Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Medan
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
NURHALIMAH HARAHAP
112500042
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III bagi mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat masukan dan
bimbingan serta saran dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moral maupun material,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang terhormat:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S,Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi D-III Keperawatan,
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan memberikan
waktunya kapada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga
dapat selesai tepat waktu.
7. Ibu Sri Eka Wahyuni S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji yang dengan
8. Staf Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan,
yang telah memberikan tempat, waktu, dan kesempatan kapada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
9. Kepada kedua orang tua , Ayanda (H.Sahren Harahap) dan Ibunda (Hj.
Masnun Pasaribu), Kakak (Siti Aminah hrp dan Nurjannah hrp, AMkeb)
Abang (Raja Mansya Putra Hrp), Adik (Nurhasanah Hrp) yang selalu
memberikan semangat, doa, motivasi, dukungan moril serta kasih sayang
kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan Program
D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara
10.Buat seluruh teman-teman dan sahabat angkatan Stambuk 2011 Program
D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu
dan bekerja sama dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kaya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penuis berharap kiranya
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua.
Medan, Juni 2014
Penulis
(Nurhalimah Harahap)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
Bab II Pengelolaan kasus A. Konsep Dasar Istirahat tidur ... 4
1. Defenisi ... 4
2. Jenis-jenis tahapan tidur ... 5
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur ... 6
4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia ... 7
5. Klasifikasi gangguan pola tidur ... 7
6. Gangguan pola tidur secara umum ... 8
7. Proses asuhan keperawatan a. Pengkajian ... 8
b. Analisa data ... 9
c. Rumusan masalah ... 10
d. Perencanaan ... 10
8. Strategi pertemuan istirahat tidur ... 11
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 12
2. Analisa data ... 21
3. Rumusan masalah ... 21
4. Perencanaan keperawatan dan rasional ... 22
5. Implementasi ... 25
6. Evaluasi ... 27
A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 29
Daftar Pustaka ... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan bagian dari kesehatan secara menyeluruh,
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan
perasaan bahagia, sehat, serta menangani tantangan hidup. Secara medis,
kesehatan jiwa di terjemahkan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang.
Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain
(Kurniawan, 2012).
Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2007 Jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia saat ini, mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan
kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan 0.46% menderita
gangguan jiwa berat (Purba, 2011). Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2010 sekitar 237,6 juta. Dengan asumsi angka 1% tersebut diatas maka
jumlah penderita skizofrenia di Indonesia pada tahun 2012 ini sekitar 2.377.600
orang (Pitoyo, 2012).
Halusinasi adalah gangguan paling banyak terjadi di bandingkan dengan
gangguan jiwa lainnya. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca
indra tanpa adanya rangsangan dari luar. Salah satu tanda dan gejala halusinasi
dapat berupa pasien mendengar suara-suara yang mengajaknya untuk
bercakap-cakap pada malam hari sehingga mengganggu kebutuhan istirahat tidur klien
(Purba, 2011).
Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memenuhi
kembali kesehatannya. Kebutuhan istirahat dan tidur tidak akan terpenuhi
apabila pasien mengalami kecemasan (halusinasi) oleh kerena itu perawat
sebagai tenaga kesehatan profesional yang dalam tugas pokoknya adalah
memenuhi kebutuhan dasar pasien yang berupa tindakan (Potter & Perry, 2005)
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap individu
kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik
dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam
keadaan sakit, pola istirahat tidur seseorang sering terganggu, sehingga perawat
perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien
(Asmadi, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis termotivasi untuk memilih
bidang keperawatan jiwa dalam rangka menyelesaikan tugas mata ajaran Karya
Tulis Ilmiah (KTI). Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana
mempersiapkan mahasiswa tingkat akhir untuk mampu menulis dengan tema
yang sederhana. Dengan harapan penulis mampu mengaplikasikan ilmu
pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan yang berfokus pada
kebutuhan dasar terhadap individu di rumah sakit.
Pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di ruangan
Gunung Sitoli Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan
selama 5 hari, dimulai dari tanggal 02 juni sampai dengan 06 juni 2014.
Kegiatan pengambilan kasus diawali dengan pengaruh dari dosen mengenai
kegiatan yang akan di laksanakan dan selanjutnya melakukan pengkajian
laporan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kasus yang akan di
ambil.
Berdasarkan hasil pengkajian yang di lakukan oleh penulis pada tanggal
02 juni 2014 terdapat 13 pasien yang di rawat di Ruangan Gunung Sitoli Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 9 diantaranya (70%) dengan
mayoritas diagnosa keperawatan Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan
dasar istirahat dan tidur. Sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya agar
tercapai upaya kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan dasar pada pasien
Halusinasi. Salah satu intervensi asuhan keperawatan jiwa yang dapat dilakukan
dengan masalah kebutuhan istirahat tidur adalah dengan melakukan strategi
pertemuan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengangkat kasus “Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Istirahat Tidur di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sensori Persepsi :
Halusinasi dengan masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur.
2. Tujuan Khusus Diharapkan
a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah
Kebutuhan Istirahat Tidur
b. Perawat mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan
masalah Kebutuhan Istirahat Tidur
c. Perawat mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan
Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur
d. Perawat mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien
dengan Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur
e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dangan
Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur
C. Manfaat
Diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. Bagi pendidik keperawatan
Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kebutuhan istirahat tidur
b. Bagi Pelayanan / Praktek Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa
Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan
keperawatan dangan masalah kebutuhan istirahat tidur
c. Bagi Penulis
Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A.
Konsep Dasar Istirahat Tidur
1. Defenisi Istirahat Tidar
Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikia.n dapat di katakana bahwa istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
kecemasan. Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimasa
persepsi dan reaksi individu terhahap lingkungan menurun atau hilang dan dapat
di bangunkan kembali dangan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan
seseorang tidur tidak diketahui, namun diyakinin tidur di perlukan untuk
menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi,
2008).
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan
relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan
urutan siklus (Tarwoto, 2006).
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering
berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di
tempat tidur. Ketika seseorang sedang istirahat mereka berada dalam keadaan
aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap
untuk menyelesaikan aktivitas (Potter & Perry, 2005).
Tidur merupakan sebagian keadaan tidak sadarkan diri yang relative,
bukan kerena keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan
suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis, dan
2. Jenis-jenis Tahapan Tidur
A. Tahapan tidur NREM (non rapid eye movement)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada waktu tidur
NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar
atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekadan darah turun, kecepatan pernafasan
turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008).
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai
dengan pola perubahan aktivitas perubahan pendek. keempat tahap tersebut
yaitu:
a. Tahap I
tingkat transisi, merespon cahaya, berlangsung beberapa menit,
mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun dan
bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit,
fungsi tubuh berlangsung lambat, dapat dibangunkaan dengan
mudah.
c. Tahap III
Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan,
relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung
15-30 menit.
d. Tahap IV
Tidur nyenyak, sulit untuk dibangunkan, sekresi lambung menurun,
gerak bola mata cepat (Tarwoto, 2006).
B. Tahap tidur REM (rapid eye monement)
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif dalam kondisi aktif atau
tidur paradoksial yang di tandai dengan mimpi yang bermacam-macam,
otot-otot yang yang meregang, kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur
(sering lebih capat) perubahan tekanan darah, gerakan otot tidak teratur.
a. Lebih sulit di bangunkan dibandingkan dengan tidur NREM
c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi (Mubarak, 2007).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur
a. Setatus kesehatan
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien menjadi kurang
tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
d. Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat
pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan,
maka orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur kerena tahap tidur
gelombang lambatnya diperpendek.
e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang telah meminum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan muda marah.
g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan dapat menimbulkan gangguan pola tidur
- Diuretik: menyebabkan insomnia
- Kafein: meningkatkan saraf simpatis
- Beta bloker: menimbulkan insomnia
4. Kebutuhan pola tidur berdasarkan tingkat usia
Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan tidur
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari
5. Klasifikasi gangguan pola tidur
- Insomnia
Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan
kuantitas tidur
- Hipersomnia
Merupakan berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya
disebabkan oleh defresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver,
dan metabolisme
- Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti
samnohebalisme (tidur sambil berjalan)
- Narcolepsy
Suatu keadaan/kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali
untuk tidur
- Apnoe tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai
apnoe maka bias menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya
- Mengigau
Hampir semua orang bisa mengigau, hal ini terjadi sebelum tidur REM
(Tarwoto, 2010).
6. Gangguan pola tidur secara umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan
kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi
yang memperihatinkan perasaan lelah, mudah terangsang dengan gelisah, lesu
dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan
sering menguap atau mengantuk (Alimul, 2006).
7. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada pasien Halusinasi
a. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
- Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:
Waktu tidur, jumlah tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan
tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang
mengancam.
- Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:
Apakah merasa segar pada saat bangun, apa yang terjadi jika kurang
tidur.
- Adakah alat bantu tidur:
Apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-
obatan untuk membantu tidur.
Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi:
2. Pemeriksaan fisik
- Observasi penampilan: wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien
- Adakah lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah
- Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, menarik diri, bunging dan kurang kordinasi.
3. Pemeriksaan diagnostik
- Electroencephalogram (EEG) - Electromyogram (EMG) - Electroologram (EOG)
(Tarwoto,2006).
b. Analisa Data
1. Data Subjektif
- Klien mengatakan susah tidur dimalam hari
- Klien mengatakan mendengar sesuatu (suara-ruara)
- Klien mengatakan sering mendengar sesuatu yang menyuruhnya
untuk memukul kaca dan menyuruhnya untuk tidak tidur
- Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk
bercakap-cakap
2. Data Objektif
- Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat di lakukan
pengkajian
- Bersikap seperti mendegar sesuatu
- Disorientasi
- Konsentrasi rendah
- Pikiran beruba-ubah
- Kekacauan alur fikir
- Marah-marah tanpa sebab
- Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
c. Rumusan masalah
Dari data pengkajian yang telah dilakukan maka dapat dirumuskan suatu
masalah Gangguan istirahat tidur yang berhubungan dengan halusinasi yang
klien rasakan sewaktu malam hari yang mengakibatkan klien susah untuk
beristrahat, tidur yang di sebabkan oleh klien sering mendengar suara-suara.
d. Perencanaan
Tujuan:
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan
kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal
Rencana tindakan:
- Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur
- Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat
mengganggu tidur
- Tingkatkan aktivitas pada siang hari
- Coba untuk memicu tidur
- Kurangi potensial cedera selama tidur
8. Strategi pertemuan pada pasien halusinasi (kebutuhan istirahat tidur)
No. Kemampuan Klien
Strategi Pertemuan 1
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi
2 Mengidentifikasi isi halusinasi
3 Mengidentifikasi waktu halusinasi
4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
7 mengajarkan klien cara menghardik halusinasi
8 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal
kegiatan harian
Strategi Pertemuan 2
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2 Mengevaluasi kebutuhan istirahat, dan tidur klien
3 menganjurkan klien memasukkan kegiatan aktivitas kedalam jadwal kegiatan
harian
Strategi Pertemuan 3
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2 Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan klien selama di rumah sakit jiwa
3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal
kegiatan harian
Strategi Pertemuan 4
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3 menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi kedalam jadwal
B. Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
I. BIODATA
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17 tahun
Ststus Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ikut orang tua
Alamat : Dusun VII, Desa Perk Bukit Lawang
Tanggal Masuk RS : 29 April 2014
No. Register : 03.33.09
Ruangan/kamar :Gunung sitoli
Tanggal pengkajian : 02 juni 2014
Diagnose Medis : Skizofrenia paranoid
II. KELUHAN UTAMA
Klien sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk memukul
kaca dan menyuruh untuk tidak tidur pada malam hari, klien sering
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Klien sering mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul kaca dan menyuruhnya tidak tidur pada malam hari
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering mendengar suara-suara dan susah tidar
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung
C. Severity
Klien merasa terganggu dengan keadaannya yang sekarang
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
1 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi kerena klien tidak teratur minum obat.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien pernah melakukan pengobatan ke dukun C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa sebelumnya D. Lama dirawat
Klien dirawat di rumah sakit jiwa 1 tahun yang lalu E. Alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa
seperti yang di alami klien
B. Saudara kandung
Klien adalah anak pertama dari dua bersaudara dan adik dari klien adalah
seorang perempuan dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa
seperti yang di alami klien
C. Penyakit keturunan yang ada
tidak ada penyakit keturunan dikeluarga keluarga klien
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
klien tidak memiliki saudara ataupun keluarga yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang dialami klien
E. Anggota keluarga yang meninggal
tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal
I. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
klien mengatakan sudah lama merasakan sakit seperti ini tapi tidak
sembuh-sembuh juga dan merasa bosan berada di lingkungan rumah
sakit jiwa
B. Konsep diri
- Gambaran diri
klien mengatakan tubuhnya tetap seperti biasa dan menerima apa
yang ada pada dirinya
- Ideal diri
klien mengatakan ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit
supaya bisa sekolah sesuai dengan keinginannya
- Harga diri
klien mengatakan selalu membuat orang lain kesusahan terutama
- Peran diri
klien seorang anak laki-laki, sebagai abang dari adik perempuan dan
sebagai anak
- Identitas
Klien merupakan seorang anak laki-laki tamatan SMP
C. Keadaan emosi
Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
klien mengatakan dekat dengan kedua orang tuanya
- Hubungan dengan keluarga
klien mengatakan dekat dengan keluarganya terutama kepada orang
tua dan adik kandungnya
- Hubungan dengan orang lain
klien menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, terutama
sesama pasien di ruangan
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam dan klien selalu berdoa disaat pagi dan
malam hari dengan harapan cepat sembuh
- Kegiatan ibadah
klien hanya berdoa di tempat tidur
II. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (compos mentis), namun klien tampak lesu dan
bingung
- Penampilan
Kurang rapi, ramput terpotong rapi, kuku tidak terlalu panjang
- Pembicaraan
Selama dilakukan wawancara klien mudah di ajak bicara, sedikit
- Alam perasaan
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat
- Afek
Apek klien datar klien sulit untuk merespon stimulus yang diberikan
- Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan wawancara klien tampak kooperatif dan kontak mata
mudah teralih ke segala arah dan tampak bingung
- Persepsi
Klien sering mendegar suara-suara yang wujudnya tidak bisa dilihat
oleh orang lain dan klien juga mengatakan sering melihat anak
pamannya yang telah meninggal dunia.
- Proses pikir
Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat
- Isi pikir
Saat dilakukan wawancara klien mampu menjawab dan klien kooperatif
- Waham
Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar
- Memori
gangguan daya ingat jangka pendek
III. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
Compos mentis (CM), namun klien tampak gelisa dan lesu (tidak
bersemangat)
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,50c
- Tekanan darah : 110/80 mmhg
- Nadi : 80 x/m
Pemeriksaan Head to toe C. Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat ( simetris )
- Ubun-ubun : Normal, tidak ada ditemukan adanya tonjolan
- Kulit kepala : Bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut pendek dan merata
- Bau : tidak berbau
- Warna kulit: : kuning langsat
Wajah
- Warna kulit : Kuning langsat
- Struktur wajah : simetris (oval)
- Raut wajah : tampak tidak semangat (lesu)
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan: kedua mata lengkap dan simetris,
keadaan mata tampak cekung
- Palbebra : tidak ditemukan adanya kelainan
- Konjungtiva : tampak merah
- Pupil : reaksi terhadap cahaya baik
- Cornea dan iris: tidak ditemukan adanya kelainan
- Visus: tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata: tidak dilakukan pemeriksaan
- Lingkar bola mata: tampak sembab terlihat gelap (kecokelatan)
- Kelopak mata: tampak lengket
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ditemukan adanya
kelainan dan letaknya di medial
- Lubang hidung : normal dan simetris
- Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan
Telinga
- Bentuk telinga : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal
(simetris)
- Lubang telinga: tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang
telinga, adanya serumen pada lunbang telinga
- Ketajaman pendengaran: dapat mendengarkan dengan baik
Mulut dan faring
- Keadaan bibir: bibir tampak kering
- Keadaan gusi dan gigi: gusi dan gigi terlihat bersih
- Keadaan lidah: lidah tampak bersih
- Orofaring: tidak ditemukan adanya kelainan
- Mulut: sering menguap
Leher
- Posisi trachea: posisi trachea normal di bagian medial
- Thyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid - Suara: suara normal(lambat)
- Kelenjar limfe: tidak ditemukan adanya pembengkakan pada
kelenjar limfe
- Vena jugularis: tidak ditemukan adanya pembesaran pada vena
jugularis
- Denyut nadi karotis: denyut nadi karotis teraba
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : kurang bersih
- Warna : kulit berwarna kuning langsat
- Kelembaban : kulit tampak kering
- Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada
kulit
IV. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan : 3 x/hari
- Nafsu/selera makan : nafsu makan kuat
- Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati
- Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
- Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan
- Tampak makan dan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa): klien
tidak pernah memisahkan diri dengan orang lain pada saat makan.
- Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore
- Jumlah dan jenis makanan: 1 porsi, jenis nasi, lauk pauk + buah
- Waktu pemberian cairan/minum: tidak ditentukan, sesuai dengan
kebutuhan klien
- Masalah makan dan minum: klien tidak mengalami kesulitan dalam
menelan dan mengunyah makanan
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh: kebersihan tubuh klien kurang, karena klien
mandi jarang menggunakan sabun mandi
- Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut tampak bersih
- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tangan dan kaki klien tidak
panjang dan kurang bersih
III. Pola kegiatan/aktivitas
Mandi dan makan dilakukan klien secara mandiri, BAK dan BAB dilakukan secara mandiri tanpa bantuan perawat atau orang lain, ganti pakaian dilakukan secara mandiri dan kerapian dalam berpakaian cukup terlihat rapi dan klien tampak lesu tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas
Pola istirahat tidur
- Waktu tidur: malam hari sekitar jam 11 - Jumlah jam tidur: 5-6 jam
- Mengalami kesulitan tidur: klien mengatakan kesulitan tidur kerena mendengar suata-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap
- Sering terbangun pada saat tidur: klien terbangun 3 kali dalam tidur NREM dengan frekuensi bangun 1 jam sekali
- Mengalami mimpi yang mengancam: klien mengatakan sering bermimpim yang mengancam dirinya, sehingga takut untuk tidur kembali
- Alat bantu tidur: klien tidak menggunakan alat bantuk untuk mempermudah tidur
IV. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : 1 x/hari
- Karakter feses: lembek
- Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya kelainan
- BAB terakhir : sehari yang lalu
- Diare : klien tidak mengalami diare
- Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
2. BAK
- Pola BAK : 4-5 kali sehari
- Karakter urin : tidak dilakukan pemeriksaan
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan
nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat
penyakit ginjal
- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik
- Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya
masalah
V. Mekanisme koping
Saat ada masalah klien hanya memendam maasalah nya sendiri
ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur
malam karena klien mendengar
suara-suara yang mengganggunya
yang mengajaknya untuk bercerita,
bercakap-cakap sendiri.
DO: - klien marah-marah tampa sebab
- klien tampak lesu
- klien tampak gelisah
- klien tampak tidak semangat
untuk melakukan aktivitas
- mata tampak cekung
- klopak mata bengkak
- konjungtiva merah
- lingkaran bola mata tampak
gelap(kecokelatan)
- klien sering menguap
- pola tidur kurang dari 6 jam
Gangguan Pola Tidur
Masalah Keperawatan
- Gangguan pola tidur
Diagnose keperawatan prioritas
Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/
Tnggal
No. Dx Perencanaan Keperawatan
Senin
02 Juni
2014
1. Gangguan pola
tidur
Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan keperawatan: - klien dapat tidur, jumlah tidur
terpenuhi, klien memperlihatkan pola tidur yang baik
Kriteria hasil:
- Menejemen lingkungan
- Mengontrol halusinasi
- Meningkatkan pola tidur
Rencana rasional
• Strategi pertemuan 1
- Idenfikasi jenis
halusinasi
- Idenfikasi waktu
istirahat
- Idenfikasi waktu
tidur
- Idenfikasi respon
klien terhaap
halusinasi
Tingkah laku klien
terkait halusinasi
menunjukkan isi,
waktu, frekuensi,
serta situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
halusinasi yang
menggugu aktivitas
• Strategi pertemua 2
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian
- Anjurkan klien
istirahat dan tidur
di siang hari
- Anjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas kegiatan
istirahat dan tidur
di siang hari
• Strategi pertemuan 3
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian
klien
- Latih klien untuk
beristirahat dan
tidur di siang hari
- Anjurkan klian
memasukkan
jadwal kegiatan
istirahat dan tidur
ke dalam jadwal
kegiatan harian
• Strategi pertemuan 4
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian
klien
- Beri pendidikan
kesehatan
mengenai
kebutuhan
istirahat, tidur
untuk kesehatan
klien
- Anjurkan klien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
Hari/ Tnggal
No. Dx
Implementasi keperawatan Evaluasi
Senin
02 Juni
2014
1. •Strategi Pertemuan 1
- Mengidenfikasi isi halusinasi
- Mengidenfikasi waktu halusinasi
- Mengidenfikasi waktu istirahat
dan tidur
- Mengidenfikasi
aktivitas kegiatan
harian klien
•Strategi pertemuan 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
- Melatih klian untuk istirahat dan
tidur di siang hari
- Menganjurkan klien
memasukkan ke
dalam jadwal
kegiatan harian klien
S: klien mengatakan sering
mendengar suara-suara
yang membuatnya susah
tidur dan mengajaknya
untuk bercerita
O: Bicara seadanya, bicara
lambat, menguap, wajah
sembab dan tersenyum
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
S: Klien mampu beristirahat
dan tidur di siang hari
O: Bicara lambat, menguap,
klien tampak tersenyum
A: Masalah teratasi sebagian
•Strategi pertemuan 3
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
- Melatih klien untuk istirahat dan
tidur di siang hari
- Menganjurkan klien melakukan
kegiata harian yang biasa di
lakukan
- Menganjurkan klien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian
• Strategi pertemuan 4
- Menevaluasi jadwal kegiatan klien
- Memberikan pendidikan kesehatan
istirahat dan tidur
- Menganjurkan klien untuk
istirahat, tidur pada siang hari
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam kegiatan harian klien
S: Klien mampu beristirahat
dan tidur di siang hari
dan lebih tenang
O: Bicara lambat, menguap,
ekspresi wajah tenang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
S: Klien mengatakan sudah
mampu beristrahat dan
tidur dengan nyaman
O: Klien tampak tenang
A: Masalah teratasi
Evaluasi
Evaluasi keberhasilan hasil tindakan keperawatan yang telah di lakukan untuk klien
Halusinasi dengan prioritas masalah kebutuhan istirahat dan tidur.
1. Klien menerima perawat sebagai terafis ditandai dengan
a. Klien menerima pawarat sebagai perawatnya
b. Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat
c. Klien mau bekerja sama dengan perawat, setiap program yang perawat
tawarkan di laksanakan oleh klien
2. Klien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus ditandai dengan:
a. Klien mengungkapkan isi halusinasi yang mengakibatkan klien susah untuk
istirahat dan tidur dimalam hari
b. Klien menjelaskan waktu dan isi halusinasinya yang mengakibatkan klien
susah tidur
c. Klien menjelaskan perasaannya ketika mengalami gangguan tidur yang di
alaminya
d. Klien menjelaskan bahwa ia akan berusaha untuk mengatasi kebutuhan
tidurnya dengan tidur di siang hari
3. Klien dapat beristirahat dan tidur nyaman dengan:
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan gangguan kebutuhan Istirahat tidur maka penulisan menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian adalah tahap awal dari unsur utama dari proses keperawatan dan
dalam pengkajian ini di temukan data yang menjadi fokus dalam kebutuhan
dasar istirahat tidur yaitu klien mengalami susah tidur dimalam hari, klien
mendengar suara-suara yang mengajaknya untuk bercakap-cakap, klien
tampak lemah, mata cekung, konjungtiva terlihat merah, sering menguap,
pola tidur 5-6 jam
2. Diagnosa keperawatan merupakan perawat dapat menemukan masalah
kebutuhan istirahat tidur yang berupa gangguan pola istirahat tidur pada Tn.
E di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
3. Intervensi keperawatan yang dapat di lakukan pada Tn. E dengan prioritas
kebutuhan istirahat tidur, perawat dapat merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan pada Tn. E dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat
memicu terpenuhinya kebutuhan istirahat tidur, dalam kegiatan ini penulis
melakukan intervensi sesuai dengan teori yang telah ada dengan
menggunakan SP1 sampai SP4 pada klien halusinasi dengan terpenuhinya
kebutuhan istirahat tidur
4. Implementasi keperawatan merupakan melakukan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang ada, pada diagnosa gangguan pola istirahat tidur
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan, yang terdiri dari strategi
pertemuan pada Tn.E
5. Evaluasi keperawatan merupakan penilaian keberhasilan dan menambah
asuhan keperawatan selanjutnya dengan menggunakan pendekatan SOAP
B.
SARAN
Setelah membahas dan memperlihatkan masalah-masalah yang di hadapi
didalam perawatan pasien dengan masalah kebutuhan Istirahat dan Tidur, maka
penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak Institut Pendidikan
Diharapkan kepada pihak Institut Pendidikan agar dapat menyediakan dan
menambah referensi terbaru, terutama mengenai buku-buku keperawatan
jiwa untuk memberikan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan
Istirahat dan Tidur
2. Pihak Perawat
Diharapkan kepada pihak perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana yang telah tertulis dalam rencana harian berdasarkan
standard asuhan keperawatan yang ada, harus tetap memperhatikan
kebutuhan dasar klien khususnya kebutuhan Istirahat dan Tidur. Dan selalu
memperhatikan BHSP ( Bina Hubungan Saling Percaya) di setiap tindakan
yang di lakukan, sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik antara klie,
keluarga, dan perawat demi tercapainya tujuan yang di harapkan
3. Pihak Keluarga
Diharapkan kepada pihak keluarga agar selalu menemani dan mendampingi
klien untuk memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Teknik Presedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salamba Medika.
Purba dkk, (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Wartonah Turwoto, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3 Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Buku Kedokteran, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Alimul, Aziz H, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Jakarta: Salemba Medika. Pitoyo, A.Z, (2012). Jiwa Yang Terbelah, Jakarta : EGC
Kurniawan, A, (2012). Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan, Jakarta EGC
Febriani, Ririn Nur, (2008). Penderita Gangguan Jiwa Terus Meningkat, Jakarta: EGC Suryono & Anggri, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia, Yogyakarta Nuha Medika. Wilkinson dkk (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
Gangguan
Strategi pertemuan 1
- Mengidenfikasi jenis halusinasi - Mengidenfikasi isi halusinasi - Mengidenfikasi waktu istirahat
klien
- Mengidenfikasi waktu tidur klien - Menganjurkan klien untuk tidur di
siang hari
S: Klien mengatakan susah tidur di malam hari
O: Bicara lambat, mata sayu, tidak bersemangat
A: Masalah belum teratasi P: Intervensi di lanjutkan
Strategi pertemuan 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
- Menganjur klien untuk istirahat - Melatih klien untuk tidur di siang
hari
- Menganjurkan klien untuk
memilih tempat yang nyaman buat beristirahat dan tidur
- Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S: Klien mampu beristirahat dan tidur di siang hari
O: Bicara lambat, tidak bersemangat A: Masalah teratasi sebagian
P: Interpensi dilanjutkan
Strategi pertemuan 3
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
- Melatih klien untuk tidur di siang hari
- Menganjurkan klien melakukan berbagai aktivitas di siang hari - Menganjurkan klien memasukkan
S: Klien mengatakan sudah dapat tidur di siang hari dengan nyaman
O: Klien tampak tenang A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi di lanjutkan
Strategi pertemuan 4
- Mengevaluasi kegiatan klien - Memberikan pendidikan
kesehatan mengenai kebutuhan istirahat tidur
- Menganjurkan klien untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S: Klien mengatakan dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman
O: Klien tampak senang dan lebih bersemangat