• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT.GASULINDO LUMAJANG (Suatu Tinjauan dari Teori Dua Faktor Herzberg’s)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT.GASULINDO LUMAJANG (Suatu Tinjauan dari Teori Dua Faktor Herzberg’s)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT.GASULINDO

LUMAJANG

(Suatu Tinjauan dari Teori Dua Faktor

Herzberg’s

)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

EVANDHISTYA HARIN PRAYOGA 09610340

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Kerja Karyawan

PT.Gasulindo Lumajang (Suatu Tinjauan dari Teori Dua Faktor

Herzberg’s)” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar

Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan

pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.

Untukitupenulismengucapkanterimakasihkepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Drs. Marsudi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

(11)

3. Dra. Sandra Irawati, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi

meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang

sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

5. AyahandaMochIchwandanibundaKusbektiUntarinitercinta, terimakasih yang

takterhinggaatasdoa, semangat, kasihsayang, pengorbanan,

danketulusannyadalammendampingipenulis. Semoga Allah SWT

senantiasamelimpahkanrahmatdanridho-Nyakepadakeduanya. Serta kepada

kakak dan adikku, RatnaKusmaningrum, keponakan-keponakan yang selalu

mampu menjaditempatberistirahatdanmelepaspenat yang luarbiasa.

6. Teman-temanManajemen F,

terimakasihuntukkebersamaannyaselamainidalamperjuangankitamenggapaiim

piansebagaiseorangSarjana. Apa yang terjadiselama 4

tahunperkuliahanakanselalumenjadipengalaman yang dikenang.

7. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan studi.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(12)

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, April 2014

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. TujuanPenelitian ... 6

2. KegunaanPenelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2. Pengertian Kepuasan Kerja ... 10

3. Variabel-variabelKepuasanKerja ... 11

4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 14

5. Teori Dua Faktor Herzberg’s ... 24

6. KerangkaPikirPenelitian ... 28

7. Hipotesis... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. LokasiPenelitian ... 30

B. JenisPenelitian ... 30

C. Definisi Operasional Variabel ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Jenis dan Sumber data ... 34

F. TeknikPengumpulan Data ... 35

G. TeknikPengukuranVariabel ... 35

H. Uji Instrumen ... 36

I. Teknik Analisa Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 42

1. Sejarah Perusahaan ... 42

2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... 43

3. Lokasi Perusahaan ... 43

4. StrukturOrganisasi Perusahaan ... 43

5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... 44

6. Safety and Fire Protection ... 46

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 47

1. JenisKelaminResponden ... 48

(14)

3. Tingkat PendidikanTerakhirResponden ... 49

4. BesarnyaGaji/ BulanResponden ... 50

5. Status PerkawinanResponden ... 51

6. MasaKerjaResponden ... 51

7. BanyaknyatanggunganKeluarga ... 52

C. UjiInstrumen ... 53

1. Uji Validitas untuk karyawan tetap ... 53

2. UjiReliabilitas ... 55

3. Uji Validitas untuk karyawan kontrak ... 56

4. Uji Reliabilitas ... 58

D. HasilAnalisis Data ... 59

1. Hasil Analisis Rentang Skala Karyawan Tetap ... 59

2. Hasil Analisis Rentang Skala Karyawan Kontrak ... 72

3. Hubungan faktor motivator dengan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo Lumajang ... 85

4. Hubungan faktor hygiene dengan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo Lumajang ... 87

5. Pembahasan... 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 HasilPenelitianTerdahulu ... 8

Tabel 3.1 Penilaian Variabel Berdasarkan Hasil dari Rentang Skala Karyawan Tetap ... 39

Tabel 3.2 Penilaian Variabel Berdasarkan Hasil dari Rentang Skala Karyawan Kontrak ... 40

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji/Bulan ... 50

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 51

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 51

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Tanggungan ... 52

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Motivator ... 53

Tabel 4.9 Uji Validitas Hygiene ... 54

Tabel 4.10 Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 55

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Motivator (X1) ... 56

Tabel 4.13 Uji Validitas Hygiene ... 57

Tabel 4.14 Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 57

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 4.16 Faktor Motivator ... 59

Tabel 4.17 Faktor Hygiene ... 67

Tabel 4.18 Kepuasan Kerja... 70

Tabel 4.19 Faktor Motivator ... 72

Tabel 4.20 Faktor Hygiene ... 80

Tabel 4.21 Kepuasan Kerja... 82

(17)

Tabel 4.22 Hasil Analisis Hubungan faktor motivator dengan kepuasan kerja karyawan

Tetap PT. Gasulindo Lumajang ... 85 Tabel 4.23 Hasil Analisis Hubungan faktor motivator dengan kepuasan kerja karyawan

Kontrak PT. Gasulindo Lumajang ... 86 Tabel 4.24 Hubungan faktor hygiene dengan kepuasan kerja karyawan Tetap PT.

Gasulindo Lumajang ... 87 Tabel 4.25 Hubungan faktor hygiene dengan kepuasan kerja karyawan Kontrak PT.

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Muhammad. 2004. Psikologi Industri : seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Edisi keempat, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Hasibuan Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Gibson, James. Jonh M. Ivancevish, and janus H. Donnely. 1997. Organisasi dan Manajemen. Terjemahan. Edisi keempat. Erlangga. Jakarta.

Husein, Umar. 2002. Riset Sumberdaya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Luthans, 2006, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Maryani, 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Karyawan Pada Politeknik Negeri Pontianak. Jurnal Ekonomi dan Manajeman.

Nawawi. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Modern. Edisi keempat, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I, Prenhallindo, Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Setiobudi, 2006, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada UD. Rimba Jaya Kepanjen Malang, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Bandung Bina Aksara.

Singarimbun, Masri dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Jakarta: LP3S.

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia di perusahaan merupakan faktor penting yang

memainkan peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun

banyaknya sarana dan prasarana serta sumber daya lain yang tersedia, tanpa

adanya sumber daya manusia perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan

baik. Dengan demikian sumber daya manusia merupakan salah satu kunci

pokok yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pengelolaan atau pengorganisasian yang baik terhadap sumber daya manusia

menjadi hal yang menguntungkan bagi perusahaan, selain dapat memberikan

kontribusi yang berarti bagi perusahaan juga memberikan kepuasan kerja yang

berarti bagi karyawannya.

Pada dasarnya manusia sebagai salah satu sumber daya yang bersifat

dinamis dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang perlu mendapat

perhatian dari pihak perusahaan. Perhatian ini diperlukan mengingat dalam

menjalankan aktivitasnya, perusahaan akan selalu berhadapan dengan sumber

daya manusia yang dimilikinya dan bentuk perhatian tersebut merupakan

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja, serta kecintaan terhadap

pekerjaan dan perusahaan. Dengan demikian pembinaan terhadap sumber daya

manusia perlu terus dilakukan mengingat peran sumber daya manusia yang

besar dalam suatu perusahaan. Hal ini didukung pendapat Hasibuan (2005: 10)

(21)

2

setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan

penentu terwujudnya tujuan organisasi. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh perusahaan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peran

sumber daya diperusahaan yaitu melalui pemberian jaminan kepuasan

dalam bekerja para karyawan. Menurut teori Dua Faktor Herzberg’s ini

terbagi menjadi dua yaitu mengenai dua faktor yaitu pemeliharaan

(maintenance factors) dan, faktor motivator.

Kepuasan kerja merupakan fenomena penting dalam perusahaan,

karena berkaitan dengan sikap karyawan atau perasaan seseorang terhadap

pekerjaan yang dihadapi. Kepuasan kerja yang tinggi diyakini dapat

mendorong peningkatan kinerja karyawan, yang pada akhirnya akan

meningkatkan efektivitas perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya,

kepuasan kerja yang rendah menimbulkan dampak negatif seperti bolos kerja,

kerja lamban, mogok kerja, serta mereka lebih mudah meninggalkan

perusahaan dan mencari kesempatan kerja diperusahaan lain dengan kata lain

tingkat keluarnya karyawan cukup tinggi.

Sebagai karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan

memandang pekerjaannya sebagai hal yang menyenangkan, berbeda dengan

karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang rendah, ia akan melihat

pekerjaannya sebagai hal yang membosankan sehingga karyawan tersebut

bekerja dengan keadaan yang terpaksa. Karyawan yang bekerja dengan

keadaan terpaksa akan memiliki hasil kerja (output) yang buruk dibanding

(22)

3

karyawan yang mayoritas kepuasan kerjanya rendah, dapat dibayangkan

tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan, dan ini akan sangat

merugikan perusahaan. Itulah sebabnya dalam hal ini perusahaan perlu

memperhatikan derajat kepuasan karyawannya dengan cara mengkaji ulang

aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Kepuasan kerja

mempunyai banyak dimensi secara umum, tahap yang diamati adalah tahap

kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi,

pengawasan, dan rekan kerja (Luthans, 2006: 243).

PT. Gasulindo Lumajang merupakan perusahaan berskala menengah

yang bergerak di bidang industry kayu (playwood), di dalam bekerja

perusahaan ini menginginkan hasil kerja yang maksimal dari setiap karyawan

agar tujuan perusahaan tercapai. Berdasarkan hasil survei awal yang telah

dilakukan pada PT. Gasulindo Lumajang, ternyata terdapat masalah tentang

kepuasan kerja, baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Hal ini tentu

saja akan menjadikan karyawannya kurang disiplin sehingga membuat

karyawan tidak puas dan kurang berusaha dalam bekerja yang pada akhirnya

dapat memberikan kontribusi yang buruk terhadap perusahaan.

Karyawan kontrak yang dipekerjakan di PT. Gasulindo Lumajang

rata-rata memiliki masa kontrak selama 2 (dua) tahun, dan setelah masa kontrak

habis maka perusahaan akan memberikan rekomendasi kepada pihak

manajemen untuk memperpanjang atau menghentikan kontrak kerja seorang

karyawan. Adanya ketidakpastian tersebut menjadikan karyawan kontrak tidak

(23)

4

masalah tunjangan, karyawan kontrak jelas tidak memiliki peningkatan

jenjang dalam pekerjaan sehingga kondisi yang dirasakan karyawan selama ini

akan berlaku secara terus menerus sampai masa kontrak habis. Beberapa

kondisi tersebut menjadikan para karyawan kontrak memiliki kepuasan kerja

yang tidak sama dengan karyawan tetap yang bekerja diperusahaan.

Bentuk ketidakpuasan karyawan tetap ditunjukkan dengan tidak adanya

ketidakpuasan mengenai pembagian waktu/ shiff kerja, dimana karyawan tetap

harus bekerja meskipun ketika hari libur. Perusahaan menetapkan pada hari

libur untuk waktu lembur sehingga para karyawan selama ini kurang memiliki

waktu berkumpul untuk keluarga. Perusahaan juga menekan para karyawan

agar mencapai target yang telah ditetapkan, penetapan target selama ini

perusahaan kurang memperhatikan kemampuan karyawan dalam bekerja.

Kondisi ini menjadikan para karyawan sering mengeluh dengan beban tugas

atau target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penetapan target kerja yang

tinggi secara langsung memberikan beban yang terlalu tinggi kepada

karyawan sehingga karyawan tidak mampu secara makisimal dalam pencapain

target yang ditetapkan oleh perusahaan.

Ketidakpuasan pada karyawan kontrak yaitu ketika karyawan

mengalami sakit maka tidak mendapatkan gaji selama proses penyembuhan,

berbeda dengan karyawan tetap yang masih mendapatkan gaji pokok ketika

sakit. Karyawan kontrak kurang mendapatkan perhatian dari perusahaan

sehingga kepuasan kerja tidak sepenuhnya diperoleh, terutama mengenai

(24)

5

karyawan tetap dan karyawan kontrak juga terkait dengan pemberian

tunjangan, dimana karyawan kontrak tidak mendapatkan THR dan Jamsostek

seperti yang diterima oleh karyawan tetap. Perusahaan juga memberikan

dukungan atas aktivitas karyawan da;lam upaya untuk meningkatkan prestasi

kerja yang tinggi, upaya tersebut yaitu berupa pemberian peralatan kerja yang

benar-benar sesuai dengan kebutuhan para karyawan serta jaminan kemananan

para karyawan dalam bekerja. Upaya perusahaan ini yaitu untuk

memaksimalkan potensi diri yang dimiliki para karyawan dalam bekerja

diperusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mencoba melakukan

penelitian mengenai “ Analisis Kepuasan Kerja Karyawan PT.Gasulindo

Lumajang (Suatu Tinjauan dari Teori Dua Faktor Herzberg’s) ”

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor motivator karyawan kontrak dan tetap di PT. Gasulindo

Lumajang ?

2. Bagaimana faktor hygiene karyawan kontrak dan tetap di PT. Gasulindo

Lumajang?

3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan karyawan kontrak dan tetap di PT.

Gasulindo Lumajang?

4. Apakah faktor motivator dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo

(25)

6

5. Apakah faktor hygiene dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo

Lumajang memiliki hubungan yang kuat dan signifikan?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan dan mempertajam ruang lingkup

pembahasan, maka diperlukan pembatasan masalah yaitu teori dua faktor dari

Herzberg’s.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan faktor motivator karyawan kontrak dan tetap

di PT. Gasulindo Lumajang.

b. Untuk mendeskripsikan faktor hygiene karyawan kontrak dan tetap

di PT. Gasulindo Lumajang.

c. Untuk mendeskripsikan kepuasan kerja karyawan kontrak dan tetap

di PT. Gasulindo Lumajang.

d. Untuk mendeskripsikan signifikansi dan kekuatan hubungan antara

faktor motivator dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo

Lumajang.

e. Untuk mendeskripsikan signifikansi dan kekuatan hubungan faktor

hygiene dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo Lumajang.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini, antara lain:

(26)

7

Sebagai bahan kontribusi bagi manajemen pada PT. Gasulindo

Lumajang dalam meningkatkan kepuasan kerja para karyawan baik

kontrak maupun tetap.

b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

permasalahan yang sama yaitu terkait dengan kemampuan dan

(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar secara empiris

penelitian yang akan dilakukan. Adapun secara sistematis hasil penelitian

terdahulu yang digunakan dapat disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Terdahulu Uraian

1 Peneliti

Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Pada Politeknik Negeri Pontianak

Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada Politeknik Negeri Pontianak

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan uji signifikansi dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan jumlah responden yaitu sebanyak 105 responden

Hasil analisis dapat diketahui bahwa secara parsial dan simultan terdapat pengaruh faktor-faktor motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan

2 Peneliti

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada UD. Rimba Jaya Kepanjen Malang

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada UD. Rimba Jaya Kepanjen Malang

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, dengan mengunakan obyek penelitian adalah karyawan bagian produksi.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor-faktor mempunyai yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja menjadi masalah cukup menarik dan penting, karena terbukti besar manfaatnya bagi individu, perusahaan, dan masyarakat

(28)

9

Hasil penelitian Maryani (2013) dengan judul: Analisis

Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Pada

Politeknik Negeri Pontianak. Alat analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan uji signifikansi

dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan jumlah responden yaitu

sebanyak 105 responden. Hasil analisis dapat diketahui bahwa secara parsial

dan simultan terdapat pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Hasil penelitian Setiobudi (2006) yang berjudul “Analisis faktor

-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada UD. Rimba Jaya

Kepanjen Malang”, dengan tujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yang meliputi intrinsik pekerjaan,

gaji, penyeliaan, rekan sejawat, dan kondisi kerja. Hasil penelitian dapat

diketahui bahwa kepuasan kerja menjadi masalah cukup menarik dan

penting, karena terbukti besar manfaatnya bagi individu, perusahaan, dan

masyarakat.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang yaitu sebagai berikut:

Perbedaan

Perbedaan terletak pada lokasi penelitian dan alat analisis data yang

digunakan, dimana penelitian terdahulu menggunakan analisis regresi linier

berganda sedangkan penelitian sekarang menggunakan rentang skala dan

(29)

10

Persamaan

Sama-sama melakukan analisis mengenai faktor-faktor yang terkait dengan

kepuasan kerja karyawan.

2. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Luthans (2006: 243), kepuasan kerja adalah hasil dari

persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan

hal yang dinilai penting. Locke dalam buku Luthans (2006: 243),

memberikan definisi komprehensif dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi

atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa kepuasan

kerja adalah “keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal

dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.” Menurut

Handoko (1998: 193) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan

memandang pekerjaan mereka. Menurut Robbins (2003: 101) menyatakan

bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) sebagai suatu sikap umum seorang

individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja

yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, seseorang yang

tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap

pekerjaannya tersebut.

Hasibuan (2005: 202) menjelaskan, kepuasan kerja adalah sikap

emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja

dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan

(30)

11

suasana lingkungan kerja yang baik. Kepuasan diluar pekerjaan adalah

kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya

balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli

kebutuhan–kebutuhannya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar

pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional

yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya.

Menurut Mangkunegara (2007: 117), mengemukakan bahwa “job

satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employees view

their work”, (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak

menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja). Berdasarkan pendapat

Keith Davis tersebut, Mangkunegara menyatakan kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan

yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah

atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan

pegawai lainnya, mutu pengawasan, sedangkan perasaan yang berhubungan

dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan,

pendidikan. Pegawai akan merasa puas apabila aspek-aspek pekerjaan dan

aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut

tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.

3. Variabel-variabel Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti

(31)

12

Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara (2007:

117) yang mengemukakan bahwa “Job satisfaction is related to a number

of major employee variables, such as turnover, absences, age, occupation,

and size of the organization in which an employee works.”

a. Turn Over

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover

pegawai yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas

biasanya turnovernya lebih tinggi.

b. Tingkat Absensi

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidak-hadirannya (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan

alasan yang tidak logis dan subjektif.

c. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas

daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan

bahwa pegawai yang lebih tua berpengalaman menyesuaikan diri

dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai usia muda biasanya

mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga

apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan

atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka tidak puas.

d. Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih

(32)

13

pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat

pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik

dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

e. Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan

pegawai. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan

pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi pegawai.

Menurut Sunarto (2003:94), kepuasan kerja berhubungan dengan

variabel-variabel ganjaran yang menantang, kondisi kerja yang

mendukung, rekan kerja yang mendukung, serta kesesuaian antara

kepribadian dan pekerjaan yang secara lengkap dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Ganjaran yang pantas

Para karyawan yang menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi

yang mereka persepsikan sebagai keadilan, tidak meragukan, dan segaris

dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai keadilan yang

didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan

standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan

kepuasan.

b. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi

maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Studi-studi

(33)

14

tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, keributan dan

faktor-faktor lingkungan terlalu panas atau terlalu remang-remang.

c. Rekan kerja yang mendukung

Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang

berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga

mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah

mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung

ke kepuasan kerja yang meningkat.

d. Kesesuaian antara kepribadian dan pekerjaan

Orang-orang yang mempunyai kepribadian kongruen (sama dan sebangun)

dengan pekerjaannya yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa

mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi

tuntutan kebutuhan mereka. Dengan demikian lebih besar kemungkinan

untuk berhasil pada pekerjaan tersebut dan karena sukses ini mereka

mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang

tinggi dari pekerjaan mereka.

4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2005: 203), kepuasan kerja dipengaruhi

faktor-faktor berikut, yaitu :

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

c. Berat ringannnya pekerjaan

(34)

15

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya

g. Sikap pekerjaan monoton atau tidak

Menurut Gilmer dalam As’ad (2004:114-115) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah :

a. Kesempatan untuk maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh

pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi

karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat

mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidak-puasan, dan jarang orang

mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang

diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu

memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang

(35)

16

e. Pengawasan (Supervisi)

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus

atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat terhadap absensi dan

turnover.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu.

Sukar dan mudahnya serta kebanggan akan tugas akan meningkatkan

atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja

Termasuk disini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin

dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang

sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.

i. Komunikasi

Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen

banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini

adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan

mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan

(36)

17

j. Fasilitas

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan

standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan

rasa puas.

Sedangkan Luthans (2006: 243) menyatakan bahwa ada lima faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :

a. The work it self (pekerjaan itu sendiri)

Yaitu dalam hal ini di mana pekerjaan memberikan tugas yang

menarik, kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan kesempatan

untuk menerima tanggung jawab.

b. Pay (gaji)

Yaitu sejumlah upah yang diterima dan tingkat di mana hal ini bisa

dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dan wajar dalam

perusahaan.

c. Promotional Opportunities (kesempatan promosi)

Yaitu kesempatan untuk maju atau kesempatan untuk mendapatkan

posisi, status, dan keahlian yang lebih baik dalam perusahaan.

d. Supervision (pengawasan)

Yaitu kemampuan pengawas untuk memberikan pengarahan secara

(37)

18

e. Co-Worker (rekan kerja)

Yaitu tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan merupakan

tenaga kerja yang handal, serta dapat memberikan dukungan secara

sosial.

Dengan demikian untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan

maka manajemen harus dapat memenuhi variabel-variabel diatas sehingga

karyawan dapat bergairah dan timbul semangat kerja mereka yang

akhirnya dapat memacu produktivitas kerja karyawan tersebut. Meskipun

kepuasan kerja hanya salah satu faktor dari banyak pengaruh faktor

lainnya, kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan dan

absensi. Perusahaan dapat mengharapkan bahwa bila kepuasan kerja

meningkat, perputaran karyawan dan absensi akan menurun.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas tentang variabel

yang mempengaruhi kepuasan kerja maka variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel kepuasan kerja yaitu meliputi : pekerjaan itu

sendiri, gaji, kesempatan promosi, pengawasan, dan rekan kerja.

a. Pekerjaan Itu Sendiri

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menggerakkan ke

tingkat motivasi kerja yang kuat, yang nantinya diharapkan dapat

menghasilkan prestasi kerja yang baik, untuk selanjutnya dapat

menentukan kepuasan kerja karyawan. Pada umumnya karyawan yang

baik menginginkan pekerjaan yang menantang dan tidak menginginkan

(38)

19

Luthans (2006: 244) menyatakan bahwa karakteristik pekerjaan

dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian dan

kepuasan kerja, dan jika persyaratan kreatif pekerjaan karyawan

terpenuhi, maka mereka cenderung menjadi puas.

Adapun dimensi penting yang berkaitan dengan materi

pekerjaan dalam hubungannya dengan kepuasan kerja, meliputi :

1) Ragam keterampilan; tingkat dimana suatu pekerjaan menuntut

berbagai jenis aktivitas dalam menyelesaikan pekerjaan, yang

mencakup penggunaan banyak jenis keterampilan dan bakat

karyawan.

2) Identitas pekerjaan; tingkat dimana pekerjaan tersebut menuntut

kelengkapan dalam kesatuan dan setiap bagian pekerjaan dapat

diidentifikasi yaitu mengerjakan suatu pekerjaan mulai dari

permulaan hingga berakhir dengan hasil nyata.

3) Kepentingan pekerjaan; suatu pekerjaan hendaknya mempunyai

dampak penting bagi kehidupan dan orang lain apakah dalam

lingkungan organisasi maupun lingkugan luar.

4) Umpan balik pekerjaan itu sendiri; suatu tingkat dimana dalam

menyelesaikan aktivitas-aktivitas kerja yang dituntut oleh suatu

pekerjaan memberikan konsekuensi pada karyawan mendapatkan

informasi langsung dan jelas tentang efektivitas pelaksanaan

(39)

20

5) Otonomi; suatu tingkat dimana suatu pekerjaan memberikan

kebebasan, kemandirian, dan keleluasaan substantik bagi pekerja

dalam menjalankan pekerjaannya, dalam menentukan prosedur

yang digunakan.

b. Gaji

Gaji atau pembayaran merupakan penetapan kepuasan kerja

yang sangat penting karena uang merupakan instrumen untuk

memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehingga uang merupakan suatu

simbol pencapaian dan pengakuan. Karyawan sering melihat bahwa

gaji merupakan refleksi atau pencerminan terhadap pengakuan atas

kontribusi yang telah diberikan kepada perusahaan.

Upah dan gaji dikenal menjadi signifikan, tetapi kompleks

secara kognitif dan merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan

kerja. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan

dasar, tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada

tingkat yang lebih tinggi. Karyawan melihat gaji sebagai refleksi dari

bagaimana pihak manajemen perusahaan memandang kontribusi

mereka terhadap perusahaan (Luthans, 2006: 244).

Handoko (1998: 161) mendefinisikan gaji sebagai pembayaran

tetap secara bulanan atau mingguan untuk karyawan-karyawan

(40)

21

c. Kesempatan Promosi

Menurut Luthans (2006: 244), kesempatan promosi memiliki

pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan

promosi memiliki sejumlah bentuk yang berbeda dan memiliki

berbagai penghargaan. Karyawan yang dipromosikan atas dasar

senioritas sering mengalami kepuasan kerja, tetapi tidak sebanyak

orang yang dipromosikan atas dasar kinerja. Selain itu, promosi

dengan kenaikan gaji 10 persen pada dasarnya tidak memuaskan

seperti kenaikan gaji 20 persen. Perbedaan ini membantu menjelaskan

mengapa promosi eksekutif mungkin lebih memuaskan dari pada

promosi yang terjadi pada level bawah organisasi.

Promosi berfungsi sebagai perangsang bagi karyawan yang

mempunyai ambisi dan prestasi kerja yang tinggi. Menurut Gibson,

dkk (1997: 80) menjelaskan arti promosi tercermin dalam gagasan

bahwa orang selalu begerak maju dan meningkat dalam pekerjaan yang

dipilihnya. Bergerak maju mengandung arti tanggung jawab yang lebih

banyak, mendapatkan status, prestise atau gengsi yang lebih baik,

kekuasaan yang lebih banyak, dan tuntuan gaji yang lebih besar.

Keinginan untuk mendapatkan promosi berhubungan dengan

keinginan untuk mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar. Hal

ini merupakan suatu kondisi yang wajar bahwa mereka selalu berharap

akan mendapatkan kesempatan itu suatu waktu. Tanggung jawab ini

(41)

22

yang diberikan sebagai orang yang memiliki potensi. Harapan dan

keinginan merupakan motivator yang kuat dalam setiap diri karyawan,

dan mereka akan kecewa sekali jika kurang mendapatkan kesempatan

atau terlewatkan dalam kesempatan yang diharapkan itu.

d. Pengawasan

Luthans (2006: 245) menyatakan untuk saat ini dapat dikatakan

bahwa ada dua dimensi gaya pengawasan yang mempengaruhi

kepuasan kerja. Yang pertama adalah berpusat pada karyawan, diukur

menurut tingkat dimana penyelia menggunakan ketertarikan personal

dan peduli pada karyawan. Hal itu secara umum dimanifestasikan

dalam cara-cara seperti meneliti seberapa baik kerja karyawan,

memberikan nasihat dan bantuan pada individu, dan berkomunikasi

dengan rekan kerja secara personal maupun dalam konteks pekerjaan.

Dimensi yang lain adalah partisipasi atau pengaruh, seperti

diilustrasikan oleh manajer yang memungkinkan orang untuk

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi

pekerjaan mereka, cara ini menyebabkan kepuasan kerja yang lebih

tinggi. Iklim partisipasi yang diciptakan pengawas memiliki efek yang

lebih penting pada kepuasan pekerja dari pada partisipasi pada

keputusan tertentu.

Tugas pengawas tidak dapat dipisahkan dengan tugas

kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan karyawan melalui

(42)

23

dalam Shobarudin (1992: 152) menyatakan bahwa hasil dari sebagian

besar studi menunjukkan bahwa para pekerja lebih puas dengan

kepemimpinan yang bijaksana dibandingkan dengan pemimpin yang

selalu berbeda atau bermusuhan dengan bawahannya. Seorang

pemimpin yang baik akan memberikan bantuan dan dukungan serta

kesempatan berpartisipasi dalam menetapkan kebijaksanaan. Hal ini

akan meningkatkan sikap hormat dan senang dari karyawan. Penilaian

yang adil atau obyektif oleh seorang pemimpin yang cakap akan

meningkatkan kenyamanan yang nantinya akan berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan.

e. Rekan Kerja

Rekan kerja juga mempengaruhi kepuasan kerja. Sikap yang

ramah, kerja sama dengan rekan kerja merupakan sumber yang

mempengaruhi kepuasan kerja pada setiap karyawan, karena keadaan

yang demikian menjadikan rasa aman, berkurangnya konflik antar

pekerja, dan pekerja dapat bekerja dengan hasil yang maksimal.

Luthans (2006: 245) menyatakan, pada umumnya, rekan kerja atau

anggota tim yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang

paling sederhana pada karyawan secara individu. Kelompok kerja,

terutama tim yang kuat, bertindak sebagai sumber dukungan

(43)

24

5. Teori Dua Faktor Herzberg’s

Teori dua faktor Herzberg’s memberikan suatu gambaran mengenai

kepuasan kerja para karyawan di perusahaan. Pekerja dalam melaksanakan

pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu:

1. Faktor Motivator

Faktor ini merupakan faktor yang menyangkut kebutuhan psikologis yang

berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi secara langsung

berkaitan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman, penempatan

kerja yang sesuai dan lain-lain.

2. Faktor pemeliharaan (maintenance factors)

Meurpakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakekat

pekerja yang ingin memperolah ketentraman badaniyah. Kebutuhan itu

akan berlangsung terus-menerus, seperti misalnya

lapar-makan-keyang-lapar. Dalam bekerja kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian pekerjaan dan

supervisi yang baik. Jadi faktor-faktor ini bukanlah sebagai motivator

tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan.

Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep faktor motivator dan faktor

hygiene yang mencakup:

1. Faktor motivator

a. Prestasi

b. Pengakuan

c. Pekerjaan itu sendiri

(44)

25

e. Pengembangan potensi individu

2. Faktor hygiene

a. Gaji dan upah

b. Kondisi kerja

c. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan

d. Kualitas supervisi.

Dari konsep hygiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan bagi

pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbangan antara kedua faktor ini.

Menurut Hasibuan (2003:108) menyatakan bahwa: “Faktor motivator

(motivation factor) adalah faktor yang menyangkut kebutuhan psikologis

seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan”. Faktor

motivator ini berhubungan dengan pengahargaan terhadap pribadi yang secara

langsung bekaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan

yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Menurut teori dua

faktor menurut Herzberg yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang mempengaruhi motivator dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor motivator atau pemuas, terdiri dari:

a. Pengakuan (recognition)

Merupakan bentuk-bentuk pengakuan dari pihak perusahaan atas hasil

atau produktivitas yang telah dicapai oleh karyawan. Bentuk

pengakuan ini secara langsung memberikan suatu dukungan kepada

para karyawan sehingga diharapkan mereka dapat bekerja secara

(45)

26

b. Tanggung jawab (responsibilities)

Bentuk tanggung jawab yang dimaksudkan disini adalah bentuk

tanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan.

Dengan adanya tanggung jawab yang tinggi dari karyawan secara

langsung memberikan suatu jaminan bahwa karyawan yang

bersangkutan dapat termotivasi untuk menyelesaikan atas tugas yang

dibebankan kepadanya.

c. Prestasi (achievement)

Kebutuhan akan prestasi menjadi hal yang penting bagi kelangsungan

seorang karyawan. Perusahaan memberikan motivasi atas prestasi

biasanya dilakukan dengan memberikan tugas kepada bawahan atas

suatu tugas yang menarik untuk dikerjakannya, sehingga mereka

memiliki prestasi yang lebih baik.

d. Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

Motivasi dapat berasal dari jenis pekerjaan itu sendiri, hal tersebut

dikarenakan dengan pekerjaan yang direncanakan sedemikian rupa

pada akhirnya dapat memberikan suatu stimulus dan menantang para

karyawan serta dapat memberikan kesempatan untuk maju.

e. Pengembangan (advancement)

Suatu bentuk motivasi yang telah diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan sehingga mereka dapat lebih terpacu dalam pencapaian

(46)

27

kebijakan yang diambil oleh perusahaan dimana akan dilakukan suatu

peningkatan jabatan atau posisi bagi karyawan yang berprestasi.

2. Faktor pemeliharaan (hygiene) terdiri dari:

a. Teknik supervisi (technical supervisor)

Teknik supervisi sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan

kerja yang telah dilakukan oleh karyawan. Teknik supervisi

mempunyai kecenderungan dalam rangka memberikan suatu

rangsangan atau motivasi kepada karyawan sehingga mereka dapat

bekerja secara maksimal pada perusahaan.

b. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and

administration)

Dengan adanya bentuk kebijakan dan administrasi yang sesuai dengan

kondisi para karyawan akan menjadikan suatu motivasi bagi karyawan

dalam bekerja.

c. Gaji (wages)

Masalah gaji merupakan fungsi yang paling sulit dan membingungkan

karena berhubungan dengan hak individu seseorang sebagai karyawan

dalam menerima imbalan atas kerja mereka kompensai atau gaji sangat

penting untuk diperhatikan mengingat dengan adanya kompensasi

akan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang secara

(47)

28

d. Kondisi kerja (working condition)

Merupakan suatu keadaan dimana karyawan melakukan aktivitasnya,

kondisi kerja erat kaitannya dengan kondisi pekerjaan dan rekan kerja

yang terdapat dalam suatu lingkungan kerja. Lebih jauh lagi kondisi

kerja sangat erat kaitannya dengan suasana kerja yang terdapat pada

suatu perusahaan baik mengenai hubungan antar karyawan dan kondisi

fisik dimana seoarang karyawan bekerja.

6. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan teori sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran yang berkaitan dengan analisis kepuasan kerja karyawan tetap dan

kontrak PT. GASULINDO Lumajang ditinjau dari teori dua faktor

Herzberg’s, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat kita ketahui apakah terdapat

hubungan faktor hygiene dan faktor motivator dengan kepuasan kerja

(48)

29

7. Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan kajian teori yang digunakan maka

hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Diduga faktor motivator dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo

Lumajang memiliki hubungan yang kuat dan signifikan.

b. Diduga faktor hygiene dan kepuasan kerja karyawan PT. Gasulindo

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Eksperimen Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Asessment For Learning (AfL) Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Matematis (Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Kebijakan TKD ini ditetapkan dalam Peraturan Walikota Manado Nomor 03 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah/diganti dengan Peraturan Walikota Manado Nomor 05

Dengan membawa persyaratan ASLI dan SALINAN (dalam bentuk format kertas A4) yang akan diklarifikasi sesuai data dalam dokumen kualifikasi, antara lain :.. ULP Kabupaten Kayong

dapal ditihal dmg.n adanya sktem pmgawM y&g ditetapk$ al..h intm bank ].ns *su.i

Kondisi ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa santri yang mengambil progam tahfidz atau subjek dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki perilaku atau aspek yang terdapat

Based on interpretation of gravity maps, total magnetic intensity maps, and subsurface geological model at the top of the Mesozoic, could be concluded that the

Lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang perawatan pneumonia di rumah, memberikan makanan bergizi dan membersihkan jalan nafas, lebih dari setengah

Analisis Perbedaan Responsi dan Perilaku Konsumen Berdasarkan Frekuensi Belanja Terhadap Bauran Pemasaran Pada KPRI Karya Utama Tegaldlimo Banyuwangi; Vinda Icun