• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Wafa
  • Pengajar:
    • Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt
    • Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D., Apt
    • Yardi, Ph.D., Apt
  • Sekolah: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Mata Pelajaran: Farmasi
  • Topik: Uji Stabilitas Fisik Dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak Dalam Air Dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)
  • Tipe: Skripsi
  • Tahun: 2015
  • Kota: Ciputat

I. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian mengenai stabilitas fisik dan komponen kimia emulsi minyak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) dengan penambahan antioksidan BHT. Penelitian ini penting karena kestabilan emulsi mempengaruhi efektivitas dan keamanan sediaan farmasi. Tujuan penelitian adalah untuk menguji stabilitas fisik dan komponen kimia emulsi MBJH selama penyimpanan. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengembangan sediaan obat berbasis emulsi.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penelitian menekankan pentingnya kestabilan sediaan farmasi, khususnya emulsi minyak yang rentan terhadap oksidasi. Penelitian ini berfokus pada emulsi minyak biji jinten hitam yang diformulasi dengan penambahan BHT untuk meningkatkan stabilitas. Informasi ini relevan untuk pengembangan sediaan farmasi yang lebih aman dan efektif.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini mencakup fokus pada evaluasi stabilitas fisik dan komponen kimia emulsi MBJH dengan dan tanpa penambahan BHT selama 21 hari. Ini memberikan kerangka kerja yang jelas untuk penelitian dan membantu peneliti dalam mengarahkan fokus mereka pada aspek-aspek tertentu dari emulsi.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah mencakup dua pertanyaan utama mengenai stabilitas fisik dan komponen kimia emulsi MBJH. Ini memberikan panduan yang jelas bagi penelitian dan membantu dalam pengembangan hipotesis yang dapat diuji.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menguji stabilitas fisik dan komponen kimia emulsi MBJH dengan penambahan BHT. Ini menunjukkan fokus penelitian pada aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kualitas dan efektivitas sediaan farmasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang stabilitas senyawa aktif dalam emulsi MBJH, yang penting untuk pengembangan sediaan farmasi yang lebih baik. Ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang farmasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini membahas teori dan konsep terkait emulsi, stabilitas sediaan, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian. Ini mencakup penjelasan tentang emulsi, komponen pembentuk emulsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas. Tinjauan pustaka ini memberikan dasar teori yang kuat untuk penelitian dan membantu mahasiswa memahami prinsip-prinsip yang mendasari stabilitas emulsi.

2.1 Emulsi

Emulsi adalah sistem dua fase di mana satu fase terdispersi dalam fase lainnya. Penjelasan ini penting untuk memahami bagaimana emulsi terbentuk dan faktor yang mempengaruhi stabilitasnya. Ini juga memberikan konteks bagi penelitian yang dilakukan.

2.2 Teori Emulsifikasi

Teori emulsifikasi menjelaskan bagaimana zat pengemulsi bekerja untuk meningkatkan stabilitas emulsi. Pengetahuan ini sangat penting bagi mahasiswa farmasi dalam merancang formulasi emulsi yang efektif.

2.3 Komponen Pembentuk Emulsi

Komponen pembentuk emulsi meliputi fase minyak, fase air, dan agen pengemulsi. Memahami komponen ini sangat penting dalam merancang emulsi yang stabil dan efektif, serta dalam mengevaluasi kualitas sediaan.

2.4 Evaluasi Sediaan Emulsi

Evaluasi sediaan emulsi dilakukan untuk mengetahui kestabilan fisik dan kimia emulsi. Ini mencakup pengamatan organoleptis, viskositas, pH, dan analisis degradasi zat aktif. Pengetahuan ini penting untuk memastikan kualitas produk akhir.

2.5 Penguraian dan Penstabilan Bahan Obat

Bagian ini membahas berbagai reaksi yang dapat mempengaruhi stabilitas bahan obat, termasuk hidrolisis dan oksidasi. Pemahaman ini penting untuk mengembangkan strategi stabilisasi yang efektif dalam formulasi obat.

2.6 Stabilitas Sediaan Emulsi

Stabilitas emulsi adalah kemampuan produk untuk mempertahankan spesifikasi selama penyimpanan. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas sangat penting untuk pengembangan sediaan farmasi yang aman dan efektif.

2.7 Sifat Fisik Sediaan Emulsi yang Baik

Sifat fisik yang baik pada sediaan emulsi mencakup homogenitas, viskositas yang tepat, dan ukuran globul yang seragam. Ini penting untuk memastikan efektivitas dan kenyamanan penggunaan sediaan.

2.8 Demulsifikasi

Demulsifikasi adalah proses pemecahan emulsi menjadi dua fase. Memahami proses ini penting untuk merancang formulasi yang stabil dan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul selama penyimpanan.

2.9 Ekstraksi Cair-cair

Ekstraksi cair-cair adalah metode penting dalam isolasi senyawa dari bahan alami. Pengetahuan tentang metode ini membantu mahasiswa dalam memahami teknik pemisahan yang dapat diterapkan dalam penelitian.

2.10 Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS)

GCMS adalah metode analisis yang digunakan untuk pemisahan dan identifikasi komponen kimia. Memahami teknik ini penting bagi mahasiswa farmasi untuk analisis kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian mereka.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan desain penelitian, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur yang diikuti. Metodologi yang jelas dan sistematis penting untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Ini juga memberikan panduan bagi mahasiswa dalam merancang dan melaksanakan penelitian mereka sendiri.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Menjelaskan lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian, yang penting untuk memahami konteks penelitian dan memastikan bahwa penelitian dilakukan dalam kondisi yang sesuai.

3.2 Alat dan Bahan

Menguraikan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, memberikan informasi penting bagi mahasiswa tentang sumber daya yang diperlukan untuk eksperimen.

3.3 Prosedur Penelitian

Menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam penelitian. Prosedur yang jelas membantu mahasiswa memahami metodologi penelitian dan menerapkannya dalam studi mereka.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan analisis data. Pembahasan hasil penting untuk mengaitkan temuan dengan teori yang ada dan memberikan wawasan baru. Ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih dalam menganalisis dan mendiskusikan hasil penelitian.

4.1 Evaluasi Fisik Emulsi MBJH Kontrol Sebelum dan Sesudah Penyimpanan

Menjelaskan hasil evaluasi fisik emulsi MBJH kontrol, termasuk pengamatan organoleptis, pH, viskositas, dan diameter globul. Ini memberikan gambaran tentang stabilitas fisik emulsi selama penyimpanan.

4.2 Hasil Analisis Komponen Kimia MBJH Kontrol Sebelum dan Sesudah Penyimpanan

Menyajikan hasil analisis komponen kimia emulsi MBJH sebelum dan sesudah penyimpanan. Ini penting untuk mengevaluasi stabilitas kimia dan efektivitas penambahan BHT.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini menyimpulkan temuan penelitian dan memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulan yang jelas dan saran yang konstruktif penting untuk membantu mahasiswa memahami implikasi dari penelitian yang dilakukan.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merangkum hasil penelitian dan menegaskan pentingnya penambahan BHT dalam meningkatkan stabilitas emulsi MBJH. Ini memberikan ringkasan yang jelas tentang kontribusi penelitian.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut dan aplikasi praktis dari temuan penelitian. Ini penting untuk mendorong pengembangan lebih lanjut dalam bidang farmasi dan meningkatkan kualitas sediaan obat.

Gambar

Tabel 2.3 Komposisi Senyawa Kimia Minyak Statis Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) [Sumber: Nickavar, et al., 2003, dengan pengolahan kembali] :
Tabel 3.2 Formula Emulsi MBJH Sampel (dengan Penambahan BHT) [sumber: Indayanti, 2014, dengan pengolahan kembali]
gambar 4.1 dan 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulsi MBJH Kontrol (Tanpa BHT) II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakukan yang dilakukan yaitu untuk mengisolasi minyak atsiri dari daun jinten, ini dilakukan dengan cara destilasi air (hidrodestilasi).. Untuk menganalisa komponen-komponen

Komponen kimia propolis sangat kompleks yang terdiri dari lilin, getah, minyak atsiri, asam amino, gula, dan berbagai senyawa metabolit sekunder tergantung oleh sumber tanaman

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder produk minyak atsiri jinten hitam yang diperoleh dari beberapa produsen di Indonesia karena belum

Komponen kimia minyak atsiri kulit jeruk telur buaya dianalisis menggunakan GC-MS menunjukkan ada 14 senyawa dimana komponen utamanya adalah 1-limonene (70,46%).. Kata Kunci

Hasil kromatogram GC-MS dapat diketahui bahwa senyawa kimia penyusun minyak atsiri kedua sirih ini ada 22 senyawa dan 6 di antaranya sebagai komponen utama dengan konsentrasi diatas 5

Minyak atsiri tersebut diisolasi dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat Stahl, penentuan komponen senyawa kimia dilakukan dengan metode spektroskopi GC-MS, uji

Kesimpulan yang didapat berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah senyawa kimia utama penyusun minyak atsiri pada daun kelor yaitu Asam heksadekanoat metil

Analisa KG-SM dilakukan untuk mengetahui komponen senyawa penyusun minyak atsiri Pogostemon cablin Benth (A,B,dan C).Komponen kimia yang terbaca berdasarkan hasil