• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Lipid Profile Dan Left Ventricular Mass Index ( LVMI ) Pada Pasien Pgk Dengan Hemodialisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Lipid Profile Dan Left Ventricular Mass Index ( LVMI ) Pada Pasien Pgk Dengan Hemodialisis"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN LIPID PROFILE DAN LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX ( LVMI ) PADA

PASIEN PGK DENGAN HEMODIALISIS

TESIS

Oleh

Silvia Bukit

NIM : 097101028

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN LIPID PROFILE DAN LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX ( LVMI ) PADA

PASIEN PGK DENGAN HEMODIALISIS

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Ilmu Penyakit Dalam dan Spesialis Penyakit Dalam dalam Program Studi Ilmu

Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

SILVIA BUKIT

097101028

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : HUBUNGAN LIPID PROFILE DAN LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX ( LVMI) PADA

PASIEN PGK DENGAN HEMODIALISIS

Nama Mahasiswa : Silvia Bukit

NomorInduk Mahasiswa : 097101028

Program Studi : Spesialis Ilmu Penyakit Dalam

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH Pembimbing I

Dr. Refli Hasan, SpPD,SpJP (K)

Pembimbing II

Sekretaris Departemen Seketaris Program Studi

Dr. Refli Hasan, SpPD, SpJP (K)

NIP. 19610403 1987091 001 NIP. 19680504 199903 1 001 Dr. Zainal Safri, SpPD, SpJP

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah penulis nyatakan dengan benar.

Nama : Silvia Bukit

NIM : 097101028

(5)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Silvia Bukit

NIM : 097101028

Program Studi : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Ilmu Penyakit Dalam

Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right ) atas tesis saya yang berjudul:

HUBUNGAN LIPID PROFILE DAN LEFT VENTRICULAR MASS INDEX

( LVMI ) PADA PASIEN PGK DENGAN HEMODIALISIS

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Non-eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan

mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :

Yang menyatakan

(6)

Telah diuji

Pada Tanggal: 30 Oktober 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.Dr.Lukman Hakim Zain, Sp.PD-KGEH ……….

Anggota : Dr. Mabel Sihombing, Sp.PD-KGEH ……….

Dr. Josia Ginting, Sp.PD-KPTI, FINASIM ……….

Dr. Zainal Safri, Sp.PD, Sp.JP ……….

(7)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA LIPID PROFILE DENGAN LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX PADA PASIEN PGK DENGAN

HEMODIALISIS

Silvia Bukit, Abdurrahim Rasyid Lubis, Refli Hasan Divisi Nefrologi Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Latar Belakang: Hipertrofi ventrikel kiri umum terjadi pada pasien dengan gagal

ginjal tahap akhir, prevalensinya mencapai > 80% pada pasien dengan dialisis. Proses hipertrofi ventrikel kiri tidak semata disebabkan oleh faktor hemodinamik, namun juga faktor non hemodinamik. Dislipidemia sering terjadi pada pasien dengan dialisis. Pada populasi umum, dislipidemia berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dislipidemia dengan terjadinya

hipertrofi ventrikel kiri pada pasien PGK dengan hemodialisis.

Namun, masih belum jelas apakah dislipidemia berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien hemodialisis.

Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 55 pasien PGK dengan

hemodialisis regular yang rawat jalan dan rawat inap RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Februari - Juli 2014 dan dilakukan anamnesis, pemeriksaan tanda vital dan fisik, darah rutin, ureum, kreatinin, profil lipid dan ekokardiografi. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menilai hubungan antara profil lipid dengan Left ventricular mass index ( LVMI), dan uji Mann-Whitney digunakan untuk menilai perbandingan LVMI berdasarkan parameter kategorial.

Hasil: Dijumpai korelasi negatif yang bermakna antara kolesterol HDL dengan

LVMI ( r: -0,507, p: 0,0001). Dijumpai korelasi positif yang bermakna antara tekanan darah sistolik (r: 0,389, p=0,003), dan diastolik ( r: 0,542, p=0,0001) dengan nilai LVMI. Tidak dijumpai korelasi bermakna antara Hb (p=0.059), kolesterol total (p=0.600), trigliserida (p=0.088), dan LDL (p=0,937) dengan LVMI . Pasien yang mendapat ACE-inh/ ARB memiliki LVMI yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mendapat ACE-inh/ ARB dan perbedaan ini bermakna secara statistik ( p= 0,0001).

Kesimpulan: Dijumpai korelasi negatif yang bermakna antara kolesterol HDL

dengan LVMI, namun tidak dijumpai korelasi yang bermakna antara kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL dengan LVMI.

(8)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN LIPID PROFILE AND LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX IN CHRONIC KIDNEY DISEASE WITH HEMODIALYSIS PATIENTS

Silvia Bukit, Abdurrahim Rasyid Lubis, Refli Hasan

Division of Nephrologi and Hypertension, Departement of Internal Medicine Faculty of Medicine University of North Sumatera Medan

Background: Left ventricular hypertrophy ( LVH) is common in end stage renal

disease, with prevalence > 80% in dialysis patients. LVH process not only caused by haemodynamic factor, but also non haemodynamic factors. Dyslipidemia often occurs in dialysis patients. In general population, dyslipidemia is related to LVH. But it remains unclear whether dyslipidemia is related to LVH in hemodialysis patients.

Aim: To evaluate the correlation between lipid profile and left ventricular mass

index in chronic kidney disease with hemodialysis patients.

Methods: A cross sectional study had been done in 55 chronic kidney disease

with hemodialysis patients from the outpatient and inpatient at Haji Adam Malik Hospital from February until July 2014 and had been conducted anamneses, vital signs, physical examination, blood routine, ureum, creatinin, lipid profile and echocardiography. Pearson correlation test was used to assess the association between lipid profile with LVMI and Mann-Whitney test was used to assess the comparison of LVMI based on categorical parameters.

Results: There is significant negative correlation between HDL cholesterol with

LVMI ( r: -0,507, p: 0,0001). There is significant positive correlation between systolic blood pressure (r: 0,389, p=0,003) and diastolic blood pressure ( r: 0,542, p=0,0001) with LVMI. There is no significant correlation between Hb (p=0.059), total cholesterol (p=0.600), trigliseride (p=0.088) , and LDL cholesterol (p=0,937) with LVMI . Patients whose administered ACE-inh/ ARB have lower LVMI compared with not administered ACE-inh/ ARB and this difference is statistically significant ( p= 0,0001).

Conclusion: There is significant negative correlation between HDL cholesterol

with LVMI, but there are no correlation between total cholesterol, trigliseride, and LDL cholesterol with LVMI.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

yang telah memberikan berkat dan kasihNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir

pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Penyakit Dalam di

FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak

di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A Siregar

SpPD-KGEH yang telah memberikan izin dan menerima penulis untuk mengikuti

Program Magister Ilmu Penyakit Dalam di FK USU.

2. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH dan

Dr Refli Hasan SpPD, SpJP (K) sebagai pembimbing tesis, yang

senantiasa memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis selama

melaksanakan penelitian, serta telah meluangkan banyak waktu untuk

penulis dan dengan penuh kesabaran terus mendorong penulis untuk

menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan.

3. Dr. Salli Roseffi, SpPD-KGH (alm) dan Dr. Refli Hasan Sp.PD, Sp.JP (K)

selaku Kepala dan Sekretaris Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan

bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH (alm), Dr. Zainal Safri, SpPD, SpJP ,

Dr. Ilhamd,SpPD selaku Ketua, Sekretaris, dan PJ Sekretaris Program

(10)

dengan sungguh-sungguh membantu, membimbing, memberi dorongan

dan membentuk penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Para Guru Besar dan Seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK

USU: Prof. Dr.Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH, Prof. Dr. Bachtiar

Fanani Lubis, Sp.PD-KHOM, Prof. Dr. Habibah Hanum, Sp.PD-Kpsi,

Prof. Dr. Sutomo Kasiman, KKV, Prof. Dr. Azhar Tanjung,

Sp.PD-KP-KAI-SpMK, Prof. Dr. OK Moehad Sjah, Sp.PD-KR, Prof. Dr. Lukman

Hakim Zain, Sp.PD-KGEH, Prof. Dr. M Yusuf Nasution, Sp.PD-KGH,

Prof. Dr. Azmi S Kar, KHOM, Prof. Dr. Haris Hasan,

Sp.PD-Sp.JP(K), Prof Dr Harun Al Rasyid Damanik, SpPD-KGK, Dr.A Adin St

Bagindo, Sp.PD-KKV, DR. Dr Dharma Lindarto, SpPD-KEMD, dr Santi

yafril, SpPD-KEMD, dr Bastanta, SpPD-KEMD, Dr. Refli Hasan,

Sp.PD-Sp.JP, Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH, Dr. Mabel Sihombing,

Sp.PD-KGEH, DR.Dr.Juwita Sembiring, DR.Dr. Blondina Marpaung,

Sp.PD-KGEH, Dr. Leonardo Dairi, Sp.PD-KGEH, DR. Dr. Rustam

Effendi, Sp.PD-KGEH, Dr Betthin Marpaung, SpPD-KGEH (alm), Dr Sri

Maryuni Sutadi, SpPD-KGEH, Dr Abiran Nababan, SpPD-KGEH, Dr

Dasril Effendi, SpPD-KGEH, Dr. Yosia Ginting, Sp.PD-KPTI,FINASM,

Dr.Tambar Kembaren, Sp.PD-KPTI, Dr.Armon Rahimi, Sp.PD-KPTI, Dr.

Alwinsyah Abidin, Sp.PD-KP, Dr.EN. Keliat, Sp.PD-KP, Dr. Zuhrial

Zubir, Sp.PD-KPAI, Dr. Pirma Siburian, Sp.PD-KGer, Dr.Savita

Handayani,SpPD, Dr. Saut Marpaung, Sp.PD, Dr. Endang, Sp.PD,

Dr.Abraham, Sp.PD, Dr. Meutia Sayuti, Sp.PD, Dr. Jerahim Tarigan,

Sp.PD, Dr.Lili Syarief, Sp.PD, Dr. Calvin Damanik, Sp.PD, Dr. Soegiarto

Gani, Sp.PD, Dr.Ilhamd, Sp.PD, Dr. Religus, Sp.PD, Dr. Elias Tarigan,

Sp.PD, Dr. Fransiskus Ginting, Sp.PD, Dr. Alwi Thamrin Nasution,

Sp.PD, Dr. Syafrizal, Sp.PD, Dr. Imelda Rey, Sp.PD, Dr. Deske Muhadi,

Sp.PD, Dr. Melati Sylvani Nasution, Sp.PD, Dr Aron M Pase, Sp.PD, Dr.

Restuti Saragih, Sp.PD, Dr. Dina Aprilia Sp.PD, Dr. Sumi Ramadhani

Sp.PD, Dr Anita Rosari, Sp.PD, Dr Henny Syahrini, SpPD, Dr. Taufik

Sungkar, Sp.PD, Dr. Zulkhairi, Sp.PD, Dr. Adlin, Sp.PD, Dr. Radar

(11)

Sp.PD, Dr Arianto S Purba, SpPD, serta para guru lainnya yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, yang dengan kesabaran dan

perhatiannya senantiasa membimbing penulis selama mengikuti

pendidikan.

6. Direktur dan mantan direktur Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik

Medan dan RSU dr Pirngadi Medan, yang telah memberikan fasilitas dan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis dalam menjalani

pendidikan.

7. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Ketua TKP PPDS Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendididkan Dokter

Spesialis Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

8. Drs Abdul Jalil Amri Amra, M. Kes selaku pembimbing statistik yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi

dengan penulis dalam penyusunan tesis ini.

9. Seluruh perawat unit hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Medan, tanpa

bantuan mereka tidak mungkin penulils dapat menyelesaikan penelitian

ini.

10. Seluruh rekan-rekan anggota dan pengurus Ikatan Keluarga Asisten Ahli

Penyakit Dalam (IKAAPDA) di FK USU dan teman-teman seangkatan

penulis yang memberikan dorongan semangat : dr. Andri Iskandar Mardia,

dr. Chairun Arrhasyid, dr Dian Anindita Lubis, dr. Erwin Siregar, dr.

Firman Sakti, dr. Ida Maya R Pane, dr. Jhon Efraim Ginting, dr. Meivina R

Pane, dr. Sahat halim, dr. Yusleni Yoesuf. Terimakasih untuk kebersamaan

kita dalam menjalani pendidikan selama ini.

11. Seluruh perawat/paramedik di berbagai tempat di mana penulis pernah

bertugas selama pendidikan, terima kasih atas bantuan dan kerja sama

yang baik selama ini.

12. Para pasien yang telah bersedia ikut dalam penelitian ini sehingga

(12)

13. Bapak Syarifuddin Abdullah, Kakanda Leli Husna Nasution, Fitri, Deni,

Wanti, Erjan, Maya, Anjani, Ita, serta seluruh pegawai administrasi

Departemen Ilmu Penyakit dalam FK USU, dan semua pihak yang telah

memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis

ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya dan setulusnya

penulis tujukan kepada yang sangat saya cintai dan hormati ayahanda Alm. Drs

Kornelius Bukit dan ibunda Rosita Sembiring Kembaren, atas segala jerih payah,

pengorbanan, dan kasih sayang tulus telah melahirkan, membesarkan, mendidik,

mendoakan tanpa henti, memberikan dukungan moril dan materil, serta

mendorong penulis dalam berjuang menapaki hidup dan mencapai cita-cita. Tak

akan pernah bisa penulis membalas jasa-jasa ayahanda dan ibunda . Semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada

ayahanda dan ibunda penulis. Amin.

Terimakasih kepada kakak kandung penulis Florence P Bukit dan Ade

Maria Bukit SE serta seseorang yang selalu memberikan dukungan dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, juga seluruh keluarga besar

penulis yang telah banyak memberikan bantuan moril, semangat dan doa tanpa

pamrih selama pendidikan, sehingga penulis dapat sampai di titik ini, yang tak

lain merupakan pencapaian keluarga besar yang dicita-citakan bersama.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, September 2014

(13)

DAFTAR ISI Abstrak... Halaman i Abstract……… Kata Pengantar... ii iii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Singkatan dan Lambang... xi

Daftar Lampiran... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang…... 1

1.2 Perumusan Masalah... 2

1.3 Hipotesis... 2

1.4 TujuanPenelitian... 2

1.5 Manfaat Penelitian... 1.6 Kerangka Konseptual………... 3 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Dislipidemia Pada Penyakit Ginjal Kronis……….. 4

2.2 Mekanisme interaksi antara penyakit ginjal dan dislipidemia ……….... 6 2.3 Lipid pada pasien hemodialisis ………... 2.4 Tahap awal Penyakit Ginjal Kronik dan pengaruhnya pada kardiovaskular……….. 7 9 2.5 Patofisiologi penyakit kardiovaskular pada pasien dengan penyakit ginjal kronik………. 2.5.1 Faktor Risiko Tradisional... 2.5.2 Faktor Risiko nonTradisionalpada pasien-pasien penyakit ginjal kronik... 2.5.3 Faktor resiko Uremia yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular... 2.6 Hipertrofi Ventrikel Kiri ( LVH) atau peningkatan LVMI ( Left Ventricle Mass Index)……… 10 10 11 11 12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

3.1 Desain Penelitian... 14

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 14

3.3 Subjek Penelitian ... 14

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 14

3.5 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ... 15

3.6 Cara Penelitian ... 15

3.7 Etika Penelitian …………... 16 3.8 Definisi Operasional………...

3.9 Analisis Statistik………..

(14)

3.10 Kerangka Operasional………... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Hasil Penelitian... 4.2 Pembahasan……….

19 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

6.1 Kesimpulan………... 6.2 Saran……….

29 29 28

DAFTAR PUSTAKA………....

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Efek gagal ginjal dan terapi pengganti ginjal terhadap

lipid profile ……… 7

4.1 Karakteristik Data Dasar…………... 20

4.2 Perbandingan dari Left Ventricular Mass Index ( LVMI)

berdasarkan parameter kategorial………

22

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual………... 3 2.1 Mekanisme uremik dislipidemia pada gagal ginjal kronik… 6

2.2 Gambaran bentuk lipoprotein pada subjek yang normal, pasien dengan hemodialisis dan peritoneal dialysis…………

8

2.3 Patogenesis gagal ginjal kronik dan penyakit kardiovaskular 12 3.1 Kerangka operasional …... 18 4.1 Alur Penelitian... 19 4.2

4.3

4.4

Grafik Scatter Plot Korelasi kolesterol HDL dengan LVMI………...……….. Grafik Scatter Plot Korelasi Tekanan Darah Sistolik dengan LVMI………...……….. Grafik Scatter Plot Korelasi Tekanan Darah Diastolik dengan LVMI………...………..

24

24

(17)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian pertama

kali pada halaman PGK

NHANES

LVH

LVMI

Penyakit Ginjal Kronik

National Health and Nutrition Examination Survey

Left Ventricular Hypertrophy

Left Ventricular Mass Index

1 1 1 2 GFR HDL LDL VLDL IDL ESRD Apo CKD CAD DM ACE-inh ARB ASE IVSD LVEDD LVPWD HD GNC DN PGOI PNC UAN Hb Ca RAA

Glomerular Filtration Rate

High Density Lipoprotein

Low Density Lipoprotein

Very Low Density Lipoprotein

Intermediate Density Lipoprotein

End Stage Renal Disease

Apolipoprotein

Chronic Kidney Disease

Chronic Artery Disease

Diabetes Mellitus

Angiotensin Converting Enzyme inhibitor

Angiotensin Receptor Blocker

American Society of Electrocardiography

Interventricular septum in diastole

Left ventricular end diastolic diameter

Left ventricular posterior wall in diastole

Hemodialysis

Glomerulonephritic chronic

Diabetic Nephropaty

Penyakit Ginjal Obtruktif Infeksi

Pielonephritis Chronic

Uric Acid Nephropaty

Haemoglobin

Calsium

Renin Angiotensin Aldosteron

(18)

TDS

TDD

BSA

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Body Surface Area

36

36

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1

2

3

4

5

6

Persetujuan Komisi Etik Penelitian. ...

Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian...

Surat Persetujuan Setelah Penjelasan...

Kertas Kerja Profil Peserta Penelitian...

Daftar Riwayat Hidup...

Hasil Analisis Statistik………..

33

34

35

36

37

(20)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA LIPID PROFILE DENGAN LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX PADA PASIEN PGK DENGAN

HEMODIALISIS

Silvia Bukit, Abdurrahim Rasyid Lubis, Refli Hasan Divisi Nefrologi Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

Latar Belakang: Hipertrofi ventrikel kiri umum terjadi pada pasien dengan gagal

ginjal tahap akhir, prevalensinya mencapai > 80% pada pasien dengan dialisis. Proses hipertrofi ventrikel kiri tidak semata disebabkan oleh faktor hemodinamik, namun juga faktor non hemodinamik. Dislipidemia sering terjadi pada pasien dengan dialisis. Pada populasi umum, dislipidemia berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dislipidemia dengan terjadinya

hipertrofi ventrikel kiri pada pasien PGK dengan hemodialisis.

Namun, masih belum jelas apakah dislipidemia berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien hemodialisis.

Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 55 pasien PGK dengan

hemodialisis regular yang rawat jalan dan rawat inap RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Februari - Juli 2014 dan dilakukan anamnesis, pemeriksaan tanda vital dan fisik, darah rutin, ureum, kreatinin, profil lipid dan ekokardiografi. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menilai hubungan antara profil lipid dengan Left ventricular mass index ( LVMI), dan uji Mann-Whitney digunakan untuk menilai perbandingan LVMI berdasarkan parameter kategorial.

Hasil: Dijumpai korelasi negatif yang bermakna antara kolesterol HDL dengan

LVMI ( r: -0,507, p: 0,0001). Dijumpai korelasi positif yang bermakna antara tekanan darah sistolik (r: 0,389, p=0,003), dan diastolik ( r: 0,542, p=0,0001) dengan nilai LVMI. Tidak dijumpai korelasi bermakna antara Hb (p=0.059), kolesterol total (p=0.600), trigliserida (p=0.088), dan LDL (p=0,937) dengan LVMI . Pasien yang mendapat ACE-inh/ ARB memiliki LVMI yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak mendapat ACE-inh/ ARB dan perbedaan ini bermakna secara statistik ( p= 0,0001).

Kesimpulan: Dijumpai korelasi negatif yang bermakna antara kolesterol HDL

dengan LVMI, namun tidak dijumpai korelasi yang bermakna antara kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL dengan LVMI.

(21)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN LIPID PROFILE AND LEFT

VENTRICULAR MASS INDEX IN CHRONIC KIDNEY DISEASE WITH HEMODIALYSIS PATIENTS

Silvia Bukit, Abdurrahim Rasyid Lubis, Refli Hasan

Division of Nephrologi and Hypertension, Departement of Internal Medicine Faculty of Medicine University of North Sumatera Medan

Background: Left ventricular hypertrophy ( LVH) is common in end stage renal

disease, with prevalence > 80% in dialysis patients. LVH process not only caused by haemodynamic factor, but also non haemodynamic factors. Dyslipidemia often occurs in dialysis patients. In general population, dyslipidemia is related to LVH. But it remains unclear whether dyslipidemia is related to LVH in hemodialysis patients.

Aim: To evaluate the correlation between lipid profile and left ventricular mass

index in chronic kidney disease with hemodialysis patients.

Methods: A cross sectional study had been done in 55 chronic kidney disease

with hemodialysis patients from the outpatient and inpatient at Haji Adam Malik Hospital from February until July 2014 and had been conducted anamneses, vital signs, physical examination, blood routine, ureum, creatinin, lipid profile and echocardiography. Pearson correlation test was used to assess the association between lipid profile with LVMI and Mann-Whitney test was used to assess the comparison of LVMI based on categorical parameters.

Results: There is significant negative correlation between HDL cholesterol with

LVMI ( r: -0,507, p: 0,0001). There is significant positive correlation between systolic blood pressure (r: 0,389, p=0,003) and diastolic blood pressure ( r: 0,542, p=0,0001) with LVMI. There is no significant correlation between Hb (p=0.059), total cholesterol (p=0.600), trigliseride (p=0.088) , and LDL cholesterol (p=0,937) with LVMI . Patients whose administered ACE-inh/ ARB have lower LVMI compared with not administered ACE-inh/ ARB and this difference is statistically significant ( p= 0,0001).

Conclusion: There is significant negative correlation between HDL cholesterol

with LVMI, but there are no correlation between total cholesterol, trigliseride, and LDL cholesterol with LVMI.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu penyebab masalah

kesehatan yang cukup besar di seluruh dunia. Insiden dan prevalensi PGK sangat

tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut National Health and

Nutrition Examination Survey (NHANES) prevalensi PGK di Amerika Serikat

dari tahun 1999-2004 adalah 15,3%.1,2 Penyakit kardiovaskular diantaranya penyakit jantung koroner, penyakit vaskular perifer, dan gangguan perfusi

kardiovaskular yaitu gagal jantung dan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) sering

terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penyakit kardiovaskular

adalah penyebab utama kematian pada pasien-pasien PGK. Kira-kira 50% pasien

dengan PGK tahap akhir (End Stage Renal Disease) meninggal oleh karena

kejadian kardiovaskular, dimana mortalitas oleh karena kejadian kardiovaskular

10-30 kali lebih tinggi pada pasien dialisis dibandingkan individu lainnya.

Penyakit Ginjal Kronik sering berhubungan dengan diabetes mellitus, hipertensi

dan dislipidemia. Dislipidemia ditemukan pada lebih dari 60% pasien PGK

dengan dialisis. Diketahui bahwa pada pasien-pasien dengan gangguan fungsi

ginjal terjadi hambatan perubahan-perubahan penting dalam metabolisme

lipoprotein, yang pada akhirnya dapat menyebabkan dislipidemia. Keadaan lipid

yang abnormal ini berperan dalam perubahan pada dinding pembuluh darah yang

menyebabkan penyakit aterosklerotik mikro dan makrovaskular. Beberapa studi

sebelumnya melaporkan bahwa pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik dengan

hemodialisis terjadi peningkatan trigliserida, penurunan HDL, dan peningkatan

lipoprotein (a) , sedangkan kolesterol total dan LDL dapat normal atau mendekati

normal.

1,2,3

1,2,3

Faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pasien-pasien PGK sama

dengan pasien lainnya yaitu usia, diabetes melitus, hipertensi, LVH, dan

(23)

ventrikel kiri (LVH) adalah faktor risiko kematian kardiovaskular. Hipertrofi

ventrikel kiri (LVH) bahkan telah ada pada pasien PGK tahap awal, dimana

prevalensi LVH pada gagal ginjal tahap akhir mencapai 75% dan > 80% pada

pasien dengan dialisis. Pertambahan massa ventrikel kiri dan proses hipertrofi

ventrikel kiri tidak semata disebabkan oleh faktor hemodinamik ( tekanan darah).

Kenyataan tersebut sejalan dengan konsep yang dikemukakan terakhir ini , tetang

perlunya diperhatikan peran non-hemodynamic factor dalam menyebabkan

LVH.

Pada populasi umum, dislipidemia berhubungan dengan hipertrofi

ventrikel kiri dalam suatu penelitian kohort prospektif.

1,2,3,4

5

Namun, belum ada

penelitian tentang hubungan antara karakteristik profil lipid dengan hipertrofi

ventrikel kiri pada pasien hemodialisis. Berdasarkan uraian di atas, ingin diteliti

hubungan antara parameter klinis yaitu lipid profile dan Left Ventricular Mass

Index (yang merupakan gambaran LVH) yang dinilai dari Echocardiografi pada

pasien PGK dengan hemodialisis.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara dislipidemia pada pasien PGK dengan

hemodialisis dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri (yang dinilai dari Left

Ventrcular Mass Index) yang merupakan faktor risiko kardiovaskular ?

1.3 Hipotesis

Ada hubungan antara dislipidemia dengan LVH pada pasien PGK dengan

hemodialisis.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dislipidemia dengan

(24)

1.5 Manfaat Penelitian

a. Dengan mengetahui adanya hubungan antara dislipidemia dengan

hipertrofi ventrikel kiri, maka dapat dikurangi risiko kardiovaskular

dengan penanganan dislipidemia pada pasien PGK dengan hemodialisis.

b. Sebagai bahan pembelajaran untuk para PPDS dan dokter spesialis

penyakit dalam di departemen Ilmu Penyakit Dalam

c. Untuk mengurangi mortalitas pasien PGK dengan hemodialisis.

1.6 Kerangka Konseptual

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Pasien PGK dengan Hemodialisis

Kolesterol total

Trigliserida

HDL

LDL

Left Ventriculer

Mass Index

(LVMI)

Uremic

Dislipidemia

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dislipidemia Pada Penyakit Ginjal Kronis

Dislipidemia sering terjadi pada pasien-pasien dengan gagal ginjal,

bahkan jauh sebelum menjadi gagal ginjal tahap akhir, sehingga dislipidemia

mungkin berperan dalam perkembangan gagal ginjal, namun hal ini masih

kontroversi. Masih belum jelas apakah dislipidemia yang menyebabkan gagal

ginjal atau apakah kerusakan ginjal dan proteinuria yang menyebabkan

dislipidemia. Dislipidemia berhubungan dengan penyakit kardiovaskular pada

pasien-pasien dengan dan tanpa diabetes mellitus, dan sering berhubungan dengan

nefropati diabetik. Kadar lipid yang tidak normal berperan dalam terjadinya

penyakit aterosklerosis mikro dan makrovaskular. Pasien yang awalnya dengan

fungsi ginjal yang normal dengan hiperlipidemia umumnya tidak berkembang

menjadi insufisiensi ginjal, karena glomerulus yang normal memiliki mekanisme

untuk mencegah penumpukan lipoprotein. Namun, gangguan ginjal yang telah ada

sebelumnya dengan adanya gangguan fungsi mesangial merupakan suatu keadaan

yang menyebabkan terjadinya penumpukan lipoprotein di glomerulus ginjal.1,2 Hiperlipidemia umum terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal.

Jenis lipid dan lipoprotein yang tidak normal pada penyakit ginjal bervariasi,

termasuk hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, dan peningkatan LDL dengan

HDL yang rendah , normal, atau meningkat. Beberapa studi observasi dan

prospektif menunjukkan bahwa HDL yang rendah merupakan salah satu penentu

penilaian terhadap penurunan fungsi ginjal. Suatu studi komunitas menunjukkan

adanya hubungan antara laju filtrasi glomerulus (GFR) dan penyakit

kardiovaskular aterosklerosis pada pasien-pasien dengan kreatinin serum > 1,6

mg/dl (pada pria) dan 1,4 mg/dl (pada wanita), dengan peningkatan kreatinin 0,3

mg/dl dalam 3 tahun dimana nilai resiko relative (RR) dari pasien-pasien tersebut

yaitu 1,4 untuk trigliserida, 1,18 untuk total kolesterol, 1,16 untuk lipoprotein(a),

1,13 untuk LDL, dan 0,78 untuk HDL.

1,2,3,6

(26)

Pada pasien dengan mikroalbuminuria dan hipertensi esensial, yang

umumnya berhubungan dengan penyakit ginjal kronik, terjadi peningkatan kadar

LDL, trigliserida, apolipoprotein B (apo B), lipoprotein (a) dan penurunan HDL.

Lipoprotein dinilai dari komposisi apolipoprotein. Beberapa studi tentang

pengukuran kadar apolipoprotein menunjukkan bahwa penyakit ginjal tahap awal

dan lanjut mempengaruhi perubahan karakteristik pada metabolisme lipoprotein,

profil plasma apolipoprotein dan apo B. Lipoprotein yang mengandung apo-B

ditemukan dalam VLDL, IDL, dan LDL. Ada beberapa tipe lipoprotein yang

mengandung apo-B, yang ditandai oleh komposisi spesifik dari apolipoprotein

minor (apo C,apo E), dan komposisi lipid ( trigliserida dan kolesterol),

bahan-bahan metabolik dan yang relatif bersifat aterogenik. Sebagaimana sindroma

nefrotik dan proteinuria berat berhubungan dengan peningkatan pembentukan

kolesterol ; lipoprotein yang kaya akan apo B yaitu LDL dan VLDL. Penurunan

yang signifikan nilai rasio apo A-I/apo C-III plasma adalah tanda gangguan lipid

pada penyakit ginjal. Rasio ini menggambarkan penurunan kadar apo A-I dan apo

A-II, peningkatan yang sedang dari apo B dan apo E, dan peningkatan kadar apo

C III yang bermakna. Keadaan hiperlipidemia ini disebabkan oleh gangguan

katabolisme lipoprotein yang mengandung apo B karena menurunnya aktivitas

enzim lipolitik oleh perubahan komposisi pada lipoprotein yang menyebabkan

sedikitnya substrat untuk lipolisis, dan berkurangnya ambilan lipoprotein melalui

reseptor.

Tingginya resiko komplikasi kardiovaskular pada pasien-pasien dengan

penyakit ginjal tahap akhir berhubungan dengan faktor resiko tradisional

(termasuk dislipidemia), faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit ginjal

kronik, dan faktor-faktor risiko, seperti inflamasi dan hiperhomosisteinemia.

Kadar kolesterol total dapat sama atau bahkan lebih rendah pada pasien gagal

ginjal tahap akhir yang non diabetik dibandingkan populasi umumnya, hal ini

merupakan tanda adanya malnutrisi pada pasien ESRD. Kadar kolesterol yang

rendah berhubungan dengan tampilan klinis yang buruk pada beberapa pasien,

namun pada beberapa studi menyatakan bahwa tingginya kadar kolesterol total

dan LDL memprediksi kematian yang disebabkan karena kejadian kardiovaskular

(27)

pada pasien diabetes dengan dialisis. Oleh karena itu, menurut rekomendasi,

dislipidemia pada pasien-pasien dengan gagal ginjal sebaiknya diterapi.

Tingginya kadar trigliserida, rendahnya HDL, dan tingginya lipoprotein

(a) dapat terlihat pada pasien-pasien dengan hemodialisis dan peritoneal dialisis.

Namun, hemodialisis dapat menurunkan keadaan dislipidemia ini, kadang-kadang

menghasilkan kadar kolesterol total dan LDL yang normal dengan atau tanpa

peningkatan kadar lipoprotein aterogenik (Gambar 2.1).

1,8

1,3,6,8

Oxidative modification Generation of reactive of LDL oxygen species

Uremic Dyslipidemia

↓HDL

↑TG ↓HL

Activity

↑Lp(a)

More Atherogenic Lipid fraction

↑ Progression

of CKD Accelerated

atherosclerosis

Gambar 2.1. Mekanisme Uremik Dislipidemia pada Gagal Ginjal Kronik.6

2.2 Mekanisme interaksi antara penyakit ginjal dan dislipidemia

Beberapa hipotesis menganggap adanya hubungan antara ekskresi albumin

urin, penyakit ginjal dan abnormalitas lipid. Penyakit ginjal dapat meningkatkan

kadar lipid dan keadaan abnormal lipid berhubungan dengan penyakit ginjal ini

dapat menyebabkan komplikasi pada kardiovaskular. Pada pasien-pasien dengan

penyakit ginjal, peningkatan total kolesterol, LDL, dan lipoprotein (a) dapat

terjadi secara sekunder karena kehilangan protein dari urin. Bahkan penyakit

ginjal tahap awal dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada lipoprotein yang

bersifat aterogenik. IDL yang meningkat pada penyakit ginjal bersifat aterogenik

karena ukurannya dan kemampuan untuk penetrasi arterial intima.

Selain hal diatas, keadaan lipid yang abnormal juga dapat berperan pada

kerusakan ginjal. Dengan adanya penyakit ginjal, lipoprotein dapat berperan

(28)

dalam terjadinya kerusakan ginjal melalui suatu cara yang sama dengan

pengaruhnya terhadap aterosklerosis. Kemungkinan hal ini didukung oleh

beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa fungsi ginjal yang membaik

dengan pemberian obat-obat yang menurunkan kadar lipid. Data eksperimental

mendukung hipotesis bahwa dislipidemia berperan pada kerusakan glomerulus

dan interstitial parenkim ginjal. Sel-sel glomerulus mesangial dan sel otot polos

pembuluh darah memiliki kesamaan yaitu bahwa akumulasi lipid di dalam sel

mesangial, analog dengan proses aterosklerotik pada sel otot polos, dapat

menyebabkan glomerulosklerosis. LDL menyebabkan monosit berikatan dengan

sel endotel, dan ikatan ini merupakan faktor penting pada proses inflamasi

glomerular.1,9

2.3. Lipid pada Pasien Hemodialisis

Dialisis sangat efektif untuk mengurangi gejala uremik dan tampilan klinis

dari toksisitas uremik. Mulainya terapi pengganti ginjal dapat mempengaruhi

karakteristik dari dislipidemia pada pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (Tabel

2.1).2 Pasien-pasien hemodialisis biasanya terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida, menurunnya kadar HDL, dan peningkatan konsentrasi lipoprotein(a)

dan LDL yang teroksidasi. Nilai kolesterol total dan LDL dalam batas normal atau

berkurang pada pasien-pasien ini, dimana lipoprotein yang mengandung

apolipoprotein B biasanya didominasi partikel LDL yang kecil (Gambar 2).3,8

Tabel 2.1. Efek Gagal Ginjal dan Terapi Pengganti Ginjal terhadap Lipid Profile.3

LDL-C sdLDL TRG HDL-C Lp(a)

(29)

Gambar 2.2. Gambaran Bentuk Lipoprotein pada Subjek yang Normal, Pasien dengan Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis.8

Patofisiologi mekanisme yang mendasari perubahan metabolisme

lipoprotein pada pasien hemodialisis umumnya sama dengan individu gagal ginjal

sebelum dialisis. Namun, prosedur dialisis dapat menghasilkan gangguan

tambahan terhadap homeostasis lipid seperti peningkatan kecepatan katabolisme

dari apolipoprotein AI. Meskipun efek netral dialisis terhadap profil lipid, dialisis

tertentu mempengaruhi metabolism lipoprotein dan memodifikasi tampilan

dislipidemia pada pasien-pasien hemodialisis. Beberapa penelitian menunjukkan

penggunaan membran high-flux polysulfone atau cellulose triacetate menurunkan

kadar trigliserida serum, juga meningkatkan apolipoprotein AI dan HDL

dibandingkan dengan membran low-flux. Selain itu, tipe dialisat dapat juga

memperngaruhi kadar lipoprotein pada pasien hemodialisis, dimana penggunaan

dialisat bikarbonat dapat menyebabkan peningkatan kadar HDL dibandingkan

menggunakan dialisat asetat.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi metabolism lipoprotein pada pasien

hemodialisis adalah penggunaan berulang heparin sebagai antikoagulan. Heparin

membebaskan lipoprotein lipase dari permukaan endotel, sehingga penggunaan

kronik dapat menghasilkan kekurangan lipoprotein lipase dan terjadi gangguan

terhadap katabolisme lipoprotein yang kaya akan trigliserida. Namun, hal ini

masih kontroversi karena beberapa studi yang menguji penggunaan heparin pada

(30)

pasien hemodialisis yang menginduksi dislipidemia menyatakan hasil yang

berlawanan. Penelitian terakhir menyatakan bahwa penggunaan pengikat fosfat

(phosphate binder) yaitu sevelamer hydrochloride menurunkan konsentrasi

kolesterol total dan apolipoprotein B secara signifikan pada pasien hemodialisis.3

2.4 Tahap awal Penyakit Ginjal Kronik dan pengaruhnya pada

kardiovaskular

Awal terjadinya penyakit ginjal kronis berhubungan dengan peningkatan

kejadian berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Pasien-pasien dengan

PGK kemungkinan mendapat tiga tipe penyakit kardiovaskular, yaitu

aterosklerosis, arteriosklerosis, dan kardiomiopati bila dibandingkan dengan

individu dengan fungsi ginjal yang normal pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Penyakit aterosklerosis pada pasien PGK berbeda dengan populasi dengan

aterosklerosis umumnya. Pada kedua grup aterosklerosis ditandai oleh adanya

plak. Namun, pada pasien-pasien PGK dengan dialisis, aterosklerosis diperburuk

oleh meningkatnya frekuensi lesi kalsifikasi, peningkataan ketebalan dinding

pembuluh darah medial dan kalsifikasi yang mempengaruhi pembuluh darah

berukuran sedang dan besar.10,11

Selain yang disebutkan di atas, pasien PGK memiliki prevalensi yang

tinggi akan terjadinya arterosklerosis dan remodelling dari arteri besar.

Remodelling arteri-arteri besar ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor seperti

overload tekanan yang menyebabkan hipertrofi dinding dan peningkatan rasio

tebal dinding pembuluh darah dengan lumen yang menyebabkan overload aliran.

Juga terjadi peningkatan diameter arteri dan tebal dinding dengan penurunan

compliance arteri seperti yang ditentukan oleh aortic pulse wave velocity dan

pengukuran impedance.

10,11

Proses-proses vaskular ini bersama-sama menghasilkan hilangnya daya

compliance dinding pembuluh darah, penurunan compliance aorta, dan

peningkatan tekanan nadi, dan faktor-faktor ini merupakan faktor risiko

independen untuk penyakit kardiovaskular. Hilangnya compliance sering

berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan tekanan nadi, yang

(31)

koroner dan perfusi koroner yang menyebabkan menurunnya cadangan

mikrosirkulasi miokardial.10,11

2.5 Patofisiologi penyakit kardiovaskular pada pasien dengan penyakit ginjal

kronik

2.5.1 Faktor Risiko Tradisional

a. Hipertensi

Penyakit ginjal kronis tahap awal berhubungan dengan tekanan darah

diastolik dan sistolik. Dengan adanya penyakit ginjal kronis, hipertensi yang telah

ada sebelumnya dapat menjadi lebih buruk, atau hipertensi baru dapat

berkembang karena peningkatan volume plasma (retensi garam dan air),

peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron dan aktivitas simpatis,

dan akumulasi substansi vasoaktif endogen dalam sirkulasi. Tanpa kontrol yang

efektif terhadap hipertensi dan retensi air dan garam, tekanan darah memburuk

secara bertahap dan menyebabkan berkembangnya kerusakan ginjal, yang

kemudian memicu siklus yang sama kembali.

b. Proteinuria atau microalbuminuria

11

Mikroalbuminuria berhubungan dengan peningkatan resiko CAD, LVH,

dan infark miokard. Adanya proteinuria selama 6 tahun berhubungan dengan

peningkatan kematian penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner.

Proteinuria dapat dihasilkan oleh beberapa tipe kerusakan glomerulus, juga

dihasilkan oleh kerusakan tubulus berhubungan dengan berkembangnya gagal

ginjal.

c. Diabetes Mellitus

11,12

Diabetes mellitus terutama DM tipe 2 secara umum menyebabkan

penyakit ginjal kronik, antara 40-45% pasien dialisis di Amerika Serikat

menderita diabetes mellitus. Adanya DM merupakan faktor resiko terjadinya

penyakit kardiovaskular. Kombinasi diabetes dan PGK kemungkinan

memperburuk penyakit kardiovaskular pada pasien-pasien dengan terapi

pengganti ginjal dan transplantasi ginjal. Kontrol glikemik yang optimal penting

untuk mencegah onset penyakit aterosklerosis dan untuk mencegah perkembangan

(32)

d. Dislipidemia

Selama perkembangan PGK, terjadi dislipidemia yang ditandai dengan

akumulasi dari sebagian partikel metabolism trigliserida yang dikarenakan

abnormalitas kadar lipoprotein lipase ataupun fungsinya, yang menghasilkan

hipertrigliseridemia, dan secara signifikan menurunkan kadar HDL.

2.5.2 Faktor risiko non tradisional pada pasien-pasien penyakit ginjal

kronik:

11

Beberapa faktor resiko non tradisional seperti kadar C-reactive protein,

lipoprotein (a), homocystein, dan fibrinogen berhubungan dengan peningkatan

resiko penyakit kardiovaskular pada populasi umumnya. Beberapa studi

memperlihatkan hubungan antara peningkatan C-reactive protein, lipoprotein (a),

fibrinogen dan homosistein, dengan peningkatan mortalitas pada pasien-pasien

dialisis.

2.5.3 Faktor resiko Uremia yang berhubungan dengan penyakit

kardiovaskular

11

Efek dari uremia dapat secara independen sebagai faktor resiko tradisional

dan nontradisional penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor yang berperan dalam

peningkatan resiko penyakit kardiovaskular karena penurunan fungsi ginjal adalah

: adanya anemia, pembesaran ventrikel kiri (LVH) dan peningkatan indeks massa

ventrikel kiri (LVMI), mikroinflamasi kronik, peningkatan stress oksidatif,

kalsifikasi vaskular dan peningkatan kadar biomarker kerusakan /stress miokard

(33)
[image:33.595.161.508.85.425.2]

Gambar 2.3. Patogenesis gagal ginjal kronik dan penyakit kardiovaskular.14

2.6. Hipertrofi Ventrikel Kiri ( Left Ventricle Hypertrophy) atau

Peningkatan LVMI ( Left Ventricle Mass Index)

LVH terjadi pada > 80% pasien-pasien dialisis. Diasumsikan bahwa LVH

berkembang sejak awal PGK dan memburuk secara bertahap bersama dengan

perkembangan PGK. Pada pasien PGK tahap akhir, hipertensi juga sebagai

penyebab LVH, namun perubahan struktural ventrikel kiri dan fibrosis miokard

dapat disebabkan oleh faktor nonhemodinamik, seperti peningkatan kadar

angiotensin II, hormon paratiroid , endotelin, dan aldosteron dan peningkatan

aktivitas sistem syaraf simpatis dengan peningkatan kadar katekolamin

plasma.

Hipertrofi ventikel kiri (LVH) merupakan salah satu faktor risiko terbesar

kematian dan kejadian kardiovaskular baik pada populasi umum maupun dengan

(34)

penyakit jantung. Paoletti et al menunjukkan bahwa pekembangan LVH

berhubungan dengan peningkatan risiko kematian mendadak karena jantung.

Peningkatan massa ventrikel kiri berhubungan dengan kondisi-kondisi patologi

seperti obesitas, hipertensi, dan adanya mekanisme adaptasi jantung yang

menyebabkan peningkatan pompa jantung. Hipertrofi ventrikel kiri ini umum

terjadi pada pasien-pasien dengan gagal ginjal tahap akhir yaitu dengan angka

prevalensi 70-80 %, oleh karena itu pengukuran massa ventrikel kiri dapat dipakai

untuk menilai keluaran klinis pada pasien-pasien gagal ginjal tahap akhir.11,19,20 Penanganan anemia, kontrol volume, dan penggunaan ACE-inh dan ARB

merupakan dasar untuk mencegah berkembangnya LVH. Studi lainnya yang

menilai LVMI (left ventricle mass index) pada 161 pasien hemodialisis

menunjukkan bahwa peningkatan LVMI berhubungan dengan peningkatan resiko

kejadian kardiovaskular, dimana peningkatan LVMI sebesar 1 g/m

2

per bulan

berhubungan dengan peningkatan 62% resiko kejadian kardiovaskular yang fatal

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian potong lintang yang bersifat analitik.

3.2. Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat

Penelitian dilaksanakan di instalasi hemodialisis RSHAM dan RS Dr.

Pirngadi Medan dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU.

3.2.2 Waktu

Pengambilan sampel dimulai dari Februari 2014 sampai jumlah sampel

terpenuhi.

3.3 Subjek Penelitian

Pasien PGK yang menjalani hemodialisis regular selama > 3 bulan di

instalasi hemodialisis RSHAM dan RS Dr. Pirngadi Medan.

3.4 Kriteria

3.4.1 Kriteria Inklusi

a. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis regular selama > 3 bulan.

b. Subjek menerima informasi serta memberikan persetujuan ikut serta dalam

penelitian secara sukarela dan tertulis ( informed concent).

3.4.2 Kriteria eksklusi

a. Mendapat terapi dislipidemia dalam 3 bulan terakhir

(36)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Pasien PGK yang menjalani hemodialisis regular yang dirawat di ruang

rawat inap dan yang berobat jalan di RSHAM.

3.5.2 Sampel

Pasien PGK dengan hemodialisis reguler sesuai kriteria

3.5.3 Besar Sampel

Untuk memperkirakan besar sampel dipergunakan rumus sampel untuk

penelitian korelasi (dua data numerik) 21,22 :

N= Zα + Zß + 3

2

0,5 Ln (1+r)/(1-r)

Keterangan :

Zα

Zβ : deviat baku β : kesalahan tipe II : 20% : 0,842 : deviat baku α : kesalahan tipe I : 5% : 1,96

r : Korelasi minimal yang dianggap bermakna: 0,374

Maka dari perhitungan diperoleh n: 54,06  dibulatkan 55

17

3.6 Cara Penelitian

Terhadap seluruh pasien yang termasuk dalam penelitian diminta

memberikan persetujuan tertulis (informed concern) dan dilakukan pemeriksaan

sebagai berikut :

a. Pengumpulan data pasien dari rekam medis, yaitu: umur, jenis kelamin,

saat mulai menjalani hemodialisis, riwayat penyakit terdahulu (penyebab

PGK) dan pemeriksaan tanda vital, berat badan, dan tinggi badan.

b. Pengambilan sampel darah dilakukan. Sampel darah sebanyak 10 cc

diambil setelah pasien puasa selama ± 10 jam. Sampel darah ini digunakan

untuk pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal, dan profil lipid.

c. Dilakukan ekokardiografi untuk menilai LVMI sesuai rumus menurut

American Society of Electrocardiography (ASE) Convention dengan

(37)

LV mass = 0,8 x 1,04 ((IVSD + LVEDD + LVPWD)3 (LVEDD)

3

Body surface (BS) = √ [BB (kg) x TB (cm)]/ 3600 ( Mosteller ) + 0,6 g

formula)

LVMI = LV mass/Body surface

d. Dilakukan analisis antara kadar kolesterol dengan nilai LVMI pasien PGK

dengan hemodialisis

3.7 Etika Penelitian

Ethical Clearence (izin untuk melakukan penelitian) diperoleh dari

Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara yang ditanda tangani oleh Prof.Dr.Sutomo Kasiman,Sp.PD.Sp.JP(K) pada

tanggal 30 Oktober 2013 dengan nomor 390/KOMET/FK USU/2013.

Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang

bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan mengenai

maksud dan tujuan penelitian.

3.8 Definisi Operasional

a. Usia berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan satuan tahun.

b. Jenis Kelamin berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan hasil pria

atau wanita

c. PGK-HD reguler berdasarkan data dari rekam medis yang menyatakan

diagnosis penyakit ginjal kronis dan telah menjalani hemodialisis selama > 3

bulan

d. Kadar Lipid hasil pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan

LDL dalam plasma darah dengan satuan mg/dl, dengan nilai normal :

Kolesterol total : < 200 mg/dl

23

Trigliserida : < 150 mg/dl

Kolesterol HDL: > 40 mg/dl

(38)

e. Nilai LVMI Nilai yang didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan

pengukuran ventrikel kiri M mode menurut American Society of

Electrocardiography (ASE), dengan rumus :

LV mass = 0,8 x 1,04 ((IVSD + LVEDD + LVPWD)

24,25

3

(LVEDD)

3

Body surface (BS) = √ [BB (kg) x TB (cm)]/ 3600 ) + 0,6 g

LVMI = LV mass/Body surface

IVSD : Interventricular septum in diastole

LVEDD : Left ventricular end diastolic diameter

LVPWD : Left ventricular posterior wall in diastole

W : Berat badan (kg), H : Tinggi badan (cm)

f. Hipertrofi ventrikel Kiri Pembesaran ventrikel kiri jantung yang dinilai dari

nilai LVMI dengan kriteria : 25

Wanita(gr/m2) Pria (gr/m2)

Mild 89-100 103-116

Moderate 101-112 117-130

Severe >113 >131

3.9 Analisis Statistik

a. Untuk menampilkan gambaran deskriptif data dasar pasien digunakan

sistem tabulasi.

b. Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak.

c. Untuk mengetahui korelasi antara profil lipid dan parameter lain dengan

LVMI digunakan uji korelasi Pearson. Jika data tidak terdistribusi normal

dilakukan uji korelasi Spearman.

d. Untuk mengetahui perbandingan rerata nilai LVMI terhadap parameter

(39)

e. Data diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS versi 15.0 dengan

pvalue < 0,05 dianggap bermakna secara statistik.

3.10. Kerangka Operasional

Pasien PGK dengan HD regular

Hipertensi Nefropati dieksklusikan

Pemeriksaan Lipid Profile : Kolesterol Total,

Trigliserida, HDL-C, & LDL-C

Ekokardiografi untuk menilai Left Ventricular

Mass Index ( LVMI)

Dinilai Hubungan antara Lipid Profile dengan Left Ventricular

Mass Index ( LVMI)

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian dengan metode potong lintang di instalasi

Hemodialisis dan rawat inap RSUP H Adam Malik dan RSU Pirngadi Medan

pada bulan Februari - Juli 2014. Dilakukan anamnesis pribadi, dilakukan

pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah rutin, ureum,

kreatinin, pemeriksaan profil lipid ( Kolesterol total, Trigliserida, HDL kolesterol,

LDL kolesterol) dan ekokardiografi. Alur penelitian disajikan pada gambar 4.1.

Pasien PGK dengan HD reguler yang dirawat inap dan rawat jalan

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

55 orang

Pemeriksaan Laboratorium : - Darah Rutin

- Ureum, Kreatinin

- Profil Lipid ( Kolesterol Total,

Trigliserida, kolesterol HDL, kolesterol

LDL)

Ekokardiografi

(41)

Terdapat total 55 orang pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani

hemodialisis yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Karakteristik data dasar

pasien disajikan pada tabel 4.1. Subjek penelitian terdiri dari 27 orang pria (

49,1%) dan 28 orang wanita ( 50,9%) dengan rentang usia 20-76 tahun. Subjek

penelitian telah diterapi dengan hemodialisis selama rerata 42,96 bulan dengan

rentang 5-240 bulan. Rerata nilai hemoglobin adalah 9,94 ± 1,78 gr/dL dengan

rentang 6,9-15,5 gr/dL. Dan penyebab tersering dari penyakit ginjal kronis pada

subjek penelitian adalah glomerulonefritis kronis (40%). Rerata tekanan darah

sistolik dan diastolik adalah 140,36 ± 13,8 mmHg dan 84,91 ± 8,36 mmHg. Dua

puluh satu pasien ( 38,2%) menderita diabetes mellitus. ACE-inh/ ARB diberikan

[image:41.595.114.516.353.751.2]

pada 38 pasien ( 69,1%). Rerata nilai LVMI adalah 166,36 ± 88,79 gr/m2.

Tabel 4.1. Karakteristik Data Dasar

Parameter Data Pasien (n=55)

Umur, rerata (SB), tahun 48,45 ± 12,7 (20-76)

Jenis Kelamin, n ( %)

• Pria 27 (49,1)

• Wanita 28 (50,9)

Etiologi PGK, n (%)

• GNC 22 (40)

• DN 21 (38,2)

• PGOI 6 ( 10,9)

• PNC 4 (7,3)

• UAN 1 ( 1,8)

• Kista Ginjal 1 (1,8)

Lama HD, rerata ( SB), bulan 42,96 ± 36,4 (5-240)

Tekanan Darah Sistolik, rerata

( SB), mmHg

(42)

Tekanan Darah Diastolik,

rerata (SB), mmHg

84,91 ± 8,36 (70-100)

Hb, rerata (SB), gr/dl 9,94 ± 1,78 (6,9-15,5)

Ureum, rerata ( SB), mg/dl 125,89 ± 57,5 (26-330)

Kreatinin, rerata ( SB), mg/dl 10,66 ±4,36 (4,54-23,9)

Klirens Kreatinin, rerata ( SB),

ml/mnt

7,54 ± 3,07 (3,35-14,77)

Kolesterol Total, rerata ( SB),

mg/dl

175,09 ± 43,4 (107-308)

Trigliserida, rerata ( SB),

mg/dl

160,31 ± 91,11 (43-601)

HDL, rerata ( SB), mg/dl 35,84 ± 9,49 (22-71)

LDL, rerata ( SB), mg/dl 114,2 ± 60,38 (37-450)

LVMI, rerata ( SB), gr/m2 166,36 ± 88,79 (57,87- 607,93) Obat-obatan

• ACE Inhibitor/ARB, n

( %)

38 (69,1)

• Ca Channel Blocker, n

( %)

22 (40)

• Diuretik, n ( %) 15 (27,3)

• Β blocker, n ( %) 0 (0)

Dari hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney diperoleh perbedaan

rerata LVMI pada pasien yang mendapat ACE-inh/ARB dimana pasien yang

mendapat ACE-inh/ARB memiliki LVMI yang lebih rendah dibandingkan dengan

yang tidak mendapat ACE-inh/ARB dan perbedaan ini bermakna secara statistik (

129,78 ± 31,85 gr/m2, 248,13 ± 118,23 gr/m2, p= 0,0001). Pasien wanita menunjukkan nilai LVMI yang lebih tinggi daripada pria, namun perbedaan ini

(43)

p=0,933). Selain itu, pasien diabetes menunjukkan LVMI yang lebih tinggi

dibandingkan pasien yang non diabetes, namun tidak bermakna secara statistik (

[image:43.595.110.517.236.443.2]

186±128,77gr/m2 , 154,23±49,54 gr/m2, p=0,959 ) ( Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Perbandingan dari Left Ventricular Mass Index ( LVMI) Berdasarkan Parameter Kategorial.

Pasien (n) LVMI (g/m2) P value

Jenis Kelamin

Pria 27 155,86± 53,38 O,933

Wanita 28 176,49±113,17

Diabetes Melitus

Ya 21 186±128,77 0,959

Tidak 34 154,23±49,54

ACE-inh/ARB

Ya 38 129,78 ± 31,85 0,0001

Tidak 17 248,13 ± 118,23

Dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dijumpai data usia, lama

HD, tekanan darah sistolik, Hb, ureum, kreatinin, kreatinin klirens, kolesterol

total, trigliserida, dan HDL berdistribusi normal, sedangkan data tekanan darah

diastolik dan kolesterol LDL tidak berdistribusi normal.

Untuk mengetahui hubungan antara usia, lama HD, tekanan darah sistolik,

Hb, ureum, kreatinin, kretinin klirens, kolesterol total, trigliserida, dan HDL

dengan LVMI digunakan uji korelasi Pearson dan untuk mengetahui hubungan

antara tekanan darah diastolik dan kolesterol LDL dengan LVMI digunakan uji

korelasi Spearman. Tabel 4.3 menunjukkan koefisien korelasi antara LVMI dan

parameter-parameter lainnya. Usia tidak berhubungan dengan LVMI. Lama

hemodialisis juga tidak menunjukkan hubungan dengan LVMI. Tekanan darah

sistolik dan tekanan darah diastolik menunjukkan hubungan yang signifikan

(44)

dengan LVMI (r: 0,389, p=0,003). Begitu juga tekanan darah diastolik,

menunjukkan korelasi positif yang sedang dengan LVMI ( r: 0,542, p=0,0001).

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan LVMI tidak bermakna secara statistik

(p=0,059). Dari profil lipid, hanya kolesterol HDL yang menunjukkan hubungan

yang signifikan dengan LVMI. Kolesterol HDL menunjukkan korelasi negatif

yang sedang dengan LVMI ( r: -0,507, p: 0,0001), dimana semakin rendah nilai

kolesterol HDL maka semakin tinggi nilai LVMI ( Gambar 4.2), sementara

kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL tidak menunjukkan hubungan

yang signifikan dengan LVMI.

Tabel 4.3 Koefisien Korelasi Antara Left Ventricular Mass Index dan Parameter Klinis

r p Value

Umur -0.106 0.442

Lama HD 0.146 0.287

Tekanan darah sistolik 0,389 0,003

Tekanan darah diastolik 0,542 0.0001

Hb -0.256 0.059

Ureum 0.243 0.073

Kreatinin -0.155 0.259

Klirens Kreatinin 0.135 0.325

Kolesterol Total -0.072 0.600

Trigliserida 0.232 0.088

Kolesterol HDL -0.507 0.0001

[image:44.595.106.517.342.619.2]
(45)

LVMI

600.000 400.000 200.000 0.000

Gambar 4.2. Grafik Scatter Plot Korelasi Kolesterol HDL dengan LVMI

TDS150160170

140

130120

110

LVMI

600.000 400.000 200.000 0.000

(46)

TDD

100

95

9085

80

75

70

LVMI

600.000 400.000 200.000 0.000

Gambar 4.4. Grafik Scatter Plot Korelasi Tekanan Darah Diastolik dengan LVMI

4.2. Pembahasan

Hipertrofi ventrikel kiri umum terjadi pada pasien-pasien dengan gagal

ginjal tahap akhir, prevalensinya mencapai > 80% pada pasien-pasien dengan

dialisis. 11 Peningkatan massa ventrikel kiri berhubungan dengan kondisi-kondisi patologi seperti obesitas, hipertensi, dan adanya mekanisme adaptasi jantung yang

menyebabkan peningkatan pompa jantung.

Hipertrofi ventrikel kiri merupakan salah satu faktor risiko terbesar

kematian dan kejadian kardiovaskular, dimana 50% pasien dengan penyakit ginjal

kronis tahap akhir meninggal oleh karena kejadian kardiovaskular. Oleh karena

itu, pencegahan sangat perlu dilakukan untuk menurunkan morbiditas dan

mortalitas mengingat jumlah penderita penyakit ginjal kronis yang terus

bertambah dari tahun ke tahun.

19

(47)

Hasil dari studi potong lintang ini melibatkan 55 subjek penelitian.

Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang bermakna antara kadar

kolesterol HDL dengan LVMI ( p= 0,0001, r= -0,507), namun tidak dijumpai

hubungan yang bermakna antara kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL

dengan LVMI.

Diketahui bahwa pada pasien-pasien dengan gangguan fungsi ginjal terjadi

hambatan perubahan-perubahan penting dalam metabolisme lipoprotein, yang

pada akhirnya dapat menyebabkan dislipidemia. Keadaan lipid yang abnormal ini

berperan dalam perubahan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan

penyakit aterosklerotik mikro dan makrovaskular.

Beberapa studi sebelumnya melaporkan bahwa pada pasien-pasien PGK

dengan hemodialisis terjadi peningkatan trigliserida, penurunan HDL, dan

peningkatan lipoprotein (a). Sedangkan kolesterol total dan LDL dapat normal

atau mendekati normal.

1,2,3

1,3

Kolesterol HDL memiliki efek antiatherogenik, efek

antioksidan, dan menjaga viskositas darah. Ikee R et al ( 2008) dalam

penelitiannya juga menemukan adanya korelasi negatif yang bermakna antara

kolesterol HDL dengan LVMI pada pasien peritoneal dialisis.17 Schillaci G et al

(2001) dan Anan F et al (2007) menemukan bahwa kolesterol HDL yang rendah

merupakan faktor risiko independen yang signifikan terhadap terjadinya LVH

pada pasien hipertensi essential.26,27 Spieker et al menemukan bahwa pemberian kolesterol HDL memperbaiki fungsi endotel pada pasien-pasien

hiperkolesterolemia, namun beberapa penelitian gagal menunjukkan efek dari

peningkatan kolesterol HDL terhadap perkembangan aterosklerosis atau

mortalitas pada populasi umum maupun pada pasien-pasien hemodialisis.17 Sundstrom J et al ( 2001) menemukan bahwa pada populasi umum, dislipidemia

berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri dalam suatu penelitian kohort

prospektif.5

Pada penelitian ini, tekanan darah sistolik dan diastolik menunjukkan

korelasi positif dengan LVMI. Sementara penelitian sebelumnya oleh Ikee R et al

tidak dijumpai korelasi yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan LVMI pada pasien peritoneal dialisis.

Pada penelitian ini, analisis statistik menunjukkan bahwa kolesterol

HDL berkorelasi negatif dengan LVMI.

17

(48)

berhubungan dengan tekanan darah diastolik dan sistolik. Dengan adanya

penyakit ginjal kronis, hipertensi yang telah ada sebelumnya dapat menjadi lebih

buruk, atau hipertensi baru dapat berkembang karena peningkatan volume plasma

(retensi garam dan air), peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron

dan aktivitas simpatis, serta akumulasi substansi vasoaktif endogen dalam

sirkulasi. Tanpa kontrol yang efektif terhadap hipertensi dan retensi air dan

garam, tekanan darah memburuk secara bertahap dan menyebabkan

berkembangnya kerusakan ginjal, yang kemudian memicu siklus yang sama

kembali.11 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan respon terhadap overload tekanan ( tekanan darah tinggi) ataupun overload cairan. Kompensasi jantung menghadapi

tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor neurohumoral ditandai oleh

penebalan kosentrik otot jantung ( hipertrofi konsentrik), sedangkan pada

overload cairan akan terjadi hipertrofi eksentrik.28 Namun pertambahan massa ventrikel kiri dan proses hipertrofi ventrikel kiri tidak semata disebabkan oleh

faktor hemodinamik ( tekanan darah). Pada kondisi normotensi dapat ditunjukkan

adanya kontribusi peningkatan berat badan dan indeks massa tubuh ( IMT) dalam

penambahan massa ventrikel kiri. Kenyataan tersebut sejalan dengan konsep yang

dikemukakan terakhir ini , tetang perlunya diperhatikan peran non-hemodynamic

factor dalam menyebabkan LVH.

Pada penelitian ini, tampak ada perbedaan yang bermakna antara LVMI

pada pasien yang diberikan dan tidak diberikan ACE-inh/ ARB. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian oleh Cannella G et al ( 1997) yang menyatakan bahwa

terapi jangka panjang dengan ACE-inh menyebabkan penurunan left ventricular

mass pada pasien PGK dengan dialisis.

4,29

30

Namun penelitian yang dilakukan oleh

Ikee R et al tidak menemukan adanya perbedaan LVMI antara pasien yang

diberikan ACE-inh dengan yang tidak diberikan pada pasien peritoneal dialisis.17 Obat-obat ini memiliki efek menguntungkan terhadap fungsi endotel pembuluh

darah dan LVH. ACE-inh berperan mencegah remodelling ventrikel kiri melalui

hambatan efek angiotensin II pada pembuluh darah sistemik dan jaringan otot

jantung secara lokal. ACE-inh memiliki efek antihipertrofi langsung pada otot

(49)

Terdapat beberapa kelemahan dari penelitian ini. Diantaranya jumlah

sampel yang relatif kecil, hanya melibatkan dua pusat pelayanan kesehatan

sehingga tidak menggambarkan kesimpulan secara menyeluruh, dan tidak

mempertimbangkan tipe dialisat, penggunaan pengikat fosfat yang dapat

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Pada penelitian ini didapatkan bahwa dijumpai hubungan yang bermakna

antara kolesterol HDL dengan LVMI pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik

dengan hemodialisis, sementara kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL

tidak mempunyai hubungan yang bermakna antara dengan LVMI pada

pasien-pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.

5.2. SARAN

a. Diperlukan pemeriksaan profil lipid dan ekokardiografi pada pasien-pasien

PGK yang menjalani hemodialisis untuk mengurangi angka morbiditas

dan mortalitas kardiovaskular

b. Perlunya perhatian yang lebih besar terhadap tingginya prevalensi

hipertrofi ventrikel kiri pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis baik

(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Keane WF, Lyle PA. Kidney disease and cardiovascular disease: Implication of dyslipidemia. Elsevier Saunders.Cardiol clin 2005 ; 23: 363-72.

2. Ozsoy RC, Leuven SI, Kastelein JJP et al. The dyslipidemia of chronic renal disease: effects of statin therapy. Departments of nephrology and vascular medicine, the academic medical centre, University of Amsterdam,The Netherlands. Current opinion in Lipidology 2006 ; 17(6) : 659-66

3. Tsimihodimos V, Dounousi E, Siamopoulos KC . Dyslipidemia in chronic kidney disease: An Approach to pathogenesis and treatment. Am J Nephrol 2008; 28: 958-73.

4. De Simone G, Pasanisi F, Contaldo F. Link of nonhemodynamic factors to hemodynamic determinants of left ventricular hypertrophy. Hypertension. 2001; 38: 13-8

5. Scillaci G, Vaudo G, Reboldi G, et al. High density lipoprotein cholesterol and left ventrivular hypertrophy in essential hypertension. J Hypertens

2001; 19: 2265-70

6. Kanbay M, Turgut F, Covic A, et al. Statin treatment for dyslipidemia in chronic kidney disease and renal transplantation: a review of the evidence.

J Nephrol.2009 ; 22: 598-609.

7. Weiner DE, Sarnak MJ. Managing dyslipidemia in chronic kidney disease. J Gen Intern Med.2004 ;19:1045-52.

8. Prichard SS. Impact of dyslipidemia in end-stage renal disease. J Am Soc Nephrol.2003; 14 : S315-20

9. Vaziri ND 2006. Dyslipidemia of chronic renal failure: the nature, mechanisms, and potential consequences. Am J Physiol Renal Physiol.

2006 ; 290 : F 262-72.

10.Go AS, Chertow GM, Fan D, et al. Chronic kidney disease and the risks of death,cardiovascular events, and hospitalization. N Engl j med.2004; 351: 1296-305.

11.Wali RK, Henrich WL. Chronic kidney disease:A risk factor for cardiovascular disease. Elsevier Saunders, Cardiol clinic. 2005; 23 : 343-62.

12.Schiffrin EL, Lipman ML,Mann JFE 2007. Chronic kidney disease: Effect on the cardiovascular system. Circulation. 2007; 116 : 85-97.

13.Gosmanova EO, Le NA. Cardiovascular complication in CKD patients: Role of oxidative stress. Cardiology research and practice,2011: 1-8. 14.Nitta K. Possible link between metabolic syndrome and chronic kidney

disease in the development of cardiovascular disease. Cardiology research and practice 2011: 1-7.

(52)

16.Samak MJ, Levey AS, Schoolwerth AC, et al. Kidney disease as a risk factor for development of cardiovascular disease: A Statement from the American Heart Association Councils on Kidney in cardiovascular disease, High blood pressure research clinical cardiology & epidemiology & prevention. Circulation.2003; 108 : 2154-69.

17.Ikee R, hamasaki Y, Oka M, et al. High density lipoprote

Gambar

Gambar 2.1. Mekanisme Uremik Dislipidemia pada Gagal Ginjal Kronik.6
Tabel 2.1. Efek Gagal Ginjal dan Terapi Pengganti Ginjal terhadap Lipid      Profile.3
Gambar 2.2. Gambaran Bentuk Lipoprotein  pada Subjek yang Normal,                    Pasien dengan Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis.8
Gambar 2.3. Patogenesis gagal ginjal kronik dan penyakit  kardiovaskular.14
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Kepada Bapak/ Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Kepada Bapak/ Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk

Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal