• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Anxiety Levels of Preoperative Patients in General Hospital of Dr Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "The Anxiety Levels of Preoperative Patients in General Hospital of Dr Pirngadi Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIF

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DR PIRNGADI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

JEFRI BANJARNAHOR 121121120

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jefri Banjarnahor

NIM : 121121120

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif di Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Kota Medan, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan dalam institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan skripsi ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang menyatakan,

(4)

iv PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperaif Di RSU Daerah Kota Medan”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut:

1. dr.Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

2. Erniyati, S.Kp. MNS selaku PD I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S.Kp. MNS selaku PD II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp. MNS selaku PD III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Mula Tarigan Skp, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

(5)

7. Hj. Masnelli Lubis, SST, MARS yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan.

8. Teristimewa kepada orang tua penulis, Rensus Banjarnahor S.Pd, dan Basaria Hutagalung Amkeb yang selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.

9. Adek saya Yosef Banjarnahor, Sergio Banjarnahor, Bobi Banjarnahor yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.

10.Teman-teman angkatan 2012 yang saling memberikan dukungan dan berjuang bersama dalam pengerjaan skripsi, dan

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak- piahk yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Medan, Januari 2014

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ... i

Halaman pengesahan ... ii

Surat Pernyataan ... iii

Prakata ... iv

1.2 Faktor predisposisi dan presipitasi kecemasan ... ... 7

1.3 Tingkat Kecemasan ... ... 9

a. Kecemasan Ringan ... ... 9

b. Kecemasan Sedang ... ... 9

c. Kecemasan Berat ... ... 9

d. Kecemasan Panik ... .... 10

1.4 Tingkat Kecemasan menurut Zung ... .... 11

2. Preoperatif ... ... 12

2.1 Pengertian ... ... 12

2.1.1 Tipe pembedahan ... ... 12

a. Menurut Fungsi ... .... 12

b. Meurut Tingkat urgensi dan luas tingkat resiko.... . 13

c. Klasifikasi Tindakan ... .... 14

(7)

6. Teknik pengumpulan Data ... .... 24

7. Analisa Data ... .... 25

Bab 5. Hasil penelitian dan pembahasan ... .... 27

1. Hasil penelitian ... ... 27

2. Pembahasan ... ... 33

Bab 6. Kesimpulan dan saran ... .... 37

1. Kesimpulan ... .... 37

2. Saran ... .... 37

Daftar Pustaka………39 Lampiran-lampiran

1. Lembar persetujuan responden 2. Kuisioner penelitian

3. Hasil uji realibilitas 4. Surat izin Penelitian 5. Daftar riwayat Hidup

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden dengan tingkat kecemasan pada pasien Preoperatif di Rumah Sakit umum Dr Pirngadi Medan……….28

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan………..30

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Jenis Jenis Operasi Pada Pasien

Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan………...31

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Pasien

(9)

Judul : Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Nama Mahasiswa : Jefri Banjarnahor

Nim : 121121120

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Preoperatif kondisi yang dimulainya keputusan intervensi bedah dan berakhir ketika pasien dikirim ke kamar operasi, proses perawatan di rumah sakit sering sekali mengabaikan aspek psikologis sehingga menimbulkan berbagai permasalahan psikologis dan fisiologi bagi pasien salah satunya kecemasan. Kecemasan yang dialami biasanya terkait dengan ancaman terhadap jiwa akibat tindakan pembedahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan pada pasien preoperative di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel 40 responden dan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Hasil yang didapatkan kecemasan ringan 19 responden (47.5%), kecemasan sedang 13 responden (32.5%) dan kecemasan berat 8 responden (20%). Tingkat kecemasan pada pasien preoperatif dapat memberikan gambaran kepada perawat Rumah Sakit umum Dr. Pirngadi Medan untuk melakukam pengkajian dan intervensi selanjutnya.

(10)
(11)

Judul : Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Nama Mahasiswa : Jefri Banjarnahor

Nim : 121121120

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Preoperatif kondisi yang dimulainya keputusan intervensi bedah dan berakhir ketika pasien dikirim ke kamar operasi, proses perawatan di rumah sakit sering sekali mengabaikan aspek psikologis sehingga menimbulkan berbagai permasalahan psikologis dan fisiologi bagi pasien salah satunya kecemasan. Kecemasan yang dialami biasanya terkait dengan ancaman terhadap jiwa akibat tindakan pembedahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan pada pasien preoperative di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel 40 responden dan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Hasil yang didapatkan kecemasan ringan 19 responden (47.5%), kecemasan sedang 13 responden (32.5%) dan kecemasan berat 8 responden (20%). Tingkat kecemasan pada pasien preoperatif dapat memberikan gambaran kepada perawat Rumah Sakit umum Dr. Pirngadi Medan untuk melakukam pengkajian dan intervensi selanjutnya.

(12)
(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit adalah pelayanan pengobatan melalui operasi. Operasi adalah tindakan pengobatan yang menimbulkan kecemasan. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik, maupun psikologisnya, misalnya harga diri, gambaran diri, dan identitas diri (Stuart&Sudden, 2005).

Tindakan bedah salah satu bentuk tindakan medis yang akan mendatangkan stresor terhadap integritas seseorang. Pembedahan akan membangkitkan reaksi stress baik fisiologis maupun pskologis. Salah satu respon psikologis adalah cemas. Suatu penelitian menyebutkan bahwa 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan akan mengalami kecemasan (Ferlina, 2002).

Penelitian Makmuri et.al (2007) tentang tingkat kecemasan preoperatif menunjukan bahwa dari 40 orang responden terdapat 16 orang atau 40% yang memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang, 15 orang atau 37,5 % ringan, responden dengan tingkat kecemasan berat 7 orang 17,5 %, responden yang merasa tidak cemas 2 orang atau 5 %.

(14)

2

Pada setiap pasien berbeda-beda dalam menanggapi operasi atau pembedahan sehingga responnya berbeda-beda, namun sesungguhnya selalu terjadi ketakutan dan penghayatan yang umum antara lain: keinginan untuk mengelak dan orang tidak ingin mengetahui penyebabnya, diagnosis belum pasti, takut hasil pemeriksaan keganasan, takut anesthesia dan takut tidak bangun lagi, takut nyeri, berubah bentuk, kurang pengetahuan atau salah persepsi (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002). Menurut Brunner & Suddarth (2002) bahwa pasien preoperatif cenderung mengalami kecemasan, karena tindakan operasi menjadi penyebab kecemasan seseorang. Pasien preoperatif dapat mengalami ketakutan seperti takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri, takut terhadap kematian.

Menurut Long (2002), kecemasan (ansietas) adalah respon psikologik terhadap stres yang mengandung komponen fisiologi dan psikologi. Reaksi fisiologis terhadap kecemasan merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Manifestasi yang khas pada pasien pre operatif tergantung pada setiap individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh dan menangis. Respon psikologis secara umum berhubungan adanya kecemasan menghadapi anestesi, diagnosa penyakit yang belum pasti, keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang prosedur operasi dan sebagainya.

(15)

dampak positif. Dampak positif terjadi apabila kecemasan muncul pada tingkat moderate dan memberi kekuatan untuk melakukan sesuatu, membantu individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negatif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat tinggi dan menimbulkan simtom fisik dan dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif dalam kehidupan sehari hari, seperti meningkatnya detak jantung, dan meneganggnya otot-otot tubuh sehingga dapat terlihat sebagai suatu reaksi panik (Henderson, 2005).

Angka kejadian pasien yang dilakukan tindakan pembedahan di Amerika Serikat adalah dari 1000 orang, 5 orang meninggal dan 100 orang mengalami kelumpuhan, sedangkan di Indonesia dari 1000 pasien yang meninggal 6 orang dan lumpuh 90 orang. Setelah di persentasekan di dunia Internasional, standart Indonesia tidak beda jauh dari negara Amerika Serikat negara maju. Tindakan pembedahan merupakan stressor yang dapat menimbulkan cemas psikologik dan fisik (Budiman, 2008).

(16)

4

penelitian Wijayanti (2009), RSUD Dr. Soeraji tirto Negoro Klaten Jawa Tengah ditemukan bahwa (64,5%) pasien mengalami cemas ringan dan (35,5%) pasien mengatakan cemas berat.

Di Indonesia sendiri khususnya Rumah sakit umum daerah Dr. Pirngadi kota Medan adalah salah satu institusi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat kota medan dan sekitarnya, rumah sakit ini juga memberikan pelayanan tindakan operasi baik operasi kecil, sedang, besar. Pada priode tahun 2012 yang menjalani operasi di ruangn kamar bedah IBS sebanyak 3128 orang dan kamar bedah KBE 1523 orang tercatat dalam medical record dengan berbagai diagnosis.

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi Tingkat Kecemasan Pasien Pre operatif Di RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi penelitian keperawatan

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai Tingkat Kecemasan preoperatif Di RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan, dan dapat menjadi bahan pertimbangan peneliti berikutnya

1.4.2. Bagi pelayanan kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat atau petugas kesehatan lainnya tentang bagaimana Tingkat Kecemasan Preoperatif Di RSU Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

1.4.3. Institusi Pendidikan

(18)

6 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. KECEMASAN 1.1. Pengertian

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Cemas berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosional terhadap yang penilaian intelektual akan bahaya. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Suliswati, 2005). Menurut nanda 1994 kutipan dari Taylor (1997) kecemasan merupakan suatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui seseorang.

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup (Suliswati, 2005) .

(19)

menurut Smeltzer dan Bare (2002) kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap stres dan ancaman bahaya, kecemasan juga dapat dikatakan sebagai reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata maupun yang dibayangkan.

Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologis terhadap stres yang mengandung komponen fisiologis dan psikologi (Long, 2002). Respon fisiologis terhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Manifestasi yang khas pada ansietas tergantung pada masing-masing individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh, dan menangis.

Respon psikologi secara umum berhubungan adanya ansietas menghadapi anestesi, diagnose penyakit yang belum pasti, keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang prosedur operasi dan sebagainya.

1.2. Faktor predisposisi dan presipitasi kecemasan

Faktor predisposisi dan presipitasi kecemasan, menurut Stuart & Sundeen ( 1998 ) meliputi :

1.2.1. Faktor predisposisi

(20)

8

dikendalikan oleh norma-norma budaya, ego memenuhi tuntutan ke dua elemen (mengingatkan adanya bahaya).

Dalam pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal, kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.

Dalam pandangan perilaku kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines, reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan dan penghambat asam aminobutirik-gamma neuroregulator (GABA) mungkin memainkan peranan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan.

1.2.2. Faktor presipitasi

Stressor pencetus kecemasan mungkin berasal dari sumber internal atau

eksternal yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori :

a. Ancaman terhadap integritas seseorang

Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang

(21)

1.3. Tingkat kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sudden (1998) adalah sebagai berikut:

a. Kecemasan ringan

Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu siap bertindak stimulus dari luar siap untuk di internalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah secara efektif.

b. Kecemasan sedang

Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami rentang perhatian yang lebih selektif namun masih dapat melakukan sesuatu lebih terarah. Kecemasan sedang ditandai dengan lapangan presepsi mulai menyempit. Pada kondisi ini masih bisa belajar dari arahan orang lain.

c. Kecemasan berat

(22)

10

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memuasatkan pada suatu area lain. Lapangan presepsi individu sempit. Pusat perhatian pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain.

d. Panik

(23)

Ringan Sedang Berat Panik

Gambar 2.1 Rentang respon kecemasan (Stuart & Sundeen, 1998)

1.4. Penilaian Tingkat Kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS)

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan

pada pasien yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan

gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

(DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak

pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat

15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah

penurunan kecemasan (Z ung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell,

2006). Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

Skor 20-44 : kecemasan ringan Skor 45-59 : kecemasan sedang

Skor 75-80 : kecemasan panik Skor 60-74 : kecemasan berat

Respons adaptif Respons maladaptif

(24)

12

2. PRE OPERATIF 2.1. Pengertian

Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi suatu pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien di pindahkam di meja operasi ( Smeltzer and Barre, 2002 ).

2.1.1.Tipe Pembedahan

a. Menurut fungsinya ( tujuannya ), Pottter & Perry ( 2006 ) membagi menjadi:

1) Diagnostik

Biopsi, laparatomi eksporasi untuk memperkuat diagnosisi dokter. 2) Kuratif ( ablatif )

Eksisi atau pengangkatan bagian tubuh yang menderita penyakit seperti, pengangkatan tumor, appendiktomi, amputasi.

3) Paliatif

Menghilangkan atau mengurangi intensitas gejala penyakit tidak menghilangkan penyakit, kolonostomi, debridemen jaringan nekrotik. 4) Rekontruktif

(25)

5) Transplantasi

Dilakukan penggantian organ atau struktur yang mengalami malfungsi. b. Menurut Smeltzer and Barre ( 2002 ), membagi operasi menurut tingkat

urgensi dan luas atau tingkat resiko. 1. Kedaruratan

klien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang di akibatkannya di perkirakan dapat mengancam jiwanya ( kematian atau kecacatan fisika), tidak dapat di tunda.

2. Urgen

klien membutuhkan perhatian dengan segera, dilaksanakan dalam 24- 30 jam

3. Diperlukan

Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan.

4. Operasi Elektif ( Terpogram )

Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak dilakukan.

(26)

14

5. Operasi Cyto (emergency)

Operasi segera atau mendadak (emergency) dimana pasien harus di operasi segera dengan alasan medic misalnya SC dengan perdarahan, placenta previa dan lain-lain. Fraktur terbuka dengan perdarahan

hebat dan lain-lain. c. Klasifikasi tindakan operasi

a. Sederhana meliputi operasi ringan

1). Incici adalah membuka kulit/ organ tanpa mengambil organ atau kulit tersebut.

2). Cateterisasi lesi kecil adalah pemasangan selang kedalam jaringan yang fungsinya terganggu karena penyakit atau cedera, seperti tumor, ulkus, atau abses.

3). Menjahit luka < 5 cm

Menjahit luka adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai luka tersebut dapat tersambung.

4). Exterpasi tumor kulit superfisial diameter kecili adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya.

5). Wound toilet luka kecil adalah membersihkan luka kecil dengan teknik steril

(27)

b. Sedang

1). Herniorapy reponible adalah pemasangan mesh graf

2). Apendectomy simple tanpa penyulit adalah pengangangkatan apendik tanpa ada komlikasi

3). Incici abses dengan anestesi ringan c. Besar

1). Laparatomy explorasi (Lilies, peritonitis) merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke peritonium abdomen

2). Apendiksitis dengan penyulit (perforasi,infiltrat) 3). Thiroidectomy para anal

4). Amputasi extremitas superior atau external d. Canggih

1. Prostatectomy terbuka adalah pengangkatan prostat 2. Urectrolitotomy adalah pengangkatan uretro

e. Khusus

1. Laparatomy explorasi reseksi dan anastomosis usus 2. Laparatomy coloctomi

(28)

16

f. Pilihan

Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien ( pilihan pribadi klien)

d. Menurut luas atau tingkat resiko 1. Mayor

Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

2. Minor

(29)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konsep

Penelitian ini menjelaskan tentang Tingkat Kecemasan pada pasien preoperatif di RSU Daerah dr.Pirngadi Kota Medan.

Kecemasan merupakan reaksi yang terjadi terhadap stres dan ancaman bahaya, kecemasan juga dapat dikatakan sebagai reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata maupun yang dibayangkan. (Smeltzer dan Barre, 2002)

Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi suatu pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien di pindahkam di meja operasi ( Smeltzer and Barre, 2002 ).

Adapun kerangka konsep Tingkat kecemasan Pada pasien Preoperatif adalah sebagai berikut :

Kategori kecemasan:

1. Panik

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

(30)
(31)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bersifat deksriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi Tingkat Kecemasan Pada pasien Preoperatif Di RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Preoperatif Di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

4.2.1. Sampel

Penentuan jumlah sampel untuk data populasi adalah infinit( tidak diketahui), maka penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus.

Rumus:

n= Z 1-α/2. P(1-P) d2

n = Besar sampel minimum

Z1α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

(32)

20

P = Harga proporsi di populasi, bila tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50%(0,50)

d = Kesalahan absolut yang dapat di toleransi, penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10%(0,10), 5%(0,05) atau 1%(0,01)

(Notoadmojo, 2002)

maka dengan itu peneliti mengambil sampel 40 hasil dari : n= Z1-α/2. P(1-P)

d2

n = 1,96 . 0,50 (1-0,50) 0,102

n = 1,96x0,50x0,5

0,102

n = 0,94/0,01 = 40

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang.

(33)

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek peneliti dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Adapun kriteria inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian adalah, kriteria dimana subjek peneliti mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sample (Nursalam, 2003)

Kriteria sampel yang digunakan peneliti adalah ;

a. Pasien yang akan dilaksanakan tindakan pembedahan dengan usia dewasa

b. Bersedia menjadi responden dan menandatangani surat perjanjian menjadi responden peneliti.

c. Pasien yang dapat membaca dan menulis serta mengerti pertanyaan yang akan di berikan oleh peneliti.

4.3. Lokasi Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSU Daerah Dr. Pirngadi Medan. Alasan peneliti memilih rumah sakit ini sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut menyediakan pelayanan tindakan operasi. Penelitian di lakukan pada bulan Agustus - September 2013.

4.4. Pertimbangan Etik

(34)

22

melakukan penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu hak kebebasan dan kerahasian menjadi responden, serta tidak menimbulkan resiko terhadap fisik maupun mental dan peneliti akan melindungi responden dalam hal nama baik serta resiko bahaya yang timbul akibat penelitian.

Lembaran persetujuan (Informed Consent) diberikan secara tulisan maupun lisan apabila responden bersedia untuk ambil bagian dalam penelitian dan dilanjutkan pengisian kuesioner. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini ataupun menarik kesediaannya pada proses pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghargai hak-haknya tanpa ada pengaruh terhadap pelayanan asuhan keperawatan yang akan di berikan selama dirawat di rumah sakit.

(35)

4.5. Instrumen penelitian dan pengukuran validasi- realibilitas 4.5.1 Kuesioner penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung

Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) yaitu instrumen yang digunakan untuk

menilai kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William

W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20

pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2:

kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan

ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan

kecemasan (Zung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006).

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

Skor 20-44 : kecemasan ringan

Skor 45-59 : kecemasan sedang

Skor 60-74 : kecemasan berat

Skor 75-80 : kecemasan panik

4.5.2. Validitas dan Reliabilitas instrumen a. Uji Validitas

(36)

24

yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen “Zung Self-Rating Anxiety Scale” yang merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengkaji

tingkat kecemasan. Instrumen “Zung Self-Rating Anxiety Scale” tidak

dilakukan validitas karena instrument tersebut sudah baku.

b.Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data

karena instrument tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas

instrument menggunakan rumus cronbach alpha, yang dilakukan pada 30

orang responden yang bukan merupakan subjek penelitian dimana nilai

cronbach alpha dari instrument ini adalah 0,803. Apabila instrumen peneliti yang di uji bernilai > 0,70 maka kuesioner tersebut layak untuk digunakan.

4.6. Teknik pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien preoperatif sebelum pasien masuk ke ruangan intra operatif. Prosedur pengumpulan data terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

4.6.1. Tahap persiapan

(37)

yang diikuti dengan pengajuan permohonan peneliti kepada kepala Badan Pelayanan Kesehatan RSU Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

4.6.2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur peneliti kepada responden dan menanyakan kesediaan untuk menjadi responden secara sukarela. Responden yang bersedia baik secara lisan ataupun secara tulisan akan menjadi responden penelitian.

Responden diberikan kuesioner dan selama pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti apabila ada pertanyaan yang tidak di mengerti. Peneliti mendampingi responden saat mengisi kuesioner untuk menjawab pertanyaan mengenai hal-hal yang tidak di mengerti dalam kuesioner. Kuesioner yang telah dijawab dikumpulkan kembali oleh peneliti dan di periksa kelengkapannya sehingga data yang di peroleh terpenuhi utuk di analisa.

4.7. Analisa Data

(38)

26

(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2013. Desain yang digunakan adalah deskriptif, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Pada pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2013 yang dilakukan dari bulan Agustus – September 2013. Dengan jumlah sampel 40 orang Hasil penelitian menguraikan tentang karakteristik responden Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperatif.

1.1. Karakteristik responden

(40)

28

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden dengan tingkat kecemasan pada pasien Preoperatif di Rumah Sakit umum Dr Pirngadi Medan.

(41)

1.2. Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan

(42)

30

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (n=40)

NO Pertanyaan TP(%) KK(%) SR(%) SL(%)

Merasa lebih gelisah atau gugup dan cemas dari biasanya

Merasa takut tanpa alasan yang jelas

Merasa seakan tubuh berantakan atau hancur

Mudah marah, tersinggung atau panik

Selalu merasa kesulitan mengerjakan segala sesuatu atau merasa sesuatu yang jelek akan terjadi

Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar

Sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri leher dan otot

Merasa badan saya lemah dan mudah lelah

Tidak dapat istrahat atau duduk dengan tenang

Merasa jantung berdebar-debar dengan keras dan cepat

Sering mengalami pusing

Sering pingsan atau merasa seperti pingsan

Mudah sesak napas tersengal-sengal

Merasa kaku atau mati rasa dan kesemutan pada jari-jari saya Merasa sakit perut atau gangguan pencernaan

Sering kencing daripada biasanya

Merasa tangan saya dingin dan sering basah oleh keringat

Wajah saya terasa panas dan kemerahan

(43)

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Jenis Operasi Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (n=40)

No Jenis Operasi Frekuensi Persentase(%)

1. Fraktur 5 12,5

2. URS 2 5

3. Apendectomy 11 27,5

4. Hernia 5 12,5

5. Limpoma 3 7,5

6. PAM 4 10

7. Coleklitiasis 3 7,5

8. Laparatomi 2 5

9. Haemoroidectomy 3 7,5

10 Prostat 1 2,5

11. PV-Sunt 1 2,5

(44)

32

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (n=40)

NO Kategori Frekuensi Persentase

1. Kecemasan Ringan 19 47,5%

2. Kecemasan Sedang 13 32,5%

3. Kecemasan Berat 8 20%

4. Kecemasan Panik 0 0%

(45)

5.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien preoperatif di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup (Suliswati, 2005) .

Dari 40 responden 19 responden mengalami cemas ringan(47,5%) dengan tanda dan gejala merasa lebih gelisah atau gugup dari biasanya, mudah marah dan tersinggung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suliswati (2005), bahwa tanda dan gejala cemas ringan yaitu mudah tersinggung, gelisah, seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan kreatifitas. Kecemasan ringan yang dirasakan pada pasien preoperatif wajar dirasakan individu dalam menghadapi pembedahan, tanda dan gejalanya masih adaptif.

(46)

34

individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Pendidikan merupakan salah satu factor penting untuk mendapatkan dan mencerna informasi secara lebih mudah. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon yang lebih baik karena respon yang diberikan lebih rasional dan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus.(Feist, 2009)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 13 responden (32,5%) menunjukan gejala yang sering dialami oleh responden dengan cemas sedang yaitu merasa gelisah, merasa jantung berdebar debar dan mudah sesak nafas tersenggal-senggal.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendri(2009) dengan sample 38 orang menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami tingkat kecemasan sedang (28,9%) tanda gejala yang sering muncul pada responden yaitu irama jantung meningkat, nafas pendek, gejala tidak enak lambung, dan gemetar. Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Stuart&Sudden(1998), dimana individu memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga individu mengalami perhatian yang selektif namun melakukan sesuatu yang terarah. Dimana tanda dan gejala kecemasan yang timbul : nafas sering memendek, nadi dan tekanan darah meningkat, gelisah, dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.

(47)

pembedahan. Menurut Stuart&Sudden(2002) bahwa kecemasan berat ini termasuk kecemasan yang maladaptif, seperti perasaan ingin buang air, individu merasakan ancaman meningkat, dan tidak mampu menyelesaikan masalah. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain.

Bila dihubungkan dengan usia pada penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden yang berusia 26-35 tahun mengalami kecemasan berat (60%) hasil penelitian menunjukan kecemasan di pengaruhi oleh factor usia di buktikan dengan kecemasan pada tahap usia 26-35 tahun lebih besar dari tingkat kecemasan usia 45-55 tahun (30%). Hal ini sesuai dengan pendapat Feist (2009) mengungkapkan bahwa semakin bertambahnya usia kematangan psikologi individu semakin baik. Artinya semakin matang psikologis seseorang, semakin baik pula adaptasi terhadap kecemasan.

(48)

36

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan secara keseluruhan berada pada tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak (47,5%). Hal ini disebabkan karena respon cemas dapat diatasi secara adaptif oleh responden dan juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendukung seperti tingkat kematangan psikologi responden, pendidikan responden, pekerjaan dan dukungan sosial dari keluarga.

Dan Tingkat kecemasan Pada Pasien Preoperatif di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dalam kategori sedang sebanyak (32,5%), dan dalam kategori tingkat kecemasan berat sebanyak (20%).

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan, peneliti ingin menyampaikan saran yaitu:

1. Keluarga pasien

(50)

38

2. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada pasien pre operatif menunjukkan tingkat kecemasan dengan kategori ringan sehingga tindakan keeperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan dalam memberikan asuhan keperawatan serta memberikan informasi yang tepat kepada pasien.

3. Penelitian selanjutnya

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan lmiah. Jakarta : Salamba Medika.

Arikunto, S. (2010). Praktek prosedur penelitian suatu pendekatan, Edisi 2,. Jakarta : Rineka Cipta

Brunner dan Suddart, 2005. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2, jakarta. EGC

Effendy, C. 2005 . Kiat Sukses menghadapi Operasi. Yogyakarta : Sahabat Setia Hawari, D (2008). Manajemen stres, cemas, dan depresi FKUI, Jakarta:

Salemba Medika

Ikram, 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasan Pada pasien yang akan Menghadapi Percutaneus Coronary Intervention (PCI) Di RSUP.Dr. Hasan Sadikin , Bandung :

Kuresin(2009).faktor- factor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi mayor elektif di ruanagan rawat bedah rsup fatmawati Jakarta selatan. Tesis UIN Syarifh Hidayatullah

Long, B.C. (1996). Perawatan medikal bedah. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

Natalizah (2011). Pengaruh pelayanan perawat terhadap tingkat kecemasan pasien preopatif di ruang rawat siti rahmah Padang. Skripsi Universitas Andalas

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Oswari E (2000), Bedah dan Perawatan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Perry & Potter. (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.

Edisi 4, Vol 2. Alih Bahasa: Anita Komalasar, S.Kp, dkk. Jakarta: EGC Smeltzer, C.S. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical : Bedah Bruner &

(52)

40

Sugiyono. (2003), Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Sulaiman, (1995). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta Gramedia

Suliswati, dkk. (2005). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta : Trans Infomedica.

Stuart & Sudden. (2002). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG Utami, wulan. Pengaruh manajemen stress terhadap kecemasan preoperative

diruangan mawar kuning Rumah Sakit Umum Siduardjo.

(53)

Lampiran 1

Nama saya Jefri Banjarnahor. Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperatif di RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Kepada bapak/ibu diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jawaban yang bapak/ibu berikan sangat memberikan manfaat untuk penelitian ini jika bapak/ibu bersedia, maka saya akan memberikan lembar kuesioner untuk diisi. Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, peneliti akan menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang bapak/ibu berikan. Bapak/ibu bebas menanyakan tentang penelitian ini.

Terima kasih atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu sekalian dalam penelitian ini.

Medan, 2013

Peneliti Responden

(54)

42

Lampiran 2

Kode Responden : ___________ Tanggal:_____________________

A. Karakteristik Responden

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status Perkawinan :

Jenis Operasi :

(55)

B. Kuisioner Anxiety Scale

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan anda atau apa yang anda rasakan saat akan menjalani Pre operatif.

 Tidak pernah sama sekali : 1

 Kadang-kadang saja mengalami demikian : 2  Sering mengalami demikian : 3  Selalu mengalami demikian setiap hari : 4

No Pernyataan Jawaban

1 Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan cemas dari

biasanya 1 2 3 4

2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas 1 2 3 4 3 Saya merasa seakan tubuh saya berantakan atau

hancur 1 2 3 4

4 Saya mudah marah, tersinggung atau panic 1 2 3 4 5 Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan segala

sesuatu atau merasa sesuatu yang jelek akan terjadi 1 2 3 4 6 Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar 1 2 3 4 7 Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri leher

atau nyeri otot 1 2 3 4

8 Saya merasa badan saya lemah dan mudah lelah 1 2 3 4 9 Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan tenang 1 2 3 4 10 Saya merasa jantung saya berdebar-debar dengan

keras dan cepat 1 2 3 4

11 Saya sering mengalami pusing 1 2 3 4

12 Saya sering pingsan atau merasa seperti pingsan 1 2 3 4 13 Saya mudah sesak napas tersengal-sengal 1 2 3 4 14 Saya merasa kaku atau mati rasa dan kesemutan pada

jari-jari saya 1 2 3 4

15 Saya merasa sakit perut atau gangguan pencernaan 1 2 3 4 16 Saya sering kencing daripada biasanya 1 2 3 4 17 Saya merasa tangan saya dingin dan sering basah

oleh keringat 1 2 3 4

18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan 1 2 3 4 19 Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam 1 2 3 4

(56)

44

Keterangan Cara Penilaian Tingkat Kecemasan

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan

pada pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan

berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai

1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 1-4: hampir setiap

waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan

ke arah penurunan kecemasan (Z ung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian

mcdowell, 2006).

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

Skor 20-44 : kecemasan ringan

Skor 45-59 : kecemasan sedang

Skor 60-74 : kecemasan berat

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

50

Lampiran 7

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Jefri Banjarnahor

Tempat Tanggal Lahir : Medan, Oktober 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Tanjung Morawa km 11,5

No Telepon/Hp : 082169828829

Orangtua (Ayah) : Rensus Banjarnahor, S.Pd

Orangtua (Ibu) : Basaria Hutagalung, Amkeb

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Medan No:105324 , Lulus Tahun 2001

2. SLTP Negeri 22 Medan Johor medan, Lulus Tahun 2004

3. SMA St. Maria Medan, Lulus Tahun 2007

4. Akademi Keperawatan Darmo Medan, Lulus Tahun 2010

(63)

Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Jefri Banjarnahor

Tempat tanggal Lahir : Medan 27 oktober 1989

Jenis kelamin : Laki laki

Agama : Kristen protesan

Alamat : Jl. Tanjung Morawa km 11,5

No Telepon/Hp : 082169828829

Orang Tua (Ayah) : Rensus Banjarnahor, S.Pd

Orang Tua (Ibu) : Basaria Hutagalung Amkeb

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Medan No : 105324, Lulus Tahun 2001 2. SLTP Negeri 22 Medan Johor, Lulus Tahun 2004 3. SMA St. Maria Medan, Lulus 2007

4. Akademi Keperawatan Darmo Medan, Lulus Tahun 2010

(64)
(65)

Gambar

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden dengan tingkat kecemasan pada pasien Preoperatif di Rumah Sakit umum Dr Pirngadi Medan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Tabel 3  Distribusi Frekuensi Jenis Operasi Pada Pasien  Preoperatif Di
Tabel 4 Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dihadapi petani pinang di daerah tersebut saat ini tidak hanya pada produktivitas yang rendah tetapi petani juga dihadapkan kepada harga jual pinang yang selain

Dalam kasus ideologi yang dimiliki Iran sendiri, yakni Syi’ah, perkembangan demokrasi yang dimiliki dalam pengambilan sikap sangat rendah serta cenderung

Dengan hasil penelitian tentang pola pembentukan karakter anak melalui pendidikan ramah anak secara umum kemudian dalam perspkektif pendidikan agama Islam mulai dari

Makmur Jaya Arma, MP.. Usman

Penelitian menurut Sunjaya (2009) menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena diabetes mellitus

Besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi harga saham karena investor lebih menyukai pengembalian yang berasal dari dividen dibandingkan dengan

Pada tahun 2013 kecamatan Gambir memiliki jumlah penduduk 104.749 jiwa dengan ruang terbuka hijau publik yang tersedia adalah 90,28 hektar.Berdasarkan ketentuan

Hasil dari pengamatan mendiskripsikan bahwa Sistem Informasi Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Berikat ke tempat lain dalam daerah pabean menggunakan Inhouse