• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi Ikan Dan Kontribusinya Terhadap Kebutuhan Protein Pada Keluarga Nelayan Di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konsumsi Ikan Dan Kontribusinya Terhadap Kebutuhan Protein Pada Keluarga Nelayan Di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMSI IKAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEBUTUHAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN LABUHAN DELI

KECAMATAN MEDAN MARELAN

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 061000262

ENDANG RESTUINA S. MELIALA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KONSUMSI IKAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEBUTUHAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN LABUHAN DELI

KECAMATAN MEDAN MARELAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

NIM : 061000262

ENDANG RESTUINA S. MELIALA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

KONSUMSI IKAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KEBUTUHAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN LABUHAN DELI

KECAMATAN MEDAN MARELAN

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM : 061000262

ENDANG RESTUINA S. MELIALA

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 Maret 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Dr.Ir. Zulhaidah Lubis, MKes)

Medan, 10 Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 131124053

(4)

ABSTRAK

“Konsumsi Ikan dan Kontribusinya terhadap Kebutuhan Protein pada Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan”

Ikan merupakan salah satu sumber protein utama yang dikonsumsi oleh keluarga nelayan karena ikan merupakan hasil yang sering diperoleh oleh nelayan dari hasil melaut. Lingkungan IX merupakan salah satu daerah penghasil ikan, dimana ikan dapat diperoleh dengan mudah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, jumlah, frekuensi dan kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein pada keluarga nelayan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah 335 KK dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam dan food frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gizi umumnya pada kategori sedang (73,08%), jenis ikan yang paling sering dikonsumsi adalah ikan dencis (39,74%), jumlah rata-rata konsumsi ikan (319,04 gram), frekuensi makan ikan lebih dari 2 kali sehari (56,48%) dan rata-rata kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein (13,18%).

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya ibu sebagai pengolah makanan dalam rumah tangga dapat lebih meningkatkan konsumsi protein ikan dengan memanfaatkan sumber protein ikan yang ada dari hasil tangkapan nelayan dan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi khususnya konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap kebutuhan protein, diharapkan kepada petugas kesehatan setempat agar memberikan penyuluhan

(5)

ABSTRACT

"Fish consumption and its Contribution to the Protein Requirements in the

Fishermen Family at Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan"

Fish is one of the main sources of protein consumed by family fishermen. Lingkungan IX is one of the areas of fish production, where fish can be obtained easily.

This study aims to know the type, amount, frequency and contribution of fish protein needs of the fishermen in the family. This research is a descriptive study with cross-sectional design. Research population is 335 families with the number of samples of 78 people. Data were collected by using the 2x24 hours food recall and food frequency method.

Results of research show that mothers level of knowledge about nutrition in general are in the category moderate (73.08%), type of fish that are most frequently consumed fish dencis (39.74%), the average amount of fish consumption (319.04 grams), frequency eat fish more than 2 times a day (56.48%) and average contribution of the fish protein needs (13.18%).

Based on the results of research, it is suggested that the mothers who are responsible for food preparation in the household can increase fish protein consumption of family source from the fishermen and to improve public knowledge about nutrition, especially the consumption of fish and contributes to the protein needs, is expected to the local health officer that provides counseling

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Endang Restuina S.Meliala

Tempat/Tanggal Lahir : Delitua / 06 Februari 1984

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln Jamin Ginting Gang Budi Bukit No 25

Simpang Simalingkar Medan 20141

Pendidikan

1. (1990 - 1996 ) : SD Swasta Advent 4 Medan

2. (1996 - 1999 ) : SLTP Negeri 10 Medan

3. (1999 - 2002 ) : SMU Swasta Kristen Immanuel Medan

4. (2002 - 2005 ) : Diploma III Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan - Depkes Medan

5. (2006 - 2009 ) : Fakultas Kesehatan Masyarakat - USU Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih

dan Penyayang atas Berkat dan KasihNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan judul “Konsumsi Ikan dan Kontribusinya

terhadap Kebutuhan Protein pada Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan”.

Dengan telah selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini saya

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya

kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Kepala Departemen Gizi Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Ernawati Nasution, SKM, MKes, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ir.

Albiner Siagian, MSi selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran

4. Ibu Ir. Evi Naria, MKes, selaku Pembimbing Akademik

5. Bapak Lurah serta Bapak/Ibu Pegawai Kantor Kelurahan Labuhan Deli

Kecamatan Medan Marelan

6. Bapak Sudirman, selaku Kepala Lingkungan IX yang telah banyak membantu

7. Kedua Orang Tuaku, ”Bapak Pdt Ganti Yohannes S. Meliala” dan ”Ibu Elisabeth

br Tarigan” yang selalu menguatkan tiap langkahku dalam berfikir, bersikap dan

bertindak dengan Doa, Cinta, Kesabaran dan Kasih Sayang yang Tulus yang tiada

(8)

8. Kakak-Kakakku, Irena Elandana, S.Kep, NS, Eka Nina Yaninta, Presenta Maya

Mhesa, Amd, Arianti Miya Moto, S.Farm dan Adikku Gymetta Pradesh

9. Keponakan Tersayang, Theo, Cia, Ivan dan Grace

10.Sahabat terbaikku, Santa dan Desma yang banyak mendukung, memberi semangat

dan menjadi sahabat setia dalam setiap kesempatan, terima kasih buat

kebersamaan kita selama ini yang tidak akan terlupakan

11.Sahabat lamaku, Emmi, Apudia, Ika dan Ely, terima kasih

12.Teman-teman peminatan gizi, Siska, Eka, Duma, Rini, Suci, Ulfa, Yuni dan

teman-teman ekstensi stambuk 2006 di FKM-USU yang tidak dapat disebutkan

satu per satu

Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan karuniaNya kepada kita dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, Maret 2009

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan ... 5

2.1.1. Kandungan Gizi dalam Ikan dan Manfaatnya ... 5

2.2. Minyak Ikan ... 10

2.2.1. Peranan Protein dari Daging Ikan ... 11

2.2.2. Peranan Vitamin dari Daging Ikan ... 11

2.2.3. Peranan Mineral dari Daging Ikan ... 12

2.2.4. Peranan Asam Lemak dari Daging Ikan ... 13

2.3. Protein dalam Ikan ... 19

2.4. Kerangka Konsep Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 25

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29

(10)

4.2. Karakteristik Responden ... 32

4.2.1. Umur ... 32

4.2.2. Pekerjaan ... 32

4.2.3. Pendidikan ... 33

4.2.4. Pengetahuan ... 33

4.3. Konsumsi Protein Ikan Keluarga Nelayan ... 34

4.3.1. Jenis Ikan yang dikonsumsi oleh Keluarga Nelayan ... 34

4.3.2. Jumlah Ikan yang dikonsumsi oleh Keluarga Nelayan ... 34

4.3.3. Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan ... 35

4.4. Kontribusi Ikan terhadap Konsumsi Kebutuhan Protein ... 35

BAB V PEMBAHASAN ... 36

5.1. Pengetahuan Gizi ... 37

5.2. Konsumsi Protein Ikan Keluarga Nelayan ... 37

5.2.1. Jenis Ikan yang dikonsumsi oleh Keluarga Nelayan ... 37

5.2.2. Jumlah Ikan yang dikonsumsi oleh Keluarga Nelayan ... 40

5.2.3. Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan ... 41

5.3. Kontribusi Protein Ikan terhadap Keluarga Nelayan ... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 43

6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Saran ... 43

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Daging Ikan ... 6

Tabel 2.2. Perbedaan Ikan Segar dan Ikan Busuk ... 8

Tabel 2.3. Kandungan Omega 3 & Omega 6 pada Berbagai Jenis Ikan Per

100 gr Ikan ... 9

Tabel 2.4. Jenis Ikan dan Kandungan Protein Per 100 gr ... 22 Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 29

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Lingkungan

IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun

2008 ... 30

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 30

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 31

Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Kelurahan Labuhan

Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 ... 31

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Umur di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 32

Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 32

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008 33

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Gizi di Lingkungan

IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun

(12)

Tabel 4.10. Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Oleh Keluarga Nelayan di

Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2008 ... 34

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan di

Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan

(13)

LAMPIRAN

1.Kuesioner Penelitian 2.Formulir Food Recall 3.Formulir Food Frekuensi

4.Tabel Konsumsi Protein Ikan dan Kontribusinya terhadap Kebutuhan Protein pada Keluarga Nelayan

5.Surat Permohonan Izin Peninjauan Riset dari Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

6.Surat Keterangan telah selesai mengadakan penelitian dari Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

(14)

ABSTRAK

“Konsumsi Ikan dan Kontribusinya terhadap Kebutuhan Protein pada Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan”

Ikan merupakan salah satu sumber protein utama yang dikonsumsi oleh keluarga nelayan karena ikan merupakan hasil yang sering diperoleh oleh nelayan dari hasil melaut. Lingkungan IX merupakan salah satu daerah penghasil ikan, dimana ikan dapat diperoleh dengan mudah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, jumlah, frekuensi dan kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein pada keluarga nelayan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah 335 KK dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam dan food frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gizi umumnya pada kategori sedang (73,08%), jenis ikan yang paling sering dikonsumsi adalah ikan dencis (39,74%), jumlah rata-rata konsumsi ikan (319,04 gram), frekuensi makan ikan lebih dari 2 kali sehari (56,48%) dan rata-rata kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein (13,18%).

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya ibu sebagai pengolah makanan dalam rumah tangga dapat lebih meningkatkan konsumsi protein ikan dengan memanfaatkan sumber protein ikan yang ada dari hasil tangkapan nelayan dan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi khususnya konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap kebutuhan protein, diharapkan kepada petugas kesehatan setempat agar memberikan penyuluhan

(15)

ABSTRACT

"Fish consumption and its Contribution to the Protein Requirements in the

Fishermen Family at Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan"

Fish is one of the main sources of protein consumed by family fishermen. Lingkungan IX is one of the areas of fish production, where fish can be obtained easily.

This study aims to know the type, amount, frequency and contribution of fish protein needs of the fishermen in the family. This research is a descriptive study with cross-sectional design. Research population is 335 families with the number of samples of 78 people. Data were collected by using the 2x24 hours food recall and food frequency method.

Results of research show that mothers level of knowledge about nutrition in general are in the category moderate (73.08%), type of fish that are most frequently consumed fish dencis (39.74%), the average amount of fish consumption (319.04 grams), frequency eat fish more than 2 times a day (56.48%) and average contribution of the fish protein needs (13.18%).

Based on the results of research, it is suggested that the mothers who are responsible for food preparation in the household can increase fish protein consumption of family source from the fishermen and to improve public knowledge about nutrition, especially the consumption of fish and contributes to the protein needs, is expected to the local health officer that provides counseling

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari 2/3 bagian air dan laut,

selebihnya daratan terdiri dari 13.000 pulau besar dan kecil merupakan negara yang

kaya dan sangat melimpah, lautnya kaya raya akan sumber daya alam. Luas perairan

laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km2 dengan garis pantai terpanjang di

dunia sebesar 81.000 km dan gugusan pulau-pulau sebanyak 17.508, memiliki

potensi ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton per tahun yang

dikelola secara lestari dan 4,4 juta ton dapat ditangkap di perairan Indonesia dan 1,86

juta ton diperoleh dari perairan ZEEI (Departemen Kelautan dan Perikanan).

Data Statistik Perikanan Tangkap Indonesia (2000) menunjukkan bahwa

produksi perikanan Indonesia meningkat rata-rata sebesar 3,39% dari tahun

1999-2000, dengan peningkatan dari 3.682.444 pada tahun 1999 dan 3.807.191 ton pada

tahun 2000. Pada tahun 2004, produksi perikanan tangkap negara kita telah mencapai

4,8 ton atau 77,4% dan jumlah nelayan pun telah naik menjadi 3,4 juta orang. Karena

itu Indonesia dapat dikatakan kaya akan sumber-sumber perikanan yang secara

potensial dapat meningkatkan konsumsi protein hewani, khususnya yang berasal dari

ikan. Namun demikian, penduduk Indonesia sangat rendah konsumsi ikannya,

(17)

Tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia pada tahun 1998 sebesar 17

kg/orang/tahun, dan pada tahun 2003 mencapai 23 kg/orang/tahun, bandingkan

dengan tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita per tahun di Hongkong, Singapura,

Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Malaysia berturut-turut adalah 80, 70,

65, 60, 35, 30 kg dan Bangsa Jepang rata-rata 110 kg/orang/tahun, sehingga Jepang

merupakan bangsa dengan kualitas kesehatan serta kecerdasan tertinggi di dunia,

namun demikian, hingga saat ini mengonsumsi ikan belum menjadi gaya hidup

keluarga di tanah air. Hingga tahun 2006, tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia

baru mencapai 25,03 kg/tahun atau meningkat sebesar 4,51% dari tahun 2005 sebesar

23,95/kg/kapita/tahun (Hutagalung, 2007).

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam

zat nutrisi. Ikan menurut perairan tempat hidupnya terdiri dari ikan air tawar dan ikan

laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sangat penting untuk

pertumbuhan tubuh. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak,

vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan

dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan

kemudahannya untuk dicerna (Astawan, 2003).

Ikan juga mengandung 18% protein, yang terdiri dari asam-asam amino esensial

yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1%-20% lemak yang

mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan

lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk

(18)

Secara keseluruhan protein, vitamin, mineral dan asam lemak omega 3 yang

dikandung dalam ikan mempunyai peran dalam kesehatan tubuh manusia baik di

bagian otak, mata, jantung, paru-paru, otot, pencernaan, kulit maupun persendian.

Untuk memperoleh efek omega 3, diperlukan asupan omega 3 dalam jumlah tertentu,

sebagian orang harus makan ikan setara 2-3 kali dengan 100 gram per sekali makan

dalam sehari atau sekitar 6-9 gram minyak ikan per hari (Astawan, 2003).

Lingkungan IX merupakan salah satu daerah nelayan yang berada di Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai nelayan sebesar 85% dengan jumlah penduduk sebanyak 335

KK. Sebagai daerah nelayan, ikan merupakan makanan yang dapat dihasilkan sendiri,

namun masih ada masyarakat yang lebih memilih menjual ikan yang mereka tangkap

dibandingkan dikonsumsi, sehingga penulis ingin mengetahui tingkat konsumsi

protein ikan pada keluarga nelayan.

1.2.Permasalahan

Bagaimanakah konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap kebutuhan protein

pada keluarga nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan

(19)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap kebutuhan protein

pada keluarga nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan

Marelan.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsumsi ikan pada keluarga nelayan (jenis, jumlah dan

frekuensi).

2. Mengetahui kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein pada keluarga nelayan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada penyusun program pangan dan gizi dalam

menyusun program yang berkaitan dengan usaha perbaikan gizi keluarga.

2. Sebagai informasi kepada masyarakat, khususnya keluarga nelayan di

Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan tentang

pentingnya konsumsi protein ikan.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan

2.1.1. Kandungan Gizi dalam Ikan dan Manfaatnya

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam

zat, selain harga yang umumnya lebih murah, absorpsi protein ikan lebih tinggi

dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam, karena

daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek dari pada serat-serat protein

daging sapi atau ayam. Jenisnya pun sangat beragam dan mempunyai beberapa

kelebihan, diantaranya adalah mengandung omega 3 dan omega 6, dan kelengkapan

komposisi asam amino (Pandit, 2008).

Menurut Budiarso (1998), Ikan merupakan bahan pangan yang sangat baik mutu

gizinya, karena mengandung kurang lebih 18 gram protein untuk setiap 100 gram

ikan segar. Sedangkan ikan yang telah dikeringkan dapat mencapai kadar protein 40

gram dalam 100 gram ikan kering.

Didukung dengan Astawan (2004), dibandingkan dengan bahan makanan

lainnya, ikan mengandung asam amino essensial yang lengkap dan sangat diperlukan

oleh tubuh manusia, oleh karena itu mutu protein ikan sebanding dengan mutu

(21)

Ikan pada umumnya dan ikan laut pada khususnya merupakan bahan pangan

yang kaya akan yodium. Zat ini diperlukan oleh tubuh untuk dapat membentuk

hormon tiroksin. Kandungan yodium yang terkandung dalam ikan mencapai 83

mikogram/100 gram ikan. Sementara daging hanya mengandung 5 mikrogram/100

gram. Dengan demikian konsumsi ikan laut yang tinggi dapat mencegah penyakit

gangguan akibat kurangnya konsumsi yodium (GAKY). Selain mengandung protein,

ikan yang kaya akan mineral seperti kalsium, phospor yang diperlukan untuk

pembentukan tulang, serta zat besi yang diperlukan untuk pembentukan haemoglobin

darah. Sementara kandungan lemak pada ikan sebesar 70% terdiri dari asam lemak

tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid), sedangkan pada daging sebagian besar terdiri dari

asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid) (Marsetyo dan Kartasapoetra, 2003).

Ikan adalah bahan pangan yang mengandung protein tinggi, yang sangat

dibutuhkan oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam amino

dengan pola yang hampir sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh

manusia (Suhartini dan Hidayat, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan memiliki komposisi kimia, yaitu :

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Daging Ikan

Komposisi Jumlah Kandungan (%)

Air Protein Lemak Karbohidrat

Vitamin dan Mineral

60-84 18-30 0,1- 0,2

0,0-1,0 Sisanya

(22)

Ikan juga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan kadar

trigliserida darah, meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan kemampuan

akademik, menurunkan risiko kematian karena penyakit jantung, mengurangi gejala

rematik, menurunkan aktivitas pertumbuhan sel kanker dan juga mengandung omega

3 dan omega 6 (Pandit, 2008).

Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung dan penyakit

degeneratif lainnya. Masyarakat yang gemar mengonsumsi ikan memiliki umur

harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada masyarakat yang kurang mengonsumsi

ikan (Pandit, 2008).

Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi dibandingkan dengan daging hewan,

terutama bagi mereka yang menderita kolesterol dan gangguan tekanan darah ataupun

jantung (Suhartini dan Hidayat, 2005).

Namun, ikan segar mudah sekali menjadi busuk, oleh sebab itu kita perlu

mengetahui sifat-sifat fisik yang membedakan antara ikan yang segar dan ikan yang

busuk, karena ikan yang busuk tidak baik untuk dikonsumsi karena mengandung

banyak bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Bakteri pseudomonas dan

achromobacter merupakan bakteri psikhlorofil yang paling sering menyebabkan

kebusukan ikan karena daging ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan

(23)

Tabel 2.2. Perbedaan Ikan Segar dan Ikan Busuk

Bagian Ikan Segar Ikan Busuk

Mata

Cemerlang, kornea bening, pup il hitam, mata cembung

Warna merah sampai merah tua, cemerlang, tidak berbau, tidak ada off odor

Terdapat lendir alami menutupi ikan yang baunya khas menurut jenis ikan, rupa lendir cemerlang seperti lendir ikan hidup, bening

Cemerlang, belum pudar, warna asli kontras

Melekat kuat, mengilap dengan tanda warna khusus tertutup lendir yang jernih

Sayatan daging cerah dan elastis, bila ditekan tidak ada bekas jari

Bersih dan bebas dari bau yang menusuk, tekstur dinding perut kompak, elastis tanpa ada diskolorisasi dengan bau segar yang karakteristik

Darah sepanjang tulang belakang segar, merah, konsistensi normal

Redup, tenggelam, pupil mata kelabu, tertutup lendir

Warna pucat atau gelap, keabuan atau berlendir, bau busuk atau kotor

Berubah kekuningan dengan bau tidak enak atau lendirnya sudah menghilang, berwarna putih susu atau lendir pekat

Rada pudar, bila pengesan mata kurang baik maka kulitnya retak dan mengering

Banyak yang lepas, tanda warna khusus memudar dan lambat laun menghilang

Lunak, tekstur berubah, bila ditekan ada bekasnya, daging telah kehilangan elastisitasnya

Lunak, tekstur berubah, bila ditekan ada bekasnya, daging telah kehilangan elastisitasnya

(24)

Tabel 2.2. (Sambungan)

Bagian Ikan Segar Ikan Busuk

Sayatan

Bau

Kondisi

Tulang

Bila ikan dibelah, daging melekat kuat pada tulang terutama pada rusuknya

Segar dan menyenangkan seperti

air laut atau rumput laut, tidak ada bau yang tidak enak

Bebas dari parasit apapun, tanpa luka atau kerusakan pada bagian ikan

Tulang belakang abu-abu

Bila dibelah, daging mudah dilepas, otolisis telah berjalan, tulang rusuk menonjol keluar

Mulai dengan bau yang tidak enak, makin kuat menusuk lalu timbul bau busuk yang khusus dan menusuk hidung

Banyak terdapat parasit, badannya banyak luka atau patah

Tulang belakang kuning

Sumber : Suhartini dan Hidayat (2005)

Konsumsi ikan minimal 2-3 kali dalam sehari efeknya dapat mencegah penyakit,

menjadi cerdas dan sehat. Ikan juga mengandung faktor anti-oksidan yang

melindungi asam lemak tak jenuh dari oksidasi sebelum dan sesudah proses

pencernaan (Siswono, 2003).

Tabel 2.3. Kandungan Omega 3 & Omega 6 pada Berbagai Jenis Ikan Per 100 gr Ikan

(25)

Di dalam ikan terdapat 4 kelompok zat gizi, yaitu (Siswono, 2003) :

1. Protein 18% (asam-asam esensial untuk pertumbuhan)

2. Lemak 1-20% (asam lemak tak jenuh, mudah dicerna dan dapat membantu

menurunkan kolesterol darah)

3. Berbagai jenis vitamin (A, D, Thiamin, Riboflavin, dan Niacin)

4. Mineral (Mg, Fe, Cu, Zn dan Se)

2.2. Minyak Ikan

Minyak ikan mempunyai konsentrasi kandungan omega-3 yang lebih tinggi

dibanding ikan utuh, sehingga dapat dijadikan pilihan alternatif khususnya bagi orang

yang bermasalah untuk makan ikan atau orang yang memerlukan asupan omega-3

dalam jumlah banyak (Siswono, 2003).

Untuk memperoleh efek tersebut diatas, sebagian orang harus memperoleh

sekitar 6-9 gram minyak ikan per hari (rata-rata 100 gram ikan mengandung minyak

ikan sekitar 3 gram) (Siswono, 2003).

Minyak ikan mempunyai pengaruh yang lebih cepat dibanding dengan makan

ikan. Namun demikian, beberapa manfaat makan ikan terhadap beberapa penyakit

tidak dapat diperoleh dengan mengonsumsi minyak ikan. Bagi penderita tekanan

darah tinggi misalnya, akan lebih bermanfaat makan ikan daripada minyak ikan

karena penurunan tekanan darah disebabkan oleh tingginya proporsi DHA dan EPA.

Ikan lebih banyak mengandung DHA dan EPA dibandingkan minyak ikan (Pandit,

(26)

Guna memperoleh asupan omega-3 berlebihan, menggunakan minyak ikan

memang lebih praktis. Hanya saja, mengonsumsi minyak ikan secara berlebihan akan

mempunyai efek negatif terhadap kesehatan, diantaranya kecenderungan pendarahan,

kecenderungan peningkatan kolesterol (tidak hanya kolesterol baik/HDL tetapi juga

kolesterol jahat/LDL) khususnya untuk penderita diabetes dan penderita yang sedang

menurunkan triglyceride (Siswono, 2003).

2.2.1. Peranan Protein dari Daging Ikan

Ikan yang sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan, berfungsi sebagai

sumber protein yang tinggi. Daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek

daripada serat-serat protein daging sapi dan ayam. Oleh karena itu ikan dan hasil

produknya banyak dimanfaatkan oleh yang mengalami kesulitan pencernaan sebab

mudah dicerna (Sumedi, 2005).

2.2.2. Peranan Vitamin dari Daging Ikan

Bangsa yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi cenderung memiliki

kualitas sumber daya manusia lebih unggul, sehat dan cerdas. Menu yang ada

menghidangkan ikan telah memberikan sumbangan yang tinggi pada jaringan tubuh.

Ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami

kesulitan pencernaan sebab mudah dicerna. Vitamin yang ada dalam ikan juga

bermacam-macam yaitu vitamin A, D, thiamin, riboflavin dan niacin. Jumlah

vitamin-vitamin ini kebanyakan pada hati ikan daripada hati mamalia darat. Hati ikan

hiu mengandung vitamin A sampai 50000 IU/gram, sedangkan hati domba hanya 600

(27)

Ada dua kelompok vitamin dalam ikan yaitu larut dalam air dan larut dalam

minyak. Yang larut dalam minyak yaitu vitamin A dan D yang ada dalam minyak

ikan. Vitamin yang larut dalam air dan terdapat dalam ikan ada 4 macam yang

tergolong famili vitamin B yaitu B6, B12, biolin dan niacin. Jumlah vitamin ini lebih

banyak terdapat pada daging ikan yang berwarna gelap, dan dari daging ikan yang

berwarna putih jumlah vitamin B nya hampir sama dengan jumlah vitamin dalam

daging sapi atau ayam (Hutagalung, 2007).

2.2.3. Peranan Mineral dari Daging Ikan

Ikan mengandung banyak mineral, diantaranya magnesium, phospor, yodium,

fluor, zat besi, copper, zinc dan selenium. Mineral yang terkandung dalam ikan

kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium,

phospor (Pandit, 2008).

Orang-orang dipegunungan yang banyak menderita gondok, antara lain

disebabkan jarang makan ikan laut. Kekurangan yodium yang dialami ibu sejak

mengandung bayinya akan mengakibatkan bayi yang lahir kretin dan juga bisa terjadi

mental retarded atau IQ nya rendah. Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis

ikan laut sangat cukup untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok yang sering

menghinggapi masyarakat miskin, oleh karena itu pemerintah sekarang membuat

peraturan menambahkan yodium pada setiap garam dapur yang dijual dipasaran

(28)

2.2.4. Peranan Asam Lemak dari Daging Ikan

Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung asam lemak tak

jenuh (Eicosapentaenoic acid/EPA, Docosahexanoid acid/DHA), yodium, selenium,

fluorida, zat besi, taurin, coenzyme Q10 dan kalori yang rendah (Harli, 2004).

Omega 3 dan omega 6 termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak esensial

yang berguna untuk memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan

otak jika diberikan sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga menurunkan

kadar trigliserida dan mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan omega 6 berasal

dari beragam jenis, terutama yang berasal dari laut, seperti sardine, tuna, cakalang,

kembung, mackarel, herring, salem, bonito dan lainnya, karakteristiknya yang unik

menyebabkan omega 3 mampu mencegah dan mengurangi penumpukan kolesterol

dan meletakkan bintik-bintik darah pada dinding pembuluh yang merupakan sebab

utama timbulnya serangan jantung dan stroke yang mematikan (Astawan, 2003).

Omega 3 selain bisa menurunkan kadar kolesterol darah juga bisa mengatasi

beban penderita penyakit asma, rematik, penyakit kulit, komplikasi diabetes dan

kanker payudara. Bahkan pertumbuhan sel otak manusia sangat tergantung pada

kadar omega 3 secara cukup sejak bayi dalam kandungan sampai balita. Bila pada

masa tersebut cukup tersedia omega 3 maka anak tersebut akan tumbuh dengan

potensi kecerdasan maksimal. Karena alasan itu, sejak ibu hamil perlu mengonsumsi

ikan dalam jumlah cukup sampai bayi yang dikandungnya lahir. Setelah bayi bisa

makan nasi tim perkenalkan ikan sampai usia selanjutnya agar bayi menjadi sehat dan

(29)

Makan ikan terutama ikan laut banyak-banyak supaya premature aging (suatu

keadaan dimana seseorang tampak lebih tua dari umurnya) bisa dicegah dan orang

akan merasa lebih muda dari umurnya serta lebih aktif. Ikan juga mengandung

banyak fluor. Anak-anak yang cukup mendapat fluor di dalam makanannya, giginya

lebih sehat. Agar orang gemar makan ikan, banyak cara mengolah yang tersebar di

nusantara dengan tradisi masing-masing daerah yang bisa dipelajari supaya banyak

variasi dalam pengolahannya. Selain sangat bermanfaat bagi tubuh, ikan juga mudah

di dapatkan karena negeri kita negeri kepulauan (Astawan, 2003).

-Selenium

Selenium sudah diakui sebagai unsur esensial bagi manusia dan merupakan

bagian penting dari enzym yang berperan dalam membuat antioksidan. Selenium

membantu mencegah kerusakan DNA yang disebabkan zat kimiawi dan radiasi. Hasil

penelitian pada hewan percobaan menunjukkan kekurangan selenium menimbulkan

gejala pertumbuhan lambat, dystrophy otot dan necrosis jantung, ginjal dan hati. Bagi

daerah atau negara yang tingkat kandungan selenium dalam tanahnya rendah seperti

Australia, maka mengonsumsi ikan menjadi faktor yang amat penting untuk

mencegah kekurangan selenium (Siswono, 2003).

-Co-enzyme Q10

Ikan adalah salah satu sumber co-enzym Q10 yang sangat baik. Walaupun lebih

dari 40 tahun yang lalu co-enzyme Q10 telah dikenal berfungsi sebagai suatu

antioksidan, namun baru akhir-akhir ini mendapat perhatian berkaitan dengan sumber

(30)

Konsentrasi co-enzyme meningkat dibawah pengaruh tekanan seperti latihan

fisik dan dalam kondisi regeneratif otak, seperti penyakit kepikunan/alzheimer.

Dilaporkan juga bahwa konsentrasi co-enzym menurun pada beberapa penyakit

termasuk penyakit degenerasi otot dan carcinomas hati. Walaupun co-enzyme Q10

dapat dibangun dalam tubuh, namun asupan dari makanan masih sangat diperlukan

(Siswono, 2003).

-Taurin

Seafood, termasuk ikan laut, banyak mengandung taurin. Asam amino ini telah

diketahui berperan dalam formasi dan ekskresi garam empedu, yang dipecah menjadi

kolesterol. Taurin juga berperan dalam fungsi retina dan fungsi kognitif (Siswono,

2003).

-Asam Lemak Tak Jenuh

Seafood mengandung asam lemak tak jenuh omega-3, Eicosapentaenoic Acid

(EPA) dan Docosahexaenoid Acid (DHA) yang sangat tinggi. Kandungan omega-3

pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lainnya, seperti daging

sapi dan ayam, daging babi bahkan sama sekali tidak mengandung omega-3. Tubuh

manusia dapat membentuk beberapa tipe asam lemak, namun demikian asupan asam

lemak essensial khususnya asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 masih

diperlukan. Sumber utama omega-3 adalah seafood dan tanaman seperti kacang

kedelai, kanola dan biji rami. Sedangkan sumber utama omega-3 juga ditemukan

dalam semua jenis seafood seperti Crustacea, mulusca, ikan dan tanaman seperti

(31)

Konsumsi makanan yang berasal dari tanaman yang mengandung omega-6

menyebabkan rasio omega-3 dengan omega-6 menjadi rendah secara teratur

memegang peranan penting dalam memenuhi rasio omega-3 dan omega-6. Untuk

pencegahan terhadap kekurangan asam lemak esensial, ahli nutrisi menyarankan

manusia harus mengonsumsi tidak kurang dari 2,4% dari total asupan omega-6 dan

0,5-1,0% dari total asupan omega-3 (Siswono, 2003).

Ikan juga bisa membantu melambatkan penurunan mental yang berhubungan

dengan penuaan. Riset membuktikan bahwa memakan ikan sedikitnya satu porsi

dalam satu minggu dapat melambatkan penurunan mental 10-13% pertahun pada

orang tua. Dengan kata lain, mengonsumsi ikan bisa mengurangi resiko terkena

penyakit pikun (alzheimer), terutama ikan yang mengandung omega-3 tinggi, namun

memilih ikan yang dibakar adalah lebih baik dibandingkan digoreng, karena dengan

cara dibakar, akan diperoleh lebih banyak asupan asam lemak omega-3 yang baik

untuk pembuluh darah, tekanan darah dan mengurangi peradangan. Sebaliknya, ikan

yang digoreng akan membuat asam lemak omega-3 berkurang (Siswono, 2003).

Beberapa contoh jenis ikan yang kaya akan omega-3, yaitu Lemuru, Tuna,

Tenggiri, Ikan herring (Budiarso, 1998):

-Lemuru (Sardinella longiceps)

Jenis ikan ini hidup di perairan pantai, lepas pantai dan laut dalam. Panjang 20

cm tapi biasanya 10-15 cm, tubuhnya biru kehijauan di bagian atas, putih perak pada

bagian bawah. Terdapat di Selat Bali dan sekitarnya, termasuk Selatan Sumbawa dan

Timur Sumba serta Kalimantan Utara. Ikan yang oleh orang Madura disebut soroi ini

(32)

-Tuna (Thunnus obesus)

Jenis ikan yang ada di Indonesia Timur sering disebut tuna mata besar ini hidup

di perairan lepas pantai mulai dari permukaan sampai kedalaman 250 m, dipasarkan

dalam bentuk segar yang dibekukan dan harganya terbilang agak mahal.

-Tenggiri (Scomberomorus commerson)

Termasuk ikan buas, predator, karnivor, menyukai ikan-ikan kecil (sarden,

tembang, teri, dipasarkan dalam bentuk segar dan asin setengah kering.

-Ikan herring (haring)

Ikan ini merupakan famili penting yang tersebar luas di seluruh dunia. Ikan ini

diiris lewat punggungnya, isi perut dibuang dan sesudah direndam selama setengah

jam dalam larutan garam 80% ikan tersebut lalu digantung di dalam tempat

pembakaran di atas api kayu keras selama 6-18 jam. Ikan haring itu ikan yang

berminyak karena itu mudah rusak.

Kelompok ikan memiliki gizi tinggi terutama protein, kalori dan phospor.

Daging ikan yang berwarna putih menandakan sedikitnya pembuluh darah dan

pigmen. Asam lemak omega-3 yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak,

juga terdapat pada ikan, sehingga ikan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh

anak-anak dan wanita yang tengah mengandung. Demikian tingginya kandungan gizi

dan protein yang ada pada ikan, sehingga ikan merupakan makanan yang sangat

dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, baik dalam bentuk segar, maupun dalam

(33)

Makanan laut ini juga dapat membangkitkan gairah seksual, karena vitamin B

yang tinggi terkandung dalam ikan. Vitamin B merupakan zat penentu dalam

memperlancar hormon dan aliran darah. Tidak itu saja, ikan juga mengandung

kandungan mineral seperti potasium, magnesium dan kalsium (Hutagalung, 2007).

Makan ikan ternyata tidak hanya akan membuat jantung sehat, tapi juga

dijauhkan dari penyakit kanker,terutama yang menyerang saluran pencernaan,

caranya dengan makan ikan dua porsi atau lebih dalam seminggu maka efeknya akan

bermanfaat. Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai

macam zat gizi yang terdapat dalam ikan, antara lain kadar karbohidratnya rendah,

kadar lemaknya berefek positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai

proteinnya bermutu tinggi dan termasuk lengkap karena daya cernanya tinggi dan

kadar asam amino essensialnya lengkap (Harli, 2004).

Namun, manfaat konsumsi ikan sangat tergantung pada cara pemilihan dan

proses pengolahan, pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa yang masih hidup. Ikan

yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya yang

tidak mudah lepas, tidak berbau amis, matanya masih bening, tidak pucat dan cekung.

Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin dan mineral yang tinggi. Sebaliknya ikan air

tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6, kedua jenis ikan tersebut

merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian konsumsi

kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi lainnya (Harli,

(34)

2.3. Protein dalam Ikan

Ikan mengandung 18% protein yang terdiri dari asam-asam amino esensial yang

tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1%-20% lemak yang

mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan

lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah. Hasil penelitian menunjukkan

ikan mengandung protein yang berkualitas tinggi. Protein dalam ikan tersusun dari

asam-asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan. Asam amino esensial

adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus

didapat dari konsumsi makanan. Jenis-jenis asam amino essensial yaitu (Sumedi,

2005) :

1.Leucine : - Membantu mencegah penyusutan otot

- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang

2.Isoeleucine : - Membantu mencegah penyusutan otot

- Membantu dalam pembentukan sel darah merah

3. Valine : - Tidak diproses di organ hati dan lebih langsung diserap

oleh otot

- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain

4. Lycine : - Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein

pada otot dan jaringan penghubung lainnya

- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan

(35)

5. Tryptophan : - Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

6. Methionine : - Menurunkan kadar kolesterol darah

- Membantu membuang racun pada organ hati dan

membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan ginjal

7. Threonine : - Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati

8. Phenylalanine : - Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental

- Membantu menekan nafsu makan

Protein sangat diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru. Kekurangan asupan

protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta tidak optimalnya pertumbuhan

jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak. Protein tertinggi dapat diperoleh dari

mengonsumsi ikan laut jika dibandingkan dengan daging. Protein itu sangat

diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru. Tersedianya protein dalam tubuh,

mencukupi atau tidaknya bagi keperluan-keperluan yang harus dipenuhinya adalah

sangat bergantung dari susunan bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari (Harli,

2004).

Fungsi protein diantaranya, yaitu Marsetyo dan Kartasapoetra (2003) :

a. Pertumbuhan dan Pemeliharaan

Tubuh sangat efisien dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan

kembali asam amino yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk membangun

kembali jaringan yang sama atau jaringan lain

b. Sebagai Zat Pembangun

Protein merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana proses

(36)

- Saat masa pertumbuhan

Terjadi mulai lahir sampai dewasa, pada masa ini pembentukan jaringan terjadi

- Saat hamil

Terjadi pembentukan jaringan-jaringan baru janin yang dikandung

- Penggantian jaringan-jaringan yang rusak dan dirombak, terjadi saat seseorang

sedang sakit

c. Sebagai Zat Pengatur

Protein mengatur berbagai proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak

langsung sebagai bahan pembentuk zat-zat yang mengatur berbagai proses tubuh

d. Sebagai Pemberi Tenaga

Protein berfungsi sebagai penghasil energi apabila tersedianya karbohidrat dan

lemak di dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan tubuh untuk

melakukan berbagai kegiatan internal dan eksternal

Jenis protein berdasarkan asam amino ada 3 jenis, yaitu Marsetyo dan

Kartasapoetra (2003) :

1. Protein yang lengkap/sempurna, yaitu yang berkandungan sebagai asam amino

esensial lengkap, macam dan kuantitasnya yang dapat menjamin sepenuhnya

kebutuhan pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan berbagai jaringan dalam

tubuh. Protein asal hewani pada umumnya dinilai sebagai protein lengkap, dapat

memenuhi unsur-unsur biologi sempurna. Sebagai contoh, casein pada susu dan

(37)

2. Protein yang sebagian sempurna/kurang sempurna yaitu protein yang sebagiannya

berkandungan asam-asam amino esensial lengkap, macam dan kuantitasnya,

tetapi sebagiannya lagi tidak sempurna atau hanya sedikit saja karena golongan

protein ini tidak dapat menjamin pertumbuhan sepenuhnya, kecuali hanya dapat

mempertahankan berbagai jaringan dalam tubuh. Sebagai contoh legumin pada

kacang-kacangan dan gladin pada gandum

3. Protein yang tidak lengkap/tidak sempurna, yaitu protein yang tidak mengandung

asam-asam amino esensial atau kandungan asam amino esensialnya hanya satu

sampai dua macam saja, itupun sangat tipis/sedikit kuantitasnya, sebagai contoh

zein pada jagung. Protein demikian dinilai selain tidak dapat menjamin berbagai

keperluan pertumbuhan, juga tidak dapat mempertahankan kehidupan berbagai

jaringan pada tubuh.

Tabel 2.4. Jenis Ikan dan Kandungan Protein Per 100 gr

Jenis Ikan Protein (gram)

Bandeng 20,0

(38)

Ikan laut memiliki kadar omega-3, vitamin dan mineral yang tinggi. Sebaliknya

ikan air tawar tinggi akan karbohidrat dan asam lemak omega-6, kedua jenis ikan

tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian

mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi

lainnya (Harli, 2004).

Beberapa contoh jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu :

1. Bandeng

Merupakan jenis ikan budi daya air payau yang sekaligus juga merupakan bahan

konsumsi masyarakat luas. Bentuk badan yang memanjang, padat dan dapat

mencapai ukuran yang cukup besar, rasanya cukup lezat membuat bandeng

disukai semua lapisan masyarakat.

Ciri-ciri ikan bandeng : badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil

terletak di ujung kepala dan rahang tanpa gigi dan lubang hidung terletak di

depan mata, sirip punggung terletak jauh dibelakang tutup insang, berwarna

putih bersih dan dagingnya putih (Hadie dan Supriatna, 1996).

2. Ikan Mas

Merupakan jenis ikan darat yang hidup di perairan dangkal yang mengalir

tenang dengan suhu sejuk. Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari

masyarakat karena dagingnya gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Beberapa

ciri-ciri ikan mas yaitu umumnya berwarna kuning dan badan memanjang (Harli,

(39)

3. Lele

Dari sekian banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele dapat dikatakan

sebagai jenis ikan yang sangat populer di masyarakat, selain rasanya lezat,

kandungan gizinya pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai kalangan,

terutama bagi anak-anak karena kandungan proteinnya tinggi yang berguna

untuk meningkatkan kecerdasan, umumnya berwarna hitam abu-abu, terkadang

putih berbintik (Hadie dan Supriatna, 1996).

4. Gurami

Gurami adalah ikan air tawar yang banyak menghuni rawa-rawa, danau atau

daerah yang perairannya tenang. Beberapa ciri-ciri umumnya yaitu tubuhnya

pipih dan agak memanjang, bagian dahi gurami dewasa terdapat tonjolan mirip

cula (Agus, 2002).

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Konsumsi ikan pada keluarga nelayan yang meliputi jenis, jumlah dan frekuensi

akan memberikan kontribusi terhadap kebutuhan protein ikan

Konsumsi Ikan - Jenis - Jumlah - Frekuensi

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat dekriptif dengan

menggunakan desain cross sectional terhadap keluarga nelayan di Lingkungan IX

Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan yaitu hasil penelitian dapat

menggambarkan konsumsi ikan dan kontribusinya terhadap kebutuhan protein pada

keluarga nelayan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan

Medan Marelan pada bulan Desember 2008 - Januari Tahun 2009. Lokasi ini dipilih

karena 85% penduduk nya bekerja sebagai nelayan (Profil Kelurahan Labuhan Deli

Kecamatan Medan Marelan, 2008).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan yang berjumlah 335 KK

yang berada di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Jumlah sampel

(41)

n =

d = tingkat penyimpangan yang bisa ditolerir yaitu 10%

3.4. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan formulir food recall selama

2 hari tidak berturut-turut dan juga dengan formulir food frekuensi dan sebagai

responden adalah ibu-ibu dari keluarga nelayan di Lingkungan IX Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

b. Data Sekunder

Meliputi gambaran umum desa nelayan, diperoleh dari Kantor Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

3.5. Definisi Operasional

1. Jenis ikan adalah berbagai macam ikan yang dikonsumsi oleh responden setiap

hari.

(42)

3. Frekuensi adalah berapa kali/berapa sering responden mengonsumsi ikan dalam

sehari.

4. Kontribusi protein ikan adalah jumlah protein yang diperoleh dari konsumsi ikan.

3.6. Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan responden tentang gizi diolah dengan menjumlah skor dari setiap

pertanyaan yang diberikan kepada responden berdasarkan kuesioner yang

disediakan.

Penilaian pengetahuan gizi dilakukan dengan skoring, skor terendah adalah 0 dan

skor tertinggi adalah 60, dimana responden menjawab masing-masing pertanyaan

dengan kriteria skor yaitu :

- Skor 3 untuk pilihan jawaban A

- Skor 2 untuk pilihan jawaban B

- Skor 1 untuk pilihan jawaban C

- Skor 0 untuk pilihan jawaban D

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh maka dapat dikategorikan tingkat

pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut :

- Baik : skor yang diperoleh ≥ 75% dengan skor > 45

- Sedang : skor yang diperoleh 40-75% dengan skor 24-45

- Kurang : skor yang diperoleh < 40% dengan skor < 24

(43)

3. Jumlah konsumsi ikan ditentukan secara deskriptif dari formulir food recall 2x24

jam

4. Frekuensi makan ikan dilihat dari rata-rata (Khumaidi, 1994) :

- ≥ 2 kali sehari

- < 2 kali sehari

5. Menghitung kontribusi protein ikan dengan rumus (Baliwati, 2004) :

%

- Konsumsi protein ikan keluarga dilihat dari formulir food recall yang dibagikan

pada masing-masing anggota keluarga (ayah, ibu, dan anak)

- Kecukupan protein keluarga (ayah, ibu, dan anak), dihitung dengan

menggunakan rumus (Hardinsyah dan Martianto, 1992) :

Dimana :

AKPK = Angka Kecukupan Protein anggota keluarga ke-i

3.7. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan, disajikan dengan membuat tabel distribusi

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Geografis

Lingkungan IX merupakan salah satu lingkungan yang berada di Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan dengan luas wilayah 14 Ha, dengan batas

wilayah sebagai berikut :

- Utara : Belawan Sicanang

- Selatan : Lingkungan VIII

- Barat : Belawan Sicanang

- Timur : Belawan Bahari

4.1.2. Demografi

Lingkungan IX mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2640 jiwa.

Dengan pembagian penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1. sebagai

berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Jenis Kelamin n %

1 Laki-Laki 1.297 49,13

2 Perempuan 1.343 50,87

Jumlah 2.640 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah

(45)

4.1.3. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Sumber : Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang terbanyak

adalah SD yaitu 1161 orang (43,98%), dan yang paling sedikit adalah Akademi/

Perguruan Tinggi yaitu 79 orang (2,99%).

4.1.4. Pekerjaan

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Pekerjaan n %

Sumber : Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan yang terbanyak adalah

nelayan yaitu 1686 orang (63,86%), dan yang paling sedikit adalah karyawan swasta

(46)

4.1.5. Agama

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Agama n %

1 Islam 2.040 77,27

2 Kristen Protestan 570 21,60

3 Kristen Katolik 30 1,13

Jumlah 2.640 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa agama yang terbanyak adalah Islam

yaitu sebanyak 2040 orang (77,27%), dan yang paling sedikit adalah Kristen Katolik

yaitu sebanyak 30 orang (1,13%).

4.1.6. Suku

Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Suku n %

1 Aceh 13 0,49

2 Minang 17 0,64

3 Jawa 415 15,72

4 Batak 925 35,08

5 Melayu 1.198 45,38

6 Dll 72 2,69

Jumlah 2.640 100,00

Sumber : Kantor Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa suku yang terbanyak adalah Melayu

yaitu sebanyak 1198 orang (45,38%), dan yang paling sedikit adalah Aceh yaitu

(47)

4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Umur

Responden dalam penelitian ini adalah ibu dari keluarga nelayan yang terpilih

sebagai sampel yang berada di lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan

Medan Marelan yaitu sebanyak 78 orang.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Umur (Tahun) n %

Dari tabel diatas diketahui bahwa umur responden yang terbanyak adalah pada

kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 22 orang (28,21%). Dan yang paling

sedikit adalah pada kelompok umur 40-44 tahun yaitu sebanyak 5 orang (6,41%).

4.2.2. Pekerjaan

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Pekerjaan n %

1 Berdagang 5 6,41

2 Petani 3 3,85

3 Ibu Rumah Tangga 70 89,74

Jumlah 78 100,00

Dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan responden yang terbanyak adalah

ibu rumah tangga yaitu sebanyak 70 orang (89,74%) dan yang paling sedikit adalah

(48)

4.2.3. Pendidikan

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Pendidikan n %

1 SD 40 51,28

2 SMP 28 35,90

3 SMA 8 10,26

4 Akademi/Perguruan Tinggi 2 2,56

Jumlah 78 100,00

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan responden yang terbanyak

adalah SD yaitu sebanyak 40 orang (51,28%) dan yang paling sedikit yaitu

Akademi/Perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 orang (2,56%).

4.2.4. Pengetahuan

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Pengetahuan Gizi n %

1 Baik 18 23,08

2 Sedang 57 73,08

3 Kurang 3 3,84

Jumlah 78 100,00

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan sedang

(49)

4.3. Konsumsi Protein Ikan Keluarga Nelayan

Jenis Ikan yang Dikonsumsi Oleh Keluarga Nelayan

Tabel 4.10. Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Oleh Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Jenis Ikan n %

1 Ikan Bawal 2 2,56

2 Ikan Layang 11 14,10

3 Ikan Tongkol 12 15,38

4 Kembung 22 28,22

5 Dencis 31 39,74

Jumlah 78 100,00

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ikan yang sering dikonsumsi oleh

keluarga nelayan adalah ikan dencis yaitu sebanyak 31 orang (39,74%) dan yang

jarang dikonsumsi oleh keluarga nelayan adalah ikan bawal yaitu sebanyak 2 orang

(2,56%).

Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Keluarga Nelayan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah ikan yang

dikonsumsi oleh keluarga nelayan yang diperoleh dari formulir food recall 2x24 jam,

diketahui bahwa jumlah rata-rata konsumsi ikan keluarga nelayan adalah 319,04

(50)

Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

No Frekuensi Ikan

n %

1 ≥ 2 kali sehari 42 53,85

2 < 2 kali sehari 36 46,15

Jumlah 78 100,00

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 78 orang responden, sebanyak 42

orang (53,85%) yang frekuensi makan ikannya kurang dari 2 kali sehari dan 36 orang

(46,15%) frekuensi makan ikan kurang dari 2 kali sehari.

Kontribusi Ikan Terhadap Kebutuhan Protein

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui kontribusi ikan

terhadap kebutuhan protein pada keluarga nelayan yang didapatkan dari formulir food

recall 2x24 jam, maka diperoleh jumlah kontribusi ikan terhadap konsumsi kebutuhan

(51)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Gizi

Secara umum pengetahuan Keluarga Nelayan di Lingkungan IX Kelurahan

Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan masih tergolong sedang, yaitu sebesar

73,08%. Berdasarkan wawancara

diketahui bahwa

kebanyakan responden

masih kurang mengerti tentang makanan bergizi, menu seimbang dll. Selain itu

juga, sebagian besar responden tidak tahu tentang manfaat konsumsi ikan setiap hari.

Dari pernyataan diatas, penulis berasumsi bahwa salah satu penyebab

pengetahuan responden masih dalam kategori sedang, dilatarbelakangi oleh tingkat

pendidikan responden yang umumnya Sekolah Dasar (SD) dan minimnya

penambahan pengetahuan yang didapat melalui media cetak ataupun elektronik,

seperti buku, televisi dll.

Menurut Sediaoetama (2003), pengetahuan gizi merupakan hal yang penting

dalam mengonsumsi makanan setiap hari. Jika seseorang mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik, tentu akan memiliki kemampuan untuk menerapkan

pengetahuannya dalam memilih ataupun mengolah makanan yang baik sehingga

kecukupan gizi dapat terpenuhi. Pengetahuan juga merupakan pemahaman seseorang

akan suatu hal yang didapat, baik secara formal maupun informal dan merupakan hal

(52)

Pengetahuan mempunyai pengaruh besar dalam pengolahan dan penyediaan

makanan, terutama dalam menyiapkan hidangan untuk keluarga. Karena itu sangat

tepat jika pengetahuan dapat ditambah melalui media cetak ataupun elektronik yang

berguna untuk memperluas pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang gizi.

5.2. Konsumsi Protein Ikan Keluarga Nelayan

5.2.1. Jenis Ikan yang Dikonsumsi Oleh Keluarga Nelayan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jenis ikan yang paling sering

dikonsumsi oleh keluarga nelayan adalah ikan dencis sebesar 39,74%. Jenis ikan

dencis menjadi pilihan utama dalam mengonsumsi ikan, disebabkan karena ikan

dencis lebih sering dihasilkan dari hasil melaut, terutama nelayan harian. Selain itu

juga disebabkan karena jenis ikan dencis yang lebih murah dijual dipasaran

dibandingkan dengan jenis ikan lainnya seperti ikan bawal.

Keadaan gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan tingkat konsumsi. Jika gizi

susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya, maka kondisi tubuh akan menjadi sehat karena asupan gizi yang baik.

Kekurangan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dapat menimbulkan kerentanan

seseorang terhadap penyakit-penyakit. Ada banyak hal yang merupakan penyebab

terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama

ketidaksesuaian jumlah zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan

(53)

Ikan merupakan sumber protein hewani utama dalam menu di seluruh Indonesia,

terutama bagi penduduk yang kurang mampu. Selain murah, dibandingkan dengan

daging, nilai gizi ikan hampir sama dengan kebutuhan tubuh. Protein mempunyai

fungsi yang unik bagi tubuh seperti menyediakan bahan-bahan yang penting

peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, bekerja sebagai

pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, memberikan tenaga jika keperluannya

tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.

Protein juga merupakan zat penting bagi semua jaringan tubuh yang fungsi

umumnya sebagai zat pembangun atau pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh.

Sehingga apabila seseorang kekurangan protein akan mengakibatkan proses

metabolisme tubuh tidak normal (Sediaoetama,1991).

Seperti yang dikemukakan oleh Karyadi (1991), bahwa ikan sebagai salah satu

sumber daya gizi hasil laut mempunyai protein cukup tinggi dan mutu cerna susunan

asam amino essensialnya cukup baik yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

kecerdasan anak, mengandung vitamin A dan D, juga asam lemak tak jenuh omega 3,

selain itu ikan juga mudah dicerna sehingga sangat baik untuk dikonsumsi oleh

manusia.

Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan merupakan

salah satu daerah nelayan, umumnya keluarga nelayan di desa tersebut paling banyak

mengonsumsi ikan yang berasal dari laut yang merupakan hasil tangkapan dari

(54)

Dibandingkan produk hewani lain, seperti daging sapi dan ayam, ikanlah yang

memiliki paling banyak kelebihan. Selain harganya yang paling murah, ikan yang

dijual di pasaran pun jenisnya beragam, mulai dari ikan laut sampai ikan yang

dibudidayakan di air tawar, seperti ikan mas, mujair, gurame dan lele.

Kelebihan lain, ikan sangat kaya akan nutrisi dan karena rendah kalori, sehingga

ikan sangat dianjurkan bagi orang yang sedang mengurangi lemak hewani dan sedang

mengikuti diet penurunan berat badan. Dan meski memiliki kandungan gizi dan

protein relatif sama, daging ikan dianggap lebih baik dari daging sapi merah, karena

ikan lebih banyak mengandung omega 3 dan omega 6.

Omega 3 dan Omega 6 termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak essensial

yang berguna untuk memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan

otak jika diberikan sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga dapat

menurunkan kadar trigliserida dan mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan

omega 6 ini berasal dari beragam jenis ikan terutama yang berasal dari laut, seperti

sardine, tuna, kembung, mackarel, salem dll (Sumedi, 2005).

Ikan sebagai salah satu sumber protein mempunyai banyak manfaat dalam

tubuh, lebih kurang 13% dari kalori yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari protein.

Beberapa jenis ikan laut yang sering dihasilkan dari melaut yaitu jenis ikan

bawal, dencis, kembung, tongkol, layang dll. Jenis ikan ini banyak mengandung

(55)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa jenis ikan yang

umumnya dikonsumsi oleh keluarga nelayan adalah ikan dencis, dimana dari 78

orang responden, sebanyak 31 orang (39,74%) mengonsumsi jenis ikan dencis. Hal

ini disebabkan karena ikan dencis lebih sering dihasilkan dari hasil melaut, terutama

nelayan harian dan harga ikan dencis yang lebih murah, dibandingkan dengan jenis

ikan lainnya seperti bawal.

Namun, walaupun jenis ikan yang paling sering dikonsumsi oleh keluarga

nelayan adalah jenis ikan laut, tetapi jenis ikan tawar juga sering dikonsumsi keluarga

ketika ikan laut tidak tersedia di rumah.

5.2.2. Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Keluarga Nelayan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, diketahui rata-rata jumlah ikan

yang dikonsumsi keluarga nelayan adalah sebesar 319,04 gram.

Seperti kita ketahui bahwa ikan sangat baik untuk dikonsumsi karena kandungan

proteinnya yang tinggi dan berguna untuk kesehatan tubuh terutama bagi anak-anak

yang masih dalam tahap pertumbuhan karena akan sangat besar pengaruhnya bagi

kecerdasan otak dan anak akan menjadi pintar, selain itu mengonsumsi ikan juga

tidak kalah penting bagi ibu yang sedang hamil, karena mengonsumsi ikan sangat

besar manfaatnya bagi janin yang dikandung karena anak yang akan dilahirkan kelak

(56)

Karena itu sebaiknya perbanyaklah makan ikan, karena selain kandungan

proteinnya yang baik, kandungan zat gizi lainnya seperti vitamin, mineral dan asam

lemak yang dikandung dalam ikan mempunyai peran bagi manusia di bagian otak,

mata, jantung, paru-paru, otot, pencernaan, kulit maupun persendian (Budiarso, 1998)

5.2.3. Frekuensi Makan Ikan Keluarga Nelayan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui sebesar 53,85% yang

konsumsi ikannya kurang dari 2 kali sehari. Namun frekuensi mengonsumsi ikan

masih termasuk rendah karena jumlah responden yang konsumsi ikannya kurang dari

2 kali dalam sehari masih cukup tinggi yaitu sebesar 46,15%.

Hal ini terjadi karena orang tua (ibu) sebagai pengolah makanan dalam rumah

tangga tidak selalu menyediakan ikan sebagai santapan pada waktu makan sehingga

konsumsi ikan dalam sehari menjadi berkurang frekuensinya.

Hal ini disebabkan karena konsumsi ikan tergantung pada hasil tangkapan dari

nelayan. Selain nelayan harian, ada juga jenis nelayan mingguan, sehingga

kadang-kadang ikan tidak selalu dikonsumsi dan sebagai pengganti ikan, yang sering

dikonsumsi adalah telur dan udang.

5.3. Kontribusi Protein Ikan Terhadap Kebutuhan Protein

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dari formulir food recall 2x24

jam, diketahui bahwa rata-rata kontribusi protein yang berasal dari ikan pada keluarga

(57)

Angka yang diperoleh menunjukkan bahwa kontribusi protein ikan dalam

memenuhi kebutuhan protein ikan sudah dapat dikatakan baik, hal ini disebabkan

karena ibu sebagai pengolah makanan dalam rumah tangga juga menyediakan ikan

tawar bila persediaan ikan laut tidak tersedia di rumah/ tidak melaut.

Tidak hanya jenis ikan laut yang tinggi akan kandungan protein hewani, namun

ikan tawar juga tidak kalah tinggi akan kandungan protein hewani. Karena itu

dianjurkan mengonsumsi ikan tidak hanya dari jenis ikan laut, namun juga jenis ikan

tawar, seperti ikan lele, mas dll.

Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk meningkatkan frekuensi dalam makan

ikan. Begitu juga jumlah makan ikan juga perlu ditingkatkan, karena bila jumlah ikan

memenuhi kecukupan yang dianjurkan maka kontribusi protein ikan dapat terpenuhi.

Selalu tersedianya ikan setiap kali makan dalam keluarga, baik pada pagi, siang atau

Gambar

Tabel 2.2. Perbedaan Ikan Segar dan Ikan Busuk Bagian Ikan Segar
Tabel 2.3. Kandungan Omega 3 & Omega 6 pada Berbagai Jenis Ikan Per 100   gr Ikan
Tabel 2.4. Jenis Ikan dan Kandungan Protein Per 100 gr Jenis Ikan Protein (gram)
Tabel 4.1. Distribusi  Penduduk  Berdasarkan  Jenis  Kelamin di Lingkungan IX  Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi ikan dengan tingkat kecukupan protein anak balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Pasir Bidang, Kecamatan