PANCUR BATU TAHUN 2012
SKRIPSI
RISMA P SIMANJUNTAK 111121078
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan penelitian ini. Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 dengan Judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok Di Desa Tanjung Anom Kecamatan
Pancur Batu Tahun 2012”.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU.
3. Ibu Reni Asmara Ariga S.Kp, MARS selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan maupun saran
serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Lufthiani S.Kep, Ns, M.Kes, selaku penguji validitas kuesioner penelitian
yang telah membantu memvalidkan kuesioner dan memberikan saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah
6. Bapak Drs. Bachrum Harahap, Bupati Padang Lawas Utara yang telah
memberikan izin belajar dan pengurusan berkas selama mengikuti
perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Andar Amin Harahap, Kabid. Diklat (Walikota Padang Sidempuan)
yang telah membantu dalam memberikan izin belajar dan pengurusan berkas
selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak Suryadi Aritonang S.Sos, M.Si, Camat Pancur Batu, yang telah
memberikan izin penelitian di Kecamatan Pancur Batu.
9. Bapak Marsono, Kepala Desa Tanjung Anom, yang telah memberikan izin
penelitian di wilayah Tanjung Anom
10. Teristimewa kepada suami tercinta dan tiga malaikatku yang paling
kusayangi (Glenn Lubis, Tasya Lubis dan Anggia Lubis).
11. Dian Sasmita dan Krissan ya ng menjadi teman konsul Penulis.
12. Teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi Sore yang telah memberikan
semangat dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal
Menyadari penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempur naan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua
pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2013 Penulis
DAFTAR ISI
2.2 Tugas perkembangan... 10
2.3 Rokok ... 11
2.4 Jenis-jenis Rokok ... 11
2.5 Dampak Merokok... 12
2.6 Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok... 14
2.7 Bahaya Merokok ... 17
2.8 Cara menghindari Merokok ... 17
2.9 Pencegahan Merokok ... 19
BAB III Kerangka konsep Dasar... 21
4.4 Pertimbangan Etik ... 25
BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi ... 39
6.1 Kesimpulan ... 39
6.2 Rekomendasi ... 40
DAFTAR PUSTAKA Lampiran – lampiran
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
2. Instrumen Penelitian
3. Lembar Bukti Bimbingan
4. Lembar Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan
5. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data dari Desa Tanjung
Anom
6. Lembar Surat Pengambilan Data Penelitian dari Fakultas
Keperawatan
7. Lembar Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Pancur Batu
8. Uji Validitas
9. Uji Reliabilitas
10.Master Tabel
11.Taksasi Dana
12.Jadwal Pelaksanaan Proposal dan Skripsi
DAFTAR SKEMA
1. Skema 1 Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa
DAFTAR TABEL
1. Tabel Defenisi Operasional...22 2. Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012...29 3. Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Psikologis...31 4. Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi
Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Biologis ...32 5. Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi
Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Lingkungan...33 6. Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi
Judul : Faktor- faktor yang mepengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Nama : Risma P Simanjuntak
NIM : 111121078
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011
Abstrak
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok. Desain penelitian adalah deskriptif, Populasi penelitian adalah 545 orang. sampel berjumlah 54 orang, menggunakan accidental sampling, kuesioner berjumlah 15 pernyataan. Hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi remaja merokok mayoritas faktor psikologis (34,5 %), faktor biologis (31,5%), faktor lingkungan (34%) sebagai saran diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada anak dan remaja karena remaja memiliki karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orangtua.
Judul : Faktor- faktor yang mepengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Nama : Risma P Simanjuntak
NIM : 111121078
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011
Abstrak
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok. Desain penelitian adalah deskriptif, Populasi penelitian adalah 545 orang. sampel berjumlah 54 orang, menggunakan accidental sampling, kuesioner berjumlah 15 pernyataan. Hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi remaja merokok mayoritas faktor psikologis (34,5 %), faktor biologis (31,5%), faktor lingkungan (34%) sebagai saran diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada anak dan remaja karena remaja memiliki karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orangtua.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek
intelektual.Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan
mereka tidak hanya mampu mengintegrasi dirinya kedalam masyarakat dewasa,
tapi juga merupakan karateristik yang paling menonjol dari semua periode
perkembangan (Ali, M 2011).
Menurut WHO (2002), Rokok yang diisap didunia mencapai 15 milyar
setiap harinya, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam komsumsi rokok di
dunia. Data terakhir yang dipulikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa
indonesia setiap tahunnya mengkomsumsi 215 milyar batang rokok,nomor 5
didunia setelah cina (1.643 milyar batang), Amerika (451 milyar batang rokok),
jepang (328 milyar batang) dan rusia (258 milyar batang rokok). Menurut Bank
dunia, komsumsi Indonesia sekitar 6,6 % dari seluruh dunia.
Di Asia Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia
menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000
jiwa. Namun sampai saat ini Indonesia belum mempunyai peraturan perundangan
untuk melarang anak-anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas,dalam
2004, prevalensi perokok usia 5–9 tahun meningkat drastis dari 0,6 % (tahun
1995) jadi 2,8 % (2004). Berdasarkan survey oleh Global Tobacco Youth Survey
(GTYS) yang dilakukan di Jakarta, Bekasi dan Medan pada tahun 2006,
didapatkan bahwa prevalensi merokok di Jakarta sebanyak 34% murid disekolah
usia SMP yang pernah merokok dan 16,6% diantaranya masih merokok, di
Bekasi didapatkan 33 % murid usia SMP pernah merokok dan 17,1 % diantaranya
masih merokok, dan di Medan didapatkan 34,9 % sekolah usia SMP pernah
merokok dan 20,9 % diantaranya masih merokok (Aditama, 2011).
Kebiasaan remaja yang sulit dihindari adalah merokok,karena banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain karena masa perkembangan anak
yang mencari identitas diri dan selalu ingin teman sebaya merokok, maka sangat
memungkinkan untuk diikuti oleh remaja, selain itu tayangan mencoba hal baru
yang ada dilingkungannya. Oleh karena itu, keluarga dan teman sebaya adalah
orang-orang yang sangat mempengaruhi kebiasaan remaja. Jika orang tua dan
yang menyayangkan tokoh idola remaja yang menghisap rokok akan mendorong
remaja untuk mengikutinya. Kebiasaan merokok antara lain berhubungan dengan
media (Peterson, 2003).
Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa
sakit baik psikis maupun fisik. Walaupun disisi lain, saat pertama kali
mengkomsumsi rokok dirasakan ketidak enakan. Hal ini sejalan dengan perkataan
Helmi yang berpendapat bahwa saat pertama kali mengkonsumsi rokok,
kebanyakan remaja mungkin mengalami gejala- gejala batuk, lidah terasa getir dan
3
pengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya
menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan
yang memberikan kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok
mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang
sedang dialaminya. Gejala ini apat djelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok meruakan perilaku
menyenangkan dan dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan bergeser menjadi
aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin aalah adiktif dan
anti-depressan, jika dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress.
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan
kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Bila telah
kecanduan sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan merokok angka
kejadiannya pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25
persen dari angka kejadian merokok pada orang dewasa dan dikatakan terdapat
peningkatan sekitar 50 persen dari tahun1988. Lebih dari 80 persen perokok mulai
sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai morokok
setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih tinggi dipedesaan dari
pada di perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal merokok mencerminkan
interaksi yang majemuk antara pendapatan harga rokok, ketersediaan rokok,
budaya, stres, keturunan, umur, jenis kelamin, dan reklame rokok (Soetjiningsih,
Berdasarkan penelitian Indri (2007) Perilaku Merokok pada Remaja
bahwa seseorang merokok karena faktor- faktor sosiokultural seperti kebiasaan
budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan. Menurut Komalasari dan
Helmi (2000) mengatakan bahwa tiga faktor penyebab remaja merokok yaitu
kepuasan psikologis, sikap permisif, orangtua terhadap perilaku merokok remaja
dan pengaruh teman sebaya.
Mengamati fenomena merokok memang sangat menarik dan fenomenal
kerena meskipun masyarakat sadar dampak negatif dari perilaku merokok, jumlah
perokok bukan semakin menurun, tetapi justru semakin meningkat dan usia
merokok pun semakin muda (Tukiran ,dkk 2010).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, di Desa Tanjung Anom
didapatkan jumlah remaja usia sekolah adalah sebanyak 545 remaja didesa
tanjung anom. Bisa dibayangkan jika remaja tersebut adalah perokok, maka
kemungkinan tidaklah bisa remaja tersebut menjadi penerus bangsa ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian
tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung
Anom Kecamatan Pancur Batu 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui
Faktor-faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di
Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui Faktor psikologi yang mempengaruhi Remaja Merokok
2. Untuk mengetahui Faktor biologik yang mempengaruhi Remaja Merokok
3. Untuk mengetahui Faktor lingkungan yang mempengaruhi Remaja Merokok
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermamfaat sebagai pengalaman dan menambah
wawasan tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.
1.4.2 Bagi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi
1.4.3 Bagi Praktek Keperawatan
Penelitian ini dapat bermamfaat sebagai informasi dan masukan bagi
petugas kesehatan untuk melaksanakan program-program khususnya
tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.
1.4.4 Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan kepada
masyarakat dalam menyikapi masalah- masalah yang dihadapi remaja
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Remaja
Poltekes Depkes (2010) Remaja adalah harapan bangsa sehingga tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan
ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas
menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu
sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai
perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang
remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah
(atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak kemasa dewasa.
beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesent (dalam bahasa inggris adolescense). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis
yang dari anak-anak ke masa dewasa terutama perubahan reproduksi. Sedangkan
istilah adolelesen lebih ditekankan pada perubahan universal atau kematangan
yang menyertai masa pubertas (Santrock, 1996 ).
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur,
remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dit untut untuk
bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang
sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan
suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang.
Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks
seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka.
Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada
dimensi dimensi tersebut.
Menurut WHO, dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi
berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :
1. Masa remaja awal (10- 13 tahun)
Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan ,baik
dalam rumah maupun disekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berfikir
9
maupun disekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah- istilah sendiri
dan mempunyai pandangan seperti: olah raga yang baik untuk bermain,
memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan dan mengenal
cara untuk berpenampilan menarik.
2. Masa remaja tengah (11- 16 tahun)
Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga
tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan
menggunakan pengalaman dan pemikiran yang kompleks pada tahap ini
remaja sering mengajukan pertanyaan menganalisa secara menyeluruh dan
berfikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “ siapa saya “.
Pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa
depan, tujuan dan membuat rencana sendiri.
3. Masa remaja akhir (17- 19 tahun)
Pada tahap ini remaja lebih berkonstransi pada rencana yang akan datang
dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir proses berfikir
secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri masalah- masalah
idealisme toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan serta peran orang
2.2 Tugas perkembangan masa remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan
sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas perkembangan masa
remaja menuut Hurlock (1991) dalam Ali, M (2011) adalah berusaha:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu menerima hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4. Mencapai kemandirian emosional
5. Mencapai kemandirian ekonomi
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yangsanga t diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalkan nilai-nilai orang dewasadan orangtua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagaitanggung jawab kehidupan keluarga
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan
perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan
pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kema mpuan dalam melaksanakan
11
melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai ole perkembangan kognifnya.
2.3 Rokok
Rokok adalah cacahan tembakau yang dibungkus dengan kertas yang
panjangnya berukuran 7-20 cm. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan
berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah
kedalam kantong. Bungkusan-bungkusan juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
dari merokok misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung. Walaupun
kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Aditama, 2011).
Conrad dan Miler dalam Sitepoe (2000) dalam Tukiran, dkk (2010)
menyatakan bahwa seorang akan menjadi perokok melalui doorongan psikologis
dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah
untuk kejantanan, mengalihkan kecemasan dan menunjukkan kedewasaan.
Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga
seseorang ingin terus merokok.
2.4Jenis-jenis rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok
2.4.1 Rokok berdasarkan bahan pembungkus
Terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
jagung, kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
sigaret yaitu yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2.4.2 Rokok berdasarkan bahan baku
Terdiri dari rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa atau aroma tertentu,
rokok kretek yaitu bahan baku atau isinya berupa daun tembakau atau cengkeh
yang diberi saos untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2.4.3 Rokok berdasarkan proses pembuatannya
Terdiri dari sigaret kretek tangan yaitu rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu
sedehana
2.4.4 Rokok berdasarkan filter
Terdiri dari rokok filter yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus, rokok non filter yaitu rokok yang pada bagian pabgkalnya tidak terdapat
gabus
2.5Dampak merokok
Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Aditama (2011) adalah dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat
13
tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok tetapi juga
orang disekitarnya. Adapun dampak rokok terhadap kesehatan sebagai berikut:
2.5.1 Dampak pada paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas
dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar,sel mukosa membesar
(hipertropi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran
nafas terjadi radangan ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel
radang dan kerusakan alveoli.
2.5.2 Dampak terhadap jantung
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah dan
jantung. Bukan hannya menyebabkan penyakit jantung koroner tetapi juga
berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan ferifer. Nikotin yang terkandung
pada rokok, selain menyebabkan ketagihan, juga merangsang pelepasan adrenalin,
meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen
jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga menganggu
kerja sistem syaraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya.
2.5.3 Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
Didalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran
asam yang dapat menganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau
meningkatkan asam lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita dua kali
2.5.4 Impotensi
Pada laki- laki berusia 30-40 tahun merokok saat meningkatkan disfungsi
eraksi sekitar 50 %. Ereksi tidak terjadi bila darah tidak dapat mengalir kepenis.
Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik, merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju
penis,mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis.
2.5.5 Penyakit pada perokok fasif
Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau dari orang lain dapat memperburuk kondisi
penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada hamil.
2.6Faktor yang mempengaruhi merokok pada remaja
Seperti penggunaan zat–zat lainnya, terdapat beberapa faktor resiko
remaja bagi remaja sehingga merka menjadi perokok. Faktor–faktor tersebut
antara lain faktor psikologik, faktor biologi dan faktor lingkungan (Soetjiningsih,
2004).
2.6.1 Faktor psikologik:
1. Faktor perkembangan sosial
Aspek perkembangan pada remaja antara lain: menetapkan kebebasan dan
otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan psikososial
15
2. Faktor psikiatrik
Studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi antara merokok
dengan gangguan psikiatrik seperti skizofrenia, depresi, cemas, dan
penyalahgunaan zat-zat tertentu. Pada remaja didapatkan asosiasi antara merokok
dengan depresi dan cemas. Gejala depresi lebih sering pada remaja perokok
daripada bukan perokok. Merokok berhubungan dengan meningkatnya kejadian
depresi mayor dan penyalahgunaan zat-zat tertentu. Remaja yang memperlihatkan
gejala depresi dan cemas mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk memulai
merokok daripada remaja yang asimtomatik.Remaja dengan gangguan cemas bisa
menggunakan rokok untuk menghilangkan kecemasan yang mereka alami.
2.6.2 Faktor biologik
1. Faktor kognitif
Faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan
nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari nikotin. Sebagai contoh,
beberapa dewasa perokok melaporkan bahwa merokok memperbaiki kosentrasi.
Telah dibuktikan bahwa deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan kemampuan
kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok.
Studi-studi yang dilakukan dengan dewasa perokok atau bukan perokok
memperlihatkan bahwa nikotin dapat meningkatkan finger-tapping rate, respon motorikdalam tes fokus perhatian, perhatian terus- menerus dan pengenalan
memori. Pada remaja efek nikotin dalam meningkatkan penampilan tidak
diketahui, dengan demikian tidak jelas apakah nikotin memegang peranan penting
2. Faktor jenis kelamin
Patut diperhatikan bahwa belakangan ini kejadian merokok meningkatkan
pada remaja wanita. Wanita perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka
menentang, dan secara sosial cakap, keadaan ini berbeda dengan laki- laki perokok
yang secara sosial tidak aman.
2.6.3 Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau
antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok,
terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orangtua
memegang peranan terpenting. Dari remaja yang merokok didapatkan 75% salah
satu atau kedua orangtuanya merokok.Sebuah studi kohort pada anak-anak SMU
mendapatkan bahwa prediktor yang bermakna dalam peralihan dari
kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah orangtua merokok dan
konflik keluarga.
Reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat
daripada pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh orangtua atau teman sebaya,
mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat
merokok.
Memulai menggunakan tembakau lebih erat hubungannya dengan
faktor-faktor lingkungan sedangkan peningkatan dari merokok pertama kecanduan rokok
17
2.7 Bahaya Merokok
Bahaya merokok terhadap remaja yang terutama adalah fisiknya, seperti
yang dijelaskan oleh Depkes (2004) yaitu: “rokok pada dasarnya merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Saat batang rokok terbakar,maka asapnya
menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan 3 komponen utama,yaitu nikotin
yang menyebabkan ketergantungan/adiksi. Tar yang bersifat karsinogen, karbon
monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar
oksigen dalam darah berkurang,dan bahan-bahan kimia lain yang beracun.
Efek merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi
juga mempengaruhi kesehatan orang disekitarnya yang tidak merokok, karena
terpapar asap rokok tersebut yang disebut perokok pasif (Depkes, 2010).
Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut :
2.7.1 Bagi perokok aktif
1. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung
2. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke
3. Meningkatkan resiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar
pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi
4. Meningkatkan resiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung bagi wanita pengguna pil KB
5. Meningkatkan resiko lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan
2.7.2 Bagi perokok pasif
1. Bahaya kerusakan paru-paru.Kadar nikotin,karbon monoksida, serta
zat-zat lain yang lebih tinggi dalam darah mereka akan memperparah
penyakit yang sedang diderita, dan kemungkinanan mendapat serangan
jantung yang lebih tinggi bagi mereka yang berpenyakit
jantung.Anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk, pilek dan radang
tenggorokan serta penyakit paru-paru lebih tinggi. Wanita hamil yang
merokok beresiko mendapatkan bayi mereka lahir, kurus, cacat dan
kematian
2. Jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan
mempengaruhi bayi dalam kandungan
2.8 Cara Menghindari Kebiasaan Merokok
Menurut Sumartono (2008) ada beberapa cara menghindari kebiasaan
merokok yaitu :
1. Tumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok,dalam hal ini kita
harus mengingat penyakit yang dapat di akibatkan oleh rokok dan merupakan
penderitaan
2. Mintalah bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak
lagi mengisap rokok. Yang pertama dilakukan adalah dengan
memberitahukan niat untuk tidak merokok pada orang terdekat sehongga
19
berlahan- lahan anda akan merasa risih dan sungkan karena terus menerus
diingatkan
3. Tanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama sekali
dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan dengan memulai
menurunkan jumlah batang rokok yang diisap perhari, sehingga semakin lama
semakin sedikit sampai tidak sama sekali
4. Mencari pengganti yang lebih positif dari pada rokok. Untuk mengganti
waktu yang digunakan untuk merokok dapat melakukan olah raga, makan
permen atau melakukan aktivitas lain.
2.9 Pencegahan merokok
Sejak tahun 1960-an telah dilakukan banyak program pencegahan
merokok baik disekolah dasar maupun sekolah menengah. Kebutuhan untuk
program tersebut ditegaskan oleh beberapa temuan penelitian menunjukkan
bahwa:
1. Merokok dihubungkan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas
terutama pada yang memulai merokok pada usia yang lebih muda.
2. Merokok adalah sebuah kebiasaan yang susah dihentikan.
3. Remaja yang merokok lebih mungkin menggunakan zat- zat yang lain seperti
alkohol dan obat-obatan lainnya dibanding remaja yang bukan perokok.
Akhir-akhir ini kebanyakan program pencegahan merokok berdasarkan satu dari
1. Pendekatan pengaruh sosial (Social influencesn approach)
Pendekatan pengaruh sosial didasarkan pada asumsi bahwa model
tersebut adalah faktor utama dalam memulai perilaku merokok dan bahwa
anak-anak dan remaja perlu diajarkan cara menahan tekanan sosial terhadap merokok
datang dari orang tua ,saudara kandung, teman dan media.
2. Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan (life skill training approach) Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan didasarkan pada asumsi
bahwa yang menyebabkan merokok dan bentuk lain penggunaan zat-zat tertentu
kurangnya inteligensi personal dan sosial. Beberapa defisit personal yang bisa
membuat seseorang lebih peka terhadap penggunaan zat-zat tertentu adalah
rendah diri.kurangnya komunikasi dan sosialisasi, kurangnya motivasi untuk
berprestasi, dan kurangnya strategi yang kuat menghadapi stress. Program
berdasarkan pendekatan ini biasanya memberikan pelatihan pada bidang:
peningkatan rasa rendah diri, ketegasan, cara komunikasi, interaksi sosial, santai
dalam mengatasi stres, pemecahan masalah dan membuat keputusan
BAB III
KERANGKA KONSEP DASAR
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja
merokok di desa Tanjung Anum Kecamatan Pancur Batu.
Skema : Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok di Desa Tanjung
Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Faktor–faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok :
1. Faktor Psikologis :
Faktor perkembangan sosial, faktor psikiatrik.
2. Faktor Biologik :
Faktor kognitif, faktor jenis kelamin.
3. Faktor lingkungan :
Faktor reklame, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya
2. Defenisi Operasional
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL
1 Faktor pikologis Faktor-faktor yang
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan menggambarkan
faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok di Desa Tanjung Anom
Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012.
4.2 Populasi dan Teknik Sampling 4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalahh seluruh remaja usia 10-18 tahun
(Soetjiningsih, 2004). Populasi penelitian adalah 545 orang pada tahun 2011 di
Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu berdasarkan Laporan Kepala Desa
Tanjung Anom.
4.2.2 Teknik Sampling
Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil
sampel sebanyak 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau tergantung dari peneliti dilihat
dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan.
Peneliti mengambil 10 % dari 545 responden yaitu sebanyak 54 orang.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamb ilan
sampel secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
Kriteria inklusi :
1. Responden berada di Desa Tanjung Anom Responden berumur 10-18 tahun
2. Responden bisa menulis dan membaca
3. Remaja yang ditemui sedang merokok
4. Bersedia menjadi responden
4.3Lokasi dan waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur
Batu. Alasan peneliti memilih tempat ini karena belum ada penelitian
yang dilakukan sebelumnya di desa Tanjung Anom tersebut mengenai
Faktor-faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok
4.3.2 Waktu
Waktu penelitian adalah bulan September-Oktober 2012.
4.4 Pertimbangan Etik
Setiap peneliti yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan
etik dalam hal ini adalah adanya persetujuan. Etika yang perlu dituliskan. Etika
yang perlu dituliskan pada penelitian ini adalah Informent consent (lembar persetujuan), anonimity (tanpa nama), confidentiality (kerahasiaan) (Setiadi, 2007).
Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak –
25
terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian,
responden diberikan penjelasan mengenai manfaat dan sebagai tujuan penelitian,
selanjutnya responden diminta menjadi sampel dalam pene litian ini, kemudian
responden membaca surat persetujuan terlebih dahulu sebagai kesediaan
responden. Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia
menjadi subjek atau tidak tanpa adanya sanksi apapun dan tidak menimbulkan
penderitaan bagi responden.
4.5 Instrumen penelitian
Dalam pengumpulan informasi dari responden peneliti menggunakan alat
pengumpula n data dalam bentuk kuesioner. Lembar kuesioner berisi data
demografi, kuesioner faktor psikologis, kuesioner faktor biologis dan kuesioner
faktor lingkungan. Kuesioner demografi responden meliputi umur, jenis kelamin
dan sumber informasi. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui
karakteristik responden dan sebagai data pendukung untuk variabel penelitian.
Kuesioner Faktor Psikologis meliputi 5 pertanyaan, kuesioner faktor biologik
terdiri dari 5 pertanyaan dan kuesioner faktor lingkungan ada 5 pertanyaan. Bila
pertanyaan dijawab benar nilainya 2 dan dijawab salah nilainya 1 (Arikunto,
2006).
4.6 Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran ya ng menujukkan tingkat-tingkat kevalidan
dan sebaliknya (Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid jika konten isi
instrumen itu mampu mengukur yang seharusya diukur menurut situasi dan
kondisi tertentu.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa instrumen dianggap
valid jika instrumen itu dapat dijadikan alat ukur. Pada penelitian ini
menggunakan validitas isi, dimana validitas dikonsultasikan kepada seseorang
dosen di Fakultas keperawatan yang memiliki keahlian atau kompentensi sesua i
dengan topik penelitian ini (Setiadi, 2007). Uji validitas dikonsultasikan kepada
ibu Lufthiani S.Kep, Ns, M.Kes dengan hasil validitas responden memiliki
validitas yang baik dengan skor tertinggi 4.
Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk
megetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan
reliabilitas konsistensi internal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya
pemberian instrumen hanya sekali dengan bentuk instrumen kepada satu subjek
studi dan apabila digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama. Dalam
menghitung reliabilitas peneliti menggunakan rumus KR 20 untuk kuesioner
karena, pernyataan berjumlah ganjil dan memiliki 2 pilihan jawaban yaitu, ya dan
tidak. Instrumen akan diuji kepada 10 orang responden dengan hasil koefisien
sebesar 0,67. Hal ini berarti instrumen reliabel (Arikunto, 2006). Hasil uji
reliabilitas mendapatkan hasil sebesar 0,7 yang berarti hasil koefisien lebih dari
27
4.7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan langsung
kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan
permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU) kemudian mengirim surat ijin
dari permohonan izin institusi pendidikan ketempat penelitian (Desa Tanj ung
Anom Kecamatan Pancur Batu), setelah mendapat izin dari Kepala desa Tajung
Anom kecamatan pancur Batu, peneliti mendatangi calon responden dan
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon responden. Peneliti
menjumpai responden di tempat umum seperti, warnet, doorsmear, bengkel dan
warung. Responden bersedia peneliti meminta kesediaan responden untuk
menjadi sampel penelitian dan meminta responden untuk menandatangani lembar
persetujuaan menjadi responden. Setelah mendapat persetujuan responden
pengumpulan data dimulai. Peneliti memberikan lembaran kuesioner untuk diisi
oleh responden, dengan memberikan tanda checklist pada pernyataan yang ada.
Setelah itu lembaran kuesioner dikumpulkan.
4.8 Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa
kembali semua data satu persatu yakni nama, identitas serta data responden, untuk
pengukuran fakto- faktor yang mempengaruhi remaja merokok, maka penelitian
pengumpulan data maka diperbaiki dalam penelitian. Coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan
tabulasi dan analisa. Analisa yaitu menganalisa data yang telah terkumpul dari
hasil pengukuran faktor- faktor yang mempengaruhi remaja rokok. Peneliti
menentukan presentase jawaban dari setiap responden. Selanjutnya peneliti
memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan
meggunakan tehnik komputerisasi yang menggunakan program statistik. Dari
pengolahan data statistik deskriptif hasil analisa data disajikan dalam betuk tabel
distribusi frekuensi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi remaja
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai
karakteristik responden dan Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok
di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 dengan jumlah
sampel pada penelitian ini sebanyak 54 responden.
5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian di dapat karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin adalah laki- laki (100%), berdasarkan umur mayoritas berumur 16
tahun sebanyak 16 responden (29,6%), berdasarkan tempat berkumpul remaja
mayoritas di Warnet sebanyak 20 responden (37%), berdasarkan sumber
informasi bahaya rokok mayoritas melalui sekolah sebanyak 30 responden
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Karakteristik Frekuensi Persentasi
Jenis Kelamin
Remaja Tengah (11-16 tahun)
Remaja Akhir (17-19 tahun)
37
13
68,5
24,1
Total 54 100%
Tempat Berkumpul Remaja Warnet
31
5.1.2 Distribusi Faktor Psikologis Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor psikologis mayoritas
responden menjawab dengan merokok responden merasa lebih percaya diri
sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.12
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Psikologis
Faktor Psikologis Ya % Tidak % -Keinginan untuk merokok berasal
dari diri anda sendiri
-Anda akan merokok setiap anda menghadapi masalah
-Dengan Merokok Anda merasa lebih percaya diri
-Dengan merokok membuat Anda lebih diakui dengan teman-teman
33 61,1 21 38,9
-Pada saat sedang sendiri ada keinginan untuk merokok
5.1.3 Distribusi Faktor Biologis Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor biologis mayoritas responden
menjawab zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya bagi tubuh
sebanyak 54 responden (100%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.13
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Biologis
Faktor Biologis Ya % Tidak % -Anda akan lebih konsentrasi
seperti bekerja, belajar jika sudah merokok
-Zat- zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya bagi tubuh -Tidak seperti laki- laki/jantan jika
tidak merokok
-Wanita lebih tertarik pada pria yang merokok
3 5,6 51 94,4
-Nikotin dapat membuat orang ketagihan merokok
33
5.1.4 Distribusi Faktor Lingkungan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas
responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok
sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.14
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan Ya % Tidak % -Keinginan merokok dikarenakan
teman-teman
-Iklan dan Reklame memberikan pengaruh pada Anda untuk merokok
-Jika ada masalah/konflik di keluarga atau teman, peralihan masalah dengan merokok
-Merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus ada saat sedang
berkumpul dengan teman-teman
33 61,1 21 38,9
-Lingkungan tempat tinggal anda lebih banyak merokok
5.1.5 Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas
responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok
sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.1.5.
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor ya ng mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012
5.2 Pembahasan 5.2.1 Faktor Psikologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (34,5%) remaja
merokok berdasarkan faktor psikologis seperti misalnya lebih dari setengah
(53,7%) remaja merokok berasal dari diri sendiri, sebagian besar (79,6%) remaja
merasa lebih percaya diri dan sebagian besar (61,1%) remaja merasa lebih diakui
dengan teman-teman. Ini menggambarkan bahwa remaja masih dalam tahap
perkembangan, dimana remaja masih membentuk identitas diri, menetapkan
kebebasan dan otonomi, serta perubahan psikososial yang berhubungan dengan
Faktor – Faktor % %
-Faktor Psikologis 34,5 32
-Faktor Biologis 31,5 35,5
35
bahwa alasan remaja merokok yaitu adanya rasa ingin tahu atau coba-coba hingga
ketergantungan, adanya hasrat untuk berkelompok dengan kawan senasib dan
sebaya dimana dalam hal ini remaja merokok cenderung mengikuti
teman-temannya yang merokok, apabila remaja tidak merokok dianggap tidak solider
dengan lingkungannya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Hakim (2004)
bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan
teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta
tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok
Lebih dari setengah (53,7%) remaja tidak merokok setiap mengahadapi
masalah dan sebagian besar (62,9%) remaja tidak ada keinginan merokok saat
sedang sendiri. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Soetjiningsih (2004)
bahwa penyebab lain remaja merokok dikarenakan kecemasan dan depresi yang
dialami oleh remaja. Gejala cemas dan depresi mempunyai resiko lebih tinggi
untuk memulai meroko pada remaja.
Menurut Atkinson (1999) bahwa faktor kepribadian orang mencoba
merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik
atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk merokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka
5.2.3 Faktor Biologis
Berdasarkan hasil penelitian 35,5% remaja merokok dipengaruhi oleh
faktor biologis. Dimana seluruh (100%) zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok
berbahaya dan mayoritas (98,1%) nikotin membuat remaja ketagihan merokok.
Ini menggambarkan bahwa remaja yang merokok menjadi ketagihan karena
kecanduan akibat adanya nikotin yang terkandung didalam rokok sehingga sulit
untuk berhenti merokok karena kebutuhan tubuh akan nikotin. Sesuai dengan
pernyataan Soetjiningsih (2004) bahwa depriasi nikotin pada dewasa perokok
dapat mengganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan
berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan yang dijelaskan oleh Depkes (2004) yaitu rokok pada dasarnya merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya.
Mayoritas (87,1%) remaja menyatakan tidak seperti laki- laki/jantan jika
tidak merokok dan sebagian besar (61.6%) wanita tertarik pada pria yang
merokok.
5.2.4 Faktor Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar remaja merokok
berdasarkan faktor lingkungan mayoritas karena ada masalah/konflik di keluarga
atau teman-teman, merokok menjadi suatu kebutuhan bagi remaja saat sedang
berkumpul dengan teman-teman dan lingkungan tempat tinggal remaja lebh
37
terutama orangtua. Dari remaja merokok didapatkan 75% salah satu atau kedua
orangtuanya merokok.
Pengaruh keluarga merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan
sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. Pengaruh
keluarga meliputi meniru perilaku salah satu anggota keluarga dan hubungan
keluarga yang tidak harmonis. Dengan mencontoh perilaku merokok yang
dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, khususnya orang tua, dapat
menyebabkan seorang anak atau remaja menjadi seorang perokok. Remaja juga
menjadikan perilaku merokok sebagai bentuk pelampiasan perasaannya yang
kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya.
Menurut Afriyani (2009) bahwa dalam mengatasi kenakalan remaja
yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang
paling pertama ditemui seorang anak. Didalam menghadapi kenakalan anak pihak
orang tua hendaknya mengambil dua sikap bicara yaitu, sikap atau cara yang
bersifat prefentif, dan cara yang bersifat represif.
Situasi kebudayaan bisu ini mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan
pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan
remaja dapat berakar pada kurangnya dialog pada masa kanak-kanak dan masa
berikutnya, karena orang tua terlalu menyibukkan diri sehingga kebutuhan yang
lebih mendasar yaitu perhatian dan kasih sayang tiak diperoleh oleh anak.
Perhatian orang tua dengan memberikan kesenangan berupa material ternyata
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, 1999).
Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan melihat iklan di media
massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah
lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu untuk
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Faktor-faktor yang
mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur
Batu Tahun 2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor psikologis ,didapati
dari kuesioner keinginan untuk merokok berasal dari diri sendiri sebanyak
29 orang (53,7 %), setiap menghadapi masalah remaja merokok sebanyak
25 orang (46,3%),dengan merokok merasa lebih percaya diri sebanyak 43
orang (79,6%), dengan merokok membuat remaja lebih diakui
teman-teman sebanyak 33 orang (61,1%),pada saat sedang sendiri ada keinginan
untuk merokok sebanyak 20 orang (37,1%) Ini menunjukkan bahwa
remaja merokok agar lebih percaya diri.
2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor biologis didapati dari
kuesioner, remaja akan lebih konsentrasi seperti bekerja,belajar jika
sudah merokok sebanyak 20 orang (37,1%),Zat-zat kimia yang terdapat
dalam rokok berbahaya bagi tubuh sebanyak 54 orang (100%),tidak seperti
3. membuat orang ketagihan merokok sebanyak 53 orang (98,1%) . Ini
menunjukkan bahwa remaja mengetahui bahwa dalam rokok terdapat
zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.
4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang
mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan didapati
kuesioner,keinginan merokok dikarenakan teman-teman sebanyak 25
orang (46,3%),iklan dan reklame memberikan pengaruh pada remaja untuk
merokok sebanyak 20 orang (37,1%),jika ada masalah /konflik dikeluarga
atau teman,peralihan masalah dengan merokok sebanyak 27 orang
(50%),merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus ada saat sedang
berkumpul dengan teman-teman sebanyak 33 orang (61,1%),lingkungan
tempat tinggal remaja lebih banyak merokok sebanyak 43orang (79,6%) .
Ini menunjukkan bahwa remaja merokok karena lingkungan tempat tingal
remaja banyak yang merokok.
6.2 Rekomendasi
Setelah penelitian dilakukan ada beberapa saran peneliti untuk
mengurangi Remaja merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu
Tahun 2012 sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada orangtua untuk lebih mengawasi kegiatan remaja di
luar rumah dan membuat kesibukan yang positif bagi remaja saat waktu
luang dan diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada
41
yang dilakukan oleh orangtua, seolah-olah ingin membuktikan apa yang
dilakukan orangtua dapat dilakukan oleh remaja.
2. Kepada Pemerintah setempat agar mengaktifkan karang taruna atau
organisasi kepemudaan seperti kegiatan olahraga dengan mengadakan
pertandingan sepak bola, voli, perwiritan, yang bermanfaat untuk
mengalihkan perhatian remaja kepada hal- hal yang positif yang dapat
mengekspresikan kreasi remaja dan membuat peraturan di tempat-tempat
umum seperti warnet, bengkel dengan menempelkan tulisan “Dilarang
Merokok”.
3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan
jumlah responden yang lebih banyak agar penelitian lebih sempurnadan
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y., (2011). Rokok dan Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: UI-Press. Ahmadi, A., (2005). Psikologi Perkembangan. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ali, M., (2011). Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, S., (2003). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bustan, M.N., (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Depkes Poltekkes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Masalahnya. Jakarta: Salemba Medika.
Hakim, M. Arif., (2004). Bahaya Narkoba Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan Melawan. Bandung : Nuansa.
Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan I, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, H., (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Medika.
Santrock, J.W., (2003). Adolescence-Perkembangan Remaja. Edisi Keenam, Jakarta: Airlangga.
Setiadi., (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soetjiningsih., (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannnya. Cetakan Pertama. Jakarta: Sagung Seto.
Sumartono, R.W., (2008). Stop Merokok-Sebab Anda Bisa. Cetakan Pertama, Jakarta: Sagung Seto.
Sumarlin, R., (2009). Perilaku Konformitas pada Remaja yang berada di Lingkungan Peminum. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gunadarma.
43
Lampiran 1
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MEROKOK DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU
TAHUN 2012 Oleh : Risma P Simanjuntak
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi
Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi saudara dalam memberikan jawaban atas segala
pertanyaan yang diajukan peneliti, sesuai dengan pendapat saudara tanpa
dipengaruhi oleh orang lain. Informasi yang diberikan hanya di pergunakan untuk
keperluan penelitian dan pengembagan Ilmu Keperawatan.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan bebas menerima
menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada saksi apa pun. Jika saudara
bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan
ini pada tempat yang telah di sediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan
saudara. Terima kasih atas partisipasi saudara untuk penelitian ini.
Medan, 2012
Lampiran 2
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REM AJA MEROKOK DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU
TAHUN 2012
Bagian I :Kuesioner Data Demografi
Petunjuk : Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
checklist (v) pada kotak yang telah tersedia sesuai dengan jawaban
yang menurut anda benar.
1. Umur : Tahun
2. Jenis Kelamin
Laki- laki Perempuan
3. Tempat Berkumpul Remaja
Warnet Warung
Doorsmear Bengkel
4. Sumber informasi bahaya rokok.
Televisi Radio
Koran/majalah Sekolah
45
Bagian II
Petunjuk : Berilah Tanda Checklist (v) pada kolom yang disediakan sesuai dengan jawaban Anda
A. Kuesioner faktor psikologis
No Pernyataan Ya Tidak
1 Keinginan untuk merokok berasal dari diri anda sendiri
2 Anda akan merokok setiap anda menghadapi masalah
3 Dengan merokok anda merasa lebih percaya diri
4 Dengan merokok membuat anda lebih diakui dengan teman - teman
5 Pada saat sedang sendiri ada keinginan untuk merokok
B. Kuesioner faktor biologik
No Pernyataan Ya Tidak
1 Anda akan lebih konsentrasi (seperti bekerja,belajar ) jika sudah merokok
2 Saya tidak perduli zat kimia rokok berbahaya bagi tubuh
3 Tidak seperti seorang laki – laki / jantan jika tidak merokok
4 Wanita lebih tertarik pada pria yang merokok
C. Kuesioner faktor lingkungan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Keinginan merokok dikarenakan teman – teman sebaya
2 Iklan dan Reklame memberikan pengaruh pada anda untuk merokok
3 Jika ada masalah / konflik di keluarga atau teman , peralihan masalah dengan merokok
4 Merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus ada saat sedang berkumpul dengan teman - teman
47
49
51
53
55
Lampiran 11
TAKSASI DANA
Keterangan dana yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kegiatan
penelitian mulai dari proposal sampai skripsi
1. Proposal dan Skripsi
a. Biaya pengetikan dan print Rp. 400.000
b. Pencarian literatur internet Rp. 300.000
c. Fotocopy sumber literatur Rp. 300.000
d. Fotocopy Skripsi Rp. 300.000
2. Pengumpulan data
a. Izin survey awal Rp. 50.000
b. Izin Penelitian Rp. 50.000
c. Transportasi Rp. 200.000
d. Fotocopy kuesione r Rp . 100.000
3. Analisa data dan penyusunan laporan
a. Jilid Proposal dan Skripsi Rp 1.000.000
b. Biaya tak terduga Rp. 270.000
59
Lampiran 12
Tabel Waktu Pelaksanaan Proposal dan Skripsi
Nama : Risma P SimanjuntakNim : 111121078
Judul penelitian : Faktor-Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok
Merokok di Desa Tanjunga Anom Kecamatan Pancur
Batu tahun 2012
Dosen pembimbing : Reni Asmara Ariga, S.Kep,Ns, MARS
No Kegiatan
2012 2013
Apr Mei Juni Juli AgustSept Okt Nov Des Jan Feb
1. Pengajuan Judul
2. Survey Awal
3. Penyelesaian dan Bimbingan
Proposal dari BAB I - 4
4. Sidang Proposal
5. Penelitian
6. Bimbingan Skripsi dari BAB 5
Lampiran 13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Risma P Simanjuntak
Tempat/Tanggal Lahir : Belawan/20 Mei 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Protestan
Alamat : Tanjung Anom
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1979-1985 : SD Metodist Pangkalan Brandan
2. Tahun 1985-1988 : SMP Nusantara Pangkalan Brandan
3. Tahun 1988-1991 : SMA Nusantara Pangkalan Brandan
4. Tahun 1991-1994 : AKPER DARMO MEDAN
5. Tahun 2011-2012 : PSIK Fakultas Keperawatan USU
Riwayat Pekerjaan
1. Tahun 1995-1996 : ICU RS Materna Medan
2. Tahun 1996-2009 : NICU RS Glenneagles Medan
3. Tahun 2008-2010 : KA NICU RSIA Stella Maris Medan