• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SISWA KELAS IV MI ASSALAM BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SISWA KELAS IV MI ASSALAM BATU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA JAWA SISWA KELAS IV

MI ASSALAM BATU

SKRIPSI

OLEH:

MALIKA FITROTUL KHOIRIYAH NIM: 201010430311422

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SISWA

KELAS IV MI ASSALAM BATU

Malika Fitrotul Khoiriyah

Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Malang

dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mengesahkan:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 29 April 2016

Dekan FKIP,

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes

Dewan Penguji: Tanda Tangan:

1. Arina Restian, M. Pd 1. ………

2. Sri Agustin Mulyani, M. Pd 2. ………

3. Dr. Elly Purwanti, M. P 3. ………

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Kemampuan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas IV MI Assalam Batu”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan,

bantuan dan dorongan dari bebagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

2. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan

administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

3. Dra. Elly Purwanti, M.P, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.

4. Dr. Arif Budi Wuriyanto, M.Si, selaku pembimbing II yang telah sabar

memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

5. Kepala sekolah dan guru kelas IV di MI Assalam Batu yang telah

memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian dalam tugas akhir ini.

6. Ayahanda Kodir serta Ibunda Sri Sukemi dan adikku tercinta yang selalu

memberi doa, dukungan, dan kasih sayang dalam menyelesaikan skripsi ini,

juga keluarga besar yang selalu memberi dukungan.

7. Teman-teman PGSD angkatan 2010 yang senantiasa memberikan semangat,

saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu

persatu.

(4)

bermanfaat bagi peneliti maupun orang lain yang membacanya saat ini maupun di kemudian hari.

Malang, 29 April 2016

Malika Fitrotul

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

E. Definisi Operasional ... 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA 12 A. Kemampuan Berbicara ... 12

B. Keterampilan Berbicara ... 15

C. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD ... 24

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

E. Kerangka Pikir ... 35

BAB III : METODE PENELITIAN 36 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 36

(6)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 60 A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1

Pedoman Penelitian ... 63

LAMPIRAN 2

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas ... 70

LAMPIRAN 3

Hasil Wawancara dengan Siswa ... 73

LAMPIRAN 4

Daftar Nilai Kemampuan Berbicara Bahasa Jawa Kelas IV ... 75

LAMPIRAN 5

Daftar Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Kelas IV... 77

LAMPIRAN 6

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arman Agung. 2008. Keterampilan Berbicara Rhetorika dan Berbicara Efektif. http://keterampilan.berbicara.com [21 Desember 2015 20.15 WIB].

Depdiknas. 2007. Kurikulum KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dendy Sugono. 2009. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

Dhieni, Nurbiana., dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.

Hassan Nur. 2008. Berbicara di depan umum? Siapa takut!. http://berbicara didepan.umum.siapa.takut/LibraryCorner.html [21 Desember 2015 20.25 WIB].

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.. 2001. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Muhibbin Syah, 2010, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Munawaroh. 2008. Bahan Berbicara Modul 4. http://bunga.impian.semusim. bahan.berbicara.mht/. [Diakses tgl 20 Desember 2015)

Solchan, T.W., dkk.2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suharmono, Kasirun.2006. “Upaya Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan

Sastra Jawa di dalam Masyarakat”. Makalah Kongres Bahasa Jawa IV. Tanggal 10-19 September 2006. Hotel Patra Jasa.

Susumo Kuno, dkk.. 2001. “Response to Aoun and Li”. Language. No. 1

(77): 142. Harvard University Cambridge.

Tarigan, HG., 2003, Berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa.

Tubiyono, 2012, Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/188/KPTS/013/2005 tentang Kurikulum Bahasa Jawa Untuk jenjang SD dan SMP atau Sederajat di seluruh wilayah Jawa Timur.

Zuber Safawi. 2006. “Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kurikulum Tingkat

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan berbicara bahasa Jawa belum sepenuhnya dilaksanakan

dalam pembelajaran bahasa Jawa, karena dalam proses belajar mengajar guru

masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar pembelajaran

bahasa Jawa. Siswa kurang menguasai penggunaan bahasa Jawa dalam

penerapan berbicara di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari hal ini

disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa.

Kemampuan berbicara bahasa Jawa siswa dalam berkomunikasi sangat

terbatas. Mayoritas siswa berbicara sering menggunakan bahasa Indonesia

daripada menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, baik dalam

lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran bahasa Jawa

merupakan salah satu pelajaran yang sudah kuno dan mereka lebih menyukai

belajar bahasa asing daripada bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Terlebih

dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini bahasa

Jawa terancam punah karena ditinggalkan penuturnya. Dari realitas

tersebut dikhawatirkan bahasa dan unggah-ungguh Jawa akan hilang dari

peredaran masyarakat di Jawa yang akan berakibat pada perubahan perilaku

masyarakat dalam bertindak dan berbahasa.

Pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi ini, berbagai upaya

untuk pemertahanan bahasa dan menjaga kelestarian bahasa yang ada di

(10)

2

(Suharmono, 2006:83-85). Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai

oleh siswa dalam pendidikan formal atau sekolah adalah berbicara, sebab

keterampilan berbicara dalam proses pembelajaran menunjang keterampilan

lainnya (Tarigan, 1986:86).

Keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan

pengarahan yang intensif. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara

yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.

Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan

menyimak dan memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di

lapangan adalah bahwa tidak semua siswa kelas IV MI Assalam mempunyai

kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan

berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara

atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178)

bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan

memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial

berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu. Sedangkan,

keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk

membuat pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan,

menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut

memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan

kepada orang lain.

Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah

Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran

(11)

3

kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Keterampilan

berbicara harus dikuasai oleh para siswa Sekolah Dasar karena keterampilan

ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di Sekolah

Dasar. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan

belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan

berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar

akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk

semua mata pelajaran.

Guru bahasa Jawa juga perlu mendapat perhatian dari Pemerintah

seperti guru mata pelajaran lainnya. Seperti yang digambar Nurwahyudi,

pengangkatan guru Bahasa Jawa yang tidak selancar guru bidang lain, yang

istilahnya dipandang sebelah mata atau dinomorsekiankan. Padahal, dengan

adanya Peraturan Gubernur Jawa Timur No.19 Tahun 2014 dijelaskan bahwa:

1) Bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa disiapkan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota bekerja sama dengan institusi/pihak yang terkait.

2) Muatan lokal bahasa daerah dimaksudkan sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter.

3) Muatan lokal bahasa daerah di Jawa Timur bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mengkreasikan bahasa dan sastra daerah.

4) Materi ajar bahasa daerah dapat diperkaya dengan hal ihwal yang kontekstual dengan keadaan dan perkembangan budaya dan tata nilai di kabupaten kota masing-masing.

5) Materi ajar bahasa daerah dipilih dan ditekankan pada bahan yang bersifat pragmatik, komunikatif, rekreaktif, dan berdaya guna bagi kehidupan siswa.

(12)

4

Berpijak dari Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 tahun 2014

dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Jawa di tingkat SMA/SMK/MA

di Jawa Timur telah memiliki dasar hukum yang kuat sebagai

implementasi muatan lokal Kurikulum 2013, yang menegaskan bahwa :

Mata pelajaran bahasa daerah masih tetap ada dalam Kurikulum 2013 tetapi pengaturan dan pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing daerah. Bahasa daerah dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal (https://www.academia.edu/semiloka Badan Bahasa/2014, diakses 25 Desember 2015).

Adanya bahasa Jawa sebagai muatan lokal bertujuan untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar memiliki

wawasan yang terdapat di daerahnya yaitu mengembangkan kemampuan dan

keterampilan berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Jawa,

meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa, serta

memupuk tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa

sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional. Ruang lingkup kompetensi mata

pelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa terbagi atas aspek kompetensi

berbahasa dan bersastra dalam kerangka budaya Jawa. Aspek kompetensi

berbahasa dan bersastra masing-masing terbagi atas sub aspek menyimak,

berbicara, membaca dan menulis (Rohmadi, 2011: 11).

Selain memberikan bekal penguasaan keterampilan berbahasa Jawa,

Pembelajaran bahasa Jawa di jenjang sekolah dasar, melalui pembelajaran

keterampilan berbicara juga membekali peserta didik mengenai kesantunan

berbahasa sesuai dengan konteks budaya Jawa. Berdasarkan observasi awal di

(13)

5

yang telah dijelaskan diatas. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan guru kelas IV ibu Sumari, S.Pd. dikatakan bahwa :

Saat mengikuti kegiatan proses pembelajaran bahasa Jawa, siswa kelas IV di MI Assalam Batu lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Jawa, hal ini dikarenakan siswa kesulitan dalam mengucapkan dan memahmi bahasa Jawa (Guru Bahasa Jawa Kelas IV, 2015: 15 Desember ).

Berdasarkan pernyataan guru kelas tersebut dapat diartikan bahwa

dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya keterampilan berbicara siswa saat

proses pembelajaran mengalami beberapa hambatan diantaranya adalah siswa

belum terlatih menggunakan bahasa Jawa terutama bahasa krama yang baik di

sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Di lingkungan keluarga yang

mestinya sebagai tempat pembelajaran bahasa ibu, orangtua kurang

memberikan pembiasaan kepada anak untuk berbicara dengan bahasa Jawa,

Siswa kurang memahaminya penggunaan serta penerapannya, artinya dengan

siapa bahasa jawa digunakan untuk berkomunikasi, kapan waktu berbicara dan

dimana siswa berbicara.

Banyak ditemui siswa dalam berbicara menggunakan bahasa yang tidak

sesuai dengan unggah-ungguh bahasa Jawa serta kurang mencerminkan sikap

positif kepada orang disekitarnya, baik dengan teman sebaya, teman yang

lebih muda, maupun orang yang lebih tua. Sikap kurang positif tersebut

diantaranya adalah tidak adanya tatakrama dalam berbicara dengan orang yang

lebih tua. Cara berbicara tidak menggunakan bahasa Jawa krama yang bagus,

melainkan menggunakan bahasa Jawa ngoko yang seharusnya digunakan

untuk berbicara kepada teman sebaya.

Hal tersebut yang dapat membuat siswa kurang memahami tutur kata

(14)

6

dalam berbicara, padahal sebagian besar orang percaya bahwa pemakaian

bahasa Jawa terutama tingkat tutur mencerminkan sopan santun dan budi

pekerti. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai juga bahasa

campuran antara bahasa Jawa ngoko dan bahasa Indonesia, sehingga

menimbulkan banyaknya pengucapan kata bahasa Jawa yang tidak dimengerti

oleh siswa, baik dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan sekolah, maupun

dalam proses pembelajaran berlangsung.

Misalnya pengucapan bunyi vocal dan konsonan dalam berbicara,

pengucapan, ketepatan lafal berbicara, penggunaan intonasi dalam berbicara,

kelancaran dan kejelasan siswa dalam berbicara bahasa Jawa yang dimiliki

siswa juga menjadi penyebab kurang maksimalnya ketercapaian kemampuan

dan keterampilan berbicara, sehingga seringkali ditemui bahasa Jawa

bercampur dengan bahasa dialek. Kesulitan tersebut ditandai dengan

rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Jawa yang diperoleh siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka peneliti ingin

melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Kemampuan Ketrampilan

Berbicara Bahasa Jawa Bagi Siswa Kelas IV MI Assalam Batu. Sehingga

menjadi alasan dipilihnya judul tersebut karena peneliti menemukan bahwa

dalam proses pembelajaran bahasa Jawa hanya sebagai materi pelajaran yang

diberikan kepada siswa tanpa ada waktu untuk mempraktikkan atau

menggunakan keterampilan yang dimilikinya secara mendalam agar siswa

mampu menggunakan kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik

(15)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan pengucapan bunyi vokal dan

konsonan siswa dalam berbicara bahasa Jawa?

2. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan pengucapan kata siswa dalam

berbicara bahasa Jawa?

3. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan ketepatan lafal siswa dalam

berbicara bahasa Jawa?

4. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan siswa menggunakan intonasi

dalam berbicara bahasa Jawa?

5. Bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan kelancaran dan kejelasan siswa

dalam berbicara bahasa Jawa?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendiskripsikan:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan

pengucapan bunyi vokal dan konsonan siswa dalam berbicara bahasa Jawa?

2. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan

pengucapan kata siswa dalam berbicara bahasa Jawa?

3. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan

ketepatan lafal siswa dalam berbicara bahasa Jawa?

4. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan siswa

(16)

8

5. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kemampuan ketrampilan

kelancaran dan kejelasan siswa dalam berbicara bahasa Jawa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran tentang kemampuan keterampilan yang

dimiliki oleh siswa kelas IV MI Assalam, sehingga diharapkan dapat

memberikan referensi khasanah kepustakaan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap

siswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengukur

kemampuan dan keterampilan berbicara bahasa Jawa.

b. Bagi Sekolah:

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi sekaligus

masukan untuk pelaksanaan kurikulum muatan lokal bahasa Jawa

c. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

peneliti lanjutan khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun

skripsi dengan permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan

(17)

9

E.Definisi Operasional 1. Kemampuan

Kemampuan adalah kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan), keuletan untuk melakukan perbuatan. Setiap

individu mempunyai kemampuan tersendiri untuk mengeluarkan sumber

daya internal dan bakat agar dapat mendatangkan manfaat bagi diri sendiri

maupun bagi lingkungannya (Caplin, 2001). Hal ini dapat diartikan bahwa

kemampuan merupakan semua kondisi psikologi yang diperlukan untuk

menunjukkan suatu aktifitas.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan

sebuah kompetensi yang dimiliki individu atau kelompok dalam melakukan

sebuah kegiatan secara maksimal, mahir, tepat dan mendapatkan hasil

maksimal.

2. Ketrampilan

Keterampilan merupakan salah satu perwujudan atau manifestasi

perilaku belajar. Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan

urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromushcular) yang lazimnya tampak

dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan

sebagainya (Muhibbin, 2010:117).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan

berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak

berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara.

Berbicara sebagai tingkah laku yang harus dipelajari dahulu, kemudian baru

(18)

10

3. Berbicara

Merupakan kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan

mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide,

gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan intraksi kepada

orang lain. Menurut Nurgiantoro (2010: 399) berbicara merupakan suatu

kemampuan mengucapkan kata-kata (bunyi artikulasi) yang diekspresikan

untuk menyampaikan gagasan.

Jadi pengertian dari kemampuan berbicara merupakan kemampuan

untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. Pesan disini

ialah berupa pikiran, perasaan, sikap, tanggapan, penilaian dan sebagainya.

Sedangkan keterampilan berbicara adalah keterampilan berbahasa yang

sering digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat,

sehingga proses pembelajarannya lebih mengutamakan praktik

penggunaan bahasa untuk berkomunikasi daripada pembelajaran kaidah

- kaidah bahasa.

4. Bahasa Jawa

1. Bahasa Jawa merupakan bahasa seorang ibu dan bapak daerah Jawa

dalam mendidik anaknya sejak lahir,

2. Bahasa Jawa merupakan alat utama bagi bangsa Jawa (seperti bahasa

daerah lain bagi bangsa itu) dalam menyelenggarakan pendidikan budi

pekerti, dasar pembentukan manusia susila sendi kepribadian nasional

(Tasyarismiyanto, 2012).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Bahasa Jawa

(19)

11

daerah lalin untuk daerahnya) dalam hidup sehari-hari, sehingga segala

pengertian yang menuju kehidupan baru (dan masyarakat Indonesia) bagi

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu mata pelajaran yang cocok menggunakan media flash adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa adalah mata pelajaran muatan lokal wajib di daerah Jawa Tengah. Saat ini

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 yang terkait dengan

Dan berdasarkan perhitungan r determinan diketahui besarnya pengaruh penerapan program sebaja sehari berbahasa Jawa terhadap keterampilan berbicara bahasa Jawa krama

Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa/Madrasah Ibtidaiyah Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang terdapat tiga permasalahan,

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan program muatan lokal khususnya bahasa jawa yaitu melestarikan dan mempertahankan tradisi atau

Pembelajaran bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal dititikberatkan pada penguasaan kosakata siswa sekolah dasar yang diajarkan pada pembelajaran dengan metode

Nama : Nirmala NIM : 1102422088 Matkul : Perencanaan Pembelajaran Rombel : C/3 Modul Ajar Judul Modul Ajar Serat wedhatama Pupuh Pangkur Mata Pelajaran Bahasa Jawa

Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match pada kelas IV SDN Cikerut dalam mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa Cilegon