• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

NURHALIMAH HARAHAP

112500042

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara Medan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III bagi mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat masukan dan

bimbingan serta saran dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moral maupun material,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang terhormat:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S,Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi D-III Keperawatan,

Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan memberikan

waktunya kapada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga

dapat selesai tepat waktu.

7. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji yang dengan

(4)

8. Staf Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan,

yang telah memberikan tempat, waktu, dan kesempatan kapada penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

9. Kepada kedua orang tua , Ayanda (H.Sahren Harahap) dan Ibunda (Hj.

Masnun Pasaribu), Kakak (Siti Aminah hrp dan Nurjannah hrp, AMkeb)

Abang (Raja Mansya Putra Hrp), Adik (Nurhasanah Hrp) yang selalu

memberikan semangat, doa, motivasi, dukungan moril serta kasih sayang

kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan Program

D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara

10.Buat seluruh teman-teman dan sahabat angkatan Stambuk 2011 Program

D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu

dan bekerja sama dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kaya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penuis berharap kiranya

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua.

Medan, Juni 2014

Penulis

(Nurhalimah Harahap)

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

Bab II Pengelolaan kasus A. Konsep Dasar Istirahat tidur ... 4

1. Defenisi ... 4

2. Jenis-jenis tahapan tidur ... 5

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur ... 6

4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia ... 7

5. Klasifikasi gangguan pola tidur ... 7

6. Gangguan pola tidur secara umum ... 8

7. Proses asuhan keperawatan a. Pengkajian ... 8

b. Analisa data ... 9

c. Rumusan masalah ... 10

d. Perencanaan ... 10

8. Strategi pertemuan istirahat tidur ... 11

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 12

2. Analisa data ... 21

3. Rumusan masalah ... 21

4. Perencanaan keperawatan dan rasional ... 22

5. Implementasi ... 25

6. Evaluasi ... 27

(6)

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 29

Daftar Pustaka ... 30

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan bagian dari kesehatan secara menyeluruh,

bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan

perasaan bahagia, sehat, serta menangani tantangan hidup. Secara medis,

kesehatan jiwa di terjemahkan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan

perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang.

Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain

(Kurniawan, 2012).

Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2007 Jumlah penderita

gangguan jiwa di Indonesia saat ini, mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan

kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan 0.46% menderita

gangguan jiwa berat (Purba, 2011). Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada

tahun 2010 sekitar 237,6 juta. Dengan asumsi angka 1% tersebut diatas maka

jumlah penderita skizofrenia di Indonesia pada tahun 2012 ini sekitar 2.377.600

orang (Pitoyo, 2012).

Halusinasi adalah gangguan paling banyak terjadi di bandingkan dengan

gangguan jiwa lainnya. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca

indra tanpa adanya rangsangan dari luar. Salah satu tanda dan gejala halusinasi

dapat berupa pasien mendengar suara-suara yang mengajaknya untuk

bercakap-cakap pada malam hari sehingga mengganggu kebutuhan istirahat tidur klien

(Purba, 2011).

Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memenuhi

kembali kesehatannya. Kebutuhan istirahat dan tidur tidak akan terpenuhi

apabila pasien mengalami kecemasan (halusinasi) oleh kerena itu perawat

sebagai tenaga kesehatan profesional yang dalam tugas pokoknya adalah

memenuhi kebutuhan dasar pasien yang berupa tindakan (Potter & Perry, 2005)

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh

semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap individu

(8)

kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik

dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam

keadaan sakit, pola istirahat tidur seseorang sering terganggu, sehingga perawat

perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien

(Asmadi, 2008).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi untuk memilih

bidang keperawatan jiwa dalam rangka menyelesaikan tugas mata ajaran Karya

Tulis Ilmiah (KTI). Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana

mempersiapkan mahasiswa tingkat akhir untuk mampu menulis dengan tema

yang sederhana. Dengan harapan penulis mampu mengaplikasikan ilmu

pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan yang berfokus pada

kebutuhan dasar terhadap individu di rumah sakit.

Pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di ruangan

Gunung Sitoli Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

selama 5 hari, dimulai dari tanggal 02 juni sampai dengan 06 juni 2014.

Kegiatan pengambilan kasus diawali dengan pengaruh dari dosen mengenai

kegiatan yang akan di laksanakan dan selanjutnya melakukan pengkajian

laporan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kasus yang akan di

ambil.

Berdasarkan hasil pengkajian yang di lakukan oleh penulis pada tanggal

02 juni 2014 terdapat 13 pasien yang di rawat di Ruangan Gunung Sitoli Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 9 diantaranya (70%) dengan

mayoritas diagnosa keperawatan Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan

dasar istirahat dan tidur. Sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya agar

tercapai upaya kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan dasar pada pasien

Halusinasi. Salah satu intervensi asuhan keperawatan jiwa yang dapat dilakukan

dengan masalah kebutuhan istirahat tidur adalah dengan melakukan strategi

pertemuan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengangkat kasus “Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

(9)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sensori Persepsi :

Halusinasi dengan masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur.

2. Tujuan Khusus Diharapkan

a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah

Kebutuhan Istirahat Tidur

b. Perawat mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan

masalah Kebutuhan Istirahat Tidur

c. Perawat mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan

Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur

d. Perawat mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien

dengan Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur

e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dangan

Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur

C. Manfaat

Diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Bagi pendidik keperawatan

Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada

pasien dengan kebutuhan istirahat tidur

b. Bagi Pelayanan / Praktek Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa

Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan

keperawatan dangan masalah kebutuhan istirahat tidur

c. Bagi Penulis

Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A.

Konsep Dasar Istirahat Tidur

1. Defenisi Istirahat Tidar

Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,

menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta

melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau

menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan

keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari

kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa

persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat

di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan

seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk

menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi,

2008).

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang

berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan

relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan

urutan siklus (Tarwoto, 2006).

Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering

berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di

tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan

aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap

untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005).

Tidur merupakan sebagian keadaan tidak sadarkan diri yang relative,

bukan kerena keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan

suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim,

memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis, dan

(11)

2. Jenis-jenis Tahapan Tidur

A. Tahapan tidur NREM (non rapid eye movement)

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada waktu tidur

NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar

atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi

berkurang, keadaan istirahat, tekadan darah turun, kecepatan pernafasan

turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008).

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai

dengan pola perubahan aktivitas perubahan pendek. keempat tahap tersebut

yaitu:

a. Tahap I

tingkat transisi, merespon cahaya, berlangsung beberapa menit,

mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun dan

bila terbangun terasa sedang bermimpi.

b. Tahap II

Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit,

fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkaan dengan

mudah.

c. Tahap III

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan,

relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung

15-30 menit.

d. Tahap IV

Tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, sekresi lambung menurun,

gerak bola mata cepat (Tarwoto, 2006).

B. Tahap tidur REM (rapid eye monement)

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif dalam kondisi aktif atau

tidur paradoksial yang di tandai dengan mimpi yang bermacam-macam,

otot-otot yang yang meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur

(sering lebih capat) perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur.

a. Lebih sulit di bangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

(12)

c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi (Mubarak, 2007).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur

a. Setatus kesehatan

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari

normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien menjadi kurang

tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian

terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

c. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,

yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk

menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

d. Kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan banyak tidur untuk

menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat

pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan,

maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur kerena tahap tidur

gelombang lambatnya diperpendek.

e. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang telah meminum

alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan muda marah.

g. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan dapat menimbulkan gangguan pola tidur

- Diuretik: menyebabkan insomnia

- Kafein: meningkatkan saraf simpatis

- Beta bloker: menimbulkan insomnia

(13)

4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari

60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari

5. Klasifikasi gangguan pola tidur

- Insomnia

Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan

kuantitas tidur

- Hipersomnia

Merupakan berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya

disebabkan oleh defresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver,

dan metabolisme

- Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti

samnohebalisme (tidur sambil berjalan)

- Narcolepsy

Suatu keadaan/kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali

untuk tidur

- Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai

apnoe maka bias menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya

(14)

- Mengigau

Hampir semua orang bisa mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM

(Tarwoto, 2010).

6. Gangguan pola tidur secara umum

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana

individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan

kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu

gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi

yang memperihatinkan perasaan lelah, mudah terangsang dengan gelisah, lesu

dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan

sering menguap atau mengantuk (Alimul, 2006).

7. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada pasien Halusinasi

a. Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

- Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:

Waktu tidur, jumlah tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan

tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang

mengancam.

- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:

Apakah merasa segar pada saat bangun, apa yang terjadi jika kurang

tidur.

- Adakah alat bantu tidur:

Apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-

obatan untuk membantu tidur.

Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi:

(15)

2. Pemeriksaan fisik

- Observasi penampilan: wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien

- Adakah lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva

merah

- Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara

lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,

mata tampak lengket, menarik diri, bunging dan kurang kordinasi.

3. Pemeriksaan diagnostik

- Electroencephalogram (EEG) - Electromyogram (EMG) - Electroologram (EOG)

(Tarwoto,2006).

b. Analisa Data

1. Data Subjektif

- Klien mengatakan susah tidur dimalam hari

- Klien mengatakan mendengar sesuatu (suara-ruara)

- Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang menyuruhnya

untuk memukul kaca dan menyuruhnya untuk tidak tidur

- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk

bercakap-cakap

2. Data Objektif

- Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat di lakukan

pengkajian

- Bersikap seperti mendegar sesuatu

- Disorientasi

- Konsentrasi rendah

- Pikiran beruba-ubah

- Kekacauan alur fikir

- Marah-marah tanpa sebab

- Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan

sesuatu

(16)

c. Rumusan masalah

Dari data pengkajian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan suatu

masalah Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan halusinasi yang

klien rasakan sewaktu malam hari yang mengakibatkan klien susah untuk

beristrahat, tidur yang di sebabkan oleh klien sering mendengar suara-suara.

d. Perencanaan

Tujuan:

Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan

kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal

Rencana tindakan:

- Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur

- Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat

mengganggu tidur

- Tingkatkan aktivitas pada siang hari

- Coba untuk memicu tidur

- Kurangi potensial cedera selama tidur

(17)

8. Strategi pertemuan pada pasien halusinasi (kebutuhan istirahat tidur)

No. Kemampuan Klien

Strategi Pertemuan 1

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi

2 Mengidentifikasi isi halusinasi

3 Mengidentifikasi waktu halusinasi

4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi

7 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi

8 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

kegiatan harian

Strategi Pertemuan 2

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Mengevaluasi kebutuhan istirahat, dan tidur klien

3 menganjurkan klien memasukkan kegiatan aktivitas kedalam jadwal kegiatan

harian

Strategi Pertemuan 3

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang

biasa dilakukan klien selama di rumah sakit jiwa

3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

kegiatan harian

Strategi Pertemuan 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal

(18)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 17 tahun

Ststus Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ikut orang tua

Alamat : Dusun VII, Desa Perk Bukit Lawang

Tanggal Masuk RS : 29 April 2014

No. Register : 03.33.09

Ruangan/kamar :Gunung sitoli

Tanggal pengkajian : 02 juni 2014

Diagnose Medis : Skizofrenia paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Klien sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul

kaca dan menyuruh untuk tidak tidur pada malam hari, klien sering

(19)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya tidak tidur pada malam hari

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara dan susah tidar

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan keadaannya yang sekarang

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

1 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi kerena klien tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien pernah melakukan pengobatan ke dukun C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa sebelumnya D. Lama dirawat

Klien dirawat di rumah sakit jiwa 1 tahun yang lalu E. Alergi

(20)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

seperti yang di alami klien

B. Saudara kandung

Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara dan adik dari klien adalah

seorang perempuan dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa

seperti yang di alami klien

C. Penyakit keturunan yang ada

tidak ada penyakit keturunan dikeluarga keluarga klien

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami

gangguan jiwa seperti yang dialami klien

E. Anggota keluarga yang meninggal

tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal

I. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

klien mengatakan sudah lama merasakan sakit seperti ini tapi tidak

sembuh-sembuh juga dan merasa bosan berada di lingkungan rumah

sakit jiwa

B. Konsep diri

- Gambaran diri

klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa

yang ada pada dirinya

- Ideal diri

klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit

supaya bisa sekolah sesuai dengan keinginannya

- Harga diri

klien mengatakan selalu membuat orang lain kesusahan terutama

(21)

- Peran diri

klien seorang anak laki-laki, sebagai abang dari adik perempuan dan

sebagai anak

- Identitas

Klien merupakan seorang anak laki-laki tamatan SMP

C. Keadaan emosi

Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

klien mengatakan dekat dengan kedua orang tuanya

- Hubungan dengan keluarga

klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepada orang

tua dan adik kandungnya

- Hubungan dengan orang lain

klien menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama

sesama pasien di ruangan

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

klien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam dan klien selalu berdoa disaat pagi dan

malam hari dengan harapan cepat sembuh

- Kegiatan ibadah

klien hanya berdoa di tempat tidur

II. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (compos mentis), namun klien tampak lesu dan

bingung

- Penampilan

Kurang rapi, ramput terpotong rapi, kuku tidak terlalu panjang

- Pembicaraan

Selama dilakukan wawancara klien mudah di ajak bicara, sedikit

(22)

- Alam perasaan

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat

- Afek

Apek klien datar klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan

- Interaksi selama wawancara

Selama dilakukan wawancara klien tampak kooperatif dan kontak mata

mudah teralih ke segala arah dan tampak bingung

- Persepsi

Klien sering mendegar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat

oleh orang lain dan klien juga mengatakan sering melihat anak

pamannya yang telah meninggal dunia.

- Proses pikir

Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat

- Isi pikir

Saat dilakukan wawancara klien mampu menjawab dan klien kooperatif

- Waham

Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar

- Memori

gangguan daya ingat jangka pendek

III. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Compos mentis (CM), namun klien tampak gelisa dan lesu (tidak

bersemangat)

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,50c

- Tekanan darah : 110/80 mmhg

- Nadi : 80 x/m

(23)

Pemeriksaan Head to toe C. Kepala dan rambut

- Bentuk : Bulat ( simetris )

- Ubun-ubun : Normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan

- Kulit kepala : Bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut pendek dan merata

- Bau : tidak berbau

- Warna kulit: : kuning langsat

Wajah

- Warna kulit : Kuning langsat

- Struktur wajah : simetris (oval)

- Raut wajah : tampak tidak semangat (lesu)

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan: kedua mata lengkap dan simetris,

keadaan mata tampak cekung

- Palbebra : tidak ditemukan adanya kelainan

- Konjungtiva : tampak merah

- Pupil : reaksi terhadap cahaya baik

- Cornea dan iris: tidak ditemukan adanya kelainan

- Visus: tidak dilakukan pemeriksaan

- Tekanan bola mata: tidak dilakukan pemeriksaan

- Lingkar bola mata: tampak sembab terlihat gelap (kecokelatan)

- Kelopak mata: tampak lengket

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya

kelainan dan letaknya di medial

- Lubang hidung : normal dan simetris

- Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan

Telinga

- Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal

(simetris)

(24)

- Lubang telinga: tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang

telinga, adanya serumen pada lunbang telinga

- Ketajaman pendengaran: dapat mendengarkan dengan baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir: bibir tampak kering

- Keadaan gusi dan gigi: gusi dan gigi terlihat bersih

- Keadaan lidah: lidah tampak bersih

- Orofaring: tidak ditemukan adanya kelainan

- Mulut: sering menguap

Leher

- Posisi trachea: posisi trachea normal di bagian medial

- Thyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid - Suara: suara normal(lambat)

- Kelenjar limfe: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada

kelenjar limfe

- Vena jugularis: tidak ditemukan adanya pembesaran pada vena

jugularis

- Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kurang bersih

- Warna : kulit berwarna kuning langsat

- Kelembaban : kulit tampak kering

- Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada

kulit

IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan : 3 x/hari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan kuat

- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati

- Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan

(25)

- Tampak makan dan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): klien

tidak pernah memisahkan diri dengan orang lain pada saat makan.

- Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore

- Jumlah dan jenis makanan: 1 porsi, jenis nasi, lauk pauk + buah

- Waktu pemberian cairan/minum: tidak ditentukan, sesuai dengan

kebutuhan klien

- Masalah makan dan minum: klien tidak mengalami kesulitan dalam

menelan dan mengunyah makanan

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, karena klien

mandi jarang menggunakan sabun mandi

- Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tidak

panjang dan kurang bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAK dan BAB dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian cukup terlihat rapi dan klien tampak lesu tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas

Pola istirahat tidur

- Waktu tidur: malam hari sekitar jam 11 - Jumlah jam tidur: 5-6 jam

- Mengalami kesulitan tidur: klien mengatakan kesulitan tidur kerena mendengar suata-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap

- Sering terbangun pada saat tidur: klien terbangun 3 kali dalam tidur NREM dengan frekuensi bangun 1 jam sekali

- Mengalami mimpi yang mengancam: klien mengatakan sering bermimpim yang mengancam dirinya, sehingga takut untuk tidur kembali

- Alat bantu tidur: klien tidak menggunakan alat bantuk untuk mempermudah tidur

(26)

IV. Pola eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 1 x/hari

- Karakter feses: lembek

- Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya kelainan

- BAB terakhir : sehari yang lalu

- Diare : klien tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 4-5 kali sehari

- Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan

nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat

penyakit ginjal

- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik

- Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya

masalah

V. Mekanisme koping

Saat ada masalah klien hanya memendam maasalah nya sendiri

(27)

ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan

1 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur

malam karena klien mendengar

suara-suara yang mengganggunya

yang mengajaknya untuk bercerita,

bercakap-cakap sendiri.

DO: - klien marah-marah tampa sebab

- klien tampak lesu

- klien tampak gelisah

- klien tampak tidak semangat

untuk melakukan aktivitas

- mata tampak cekung

- klopak mata bengkak

- konjungtiva merah

- lingkaran bola mata tampak

gelap(kecokelatan)

- klien sering menguap

- pola tidur kurang dari 6 jam

Gangguan Pola Tidur

Masalah Keperawatan

- Gangguan pola tidur

Diagnose keperawatan prioritas

(28)

Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/

Tnggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Senin

02 Juni

2014

1. Gangguan pola

tidur

Tujuan dan Kriteria hasil

Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur

terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik

Kriteria hasil:

- Menejemen lingkungan

- Mengontrol halusinasi

- Meningkatkan pola tidur

Rencana rasional

Strategi pertemuan 1

- Idenfikasi jenis

halusinasi

- Idenfikasi waktu

istirahat

- Idenfikasi waktu

tidur

- Idenfikasi respon

klien terhaap

halusinasi

Tingkah laku klien

terkait halusinasi

menunjukkan isi,

waktu, frekuensi,

serta situasi dan

kondisi yang

menimbulkan

halusinasi yang

menggugu aktivitas

(29)

Strategi pertemua 2

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

- Anjurkan klien

istirahat dan tidur

di siang hari

- Anjurkan klien

untuk melakukan

aktivitas kegiatan

istirahat dan tidur

di siang hari

• Strategi pertemuan 3

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

klien

- Latih klien untuk

beristirahat dan

tidur di siang hari

- Anjurkan klian

memasukkan

jadwal kegiatan

istirahat dan tidur

ke dalam jadwal

kegiatan harian

(30)

• Strategi pertemuan 4

- Evaluasi jadwal

kegiatan harian

klien

- Beri pendidikan

kesehatan

mengenai

kebutuhan

istirahat, tidur

untuk kesehatan

klien

- Anjurkan klien

memasukkan

dalam jadwal

kegiatan harian

(31)

Hari/ Tnggal

No. Dx

Implementasi keperawatan Evaluasi

Senin

02 Juni

2014

1. •Strategi Pertemuan 1

- Mengidenfikasi isi halusinasi

- Mengidenfikasi waktu halusinasi

- Mengidenfikasi waktu istirahat

dan tidur

- Mengidenfikasi

aktivitas kegiatan

harian klien

•Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien

- Melatih klian untuk istirahat dan

tidur di siang hari

- Menganjurkan klien

memasukkan ke

dalam jadwal

kegiatan harian klien

S: klien mengatakan sering

mendengar suara-suara

yang membuatnya susah

tidur dan mengajaknya

untuk bercerita

O: Bicara seadanya, bicara

lambat, menguap, wajah

sembab dan tersenyum

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mampu beristirahat

dan tidur di siang hari

O: Bicara lambat, menguap,

klien tampak tersenyum

A: Masalah teratasi sebagian

(32)

•Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian klien

- Melatih klien untuk istirahat dan

tidur di siang hari

- Menganjurkan klien melakukan

kegiata harian yang biasa di

lakukan

- Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian

• Strategi pertemuan 4

- Menevaluasi jadwal kegiatan klien

- Memberikan pendidikan kesehatan

istirahat dan tidur

- Menganjurkan klien untuk

istirahat, tidur pada siang hari

- Menganjurkan klien memasukkan

dalam kegiatan harian klien

S: Klien mampu beristirahat

dan tidur di siang hari

dan lebih tenang

O: Bicara lambat, menguap,

ekspresi wajah tenang

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi di lanjutkan

S: Klien mengatakan sudah

mampu beristrahat dan

tidur dengan nyaman

O: Klien tampak tenang

A: Masalah teratasi

(33)

Evaluasi

Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien

Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.

1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan

a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya

b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat

c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat

tawarkan di laksanakan oleh klien

2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan

masalah yang harus ditandai dengan:

a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk

istirahat dan tidur dimalam hari

b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien

susah tidur

c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di

alaminya

d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan

tidurnya dengan tidur di siang hari

3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan:

(34)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Sesuai dengan gangguan kebutuhan Istirahat tidur maka penulisan menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian adalah tahap awal dari unsur utama dari proses keperawatan dan

dalam pengkajian ini di temukan data yang menjadi fokus dalam kebutuhan

dasar istirahat tidur yaitu klien mengalami susah tidur dimalam hari, klien

mendengar suara-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap, klien

tampak lemah, mata cekung, konjungtiva terlihat merah, sering menguap,

pola tidur 5-6 jam

2. Diagnosa keperawatan merupakan perawat dapat menemukan masalah

kebutuhan istirahat tidur yang berupa gangguan pola istirahat tidur pada Tn.

E di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

3. Intervensi keperawatan yang dapat di lakukan pada Tn. E dengan prioritas

kebutuhan istirahat tidur, perawat dapat merencanakan kegiatan yang akan

dilakukan pada Tn. E dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat

memicu terpenuhinya kebutuhan istirahat tidur, dalam kegiatan ini penulis

melakukan intervensi sesuai dengan teori yang telah ada dengan

menggunakan SP1 sampai SP4 pada klien halusinasi dengan terpenuhinya

kebutuhan istirahat tidur

4. Implementasi keperawatan merupakan melakukan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang ada, pada diagnosa gangguan pola istirahat tidur

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan, yang terdiri dari strategi

pertemuan pada Tn.E

5. Evaluasi keperawatan merupakan penilaian keberhasilan dan menambah

asuhan keperawatan selanjutnya dengan menggunakan pendekatan SOAP

(35)

B.

SARAN

Setelah membahas dan memperlihatkan masalah-masalah yang di hadapi

didalam perawatan pasien dengan masalah kebutuhan Istirahat dan Tidur, maka

penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Pihak Institut Pendidikan

Diharapkan kepada pihak Institut Pendidikan agar dapat menyediakan dan

menambah referensi terbaru, terutama mengenai buku-buku keperawatan

jiwa untuk memberikan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan

Istirahat dan Tidur

2. Pihak Perawat

Diharapkan kepada pihak perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan

sesuai dengan rencana yang telah tertulis dalam rencana harian berdasarkan

standard asuhan keperawatan yang ada, harus tetap memperhatikan

kebutuhan dasar klien khususnya kebutuhan Istirahat dan Tidur. Dan selalu

memperhatikan BHSP ( Bina Hubungan Saling Percaya) di setiap tindakan

yang di lakukan, sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik antara klie,

keluarga, dan perawat demi tercapainya tujuan yang di harapkan

3. Pihak Keluarga

Diharapkan kepada pihak keluarga agar selalu menemani dan mendampingi

klien untuk memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyembuhan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008). Teknik Presedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salamba Medika.

Purba dkk, (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.

Wartonah Turwoto, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3 Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Buku Kedokteran, Edisi 4, Jakarta: EGC.

Alimul, Aziz H, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Jakarta: Salemba Medika. Pitoyo, A.Z, (2012). Jiwa Yang Terbelah, Jakarta : EGC

Kurniawan, A, (2012). Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan, Jakarta EGC

Febriani, Ririn Nur, (2008). Penderita Gangguan Jiwa Terus Meningkat, Jakarta: EGC Suryono & Anggri, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia, Yogyakarta Nuha Medika. Wilkinson dkk (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC

(37)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

Gangguan

Strategi pertemuan 1

- Mengidenfikasi jenis halusinasi - Mengidenfikasi isi halusinasi - Mengidenfikasi waktu istirahat

klien

- Mengidenfikasi waktu tidur klien - Menganjurkan klien untuk tidur di

siang hari

S: Klien mengatakan susah tidur di malam hari

O: Bicara lambat, mata sayu, tidak bersemangat

A: Masalah belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan

Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien

- Menganjur klien untuk istirahat - Melatih klien untuk tidur di siang

hari

- Menganjurkan klien untuk

memilih tempat yang nyaman buat beristirahat dan tidur

- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari

O: Bicara lambat, tidak bersemangat A: Masalah teratasi sebagian

P: Interpensi dilanjutkan

Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

- Melatih klien untuk tidur di siang hari

- Menganjurkan klien melakukan berbagai aktivitas di siang hari - Menganjurkan klien memasukkan

(38)

S: Klien mengatakan sudah dapat tidur di siang hari dengan nyaman

O: Klien tampak tenang A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan

Strategi pertemuan 4

- Mengevaluasi kegiatan klien - Memberikan pendidikan

kesehatan mengenai kebutuhan istirahat tidur

- Menganjurkan klien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S: Klien mengatakan dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman

O: Klien tampak senang dan lebih bersemangat

Referensi

Dokumen terkait

,Konggres Pemuda 1928 dan Konggres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.. STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN ALOKASI

In both the scenarios we have analysed, the allocation of grazing licences and the cessation of grazing, the need exists for compensation pay- ments as a means to resolve the

Kegiatan ini merupakan sebuah cara untuk memberi pengetahuan dan bekal untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Pengairan terhadap aplikasi software di bidang sumber

Calibrating the model parameters with pre-re- serve stock, catch and fish price data from three Caribbean sites predicts catch-maximising reserve sizes in the range 20 – 40%

Rispiningtati, M.Eng Dr Ir Lily Montarcih, MSc (Koord.) Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D (Koord).. Sebrian

 Mahasiswa dapat membuat model matematik dari masalah teknis yang ada serta mencari solusinya.. 

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

 Analytical solution of the equation for a SDOF System is usually not possible if the excitation – applied force p(t) or ground acceleration – varies