• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Media Promosi Produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Produk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Media Promosi Produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Produk."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : RONALD JEREMIAS MUKIN

NIM : 09.42010.0030

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

xi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Perancangan... 6

1.5 Manfaat Perancangan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Perancangan ... 8

2.2 Usaha Kecil Menengah atau UKM ... 8

2.3 Kabupaten Sidoarjo ... 9

2.3.1 Kecamatan Tanggulangin ... 10

2.3.2 Wisata Belanja Tanggulangin ... 11

2.3.3 Sejarah Sentra Industri Tanggulangin ... 11

2.3.4 Mch. Choiri ... 13

2.4 Media Promosi ... 14

2.4.1 Definisi Media Promosi ... 14

2.4.2 Promosi Periklanan ... 14

2.5 Pengertian Citra ... 15

2.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra ... 19

2.5.2 Citra Merek ... 21

2.5.3 Hubungan Citra Merek dan Keputusan Membeli ... 21

2.6 Visual ... 22

(3)

xii

2.8.1 Segmentasi ... 34

2.8.2 Targeting ... 35

2.8.3 Positioning ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Metodologi Penelitian ... 37

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3 Teknik Analisis Data ... 40

3.3.1 Hasil Wawancara dan Analisis Data Wawancara ... 41

3.3.2 Studi Eksisting ... 43

3.3.3 Analisis Kompetitor ... 47

3.3.4 Analisis SWOT ... 51

3.3.5 Analisis STP ... 54

3.4 Keyword ... 56

3.5 Konsep Perancangan ... 58

3.6 Perencanaan Kreatif ... 59

3.6.1 Konsep Kreatif ... 59

3.6.2 Strategi Kreatif ... 59

3.7 Perencanaan Media ... 63

3.7.1 Strategi Media... 64

3.8 Perancangan Karya ... 66

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 75

4.1 Implementasi Media ... 75

BAB V PENUTUP ... 85

(4)

xiii

(5)

xiv

Gambar 1.2 Stand UKM Mch. Choiri Saat Pameran UKM ... 4

Gambar 3.1 Halaman Depan Website Mch. Choiri ... 45

Gambar 3.2 Halaman Profil Website Mch. Choiri ... 45

Gambar 3.3 Halaman Produk Website Mch. Choiri ... 46

Gambar 3.4 Halaman Contact Website Mch. Choiri ... 46

Gambar 3.5 Billboard Mch. Choiri ... 47

Gambar 3.6 Logo Kompetitor Lumica Exotic Leather ... 48

Gambar 3.7 House of Leather Cikutra ... 50

Gambar 3.8 Skema Analisis STP ... 56

Gambar 3.9 Skema Keyword ... 56

Gambar 3.10 Skema Konsep Perancangan ... 58

Gambar 3.11 Warna yang Mewakili Elegan, Artistic dan Tastefull ... 61

Gambar 3.12 Warna Primer ... 62

Gambar 3.13 Warna Sekunder ... 62

Gambar 3.14 Jenis Font Terpilih ... 63

Gambar 3.15 Sketsa Alternatif Cover Katalog ... 67

Gambar 3.16 Sketsa Cover Katalog Terpilih ... 67

Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Halaman Utama Website ... 68

Gambar 3.18 Sketsa Terpilih Desain Website ... 68

Gambar 3.19 Sketsa Alternatif Iklan Koran ... 69

Gambar 3.20 Sketsa Terpilih Iklan Koran ... 69

Gambar 3.21 Sketsa Alternatif Iklan Majalah ... 70

Gambar 3.22 Sketsa Terpilih Iklan Majalah ... 70

Gambar 3.23 Sketsa Alternatif Desain Flyer ... 71

Gambar 3.24 Sketsa Terpilih Desain Flyer ... 71

Gambar 3.25 Sketsa Alternatif Desain Billboard ... 72

Gambar 3.26 Sketsa Terpilih Desain Billboard ... 72

(6)

xv

Gambar 4.2 Implementasi Karya Cover Belakang Katalog ... 76

Gambar 4.3 Implementasi Karya Beberapa Halaman Katalog ... 77

Gambar 4.4 Implementasi Karya Desain Halaman Home Website ... 78

Gambar 4.5 Implementasi Karya Desain Halaman Profil Website ... 78

Gambar 4.6 Implementasi Karya Desain Halaman Produk Website ... 79

Gambar 4.7 Implementasi Karya Desain Halaman Contact Website... 79

Gambar 4.8 Implementasi Karya Desain Flyer Depan Belakang ... 80

Gambar 4.9 Implementasi Karya Desain Billboard ... 81

Gambar 4.10 Implementasi Karya Desain Iklan Koran ... 82

Gambar 4.11 Implementasi Karya Desain Iklan Majalah ... 83

Gambar 4.12 Implementasi Karya Desain Iklan Website ... 84

(7)

xvi

Tabel 2.2 Respon Psikologi Warna ... 26

Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan Lumica ... 49

Tabel 3.2 Kekuatan dan Kelemahan House of Leather Cikutra ... 51

(8)

1

1.1 Latar Belakang

Dalam situs Sindonews.com dijelaskan bahwa Usaha Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan sebutan UKM merupakan tumpuan ekonomi rakyat di Indonesia dan menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Beberapa faktor internal dan eksternal seperti kurang maksimalnya promosi yang dilakukan dalam menarik target audience, serta banyaknya produk fashion luar negeri yang masuk menyebabkan berkurangnya minat masyarakat akan merek produk lokal yang dimiliki UKM dari Tanggulangin, Sidoarjo yaitu Mch. Choiri. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini diarahkan untuk merancang media promosi produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri sebagai upaya meningkatkan citra produk.

Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam menghadapi persaingan pasar saat ini harus didasari dengan upaya yang keras, memiliki keunggulan komparatif dan memiliki keunggulan kompetitif. Dengan kegiatan promosi yang dilakukan secara sistematik, sebuah industri ukm akan menjadi sebuah usaha yang handal dan kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar.

(9)

bersaing dengan produk fashion sejenis yang mulai menguasai pasar dalam negeri.

Berawal dari konsep home industri, Mch. Choiri telah menjadi salah satu produsen sukses dan menjadi pelopor industri kerajinan tas di Tanggulangin, Sidoarjo. Berdiri sejak tahun 1979, ukm ini didirikan oleh bapak H. Mochammad Choiri dengan memulai usaha dengan menjadi seorang pembuat tas koper model kotak. Tahun 1990-an, melakukan inovasi dengan memproduksi tas wanita pertama di kawasan industri tersebut. Berkat kerja keras ukm tersebut industri ukm ini memperoleh penghargaan UPAKARTI tahun 1996 oleh presiden Soeharto dalam menghasilkan produk bermutu tinggi. Pada tahun yang sama, industri ukm ini membuat merek untuk produk yang mereka miliki yaitu Lee CHOIR.

Terdapat pula beberapa nilai lebih yang kurang ditonjolkan oleh ukm ini antara lain kualitas produk yang dihasilkan, variasi produk dan merek produk yang dimilikinya. Sampai sekarang ukm ini telah memiliki tiga showroom yang berada di kawasan industri kecil Tanggulangin, Sidoarjo.

(10)

Gambar 1.1 Media Promosi Digital Terdahulu (Website) Sumber: www. mchoiri.com

Lee CHOIR sebagai merek produk dari Mch. Choiri merupakan salah satu merek lokal (dalam negeri) dari Tanggulangin, Sidoarjo yang bersaing dengan merek produk fashion luar negeri dan dalam negeri. Dalam promosi terdahulu, merek Lee CHOIR yang dimiliki kurang ditonjolkan karena promosi sebelumnya selalu menonjolkan nama dari industri ukm tersebut. Merek produk tersebut tetap memanjakkan para pelanggannya dengan mempertahankan kualitas bahan baku kulit terbaik dan desain yang terus mengikuti perkembangan jaman.

(11)

Gambar 1.2 Stand UKM Mch. Choiri Saat Mengikuti Pameran UKM Sumber: Dokumentasi Dari Manajer Mch. Choiri

Sutisna (2003: 83) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Jadi dapat dikatakan citra produk adalah hasi dari pandangan atau penilaian konsumen terhadap suatu merek itu baik atau buruknya. Oleh karena itu penilaian baik atau buruknya citra produk sangat ditentukan oleh kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Semakin optimalnya kegiatan promosi yang dilakukan maka semakin baik citra produk akan terbentuk dan sebaliknya.

(12)

dapat ditonjokan. Dengan demikian dapat meningkatkan kembali citra produk dari merek Lee CHOIR ini, selain itu produknya akan tetap diminati oleh pelanggan lama dan semakin dikenal oleh para pelanggan baru.

Media promosi yang cocok untuk meningkatkan citra produk Lee CHOIR ini adalah menggunakan media utama website dan katalog produk, dengan media pendukung lainnya seperti banner ads, iklan koran, iklan majalah, billboard,

flyer, dan merchandise (gantungan kunci kulit). Diharapkan dengan media

promosi tersebut dapat menjadikan merek produk Lee CHOIR sebagai salah satu ikon produk UKM unggulan yang berasal dari Tanggulangin, Sidoarjo dan mampu menarik minat serta dilirik oleh masyarakat luas.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka tugas akhir ini mengangkat tentang upaya meningkatkan citra produk Lee CHOIR sebagai merek produk dari industri ukm Mch. Choiri yang selama ini kurang ditonjolkan. Dengan demikian judul

tugas akhir ini adalah “ Perancangan Media Promosi Produk UKM Tanggulangin

Sidoarjo Mch. Choiri Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Produk “

1.2 Rumusan Masalah

(13)

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam kajian ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan batasan–batasan mengenai permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Merancang media promosi produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri sebagai upaya meningkatkan citra produk.

2. Perancangan media promosi produk ukm Mch. Choiri ditentukan pada media utama website dan katalog. Selain itu dirancang pula media pendukung lainnya seperti iklan website, iklan koran, iklan majalah, billboard, flyer dan

merchandise (gantungan kunci kulit).

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk merancang media promosi produk ukm Tanggulangin Mch. Choiri

sebagai upaya meningkatkan citra produk.

2. Mengangkat dan mempromosikan merek produk Lee CHOIR kepada khalayak luas agar keberadaannya semakin dikenal masyarakat.

1.5 Manfaat Perancangan

Dari perancangan media promosi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

(14)

1. Dapat menambah pengetahuan umum akan hasil produk UKM khususnya produk fashion dari bahan baku kulit yang mampu bersaing dengan produk fashion luar negeri dan dalam negeri.

2. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa atau perancang lain dalam bidang media promosi yang mengangkat industri UKM.

3. Dapat menjadi masukan bagi para pelaku ukm dalam pengembangan promosi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Media promosi yang telah dirancang dapat diaplikasikan langsung pada ukm Mch. Choiri di Tanggulangin.

(15)

8

Tinjauan pustaka berisi data yang sesuai dengan perancangan ini. Dalam kajian pustaka ini akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur, maupun teori – teori yang terkait dengan perancangan.

2.1 Perancangan

Bin Ladjamudin (2005: 39) mengatakan bahwa perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah–masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Dari definisi tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa percancangan merupakan suatu pola yang dibuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan atau organisasi setelah melakukan analisis terlebih dahulu.

2.2 Usaha Kecil Menengah atau UKM

(16)

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 3. Milik warga negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan usaha besar.

Berbentuk usaha atau orang perorangan, badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.3 Kabupaten Sidoarjo

Sidoarjo merupakan sebuah kapubaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, selat Madura di timur, kabupaten Pasuruan di selatan serta Kapubaten Mojokerto di barat.

(17)

Kecamatan Jabon, Kecamatan Krembung, Kecamatan Krian, Kecamatan Prambon, Kecamatan Porong, Kecamatan Sedati, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Tanggulangin, Kecamatan Tarik, Kecamatan Tulangan, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Wonoayu.

Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama di Sidoarjo. Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat bisnis di Jawa Timur (Surabaya). Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik diantaranya sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro–Waru, industri kerupuk di Telasih–Tulangan, dan sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin.

2.3.1 Kecamatan Tanggulangin

Tanggulangin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawatimur, Indonesia. Tanggulangin berada di sebelah selatan ibukota Sidoarjo dan hanya berjarak 9 km dari pusat kota Sidoarjo.

(18)

tersebut dengan nama Tanggulangin yang berasal dari pohon besar yang saat itu berfungsi sebagai menanggul angin.

2.3.2 Wisata Belanja Tanggulangin

Tanggulangin merupakan kawasan industri kecil kulit yang memproduksi berbagai macam jenis tas, sepatu, sandal, tas sekolah, dompet, jaket, ikat pinggang, tas olahraga dan lain–lain. Tempat ini setiap hari tidak pernah sepi dari pengunjung, apalagi dihari libur atau hari–hari besar lainnya. Sekarang seakan– akan kehilangan rohnya sebagai kota industri yang terlempar karena bencana Lumpur Lapindo. Industri ini merupakan salah satu ikon wisata Sidoarjo.

2.3.3 Sejarah Sentra Industri Tanggulangin

Pada tahun 1960-an berawal dari beberapa orang yang berprofesi sebagai kuli (tenaga lepas) yang membantu proses pembuatan koper di Surabaya. Selanjutnya muncul tenaga–tenaga terampil yang mampu membuat koper sendiri di desa Kedensari Kecamatan Tanggulangin. Saat itu koper yang dibuat berasal dari bahan karton tebal dan dilapisi kulit sapi yang diproses sederhana (kulit nabati) dan dipres menggunakan lem kanji.

(19)

hanya ke Surabaya melainkan merambah ke Semarang, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta. Pada tahun 1975 organisasi ini mengalami kebangkurtan karena salah dalam pengelolaan.

Tahun 1976 sebagian orang pendiri organisasi sebelumnya mengajak beberapa orang baru dan bersepakat mendirikan sebuah Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO). Koperasi ini adalah cikal bakal Sentra Industri Tas dan Koper di desa Kedensari Tanggulangin. Dengan modal sedikit INTAKO hanya dapat melayani anggota di bidang pengadaan bahan dan penunjang. Berkat pengelolaan yang baik dan pengabdiannya yang tinggi koperasi INTAKO ini pun lambat laut menjadi maju pesat.

Pada tahun 1981 INTAKO membeli tanah untuk membangun tempat usaha dan kantor. Kenyataan tersebut menjadikan mayoritas masyarakat menjadi anggota Koperasi INTAKO. Tahun 1985 Koperasi INTAKO membeli tanah guna membangun gedung untuk penjualan barang jadi. Sejak saat itulah Koperasi INTAKO mulai dikenal masyarakat luas. Bekerja sama dengan PT. GARUDA dalam pengadaan tas jamaah Haji seluruh Indonesia pada tahun 1986.

(20)

maka banyak warga sekitar mendirikan toko–toko tas di sepanjang jalan yang dilalui tamu–tamu koperasi sehingga daerah ini terkenal sebagai daerah pengrajin tas dan koper sekaligus merupakan tujuan wisata industri.

INTAKO mengembangkan usaha untuk selalu maju agar mampu bersaing di era perdagangan bebas. Pengembangan koperasi INTAKO tidak hanya sampai disini, tetapi INTAKO berkewajiban mengemban misi yang mulia sebagai pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi dunia usaha yang semakin kompetitif. Pada awal krisis ekonomi 1998 Sentra Tanggulangin memperoleh keuntungan dengan banyaknya pembeli dari Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan Irian menjadi reseller produk Tanggulangin hingga tahun 2001.

2.3.4 Mch. Choiri

Mch. Choiri merupakan salah satu industri UKM yang berada di kawasan Sentra Industri Tanggulangin. Berdiri pada tahun 1979, didirikan oleh bapak H. Mochammad Choiri yang memulai usaha dengan menjadi seorang pembuat tas koper model kotak. Pada tahun 1990an, melakukan inovasi dengan memproduksi tas wanita pertama di kawasan industri tersebut. Tahun 1996, melakukan inovasi lagi berupa pemberian nama merek produk Lee CHOIR. Berkat kerja kerasnya tersebut industri UKM ini memperoleh penghargaan UPAKARTI pada tahun yang sama oleh Presiden Soeharto dalam menghasilkan produk bermutu tinggi.

(21)

antara lain tas wanita, tas pria, dompet pria, dompet wanita, tas laptop, tas kerja, tas koper, sabuk, sepatu, sandal, jaket, tas sekolah dan tas golf. Namun tidak semua produk tersebut yang diberi merek Lee CHOIR, beberapa produk tersebut antara lain tas wanita, tas pria, dompet pria, dompet wanita, tas kerja, tas koper, sabuk, jaket, sepatu, dan tas sekolah.

2.4 Media Promosi

2.4.1 Definisi Media Promosi

Promosi merupakan kegiatan penting yang memiliki peran aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan, dan memberi informasi potensi suatu produk agar keberadaannya lebih dikenal oleh khalayak luas dan dapat mendorong khalayak untuk berkunjung ke produk atau objek yang dipromosikan. Sesuai kutipan yang dikutip oleh Hendra Fahrizal dalam situsnya (http://atjehpost.com) seorang ahli ekonomi Stuart Henderson Brit mengatakan bahwa punya usaha tanpa promosi ibarat mengedibkan mata ke seorang gadis dalam kegelapan, kita tahu apa yang kita lakukan tapi tidak dengan si gadis. Dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa promosi merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa adanya sebuah pesan yang tersampaikan melalui promosi masyarakat tidak akan mengetahui keberadaan sebuah produk.

2.4.2 Promosi Periklanan

(22)

meliputi seperangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada calon pembeli. Aplikasi media dalam promosi tergantung pada strategi dan tujuan yang ingin dicapai. Promosi menjadi lebih efektif jika digabungkan dengan iklan (Kotler dan Keller, 2007 : 234). Iklan memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Iklan Informatif

Iklan informatif ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahan tentang produk baru atau produk yang sudah ada.

2. Iklan Persuasif

Iklan persuasif ini bertujuan untuk menciptakan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produkatau jasa.

3. Iklan Pengingat

Iklan pengingat ini dimaksudkan untuk merangsang pembelian kembali produk atau jasa.

4. Iklan Penguat

Iklan penguat ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli konsumen yang sudah ada bahwa produk yang mereka beli atau yang mereka gunakan tepat.

2.5 Pengertian Citra

(23)

perusahaan, perasaan puas atau tidaknya konsumen terjadi setelah mempunyai pengalaman dengan perusahaan yang diawali dengan adanya keputusan pembelian,sehingga dapat disimpulkan keberadaan citra yang baik penting sebagai sumber daya internal objek dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan.

Citra dapat diukur melalui pandapat, kesan, tanggapan seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau tidak dari objek tersebut. Dimana suatu citra terhadap satu objek bisa berlainan tergantung persepsi perorangan bahkan bisa saja citra satu objek sama bagi semua orang.

Aaker (2006: 22) mengemukakan pengertian citra, “The total impression of

what person or group of people think and know about an object”. Artinya total

kesan dari pikiran seseorang atau kelompok tentang sebuah objek.

(24)

Kasali (2003: 30) citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang orang didalamnya terus mengembangkan kreativitas bahkan memberi manfaat lebih bagi orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, keberadaan citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada satu atau kedua hal tersebut.citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.

Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran. Kasali (2003: 28), mengemukakan bahwa pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna.

Menurut Harrison dalam Mulyadi (2007: 3), informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut:

1. Personality

Keseluruhan karakteristrik yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial 2. Reputation

(25)

3. Value

Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permitaan maupun keluhan pelanggan 4. Corporate Identity

Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan

Citra perusahaan tidak dapat dibentuk dengan sendirinya, haruslah ada upaya yang dilakukan agar citra tersebut menjadi semakin baik. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara lengkap Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan objek sasaran.

Menurut Soemirat dan Adianto (2007: 21) bahwa citra perusahaan adalah:

”Kesan, perasaan dan gambaran diri publik terhadap perusahaan. Kesan yang

sengaja diciptakan dari suatu objek, orang orang atau organisasi”. Selanjutnya

menurut Soemirat dan Adianto (2007: 22) ada empat komponen dalam citra perusahaan, yaitu :

1. Persepsi

(26)

2. Kognisi

Adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus memberikan informasi informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

3. Motif

Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan kegiatan tertentu guna mencapai satu tujuan. 4. Sikap

Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi berfikir dan merasa dalam menghadapi ide, objek, situasi atau nilai. Siakp bukan prilaku tetapi kecenderungan untuk berprilaku dengan cara cara tertentu.

2.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan

(27)

memenuhi kebutuhan konsumen tidak hanya tergantung pada kualitas produk atau jasanya saja, tapi juga pada kepiawaian membangun citra perusahaan.

Menurut Rangkuti (2006: 44), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap citra perusahaan adalah:

1. Harga yang ditawarkan

Tingkat harga yang akan menimbulkan persepsi atas produk yang berkualitas atau tidak.

2. Reputasi (image) perusahaan dimata pelanggan

Reputasi yang baik menimbulkan persepsi terhadap citra perusahaan, sehingga pelanggan memaafkan suatu kesalahan meskipun tidak untuk suatu kesalahan selanjutnya.

3. Jaminan atas layanan yang berkualitas

Jaminan atas pelayanan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi atas citra perusahaan untuk tahap pelayanan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

4. Penampilan fasilitas fisik

Situasi atas pelayanan fasilitas fisik dikaitkan dengan citra perusahaan sehingga mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap baik atau tidaknya citra perusahaan.

5. Komitmen organisasi

(28)

dari pegawai, dapat berpengaruh terhadap persepsi pelanggan, sehingga dapat menimbulkan kesan perusahaan tersebut memiliki citra yang baik.

2.5.2 Citra Merek

Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Sebuah citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Hal ini didukung oleh teori dari Kotler dan Amstrong (2001: 225) yang mengemukakan dalam bukunya bahwa citra merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Winardi (1991: 129) mendifinisikan citra merek adalah suatu kompleks simbol–simbol dan arti yang berkaitan dengan merek yang diminati dan diperhatikan oleh konsumen akan produk–produk yang mereka beli atau pakai.

2.5.3 Hubungan Citra Merek dan Keputusan Membeli

(29)

Citra suatu merek produk dapat memudahkan konsumen dalam membedakan antara satu produk dan produk lainnya berdasarkan mutu yang dimiliki sehingga lebih efisien. Merek juga berperan dalam bentuk persepsi konsumen tentang kualitas suatu produk. Persepsi yang terbentuk melalui sebuah merek akan banyak mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

2.6 Visual

2.6.1 Warna

Warna merupakan cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda dan selanjutnya diintepretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut. Warna termasuk salah satu uinsur keindahan dalam seni dan desain selain unsur visual yang lain (Darma Prawira, 1989: 4). Warna diketahui bisa memberikan pengaruh terhadap psikologi dan emosi manusia. Warna juga menjadi bentuk komunikasi non verbal yang dapat mengungkapkan pesan secara instan dan lebih bermakna.

(30)

Menurut Sanyoto (2005 : 19) terdapat lima klasifikasi warna antara lain primer, sekunder, intermediate, tersier dan warna kuarter.

1. Warna Primer

Warna primer atau biasa disebut dengan warna pokok. Disebut warna primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain dan disebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai warna pokok percampuran untuk memperoleh warna lain.

2. Warna Sekunder

Merupakan warna jadian dari percampuran dua warna primer. 3. Warna Intermidiate

Warna intermidiate merupakan warna perantara,yaitu warna yang ada diantara warna primer dan sekunder dalam lingkaran warna.

4. Warna Tertier

Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dari dua warna sekunder atau warna kedua.

5. Warna Kuarter

Warna kuarter atau warna ke empat yaitu hasil warna percampuran dari dua warna tersier atau warna ketiga

(31)
[image:31.595.95.511.132.744.2]

Tabel 2.1 Tabel Karakteristik Warna

Warna Panas Warna dingin

- Pribadi yang integratif

- Mudah menyesuaikan diri

- Cinta - Nafsu - Kekuatan - Berani - Primitive - Menarik - Pengorbanan - Vitalitas - Agresif - Kebahagiaan - Sosialisme - Persahabatan - Gairah

- Mudah tertekan - Damai

- Setia - Konservatif - Pasif terhormat - Depresi - Lembut - Menahan diri - Ikhlas - Sejuk - Pasif - Spiritual - Monotheis - Kesucian - kedamaian - Intelektual - Cerah - Bijaksana - Terang - Bahagia - Hangat - Pengecut - Penghianatan - Kekayaan - Emas

- Selera makan yang tinggi - Tenang

- Kedudukan sosial tinggi - Tumbuh

- Kurang pengalaman - Segar

(32)

- Keberuntungan - Suka cita - Idealisme - Kemakmuran

- Perenungan

- Melambangkan kepercayaan - Harmoni

- Ramah - Ramai - Hangat

- Semangat muda - Ekstremis - Menarik - Kebahagiaan - Penghormatan - Kegembiraan - Optimis - Keseimbangan - Semangat - Ceria - Artistik - Misteri - Kuat - Kreatifitas - Formal - Melankolis - Pendiam - Mulia - Sejuk

- Murung dan menyerah - Lambang duka cita

(33)
[image:33.595.95.513.193.749.2]

namun secara umum hubungan psikologis antara warna dan manusia dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.2 Respon Psikologi Warna

Warna Respon Psikologi Catatan

Merah Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya

Warna merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Warna merah yang dikombinasikan dengan hijau akan menjadi simbol natal. Merah jika dikombinasikan dengan putih akan mempunyai arti bahagia dalam lingkungan budaya oriental.

Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan.

Banyak digunakan sebagai warna pada logo bank di Amerika Serikat untuk

memberi kesan “

Kepercayaan “

Hijau Alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan.

(34)

disukai.

Kuning Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran, pengecut (budaya barat), penghianatan.

Kuning adalah warna keramat dalam agama hindhu.

Ungu atau Jingga Spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan

Sangat jarang ditemui di alam

Oranye Energi, keseimbangan, kehangatan

Menekankan sebuah produk yang tidak mahal

Coklat Tanah, realibility, comfort, daya tahan.

Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna coklat dan sangat sukses.

Abu – abu Intelek, masa depan, kesederhanaan, kesedihan

Warna yang paling mudah dilihat mata.

Putih Kesucian, kebersihan,

ketepatan, ketidak bersalahan, steril, kematian.

Di Amerika melambangkan perkawinan. Sedangkan di budaya timur ( India dan Cina ) melambangkan kematian

Hitam Power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri ketakutan, kesedihan, keanggunan.

(35)

2.6.2 Tipografi

Tipografi adalah seni merancang huruf, kata, paragraf dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Sudiana (2001: 1) menjelaskan bahwa gambar merupakan suatu unsur grafis yang paling mudah terbaca. Tetapi melalui kata – kata yang tersusun dari huruf demu huruflah yang menuntun pemahaman pembaca terhadap pesan atau gagasan.

Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig antara lain :

1. Roman

Ciri huruf ini adalah memiliki sirip atau kaki atau serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf ini memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis–garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah, dan feminim.

2. Egyptian

Jenis huruf yang memiliki ciri kaki atau sirip atau serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil

3. Sans serif

(36)

4. Script

Huruf ini menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

Huruf ini merupakan pengembangan dari bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

2.6.3 Layout

Menurut Tom Lincy dalam buku (Kusrianto, 2007: 277), prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan. Dalam penerapan perancangan ini desain layout menjadi landasan untuk dijadikan acuan dasar dalam memberikan panduan dalam mendesain layout dari perancangan buku monumen bersejarah di kota Surabaya. Untuk mengatur layout, di perlukan pengetahuan akan jenis-jenis layout.

Berikut adalah jenis-jenis layout pada media cetak, baik brosur, majalah, iklan maupun pada buku.

1. Mondrian Layout

(37)

dan memuat gambar atau copywriting yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

2. Multi Panel Layout

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya). 3. Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).

4. Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copywriting (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi layout nya didominasi oleh penyajian teks (copy). 5. Frame Layout

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).

6. Shilhoutte Layout

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap atau warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

7. Type Specimen Layout

(38)

8. Sircus Layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.

9. Jumble Layout

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

10. Grid Layout

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

11. Bleed Layout

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

12. Vertical Panel Layout

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.

13. Alphabet Inspired Layout

(39)

14. Angular Layout

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

15. Informal Balance Layout

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

16. Brace Layout

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong. 17. Two Mortises Layout

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

18. Quadran Layout

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume (isi) yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).

19. Comic Script Layout

(40)

20. Rebus Layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita.

2.7 Teori Analisis SWOT

Menurut Sarwono dan Lubis dalam buku Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual (2007: 18-19), mengatakan bahwa SWOT dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.

Langkah analisis: Mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.

Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

(41)

positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:

1. Strategi PE-KU (S-O) atau Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) atau Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) atau Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

4. Strategi A-LEM (W-T) atau Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan.

2.8 Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP)

2.8.1 Segmentasi

Segmentasi adalah membuat kelompok – kelompok para konsumen atau kesesuaian yang mungkin menjadi suatu karakteristik umum, kebutuhan, kehendak atau keinginan. Segmentasi juga bisa dikatakan sebagai suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Prisgunanto (2006 : 138–141), Segmentasi adalah tahapan bagaimana seharusnya mengkategorisasikan pasar yang hendak dituju dalam strategi komunikasi pemasaran, segmentasi apa yang hendak dijadikan sasaran dalam strategi pemasaran.

(42)

Sunarto (2004: 152–159) dalam menentukan segmentasi dibutuhkan dasar penentuan antara lain meliputi :

1. Segmentasi Geografis

Segmentasi ini mengharuskan pembagian pasar menjadi unit – unit geografis yang berbeda seperti negara, propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal.

2. Segmentasi Demografis

Segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok – kelompok berdasarkan variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial.

3. Segmentasi Psikografis

Segmentasi ini membagi kelompok menjadi kelompok berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai.

2.8.2 Targeting

(43)

kemungkinan perubahan sasaran oleh korporat karena alasan penerapan strategi komunikasi perusahaan yang berbeda.

2.8.3 Positioning

Prisgunanto (2006: 138–141) memaparkan bahwa positioning adalah bagaiman posisi komunikator dan komunikan dalam hubungan – hubungan yang ada serta bagaimana komunikator dipersepsikan dan apa yang diinginkan. Pendekatan mendasar atas positioning tidak dengan menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda, tetapi dengan menggunakan apa yang telah ada di dalam pikiran kita dan mengikat kembali hubungan yang sudah ada.

Kotler dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 58) menyatakan setidaknya ada 3 langkah dalam melakukan positioning yaitu :

1. Mengenali keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.

(44)

37

Dalam bab ini akan dijabarkan bagaimana langkah–langkah yang diambil oleh peneliti dalam mendapatkan data serta langkah menganalisisnya.

3. 1 Metodologi Penelitian

Metodologi merupakan kerangka dasar dari tahapan penyelesaian Tugas Akhir. Jenis metodologi penelitian yang dipilih adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong 2006: 4) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata–kata atau lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan pendekatan ini diharapkan memperoleh informasi yang mendalam mengenai obyek yang diteliti.

Pendekatan yang dimaksud antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, studi eksisting, dan kepustakaan. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan aktifitas, sehingga mengharuskan peneliti mengumpulkan informasi yang detail dengan menggunakan beragam prosedur pengumpulan data selama periode waktu tertentu.

3. 2 Teknik Pengumpulan Data

(45)

yang sangat penting untuk mengetahui garis besar permasalahan yang dihadapi dalam perancangan media promosi produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri. 1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau narasumber. Menurut Sutopo (2006: 72) dalam penelitian kualitatif wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan Bapak Roni, beliau adalah manajer dari Mch. Choiri. Wawancara diarahkan pada pertanyaan yang menyangkut visi dan misi, media promosi sebelumnya, hambatan dalam menjalankan industri UKM ini dan upaya apa yang telah dilakukan dalam mempertahankan produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri ini. Dari wawancara tersebut dapat diketahui permasalahan, kendala dan berbagai informasi pendukung kajian ini.

2. Observasi

(46)

penting untuk melihat lebih dalam tentang kualitas produk, cara pembuatan produk, dan produk–produk yang ditawarkan kepada konsumen atau masyarakat selama ini.

3. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang

umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu masalah tertentu. Menurut Sutopo (2006: 73) Focus Group Discussion juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seoarang peniliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian ini banyak buku yang digunakan seperti buku tentang pemasaran, serta buku–buku lainnya yang menjadi bahan acuan dalam melaksanakan penelitian ini. Sumber kepustakaan diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil–hasil penelitian (Tesis dan Disertasi) dan sumber– sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, televisi, radio dan lain–lain). 4. Kepustakaan

Metode ini menggunakan literatur dalam menunjang semua data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang keabsahan data yang diperoleh di lapangan.

(47)

upaya meningkatkan citra produk seperti penelitian terdahulu, buku, jurnal, dan artikel yang diperoleh dari website.

5. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008: 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh semua informasi berupa gambar yang berkaitan dengan media promosi produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri berupa foto produk, ruang produksi, suasana, dan interior dari UKM Mch. Choiri.

3. 3 Teknik Analisis Data

Dalam ardhana12.wordpress.com menjelaskan bahwa analisis data adalah sebuah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis.

(48)

3.3.1 Hasil Wawancara dan Analisis Data Wawancara

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di salah satu gerai yang terletak di Grosir Tas Pasar Wisata, Komplek Ruko Pasar Wisata Mch. Choiri pada tanggal 16 November 2013 dengan Bapak Roni sebagai manajer menyatakan bahwa selama ini Mch. Choiri merupakan salah satu UKM yang juga produsen tas kulit terkemuka di Tanggulangin. Saat ini Mch. Choiri telah memiliki 3 gerai di kawasan industri Tanggulangin. UKM ini merintis usahanya pertama kali dengan memproduksi tas koper model kotak. Membuat terobosan pertama pada tahun 90an dengan meluncurkan inovasi baru berupa produk tas wanita yang pertama di kawasan industri Tanggulangin.

Tahun 1996 Mch. Choiri memperoleh penghargaan Upakarti dari presiden Soeharto karena produk yang dihasilkannya bermutu tinggi. Pada tahun tersebut industri UKM ini memberi nama merek pada produk yang dihasilkan yaitu LEE CHOIR. Harga yang ekonomis untuk produk sejenis tas yang dihasilkan dari bahan kulit sapi, Mch. Choiri berharap dapat diterima masyarakat berbagai kalangan. Visi dari Mch. Choiri sendiri adalah ingin menjadi produsen tas yang survive akan kebutuhan masyarakat atau konsumen di Indonesia.

(49)

CHOIR ini adalah bahan baku kulit yang masi tetap dipertahankan dalam produk yang dibuatnya.

Untuk promosi industri UKM ini lebih menonjolkan nama industri ukm-nya daripada nama merek Lee CHOIR yang dimiliki. Berdasarkan hasil wawancara, dengan melihat peluang yang ada untuk menarik segmentasi baru pada target audience masyarakat menengah ke bawah membuat dampak yang sangat signifikan pada merek produk LEE CHOIR yang dimiliki industri UKM yang berada di Tanggulangin tersebut. Menarik segmentasi baru dengan menyertakan merek produk luar negeri membuat merek produk Lee CHOIR yang dimiliki ukm ini menjadi kurang menonjol di masyarakat.

Masyarakat maupun konsumen sendiri pun belum mengetahui bagaimana kualitas dari produk buatan luar negri itu. Padahal hasil karya produk dalam negeri juga tidak kalah bersaing baik dari sisi kualitas dan desainnya pun sudah mampu memenuhi keingin masyarakat atau konsumen. Kekuatan yang dimiliki merek produk Lee CHOIR dari segi kualitas dan desain yang eksklusif yang ditawarkan oleh ukm ini memang perlu ditonjolkan. Berdasarkan fakta diatas, hal itu menjadikan nilai lebih, terutama ketika produk tas dari luar negeri yang belum teruji dalam hal kualitas. Dengan begitu merek produk Lee CHOIR memiliki kelebihan tersendiri dan berbeda dengan produk ukm lain maupun produk luar negri yang menjual produk sejenis.

(50)

menonjolkan kelebihan pada merek produk Lee CHOIR. Oleh karena itu perlu dirancang suatu media promosi yang tepat dan terstruktur dengan harapan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih menarik dan memuaskan dari kegiatan promosi sebelumnya.

3.3.2 Studi Eksisting

Analisis studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan terhadap obyek yang diteliti, media promosi terdahulu serta kompetitornya.

Studi eksisting yang didapatkan dari observasi dan wawancara yang dilakukan, memperoleh informasi tentang promosi yang telah dilakukan yaitu menggunakan brosur, billboard, website, liputan kawan wartawan serta mengikuti pameran UKM.

Website merupakan salah satu media promosi yang popular saat ini,

(51)

Namun, kekurangan dari website ini adalah pada segmen desain yang meliputi layout, pemilihan warna, komposisi foto, serta tipografi. Tidak adanya keterangan harga pada produk juga menjadi kekurangan pada website tersebut. Selain itu pada website ini terlalu menonjolkan nama dari UKM ini dan tidak menonjolkan merek produk Lee CHOIR yang dimiliki.

Flyer merupakan media promosi yang harus bisa membawa informasi dari

produk atau jasa yang tengah ditawarkan. Flyer yang dibuat oleh Mch. Choiri memiliki kekurangan pada segmen desain yang meliputi layout, pemilihan warna, komposisi foto serta tipografi. Kekurangan pada flyer ini juga terletak pada tidak adanya informasi produk yang ditawarkan, dan tidak menonjolkan merek produk Lee CHOIR, hanya berisikan profile UKM dan alamat outlet yang ada.

(52)
[image:52.595.94.515.113.579.2]

Gambar 3.1 Halaman Depan Website Mch. Choiri Sumber: www. mchoiri.com

(53)
[image:53.595.95.513.116.597.2]

Gambar 3.3 Halaman Produk Website Mch. Choiri Sumber: www. mchoiri.com

(54)
[image:54.595.93.515.99.500.2]

Gambar 3.5 Billboard Mch. Choiri Sumber: Hasil Dokumentasi Peneliti

3.3.3 Analisis Kompetitor

Studi kompetitor menjelaskan kemiripan produk yang diangkat. Untuk kompetitor dari produk UKM Tanggulangin Mch. Choiri yang menawarkan produk tas berbahan baku kulit, maka dipilihlah LUMICA Exotic Leather dan

(55)
[image:55.595.93.511.133.521.2]

1. Lumica Exotic Leather

Gambar 3.6 Logo Kompetitor

Sumber: http://lumica.itrademarket.com/profile/lumica.htm

LUMICA Exotic Leather yang merupakan salah satu industri UKM sukses di Yogyakarta, bergerak di bidang fashion khususnya tas berbahan baku kulit spesifik. Didirikan dan dikelola oleh Adriyanto Wicaksono yang juga lulusan dari London School of Economics. Memiliki konsep yang hampir sama yaitu handmade. UKM ini memproduksi tas, dompet, sepatu, sandal, ikat pinggang dan berbagai macam aksesori wanita.

(56)

dibeli. Segmentasi pasar yang dibidik adalah masyarakat umum khususnya kalangan menengah hingga menengah ke atas.

[image:56.595.95.514.273.534.2]

Promosi yang telah dilakukan oleh industri UKM ini adalah word of mouth, pameran UKM, pameran luar negri (fasilitas dinas), media sosial (twitter).

Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor

Kekuatan Kelemahan

- Produk yang ditawarkan beragam. - Bahan baku produk lebih bervariatif. - Memiliki sertifikat Authentiction. - Telah melakukan penjualan hingga

Italy dan Australia.

- Memiliki logo.

- Memiliki kesan “wah“ dari

produknya.

- Produk terbatas.

- Media promosi terbatas hanya

berupa twitter, liputan wartawan, WOM (Word Of Mouth), dan pameran ukm.

- Harga produk khusus kalangan

menengah hingga menengah ke atas.

(57)

2. House of Leather Cikutra

Gambar 3.7 House of Leather Cikutra Sumber: http://house-of-leather.blogspot.com/

House of Leather Cikutra merupakan salah satu industri UKM sukses di Cikutra,

Bandung. Berdiri pada tahun 2000 mengawali usaha dengan memproduksi jaket kulit. Melihat pasar pembuatan jaket yang kurang potensial, pada tahun 2000an, Ade yang merupakan pendiri sekaligus pengelola mulai melirik usaha pembuatan tas dengan tetap berbahan dasar kulit. Memiliki konsep yang hampir sama yaitu handmade. UKM ini memproduksi tas, dompet, gantungan kunci, ikat pinggang,sepatu pria dan berbagai macam aksesori dari kulit.

Bahan baku pada produk industri UKM ini merupakan kulit sapi. Harga produk UKM tersebut berada di kisaran harga Rp. 350.000,00 - Rp. 800.000,00. Segmentasi pasar yang dibidik adalah masyarakat umum khususnya kalangan menengah hingga menengah ke atas.

(58)
[image:58.595.97.511.140.497.2]

Tabel 3.2 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor

Kekuatan Kelemahan

-Promosi menggunakan website. -Memiliki variasi pada produk.

-Mengikuti even pameran di luar

negeri (fasilitas dinas)

-Promosi hanya menggunakan

website, dan pameran UKM.

-Harga yang ditawarkan hanya untuk

kalangan masyarakat menengah hingga menengah atas.

-Tidak memiliki merek sendiri pada

produknya.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

3.3.4 Analisis SWOT

Menurut Sarwono dan Lubis dalam buku Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual (2007: 18-19), mengatakan bahwa SWOT dipergunakan untuk

menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.

(59)

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.

Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:

1. Strategi PE-KU (S-O) atau Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) atau Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) atau Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

4. Strategi A-LEM (W-T) atau Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan.

(60)
[image:60.595.95.514.141.754.2]

Tabel 3.3 Analisis SWOT INTERNAL

EKSTERNAL

Strengths

1. Terletak di kawasan Tanggulangin (sudah dikenal dengan industri tas kulit )

2. Memiliki sejarah 3. Memiliki showroom 4. Memiliki logo

5. Memiliki kualitas bagus 6. Website sebagai salah

satu promosi.

7. Konsumen dapat memesan desain sesuai keinginan.

8. Grosir dan eceran. 9. Memiliki merek produk

Lee CHOIR.

10. Desain eksklusif (mengikuti perkembangan mode).

Weakness

1. Media promosi kurang tepat sasaran hanya flyer,

billboard, website, liputan

wartawan dan pameran ukm.

2. Kurang menonjolkan merek Lee CHOIR (media promosi lebih menonjolkan nama industri UKM Mch. Choiri) 3. Konten website yang

kurang terupdate.

4. Hanya menggunakan flyer saat pameran UKM.

Opportunity

1. Peluang merek Lee CHOIR semakin dikenal sebagai produk fashion terbaik.

STRATEGI S–O

1. Menggunakan merek Lee CHOIR sebagai keunggulan.

2. Menonjolkan merek Lee

STRATEGI W–O

(61)

2. Hasil produksi UKM semakin dikenal.

3. Belum banyak produk UKM fashion yang memiliki merek

CHOIR.

3. Menampilkan kelebihan yang dimiliki merek Lee CHOIR sebagai promosi.

2. Menggunakan katalog dan flyer sebagai promosi saat pameran UKM.

3. Menggunakan billboard pada showroom.

Threat

1. Pemain lama

2. Adanya bencana lumpur lapindo sidoarjo.

3. Produk fashion luar negeri yang memiliki desain yang lebih disukai masyarakat.

4. Banyak industri UKM sejenis yang lebih menarik.

5. Pendatang baru industri UKM khususnya fashion.

STRATEGI S–T

1. Menguatkan keunikan yang dimiliki merek Lee CHOIR sebagai kekuatan promosi. 2. Menciptakan inovasi baru

pada media promosi dengan menggabungkan unsur tradisional dengan modern. 3. Menggunakan icon merek

Lee CHOIR sebagai kekuatan promosi.

STRATEGI W–T

1. Menciptakan media promosi yang lain daripada umumnya.

2. Memberi sebuah bonus menarik berupa gantungan kunci kulit ketika konsumen membeli produk.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

3.3.5 Analisis STP

Segmentasi dan Targeting

a. Demografis

(62)

- Profesi : pegawai negeri atau swasta, wirausaha, distributor - Pendapatan : Rp. 2.500.000,00 – Rp. 7.500.000,00

- Kelas Sosial : Menengah – Menengah atas

b. Geografis

- Wilayah : Jawa dan Luar Jawa (Kalimantan, Jakarta, Bali). - Ukuran kota : Sedang – besar.

c. Psikografis

- Gaya Hidup : suka mode atau fashion yang berkaitan dengan produk kulit, aktifitas padat dan sibuk, mengikuti trend.

- Kepribadian : ingin tampil menarik, suka hal baru, meningkatkan daya tarik, perubahan penampilan.

Behaviour

- Sikap terhadap produk : mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

2. Positioning terdahulu

(63)
[image:63.595.94.496.118.491.2]

3.4 Keyword

Gambar 3.8 Skema Analisis STP Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Lee CHOIR sebagai merek produk fashion dari industri UKM Mch. Choir yang mengutamakan kualitas, serta desain elegan dan berkelas. Lee CHOIR merupakan salah satu merek produk dari industri UKM di Tanggulangin Sidoarjo.

(64)
[image:64.595.94.490.107.497.2]

Gambar 3. 9 Skema Keyword Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Dari ke tiga komponen yaitu produk lokal, kuat, dan selera tinggi akan muncul sebuah keyword “SURVIVE“. Survive memiliki arti bertahan hidup.

(65)
[image:65.595.96.503.136.680.2]

3.5 Konsep Perancangan

(66)

3.6 Perencanaan Kreatif

3.6.1 Konsep Kreatif

Konsep survive yang diperoleh peneliti memunculkan sebuah tujuan kreatif dari perancangan media promosi produk UKM Tanggulangin MCH. CHOIRI sebagai upaya meningkatkan citra produk yaitu dengan menggunakan gaya visual elegan, artistik, dan berselera tinggi. Gaya visual tersebut dikemas secara kontemporer melalui pendekatan persuasif kepada masyarakat.

3.6.2 Strategi Kreatif

Dalam mencapai sebuah tujuan kreatif, peneliti membutuhkan strategi kreatif dalam perancangan media promosi ini antara lain :

1. Tema pokok perancangan atau big idea :

Tema pokok dalam perancangan media promosi ini adalah merek Lee CHOIR mampu bertahan dalam persaingan pasar khususnya pada produk fashion dari luar negeri maupun dalam negeri.

2. Arah Komunikasi :

Produk fashion yang mengutamakan kualitas serta memiliki desain berkelas dan elegan.

3. Positioning :

Positioning dalam perancangan ini adalah menempatkan merek Lee CHOIR

(67)

4. Visualisasi

Pada perancangan media promosi produk UKM ini peneliti menggunakan strategi kreatif visual berupa foto produk fashion dari UKM tersebut yang menggambarkan kesan elegan, artistic dan berselera tinggi. Pendekatan persuasif dengan foto poroduk, lebih mudah diterima oleh masyarakat sekarang ini. Kesan elegan, artistik serta penuh cita rasa yang diberikan pada tampilan visual ini dapat menjadi pembeda dengan produuk UKM lainnya. 5. Tagline (verbal)

Tagline atau yang biasa disebut slogan merupakan kumpulan kata – kata yang digunakan untuk untuk mendramatisir emosi dari konsumen terhadap suatu merek. Tagline yang digunakan untuk perancangan media promosi merek produk Lee CHOIR ini adalah “ Fashion with Quality Leather “. Penggunaan

tagline ini menggambarkan karakter produk Lee CHOIR. Selain itu untuk menyampaikan bahwa merek produk Lee CHOIR memiliki keunggulan dari sisi kualitas dan desain yang elegan.

Penggunaan bahasa inggris pada tagline dimaksudkan agar menjual merek Lee CHOIR tersebut keseluruh Indonesia bahkan hingga diluar negeri atau lebih bersifat global audience. Selain untuk mengenalkan merek Lee CHOIR lebih luas tagline ini akan digunakan pada media promosi yang utama yaitu pada website dan katalog.

6. Warna (visual)

(68)

perincian kembali untuk mencari warna yang sesuai dengan produk LEE CHOIR. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam menentukan warna desain menggunakan teori Shigenobu Kobayashi. Sedangkan untuk psikologi warna menggunakan teori warna dari Darmaprawira, Sulasmi.

Berdasarkan perincian kembali pada konsep “ survive “ ditemukan tiga kata

[image:68.595.91.505.304.682.2]

kunci yaitu elegant, artistic, dan Tastefuly. Ketiga kata kunci tersebut merupakan karakter yang sesuai dengan produk dari LEE CHOIR. Warna yang terpilih adalah warna cokelat tua, cokelat muda dan cokelat kulit. Pemilihan warna tersebut menggunakan teori shigenobu kobayashi, dimana yang mendekati ketiga kata kunci tersebut terdapat di bagian kiri bawah yaitu “reminiscent”. Namun tidak semua warna tersebut digunakan dalam desain media promosi ini, melainkan dengan melakukan pemilihan warna yang sesuai dengan karakter Lee CHOIR seperti elegant, artistic, dan tasteful.

(69)

Warna coklat dipilih karena identik dengan produk fashion dari kulit. menurut psikologinya warna coklat memiliki menggambarkan tenang, alami, bersahabat, kebersamaan dalam buku warna teori dan kreativitas penggunaannya ( Dharmaprawira, 2002 : 38 ).

Warna primer yang digunakan dalam perancangan media promosi kali ini adalah warna cokelat tua, coklat muda dan coklat kulit. Ketentuan untuk CMYK warna coklat tua (C=20, M=75, Y=100, K=80), coklat muda (C=36, M=38, Y=49, K=3), coklat kulit (C=0, M=44, Y=71, K=0) diambil dari buku color image scale (Shigenobu Kobayashi).

Gambar 3.12 Warna Primer Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Warna sekunder dalam perancangan media promosi Lee CHOIR ini adalah warna abu – abu keputihan (C = 5, M = 6, Y = 10, K = 14).

(70)

7. Tipografi (Visual)

Tipografi yang digunakan oleh peneliti akan disesuaikan dengan perjuangan bersaing dan bertahan dengan merek produk luar negeri (survive). Untuk tagline menggunakan jenis huruf serif yaitu font “ Aleo “. Penggunaan serif

[image:70.595.95.513.316.555.2]

pada tagline dikarenakan jenis huruf serif sesuai dengan karakter produk Lee CHOIR yaitu elegan, artistic dan tasteful. Jenis huruf serif dipilih karena memiliki kesan maskulin, berwibawa, dewasa, serius, kuat, kokoh, penuh keyakinan (Rustan, 2011: 107).

Gambar 3. 14 Jenis Font Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti

3.7 Perencanaan Media

(71)

yang berkaitan dengan produk kulit, aktifitas padat dan sibuk, mengikuti trend, ingin tampil menarik, suka hal baru, meningkatkan daya tarik, perubahan penampilan. Selain psikografis, faktor behaviournya adalah mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

3.7.1 Strategi Media

Perancangan media promosi merek produk LEE CHOIR menggunakan media yang sesuai dengan target audiens antara lain :

1. Website

Penggunaan media promosi digital berupa website berfungsi sebagai media informatif yang memiliki jangkauan luas. Informasi yang disampaikan dalam

website juga lebih lengkap dan mudah untuk diakses. Pembuatan website

menjadi yang utama dalam promosi merek produk Lee CHOIR. Website ini menyampaikan tentang profil dari industri ukm yang membuat merek produk Lee CHOIR, detail produk. Website disesuaikan kembali dengan konsep awal yaitu survive.

2. Katalog produk

(72)

3. Media Promosi Pendukung a. Billboard

Media ini dipilih untuk memudahkan para konsumen menemui lokasi Lee CHOIR yang terdapat di sentra industri Tanggulangin. Dengan ukuran billboard yang besar akan menimbulkan kesan tertarik di benak konsumen.

Billboard akan diletakkan di depan showroom dan beberapa tempat lainnya. Billboard berbentuk landscape dengan ukuran 10m x 5 m

b. Flyer

Media ini efektif digunakan sebagai pendukung katalog produk dalam mengikuti pameran UKM. flyer berfungsi sebagai alat pendekatan yang persuasif. Flyer dibuat dengan satu halaman depan-belakang dengan ukuran 10 x 21,5 cm dan dicetak full color.

c. Iklan koran

Media ini dapat menjangkau seluruh target audiens para pembaca koran. Keunggulan media ini tepat waktu, dipercaya, diterima luas. Koran yang digunakan adalah Jawapos. Iklan berbentuk landscape dengan ukuran 2 kolom.

d. Iklan majalah

(73)

e. Iklan website (banner ads)

Internet merupakan salah satu media promosi dengan digital yang efektif dikarenakan kecenderungan konsumen mengakses internet serta tidak tahunya konsumen pada website resmi industri UKM tersebut.

f. Merchandise (Gantungan kunci kulit)

Media ini digunakan saat konsumen membeli produk merek LEE CHOIR. dibuat dari kulit dengan memberinya langsung setiap transaksi pembelian. Ukuran untuk gantungan kunci ini adalah 7,5cm x 4 cm

3.8 Perancangan Karya

Berdasarkan konsep kreatif yang telah dirancang, maka pada bagian perancangan karya ini akan ditampilkan sketsa desain sebelum final desain. 1. Katalog Produk

Sesuai dengan konsep awal yaitu “survive” maka desain yang digunakan

dalam katalog produk ini menggunakan gaya desain panel layout. Dimana “survive” yang dimaksud tetap menampilkan kesan elegan sesuai dengan

(74)
[image:74.595.91.501.160.667.2]

sesuai dengan konsep awal dengan memberi informasi alamat website yang diletakkan di bagian tengah bawah.

Gambar 3. 15 Sketsa Alternatif Cover Katalog Produk Sumber: Hasil Olahan Peneliti.

(75)

2. Website

Gaya desain website masi sama dengan katalog yaitu dengan panel layout. Desain juga dibuat dengan gaya modern. Dalam website masyarakat juga dapat melihat secara detail tentang produk dari merek Lee CHOIR yang dimiliki oleh ukm ini.

[image:75.595.92.508.247.687.2]

Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Desain Halaman Utama Website Sumber: Hasil Olahan Peneliti

(76)

3. Iklan koran

Desain yang digunakan pada media iklan koran ini menggunakan teknik fotografi close up tangan seorang wanita yang sedang memegang dompet yang tetap menampilkan logo dari merek produk Lee CHOIR.

[image:76.595.94.503.218.693.2]

Gambar 3. 19 Sketsa Alternatif Iklan Koran Sumber: Hasil Olahan Peneliti

(77)

4. Iklan majalah

[image:77.595.92.500.219.685.2]

Desain yang digunakan pada media iklan koran ini menggunakan teknik fotografi close up tangan seorang wanita yang sedang memegang dompet yang tetap menampilkan logo dari merek produk Lee CHOIR.

Gambar 3. 21 Sketsa Alternatif Desain Iklan Majalah Sumber: Hasil Olahan Peneliti

(78)

5. Flyer

Desain pada bagian depan flyer menggunakan gaya desain yang sama dengan desain pada iklan koran dan majalah. Untuk bagian belakang flyer berisikan informasi tentang profil UKM dan lokasi showroom dari UKM Mch. Choiri.

[image:78.595.92.500.221.694.2]

Gambar 3. 23 Sketsa Alternatif Desain Flyer Sumber: Hasil Olahan Peneliti

(79)

6. Billboard

Desain pada media ini

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Karakteristik Warna
Tabel 2.2 Respon Psikologi Warna
Gambar 3.1 Halaman Depan Website Mch. Choiri  Sumber: www. mchoiri.com
Gambar 3.3 Halaman Produk Website Mch. Choiri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yang akan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, dan literasi agar dapat memperoleh data

Manfaat bagi perusahaan dengan cetak kalender adalah sebagai salah satu media promosi efektif dan efisien selama 1 tahun penuh untuk menyampaikan beberapa informasi

bertujuan agar konsumen yang melihat tertarik atau ingin mengunjungi wisata alam arung jeram Bosamba sehingga akan meneruskan untuk membaca apa informasi yang ada pada

Tapi masyarakat belum banyak tahu tentang produk Diva ini, oleh karena itu tujuan dari perancangan ini adalah bagaimana Merancang Media Promosi Diva Snack Frozen Food Dalam

Sehingga Kampoeng Steak akan mempunyai identitas unik dan berbeda dengan memperkenalkan karakteristik Surabaya maka akan menjadi sebuah ingatan khusus bagi konsumen dalam

Pengumpulan data melalui tanya jawab dengan narasumber yang diyakini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tentang apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan logo dan

Salah satu bukti kekayaan alam yang dimiliki oleh kabupaten Banyuwangi adalah Pantai Plengkung yang merupakan sebuah pantai di Taman Nasional Alas Purwo yang

Proses perancangan media promosi ini mengacu pada perusahaaan PT Petronika dimana dalam perancangan ini diharapkan mampu membentuk citra perusahaan menjadi semakin