• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK INDOMIE TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT.INDOFOOD DI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK INDOMIE TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT.INDOFOOD DI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pentingnya peranan Citra Merek yang kuat sangat disadari betul oleh PT. Indofood banyak perusahaan, dengan citra merek yang kuat maka perusahan tersebut akan lebih mudah mendapatkan kepercayan dari konsumen, PT. Indofood selalu berusaha menjaga citra merek dengan dimensi, citra perusahaan yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa, citra pemakai yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa dan Citra produk yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

Alasan karena mempertahankan pelanggan pada umumnya akan lebih menguntungkan bagi PT. Indofood dibandingkan menarik pelanggan baru, maka dari latar belakang tersebut manfaat penelitian ini adalah mengetahuai sejaauh mana pengaruh Citra Merek dengan variabel Citra Perusahaan, Citra pemakai dan Citra produk berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan.

Masalah yang diahadapi perusahan adalah ancaman dari pesaing atau competitor yang masuk pada area industri mie instan dengan produk yang bersaing serta belum bisa menjadi market leader di wilayah Provinsi Lampung. Sedangkan permasalahan yang dihadapi Apakah Citra Merek ( Brand Images ) berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan produk mie instant indomie di Provinsi Lampung.

(2)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan alat analisis statistik menggunakan SPSS.17 yang dilakukan penulis, dengan mengunakan tehnik pengambilan sampel Sampling Insidental dari 100 sampel yang diambil penulis

Dari analisis yang dilakukan di dapat bahwa citra merek dengan variabel citra perusahaan , citra pemakai dan citra produk memiliki pengaruh loyalitas pelanggan produk indomie PT. Indofood diwilayah lampung sebasar 57,1%. (R2) dan sisanya 42,8 % dipengaruhi oleh variabel lain sementara nilai signifikasi 0.000 artinya bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan kareana nilainya di bawah 0.05 sedangkan secara parsial hanya variabel citra perusahaan berpengaruh tidak signifikan dan negatif dengan nilai signifikasi 0.73 diatas 0.05.

Secara umum PT. Indofood hendaknya lebih memperhatikan citra merek kareana pengaruh citra merek dengan variabel citra perusahan, citra produk , citra pemakai Dalam mengkonsumsi produk mie instant Indomie sebagai indikataor utama yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas

(3)

ABSTRACT

The importance of strong brand image is really known by PT. Indofood and a lot of company, that with good brand image, the company will easily get the trust from their customer. PT. Indofood always try to maintain their brand image with dimention, corporate image which is a joint of association which built by customer to the company that produce products and services, user image which is a joint of association which built by customer towards the user of products and services, and product image which is a joint of association which built by customer towards the product.

The reason is to keep the customer is more profitable than gaining new customer, because of that, the main purpose of this research is to know about how significance of brand Image with the variable of corporate image, user image, product image, that influence the customer loyality.

The problem that the company face is the threat from the competitor in noodles business, and the incapability to be the market leader in Lampung, and also about does brand image influence the Indomie customer loyality in Lampung.

The main use of this research is to know about the influence of brand image Indomie to customer loyality in Lampung. Hypotesis of this research is brand image with the variable of corporate image, user image and user image influence loyality customer in Lampung.

(4)

image, product image have give the loyality of Indomie PT. Indofood Lampung customer as 57,1 % (R2), and the rest 42,8 % influence by the other variable, while the significance value is 0.000, it means that brand image influence significantly, because the value is below 0.05, and parsially corporate image impact unsignificantly and negative with the value of 0.73 above 0.05.

Generally PT. Indofood must pay concern with brand image because the influence of brand image with the variable of corporate image, product image, user image in Indomie as the main indicator that influence loyality.

(5)

()oni

K[gwonto

NPM :1221011005

Tesis

SebogoiSoloh Sotu Syorot untuk

Mencopoi

Gelor

MAGISTER MANAJEMEN

Podo

Progrom Poscosorjono Mogister

Monojemen

Fokultos Ekonomi & Bisnis Universitos Lompung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER

MANAJEMEN

FAKUTTAS

EKONOMI

DAN

BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR TAMPUNG

2014

(6)

1.

XosHisiPeflg*S:

1,1

ii$ra

*fuinisi- P,Erguii {Pembirrbinet}

AZ

*fiffsta

ffom*IiP€r*uii (Peneuiiutamal

;

&,*ir''frkal5#*I[.Si

/

/k

/.

U#h

:

IE

lt.

UtratIIPn,

$C' M.Si.

\-

:-\ :-\

'klo'\

: ffi#4st,tiM

1.3

Fe*n

$iru II

t *

7.

faf*dtasfkrsa*.

ar.r8i*p*rt

xftensitas

ns

\

\

-

-_---\ \

\,

eilEsryIr3.f,.' t*.$.

,ffiir:s

(7)

l(snsentrasi

Prograrn Studi

:Daf,r, Erfina,

I'llP- 19520822 198703 2

TERHADAP TOYATITAS PETAHGGAH PT.II{DOF(ED PROUilSt l"AtilPu}tc

:

Manaiemen Femasaran l*arna Mahasislrra

:

{}micf€w{ilfo

Nomor Pokok Mahasiswa

:

1221t)11tXI5

Fembimhirg t,

/h

-./

Bregram

*asca$ariana*@\

Ekonsrni dan Bisalr ttnivgrsiEs tamp\e!"'-

.:\

.\

\_

'F.lt

!ffillt.tlrrnn

-

Komisi

pemEtrng

I

\

Fernhimbingll,

-\--=r'

\

,tltMdrSErtlM

Pryram Studi rMagister .Maaajemen

Program hscasarjana Fakultas Ebnorai dan Blmis

Universitas lampung

Kcfira Program $trdi,

r\l"u^

r

Ilr. t{. Itham Lihan, S.E.,

il.S.

Hrp. 1959Gn6 p8603

1m3

(8)

Bismillahirrahmannirrahiim,

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Alhadulillahi Rabbil ‘alamiin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah,

rahmat, hidayah, serta segala kemudahan yang selalu diberikan, sehingga atas izin-Nya Penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Citra Merek Indomie PT. Indofood Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Provinsi Lampung” ini dengan segala kelebihan maupun kekurangannya, dan tidak lupa shalawat dan salam selalu Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tesis ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikanProgram Strata-2 di Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan Tesis ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat dijadikan sebagai perbaikan dan penyempurnaan Tesis ini. Segala kritik dan saran dapat disampaikan melalui email ke Kiswantodoni@rocketmail.com .

Dalam proses penyusunan Tesis ini tidak lepas juga dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua penulis, Ayahanda Terhormat Jumilan dan Ibunda Kis Herawati SPd untuk segala curahan kasih sayang, pengertian, doa, dukungan, dan semua hal dalam hidupku yang tidak bisa digantikan oleh sesuatu apapun di dunia ini.

2. Adik tercinta, Feni Fajarwati SPd, serta untuk semua keluarga besar, terima kasih atas dukungannya. Tidak lupa pepatah mengatakan bahwa “Kesuksesan adalah proses, jadikan kesabaran dan keuletan dalam menjalani sesuatu sebagai pondasi dalam meraih kesuksesan tersebut”.

(9)

memberikan arahan selama penyusunan Tesis.

5. Seluruh civitas akademika Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

6. Rekan-rekan PT. Indofood CBPSukses Makmur Cabang Lampung atas dukungan semangat dan bantuan selama pengambilan data Tesis

7. Teman-teman seperdjoeangan di MM Unila Angkatan XIII, yang telah memberi warna dan persahabatan yang telah terjalin, semoga kesuksesan menyertai kita semua 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Tesis ini dalam segala hal. Semoga semua ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.

Bandar Lampung, 11- Agustus - 2014 Penulis,

(10)

Dengan ini Saya menyatalCIn bahwa :

1'

Tesis dengan

judul

"Pengaruh

Citra

Merrek

Indomle Terhadap

Loyalitas Pelrugan PT.Indofood di Provinsi Lempungl'adalah

krya Saya

sendiri dan

Saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengrrtipan atas karya Penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengaa tata etika ilmiah yaug berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiatisme.

2' Hak

intelektual atas karya ilmiah

ini

diserahkan sepenuhaya kepada Universitas Larrpung.

Atas pernyataan ini, apabita di kemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak b€pamq Saya bersedia menanggung akibat dan santci ymg diberikan kepada Saya Saya bemedia dm sanggup dituntut resuai demgan hukum yang berlaku.

BandarLampung 11 Agustus 20f4

llr

(11)

Moto :

“ hai manusia, sembahlah tuhanmu yang menciptakan

kamu dan orang-orang yang sebelum kamu,

mudah-mudahan kamu bertaqwa “

(12)

[4pre

Tesis ini kupersembahkan kepada :

>

Kdua

orang tuaku tercinta yang tiada henti-hentinya mendoakan

ananda dan menantikan keberhasilanku, serta menasehati agar dapat meraih sukses

dalam segala bidang.

D

Adku serta seluruh sepup!

lu

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama ini tetah

umberikan motivasi daa menunggu keberhasilanku.

D

ka

pembimbing yang telah sangat

membaotu 4atam pemberian materi yang membuat saya npryelesaikan skripsi ini.

hl

pihak serta salrabat-sahabatku (Nowiwan wica*sono, MaI., Ronand,

Rico Damona

IhEm'

Agustine Nike Arviaoy' Dedes Mutroainatr dan

Zuriathina Fitri Ayuni serta rekan

:

trys&r

Manajemen universitas t ampung Angkatan

}{II

yang tidak dapat saya sebutkan

rh

pcrsatu ) yang selalu membimbing ku dan memberikan motivasi

sehingga terselesainya

-

hpce

Tesis ini.
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran... 6

1.5 Hipotesis ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen... 8

2.2 Pengertian Pemasaran ... 9

2.3 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10

2.4 Pengertian Merek ( Brand ) ... 11

2.5 Pengertian Citra ( Image ) ... 14

2.6 Pengertian Citra Merek ( Brand Image ) ... 15

2.7 Pengertian Citra Perusahaan ( Corporate Image ) ... 18

2.8 Pengertian Citra Pemakai ( User Image ) ... 19

2.9 Pengertian Citra Produk ( Product Image ) ... 20

2.10 Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 21

2.10.1. Tingkatan Loyalitas ... 23

(14)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Objek dan Subjek Penelitian ... 24

3.2.1. Objek Penelitian ... 25

3.2.2. Subjek Penelitian ... 25

3.3 Populasi & Sampel ... 26

3.3.1. Populasi ... 26

3.3.2. Sampel... 26

3.4 Metode Pengambilan Sample ... 27

3.4.1. Sumber Data... 27

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5.1. Penelitian Lapangan ... 28

3.6 Konsep OprasionalisasiVariabel Penelitian ... 28

3.7 Pengukuran Variabel ... 30

3.7.1. Uji Validitas ... 31

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 35

3.8 Analisis Data ... 35

3.8.1. Analisis Kualitatif ... 35

3.8.2. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) ... 36

3.8.3. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ... 36

3.8.4. Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden ... 38

4.2 Analisis Penilaian Responden Terhadap Citra Perusahaan ... 42

4.3 Analisis Penilaian Responden Terhadap Citra Pemakai ... 44

4.4 Analisis Penilaian Responden Terhadap Citra Produk ... 46

4.5 Analisis Penilaian Responden Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 47

4.6 Analisis Regresi ... 50

4.6.1. Analisis Regresi Berganda ... 50

(15)

4.6.2. Uji Signifikasi Parsial (Uji T) ... 52

4.7 Implikasi Manajerial ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 54 5.2 Saran ... 55

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Top Brand Award Katagori Produk Mie Instan ( 2012 ) ... 2

Tabel 1.2 Volume Pertumbuhan Indomie Lampung Tahun 2009-2012 .... 3

Tabel 3.1 Variabel X dan Indikator Penelitian ... 29

Tabel 3.2 Variabel Y dan Indikator Penelitian ... 30

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan ... 31

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Citra Pemakai ... 32

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Citra Produk... 33

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Loyalitas Pelanggan ... 34

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Citra Merek ... 35

Tabel 4.1 Usia Responden ... 38

Tabel 4.2 Pekerjaan Responden ... 39

Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 39

Tabel 4.4 Penghasilan Responden ... 40

Tabel 4.5 Konsumsi Indomie ... 40

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Usia Responden dan Lama mengkonsumsi indomie41 Tabel 4.7 Tabulasi Silang Penghasilan Responden dan Lama mengkonsumsi 41 Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Perusahaan... 42

Tabel 4.9 Rekapitulasi Jawaban Dominan Responden Terhadap Variabel Citra Perusahaan... 43

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Pemakai ... 44

Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Dominan Responden Terhadap Variabel Citra Pemakai ... 45

Tabel 4.12 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Produk ... 46

(17)

Tabel 4.14 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap

Variabel Loyalitas Pelanggan ... 48

Tabel 4.15 Rekapitulasi Jawaban Dominan Responden Terhadap Variabel Loyalitas Pelanggan ... 49

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 50

Tabel 4.17 Hasil Uji F ... 52

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Merek (Brand) telah menjadi elemen penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi, banyak perusahan yang kegiatanya bisnis utamnya didasarakan terhadap suatu merek ( Brand ) yang telah mapan dan menopang suatu uasaha di perusahan tersebut. Bahkan ada juga perusahaan yang salah satu mereknya mempunyai kontribusi mencapai 80% terhadap total pendapatan suatu perusahan tersebut.

Menurut UU Merek No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Indofood merupakan salah satu perusahan yang membangun citra merek yang sangat kuat, secara umum orang mengenal indofood sebagai perusahan makanan yang produknya adalah mie instan padahal indofood adalah sebuah perusahan yang berkembang tidak hanya dalam industri mkanan dilihat dari latarbelakang tersebut masarakat secara sadar atau tidak sadar masarakat telah membentuk citra perusahaan untuk indofood adalah sebagai perusahan mie instan.

(20)

Data MS 2012

Mie Sedaap 57,6%

Indomie 23,5%

Sarimi 7,8%

Supermi 5,0%

ABC 4,6%

Gaga 100 0,7%

Gaga 0,2%

Intermi 0,1%

Data MS 2011

Mie Sedaap 62,9%

Indomie 21,4%

Supermi 6,2%

ABC 4,2%

Sarimi 1,9%

Gaga 100 1,4%

Nissin 0,7%

Intermi 0,5%

Market Share 2012 Industri Mie Instan Lampung

Market Share 2011 Industri Mie Instan Lampung

Market Share 2012

57,6% 23,5% 7,8% 5,0% 4,6% 0,7% 0,2% 0,1% Mie Sedaap Indomie Sarimi Supermi ABC Gaga 100 Gaga Intermi

Market Share 2011

62,9% 21,4% 6,2% 4,2% 1,9% 1,4% 0,7%

0,5% Mie Sedaap Indomie Supermi ABC Sarimi Gaga 100 Nissin Intermi

pada tabel berikut Indomie, Supermi dan Sarimi ada dalam tabel Top Brand pada katagori mie instan yang diambil pada tahun 2012.

Tabel 1.1 Tabel Top Brand Award UntukKategori Produk Mie Instan ( 2013 )

Merek Presentase

Indomie 77,0%

Mie Sedap 15,7%

Supermi 2,5%

Gaga 100 0.7%

Abc 0,8%

Sarimi 0.7%

Sumber : www.topbrand-award.com/ Tahun 2012

Tabel Top Brand diatas produk indomie mendominasi dengan tingkat presentasi sebayak 77% yang di ikuti mie sedap haya sebesar 15% hal ini tentunya menjadi kebanggan sendiri bagi PT.Indofood CBP Sukses Makmur yang merasa brand indomie masih sangat popular di banding brand lainya. Tapi pada kenyatanya market share untuk wilayang lampung sendiri Indomie masih dibawah mie sedap dapat dilihat pada Gambar dan Tabel market share dibawah ini:

(21)

Gambar Market Share tersebut dapat memberikan gambaran bagaimana produk indomie di lampung masih kalah bersaing dengan competitor terdekatnya yaitu mie sedap dengan tingkat presentase Market Share 57,6%, hal tersebut jauh di bawah harapan manajemen sendri yang minimal bisa mengimbagi Market Share Mie Sedap.

Indomie merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk cabang lampung. Indomie sendiri hadir di Indonesia sejak 40 tahun yang lalu, dengan umur yang dibilang tidak muda lagi dan sebagai salah satu pelopor produk mie instan di Indonesia tentunya Indomie sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat baik di tingkat pedesan maupun lingkungan perkotan. Bentuk usaha untuk mebuat Market Share yang lebih baik adalah dengan volume pertumbuahan produk mie instant indomie cabang Lampung yang terus mengalami pertumbuhan.:

Tabel 1.2 Volume Pertumbuhan Indomie Lampung Tahun ( 2009 s/d 2012 ) Produk Tahun Jumlah in Pc Presentase

peningkatan / penurunan

Indomie 2009 54.351.744 -

2010 59.813.851 10,0%

2011 61.209.821 2,3%

2012 72.360.388 18,2%

Melihat tabel diatas tentunya dengan citra merek ( brand image ) yang kuat dimiliki indomie maka bukan hal yang tidak mungkin untuk menguasai pasar industri mie instan di Provinsi lampung.

Pentingnya peranan Citra Merek ( Brand Image ) yang kuat sangat disadari betul oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dengan perkembangan jaman serta latar belakang keuntungan dalam bidang penjualan produk mie instan sangat mengiurkan maka mulai banyak pesaing atau competitor yang masuk kedalam

(22)

bisnis ini. Persaingan yang ketat menyebabkan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah kosumen.

Banyaknya competitor atau pesaing yang bermain didalam pasar yang sama dan menawarkan keungulan produk serta harga yang lebih bersaing dapat berdampak secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahan dalam mempertahankan pangsa atau area pemasaranya. Perusahan harus terus bekerjakeras untuk dapat mempertahankan loyalitas konsumenya. “Loyalty is defined as non random purchase expresse over time by some decision making unit.” Loyalitas pelanggan lebih mengacu pada wujud prilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih menurut Griffin (2002:4)

Alasan karena mempertahankan pelanggan pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan menarik pelanggan baru, dengan masih harus mengeluarkan biaya yang cukup besar guna menarik pelanggan dengan berbagai macam promosi ataupun iklan. Indofood tetap berusaha menjaga loyalitas Konsumenya dengan mengadakan program – program yang langsung menyentuh konsumenya sehingga dapat membuat konsumenya selalu membeli kembali produk indomie dan menyebabkan konsumen secara sadar atau tidak sadar tidak akan menemukan cita rasa yang sama saat membeli mie instan selain produk indomie.

(23)

Berdasarkan uraian ringkasan latar belakang diatas penulis merasa perlu melakukan penelitian yang mendalam tentang citra merek ( Brand Image ) produk indomie dengan judul “ Pengaruh Citra Merek Produk Indomie PT. Indofood Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Provinsi Lampung “ dengan mengakat permaslahan, citra merek (brand Images) dengan dimensi citra perusahan (Corporate Images), citra produk (Product Images), citra pemakai (User Images) Dalam mengkonsumsi produk mie instant Indomie sebagai indikataor utama yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas dalam diri konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut ada dua komponen yang menjadi permasalahan yang akan dibahas peneliti antara lain:

A. Masalah

Masalah yang diahadapi perusahan adalah ancaman dari pesaing atau competitor yang masuk pada area industri mie instan dengan produk yang bersaing serta belum bisa menjadi market leader di wilayah ( Dapat di liahat pada gambar 1.1 )

B. Permasalahan

Apakah Citra Merek ( Brand Images ) berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan produk mie instant indomie di Provinsi Lampung.?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Citra Merek ( Brand Images ) Indomie terhadap loyalitas Pelanggan produk mie instan pada Provinsi Lampung.

1.4 Kegunaan Penelitian A. Bagi Perusahan

Sebagai gambaran bagi perusahan khususnya Indofood untuk memberikan pertimbangan dan masukan mengenai konsep pemasaran, khususnya dalam citra merek dalam mempertahankan konsumenya sehinga dapat merebut

(24)

B. Bagi Pembaca / Masyarakat

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan informasi berupa gambaran tentang loyalitas Pelanggan terhadap produk mie instan Indomie. C. Bagi Akademisi

Diharapkan menjadi referensi serta dapat memperkaya khasanah ilmu khususnya dibidang pemasaran.

1.5 Kerangka pemikiran

Citra Merek ( Brand Image ) indomie adalah kesan serta ingatan – ingatan baik positif maupun negatif seseorang mengenai produk indomie . Kerangka pemikiran yang didapat oleh peneliti bahwa peneliti ingin menunjukan Citra Merek ( Brand Image ) dalam menciptakan memori brand yang kuat dibenak konsumen sehinga dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Secara teoritis brand image mempunyai tiga komponen pendukung yaitu :

1. Citra Perusahaan ( corporate image ) yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

2. Citra Pemakai ( User Image ) yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. 3. Citra Produk ( Produk Image ) yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap suatu produk.

Dalam hal ini Citra Merek (Brand Image) yang baik akan menjadi hal yang sangat penting dan diperhatikan perusahan kareana melaluai Citra Merek ( Brand Image ) yang baik akan dapat menimbulkan perasaan yang positif dalam diri konsumen sehingga konseumen tersebut akan kembali menggunakan produk tersebut Gambar 1.2 di bawah ini

Gambar 1.2 Kerangka pemikiran penelitian

Citra Merek (x) Citra perusahan (x1) Citra produk (x2) Citra Pemakai (x3)

Loyalitas Pelanggan (y)

(25)

1.6 Hipotesis

(26)

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen

Menurut George R. Terry dalam Winardi (2002:4), definisi manajemen adalah :

“sebuah proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber serta sumber-sumber lainnya.

Menurut Hasibuan (2000:1) berpendapat bahwa : “Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan”. Definisi tentang manajemen terdapat suatu perumusan fungsi-fungsi

dasar manajemen.

Adapun fungsi-fungsi manajemen Hasibuan ( 2000:1) adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Perencanaan berarti menetukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.

2. Pengorganisasian

Organisasi yang merupaka alat untuk mencapai tujuan. Pengorganiasian ini dapat diartikan sebagai penentuan penggolongan dan penyusunan aktivitas-aktivitas yang diperlukan.

3. Pengarahan

Pengarahan disini merupakan suatu usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan.

4. Penyusunan

(27)

5. Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu tindakan mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana serta mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan dan jika perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat.

2.2 Pengertian Pemasaran

Menurut Mursidi (2010:26) pemasaran tidak lain daripada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus peyerahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen .

Pemasaran menurut Kotler dalam Aprizal (2012:8) adalah ilmu dan seni menjelajah, menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran demi laba. Pemasaran mencari tahu semua kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Pemasaran menunjukkan dengan tepat segmen pasar yang dapat dilayani dengan sangat baik oleh perusahaan.

Untuk Melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien serta bertanggung jawab dapat berpedoman pada salah satu filosofi pemasaran. Ada 4 (empat) filosofi pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya Kotler dalam Aprizal (2012:8) yaitu :

1. Konsep berwawasan produksi.

Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya.

2. Konsep berwawasan produk .

Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal lainnya.

3. Konsep berwawasan menjual.

(28)

Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada saingannya.

2.3 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran dapat di definisikan sebagai ilmu dan seni yang mengtur sumber daya manusia dan lainya sehingga lebih efektif dan efisin yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pasar sehingga dapat mengetahi segmentasi pasar yang di tujunya agar memperoleh keuntungan pribadi maupun secara organisasi atau bersama. Pemasaran juga merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok manajemen yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat berkembang, dan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya perusahanya.

Menurut Irawan dan Wijaya dalam Aprizal (2012:10) pengertian manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran mencakup seluruh falsafah, konsep, tugas, dan fungsi manajemen pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok manajemen yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba, berkembang, dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Sofjan Assauri dalam Aprizal (2012:10) pada umumnya ruang lingkup manajemen pemasaran meliputi :

1. Falsafah manajemen pemasaran yang mencakup konsep dan fungsi pemasaran serta tugas-tugas manajemen pemasaran.

2. Faktor lingkungan pemasaran yang merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan pimpinan perusahaan.

(29)

analisis peluang. Pemilihan pasar sasaran meliputi dimensi pasar konsumen, segmentasi pasar, peramalan potensi pasar sasaran, dan penentuan wilayah pemasaran.

4. Perencanaan pemasaran perusahaan yang mencakup perencanaan strategi pemasaran jangka panjang dan jangka pendek, perencanaan operasional pemasaran, dan penyusunan anggaran pemasaran.

5. Kebijakan dan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi kebijakan dan strategi taktis untuk produk, harga, distribusi, dan promosi. 6. Organisasi pemasaran meliputi tujuan perusahaan dan struktur organisasi

pemasaran serta pembagian tugas dalam pemasaran.

7. Sistem informasi pemasaran yang mencakup riset pemasaran dan pengelolaan informasi pemasaran.

8. Pengendalian pemasaran yang meliputi analisis dan evaluasi kegiatan pemasaran baik dalam periode jangka panjang maupun jangka pendek.

9. Pemasaran internasional yang mencakup pemasaran ekspor, pola-pola pemasaran internasional dan pemasaran dari perusahaan multi-nasional.

Tugas manajemen pemasaran dalam memasarkan produk perusahaan agar mencapai tingkat keuntungan jangka panjang perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan/pertumbuhan perusahaan adalah menciptakan permintaan akan produk perusahaan itu dan memenuhi permintaan tersebut. Jadi, tugas manajemen pemasaran tidak terlepas dengan masalah permintaan. Tugas manajemen pemasaran tidak hanya terbatas pada mengusahakan dan mengembangkan permintaan produk perusahaan, tetapi juga mencakup pengaturan jumlah waktu dan sifat permintaan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan.

2.4 Brand (Merek)

(30)

menunjukan bahwa bentuk, suara, hologram dan bahkan aroma juga dimaksukan dalam definisi merek. Devinisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai Identifier dan differentiator.

Definisi versi UU Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dan American Marketing Association, Secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. Sebuah merek (Brand ) memiliki beberapa elemen atau identitas, baik yang bersifat Tangible dan Intangible secara garis besar elemen-elemen tersebut bisa dijabarkan menjadi nama merek (Baran Names), URL (Uniform Resource Locators), Logo, simbol, karakter, Jurubicara (Spokespeople), slogan, jingles maupun kemasan Tjiptono (2011:3)

Menurut Kotler (2009:259) peranan merek adadalah sebagai identifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen – bisa individual atau organisasi – untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu. Merek juga menjalankan fungsi yang berharga bagi perusahan, yang pertama, merek meyederhanakan penanganan atau penelusuran produk, merek mengatur catatan persedian dan catatan akutansi, merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur – fitur atau aspek unik produk. Nama merek dapat dilindungi melalui nama dagang terdaftar, proses manufaktur dapat dilindungi melalui hak paten dan kemasan dapat dilindungi dengan hak cipta, merek (Brand ) dapat menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk.

(31)

1. Emosi konsumen terkadang naik-turun. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil.

2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya, contohnya Coca-Cola, McDonalds yang dapat diterima dimana saja , kapan saja di seluruh dunia. 3. Merek Mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan pelanggan. Semakin

kuat suatu merek, makin kuat pula interaksi dengan pelanngan dan makin bayak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand associationyang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat potensi ini akan menikatkan brand image.

4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk prilaku pelanggan. Merek yang kuat akan sanggup merubah prilaku pelanggan.

5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusanpembelian oleh pelanggan. Dengan adanya merek, pelanggan dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibeli dengan produk lainsehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggan ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.

Sejumlah peranan penting suatu merek, maka dapat disimpulkan bahwa merek

mempunyai peranan penting dan merupakan „aset prestisius’ bagi perusahahn.

Kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih lagi pada kondisi sekarang, nilai suatu merek yang mapan semakin dengan realitas makin sulitnya menciptakan suatu merek.

(32)

2.5 Image (Citra)

Image (Citra) didefinisikan sebagai a picture of mine, yaitu suatu gambaran yang ada didalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan dan keadan yang sebenarnya. Image merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah Brand ,

dimana ia mewakili “wajah” dan juga mutu suatu produk. Jika Brand ibarat

mengenal manusia dari namanya, maka image bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya.

Image merupakan suatu hal yang penting bagi produsen, sebab image adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Untuk itu, produsen perlu membangun image yang baik di mata konsumen dengan usaha yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen.

Pengertian image menurut Kotler dalam Huda (2012:22) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Pengertian image secara umum, merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur, organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Menurut Kotler dalam Huda(2012:22) image yang positif mempunyai 3 fungsi, yaitu

1. Membentuk karakter produk atau perusahaan.

2. Image membentuk karakter tersebut dengan cara tersendiri, sehingga tidak keliru dengan pesaing.

3. Image menyalurkan kekuatan emosional.

Image lahir dari suatu persepsi dan setiap oran akan memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada tiga proses pembentukan persepsi, yaitu:

(33)

b) Selective Distortion. Kecenderungan untuk merubah informasi yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya.

c) Selective Retention. Individu mempunyai kecenderungan untuk merubah informasi tetapi mereka akan tetap menyimpan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.

2.6 Brand Image ( Citra Merek )

Citra Merek (Brand Image) merupakan deskripsi tentang asosiasi keyakian konsumen terhadap merek Tjiptono (2005:49), menurut Keller Citra Merek (Brand Image) adalah persepsi atau kesan tentang suatu merek yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek dalam ingatannya dalam Sitinjak dalam Sugiharti (2012:57). Menurut Temporal dalam Sitinjak dalam Sugiharti (2012:57), citra dapat didasarkan kepada kenyataan atau fiksi tergantung bagaimana konsumen mempersepsi. Citra Merek memiliki dua komponen yaitu asosiasi merek (Brand assosiation) dan “pesona” merek (Brand

“pesona”), asosiasi merek membantu memahami manfaat merek yang diterima konsumen dan “pesona” merek adalah deskripsi dari merek dalam konteks

karakteristik manuasia, sehingga hal ini membantu konsumen dalam memahami kekuatan dan kelemahan merek.

Menurut Aaker dalam Cholifah (2011:21) maksudnya asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ingatan seseorang mengenai merek. Asosiasi yang terjalian pada suatu merek dapat membantu proses menggigat kembali informasi yang berkaitan dengan produk, khususnya selama proses pembuatan keputusan untuk membeli, sehingga adanya asosiasi tersebut akan menimbulkan perasaan yang berbeda di benak pelanggan dibandingkan produk pesaing. Asosiasi merek di klasifikasikan dalam tiga katagori antara lain “ Atributtes, benefit dan attitudes “ yang dijelaskan sebagai berikut killers dalam Cholifah(2011:21).

(34)

tidak berkaitan dengan produk. Atribut yang berkaitan dengan produk membentuk fungsi produk atau layanan. Sedangkan atribut yang tidak berkaitan dengan produk berhubungan dengan pembelian atau konsumsi seperti harga, kemasan, informasi, penampilan produk tipe orang dan yang menggunakan.

2. Benefit merupakan suatu penilaian pribadikonsumenterhadap atribut produk atau layanan. Manfaat ini dibedakan menjadi 3, yaitu: (a) manfaat fungsionalnya; (b) manfaat yang dialami; (c) manfaat simbolis. Pertama manfaat funsional merupakan keuntungan intristik dari pemakai produk dan jasa, biasanya berkaitan dengan atribut akan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kedua , manfaat yang dialami berhubungan dengan apa yang dirasakan pada saat menggunakan produk atau jasa. Ketiga, manfaat simbolis berhubungan dengan atribut yang tidak berkaitan dengan produk serta berhubungan dengan kebutuhan mendasar untuk bermasyarakat.

3. Brand Attitudes berkaitan dengan evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu merek. Ini penting, karena sikap konsumen terhadap merek mendasari konsumen dalam pemilihan merek untuk keputusan pembelianyang akan di ambil. Sesuai dengan konsepnya, Brand Image yang positif dapat

diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merekmeliputi, “

Favorability of brand associations, Strength of brand associations dan Uniqueness of brand associations.

Ketiga pengukuran Brand Image tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Favorability of brand associations (Keuntungan dari asosiasi merek)

(35)

yang dikonsumsi. Keuntungan dari asosiasi merek dapat dinyatakan dalam bentuk manfaat produk, tersedianya banyak piliahan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, harga yang ditawarkan bersaing dan kemudahan mendapatkan produk yang dibutuhkan.

2. Strength of brand associations (kekuatan dari asosiasi merek)

Kekuatan dari asosiasi merek, tergantung dari bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari Brand Image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi suatu produk atau jasaakan tercipta asosiasi yang makin kuat dalam ingatan konsumen. Konsumen memandang suatu objek stimuli melalui sensasi-sensasi yang mengalir melalui panca indranya. Namun demikian, setiap konsumen mengikuti, mengatur dan menginterpretasikan data sensoris ini menurut cara masing-masing. Presepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadan individu tersebut. Perbedaan pandangan pelanggan atas suatu objek ( Merek ) akan menciptakan proses presepsi dalam prilaku pembelian yang berbeda.

3. Uniqueness of brand associations (Keunikan dari asosiasi merek)

Merek harus unik dan menarik, sehingga dapat menimbulkan asosiasi yang kuat di dalam pikiran pelanggan. Merek harus dapat melahirkan keingginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimansi merek yang terkandung di dalamnya. Merek hendaknya mampu menciptakan motifasi setiap pelanggan potensial untuk mulai mengkonsumsi produk. Merek juga hendaknya mampu menciptakan prestis bagi pelanggan yang mengkonsumsi produkdengan merek tersebut. Nama perusahaan yang bonafid juga mampu mendukung keunikan asosiasi merek.

(36)

dapat disimpulkan bahwa citra merek dapat positif maupun negatif di dalam benak seseorang, tergantung pada persepsi masing-masing orang terhadap merek itu sendiri. Menurut Aaker dalam Simamora dalam Sitinjak dalam Sugiharti (2012:57), bahwa citra merek adalah seperangkat asosiasi yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar, asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada konsumen.

Merek merupakan simbol dan indikator dari kualitas sebuah produk. Oleh karena itu, merek-merek produk yang sudah lama akan menjadi sebuah citra bahkan simbol status bagi produk tersebut yang mampu meningkatkan citra pemakainya, komponen Citra Merek terdiri atas 3 bagian Simamora, dalam Sitinjak dalam Sugiharti (2012:57) yaitu:

1. Citra Pembuat ( corporate image )yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

2. Citra Pemakai ( User Image )yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. 3. Citra Produk ( Produk Image )yaitu, sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap suatu produk.

2.7 Corporate Image (Citra Perusahaan)

Seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Dalam jurnal Roslina dalam Jatmiko (2011:12) dikatakan bahwa citra perusahaan adalah persepsi eksternal stakeholders. Sedangkan dalam News of Perhumas (2004) disebutkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam membentuk citra dan reputasi perusahaan, antara lain:

1. Kemampuan finansial. 2. Mutu produk dan pelayanan. 3. Fokus pada pelanggan.

4. Keunggulan dan kepekaan SDM. 5. Reliability.

(37)

7. Tanggung jawab lingkungan. 8. Tanggung jawab sosial.

9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Renald Kasali dalam Iman dalam Atmaja (2011:18) mengemukakan pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna. Harrison dalam Iman dalam Atmaja (2011:18) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut.

1) Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial.

2) Reputation, hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank.

3) Value, Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.

4) Corporate Identity, komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.

2.8 Users Image (Citra Pemakai)

(38)

Citra Pemakai ( user Image ) dapat dibentuk langsung dari 1. Pengalaman dengan pengguna merek tersebut.

Pengalaman konsumen dalam memaikai produk atau jasa tersebut. 2. Nilai pribadi konsumen

Nilai yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut menjadi nilai yang positif.

Menurut Edward dalam Susanto (2012:26) yang berkaitan dengan citra pribadi atau

konsep diri konsumen adalah kepribadiannya, yaitu gambaran yang dipunyai

seseorang mengenai dirinya sendiri. Indikator pada citra pribadi konsumen tersebut

adalah pribadi, usia, dan siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, dan

kepriadian.

Sutisna dan Pawitra Dalam Susanto (2012:26) menyebutkan bahwa

indikator-indikator di dalam citra konsumen adalah:

a. Gaya hidup modern

b. Prestis

c. Kepercayaan

d. Kenyamanan

2.9 Product Image (CitraProduk )

Citra Produk adalah sekumpulan perasaan dan emosi yang menyertai produk itu. Citra Produk menrupakan perpanjangan dari citra organisasi atau perusahan dan dapat dibentuk secara kuat. Ada banyak yang dapat membentuk citra produk yang baik, di antaranya:

1. Produk.

(39)

Semua hal tersebut memiliki efek kumulatif dan penting untuk presepsi publik dalam Beydha (2012: 6)

Konsumen yang terbiasa menggunakan produk tertentu cenderung memiliki persepsi yang kuat terhadap produk. Jadi apabila suatu konsep produk akan menghasilkan product image yang dapat mencerminkan identitas produk yang jelas. Selain itu bahwa citra produk yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatan-kegiatan periklanan Jeffkins dalam Beydha (2012:6) Perusahaan dapat mengupayakan agar masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar akan suatu produk melalui berbagai cara Tahap konstruksi citra ada empat, yaitu:

1. Tahap penyampaian informasi produk. 2. Tahap membangun citra.

3. Tahap pembenaran tindakan. 4. Tahap persuasi tindakan.

2.10 Loyalitas Pelanggan

Definisi loyalitas menurut Griffin (2002:4), “Loyalty is defined as non random

purchase expresse over time by some decision making unit.” Loyalitas pelanggan lebih mengacu pada wujud prilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.

(40)

secara harfiah loyal berarti setia, sehingga loyalitas diartikan sebagai kesetian yang timbul tanpa adanya paksaan, tetapi muncul dari kesadaran diri sendri untuk tetap setia terhadap suatu produk atau pelayanan yang diterimanya.

Menurut Oliver dalam ratih handayani dalam Andriyansyah (2013:27) loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan dating . meskipunpengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran yang mempunyai potensi untuk merubah prilaku.

Menurut Lovelock dalam Andriyansyah (2013:27) “ Loyalty describes a

customer’s willingnerss to continue patronizing a firm over the long term,

purchasing and using its goods an service on a reapated and preferably exclusive basis and recommending the firm’s products to friends and associates”

Berdasarkan definisi yang ada terlihat bahwa loyalitas ditunjukan kepada suatu prilaku, yang ditunjukan kepada pembelian berulang dengan merekomedasikan produk perusahaan kepada teman atau mitra.

Loyalitas akan mengurangi serangan para kompetitor dari perusahan yang idustri atau basis usahanya sejenis, tidak hanya pertarungan produk namun pertarungan presepsi. Loyalitas pelanggan berawal dari penilaian pelanggan terhadap kualiatas produk atau jasa yang diterimanya berdasarkan harapan yang telah terkonsep dalam pikiranya.

Menurut Griffin (2003:31) mengemukakan karakteristik atau sikap yang dilakukan oleh pelanggan yang loyal antara lain:

1. Makes regular repeat purchases (Melakukan pembelian secara teratur) Pelanggan yang loyal dengan produk atau jasa yang dibelinya, akan terus mengulangi pembelian itu lebih dari dua kali pada produk perusahan yang sama secara teratur.

(41)

Pelanggan yang loyal akan memperluas kesetian mereka kepada produk atau jasa lain yang dibuat oleh produsen yang sama .

3. Refers others (Mereferensikan kepada orang lain)

Pelanggan yang loyal akan menceritakan pengalaman yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang lain.

4. Demmonstrates an immunity to the full of the competitor (Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing)

Pelanggan yang loyal menunjukan sikap tidak tertarik pada bentuk promosi atau tawaran yang diberikan oleh perusahaan lain.

Menurut Roberts et al., (2003:169) mengemukakan terdapat 6 indikator yang mendukung loyalitas pelanggan yaitu:

1. Kesediaan berbagi informasi (share information),

2. Menyampaikan hal positif produk atau jasa ke orang lain (say positive things),

3. Merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain (recommended friends),

4. Melakukan pembelian secara kontinyu (continue purchasing), 5. Membeli produk atau jasa tambahan (purchase additional service), 6. Menguji produk atau jasa baru (test new services).

2.11.1 Tingkatan Loyalitas

Aaker dalam Supranto dalam Sinta dalam Dewi (2012:18) membagi tingkatan loyalitas menjadi empat bagian / kelompok, yakni :

1. Loyalist, yaitu mereka yang hanya mengkonsumsi produk dan merek perusahaan dalam beberapa waktu terakhir dan juga masa mendatang.

2. Potensial loyalist, yaitu mereka yang dalam beberapa waktu terakhir mengkonsumsi berbagai merek, tetapi berniat untuk mengkonsumsi merek/ produk kita.

3. Switcher,yaitu mereka yang mengkonsumsi produk kita tetapi berniat untuk pindah ke merek lain.

(42)

2.12 Kaitan Antar Variabel

Citra Merek (brand image) dalam meningkatkan loyalitas adalah tujuan uatama yang dari aktivitas bisnis yang dijalankan sekarang ini, menciptakan loyalitas pelanggan adaalah hal yang sangat dibutuhkan saat ini. Untuk mendukung hal tersebut berikut penulis jelaskan pengaruh variable-variabel brand image terhadap loyalitas pelanggan.

1. Pengaruh Brand image terhadap loyalitas pelanggan.

Schiffman & Kanuk, dalam Ratri (2007:41) berpendapat bahwa Konsumen cenderung memilih berdasarkan citra merek, terutama ketika konsumen itu tidak memiliki pengalaman dengan produk dalam kategori tertentu yang tidak

pernah mereka beli, mereka akan cenderung untuk “percaya” pada produk

dengan nama merek yang terkenal atau favorit. Konsumen sering berpikir bahwa merek yang terkenal merupakan produk yang lebih baik dan lebih bernilai untuk dibeli karena tersirat jaminan akan kualitas, dapat diandalkan, dan pelayanan atau produk yang lebih baik.

(43)

3.1 Jenis Penelitian

Menurut sugiyono (2012:14), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan Purposive dan Snowbaal, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. . Jenis penelitian pula dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang metode apa yang digunakan, bagaimana data dikumpulkan, bagaimana teknik penarikan sampel dan bagaimana data akan dianalisis. Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang dilakukan adalah penelitian untuk menguji Citra Merek (Brand Image) produk mie instan Indomie yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

3.2 Objek dan Subjek Penelitian 3.2.1 Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah responden yang mewakili seluruh konsumen yang membeli atau mengkonsumsi produk mie insatan Indomie yang ada di Provinsi lampung.

3.2.2 Subjek Penelitian

(44)

3.3 Populasi & Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi Pelanggan yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh pelanggan produk indomie PT. Indofood yang ada di Provinsi lampung.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:116) bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah populasi tersebut. Sampel merupakan penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Sedangkan sampling adalah cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek penelitian hanya sebagian dari populasi saja.

Sedangkan menurut hadi dalam Cholifah (2012: 46) Sampel adalah sebagian unit-unit observasi yang mengunakan bagian dari populasi yang dianggap sebagai anggota populasi yang mewakili populasi secara keseluruhan. Metode pengambilan Sampel dilakukan secara Sampling Insidental Menurut sugiyono ( 2012: 122) Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, Yakni siapa saja yang secara kebetulan mengkonsumsi produk indomie di Provinsi lampung. Dan di bagimenjadi 2 kriteria

A. Ukuran Sample :

dalam penelitian ini peneliti mengunakan rumus Slovin dalam Cholifah ( 2012:46) sebagai berikut:

Dimana:

(45)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penggambilan Sampel yang masih dapat di tolelir.

Ukuran populasi pada penelitian ini adalah jumlah penduduk provinsi lampung yang terdapat pada Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2012 yaitu sebanyak 7.767.312 jiwa. Dengan tingkat kelonggaran dan ketidak telitian sebesar 10 % maka dengan menggunakan rumus tersebut Sampel dalam penelitian ini adalah 100 Orang

B. Kriteria Responden

Penarikan sampel adalah konsumen produk Indomie PT.Indofood di provinsi Lampung yang di anggap telah mengerti tentang produk indomie dengan umur minimal 17 Tahun dan telah menggenal produk indomie minimal 1 Bulan, pengambilan sampel dilakukan Sampling Insidental

3.4 Metode pengambilan sampel 3.4.1 Sumber Data

Berdasarkan sumber pengambilan data dalam penelitian ini dibedakan atas dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan berupa kuisioner kepada konsumen.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh secara tidak langsung misalnya dokumen maupun wawancara dengan informan yang dianggap penting

3.5 Teknik pengumpulan data

(46)

3.5.1 Penelitian lapangan.

Penelitian lapangan dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai dapat lebih objektif. Adapun cara pengumulan data dengan memilih orang yang di angap mudah di jumpai serta memiliki kriteria yang sesuai kemudian melakukan antara lain:

1. Wawancara : yaitu pengumpulan data dengan alat pedoman wawancara dilakukan dengan mewawancarai subjek penelitian atau informan. Dengan

2. Angket / Kuisioner ; Yaitu merupakan sejumlah pertanyan secara tertulis yang diajukan kepada responden, kuisioner diberikan kepada konsumen yang mengkonsumsi / membeli produk Indomie.

3.6 Konsep Oprasionalisasi variabel penelitian.

Konsep variabel penelitian merupakan definisi atau pengertian yang terkadung dalam variabel penelitian. Beberapa variabel utama yang menjadi pokok penelitian ini antara lain:

1. variabel bebas atau independent variabel (X) adalah Brand Image (Citra Merek) merupakan deskripsi tentang asosiasi keyakian konsumen terhadap merek Tjiptono (2005:49) sedangkan sub variabel dari citra merek antara lain;

a. Citra perusahaan (Corporate Image) (XI): merupakan sekumpulan asosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Citra perusahan menjadi logo, visi dan misi , bidang industri dan kantor cabang.

b. Cita Pemakai ( User Image ) (X2) : merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai dalam penelitian ini adalah: ruang lingkup dan kepuasan pelanggan.

(47)
[image:47.612.125.547.104.661.2]

Tabel 3.1 Variabel X dan Indikator Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala

Citra Merek (X) Citra Perusahaan (X1)

Personality Tingkat Personalitty perusahan

Ordinal

Reputation Tingkat Reputation perusahan Ordinal Value Tingkat nilai perusahan

terhadap Konsumen

Ordinal

Corporate Identity

Tingkat Corporate Inentity Perusahaan

Ordinal

Citra Pemakai (X2)

Gaya Hidup Tingkat Gaya Hidup Konsumen

Ordinal

Prestise Tingkat Prestise Konsumen Ordinal

Kepercayaan Tingkat Kepercayaan Konsumen

Ordinal

Kenyamanan Tingkat Kenyamanan Konsumen

Ordinal

Citra Produk (X3)

Produk. Tingkat pengetahuan Produk. Ordinal Elemen atau

Identitas produk

Tingkat Elemen atau Identitas produk Indomie

Ordinal

Pengemasan Tingkat Pengemasan Produk Indomie

Ordinal

Orang-orang (Masyarakat)

Tingkat Orang-orang (

Masyarakat ) tentang Indomie

(48)
[image:48.612.117.547.168.492.2]

2. Variabel terkait (Y) yaitu loyalitas pelanggan merupakan suatu prilaku yang di ambil oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk indomie PT.Indofood berdasarkan pengukuran nominal (Dummy Variable).

Tabel 3.2 Variabel Y dan Indikator Penelitian

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Loyalitas

Pelanggan (y)

Melakukan pembelian berulang secara teratur Melakukan pembelian berulang secara teratur

Tingkat melakukan

pembelian berulang secara teratur Melakukan

pembelian berulang secara teratur

Ordinal

Membeli antarlini produk dan jasa

Tingkat membeli antarlini produk dan jasa

Ordinal

Mereferensikan kepada orang lain

Tingkat mereferensikan kepada orang lain

Ordinal

Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Tingkat menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Ordinal

3.7 Pengukuran variabel

Pengukuran variabel mengunakan skala nilai yang berhubungan dengan pernyataan terhadap setiap pelanggan tentang presepsi seorang pelanggan dibagi dalam 5 sekala nilai

(49)

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012:455) validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti, dengan begitu suatu hasil penelitian dikatakan valid jika hasil tersebut memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan kondisi riil di masyarakat. Dengan

tingkat kesalahan α = 5% (tingkat kepercayaan 95%), maka :

 Bila r hitung > r tabel , maka kuesioner tersebut dinyatakan valid;  Bila r hitung < r tabel , maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.

[image:49.612.95.550.407.652.2]

Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r Tabel, jika r hitung > dari r Tabel (pada taraf signifikansi 5%) maka Pernyataan tersebut dinyatakan valid. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan

(50)

Berikut adalah hasil uji validasi dari variabel citra pemakai, hasil pengujian

[image:50.612.88.542.188.650.2]

menunjukan bahwa setiap indikator pada variabel citra pemakai adalah valid, dapat ditunjukanpada tabel berikut :

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Citra Pemakai

(51)

Berikut adalah hasil uji validasi dari variabel citra produk, hasil pengujian

[image:51.612.94.546.175.633.2]

menunjukan bahwa setiap indikator pada variabel citra produk adalah valid, dapat ditunjukanpada tabel berikut :

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Citra Produk

(52)
[image:52.612.90.543.202.568.2]

Berikut adalah hasil uji validasi dari variabel Loyalitas Pelanggan, hasil pengujian menunjukan bahwa setiap indikator pada variabel Loyalitas Pelanggan adalah valid, dapat ditunjukanpada tabel berikut :

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Loyalitas Pelanggan

Sumber : Lampiran1.1 hasil penyebaran kuisioner 2014

(53)

3.7.2 Uji reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:456) reliabilitas berkenaan dengan drajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran, apabila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan instrument yang sama.

Dengan tingkat kesalahan α = 5% (tingkat kepercayaan 95%), maka :  Bila r hitung > r tabel , maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel;  Bila r hitung < r tabel , maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.

[image:53.612.108.528.425.526.2]

Untuk pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus alpha. Hasil pengujian reliabilitas dengan SPSS untuk masing-masing variabel diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Citra Merek

No Variabel Nilai Cronbach

Alpha hitung

Cronbach Alpha minimum

Keterangan

1 Citra Perusahaan 0.674 0.600 Reliabel

2 Citra Pemakai 0.687 0.600 Reliabel

3 Citra Produk 0.704 0.600 Reliabel

4 Loyalitas Pelanggan 0.733 0.600 Reliabel

Sumber : Lampiran1.1 hasil penyebaran kuisioner 2014

3.8 Analisis Data

3.8.1 Analisis Kualitatif

(54)

statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari semua variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan kemudian mentabulasikan hasilnya dalam bentuk tabel yang kemudian diinterpretasikan terhadap data pada tabel tersebut

3.8.2 Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

Dengan mengunakan analisis regresi berganda diharapkan mampu mengetahui indikator mana yang paling berpengaruh terhadap suatu variable, Dengan demikian pada waktu yang akan dilakukan anallisis regresi, angka-angka hasil angket untuk masing-masing variable akan diubah terlebih dahulu kedalam bentuk angka binary sehingga mempermudah untung pengolahan data, digunakan persamaan regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + bnXn+ et Keterangan :

Y = Loyalitas Pelanggan a = konstanta (intercept)

b1, b2, bn = koefisien daya tarik (attractiveness) X1 = Citra Perusahaan

X2 = Citra Pemakai X2 = Citra Produk et = error term

3.8.3 Uji Signifikasi Bersama (Uji F)

(55)

menggunakan Uji F dengan derajat kebebasan (df) = n – k – 1, pada tingkat

kepercayaan 95% dan α = 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. H0 ditolak dan Ha diterima, jika F hitung ≥ F tabel 2. H0 diterima dan Ha ditolak, jika F hitung ≤ F tabel 3.8.4 Uji Signifikasi Parsial (Uji t)

Menurut Malhotra (2010), tujuan Uji t adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah uji parameter koefisien regresi (b1) sama dengan nol atau H0 = b1 = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis alternative (Ha) merupakan parameter suatu variabel yang lebih besar dari nol atau Ha = b1> 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian keberartian koefisien regresi secara menyeluruh menggunakan Uji t dengan menggunakan derajat kebebasan (df) = n – k

–1, pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05.

(56)

5.1 Kesimpulan

Citra Merek (Brand Image) adalah persepsi atau kesan tentang suatu merek yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek dalam ingatannya, Hipotesis pada penelitian ini yang mengatakan dugaan

adanya “ Pengaruh Citra Merek dengan variabel Citra Perusahaan ( corporate image

) , Citra pemakai ( User Image ) dan Citra produk ( Produk Image ) terhadap loyalitas pelanggan produk indomie PT. Indofood CBP Sukses Makmur “ hal tersebutdi jelaskan pada :

1. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan penulis, Citra Merek dengan variabel

Citra Merek dengan variabel Citra Perusahaan ( corporate image ) , Citra pemakai ( User Image ) dan Citra produk ( Produk Image ) memiliki pengaruh terhadap

loyalitas pelanggan produk indomie PT. Indofood di wilayah lampung sebesar R2 =

57,1%. dan sisanya 42,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Sementara nilai signifikansi 0.000 artinya bahwa Citra Merek (brand

image ) berpengaruh secara signifikan karena nilainya di bawah 0.05. hasil tersebut

membuktikan bahwa hipotesis pada penelitian ini yaitu Citra Merek dengan variabel

Citra Perusahaan ( corporate image ) , Citra pemakai ( User Image ) dan Citra produk ( Produk Image ) berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan mie instan di provinsi lampung dapat diterima.

(57)

sedangkan pada indikator Value rata-rata responden menjawab sekor 3 dengan jumlah 60 responden menjawab netral dengan skor 3 selanjutnya pada indikator Corporate Identity rata-rata responden menjawab sekor 4 sekor tersebut sudah sangat baik.

3. Untuk variabel Citra pemakai ( User Image ) mempengaruhi loyalitas pelanggan sebesar 47,3% dengan nilai signifikasi 0.000yang berarti bahwa variabel citra pemakai berpengaruh secara siknifikan karena nilai nya dibawah 0,05. Dan pada indikator Gaya hidup rata-rata responden menjawab jengan sekor 4 yang berarti setuju hal ini tentunya sangat baik, 3 Temuan yang menjadi pertimbangan peneliti adalah adanya skor 3 ( netral ) dan 4 (tidak setuju) pada indikator gaya hidup terutama pada petanyaan indomie sebagai alternatif makanan pokok, tidak demikian juga dengan indikator Prestise responden memberikan rata-rata jawaban netral dengan Skor 3 tapi hal ini berdampak positif karena di indikasi bahwa produk idomie bukan produk mie instan yang mahal, pda indikator kepercayan dan kenyamanan sekor yang diberikan responden rata-rata 4 hal ini tentunya sangat baik dan perlu di jaga.

4. Untuk variabel Citra produk ( Produk Image ) mempengaruhi loyalitas pelanggan sebesar 25,2% dengan nilai signifikasi 0.005 yang berarti bahwa variabel citra produk berpengaruh secara siknifikan karena nilai nya

Gambar

Gambar 1.1 Gambar Market Share Industri Mie Instan Wilayah Lampung
Tabel 1.2 Volume Pertumbuhan Indomie Lampung  Tahun ( 2009 s/d 2012 )
Tabel 3.1 Variabel X dan Indikator Penelitian
Tabel 3.2 Variabel  Y dan Indikator Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh citra merek ( brand image ) dengan dimensi citra perusahaan ( corporate image ), citra pemakai ( user image ), dan citra produk ( product image

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel citra merek pada loyalitas merek sepatu Nike di Surabaya, (2) ada juga

Kesan konsumen akan berpengaruh terhadap citra merek perusahaan, kesan yang positif akan didapat jika merek tersebut memiliki produk dengan kualitas yang baik dan dapat

Menyadari akan pentingnya pelanggan dalam kesuksesan suatu usaha, maka butik batik Dian Pelangi sebagai salah satu butik di kota Medan berusaha menggunakan citra merek

Wings Food Indonesia sebagai salah satu produsen mie instan dengan merek Mie Sedaap berusaha memenuhi keinginan konsumen, dengan menggunakan strategi yang berhubungan dengan

Sesuai dengan path analysis gambar 4.28 maka diperoleh model struktural sebagai berikut : Kepuasan = 0,50 Citra Merek + 0,52 Kualitas Pelayanan + e24 Loyalitas = 0,24 Citra Merek+0,15

Hubungan Tidak Langsung Variabel Pengaruh Tidak Langsung Z Sobel Signifikansi Citra Merek  Customer Engagement  Loyalitas Merek 2,26 Signifikan Citra Merek  Kepuasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga terhadap loyalitas pelanggan dengan kepuasan sebagai variabel intervening pada pelanggan Indomie Goreng di