• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Batik Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Batik Banten"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PER ANCANGAN MEDIA INFORMASI BATIK BANTEN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Rendi D wi Putra 51910207

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BATIK BANTEN

Rendi Dwi Putra

NIM. 51910207

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: 16/Agustus/2014

Menyetujui, Pembimbing

Gema Arifprahara, M.Ds. NIP. 4127 32 06 032

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

Prof. D r. Primadi Tabrani Taufan Hidayatullah, S.Sn., M.Ds.

(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Rendi Dwi Putra

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 25 Agustus 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Tinggi / Berat Badan : 178 / 80

Nomor HP : 089683025947

E- mail : Dephedwiputra@gmail.com

Pendidikan

1998 –2004 :Sekolah Dasar Islam AL-Azhar 11 Serang

2004 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Islam AL-Azhar

2007 – 2010 :Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Serang

2007 – 2010 :STBA LIA, BBC

(4)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

KATA PENGANTAR... iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

I.2 Latar Belakang Masalah...1

I.2 Identidikasi Masalah ...3

I.3 Rumusan Masalah ...3

I.4 Batasan Masalah ...3

I.5 Tujuan Perancangan ...3

I.6 Manfaat Perancangan ...3

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEDIA INFROMASI DAN APRESIASI MASYARAKAT KOTA SERANG TERHADAP BATIK BANTEN II.1 Pengertian Video...4

(5)

vii

II.3 Kain Tradisional...5

II.4 Batik ...6

II.5 Batik Indonesia ...6

II.6 Provinsi Banten ...7

II.7 Batik Banten...8

II.7.1 Sejarah Batik Banten...8

II.7.2 Pengembang batik Banten...10

II.8 Motif Batik Banten...11

II.9 Media Informasi Batik Banten ...18

II.10 Tinjauan Psikologi Remaja ...22

II.11 Penampilan Diri Remaja ...22

II.12 Khalayak Sasaran ...23

II.13 Analisa Masalah dan Pengolahan Data ...24

II.14 Hasil Kuisioner ...26

II.14.1 Komunikasi Efektif ...27

II.15 Kesimpulan Analisa ...27

II.16 Solusi Permasalahan ...28

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan...29

III.2 Pendekatan Komunikasi...29

III.2.1 Pendekatan Visual...29

(6)

viii

III.4 Strategi Media ...30

III.5 Strategi Distribusi ...32

III.6 Konsep Visual ...32

III.7 Format Desain ...32

III.8 Tata Letak ...33

III.9 Tipografi...33

III.10 Ilustrasi...34

III.11 Warna ...34

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama...36

IV.1.1 Teknis Pembuatan Video ...36

IV.2 Media Pendukung ...40

IV.2.1 Poster...40

IV.2.2 Neon Box ...41

IV.2.4 Stiker ...42

IV.2.5 Pin ...43

IV.2.6 Web Banner...43

IV.2.7 Flyer ...44

DAFTAR PUSTAKA ...45

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan perancangan ini. Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan program studi strata I dan sebagai bahan untuk mata kuliah Tugas akhir pada program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Berawal dari ketertarikan penulis dengan budaya Indonesia dan penulis sebagai putera daerah Banten, maka memilih perancangan mengenai “Batik Banten”.

Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dengan kerendahan hati kepada:

1. Taufan Hidayatullah, M.Ds selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual yang telah memberikan pengesahan pada penelitian ini.

2. Gema Arifprahara, M.Ds selaku Dosen dan pembimbing Tugas Akhir yang selalu memberikan saran dan semangat untuk bisa menyelesaikan perancangan ini.

Dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata, semoga penelitian dan perancangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukanya.

Bandung, 9 Mei 2014

(8)

45 DAFTAR PUSTAKA

Buku

F. Rachmadi. (1990). Perbandingansistem Pers. Jakarta: Gramedia.,hal. 17

Kamilia, Mika.(2010). Ragam kain Tradisonal Nusantara. Jakarta:Bee media.

Kurniawan, U.(t.t). These Clothes Tell Stories. Serang.

MasriSingarimbundanSofianEffendy. (2006). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

OnongUchjanaEffendy. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya.

Ridwan,Sijabat.(Ed.).(1980).Psikologi Perkembangan (H.Elizabeth). Jakarta: Erlangga.

Sony Kartika, Dharsono.(2007). Budaya Nusantara: Kajian Konsep Mandala dan Konsep Triloka. Bandung: RekayasaSains.

Toekio, S. (2000).Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

(9)

46 Website

Kaintenun .Tersediadi:http://sawahluntokota.go.id/pariwisata/wisata-budaya/kain-tenun-silungkang.html [20 Mei 2014]

KainJumputan.Tersediadi: http://www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/art-and-culture/jumputan.html [20 Mei 2014]

Chogah.2013 (3 Maret).Lelaki Batik. Tersedia di: http://www.bantenmuda.com/2013/03/lelaki-batik.html [20 Mei 2014]

KrisnaWidi Aria.2013 (7Maret).Festival Batik BantenDigelar di Bidakara.

Tersedia di: http://www.radarbanten.com/read/berita/100/9220/Festival-Batik-Banten-Digelar-di-Bidakara.html[22 Mei 2014]

TerbentuknyaProvinsiBanten. Tersedia di: http://bantenprov.go.id/read/terbentuknya-provins.html[22 Mei 2014]

(10)

47 KaryaIlmiah

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki 33 provinsi yang diisikan oleh keberagaman suku dan budaya, serta memiliki berbagai macam keindahan dan keunikan di dalamnya.dari bahasa, budaya, peraturan adat, kesenian dan lainnya. Jika dilihat dari sudut pandang kesenian, dalam setiap provinsi hampir memiliki bermacam kesenian asli daerahnya, baik itu warisan yang diturunkan dari orang terdahulunya atau pun kreasi dari putera daerah. Keseniannya pun bermacam, mulai dari tarian, lagu daerah, alat musik dan pakaian adat.

Hampir disetiap suku atau daerah di Indonesia memiliki ciri khas pakaiannya tersendiri, mulai dari bentuk, motif, dan cara pemaikainya. Hal ini yang dapat memberikan identitas tersendiri dan cara setiap daerah agar dapat mudah dikenali. Pakaian tradisional yang dahulu hanya digunakan oleh masyarakat atau kasta terpilih, sekarang mulai dikenakan oleh masyarakat pada semua kalangan. Mulai dari acara pernikahan, perayaan bahkan acara formal lainya.

Salah satu yang termasuk pakaian tradisional Indonesia adalah batik, Sejak tanggal 2 Oktober 2009, pemerintah menetapkan sebagai hari batik. Sebaga i warisan kebudayaan Indonesia, Batik dianggap sebagai ikon budaya bangsa yang unik, memiliki simbol, dan tradisi dan hidup dimasyarakat. Batik juga memiliki filosofi yang mendalam menyangkut siklus kehidupan manusia, dan kain tradisional itu juga dikembangkan turun-temurun.

(12)

2 Batik ini terhitung baru berumur dini bila disandingkan dengan batik yang berasal dari dataran Jawa, akan tetapi batik ini telah melalui perkembangan yang cukup cepat, mulai dari mendapatkan penghargaan internasional, kemudian telah dilegitimasikan oleh badan hak cipta tertinggi di Indonesia, serta memiliki bermacam motif.

akan tetapi di provinsi Banten sebelum memiliki batik Banten, telah melekat batik yang berasal dari suku pedalamannya, yaitu batik Baduy. Batik Baduy merupakan batik warisan dari leluhur, batik ini berwarna hitam dengan corak biru, yang menjadikan kekuatan atas ketenaran batik ini. Telah timbul pertanyaan ketika batik Banten baru ini muncul sebagai identitas Banten sedangkan Banten telah memiliki batik yang berasal dari suku pedalamanya.

Menjadi upaya baru dari pemerintah maupun pihak pengembang terhadap masyarakat untuk melakukan informasi karena telah bertambahnya batik di provinsi banten, agar masyarakat Banten dapat mengapresiasikanya. Hal itu telah dilakukan oleh pemerintah maupun pengembang dengan telah bermunculan informasi dengan menggunakan media massa. Pelatihan serta penetapan hari bagi pegawai negeri sipil menjadi upaya agar batik Banten dapat tersebar dan menjadi identitas provinsi Banten.

(13)

3 I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi beberapa masalah yang muncul, yakni:

1. Pengetahuan dan apresiasi masyarakat khususnya kota Serang terhadap batik Banten.

2. Upaya sosialisasi menggunakan media oleh penggembang batik Banten. 3. Tempat produksi dan galeri yang sedikit di kota Serang

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya yakni pada upaya yang dilakukan sebagai pengenalan batik Banten dan bagaimana apresiasi masyarakat Banten terhadap batik Banten sendiri ?

I.4 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari permasalahan, maka ditentukan batasan-batasan masalahnya yaitu:

1. Filosofi kandungan 12 motif batik Banten. 2. Pengetahuan pada masyarakat kota Serang.

3. Media informasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun pengembang.

I.5 Tujuan Perancangan

Penelitian serta perancangan ini bertujuan agar masyarakat kota Serang mengenal kembali motif batik Banten serta sebagai salah satu jalan untuk melestarikan dan mengenalkan batik Banten.

II.6 Manfaat Perancangan

(14)

4 BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI MEDIA IN FROMASI DAN APR ESIASI MASYARAKAT KOTA SERANG TERHADAP BATIK BANTEN

II.1 Pengertian Video

Media elektronik audio visual adalah salah satu media informasi yang banyak diminati masyarakat. Selain lebih menarik, audio visual juga mampu memberikan informasi secara cepat. Menurut Maria Regina (2010 :15 ) Audio adalah bagian suara dalam sebuah sinyal penyiaran televisi atau radio sedangkan Visual adalah dapat dilihat; alat peraga seperti foto, gambar, bagan atau grafik untuk memperlihatkan informasi atau bahan promosi. Jadi audio visual adalah media yang bisa dilihat dan didengar. Video diartikan sebagai teknologi untuk merekam, memproses dan menata ulang gambar sehingga menghasilkan gambar yang menarik. Karena video merupakan media yang terbagi dari unsur audio dan visual jadi dalam pengolahannya pun memiliki beragam variasi. Menurut Penyampaian pesan dalam penggabungan dua unsur tersebut akan menghasilkan suatu karya yang baik sehingga mampu memaksimalkan pencitraan. Dengan menggunakan media informasi berupa video dianggap cukup untuk memikat daya tarik pengunjung.

II.2 Pengertian Motion Graphic

(15)

5 II.3 Kain Tradisional

Indonesia memiliki 4 kain tradisional yang di klasifikasikan sebagai berikut (kamila,2008):

a. Tenun

Tenun atau menenun adalah proses pembuatan kain dengan anyaman benang pakan antara benang lungsi dengan menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu, tongkat, bambu dan logam. Salah satunya adalah songket. Songket berasal dari sungkit atau leverage yang cara untuk menambah benang pakan dan benang emas dalam berbagai pembuatan menghiasi dilakukan dengan menyulam benang lungsi (www.sawahluntokota.go.id/pariwisata/wisata-budaya/kain-tenun-silung kang. html, 2014).

b. Ikat

ikat adalah produk dengan desain yang terjadi dari kumpulan benang lungsi yang dibentangkan pada alat perentang diikat dengan tali rafia berbagai warna yang disesuaikan dengan ragam hias dan warna yang diinginkan, kemudian dicelup. Hasil tenun ikat lungsi banyak dijumpai dari daerah NTB, NTT, Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, ( http://www.tenunindonesia.com/jenis_tenun.php).

c. Jumputan

Kain jumputan atau kain pelangi merupakan kerajinan tenun yang dihasilkan dengan teknik jumputan untuk menghasilka n motif tertentu dari dari bahan berwarna putih polos. Dimulai dengan menjahit dan mengikat erat bagian-bagian tertentu kemudian mencelup dalam larutan pewarna sesuai keinginan (www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/art-and-culture/ jumputan).

(16)

6 II.4 Batik

Batik telah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan terdahulu, dan mengalami banyak pergerakan dan perkembangan. ketika batik sekarang menjadi kebutuhan masyarakat umum bukan hanya kalangan kraton atau kerajaan, perkembangan tersebut membawa dampak yang besar, mulai dari aspek ekonomi yang telah bermunculan pedagang dan pengrajin batik, sampai batik di jadikan gaya berpakaian yang bisa berbicara nasionalisme. Batik pun resmi di daftarkan oleh Indonesia sebagai warisan budaya.

Menurut Wulandri A(2011.h.9) “Batik yang berarti menghubungkan titik menjadi

gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik tertentu pada kain mori. Dalam bahasa Jawa “Batik di tulis dengan bathik”. Mengacu pada huruf Jawa

“tha” yang menunjukan bahwa batik adalah rangkaian dari titik yang membentuk

gambaran tertentu. Berdasarkan etimologi tersebut, sebenarnya “Batik tidak dapat diartikan sebagai satu atau dua kata. Maupun satu padanan kata tanpa penjelasan lebih lanjut.”

II.5 Batik Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa- masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta. Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.

(17)

7 perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. Masa lampau, batik banyak dipakai oleh orang di indonesia di daerah Jawa. Itu pun terbatas pada golongan ningrat keraton dengan aturan yang sangat ketat. Artinya, tidak sembarang orang boleh mengenakan batik, terutama pada motif tertentu yang di terapkan sebagai motif larangan bagi khalayak luas. Namun pada perkembanganya menurut Wulandri (2003.h.185) “Batik telah menjadi salah satu “pakaian nasional” Indonesia yang di pakai oleh bangsa Indonesia di seluruh nusantara dalam berbagai kesempatan.

Ciri khas batik Indonesia adalah teknik pewarnaanya, memiliki pakem-pakem atau aturan-aturan, tidak ada ikatan pembatas agama tertentu, dibuat untuk orang-orang istimewa (asalnya). (Kurniawan, U. h.13).

II.6 Provinsi Banten

Provinsi Banten yang dahulunya merupakan keresidenan dari provinsi Jawa Barat sekarang sudah sebagai salah satu provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan berdasarkan UU No 23 tahun 2000. Secara Geografis wilayah Provinsi Banten berbatasan: Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia (http://bantenprov.go.id/).

Gambar II.1 Peta dan lambang Provinsi Banten

(18)

8 II.7 Batik Banten

Batik Banten adalah batik yang berasal dari provinsi Banten, batik ini hasil karya dari putera Banten itu sendiri yaitu Uke Kurniawan. Batik Banten memiliki identitas Kain yang dapat bercerita dan memiliki khas tersendiri. Berangkat dari hasil ragam hias Banten yang ditransformasikan ke dalam media kain, Batik Banten mempunyai harapan bahwa batik ini harus menjadi identitas di provinsi Banten Khususnya dan di Indonesia pada umumnya, sehingga dapat dikenal dimancanegara serta menjadi pedoman para pemuda dan pengusahan, para ukm agar tumbuh berkembang serta menciptakan lapangan kerja baru. Dalam proses pembuatan batik Banten tidak ada perbedaan dengan pembuatan batik-batik yang berada di Jawa.

Gambar II.2 Kain batik Banten

Sumber: http://direktori.indonesiakreatif.net/ 04.html, (3 Juni 2014).

II.7.1 Sejarah Batik Banten

Batik Banten berawal dari tahun 2002, ketika adanya pengkajian motif berdasarkan sejarah oleh Bappeda Pemerintah Banten, tokoh masyarakat dan arkeolog Universitas Indonesia. Pengkajian motif itu berasal dari hasil penggalian Pusat Penelitian Arkeologi Universitas Indonesia tahun 1976, yang menggungkap sumber daya arkeologi pada artefak.

(19)

9 Banten dan anjungan provinsi Banten di Taman Mini. Dengan kajian tersebut, terdapat kesulitan yang dialami, yaitu dengan banyak rupa sejarah dan budaya yang dimiliki Banten, bahkan bisa disebut yang terbanyak di Indonesia.

Ditemukan 75 ragam hias yang berasal dari daerah Banten la ma itu. Hasil dari pengkajian motif tersebut kemudian dipresentasikan di depan para arkeolog nasional, budayawan, dan pemerintah Banten pada September 2004.

Banten baru merdeka pada tahun 2000 pada saat itu juga Banten minim sarana prasarana. Ketika merdeka Uke Kurniawan ditunjuk sebagai konsultan konstruksi bangunan pada daerah Banten oleh pemerintah Banten. “Biasa, jika berurusan dengan terdapat banyak kendala, dana yang cukup banyak untuk pemanfaatan ragam hias disarana dan prasarana Banten tidak seperti yang di harapkan, dana habis ragam hias tidak menempel di bangunan”, Uke Kurniawan sebagai masyarakat Banten, sedikit kecewa dengan kondisi itu, karena dengan pembandingan sebelum ini Uke Kurniawan pernah membuat beberapa ornamen di daerah lain.

Bapak pensiunan PNS Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta ini, pernah menjadi pemimpin proyek di Sumatera dan membuat ornamen yang kemudian diresmikan dengan nama Batik Basur. Hal ini didorong karena adanya SK Menteri PU mengataaan agar setiap bangunan negara baik sekolah, gedung perkantoran dan rumah sakit untuk menggunakan ornamen daerahnya masing- masing. Di Banten pun demikian, dari kegagalan ragam hias di Banten yang di terapkan di perkantoran dan pembangunan lain, Uke Kurniawan berfikir bagaimana ragam hias tersebut justru harus dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kepentingan masyarakat Banten. Uke Kurniawan memiliki sebuah pemikiran untuk kemudian dituangkan dalam media kain yaitu batik. Transformasi motif ke suatu kain batik Banten merupakan upaya-upaya menghidupkan kembali seni hias Banten yang telah hilang sejak abad ke-17.

(20)

10 wakilnya. Menurut Uke “Terlebih jika sudah masuk kepemerintahan maka banyak hal yang tidak sesuai, banyak nya interfensi kepanitian yang tidak cocok, seperti panitia koordiantor yang bukan berasal dari orang Banten, melainkan dari Jawa Tengah, seperti Yogyakarta dan Solo”.

Menurut Uke jika Batik Banten dikerjakan bukan oleh orang Banten mungkin akan segera diresmikan tetapi ada hal yang hilang didalam proses pencapaian peresmiannya, menurut Uke terdapat hambatan dalam proses kepanitiaan pemerintah. Uke akhirnya memilih keluar dari kepanitiaan dan berfikir untuk berjalan sendiri, pada saat itu Uke membuat 25 rancangan desain Batik dan 12 dari 25 rancangan tersebut diajukan kepada pemerintah Banten, namun tidak membuahkan hasil dengan berbagai alasan. Uke berharap dan menawarkan Batik Banten untuk menjadi Badan Usaha Milik Daerah, namun terjadi banyak kontra. Maka dari itu Uke mencoba menuangkan 12 desainya ke media kain, dan kemudian membuahkan hasil yang baik, dari sinilah Uke benar-benar memutuskan keluar dari kepanitiaan dan tidak akan melibatkan Pemerintah lagi.

Dengan hasil yang baik tersebut dan berangkat dengan semua persiapan seperti kepanitiaan baru, ragam motif yang telah di kaji, Uke mematenkan Batik Banten pada HAKI dengan melibatkan Polda dan kehakiman. Pada saat mematenkan tersebut ternyata batik Indonesia pertama yang dipatenkan adalah Batik Banten.

II.7.2 Penge mbang Batik Banten

Nama lengkap Uke Kurniawan, akrab dipanggil Uke. Uke Kurniawan lahir di kota Serang, 06 November 1958, pernah bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Departemen Pekerjaan Umum kota Jakarta pada tahun 1979 hingga 1993. Selain pernah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Uke aktif dalam organisasi seperti pada tahun 1994 hingga 1998 pernah tergabung GAPENSI DKI dan menjadi komisaris PT.UTHANA dan PT.BATIK BANTEN MUKARNAS.

(21)

11 Gambar II.3 Uke Kurniawan

Sumber: http://direktori.indonesiakreatif.netuke-kurniawan/.html (3 Mei 2014 )

II.8 Motif Batik Banten

Batik Banten memiliki 3 ciri khas utama yaitu warna yang sesuai dengan kebudayaan amsyarakat banten, motif yang diambil dari ragam hias artefak kerajaan Banten, dan Nama motif yang menerapkan istilah istilah pada kerajaan Banten

1. Motif Sebakingking

Gambar II.4 Motif Sebakingking

(22)

12 motif utama di sisi-sisi bawah, atas, samping kiri dan kanan kain tumpal bergerigi warna coklat tua).

Nama Sabakingking diambil dari nama gelar Panembahan Sultan Maulana Hasanudin, raja pertama kerajaan Banten (1552-1570).

2. Motif Mandalikan

Gambar II.5 Motif Mandalikan

Sumber:http://3.bp.blogspot.com/Mmandalikan.html (3 Mei 2014)

(23)

13 3. Motif Srimanganti

Gambar II.6 Motif Srimanganti

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-ucyViN9au7Y/ srimanganti.html(3 Mei 2014)

Motif dasar berbentuk tumpal bergerigi ganda dan ceplok lingkaran serta setengah bulatan dalam lingkaran. Variasi motif berupa pigura berbentuk segiempat, pada sudut-sudutnya yang berbentuk setengah lingkaran terdapat cecep dan booh dengan motif dasar segitiga daun. Memiliki variasi warna coklat yang dominan. Nama Srimanganti diambil dari nama ruang di keraton (Sri= Raja, Manganti= menanti) jadi yang dimaksud yaitu pintu gerbang yang beratap yang menghubungkan keraton.

4. Motif Pasepen

Gambar II.7 Motif Pasepen

Sumber: http://batikindonesia.com(3 Mei 2014)

(24)

14 dasar berwarna kuning muda, pada dasar kain berwarna abu-abu, dan booh berwarna biru. Nama Pasepen diambil dari nama sebuah ruang di keraton tempat Sultan bersemedi.

5. Motif Pejantren

Gambar II.8 Motif Pejantren Sumber: data pribadi

Motif dasar berupa bunga cengkeh dalam lingkaran denagn variasi motif bunga-bunga setengah lingkaran dari motif dasar. Variasi warnanya yaitu warna dasar kain biru, merah dan pada booh berwarna merah tua. Nama Pejantren diambil dari nama pemukiman masyarkat Banten yang berprofesi sebagai penenun.

6. Motif Pasulaman

Gambar II.9 Motif Pasulaman Sumber: data Rizky nurul

(25)

15 berombak dan ilumunisasi bersulur-sulur daun pada pigura segi empat dan motif dasar booh berupa ranting. Motif dasar berwarna merah, pada pigura berwarna abu-abu dan pada booh berwarna hijau. Nama Pasulaman diambil dari nama pemukiman masyarakat Banten yang berprofesi sebagai penyulam.

7. Motif Kaburban

Gambar II.10 Motif Kapurban

Sumber: http://batikindonesia.com(3 Mei 2014)

Motif dasar berbentuk ketupat dengan hiasan berupa bunga, variasi motif berupa pigura berbentuk spiral dan booh segitiga berbentuk bunga. Warna pada pinggir motif dasar pigura hitam dan jingga, pada booh berwarna hitam. Nama Kapurban diambil dari nama gelar pangeran Banten, yaitu Pangeran Purba.

8. Motif Kawangsan

(26)

16 Motif dasar berupa bunga bergerigi, variasi motif berbentuk daun dan buah dengan motif dasar berupa belah ketupat dan lingkaran polos. Warna yang digunakan pada motif ini antara lain warna biru pada motif dasar, warna coklat pada motif daun dan coklat muda pada booh. Nama Kawangsan diambil dari nama gelar pangeran B IIanten,yaitu Pangeran Wangsa.

9. Motif Pamaranggen

Gambar II.12 Motif Pamaranggen Sumber: data Rizky Nurul

Motif dasar belah ketupat dengan bunga yang berada di tengah-tengahnya, memiliki variasi motif semacam sayap kupu-kupu. Variasi garis- garis spiral dan booh dari motif dasar berbentuk spiral. Berwarna merah pada dasar motifnya, coklat muda pada motif sayap kupu-kupunya, dan hitam pada boohnya. Nama Pamaranggen diambil dari nama pemukiman masyarakat Banten yang berprofesi sebagai pembuat keris.

10.Motif Surosowan

Gambar II.13 Motif Surosowan

(27)

17 Motif dasar tumpul bergerigi dengan hiasan bunga. Variasi motif berupa daun dan motif dasa pada booh berbentuk belah ketupat dan lingkaran polos. Pada motif dasar berwarna kuning, variasi motif pada dasar kain berwarna biru dan pada booh berwarna kuning. Nama Surosowan diambil dari nama keraton kesultanan Banten, Keraton Surosowan yang berasal dari kata Suro (Pa) Sowan yang berarti tempat untuk menghadap.

11.Motif Pancaniti

Gambar II.14 Motif Pancaniti Sumber: data Rizky Nurul

Motif dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran polos yang berada di tengah-tengah bunga matahari. Variasi motif bunga matahari dalam lingkaran berbentuk segi delapan, berornamen daun dan sulur-sulur daun, sedangkan motif dasar booh berbentuk ranting.

(28)

18 12.Motif Datulaya

Gambar II.15 Motif Datulaya

Sumber: http://batikindonesia.com(3 Mei 2014)

Motif dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam pigura sulur-sulur daun. Pada booh motif dasarnya berupa topeng manusia yang sudah disetelir. Warna biru digunakan pada motif dasarnya, pada pigura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, dasar kain berwarna kuning dan pada booh berwarna biru. Nama Datu Laya diambil dari nama tempat tinggal pangeran yang berasal dari kata Datu = pangeran dan Laya = residen.

II.9 Media Informasi Batik Banten

Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak pengembang batik Banten atau pun pihak instansi pemerintahan, untuk mengenalkan batik Banten. Beberapa media itu antara lain :

(29)

19 Gambar II.16 Buku batik Banten

Sumber: data Pribadi

Buku ini ditulis langsung oleh Uke Kurniawan, buku ini tersedia di griya galeri batik Banten. Dengan harga Rp 10.000/buku.

2. Acara/event dan pameran batik Banten

Batik Banten sering mengadakan beberapa pameran dan acara-acara guna memperkenalkan batik terhadap masyarakat luas. Singapura, Bandung, Bali, dan Palembang adalah daerah yang pernah menjadi tempat pameran tersebut.

(30)

20 Gambar II.17 Launching Batik Banten

sumber : www.liputan6.com/ medias/427924/big/051204bBat ik .html (3 Mei 2014)

Gambar II.18 Fashion Show batik Banten

sumber : http://3.bp.blogspot.com/-batikbanten.html (3 Mei 2014)

Festival batik Banten acara yang dilakukan oleh Dinas pariwisata dan kebudayaan yang berlangsung 7 Maret sampai 24 April 2013 di hotel mewah Ratu Bidakara. Aacara ini yang berisikan demo membatik dan

(31)

21 Gambar II.19 Pameran batik Banten di Universitas Pelita Harapan

Sumber : http://hariantangerang.com/uploads/default/news.html(3 Mei 2014)

Adapun acara yang berkonteks remaja yaitu duta batik Banten. Acara ini dilaksanakan di Mall of Serang Lt.2 2012. Menampilkan berbagai motif batik Banten dalam kreasi pakaian.

Gambar II.20 Duta Batik Banten

Sumber: http://teenager-side.blogspot.com/2012/05/putra-putri-duta-batik-banten.html(3 mei 2014)

(32)

22 4. Brosur batik Banten

Brosur ini bisa didapatkan di griya batik banten secara gratis, brosur ini berisikan alamat, kontak, dan 52 motif batik banten. Brosur berbentuk a4 dengan dua sisi depan belakang yang memiliki warna dominan kuning.

Gambar II.21 Brosur batik Banten

Sumber : data pribadi

II.10 Tinjauan Psikologi Remaja

Remaja ialah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang (http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/, 2014.)

II.11 Penampilan Diri Remaja

(33)

23 menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial. karena penyesuaian diri pribadi dan penyesuain sosial sangat dipengaruhi oleh sikap teman-teman sebaya terhadap pakaian. Maka sebagian besar remaja berusaha keras untuk meyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelompok dalam hal berpakaian. Minat dalam berpakaian semakin besar pada saat remaja mengakhiri masa sekolahnya dan siap untuk dunia baru

atau dunia kerja dan lain lain”.

Karena remaja telah membatasi waktunya untuk membaca sebagai rekreasi, mereka cenderung lebih menyukai majalah dari pada buku-buku. Lama kelamaan buku komik tidak lagi menarik dan surat kabar semakin menjadi popular.

Salah satu perkembangan kognitif remaja adalah sudah bisa berfikir secara logis tentang gagasan abstrak dan mampu melakukan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesa. Remaja banyak aktif pada lingkungan sosial yang erat berkaitan dengan interaksi sosial

II.12 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dipilih berdasarkan uraian secara spesifik dari sumber-sumber data yang diperoleh secara tepat berupa:

1. Demografis

- Target utama: Masyarakat remaja akhir (18 - 22 tahun). Dijadikan target primer karena pada saat umur tersebut khalayak sangat banyak melakukan tindakan sosial contohnya: berkumpul bersama teman. Dan juga remaja merupakan penerus masa depan, ketika remaja banyak berinterksi sosial dengan teman atau orang yang baru di kenal tentunya dibutuhkan landasan atau bekal ilmu pengetahuan yang luas.

- Target sekunder: Dewasa ( +25 tahun). Dipilih sebagai target sekunder karena biasanya orang tua tertarik untuk membeli batik dan memberikan batik kepada anaknya.

(34)

24 2. Geografis

Di fokuskan terlebih dahulu Berdasarkan lokasi dibuat nya batik Banten adalah Kota Serang. karena sebagai masyarakat daerahnya sendiri harus mengetahui informasi tentang batik Banten.

3. Psikografis

- Gaya hidup: Senang dalam berinteraksi sosial. Menyukai hal - hal baru dan selalu ingin menambah pengetahuan serta suka belajar. baik itu secara akademis atau praktis.

- Masyarakat yang kurang memiliki rasa cinta kepada kebudayaan daerah.

- Masyararakat yang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi. - Kepedulian akan sejarah.

- Masyarakat yang senang berbelanja dan memiliki hobi dan ketertarikan dalam mode berpakaian.

II.13 Analisa Masalah dan Pengolahan Data

Pada bagian ini akan dilakukan pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui seberapa dalamnya pengetahuan masyarakat remaja kota Serang akan batik daerahnya serta kesadaran masyarakatnya itu sendiri untuk melestarikannya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian seperti yang dipaparkan berikut dibawah ini :

1. Tipe Penelitian

Menggunakan tipe penelitian penggunaan penjelasan yang menghubungkan gejala sosial dengan gejala lain.

2. Metode Penelitian

(35)

25 3. Lokasi Penelitian

Kota Serang yang merupakan ibu kota provinsi Banten dan kota dimana batik Banten dibuat.

4. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kondisi yang ciri-cirinya akan diduga (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy,2006,hal.3). Populasi dalam penelitian ini adalah Pelajar remaja SMA dan Perguruan tinggi. Populasi dari penelitian ini berjumlah 50 responden.

5. Teknik Pengumpulan Data.

Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan menggunakan kuisioner kepada responden yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel. Dan data sekunder adalah fakta/data yang mendukung, bersumber dari pengembang batik Banten dan pengamatan lapangan. Fakta lapangan ini dilakukan dengan cara mencari sumber dari bukti-bukti di luar wawancara pengembang.

6. Teknis Analisa Data

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat remaja dan efektifitas media informasi batik Banten terhadap remaja. Penelitian ini dilakukan dengan acuan data yang diperoleh dari responden dan diuji hipotesanya berdasarkan sumber sekunder atau fakta yang bersumber data pengembang batik Banten langsung dan lapangan.

Perhitungan persentase jawaban dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Jawaban(%) = ∗100

Alur penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

(36)

26 2. Menyebarkan kuisoner kepada target untuk mengetahui apresiasi dan

pengetahuan masyarakat terhadap batik Banten.

3. Melakukan pengamatan lapangan, seperti : mencari adanya upaya oleh pihak lain untuk mesosialisasikan batik Banten.

4. Melakukan kesimpulan dengan menerapkan dan menghubungkan fakta yang sudah didapat dengan metode dan landasan- landasan teorinya.

II.14 Hasil Kuisoner

(37)

27 II.14.1 Komunikasi Efektif

Upaya batik Banten dalam menyebarkan informasi terhadap masyarakat Banten ini adalah menggunakan komunikasi cara sekunder, karena terdapat media sebagai sarana untuk berkomunikasi massa. Komunikasi efektif berjalan apabila pesan dari komunikator kepada komunikan tersampaikan dan sesuai.

Dibawah ini alur proses komunikasi sekunder dari pengirim sampai penerima (Onong Uchjana Effendy,1990,hal.18):

Tabel II.2 Proses Komunikasi oleh Philip Kotler Sumber: Onong Uchjana Effendy. 1990

Model di atas menegaskan faktor komunikasi kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan yang diinginkanya. Diharuskan terampil dalam menyampaikan pesan dan bagaimana komunikator mengirimkan pesan melalui media yang efektif.

II.15 Kesimpulan Analisa

Kuisoner yang berisi 10 pertanyaan yang telah disusun berdasarkan kepentingan untuk menjawab masalah, 10 pertanyaan dibuat dengan bertemakan apresiasi dan

(38)

28 tanggapan masyarakat terhadapat batik Banten, dan bekerjanya media massa untuk mesosialisaikan batik Banten.

Berusaha menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh serta melakukan anilisa dengan tiga sumber. Maka dapat disimpulkan :

1. Data membuktikan bahwa masyarakat belum sepenuhnya memperoleh pengetahuan mengenai batik Banten akan tetapi terdapat kebutuhan akan pengetahuan mengenai kebudayaan daerah.

2. Media massa yang telah ada memiliki nilai positif untuk menyalurkan informasi mengenai batik Banten, akan tetapi terjadi Noise sehingga pesan tidak semuanya sampai.

3. Media internet berperan penting terhadap remaja untuk mendapatkan informasi untuk menambah ilmu pengetahuan.

II.15 Solusi Permasalahan

(39)

29 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dan batasan masalah yang telah di fokuskan maka didapatkan sebuah solusi yang bisa menjawab permasalahan tersebut dengan media yang telah dipilih yaitu dengan membuat media informasi baru mengenai batik Banten.

Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu dengan cara mengenalkan batik Banten kepada masyarakat kota Serang dan masyarakat umum yang berisi tentang 12 motif batik Banten, Sejarah, dan ciri khas dari masing- masing motif dengan cara dibuatnya video motion graphic yang menarik dengan melalui pendekatan visual dan bahasa yang mudah di fahami dan dimengerti oleh masyarakat khususnya para remaja.

III.2 Pendekatan Komunikasi

Strategi perancangan media informasi ini akan diproses mencangkup beberapa aspek yang disesuaikan dengan target audiens (remaja) yang dituju, menyampaikan pesan dengan baik dan efektif, dengan visualisasi yang tepat diangkat pada tema permasalahan dan elemen visual hasil studi terhadap target audiens (remaja). Dalam pendekatan komunikasi yang akan dilakukan, maka digunakan pendekatan melalui dua cara pendekatan yaitu pendekatan verbal dan pendekatan visual. Berikut penjelasan mengenai pendekatan verbal dan visual :

III.2.1 Pendekatan Visual

Pendekatan visual adalah faktor yang penting dalam mencapai daya tarik target audience maka penggambaran visual pada video animasi ini adalah dengan teknik

(40)

30 yang bertujuan untuk memotivasi remaja agar dapat mengembangkan dari hasil informasi yang diberikan. Teks dan visual harus memiliki kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.

III.2.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal berupa kalimat yang akan ditujukan pada target audiens, dimana dalam media informasi ini remaja dijadikan target audiens, maka nantinya akan dibentuk sebuah pendekatan verbal dengan bahasa Indonesia secara informatif. Pendekatan verbal bersifat kalimat inti yang memberitahukan kepada para remaja agar tertanam banyak pengetahuan.

III.3 Strategi Kreatif

Merubah media utama yang sebelumnya menggunakan buku menjadi video digital yang disesuaikan dengan kebiasaan para target yang tidak lepas dengan dunia digital dan internet.

Karena media ini menggunakan dunia digital dan internet maka digunakan

keyword dan teknik SEO ( Search Engine Optimization), Agar terlihat oleh target audiens dan memperlancar proses komunikasi di media internet.

III.4 Strategi Media

Pendekatan yang akan dilakukan untuk perancangan video sebagai media informasi adalah dengan cara melakukan studi terhadap masyarakat remaja.

1. Media Utama

Media utama yang akan digunakan adalah berupa video motion graphic

(41)

31 2. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens untuk menonton video informasi mengenai batik Banten. Banne r digital/web banner

Media banner ini digunakan unuk mengarahkan target untuk membuka dan menonton video informasi ini, banner ini dipasang pada media internet seperti jejaring sosial, iklan pada aplikasi smartphone.

Neon Box

Media ini dipilih karena merupakan media luar ruang yang sangat banyak dikota Serang dan juga menjadi media bagi pemerintah untuk melakukan sosialisai, sehingga memungkinkan bagi target untuk mengingat motif batik Banten yang berdasarkan penelitain sering melakukan ak tifitas diluar ruang.

Pin

Pin dan gantungan kunci adalah media yang mudah dibawa atau dipasang dan dapat digunakan sebagai bagian dari aksesoris dalam, sehingga diharapkan dapat menjadi media yang efisien.

Poster

Poster digunakan pada tempat tempat tertentu, dimana untuk mengarahkan ke situs youtube dan vimeo. Poster dibuat 12 jenis dengan masing masing motif, dengan tambahan kreatif atau interaksi bertujuan untuk menarik perhatian target

Stiker

Stiker dibuat karena sifatnya individu dan stiker dikenal sangat praktis dan efektif, dapat ditempelkan dimana saja sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan.

stiker ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengingat motif dari batik banten.

(42)

32 Flyer dipilih karena ukurannya yang kecil, dan media yang efektif untuk disebarkan dipusat-pusat keramaian dan acara-acara yang bertema kan budaya.

III.5 Strategi Distribusi

Dan dengan melakukan mendekatan de ngan berbagai pihak seperti memutarkan video ini di dalam Kafe memiliki layar digital video dan tempat dimana biasa di kunjungi oleh target. Untuk menjadikan dokumentasi dalam jangka panjang maka diunggah di situs penyimpanan video seperti youtube dan vimeo.

III.6 Konsep Visual

Video animasi ini menggunakan teknik motion graphic atau menggunakan gambar yang diam lalu digerakan. teknik ini sesuai dengan segmentasi remaja yang merespon video dengan teknik tersebut. Di dalam perancangan video ini terdapat beberapa unsur utama yaitu : ilustrasi, kinetik tipografi, dan suara. dengan penggabungan ketiga unsur ini proses penyampaian pesan menjadi lancar. Kesan yang ingin disampaikan adalah klasik (memutar waktu ke belakang ) dan sesuatu yang baru (sebuah era modern yang dijalani oleh target sekarang), hal ini menggunakan gaya visual Kontemporer.

(43)

33 III.7 Format Desain

Format video menggunakan aspek rasio 1280 x 720 , resolusi ini cukup untuk kualitas tinggi dan bisa ditransformasikan ke dalam kualitas standard. Dengan 25 frame per second cukup untuk sebuah motion graphic yang sederhana.

III.8 Tata Letak

Tata letak atau layout pada video ini menggunakan 2 tata letak yaitu untuk sejarah batik atau satu menit pertama menggunakan layout penuh ilustrasi disetiap sisinya. Dan untuk motif batik menggunakan layout yang terbagi dua, yaitu gambar motif disebelah kiri dan penjelasan akan motif yang di sebelah ka nan.

III.9 Tipografi

Terdapat dua jenis huruf pada video ini, yaitu ftf Indonesia, dan sakkal majalla . Untuk headline tiap scene menggunakan ftf Indonesia serif.

Gambar III.1 Huruf FTF Indonesia Sumber: Data Pribadi

(44)

34 Gambar III.2 Huruf Sakka Majalla

Sumber: Data Pribadi

Huruf sakka majalla dipilih karena jenis huruf ini memiliki karakter etnik juga yang mempunyai struktur huruf yang baik. Sakka majalla digunakan juga untuk numberik pada video ini, karena ftf Indonesia tidak memiliki numberik yang lengkap.

III.10 Ilustrasi

Menggunakan penyederhanaan bentuk dari referensi aslinya. pewarnaan penuh warna sesuai dengan palet warna yang telah dipilih berdasarkan bermacam motif.dengan tambahan tekstur pada ilustrasi untuk menggambarkan kesan klasik, berdasarkan tujuan batik Banten yang ingin mengenalkan sejarah kerajaan banten.

Gambar III.3 Membuat gambar grafis Sumber: data pribadi

III.11 Warna

Warna diambil dari beberapa motif batik Banten, yang juga mempunyai khas dalam warna.

(45)

35 Gambar III.4 Warna batik banten

(46)

36 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama

Media utama ini adalah video dengan ukuran 1280 x 720 dengan 25fps, video ini didistribusikan dengan cara diunggah kedalam situs video seperti youtube.com dan vimeo.com. dengan membuat akun batik Banten terlebih dahulu.

Gambar IV.1 Media utama video Sumber: data pribadi

IV.1.1 Teknis Pembuatan Video

(47)

37 1. Membuat aset grapik digital yang sudah didaftarkan dan disketsa.

Gambar IV.2 Proses olah gambar Sumber: data pribadi

2. Menerapkan layout yang sudah ada pada storyboard dengan menggunakan adobe photoshop.

(48)

38 3. Layout photoshop per- layer untuk kebutuhan animasi gerak, lalu disave

untuk di import ke dalam adobe after effect.

Gambar IV.4 Proses pisah layer Sumber: data pribadi

4. Mengimport file adobe photoshop di adobe after effect sehingga menjadi composition layer.

Gambar IV.5 import psd ke dalam After effect Sumber: data pribadi

(49)

39 Gambar IV.6 proses animasi kinetik

Sumber: data pribadi 6. Menambahkan efek pada scene tertentu.

(50)

40 7. Melakukan transisi antara scene sebelumnya dan berikutnya.

Gambar IV.8 transisi dan pengaturan timeline Sumber: data pribadi

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung dibuat agar media utama berjalan serta target bisa mendapatkan manfaat dari perancangan ini, media pendukung yang tepat dalam distribusinya berguna untuk mengarahkan target untuk mengakses situs video.

IV.2.1 Poster

Membuat poster kreatif yaitu menambahkan interaksi pada posternya dengan membuat sebuah ornamen batik cetak secara terpisah dengan background. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian para target audience.

(51)

41 Gambar IV.9 Poster Motif Batik Banten

Sumber: data pribadi Ukuran: 29,7 x 21 cm (a4)

Material : Art paper 210gsm dan alkasia paper untuk motifnya agar terlihat bertekstur.

Waktu : bulan September, karena satu bulan sebelum hari batik nasional.

IV.2.2 Neon Box

Berdasarkan studi media yang telah dilakukan, kota Serang memiliki neon box

(52)

42 Memilih media ini sebagai media luar ruang, sangat tepat terhadap target dikarenakan target sering berada di luar rumah/mobile.

Gambar IV.10 desain neon box Sumber: data pribadi Ukuran: 1x2 meter

Material : Neon box

Waktu : dengan frekuensi 6 bulan.

Tempat: jalan protokol kota serang mulai dari alun-alun pusat kota sampai mengarah ke sebuah perguruan tinggi negeri di kota Serang

IV.2.4 Stike r

Stiker ini terdiri dari 12 macam dengan konsep minimalis, bertujuan agar target memiliki kebanggan dengan cara menempel pada benda kesukaanya seperti motor, handphone dll. Stiker ini bersifat media individu didistribusikan sebagai

(53)

43 Gambar IV.11 stiker

Sumber: data pribadi

Ukuran : 8 x 8cm

Material : Sticker transparan

Waktu: ketika ada acara bertema budaya dan anak muda.

IV.2.5 Pin

Media ini sama seperti stiker bersifat sebagai merchandise pada produk atau event tertentu.

(54)

44 Ukuran: 4,5 x 4,5 (lingkaran)

Material : pin dengan laminasi

Waktu : ketika ada acara bertema anak muda.

IV.2.6 Web Banne r

Media ini bertujuan untuk mengarahkan target dengan kebiasaanya browsing ke situs youtube dan vimeo.

Gambar IV.13 desain web banner Sumber: data pribadi

Ukuran :728 x 90 px Format: gif dan jpeg

Waktu : beriklan pada September (sebulan sebelum hari batik nasional.)

IV.2.7 Flyer

(55)

45 Gambar IV.14 flyer batik Banten

Sumber: data pribadi

Ukuran: 14,5 x 24

Gambar

Gambar II.2 Kain batik Banten
Gambar II.4 Motif Sebakingking
Gambar II.5 Motif Mandalikan
Gambar II.6 Motif Srimanganti
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapat penulis dari perancangan Promosi Batik Garutan Melalui Perancangan Second Line Brand Nona Rara Untuk Remaja Awal adalah dalam perancangan

Premis / inti cerita dari film pendek ini adalah Membuat film dokumenter tentang Batik Betawi untuk menginformasikan tentang keberadaan pelestarian dan proses

Penelitian ini membahas tentang pembuatan logo batik Solo dan desain motif batik kontemporer yang didasarkan pada masalah tidak adanya penanda yang membedakan antara batik

Museum Batik Pekalongan adalah salah satu ikon pariwisata budaya di kota Pekalongan, sebagai sarana edukasi budaya untuk pelajar tingkat dasar maka dilakukan pendekatan visual

Setelah melakukan proses diatas selanjutnya menarik kesimpulan dari reduksi data mengenai Buku Ilustrasi Dengan Teknik Digital Painting, serta akan digunakan sebagai

Tahap demi tahap telah dilakaukan, maka bisa ditarik kesimpulan berdasarkan hasil pengumpulan data dari perancangan desain grafis periklanan Day Art Batik Kota

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari perancangan media promosi batik tulis Jarak Arum di Dolly Surabaya dapat di simpulkan bahwa tujuan Perancangan Media

pengerjaan video dokumenter promosi “Batik Kota Sebrang” ini karena tujuan utama dari video ini yaitu memperkenalkan batik Jambi melalui media digital, maka isi