UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH :
NAMA : ANDRIANY IKAWAHYUNI LESTARY
NIM : 080522055
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : “Analisis
Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Sumatera Utara”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi level program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Meskipun telah banyak penelitian tentang akuntansi pemerintahan, penelitian ini
berbeda dengan penelitian lainnya. Penelitian ini dikhususkan kepada Akuntansi
Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Skripsi ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada para pembaca
sekaligus memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih
baik.
Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Departemen dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang telah
4. Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku dosen penguji-I dan Ibu
Risanty, SE, MSi, Ak selaku dosen penguji-II penulis yang telah
memberikan saran dan kritikan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini,
5. Kedua orang tuaku yang telah memberikan do’a, kasih sayang dan
dukungan setiap saat.
Penulis sadar skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun guna perbaikan
skripsi ini.
Medan,
Penulis
NIM: 080522055
ABSTRAK
Sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Anggaran / Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) yang dipimpinnya. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dengan menyususn laoran keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
ABSTRACT
As Minister of Home Affairs Regulation No. 13 Year 2006 on Guidelines for Financial Management Regulation of the Minister of the Interior jo Number 59 Year 2007 on Amendment of Regulation of the Minister of the Interior No. 13 of 2006 that the local work units (SKPD) as the User Budget / Goods has the task of others prepare and submitfinancial reports local work units (SKPD) lead. Dept. of Manpower and Transmigration of North Sumatra Province is one of
the accounting entity under the Government of North Sumatra
Province who shall organize the implementation of accounting and accountability of the budget with a financial Budget Realization Report, Balance Sheetand Notes to Financial Statements. Preparation of Financial Statements Office of Manpower and Transmigration of North Sumatra Province refers to the Minister of Home Affairs Regulation No. 13 of 2006 and Government Regulation Number 24 Year 2005 regarding the Government Accounting Standards. The information
presented in it have been prepared in accordance
with applicable legislation. Preparation of Financial Statements is expected to improve public accountability.
Key Word : Financial Statements, The Local Work Units (SKPD), Dept. of
DAFTAR ISI SKRIPSI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
A. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah...
B. Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
C. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah...
1. Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah...
2. Dasar Hukum Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...
3. Tujuan dan Peranan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah...
6
10
12
12
13
D. Penyusunan Laporan Keuangan Daerah...
1. Analisis Transaksi...
2. Jurnal...
3. Buku Besar...
4. Neraca Saldo...
5. Jurnal Penyesuaian...
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian...
7. Laporan Keuangan...
8. Jurnal Penutup...
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu...
F. Kerangka Konseptual...
16
17
18
19
20
21
21
22
22
23
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27
A. Objek Penelitian... 27
B. Jenis Data... 27
C. Teknik Pengumpulan Data... 27
D. Metode Analisis Data... 28
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian... 28
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN... 29
A. Data Penelitian... 29
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara...
3. Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Sumatera Utara... 30
36
4. Susunan Kode Akun Keuangan Daerah... 48
B. Analisis Hasil Penelitian...
1. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara...
a. Analisis Transaksi...
b. Jurnal...
c. Buku Besar...
d. Neraca Saldo...
e. Jurnal Penyesuaian...
f. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian...
g. Laporan Keuangan...
h. Jurnal Penutup... 52
52
52
53
56
58
58
59
60
DAFTAR PUSTAKA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 74
A. Kesimpulan... 74
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal
Tabel 2.1 Saldo Normal Perkiraan 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian 25
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Hal
Lampiran i Neraca Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sumatera Utara Tahun Anggaran 2010
78
Lampiran ii Laporan Realisasi Anggaran Dinas Tenaga Kerja dan
ABSTRAK
Sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Anggaran / Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) yang dipimpinnya. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dengan menyususn laoran keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
ABSTRACT
As Minister of Home Affairs Regulation No. 13 Year 2006 on Guidelines for Financial Management Regulation of the Minister of the Interior jo Number 59 Year 2007 on Amendment of Regulation of the Minister of the Interior No. 13 of 2006 that the local work units (SKPD) as the User Budget / Goods has the task of others prepare and submitfinancial reports local work units (SKPD) lead. Dept. of Manpower and Transmigration of North Sumatra Province is one of
the accounting entity under the Government of North Sumatra
Province who shall organize the implementation of accounting and accountability of the budget with a financial Budget Realization Report, Balance Sheetand Notes to Financial Statements. Preparation of Financial Statements Office of Manpower and Transmigration of North Sumatra Province refers to the Minister of Home Affairs Regulation No. 13 of 2006 and Government Regulation Number 24 Year 2005 regarding the Government Accounting Standards. The information
presented in it have been prepared in accordance
with applicable legislation. Preparation of Financial Statements is expected to improve public accountability.
Key Word : Financial Statements, The Local Work Units (SKPD), Dept. of
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami
perubahan mendasar dengan ditetapkannya UU No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kedua Undang-Undang tersebut
telah memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah.
Kewenangan dimaksud diantaranya adalah keleluasaan dalam mobilisasi
sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target pengguanaan anggaran. Di sisi
lain tuntutan akan terbentuknya good governance sudah menjadi kehendak bagi
sebagain besar masyarakat di Indonesia. Untuk menjawab tuntutan tersebut,
pemerintah terus berupaya untuk bersikap lebih transparan dalam
pertanggungjawaban publiknya.
Sebagai upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara/daerah adalah penyampaian laporan
pertanggung-jawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan dapat
diandalkan (reliable) serta disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah diterima secara umum. Hal ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Sedangkan untuk memudahkan teknis pelaksanaannya, pada tanggal 5 April
2007 lalu, pemerintah telah mengeluarkan sejenis petunjuk pelaksanaan (juklak)
dan petunjuk teknis (juknis) melalui Surat Edaran Mendagri Nomor
S.900/316/BAKD tentang “Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah” untuk
memperinci Permendagri 13. Semua peraturan ini mensyaratkan bentuk dan isi
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan
sesuai dengan SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan).
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan bagian dari pemerintah
daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara
langsung ataupun tidak. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut,
SKPD diberikan alokasi dana (anggaran). Oleh karena itu, kepala SKPD disebut
juga Pengguna Anggaran (PA).
Selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD),
kepala daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) yang mendelegasikan sebagian
kewenangannya kepada kepala SKPD, pada akhirnya akan meminta kepala SKPD
membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya. Bentuk
pertanggungjawaban tersebut bukanlah SPJ (surat pertanggungjawaban), tetapi
berupa laporan keuangan
Penyebutan SKPD selaku entitas akuntansi (accounting entity) pada
dasarnya untuk menunjukkan bahwa SKPD melaksanakan proses akuntansi untuk
menyusun laporan keuangan yang akan disampaikan kepada
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah (yang mencakup
anggaran dan barang, diiringi dengan dana yang dikelola oleh bendahara selaku
pejabat fungsional).
Kertas kerja / Laporan keuangan oleh SKPD ini dilatarbelakangi oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara sebagai
salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di wilayah
pemerintah kota Medan sekaligus sebagai pengguan anggaran juga harus
membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisa Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara.
2. Apakah laporan keuangan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Sumatera Utara telah sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 dan PP No. 24 Tahun 2005?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara telah disusun berdasarkan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan PP No. 24 Tahun 2005.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses
penyusunan laporan keuangan pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara.
2. Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara,
sebagai bahan masukan yang mungkin berguna dalam penyusunan
laporan keuangan daerah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, bagi pihak lain, penelitian ini dapat menambah
informasi dan wawasan serta dapat sebagai referensi bagi peneliti lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah
Menuru Halim (2002 : 138) pengertian akuntansi sebagaimana dikemukakan
oleh Accounting Principle Board (APB) yang memandang akuntansi dari sudut
fungsinya sebagai berikut :
Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan yang nalar di antara berbagai alternatif tindakan. Akuntansi meliputi beberapa cabang, antara lain akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan
Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah Menurut Halim (2007 : 42)
Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda (kabupaten, kota, atau provinsi). Pihak- pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Investor, Analis ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah, Rakyat, Pemerintah Daerah lain, Pemerintah Pusat, Kreditur, dan Donatur
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah meliputi semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan dan pelaporan atas
transaksi keuangan pemerintah daerah. Akuntansi keuangan pemerintah daerah
merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mempunyai ciri-ciri tersendiri
berbeda dengan akuntansi komersial, yaitu :
Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat,sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai
sumber yang digunakan untuk pelayanan dan darimana
sumber-sumber tersebut diperoleh.
2. Tidak adanya kepentingan pemilik
Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan.
Bila asset melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat
dibagikan kepada rakyat sebagaimana layaknya badan usaha komesial
yng membagikan deviden pada akhir tahun buku.
3. Adanya akuntansi anggaran
Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas estimasi pendapatan,
appropriasi, estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit
anggaran (allotment) serta realisasi pendapatan dan belanja untuk
pembuatan laporan yang menunjukkan atau membuktikan ketaatan
dengan syarat-syarat yang ditetapkan dalam dokumen otorisasi kredit
anggaran dan peraturan-peraturan pelaksanaan anggaran yang berlaku.
Defenisi Akuntansi Sektor Publik menurut Arif (2002 : 4) adalah suatu
aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah
berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi
Akuntansi menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan,
dengan demikian output akuntansi adalah informasi keuangan. Informasi
keuangan tersebut lebih dikenal dalam bentuk laporan keuangan. Informasi dari
akuntansi sektor publik tentu saja digunakan oleh pihak ataupun organisasi sektor
publik dalam rangka pengambilan keputusan.
Defenisi Organisasi Sektor Publik menurut Nordiawan (2006 : 1)
Merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Dikatakan sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumberdaya ekonomi yang tidak kecil bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi berbeda dengan entitas ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya ekonomi organisasai sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba (nirlaba)
Organisasi Sektor Publik muncul dalam berbagai bentuk di dalam
masyarakat. Sebagian besar adalah merupakan organisasi pemerintah, baik
pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Ada pula yang menjalankan
aktivitasnya dalam berbagai bentuk yayasan, lembaga keagamaan, LSM, partai
politik, rumah sakit dan sekolah.
Menurut Bastian (2001 : 6) Akuntansi sektor publik didefenisikan sebagai
”mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen
dibawahnya, Pemerintah Daerah, BUMN, LSM dan yayasan sosial, maupun
proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta’.
Hubungan akuntansi sektor publik dengan akuntansi keuangan daerah tidak
akuntansi sektor publik. Di dalam defenisi akuntansi di atas terdapat kata ”entitas”
yang merupakan satuan yang dapat diartikan sebagai satuan organiasasi. Contoh
satuan organisasi adalah organisasi perusahaan dan organisasi pemerintahan.
Akuntansi yang berkaitan dengan dengan organisasi pemerintahan dikenal dengan
akuntansi pemerintahan yang adalah akuntansi sektor publik, karena merupakan
satuan organisasi nonprofit.
Menurut Halim (2002 : 30) lingkup akuntansi pemerintahan adalah:
1. Akuntansi Pemerintahan Pusat
2. Akuntansi Pemerintahan Daerah, terdiri atas:
a. Akuntansi pemerintahan Propinsi
b. Akuntansi pemerintahan Kabupaten/Kota.
Pengguna informasi Laporan Keuangan Pemerintah antara lain :
a. Pihak-pihak kepada siapa pemerintah terutama bertanggungjawab
(rakyat) disini adalah kelompok masyarakat yamg menaruh perhatian
kepada aktivitas pemerintah khususnya yang menerima pelayanan
Pemerintah Daerah atau yang menerima produk dan jasa dari
Pemerintah Daerah.
c. BPK RI Perwakilan I Medan
d. Pihak Lain yang berkepentingan
B. Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dalam struktur Pemerintah Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas
akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas
transaksi-transaksi yang terjadi dilingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan
daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
Selanjutnya dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tentang akuntansi
Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD). Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006
(pasal 241 sampai dengan 264) mengatur tentang prosedur akuntansi SKPD yaitu
meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanakan APBD yang
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006
(pasal 241 sampai dengan 264) juga mengatur prosedur akuntansi penerimaan kas,
pengeluaran kas, akuntansi aset, dan akuntansi selain kas. Kegiatan akuntansi
pendapatan, belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh
Pejabat Penatausaha Keuangan Satuan kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)
berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.
Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan akuntansi SKPD adalah Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) dan
Bendahara di SKPD.
PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
• mencatat transaksi-transaksi pendapatan, belanja, aset dan selain kas
berdasarkan bukti-bukti terkait,
• memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset dan selain kas ke
dalam buku besarnya masing-masing,
• membuat Laporan Keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Bendahara di SKPD memiliki tugas:
• menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan akuntansi SKPD.
C. Laporan Keuangan Daerah
1. Pengertian Laporan Keuangan Daerah
Laporan Keuangan Daerah merupakan informasi yang memuat data
pencerminan hasil aktivitas ekonomi suatu organisasi pemerintahan daerah pada
periode tertentu.
Istilah laporan keuangan pemerintah daerah meliputi semua laporan dan
berbagai penjelasannya yang mengikuti laporannya tersebut akan diakui sebagai
bagian dari laporan keuangan termasuk laporan konsolidasi
Menurut Bastian (2002 : 12) dalam penyusunan laporan keuangan daerah
perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting sebagai berikut :
1) Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat.
Sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat waktu, dapat memenuhi kebutuhan dan dengan kualitas yang sesuai.
2) Sistem akuntansi yang disusun harus bersifat aman.
Sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik organisasi. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik organisasi maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan pengawasan-pengawasan internal.
3) Sistem akuntansi yang disusun harus memenihi prinsip murah.
Biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
2. Dasar Hukum Pelaporan Keuangan Daerah
1. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang perimbangan dareah.
Telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004.
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan daerah. Telah direvisi menjadi
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggung jawaban Keuangan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang tata cara
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang hibah Kapala
Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
9. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
pengelolaan Keuangan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah. Telah direvisi menjadi undang-undang Nomor 71 tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
3. Tujuan dan Peranan Laporan Keuangan Daerah
Pelaporan keuangan pemerintah daerah menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.
Menurut Indra Bastian(2001 : 128) yang dikutip dari Public Sector
Comitee-IFAC tujuan Pelaporan Keuangan Sektor Publik terdiri dari :
1) Tujuan secara umum meliputi :
a. memberikan informasi yang bermanfaat..
b. memenuhi kebutuhan pemakai.
2) Tujuan secara khusus meliputi :
a. mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai
dengan anggaran yang telah disetujui secara umum.
c. menyediakan informasi tentang sumber daya alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan.
d. menyediakan informasi tentang cara organisasi sektor publik
membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan kas.
e. menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi
kemampuan manajemen dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi komitmen serta kewajibannya.
f. menyediakan informasi tentang kondisi keuangan dan
perubahannya organisasi sektor publik.
g. menyediakan informasi untuk mengevaluasi performansi organisasi
sektor publik terutama yang terkait dengan biaya operasi efisiensi dan pencapaian target.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antargenerasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
e. Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan
sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja
yang direncanakan.
D. Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
Laporan keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah
dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang
dinyatakan dalam PP 24 tahun 2005.
Laporan keuangan dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian
dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Laporan keuangan SKPD adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi
yang ada dalam suatu pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui
siklus akuntansi. Siklus Akuntansi adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam
sistem akuntansi. Tahapan tersebut meliputi: Analisis Transaksi, Jurnal, Posting
ke Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
Penyesuaian, Laporan Keuangan, dan Jurnal Penutup.
1. Analisis Transaksi
Langkah awal dalam melakukan akuntansi untuk perkiraan-perkiraan yang
ada dalam laporan keuangan SKPD (terutama penjurnalan) adalah melakukan
analisis transaksi. Jika tidak memahami makna dari transaksi tersebut, maka akan
sulit untuk menentukan perkiraan mana yang didebet dan mana yang dikredit.
Masing-masing elemen dari Laporan Keuangan dapat bertambah maupun
Mendebet suatu perkiraan bukan berarti penambahan atau pengurangan,
tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian juga halnya dengan mengkredit
suatu perkiraan. Untuk lebih memahami bertambah dan berkurangnya suatu
perkiraan, maka perlu diketahui tentang saldo normal dari masing-masing
perkiraan. Berikut ini tabel saldo normal suatu perkiraan.
Tabel 2.1
Saldo Normal Perkiraan
PERKIRAAN DEBET KREDIT SALDO
NORMAL
ASET (+) (-) DEBET
KEWAJIBAN (-) (+) KREDIT
EKUITAS DANA (-) (+) KREDIT
PENDAPATAN
(Penerimaan-Pembiayaan)
(-) (+) KREDIT
BELANJA (Pengeluaran-Pembiayaan) (+) (-) DEBET
Sumber : Paparan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah, 2006.
2. Jurnal
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi
keuangan dengan menyebutkan rekening yang akan didebet atau dikredit disertai
jumlahnya masing-masing dan referensinya. Jurnal merupakan sumber utama
pencatatan ke perkiraan.
Keberadaan jurnal dalam siklus akuntansi tidak menggantikan peran
perkiraan dalam mencatat transaksi, tetapi merupakan sumber utama untuk
mencatat ke buku besar suatu perkiraan.
Dengan bantuan jurnal, pencatatan ke masing-masing perkiraan akan
debet dan kredit. Penjurnalan dapat dilakukan secara harian dan bulanan. Jurnal
dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi.
Berikut ini contoh formulir jurnal umum :
Jurnal Umum
Tanggal Kode Perkiraan Nama Perkiraan Ref Debet Kredit
3. Buku Besar
Langkah selanjutnya setelah melakukan jurnal adalah melakukan posting ke
buku besar masing-masing perkiraan. Posting merupakan proses memindahkan
jumlah yang terdapat pada sisi debet dan sisi kredit ke perkiraan buku besar yang
bersangkutan. Posting ke buku besar dapat dilakukan secara harian maupun
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU BESAR
SKPD :
KODE REKENING :
NAMA REKENING :
PAGU APBD :
PAGU PERUBAHAN APBD :
Tgl Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (K) Saldo
Jumlah
4. Neraca Saldo
Pada akhir periode akuntansi disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah
daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/ perkiraan buku besar. Neraca Saldo
biasanya disiapkan pada akhir periode atau juga disiapkan kapan saja untuk
memastikan keseimbangan buku besar.
Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar secara sistematis
adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama
dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan
perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Bentuk neraca saldo adalah sebagai
berikut :
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA NERACA SALDO PER TANGGAL…….
SKPD :……… Halaman :…
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Debet Kredit
Total
5. Jurnal Penyesuaian
Setelah neraca saldo, tahapan selanjutnya adalah melakukan penyesuaian
terhadap perkiraan-perkiraan tertentu dengan membuat jurnal penyesuaian. Jurnal
penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo
rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, atau
untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan
periode lain.
Akuntansi pemerintahan menganut basis kas untuk penyusunan laporan
realisasi anggaran dan basis akrual untuk menyusun neraca, sehingga perlu
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah
mempostingnnya ke dalam perkiraan buku besar yang berhubungan. Setelah
melakukan posting maka prosedur berikutnya adalah menyusun neraca saldo
setelah penyesuaian. Perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah saldo rekening setelah disesuaikan.
6. Laporan Keuangan
Setelah menyusun Neraca Saldo setelah Penyesuaian, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Untuk menyusun Laporan Keuangan SKPD bisa menggunakan bantuan
kertas kerja (work sheet). Dari kertas kerja yang sudah diisi, PPK-SKPD dapat
menyusun Laporan Keuangan.
8. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal
(temporary) menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah
perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan
dan Belanja. Jurnal penutup diperlukan agar semua perkiraan yang bersifat
nominal tidak ikut atau tidak terbawa pada periode berikutnya, sehingga saldo
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis telah dilakukan sebelumnya oleh Karunia Sari Nur
Pangesti pada tahun 2008 dengan judul “Implementasi Sistem Akuntansi
Keuangan SKPD: studi kasus penerapan permendagri nomor 13 tahun 2006
dipemerintah daerah kabupaten Batang”, dengan objek penelitian kesesuaian
Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006, hasil penelitian menunjukan bahwa
unsur-unsur pokok dan pendukung dalam sistem akuntansi keuangan SKPD di
Kabupaten Batang berada pada keadaan yang telah sesuai dengan Permendagri
No.13 Tahun 2006, kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal
berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 secara berurutan menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas implementasi sistem
akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.
Riodinar Harianja (2008) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir” hasil penelitian menunjukan
bahwa Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menerapkan Sistem Akuntansi
Pemerintahan sesuai dengan Permendagri No.13 tahun 2006 yang dimulai untuk
Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti & Tahun Penelitia
n
Judul Penelitian Objek Penelitian Hasil Penelitian
Karunia Sari Nur Pangesti, 2008
Implementasi
Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: studi kasus penerapan
Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 dipemerintah daerah kabupaten Batang.
Kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
1. unsur-unsur pokok dan pendukung dalam sistem akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada pada posisi/keadaan yang
telah sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
2. kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal berdasarkan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 secara berurutan
menunjukkan
pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap efektivitas implementasi sistem akuntansi keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan.
Riodinar Harianja , 2008
Penerapan Sistem Akuntansi
Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
Kesesuaian penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) berdasarkan
Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sudah menerapkan Sistem Akuntansi
Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir
Permendagri No.13 tahun 2006.
yang dimulai untuk tahun anggaran 2007
F. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini ditunjukkan dalam bentuk bagan alur di
bawah ini.
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Penelitian
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya Analisis Transaksi
Jurnal
Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Laporan Keuangan
Dalam penyusunan laporan keuangan dapat dijelaskan secara rinci melalui
siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam
sistem akuntansi. Tahapan tersebut meliputi: Analisis Transaksi, Jurnal, Posting
ke Buku Besar, Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Data primer adalah data yang diambil dari pengamatan langsung dan
diolah peneliti, yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan terhadap
kepala dinas, kepala bagian keuangan pemerintah daerah, satuan kerja
perangkat daerah atau SKPD,
2. Data sekunder adalah diambil langsung dari pemerintah daerah Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara tanpa
pengolahan lebih lanjut baik data yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif berupa sejarah singkat pemerintahan, struktur pemerintahan
dan dokumen laporan keuangan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara dapat dilakukan dengan cara :
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung terhadap hal-hal yang
berkaitan dalam proses penyusunan laporan keuangan pada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara Dokumentasi
2. Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dan informasi
melalui buku-buku, jurnal, internet, dokumen-dokumen lain yang
mendukung penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu
metode analisis dimana data yang dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan dan
dianalisis berdasarkan keadaan yang sebenarnya sehingga memberikan keterangan
yang lengkap dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi penelitian pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sumatera Utara, beralamat Jalan Asrama No.143 Medan. Penelitian ini
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1) Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Dinas-Dinas Daerah
Propinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 8 tanggal
28 Nopember 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
Propinsi Sumatera Utara bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan /
kewenangan propinsi di bidang kesekretariatan, pembinaan dan penempatan
tenaga kerja, hubungan industrial, perlindungan dan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian serta tugas pembantuan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara melaksanakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan penempatan tenaga
kerja hubungan industrial, perlindungan dan ketenagakerjaan dan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
hubungan industrial, perlindungan dan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
c. Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
e. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.
f. Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan o;eh Gubernur sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2) Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara.
Struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera
Utara terdiri dari beberapa Bagian dan Sub Bagian, yaitu :
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas :
• Menyelenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan Dinas Tenaga
• Menyelenggarakan penyusunan program Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
• Menyelenggarakan kebijakan pusat dan penetapan kebijakan daerah
serta pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintah
bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian skala provinsi.
• Menyelenggarakan instruksi pelaksanaan tugas Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
• Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan
instansi/lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan dinas
• Dan lain-lain
Untuk melaksanakan tugas, Kepala Dinas dibantu oleh :
1. Sekretaris, yang bertugas :
• Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan
program
• Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi
keuangan
• Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal dinas
• Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan
srategis, dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(LAKIP)
• Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi,
monitoring atas kegiatan bidang lingkup dinas
• Dan lain-lain
2. Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja, yang bertugas
• Menyelenggarakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi bidang pembinaan dan
penempatan tenaga kerja
• Menyelenggarakan penerbitan dan pengendalian ijin pendirian
lembaga bursa kerja/lembaga penempatan tenaga kerja swasta
(LPTKS) dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan
• Menyelenggarakan pemberian rekomendasi kepada swata dalam
pelaksanaan pameran bursa kerja skala provinsi
• Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, penempatan, dan
perlindungan TKI
• Menyelenggarakan pembinaan instruktur lembaga pelatihan
kerja
3. Kepala Bidang Hubungan Industrial, yang bertugas :
• Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan upah minimum
provinsi, kabupaten/kota dan melaporkannya kepada Menteri
• Menyelenggarakan koordinasi pembinaan kesertaan jaminan
sosial tenaga kerja
• Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan sistem dan
kelembagaan serta pelaku hubungan industrial
• Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan verifikasi
keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh
• Menyelenggarakan pencegahan dan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, mogok kerja, dan penutupan perusahaan
• Dan lain-lain
4. Kepala Bidang Perlindungan dan Ketenagakerjaan, yang bertugas :
• Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
norma ketenagakerjaan
• Menyelenggarakan pemeriksaan terhadap perusahaan dan objek
pengawasan ketenagakerjaan
• Menyelenggarakan pelaksanaaan penerapan sistem manajemen
• Menyelenggarakan ketatalaksanaan pengawasan tenaga kerja
• Menyelenggarakan pelayanan dan pelatihan serta
pengembangan bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan, dan
kesehatan kerja
• Dan lain-lain
5. Kepala Bidang Ketrasmigrasian, yang bertugas :
• Menyelenggarakan pelaksanaan perbekalan, pengangkutan, dan
penempatan pemukiman transmigrasi
• Menyelenggarakan bimbingan untuk mendapatkan lapangan
kerja / lapangan usaha / fasilitas mendapatkan lahan usaha
• Menyelenggarakan pengurusan perpindahan dan penempatan di
permukiman transmigrasi
• Menyelenggarakan bimbingan, pengembangan, dan
perlindungan hubungan kemiitraan usaha
• Menyelenggarakan koordinasi pembangunan, pemeliharaan, dan
pengembangan infrastruktur di wilayah transmigrasi
3. Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara.
SKPD menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
secara periodik yang meliputi :
a. Laporan Realisasi Anggaran
Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar-dasar
penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi
tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi realisasi
dan anggaran entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya
menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara
legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari
suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,
akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:
a. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
b. menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh
yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi
dan efektivitas penggunaan anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam
memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporan secara komparatif.
Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para
pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya
ekonomi:
a. telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;
b. telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan
c. telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut PSAP No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran, unsur yang
dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan
Laporan Realisasi Anggaran, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendapatan Laporan Realisasi Anggaran adalah penerimaan oleh
Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang
tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar
kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
Format Laporan Realisasi Anggaran SKPD adalah sebagai berikut :
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA SKPD ………. LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER …
(dalam rupiah)
NOMOR
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
2.2.6
2.3
BELANJA TIDAK TERDUGA
Belanja Tidak Terduga
Jumlah Surplus/(Defisit)
Sumber: Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
b. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Aset.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,
bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan
belanja bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam criteria
tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek piutang,
dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan
aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk
kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,dan
aset lainnya.
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan
maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka
waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi
investasi nonpermanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi
dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan
investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal
pemerintah dan investasi permanen lainnya.
Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan. Aset
nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset
lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
2) Kewajiban.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai
kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan
sumber daya ekonomi di masa yang akan datang.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan,
kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman
dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga
internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang
bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang
mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok
kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang
penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
3) Ekuitas.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca
Format Neraca SKPD adalah sebagai berikut :
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA UTARA NERACA
SKPD……….. Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1
(dalam rupiah)
Uraian
Jumlah Kenaikan (penurunan) Tahun n Tahun n-1 Jumlah % ASET
ASET LANCAR Kas
Investasi Jangka pendek Piutang
Persediaan
Jumlah
ASET TETAP Tanah
Peralatan dan Mesin Peralatan Kantor Jumlah
ASET LAINYA
Tagihan penjualan angsuran Aset tak berwujud
Aset lain-lain Jumlah
JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Utang jangka pendek lainnya Jumlah
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan Jumlah
EKITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
Menurut PSAP No. 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan, tujuan
penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan
transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik atas
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
• menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi
makro, pencapaian target kinerja APBD, berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target,
• menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun
pelaporan,
• menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya,
• mengungkapkan infomasi yang diharuskan oleh tandar akuntansi
pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face)
• mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja
dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, dan,
• menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan.
Format Catatan atas Laporan Keuangan SKPD adalah sebagai berikut :
PEMERINTAH SUMATERA UTARA SKPD...
Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan SKPD
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD
2.1 Ekonomi Makro 2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Ralisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD 3.2 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akuntansi/Entitas Keuangan Pelaporan Keuangan Daerah 4.2 Basis Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3 Basis Pengukuran Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Bab V Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD
5.1 Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD 5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Pembiayaan (Khusus SKPKD) 5.1.4 Aset
5.1.5 Kewajiban 5.1.6 Ekuitas Dana
5.2 Pengungkapan Atas Pos-Pos Aset Dan Kewajiban Yang Timbul Sehubungan Dengan Penerapan Basis Akrual Atas Pendapatan Dan Belanja Dan Rekonsiliasinya Dengan Penerapan Basis Kas Untuk Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Yang Menggunakan Basis Akrual Pada SKPD
Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD
Bab VII Penutup
Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
4. Susunan Kode Akun Keuangan Daerah
Kode Uraian
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas Dana
4 Pendapatan
5 Belanja
6 Pembiayaan
Kode Rekening Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
SumateraUtara
4 Pendapatan Daerah
4 1 Pendapatan Asli Daerah
4 1 2 Retribusi Daerah
4 1 2 01 Retribusi Jasa Umum
4 1 2 01 07 Retribusi Jasa Ketatausahaan
4 1 2 02 Retribusi Jasa Usaha
4 1 2 02 01 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
4 1 2 02 03 Retribusi Tempat Penginapan /Pesanggrahan/Villa
5 Belanja Daerah
5 1 Belanja Tidak Langsung
5 1 1 Belanja Pegawai
5 1 1 01 Gaji dan Tunjangan
5 1 1 01 01 Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
5 1 1 01 02 Tunjangan Keluarga
5 1 1 01 03 Tunjangan Jabatan
5 1 1 01 04 Tunjangan Fungsional
5 1 1 01 05 Tunjangan Fungsional Umum
5 1 1 01 06 Tunjangan Beras
5 1 1 01 07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5 1 1 01 08 Pembulatan Gaji
5 1 1 01 09 Iuran Asuransi Kesehatan
5 1 1 02 Tambahan Penghasilan PNS
5 1 1 02 01 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja
5 2 Belanja Langsung
5 2 1 Belanja Pegawai
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
5 2 1 01 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa
5 2 1 01 05 Honorarium Pengelola Kegiatan
5 2 1 01 07 Honorarium Tim Pemeriksa Barang dan Jasa
5 2 1 02 Honorarium Non PNS
5 2 1 02 01 Honorarium Tenaga Ahli/Infrastrukstur/Narasumber
5 2 1 02 02 Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap
5 2 1 02 03 Honorarium Tenaga Tukang/Teknisi/Operator/Asisiten
5 2 1 02 05 Honorarium Peserta
5 2 1 02 09 Honorarium Tenaga Harian Lepas
5 2 1 03 Uang Lembur
5 2 1 03 01 Uang Lembur PNS
5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis
5 2 2 01 01 Belanja Alat Tulis Kantor
5 2 2 01 02 Belanja Dokumen/Adminstrasi Tender
5 2 2 01 03 Belanja Alat Listrik da n Elektronik
5 2 2 01 04 Belanja Perangko, Materai, dan Benda Pos Lainnya
5 2 2 01 05 Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih
5 2 2 02 Belanja Bahan/Material
5 2 2 02 01 Belanja Bahan Baku Bangunan
5 2 2 02 02 Belanja Bahan/Bibit Tanaman
5 2 2 02 03 Belanja Bibit Ternak
5 2 2 02 04 Belanja Bahan Obat-Obatan
5 2 2 02 06 Belanja Bahan Pembantu
5 2 2 02 07 Belanja Dekorasi
5 2 2 02 10 Belanja Dokumentasi
5 2 2 03 18 Belanja Sarana Usaha Informal
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor
5 2 2 03 01 Belanja Telepon
5 2 2 03 02 Belanja Air
5 2 2 03 03 Belanja Listrik
5 2 2 03 05 Belanja Surat Kabar/Majalah
5 2 2 03 07 Belanja Paket/Pengiriman
5 2 2 03 13 Belanja Jasa Service Peralatan dan Perlengkapan Kantor
5 2 2 03 15 Belanja Transportasi dan Akomodasi
5 2 2 03 23 Belanja Jasa Konsultasi
5 2 2 05 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
5 2 2 05 01 Belanja Jasa Service Peralatan dan Perlengkapan Kantor
5 2 2 05 02 Belanja Penggantian Suku Cadang
5 2 2 05 03 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas/Pelumas
5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan
5 2 2 06 01 Belanja Cetak dan Penggandaan
5 2 2 06 02 Belanja Cetak dan Penggandaan
5 2 2 07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Kantor/Parkir
5 2 2 07 02 Belanja Sewa Gedung
5 2 2 07 03 Belanja Sewa Ruang Rapat/Pertemuan
5 2 2 08 Belanja Sewa Sarana Mobilitas
5 2 2 08 01 Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat
5 2 2 08 02 Belanja Sewa Sarana Mobilitas Air
5 2 2 09 Belanja Sewa Alat Berat
5 2 2 09 02 Belanja Sewa Buldoser
5 2 2 10 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
5 2 2 10 01 Belanja Sewa Meja Kursi
5 2 2 10 05 Belanja Sewa Tenda
5 2 2 10 07 Belanja Sewa Sound System
5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman
5 2 2 11 02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat
5 2 2 11 03 Belanja Makanan dan Minuman Tamu
5 2 2 11 04 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan
5 2 2 13 Belanja Pakaian Kerja
5 2 2 13 01 Belanja Pakaian Kerja Lapangan
5 2 2 14 Belanja Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu
5 2 2 14 06 Belanja Pakaian Khusus Hari Tertentu
5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas
5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
5 2 2 15 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
5 2 2 17 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialiasi, dan Bimbingan Teknis PNS
5 2 3 Belanja Modal
5 2 3 10 Belanja Modal Pengadaan Peralatan kantor
5 2 3 10 13 Belanja Modal Pengadaan Alat Pompa
5 2 3 10 14 Belanja Modal Pengadaan Alat Pendingin (AC)
5 2 3 12 Belanja Modal Pengadaan Komputer
5 2 3 12 02 Belanja Modal Pengadaan Komputer/PC
5 2 3 12 03 Belanja Modal Pengadaan Komputer Note Book
5 2 3 12 04 Belanja Modal Pengadaan Printer
5 2 3 12 05 Belanja Modal Pengadaan Scanner
5 2 3 15 Belanja Moda l Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga
5 2 3 15 03 Belanja Modal Pengadaan Vritage/Gorden/Dan Sejenisnya
5 2 3 16 Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Studio
5 2 3 16 01 Belanja Modal Pengadaan Kamera
5 2 3 16 02 Belanja Modal Pengadaan Handycam
5 2 3 21 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan
5 2 3 21 01 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan
5 2 3 22 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan
5 2 3 22 03 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Penyeberangan
5 2 3 26 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan
A. Analisis Hasil Penelitian
1. Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Sumatera Utara.
a. Analisis Transaksi
Berdasarkan catatan selama 1 minggu, telah terjadi transaksi-transaksi
sebagai berikut :
1) Pada tanggal 27 Desember 2010 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara melakukan belanja modal
untuk pengadaan konstruksi/rehab gedung kantor sebesar Rp.
49.880.000,- PPN sebesar Rp. 4.534.545,- dan PPh pasal 22 sebesar
Rp. 906.909,-
2) Pada tanggal 29 Desember 2010, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara menerima pendapatan yang
berasal dari retribusi jasa ketatausahaan sebesar Rp. 6.500.000,-
3) Pada tanggal 29 Desember 2010 menerima pendapatan yang berasal
dari retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa sebesar Rp.
3.200.000,-
4) Pada tanggal 30 September 2010, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara melakukan belanja barang