• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di Desa Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di Desa Girsang Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita

(Study Deskriptif Di Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh:

CHRISTON.R.E. SIHOMBING 050905001

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh:

Nama : Christon.r.e. Sihombing

Nim : 050905001

Judul : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita(Study DeskriptifDi Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

Medan, September 2010

Pembimbing Ketua Departemen

(Nurman Ahmad S. Sos, M. Soc) (Drs Zulkifli Lubis,M.A) NIP. 196711181995121002 NIP. 196401231990031001

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan

Oleh:

Nama : Christon.r.e. Sihombing

Nim : 050905001

Judul : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita (Studi Deskriptif Di Desa Girsang. Kec. Girsang Sipangan Bolon Parapat)

Pada Ujian Komprehensif Yang Dilaksanakan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Tim Penguji terdiri dari:

1. Ketua : Drs. Irfan Simatupang.M.Si ( )

2. Anggota I : Dra. Sri Alem Br Sembiring. M.Si ( )

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segenap hati,sebab karena kasih dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah : Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di Desa Girsang Kecamatan Girsang

Sipangan Bolon Parapat Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.Si, selaku Ketua Jurusan Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

abang yang sering saya sebut pada waktu di luar jam kampus christon tidak bisa berbuat kepada bapak selain berterimah kasih.

4. Bapak Drs. Irfan, M.si selaku ketua penguji pada saat penulis seminar dan juga sebagai penguji tamu pada saat penulis sidang atau meja hijau, Terimah kasih banyak ya Pak………..Sudah bayak memberikan masukan dan informasi mengenai data-data kelengkapan yang berkenaan dengan skripsi penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan.

5. Bapak Drs. Ermansyah M.hum, selaku dosen wali penulis yang mengarahkan dan memberikan dorongan serta masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Buat para seluruh staf dan pegawai yang berada di lingkungan civitas Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Bapak Muller Sinaga selaku lurah desa Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah banyak memberikan Informasi dan data kepada penulis.

(6)

juga berdoa kepada tuhan agar mama selalu berada disisi yang maha pencipta Thanks ya ma…….. atas kebaikan mama yang telah melahirkan christon

hingga besar dan disekolahkan sampai tinggi- tinggi walaupun Mama tidak sempat melihat christon ini selesai dalam perkuliahan.Terimah kasih juga kepada bapak yang telah memberikan kesabaran dan ketabahan serta telah memberikan dorongan dan kasih sayang, serta materi kepada penulis seatas peninggalan ibunda tercinta,Dang bermodalhon pangkat hamu Bapa/Oma lao mambahen au gabe seorang sarjana alai holan bermodal hon Basan

dohot pakkur munai do mambahen au boi gabe Sarjana, Tamingangkon

au da bapa dung sae sian parsikkolaonkhon asa boi au dapotan Karejo.

9. Secara khusus buat adek-adek ku yang manis dan ganteng (Eben Ezer Sihombing) yang lagi sedang dalam perkuliahan baik-baik ya, kuliah ingat

(7)

10.Buat opungku yang kusebut sebagai mama tiri karena selalu cerewet terhadap penulis, doakan aku ya oppung agar christon cepat dapat kerja.

11.Buat Tulangku dan Nantulangku yang sering memberikan dorongan dan motivasi agar penulis cepat keluar dalam perkuliahan, thanks ya tulang dan nantulang atas dorongan yang kalian berikan kepada christon selama ini. 12.Buat tanteku yang ada di jambi Thanks ya Tante….atas dorongan dan

nasehat-nasehat yang diberikan tante selama ini, christon tak akan lupa semua nasehat yang tante berikan itu kepadaku.

13.Buat teman-temanku di Jurusan Antropologi Sosial :(marsono marsel sihotang Ssos, Tuti rahmawaty naibaho, bambang napitupulu,santi maria hutapea,minar wati sinaga,fauji akbar, andre,tasbin,Darwin,yang lagi penyusunan skripsi,dan buat adek-adek ku boby candra,edy, parlaungan, ramles, berkat, boy,herman dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu makasih ya atas motivasinya dan doanya.

14.Buat Teman-temanku yang ada Di Pondok Bethany Camp Dangil sitorus, ady mery, marta, amir, adit, Rafael, esso, Rolas yang selalu tukang pangkas penulis apabila rambut penulis panjang dan tak lupa ucapan terima kasih kepada pemilik Kost yang sudah penulis anggap sebagai kakak kandung Kak Nurhaini Br Purba Thanks ya kak atas tempat yang kakak berikan kepada christon.

(8)

baik Thanks Ya Cayang, atas nasehat yang diberikan cayang kepada abang, semoga hubungan pertemanan kita ini bisa kearah yang lebih serius dan lebih matang.

16.Terima kasih untuk semua belah pihak yang dengan sengaja atau tidak sengaja membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan penulis, untuk itu dengan kerendahan hati penulis membuka diri terhadapan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, September 2010 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN……….i

HALAMAN PENGESAHAN……….ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL………...xi

ABSTRAK………..xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Rumusan Masalah………....6

1.3 Lokasi Penelitian……….6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………7

1.5 Tinjauan Pustaka………..7

1.6 Metode Penelitian………..12

1.6.1. Tipe Peneltian………..12

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data………..12

1.7 Analisa Data………...15

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Lokasi dan lingkungan Alam……….16

2.2 Sejarah dan Sistem Pemerintahan………..17

(10)

2.2.2 Sistim Pemerintahan Desa………..18

2.3 Pola Pemukiman Penduduk………...23

2.4 Agama………24

2.5. Keadaan Penduduk………...25

2.5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin…………..25

2.5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan………...….27

2.5.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata pencaharian Hidup………29

2.6 Sarana Dan Prasarana………...30

2.6.1 Sarana Angkutan...30

2.6.2 Sarana Peribadatan………..31

2.6.3 Sarana Kesehatan………....31

2.6.4 Sarana Komunikasi……….32

2.6.5 Sarana Olahraga Dan Rekreasi………...33

2.7 Sistim Kemasyarakatan ………...…33

2.7.1 Sistim Kekerabatan………33

2.7.2 Kelompok Kekerabatan……….36

2.7.3 Sistim Kepemimpinan………...37

BAB III : Kesehatan Masyarakat, Gizi, Pola Makan, Dan Anak Balita 3.1 Kesehatan Masyarakat………...39

3.2 Pengertian Gizi………..39

(11)

3.4 Pemberian Makanan Dan Gizi Pada Anak Balita………..43

3.5 Pengukuran Status Gizi Masyarakat………..……54

3.6 Fungsi Gizi Pada Anak Balita…….………...56

BAB IV : Peranan Keluarga Dan Pola Pemberian Makanan Pada Anak Balita 4.1 Peranan Keluarga Dalam Pengasuhan Anak Balita……….….63

4.2 Pendapatan Keluarga………68

4.3 Status Ibu Balita Yang Bekerja……….70

4.4 Pengaruh Makanan Pada Anak Balita………...………...74

4.5 Pola Konsumsi Makanan Pada Anak Balita……….76

BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan………83

5.2 Saran……….….84 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel I : Jenis bangunan Rumah………..23

2. Tabel II : Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut………..24

3. Tabel III : Disribusi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin…………...26

4. Tabel IV : Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan……….28

5. Tabel V : Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup…………...29

6. Tabel VI : Jumlah dan Jenis Kendaraan Di Kelurahan Girsang………...30

7. Tabel VII : Sarana Kesehatan………...31

8. Tabel VIII : Sarana Komunikasi Di kelurahan Girsang………32

(13)

ABSTRAK Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi Sosial

Christon.Rindu.Endy.Sihombing, 2010. Judul Skripsi :Pengaruh Orang

Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita. Skripsi ini Terdiri Dari 5 Bab,

84 Halaman 9 Daftar tabel Dan 1 Bagian Bagan.

Setiap orang memerlukan makanan yang baik yaitu makanan yang mengandung gizi baik. Jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang yang menjadi sumber masukan zat gizi bagi tubuh ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor sosial, budaya, kebiasaan, kesukaan, pengetahuan dan tingkat pendidikan, maupun faktor ekonomi. Faktor-faktor gizi pada anak balita dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi ibu, selain kondisi tersebut tingkat ekonomi keluarga juga mempengaruhi status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mengungkapkan bagaimana Pengaruh Orang Tua Terhadap pemberian gizi pada anak balita di desa girsang kec Girsang Sipangan Bolon Parapat.

(14)

ABSTRAK Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi Sosial

Christon.Rindu.Endy.Sihombing, 2010. Judul Skripsi :Pengaruh Orang

Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita. Skripsi ini Terdiri Dari 5 Bab,

84 Halaman 9 Daftar tabel Dan 1 Bagian Bagan.

Setiap orang memerlukan makanan yang baik yaitu makanan yang mengandung gizi baik. Jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang yang menjadi sumber masukan zat gizi bagi tubuh ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor sosial, budaya, kebiasaan, kesukaan, pengetahuan dan tingkat pendidikan, maupun faktor ekonomi. Faktor-faktor gizi pada anak balita dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi ibu, selain kondisi tersebut tingkat ekonomi keluarga juga mempengaruhi status gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan atau mengungkapkan bagaimana Pengaruh Orang Tua Terhadap pemberian gizi pada anak balita di desa girsang kec Girsang Sipangan Bolon Parapat.

(15)

Kata kunci: Pengetahuan orang tua akan gizi, pendapatan keluarga dan pola konsumsi Makanan Pada Anak balita.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang masalah

Kondisi Kesehatan masyarakat Indonesia saat ini sedang terpuruk. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan kasus-kasus gizi buruk di berbagai daerah di Indonesia, dan kondisi inimenambah situasi rumit karena belum tuntasnya masalah kesehatan lain seperti penyakit infeksi, campak, polio, diare, tbc dan ada kecenderungan meningkatnya penyakit kecenderungan meningkatnya penyakit degeneratif di beberapa wilayah Indonesia. Lebih jauh di jelaskan bahwa keadaan ini mungkin disebabkan rendahnya kesadaran penduduk Indonesia untuk hidup sehat, ditambah dengan keadaan perekonomian negara yang tidak stabil.

Peningkatan jumlah anak balita yang mengalami kurang gizi sangat mengejutkan sejak tahun 2005 ditemukan 1,8 juta balita menderita kurang gizi, dalam jangka waktu yang sangat singkat (2006) menjadi 2,3 balita mengalami kurang Gizi,sementara 5 juta lebih anak balita mengalami kurang gizi telah dialami negara Indonesia dari tahun 2000 dan terus meningkat sampai sekarang ini semua di tandai dengan krisis ekonomi yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada tahun 1998.(http///www.gizi.net).

(16)

terlepas dari keadaan ekonomi dalam memberikan gizi yang dibutuhkan oleh anak balita dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

Sampai saat ini penderita kurang gizi sudah mencapai 5 juta anak yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.rata-rata yang mengalami kurang gizi adalah anak-anak terutama balita. Data yang di peroleh dari badan pengantar statistik(Bps) menyatakan bahwa jumlah kasus kurang gizi meningkat 100 % secara terus menerus tiap tahunnya, sedangkan dengan data yang di peroleh di daerah Sumatera dan Jambi adalah daerah yang rawan kekurangan gizi. Dengan meninjau dan mengadakan pengecekan langsung keseluruhan kabupaten yang ada di sumatera yang mengalami kekurangan gizi mencapai 789 balita di tahun 2007 yang meningkat dari tahun sebelumnya.

(17)

kata lain, semakin tinggi pendapatan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya maka akan semakin naik statusnya dalam masyarakat dan begitu sebaliknya.

Kita dapat melihat sebagai salah satu contoh yaitu dari segi tingkat pemenuhan gizi pada anak balita yang terjadi di desa Girsang di mana desa ini masih terjadi kekurangan gizi pada anak balitanya, yang mana faktor utamanya adalah kurangnya pengetahuan orang tua yang tidak mengerti tentang gizi sehingga menyulitkan orang tua atau para ibu dalam pemenuhan gizi yang di butuhkan anak balita tersebut. Hal ini menjadi dampak dan faktor yanh kurang memadai dan rendahnya pengetahuan keluarga tentang gizi, karena jika keadaan pendidikan yang dimiliki keluarga berada di atas rata-rata kurang memadai maka tidak terpenuhilah keadaan gizi yang kurang baik dan begitu juga sebaliknya apabila orang tua mengerti tentang gizi maka orang tua tersebut akan memberikan gizi yang terbaik pula bagi balita mereka agar balita mereka dapat sehat. Dari situasi ini kita dapat melihat betapa berpengaruhnya pendidikan dan perhatian keluarga dalam pemenuhan gizi pada anak balita ataupun keluarga yang mencintai balita tersebut.

(18)

Kondisi kurang gizi seseorang cenderung menjadi rujukan dalam pemenuhan kesehatannya dalam masyarakat. Hal ini didasari pada salah satu kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan atau pengetahuan, prestise atau kekuasaan.selain faktor pekerjaan pendapatan dan pendidikan, lainnya yang di ikut sertakan oleh beberapa ahli adalah perumahan, kesehatan dan sosialisasi dalam lingkungan bermasyarakat.

Anak adalah sebuah cinta kasih sepasang suami istri maka orang tua harus bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya. Kesejahteraan anak yaitu keadaan hidup menyandang keamanan, ketentraman, dan kemakmuran bagi anak-anak baik rohani maupun jasmani ( Depsos RI,1990:12). Keadaan sejahtera akan tercapai apabila kebutuhan anak baik rohani maupun jasmani dapat di penuhi, maka untuk itu di perlukan suatu usaha dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu bisa dengan cara meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga atau orang tua.

(19)

Masalah gizi pada anak hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan dan penanggulangannya harus dari berbagai faktor diantaranya: kurangnya pendidikan dan pengetahuan otang tua, motivasi, dan partisipasi. Motivasi yang dimaksud disini adalah besarnya dorongan orang tua untuk mengetahui besarnya peranan gizi bagi kesehatan anak-anaknya. Partisipasi disini adalah keikut sertaan para orang tua untuk berperan penting untuk menjaga kesehatan anak-anaknya untuk terpenuhinya gizi yang seimbang.

(20)

keadaan lelah dan lebih otomatis tidak sanggup memperhatikan penuh dalam pertumbuhan anak balita tersebut. ( Data Puskesmas Desa Girsang).

1.2RUMUSAN MASALAH

Dalam masalah yang hendak penulis hadapi dalam penulisan proposal ini akan menguraikan sebuah rumusan masalah Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak yang merupakan kunci sebagai pedoman dalam tujuan

penulisan proposal ini, hingga dapat di selesaikan dengan baik. Adapun rumusan masalah yang hendak di jabarkan sebagai penulis yaitu :

1. Bagaimana Peran orang tua memberikan gizi yang baik terhadap anak balitanya?

2. Bagaimana tingkat pengetahuan dan pengaruh orang tua terhdap pemberian gizi pada anak balita di Desa Girsang.

1.3LOKASI PENELITIAN

(21)

1.4TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan faktor-faktor pemberian gizi pada anak balita di Desa Girsang, kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat. Dengan adanya penelitian ini kita dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kekurangan gizi pada anak balita dan bagagaimana cara solusi yang tepat untuk mengatasinya agar tidak terjadi lagi pada anak-anak balita yang lain.

Manfaat penelitian ini bisa diharapkan memperkaya pengetahuan tentang pemberian gizi dan bagi orang tua bisa lebih memahami serta mengerti bagaimana cara yang baik untuk memberikan gizi pada anak-anaknya.

1.5 TINJAUAN PUSTAKA

Singgih dalam suryani menyatakan bahwa keluarga adalah sebagai pemegang peranan penting dalam proses perkembangan anak-anak dan mula-mula memberikan pengaruh mendalam, sehingga seorang anak akan memperoleh segala kemampuan dasar baik intelektual maupun sosial, bahkan peniruan berbagai penyaluran emosi. Didalam keluiarga inilah, ia akan memperoleh rangsangan, hambatan, maupun pengaruh pertama-tama dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, baik dari segi perkembangan fisik, jiwa ,maupun pribadi.dari sinilah anak akan memulai belajar dan dapat mengenal orang-orang di sekitarnya (1994:44).

(22)

yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi. Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “ oikos “ yang artinya rumah tangga dan “ nomos “ yang artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.

Faktor kasih sayang dan pengetahuan orangtua sangat berpengaruh besar bagi pemenuhan kebutuhan gizi pada anak. Manusia sebagai makluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu lain. Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya untuk keperluan dan kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain akan dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada. Menurut koenjraningrat, (1984:8-25) suatu sistim nilai budaya terdiri atas konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagai besar masyarakat mengenal hal-hal yang harus mereka amat sangat bernilai dalam hidup. Oleh karena itu, suatu sistim nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

(23)

misalnya, akan meningkat potensinya bila tidak diganggu manusia atau tanah kesuburannya akan tetap kalau tidak digarap, tetapi tidak demikian dengan halnya dengan anak-anak. Anak-anak memerlukan penggarapan sendini mungkin apabila kita menginginkan peningkatan potensi mereka untuk pembangunan bangsa di masa depan.

1. Faktor ekonomi rumah tangga adalah: suatu dampak atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang itu dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus di penuhi si pembawa status misalnya: pendapatan, pekerjaan dan pendidikan (Soekanto,1987: 181).

2. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses di gesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang digunkan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.

3. Anak balita adalah anak yang berusia di bawah umur 5 tahun atau dapat juga di katakan anak yang belum berusia 1-8 tahun dan masih berada dalam kandungan serta belum pernah menikah.

(24)

Faktor suatu ekonomi rumah tangga merupakan suatu keadaan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang hanya di penuhi si pembawa statusnya misalnya : Pendapatan, Pekerjaan dan Pendidikan. (Soekanto, 1987: 181).

Faktor ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini di sertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus di penuhi si pembawa status misalnya, pendapatan, dan pekerjaan. Pengetahuan dan pendidikan orang tua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang, sedangkan pengertian Ekonomi kelurga Merupakan bagian yang terpenting untuk dicari dan untuk di penuhi agar suatu masyarakat atau golongan tertentu bisa bertahan untuk hidup.

(25)

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Kesehatan masyarakat juga dapat di defenisikan sebagai kombinasi antara teori (Ilmu) dan Praktek (Seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk ( masyarakat ). Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persayaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen ). empat fungsi makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:

1. Melihat proses tubuh dalam pembangunan pertumbuhan dan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak..

2. Memperoleh energi guna kegiatan sehari-hari.

3. Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh terhadap berbagai penyakit.

(26)

1.6 METODE PENELITIAN

1. TIPE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini peneliti akan mencoba memberi gambaran dan melukiskan bagaimana tingkat pengetahuan dan pendidikan orang tua terhadap pemenuhan dan pemberian gizi yang baik pada anak balitanya, serta memusatkan perhatian terhadap fakta-fakta yang ada.

2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi partisipasi. wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai, bagaimana cara orang tua memberikan gizi yang baik buat anaknya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam seperti tape rekorder untuk merekam hasil wawancara sehingga menghindari kelupaan peneliti dalam menulis laporan nantinya.

(27)

Menurut koenjraningrat ( 1989:30 ) dalam suatu masyarakat baru tentu harus lebih dahulu memulai dari keterangan seorang informan pangkal yang dapat memberikan berbagai keterangan lebih lanjut yang di perlukan oleh peneliti. Informan-informan serupa itu sebaiknya orang uang mempunyai pengetahuan luas mengenai berbagai sektor masyarakat dan yang mempunyai kemampuan untuk mengintroduksikan peneliti kepada informan yang lain yang merupakan ahli tentang masyarakat yang akan di teliti.

Informan pangkal dalam penelitian ini adalah kepala desa. Peneliti memilih kepala desa sebagai informan pangkal karena si peneliti beranggapan bahwa kepala desa lebih tahu siapa-siapa saja atau keluarga siapa yang anaknya mengalami kekurangan gizi dan peneliti juga beranggapan bahwa kepala desa memiliki kartu keluarga dari setiap keluarga yang ada di desa girsang tersebut.

Informan kunci dalam penelitian ini adalah Orang yang dianggap lebih mengerti dan memahami situasi-situasi tentang pengetahuan akan gizi dan sudah lama berada di desa Girsang. Informan tersebut terdiri dari Kepala puskesmas dan Dr, sera Bidan-bidan pembantu yang ada di desa girsang.

(28)

Adapun dalam pengumpulan data ini adalah menggunakan beberapa teknik wawancara untuk mendapatkan data dari informan:

1. Wawancara mendalam ( dept interview ).

Dalam penelitian ini wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh data dari orang desa girsang dan berpedoman terhadap interview guide sebagai acuan dalam wawancara.

2. Wawancara tak berstruktur.

Wawancara dilakukan tanpa ada persiapan terlebih dahulu dan biasanya apa bila si peneliti berjumpa secara tak kebetulan dengan si informan. Selain wawancara penelitian ini juga akan menggunakan teknik observasi partisipasi untuk mendapatkan gambaran perilaku atau aktifitas-aktifitas apa saja yang dilakukan ibu-ibu rumah tangga selain memberikan makanan bagi anak-anaknya dan disini peneliti juga akan ikut berpartisipasi yaitu bergabung dengan mereka untuk membantu semua kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.

3. Study kepustakaan.

(29)

1.7 ANALISA DATA

(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM SUKU BANGSA BATAKTOBA DI KELURAHAN GIRSANG

A. Gambaran Desa

2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam

Desa Girsang berada di Kecamatan Girsang Sipangan bolon parapat, Kabupaten Simalungun dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

- Sebelah utara : Kecamatan dolok panribuan - Sebelah Selatan : kabupaten samosir

- Sebelah Timur : Kabupaten toba samosir - Sebelah barat : kecamatan hatonduhan.

Jarak Desa Girsang berkisar 190 Km dari Medan melalui Kota Parapat dengan perincian sebagai berikut:

- Jarak dari Medan – Parapat :175 Km - Jarak dari Parapat – Desa Girsang : 10 Km.

(31)

berbukit-bukit dan berbatu-batu, dimana di sekeliling desa juga terdapat gunung berapi dan hutan lebat yang ditumbuhi oleh aneka ragam pohon kayu dan pohon bamboo untuk kebutuhan penduduk setempat baik untuk kebutuhan perumahan, pertanian, pembuatan jembatan, dan titi (jembatan kecil atau jalan kecil).

Desa ini juga mengalir sebuah air terjun halambingan bersumber dari kaki gunung simarbalatuk dari aliran air terjun inilah sebagian masyarakat yang tidak memiliki sumber air sendiri di rumah dapat memenuhi kebutuhan mereka akan air. Dari air terjun ini pulalah masyarakat setempat membersihkan tubuh (mandi) sepulang dari sawah atau ladang pada sore hari karena merasa air sungai itu tidak terlalu dingin bila dibandingkan dengan air yang berada di rumah. Tempat mandi masyarakat desa juga di bedakan atas tempat mandi untuk laki-laki (inganan bawa) dan temat mandi perempuan (inganan borua) dimana jarak kedua tempat itu tidak berjauhan dan keduanya berada di bawah jembatan yang berada di sebelah Utara Desa.

2.2Sejarah dan Sistem Pemerintahan

2.21. Sejarah Desa Girsang Parapat

(32)

berasal, dari marganya sendiri dan menjajah masyarakat yanag ada didesa huta lombu, dan mengakibatkan marga sinaga yang ada di desa huta lombu tidak senang dan marah karena marga girsang mau mengusai seluruhnya desa huta lombu, yang mengakibatkan perperangan antara dua maraga tersebut, yang dimenangkan oleh marga girsang, namun marga girsang tidak mengusir marga sinaga yang kalah perang malah memberikan setengah luas tanah yang ada di desa huta lombu.

Dengan jalan inilah tercipta kerukunan anatara 2 marga yang berbeda dengan membuat kampung tersebut sebagai desa girsang, namun desa girasang sekarang ini dibagi atas menjadi dua bagian, karenan memiliki 2 marga yang berbeda, di desa girsang satu ( I ) dihuni oleh marga sinaga, dan di desa girsang ( II ) di huni oleh marga girsang.

2 .2.2. Sistem Pemerintahan Desa

Desa Girsang merupakan salah satu kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Dalam melaksanakan tugasnya Lurah dibantu oleh perangkat-perangkat pemerintahan kelurahan dan kepala-kepala lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada susunan organisasi berikut :

SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN KELURAHAN GIRSANG DASAR : KEP. MENDAGRI NO. 44 TAHUN 1980

PERDA TK. II SIMALUNGUN NO. 17 TAHUN 1981

(33)

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN

a. Kedudukan Kepala Kelurahan

Kepala kelurahan berkedudukan sebagai alat pemerintah yang berada langsung di bawah camat.

b. Tugas Kepala Kelurahan

Tugas kepala kelurahan adalah sebagai penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan dan kemasyarakatan.

c. Fungsi Kepala Kelurahan :

1. Menggerakkan partisipasi masyarakatan. 2. Melaksanakan tugas dari pemerintah atasannya.

3. Melaksanakan koordinasi terhadap jalannya pemerintahan kelurahan.

P.Sinaga KEP.LING.IVJ.Sigiro KEP.LING.V B.Sinaga KEP.LING.I

(34)

4. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya di bidang Pembangunan dan kemasyarakatan.

5. melaksanakan tugas-tugas dalam rangka pembinaan ketentramandan ketertiban.

d. Kedudukan Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan berkedudukan sebagai staf yang membantu kelamcaran pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan.

e. Tugas Sekretaris Kelurahan

Sekretaris kelurahan adalah menyelenggarakan pembinaan pemerintahan kelurahan dan membeikan pelayanan staf kepada Kepala Keluarahan.

f. Fungsi Sekretaris Kelurahan

1. Melaksanakan urusan surat- menyurat, kearsipan dan pelaporan. 2. Melaksanakan urusan keuangan, urusan pemerintahan, urusan

pembangunan dan urusan kemasyarakatan.

3. Melaksanakan tugas dan fungsi kepala kelurahan apabila kepala kelurahan berhalangan

g. Kedudukan Kepala Lingkungan

Adalah sebagai unsure pelaksana tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya.

h. Tugas Kepala Lingkungan

Kepala lingkungan mempunyai fungsi membanu pelaksanaan tugas kepala kelurahan dalam wilayah kerjanya

i. Fungsi Kepala Lingkungan.

Membantu pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan dalam wilayah kejanya.

j. Kedudukan Kepala Urusan Kelurahan

(35)

Mempunyai tugas menjalankan kegiatan Sekretaris kelurahan dalam bidang tugasnya.

Fungsi Kepala Urusan Kelurahan.

Melaksanakan kegiatan-kegiatan urusan pembangunan, kesejahteraan dan umum sesuai bidang tugasnya masing-masing.

m. Tanggungjawab Kepala Kelurahan.

Kepala Kelurahan bertanggungjawab kepada Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui Camat.

n. Tanggungjawab Sekretaris Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. o. Tanggungjawab Kepala Lingkungan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Kepala Kelurahan. p. tanggungjawab Kepala Urusan Kelurahan.

Bertanggungjawab kepada Sekretaris Kelurahan.

2.3. Pola Pemukiman Penduduk

Berdasarkan jenisnya, rumah di desa girsang dapat dibedakan atas rumah permanen, semi permanen, kayu/papan dan tepas. Jenis rumah mayoritas terbuat dari kayu/papan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini:

TABEL I JENIS BANGUNAN RUMAH

No. Jenis Rumah Jumlah Persentase (%)

(36)

02. Semi permanen 102 16.60

03. Kayu/Papan 433 70.60

04. Tepas 60 9.80

Jumlah 615 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

Pola pemukiman Penduduk adalah berupa perumahan yang memusat di lembah dan makin meninggi (menurut bentuk permukaan tanah). Pola perkampungannya menyerupai pola perkampungan batak toba pada umumnya yaitu ditandai dengan adanya pembagian atas huta, lumban dan sosor. Tetapi dalam perkembangan akhir-akhir ini batas-batas tersebut tidak begitu tampak lagi karena semakin rapatnya perumahan penduduk. Hal ini disebabkan karena pesatnya pertambahan jumlah penduduk, baik karena kelahiran maupun migrasi.

2. 4. Agama

Penduduk Desa Girsang kebanyakan memeluk agama Kristen, namun agama Kristen protestan memiliki persentase paling tinggi dibanding dengan agama-agama lain. Disamping memeluk agama Kristen, ada juga penduduk yang beragama Islam, Hindu dan sedikit yang memleuk agama pamena. Hal ini dapat dilihat pada table di bawah ini:

(37)

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

01. Islam 60 4,2

02. Katholik 500 30.00

03. Protestan 1200 65.24

04. Hindu 1 0.04

05. Dan lain-lain 84 4.40

Jumlah 1805 100.00

Sumber: Kantor Kepala DesaGirsang, ( 2007

2.5. Keadaan Penduduk

Menurut data yang didapat dari kantor kelurahan girsang jumlah penduduk girsang adalah 6016 Jiwa Dengan jumlah 1010 Kepala rumah tangga. Dari jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan atas beberapa pembagian menurut umur dan jenis kelamin, agama, mata pencaharian hidup, dan pendidikan. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang terdapat 1 orang WNA yang telah menetap sebagai penduduk tetap.

2.5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan umur dan Jenis Kelamin

(38)

kelamin. Dari 5101 jiwa penduduk kelurahan girsang maka yang dominan adalah usia angkatan kerja yaitu 40 s/d 49 tahun. Dan apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, yang paling banyak adalah wanita (51,99). Lebih jelasnya kita dapat melihat dalam table berikut ini.

TABEL III . DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN

(39)

1

Jumlah 2449 (100,00) 2625 (100,00)

Sumber: Kantor Kepala Desa Girsang ,( 2007 )

2.5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

(40)

Bagi anak –anak yang telah mencapai usia sekolah, orang tua akan memasukkan anaknya ke sekolah dasar. Sebagaimana umumnya orang Batak Toba yang sangat gigih menyekolahkan anaknya sampai batas kemampuannya, ungkapan “ anakkon hi do hamoraon di au “ sangat berlaku bagi orang Batak Toba di daerah ini. Orang tua sanggup bekerja keras dan hidup prihatin asalkan anaknya bisa sekolah. Biasanya orang tua mengharapkan anaknya dapat mencapai gelar sarjana. walaupun tidak sampai sarjana minimal tamat SMA. Karena biasanya anak yang orang tuanya kurang mampu, bila tamat SMA dapat berusaha sendiri atau pergi merantau ke daerah lain yang bisa menampungnya untuk bekerja. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan penduduk yang ada (42,01%) yang tamat SMA. Table berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk Girsang menurut pendidikannya.

TABEL IV. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen

1 Belum Sekolah 1115 21, 86

(41)

3 Tamat SD 538 10,55

4 Tamat SMP 853 16,72

5 Tamat SMA 2143 42,01

6 Tamat Akademi 152 2,98

7 Tamat PT 81 1,59

8 Buta Aksara - -

Jumlah 5101 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.5.3. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa girsang ada yang bekerja sebagai Pegawai baik Pegawai negeri maupun pegawai negeri swasta, Pedagang, Buruh, Tukang, dan Petani. Tetapi mayoritas penduduk memiliki mata pencahrian hidup sebagai petani karena penduduk yang bekerja sebagai pegawai, buruh, tukang, dan sebagainya itu juga melakukan aktifitas sebagai petani. Dengan kata lain, mereka juga mengolah lahan pertanian untuk menambah penghasilan keluarga. Lebih jelasnya keadaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL V. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN

(42)

No Jenis Mata Pencaharian

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6 Sarana dan Prasarana.

2.6.1 Sarana Angkutan

(43)

oplet, truk, sepeda motor, dan sepeda lereng. Sarana angkutan di desa girsang dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL VI JUMLAH DAN JENIS KENDARAAN DI KELURAHAN

GIRSANG

N0 Jenis Kendaraan Jumlah Persen

1 Mobil 10 15

2 Oplet 10 15

3 Bus 3 0,5

4 Truk 4 0,5

5 Sepeda Motor 22 30

6 Sepeda Lereng 20 30

Jumlah 69 100

Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

2.6.2 Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan yang ada di desa girsang adalah Berupa satu buah mesjid, dan enam buah gereja. Walaupun mayoritas penduduk beragama Kristen protestan, toleransi beragama tetap terjaga. Hal ini dapat dilihat dari pada saat diantara agama yang berbeda saling mengadakan syukuran atau pesta tertentu, mereka saling menghormati.

2.6.3 Sarana Kesehatan

(44)

ini dikelola oleh seorang Bidan Desa (Bindes). Disinilah kebanyakan penduduk akan memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk jenis penyakit ringan seperti demam, batuk, flu, dan sebagainya. Terutama sebagai tempat untuk memperoleh pelayanan persalinan bagi ibu-ibu yang hendak melahirkan.. Menurut data yang ada di kantor kelurahan girsang sarana kesehatan yang tersedia dapat kita lihat dalam table berikut ini :

TABEL. VII SARANA KESEHATAN

No Jenis Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Posyandu 1

3 Dokter 1

4 Bidan 2

(45)

Jumlah 6 Sumber : Kantor Kelurahan Girsang ( 2007 )

Puskesmas yang ada di desa girsang diharapkan dapat sedia untuk mengantisipasi keadaan-keadaan masyarakat yang sering terjadi.

2.6.4 Sarana Komunikasi.

Sarana Komunikasi Seperti Media Massa dapat dikatakan sudah cukup lumayan masuk ke desa ini, namun media elektronik belum spenuhnya dinikmati oleh masyarakat setempat dan hanya sebagian saja yang memiliki TV parabola, yang bisa menunjang informasi yang di dapat di daerah ini. Alat komunikasi yang digunakan di daerah ini sudah mulai banyak seperti penggunaan telepon rumah, namun yang paling banyak dinikamti masyarakat ini adalah handphone seluler karena penggunaannya sangat murah dan gampang di ketahui oleh masyarakat. Berikut kita lihat sarana komunikasi yang ada di Kelurahan girsang :

TABEL. VIII SARANA KOMUNIKASI DI KELURAHAN GIRSANG

No Jenis Sarana Jumlah

1 Telepon / Hand phone selular 256

2 Televisi / Parabola 167

3 Media Massa 50

Jumlah 473

Sumber : Kantor Kelurahan Desa Girsang ( 2007 )

(46)

Sarana olah raga dan rekreasi di desa ini adalah terdapat sebuah lapangan bola kaki dan sebuah lapangan bola volley, dan sarana rekreasi terdapat sebuah air terjun halambingan yang alami dan dingin yang bersumber dari kaki kaki gunung simanuk– manuk, yang merupakann salah satu objek perkemahan dan perkumpulan bagi anak-anak remaja dan kaum orang yang telah memiliki pasangann masing-masing dan bagi orang berkeluarga yang mau menikmati air terjun.desa girsang.

2.7 Sistim Kemasyarakatan

2.7.1 Sistim Kekerabatan

Sebagaimana orang Batak Toba umumnya, system kekerabatan adalah Patrilineal yaitu menghitung garis keturunan menurut garis ayah. Sebagai contoh dalam masyarakat Batak Toba yang diatur menurut system Patrilineal adalah marga. Seorang anak yang dilahirkan akan membawa nama marga ayahnya, bukan ibunya. Dan wanita yang menikah akan membawa nama marga suaminya.

Marga digunakan orang Batak Toba untuk mengetahui hubungan kerabat dan bagaimana cara untuk bertegur sapa.minat yang dimiliki oleh setiap orang Batak Toba terhadap asal-usul masing-masing, terungkap dalam umpama :

“Jolo tiniptip Sangkar asa bahen huru-huruan Jolo sinungkun marga asa binoto Partuturan”. Yang artinya :

“Untuk membuat sangkar burung orang harus

Memotong gelagah, untuk tahu hubungan kerabatnya, Orang harus menanya marganya”.

(47)

Dengan marga juga diatur mengenai perkawinan, dalam masyarakat ini dikenal dengan adanya exogami marga. Orang Batak Toba dilarang mencari jodoh diantara semua orang yang mempunyai marga yang sama. Perkawinan yang dianggap ideal adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya perempuan saudara laki-laki inangnya (paribannya). Tetapi untuk masyarakat Batak Toba di Desa Girsang, hal itu tidak berlaku lagi. Orangtua memberikan kebebasan bagi anak-anaknya untuk memilih jodohnya sendiri.

(48)

dongan sabutuha, dan boru. Setiap kelompok kerabat mempunyai peranan dan kegiatan-kegiatan sendiri seperti menurut siahaan yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1982 : 127). Pepatah Batak dalam kaitan dalihan na tolu mengatakan :

“Somba marhula-hula,manta mardongan tubu, elek marboru”. Yang artinya :

“Menaruh hormat (sembah) kepada hula-hula, Bersikap hat-hati terhadap teman semarga, Berlaku sayang kepada boru”.

Landasan kognitif dan landasan normatif dari setiap fungsi kedudukan dalihan na tolu dapat dilihat dalam umpama Batak berikut ini :

Untuk hula-hula : “Hula-hula bona ni ari, tinongos ni ompunta mula jadi, Mula jadi, Sisabuton marulak noli Si sombaon di rim ni Tahi, hula-hula mataniari binsar, sipanumbak do tondina Sipamuai ia sahalana dinasa pomparanna”.

Ungkapan diatas mengisyaratkan bahwa hula-hula adalah cahaya matahari yang diutus yang kuasa memberi pengayoman kepada roh setiap borunya.

untuk dongan sabutuha : “Ansimun sada holbung, pege sangkarimbang Manimbang rap tu toru mangangkat rap tu ginjang”. Ungkapan untuk dongan sabutuha ini mengisyaratkan kebersamaan untuk menangung duka dan derita,ringan sama dijinjing berat sama dipikul.

untuk boru : “Siporsan na dokdok, sialap na dao naso mabiar diari golap. Siboan indahan na so bari si boan tuak na so mansom”. Umpama untuk boru ini mengisyaratkan kesediaan untuk melakukan segala pengorbanan demi hula-hulanya. Inilah semua inti gagasan dalihan na tolu. Kedudukan seseorang dalam dalihan na tolu tidaklah bersifat tetap. Dalam suatu aktivitas adapt dia bisa menjadihula-hula dan pada kesempatan lain bisa menjadi boru, tergantung pada hubungannya dengan orang yang mengadakan pesta.

(49)

Seperti sistem kekerabatan, prinsip patrilineal mempengaruhi juga kelompok-kelompok kekerabatan. Kelompok kekerabatan yang terkecil di daerah ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum kawin. Anak yang lahir membawa marga ayahnya. Keluarga inti ini biasanya sekaligus menjadi suatu rumahtangga. Karena anak yang sudah kawin memisahkan diri dari orangtua dan mengurus ekonominya sendiri (Manjae), sehingga bentuk keluarga luas sudah jarang dijumpai di desa girsang. Hanya kadangkala ditemui orangtua yang tinggal bersama anaknya karena tidak mampu lagi mengurus dirinya sendiri.

Kelompok kekerabatan ada yang berupa klen besar yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan sejenis ialah keturunan pria maupun wanita (Koentjaraningrat 1990 : 126). Dalam hal ini adalah keturunan pria (Patrilineal). Contoh klen besar seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu marga. Disini dijumpai kelompok kekerabatan berdasarkan marga, seperti kelompok parna dohot boruna, sinaga dohot buruna dan lain-lain. Kelompok ini aktif apabila ada kejadian penting dalam kehidupan anggota-anggotanya. Untuk mengeratkan hubungan sesama anggota biasanya diadakan arisan sekali dalam satu bulan.

Disamping kelompok kekerabatan ini, di desa girsang juga terdapat organisasi sosial yang merupakan institusi modrn dalam rangka melancarkan aktivitas hidup bermasyarakat. Organisasi itu adalah organisasi keagamaan, pendidikan, kesehatan, olahraga dan organisasi lainnya.

(50)

Sistim kepemimpinan terdiri dari pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin informal adaalah pengetua adapt yang hanya berfungsi pada saat adanya aktivitas-aktivitas adapt. Sedangkan pemimpin formal adalah lurah dan perangkat pemerintahan lainnya seperti LMD (Lembaga Masyarakat Desa), dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa).

BAB III

Kesehatan Masyarakat, Gizi Dan Pola Makan Anak Balita

3.1. Kesehatan Masyarakat

(51)

penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).

Tubuh sehat adalah keinginan dari semua lapisan masyarakat terutama kesehatan anak yang merupakan potensi sumber daya instansi pembangunan nasional.anak dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat diharapkan menjadi manusia yang berkualitas, cerdas, aktif, kreatif, dan mandiri serta diharapkan memiliki akses terhadap berbagai sumber daya dan fasilitas sosial di masa yang akan dating untuk memenuhi kebutuhan pangan akan gizi.

3.2. Pengertian Gizi

Gizi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkingan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut di kenal dengan istilah nutrient ( unsur gizi ).

(52)

lebih baik. Dengan demikian keluarga itupun kesehatannya terjamin, pertumbuhan anak balitanya dapat lebih baik dan produktivitas kerja meningkat. Tingkat pengetahuan gizi dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan walaupun hal ini tidak mutlak karena belum tentu orang yang tingkat pendidikannya rendah tidak mampu menyediakan/menyelenggarakan pola konsumsi makan yang baik dibanding dengan orang yang tingkat pendidikannya tinggi. Bisa jadi orang yang berpendidikan rendah rajin membaca buku, menonton TV atau rajin mendatangi penyuluhan gizi akan lebih mampu menyelenggarakan pola konsumsi makan yang lebih baik, hanya saja tingkat pendidikan seseorang memudahkan seseorang untuk menyerap pengetahuan gizi Sajogyo (1994:263) mengatakan bahwa indikator seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi tinggi adalah seseorang yang memahami dan mengerti:

1) Sumbangan yang diberikan oleh berbagai macam pangan untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia, yang dimaksud dengan sumbangan disini adalah kandungan zat gizi apa saja yang terkandung di dalam bahan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh manusia, misalnya karbohidrat, protein, lemak mineral, air, vitamin. Dengan memahami hal tersebut seseorang akan mampu memilih bahan makanan yang mengandung gizi tinggi.

(53)

memahami berapa kebutuhan gizi anggota keluarganya dengan mempertimbangkan usia, aktivitas, jenis kelamin.

3) Penyesuaian dan penggunaan sumber daya yang ada untuk menyediakan pangan yang cukup dan dapat diterima oleh masyarakat. Kondisi ekonomi yang sulit dimana terjadi kenaikan harga bahan makanan yang tinggi bisa jadi tidak berpengaruh bagi orang-orang yang tingkat pengetahuan gizinya tinggi, karena dengan pengetahuan itu ia dapat memilih bahan makanan yang harganya terjangkau tetapi mempunyai kandungan gizi yang tinggi.

3.3. Gizi Dan Pola Makan Anak Balita

Dalam kehidupan manusia sehari-hari orang tidak terlepas dari makananan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:

a).Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

b) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

c). Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh terhadap berbagai penyakit.

(54)

Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang di kaitkan dengan kesehatan ini disebut dengan ilmu gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi ialah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejakditelan sampai di ubah menjadi bagian tubuh dan energi serta di ekresikan sebagai sisa-sisa.Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan,tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang di perlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini di kelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa tidak dapat lepas dari faktor pangan (gizi), kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi, dan jasa pelayanan sosial lainnya, dari sekian banyak faktor tersebut, unsur gizi termasuk pemegang peranan penting. Seseorang kekurangan gizi termasuk di dalamnya kelompok rawan gizi bayi, balita, dan anak tidak akan bisa hidup sehat dan berumur panjang, karena yang bersangkutan akan mudah terkena infeksi dan jatuh sakit ( purwoko, 1999: 22-23).

Peningkatan dan perbaikan gizi memerlukan perbaikan ekonomi, sosial, dan lainnya. Dalam masa sekarang ini, terjadinya krisis ekonomi di Indonesia akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat, dimana pendapatan masyarakat tetap namun harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat, serta tidak sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan dalam memenuhi hidupnya.

(55)

serta pemberian oralit yang telah dilaksanakan pemerintah secara terpadu di posyandu-posyandu yang ada. Upaya ini mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak dalam rangka meningkatkan peran serta kelangsungan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (http///www.gizi.net). posyandu yang merupakan perpanjangan dari puskesmas memberikan pelayanan yakni pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat bayi dan balita.

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menekan angka kematian bayi telah berhasil, namun perkembangn lebih lanjut ternyata menuntut indicator yang lebih luas. Upaya peningkatan gizi balita tidak hanya sekadar untuk menekan angka kematian anak balita, tetapi telah membangun kulitas hidup Indonesia di masa yang akan mendatang. Peran gizi sangat diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, mental, dan intelektualnya.

3.4. Pemberian Makanan dan Gizi pada Anak Balita

Makanan merupakan hal yang terpenting bagi proses perkembangan dan kemajuan pada anak agar dapat tumbuh dan besar. Makanan yang bagaimana seharunya yang di berikan oleh ibu kepada anak. Dibawah ini merupakan anjuran makanan untuk balita mulai dari lahir hingga berumur lima tahun.

1. Makanan Anak sejak Lahir Sampai Usia Empat Bulan.

(56)

susu ibu ( ASI ) merupakan makanan yang paling utama. Manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh ASI. Kebaikan dan mutu yang tinggi dari ASi akan menjadi relative tidak berarti apabila jumlah ASI yang dapat dihasilkan ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi juga akan menderita gangguan gizi.

ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan, selama ASI itu keluar secara normal, jadi dapat memenuhi kebutuhan bayi itu akan unsure-unsur gizi. ASI juga merupakan badan-badan inti yang berasal dari ibu, sehingga dapat mempertahankan bayi ini dari berbagaijenis penyakit. Karena ASI sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, maka kemungkinan masuknya bakteri akan sangat sedikit. Dan yang praktis dari ASI ibu tidak perlu repot untuk memasak atau mengolah lebih dahulu, karena ASI siap saji kapan saja anak butuh.

2. Makanan Anak Lima Bulan Sampai Delapan Bulan

Sampai usia lima bulan masih dapat dijamin keperluannya akan seluruh unsure gizi yang diperoleh dari air susu ibunya. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia bayi itu, akan bertambah pula unsur gizi yang dibutuhkannya, maka sudah perlu diberikan makanan tambahan disamping ASI. Berbagai jenis makanan tambahan dapat diberikan kepada anak, sekarang tergantung pada kemampuan ekonomi keluarga masing-masing. Makanan tambahan dapat berupa nasi tim atau bubur.

(57)

Usia antara 9 bulan sampai usia 2 tahun merupakan usia kritis dalam kehidupan anak dan pada kelompok usia KKP paling banyak ditemukan antara lain sebagai berikut :

a. Produk ASI menurun secara drastis terutama bayi mencapai umur 1 tahun.karena ada keseganan ibu terhadap anaknya.

b. Anak sangat terbuka dengan berbagai penyakit.

c. Penghasilan keluarga yang sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan keluarga untuk memeberikan bahan makanan sumber protein secara teratur. 4. Makanan Anak Usia 3 Tahun Sampai 5 Tahun

Makanan anak usia 3 tahun sampai 5 tahun, tetap sama dengan makanan sebelumnya. Terutama protein dan vitamin A, disamping kalori dalam jumlah yang cukup. Anak-anak dalam usia ini sudah dapat lebih banyak dikenalkan dengan makanan yang disajikan untuk keluarga. Bahan-bahan makanan seperti tahu, tempe, dan sayuran dapat diberikan sejak anak melewati usia 1 tahun.

(58)

Pola adalah gambaran atau cocok. Pola makan anak balita adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan tiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Ketetapan pola makanan ini erat hubungannya dengan status gizi. Kebutuhan kalori untuk setiap orang berbeda-beda. Hal ini dipangaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin dan pekerjaan. Secara umum pola makan seseorang adalah tiga kali sehari yaitu sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Namun demikian seseorang cenderung dalam keseharian tidak hanya makan untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam saja, melainkan sering makanan tambahan seperti jajanan.

Makanan adalah sumber gizi utama yang dibutuhkan oleh tubuh kita yang secara khusus mempunyai fungsi biologis. Makanan yang terdiri dari berbagai unsure ( Protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air ) di dalam tubuh mempunyai tiga fungsi utama yaitu disebut dengan “Triguna Makanan” yaitu sebagai zat pembagun, sebagai sumber tenaga dan sebagai zat pengatur. Ketiga fungsi makanan ini harus ada dalam tubuh kita, karena itu kita harus mengkomsumsi zat gizi setiap hari. Pola makanan balita dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

(59)

- Pendidikan orangtua. - Pendapatan orangtua.

- Jumlah tanggungan orangtua.

Tiap jenis makanan memiliki peranan masing-masing di dalam menyeimbangkan masukan zat gizi hari. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbulkurang keseimbangan antara masukan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Tubuh manusia memerlukan zat gizi atau zat makanan untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehar-hari, untuk memelihara proses tubuh dan untuk tumbuh dan berkembang khususnya yang masih dalam pertumbuhan oleh karena itu anak balita memerlukan berbagai macam makanan untuk menjamin agar semua zat makanan yang diperlukan tubuh dapat dipenuhi dalam jumlah yang mencukupi. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup anak balita memerlukan lima kelompok zat gizi ( lemak, protein, karbohidrat, mineral dan air dalam jumlah yang cukupdan tidak berlebihan dan tidak kekurangan ).

(60)

Anak berusia 1-5 tahun merupakan konsumen pasif, dimana makanan yang dimakan anak hanya sebatas makanan tumbuhan disamping ASI atau tergantung pada apa yang disediakan oleh orang tuanya yang memang sudah dianggap dapat memenuhi gizi anak, sehingga peranan orang tua dalam menentukan makanan yang bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia ini, rasa ingin tahu anak juga sanga tinggi sehingga para ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam yang dapat dikonsumsi oleh balita. Setelah anak mencapai usia 5 tahun, makanan padat sudah dapat diberikan karena dengan bertambahnya umur maka kebutuhan zat gizi akan semakin meningkat.

Pengetahuan ibu juga sangat diperlukan dalam mengolah makanan untuk anak balita. Pada masa balita umumnya anak balita mempunyai selera makan yang bergelombang dan cenderung memilih. Mereka lebih cenderung lebih suka memakan makanan yang disukainya, untuk itu ibu harus pintar berkreasi dalam menyusun menu makanan agar menarik perhatian anak.

Berbagai faktor yang mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :

(61)

Penghasilan keluarga atau orang tua akan menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. Pengetahuan tentang kadar zat gizi dalam berbagai bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu dalam memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi. Pemanfaatan sumber daya keluarga secara baik dan berdaya guna akan dapat membantu keluarga sehingga keluarga yang berpenghasilan terbatas mampu menghidangkan makanan yang cukup memenuhi syarat gizi bagi anggota keluarga khususnya bagia anak balita.

2. Kesibukan Orang tua

Kesibukan yang terjadi pada orang tua yang ada di desa Batunadua telah menjadikan anak-anak merkeka kurang perhatian, sebab dalam menafkahi keluarga mereka yang kesehariannya bukanlah seorang pegawai ataupun yang berwiraswasta serta yang memiliki pendapatan yang tetap telah menjadikan mereka melakukan aktifitas ke sawah yaitu dari jam 07.00 WIB pagi hingga pukul 18.00 WIB sore, dimana keadaan mereka saat pulang ke rumah sudah dalam kondisi capek dan letih hinga untuk menanyakan apakah anak-anak mereka sudah makan apa belum tidak akan pernah sempat melainkan mereka langsung menuju kamar untuk istirahat karena dengan melihat keadaan mereka yang sudah keseharian memeras keringat dan telah menghabiskan tenaga mereka di sawah.

3. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang gizi

(62)

tepat untuk mereka berikan kepada anak-anaknya disamping waktu mereka yang tidak sempat untuk memperhatikan jadwal makan anak-anaknya. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang gizi sangatlah berpengaruh dalam memberikan asupan kadar gizi yang benar terhadap anak balita. Karena pengetahuan yang mereka miliki sangatlah terbatas hingga mereka sering mem berikan makanan tambahan ataupun susu yang kadar gizinya rendah dan yang paling murah dan terkadang tidak memperhatikan tanggal berlakunya barang yang mereka beli.

4. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit

Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan kekurangan gizi, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan.

5. Pendapatan keluarga

(63)

yang besar mungkin cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga besar tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Sjahmien Moehji, 2002: 6). Seorang ibu dapat memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi. Bahan makanan tersebut seperti tempe atau tahu yang mengandung protein dengan harga yang terjangkau.

6. Praktik Pemberian Makanan

Menurut Dina Agoes Sulistijani dan Maria Poppy Herlianty (2003: 31) semakin bertambah usia anak makin bertambah pula kebutuhan makannya, secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dengan susu saja. Saat berusia 1-2 tahun perlu diperkenalkan pola makanan dewasa secara bertahap. Disamping itu anak pada usia 1-2 tahun sudah menjadi masa penyapihan. Anak disebut konsumen pasif karena sangat tergantung pada pengaturan ibunya. Pengaturan makanan anak usia dibawah lima tahun mencakup aspek pokok yaitu: 1) Pemanfaatan ASI secara tepat dan benar

(64)

2). Dua kali makanan selingan (di antara dua kali makanan utama). 7. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan makanan yang berlebihan terhadap jenis makanan tetentu yang disebut sebagai Faddisme makanan, mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperdulikan semua zat giji yang diperlukan sehingga dapat menyababkan giji buruk pada anak.

8. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita jumpai di pedesaan seperti larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya .

9. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Makanan yang bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti, genjer, daun turi, vitamin A, protein, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi.

10. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

(65)

Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. “Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama untuk makan

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sudah hamil lagi, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik padahal anak yang berusia di bawah dua tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan, kesehatan, maupun kasih sayang.

11. Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan status gizi anak sehingga terhindar dari kematian dini dan mutu fisik yang rendah (Arianton Aritonang, 2003: 15). Peran pelayanan kesehatan telah lama diadakan untuk memperbaiki status gizi. Pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan dengan adanya penanganan yang cepat terhadap masalah kesehatan terutama masalah gizi. Pelayanan yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan masyarakat akan terpenuhi. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu kegiatan posyandu yang dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan penimbangan berat badan (BB) secara rutin setiap bulan.

Beberapa penyebab yang mendorong terjadinya gangguan gizi antara lain:

(66)

b. Berat badan bayi tidak diawasi secara teratur dan terus menerus sehingga tidak dapat diketahui apakah makanan bayi cukup atau tidak.

c. Bayi diberi tambahan makanan yang mutu gizinya tidak baik atau bahkan sudah kedaluarsa.

d. Produk ASI terhenti karena berbagai sebab dan kepada anak diberikan makanan pengganti yang tidak memenuhi syarat gizi.

e. Daya kekebalan tubuh anak sudah mulai menurun sedangkan anak semakin terbuka terhadap penyakit infeksi.

Tanda-tanda kurang gizi menurut Sjahmien Moehji,( 2003: 29) adalah: a) Rambut, bila rambut kurang bercahaya, kusam dan kering, mudah

rontok, tipis dan jarang.

b) Wajah, terjadinya pengeringan selaput mata, wajah menonjol keluar dan pengeringan kornea.

c) Bibir, adanya luka yang menyebar di bibir, adanya pembengkakan pada mulut saat keadaan iklim dingin.

3.5. Pengukuran Status Gizi Masyarakat

(67)

pengukuran status gizi yang sering dipergunakan dibidang gizi masyarakat serta klasifikasinya.

a. Dilihat dari Berat Badan Menurut Umur

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak, misalnya terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikomsumsi, dalam normal berat badan akan berkembang mengikuti pertambahan umur. Klasifikasi untuk berta badan menurut umur yang diklsifikasikan secara standar Harvard :

1. Gizi baik,adalah apabila berat badan balita menurut umurnya lebih dari 89% standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah berta badan balita menurut umur berada diantara 60,1 % - 80 % standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah apabila berat badan balita menurut umurna 60% atau kurang dari standard Harvard.

b. Tinggi Badan Menurut Umur.

(68)

juga menggunakan modifikasi Standard Harvard, dengan klasifikasi adalah sebagai berikut :

1. Gizi baik, adalah apabila panjang /tinggi badan menurut umurnya lebih dari 80% dari standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah apabila panjang / tinggi badan balita menurut umurnya berada diantara 70,1% - 80% Standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah apabila panjang / tinggi badan balita menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Harvard.

c. Berat Badan Menurut Tinggi.

Pengukuran berat badan menurut tinggi badan diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standard Harvard. Klasifikasi pengukuran berat badan ini adalah :

1. Gizi baik, adalah apabila berat badan balita menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standard Harvard.

2. Gizi kurang, adalah berat badan balita menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1% - 90% Standard Harvard.

3. Gizi buruk, adalah berat badab balita menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standard Harvard.

3.6. Fungsi Gizi Pada Anak Balita

(69)

Karbohidrat merupakan zat gizi utama sebagai sumber energi bagi tubuh. Terpenuhinya kebutuhan tubuh akan karbohidrat akan menentukan jumlah energi yang tersedia bagi tubuh setiap hari. Hidrat arang merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Kira-kira 80% dari kalori yang didapat tubuh manusia (terutama untuk bangsa-bangsa di Asia Tenggara) berasal dari hidrat arang. Hidrat arang terutama terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti beras, gandum, dan umbi- umbian, yang terdiri dari tiga macam unsur,yaitu karbon, oksigen, dan hidrogen (Sjahmien Moehji, 2002: 11). Karbohidrat dalam makanan sangat penting bagi kehidupan manusia karena mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai sumber energi, sebagai sparing action dari protein, untuk membentuk volume makanan dan membantu cadangan energi dalam tubuh(Sjahmien Moehji, 2002: 14).

Tabel. I. Makanan Pokok

Keterangan Kadar kalori Kadar protein Kadar hidrat

Beras 350 Kalori 8,0 gram 73 gram

Jagung 320 Kalori 8,0 gram 63 gram

Ubi kayu basah 136 gram 1,2 gram 32 gram

(70)

Ketela rambat 125 gram 1,8 gram 28 gram

Toti tawar 227 gram 8,0 gram 46 gram

Kentang 85 Kalori 2,0 gram 19 gram

sagu 341 Kalori 8,0 gram 85 gram

Sumber : Ilmu Gizi, moehji. 1986

Berdasarkan jumlah atau kadar hidrat arang yang terdapat dalam masing- masing bahan makanan ini, maka sumber hidrat arang dapat kita golongkan ke dalam dua golongan, yaitu :

a. Bahan makanan sumber hidrat arang dari jenis padi-padian termasuk beras, gandum, jagung, cantel, dan sebagainya.

b. Bahan-bahan makanan sumber hidrat arang yang berasal dari jenis umbi-umbian seperti kentang, singkong, ubi, dan lain-lain. Golongan pertama kadar hidrat arangnya lebih banyak jika dibandingkan dengan golongan kedua (Sjahmien Moehji, 2002: 18). 2). Protein atau zat putih telur

Protein merupakan bahan utama dalam pembentukan sel jaringan, baik, jaringan tubuh tumbuh-tumbuhan maupun tubuh manusia dan hewan. Guna protein bagi manusia adalah sebagai berikut :

a. Untuk membangun sel jaringan tubuh.

b. Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau rusak.

(71)

bayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri. d. Membuat protein darah.

e. Untuk menjaga keseimbangan asam basa dari cairan tubuh f. Sebagai pemberi kalori

Bahan-bahan makanan sumber protein dapat kita golongkan ke dalam dua golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Bahan-bahan makanan sumber protein yang berasal dari hewan, contohnya : daging, jenis ikan, telur, dan susu.

b. Bahan-bahan makanan sumber protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, contohnya : beras, jenis kacang-kacangan, tempe, dan tahu.

3). Lemak

(72)

cadangan tenaga, sebagai bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata, sebagai isolasi sehingga panas tubuh tidak banyak yang keluar, mempertahankan tubuh dari gangguan-gangguan luar seperti pukulan, atau bahan-bahan yang berbahaya seperti zat kimia yang dapat merusak jaringan otot dan memberikan garis- garis bentuk tubuh yang baik. Cadangan lemak dalam jumlah yang cukup sangat diperlukan di dalam tubuh. Tetapi bila cadangan lemak terlalu banyak, mungkin akan menimbulkan kesulitan-kesulitan baru bagi tubuh (Sjahmien Moehji, 2002: 37). 4). Vitamin

Gambar

TABEL I       JENIS BANGUNAN RUMAH
TABEL II.   DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT AGAMA YANG DIANUT
TABEL IV.     DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN
TABEL V. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN HIDUP
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan kondisi optimal, pemurnian asam laktat menggunakan membran ultrafiltrasi (10.000 Da) dari keramik pada tekanan 10 Bar menghasilkan fluks permeat

Telah dilakukan penelitian tentang pembentukkan kompleks inklusi sulfonatokaliks[4]arena (SC[4]A) dengan senyawa xanton serta uji aktivitas antibakteri terhadap

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Hukum (Skripsi) yang

(3) Intensitas pemanfaatan buku perpustakaan dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta tahun

Since the area of quadrilateral KHLS is equal to (the area of quadrilateral SKJR )-(the area of triangle LMR )+(the area of triangle MJH )=1-(the area of quadrilateral AFHJ

[r]

Mengubah Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Nomor 273/PMK.010/2015 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Sektor Industri Tertentu Tahun Anggaran 2016 (Berita