UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
NAMA : MALESA ANAN
NIM : 070503232
JURUSAN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul dimaksud sudah pernah diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi tingkat Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah
dinyatakan jelas dan apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak
benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera
Utara.
Medan, 2010
Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tidak pernah
memutuskan doa dan harapan hamba-Nya. Hanya dengan izin-Nya lah peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Analisis pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai
terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI” ini
ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa,
bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs.Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga peneliti dapat
5. Bapak Idhar Yahya, SE, MBA, Ak selaku penguji I yang telah
memberikan kritik dan saran kepada peneliti.
6. Ibu Risanti, SE, MSi, Ak selaku penguji II yang telah memberikan
masukan kepada peneliti.
7. Ayahanda Ambalagen dan Ibunda Tamil Selwi selaku kedua orang yang
senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu
mendoakan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini.
Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan
purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dan Indonesian Capital Market Directory 2008. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi, pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan laba tunai tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas.
ABSTRACT
This research aims are to know the influence accountancy profit againts cash dividend and also to know the influence the cash profit againts cash dividend and also want to know the accountancy and cash profit againts cash dividend.
This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 40 manufacturing companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.
This research shows that accountancy profit has significant influence againts cash dividend but cash profit doesn’t has significant influence cash againts dividend and also accountancy profit and cash profit have significant influence againts cash dividend.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 7
1. Laba Akuntansi ... 7
2. Laba Tunai... 9
3. Dividen Kas... 11
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 13
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 14
1.Kerangka Konseptual... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian... 17
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 17
C. Jenis dan Sumber Data... 18
D. Teknik Pengumpulan Data... 20
E. Definisi Operasional Variabel... 20
F. Metode Analisis Data... 21
G.Jadwal Penelitian... 27
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 28
B. Analisis Hasil Penelitian... 28
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas... 28
b. Uji Heteroskedastisitas... 32
c. Uji Autokorelasi... 34
2. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi... 35
b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi... 36
c. Pengujian Hipotesis... 38
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43
B. Keterbatasan Penelitian... 43
C. Saran... 44
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 15
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Data... 30
Gambar 4.2 Grafik Normal P Plot... 31
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 13
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan... 19
Tabel 4.1 Tabel Kolmogrov – Smirnov... 29
Tabel 4.2 Uji Autokorelasi... 34
Tabel 4.3 Interpretasi Autokorelasi... 34
Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi... 36
Tabel 4.5 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 37
Tabel 4.6 Uji t... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Daftar Perusahaan Sampel... 48
Lampiran ii Data Penelitian Tahun 2005... 54
Lampiran iii Data Penelitian Tahun 2006... 56
Lampiran iv Data Penelitian Tahun 2007... 58
Lampiran v Hasil Uji Normalitas... 60
Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas... 61
Lampiran vii Hasil Autokorelasi... 62
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan
purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dan Indonesian Capital Market Directory 2008. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi, pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan laba tunai tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas.
ABSTRACT
This research aims are to know the influence accountancy profit againts cash dividend and also to know the influence the cash profit againts cash dividend and also want to know the accountancy and cash profit againts cash dividend.
This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 40 manufacturing companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.
This research shows that accountancy profit has significant influence againts cash dividend but cash profit doesn’t has significant influence cash againts dividend and also accountancy profit and cash profit have significant influence againts cash dividend.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),
laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha
(expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan tentunya harus
dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan usahanya. Selain itu, tujuan
perusahaan harus mampu menciptakan nilai (value creation) bagi pemiliknya
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai
tersebut diwujudkan ke dalam harga pasar dari saham biasa perusahaan.
Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah
satu alasan utama yang mendasari para investor untuk membeli saham sebagai
bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat
diperlukan oleh perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana
yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan
menerbitkan dan menjual saham melalui Pasar Modal atau Bursa Efek sebagai
perantara.
Pada kebanyakan negara pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi
finansial, sehingga pertumbuhannya harus dipacu pertumbuhannya untuk pasar
modal yang efisien dan dapat memberi semua informasi yang relevan untuk
investor ke perusahaan, sehingga memperlancar akses perusahaan untuk
memperoleh sumber pendanaan investasinya. Sedangkan fungsi finansial
maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang berupa keuntungan
untuk memaksimalkan kekayaan.
Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan
penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di
bursa efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no.1 tentang tujuan
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “Memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat
keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Kinerja perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba yang
terdapat dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan
keuangan. Keuntungan yang ingin diperoleh oleh para investor ketika
menanamkan dananya pada sebuah perusahaan adalah return berupa pendapatan
dividen (dividend yield) maupun pendapatan yang diperoleh dari selisih harga jual
saham terhadap harga beli saham (capital gain). Tentunya untuk mendapatkan
setiap informasi yang berhubungan dengan investasinya sebab sangat menentukan
dalam keputusan berinvestasi.
Laba yang diperoleh suatu perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan
(retained earnings) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa
dividen. Jumlah laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor
yang akan dipertimbangkan perusahaan dalam membayar dividen. Dividen yang
dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada investor tentunya dipengaruhi oleh
kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Para investor umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, di mana stabilitas dividen
tersebut akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan karena
akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Tetapi di
sisi lain perusahaan juga dihadapkan dalam berbagai macam kebijakan seperti
perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih
menguntungkan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu
yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan dividen. Oleh karena itu perlu kebijakan dividen (dividend
policy).
Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen
kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan
perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen non kas
(non cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan kepada investor dalam
bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan dividen
dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas
investasinya pada suatu perusahaan. Menurut Horngren et. al. (2000:131), “Laba
bersih atau laba ditahan dalam jumlah besar tidak berarti bahwa kas yang
diperlukan tersedia”. Oleh karena itu, mayoritas perusahaan sering
mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya adalah laba akuntansi setelah
disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain seperti beban
penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan
beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan
besarnya dividen yang dibagikan. Perusahaan juga harus menganalisis faktor
ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan laba tapi tidak memiliki kas yang
cukup maka ada kemungkinan perusahaan menahan laba tersebut untuk
diinvestasikan kembali dan tidak dibagikan dalam bentuk dividen.
Fenomena yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada 2005-2007 adalah banyaknya
perusahaan yang tidak membagikan dividennya khususnya dalam bentuk tunai,
padahal sebagian besar perusahaan manufaktur tersebut memperoleh laba. Bahkan
pada beberapa perusahaan tidak teratur setiap tahun membagikan dividennya pada
pemegang saham. Hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan teori dari Gordon
Litner yaitu “The bird in the hand theory”. Menurut Suherli dan Harahap
(2004:23), “Gordon mengemukakan Bird in the Hand Theory menyatakan bahwa
dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari pada
saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin
pernyataan tersebut adalah bahwa para investor beranggapan dividen yang
diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari
modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut
sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting
bagi perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi,laba tunai
terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan adanya latar belakang sebelumnya, maka penulis
merumuskan apa yang menjadi permasalahan ini sebagai berikut:
1. Apakah laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
dividen kas?
2. Apakah laba tunai berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen
kas?
3. Apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap dividen kas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial
terhadap dividen kas.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai
secara simultan terhadap dividen kas.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh laba
akuntansi, laba tunai terhadap dividen kas.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan tentang pengaruh laba akuntansi,
laba tunai terhadap dividen kas.
3. Bagi investor maupun calon investor, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang pengaruh
laba akuntansi, laba tunai terhadap dividen kas.
4. Pihak lain, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian
dan menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Akuntansi
Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa “Laba
akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan
yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan
dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu
kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum
pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba
akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak.
Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan
dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa
depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama
dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam
pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan
pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut
Wild et.al. (2005:411), terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui.
1. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.
Selain itu, Belkaoui (2000:217) juga mengemukakan lima karakteristik
laba akuntansi.
1. Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh
perusahaan (terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.
2. Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada
kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu. 3. Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi
pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income.
4. Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos
historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost).
5. Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode
dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan
revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang
dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.
Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan
pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung laba.
Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang
terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis
akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi
yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan
mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan
keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas
akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return on
investment) daripada sekadar perubahan kas.
Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan
hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba.
Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa
keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh
Muqodim (2005:114) adalah :
1. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi,
2. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,
3. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme,
4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.
2. Laba Tunai
Menurut Soemarso(2004:44) “Laba tunai disebut juga dengan arus kas
dari aktivitas operasi perusahaan”. Laba bersih perusahaan adalah hal yang
penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara
tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi
perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba
laba-rugi tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas
bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.
Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih
tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali
beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa
pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima
secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba
bersih ketika menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan
arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.
Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi
setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan,
beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan
utang bunga yang belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya
dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang
tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum
melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga
sudah menjadi beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal
pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi
pembayaran gaji belum dilaksanakan. Laba tunai diperoleh dari jumlah arus kas
dari aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas.
3. Dividen Kas
Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya
akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan
dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan
salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian
dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Menurut Stice et.al.
(2004:902) “Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu
perusahaan secara proporsional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik”. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan
dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan.
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk
menentukan berapa besar dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Kebijakan tersebut mencakup besarnya bagian dari pendapatan perusahaan akan
dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali
(reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Menurut Sjahrial
(2007:260), berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen suatu perusahaan :
1. posisi likuiditas perusahaan di mana jika makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan,
2. kebutuhan dana untuk membayar utang sebab apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil,
3. rencana perluasan usaha karena makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen,
Bagi perusahaan publik pembagian dividen dilakukan secara teratur setiap
tahun. Menurut Sjahrial (2007:259), metode standar pembayaran dividen tunai
adalah tanggal pengumuman, tanggal pencatatan, tanggal ex-dividend, dan tanggal
pembayaran.
1. Tanggal pengumuman: Board of Directors mengumumkan tentang
pembayaran dividen.
2. Tanggal pencatatan: Dividen yang diumumkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus.
3. Tanggal Ex-Dividend: Sejumlah saham menjadi ex-dividend pada tanggal penjual diberi hak untuk menyimpan dividen, menurut aturan-aturan bursa efek: NYSE, saham-saham yang diperdagangkan ex-dividend pada dan sesudah hari kedua.
4. Tanggal pembayaran: Cek pembayaran dividen dikirimkan kepada buku para pemegang saham.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan
ditanggapi oleh pasar. Pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode
sebelumnya merupakan dua jenis pengumuman dividen yang paling sering
digunakan para manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.
Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang
dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi
dibanding harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai
distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan
kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang
dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen dibagikan juga untuk
menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan
kinerja perusahaan di mata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan
investor. Selain itu, sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah
lebih rendah dibanding resiko capital gain. Dividen juga dibayar untuk memenuhi
kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk
keperluan konsumsi. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara
manajer dan pemegang saham.
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend),
dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend), dividen dalam bentuk
surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend).
Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan
kepada pemegang sahamnya. Para investor beranggapan dividen yang diterima
dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang
mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian terdahulu
No Nama
Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Dewi
Natalia Sagala, 2006
Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima Oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta, Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia Serta Industri Barang Konsumsi Periode 2003-2005.
Variabel independen: -earnings
-arus kas operasi Variabel
dependen : -dividen tunai
Earnings dan arus
2 Reagen Pangaribu an, 2007
Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan Dividen Kas (Studi Kasus:Perusahaan Manufaktur Yang Go PublicTerdaftar di BEJ Tahun 2002-2004). Variabel independen: -laba akuntansi -kas Variabel dependen: -dividen kas Kedua variabel independen menunjukkan ada hubungan yang kuat dan positif dengan dividen kas.
3 Lainy
Mumaiza, 2009
Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen: -laba akuntansi -laba Tunai Variabel dependen: -dividen Kas Terdapat hubungan yang positif dan siginifikan, korelasi laba akuntansi lebih kuat.
4 Fitri Ariyanti, 2007
Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004 Variabel independen: -Laba akuntansi -Laba tunai Variabel dependen: -Dividen Kas Ada hubungan antara variabel independen dengan dividen kas. Korelasi laba akuntansi lebih kuat.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka
konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan
tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2010
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi adalah
laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun
tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai yang adalah laba
akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti
beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, beban
gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar. Dividen kas adalah
distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang
sahamnya. Laba akuntansi dan laba tunai secara teori mempengaruhi jumlah
dividen kas. Hal itu disebabkan dividen yang dalam hal ini adalah dalam bentuk
kas merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang Laba Akuntansi
Laba Tunai
saham. Jadi, semakin besar jumlah laba, baik secara laba akuntansi maupun laba
tunai, makin besarlah jumlah dividen kas yang akan dibagikan.
2. Hipotesis Penelitian
Erlina ( 2008:49 ) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan
ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji
kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena-fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya
karena masih bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan
tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. Ada pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas.
b. Ada pengaruh laba tunai terhadap dividen kas.
c. Ada pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional.
Menurut Rochaety et.al. (2007:74) ”Studi korelasional yaitu studi yang dilakukan
apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-variabel yang penting
yang berhubungan dengan suatu masalah”. Penelitian ini merupakan replika dari
penelitian terdahulu Lainy Mumaiza (2009).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan
manufaktur tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2005-2007.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Menurut Sumarni (2006:77), “Purposive
sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar
menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 – 2007.
2. Perusahaan tidak pernah mengalami kerugian dan selalu memperoleh laba
selama tahun 2005-2007.
3. Perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2005 – 2007.
4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2005-2007.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif.
Menurut Kuncoro (2003:124) ”Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam
suatu skala numerik”. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2008:193), ”Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode
2005-2007. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan
dengan variabel penelitian, yaitu:
1. Informasi laba akuntansi perusahaan,
2. Informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,
3. Informasi mengenai dividen kas.
Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif.
data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional)
dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan
dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di BEI dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Data tersebut dikumpulkan
[image:32.595.113.524.293.751.2]secara runtut waktu (time series).
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan
1 PT AKR Corporindo Tbk
2 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 3 PT Arpeni Pratama Ocean Line 4 PT Astra Graphia Tbk
5 PT Astra Otoparts Tbk 6 PT Berlian Laju Tanker Tbk 7 PT Citra Tubindo Tbk 8 PT Delta Jakarta Tbk
9 PT Enseval Putera Megatrading Tbk 10 PT Fast Food Indonesia Tbk
11 PT Gajah Tunggal Tbk 12 PT Gudang Garam Tbk 13 PT HM Sampoerna Tbk 14 PT Humpuss Intermoda Tbk
15 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 16 PT Indosat Tbk
17 PT Kageo Igar Jaya Tbk 18 PT Kalbe Farma Tbk 19 PT Kimia Farma Tbk 20 PT Lion Metal Works Tbk 21 PT Matahari Putra Prima Tbk 22 PT Mandom Indonesia Tbk 23 PT Mayora Indah Tbk 24 PT Merck Tbk
No Nama Perusahaan 27 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
28 PT Rig Tenders Tbk
29 PT Samudera Indonesia Tbk 30 PT Selamat Sempurna Tbk 31 PT Semen Gresik Tbk 32 PT Sepatu Bata Tbk
33 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 34 PT Sumi Indo Kabel Tbk
35 PT Surya Toto Indonesia Tbk 36 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 37 PT Tempo Scan Pasific Tbk 38 PT Trias Sentosa Tbk 39 PT Unilever Tbk 40 PT United Tractors Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2008
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah
teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara
mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap
periode penelitian (2005, 2006 dan 2007). Sumber data adalah Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) 2008 dan situs Bursa Efek Indonesia
1. Variabel independen ( bebas )
E. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini, variabel independen dan variabel dependen yang
dipergunakan adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
a. Laba Akuntansi (LA) adalah laba yang diperoleh dari penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan.
Laba akuntansi juga merupakan laba bersih yang dilaporkan dalam
laporan laba rugi.
b. Laba Tunai (LT) adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan
transaksi-transaksi non kas seperti beban penjualan, beban amortisasi,
penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, beban bunga yang belum di
bayar, serta pembelian kredit.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Dividen kas (DK) dalam penelitian ini adalah laba dalam bentuk uang
kas yang dibayarkan kepada pemegang saham di mana pembagiannya berdasarkan
hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham ).
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik
dengan menggunakan software SPSS 17. Sebelum data dianalisis, maka untuk
keperluan analisis data tersebut terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai
residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu
analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram
dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali
(2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Menurut Erlina (2007:108), “jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika
varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel
independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof.
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Pengujian hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat
seberapa besar pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas
dengan model dasar sebagai berikut:
DK= α+β1LA+β2LT +ε
Keterangan :
DK = Dividen kas.
α = Konstanta.
β1,β2 = Koefisien regresi X1,X2,
LA = Laba Akuntansi
LT = Laba Tunai
ε = Tingkat kesalahan pengganggu.
a. Uji t ( t Test )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba akuntansi dan
laba tunai secara parsial terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%)
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
penelitian < 0,05 maka Ha diterima.
Hipotesis Penelitian
Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial.
Hipotesis Statistik
Ho: b2 = 0 (laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas
secara parsial)
Ha: b2 ≠ 0 (laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial)
b. Uji F ( F Test )
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas. Uji
F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu
laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima jika F hitung < F tabel
Pada tingkat kepercayaan 95%.
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
penelitian < 0,05 maka Ha diterima.
Hipotesis Penelitian
Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas.
Hipotesis Statistik
Ho:b1 = 0 (Laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh secara simultan
terhadap dividen kas)
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan secara bertahap mulai dari pengajuan proposal
skripsi hingga sidang meja hijau. Jadwal ini dibuat untuk menunjukkan tahapan
penelitian secara sistematis. Tabel di bawah ini memuat perincian jadwal dari
penelitian dari awal hingga akhir.
No Tahapan Penelitian Tahun 2010 Keterangan
Juli Agt Sept Okt Nov Des
1 Pengajuan Proposal Skripsi √ 1 minggu
2 Bimbingan Proposal Skripsi √ 2 minggu
3 Seminar Proposal Skripsi √ 1 hari
4 Pengumpulan Data √ 4 minggu
5 Pengolahan Data √ 2 minggu
6 Bimbingan Skripsi √ 3 minggu
7
Penyelesaian Penulisan Laporan
Penelitian √ 1 minggu
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 40 perusahaan dari 194 prusahaan manufaktur yang memenuhi
kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode
2005-2007.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residua l berdistribusi normal,
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
[image:42.595.107.544.304.487.2]sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.1 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
laba akuntansi laba tunai cash dividen
N 120 120 120
Normal Parametersa,,b Mean 11.2311 11.3367 10.7488
Std. Deviation .67357 .73148 .76837
Most Extreme Differences Absolute .092 .087 .112
Positive .092 .087 .112
Negative -.055 -.044 -.066
Kolmogorov-Smirnov Z 1.003 .956 1.228
Asymp. Sig. (2-tailed) .267 .320 .098
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) untuk laba akuntansi adalah 1,003 dan signifikansi pada 0,267, untuk laba tunai adalah 0,956 dan
signifikansinya pada 0.320, dan dividen kas adalah 1,228 dengan signifikansi
pada 0,098 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dengan
telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot
[image:43.595.130.429.300.531.2]data yang terdistribusi normal
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.
Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan
bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran
Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Gambar di
atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol. Hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah
heteroskedastisitas, dengan perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji
c. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan perbandingan nilai
Durbin-Watson (DW)-statistik dengan nilai DW-tabel. Nilai DWstatistik dalam
penelitian ini dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi DW-statistik
[image:47.595.115.476.306.365.2](DW-test) melalui uji Durbin-Watson pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .903a .815 .812 .33313 1.656
a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi
b. Dependent Variable: Dividen Kas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang didapatkan
sebesar 1,656. Menurut Algifari (1997,hal.79), untuk mendeteksi terjadinya
autokorelasi, angka ini kemudian diklasifikasikan menurut kriteria yang
[image:47.595.179.444.571.743.2]ditentukan sesuai dengan tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Interpretasi Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,10
1,10 sampai dengan 1,54 1,55 sampai dengan 2,46 2,47 sampai dengan 2,90 Lebih dari 2,91
Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin-Watson
statistik yang didapatkan dari penghitungan pada tabel di atas, yang menunjukkan
nilai sebesar 1,656 diklasifikasikan menurut kriteria pengukuran autokorelasi
pada tabel di atas. Dilihat dari tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi
ini.
2. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk
menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai
berikut.
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap
Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.915 .516 -1.771 .079
Laba Akuntansi .917 .085 .804 10.788 .000
Laba Tunai .120 .078 .114 1.533 .128
Dependent Variable: Dividen Kas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut:
DK = -0,915 + 0,917 LA + 0,120 LT
Keterangan :
1) β1 sebesar 0,917 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0,917 dengan
asumsi variabel lain tetap,
2) β2 sebesar 0,120 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada laba tunai akan diikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0,120 dengan asumsi
variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan
mendekati 1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai
dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka
variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square,
maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
[image:50.595.109.490.535.596.2]variabel dependen.
Tabel 4.5
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .903a .815 .812 .33313
a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi
b. Dependent Variable: Dividen Kas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,815 yang berarti
bahwa korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai terhadap variabel dividen kas
determinasi adalah 0,812. Hal ini berarti 81,2% variasi atau perubahan dalam
dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi dan laba tunai,
sedangkan sisanya (18,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).
1) Uji t (t Test)
Kemudian untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
kedua variabel menggunakan rumus uji-t.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Ho = ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas)
Ha = ρ≠ 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap
dividen kas)
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
- Jika nilai probabilitas sig < α0,05, maka Ho ditolak, dan Ha diterima (ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
- Jika probabilitas sig > α0,05l, maka Ho diterima, dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
[image:52.595.112.536.262.389.2]kas).
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.915 .516 -1.771 .079
Laba Akuntansi .917 .085 .804 10.788 .000
Laba Tunai .120 .078 .114 1.533 .128
Dependent Variable: Dividen Kas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba akuntansi
sebesar 10,788 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut
menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas. Tabel diatas juga
menunjukkan besarnya laba tunai sebesar 1,533 dengan nilai signifikan 0,128.
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan angka > 0,05 (0,128 > 0,05), maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen
kas.
2) Uji F (F Test)
Ho = ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas)
Ha = ρ≠ 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap
dividen kas)
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
- Jika nilai probabilitas sig < α0,05, maka Ho ditolak, dan Ha diterima (ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
kas).
- Jika probabilitas sig > α0,05, maka Ho diterima, dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen
[image:53.595.116.514.514.600.2]kas).
Tabel 4.7 Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 57.272 2 28.636 258.041 .000a
Residual 12.984 117 .111
Total 70.256 119
a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi
b. Dependent Variable: Dividen Kas
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai probabilitas sig 0.000 < α0,05,
maka H0 ditolak dan Ha diterima maka pengaruh laba akuntansi dan laba tunai
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,812 yang berarti bahwa 81,2% variasi atau
perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi laba akuntansi dan laba
tunai, sedangkan sisanya sebesar 18,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui
bahwa secara parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan laba tunai yang
diperoleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap dividen kas perusahaan.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa laba akuntansi
berpengaruh lebih signifikan terhadap dividen tunai dibandingkan dengan laba
tunai. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam
penelitian dan mungkin juga dikarenakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan
adalah rekayasa dari pihak manajemen (perataan laba) agar para investor tertarik
untuk menanamkan investasinya pada perusahaan mereka sedangkan untuk
membagikan dividen diperlukan uang tunai sehingga laba tunai sebagai indikator
apakah perusahaan memiliki uang kas yang cukup untuk membayar dividen lebih
berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reagen Pangaribuan (2007)
yang menyimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh lebih signifikan terhadap
dividen kas, namun ada sedikit perbedaan karena dalam penelitian ini laba tunai
tidak berpengaruh terhadap dividen kas. Dari hasil penelitian ini, variabel laba
akuntansi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,917, artinya
dividen kas sebesar 0,917 atau 91,7 %. Laba tunai juga memiliki koefisien regresi
bertanda positif sebesar 0,120, artinya apabila terjadi perubahan variabel laba
tunai sebesar 1% akan menaikkan dividen kas sebesar 0,120 atau 12 %.
Berdasarkan hasil penelitian ini, laba akuntansi sebagai tolak ukur yang lebih
signifikan daripada laba tunai.
Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang
menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen
merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan diatas
keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang, karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa laba tunai berpengaruh signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian parsial (t) diketahui nilai probabilitas 0,000 < α0,05, maka
H0 ditolak, dan Ha diterima maka dengan demikian dapat disimpulkan secara
parsial bahwa laba akuntansi berpengaruh positif secara signifikan terhadap
dividen kas.
2. Hasil pengujian parsial (t) diketahui nilai probabilitas 0,128 > α0,05, maka
H0 diterima, dan Ha ditolak maka dengan demikian dapat disimpulkan secara
parsial bahwa laba tunai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen
kas.
3. Hasil pengujian F secara simultan diketahui nilai probabilitas 0,000 < α0,05,
maka H0 ditolak, dan Ha diterima maka dapat disimpulkan secra simultan
bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif secara signifikan
terhadap dividen kas.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba akuntansi dan
laba tunai sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
tahun 2005-2007.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi
pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan,
maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus
dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai
perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan
informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang
saham dan dalam menentukan besarnya dividen kas pihak manajemen harus
memperhatikan kinerja mereka yang dapat dilihat antara lain melalui laba
akuntansi dan laba tunai secara bersama-sama.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya
para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil
perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia
dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan
kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana
teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen
seperti investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, inflasi, ukuran
perusahaan dan variabel lain yang mempengaruhi dividen kas. Peneliti
selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga
hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Fitri, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia”,
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit USU PRESS, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Horngren, Charles T, Gary L Sundem, John A.Elliot, 2000. Pengantar Akuntansi
Keuangan. Edisi 6, alih bahasa Alfonsus Sirait, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Penerbit:BPFE, Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta.
Pangaribuan, Reagen, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas
Dengan Dividen Kas ( Studi Kasus : Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ tahun 2002-2004“, Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi
Penelitian Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra
Wacana Media, Jakarta.
Sagala, Dewi Natalia, 2006, ”Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi
Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sihombing, Barita Stepanus, 2006, “Analisi