PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Solihin
NIM: 104045201529
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA.
NIP: 195609061982031004
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Solihin
NIM: 104045201529
KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pemikiran Politik Mu’ammar Qadhafi”, telah diujikan dalam sidang munaqashah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pada tanggal 11 November 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Pada Program Studi
Jinayah Siyasah Konsentrasi Siyasah Syariyyah.
Jakarta, 11 November 2009. Dekan,
Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM. NIP. 19550505 1982031012
PANITIA UJIAN MUNAQASHAH
Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag. (………...)
NIP. 197210101997031008
Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. (………...)
NIP. 197102151997032002
Pembimbing : Dr. H. Afifi Fauzi Abbas,. MA. (………...)
NIP: 195609061982031004
Penguji I : Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. (………...)
NIP: 197112121995031001
Penguji II : Dr. Asmawi, M.Ag. (………...)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke-hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya serta segala petunjuk yang telah diberikan-Nya. Shalawat dan salam
semoga Allah limpahkan kapada nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur telah dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan sebagai
salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum Islam di Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“PEMIKIRAN POLITIK MU’AMMAR QADHAFI”.
Dalam setiap penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan, bimbingan,
dorongan serta perhatian yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA.,MM, Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayattullah Jakarta.
2. Bapak Dr.Asmawi.,M.Ag, Ketua Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta.
3. Ibu Sri Hidayati, M.Ag, Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah Fakultas
4. Bapak Dr.H. Afifi Fauzi Abbas, M.A, pembimbing skripsi penulis.
5. Pimpinan dan segenap jajaran pengurus Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas
kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.
6. Keluarga tercinta, Bapak H. Abd.Rohim, Ibu Hj. Samaah, terima kasih telah
mengasuh dan mendidik penulis sampai saat ini. Untuk kakak-kakak tercinta
Sayatih, Soleha, Habibah, Madropi, Jamilah, Abd. Khoir, Aslamiah, Naih
Saputra, Ahmad Z, M.Ridwan, Hasan M, Matarid, terima kasih atas motivasi
dan dorongannya, dan untuk keponakan penulis Bahruddin, M.Irfan, Amelia
terima kasih atas perhatiannya.
7. Istri dan puteri tercinta (Yusnita, Ayatul Husna) yang telah sabar dan setia
menemani penulis, dan ibu Maswanih yang selalu mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan jurusan Siyasah Syar’iyyah anggkatan 2004 senasib
sepenanggungan, Fauzi Rahman, Aziz, Wendra, Putri. Tidak lupa juga ucapan
terima kasih penulis kepada Ade Liani dan Juwita “Study hard, please!”
Semoga bantuan, bimbingan, dorongan, serta perhatiannya mendapat balasan
berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.
Bogor, 02 Desember 2009 M 15 Dzulhijjah 1430 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bogor, 02 Desember 2009 M 15 Dzulhijjah 1430 H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... III
LEMBAR PERNYATAAN... V
DAFTAR ISI... VI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
D. Review Studi Terdahulu ... 11
E. Metode Penelitian ... 16
F. Sistematika Penulisan... 21
BAB II : SOSIALISME DAN ISLAM A. Dinamika Sosialisme... 24
B. Sosialisme dalam Perspektif Islam ... 35
BAB III : SEKILAS MENGENAI LIBYA DAN PROFIL QADHAFI A. Libya dan Kolaborasi Antara Raja Idris dengan Kerajaan Inggris... 52
B. Profil Qadhafi... 54
b.2. Perjalanan Karier Militer dan Politik ... 59
b.3. Proses Pengalihan Kepemimpinan ... 63
BAB IV : PEMIKIRAN POLITIK DAN VISI MUAMMAR QADHAFI A. Ideologi Qadhafi : Islam Sebagai Sosialisme Sejati ... 70
B. Visi Muammar Qadhafi; Al-kitab Al-Akhdar ... 74
C. Sosialisme; Solusi Problem Demokrasi: Kedaulatan Rakyat... 77
D. Sosialisme; Solusi Problem Ekonomi ... 89
E. Basis Masyarakat dalam Teori Universal Ketiga ... 96
F. Kritik dan Catatan Untuk Qadhafi... 109
BAB V : PENUTUP Kesimpulan dan Saran ... 113
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep Islam sebagai al-din, yang bersumber dari Al-Qur’an meliputi semua
aspek kehidupan manusia, baik pengaturan hubungan makhluk dengan khalik
(habl min Allah), maupun pengaturan hubungan antar makhluk (habl min
Al-nash), konsep Din al-Islam mencakup hukum tentang sistem keyakinan (ahkam
I’tiqadiyyah), hukum yang berhubungan dengan pengaturan ucapan, perbuatan,
dan hubungan antar manusia (ahkam ‘amaliyah ) dan hukum yang berhubungan
dengan keutamaan, kesempurnaan dan keindahan bagi diri manusia (ahkam
khuluqiyah). Esensi kandungan Din al-Islam tidak hanya mengatur masalah
ibadah ritual saja, yaitu ibadah dalam bentuk pengaturan hubungan manusia
dengan tuhannya, namun juga ia mengatur kepentingan hubungan manusia dalam
hidup bermasyarakatnya seperti masalah kehidupan rumah tangga, pendidikan,
ekonomi, ketatanegaraan, politik dan hukum1
Runtuhnya Uni Soviet serta berbagai perubahan di negara-negara Sosialis
Timur satu dekade yang lalu, hingga saat ini dipahami sebagai berakhirnya
Perang Dingin, suatu perang ideologi setelah berakhirnya era kolonialisme, di
mana penjajahan dilakukan secara fisik, dunia memasuki era peperangan ideologi
1
ketika negara-negara kolonialisme masih ingin melanjutkan cengkraman mereka
pada bangsa-bangsa yang baru merdeka, peperangan tersebut terjadi antara blok
kapitalisme Barat yang dipimpin Amerika Serikat dengan blok sosialis yang
dipimpin Uni Soviet Rusia, yang sama-sama ingin menanamkan pengaruh di
negara-negara Selatan yang baru merdeka.2
Dengan demikian perang dingin merupakan perang ideologi untuk
memperebutkan hegemoni ke negara-negara yang dikenal sebagai dunia ketiga
atau pun dunia Selatan tersebut. Karena itulah runtuhnya Uni Soviet yang disusul
negara-negara satelitnya, Eropa Timur, sering dianggap dan dirayakan sebagai
berakhir atau gagalnya sosialisme, Lebih lanjut runtuhnya Uni Soviet juga
dianggap akan membawa dampak bagi berakhirnya berbagai percobaan
negara-negara transisi menuju sosialisme di dunia ketiga. Selain telah melahirkan
pemimpin revolusi, negara-negara transisi menuju sosialisme dunia ketiga juga
telah mewariskan berbagai model sosialisme maupun eksperimen sosialisme
dunia ketiga, namun, dengan runtuhnya negara-negara sosialis Eropa Timur,
eksistensi mereka juga di perkirakan terancam. Warisan model sosialisme dunia
ketiga tersebut diantaranya adalah rintisan Fidel Castro dan Che Guevcars yang
mempelopori suatu model sosialisme yang dikenal ‘Sosialis Kuba’. Gerakan
sosialisme Amerika latin maupun Amerika Selatan yang mengikuti jejak Kuba
adalah gerakan Sandinista yang melahirkan Daniel Ortega di Nikaragua, Salvador
2
Allende di Chile dan Camilo Torres di Kolumbia, demikian halnya di belahan
benua Asia, berbagai model sosialisme pernah diperjuangkan, juga telah
melahirkan pemimpin dan pemikir, seperti Ho Chi minh di Cina, di Timur
Tengah, usaha dan percobaan tersebut juga telah melahirkan sosialisme Arab
Ba’athisme di Syiria dan Irak. Di benua Afrika, perjuangan sosialisme telah
melahirkan Nkrumah di Ghana, Yulius Nyrere dengan Ujama sebagai model
sosialisme di Tanzania, dan Amilcar Cabral di Guinea Bisau bahkan, gerakan
Kibut di Israel sering disebut sebagai percobaan sosialisme generasi muda bangsa
Yahudi.3
Versi lain menyatakan bahwa sebenarnya sosialisme sudah ada sejak Islam
bersemai di negara Arab. Sosialisme ini nampak dalam ajaran Islam yang
disampaikan kepada warga Mekkah, nabi Muhammad SAW menganjurkan
sebuah alternatif tatanan sosial yang adil dan tidak eksploitatif serta menentang
penumpukan kekayaan di tangan segelintir orang. Pada ranah ini, Nabi
mengajukan adanya distribusi kekayaan yang berlebih kepada kelompok
masyarkat yang membutuhkan dengan istilah infaq fi sabilillah. Al-Qur’an yang
diwahyukan kepada Nabi mengutuk penumpukan dan mengancamnya dengan
hukuman yang berat. 4 Riba yang biasa diterjemahkan dengan bunga juga
dilarang. Selain itu, gaya hidup nabi Muhammad juga sangat sederhana. Beliau
3
. Mansour, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik, h.152-153.
4
menjahit bajunya sendiri, tinggal diruangan yang sempit, dan melakukan
pekerjaan sebagai mana umumnya orang lakukan pada zamannya. Hartanya
didayagunakan untuk kepentingan umum.5 Tidak mengherankan jika Nabi
dijadikan acuan sosialisme bagi pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan
sosio-politik Muslim
Sementara itu, di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, gagasan sosialisme yang mendapat bimbingan semangat Islam, yang pada
dasarnya Islam sendiri juga meletakkan keadilan sosial bagi pilar utamanya,
selain memudahkan perkawinannya dengan gagasan sosialisme, juga telah
melahirkan gerakan keagamaan maupun teologi yang praksis yang lebih bercorak
sosialistik,6 seperti salah satu pengaruh dan propaganda tentang perlawanan
terhadap kolonialisme dan persatuan wilayah Islam atau Panislamisme di Timur
Tengah adalah Said Jamaludin Al-Afgani yang merupakan gerakan kultural anti
kolonialisme di zaman sebelum Perang Dunia II, Nasserisme di Mesir, Ben Bella
di Aljenia, dan akhirnya sosialisme Libya yang ditegakkan oleh Muammar
Qadhafi.
Muammar Qadhafi adalah sosok yang menjadi salah satu warisan dari
kekayaan sejarah bangsa ataupun masyarakat yang berjuang untuk menciptakan
dunia yang lebih baik dan lebih adil bagi masyarakatnya. Sebagai usaha untuk
5
. Amiruddin ar-Rany terjemahan dari Asghar Ali Engineer, Islam and its Relevance to Our Age,., h.89.
6
menciptakan ruang guna mewujudkan cita-cita, pandangan, dan keyakinan yang
terbaik bagi mereka sendiri, perjuangan yang dipimpin oleh Qadhafi menarik
untuk dikaji dan direnungkan. Qadhafi adalah salah satu tokoh yang berhasil
bertahan hingga saat ini. Dari banyak tokoh yang mencoba menciptakan ruang
untuk membangun dan menerapkan cita-cita tersebut. Sebagian usaha mengalami
kegagalan, bahkan sebelum dimulai atau sebelum berkembang, sungguhpun
demikian Qadhafi adalah tokoh yang kontroversial, juga seorang yang paling
sedikit mendapat perhatian kajian studi ilmiah kalangan Universitas tentang
perubahan sosial.7
Libya menganggap ideoligi yang dianutnya sebagai jalan tengah antara kutub
sosialisme (Komunisme) dan Kapitalisme. Hal ini diungkapkan Muammar
Qadhafi, bahwa buah pikirannya yang terangkum dalam The Green Book/
Al-kitab Al-Ahdhar (Buku hijau) merupakan jalan tengah dari dua ideologi besar
yang “bermasalah”, yaitu Sosialisme dan Kapitalisme. Istilah The Green sendiri
pada bukunya merupakan simbol dari jalan tengah antara soslialisme yang
diasosiasikan dengan The Red (Merah) dan Kapitalisme yang diasosiasikan
dengan The White (Putih).8
Muammar Qadhafi menghendaki bangsanya mempunyai pemikiran dan
ideologi yang orisinal tanpa harus berkiblat kesalahsatu kutub ideoligi asing.
7
. Mansour Fakih, Jalan Lain, Manifesto Intelektual Organik.., h. 148-149.
8
Keorisinilan yang dimaksud adalah bahwa ideologi bangsa Libya harus berasal
dari akar tradisi yang memengaruhi dan berlaku dalam kehidupan mereka. Tradisi
tersebut bagi rakyat Libya adalah Islam. 9
Libya yang diklasifikasikan sebagai negara Islam karena mayoritas atau
kebanyakan rakyatnya menganut Islam menjadi sebuah sosok negara yang
menarik untuk dikaji karena memposisikan dirinya sebagai negara yang secara
diametral bertentangan dengan negara-negara Barat yang kapitalis dan cenderung
bersahabat dengan ide negara-negara sosialis. Bahkan negara ini dengan
terang-terangan menamakan dirinya Republik Rakyat Sosialis Arab Libya. Namun,
meski Qadhafi menyatakan negaranya dibangun atas dasar ide jalan tengah
sebagai mana yang dirangkum dalam The Green Book, ia menolak sosialisme
Barat ataupun kapitalisme. Ide-ide yang dituangkan dalam The Green tampak
sarat nilai dan ide besar sosialisme. Hanya saja, kalaupun pemikiran Muammar
sarat dengan ide besar sosialisme, tampak juga perpedaan-perbedaan yang
spesifik dan mendasar dengan ide-ide sosialisme yang berkembang di Barat.
Seperti diakuinya peranan agama dalam kehidupan bernegara dan menjadi
landasan hukum nasional. Oleh karena itu Qadhafi menyebutnya sebagai bentuk
Neo-Sosialisme, dimana agama (Islam) menjadi watak dasar dan mempunyai
peranan yang sangat menentukan. 10
9
. Ibid., h.6
10
Sebagai contoh, Qadhafi mengatakan bahwa sosialisme yang dianutnya
mengakui hak waris dan hak milik lainnya. Selain itu, ia menawarkan sebuah
sistem demokrasi langsung yang mirip dengan konsep demokrasi Yunani kuno
dengan berbagai modifikasinya, dimana rakyat dalam mengontrol negara tidak
berdasarkan perwakilan tetapi memakai sistem demokrasi langsung. Selanjutnya,
ia juga menolak sistem kepartaian yang diangggap hanya menguntungkan
sebagian kecil elit politik dan mereduksi kepentingan rakyat yang sebenarnya.
Dalam hal ini Qadhafi dengan tegas menolak definisi demokrasi yang ditawarkan
Barat modern yang sarat manipulasi politik. Sehingga makna demokrasi menjadi
sebuah makna yang interpretable dan kondisional dalam prakteknya. Oleh karena
itulah Esposito dan Voll berpendapat bahwa demokrasi yang ditawarkan Barat
belum tentu sesuai dengan situasi lokal, sosial dan budaya suatu bangsa atau
negara. Maka dengan demikian, makna demokrasi tidaklah tunggal tetapi plural.
Sebagaimana pengalaman demokratisasi di Barat sendiri, ia beberapa kali
mengalami proses pencarian makna dan bentuk demokrasi dari sejak revolusi
Perancis hingga sekarang. 11
Maka disini penulis merasa tertantang untuk mengkaji hal-hal atau nilai-nilai
yang dapat menjadikan Islam dan sosialisme sebagai motivasi kemerdekaan di
berbagai negara, Indonesia juga tidak jauh berbeda, seperti pernyataan Hos
Cokroaminoto, asas perjuangan Syarekat Islam adalah sosialisme Islam, Hatta
11
dengan sosialisme religius, Soekarno dengan NASAKOM-nya. Pertanyaan
mendasar yang insyaallah akan dijawab dalam penelitian ini apakah Islam dan
sosialisme adalah dua hal yang kontradiktif? sehingga sosialisme harus
dihadapkan dengan Islam, seperti pertarungan Gamal Abdul Naser dengan raja
Arab Saudi , tentang Islam dan sosialisme dengan dukungan masing-masing
ulama, kalau memang Islam dan sosialisme kontradiktif dimana letak
kontradiktifnya? Atau barangkali Islam dan sosialisme adalah hal yang dapat
dipertemukan menjadi asas dasar perjuangan melawan Imperialisme ataupun asas
membangun sebuah negara yang tidak anti terhadap kesejahteraan masyarakat
atau kesetaraan kedudukan, mungkin juga Islam dan sosialisme menjadi dasar
analisis tentang kemasyarakatan di berbagai masyarakat belahan dunia.
Berdasarkan latar belakang ini penulis sangat tertarik dan optimis untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Pemikiran Politik Mu’ammar
Qadhafi”
yaitu sebuah kajian tentang pemikiran Qadhafi yang dituangkan dalam sebuah buku hijau (The green book) penelitian ini bersifat historis danteoritis yakni mengenai sejarah Sosialisme, kemudian pola pemikiran seorang
Muammar Qadhafi dalam menjalankan pemerintahannya di Libya yang sampai
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk mengungkap permasalahan di atas cara yang akan ditempuh oleh
penulis adalah dengan studi kepustakaan yang melingkupi studi sejarah dan teori
yang berkaitan dengan permasalahan perkembangan politik di Libya. Oleh karena
itu pembatasan yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana konsistensi
Qadhafi dalam melaksanakan konsep sosialisme Islam pada kebijakan
politik-ekonomi di Libya, selain itu serta untuk mencari justifikasi keterkaitan antara
Islam dengan sosialisme secara teoritis dan historis normatif (masa Rasulullah
SAW dan Khilafah Rasyidah). Jadi, tidak menyentuh aspek dan hitorisnya pasca
Khilafah Rasyidah. Sumber rujukan sosialisme akan mengacu pada ide-ide besar
sosialisme klasik hingga modern, sedangkan sumber pokoknya merujuk pada
Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta memperhatikan praktik para shahabat
Rasulullah.
Sedangkan ruang lingkup kajian ini difokuskan pada pemikiran Muammar
Qadhafi yang berkenaan dengan produk-produk ijtihad dan visinya yang tertuang
dalam The Green Book. Dengan demikian, pemahaman terhadap pemikiran
Qadhafi dapat dilakukan secara utuh dan menyeluruh.
Dengan membagi kajian pada bidang pemikiran yang telah digambarkan
di atas, ada beberapa masalah pokok yang akan dicari jawabannya di dalam
skripsi ini dengan rumusan sebagai berikut:
1. Siapakah Muammar Qadhafi
3. Apa yang menjadi latar balakang pemikiran Qadhafi dan seperti apa
pandangannya terhadap sosialisme.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penulis
mempunyai tujuan:
1. Mempelajari beberapa konsep pemikiran politik Mu’ammar Qadhafi terhadap
kontek politik di Libya.
2. Mengetahui interaksi sosialisme dengan Islam dalam pandangan Mu’ammar
Qadhafi.
3. Menjelaskan perbedaan antara sosialisme dan kapitalisme serta komunisme.
Hasil dari penulisan dan penelitian ini selanjutnya akan dapat dimanfaatkan
sebagai:
1. Untuk penulis : Memberikan wawasan kepada penulis dan dalam rangka meningkatkan disiplin ilmu yang akan dikembangkan sesuai dengan bidang
studi yang merupakan matakuliah pokok dan diperdalam lebih lanjut lagi
melalui studi-studi yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut.
2. Untuk kalangan akademisi : seperti mahasiswa dan pengamat, skripsi ini menyajikan wacana yang bisa dijadikan informasi untuk dibahas dan
3. Untuk ilmu Pengetahuan : memberikan sumbangan khususnya bidang ilmu politik sehingga berfungsi untuk mengetahui tentang pandangan hukum Islam
mengenai sosialisme dan pemikiran tokoh khususnya Muammar Qadhafi.
4. Untuk masyarakat : skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara di wilayah Timur
Tengah, khususnya Libya.
D. Review Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah melakukan kajian terhadap
buku-buku yang ada kaitannya dengan Islam dan sosialisme, peneliti juga telah
meninjau karya ilmiah dalam bentuk buku-buku dan skripsi. Buku yang pertama
berjudul “Islam and The Third Of Universal Theory penulis Mahmoud Ayyoub
yang diterbitkan oleh New York and London: 1987, Kegan Paul Internasional
dalam buku ini Ayyoub lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi,
walaupun Ayyoub menyertakan pemikiran Qadhafi dalam The Green Book,
kajiannya dalam hal ini tidak begitu mendalam dan tidak tuntas. Meski demikian,
buku Ayyoub ini menjadi sumber informasi bagi penulis dalam menelusuri
sumber-sumber mengenai kajian pemikiran Qadhafi.12
Selain itu, buku Usus Tanzim Siyasi fi Nazhariyah ‘Alamiyah
Al-Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan,
12
1983) karangan Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy mengenai ketatanegaraaan
Libya juga sangat bermanfaat, dalam buku ini dapat dicermati bagaimana cita-cita
Qadhafi dalam The Green Book dapat diimplementasikan dalam sebuah negara
Libya. Dari sisi ini telah melahirkan citra Qadhafi, bukan hanya sebagai pemikir
tetapi juga sebagai seorang praktisi.13
Kemudian didalam buku “Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme”
oleh Syamsuddin Ramadlan yang diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit
Wahyu Press. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa ideologi kapitalisme dan
sosialisme merupakan ideoligi yang bertentangan dengan ideologi ajaran Islam,
penyebab perbedaan yang ada adalah perbedaan ‘aqidah atau pemikiran yang
mendasar, yakni jika dilihat lebih mendalam, perbuatan yang dilakukan kaum
sosialis dan kapitalis lebih mengarah kepada materialisme dan kedunian semata
walaupun seakan-akan sama dalam perbuatan tetapi kaum sosialis dan kapitalis
menolong orang lain karena manfaat tertentu.14
Selain itu Syamsuddin juga menjelaskan dalam bukunya bahwa Islam dengan
kapitalisme dan sosialisme tidak mungkin berdampingan. Menurutnya kondisi itu
disebabkan adanya kaedah-kaedah yang harus dimiliki oleh umat Islam yang
pertama, semua negara yang mengemban ideoligi kapitalisme dan sosialisme
adalah musuh Islam dan kaum muslimin, kedua, sistem kapitalis itu bersikap
13
. Ahmad Abdul Hamid Al-Khallidy, Usus Tanzim Siyasi fi Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah, (Tripoli al-Munsha’ah al-ammah lil nasyr wa al-tauzi wa al-‘illan, 1983),h. 29-31.
14
resisten terhadap ideoligi maupun gerakan yang bertentangan dengan ideologinya.
Ketiga, Islam adalah agama lurus. Tidak dinamakan Islam, jika bersinkretis
dengan kapitalisme dan sosialisme-komunisme. Keempat, umat Islam harus dapat
membedakan antara pemikiran-pemikiran yang bebas dari nilai dengan
pemikiran-pemikiran yang tidak bebas dari nilai.15 Didalam buku Negara Hukum
buah karya Prof. Dr.H. Muhammad Tahir Azhary, SH. Menambahkan bahwa
paham Sosialis atau socialist legality merupakan watak negara komunis/sosialis
yang diwarnai oleh doktrin komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat.16
Di dalam bukunya Dr. Mansour Fakih “Jalan Lain” Manifesto Intelektual
Organik (Yogyakarta: Insist Press 2000) diuraikan mengenai pemikiran Karl
Heinrich Marx yang pada intinya adalah pikiran dan analisis Marx tersebut
didasarkan pada pemikiran epistemologi yang terkenal dengan “ dialectical and
historical materialisme. Pemikiran filosofi epistemologi tersebutlah yang
membuat ia lebih dikenal sebagai ‘anti-tuhan’. Padahal, pemikiran tentang
dialektika dan materialisme sejarah sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan ada
atau tidaknya Tuhan. Karena Marxisme bukanlah sebuah agama, melainkan
sebagai salah satu aliran pemikiran sosialis dalam rangka mencari sistem sosial
yang adil. Itulah makanya Marxisme berkembang, dan melahirkan banyak
tafsiran. Analisis tersebut berwatak radikal karena mencoba membuka relasi
15
. Ibid., h.8
16
sosial yang paling dasar dari hubungan produksi manusia antara yang memiliki
modal (kapital) dan yang bermodal tenaga kerja, itulah mula dari analisis kelas.
Namun dalam perkembangan tafsiran selanjutnya, teori kelas justru melihat lebih
luas dari sekedar hubungan buruh-kapitalis tetapi telah melibatkan negara, civil
society, dan semua sektor masyarakat non buruh lainnya. Masyarakat tanpa kelas,
dengan begitu bukanlah ‘masyarakat sama tara dan sama harta,’ seperti yang
sering dipahami orang, melainkan suatu masyarakat tanpa aksploitasi. Eksploitasi
juga tidak seperti yang sering dipahami banyak orang, dalam definisi Marx
ekspoloitasi terjadi melalui pengambilan surplus value yang seharusnya hak
buruh 17
Setelah melakukan tinjauan terhadap buku-buku diatas penulis juga mencoba
untuk mengkaji karya ilmiah yang berupa skripsi yang ada di Perpustakaan
Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan judul Perkembangan Islam dan Sosialisme
di Timur Tengah” oleh Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M. Dalam
skripsi tersebut diuraikan dan di jelaskan mengenai konsep-konsep Islam dan
sosialisme dimana diantara keduanya memiliki persamaan-persamaan yang
signifikan, yaitu dalam hal menjunjung kesejahteraan rakyat dan terciptanya
kedamaan dalam sebuah bangsa dan negara. Dan didalam skripsi tersebut juga
dibahas tentang perkembangan sosialisme pasca runtuhnya Uni Soviet sampai
kepada perkembangan yang terjadi setelah perang Iraq tahun 2003. didalamnya
17
juga di sebutkan beberapa tokoh-tokoh gerakan yang mendukung sosialisme
diantaranya Gamal Abdul Naseer di Mesir dan gerakan revolusi iran serta
perkembangan sosialisme yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan konsepnya Hos
Cokroaminoto, Soekarno dan Hatta.
Dari buku-buku atau pun skripsi di atas penulis ingin menegaskan bahwa
skripsi yang ditulis ini memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan
pertama, dalam hal objek kajian, penulis lebih menekankan pada pemikiran
Qadhafi dalam The Green Book hal ini berbeda dengan karya Mahmoud Ayoub
yang lebih menekankan pada pemikiran keagamaan Qadhafi. Kedua, dari segi
subtansi, penulis berusaha memberikan informasi tentang pandangan Islam
mengenai sosialisme dari segi fositifnya, hal ini jelas berbeda dengan karya Abdul
Hamid Al-Khalidy dalam bukunya Usus Al-Tanzim Al-Siyasi fi Al- Nazhariyah
Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah yang sekedar memberikan gambaran perjalanan
ketatanegaraan Libya dan cita-cita Qadhafi, demikian juga dengan karyanya
Syamsudin Ramadlan yang menyoroti sosialisme dari segi negatifnya saja.
Ketiga, dari segi pembatasan (spesifikasi kajian), penulis berusaha memfokuskan
penelitiannya hanya pada negara Libya dan hal ini pun kemudian lebih di
khususkan lagi mengenai pemikiran politik Muammar Qadhafi dan pandangannya
terhadap sosialisme, sehingga, skripsi ini berbeda dengan skripsi yang dibuat oleh
Syukri Rahmatullah, tahun 1425 H/2004 M yang isi kajianya mengenai
Perkembangan Islam dan Sosialisme di Timur Tengah, dalam pandangan analisis
informasi yang diberikan masih secara global dan bersifat pengantar atau
pengenalan tentang sosialisme.
Adapun data tambahan mengenai perkembangan mutakhir Libya dan aksi
politik Qadhafi penulis mendapatkan berita dari jurnal yang diterbitkan Libya dan
situs internet yang memuat informasi mengenai Libya secara keseluruhan .
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Metode penulisan penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan.
pertama, pendekatan sejarah (historical approach) dalam hal ini penelitian
mengeksplorasi perkembangan konsep ataupun pemikiran serta aksi politik
objek penelitian secara kronologis. Dengan mengungkap perkembangan
konsep sosialisme secara kronologis akan dapat diketahui dengan lebih mudah
perihal sebab-sebab munculnya perkembangan konsep tersebut. Pada
akhirnya, penulis dapat menemukan orisinalitas dan inti dari sosialisme yang
akan dikawinkan dengan Islam yang konsepnya berangkat dari sumber
utamanya (Al-Qur;an dan Sunnah). Dari teori ini penulis mulai meneliti
tentang sejarah perkembangan Libya, yang mencakup tentang
Imperium/Kerajaan ysng pernah mengusainya sampai pada fase pengalihan
kekuasaan yang dilakukan oleh Muammar Qadhafi, kemudian penulis
melanjutkan dengan meneliti pendangan sosialisme Qadhafi yang di
Kedua, pendekatan penafsiran kritis (Hermeneutical Approach), yakni
sebuah metode yang dengan mudah didefinisikan sebagai filsafat penafsiran
makna. Dengan pendekatan ini penulis membahas inti atau pokok bahasan
berupa eksplorasi gagasan-gagasan atau ide Muammar Qadhafi. Kemudian,
dari hasil eksplorasi tersebut penulis mencoba memahaminya dengan
penafsiran kritis terhadap ide dan gagasan Qadhafi tersebut. Penafsiran
dilakukan dengan mengamati hasil eksplorasi historis terhadap perkembangan
konsep secara kronologis dan juga dengan mengamati dan menyelami makna
kandungan ayat-ayat atau sunnah yang dianggap beraroma sosialistik. Hasil
yang diharapkan kemudian bisa menjawab seluruh pertanyaan yang
dikemukakan dalam rumusan masalah di atas dan memberikan kesimpulan
yang akurat dan bermanfaat.
Sebagai implikasi dari pendekatan yang digunakan maka metode
penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah kualitatif,
dengan metode ini penulis mengkaji bahan atau data dari sumber tulisan yang
terkait, baik dari sumber primer, antara lain Muammar Qadhafi, Kitab
Al-Akhdhar, (Tripoli, Biro Rakyat Jamahariya Rakyat Sosialis Arab), Mahmoud
Ayyoub, Islam and the Third Universal Theory, (London and New
York:Kegan Paul Internasional,1987), Ahmad Abdul Hamid Al-Khalidi, Usus
Al-Tazim Al-Siyasi fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al- Tsalitsah, (Tripoli:
Al-Munsha’ah Al-‘Ammah lil Nasyr wa Al-Tauzi’ wa Al-‘Ilan,1983), Muammar
(Yogyakarta: Insist,2000), maupun sekunder, antara lain Endang Mintarja,
Politik Berbasis Agama Perlawanan Muammar Qadhafi Terhadap
Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006), Mansour Faqih. Jalan Lain,
Manifesto Intelektual Organik.Yogyakarta:Insist Press, 2002,. John l Esposito,
Islam Ancaman, Mitos atau Realitas: Jakarta: Mizan.1994), Miriam
Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1996. dengan memberikan kategorisasi dan pengelompokan kualitas pada data
yang diperoleh, baik yang berasal dari dokumen pustaka ataupun dari data
lainnya (Internet), kemudian data-data tersebut dianalisis dengan kritis secara
akademis. Oleh karena itu, penulis akan merujuk pada pengkajian pustaka,
baik karya asli maupun terjemahan, juga karya lokal lainnya sejauh
mendukung atau sesuai dengan tema bahasan.
2. Teknik Pengumpulan data a. Pengumpulan data
Dalam penyusunan skripsi ini data yang diperoleh dari berbagai
sumber tertulis data tersebut terbagi kepada dua sumber yaitu sumber
primer dan sekunder. Sumber primer meliputi The Green Book penulis
Mu’ammar Qadhafi yang diterjemahkan oleh Zakiyuddin Baidhawi, Islam
and Third Universal Theory penulis Mahmud Ayyoub; Usus Al-Tanzim
al-Siyasi Fi Al-Nazhariyah Al-‘Alamiyah Al-Tsalitsah penulis Ahmad
Abdul Hamid al-Khalidi; Al-Qadhafi wa Mutaqawwilun ’Alaihi penulis
Jalan lain; Manisfesto Intelektual Organik penulis Mansour Faqih;
Demokrasi dinegara-negara Muslim penulis John L Esposito; Sijjil
Al-Qaumi penulis Mu’ammar Qadhafi, Comentory on the Green Book penulis
Muammar Qadhafi Islam dan sosialisme penulis H. Oemar Said Cokro
Aminoto; Metode pengambilan data dilakukan melalui karya-karya lain
seperti Islam Musuh bagi Sosialisme dan Kapitalisme penulis Syamsuddin
Ramadlan; Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiardjo, Ahkam
Al-Shulthaniyah penulis Abu Hasan ‘Ali ibn Muhammad ibn Habib
Al-Bashary Al-Bagdady Al-Mawardy sebagai bahan rujukan yang
melengkapinya. Kemudian penulis mentelaah dan mempelajari yang
sekiranya diperlukan sebagai bahan tulisan.
b. Pengelolaan data
Metode pengelolaan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan hasil-hasil penelitian
yang bersumber dari data primer dan sekunder, sedangkan analisis yaitu
menginterpretasikan dari hasil-hasil pemilihan yang telah didapatkan.
Melalui konsep ini penulis melakukan eksplorasi tentang keadaan dan
kondisi Libya yang di dapatkan dari sumber-sumber primer seperti buah
karya Mahmoud Ayyoub, Islam and the Third Of Universal Theory, New
York and London: Kegan Paul Intenasional, 1987, Muammar Qadhafi,
Qadhafi) dan sebagai pelengkapnya ( penulis mendaparkannya dari media
Internet. Dan sumber-sumber sekunder lainnya.
Data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tema dan
hal-hal yang akan dibahas oleh penulis, kemudian penulis
mendeskripsikannya dengan memaparkan secara sistematis yang disertai
dengan membuat analisis, kritik dan kesimpulan analisis yang digunakan
penulis adalah analisis hubungan, yaitu memberikan analisis dengan
menghubungkan uraian dan penjelasan yang terdapat pada bab-bab
sebelumnya diakhir pembahasan.
3. Teknik analisis data
Analisis data dengan metode analisis induktif yaitu dengan melakukan
analisis secara menyeluruh terhadap data-data yang telah didata kemudian
akan dihasilkan kesimpulan penelitian terhadap permasalahan yang diangkat.
Metode ini dilakukan penulis dengan berbagai langkah, langkah-langkah itu
ialah dengan cara menghimpun seluruh data-data yang didapat dari berbagai
sumber (primer dan sekunder), kemudian dari data-data tersebut dijadikan
beberapa bab dan sub bab, setelah semuanya terdata dengan baik langkah
yang selanjutnya dilakukan oleh penulis adalah menganalisa data-data
tersebut sehingga menjadi sebuah kesimpulan yang sesuai dengan informasi
4. Teknik penulisan
Teknik penulisan skripsi ini penulisan menggunakan buku pedoman
penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan hukum tahun
2007 cetakan ke-1.
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini menggunakan sistem bab-perbab, dimana
dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub tema yang memuat pokok-pokok
pembahasan dan pemikiran penulis.
Bab I, Sebagaimana diuraikan dimuka, berisi pembahasan formal penulisan
skripsi ini, yang terdiri dari latar belakang yang menjelaskan perlu dan pentingnya
penulisan ini, sehingga penulisan ini menemukan relevansi dan signifikansinya.
Kemudian dikemukakan juga batasan dan rumusan masalahnya sehingga
penulisan akan lebih terfokus dan lebih jelas. Selain itu dikemukakan juga
metodologi, tujuan dan sistematika penulisan atau pembahasan.
Bab II, Berusaha menguraikan masalah Pandangan Islam Terhadap Sosialisme
yang selama ini mengalami reduksi secara maknawi, sehingga istilah ini selalu
disosialisasikan sebagai sebuah gerakan atau kepentingan politik tertentu. Untuk
itu dalam bab ini dikemukakan berbagai bentuk sosialisme secara kronologis dan
metamorfosanya dari sosiallisme klasik, yang merupakan ide awal dari sebuah
gagasan sosialisme dan diasumsikan mengilhami lahirnya ide-ide baru sosialisme
yang dianggap sebagai sosialisme ilmiah dan mengilhami sebagian besar gerakan
sosialisme dari kalangan buruh sampai pada bentuknya yang politis, lantas,
dibahas bagaimana ide-ide sosialisme berkembang di kalangan orang-orang
beragama yang memperjuangkan ide sosialisme lewat justifikasi teks-teks suci
agama masing-masing, terutama mengungkap keterkaitan Islam dan sosialisme.
Penyelidikan keterkaitan tersebut dilakukan dengan cara menggali sumber pokok
normatifitas Islam, yakni Al-Qur’an dan tradisi Nabi SAW (Sunnah) serta praktek
para shahabat, selain itu, juga dibahas bagaimana fakta sejarah Islam tentang
sikap terhadap sosialisme. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
mengenai hubungan antara Islam dan Sosialisme.
Pada bab III, penulisan sudah memasuki objek penelitian konkret yaitu Libya
dan profil Muammar Qadhafi. Dalam bab ini diungkapkan keterangan ringkas
mengenai sejarah Libya hingga berdirinya negara sosialis yang diilhami ajaran
fundamental Islam, sosio kulturalnya yang diharapkan dapat memahami
bagaimana rakyat Libya diantarkan pada ide negara yang sosialistik. Kemudian,
diungkapkan juga dinamika politiknya hingga terjadinya revolusi Al-Fatih
pimpinam Muammar Qadhafi. Bab ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan
tentang bagaimana respon rakyat Libya terhadap konsep pemikiran Muammar
Qadhafi, dan pembaca lebih memahami sosok Muammar dengan menguraikan
biografinya dan sejarah kelahiran, riwayat pendidikan dan karir politik yang dia
tempuh serta bagaimana citra Qadhafi secara domestik dan internasional, baik
Sedangkan pada bab IV, berupa uraian mengenai pemikiran Muammar
Qadhafi yang menghasilkan berbagai produk ijtihad berdasarkan pemahaman dan
interprestasi yang khas terhadap teks-teks normatif Islam. Kemudian,
diungkapkan visi Qadhafi sebagaimana yang termuat dalam The Green Book/
Al-kitab Al-Akhdhar berupa konsepnya mengenai solusi atas problem demokrasi,
ekonomi, dan basis masyarakat sosialis. Selanjutnya, penulis mencoba untuk
mengkritisi pemikiran Qadhafi, termasuk pola pikir yang ia gunakan.
Bab ke-V merupakan penutup yang merupakan akhir dari keseluruhan uraian
yang telah dikemukakan di atas dan juga merupakan sebuah pemaparan singkat
benang merah berbagai varian sosialisme dan pemikiran sosialisme Qadhafi.
BAB II
A. Dinamika Sosialisme
1.Pengertian dan Awal lahirnya sosialisme Serta ajaran-ajarannya
Secara etimologi, kata “Sosialisme” berasal dari bahasa Latin socius yang
berarti makker (Belanda), Friendly (Inggris), pertemanan atau persahabatan
(Indonesia)’. Dalam bahasa Arab kata sosialisme biasa dipadankan dengan kata
Isytirakiyah.18, berasal dari kata Isytiraka, yang berarti bekerja sama.
Sedangkan secara terminologi, sosialisme bermakna berbagai macam teori atau
sistem organisasi sosial. Yang di situ alat-alat produksi dan pembagian
kekayaan dimiliki (dan dikelola secara kolektif atau melalui pemerintahan
sentralistis yang selalu merancang dan mengawasi ekonomi. sedangkan Miriam
Budiarjo mengartikan Sosialisme adalah “ Suatu sistem ekonomi yang sebagian
besar keputusan-keputusan di bidang ekonomi diambil; dalam satuan-satuan
yang dikuasai oleh berbagai bagian dari struktur negara atau oleh para
pekerja”.19
Buku pertama dalam bidang literatur sosialis yang terbaik ditulis oleh Sir
Thomas More (1478-1535). Bukunya berjudul Utopia merupakan suatu
serangan terhadap keburukan-keburukan berupa kemiskinan, pengangguran dan
lembaga “hak milik privat” yang semua itu merupakan sendi dari kapitalisme.
18
A.S. Hornby, Oxford Advenced learner dictionary, (Oxford University Press, 1995), ed.V.h.1127. lihat juga HOS. Cokroaminoto, Islam dan Sosialisme, (Jakarta: LPP-RI,1963), h.9
19
More mengkritik kondisi-kondisi di Inggris dan negara-negara eropa tertentu
yang telah terlihat pada permulaan abad ke-16. ia menganjurkan didirikannya
sebuah Negara “utopia” (sebuah negara yang menyerupai “Republik” dari
Plato) dimana orang bekerja dengan gembira, dan terdapat banyak kesempatan
untuk “pemerkayaan secara kultural”.20
Istilah Sosialisme pertama kali dipakai pada tahun 1927 dalam suatu
majalah mengenai koperasi. Istilah itu merujuk pada orang seperti Robert Owen
(1771-1858) yang ingin meringankan kesengsaraan pekerja pabrik akan tetapi
Karl Marx (1818-1883) yang hidup hampir setengah abad kemudian ingin
mengadakan perbedaan yang jelas antara ajarannya dengan
pemikiran-pemikiran orang-orang seperti Robert Owen, dengan menekankan sifat
revolusionernya oleh karena itu, buku yang ditulisnya dengan Friederich Engel
(1820-1895) yang merupakan acuan untuk mengorganisir kaum buruh,
dinamakan “Manifesto Komunis” dan bukan “Manifesto Sosialis”. 21
Sosialisme sendiri kembali dihidupkan oleh Lenin (1870-1924) untuk
menunjuk pada apa yang oleh Karl Marx disebut “tahap awal dari komunisme”
(The Early Phase Of Communism) yang mendahului terciptanya komunisme
penuh. Dalam tahap ini prinsip ekonomi adalah, setiap orang menerima sesuai
20
. Paul Heinz Koester. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia, Pemikiran-Pemikiran yang Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta; Gramedia, 1987) Cet.1, h. 8-9
21
. Oscar Jaszi “ Sosialism”, dalam Edwin RA Seligman (Ed). Encyclopedia of Sosialis Science v. XII-XIV (New York) : The Mc Millan 1997, cet Ke-3, h 190, lihat juga Miriam Budiarjo,
dengan karyanya. Sedangkan dalam tahap komunisme penuh prinsip ekonomi
telah berkembang menjadi, setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya
dan setiap orang menerima sesuai dengan kebutuhanya.22
Merumuskan apa yang dinamakan sosialisme merupakan soal yang tidak
mudah. Banyak sekali perbedaan yang muncul mengenai faham sosialisme baik
pada dataran teori yang digariskan maupun dalam praktek yang dilaksanakan.
Tetapi pada umumnya mereka yang menganut faham sosialisme atau
partai-partai sosialis bersikap kritis terhadap milik pribadi, terutama milik pribadi dari
alat-alat produksi. Bahkan gagasan besar dari sosialisme ini berusaha untuk
meniadakan atau mengurangi ketimpangan-ketimpangan ekonomi
ditengah-tengah masyarakat melalui pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil.
Oleh karena itu, prinsip utama dari sosialisme bukanlah semata-mata bahwa
produksi itu harus di pusatkan di tangan negara, akan tetapi pengelolaan dan
tata pelaksanaan ekonomi pun harus menjadi tugas negara.23
lahirnya sosialisme sebenarnya mengkritisi pola Industri kapitalisme yang
menghadirkan kesengsaraan, kemiskinan rakyat ataupun buruh (pekerja), tidak
seperti yang dibayangkan Adam Smith tentang Welfare State. Menurut Adam
Smith bahwa dengan adanya sikap “Laissez Faire” (biarkan saja) dari
pemerintah terhadap ekonomi atau menyerahkan kemajuan ekonomi pada
mekanisme pasar, maka akan timbul kesejahteraan. Adam Smith bukan
22
. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h 191-192
23
berbicara kosong tetapi dia berbicara pada dua prinsip yaitu kebebasan dan
kebutuhan, negara tidaklah boleh memberi batasan apa-apa. Ekonomi pasar
yang diusulkan Smith nantinya akan menyebabkan harga rendah dan tidak
tinggi, atau disebut dengan “Infisile Hand”.(pengatur tingkat harga pasar).24
Sosialisme sendiri memiliki sejarah panjang khususnya di negara-negara
Eropa. Sosialisme muncul di Eropa pada awal abad ke-19 ia lahir dari suatu
hentakan keprihatinan atas akses-akses revolusi industri. Pada awal abad ke-19
kemajuan-kemajuan dan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi
berkembang dengan pesat dan membuka cakrawala baru di bidang produksi dan
perdagangan. Perubahan-perubahan terjadi dengan kecepatan luar biasa
sehingga dikatakan bahwa dalam lima puluh tahun transformasi masyarakat
lebih besar dari pada dalam masa tiga abad sebelumnya.25
Akan tetapi perubahan-perubahan tersebut juga membawa kesengsaraan
yang luar biasa, terutama bagi rakyat kecil, yaitu petani di daerah pedesaan dan
pengrajin di kota-kota. Struktur masyarakat feodal hancur begitu juga terhadap
para pengrajin yang berkarya menjadi hancur dengan didirikannya pabik-pabrik
sehingga buruh hanya mengerjakan sebagian kecil dari produk yang dihasilkan.
Petani yang tidak lagi memperoleh nafkah di daerah pedesaaan karena
disintegrasi sistem feodal lari ke kota, kota-kota menjadi penuh sesak,
24
. Paul-Heiniz Koesters. Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia; Pemikiran-Pemikiran yang Mempengaruhi Hidup Kita. (Jakarta: Gramedia, 1987) Cet I,h. 8-9
25
perumahan menjadi kebutuhan rakyat banyak, tetapi penyediannya sangat
terbatas. Timbulah penyakit tifus, kolera dan kemelaratan merajalela di
kota-kota.26 Mereka terpaksa bekerja di pabrik-pabrik tetapi jumlah pencari kerja
lebih besar dari kesempatan kerja yang ada. Timbulah persaingan tajam antara
pria dan wanita serta anak-anak, yang upahnya lebih sedikit dari pria. Jam kerja
sangat panjang yaitu 16-18 jam sehari, lingkungan kerjanya kotor, pengap, serta
sama sekali tidak memennuhi syarat-syarat kesehatan,. Sementara itu
kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin tajam.
Sosialisme mula-mula dikembangkan oleh Francois-Noel Babeuf
(1760-1797) dari Perancis.27 Tujuan dari penerapan ideologi ini adalah kesamaan.
Babeuf mempermaklumkan perang kaum miskin melawan kaum kaya sebagai
upaya untuk mewujudkan sosialisme yang diyakininya. Kemudian terdapat
Claude Hendri Saint Simon, keturunan bangsawan Perancis.28 Pria kelahiran
1760 ini mengkritik keras keadaan terlantar kaum buruh serta menuntut
emansipasi proletariat. Hal itu dilakukan melalui penataan masyarakat dari atas,
bukan melalui perjuangan kelas buruh. Penataan model ini membuat Simon
dianggap bukan seorang sosialis. Tetapi, Simon memiliki penganut yang disebut
sebagai Saint Simonian yang berjumlah tidak sedikit sehingga Simon tetap saja
diakui sebagai tokoh sosialisme. .
26
. Oscar Jaszi “ Sosialism”, h. 507
27
. Franz Magnis- Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Keperselisihan Revisionisme, (Jakartal PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), Cet. I, h.20.
28
Di Inggris Robert Owen (1772-1858), seorang industriawan, berusaha
melaksanakan ajarannya dalam praktik. Dalam suatu pabrik tekstilnya di New
Lanark, Skotlandia, Owen mengurangi jam kerja dan melarang anak dibawah
umur 10 tahun untuk bekerja. Owen memperbaiki upah buruh dan
menggunakan sebagian keuntungannya untuk memperbaiki nasib para pekerja.
Karena Owen sangat mementingkan pendidikan, dia mendirikan sekolah tanpa
memungut biaya. Disamping itu, Owen mendirikan pemukiman di Amerika
Serikat pada 1824 bernama New Harmony. Akan tetapi ternyata pemukiman ini
hanya bertahan 2 tahun hingga 3 tahun karena masalah keuangan, Pengelolaan
yang kurang baik dan tidak disiplinnya warga pemukiman. Dia lebih berhasil
dalam mendirikan usaha dibidang koperasi dan konsumsi, dan membantu
pendirian koordinasi antara serikat-serikat pekerja. Owen dikenal sebagai
“Bapak Koperasi” Inggris.29
Seorang yang juga sangat terkesan dangan kesenjangan ekonomi antara
kaya-miskin yang muncul akibat revolusi industri ini adalah Karl Marx
(1818-1883). Dia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal
sulam, tetapi sendi-sendinya perlu dirombak secara radikal sampai terjadi
transformasi sosial secara total. Ia menyusun suatu teori sosial yang menurutnya
didasari hukum-hukum ilmiah dan oleh karena itu pasti akan terwujud. 30
29
. Miriam Budiarjo.,(ed) Simposium Kapitalisme, h.10-11.
30
Marx dengan memakai ajaran filusuf Jerman Hegel (1770-1831),
mengatakan bahwa perkembangan terjadi melalui dialektik, yaitu melalui
pertentangan antara tesis dan anti tesis, dan sesudah berproses terus menerus
menjadi sintesis. Setiap sintesis lambat laun menjadi tesis lagi dan proses
dialektika mulai lagi dari permulaan. Setiap sintesis baru terjadi pada tahap
yang lebih tinggi sehingga pada suatu ketika sintesis tertinggi akan tercapai dan
gerakan dialektika berakhir.31 Jadi, dialektik adalah gerakan maju dari taraf
rendah ke taraf yang lebih tinggi dengan suatu irama dari pertentangan serta
antagonisme ke rekonsiliasi serta perpaduan. Proses dialektik antara pertautan
gerakan-gerakan yang bertentangan satu sama lain dalam upaya yang tiada akhir
untuk mencapai sempurna.
Kongkritnya, sosialisme secara umum menggambarkan seperangkat
nilai-nilai, aspirasi dan asas-asas yang ingin dilihat oleh para sosialis terwujud dalam
sebuah organisasi masyarakat. Menurut Anthony Crosland, mantan menteri
ekonomi Inggris, nilai-nilai tersebut adalah; 32
Pertama, suatu keprihatinan yang mendalam terhadap nasib orang miskin
yang serba kekurangan dan pada umumnya tertindas sedemikian rupa sehingga
perlu dipertimbangkan berbagai tuntutan atas sumber dana yang tersedia,
31
. Harry Hamersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta PT. Gramedia 1986), cet ke-3, h. 87
32
memberikan prioritas yang sangat tinggi kepada usaha meringankan
kemiskinan, kesengsaraan dan kesenjangan sosial.
Kedua, suatu keyakinan akan persamaan hak. Persamaan hak itu adalah
persamaan sosial yang lebih luas, mencakup distribusi kekayaan sistem
pendidikan, hubungan kelas sosial, kekuasaan serta hak dalam industri.
Ketiga, pengendalian sosial yang ketat atas lingkungan untuk mengatasi
ledakan masalah menyangkut kehidupan kota, untuk merencanakan pemakaian
tanah bagi kepentingan masyarakat dan mengurangi perbedaan antara swasta
dan biaya sosial.
2. Perbedaan Kapitalisme dan Sosialisme
Menurut kamus sosiologi modern, sosialisme adalah filsafat sosial atau
yang berhubungan dengan organisasi sosial yang di bangun berdasarkan prinsip
kepemilikan bersama dan control alat-alat produksi, khususnya industri skala
besar atau industri berat. Sosialisme juga dapat menjadi bagian dari sistem
pemerintahan demokrasi atau totaliter.33
Sementara itu Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa sosialisme bisa
berarti dua hal;34 Pertama, ajaran dan gerakan yang menganut prinsip bahwa
peradilan sosial tercapai melalui penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat
33
. Thomas Ford Hoult, Dictionary of modern sociology, (New Jersey: little field, Adams & CO, 1977), h.299
34
produksi. Kedua, keadaan masyarakat di mana hak milik pribadi atas alat-alat
produksi telah dihapus.
Sosialisme di kontraskan dengan kapitalisme yang menganut pemusatan
modal dalam sekelompok golongan dan menyetujui adanya kepemilikan
peribadi. Oleh karena itu, secara umum dapat kita bedakan antara sosialisme
dan kapitalisme dalam beberapa hal:
Sosialisme; Pertama, penghapusan atau pembatasan yang tegas terhadap
kepemilikan pribadi. Kedua, nasionalisasi perusahaan atau sektor pertanian,
ketiga, pertanian kolektif, Keempat, kontrol negara atas distribusi barang dan
jasa, kelima, pemapanan perencanaan birokrasi dan elaborasi sistem negara
berdasarkan partai tunggal dan ideologi yang seragam. 35
Kapitalisme; pertama, kapitalisme menghasilkan sistem kelas yang memecah
masyarakat dan membuat pertentangan kelas antara orang kaya dan orang
miskin, pertentangan ini melibatkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan
kesempatan dalam kerangka kitidaksetaraan. Ketidaksetaraan yang dimaksud
adalah sebuah situasi di mana beberapa orang memiliki kekuasaan atas
kehidupan orang lain. Kedua, kapitalisme juga sebuah sistem yang sangat tidak
efisien di mana produksi di pakai untuk mencari keuntungan, bukan didasarkan
kebutuhan, keuntungan sebagai basis kapitalisme berakibat pada berubahnya
kapitalisme menjadi sebuah sistem yang tidak bisa dikontrol yang dapat
35
mengakibatkan kemiskinan dan penggangguran, ketiga, sistem kapitalis
cenderung membuat orang berperilaku kompetitif, tamak, egois dan kejam,
nilai-nilai manusia yang penting seperti kerja sama dan kasih sayang di tekan,
pada aras ini, setiap orang akan bertanggung jawab atas dirinya sendiri
sedangkan makna komunitas yang dibutuhkan manusia dikurangi.36
Kritik terhadap kapitalisme di atas menurut Adams adalah kombinasi
antara kritikan yang praktis dan etis.37 Di tataran etis, kapitalisme dianggap
jahat karena kapitalisme bersikap tidak adil; hak orang dirampas dengan cara
tidak diberi imbalan yang pantas atas kerja mereka. Dari alasan praktis,
kapitalisme juga merupakan sesuatu yang salah di mata kaum sosialis karena
sifatnya menghambur-hamburkan dan tidak efisien.
Sosialisme selain mengkritisi kapitalisme, juga menghendaki suatu tata
kehidupan tanpa penindasan dan penghisapan dan menjamin adanya
kemakmuran dan kepastian penghidupan serta perkembangan kepribadian
rakyat.38
3. Perbedaan Sosialisme dan Komunisme
Asas dasar perjuangan antara sosialisme dan komunisme sebenarnya
sama, keduanya merupakan antitesa terhadap kapitalisme yang menindas
36
. Ian Adams, Political Ideology Today. Terj, Ali Noerzaman, (Yogyakarta: Penerbit Qalam,2004), cet, Pertama, h.161.
37
. Ibid., h.162.
38
pekerja atau buruh dengan mengambil nilai lebih yang seharusnya dimiliki oleh
buruh tetapi dinikmati oleh kapitalis, buruh menjadi sengsara dengan jam kerja
yang banyak dan gaji yang minim.
Perbedaan antara sosialisme dan komunisme adalah pada pola perlawanan
terhadap kapitalisme, perlawanan yang dilakukan oleh sosialisme terhadap
kapitalisme dilakukan dengan cara gradual lewat aksi-aksi masa dan
pertarungan di parlemen dengan tujuan perbaikan nasib pekerja, perlawanan
sosialisme ini dilakukan dengan tidak radikal dan sistematis. Sedangkan pola
perlawanan komunis adalah dengan cara radikal dengan merebut kekuasaan
baik dengan senjata atau tidak kemudian membentiuk Diktatur Proletariat yang
salah satunya untuk menghabiskan sisa-sisa kapitalisme.39 Singkatnya
sosialisme menginginkan perubahan secara evolusi sedangkan komunisme
secara revolusi.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa sosialisme memiliki banyak
jenis tergantung dari tokoh dan latar belakang yang muncul. Ada sosialisme
Demokrat40, sosialisme Marxisme41, sosialisme Leninisme42, sosialisme
Pribumi43, dan sosialisme Utopis44.
39
. DR. Winardi,SE. Kapitalisme Versus Sosialisme (Bandung ; remaja Karya, 1986) cet I H 199
40
. Ajaran/faham yang bermaksud membangun masyarakat tanpa kelas dengan cara damai tanpa kekerasaan.
41
B. Sosialisme dalam Perspektif Islam 1. Sosialisme dalam Islam
Islam sebagai konsep atau sistem hidup tidak hanya menjanjikan sebuah
keteraturan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan, tapi juga memiliki
konsekuensi-konsekuensi bagi manusia yang meyakininya.
Konsekuensi-konsekuensi ini dapat berupa aturan yang harus dipatuhi atau bisa juga berupa
tindakan-tindakan yang sepatutnya dilakukan oleh penganutnya.45
Seorang ahli ekonomi asal Pakistan Nawab Haidar Naqvi berpendapat
‘….keadilan sosial dalam Islam berakar pada tauhid , karena keyakinan
kepada Tuhan itu secara otomatis mempunyai konsekuensi menciptakan
keadilan, salah satu tidak akan ada tanpa yang satunya.” Demikian juga, Amin
Rais meniscayakan adanya kepedulian sosial yang disebut amal shaleh
sebagai konsekuensi dari tauhid. Tauhid harus dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sosial. Jika agama kehilangan relevansi sosialnya, maka agama itu
lama-kelamaan akan hilang. 46
42
. Praktik Ajaran/faham Marxisme
43
. Ajaran/faham yang menyamaratakan masyarakat pribumi
44
. Ajaran/faham yang menyamaratakan seluruh golongan
45
. Ali sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta : Paradigma& Aqsa Publishing, 2007) Cet ke-I h.42-45.
46
Untuk menegaskan adanya hubungan erat antara Islam dan sosialisme,
menjadi sebuah keharusan untuk mencari justifikasi normatif baik dari
Al-qur’an maupun sunnah nabi SAW. Tanpa adanya dukungan dari kedua
sumber Islam tersebut konsep apapun yang menyandang nama Islam, baik di
depan atau di belakangnya, akan sulit diterima.47
Untuk mengetahui adanya anjuran sosialisme dalam Islam, di sini akan
dipaparkan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis yang relevan dengan
ajaran-ajaran ataupun dogma-dogma yang menjadi landasan perjuangan sosialisme.
Usaha mencari relevansi ayat-ayat Al-Qur’an dengan sosialisme akan lebih
menekankan pada kaidah penafsiran al-ibrah bi’umumi al-lafdz, di mana titik
tekannya lebih pada pemaknaan lafadz secara umum dari pada sebab-sebab
khusus.
a. Prinsip Persamaan
Firman Allah SWT
!"# $%& '( )
%*%+ ,-. /
0 13 4 5
6789 :; 4<!
=8> ?5<! ) @ AB)# )
<CE%+ !
FG HIJK
LMN%-K O
0CPJ
-= Q O
%S .
T UV'G W 0
. X
! )
% 'G H 0
. YZ [
=8 \
' +^)"# !
& + O !
_ EK^ P %
U` $5 ab cK
S K O
E$5 b O T
A%&%E-. /
678 \
T < ! P
%S
47
T UV'G W 0 .
0 !
LMN%-K
d BKe f O
J
/ )
A &gE h !
P ;$i
Xj'k [ l_( mIn
^op [ H q!
(
:
)
Artinya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Al-Baqarah : 213)
Dalam ayat tersebut diungkapkan bahwa Allah menciptakan manusia
sebagai umat yang satu. Karena perikemanusian merupakan satu tujuan,
maka wajiblah bagi manusia untuk menciptakan kesejahteraan bersama.48
Tidak boleh ada ketimpangan apalagi penindasan, karena hal itu
merupakan bentuk penghianatan terhadap rasa kebersamaan dan kesatuan
umat manusia, kemudian setelah timbul perselisihan di antara manusia,
maka menjadi terpecah-belah, karena itulah Allah mengutus para
Rasul-Nya untuk memberikan kabar gembira dan peringatan agar mereka sadar
sebagai umat yang satu. Kewajiban menciptakan kesejahteraan bersama
juga ditekankan oleh Rasulullah, dikarenakan mereka orang beriman itu
48
adalah satu kesatuan masyarakat yang saling menopang, Rasullullah
Barsabda
ﺏ
!
"#
"#
$%ﺏ $%ﺏ &'ی )
*
+
,ﺏ
-.
Artinya:“DariAbu Musa ra. Dari Nabi SAW bersabda: Seorang mukmin bagi mukmin yang lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya” (H.R. Bukhari).
Dalam hadis di atas, ditegaskan tentang perlunya kesadaran
orang-orang yang beriman sebagai satu kesatuan yang harus saling peduli akan
nasib mereka bersama.
'ﺏ ﺏ ) #%
/0 12#! 345 %6
78 6
3#9 6 :
"# - 6
;<ﺵ > &
#?
3/ ﺏ +&/9 @
&6 $
*
A4<
.
50
Artinya: “ Dari Nu’man ibn basyir r.a. berkata: Rasulullah bersabda: anda akan menyaksikan orang-orang mu’min dalam hal kasih sayang, cinta dan kerja sama mereka seperti satu tubuh, yang mana apabila ada satu anggota tubuh yang merasa kesakitan akibat dari selalu terjaga karena demam maka anggota tubuh yang lain pun akan merasakannya.” (Muttafaq Alaih)
.
Hadis tersebut dengan tegas dan jelas mendeskripsikan bagaimana
seharusnya seorang mukmin peduli terhadap sesamanya. Orang yang
49
. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari,
Al-Musamma Al-Tajriid Ash-Shahiih li Ahaadits Al-Jaami’ Ash-Shahhih ( Beirut: Yamamah, 1994) hadits no 1933, h. 666.
50
. Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Bukhari,
benar-benar beriman tidak akan pernah terlena dalam kesenangan,
sementara saudaranya ditimpa kesusahan. Ia akan bertindak dan bergerak
untuk membantu saudaranya yang menderita.
Dalam kesempatan lain Rasulullah menganggap tidak sempurna
keimanan seseorang sampai orang itu dapat mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sungguh sabda-sabda
Rasulullah tersebut merupakan suatu ungkapan dan ajaran solidaritas
sosial yang sangat tinggi.
Kesadaran manusia sebagai umat yang satu meniscayakan penolakan
terhadap segala bentuk penjajahan atau imperialisme. Kesadaran ini selalu
menghendaki adanya persatuan, persamaan dan persaudaraaan:
%SrB [
< ! -SK
s$ 0 [
T - Gg)u-.
= Q O
vOPJ h %0)#
X
T U[ ^ )
\
OPJ/G%+- v +^
*
B 0?
:
C
.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah kedua saudaramu dan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah agar kalian mendapat rahmat.” (Al-Hujurat:10)
w6&)ur h rB [ OPJ $5K['G%0 a! -e Xx-yB"# )
vCPJ $5.G%+%z ) yO <+P\
{|} ,- )
T ~ +. > %+ H
X
[
vOPJ ! •€)#
%&5 <
vCPJ -[K^)#
X [ \
•op G <
sm ,%0
*
B 0?
:
.
sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling taqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Al-Hujurat13)
Ayat ke-10 menegaskan persaudaraan antar orang-orang beriman yang
senantiasa menghendaki adanya suasana damai dan menghindari segala
bentuk perpecahan. Sedangkan pada ayat ke-13 Allah menegaskan
kembali bahwasannya manusia merupakan umat yang satu, dimana
mereka dalam segala keragamannya harus tetap menyadari hal itu dan
senantiasa melaksakan ajaran Tuhan sebagai bentuk ketaqwaan agar
menggapai derajat kemuliaan. Pengakuan terhadap persamaan dan
persaudaraan merupakan konsep yang paling revolusioner pada saat
wahyu ini turun, bahkan sampai sekarang, sehingga PBB menegaskan
dalam piagam deklarasi Hak-Hak Azasi Manusia tentang persamaan
manusia terlepas dari perbedaan kasta, kepercayaan dan warna kulit. Nabi
dengan jelas manunjukkan bahwa harkat manusia melampaui segala hal.
Sungguh suatu ajaran yang membebaskan. 51
b. Keadilan Ekonomi
!
P -.)#
/ Xj'^ <
d # ‚ >
g !
L| M)#
JA U[K
}ƒ-.
@ ‚ G )
A )
Xj'„v U[K
Xj%S H K )
L=QIJ F %SK )
L=K ) L|? c vj-„ {Z PJ h …u- )
= Q O
P 5K•W†
vCPJ !
X
! )
<CPJ -^ P
<@ ‚
51
')P?<‡-. ! )
vCPJ w ˆ
5 <
T E WB -.
X
T U[ ^ )
\
T [ \
&h & \
‰ -[ +K
*
'?
D
.
Artinya “Apa saja harta rampasan perang (pai) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari berbagai penduduk suatu daerah, maka adalah untuk Allah, Rasul, ka