• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mise-en-scene Film Amelie (Sebuah Analisa Semiotika)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mise-en-scene Film Amelie (Sebuah Analisa Semiotika)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Mise­en­scene Film Amelie(Sebuah Analisa Semiotika)

 

Oleh: RISQA TRI PRASISTA ( 00220285 ) 

Communication science  Dibuat: 2007­07­19 , dengan 2 file(s). 

Keywords: Mise­en­scene, Film, Semiotik 

ABSTRAK 

Mise­en­scene (baca: meez­ahn­sen) berasal dari bahasa Perancis yang berarti “menempatkan  pada panggung” atau “menempatkan pada adegan”. Berawal dari penggunaan pada panggung  teater, kini istilah itu digunakan dalam kajian film (film studies) untuk menandakan bagaimana  adegan tertentu dibingkai (framing). Mise­en­scene dapat juga berarti pengartikulasian ruang  sinematis atau juga dapat diartikan sebagai pemetaan adegan atau segala sesuatu yang diletakkan  dan diatur didepan kamera dalam suatu produksi film. Unsur­unsur yang terdapat dalam Mise­  en­scene yaitu: akting & pergerakan pemain, kostum & Make­up, setting & dekorasi, ruang  (space) dan komposisi, Lighting (Pencahayaan). 

Film yang dipilih dalam penelitian ini berjudul Amelie. Film yang dibintangi oleh aktris Perancis  Audrey Tautou dan aktor Perancis Mathieu Kassovitz ini diproduksi pada tahun 2001 dan 

disutradarai oleh sutradara Perancis, Jean­Pierre Jeunet. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan  bagaimana unsur­unsur Mise­en­Scene dalam film Amelie dikomposisikan dan mengungkapkan  apa makna dari unsur­unsur Mise­en­Scene dalam film Amelie tersebut. 

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika model Roland Barthes dengan pendekatan  interpretatif, dimana upaya tersebut untuk menginterpretasikan tanda­tanda yang terdapat dalam  film. Alasan peneneliti menggunakan analisa semiotika model Barthes karena peneliti tertarik  dengan gagasan signifikansi dua tahap (two order of signification) yang dikemukakan oleh  Barthes. Signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam  sebuah tanda terhadap realitas eksternal yang disebut juga oleh Barthes sebagai denotasi, yaitu  makna paling nyata dari tanda. Sedangkan signifikansi tahap kedua yang juga disebut sebagai  konotasi merupakan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari  pembaca serta nilai­nilai kebudayaannya. Konotasi, bagi Barthes identik dengan operasi 

ideologi, yang disebutnya sebagai mitos (myth). 

Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek atau gejala  alam. Mempelajari film berarti mempelajari budaya karena film merupakan cerminan nyata  masyarakat dimana film itu diproduksi. Memahami kebudayaan berarti mengeksplorasi  bagaimana makna dihasilkan secara simbolis melalui praktik­praktik pemaknaan bahasa. Di  dalam film juga terdapat ideologi pembuat film. Salah satu cara untuk memahami suatu ideologi  adalah dengan mempelajari mitos. 

Setelah menemukan penanda­penanda (Signifiers) peneliti kemudian memaknai petanda denotasi  (denotative signified) dan petanda konotasi (conotative signified). Sesuai dengan metode 

semiotika model Roland Barthes terdapat dua tingkatan pemaknaan dalam penelitian ini. Pada  pemaknaan tataran tingkat pertama, film ini adalah sebuah film tentang seorang gadis Perancis  yang lugu dan penyendiri dan sedang mencoba mengatasi kebingungan yang dia hadapi saat ia  jatuh cinta pada seorang Pria. 

(2)

yang merepresentasikan sosok perempuan Perancis masa kini yang cerdas serta mewarisi nilai­  nilai sosial dan kepahlawanan. Film ini menampilkan karakter orang­orang Perancis yang unik,  menaruh perhatian dan penghargaan yang besar terhadap seni dan budaya, bebas, demokratis,  nasionalis, dan patriotis. Dalam film ini terdapat ideologi patriotik dan nasionalistik dari individu  Perancis yang coba dikomunikasikan oleh filmmaker. Amelie yang tangguh, berjiwa sosial  tinggi, imajinatif, dan cerdas, adalah pahlawan perempuan Perancis sekaligus pengawas dan  pelindung kota Paris (dan Perancis secara luas) dalam bentuk fiksi yang diciptakan oleh  filmmaker. 

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan analisis semiotika mitologi Roland Barthes untuk melihat dan menganalisis

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika, yaitu dengan semiotika Roland Barthes yang mengacu terhadap dua tanda (konotasi dan denotasi) untuk memahami makna yang

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Representasi, Film Sebagai Media Massa, Semiotika Roland Barthes, Mitologi Roland Barthes, Pengkultusan, Legitimasi

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan analisis semiotika mitologi Roland Barthes untuk melihat dan menganalisis

Studi analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada semiotika Roland Barthes, dimana mengupas makna dibalik tanda setiap lirik dalam lagu tersebut dengan peta tanda

Analisis semiotika Roland Barthes digunakan untuk menginterpretasikan dan memaknai tanda-tanda pada objek penelitian terkait konstruksi mitos kehebatan susu formula

Fokus penelitian yang digunakan analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda, khususnya dari pandangan Roland Barthes, mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya

Penggunaan analisis semiotika Roland Barthes adalah untuk membuka mitos dalam film dengan memperlihatkan aspek kesejajaran sehingga tampak suatu makna yang muncul dari tanda dalam