KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA JAWA SISWA KELAS IV
MI ASSALAM BATU
SKRIPSI
OLEH:
MALIKA FITROTUL KHOIRIYAH NIM: 201010430311422
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN
KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SISWA
KELAS IV MI ASSALAM BATU
Malika Fitrotul Khoiriyah
Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Malang
dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengesahkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 29 April 2016
Dekan FKIP,
Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes
Dewan Penguji: Tanda Tangan:
1. Arina Restian, M. Pd 1. ………
2. Sri Agustin Mulyani, M. Pd 2. ………
3. Dr. Elly Purwanti, M. P 3. ………
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Kemampuan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas IV MI Assalam Batu”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan,
bantuan dan dorongan dari bebagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.
2. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan
administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.
3. Dra. Elly Purwanti, M.P, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.
4. Dr. Arif Budi Wuriyanto, M.Si, selaku pembimbing II yang telah sabar
memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.
5. Kepala sekolah dan guru kelas IV di MI Assalam Batu yang telah
memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian dalam tugas akhir ini.
6. Ayahanda Kodir serta Ibunda Sri Sukemi dan adikku tercinta yang selalu
memberi doa, dukungan, dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini,
juga keluarga besar yang selalu memberi dukungan.
7. Teman-teman PGSD angkatan 2010 yang senantiasa memberikan semangat,
saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu
persatu.
bermanfaat bagi peneliti maupun orang lain yang membacanya saat ini maupun di kemudian hari.
Malang, 29 April 2016
Malika Fitrotul
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
E. Definisi Operasional ... 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA 12 A. Kemampuan Berbicara ... 12
B. Keterampilan Berbicara ... 15
C. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD ... 24
D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32
E. Kerangka Pikir ... 35
BAB III : METODE PENELITIAN 36 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 36
B. Lokasi Penelitian ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 47
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 60 A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1
Pedoman Penelitian ... 63
LAMPIRAN 2
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas ... 70
LAMPIRAN 3
Hasil Wawancara dengan Siswa ... 73
LAMPIRAN 4
Daftar Nilai Kemampuan Berbicara Bahasa Jawa Kelas IV ... 75
LAMPIRAN 5
Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Kelas IV... 77
LAMPIRAN 6
DAFTAR PUSTAKA
Arman Agung. 2008. Keterampilan Berbicara Rhetorika dan Berbicara Efektif. http://keterampilan.berbicara.com [21 Desember 2015 20.15 WIB].
Depdiknas. 2007. Kurikulum KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dendy Sugono. 2009. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Dhieni, Nurbiana., dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Gorys Keraf. 2001. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Hassan Nur. 2008. Berbicara di depan umum? Siapa takut!. http://berbicara didepan.umum.siapa.takut/LibraryCorner.html [21 Desember 2015 20.25 WIB].
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.. 2001. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Munawaroh. 2008. Bahan Berbicara Modul 4. http://bunga.impian.semusim. bahan.berbicara.mht/. [Diakses tgl 20 Desember 2015)
Solchan, T.W., dkk.2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suharmono, Kasirun.2006. “Upaya Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan
Sastra Jawa di dalam Masyarakat”. Makalah Kongres Bahasa Jawa IV. Tanggal 10-19 September 2006. Hotel Patra Jasa.
Susumo Kuno, dkk.. 2001. “Response to Aoun and Li”. Language. No. 1
(77): 142. Harvard University Cambridge.
Tarigan, HG., 2003, Berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa.
Tubiyono, 2012, Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/188/KPTS/013/2005 tentang Kurikulum Bahasa Jawa Untuk jenjang SD dan SMP atau Sederajat di seluruh wilayah Jawa Timur.
Zuber Safawi. 2006. “Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kurikulum Tingkat
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerapan berbicara bahasa Jawa belum sepenuhnya dilaksanakan
dalam pembelajaran bahasa Jawa, karena dalam proses belajar mengajar guru
masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar pembelajaran
bahasa Jawa. Siswa kurang menguasai penggunaan bahasa Jawa dalam
penerapan berbicara di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari hal ini
disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa.
Kemampuan berbicara bahasa Jawa siswa dalam berkomunikasi sangat
terbatas. Mayoritas siswa berbicara sering menggunakan bahasa Indonesia
daripada menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, baik dalam
lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran bahasa Jawa
merupakan salah satu pelajaran yang sudah kuno dan mereka lebih menyukai
belajar bahasa asing daripada bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Terlebih
dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini bahasa
Jawa terancam punah karena ditinggalkan penuturnya. Dari realitas
tersebut dikhawatirkan bahasa dan unggah-ungguh Jawa akan hilang dari
peredaran masyarakat di Jawa yang akan berakibat pada perubahan perilaku
masyarakat dalam bertindak dan berbahasa.
Pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi ini, berbagai upaya
untuk pemertahanan bahasa dan menjaga kelestarian bahasa yang ada di
2
(Suharmono, 2006:83-85). Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai
oleh siswa dalam pendidikan formal atau sekolah adalah berbicara, sebab
keterampilan berbicara dalam proses pembelajaran menunjang keterampilan
lainnya (Tarigan, 1986:86).
Keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan
pengarahan yang intensif. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara
yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.
Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan
menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di
lapangan adalah bahwa tidak semua siswa kelas IV MI Assalam mempunyai
kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan
berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara
atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178)
bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan
memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial
berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu. Sedangkan,
keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk
membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,
menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut
memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan
kepada orang lain.
Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah
Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran
3
kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Keterampilan
berbicara harus dikuasai oleh para siswa Sekolah Dasar karena keterampilan
ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di Sekolah
Dasar. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan
belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar
akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran.
Guru bahasa Jawa juga perlu mendapat perhatian dari Pemerintah
seperti guru mata pelajaran lainnya. Seperti yang digambar Nurwahyudi,
pengangkatan guru Bahasa Jawa yang tidak selancar guru bidang lain, yang
istilahnya dipandang sebelah mata atau dinomorsekiankan. Padahal, dengan
adanya Peraturan Gubernur Jawa Timur No.19 Tahun 2014 dijelaskan bahwa:
1) Bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa disiapkan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota bekerja sama dengan institusi/pihak yang terkait.
2) Muatan lokal bahasa daerah dimaksudkan sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter.
3) Muatan lokal bahasa daerah di Jawa Timur bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mengkreasikan bahasa dan sastra daerah.
4) Materi ajar bahasa daerah dapat diperkaya dengan hal ihwal yang kontekstual dengan keadaan dan perkembangan budaya dan tata nilai di kabupaten kota masing-masing.
5) Materi ajar bahasa daerah dipilih dan ditekankan pada bahan yang bersifat pragmatik, komunikatif, rekreaktif, dan berdaya guna bagi kehidupan siswa.
4
Berpijak dari Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 tahun 2014
dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Jawa di tingkat SMA/SMK/MA
di Jawa Timur telah memiliki dasar hukum yang kuat sebagai
implementasi muatan lokal Kurikulum 2013, yang menegaskan bahwa :
Mata pelajaran bahasa daerah masih tetap ada dalam Kurikulum 2013 tetapi pengaturan dan pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing daerah. Bahasa daerah dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal (https://www.academia.edu/semiloka Badan Bahasa/2014, diakses 25 Desember 2015).
Adanya bahasa Jawa sebagai muatan lokal bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar memiliki
wawasan yang terdapat di daerahnya yaitu mengembangkan kemampuan dan
keterampilan berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Jawa,
meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa, serta
memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa
sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. Ruang lingkup kompetensi mata
pelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa terbagi atas aspek kompetensi
berbahasa dan bersastra dalam kerangka budaya Jawa. Aspek kompetensi
berbahasa dan bersastra masing-masing terbagi atas sub aspek menyimak,
berbicara, membaca dan menulis (Rohmadi, 2011: 11).
Selain memberikan bekal penguasaan keterampilan berbahasa Jawa,
Pembelajaran bahasa Jawa di jenjang sekolah dasar, melalui pembelajaran
keterampilan berbicara juga membekali peserta didik mengenai kesantunan
berbahasa sesuai dengan konteks budaya Jawa. Berdasarkan observasi awal di
5
yang telah dijelaskan diatas. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan guru kelas IV ibu Sumari, S.Pd. dikatakan bahwa :
Saat mengikuti kegiatan proses pembelajaran bahasa Jawa, siswa kelas IV di MI Assalam Batu lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Jawa, hal ini dikarenakan siswa kesulitan dalam mengucapkan dan memahmi bahasa Jawa (Guru Bahasa Jawa Kelas IV, 2015: 15 Desember ).
Berdasarkan pernyataan guru kelas tersebut dapat diartikan bahwa
dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya keterampilan berbicara siswa saat
proses pembelajaran mengalami beberapa hambatan diantaranya adalah siswa
belum terlatih menggunakan bahasa Jawa terutama bahasa krama yang baik di
sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Di lingkungan keluarga yang
mestinya sebagai tempat pembelajaran bahasa ibu, orangtua kurang
memberikan pembiasaan kepada anak untuk berbicara dengan bahasa Jawa,
Siswa kurang memahaminya penggunaan serta penerapannya, artinya dengan
siapa bahasa jawa digunakan untuk berkomunikasi, kapan waktu berbicara dan
dimana siswa berbicara.
Banyak ditemui siswa dalam berbicara menggunakan bahasa yang tidak
sesuai dengan unggah-ungguh bahasa Jawa serta kurang mencerminkan sikap
positif kepada orang disekitarnya, baik dengan teman sebaya, teman yang
lebih muda, maupun orang yang lebih tua. Sikap kurang positif tersebut
diantaranya adalah tidak adanya tatakrama dalam berbicara dengan orang yang
lebih tua. Cara berbicara tidak menggunakan bahasa Jawa krama yang bagus,
melainkan menggunakan bahasa Jawa ngoko yang seharusnya digunakan
untuk berbicara kepada teman sebaya.
Hal tersebut yang dapat membuat siswa kurang memahami tutur kata
6
dalam berbicara, padahal sebagian besar orang percaya bahwa pemakaian
bahasa Jawa terutama tingkat tutur mencerminkan sopan santun dan budi
pekerti. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai juga bahasa
campuran antara bahasa Jawa ngoko dan bahasa Indonesia, sehingga
menimbulkan banyaknya pengucapan kata bahasa Jawa yang tidak dimengerti
oleh siswa, baik dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan sekolah, maupun
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Misalnya pengucapan bunyi vocal dan konsonan dalam berbicara,
pengucapan, ketepatan lafal berbicara, penggunaan intonasi dalam berbicara,
kelancaran dan kejelasan siswa dalam berbicara bahasa Jawa yang dimiliki
siswa juga menjadi penyebab kurang maksimalnya ketercapaian kemampuan
dan keterampilan berbicara, sehingga seringkali ditemui bahasa Jawa
bercampur dengan bahasa dialek. Kesulitan tersebut ditandai dengan
rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Jawa yang diperoleh siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Kemampuan Ketrampilan
Berbicara Bahasa Jawa Bagi Siswa Kelas IV MI Assalam Batu. Sehingga
menjadi alasan dipilihnya judul tersebut karena peneliti menemukan bahwa
dalam proses pembelajaran bahasa Jawa hanya sebagai materi pelajaran yang
diberikan kepada siswa tanpa ada waktu untuk mempraktikkan atau
menggunakan keterampilan yang dimilikinya secara mendalam agar siswa
mampu menggunakan kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan pengucapan bunyi vokal dan
konsonan siswa dalam berbicara bahasa Jawa?
2. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan pengucapan kata siswa dalam
berbicara bahasa Jawa?
3. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan ketepatan lafal siswa dalam
berbicara bahasa Jawa?
4. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan siswa menggunakan intonasi
dalam berbicara bahasa Jawa?
5. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan kelancaran dan kejelasan siswa
dalam berbicara bahasa Jawa?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan
pengucapan bunyi vokal dan konsonan siswa dalam berbicara bahasa Jawa?
2. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan
pengucapan kata siswa dalam berbicara bahasa Jawa?
3. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan
ketepatan lafal siswa dalam berbicara bahasa Jawa?
4. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan siswa
8
5. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan
kelancaran dan kejelasan siswa dalam berbicara bahasa Jawa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran tentang kemampuan keterampilan yang
dimiliki oleh siswa kelas IV MI Assalam, sehingga diharapkan dapat
memberikan referensi khasanah kepustakaan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap
siswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengukur
kemampuan dan keterampilan berbicara bahasa Jawa.
b. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi sekaligus
masukan untuk pelaksanaan kurikulum muatan lokal bahasa Jawa
c. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
peneliti lanjutan khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun
skripsi dengan permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan
9
E.Definisi Operasional 1. Kemampuan
Kemampuan adalah kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan), keuletan untuk melakukan perbuatan. Setiap
individu mempunyai kemampuan tersendiri untuk mengeluarkan sumber
daya internal dan bakat agar dapat mendatangkan manfaat bagi diri sendiri
maupun bagi lingkungannya (Caplin, 2001). Hal ini dapat diartikan bahwa
kemampuan merupakan semua kondisi psikologi yang diperlukan untuk
menunjukkan suatu aktifitas.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan
sebuah kompetensi yang dimiliki individu atau kelompok dalam melakukan
sebuah kegiatan secara maksimal, mahir, tepat dan mendapatkan hasil
maksimal.
2. Ketrampilan
Keterampilan merupakan salah satu perwujudan atau manifestasi
perilaku belajar. Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromushcular) yang lazimnya tampak
dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan
sebagainya (Muhibbin, 2010:117).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak
berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara.
Berbicara sebagai tingkah laku yang harus dipelajari dahulu, kemudian baru
10
3. Berbicara
Merupakan kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan
mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide,
gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan intraksi kepada
orang lain. Menurut Nurgiantoro (2010: 399) berbicara merupakan suatu
kemampuan mengucapkan kata-kata (bunyi artikulasi) yang diekspresikan
untuk menyampaikan gagasan.
Jadi pengertian dari kemampuan berbicara merupakan kemampuan
untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. Pesan disini
ialah berupa pikiran, perasaan, sikap, tanggapan, penilaian dan sebagainya.
Sedangkan keterampilan berbicara adalah keterampilan berbahasa yang
sering digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat,
sehingga proses pembelajarannya lebih mengutamakan praktik
penggunaan bahasa untuk berkomunikasi daripada pembelajaran kaidah
- kaidah bahasa.
4. Bahasa Jawa
1. Bahasa Jawa merupakan bahasa seorang ibu dan bapak daerah Jawa
dalam mendidik anaknya sejak lahir,
2. Bahasa Jawa merupakan alat utama bagi bangsa Jawa (seperti bahasa
daerah lain bagi bangsa itu) dalam menyelenggarakan pendidikan budi
pekerti, dasar pembentukan manusia susila sendi kepribadian nasional
(Tasyarismiyanto, 2012).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Bahasa Jawa
11
daerah lalin untuk daerahnya) dalam hidup sehari-hari, sehingga segala
pengertian yang menuju kehidupan baru (dan masyarakat Indonesia) bagi