• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja Di PTPN Viii Gunung Mas Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja Di PTPN Viii Gunung Mas Bogor"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh IRMAWATI

H24103063

Menyetujui, Mei 2007

Heti Mulyati S.TP.,MT Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(2)

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

Oleh

IRMAWATI

H24103063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh IRMAWATI

H24103063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

ABSTRAK

Irmawati. H24103063. Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.

Perkebunan adalah salah satu sub sektor agribisnis yang memiliki nilai strategis yang tinggi. Nilai strategis perkebunan ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu perkembangan perkebunan baik dalam luas areal maupun volume produksi, sumbangan terhadap PDB dan ekspor non migas negara Indonesia, penyerapan tenaga kerja, menumbuhkan kegiatan ekonomi rakyat, serta ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. PTPN VIII Gunung Mas merupakan produsen teh hitam Crushing Tearing Curling (CTC). PTPN VIII Gunung Mas menyadari nilai strategis ini berpeluang menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Keunggulan bersaing dapat dicapai apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang baik dapat dicapai apabila perusahaan menerapkan sistem manjemen yang tepat, efektif dan efisien termasuk diantaranya manajemen rantai pasokan (MRP). Oleh karena itu, penelitian untuk melihat pengaruh MRP terhadap kinerja perusahaan perlu dilakukan di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji model rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas Bogor, (2) mengkaji pengaruh MRP terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas Bogor (3) memberikan solusi penerapan MRP di PTPN VIII Gunung Mas Bogor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pihak terkait dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari internet, arsip dan dokumen perusahaan, serta literatur terkait. Pemilihan contoh dilakukan secara sengaja (purposive) dengan jumlah contoh 100 responden. Analisis data menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software LISREL 8.72 (Linear Structural Relations).

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 09 Agustus 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ace Abdul Gani dan Ibu Ismawati.

Penulis mengawali pendidikan dasar di SD Negeri Cemplang 03 dari tahun 1991-1997, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cibungbulang tahun 1997-2000. Sejak tahun 2000-2003 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SMU Negeri 1 Leuwiliang dan pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan memilih Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Dalam masa studi penulis aktif di organisasi diantaranya staf SES-C periode 2006/2007 dan berbagai kegiatan kepanitiaan.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di PTPN VIII Gunung Mas Bogor dan menyusun skripsi berjudul ”Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Perusahaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang dan lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Heti Mulyati S.TP., MT selaku dosen pembimbing yang dengan sabar Memberikan waktu, bimbingan, arahan, ilmu dan pengetahuannya untuk membimbing penulis.

2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Eko Rudy Cahyadi, S.Hut, MM selaku dosen penguji skripsi.

3. Kedua orang tuaku yang luar biasa, ummi Ismawati dan Abi Ace Abdul Gani. Kalian adalah teladanku, semangatku, dan harapanku. Terima kasih untuk semua kerja keras dan kesabarannya.

4. Ir. Dedi Kusramdani selaku Sinder pabrik PTPN VIII Gunung Mas, ibu Henny, mas Wawan, mba’ Yanti dan staf-staf lainnya yang selalu memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung. 5. Kakak-kakakku dan adik-adikku, Teh wati, A Helmi, A Aep, Ruslan, dan

Ridwan, serta keponakanku Rega. Terima kasih atas segala do’a dan dukungannya.

6. Embah, Abu, Mamang, Bibi, Om dan tante. Terima kasih atas segala dukungannya baik materil maupun moril.

(7)

8. Teman-teman seperjuanganku (Evi, Lely, Neni, dan Nisa). Terima kasih atas segala semangat, dukungan, doa, serta tawa canda yang mewarnai perjuangan kita.

9. Teman-teman terbaikku Ai, Trisna, Indras, Melly, Yeni, Nia, Dewi, Ayu, Riri, Ipeh dan mba Khamda atas segala perhatian, persahabatan, dan nasihat-nasihatnya.

10. Teman-teman Manajemen 40 atas segala kebersamaan dan persaudaraan kita.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala dukungannya.

Dalam skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

Bogor, Mei 2007

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Masalah ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan ... 10

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan... 11

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan... 15

2.1.5. Mengelola Manajemen Rantai Pasokan ... 17

2.2. Kinerja ... 18

2.3. Structural Equation Modeling (SEM) ... 19

2.3.1. Definisi Structural Equation Modeling... 19

2.3.2. Bentuk dari Structural Equation Modeling... 20

2.3.3. Ukuran Kesesuaian Model ... 22

2.4. Penelitian Terdahulu ... 24

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27

3.2. Tahapan Penelitian ... 28

3.3. Pengumpulan Data ... 29

3.4. Variabel Penelitian ... 30

3.5. Metode Penarikan Contoh ... 33

3.6. Perumusan Hipotesa... 34

3.7. Pengolahan dan Analisa Data ... 34

3.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.7.2. Structural Equation Modeling... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 39

4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi ... 39

(9)

4.2. Identifikasi Rantai Pasokan... 42

4.2.1. Pemasok Teh ... 43

4.2.2. Pabrik Pengolahan... 45

4.2.3. Distribusi ... 57

4.2.4. Pelanggan ... 57

4.2.5. Sumber Daya Manusia ... 59

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 60

4.4. Karakteristik Responden ... 62

4.5. Hasil Estimasi Awal MRP terhadap Kinerja Perusahaan ... 66

4.5.1. Pengaruh Strategi Manajemen Pemasok dan Hubungan Pelanggan terhadap Strategi MRP ... 69

4.5.2. Pengaruh Strategi MRP terhadap Kinerja Perusahaaan ... 76

4.6. Solusi dengan Pendekatan MRP ... 83

KESIMPULAN DAN SARAN... 86

1. Kesimpulan ... 86

2. Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA... 88

(10)

DAFTAR TABEL

1. Penelitian terdahulu... 24

2. Kebutuhan, jenis, metode, dan sumber data... 30

3. Variabel-variabel penelitian dan indikator dalam kuesioner ... 32

4. Diagram proses pengolahan teh hitam CTC ... 489

5. Proses pengolahan teh hitam CTC ... 49

6. Kriteria penilaian mutu teh hitam CTC... 56

7. Jumlah karyawan PTPN VII Gunung Mas ... 59

8. Nilai Alpha dari variabel indikator ... 61

9. Tabulasi silang data responden ... 65

(11)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh IRMAWATI

H24103063

Menyetujui, Mei 2007

Heti Mulyati S.TP.,MT Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(12)

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

Oleh

IRMAWATI

H24103063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

PENGARUH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

TERHADAP KINERJA

DI PTPN VIII GUNUNG MAS BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh IRMAWATI

H24103063

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

ABSTRAK

Irmawati. H24103063. Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.

Perkebunan adalah salah satu sub sektor agribisnis yang memiliki nilai strategis yang tinggi. Nilai strategis perkebunan ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu perkembangan perkebunan baik dalam luas areal maupun volume produksi, sumbangan terhadap PDB dan ekspor non migas negara Indonesia, penyerapan tenaga kerja, menumbuhkan kegiatan ekonomi rakyat, serta ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. PTPN VIII Gunung Mas merupakan produsen teh hitam Crushing Tearing Curling (CTC). PTPN VIII Gunung Mas menyadari nilai strategis ini berpeluang menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Keunggulan bersaing dapat dicapai apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang baik dapat dicapai apabila perusahaan menerapkan sistem manjemen yang tepat, efektif dan efisien termasuk diantaranya manajemen rantai pasokan (MRP). Oleh karena itu, penelitian untuk melihat pengaruh MRP terhadap kinerja perusahaan perlu dilakukan di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji model rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas Bogor, (2) mengkaji pengaruh MRP terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas Bogor (3) memberikan solusi penerapan MRP di PTPN VIII Gunung Mas Bogor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pihak terkait dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari internet, arsip dan dokumen perusahaan, serta literatur terkait. Pemilihan contoh dilakukan secara sengaja (purposive) dengan jumlah contoh 100 responden. Analisis data menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software LISREL 8.72 (Linear Structural Relations).

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 09 Agustus 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ace Abdul Gani dan Ibu Ismawati.

Penulis mengawali pendidikan dasar di SD Negeri Cemplang 03 dari tahun 1991-1997, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cibungbulang tahun 1997-2000. Sejak tahun 2000-2003 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SMU Negeri 1 Leuwiliang dan pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan memilih Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Dalam masa studi penulis aktif di organisasi diantaranya staf SES-C periode 2006/2007 dan berbagai kegiatan kepanitiaan.

(16)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di PTPN VIII Gunung Mas Bogor dan menyusun skripsi berjudul ”Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Perusahaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang dan lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Heti Mulyati S.TP., MT selaku dosen pembimbing yang dengan sabar Memberikan waktu, bimbingan, arahan, ilmu dan pengetahuannya untuk membimbing penulis.

2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Eko Rudy Cahyadi, S.Hut, MM selaku dosen penguji skripsi.

3. Kedua orang tuaku yang luar biasa, ummi Ismawati dan Abi Ace Abdul Gani. Kalian adalah teladanku, semangatku, dan harapanku. Terima kasih untuk semua kerja keras dan kesabarannya.

4. Ir. Dedi Kusramdani selaku Sinder pabrik PTPN VIII Gunung Mas, ibu Henny, mas Wawan, mba’ Yanti dan staf-staf lainnya yang selalu memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung. 5. Kakak-kakakku dan adik-adikku, Teh wati, A Helmi, A Aep, Ruslan, dan

Ridwan, serta keponakanku Rega. Terima kasih atas segala do’a dan dukungannya.

6. Embah, Abu, Mamang, Bibi, Om dan tante. Terima kasih atas segala dukungannya baik materil maupun moril.

(17)

8. Teman-teman seperjuanganku (Evi, Lely, Neni, dan Nisa). Terima kasih atas segala semangat, dukungan, doa, serta tawa canda yang mewarnai perjuangan kita.

9. Teman-teman terbaikku Ai, Trisna, Indras, Melly, Yeni, Nia, Dewi, Ayu, Riri, Ipeh dan mba Khamda atas segala perhatian, persahabatan, dan nasihat-nasihatnya.

10. Teman-teman Manajemen 40 atas segala kebersamaan dan persaudaraan kita.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala dukungannya.

Dalam skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

Bogor, Mei 2007

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Masalah ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan ... 10

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan... 11

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan... 15

2.1.5. Mengelola Manajemen Rantai Pasokan ... 17

2.2. Kinerja ... 18

2.3. Structural Equation Modeling (SEM) ... 19

2.3.1. Definisi Structural Equation Modeling... 19

2.3.2. Bentuk dari Structural Equation Modeling... 20

2.3.3. Ukuran Kesesuaian Model ... 22

2.4. Penelitian Terdahulu ... 24

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27

3.2. Tahapan Penelitian ... 28

3.3. Pengumpulan Data ... 29

3.4. Variabel Penelitian ... 30

3.5. Metode Penarikan Contoh ... 33

3.6. Perumusan Hipotesa... 34

3.7. Pengolahan dan Analisa Data ... 34

3.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.7.2. Structural Equation Modeling... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 39

4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi ... 39

(19)

4.2. Identifikasi Rantai Pasokan... 42

4.2.1. Pemasok Teh ... 43

4.2.2. Pabrik Pengolahan... 45

4.2.3. Distribusi ... 57

4.2.4. Pelanggan ... 57

4.2.5. Sumber Daya Manusia ... 59

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 60

4.4. Karakteristik Responden ... 62

4.5. Hasil Estimasi Awal MRP terhadap Kinerja Perusahaan ... 66

4.5.1. Pengaruh Strategi Manajemen Pemasok dan Hubungan Pelanggan terhadap Strategi MRP ... 69

4.5.2. Pengaruh Strategi MRP terhadap Kinerja Perusahaaan ... 76

4.6. Solusi dengan Pendekatan MRP ... 83

KESIMPULAN DAN SARAN... 86

1. Kesimpulan ... 86

2. Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA... 88

(20)

DAFTAR TABEL

1. Penelitian terdahulu... 24

2. Kebutuhan, jenis, metode, dan sumber data... 30

3. Variabel-variabel penelitian dan indikator dalam kuesioner ... 32

4. Diagram proses pengolahan teh hitam CTC ... 489

5. Proses pengolahan teh hitam CTC ... 49

6. Kriteria penilaian mutu teh hitam CTC... 56

7. Jumlah karyawan PTPN VII Gunung Mas ... 59

8. Nilai Alpha dari variabel indikator ... 61

9. Tabulasi silang data responden ... 65

(21)

DAFTAR GAMBAR

1. Model Manajemen Rantai Pasokan... 9

2. Rantai Pasokan ... 10

3. Rantai Pasokan ... 11

4. Aliran Produk dari Pemasok ke Pelanggan Akhir ... 14

5. Strategi Drop Ship... 14

6. Ukuran Kinerja... 18

7. Model SEM dalam Bentuk Diagram Lintas ... 20

8. Kerangka Pemikiran ... 27

9. Tahapan Penelitian ... 28

10. Diagram Lintas Kerangka Hubungan MRP terhadap Kinerja Perusahaan ... 38

11. Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas ... 40

12. Model Rantai Pasokan PTPN VIII Gunung Mas ... 43

13. Presentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

14. Presentase Responden berdasarkan Usia ... 63

15. Presentase Responden berdasarkan Pendidikan... 64

16. Presentase Responden berdasarkan Masa Kerja ... 64

17. Estimasi Awal MRP terhadap Kinerja Perusahaan... 66

18. Hasil Estimasi dengan Variabel Indikator Pembanding... 68

19. Hasil Estimasi Uji t-value... 69

20. Estimasi Pengaruh Strategi Manajemen Pemasok dan Hubungan Pelanggan terhadap Strategi MRP ... 69

21. Estimasi Strategi MRP terhadap Kinerja Perusahaan ... 76

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner Identifikasi Rantai Pasokan ... 90 2. Kuesioner Pengaruh MRP terhadap Kinerja Perusahaan... 96 3. Hasil Pengukuran Validitas... 103 4. Hasil perhitungan Variance Extracted dan Construct Reliability Model Struktural... 105 5. Syntax Model Pengaruh MRP terhadap Kinerja Perusahaan ... 106

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 disebabkan oleh kurang kuatnya proses industrialisasi. Pada saat krisis moneter terjadi penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing pada titik yang sangat rendah. Sementara itu, keperluan bahan baku industri di Indonesia diimpor dari luar negeri dan harus dibayar dengan mata uang asing yang berdampak pada semakin menurunnya perekonomian Indonesia. Salah satu sektor perekonomian yang tetap bertahan pada saat terjadi krisis moneter adalah sektor agribisnis.

Agribisnis adalah semua operasi yang meliputi pengolahan dan distribusi hasil pertanian, produksi dan operasi pada bidang pertanian, penyimpanan, proses dan distribusi hasil komoditi pertanian (David dan Goldberg dalam Ricketts dan Rawlins, 2001). Agribisnis terdiri dari empat sub sektor, yaitu sub sektor agribisnis hulu (upstream agribusiness), sub sektor usaha tani atau pertanian primer (on-farm agribusiness), sub sektor agribisnis hilir (down stream agribusiness), dan sub sektor jasa. Sub sektor agribisnis hulu (upstream agribusiness) meliputi pembibitan/pembenihan, agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian), agro-kimia (pupuk, pestisida, obat/vaksin ternak). Sub sektor usaha tani/pertanian primer (on-farm agribusiness) mencakup usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan. Sub sektor agribisnis hilir (down stream agribusiness) meliputi industri-industri pengolahan pertanian termasuk food service industri dan perdagangannya. Sub sektor jasa yaitu kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis seperti perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan, penyuluhan, konsultasi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah (David dan Goldberg dalam Hidayat, 2006).

(24)

agribisnis yang sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Undang-undang No. 18 Tahun 2004 menjelaskan bahwa perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Sub sektor perkebunan di Indonesia terus berkembang, baik dalam luas areal maupun jumlah produksi. Evaluasi pembangunan perkebunan selama periode 1998-2004 menunjukkan pada tahun 1998 jumlah luas areal perkebunan di Indonesia sekitar 15.264 ribu hektar sedangkan pada tahun 2004 telah mencapai 17.714 ribu hektar, meningkat sebesar 16,05 persen dalam jangka waktu enam tahun atau rata-rata meningkat 2,675 persen per tahun. Jumlah produksi perkebunan pada tahun 1998 adalah sebesar 15.064 ribu ton dan mencapai 22.034 ribu ton pada tahun 2004, meningkat 46,27 persen dalam jangka enam tahun atau rata-rata meningkat 7,72 persen per tahun (BPS, 2005).

Hal tersebut mengindikasikan bahwa sub sektor perkebunan memiliki nilai strategis yang tinggi. Selain perkembangan sub sektor perkebunan, indikator lain yang dapat dilihat adalah sumbangan sub sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sumbangan terhadap sektor ekspor non migas, dan penyerapan tenaga kerja. Sumbangan sub sektor perkebunan terhadap PDB Indonesia pada tahun 2004 telah mencapai 4,41 triliun rupiah atau sekitar 16,2 persen dari total Produk Domestik Bruto sektor pertanian yang berjumlah 255,6 triliun rupiah. Pada tahun 2004 sub sektor perkebunan memberikan kontribusi sebesar 5.580 juta dollar atau sekitar 9,975 persen dari total ekspor non migas yang berjumlah 55.939,3 juta dollar (BPS, 2005).

(25)

Pembangunan perkebunan juga ikut berperan dalam peningkatan ketahanan pangan nasional dan pelestarian fungsi lingkungan hidup seperti penyedia oksigen, pemanfaatan lahan marginal dan alang-alang.

Peranan dan kontribusi sub sektor perkebunan yang sangat besar tersebut merupakan nilai strategis dan tantangan bagi Indonesia. Nilai strategis yang dimaksud adalah sub sektor perkebunan merupakan aset yang sangat penting dalam membangun perekonomian Indonesia. Tantangan yang dihadapi adalah optimalisasi nilai strategis sub sektor perkebunan terhadap perekonomian Indonesia. Tantangan tersebut harus dijawab dengan melakukan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien, sehingga memiliki keunggulan bersaing. Hal tersebut dapat dicapai melalui optimalisasi pengelolaan manajemen pada bidang produksi dan operasi, pemasaran, sumber daya manusia, bidang keuangan dan sistem informasi. Salah satu unsur untuk mencapai keunggulan bersaing bagi sebuah perusahaan adalah memiliki kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu pangsa pasar, tingkat keuntungan perusahaan, daya saing, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan. Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal akan menentukan kinerja perusahaan.

(26)

MRP adalah integrasi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian proses bisnis dan kegiatan dalam rantai pasokan untuk memberikan nilai tambah pada konsumen dengan biaya rendah dan memuaskan kebutuhan stakeholder lain (Lambert dan Cooper, 2000). Tujuan utama dari MRP adalah penyerahan pengiriman produk tepat waktu untuk memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan hasil dari seluruh rantai pasokan, mengurangi waktu, serta memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi. MRP yang efektif dan efisien akan meningkatkan kinerja pada setiap elemen MRP. Peningkatan kinerja pada setiap elemen MRP akan meningkatkan kinerja perusahaan yang akan mendukung tercapainya keunggulan bersaing perusahaan.

PTPN VIII Gunung Mas adalah salah satu perusahaan perkebunan yang menghasilkan komoditas teh dan cukup berkembang di Indonesia. Selain untuk memenuhi pasar nasional, PTPN VIII Gunung Mas juga memasarkan hasil produknya di luar negeri. Nilai strategis komoditas teh mendorong PTPN VIII Gunung mas untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat mencapai keunggulan bersaing. Pengaturan aliran rantai pasokan dari hulu sampai hilir yang efektif dan efisien akan mendorong peningkatan kinerja di setiap elemen rantai pasokan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan dan tercapainya keunggulan bersaing perusahaan. Oleh karena itu, penelitian mengenai MRP di PTPN VIII Gunung Mas perlu dilakukan untuk melihat penerapan MRP di PTPN VIII Gunung Mas dan mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat meraih dan mempertahankan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah

Manajemen rantai pasokan sangat berperan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Atas dasar tersebut rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

(27)

2. Bagaimana pengaruh MRP terhadap kinerja PTPN VIII Gunung Mas ? 3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP di PTPN

VIII Gunung Mas ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji model rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas.

2. Mengkaji pengaruh MRP terhadap kinerja PTPN VIII Gunung Mas. 3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP di PTPN VIII Gunung Mas.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Perusahaan

Mengetahui solusi dalam menerapkan MRP sehingga dicapai peningkatan kinerja perusahaan dalam hal pangsa pasar, tingkat keuntungan, daya saing, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan.

2. Penelitian Penulis

Peneliti mengetahui model rantai pasokan dan menemukan solusi dalam menerapkan MRP di PTPN VIII Gunung Mas .

3. Ilmu Pengetahuan

Diketahu bahwa strategi manajemen rantai pasokan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Masalah

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Rantai Pasokan

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Raturi dan Evans (2005) menyatakan rantai pasokan adalah sebuah jaringan yang menggambarkan aliran bahan baku dari pemasok yang diubah menjadi produk untuk disampaikan ke pusat distributor dan akhirnya sampai ke konsumen akhir. Manajemen rantai pasokan adalah sebuah pendekatan yang terintegrasi untuk mendapatkan, memproduksi dan mengirimkan produk dan jasa ke konsumen, yang meliputi manajemen bahan baku, aliran informasi, dan aliran uang.

Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Sedangkan MRP adalah metode, alat, atau pendekatan untuk pengelolaan rantai pasokan. MRP mencakup pengembangan produk (product development), bagian pembelian (procurement), perencanaan dan pengendalian (planning and control), operasi atau produksi, dan pengiriman atau distribusi.

Heizer dan Render dalam Siagian (2005) mendefinisikan manajemen rantai pasokan merupakan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke pelanggan melalui sistem distribusi. Kegiatan ini mencakup fungsi-fungsi tradisional ditambah kegiatan penting lainnya yang berhubungan antara pemasok dan distributor.

(29)

berkaitan dengan manufaktur dan pemasok, tetapi juga melibatkan transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan. Tujuan dari rantai pasokan adalah memaksimalkan keseluruhan nilai. Keseluruhan nilai rantai pasokan merupakan perbedaan diantara nilai dari produk akhir terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan dalam memenuhi permintaan pelanggan.

Ma’arif dan Tanjung (2006) menyatakan MRP adalah perluasan dari manajemen logistik. Kegiatan manajemen logistik mencakup perusahaan, pemasok dan pelanggan. Sedangkan manajemen rantai pasokan cakupan kegiatannya lebih luas, yaitu antara pemasok, perusahaan, pelanggan, grosir, dan pengecer yang diintegrasikan agar lebih efisien.

Menurut Russell dan Taylor (2003), manajemen rantai pasokan mengatur aliran barang dan jasa serta informasi yang diteruskan ke pesanan untuk mencapai tingkat keselarasan atau sinkronisasi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Masing-masing segmen dari rantai pasokan diatur secara terpisah (berdiri sendiri) yang lebih fokus pada tujuannya masing-masing. Rantai pasokan mencakup semua aktivitas yang berhubungan dengan aliran dan transformasi barang dan jasa dari bahan baku menjadi barang jadi kepada pelanggan. Tujuan dari rantai pasokan adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan. Rantai pasokan mencakup empat proses yang penting, yaitu memperoleh pesanan pelanggan, memperoleh bahan baku dan komponen pendukung dari pemasok, memproduksi pesanan, dan memenuhi pesanan pelanggan.

(30)

menambahkan manajemen rantai pasokan sebagai sebuah sistem strategi yang menggabungkan fungsi dan taktik bisnis yang biasa digunakan dalam dunia bisnis perusahaan untuk memperbaiki kinerja rantai pasokan perusahaan dalam jangka panjang.

Simichi-Levi et al. (2000) menyatakan manajemen rantai pasokan sebagai sebuah pendekatan yang diterapkan untuk menyatukan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya (distributor, retailer, dan pengacer) secara efisien, sehingga produk dapat dihasilkan dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Definisi tersebut didasarkan atas beberapa hal:

a. Manajemen rantai pasokan perlu mempertimbangkan bahwa semua kegiatan mulai dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retail, sampai ke pengecer berdampak pada biaya produk yang diproduksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

b. Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari semua bagian, mulai dari transportasi dan distribusi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi biaya.

c. Manajemen rantai pasokan berputar pada intergrasi yang efisien dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retail, dan pengecer yang mencakup semua aktivitas perusahaan, mulai dari tingkat strategis sampai tingkat taktik operasional.

Siagian (2005) menyatakan terdapat dua hal penting dalam manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan meliputi :

(31)

pelanggan termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

b. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi.

Menurut Mentzer et al.(2001), model manajemen rantai pasokan ditunjukkan pada Gambar 1.

[image:31.612.111.547.214.599.2]

Gambar 1. Model Manajemen Rantai Pasokan (Mentzer et al. dalam Ballou,2004) Rantai Pasokan

Lingkungan Global

Aliran

Koordinasi Internal Perusahaan Rantai (Perubahan Fungsional, Pemberi Dana Pihak Ketiga, Pasokan

Manajemen Hubungan, Struktur Rantai Pasokan)

Produk Pemasaran

...

Penjualan

... Pelayanan Penelitian dan Pengembangan

... Koordinasi Peramalan Kepuasan Antar Fungsional... Informasi Pelanggan/ (Kepercayaan, Produksi Nilai/ Kesepakatan, ... Keuntungan/ Risiko, Pembelian Keunggulan Ketergantungan, ... Sumber Bersaing Perilaku) Logistik Dana

... Sistem Informasi

... Permintaan Keuangan

... Pelayanan Pelanggan

(32)

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Menurut Heizer dan Render (2001) rantai pasokan mencakup seluruh interaksi antara pemasok, manufaktur, distributor, dan pelanggan. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat.

[image:32.612.164.550.383.603.2]

Siagian (2005) menyatakan manajemen rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan distribusi kemudian sampai ke pelanggan. Sementara peusahaan meningkatkan kemampuan bersaing mereka melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan mencapai pasar diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan. Rantai pasokan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Rantai Pasokan (Siagian, 2005) - Informasi

penjadwalan - Arus kas - Arus pesanan

Perusahaan

Persediaan Distribusi Pelanggan

(33)

[image:33.612.124.551.85.348.2]

Gambar 3. Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2001)

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

Strategi manajemen rantai pasokan diperlukan untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan dalam strategi perusahaan. Strategi rantai pasokan mencakup hal yang lebih luas dan keluar dari batas internal perusahaan. Didalamnya akan tercakup keputusan strategis tentang jaringan pasokan (supply network) yang mencakup keputusan tentang pemasok mana yang akan dipilih, pemasok mana yang akan diajak menjadi mitra jangka panjang, dimana saja lokasi gudang dan pusat distribusi akan didirikan, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik (warehousing, transportasi, dll). Pujawan (2005) mendefinisikan strategi rantai pasokan adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang rantai pasokan yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada rantai pasokan tersebut. Tujuan strategis rantai pasokan adalah menghasilkan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi.

Pemasok

Informasi penjadwalan Arus kas

Arus pesanan

Arus kreatif Persediaan Arus bahan baku

Persediaan

Pemasok

Pemasok

Pemasok

Perusahaan manufaktur

Distributor Pelanggan Pelanggan

(34)

Siagian (2005) menyatakan strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi, dimana misi adalah latar belakang keberadaan organisasi menjadi batasan dan fokus untuk organisasi dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi bergerak.

Unsur-unsur pembuatan strategi manajemen rantai pasokan

menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian (2005) terdiri dari: 1) Faktor Primer yaitu, keunggulan bersaing dan fleksibilitas

permintaan. 2) Faktor Sekunder , yaitu kapabilitas proses, batas waktu proses, dan risiko strategi.

1. Faktor Primer a. Keunggulan Bersaing

Secara umum keunggulan bersaing menurut Porter (1980) dapat diperoleh melalui diferensiasi (produk yang unik atau lebih dari produk yang sudah ada), kepeloporan biaya (meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk), dan respon yang cepat yang ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan.

b. Fleksibilitas Permintaan

Fleksibilitas menutur Slack (1990) dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.

2. Faktor Sekunder a. Proses

Faktor kapabilitas sangat berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat bergantung pada tipe kegiatan.

b. Kematangan Proses

(35)

c. Risiko Strategi

Risiko yang dimaksud disini adalah adanya penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan.

Dalam prosesnya strategi manajemen rantai pasokan memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu:

1. Menurunkan biaya, strategi manajemen rantai pasok yang dijalankan harus dapat meminimalkan biaya logistik yang terjadi. 2. Menurunkan modal, strategi ditujukan untuk meminimalisasikan

tingkat investasi di dalam strategi logistik.

3. Meningkatkan pelayanan, strategi rantai pasokan harus secara proaktif dijalankan salah satunya adalah pelayanan harus selalu diperbaiki.

Menurut Siagian (2005) terdapat beberapa strategi manajemen rantai pasokan ynag dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Postponement, yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Dalam menerapkan strategi ini melibatkan perusahaan secara mendasar terhadap proses manufaktur suatu perusahaan dan operasi internal. Dengan bantuan dan rancangan pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generik dari produknya selama mungkin. Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan karakteristik proses, karakteristik produk, dan karakteristik pasar.

(36)
[image:36.612.176.524.146.179.2]

menghemat biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan lokasi tertentu dari label atau kode barang (barcode).

Gambar 4. Aliran produk dari pemasok ke pelanggan akhir

(Siagian, 2005)

Gambar 5. Strategi Drop Ship (Siagian, 2005)

c. Pembentukan lini kredit bagi bank.

d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit.

e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor.

f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan. Kunci manajemen rantai pasokan yang efektif adalah

penyeimbangan arus produksi dengan permintaan pelanggan yang selalu berubah-ubah. Strategi manajemen rantai pasokan yang dijalankan dapat dilihat kinerjanya melalui cash flow, savings, dan return on invesment (ROI).

Menurut Heizer dan Render (2001), sebuah perusahaan harus memutuskan strategi rantai pasokan untuk pembelian item-item dari luar. Strategi pertama adalah negosiasi dengan banyak pemasok dan memainkan satu pemasok dengan yang lainnya. Strategi yang kedua adalah mengembangkan hubungan jangka panjang bekerjasama dengan sedikit pemasok yang akan bekerjasama dengan pembeli untuk memuaskan pelanggan akhir. Strategi yang ketiga adalah integrasi vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi vertikal ke belakang dengan membeli pemasoknya. Strategi

Pemasok Manajemen rantaipasokan

Pelanggan

(37)

yang keempat adalah kombinasi beberapa pemasok dan integarsi vertikal, yang dikenal dengan sebutan “Keiretsu”. Pada metode keiretsu, pemasok menjadi bagian koalisi perusahaan. Terakhir, strategi kelima adalah mengembangkan perusahaan-perusahaan maya yang menggunakan pemasok dengan dasar ‘pada saat dibutuhkan’. Ballou (2004) menambahkan pendekatan yang inovatif dalam strategi rantai pasokan dapat memberikan keunggulan kompetitif pada perusahaan.

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan

Siagian (2005) menyatakan perencanaan manajemen rantai pasokan terdiri dari enam (6) topik, yaitu: a) Tingkatan perencanaan, b) Luasnya daerah perencanaan, c) Tujuan pelayanan pelanggan, d) Strategi fasilitas lokal, e) Keputusan persediaan, dan f) Strategi transportasi.

a. Tingkatan Perencanaan

Perencanaan manajemen rantai pasokan bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang what (apa), when (kapan), how (bagaimana), dan hal tersebut berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan operasional. Perbedaan utama antara tiga tingkatan tersebut ditentukan oleh waktu untuk perencanaaan. Perencanaan strategis digolongkan sebagai perencanaan jangka panjang logistik dengan waktu lebih dari satu tahun. Perencanaan ini berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis merupakan perencanaan logistik jangka menengah dengan waktu kurang dari satu tahun. Perencanaan operasional berorientasi pada kegiatan operasional logistik sehari-hari dengan jangka waktu harian atau jam. Setiap tingkatan memiliki persfektif yang berbeda. Perencanaan strategis bersifat umum, sedangkan perencanaan operasional bersifat pasti.

b. Luasnya Daerah Perencanaan

(38)

1) Tingkatan layanan kepada pelanggan

2) Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock 3) Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang

dimiliki dan kecukupan Stock barang

4) Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang akan digunakan.

c. Tujuan Pelayanan Pelanggan

Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah pemusatan persediaan dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi lebih mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa yang tinggi maka akan terjadi sebaliknya.

d. Strategi Fasilitas lokasi

Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat bergantung pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang tepat untuk dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas lokasi.

e. Keputusan Persediaan

Keputusan persediaan menunjukan tata cara bagaimana persediaan diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya mempengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini digolongkan sebagai strategi logistik.

f. Strategi Transportasi

Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan penjadwalan.

(39)

Jaringan kerja yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-hal berikut:

1) Kapan direncanakan, 2) Pola permintaannya,

3) Pelayanan pelanggan, mencakup kemampuan pengadaan persediaan, kecepatan pengiriman barang, dan kecepatan serta ketepatan memenuhi permintaan,

4) Karakteristik produk, meliputi berat, volume, harga dan risiko, 5) Biaya logistik, dan

6) Kebijakan harga terhadap barang.

Menurut Heizer dan Render (2001), apabila sebuah perusahaan memutuskan untuk membeli bahan baku daripada membuatnya, maka dia harus mengelola rantai pasokan pembelian. Mengelola rantai pasokan pembelian mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya persediaan dan transportasi, ketersediaan pasokan, kinerja pengiriman, dan mutu pemasok.

2.1.5. Mengelola Manajemen rantai Pasokan

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2006), mengelola manajemen rantai pasokan berarti merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol arus barang dari pemasok ke pelanggan. Dimulai dari bahan baku, operasi internal untuk kemudian dilanjutkan pada distribusi barang jadi. Terdapat beberapa pilihan dalam mengelola manajemen rantai pasokan, yaitu:

a. Penundaan atau penangguhan, b. Saluran perakitan,

c. Mengurangi dan menghentikan pengiriman, d. Pemesanan seluruhnya,

e. Pembelian yang tidak menggunakan faktur, f. Pemesanan elektronik dan pemesanan dana, g. Pembelian yang tidak menyebabkan persediaan, h. Standardisasi,

(40)

j. Koordinasi jadwal produksi dan pengiriman dengan pemasok dan distributornya

k. Saling berbagi dalam penelitian pasar, dan

l. Mengoptimalkan ruang-ruang kosong di dalam gudang. 2.2. Kinerja

[image:40.612.122.529.435.624.2]

Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode waktu tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sugiyarso dan Winarni, 2005). Penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penelitian tersebut ukuran keberhasilan perusahaan selama satu periode tertentu dapat diketahui. Dengan demikian, hasil penilaian tersebut dapat pergunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja selanjutnya. Ukuran kinerja perusahaan menurut Suta (2005) dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Ukuran Kinerja (Suta, 2005) Pengukuran Kinerja Perusahaan

Kinerja Operasional : - Pangsa pasar - Kualitas produk - Efektivitas pemasaran

Kinerja Keuangan

Ukuran berbasis akuntansi : - Pertumbuhan penjualan - Profitabilitas

- Imbal hasil aset (ROA) - Imbal hasil ekuitas (ROE) - Imbal per saham (EPS)

Basis Pasar :

- Total imbal hasil saham (pertumbuhan harga saham)

(41)

2.3. Stuctural Equation Modeling (SEM)

2.3.1. Definisi Structural Equation Modeling

Model persamaan struktural atau SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan (Ferdinand, 2002). Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antar satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel dependen dan independen dapat berbentuk faktor (atau konstruk, yang dibangun dari beberapa variabel indikator). Variabel-variabel itu dapat berbentuk sebuah variabel tunggal yang diobservasi atau diukur langsung dalam sebuah proses penelitian. Menurut Hair et al.,(2006) SEM merupakan bagian dari ilmu

(42)

2.3.2. Bentuk dari Structural Equation Modeling

[image:42.612.183.513.153.403.2]

Bentuk model persamaan struktural dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Model SEM dalam Bentuk Diagram Lintas (Tim Dosen Statistika IPB, 2007)

Dimana :

ξ = “ ksi” merupakan vektor variabel laten eksogen = “eta” merupakan vektor variabel laten endogen X = variabel indikator bagi variabel eksogen Y = variabel indikator bagi variabel endogen

= “ gamma” merupakan matriks koefisien variabel eksogen (ξ) = “beta” merupakan matriks koefisien variabel endogen ( )

φ = “phi” merupakan koragam antar variabel laten = “zeta” merupakan vektor kesalahan struktural

= “ epsilon” merupakan vektor sisaan pengukuran terhadap y = “delta” merupakan vektor sisaan pengukuran terhadap x

λ = “lamda” merupakan loading factor terhadap laten eksogen (λX) dan laten endogen (λY)

η

1

η

2

η

3

ξ

1

ξ

2

Y

1

Y

2

Y

3

Y

4

Y

5

Y

6

Y

7

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

ε

6

ε

1

ε

2

ε

3

ε

4

ε

5
(43)

Model persamaan struktural terdiri dari dua komponen model yaitu model variabel laten atau model struktural dan model pengukuran. Model struktural digambarkan relasi antar variabel laten yang mencerminkan kerangka analisis pokok. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan informasinya diperoleh dari indikator-indikator penyusunnya. Model pengukuran menjelaskan keterkaitan variabel laten dengan indikator-indikatornya. Secara umum model persamaan struktural dapat dirumuskan sebagai berikut:

= B + Гξ + ...(1) dimana: = vektor variabel laten endogen berukuran m x 1

B = matriks koefisien variabel endogen ( ) berukuran m

Г = matriks koefisien dari variabel laten eksogen (ξ) berukuran m x n

ξ = vektor variabel laten eksogen berukuran n x 1

= vektor sisaan acak hubungan antara dengan ξ berukuran m x 1

dengan m = banyaknya variabel laten endogen, yaitu variabel laten tidak bebas atau dependen.

n = banyaknya variabel laten eksogen, yaitu variabel laten bebas atau independen.

Model pengukuran dirumuskan sebagai berikut:

y = Λy + ...(2) x = Λxξ + ...(3) dimana: y = variabel indikator bagi variabel endogen yang dapat

diamati berukuran p x 1

x = variabel indikator bagi variabel eksogen yang dapat diamati berukuran q x 1

(44)

= vektor sisaan pengukuran terhadap x berukuran q x 1

dengan p = banyaknya indikator bagi variabel laten endogen, q = banyaknya indikator bagi variabel laten eksogen,

yaitu variabel laten bebas atau independen.

Asumsi-asumsi persamaan model struktural adalah sebagai berikut:

tidak berkorelasi dengan tidak berkorelasi dengan ξ ς tidak berkorelasi dengan ξ

, dan ς saling bebas

Pada model pengukuran ini dapat dilihat berapa kontribusi dan bagaimana signifikansi dari masing-masing variabel indikator terhadap variabel laten. Tahap-tahap yang dilakukan dalam menyusun model persamaan struktural adalah: mengembangkan model berdasarkan teori, membangun diagram lintas (path analysis), konversi diagram lintas ke persamaan, mengidentifikasi model, penetapan kriteria kesesuaian model, dan interpretasi dan modifikasi model.

2.3.3. Ukuran Kesesuaian Model

Langkah pertama yang dilakukan dalam menafsirkan model adalah apakah model tersebut layak atau tidak. Menurut Hair et al., (2006) dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai model, sehingga digunakan beberapa fit index untuk mengukur kebenaran-kebenaran model. Ukuran yang dapat dijadikan patokan kesesuaian model dalam SEM adalah sebagai berikut: a. Ukuran kebaikan suai Khi-Kuadrat (Chi-Square)

(45)

b. P-value

P-value diharapkan untuk lebih besar dari 0.05 atau 0.1 yaitu uji tidak signifikan. Bila hasil menunjukkan tidak signifikan, yang berarti matrik input dan matrik estimasi tidak berbeda, maka model yang diajukan layak. Nilai p berkisar antara 0 sampai 1 dan model persamaan struktural akan semakin baik jika nilai p mendekati 1. c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Ukuran ini merupakan ukuran ketidakcocokan model dengan data. Semakin kecil nilai ini berarti model semakin baik. Patokan antara 0.05-0.08 sering dijadikan acuan bagi model ideal.

d. Goodness-of-Fit Index (GFI)

Ukuran GFI pada dasarnya merupakan ukuran seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai ini berarti model semakin baik. Batas minimal 0.9 sering dijadikan patokan suatu model dikatakan layak.

e. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)

Ukuran ini merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai AGFI paling tidak sebesar 0.8 sering dijadikan patokan suatu model dikatakan layak.

2.4. Penelitian Terdahulu

(46)

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian

1. Ana Oktiya,

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2006

Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas Di UKM Keramik Klampok Banjaranegara

Penulis menyatakan bahwa sistem manajemen rantai pasokan berpengaruh nyata terhadap produktivitas UKM Kramik Klampok Banjarnegara. Model rantai pasokan di UKM Keramik Klampok Banjarnegara terdiri dari beberapa anggota yaitu pemasok, UKM/produksi, pengepul barang ekspor, retailer dan pelanggan. Produktivitas didasarkan pada beberapa indikator, yaitu keahlian tenaga kerja, teknologi, perencanaan dan pengawasan produksi, bentuk kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan, kebijakan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah daerah, serta kualitas produk. Data diolah dengan menggunakan regresi stepwise dan regresi logistik. Hasilnya diperoleh bahwa dari beberapa elemen MRP yang berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas adalah kerjasama.

2. Oryza Sativa Ritonga, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 2005.

Analisis Pemasaran komoditas Kentang dengan Pendekatan SCM Di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

(47)

paling efektif dilihat dari total marjin yang menurun sehingga petani mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

3. Joel D. Winser, Journal of Business Logistics, University of Nevada, Las Vegas, 2003.

A Structural Equation Model of Supply Chain Management Strategies and Firm Performance

Peneliti melakukan penelitian untuk melihat pengaruh manajemen rantai pasokan (MRP) terhadap kinerja perusahaan. Responden yang yang dipilih adalah perusahaan manufaktur dan jasa yang berada di Eropa dan USA. Jumlah contoh diambil secara acak dan berjumlah 350 responden. Pengolahan data menggunakan metode analisis structural equation modeling (SEM) dengan software LISREL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi manajemen pemasok dan strategi hubungan pelanggan secara positif dan nyata berpengaruh terhadap strategi MRP. Strategi MRP berpengaruh secara positif dan nyata terhadap kinerja perusahaan.

4. Setiadi Djohar, Hendri Tanjung, dan Eko Ruddy

Cahyadi, Manajemen Agribisnis, Magister Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor, 2003.

Building a Competitive Advantage on CPO through Supply Chain Management (Studi Kasus di PT. Eka Dura Indonesia, Astra Agro Lestari, Riau)

(48)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Peran dan kontribusi sub sektor perkebunan sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu sub sektor perkebunan yang terus berkembang di Indonesia baik secara luas areal maupun volume produksi, sumbangan terhadap PDB dan nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja, serta terhadap ketahanan pangan dan lingkungan. Hal ini merupakan nilai strategis yang harus dikelola dengan baik sehingga akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Nilai strategis sub sektor perkebunan akan optimal bila dilakukan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk pengelolaan manajemen yang dapat diterapkan adalah MRP. MRP dapat mengatur aliran barang dari pemasok ke pelanggan dengan baik yang akan meningkatkan kinerja perusahan sehingga tercapai keunggulan bersaing perusahaan.

(49)

meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Kerangka pemikiran penelitian digambarkan pada Gambar 8.

Tidak

[image:49.612.129.473.71.688.2]

Ya

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Peran dan kontibusi sub sektor perkebunan

terhadap perekonomian Indonesia :

- Perkembangan hasil produksi dan luas areal

- Sumbangan terhadap PDB

- Sumbangan terhadap ekspor non migas - Penyerapan tenaga kerja

- Ketahanan pangan dan lingkungan

Nilai Strategis

Sistem Manajemen

Identifikasi struktur rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas

Strategi manajemen pemasok

Strategi hubungan dengan pelanggan

Strategi Manajemen Rantai Pasokan PTPN VIII Gunung Mas

(50)

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian disajikan pada gambar 9 berikut ini : Pra Penelitian

Pengumpulan dan

Pengolahan Data

[image:50.612.148.534.122.692.2]

Analisis Data

Gambar 9. Tahapan Penelitian Identifikasi Minat Penelitian

Gagasan-gagasan

Penentuan Topik Penelitian

Studi Pustaka dan Diskusi

Pemilihan Objek Penelitian

Perumusan Masalah :

1. Bagaimana model rantai pasokan di PTPN VIII Gunung Mas?

2. Bagaimana hubungan MRP terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas? 3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP pada PTPN VIII Gunung

Mas?

Tujuan Penelitian : 1. Mengkaji model rantai pasokan di PTPN VIII Gunung Mas.

2. Mengkaji hubungan MRP terhadap kinerja perusahaan PTPN VIII Gunung Mas. 3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada PTPN VIII Gunung Mas.

Rancangan Pengumpulan Data:

Identifikasi Kebutuhan Data, Metode Pengumpulan Data, dan Pemilihan Teknik Analisis

Studi Pendahuluan

Penyusunan Desain Riset, Hipotesis dan Kuesioner

Uji Reliabilitas Uji Validitas Pengumpulan Data Lapangan :

- Observasi dan Wawancara - Pengisian Kuesioner

Pengolahan Data - Tabulasi data dan informasi - Identifikasi model rantai pasokan - Pengolahan data dan informasi

- Analisis rantai pasokan Analisis deskriptif

- Analisis MRP terhadap kinerja perusahaan Structural Equation Modeling(SEM)

(51)

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di PTPN VIII Gunung Mas dengan cara observasi atau pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, BPS, jurnal, dan dokumen-dokumen perusahaan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Observasi, yaitu pengamatan langsung obyek penelitian dengan tujuan

untuk memahami kondisi rantai pasokan yang sebenarnya.

2. Wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan yang terkait dengan topik penelitian.

3. Kuesioner berisi daftar pernyataan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait dengan topik penelitian. Kuesioner dibagi menjadi dua jenis, yaitu kuesioner untuk mengetahui model rantai pasokan perusahaan dan kuesioner untuk mengetahui pengaruh manajemen rantai pasokan terhadap kinerja perusahaan.

(52)
[image:52.612.131.515.96.379.2]

Tabel 2. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data

Kebutuhan data Jenis data Metode Sumber data

Perkembangan sub sektor perkebunan di indonesia

Sekunder Studi literatur Internet, BPS

1.Gambaran umum perusahaan

2.Kondisi dan operasional perusahaan, terdiri dari :

a. Jumlah pekerja

b.Sistem manajemen bahan baku c. Proses produksi dan hasilnya d.Pangsa pasar

Primer, Sekunder Wawancara, studi pustaka Manajemen perusahaan, dokumen perusahaan

Identifikasi rantai pasokan PTPN VIII Gunung Mas, terdiri dari:

a. Pemasok b.Produksi c. Distribusi d.Konsumen Primer Observasi, wawancara, dan kuesioner PTPN VIII Gunung Mas

Kuesioner hubungan MRP dengan kinerja, terdiri dari:

a. Strategi manajemen pemasok b.Strategi hubungan pelanggan c. Strategi MRP

d.Kinerja perusahaan

Primer Kuesioner Manajemen perusahaan, staf dan pekerja.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati untuk mengukur strategi manajemen pemasok yang digunakan mengacu pada Winser (2003). Pada penelitian ini penulis membatasi variabel endogen dan variabel eksogen yang digunakan sebagai berikut:

a. Variabel endogen disini adalah variabel Strategi Manajemen Rantai Pasokan ( 1) dan kinerja perusahaan ( 2).

1. Strategi manajemen rantai pasokan ( 1) terdiri dari indikator-indikator : Y1 = Meningkatkan integrasi antar aktivitas rantai pasokan

Y2 = Mengurangi waktu rantai pasokan

Y3 = Menciptakan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam rantai pasokan

Y4 = Menetapkan frekuensi kontak yang tinggi antar anggota rantai pasokan

(53)

Y6 = Melibatkan semua anggota rantai pasokan dalam perencanaan pemasaran

2. Kinerja Perusahaan ( 2) terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut : Y7 = Pangsa pasar

Y8 = Tingkat keuntungan Y9 = Daya saing

Y10 = Kualitas produk Y11 = Kepuasan pelanggan

b. Variabel eksogen disini adalah elemen-elemen rantai pasokan (ξ) yang terdiri dari :

1. Strategi manajemen pemasok ( ξ1 ) dengan variabel indikator : X1 = Kualitas, kuantitas dan harga bahan baku

X2 = Ketepatan pengiriman

X3 = Respon cepat terhadap permintaan darurat X4 = Fleksibel terhadap perubahan permintaan

2. Strategi hubungan pelanggan ( ξ2 ), dengan variabel indikator :

X5 = mampu memenuhi kebutuhan pelanggan Perusahaan tepat waktu X6 = Perusahaan fleksibel terhadap perubahan kebutuhan pelanggan X7 = Menetapkan faktor kunci kepuasan pelanggan

(54)
[image:54.612.142.546.95.675.2]

Tabel 3. Variabel-variabel penelitian dan indicator dalam kuesioner Variabel

Laten

Variabel indikator Keterangan Nomor di kuesioner Strategi

Manajemen Pemasok ( ξ1) (Variabel Laten Bebas)

1. Kualitas, kuantitas, dan harga bahan baku 2. Ketepatan pengiriman

3. Respon cepat terhadap permintaan darurat 4. Fleksibel terhadap perubahan permintaan

XI X2 X3 X4

1, 2, 3, 4, 5

6, 7, 8, 9 10, 11, 12

13, 14, 15, 16

strategi hubungan dengan pelanggan ( ξ2 ) (Variabel Laten Bebas)

1. Perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan tepat waktu

2. Perusahaan fleksibel terhadap perubahan kebutuhan pelanggan

3. Menetapkan faktor kunci kepuasan pelanggan

4. Menetapkan prosedur tertentu terhadap pengaduan pelanggan

X5 X6

X7 X8

1, 2, 3, 4, 5, 6

7, 8, 9, 10

11, 12

13, 14, 15, 16

strategi manajemen rantai pasokan ( 1) (Variabel Laten Terikat)

1. Meningkatkan integrasi antar aktivitas rantai pasokan

2. Mengurangi waktu rantai pasokan

3. Menciptakan tingkat kepercayaan yang tinggi antar anggota rantai pasokan

4. Menetapkan frekuensi kontak yang tinggi antar anggota rantai pasokan

5. Menciptakan sistem informasi dan komunikasi yang tepat

6. Melibatkan semua anggota rantai pasokan dalam perencanaan pemasaran

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

1, 2, 3

4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

11, 12 13, 14, 15

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22

23, 24, 25, 26, 27

28, 29, 30 kinerja

perusahaan ( 2 ) (Variabel Laten Terikat)

1. Pangsa pasar 2. Tingkat keuntungan 3. Daya saing

4. Kualitas produk 5. Kepuasan pelanggan

Y7 Y8 Y9 Y10 Y11

(55)

3.5. Metode Penarikan Contoh

Contoh merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Ukuran contoh memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil dalam SEM. Hair et al. dalam Ferdinand (2002) menyarankan ukuran contoh minimum adalah sebanyak lima observasi untuk setiap estimated parameter. Ukuran contoh yang sesuai adalah antara 100-200. Pemilihan contoh dilakukan secara sengaja (purposive). Responden yang diambil adalah karyawan tetap yang bekerja di bagian produksi atau pengolahan, teknik, dan afdeling yang berjumlah 545 orang. Pemilihan responden ini dikarenakan pihak-pihak tersebut yang mengetahui sistem rantai pasokan di PTPN VIII Gunung Mas.

Menurut Umar (2003), penentuan jumlah contoh yang diambil untuk penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Slovin :

n = N / (1+ N e2)………...(4) Dimana :

n = Jumlah responden N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan yang diinginkan

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian TUK PTPN VIII Gunung Mas, jumlah karyawan tetap bagian pengolahan, teknik dan afdeling adalah 545, maka contoh yang diambil dalam penelitian adalah 100 dengan perhitungan sebagai berikut :

n = N / (1+ N e2)

= 545 / (1 + 545 (0,09)2) = 100,65

= 100

(56)

karyawan tetapnya yang paling banyak diantara tiga bagian perusahaan yang digunakan pada penelitian ini.

3.6. Perumusan Hipotesa

Hipotesa yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Logistik inbound (ke perusahaan) berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan

H2 : Logistik outbond (dari perusahaan) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

H3 : Strategi manajemen pemasok berpengaruh positif terhadap strategi MRP

H4 : Strategi hubungan pelanggan berpengaruh positif terhadap strategi MRP

H5 : Strategi MRP berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

Uji hipotesis dalam SEM langsung dapat dilihat dari fit indeks model hasil estimasi. Hipotesis yang diuji adalah :

H0: Σ = Σ(θ) lawan H1: Σ≠Σ(θ)

dengan Σ adalah matriks input, sedangkan Σ(θ) adalah matriks hasil dugaan. Hipotesis H0 menyatakan bahwa matriks dugaan dari model SEM mampu mereprentasikan data dengan baik, sedangkan H1 sebaliknya.

3.7. Pengolahan dan analisis data

3.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

(57)

bagaimana hal yang spesifik dapat menjelaskan sesuatu hal yang umum (Ferdinand, 2002).

Uji validitas dapat dilakukan melalui beberapa tahap pengujian validitas alat ukur, yaitu : mengidentifikasi secara operasional konsep yang akan diukur, melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden, mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, dan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yaitu :

r hitung = n

(

XY

) (

X

)( )

Y ...(5)

[

n

X2−

(

X2

)

] [

n

Y2−

( )

Y 2

]

Keterangan :

r hitung = Nilai koefisien Pearson n = Jumlah responden X = Skor pertanyaan Y = Skor total

Uji reliabilitas digunakan dengan menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu :

r total = 2

( )

rn ...(6) 1+ rn

Keterangan :

r total = angka reliabilitas keseluruhan pertanyaan rn = angka korelasi

Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 11.5.

(58)

extracted. Nilai construct reliability lebih besar dari 0,7 dan variance extracted lebih besar dari 0,5 menunjukan kekonsistenan variabel indikator.

Rumus construct reliability adalah sebagai berikut :

Construct Reliability = (∑ Standardized Loading)² ...(7)

(∑ Standardized Loading)² + (∑ Measurement Error)

Rumus variance extracted adalah sebagai berikut :

Variance Extracted = ( ∑ Standardized Loading²) ...(8)

(∑ Standardized Loading²) + (∑ Measurement Error)

3.7.2. Structural Equation Modeling

Metode SEM digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat (kausal) yang rumit, dimana di dalammya terdapat variabel laten dan variabel indikator. SEM menggambarkan keterkaitan hubungan linear secara simultan variabel-variabel pengamatan, yang sekaligus melibatkan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Analisa data dengan menggunakan metode SEM ini untuk menjelaskan pengaruh penerapan manajemen rantai pasokan terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dari pangsa pasar, tingkat keuntungan, daya saing, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan. Analisa data menggunakan metode SEM dan diproses dengan menggunakan software LISREL 8.72 (Linear Structural Relationship). Diagram lintas kerangka hubungan MRP terhadap kinerja perusahaan disajikan pada Gambar 10. Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori

Gambar

Gambar 1. Model Manajemen Rantai Pasokan (Mentzer et al. dalam Ballou,2004)
Gambar 2. Rantai Pasokan (Siagian, 2005)
Gambar 3. Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2001)
Gambar 4. Aliran produk dari pemasok ke pelanggan akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu, pemimpin harus mampu bersosialisasi agar program dapat didengar dan terealisasikan di hadapan pelanggan, maka dari itu pemimpin dituntut untuk memiliki lima

Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja ruas jalan atau simpang jalan yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan hambatan yang

Tujuan penelitian adalah menyusun model pendugaan pertumbuhan diameter, tinggi, dan volume; menganalisis nilai riap rata - rata tahunan dan nilai riap tahunan berjalan;

Hasil dari masing-masing tahap sebagai berikut, ahli materi : 93.75, ahli media 90.0, ahli desain pembelajaran 82.5 sedangkan field test : 99.75 Berdasarkan proses

yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem. yang ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan induk ikan betok jantan dan betina dimedia air gambut pada pemijahan secara semi buatan yang dapat

Pilihlah salah satu option pada setiap nomor yang paling tepat untuk menggambarkan kinerja dari Guru Anda dengan memberikan tanda silang pada huruf a, b, c atau d dalam lembar

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu