PEMAKAIAN BAHASA GAUL PADA IKLAN PRODUK KOMERSIAL TELEVISI
SKRIPSI
Oleh Ade Azwida NIM 030701025
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, September 2007
PEMAKAIAN BAHASA GAUL PADA IKLAN PRODUK KOMERSIAL
TELEVISI
ADE AZWIDA
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang proses pembentukan kata gaul yang dipakai di dalam iklan produk komersial televisi, makna atau pesan yang terdapat di dalam iklan yang memakai bahasa gaul serta pengaruh positif dan negatif dari pemakaian bahasa gaul pada iklan produk komersial televisi. Dalam penelitian digunakan metode simak terhadap bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial televisi yang ditayangkan pada sepuluh stasiun televisi swasta Indonesia periode 01 Maret- 31 Juni 2007 dan dilanjutkan dengan teknik catat.
Metode agih dan padan digunakan untuk menganalisis proses pembentukan bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial. Teori yang digunakan dalam pembentukan bahasa gaul pada iklan menggunakan teori J.S Badudu. Pembentukan kata bahasa gaul yang terdapat di dalam iklan banyak terbentuk dari gejala hiperkorek yaitu gejala bahasa yang menunjukkan sesuatu yang salah, baik ucapan maupun ejaan (tulisan). Selain gejala hiperkorek gejala bahasa lain yang membentuk bahasa gaul dalam iklan produk komersial televisi adalah ; penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), penambahan fonem (profesis, epentesis, paragog), gejala adaptasi, singkatan dan akronim.
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Syaefudddin, Ph. D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.
2. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum., sebagai Ketua Jurusan Sastra USU, yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis menjalankan perkuliahan
di Jurusan Sastra Indonesia.
3. Ibu Dra. Mascahaya, M. Hum., sebagai sekretaris Jurusan Sastra Indonesia Fakultas
sastra USU.
4. Ibu Dra. Salliyanti, M. Hum., sebagai dosen pembimbimg I, yang telah sabar
memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Asrul Siregar, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dra. Sugihana, sebagai dosen wali, yang telah banyak memberikan bimbingan dan
nasehat selama penulis menjalankan perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu staf pengajar Jurusan Sastra Indonesia USU yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis menjalankan perkuliahan.
8. Kakanda kami Fitri yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis untuk
9. Kedua orang tua tercinta. Ayahanda Azwan Effendi dan Ibunda Hamidah yang sangat
setia mendampingi, mendukung serta memberikan dukungan moral serta material
kepada penulis. Semua ini penulis persembahkan khusus buat ayah dan ibu.
10. Ketiga adik penulis, Efa Harnum, Ema Aida, Tia Zahara yang selalu memberi
dukungan dan semangat kepada penulis .
11. Semua teman-teman penulis di Jurusan Sastara Indonesia Stambuk ’03 dan khususnya
Dian, Tia, Lia, Lida, Nova, Erni, Baim, Ica, terima kasih sudah menjadi sahabat yang
terbaik buat penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan
pembaca.
Medan, September 2007 Penulis
Ade Azwida
PEMAKAIAN BAHASA GAUL PADA IKLAN PRODUK KOMERSIAL TELEVISI
Oleh
ADE AZWIDA
NIM 030701025
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana dan
telah disetujui oleh
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Salliyanti, M.Hum Drs.Asrul Siregar, M. Hum.
NIP 131284308 NIP 131570492
Departemen Sastra Indonesia
Ketua,
Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………... i
ABSTRAK………ii
PRAKATA………iii
DAFTAR ISI……….v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah……… 1
1.1.1 Latar Belakang………1
1.1.2 Masalah……….. 5
1.2 Batasan Masalah……… 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 6
1.3.1 Tujuan Penelitian………6
1.3.2 Manfaat Penelitian………. 6
1.4 Metode Penelitian……….. 6
1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……… 7
1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data……… 7
1.5 Konsep Dasar dan Landasan Teori……… 10
1.5.1 Konsep Dasar………. 10
1.5.2 Landasan Teori……….. 12
BAB II PEMAKAIAN BAHASA GAUL PADA IKLAN PRODUK KOMERSIAL TELEVISI 2.1 Analisis Pembentukan Kata-kata Bahasa Gaul pada Iklan produk Komersial Televisi………21
2.2 Analisis Pesan atau Makna yang Terdapat pada Iklan Produk Komersial Televisi yang Memakai Bahasa Gaul………..34
2.3.2 Pengaruh Negatif………...48
BAB III SIMPULAN
3.1 Simpulan………50
3.2 Saran………...51
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar belakang
Manusia adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial yang memerlukan
bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik
untuk mengungkapkan gagasan, keinginan, kemarahan dan perasaan-perasaan yang
tersimpan dalam pikirannya. Semuanya dapat diungkapkan kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa. Bahasa merupakan unsur yang penting sebagai penentu bagi
berhasilnya sebuah komunikasi.
Menurut Kridalaksana bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abitrer
yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri. Ia juga mengatakan bahwa bahasa itu memiliki sifat atau ciri,
yaitu (1) bahasa itu adalah sistem, (2) bahasa itu berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa
bunyi, (4) bahasa itu bersifat abitrer, (5) bahasa itu bermakna, (6) bahasa itu bersifat
konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu
bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa
itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya
(Kridalaksana, 1984: 21).
Penutur bahasa yang heterogen membuat bahasa menjadi beragam dan bervariasi.
keragaman atau kevarasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya
yang tidak homogen tetapi perbedaan pekerjaan, profesi, jabatan atau tugas para penutur
pun dapat menyebabkan adanya variasi bahasa.
Variasi atau ragam bahasa itu dapat dibedakan berdasarkan penutur dan
penggunaannya. Dari segi penutur, ragam bahasa dapat dibagi atas idiolek, dialek,
kronolek, dan sosiolek. Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan
yang berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya. Dialek
merupakan variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada
pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek merupakan variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Umpamanya, variasi bahasa
Indonesia yang digunakan pada tahun lima puluhan berbeda dengan variasi bahasa yang
digunakan pada masa kini. Sosiolek merupakan variasi bahasa yang berkenaan dengan
status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Sosiolek terbagi atas beberapa bagian,
yakni akrolek, basilek, vulgar, kolokial, jargon, dan slang (Chaer dan Agustina, 1995:80).
Slang merupakan bagian dari sosiolek. Slang adalah ragam bahasa tidak resmi
yang dipakai oleh kaum remaja atau kelompok-kelompok sosial tertentu untuk
komunikasi intern sebagai usaha supaya orang lain atau kelompok lain tidak mengerti
berupa kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah (Kridalaksana, 1984:281).
James Danandjaja (dalam Sahertian, 2003:3) mengatakan bahwa bahasa gaul
digolongkan ke dalam kategori bahasa slang yang lebih dipertegas menjadi Cant, yaitu
bahasa rahasia yang digunakan oleh sekelompok orang yang pada awalnya digunakan
oleh para guy dan lesbian. Namun seiring terjadinya fluktuasi bahasa dan perkembangan
Penelitian tentang bahasa gaul sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu
penelitian terhadap bahasa gaul dilakukan oleh Williyana Sukmi dengan judul “Bahasa
Gaul” pada tahun 2006.
Penelitian tersebut berhasil membagi bahasa gaul menjadi dua bagian yaitu
bahasa gaul umum (bahasa yang sering digunakan muda-mudi di perkotaan untuk
bergaul), dan bahasa gaul khusus (bahasa yang sering dipakai para waria). Hasil
penelitian yang dilakukan Willyana Sukmi terhadap bahasa gaul yang terdapat di dalam
Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul ; 2003) menyatakan bahwa bahasa gaul
yang terdapat di dalam Kamasutra Bahasa Gaul oleh Debby Sahertian (2003) merupakan
bahasa gaul khusus, sehingga pembentukan kata dan makna bahasa gaul lebih
dikhususkan pada bahasa gaul khusus yang terdapat di dalam kamus tersebut.
Di dalam penelitiannya, Willyana Sukmi khusus membahas tentang proses
pembentukan kosakata bahasa gaul yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul
(Kamasutra Bahasa Gaul) karangan Debby Sahertian (2003). Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa bahasa gaul yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul
(Kamasutra Bahasa Gaul) karangan Debby Sahertian (2003 )terbentuk dari gejala bahasa
berupa penghilangan fonem (afaresis, sinkop. apokop), penambahan fonem (protesis,
efentesis, paragog), metatesis, akronim, singkatan.
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitiaan sebelumnya. Proses
pembentukan kata bahasa gaul pada iklan produk komersial memiliki proses
pembentukan yang hampir sama dengan penelitian sebelumnya, tetapi pembentukan
bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial ditemukan gejala bahasa berupa
teraza dalam iklan ini berasal dari kata terasa. Terjadi gejala hiperkorek yaitu fonem /s/
diganti dengan fonem /z/.
Perkembangan bahasa gaul semakin pesat dalam hal pemakaiannya. Saat ini
bahasa gaul tidak hanya dipakai oleh golongan tertentu saja, seperti golongan waria, artis
dan remaja tetapi juga digunakan sebagai bahasa dalam media cetak dan elektronik
khususnya periklanan di media TV. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah dapat
menerima bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari mereka.
Bahasa bersifat dinamis, begitu juga pembentukan dan pemakaian bahasa gaul
yang terdapat di dalam iklan produk komersial terus mengalami perkembangan. Bahasa
gaul yang terdapat di dalam iklan produk komersial kini terus memunculkan kosa kata
bahasa gaul yang baru yang merupakan kreasi dan kreativitas pengiklan khususnya
penulis naskah iklan (copy writer) dalam segi pemakaian bahasa di dalam iklan dengan
tujuan membuat iklan menjadi unik dan menarik.
Iklan komersial adalah suatu bentuk promosi hasil produk suatu perusahaan
(makanan, obat-obatan, kosmetik, pakaian dan sebagainya) yang ditawarkan kepada
khalayak ramai melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar dan juga bahasa.
Pemakaian serta pemilihan bahasa dalam iklan produk komersial TV merupakan
strategi produsen untuk menarik perhatian konsumen melalui bahasa unik dan menarik
yang terdapat di dalam iklan. Apabila konsumen tertarik, mengenal sekaligus menyukai
produk-produk yang diiklankan maka promosi dianggap berhasil.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji bahasa gaul yang terdapat
1.1.2 Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembentukan bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk
komersial televisi ?
2. Bagaimana pesan atau makna yang ingin disampaikan pengiklan khususnya penulis
naskah iklan (copy writer) di dalam iklan produk komersial televisi yang
menggunakan bahasa gaul ?
3. Bagaimana pengaruh dari pemakaian bahasa gaul pada iklan produk komersial
televisi terhadap konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia ?
1.2 Batasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi supaya penelitian terarah dan tujuan penelitiaan
tercapai. Di dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah hanya dari proses
pembentukan kata bahasa gaul pada iklan produk komersial, makna atau pesan yang
ingin disampaikan pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy writer) di dalam iklan
yang memakai bahasa gaul, serta pengaruh yang ditimbulkannya terhadap konsumen
sebagai pemakai bahasa Indonesia. Data diambil dari televisi yang diambil secara random
pada sepuluh stasiun televisi swasta di Indonesia (Trans7, TPI, RCTI, SCTV, Indosiar,
Lativi, Trans TV, Metro TV, ANTV, Global TV). Data diambil dari periode 01 Maret -
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan proses pembentukan kata-kata bahasa gaul yang terdapat
pada iklan produk komersial
2. Untuk mengetahui makna atau pesan dari iklan produk komersial yang menggunakan
bahasa gaul
3. Untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif dari pemakaian bahasa gaul pada
iklan produk komersial bagi konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Pembaca dapat mengetahui proses pembentukan kata pada bahasa gaul yang terdapat
dalam iklan produk komersial
2. Menambah khazanah pengetahuan pembaca tentang bahasa gaul yang terdapat pada
iklan produk komersial.
1.4 Metode dan Teknik Penelitian
1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian
(Sudaryanto, 1993:9).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif sinkronis,
diuraikan data yang dijumpai dalam sampel-sampel data, kemudian membahas
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh data. Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan
sejumlah data yang akan dijadikan sebagai bahan olahan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh data dalam penelitian bahasa gaul yang ada dalam iklan produk komersial
ini dipergunakan metode simak, yakni penyimakan terhadap penggunaan bahasa gaul
pada iklan produk komersial televisi, sedangkan teknik yang digunakan selanjutnya
dalam pengumpulan data adalah teknik catat (Sudaryanto, 1993:1330).
1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode agih yaitu
metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu
sendiri dan metode padan yaitu metode yang memadankan, menyelaraskan sesuatu
dengan alat penentu lain di luar bahasa (Sudaryanto, 1993:13). Teknik yang digunakan
adalah teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual
yang ada dan teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual data
(Sudaryanto, 1993:37)
Metode agih digunakan untuk menganalisis struktur pembentukan kata-kata
dalam bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial, sedangkan metode padan
digunakan untuk menganalisis perubahan makna yang terjadi dalam bahasa gaul menjadi
bahasa Indonesia. Jadi, jalur kerja metode padan yang dilakukan adalah metode
translasional (terjemahan) dengan alat penentu bahasa lain.
Pemakaian bahasa gaul dalam iklan produk komersial di televisi merupakan
yang ditawarkan maupun bahasa yang digunakan. Dampak yang terjadi dari keadaan itu
membuat pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy writer) akan terus
menggunakan bahasa yang unik dan menarik, meskipun kata-kata tersebut tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.
Contoh sebuah iklan produk komersial di televisi yaitu sebuah produk kartu
perdana IM3 khusus SMS (SCTV, 21:06, 07/04/07) di dalam iklan ini digambarkan
terjadi komunikasi dalam SMS yang menggunakan bahasa gaul,
A : “Lags ap? lagi apa”
B : “Maksi? makan siang”
A : “Samsi? sama siapa”
B : “emtz, eee…mau tau aza”
A : “Edi Sud Rahmat Kartolo, maksud loe”
IM3 SMS “SMS banget”
Pembentukan kata bahasa gaul dalam iklan di atas adalah sebagai berikut :
- lags ap
Kata lags ap merupakan akronim dari kata lagi apa (sedang melakukan apa)
- maksi
Kata maksi merupakan akronim dari kata makan siang
- samsi
- emtz merupakan akronim dari kata mau tau aza. Kata aza merupakan gejala
hiperkorek dimana fonem /j/ diganti menjadi fonem /z/, sementara kata tau berasal
dari kata tahu, terjadi pengurangan fonem di tengah kata pada kata tersebut.
- loe
Kata loe berasal dari dialek Jakarta yang merupakan unsur bahasa Betawi yang
artinya kamu
- banget
Kata banget merupakan dialek Jakarta yang merupakan unsur bahasa Betawi yang
artinya sangat.
Dalam iklan produk komersial IM3 ini pengiklan khususnya penulis naskah iklan
(copy writer) menggambarkan percakapan yang dilakukan melalui pesan pendek atau
SMS. Di dalam percakapan SMS itu pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy
writer) berusaha menarik perhatian konsumen dengan bahasa yang digunakannya dalam
percakapan SMS itu, pesan yang ingin disampaikan pegiklan (copy writer) sebenarnya
sangat sederhana, ia hanya ingin menyampaikan bahwa konsumen dapat sepuasnya
berkomunikasi melaui pesan pendek atau SMS dengan orang lain jika menggunakan IM3
SMS. Dengan menggunakan bahasa unik dan menarik seperti itulah diharapkan
konsumen tertarik untuk melihat iklan tersebut sekaligus membeli produk yang
ditawarkan.
Bahasa yang dipakai pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy writer)
dalam iklan IM3 SMS kini sudah menjadi bahasa yang digunakan para konsumen
khususnya remaja dalam bergaul. Ini menandakan bahasa gaul yang digunakan pengiklan
1.5Konsep Dasar dan Landasan Teori
1.5.1 Konsep Dasar
a. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik akan menjadi teori dasar dalam penelitian ini. Pendapat Fishman
mengenai sosiolinguistik akan penulis jadikan konsep dasar penelitian ini. Fishman
memandang bahasa dan pemakaiannya merupakan gejala sosial. Fishman (dalam Suwito,
1958:3) menjelaskan bahwa bahasa merupakan gejala sosial, bahasa dan pemakaian
bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor
nonlinguistik seperti faktor-faktor sosial, misalnya status sosial, tingkat pendidikan,
umur, tingkat, ekonomi dan jenis kelamin. Di samping itu pemakaian bahasa juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa yang berbicara, dengan bahasa apa,
kepada siapa, kapan, dimana dan mengenai apa.
Faktor-faktor sosial dan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi pemakaian
bahasa menimbulkan variasi-variasi dalam bahasa, begitu juga variasi bahasa yang
terdapat pada iklan-iklan produk komersial merupakan hasil dari perkembangan bahasa
yang terus hidup dan tumbuh serta mengalami perkembangan.
Bahasa gaul merupakan salah satu bentuk variasi bahasa yang timbul akibat
perkembangan zaman dan fluktuasi bahasa. Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan
untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa gaul berasal dari bahasa
prokem yang telah mengalami perkembangan. Bahasa prokem yang pada awalnya
merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum pencoleng, pencopet, bandit dan
sebangsanya, kemudian berkembang lebih luas dan dipakai oleh kaum muda, pelajar dan
Bahasa gaul yang ada pada masyarakat juga diambil dan berasal dari dialek
Jakarta. Dialek Jakarta merupakan sistem kebahasaan yang digunakan oleh penduduk
Jakarta untuk membedakannya dengan masyarakat lain yang berlainan walaupun erat
hubungannya. Dialek Jakarta berasal dari unsur bahasa Betawi, Sunda, dan sebagainya
(Ayatrohaedi, 1979:1, dalam Ramlan, 1992:7). Dialek Jakarta dianggap memiliki posisi
yang lebih tinggi dari dialek-dialek lainnya, karena posisi Jakarta sebagai ibu kota negara.
Dialek Jakarta tidak hanya digunakan oleh masyarakat Jakarta tetapi juga digunakan
sebagai bahasa gaul atau bahasa pergaulan anak muda saat ini. Hal inilah yang membuat
pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy writer) menggunakan dialek Jakarta di
dalam iklan produk komersial.
Contoh dialek Jakarta yang dijadikan bahasa gaul atau bahasa pergaulan anak
muda saat ini adalah:
- dong
- gue
- loe
- deh
- banget
b. Semantik
Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau
tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan
pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu semantik mencakup
penelitian ini penulis menggunakan semantik untuk mengubah kosakata bahasa gaul ke
dalam bahasa Indonesia.
c. Pragmatik
Untuk mewujudkan gagasan, ide, pemikiran tentang suatu produk di dalam iklan
diperlukan bahasa. Bahasa yang digunakan berperan penting untuk menyampaikan pesan
yang terdapat di dalam iklan.
Pragmatik merupakan studi yang menelaah makna dan pesan menurut tafsiran
pendengar sebagaimana yang dimaksudkan oleh si pembicara (G. Leech, 1983: 322).
Pesan yang terdapat dalam iklan harus dapat tersampaikan meskipun harus menggunakan
bahasa yang sulit dimengerti oleh penonton. Pragmatik digunakan untuk melihat pesan
atau makna yang ingin disampaikan pengiklan pada iklan produk komersial yang
memakai bahasa gaul yaitu berupa pesan yang ditangkap oleh penonton atau konsumen.
1.5.2 Landasan Teori
a. Bahasa Yang Baik dan Efektif
Bahasa merupakan alat penghubung yang paling utama bagi manusia
untuk berinteraksi dan bekerja sama, sehingga dengan mengggunakan bahasa maksud
dan tujuan seseorang dapat disampaikan. Berbahasa dengan baik dan efektif adalah
pemakaian ragam bahasa yang sesuai dan tepat menurut golongan penutur, situasi dan
kondisinya (Abdul Chaer, 1995:309). Orang yang mahir menggunakan bahasa, makna
dan maksud yang ingin disampikannya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu maka
Bahasa gaul yang digunakan oleh pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy
writer) merupakan bahasa yang dipakai dalam situasi tidak resmi. Bahasa gaul yang
dipakai dalam iklan produk komersial bertujuan untuk menyampaikan pesan sebuah
produk kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut dengan
bahasa yang tidak kaku dan membosankan.
Pemakaian bahasa gaul pada iklan produk komersial merupakan penggunaan
bahasa yang baik dan efektif karena penggunaan dan pemanfaatan bahasa gaul yang ada
pada iklan produk komersial sesuai atau serasi dengan situasinya.
Bahasa yang diterima konsumen sebagai pemakai bahasa adalah berupa
penambahan kosakata baru dalam bentuk bahasa gaul yang diambil dari bahasa yang
terdapat dalam iklan produk komersial yang dapat digunakan pemakai bahasa untuk
berbahasa dalam situasi tidak formal atau resmi.
b. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting, bahasa negara, seperti yang
tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36. Sehingga bahasa Indonesia harus terus
dipakai dan dipelihara oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan ragam bahasa
baku atau sesuai dengan kaidah bahasa baku dalam situasi komunikasi (Ahmad Samin S,
2003: 8). Bahasa Indonesia yang baku menurut Ahmad Samin Siregar adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jenis
kelamin.
3. Bahasa Indonesia tidak memgenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan waktu.
4. Lafal bahasa Indonesia baku ialah lafal yang tidak dipengaruhi oleh lafal asing
maupun lafal daerah.
5. Bahasa Indonesia memiliki konstruksi sintetis atau susunan terpadu dalam susunan
kalimat.
6. Bahasa Indonesia memiliki ejaan resmi.
7. Bahasa Indonesia memiliki peristilahan resmi.
Bahasa gaul yang terdapat dalam iklan produk komersial televisi merupakan
bahasa yang tidak sesuai dan melanggar dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal ini dapat
kita lihat dari penanda-penanda bahasa baku.
Bahasa gaul yang terdapat dalam iklan produk komersial ini dapat mengganggu
serta merusak upaya pemerintah Indonesia untuk menerapkan penggunaan bahasa
Indonesia secara baik dan benar, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional,
yang memiliki fungsi sebagai alat pemersatu bangsa, penghubung antarbudaya, dan
lambang kebanggaan bangsa yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.
c.Gejala Bahasa
Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata atau
kalimat dengan segala proses pembentukannya (Badudu,1985:47). Beberapa gejala
bahasa yang ditemukan dalam bahasa gaul pada penelitian sebelumnya berupa
penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), penambahan fonem (efentesis, paragog),
metasis, gejala adaptasi, akronim, singkatan.
Penghilangan fonem terdiri atas:
Contoh gejala afaresis menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- umudik menjadi mudik
- stani (Sans) menjadi tani
Contoh gejala afresis dalam bahasa gaul umum adalah:
- emang dari memang
- aja dari saja
- naruh dari menaruh
b. Sinkop yaitu proses penghilangan fonem ditengah kata (Badudu, 1985:64).
Contoh gejala sinkop menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- bahasa menjadi basa
- sahaya menjadi saya
- gemericik menjadi gemercik
Contoh gejala sinkop dalam bahasa gaul umum adalah:
- asik dari asyik
- sodara dari saudara
- b’lom dari belum
- sapa dari siapa
c. Apokop yaitu proses penghilangan fonem pada akhir kata (Badudu, 1985:64).
Contoh gejala apokop menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- import menjadi impor
- eksport menjadi ekspor
- kalo dari kalau
- pake dari pakai
- minim dari minimum
2. Penambahan fonem terdiri atas:
a. Protesis yaitu peristiwa penambahan fonem diawal kata (Badudu 1985:63).
Contoh gejala protesis menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- mas menjadi emas
- stri (sans) menjadi istri
b. Epentesis yaitu peristiwa penambahan fonem ditengah kata (Badudu 1985:63).
Contoh gejala epentesis menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- kapak menjadi kampak
- sajak menjadi sanjak
- peduli menjadi perduli
Contoh epentesis dalam Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul) oleh
Debby Sahertian (2003) adalah:
- ada menjadi adinda
- apa menjadi apipa
- heran menjadi herman
- memang menjadi emang
c. Paragog adalah peristiwa penambahan fonem di akhir kata (Badudu, 1985:63).
Contoh gejala paragog menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- ina menjadi inang
- sila menjadi silah(pada kata dipersilahkan)
Contoh paragog dalam Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul) oleh
Debby Sahertian (2003) adalah:
- baru menjadi baruna
- busuk menjadi busukro
- batu menjadi bantuan
- adik menjadi andika
3. Gejala Metasis
Gejala metasis adalah gejala yang memperlihatkan pertukaran tempat satu atau
beberapa fonem (Badudu, 1985:64).
Contoh gejala metasis menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- sapu menjadi usap
- lekuk menjadi keluk
- berantas menjadi banteras
Contoh metasis dalam Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul) oleh
Debby Sahertian (2003) adalah:
- cium menjadi cumi-cumi
- kalau menjadi kalua
4. Gejala Adaptasi
Adaptasi artinya penyesuaian. Kata-kata pungut yang diambil dari bahasa asing
berubah bunyinya sesuai dengan pendengaran atau ucapan orang Indonesia (Badudu,
1985:65).
Beberapa contoh adaptasi bahasa asing menjadi bahasa gaul adalah sebagai
berikut:
- merit dari married (Inggris)
- plis dari please (Inggris)
- akting dari acting (Inggris)
- hepi dari happy (Inggris)
5. Gejala Hiperkorek
Gejala hiperkorek merupakan gejala pembentukan kata yang menunjukkan
sesuatau yang salah, baik ucapan, maupun ejaan (tulisan) (Badudu, 1985:58).
Contoh gejala hiperkorek menurut Badudu adalah sebagai berikut:
- zaman menjadi jaman
- izin menjadi ijin
- ijazah menjadi izazah
5. Akronim
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya
kata biasa (Sugihastuti, 2000:60)
Contoh akronim dalam bahasa gaul adalah:
- curhat dari curahan hati
- ilfill dari hilang filling ( hilang perasaan)
- burket (bubur ketek)
6. Singkatan
Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik
dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya
(Sugihastuti, 2000:60)
Contoh singkatan dalam bahasa gaul adalah:
- MBA dari Married By Accident
- TP dari Tebar Pesona
- PD dari Percaya Diri
d. Iklan Produk Komersial
Iklan adalah (1) berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak
ramai mengenai barang atau jasa yang ditawarkan ; (2) pemberitahuan kepada khalayak
ramai mengenai barang atau jasa yang dijual atau dipasang dalam media massa televisi,
majalah dan surat kabar (KBBI, 2002:421).
Iklan komersial merupakan salah satu jenis iklan, di dalam iklan komersial suatu
perusahaan akan mempromosikan produknya kepada masyarakat dengan harapan produk
yang dibuat oleh perusahaan akan laku di pasaran. Hasil produksi yang diiklankan
biasanya berupa makanan, obat-obatan, kosmetik, pakaian dan sebagainya.
Untuk memperjelas pengertian dari iklan Mr. Joger yang terkenal dengan “pabrik
dunia yang berbeda. Tampil beda dalam iklan sangat diperlukan untuk menarik perhatian
konsumen membeli produk yang diiklankan.
Frank Jeffkins (1996:241) mengatakan sebuah iklan dibuat oleh dibuat oleh
sebuah tim kreatif. Mereka terdiri dari copy writer (penulis teks iklan), visualiser (juru
gambar) dan typografi (ahli jenis huruf) tim kreatif harus mampu membuat sebuah iklan
dengan unik dan menarik.
Penulis naskah iklan (copy writer) mewakili pihak produsen selalu berusaha
menggunakan bahasa yang menarik dan mudah diingat oleh penonton atau konsumen. Ia
harus pandai mengubah kalimat-kalimat penjualan menjadi gagasan penjualan yang
BAB II
PEMAKAIAN BAHASA GAUL PADA IKLAN PRODUK KOMERSIAL
TELEVISI
2.1 Analisis Pembentukan Kata-kata Bahasa Gaul pada Iklan Produk Komersial
Televisi
Iklan komersial adalah suatu bentuk promosi hasil produk suatu perusahaan
(makanan, obat-obatan, kosmetik, pakaian dan sebagainya) yang ditawarkan kepada
khalayak ramai melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar dan juga bahasa.
Pemakaian bahasa gaul merupakan strategi produsen dalam menarik perhatian konsumen
dengan ,menyajikan iklan-iklan dengan bahasa yang unik dan menarik
Di bawah ini adalah iklan-iklan yang memakai bahasa gaul dalam
mempromosikan produknya.
1. Produk minuman ringan Good Day Coffe Mix
Ngeblind abis enaknya
Indocafee Coffe Jahe
Anget banget
Anker Bir
Bosen ngantri dibawa asik aja
Buavita Manggo
Fresh Tea Green Tea
Pilihan generasi fres
Fruitamin
Buahnya bener-bener nyegerin
Fanta
Cerianya berasa banget
2. Produk permen dan coklat Chunky Bar
Gede sih tapi rela bagi-bagi
Starbust
Gak semua yang loe denger itu bener
Starbust yang bener ya rasa buahnya
Kiss
Permen Kiss puluhan ekspresi buat
ungkapin perasaan loe
Gery Salut Coklut
Tebel dan panjang coklatnya
Sugus
Sekali mulai gak bisa brenti
3. Produk biskuit dan makanan ringan Better Biscuit
Better emang better
Kacang Kulit Rasa Garuda
Nissin Crackers
Bikin deket bikin akrab
Choey Choco
Yang lain ntar dulu deh
Supermi Kaldu Ayam
Buktiin rame-rame
Momogi Snack
Sekali coba mow..mow lagi dong
4. Produk rokok Sejati
Emang bikin bangga
LA Light
Enjoy aja
Sempoerna Hijau
Gak ada loe gak rame
X Mild
Xpresikan aksimu
5. Produk pembersih dan perawatan wajah Biore Anti Acne
Mens Biore
Kulit cowok 1,5 X lebih tebal dari
cewek. kalo loe cowok pake Mens
Biore.
6. Produk kartu perdana dan pra bayar Flexy
Harga pasti bikin hepi
XL Bebas
Pulsanya gak abis-abis
Mentari Seru
Buruan pake biar ngomong makin
seru!
Simpati Ekstra
Kalo ada yang ekstra ngapain pilih
yang biasa
Simpati
Banyak pake gratis pake banyak
7. Produk perawatan tubuh dan rambut New Axe Deodorant
Bikin cewe jadi gokil
Gatsby
Gaya semau gue
Rexona Baru
8. Produk Sepeda Motor dan Yamaha Vixion
Spare part Motor Yang lain gak bisa ngikutin
Honda Genuine Part
Kalo ada Honda Genuine Part
ngapain pake spare part yang
ecek-ecek
9. Produk pakaian dan tas Sophi Martin
B’da banget
10. Produk plaster Amanplas
Kerenna, lutuna, gaulna
11. Produk pembalut wanita Bagus Nina
Tipis abis, serasa gak pake tuh
12. Produk penyedap makanan Indofood Kaldu Ayam
Bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial merupakan hasil
kreativitas pengiklan dalam memperkenalkan produk yang akan ditawarkan pada
konsumen.Bahasa gaul yang dipakai pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy
writer) dalam iklan produk komersial televisi periode 01 Maret- 31 Juni 2007 terbentuk
dari gejala bahasa dan dialek Jakarta.
Gejala bahasa merupakan peristiwa yang menyangkut bentukan-bentukan kata
atau kalimat dengan segala proses pembentukannya (Badudu,1985:47). Beberapa gejala
bahasa yang ditemukan di dalam bahasa gaul pada iklan produk komersial televisi adalah
berupa penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), penambahan fonem ( protesis,
efentesis, paragog), gejala hiperkorek, gejala adaptasi, akronim, dan singkatan.
Bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial juga berasal dari dialek
Jakarta yaitu sistem kebahasaan yang digunakan oleh penduduk Jakarta untuk
membedakannya dengan masyarakat lain yang berlainan walaupun erat hubungannya.
Dialek Jakarta berasal dari unsur bahasa Betawi, Sunda, dan sebagainya (Ayatrohaedi,
1979:1, dalam Ramlan, 1992:7)
Adapun gejala bahasa atau proses pembentukan bahasa gaul dalam iklan produk
komersial televisi adalah :
1. Anget
Kata anget berasal dari kata hangat, terdapat gejala afaresis dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /h/ dan fonem /a/ diganti dengan fonem /e/
2. Abis
3. Aja
Kata aja berasal dari kata saja, terdapat gejala afaresis dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /s/.
4. Asik
Kata asik berasal dari kata asyik, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem /y/.
5. Bosen
Kata bosen berasal dari kata bosan, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti
dengan fonem /e/
6. Bener
Kata bener berasal dari kata benar, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti
dengan fonem /e/.
7. Berasa
Kata berasa berasal dari kata terasa, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti
dengan fonem /b/.
8. Buktiin
Kata buktiin berasal dari kata buktikan, terdapat gejala sinkop dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /k/ dan fonem /a/ diganti dengan fonem /i/.
9. Burket
Kata burket berasal dari kata bubur ketek yaitu bercampurnya keringat dengan bedak
yang kita gunakan di sekitar bawah lengan.
10. B’da
11. B’renti
Kata b’renti berasal dari kata berhenti, terdapat gejala sinkop, yaitu penghilangan fonem
/e/ dan /h/.
12. Buruan
Kata buruan berasal dari kata buru yang berarti mengejar, mencari, dalam kata ini
terdapat gejala paragog, yaitu ; penambahan fonem /a/ dan /n/ yang mengubah kata ini
menjadi kalimat perintah berupa kalimat printah ayo cepat!
13. Cewe
Kata cewe berasal dari kata cewek, terdapat gejala apokop, yaitu penghilangan fonem /k/
14. Denger
Kata denger berasal dari kata dengar, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti
dengan fonem /e/
15. Deket
Kata deket berasal dari kata dekat, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti
dengan fonem /e/
16. Emang
Kata emang berasal dari kata memang, terdapat gejala afaresis, yaitu penghilangan fonem
/m/.
17. Enjoy
Kata enjoy merupakan adaptasi dari kata enjoy (Ing) yang artinya menikmati, santai
18. Fres
19. Gak
Kata gak berasal dari kata tidak, terdapat gejala afaresis dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /t/ dan /i/ dan fonem /d/ diganti dengan fonem /g/
20. Gokil
Kata gokil berasal dari kata gila, terdapat gejala apokop dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /a/ dan penambahan fonem /o/ dan fonem /k/
22. Hepi
Kata hepi merupakan adaptasi dari kata happy (Ing) yang memiliki arti bahagia, gembira
dan senang.
23. Jerat
Kata merupakan akronim dari jerawat.
24. Kalo
Kata kalo berasal dari kata kalau, terdapat gejala hiperkorek yaitu dua buah fonem yaitu
/a/ dan /u/ diganti dengan fonem /o/.
25. Ntar
Kata ntar berasal dari kata sebentar, terdapat gejala afaresis dan sinkop yaitu ;
penghilangan fonem /s/, /e/, /b/ dan /e/.
26. Kerenna
Kata keren’na berasal dari kata kerennya, terdapat gejala sinkop yaitu penghilangan
fonem /y/.
27. Gaulna
Kata gaul na berasal dari kata gaulnya, terdapat gejala sinkop yaitu penghilangan fonem
28. Lutuna
Kata lutuna berasal dari kata lucunya, terdapat gejala hiperkorek dan gejala sinkop , yaitu
fonem /c/ diganti dengan fonem /t/ dan penghilangan fonem /y/.
29. Oks
Kata oks merupakan adaptasi dari kata ok (Ing) yang berarti baik, terdapat gejala paragog
yaitu penambahan fonem /s/ untuk mempertegas makna kata sebelumnya.
30. Pake
Kata pake berasal dari kata pakai, terdapat gejala hiperkorek, yaitu dua fonem berupa
fonem /a/ dan /i/ diganti dengan fonem /e/.
31. PD
Kata PD merupakan singkatan dari kata percaya diri.
32. Rame
Kata rame berasal dari kata ramai, terdapat gejala hiperkorek, yaitu dua fonem berupa
fonem /a/ dan /i/ diganti dengan fonem /e/.
33. Seger
Kata seger berasal dari kata segar , terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ diganti
dengan fonem /e/.
34. Skale
Kata skale berasal dari kata sekali yang berfungsi sebagai superlatif. Terdapat gejala
sinkop dan hiperkorek, yaitu penghilangan fonem /e/ dan fonem /i/ diganti dengan fonem
/e/.
35. Simpel
36. Serasa
Kata serasa berasal dari kata terasa, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /t/ diganti
dengan fonem /s/.
37. Sampe
Kata sampe berasal dari kata sampai, terdapat gejala hiperkorek yaitu dua fonem berupa
fonem /a/ dan /i/ diganti dengan fonem /e/.
38. Temen
Kata temen berasal dari kata teman, terdapat gejala sinkop dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /a/ diganti dengan fonem /e/.
39. Tebel
Kata tebel berasal dari kata tebal, terdapat gejala hiperkorek, yaitu penghilangan fonem
/a/ diganti dengan fonem /e/.
40. Teraza
Kata teraza berasal dari kata terasa, terdapat gejala hiperkorek, yaitu penghilangan fonem
/s/ diganti dengan fonem /z/.
41. Ungkapin
Kata ungkapin berasal dari kata ungkapkan, terdapat gejala sinkop dan hiperkorek, yaitu
penghilangan fonem /k/ dan fonem /a/ diganti dengan fonem /i/.
42. Xpresikan
Kata xpresikan berasal dari kata ekspresikan, terdapat gejala afaresis, yaitu penghilangan
43. Mow
Kata mow berasal dari kata mau, terdapat gejala hiperkorek, yaitu fonem /a/ dan fonem
/u/ diganti dengan fonem /o/ dan /w/.
44. Loe
Kata loe berasal dari kata lu, terdapat gejala hiperkorek dan paragog, yaitu fonem /u/
diganti dengan fonem /o/ dan penambahan fonem /e/.
45. Ngomong
Kata ngomong berasal dari kata omong, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan
fonem /n/.
46. Ngapain
Kata ngapain berasal dari kata mengapa, terdapat gejala aparesis dan paragog , yaitu
penghilangan fonem /m/ dan /e/ dan penambahan fonem /i/ dan /n/.
47. Ngaku
Kata ngaku berasal dari kata mengaku, terdapat gejala afaresis, yaitu penghilangan fonem
/m/ dan /e/.
48. Ngikutin
Kata ngikutin berasal dari kata ikut, terdapat gejala protesis dan paragog, yaitu
penambahan fonem /n/ dan penambahan fonem /i/ dan /n/.
49. Ngantri
Kata ngantri berasal dari kata antri, terdapat gejala protesis, yaitu penambahan fonem /n/.
50. Ngeblind
Kata ngeblind berasal dari kata proses adaptasi dari kata blend (Ing) yang berarti paduan,
Bahasa gaul yang terdapat di dalam iklan produk komersial juga diambil dari
dialek Jakarta. Adapun bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial televisi
yang merupakan dialek Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Banget
Kata banget merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Betawi yang memiliki arti
sangat.
2. Gede
Kata gede merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Sunda yang memiliki arti besar
3. Gue
Kata gue merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Betawi yang memiliki arti saya,
aku.
4. Deh
Kata deh merupakan unsur bahasa Betawi yang berfungsi sebagai partikel untuk
mengkukuhkan kata-kata atau maksud lawan bicara.
5. Dong
Kata dong merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Betawi yang berfungsi sebagai
partikel yang dipakai dibelakang kata atau kalimat untuk pemanis maksud.
6. Ngomong
Kata ngomong berasal dari kata omong yang berasal dari dialek Jakarta dengan unsur
bahasa Sunda yang berarti berbicara.
7. Ecek-ecek
Kata ecek-ecek merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Melayu yang memiliki
8. Bikin
Kata bikin merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Melayu yang memiliki arti
buat.
9. Loe
Kata loe merupakan dialek Jakarta dengan unsur bahasa Betawi yang memiliki arti kamu,
kau, anda.
2.2 Analisis Pesan atau Makna yang Terdapat Di dalam Iklan Produk Komersial
Televisi yang Memakai Bahasa Gaul
Produsen akan menggunakan berbagai cara agar produk yang dihasilkannya laku
dipasaran. Berbagai kegiatan promosi pun akan dilakukan, salah-satunya dengan
mengiklankan produknya di televisi.
Untuk mempermudah kegiatan promosi atau iklan maka orang yang berperan
penting untuk membuat kegiatan promosi atau iklan agar berhasil dan sukses adalah
pengiklan. Pengiklan akan membuat sebuah iklan sebuah produk menjadi menarik untuk
dilihat yaitu dengan menggunakan gambar-gambar dan bahasa yang menarik.
Bahasa gaul dipilih oleh para pengiklan, karena bahasa gaul menampilkan bahasa
yang unik dan menarik sehingga penonton akan tertarik untuk melihat, memperhatikan
serta mengenal iklan produk tersebut.
Apabila penonton sudah mau melihat tayangan iklan maka harapan pengiklan
Adapun pesan atau makna yang terdapat di dalam iklan produk komersial televisi
yang menggunakan bahasa gaul periode 01 Maret - 31 Juni 2007 adalah sebagai
berikut :
1. Iklan Produk Minuman
- Indocafe coffe jahe “Anget banget”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan indocaffe adalah bahwa
indocaffe kini tersedia dengan rasa jahe. Kalimat “anget banget” dalam iklan ini ingin
menyampaikan bahwa campuran jahe dalam kopi indocaffe jahe ternyata tidak hanya
nikmat diminum saat hangat tetapi juga dapat membuat tubuh menjadi hangat.
- Good Day Coffe Mix “Ngeblend abis enaknya’
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan kopi Good Day Coffe Mix
adalah bahwa kopi Good Day Coffe Mix memliki paduan kopi, susu, gula yang sangat
pas. Kalimat “ngeblend abis” dalam iklan ini ingin menyampaikan bahwa paduan kopi,
susu, gula benar-benar tepat dan pas yang membuat rasa kopi ini menjadi sangat enak.
- Anker Bir “Bosen ngantri di bawa asik aja”
Anker bir merupakan minuman mengandung alkohol, sehingga pengiklan tidak dapat
menyampaikan pesan secara terang-terangan kepada penonton untuk mengajak dan
membeli minuman beralkohol ini, tetapi pengiklan menggunakan kalimat lain yang dapat
menggambarkan produk ini. Kalimat “bosen ngantri dibawa asik aja” di dalam iklan ini
ingin menyampaikan bahwa anker bir dapat membuat suasana hati dan pikiran orang
- Buavita Manggo “Cara enak dari yang simpel”
Kalimat “cara enak cari yang simpel” di dalam iklan ini ingin menyampaikan bahwa
penonton dapat menikmati buah mangga asli hanya dengan meminum Buavita Manggo
sehingga penonton tidak perlu susah untuk mencari bahkan membeli buah mangga,
karena hanya dengan minum buavita manggo penonton dapat langsung menikmati buah
mangga asli.
- Fresh Tea Green Tea “Pilihan generasi fres”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan Fresh Tea Green Tea
merupakan minuman ringan berupa kandungan teh hijau. Kalimat “pilihan generasi fres”
di dalam iklan ini ingin menyampaikan bahwa Fruit Tea Green Tea merupakan minuman
pilihan bagi generasi muda yang berjiwa segar, sehingga pengiklan ingin menegaskan
bahwa setiap generasi muda yang mengaku berjiwa muda dan segar wajib minum Fresh
Tea Green Tea.
- Fanta “Cerianya berasa banget”
Kalimat “cerianya berasa banget” di dalam iklan ini ingin menyampaikan bahwa
minuman Fanta dapat membuat suasana hati, pergaulan dengan teman makin bertambah
ceria, jadi kalau ingin suasana bertambah ceria, minumlah Fanta!.
- Fruitamin “Buahnya bener-bener nyegerin”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan adalah bahwa Fruitamin merupakan
minuman yang mengandung buah-buahan. Rasa buah yang ada dalam Fruitamin dapat
menyegarkan dan menghilangkan dahaga, karena rasa buahnya benar-benar seperti buah
asli. Kalimat “buahnya bener-bener nyegerin” dalam iklan ini merupakan penegasan
2. Iklan Produk Permen dan Coklat
- Chunky bar “Gede sih tapi rela bagi-bagi”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan Chunky Bar adalah bahwa
coklat Chunky Bar merupakan coklat yang memiliki ukuran yang besar. Kalimat tapi rela
bag-bagi merupakan kalimat yang dipilih pengiklan untuk menyampaikan rasa yang lezat
yang terkandung di dalam coklat yang membuat orang yang memakannya tidak akan rela
membaginya dengan orang lain.
- Starbus “Gak semua yang loe denger itu bener, starbus yang benar ya rasa buahnya”.
Sesuatu yang dapat dipercaya adalah sesuatu hal yang sesuai dengan fakta. Pengiklan
menggunakan kalimat gak semua yamg loe denger itu benar untuk menegaskan tentang
fakta yang disampaikannya dalam iklan adalah sesuatu yang benar, karena rasa buah
yang ada di dalam permen Starbust adalah fakta yang dapat dipercaya dan merupakan
penegasan pengiklan tentang rasa buah yang ada pada permen, karena apa yang didengar
oleh penonton belum tentu semuanya benar, tetapi yang penonton dengar tentang rasa
buah pada permen Starbust adalah benar kenyataannya sehingga penonton wajib coba
rasa buah pada permen Starbust.
- Kiss ”Puluhan ekspresi buat ungkapin perasaan loe”
Kiss merupakan salah satu produk permen pengharum nafas. Pesan yang ingin
disampaikan pengiklan dalam iklan Kiss adalah bahwa Kiss merupakan salah satu produk
permen pengharum nafas yang dapat membuat komunikasi dapat berjalan dengan lancar
dalam mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Jadi jika ingin dapat mengungkapkan
- Sugus ”Sekali mulai gak bisa b’renti”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan permen Sugus terdapat di dalam
kalimat ”sekali mulai gak bisa b’renti” kalimat ini merupakan gambaran pengiklan
tentang rasa sugus yang lezat yang membuat orang yang memakannya akan ketagihan
hanya dengan sekali mencobanya.
- Gery Salut Coklat “Tebel dan panjang coklatnya”
Gery Salut Coklat merupakan produk wafer yang dilapisi coklat. Pesan yang ingin
disampaikan pengiklanan merupakan gambaran pengiklan tentang produk ini dimana
pengiklan ingin menyampaikan bahwa coklat yang terdapat didalam wafer sangat banyak
dimana setiap lapisan pada wafer terdapat coklat. Hal ini pasti membuat Gery Salut
Coklat menjadi wafer coklat yang sangat lezat. Kalimat “tebel dan panjang coklatnya”
didalam iklan Gery salut coklat ingin mempertegas banyaknya coklat yang terdapat
didalam wafer Gery Salut Coklat.
3. Iklan Produk Biskuit dan Makanan Ringan
- Better Biscuit “Better emang better”
Pada iklan biscuit pengiklan menggunakan nama produk Better yang berarti lebih
baik untuk dijadikan bahasa pada iklan. Pengiklan ingin menyampaikan bahwa biscuit
better lebih baik dari biscuit lainnya Kalimat “Better emang better” didalam iklan ini
merupakan penegasan pengiklan tentang produknya yang lebih unggul dari produk merk
- Kacang Kulit Rasa “Oks banget”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy
writer) dalam iklan Kacang Kulit Rasa adalah gambaran pengiklan tentang produknya
berupa kacang yang memiliki kualitas yang baik. Rasa dan kualitas Kacang Kulit Rasa
sangat baik secara rasa dan kualitas. Kalimat “Oks banget” yang terdapat di dalam iklan
merupakan penegasan yang ingin disampaikan pengiklan khususnya penulis naskah iklan
(copy writer) tentang kualitas produk yang ditawarkannya agar konsumen tertarik untuk
membelinya.
- Nissin Crackers “Bikin dekat bikin akrab”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa Nissin
crackers dapat dinikmati saat acara kumpul keluarga. Dengan mengkonsumsi nissin
crackers suasana santai, dekat dan akrab akan makin terasa. Jadi jika ingin suasana
menjadi lebih santai dan akrab hidangkan nissin cracker saat berkumpul dengan keluarga.
- Choey Choco “Yang lain ntar dulu deh”
Choey Choco merupakan salah satu produk coklat dalam bentuk permen. Pesan yang
ingin disampaikan pengiklan didalam iklan Choey Choco merupakan gambaran rasa
produk yang sangat lezat yang membuat orang tidak akan peduli dengan situasi
sekitarnya dan cenderung akan berkata “Yang lain ntar dulu deh” saat menikmati coklat
permen ini. Kalimat “yang lain ntar dulu deh” didalam iklan choey choco merupakan
penegasan yang ingin dsampaikan pengiklan tentang kelezatan Choey Choco sehingga
saat menikmatinya, konsumen akan lupa dengan situasi di sekitarnya.
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan didalam iklan supermi kaldu ayam adalah
bahwa rasa kaldu ayam yang terasa dalam Supermi Kaldu Ayam benar-benar lezat
Kalimat “Buktikan rame-rame” di dalam iklan supermi kaldu ayam ingin menantang dan
mengajak penonton untuk beramai-ramai untuk membuktikan kelezatan Supermi Kaldu
Ayam. Kalimat yang dipakai pengiklan dalam iklan ini merupakan cara pengiklan untuk
menggambarkan dan mempertegas rasa lezat yang pada produk ini.
- Momogi Snack “Sekali coba mow-mow lagi dong”
Kalimat “sekali coba mow-mow lagi dong” didalam iklan ini merupakan penegasan
yang disampaikan pengiklan tentang rasa dari snack ini. Kalimat Mow-mow lagi dong
merupakan bahasa yang digunakan pengiklan untuk menyampaikan rasa produk yang
pasti enak karena dapat membuat orang yang sekali memakannya akan ketagihan.
4. Iklan Produk Rokok
- Sejati “Emang bikin bangga”
Sejati merupakan iklan produk rokok. Sama seperti iklan produk yang lain, pengiklan
tidak dapat dengan jelas dan terbuka untuk menyampaikan pesannya kepada penonton
untuk membeli produk yang ditawarkannya. Kalimat “emang bikin bangga” didalam
iklan ini ingin menyampaikan bahwa dengan menggunakan produk ini akan
menimbulkan kebanggaan bagi orang yang menggunakannya.
- LA Light “Enjoy aja”
LA Light juga merupakan iklan produk rokok. Kalimat “enjoy aja” adalah cara
pengiklan untuk menyampaikan bahwa dengan menggunakan LA Light maka suasana
- Sempoerna Hijau “Gak ada loe gak rame”
Sempoerna Hijau merupakan iklan produk rokok. Kalimat “gak ada loe gak rame”
merupakan cara pengiklan untuk menyampai pesan bahwa suasana tidak akan ramai dan
menyenangkan jika tidak menggunakan produk ini.
- X Mild “Xpresikan aksimu”
X Mild juga merupakan produk rokok. Kalimat “Xpresikan aksimu” merupakan cara
pengiklan untuk menyampaikan pesan bahwa dengan menggunakan produk ini,
konsumen dapat mengekspresikan semua kemampuan yang ada dalam dirinya.
5. Iklan Produk Pembersih Wajah
- Biore Anti Acne “Bebas jerat PD berat”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan Biore Anti Acne adalah bahwa
Biore Anti Acne merupakan pembersih wajah yang dapat mencegah timbulnya jerawat.
Kalimat “bebas jerat PD berat” didalam iklan ini ingin menyampaikan bahwa jika bebas
jerawat maka kita dapat percaya diri dalam setiap melakukan setiap aktivitas. Jika tidak
ingin berjerawat maka gunakanlah Biore Anti Acne.
6. Iklan Produk Kartu Perdana dan Kartu Pra Bayar
- Flexy “Harga pasti bikin hepi”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan Flexy adalah bahwa tarif pulsa
yang murah membuat konsumen akan merasakan kenyamanan saat menggunakannya.
Kalimat “harga pasti bikin hepi” dalam iklan ini ingin mempertegas tentang tarif pulsa
diuntungkan daripada menggunakan operator seluler lain. Kalau ingin tarif pulsa murah
yang buat senang, gunakan Flexy!
- XL Bebas “Pulsanya gak abis-abis”
Pesan yang ingin pengiklan sampaikan pada iklan ini adalah bahwa tarif pulsa XL
Bebas sangat murah sehingga pengguna operator ini tidak akan rugi jika menjadi
pelanggan operator ini, karena tarif pulsa yang murah membuat pulsa yang anda punyai
tidak akan cepat habis karena untuk menelepon ke sesama XL atau operator lain XL
bebas memberikan tarif yang sangat murah. Kalimat “pulsanya gak abis-abis” dalam
iklan ini merupakan gambaran yang disampaikan pengiklan tentang pulsa yang kita
miliki jika menggunakan XL Bebas. Dengan menggunakan XL Bebas kita dapat
menggunakan pulsa dengan tepat dan sangat hemat.
- Mentari Seru “Buruan pake biar ngomong makin seru!”
Mentari seru merupakan produk baru dari Mentari. Kalimat “Buruan pake, biar
ngomong makin seru” dalam iklan ini merupakan ajakan pengiklan untuk memilih kartu
ini, karena dengan memakai Mentari akan membuat komunikasi dengan orang lain akan
berjalan lancar dan murah.
- Simpati Ekstra “Kalo ada yang ekstra ngapain pilih yang biasa”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa Simpati Ekstra
merupakan produk baru dari Simpati. Kata ekstra dalam kalimat dalam iklan merupakan
fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh kartu perdana ini yaitu berupa penambahan pulsa
Rp.10.000-, jika isi ulang pertama kali dilakukan, layanan 3G dan fasilitas menarik
lainnya. Kalimat “kalo ada yang ekstra ngapain pilih yang biasa” dalam iklan ini ingin
fasilitas bagus, mengapa konsumen harus memilih kartu perdana merk lain? Jadi sudah
tepat kalau penonton memilih yang ekstra atau yang lebih dari yang lain.
- Simpati “Banyak pake gratis pake banyak”
Simpati membuat program baru buat pelanggannya berupa penggunaan minimal 6
menit dan 6 kali SMS, maka, pelanggan operator ini akan mendapatkan pulsa gratis dan
SMS gratis sesuai dengan tarif yang digunakan dan berlaku kelipatannya. Kalimat
“banyak pake gratis pake banyak” merupakan cara pengiklan untuk menggambarkan
program yang ditawarkan oleh operator Simpati. Semakin banyak menggunakan pulsa
Simpati maka gratis pulsa dan SMS pun akan semakin banyak.
7. Produk Pakaian, Tas, Make-up
- Sophi Martin “B’da banget”
Sophi Martin merupakan MLM yang menyediakan produk berupa pakaian, tas dan
perlengkapan wanita lainnya. Kalimat “b’da banget” di dalam iklan ingin menyampaikan
bahwa setiap wanita yang menggunakan produk Sophie Martin akan memiliki
penampilan berbeda dari penampilan biasanya karena para wanita akan menjadi lebih
cantik dan muda. Jadi kalau ingin berpenampilan beda dari biasanya gunakan produk
Sophi Martin.
8. Produk Plaster
- Amanplast “Kerena, lutuna, gaulna”
Amanpalas adalah salah satu produk plaster luka yang memiliki warna lucu dan
lebih memfokuskan tentang bentuk dan kemasan dari plaster. Gambar dan warna plaster
yang lucu dengan warna yang menarik membuat plaster ini berbeda dari plaster merk
lain.. Kelebihan lain dari produk ini adalah plaster yang bisa ditempel di bagian tubuh
tanpa harus ada luka di tubuh kita. Tidak seperti plaster lain yang berfungsi hanya
sebagai obat, Amanplast dapat digunakan untuk menghias tubuh agar terlihat menjadi
lebih keren dan gaul.
9. Produk Pembalut Wanita
- Bagus Nina “Tipis abis, serasa gak pake tuh”
Bagus Nina adalah salah satu produk pembalut wanita, pembalut ini tipis tetapi tetap
dapat menyerap haid dengan baik sehingga tidak mudah tembus. Kalimat “tipis abis,
serasa gak pake tuh” dalam iklan ini merupakan pesan yang ingin disampaikan pengiklan
tentang kenyamanan yang diterima oleh pengguna Bagus Nina ketika menggunakan
produk ini.
10. Produk Penyedap Masakan
- Indofood Kaldu Ayam “Lebih teraza lezatnya”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa Indofood
Kaldu Ayam merupakan penyedap masakan yang benar-benar lezat rasanya. Pengunaan
kata teraza merupakan cara pengiklan untuk menggambarkan rasa yang sangat lezat.
Kalimat “lebih teraza lezatnya” di dalam iklan ini adalah gambaran yang diberikan
11. Produk Perawatan Tubuh dan Rambut
- New Axe Deodrant “Bikin cewek jadi gokil”
New Axe Deodrant merupakan salah satu produk deodorant atau pencegah bau badan.
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa New Axe
Deodrant merupakan produk tepat pilihan para pria, karena keharumannya dapat
menghilangkan bau badan para pria dan membuat tubuh menjadi harum sehingga dapat
membuat para wanita jatuh hati pada anda dan rela melakukan apapun ketika berada
didekat pria yang menggunakan produk ini . Kalimat “bikin cewe jadi gokil” didalam
iklan ini merupakan gambaran bagaimana keharuman yang diciptakan New Axe
Deodorant pada tubuh para pria yang dapat membuat para wanita menjadi seperti orang
”gila”.
- Gatsby “Gaya semau gue”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa Gatsby
merupakan krim rambut yang dapat membuat rambut pria dapat diatur dengan berbagai
gaya. Kalimat “gaya semau gue” di dalam iklan ini ingin menggambarkan kalau
menggunakan Gatsby penonton bisa mengatur gaya rambut nya dengan sesuka hati.
- Rexona Baru “Jangan sampe’ dipanggil burket”
Pesan yang ingin disampaikan pengiklan dalam iklan ini adalah bahwa Rexona Baru
merupakan produk deodorant yang dapat digunakan untuk menanggulangi keringat
berlebihan pada para remaja. Penggunaan bedak untuk menanggulangi keringat sangat
tidak baik karena dapat menimbulkan bubur ketek. Kalimat “jangan sampe dipanggil
burket” dalam iklan ini ingin menyampaikan kalau tidak ingin bau badan dan dipanggil
12. Produk Sepeda Motor dan Sparepart Sepeda Motor
- Yamaha Vixion “Yang lain gak bisa ngikutin”
Yamaha Vixion merupakan produk sepeda motor baru dari Yamaha. Kata gak bisa
ngikutin pada iklan merupakan cara pengiklan untuk menyampaikan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki produk ini dari produk merk lain.
- Honda Genuine Part “Kalo ada Honda Geniune Part kenapa harus pilih spare part
yang ecek-ecek”
Dari pernyataan yang terdapat di dalam iklan maka pernyataan yang tepat seharusnya
“Kalau ada Honda Genuine Part mengapa harus memilih spare part yang palsu”. Secara
tersirat pengiklan ingin menyampaikan kalau Honda sudah menyediakan spare part untuk
sepeda motor Honda yang asli sehingga konsumen atau penonton tidak perlu memilih dan
membeli spare part yang bukan asli Honda.
2.3. Pengaruh Pemakaian Bahasa Gaul pada Iklan Komersial terhadap Konsumen
sebagai Pemakai Bahasa Indonesia
Bahasa gaul yang digunakan oleh pengiklan khususnya penulis naskah iklan (copy
writer) merupakan salah-satu bentuk komunikasi. Diharapkan dengan bahasa unik dan
menarik yang ada pada iklan produk komersial, dapat menarik perhatian penonton atau
konsumen. Apabila perhatian penonton atau konsumen didapatkan maka pesan atau
makna dari iklan yang ingin disampaikan penulis naskah iklan (copy writer) akan
Pemakaian bahasa gaul pada iklan produk komersial televisi menimbulkan
pengaruh bagi konsumen atau penonton yang melihat iklan itu. Adapun pengaruh yang
ditimbulkan bagi konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia adalah :
2. 3. 1. Pengaruh Positif
1. Menambah perbendaharaan kosakata konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia
Konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia akan mendapatkan kosakata baru
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi informal sehingga konsumen akan semakin
kaya dengan perbendaharaan kata dalam menyampaikan gagasan atau ide.
Contoh: kata gokil
Kata gokil berasal dari kata gila. Kata ini merupakan kosakata baru untuk menyebutkan
perbuatan seseorang yang mirip seperti orang gila.
2. Menciptakan suasana santai, dekat dan akrab dalam berkomunikasi
Konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia akan mendapatkan ragam bahasa
santai, karena bahasa yang digunakannya sesuai dengan situasi informal sehingga
suasana komunikasi akan menjadi lebih santai, dekat dan akrab.
Contoh: kata enjoy
Kata enjoy merupakan kata yang diadaptasi dari bahasa Inggris yang berarti menikmati, .
Dalam komunikasi sehari-hari kata enjoy sering digunakan untuk mengungkapkan
2.3.2 Pengaruh Negatif
1. Konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia akan lebih suka menggunakan bahasa
gaul dalam setiap situasi komunikasi
Peniruan terhadap kosakata bahasa gaul merupakan hal yang tidak salah asal
digunakan atau ditempatkan sesuai kondisinya. Namun pengaruh negatif akan timbul
apabila bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk komersial juga digunakan pada saat
situasi resmi.
Contoh: - bosen - emang
- banget - hepi
Kosakata bahasa gaul diatas merupakan bahasa tidak baku . Namun konsumen lebih suka
meniru dan menggunakannya dalam situasi komunikasi informal dan terkadang secara
tidak sadar ikut memasukkan kosakata tersebut kedalam komunikasi formal.
2. Konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia secara perlahan akan melupakan aturan
bahasa baku dalam berbahasa yang baik dan benar benar
Sikap peniruan yang berlebihan terhadap kosakata bahasa gaul yang terdapat pada
iklan produk komersial menyebabkan konsumen sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak
mempunyai inisiatif atau kemauan untuk menggunakan bahasa baku yang menjadi syarat
dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Contoh: - gak - aja
- bikin - kalo
Kosakata diatas tidak terdapat dalam kosakata bahasa baku karena susunannya serta
ejaannya tidak sesuai konstruksi sintetis atau susunan terpadu dalam aturan bahasa baku
3. Kebingungan dalam penerapan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
Pelajar atau anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu konsumen dan
pemakai bahasa Indonesia. Sebagai generasi muda, mereka akan kebingungan untuk
membedakan dan menerima pelajaran yang mereka terima dari sekolah tentang berbahasa
yang baik dan benar yang sesuai dengan bahasa baku dengan penerapan yang mereka
dengar dan lihat pada iklan televisi yang tidak sesuai dengan apa yang mereka pelajari.
Contoh: kata saja menjadi aja
memang menjadi emang
para pelajar akan sulit membedakan susunan konstruksi sebuah kata serta ejaan resmi
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3. 1. Simpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan terhadap pemakaian bahasa gaul pada
iklan produk komersial di televisi periode 01 Januari - 31 Januari 2007 dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pembentukan kata bahasa gaul yang terdapat di dalam iklan banyak terbentuk
dari gejala hiperkorek yaitu gejala bahasa yang menunjukkan sesuatu yang
salah, baik ucapan maupun ejaan (tulisan). Selain gejala hiperkorek gejala
bahasa lain yang membentuk bahasa gaul dalam iklan produk komersial
televisi adalah ; penghilangan fonem (afaresis, sinkop, apokop), penambahan
fonem (profesis, epentesis, paragog), gejala adaptasi, singkatan dan akronim
2. Gejala metatesis yang ditemukan sebelumnya sebagai salah-satu proses
pembentukan kata dalam bahasa gaul khusus, tidak penulis temukan di dalam
pembentukan kata pada bahasa gaul yang terdapat pada iklan produk
komersial atau bahasa gaul umum
3. Pembentukan kata dalam bahasa gaul tidak harus mengikuti aturan dan
rumusan yang tetap, sehingga bahasa gaul dapat berubah seiring
perkembangan bahasa yang digunakan oleh penuturnya
4. Pengiklanan memakai dialek Jakarta di dalam iklannya karena saat ini dialek
Jakarta dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi dari dialek daerah
5. Bahasa gaul yang terdapat di dalam iklan produk komersial televisi yang <