KARYA TULIS
KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)
MENUJU KEMANDIRIAN KPH
Oleh :
Nurdin Sulistiyono, S.Hut, MSi
NIP. 132 259 567
Departemen Kehutanan
Fakultas Pertanian
DAFTAR ISI
Halaman
Urgensi Pembangunan KPH ... 1
Sumber Daya Manusia (SDM) dan KPH ... 2
Perencanaan SDM KPH... 3
Organisasi Pengelola KPH dan Kebutuhan SDM... 5
Pemenuhan SDM KPH ... 8
Audit SDM KPH ... 8
Penutup... 9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) MENUJU KEMANDIRIAN KPH 1
Oleh : Nurdin Sulistiyono, S.Hut, MSi 2
Urgensi Pembangunan KPH
Selama ini pembangunan kehutanan telah difungsikan sebagai penunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memanfaatkan hasil hutan kayu secara sebagai produk utamanya. Seiring dengan proses pengusahaan hutan di Indonesia,
masalah-masalah sosial dan ekologis muncul sebagai dampak dari kegiatan pengusahaan hutan seperti perambahan hutan, kebakaran hutan illegal logging dll. Akibat dari itu, hutan Indonesia telah terdegradasi dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan. Beberapa sumber menyebutkan angka laju deforestasi Indonesia mencapai kurang lebih 2 juta hektar per tahun.
Walaupun pada tataran pemikiran telah disadari akan peran hutan sebagai fungsi penunjang ekosistem kehidupan yang lebih luas dan upaya untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan (sustainable forest management) telah seringkali dibahas, namun dalam praktek sehari-hari di lapangan degradasi hutan masih terus berlanjut. Dampak-dampak negatif dari degradasi hutan juga semakin sering terjadi dengan korban jiwa dan materi yang semakin besar.
Dalam jangka pendek hal ini diperkirakan masih sulit untuk diatasi karena upaya perbaikan yang dilakukan akan berkejaran dengan degradasi yang terjadi. Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah peningkatan perbaikan pengelolaan hutan secara terus menerus, baik perbaikan dari segi kualitas pengelolaan maupun skala aksi di lapangan. Disamping itu juga diperlukan suatu gerakan nasional yang konsisten dan terus menerus yang melibatkan semua pihak, antara lain dengan meningkatkan peran kelembagaan pengelola kehutanan yang harus semakin handal.
1 Karya Tulis Ilmiah untuk Perpustakaan USU
Berdasarkan kondisi umum tersebut diatas, perbaikan pengelolaan sumber daya hutan dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan pengelola hutan dengan membentuk unit-unit pengelola lapangan berupa Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) yang mencakup seluruh jenis hutan yaitu hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi. Dengan adanya KPH maka seluruh areal hutan akan mempunyai pengelola yang bertanggung jawab atas kelestarian hutan di wilayahnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) dan KPH
KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari, seluruh kawasan hutan terbagi kedalam KPH, yang menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Idealnya wujud KPH di lapangan adalah berupa suatu hamparan lahan hutan yang secara geografis terpusat (tidak terpencar-pencar) yang terdiri dari satu atau lebih tipe tegakan, mengandung atau akan ditanami tumbuhan pohon (vegetasi), berada dalam satu kesatuan DAS, dan biasanya berbentuk kesatuan
kepemilikan dan atau kesatuan perencanaan pengelolaan hutan untuk keperluan menerapkan suatu preskripsi manajemen hutan dengan tujuan pengusahaan hutan tertentu.
Perencanaan SDM KPH
Perencanaan SDM KPH akan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar jika perencanaanya mengetahui apa dan bagaimana kebutuhan SDM yang dibutuhkan KPH itu. Perencanaan SDM adalah proses merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan suatu kegiatan dengan demikian tujuan yang telah ditetapkan dari kegiatan tersebut bisa tercapai dengan cara seefisien mungkin. Secara ringkas tujuan perencanaan SDM dalam pengelolaan hutan khususnya dalam organisasi KPH adalah sebagai berikut :
1. untuk menentukan kualitas dan kuantitas SDM yang akan mengisi semua jabatan dalam organisasi KPH
2. untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas KPH
3. untuk mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja KPH
4. untuk menjamin bahwa jabatan atau posisi tertentu dalam KPH ditempati oleh SDM yang sesuai atau profesional
Perencanaan Organisasi
Hal-hal yang perlu direncanakan dalam kegiatan perencanaan organisasi KPH adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya organisasi yang dibutuhkan supaya efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan KPH yakni pengelolaan hutan yang lestari. 2. Struktur organisasi KPH dan jumlah bagian-bagiannya
3. Definisi pembagian tugas untuk setiap jabatan yang jelas untuk menghindari adanya tumpang tindih wewenang
Perencanaan Pengarahan
Pengarahan SDM KPH perlu direncanakan agar SDM KPH bekerja lebih efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan KPH. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengarahan SDM KPH antara lain :
1. Adanya peraturan KPH berupa sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.
2. Pengaturan pemberian insentif
3. Alat-alat motivasi SDM dan cara pemberiannya
4. Delegation of authiriy, maksudnya sentralisasi atau desentralisasi
Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan harus direncanakan dengan secara baik dan benar supaya kualitas dan kuantitas SDM KPH sesuai dengan kebutuhan KPH. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengadaan SDM KPH antara lain :
1. penentuan jumlah dan kualitas SDM yang akan diperlukan 2. sumber dan calon SDM dan cara pengadaanya
3. tingkatan seleksi yang diperlukan
4. cara penempatan calon pegawai yang akan dilakukan
Perencanaan Controling
Pengendalian (controling) SDM KPH harus direncanakan dengan sebaik-baiknya supaya pelaksanaan pengendalian mampu mengetahui sedini mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan dan melakukan perbaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengendalian SDM KPH antara lain :
1. Sistem dan poin-poin yang akan dinilai
Organisasi Pengelola KPH dan Kebutuhan SDM
Sebagai ilustrasi wilayah kerja KPH dengan luas efektif berkisar antara 70.000 ha sampai dengan 105.000 ha dibagi kedalam 2 sampai 3 bagian BKPH (Bagian Kesatuan Pengusahaan Hutan) dengan luas masing-masing sekitar 35.000 ha. Setiap BKPH selanjutnya dibagi kedalam 5 sampai 7 WPH / RPH (Wilayah Pengamanan Hutan / Resort Pengamaan Hutan) dengan luas berkisar 5000 ha saapai dengan 7000 ha.. Wilayah kerja KPH dengan ukuran luas lebih kecil atau lebih besar, fasilitas dan kebutuhan tenaga dalam setiap kesatuan wilayah disesuaikan sebanding dengan luasnya.
Adapun fungsi serta kebutuhan sumberdaya manusia dari setiap kesatuan wilayah yang terdapat dalam KPH adalah sebagai berikut :
1. KPH, berfungsi sebagai :
• Satu kesatuan kelestarian hasil
• Satu kesatuan usaha (profit centre)
Kebutuhan SDM :
• Kepala KPH : 1 orang
• Kepala Bagian Produksi : 1 orang
• Kepala Bagian Perencanaan : 1 orang
• Kepala Bagian Konservasi Hutan dan Penyuluhan : 1 orang
• Kepala Bagian Pemasaran : 1 orang
• Kepala Bagian Diklat dan Litbang : 1 orang
• Kepala Bagian Tata Usaha : 1 orang
• Staf Pembantu setiap Kepala Bagian : 10– 5 orang
• Staf Administrasi : 3-5 orang
Kebutuhan SDM :
• Kepala BKPH : 1 orang
• Kepala Seksi Pembinaan Hutan : 1 orang
• Kepala Seksi Pemanenan Hutan : 1 orang
• Kepala Seksi Pengamanan Hutan : 1 orang
• Kepala Seksi Administrasi : 1 orang
• Penanggung Jawab Kegiatan Penanaman : 5 orang
• Penangung Jawab Kegiatan Pemeliharaan : 5 orang
• Penanggung Jawab Kegiatan Penebangan : 5 orang
• Staf Administrasi : 1 orang
3. WPH, berfungsi sebagai satu kesatuan wilayah pengamanan hutan, artinya bahwa kegiatan pengawasan pengamanan hutan pda wilayah ini berada dalam tanggung jawab dan diawasi oleh satu kepala wilayah tertentu.
Kebutuhan SDM :
• Kepala RH : 1 orang
• Petugas Penjaga Keamanan Hutan : 5-7 orang
• Petugas Pembinaan dan Pemanenan Hutan : 15 orang
Tabel 1. Persyaratan untuk jabatan dalam struktur KPH
x : dapat diangkat langsung tanpa persyaratan tambahan
xx : dapat diangkat langsung setelah mendapatkan pelatihan khusus guna
penyesuaian bidang keahliannya
xxx : dapat diangkat setelah memiliki pengalaman yang cukup memadai
KKPH
Kabag Produksi Kabag Diklat dan
Pemenuhan SDM KPH
Untuk memenuhi kebutuhan SDM KPH perlu dicarikan berbagai alternatif sumber SDM yang profesional. Berbagai alternatif sumber tersebut antara lain :
1. Penataan pesonel PNS yang ada di lingkup Pemda Kabupaten 2. PNS yang berasal dari wilayah kabupaten lain dalam provinsi 3. PNS yang berasal dari wilayah provinsi lain
4. PNS yang berasal dari wilayah provinsi lain dan atau dari pusat 5. Penerimaan pegawai baru
Audit SDM KPH
Audit SDM KPH merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui apakah SDM dalam organisasi KPH telah bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai dengan tujuan. Tujuan dari audit SDM KPH ini sendiri dapat dirinci sebagai berikut :
1. untuk mengetahhui apakah pelaksanaan dan hasil kerja SDM KPH telah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
2. untuk memotivasi peningkatan semangat kerja, prestasi kerja dan disiplin SDM KPH
3. sebagai dasar pertimbangan pengembangan kemampuan SDM KPH dalam bentuk pelatihan dan pendidikan
4. sebagai pedoman yang efektif dalam melaksanakan seleksi penerimaan SDM KPH di masa yang akan datang
Penutup
KPH yang mandiri adalah KPH yang mampu membiayai kegiatan operasionalnya sendiri, layak secara ekonomis, sosial serta ekologis. Dengan adanya sistim perencanaan, pengadaan, controling serta audit SDM KPH yang baik, diharapkan akan tercipta SDM KPH yang profesional. SDM yang profesional mutlak sangat diperlukan dalam menunjang kemandirian KPH ke depan.
Bahan Bacaan
Darusman, D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Dokumentasi Kronologis Tulisan 1986 – 2002. Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Departemen Kehutanan. 1997. Manual Perencanaan KPHP. Kerjasama Departemen Kehutanan dengan Indonesia – UK Tropical Forest Management Programme (DFID). Jakarta.
FWI/GFW. 2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Bogor, Indonesia : Forest Watch Indonesia dan Washinton D.C. Global Forest Watch.