analisis Pengaruh Iklan Melalui Media Televisi Terhadap Sikap Konsumen ... 121

(11)

xiii

4.3.5 Analisis Korelasi ... 125

4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 126

4.3.7 Pengujian Hipotesis ... 127

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

(12)

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Perkembangan teknologi pada era globalisasi sekarang ini semakin maju.

Salah satunya dilihat dari sarana transportasi yang ada saat ini, khusunya untuk

transportasi darat sendiri. Dapat kita lihat beragam jenis sarana transportasi seperti

bus, mobil dan sepeda motor. Keadaan ini menjadi suatu peluang untuk pelaku

bisnis di dalam menyediakan berbagai macam sarana transportasi.

Dunia bisnis dan industri otomotif khususnya motor di Indonesia, bila

diamati mulai berkembang dengan baik dalam 7 tahun terakhir, tingginya

pertumbuhan bisnis dan industri motor diikuti oleh bertambahnya kuantitas

produk motor di Indonesia dari berbagai merek dan berbagai negara. Ada sekitar

200 merek motor yang berada di pasaran Indonesia sesuai segmentasi pasar

dengan harga yang variatif (Ahmad S : 2006)

Perkembangan otomotif khususnya motor di Indonesia dari berbagai

merek sangat pesat. Persaingan antar produsen roda dua (motor) semakin

memanas. Tingginya kesadaran konsumen terhadap suatu produk ini,

menyebabkan pemasaran yang dilakukan saat ini lebih memfokuskan pada

pemenuhan keinginan dan kebutuhan konsumen (consumen orientied). Pemasaran

saat ini dituntut untuk dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen

(13)

Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan yaitu dengan

menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien. Dengan

menggunakan iklan melalui media televisi untuk memberikan informasi kepada

konsumen mengenai produk yang ditawarkannya agar bisa mempengaruhi sikap

konsumen dalam membeli produk.

Periklanan merupakan salah satu cara promosi produk yang selama ini

diandalkan oleh banyak perusahaan baik di negara maju maupun di negara

berkembang. Menurut McCann-Erickson (1993:3)periklanan adalah “persuasive

for the purpose of generating sales” (komunikasi persuasif dari kualitas dan

keuntungan yang positif suatu merek produk dan jasa dengan tujuan untuk

meningkatkan penjualan). Agency seperti McCann-Erickson menggunakan

berbagai komunikasi persuasif untuk memasarkan dan meningkatkan penjualan

produk dan jasa.

Dalam hal ini iklan berjenis iklan strategis digunakan untuk membangun

merek agar dapat mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian

utama iklan strategis ini adalah dalam jangka panjang yakni “memposisikan”

merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini juga turut

mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta

meyakinkan ulang bahwa merek ini tetap tersedia bagi para pengguna yang telah

ada, maka demikian menjalankan iklan strategis untuk memperkenalkan suatu

produk baru melalui televisi siaran dapat menghasilkan jangkauan yang

mengesankan karena televisi mempunyai daya tarik yang luas lagipula televisi

(14)

dengan cara yang berbeda selain dengan cara menyisipkan sebuah iklan pada jeda

waktu tertentu, maka dari itu dilihat dari kondisi persaingan yang tinggi serta

memperkuat untuk menyusun suatu strategi kekuatan merek suatu produk dimata

konsumen, namun pada perkembangannya tidak jarang iklan juga menjadi acuan

konsumen. Iklan sering dinilai telah ikut menjadi konsumen. Iklan dinilai telah

ikut menciptakan gaya hidup yang jauh dari gambaran dunia sebenarnya.

Berbagai cara dilakukan oleh para industri otomotif khususnya motor,

untuk menarik perhatian, dan merebut perhatian konsumen. Para industri otomotif

khusnya motor terus berjuang dan berlomba-lomba untuk menjadikan industri

otomotifnya, khususnya motor menjadi industri yang banyak di idolakan oleh para

konsumennya. Salah satu cara yang dilkukan oleh perusahaan untuk merebut

perhatian konsumen adalah melalui promosi yang dilakukan secara gencar, baik

itu dalam bentuk reklame, media periklanan atau menjadi sponsor dalam berbagai

event. Para industri otomotif khususnya motor, berlomba-lomba untuk menjadi

yang terdepan, serta berusaha untuk memenangkan persaingan di percaturan

industri otomotif khususnya motor.

Dengan alasan itu, salah satu produsen sepeda motor di Indonesia yaitu

PT. Yamaha Motor Indonesia (PT YMI) memberanikan diri untuk mengeluarkan

produk baru dengan fitur yang sama sekali baru pada tahun 2006. Dan Yamaha

lebih di untungkan posisinya di Semester I 2006 dimana pasar sedang menurun

besar, karena pada saat itu Yamaha baru saja mengeluarkan produk baru untuk

memikat konsumen sedangkan merek lain tidak. Honda melihat geliat Yamaha

(15)

Dikeluarkannya Yamaha Jupiter MX oleh PT YMI dimana iklan tersebut

dibawakan oleh pembalap Motor Yamaha yang sudah tidak asing lagi yaitu

Valentino Rossi yang berasal dari Italy. Dimana pesan yang disampaikan oleh

iklan Motor Yamaha Jupiter MX yang dibawakan oleh Valentino Rossi adalah

bahwa Motor Yamaha Jupiter MX itu kecepatannya sangat kencang sekali.

Adapun kelebihan dari Motor Yamaha Jupiter MX adalah technology terbaru

(diasyl), tenaga maksimum, kecepatan bisa lebih dari 100 km/ jam, desainanya

sporty, kencang dikelasnya yaitu 135cc.

Dari survey awal yang dilakukan peneliti sebanyak 30 responden

menyatakan bahwa 70% responden memilih Motor Yamaha Jupiter MX, dan

sisanya 30% memilih motor lain. Tetapi, dari 70% responden ternyata 70% nya

memilih, menggunakan/ membeli Motor Yamaha Jupiter MX bukan karena

melihat iklan di media televisi namun karena faktor dari teman dan dari brosur.

Faktor yang menyebabkan responden menggunakan motor Yamaha Jupiter MX

bukan karena melihat iklan, adalah bahwa mereka kurang memahami apa yang

disampaikan oleh sumber pesan. Adapun mereka memilih/ menggunaka motor

Yamaha Jupiter MX, karena faktor teman, brosur. Dan 30% nya, memilih,

menggunakan/ membeli Motor Yamaha Jupiter MX karena melihat iklan di media

televisi.

Penggunaan iklan yang baik akan berdampak kuat dalam menarik sikap

konsumen untuk membeli suatu produk. Dengan penggunaan iklan sebagai media

(16)

media promosi tersebut dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam membeli

produk motor , khususnya motor Yamaha Jupiter MX.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: PENGARUH IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI

TERHADAP SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK MOTOR

YAMAHA JUPITER MX DI JG MOTOR CIBEUREUM

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dengan kegitan periklanan yang di jalankan PT. Yamaha, diharapkan

bahwa produk dari Yamaha yaitu Jupiter MX akan menjadi pilihan utama bagi

setiap masyarakat. Dari survey awal yang dilakukan peneliti sebanyak 30

responden menyatakan bahwa 70% responden memilih Motor Yamaha Jupiter

MX, dan sisanya 30% memilih motor lain. Tetapi, dari 70% responden ternyata

70% nya memilih, menggunakan/ membeli Motor Yamaha Jupiter MX bukan

karena melihat iklan di media televisi namun karena faktor dari teman dan dari

brosur. Faktor yang menyebabkan responden menggunakan motor Yamaha Jupiter

MX bukan karena melihat iklan, adalah bahwa mereka kurang memahami apa

yang disampaikan oleh sumber pesan. Adapun mereka memilih/ menggunaka

(17)

menggunakan/ membeli Motor Yamaha Jupiter MX karena melihat iklan di media

televisi.

Ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan perusahaan dalam upaya

memeperkenalkan Produk Motor Yamaha Jupiter MX melalui Iklan di Media

Televisi. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya masalah, sehingga perlu

diadakan penelitian mengenai pengaruh penayangan iklan Motor Yamaha Jupiter

MX di televisi dengan sikap konsumen dalam sebuah penelitian tentang “

Pengaruh iklan melalui media televisi terhadap sikap konsumen dalam membeli

produk Yamaha Jupiter MX “.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan penulis dalam latar belakang

penelitian, maka penulis membatasi permasalahan yang akan menjadi dalam

penulisan ini. Permasalahan terasebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan responden terhadap penayangan Iklan Yamaha

Jupiter MX di Media Televisi.

2. Bagaimana sikap responden dalam membeli motor Yamaha Jupiter MX.

3. Seberapa besar pengaruh penayangan iklan motor Yamaha Jupiter MX di

televisi terhadap sikap responden dalam membeli Motor Yamaha Jupiter

(18)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan data,

mengolah, menganalisa serta menginterpretasikan data sebagai informasi yang di

butuhkan yang berkaitan dengan judul Iklan Melalui Media Televisi Terhadap

Sikap Konsumen Dalam Membeli Produk..

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tanggapan reponden terhadap pelaksananan

penayangan iklan motor Yamaha Jupiter MX di Media Televisi.

2. Untuk mengetahui Sikap Responden dalam membeli Motor Yamaha

Jupiter MX.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penayangan Iklan Yamaha Jupiter

MX di Televisi terhadap Sikap Responden Dalam Membeli Produk Motor

Yamaha Jupiter MX di JG MOTOR CIBEUREUM.

1.4 KegunaanPenelitian

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa bermanfaat dan berguna

bagi semua pihak yang ada, dan secara lebih lanjut hasil penelitian ini dapat

(19)

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi penulis

Mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada kampus terutama

mengenai iklan melaui media televisi terhadap sikap konsumen dan

mengaplikasikannya pada perusahaan tempat bekerja penulis kelak. Dan

diharapkan penulis dapat memperoleh informasi tentang situasi dan

kondisi kerja yang sebenarnya.

2. Pengembangan ilmu Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan pemikiran

yang dapat dipertimbangkan guna mengambil suatu keputusan manajemen

terutama dalam penentuan pengaruh iklan melalui media televisi terhadap

sikap konsumen dalam membeli produk.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat brmanfaat, salah satunya untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis lainnya. Khususnya yang

berminat pada judul penelitian ini.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi perusahaan

Dengan penelitian ini tentunya peneliti dapat memberikan informasi

kepada perusahaan, khususnya informasi tentang pengaruh iklan melalui

(20)

2. Bagi pihak terkait

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah

pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin

digunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya tentang pengaruh iklan

melalui media televisi terhadap sikap konsumen dalam membeli produk.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini lokasi yang digunakan berada di Jalan

Raya Cibeureum No. 70 Cimahi Bandung. Dan waktu penelitian di mulai sejak

bulan Februari 2010.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

KEGIATAN

FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul

Pencarian Data

Penulisan

Laporan

Pengolahan

Data

Pengajuan

(21)

10 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Promosi

2.1.1.1Pengertian Promosi

Perusahaan memerlukan suatu cara untuk mengkomunikasikan informasi

mengenai perusahaan, terutama untuk produk yang dihasilkannya

kepada konsumen. Oleh karena itu perusahaan berusaha memanfaatkan promosi

untuk menyampaikan berbagai informasi tersebut.

Pengertian promosi yang dikemukan Djaslim Saladin (2006 : 171)

adalah: Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran

perusahaan yang didayugunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan

mengingatkan tentang produk perusahaan. Sedangkan pengertian promosi

menurut Basu Swastha (2007:237) adalah: Promosi adalah arus informasi atau

persuasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau

organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2.1.1.2Tujuan Promosi

Tujuam promosi adalah untuk mengidentifikasi produk, umtuk

menghimbau pembeli, dan untuk meneruskan informasi dalam proses

(22)

Dengan promosi pada dasarnya diharapkan dapat membuat

permintaan menjadi inelastik pada saat harga naik dan membuat permintaan

elastik pada saat harga turun. Maksudnya adalah bagaimana jumlah

permintaan sedikit saja turun pada saat harga naik, dan bagaimana

permintaan atau penjualan naik banyak pada saat harga turun.

2.1.1.3Bauran Promosi

Diambil dari William J. Stanton yang dikutip oleh Djaslim Saladin

(2006:172), bauran promosi didefinisikan sebagai berikut:“Bauran promosi

adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan,

publisiti, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan

perusahaan. Devinisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas beberapa variabel

bauran promosi selain periklanan dan personal selling. Di dalam merancang

bauran promosi, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, diantarnya pemasar

harus mengenal alat promosi tersebut. Menurut Djaslim Saladin (2003 : 180)

menyatakan bahwa cirri-ciri masing-masing alat promosi tersebut, yaitu:

a. Periklanan (advertising)

1) Penampilan publik

2) Daya serap

3) Ungkapan perasaan yang jelas

4) Menanamkan citra

(23)

b. Penjualan tatap muka (personal selling)

1) Berhadapan langsung secara pribadi

2) Keakraban

3) Tanggapan

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjaulan mempunyai tiga karakterustik khusus, yaitu:

1) Komunikan (communication)

2) Menggertak (incentive)

3) Instansi (invitation)

d. Publisitas (publicity)

Publisitas mempunya tiga kualitas khusus :

1) Nilai kepercayaanya yang tinggi

2) Mempunyai dorongan keluar yang bisa menjangkau lebih

banyak

3) Mempunyai potensi untuk mendramatisasikan perusahaan

atau produk

e. Hubungan masyarakat (public relation)

Dapat mempengaruhi sikap atau perilaku khalayak pembeli, karena

bukan saja menggunakan media, akan tetapi juga kemampuan tenaga

terampil.

f. Pemasaran langsung (direct marketing)

Aktivitas promosi yang dilakukan untuk mendapatkan pesanan langsung

(24)

2.1.2 Periklanan

Salah satu alat yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan produk

ke konsumen adalah periklanan. Periklanan dipercayai sebagai cara untuk

mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang punya anggaran

yang besar untuk kegiatan promosi (Sutisna, 2002 : 275).

Sedangkan pengertian menurut William G. Nickelas yang dikutip

oleh Basu Swastha (2002 : 245) adalah :“Periklanan adalah komunikasi

non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang

dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu. Dan

juga periklanan menurut Philip Kotler alih bahasa Benyamin Molan

(2005 : 277) adalah sebagai berikut:

“Segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Pengiklanan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis, tetapi juga museum, organisasi amal, dan lembaga pemerintah yang mengarahkan pesannya kepada

masyarakat pesan.”

2.1.2.1Jenis-jenis Media Periklanan

Dalam mengkomunikasikan pesan iklan ke konsumen, seorang

pemasar dapat menggunakan berbagai media periklanan. Djaslim Saladin

(2002 : 134) mengklasifikasikan jenis-jenis media yang dapat dipakai untuk

menyampaikan pesan iklan sebagai berikut:

(25)

Merupakan media yang luwes dan tepat waktu, dapat digunakan

untuk meliput satu atau beberapa pusat kota sekaligus bahkan sampai desa

-desa. Jadi jangkauannya lebih luas.

2. Majalah

Dapat mencapai pasar nasional dengan biaya percalon pelanggan

yang relative murah, dan dapat disajikan dalam berbagai warna dan bentuk.

Majalah dibaca agak santai sehingga penyampaian pesan agak panjang.

3. Surat Pos Langsung

Merupakan media yang paling personal dan selektif. Surat pos

langsung kebanyakan merupakan periklanan murni, karena menciptakan

peredaran sendiri dan menarik ppembacanya sendiri. Jadi berbeda dengan

media lain, yang tidak dapat mencapai pembeli sejati, tetapi biaya cukup

tinggi.

4. Radio

Merupakan media dimana pengiklanan radio harus menciptakan

sendiri keinginan pendengar, dan hanya berkesan kepada pendengarnya,

tetapi biayanya relatif rendah.

5. Televisi

Merupakan media yang paling serba guna, karena dapat melakukan

himbauannya secara audio visual. Sangat luwes dalam hal meliputi pasaran

geografis serta waktu penyajian pesan, namun memerlukan biaya sangat

mahal.

(26)

Adalah media yang fleksibel dan murah, dan dapat mencapai hamper

semua penduduk. Media ini cocok sekali untuk produk konsumen yang

dipakai luas di masyarakat.

2.1.2.2Menyusun Pesan Periklanan

Untuk menampilkan periklanan yang mampu membujuk, mampu

membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang

ditawarkan maka diperlukan suatu penyampaian pesan atau komunikator yang

sangat baik. Dalam merancang bentuk pesan dari sebuah penayangan iklan ada 4

hal yang harus diperhatikan menurut Djaslim Saladin (2006:177), yaitu :

1. Apa yang akan dikatakan (isi pesan)bauan

Isi pesan itu pada dasarnya adalah : imbauan, tema, dan idea tau USP (unique

selling proposition), artinya usulan penjualan yang unik

2. Struktur pesan (message structure)

Efektivitas pesan amat tergantung pada struktur pesan dan isinya, bagaiman

dalam penyimpulannya, argumentasinya, dan penyajiannya.

3. Format pesan (message format)

Format pesan menyangkut pokok berita, kalimat-kalimat, ilustrasi dan warna.

Komunikator harus mampu mengkombinasikan secara kontras agar

benar-benar menarik bagi yang membaca dan melihatnya.

4. Sumber pesan (message resource

Pesan-pesan yang akan disampaikan lebih persuasif sifatnya dan dapat

dipercaya.

(27)

- keahlian

- terpercaya

- disukai

2.1.2.3Menetapkan Tujuan Periklanan

Setiap iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran

tertentu. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari

pemasar, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk

mendorong terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen. Tujuan atau

sasaran utama periklanan menurut Djaslim Saladin (2006:184) yaitu:

Sasaran Umum (Kotler)

a. Untuk menyampaikan informasi

1) Memberi tahu pasar tentang produk

2) Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu

3) Menjelaskan cara kerja suatu produk

4) Membangun citra perusahaan

b. Untuk membujuk

1) Memilih merek tertentu

2) Menganjurkan membeli merek tertentu

3) Mengubah persepsi konsumen tenteng cirri-ciri merek tertentu

4) Membujuk pelenggan untuk membeli

c. Untuk mengingatkan

1) Mengingatkan konsumen tentang produk yang sangat dibutuhkan

(28)

3) Menjaga agar pelanggan selalu ingat akan produk atau merek

tersebut

d. Untuk membandingkan

Menciptakan superioritas suatu merek melebihi merek produk lain

e. Untuk pemantapan

Berusaha untuk meyakinkan pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang

tepat

Sasaran khusus (Stanton)

a. Menunjang penjualan perseorangan

b. Memperbaiki hubungan dengan dealer

c. Memperkenalkan produk baru

d. Melawan prasangka atau dugaan tentang penggantian produk

e. Membangun nama baik (good will) perusahaan dan memperbaiki

reputasi

f. Meluaskan penjualan perusahaan

2.1.3 Televisi

Televisi berasal dari 2 (dua) kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (Bahasa

Yunani), yang berarti jauh, dan visi (videre- Bahasa Latin), berarti penglihatan.

Dengan demikian, televisi dalam Bahasa Inggrisnya television, diartikan dengan

(29)

diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui

sebuah perangkat penerima (televisi set). (Wahyudi, 1986 :49)

2.1.3.1Karakteristik Televisi

Elvinaro Ardianto, dkk mengemukakan karakteristik televisi sebagai

berikut:

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat

(audiovisual). Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada

kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

2. Berpikir dalam Gambar

Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara telvisi adalah pengarah

acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus

berpikir dalam gambar (think in picture).

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar:

a. Visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.

b.Penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna

tertentu.

(30)

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih

kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.(Ardianto, dkk, 2007:137)

2.1.3.2Keunggulan Televisi

Televisi sebagai salah satu komunikasi massa memiliki keunggulan jika

dibandingkan dengan media yang lain, salah satu keunggulan televisi adalah

sebagai berikut :

1. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relatif kecil.

2. Dapat mencapai lapisan masyarakat tertentu.

3. Penyiaran beritanya kurang cepat, karena masalah kompleksitasnya teknologi

dan sistem distribusinya (kecuali siaran langsung).

4. Secara programatis banyak hiburan, tetapi terbatas pada waktu-waktu tertentu

dan dinikmati pada keadaan tertentu pula.

5. Proporsi waktu dan show lebih banyak

6. Penyiar dituntut bersuara.(Subroto, 1995:21)

2.1.3.3Pengaruh Televisi

Pesan yang disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan

lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian.

(31)

Dalam setiap bentuk komunikasi, melaui media apa pun, komunikator akan

menyelesaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Hal ini berkaitan

dengan materi pesan dan jam penayangan. Jadi setiap acara yang ditayangkan

benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan

begitu saja.

2. Waktu

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat

ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran.

3. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan

acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan

tuntutan skrip atau naskah. Yang penting, dengan durasi tertentu, tujuan acara

tercapai.

4. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk

menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik

dan membujuk dapat diabaikan. Sekarang adalah bagimana caranya agar

fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati oleh pemirsa.

Caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan

metode penyajian tertentu dimana pesan non-hiburan dapat mengandung

unsur hiburan. (Ardianto,dkk,2007:142).

(32)

Televisi berasal dari 2 (dua) kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (Bahasa

Yunani), yang berarti jauh, dan visi (videre- Bahasa Latin), berarti penglihatan.

Dengan demikian, televisi dalam Bahasa Inggrisnya television, diartikan dengan

melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang

diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui

sebuah perangkat penerima (televisi set). (Wahyudi, 1986 :49). Televisi

merupakan bagian dari media komunikasi massa. Beberapa keunggulan televisi

adalah :

1. Kesan realistik

Media televisi memiliki sifat visual dan merupakan kombinasi warna-warna,

suara dan gerakan, maka iklan-iklan di televisi tampak begitu hidup dan

nyata. Dengan kelebihan ini para pengiklan dapat menunjukan dan

memamerkan kelebihan produknya secra detail.

2. Masyarakat lebih tanggap

Karena iklan di televisi disiarkan dalam suasana yang serba santai atau

reaktif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian. Perhatian

terhadap iklan akan semakin besar, jika dibuat dengan standar teknis yang

tinggi dan menggunakan tokoh-tokoh ternama yang memamerkannya.

3. Repetisi

Iklan televisi bisa ditayangkan beberapa kali dalam sehari sampai dipandang

cukup bermanfaat orang dimungkinkan sejumlah masyarakat untuk

menyaksikan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu

(33)

4. Adanya pemilihan area siaran (zooming) dan jaringan kerja (networking) yang

mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat

menggunakan satu atau kombinasi stasiun televisi sekaligus memuat iklannya

bahkan ia bisa membuat jaringan kerja semua stasiun televisi di Indonesia,

sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun televise secara

serentak. (Jefkins,1997:110)

2.1.4.1Peranan Iklan Dalam Televisi

Iklan dalam televisi memiliki dlam peranan yang penting dalam dinamika

perkembangan bisnis di tengah masyarakat yakni :

1. Membangun dan mengembangkan cita positif bagi suatu perusahaan

(company image) dan produk yang dihasilkan (product image) melalui proses

sosialisasi yang terencana dan tertata baik.

2. Membentuk opini publik yang positif terhadap perusahaan atau produk

perusahaan tersebut.

3. Mengembangkan kepercayaan terhadap produk konsumsi dan perusahaan

yang memproduksinya.

4. Menjalin komunikasi yang efektif dan efesien dengan masyarakat luas

sehingga dapat terbentuk pemahaman dan pengertian yang sama terhadap

suatu produk yang dipasarkan maupun jasa yang ditawarkan kepada

masyarakat oleh perusahaan tersebut.

5. Mengembangkan alih pengetahuan tentang suatu perusahaan, yang

(34)

kaitannya dengan kegiatan go public merasa ikut simpatinya

(Fahmi,1997:15)

2.1.4.2Kelebihan Iklan Melalui Media Televisi

1. Kesan Realistik. Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi

warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi Nampak begitu

gidup dan nyata.

2. Masyarakat lebih tanggap, karena iklan di televisi disiarkan dirumah-rumah

dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap

untuk memberikan perhatian.

3. Repetisi/ pengulangan. Iklan televisi bisa di tayangkan hingga beberapa kali

dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan

sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang

cukup sering sehingga pengaruh iklan itu bangkit.

4. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan

pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen.

5. Terkait erta dengan media lain. Tayangan iklan televisi mungkin saja

terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan

memadukannya pada wahana iklan lain.

(35)

1. Televisi cendrung menjangkau pemirsa secara missal, sehingga pemilihan

(untuk kepentingan pendidikan pangsa passer tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Televisi kurang dapat menampilkan data-data yang lengkap mengenai suatu

produk atau perusahaan pembuatnya.

3. Iklan televisi terbilang mahal

4. Karena pembuatan iklan televise butuh waktu yang cukup lama, maka ia tidak

cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus

sesegera mungkin di tayangkan.

5. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil

menonton televisi. Akibatnya konsentrasi mereka sering kali terpecah. Jika

seorang pemirsa merasa terganggu oleh adanya iklan, maka ia akan dapat

mengeliminasikan iklan atau setidaknya menghilangkan suaranya, atau

mengganti saluran dengan remot kontrol.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Peter Collet yang dikutip oleh Sutisna

(2002:288), mengatakan bahwa kebanyakan orang bukan pecandu televisi.

Hal ini harus menjadi perhatian pemasar jika ingin menggunakan televisi

sebagai penyampai pesan.

Untuk itu, seorang pemasar harus secara kreatif merancang pesan iklan yang

bisa meniombulkan perhatian penonton secara penuh. Tampilakn hal-hal yang

emnarik, sehingga penonton mencurahkan perhatiannya pada tayangan iklan.

Pesan iklan harus mudah di ingat, karena pada dasarnya penonton televise

(36)

Kata-kata atau kalimat lucu bisa sangat membantu dalam menanamkan daya ingat

penonton.

2.1.5 Tinjauan tentang sikap konsumen

2.1.5.1Pengertian Sikap

Menurut Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge diterjemahkan oleh

Diana Angelica (2008:92) sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang

bmenyenagkan maupun tidak menyenagkan terhadap objek, individu, atau

peristiwa. Sedangkan menurut Allport dalam Mar’at (1984:20) mengemukakan

bahwa pengertian sikap secara umum, yaitu :

a. Attitude are learned, yang berarti sikap tidaklah merupakan sistem fisiologis

ataupun diturunkan, tetapi diungkapkan bahwa sikap dipandang sebaha hasil

belajar diperoleh melalui pengalaman dan interaksi terus-menerus dengan

lingkungan.

b. Attitudes have referent, yang berarti bahwa sikap selalu dihubungkan dengan

objek seperti manusia, wawasan, peristiwa maupun ide;

c. Attitudes are social learning, yang berarti sikap diperoleh dalam berinteraksi

dengan manusia lain, baik di rumah, sekolah, tempat beribadah ataupun

(37)

d. Attitudes have readiness to respond, yang berarti bahwa adanya kesiapan

untuk bertindak dengan cara-cara tertentu secara objek;

e. Attitudes are effective, yang berarti bahwa perasaan dan afeksi merupakan

bagian dari sikap, akan tampak pada pilihan yang bersangkutan, apakah

positif, negatif atau ragu;

f. Attitudes are very intensive, yang berarti nahwa tingkat intensitas sikap

terhadap objek tertentu kuat dan lemah;

g. Attitudes have time dimension, yang berarti bahwa sikap tersebut

memungkinkan hanya cocok pada situasi yang sedang berlangsung, akan

tetapi belum tentu sesuai dengan saat yang lainnya, oleh kerena itu sikap

dapat diubah bergantung situasi;

h. Attitudes have duration factors, yang berarti sikap bersifat relatif “konsisten”

dalam sejarah hidup individu;

i. Attitudes are complex, yang bererati sikap merupakan bagian dari konteks

persepsi ataupun kognisi individu;

j. Attitudes are evaluation, yang berarti bahwa sikap merupakan penilaian

terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi yang

bersangkutan;

k. Attitudes are inferred, yang berarti bahwa sikap merupakan penafsiran dan

tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna atau bahkan

yang tidak memadai.

(38)

Menurut Sutisna (2002:103) ada 4 jenis fungsi sikap yaitu:

1. Fungsi utilitarian

Fungsi utilitarian berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan

hukuman. Konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas

dasar apakah produk itu memberikan kesenangan atau justru kekecewaan.

2. Fungsi Pertahanan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya

dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk

fungsi mempertahankan ego.Misalnya, ketika konsumen merasakan bahwa

dalam dirinya kurang maskulin maka konsumen berusaha mencari produk

atau merek produk yang mampu meningkatkan rasa maskulinitasnya.

3. Fungsi Eksperesi Nilai

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu merek produk

bukan didasarkan berdasarkan manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan

kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada

dirinya (self concept)

4. Fungsi Pengetahuan

Manusia memiliki kecendrungan untuk memandang dunianya dari sudut

pandang keteraturan. Kecendrungan ini memaksa manusia untuk berpegang

(39)

Kecendrungan ini pula yang menentukan apa yang perlu dipelajari dan apa

yang ingin diketahui.

2.1.5.3 Karakteristik Sikap

Sikap memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sikap memiliki objek

Objek dari sikap dapat berupa benda fisik seperti produk atau benda yang

tidak rti tindakan pembelian.

2. Sikap memiliki arah, tingkatan, persistensi dan intensitas

Sikap mengekspresikan bagaimana perasaan kesukaan atau ketidaksukaan

seseorang terhadap suatu objek (arah), besarnya perasaan kesukaan atau

ketidaksukaan (intensitas), dan tingkatan keyskinan dari ekspresi tersebut

(intensitas)

3. Sikap dapat dipelajari

Sikap dikembangkan dengan cara dipelajari, baik itu dari media, pengalaman

atau informasi dari orang lain.

Ada tiga cirri penting lainnya dari sikap, yaitu:

1. Dipelajari

2. Relatif bertahan lama

3. Mengubah perilaku

(40)

Jika melihat berbagai definisi sikap seperti yang telah teruraikan

sebelumnya, menurut Sutisna (2002 : 100), sikap memiliki tiga komponen yang

[image:40.595.213.430.358.596.2]

digambarkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Komponen Sikap

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang telah

berlaku atau apa yang tidak benar sebagai objek sikap, dengan kata lain

berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep. Komponen ini menunjukan KOMPONEN KONATIF

Maksud untuk membeli KOMPONEN KOGNITIF

Kepercayaan terhadap merek

KOMPONEN AFEKTIF

(41)

bagaimana seseorang mengetahui tentang suau objek, kejadian, situasi,

keyakinan dan ide mengenai sesuatu, juag merupakan kayakinan dan nilai

yang menggambarkan informasi dan observasi berkenaan dengan objek yang

diperhatikan seseorang. Itu semua adalah kondisi antesenden (yang

mendahului) terhadap sikap aktual itu sendiri.

Komponen kognitif lahir dari apa yang kita ketahui yang kemudian

membentuk suatu ide tau gagasan mengenai sifat atau karekteristik umum

suatu objek yang pada akhirnya mendatangkan kepercayaan terhadap objek

sehingga komponen kognitif melukiskan objek tersebut dan sekaligus

dikaitkan dengan objek-objek lain disekitarnya. Kepercayaan terhadap produk

berarti ada penalaran pada seseoarang terhadap objek mengenai

karakteristiknya.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu

objek perasaan dan emosi terhadap objek aktual, kejadian, atau situasi yang

berkaitan, dapat juga dikatakan bahwa komponen afektif merupakan suatu

perasaan khusus berkenaan dengan pengaruh personal terhadap kondisi

antesenden. Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan atau yang kita percayai sebagai benar dan

berlaku pada objek tertentu. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan

sebelumnya oleh komponen kognitif, maka komponen afektif memiliki

peranan dalam penilaian emosional yang bersifat positif ataupun negatif.

(42)

laku hati-hati. Komponen ini juga memiliki sistem evaluasi emosional

mengakibatkan timbulnya perasaan senang atau tidak senang, takut maupun

tidak takut.

3. Komponen Konatif

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri

seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini

diasumsi bahwa kepercayaana dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Komponen ini merupakan maksud untuk menunjkukan reaksi (perilaku)

dalam kaitannya dengan objek, kejadian, atau situasi yang dihadapi,

maksudnya bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu dan

terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana

kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut kecenderungan

berperilaku secara konsisten, sesuai dengan kepercayaan dan perasaan akan

membentuk sikap individual.

2.1.6 Hubungan Iklan Dengan Sikap

Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognisi, perasaan

sebagai komponen afeksi, dengan kecenderungan berperilaku sebagai komonen

konatif menjadi landasan penyimpulan sikap. Akan dijelaskan di bawah ini,

bagaimana hubungan iklan dengan sikap konsumen.

Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat

(43)

yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi

pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak.

Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad dalam buku Effendy menyatakan bahwa acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Ini adalah sikap wajar. Jadi jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton sehingga penonton dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi. (Effendy, 2000 : 41)

Sedangkan, iklan yang baik harus mampu mengubah sikap konsumen yang

logis untuk bertindak sesuais dengan keinginan perusahaan dalam hal ini yaitu

mencoba produk. Menurut Loudon dan Bella (1984:23) ada tiga variable

perilaku pembelian yaitu:

1. Stimulus : yaitu dorongan yang berasal dari luar pribadi konsumen. Variabel

ini yang mendorong proses pembelian konsumen yang meliputi variable

produk terdiri dari merek produk, atribut produk, kemasan dan label produk.

Sedangkan variable nonproduk terdiri dari penetapan harga, saluran distribusi

dan promosi.

2. Intervening : terletak diantara respond dan stimulus. Variabel ini adalah

keseluruhan aspek internal individu seperti sikap (attitude), persepsi

(perception), pembelajaran (learning) dan gaya hidup (lifestyle)

3. Respon : Perubahan sikap akibat reaksi terhadap stimulus. Kekuatan stimulus

sangat mempenngaruhi respon dan respon dapat berbentuk positif maupun

negatif .

(44)

Gambar 2.2

Model Tiga Kelas Varibel Sumber: Louden dan Bella (1984: 23)

2.1.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan 1. Raeny

DwiSanty, dalam jurnal (UNIKOM, 2003) PENGARUH IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK ROKOK SAMPOERNA PT.HM. SAMPOERNA Tbk, Pengaruh iklan melalui media televisi terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada produk rokok Sampoerna di mahasiswa program studi manajemen Fakultas Ekonomi sebesar 51,69% dan sisanya 48,31% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti dipengaruhi oleh promosi, poster, acara event

olahraga dan music

- pada penelitian ini, peneliti tidak mencantun kan identifikasi masalah - untuk

kegunaan penelitian tidak mencantu mkan kegunaan akademis dan kegunaan praktis. - Dalam

penelitian ini variabel

(45)

dan sebagainya. Dependent nya berbeda. 2. Trustorini

Handayani, dalam tesis (UNISBA, 2008) PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF TERHADAP SIKAP MAHASISWA DALAM MEMUTUSKAN MENGIKUTI PENDIDIKAN DI PTS Hasil penelitian menunjikkan bahwa komunikasi persuasive memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap mahasiswa angkatan

2007/2008 dalam memutuskan mengikuti

pendidikan di PTS Unikom Bandung. Secara parsial, variabel sumber memberikan peangaruh yang terbesar dibandingkan pesan iklan dan saluran komunikasi pemasaran terhadap sikap memutuskan. Variabel sikap memutuskan sendiri yang memberikan kontribusi terbesar adalah indicator

afeksi, diikuti oleh indicator konasi

dan kognisi.

Pengaruh komunikasi persuasif yang besar terhadap sikap mahasiswa dalam memutuskan mengikuti

pendidikan di PTS Unikom Bandung - Dalam penelitian ini, variabel Independent nya adalah pengaruh komunikasi persuasif, sedangkan variabel independent yang saya gunakan adalah pengaruh iklan melalui media televisi.

- Variabel dependent nya sama yaitu sikap mahasiswa dan saya pun menggunak an sikap konsumen. - Indikator

(46)

hendaknya mendorong PTS Unikom untuk memberikan pelayanan yang superior kepada mahasiswa dengan meningkatkan kualitas dosen, tenaga administrasi, fasilitas penunjang pendidikan.

3. Anissa Karima, dalam tesis (UNPAD ,2008) Pengaruh Tayangan Iklan Tarif Promosi Seluler Axis Di Televisi

Terhadap Sikap Mahasiswa Di Bandung.

Hasil Penelitian

iklan ini juga

turut mengundang konsumen untuk menikmati

hubungan dengan

merek serta

meyakinkan

ulang bahwa

merek ini tetap tersedia bagi para

pengguna yang

telah ada, maka demikian

menjalankan

iklan strategis

untuk

memperkenalkan suatu produk baru melalui televisi

siaran dapat

menghasilkan

jangkauan yang

mengesankan

karena televisi

mempunyai daya tarik yang luas lagipula televisi

adalah sesuatu

yang dapat

diperdagangkan.

Upaya “menjual”

(47)

dapat dilakukan dengan cara yang

berbeda selain

dengan cara

menyisipkan sebuah iklan pada

jeda waktu

tertentu, maka

dari itu dilihat

dari kondisi

persaingan yang

tinggi serta

memperkuat untuk menyusun

suatu strategi

kekuatan merek

suatu produk

dimata konsumen,

namun pada

perkembangannya tidak jarang iklan

juga menjadi

acuan konsumen.

Iklan sering

dinilai telah ikut menjadi

konsumen. Iklan dinilai telah ikut menciptakan gaya hidup yang jauh

dari gambaran

dunia sebenarnya. Ketertarikan penulis meneliti

iklan tarif

promosi tarif

AXIS dalam versi Rp. 1 per sekali

nelepon karena

adalah iklan yang

paling gencar

dikeluarkan oleh

PT. Natrindo

(48)

4 Bevita Glory Sandra Sotorus, dalam skripsi (UNPAD, 2004) Hubungan Antara Iklan Rokok Dengan Sikap Terhadap Produk Rokok Sampoerna Hijau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12

hipotesis byang

diajukan,

Sembilan sub

hipotesis diterima dan tiga ditolak. Pengujian secara keseluruhan menunjukkan kesimpulan

bahwa terdapat

hubungan antara

tayangan iklan

rokok Sampoerna Hijau di televise

swasta dengan

pemirsa terhadap

produk rokok

Sampoerna Hijau.

- Peneliti terdahulu meneliti tentang hubungan antara iklan dengan sikap, sedangkan saya meneliti tentang pengaruh iklan melalui media televise terhadap sikap konsumen - Indikator

yang digunakan oleh saya dan peneliti terdahulu pada variabel dependentnya berbeda. - Variabel dependentnya sama-sama meneliti tentang sikap konsumen. - Indikator yang digunakan pada variabel independenya sama.

2.2Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.2.1 Kerangka Pemikiran

Tujuan setiap perusahaan tentunya adalah menghasilkan laba yang

sebesar-besarnya demi tercapainya tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan

tersebut tidak lah mudah. Salah satu upaya perusahaan untuk mencapai tujuan

tersebut adalah perusahaan melakukan pemasaran produk.Bauran pemasaran atau

bisa disebut Marketing Mix terdiri dari Price (harga), Place (tempat), Product

(produk), dan Promotion (promosi).

Sebagai pelaku bisnis, seorang pemasar dapat mengendalikan, mengubah,

(49)

konsumen. Variabel-variabel ini saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan

yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang akan menentukan

tingkat keberhasilan pemasaran perusahaaan.

Dewasa ini, perkembangan dalam sektor ekonomi terlihat berkembang

dengan pesat. Dengan kondisi seperti ini, banyak perusahaan bermunculan dan

bersaing satu sama lainnya untuk memproduksi barang/ jasa dalam upaya

memenuhi kebutuhan masyarakat yang sermakin meningkat. Dalam

memperkenalkan produk dan jasanya, biasanya perusahaan menggunakan iklan.

Melalui periklanan inilah perusahaan membangun komunikasi dengan

konsumennya dalam menawarkan produknya (barang atau jasa), dimana pihak

perusahaan sebagai perancang dari informasi yang disampaikan dalam bentuk

pesan iklan dan pihak konsumen merupakan pihak yang mejabarkan pesan iklan

menurut persepsi mereka. Periklanan dipercayai sebagai cara untuk

mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang punya anggaran

yang besar untuk kegiatan promosi (Sutisna, 2002 : 275).

Sedangkan pengertian menurut William G. Nickelas yang dikutip

oleh Basu Swastha (2002 : 245) adalah :“Periklanan adalah komunikasi

non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang

dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu. Dan

juga periklanan menurut Philip Kotler alih bahasa Benyamin Molan

(2005 : 277) adalah :

(50)

amal, dan lembaga pemerintah yang mengarahkan pesannya kepada masyarakat pesan.

Dalam mengkomunikasikan pesan iklan ke konsumen, seorang

pemasar dapat menggunakan berbagai media periklanan. Djaslim Saladin

(2002 : 134) mengklasifikasikan jenis-jenis media yang dapat dipakai untuk

menyampaikan pesan iklan sebagai berikut:

1. Surat kabar

Merupakan, media yang luwes dan tepat waktu, dapat digunakan untuk

meliput satu atau beberapa pusat kota sekaligus bahkan sampai desa

-desa. Jadi jangkauannya lebih luas.

2. Majalah

Dapat mencapai pasar nasional dengan biaya percalon pelanggan yang

relative murah, dan dapat disajikan dalam berbagai warna dan bentuk.

Majalah dibaca agak santai sehingga penyampaian pesan agak panjang.

3. Surat Pos Langsung

Merupakan media yang paling personal dan selektif. Surat pos langsung

kebanyakan merupakan periklanan murni, karena menciptakan

peredaran sendiri dan menarik ppembacanya sendiri. Jadi berbeda

dengan media lain, yang tidak dapat mencapai pembeli sejati, tetapi

biaya cukup tinggi.

(51)

Merupakan media dimana pengiklanan radio harus menciptakan sendiri

keinginan pendengar, dan hanya berkesan kepada pendengarnya, tetapi

biayanya relatif rendah.

5. Televisi

Merupakan media yang paling serba guna, karena dapat melakukan

himbauannya secara audio visual. Sangat luwes dalam hal meliputi

pasaran geografis serta waktu penyajian pesan, namun memerlukan

biaya sangat mahal

6. Billboard

Adalah media yang fleksibel dan murah, dan dapat mencapai hamper

semua penduduk. Media ini cocok sekali untuk produk konsumen yang

dipakai luas di masyarakat.

Untuk menampilkan periklanan yang mampu membujuk, mampu

membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang

ditawarkan maka diperlukan suatu penyampaian pesan atau komunikator yang

sangat baik.

Dalam merancang bentuk pesan dari sebuah penayangan iklan ada 4 hal

yang harus diperhatikan menurut Djaslim Saladin (2006:177), yaitu :

Apa yang akan dikatakan (isi pesan)bauan

Isi pesan itu pada dasarnya adalah : imbauan, tema, dan idea tau USP (unique

selling proposition), artinya usulan penjualan yang unik

(52)

Efektivitas pesan amat tergantung pada struktur pesan dan isinya, bagaiman

dalam penyimpulannya, argumentasinya, dan penyajiannya.

Format pesan (message format)

Format pesan menyangkut pokok berita, kalimat-kalimat, ilustrasi dan warna.

Komunikator harus mampu mengkombinasikan secara kontras agar

benar-benar menarik bagi yang membaca dan melihatnya.

Sumber pesan (message resource

Pesan-pesan yang akan disampaikan lebih persuasif sifatnya dan dapat

dipercaya.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas pesan, yaitu:

- keahlian

- terpercaya

- disukai

Setiap iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran

tertentu. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari

pemasar, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk

mendorong terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen. Tujuan atau

sasaran utama periklanan menurut Djaslim Saladin (2002:184) yaitu:

Sasaran Umum (Kotler)

1. Untuk menyampaikan informasi

2. Untuk membujuk

3. Untuk mengingatkan

(53)

5. Untuk pemantapan

Sasaran khusus (Stanton)

a. Menunjang penjualan perseorangan

b. Memperbaiki hubungan dengan dealer

c. Memperkenalkan produk baru

d. Melawan prasangka atau dugaan tentang penggantian produk

e. Membangun nama baik (good will) perusahaan dan memperbaiki

reputasi

f. Meluaskan penjualan perusahaan

Pesan yang disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan

lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian.

1. Pemirsa

Dalam setiap bentuk komunikasi, melaui media apa pun, komunikator

akan menyelesaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Hal ini berkaitan

dengan materi pesan dan jam penayangan. Jadi setiap acara yang ditayangkan

benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan begitu

saja.

2. Waktu

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara dapat

ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran.

(54)

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan

acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan

skrip atau naskah. Yang penting, dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai.

4. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk

menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan

membujuk dapat diabaikan. Sekarang adalah bagimana caranya agar fungsi

mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati oleh pemirsa. Caranya

adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian

tertentu dimana pesan non-hiburan dapat mengandung unsur hiburan.

(Ardianto,dkk,2007:142)

Dalam beriklan, tanggapan terakhir yang diharapkan dari audiens adalah

pembelian produk yang diiklankan, kepuasan yang tinggi, dan cerita dari mulut ke

mulut yang baik. Namun, pembelian merupakan hasil akhir dari suatu proses

pengambilan keputusan konsumen yang panjang. Pengiklanan mungkin

menginginkan tanggapan kognitif, afektif, atau koinatif dari audiens yang dituju.

Artinya, pengiklanan mungkin ingin memasukkan sesuatu kedalam pikiran

konsumen, untuk mengubah sikap konsumen, atau mendorong konsumen dalam

bertindak.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu: (Sutisna,

2002: 100), yaitu:

(55)

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang telah

berlaku atau apa yang tidak benar sebagai objek sikap, dengan kata lain

berhubungan dengan keyakinan, ide dan konsep. Komponen ini menunjukan

bagaimana seseorang mengetahui tentang suau objek, kejadian, situasi,

keyakinan dan ide mengenai sesuatu, juga merupakan kayakinan dan nilai

yang menggambarkan informasi dan observasi berkenaan dengan objek yang

diperhatikan seseorang. Itu semua adalah kondisi antesenden (yang

mendahului) terhadap sikap aktual itu sendiri.

Komponen kognitif lahir dari apa yang kita ketahui yang kemudian

membentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karekteristik umum

suatu objek yang pada akhirnya mendatangkan kepercayaan terhadap objek

sehingga komponen kognitif melukiskan objek tersebut dan sekaligus

dikaitkan dengan objek-objek lain disekitarnya. Kepercayaan terhadap produk

berarti ada penalaran pada seseoarang terhadap objek mengenai

karakteristiknya.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu

objek perasaan dan emosi terhadap objek aktual, kejadian, atau situasi yang

berkaitan, dapat juga dikatakan bahwa komponen afektif merupakan suatu

perasaan khusus berkenaan dengan pengaruh personal terhadap kondisi

antesenden. Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan atau yang kita percayai sebagai benar dan

(56)

sebelumnya oleh komponen kognitif, maka komponen afektif memiliki

peranan dalam penilaian emosional yang bersifat positif ataupun negatif.

Berdasarkan penilaian itu maka terjadilah kecenderunagn untuk bertingkah

laku hati-hati. Komponen in

Gambar

Gambar 2.1 Komponen Sikap
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Hasil Validitas Iklan Melalui Media Televisi terhadap Sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

IM3 merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa layanan operator seluler yang menyadari bahwa promosi melalui iklan televisi merupakan sarana yang

Pada pernyataan pertama yang berhubungan dengan informing , sebanyak 56% responden menyatakan setuju dan 21,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa iklan sepeda motor

Selanjutnya hasil dari perhitungan tersebut disesuaikan dengan melihat tabel interprestasi nilai r sebesar 0,320, maka hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh iklan televisi

[r]

Media promosi iklan di televisi dianggap paling efektif untuk meningkatkan penjualan produk hal ini dikarenakan perkembangan arus informasi yang sangat cepat

Nilai R Square dinyatakan sebesar 0,409, yang berarti bahwa variabel tingkat terpaan iklan televisi memiliki pengaruh sebesar 40,9% terhadap variabel tingkat perceived quality

Dengan demikian diharapkan dari terpaan iklan pada media televisi, pesan yang disampaikan mampu mengena audiens sehingga dapat tercipta kesadaran konsumen pada merek melalui iklan

Iklan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dengan nilai.. CR sebesar -1,625 dan taraf signifikansinya adalah sebesar