BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kerja Praktek
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia di dunia, tempat dimana manusia berlindung dari panas dan hujan. Atas dasar itu kita memperoleh manfaat atas bangunan tersebut, selain bangunan dalam hal ini rumah, pemiliknya
pun memperoleh manfaat atas bumi, yakni dimana bangunan tersebut berdiri. Karena pemiliknya memperoleh manfaat atas bumi dan bangunannya maka
pemilik tersebut menjadi subjek pajak bumi dan bangunan.
Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas manfaat yang diperoleh dari bumi dan bangunan. Pajak bumi dan bangunan terutang saat
keadaan objek PBB pada tanggal 01 Januari untuk suatu tahun pajak tertentu, yakni dalam jangka waktu satu tahun takwim. Dalam satu tahun pajak tersebut
pemilik bumi dan bangunan wajib membayar dan melaporkan kewajiban atas terutangnya pajak bumi dan bangunan. Jika pemilik tidak melakukan kewajiban perpajakan pajak bumi dan bangunan, maka pemilik tersbut akan dikenakan
denda.
Agar dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dalam hal pajak bumi dan
bangunan, wajib pajak yang merupakan subjek PBB harus memiliki nomor objek pajak atas bumi dan bangunan yang dimilikinya. Nomor objek pajak ini merupakan identitas atas kepemilikan bumi dan bangunan yang dimiliki
2
Wajib pajak dapat memperoleh nomor objek pajak atas kepemilikan bumi dan bangunannya dengan cara mengajukan permohonan data baru ke kantor pelayanan
pajak dimana objek pajak tersebut terdaftar.
Selain itu, ada pula objek pajak yang diperoleh dari membeli sebagian lahan
objek pajak pemilik lain. Maka orang yang membeli sebagian lahan objek pajak lain itu pun, akan menjadi subjek pajak bumi dan bangunan yang baru, yaitu merupakan subjek pajak dari objek pajak pecahan pemilik sebelumnya. Atas
transaksi ini, pemilik baru dari objek pajak pecahan tersebut harus mengajukan permohonan mutasi sebagian agar memperoleh nomor objek pajak untuk bumi
dan bangunan yang dibelinya. Karena jika tidak mengajukan permohonan mutasi sebagian, maka pajak yang terutangnya akan tetap menjadi kewajiban objek pajak induk. Hal ini dapat merugikan pemilik sebelumnya, karena dia harus membayar
kewajiban perpajakan atas manfaat yang diperoleh orang lain.
Penyelesaian permohonan-permohonan diatas, di kantor pelayanan pajak
diselesaikan atau akan diproses di seksi ekstensifikasi perpajakan. Para pelaksana seksi ekstensifikasi akan memproses berkas-berkas permohonan penyelesaian pajak bumi dan bangunan sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh wajib
pajak. Dimulai dengan proses pencatatan surat permohonan, pencatatan ini bertujuan untuk mengawasi siapa wajib pajaknya, apa jenis permohonannya
sampai perkiraan waktu penyelesaian berkas permohonannya.
Berdasarkan pantauan penulis, untuk tahun pajak 2010 dan sebelumnya, seksi ekstensifikasi di kantor pelayanan pajak pratama bandung cicadas masih
dilakukan pada sebuah buku. Kelemahan dari proses pencatatan di buku ini adalah jika ada lembaran yang terlepas dari buku, maka akan menyulitkan jika suatu saat
dibutuhkan. Selain itu pula sulitnya pengawasan terhadap berkas-berkas yang telah diselesaikan pada tahun 2010 jika dicari pada tahun pajak 2011. Kelemahan
tersebut pernah di alami oleh penulis ketika wajib pajak mencari berkas permohonan untuk tahun pajak 2010, dimana harus mencocokan nomor pelayanan yang dimiliki wajib pajak dengan yang tercatat didalam buku penjagaan surat
permohonan.
Tetapi untuk tahun pajak 2011, seksi ekstensifikasi telah melakukan
pencatatan secara komputerisasi. Pencatatan ini sangat memudahkan para pelaksana dalam monitoring surat permohonan dari wajib pajak. Jika suatu saat diperlukan data yang akan dicari, hanya tinggal memasukkan nomor pelayanan,
yang secara otomatis akan diketahui nama wajib pajaknya, jenis permohonannya dan tanggal selesainya penyelesaian berkas permohonan tersebut sesuai dengan
nomor pelayanan yang dimasukkan dalam kotak pencarian.
Dengan adanya sistem komputerisasi dalam hal perekaman surat permohonan pajak bumi dan bangunan, sangat memudahkan para pelaksana dalam proses
penyelesaian berkas-berkas permohonan pajak bumi dan bangunan. Tetapi sistem komputerisasi tetap menghadapi masalah, yakni dengan adanya virus di komputer
yang dapat menyerang file tersebut. Akan tetapi setiap hari file tersebut di update dan disimpan di komputer lainnya.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui prosedur
4
melaksanakan praktek kerja lapangan dan melaporkan hasil kerja praktek pada seksi ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas sesuai
dengan yang penulis kerjakan. Adapun judul dari laporan kerja praktek ini adalah “Tinjauan Atas Prosedur Penyelesaian Mutasi Sebagian Pajak Bumi Dan
Bangunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.”
1.2Tujuan Kerja Praktek
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, pelaksanaan kerja praktek ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui prosedur serta dokumen-dokumen yang digunankan dalam penyelesaian mutasi sebagian Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.
2. Untuk mengetahui proses perekaman surat permohonan mutasi sebagian Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Untuk mengetahui alur sistem penyelesaian mutasi sebagian Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.
1.3Kegunaan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Mahasiswa
1. Sebagai suatu ajang untuk pembelajaran diri tentang dunia pekerjaan. 2. Sebagai suatu pembelajaran diri dalam bidang perpajakan, khususnya
dalam hal mutasi sebagian Pajak Bumi dan Bangunan. b. Bagi Instansi
1. Sebagai suatu media untuk mempromosikan dan memberikan
gambaran tentang prosedur mutasi sebagian Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Sebagai salah satu media mendeskripsikan pelayanan pajak, khususnya dalam prosedur Mutasi Pajak Bumi dan Bangunan.
c. Bagi Pembaca
1. Sebagai salah satu media untuk menjelaskan prosedur pengurangan pajak bumi dan bangunan sesuai dengan undang-undang perpajakan
yang berlaku,
2. Dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi referensi khususnya bagi pihak yang mengkaji topik-topik informasi perpajakan
terutama mengenai prosedur pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
1.4Metode Kerja Praktek
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan metode Block Release, yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada jangka waktu tertentu
6
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas selama 1 bulan atau 25 hari kerja.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan ( Field Research )
Studi Lapangan yaitu peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang diambil langsung dari perusahaan), Dalam hal ini yaitu data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Cicadas, yaitu dengan cara: a. Pengamatan ( Observasi )
Dimana penulis mendatangi objek langsung yang akan diteliti untuk melakukan pengamatan guna menghimpun data yang sebenarnya dari sistem sedang berjalan.
b. Wawancara ( Interview )
Dimana penulis melakukan tanya jawab dengan staf dan karyawan pada
Seksi Ekstensifikasi di KPP Pratama Bandung Cicadas serta bagian lainnya yang terkait.
2. Studi Kepustakaan ( Library Research )
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku-buku karya ilmiah dan koleksi perpustakaan yang berkaitan dengan masalah
1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek ini bertempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Cicadas yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta No. 781 Bandung. Dan ditempatkan di Seksi Ekstensifikasi.
Adapun waktu yang digunakan untuk melaksanakan kerja praktek ini dimulai pada tanggal 04 Juli 2011 sampai dengan 05 Agustus 2011.
Tabel 1.1
Aktivitas Kerja Praktek
NO AKTIVITAS HARI WAKTU
1. Aktivitas Kerja Praktek Senin –Jum’at 07.30 – 17.00 WIB
2. Istirahat Senin –Jum’at 12.00 – 13.00 WIB
8
2. Bimbingan di tempat
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
1.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas
Sejarah pajak awalnya berasal dari Negara Perancis pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte. Pada masa itu Negara Belanda dijajah oleh Negara Perancis.
Sistem pajak yang di terapkan pula oleh Belanda kepada Indonesia. Pada saat
Belanda menjajah Indonesia dimana pada saat itu disebut “Oor Longs-Overgangs Blasting” (Pajak Penghasilan).
Pemungutan pajak oleh Pemerintah Belanda dilaksanakan disuatu badan yaitu “Deinspetie van Vinancian” yang kemudian diganti namanya menjadi “Zeinenbu” oleh Pemerintah Jepang pada tanggal 15 Maret 1942. Pada tanggal
15 Agustus 1942 nama tersebut diganti menjadi “Kantor Inspeksi Keuangan” dan
berkantor di Gedung Concordia (Sekarang Gedung Merdeka) Jalan Asia Afrika.
Lalu pada tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Bandung Selatan di Kabupaten Soreang.
Setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda I, Belanda menyerang kembali dengan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, Kantor
Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Tasikmalaya.
Setelah berakhirnya Agresi Militer II, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung yang berada di Tasikmalaya di kembalikan ke Bandung pada tanggal 17
10
diserahterimakan oleh Menteri Keuangan Mr. Safrudin Prawiranegara, dan kemudian menunjuk Koesoemosarminto sebagai Kepala Kantor Inspeksi
Keuangan Bandung yang pertama, berkantor di km “0” (Groofpostweg) saat ini Jalan Asia Afrika No.114.
Sejak tahun 1968,Kantor Inspeksi Keuangan berganti nama menjadi Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Pada tanggal 1 Agustus 1980, Kantor Inspeksi Pajak Bandung dibagi menjadi dua yakni Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat dan
Kantor Inspeksi Bandung Timur. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-48/KMK/1988 tanggal 19 Januari 1988 dibentuklah
kantor baru yang diberi nama Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah yang beralamat di Jl. Purnawarman No.21 dengan Kepala Kantor Drs. Untung Rivai, sejak berlakunya keputusan mentri keuangan tersebut, maka Kantor Inspeksi
Pajak yang berada di Bandung dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat
2. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur 3. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 23 Maret 1998 No. Kep-276/KMK.01/1998, struktur organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pajak dirombak dan berubah nama menjadi Kantor
Pelayanan Pajak (KPP). Dengan demikian pesatnya perkembangan wilayah, maka dipandang perlu adanya wilayah kerja agar dapat memaksimalkan penerimaan
Perkembangan Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Bandung telah
berkembang menjadi enam KPP,yakni:
a. KPP Bandung Bojonagara, Jl. Asia Afrika No.114
b. KPP Bandung Karees, Jl. Kiaracondong No.372
c. KPP Bandung Cimahi, Jl. Raya Barat No.574 d. KPP Bandung Cibeunying, Jl. Punawarman No.21
e. KPP Bandung Cicadas, Jl. Soekarno Hatta No.781
f. KPP Bandung Tegalega, Jl. Soekarno Hatta No.216
Pada bulan Maret 2006 Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat Seksi II
membawahi Sembilan KPP meliputi lima KPP di Bandung, yaitu:
a. KPP Bandung Bojonagara, Jl. Asia Afrika No.114 b. KPP Bandung Karees, Jl. Kiaracondong No.372
c. KPP Bandung Cibeunying, Jl. Punawarman No.21
d. KPP Bandung Cicadas, Jl. Sokarno Hatta No.781
e. KPP Bandung Tegalega, Jl. Soekrno Hatta No.216
1.1.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Cicadas di Era Pra Modern
Pada dasarnya KPP Bandung Cicadas adalah lembaga pelaksana Dirjen Pajak
yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan Operasional Pelayanan Perpajakan. KPP Bandung Cicadas beralamat di Jl. Soekarno Hatta No.781 Bandung. KPP
Bandung Cicadas menempati sebuah gedung berlantai empat, yang semula diperuntukan untuk Kanwil IX DJP Jawa Barat Seksi II. Sebagai KPP baru, Kepala Kantornya dilantik pada tanggal 24 Februari 2002, dan Kasi, Kasubag
12
Pada Dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas adalah unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan
kegiatan Operasional Pelayanan Perpajakan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli
2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak serta Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan, memutusakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying yang semula wilayahnya meliputi wilayah Cibeunying dan
wilayah Ujung Berung dipecah menjadi dua Kantor Pelayanan Pajak lama dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas sebagai Kantor Pelayanan Pajak baru dengan wilayah kerja meliputi: Kecamatan Cibiru, Arcamanik, Cicadas, Ujung
Berung dan Cimenyan.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas menempati sebuah gedung baru
berlantai empat, yang semula diperuntukkan untuk Kanwil IX DJP Jawa bagian Barat II sejak tahun 2002.
Sebagai Kantor Pelayanan Pajak baru, Kepala Kantornya dilantik pada bulan
April 2002 dan untuk sementara sambil melakukan pembenahan gedung baru tersebut Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas berkantor di Aula Kantor
Pelayanan pajak Bandung Cibeunying.
Umum dengan konsep mengutamakan dan, memudahkan pelayanan, kenyamanan, keamanan, keindahan, keterpaduan antar seksi,dan keterbukaan.
1.1.2 Sejarah KPP Pratama Bandung Cicadas di Era Modern (KPP Pratama)
Untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama pertama kali dibentuk melalui keputusan Menteri Keuangan No. 254/KMK.01/2004 di lingkungan Kanwil DJP Jakarta 1 (kini Jakarta Pusat). Kemudian dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.55/PMK.01/2007 ditetapkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama dilingkungan Kantor Wilayah DJP yang ada di pulau Jawa dan Bali secara bertahap saat mulai
beroperasi sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.Dan pada tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.
Keterbukaan itu diwujudkan dengan membuat partisi antar seksi yang tingginya hanya 120 cm, sehingga adanya saling control antara satu seksi dengan
seksi lainnya. Begitu juga dengan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), didesain sedemikian rupa dengan mencontoh Counter bank dan Hotel.
Untuk pengamanan terhadap peralatan computer di Tempat Pelayanan
Terpadu, maka monitor komputer di Tempat Pelayanan terpadu ditanam di dalam meja, ruang Tempat Pelayanan terpadu juga dilengkapi dengan meja serba-serbi
untuk Wajib Pajak, meja pelayanan pelanggan (customer service) dan penyediaan space bank untuk masa yang akan datang.
Untuk mempersiapkan satu Kantor Pelayanan Pajak masa depan,ruang kepala
14
tersedia dapur kering, lemari pakaian dan sebagainya, hal ini adalah antisipasi apabila ada Kepala Kantor yang baru pindah (jadi tidak perlu sewa Hotel). Sistem
Pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu dilakukan sebagaimana di Bank Swasta, tanpa istirahat. Untuk memantau keadaan di Tempat Pelayanan Pajak dipasang
TV monitor yang berhubungan langsung dengan ruang kepala kantor.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Pratama Cicadas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan Pemeriksaan Sederhana
terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung
Lainnya (PTLL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
tanggal 23 Maret 1988 Nomor Kep-276/KMK.01/1998, struktur Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak dirombak dan berubah nama menjadi Kantor
Pelayanan Pajak (KPP). Dengan demekian pesatnya perkembangan wilayah, maka di pandang perlu adanya pembagian wilayah kerja agar dapat dimaksimalkan penerimaan dari sektor pajak.
1.2Stuktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas Pengertian Organisasi secara luas merupakan penentuan pengelompokan serta pengaturan dari berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan. Organisasi harus dapat menampung dan mengatasi aktivitas perusahaan. Pada perusahaan yang besar
unit yang terkecil atau sub organisasi. Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara
atasan dengan bawahan. Masing-masing fungsi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan
sasaran dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja.
Dengan demikian struktur organisasi dapat mencerminkan tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan didukung oleh urusan yang baik, sehingga dapat
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami beberapa kali
perubahan terakhir dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor. 433/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Kemudian sejalan
dengan karakteristik wajib pajak yang dikelola, organisasinya diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 587/KMK.01/2003, selanjutnya diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 254/KMK.01/2004 dan No.
132/KMK.01/2006. Setelah adanya perubahan peraturan ini, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas menjadi semakin mudah
dimengerti, paradigma organisasi berdasarkan fungsi berbeda dengan sebelumnya yang berdasarkan jenis pajak, merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor
16
(Karipka). Adapun struktur organisasi untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan tersebut sebagai
berikut :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pelayanan
3. Seksi Pengolahan Data dan Infomasi 4. Seksi Penagihan
5. Seksi Pengawasan dan konsultasi I 6. Seksi Pengawasan dan konsultasi II
7. Seksi Pengawasan dan konsultasi III 8. Seksi Pengawasan dan konsultasi IV 9. Seksi Pemeriksaan
10.Seksi Ekstensifikasi
11.Tenaga Fungsional dan Pemeriksaan
1.3Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan
Berdasarkan sturuktur organisasi yang telah dijelaskan diatas, berikut adalah
uraian tugas dan tanggung jawab dari organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan penyuluhan (membina karyawannya yang ada di wilayah
b. Melakukan peningkatan pelayanan,
c. Melakukan pengawasan (pemeriksaan dan penagihan), termasuk
mengawasi jalannya kegiatan operasional perpajakan, yaitu :
(1) Pajak Penghasilan (PPh),
(2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
(3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),
(4) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
(5) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan
(6) Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL)
d. Menerima laporan kerja dari setiap seksi dan membuat kegiatan operasional Kantor Pelayanan Pajak Wilayah Jawa Barat.
2. Sub Bagian Umum
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan urusan kepegawaian;
18 3. Seksi Pelayanan
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak dengan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,
c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya,
d. Penyuluhan perpajakan,
e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak,
f. Kerjasama perpajakan.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Pengumpulan dan pengolahan data
b. Penyajian informasi perpajakan,
c. Perekaman dokumen perpajakan,
d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan,
e. Pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB,
g. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling,
h. Penyiapan laporan kinerja.
5. Seksi Penagihan
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Pelaksanaan dan penatausahaan secara aktif,
b. Piutang pajak,
c. Penundaan angsuran tunggakan pajak,
d. Mempersiapkan teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa.
6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak, melalui pemanfaatan datan dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT)
atau Sistem Informasi DJP (SIDJP),
b. Bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak,
c. Konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak
d. Analisis kinerja Wajib Pajak, serta
20
f. Memonitor penyelesaian pemeriksaan pajak dan proses keberatan,
g. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku,
h. Membantu Wajib Pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan,
i. Melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak dalam membuat company profile, dan
j. Menyelesaikan permohonan surat keterangan yang diperlukan Wajib Pajak
7. Seksi Pemeriksaan
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana pemeriksaan,
b. Pengawasan aturan pelaksanaan pemeriksaan,
c. Penerbitan dan penyaluran SP3 (Surat Perintah Pelaksanaan Pemeriksaan
Pajak),
d. Administrasi perpajakan lainnya.
8. Seksi Ekstensifikasi
Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
b. Pendataan objek dan subjek pajak,
c. Penilaian objek pajak
d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan.
9. Kelompok Tenaga Fungsional Terdiri dari :
a. Penjabat Fungsional Pemeriksa : Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan.
b. Pejabat Fungsional Penilai : Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.
2.4Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas Pada dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas adalah
lembaga pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan opersional pelayanan perpajakan.
Kantor Pelayanan Pajak Bandung Pratama Cicadas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan Pemeriksaan Sederhana terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
22
Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas adalah memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak dengan memenuhi
semua kebutuhan Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan prosedurnya dan tata
kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas, yang terdiri dari aspek-aspek kegiatan antara lain :
1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan
melalui prosedur yang mudah dan sistematis.
2. Melakukan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan
konsultasi dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.
3. Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak
pertambahan nilai dan penerapan sanksi administrasi perpajakan dengan mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lain dalam rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan
penatausahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran massa
PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak tidak langsung lainnya.
4. Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan pada Bab III serta data yang diperoleh penulis, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. mutasi sebagian yakni permohonan diterbitkannya nomor objek pajak atas
lahan yang dimiliki dari kegiatan jual beli atau pun dari hak waris, tetapi hanya sebagian dari total keseluruhan lahan yang di perjualbelikan ataupun
diwariskan. Permohonan mutasi sebagian ini bertujuan untuk memperlancar pendataan oleh direktorat jenderal pajak dimana adanya peralihan kepemilikan lahan antar wajib pajak atas transaksi jual beli tanah dan bangunan maupun
dari warisan. Dengan tujuan agar lahan yang diperolehnya memiliki nomor objek pajak, sehingga ikut memenuhi kewajiban perpajakan dengan membayar
pajak bumi dan bangunan. Selain itu, agar objek pajak induknya terutang sesuai dengan lahan sisa yang telah dibeli ataupun diwariskan. Dalam prosedur penyelesaian permohonan mutasi sebagian telah berjalan sesuai
dengan standard operating procedure. Dalam pelaksanaannya diawali dengan permohonan oleh wajib pajak, kemudian diproses oleh para pelaksana sesuai
34
dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses penyelesaian muatsi sebagian adalah:
a. Fotokopi KTP
b. Surat Pemberitahuan Objek Pajak
c. Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak d. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang e. Fotokopi Akta Jual Beli
f. Fotokopi Sertipikat
2. Proses perekaman surat permohonan mutasi sebagian ini mengguanakan
program Microsoft Excel, dimana para pelaksana tinggal menginputkan data yang ada di surat permohonan yang terdiri dari tanggal surat, nomor pelayanan, nama wajib pajak, nomor objek pajak, jenis permohonan dan
petugas yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan permohonan tersebut, yang diakhiri dengan pendisposisian surat permohonan untuk disetujui oleh
kepala seksi Ekstensifikasi agar segera dikerjakan.
3. Alur sistem penyelesaian mutasi sebagian merupakan gambaran dari prosedur penyelesaian pemohonan mutasi sebagian pajak bum dan bangunan, yang
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cicadas, bahwa prosedur penyelesaian mutasi sebagian pajak bumi dan bangunan telah sesuai dengan standard operating procedure. Tetapi untuk proses perekaman permohonan
mutasi tersebut harus diperhatikan dengan baik. Karena system komputerisasi sangat rentan sekali dengan ancaman virus komputer. Sehingga perlu perhatian
khusus agar tidak kehilangan data yang telah di input.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka langkah yang harus di
ambil adalah dengan mengupdate anti virus di komputer secara berkala dan membuat duplikat dari proses perekaman di komputer lainnya.
Selain itu pula perlu diperhatikan waktu perkiraan dalam penyelesaian
permohonan mutasi sebagian tersebut. Agar tidak ada keluhan dari wajib pajak karena belum selesainya permohonan tersebut. Terkadang proses penyelesaian
TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYELESAIAN MUTASI SEBAGIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA BANDUNG CICADAS
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi
Oleh :
DANI SONJAYA 21108059
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Ofset.
Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia konsep & aspek formal.
Yogyakarta: Graham Ilmu.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010).
Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas
Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.
Company Profile Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Data Penulis Selama PKL.
Undang-Undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
Laporan kerja praktek ini berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYELESAIAN MUTASI SEBAGIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CICADAS”, yang disusun sebagai syarat mata kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi Strata I
Program Studi Akuntansi.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan penulis dalam hal
ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu
kelancaran dalam penyusunan laporan kerja praktek ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi, 4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan support demi kelancaran dalam proses penyelesaian laporan kerja praktek ini,
5. Andang Sri Suka Darodjati., selaku Kepala Seksi Ekstensifikasi serta
Pembimbing Perusahaan yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan di dunia kerja,
6. Seluruh Pelaksana seksi Ekstensifikasi, Mas Tyo, Mas Irul, Pak Harmadi, Pak Maya, Pak Acep, Mas Leo, yang telah membantu dan memberi pengalaman di dunia kerja,
7. Keluargaku yang tercinta, Bapak, Mamah, dan Adikku tercinta yang selalu memberi support agar segera terselesaikannya laporan kerja praktek ini.
8. Sahabat-sahabat, Amel, Nuii, Intan, Fiki, Kira, Tika, yang selalu memberikan semangat,
9. Teman-teman, Alan, Ahmad, Fanny, Tresna, Septy, Lina, Indar, makasih
ya teman,
10.Kawan-kawan di Paduan Suara Mahasiswa Unikom, Diana, Jaka, Lina,
Suci, Sandy, The Putri, Ivy, Leo, yang member semangat pada penulis. 11.Semua Pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan kerja praktek yang tidak dapat saya
iv
Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam laporan kerja praktek ini memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca pada umumnya. Akhir kata, penulis panjatkan do’a kepada Allah
SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan
kepada penulis akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. “Amiin Yaa Robbal Alamiin”
Bandung, Desember 2011