• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Makalah Teknik Pantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 1 Makalah Teknik Pantai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir pantai merupakan daerah peralihan laut dan daratan. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut. Fenomena-fenomena yang terjadi di daratan seperti erosi banjir dan aktivitas yang dilakukan seperti pembangunan pemukiman, pembabatan hutan untuk persawahan, pembangunan tambak dan sebagainya pada akhirnya memberi dampak pada ekosistem pantai. Demikian pula fenomena fenomena di lautan seperti pasang surut air laut, gelombang badai dan sebagainya. (Hastuti, 2012).

Selain dampak pada ekosistem ada pula perubahan konfigurasi pantai. Supriyanto (2003) menyatakan bahwa perubahan konfigurasi pantai di wilayah pesisir dapat disebabkan oleh kegiatan atau proses proses alami dan non alami (kegiatan manusia) baik yang berasal dari darat maupun dari laut. Proses proses hidrooseanografi dari laut yang dapat memberikan pengaruh antara lain, hempasan gelombang, perubahan pola arus, serta fenomena pasang surut yang kadang kadang diperkuat oleh pengaruh perubahan iklim. Fenomena alami dari darat yang ikut memberikan pengaruh terjadinya perubahan garis pantai, antara lain erosi dan sedimentasi akibat arus pasang akibat banjir serta perubahan arus aliran sungai.

Erosi Pantai yang disebut juga abrasi akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai daerah. Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan (pantai) akibat aktivitas gelombang, arus dan pasang surut. Dalam kaitan ini pemadatan daratan mengakibatkan permukaan tanah turun dan tergenang air laut sehingga garis pantai berubah (Nur,2004). Pantai dikatakan mengalami abrasi bila angkutan sedimen yang terjadi ke suatu titik lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah sedimen yang terangkut ke luar dari titik tersebut (Suwedi, 2006)

(2)

abrasi cukup parah. Kecamatan Sayung mengalami dampak abrasi yang mengakibatkan banyak permasalahan seperti hilangnya lahan pemukiman, lahan pertambakan dan mata pencaharian yang berdampak langsung pada penurunan kualitas hidup masyarakat . Masyarakat yang hidup di wilayah pesisir seperti nelayan, petani dan petambak kehidupannya tergantung pada sumberdaya alam. Kondisi lingkungan dan sumberdaya alam pesisir yang rentan tersebut berdampak pada aspek sosial ekonomi dan sosial budaya penduduk. Kegiatan kegiatan tersebut misalnya industri (berpotensi menimbulkan pencemaran, abrasi dan akresi), reklamasi (perubahan pola arus yang menyebabkan terjadinya abrasi dan akresi), perumahan (limbah padat) pertanian (sedimentasi, pencemaran) kegiatan transportasi laut dan pelabuhan (pencemaran). Berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan ini mengancam kelestarian usaha dan atau mata pencaharian penduduk. (Hadi, 2005)

(3)

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa erosi pantai bisa terjadi?

2. Apa yang menyebabkan terjadinya erosi pantai? 3. Dimana wilayah yang telah mengalami erosi pantai?

4. Bagaimana keadaan pemukiman penduduk dan masyarakat yang berada di daerah pantai yang mengalami abrasi tersebut?

5. Apa sajakah yang bisa dilakukan dalam mengurangi erosi pantai?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui terjadinya proses erosi pantai.

2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya erosi pantai.

3. Untuk mengetahui tempat-tempat yang telah mengalami erosi pantai (abrasi).

4. Untuk mengetahui keadaan yang tampak pada pemukiman penduduk dan masyarakat yang berada di daerah pantai yang mengalami abrasi.

5. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilkakukan dalam usaha pencegahan terjadinya erosi pantai.

1.4 Manfaat

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian

Erosi Pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove. Ada pula yang berpendapat bahwa, abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.

2.2 Dampak

 Dampak yang ditimbulkan dari abrasi yaitu megikisnya bibir pantai, sehingga

(5)

 Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal

di pinggir pantai

 Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar.

 Kehilangan tempat berkumpulnya ikan- ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau

 Menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.

 Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.

(6)

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Proses Terjadinya Erosi Pantai

Erosi pantai atau sering juga disebut abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.

Abrasi dapat terjadi karena dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

Dalam skala waktu besar, jangka panjang, erosi pantai berlangsung terus menerus sampai kondisi keseimbangan konfigurasi garis pantai tercapai atau keseimbangan berubah karena perubahan kondisi lingkungan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam jangka pendek, temporer, erosi pantai terjadi pada saat musim angin tertentu berlaku, dan berhenti ketika musim berganti.

3.2 Penyebab Terjadinya Erosi Pantai

(7)

Pemompaan Air tanah yang berlebihan untuk keperluan industri dan air minum di wilayah pesisir akan menyebabkan penurunan tanah terutama jika komposisi tanah pantai sebagian besar terdiri dari lempung/lumpur karena sifat-sifat fisik lumpur /lepung yang mudah berubah akibat perubahan kadar air. Akibat penurunan air tanah adalah berkurangnya tekanan air pori. Hal ini mengakibatkan penggenangan dan pada gilirannya meningkatkan erosidan abrasi pantai. Berdasarkan peta hidrogeologi yang dikeluarkan Direktorat Geologi Tata Lingkungan (tahun 1992) tampak pemanfaatan air tanah (bebas maupun bertekanan) dengan sumur bor di daerah Semarang, Demak dan Kudus jumlahnya cukup signifikan serta mampu menyebabkan penurunan elevasi air tanah yang disertai dengan intrusi air laut hingga jauh ke daerah perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi penurunan tanah cukup besar dan memberikan kontribusi terhadap genangan (rob) pada saat air laut pasang. Berdasarkan wawancara dengan penduduk Kec.Sayung, Demak diperoleh informasi bahwa penurunan tanah telah mencapai rata-rata 40cm.

2. Kerusakan Hutan Mangrove

Hutan Mangrove merupakan sumberdaya yang dapat pulih (sustaianable resources) dan pembentuk ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami pantai karena memiliki perakaran yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan menahan sedimen. Ini artinya dapat bertindak sebagai pembentuk lahan (land cruiser)

3. Kerusakan akibat gaya-gaya hidrodinamika gelombang

Orientasi pantai demak mengarah sedemikian rupa sehigga relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak gelombang dominan. Hal ini memberikan informasi bahwa panta dalam kondisi seimbang dinamik. Kondisi gelombang yang semula lurus akan membelok akibat proses refrksi/difraksi dan shoaling. Pantai akan menanggai dengan mengorientasikan dirinya sedemikian rupa sehingga tegak lurus arah gelombang atau dengan kata lain terjadi erosi dan deposisi sedimen sampai terjadi keseimbangan dan proses selanjutnya yang terjadi hanya angkutan tegak lurus pantai (cros shore transport)

4. Kerusakan akibat sebab alam lain

(8)

5. Kerusakan akibat kegiatan manusia yang lain

 Penambangan Pasir di perairan pantai

 Pembuatan Bangunan yang menjorok ke arah laut

 Pembukaan tambak yang tidak memperhitungkan keadaan kondisi dan lokasi

6. Kerusakan Akibat Lingkungan

Penyebab lain dari abrasi adalaha naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini. merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui, pemanasan global terjadi karena gas -gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es it u mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan. Selain itu, pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya yang secara berlebihan juga menjadi salah satu penyebab abrasi walaupun tidak secara langsung. Penyebab lainnya yaitu pada saat terjadinya bencana tsunami, yang mana pada saat tsunami berlangsung, pecahan ombak juga ikut memecah material yang ada didarat sehingga terjadi pengikisan di daerah pantai.

3.3 Terjadinya Erosi Pantai di Bengkulu

(9)

pesisir Kota Bengkulu. Selain itu juga abrasi mengancam keberadaan permukiman masyarakat yang berada di pantai tersebut, sehingga mengganggu perekonomian di Kota Bengkulu.

Fenomena lain akibat dari proses abrasi adalah terjadinya proses sedimentasi, sehingga terjadinya pendangkalan pada daerah pelabuhan yang mengganggu proses bongkar muat di pelabuahan tersebut. Untuk mengatasi kejadian abrasi dan sedimentasi di atas perlu dilakukan pengamanan pantai dengan memberikan perlindungan pantai baik berupa fisik maupun alami serta adanya pengelolaan lingkungan wilayah pesisir yang terpadu. Pengaruh dan proses abrasi di wilayah pesisir Kota Bengkulu yang umumnya terjadi dikarenakan oleh alam, begitu besar dan signifikan maka perlu dilakukan perlindungan terhadap pantai dengan penelitian yang berhubungan dengan gejala alam tersebut, seperti melakukan analisis terhadap gelombang, pasang surut, anus menyusur pantai dan proses transpor sedimen. Dari hasil analisis tersebut akan didapat bentuk bangunan pelindung pantai yang sesuai dengan kerusakan lingkungan di wilayah tersebut.

3.4 Dampak Erosi Pantai Terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Abrasi yang merupakan salah satu hasil dari kerusakan di lam memiliki dampak negatif yaitu antara lain:

 Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal di

pinggir pantai

 Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar.

 Kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau

(10)

Perubahan perilaku masyarakat dapat bersifat intern maupun ekstern dan dapat bersifat positif maupun negatif. Intern dalam arti perilaku keseharian yang menyangkut diri sendiri seperti rasa apatis, apriori, traumatik dan lain-lain, sedang ekstern adalah perilaku keseharian yang menyangkut terhadap orang lain baik di dalam keluarga maupun luar keluarga seperti kerjasama, paternalistis dan lain-lain. Peningkatan pendapatan mengakibatkan perubahan perilaku masyarakat yang ke arah konsumtif, pemikiran yang lebih maju dan merubah perilaku sosial secara menyeluruh. Namun sebaliknya kondisi saat ini di kawasan pertambakan Demak mengalami pendapatan yang menurun atau dapat dikatakan kesejahteraannya menurun, maka yang terjadi adalah munculnya kemiskinan baru, daya serap tenaga kerja menurun dan masyarakat kawasan pesisir yang terimbas ikut menurun. Perubahan pendapatan akan mengubah perilaku masayarakat tersebut. Karena adanya pengurangan atau perubahan baik dari hasil pendapatan (menurunnya perekonomian), kesehatan dan sebagainya,maka tidak sedikit penduduk yang mengalami penurunan pendapatan akibat abrasi tambak dan rob mengalami perubahan perilaku yang bersifat negatif yaitu apriori, apatis dan mengalami gangguan jiwa. Selain itu, Akibat penurunan pendapatan para nelayan dan petani tambak tidak dapat menyekolahkan anaknya lebih tinggi. Maka, ada penduduk yang mengambil keputusan untuk mengadakan perpindahan ketempat lain yang diperkirakan dapat memperbaiki penghasilan mereka.

3.5 Pencegahan dan Penanggulangan Erosi Pantai

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi, diantaranya yaitu:

1. Penanaman kembali hutan bakau 2. Pelarangan penggalian pasir pantai 3. Pembuatan pemecah gelombang 4. Pelestarian terumbu karang

(11)

dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Dalam merehabilitasi mangrove yang diperlukan adalah master plan yang disusun berdasarkan data obyektif kondisi biofisik dan sosial. Untuk keperluan ini, Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan master plan dan studi kelayakannya. Dalam hal rehabilitasi mangrove, ketentuan green belt perlu dipenuhi agar ekosistem mangrove yang terbangun dapat memberikan fungsinya secara optimal (mengantisipasi bencana tsunami, peningkatan produktivitas ikan tangkapan serta penyerapan polutan perairan). Habitat Satwa Langka

Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup di sini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus).

3.6 Manfaat Hutan Bakau

1. Pelindung terhadap bencana alam

Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian, atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.

2. Pengendapan lumpur

Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.

3. Penambah unsur hara

Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.

4. Penambat racun

(12)

5. Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)

Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur. 6. Transportasi

Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.

7. Sumber plasma nutfah

Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untuk memelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.

8. Rekreasi dan pariwisata

Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara lain di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI), Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Kegiatan wisata ini disamping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.

9. Sarana pendidikan dan penelitian

Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

10.Memelihara proses-proses dan sistem alami

Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.

11. Penyerapan karbon

(13)

tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.

12.Memelihara iklim mikro

Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.

13.Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam

(14)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global.

2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan.

3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang

permukaannya rendah akan tenggelam.

4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.

4.2 Saran

(15)

2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak lingkungan.

3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.

4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai.

DAFTAR PUSTAKA

http://jokowarino.id/pengertian-abrasi-dan-cara-menanganinya/ Diakses pada tanggal 23 Juni 2016 Pukul 15.00 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Abrasi

Diakses pada tanggal 23 Juni 2016 Pukul 15.00 WIB

http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Abrasi/materi3.html Diakses pada tanggal 23 Juni 2016 Pukul 15.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ikan yang memiliki lingkar tubuh untuk masuk ke codend akan berenang melewati square mesh selector menuju codend , namun untuk ikan yang berukuran

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan, dimana PKL Kabupaten Lampung

Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa tingkat kestabilan emulsi satsuma age ikan kurisi substitusi 2,5% alginat dan 7,5% tepung sagu (A1) dan substitusi 0% alginat dan 10%

penyuluhan sudah berperan dalam edukasi terhadap petani tentang usahatani kelapa sawit yang diperlihatkan dengan skor 4.01 Edukasi dapat dilihat dari relevansi materi

Pancasila secara keilmuan menjelaskan Nilai Pengembangan Kuliah Pakar Presentasi menit mahasiswa dalam. Pancasila secara Ilmu • Problem • Laporan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat secara statistik dengan menggunakan uji korelasi spearman diperoleh hasil p = 0, 672 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan

metode latihan practice speed memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil under ring shoot bola basket siswa ektrakulikuler SMP Negeri 3 Kendal. Berdasarkan

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan rumah makan tersebut merupakan salah satu contoh rumah makan yang dikelola oleh