PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2015)
THE EFFECT OF CORPORATE CHARACTERISTICS ON SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
(Empirical study on Companies Listed in Jakarta Islamic index for the Period 2013-2015)
Disusun Oleh: RIZKI DWI PUTRI
20130420506
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2015)
THE EFFECT OF CORPORATE CHARACTERISTICS ON SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
(Empirical study on Companies Listed in Jakarta Islamic index for the Period 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: RIZKI DWI PUTRI
20130420506
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERNYATAAN Dengan ini saya,
Nama : Rizki Dwi Putri Nomor Mahasiswa : 20130420506
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL (Studi empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disutu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 10 Desember 2016
Materai, 6.000,-
MOTTO
س نلا نم ْيرق لْهس نيل نيه لك ر نلا ى ع رح
“Diharamkan terhadap api neraka tiap-tiap orang lemah lembut lagi murah senyum
juga dermawan kepada orang lain.” (H.R Ahmad)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu.
Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
“Untuk Jadi Maju Memang Banyak Hambatan. Kecewa Semenit Dua
Menit Boleh, Tetapi Setelah Itu Harus Bangkit Lagi.” (Joko Widodo)
“Biar Tidak Capek Itu Harus Ikhlas. Ikhlas Itu Harus Sama Antara Hati, Pikiran Dan Perbuatan.”
(Jusuf Kalla)
“Masa Lalu Selamanya Tidak Akan Pernah Menang, Karena Ia Selalu Ada Di Belakang.”
(Tere Liye)
“Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita terus menunggu waktu
atau orang yang tepat. Kita adalah perubahan itu sendiri.“
(Barack Obama)
“Jangan hanya sibuk menghitung hari, tapi buatlah hari-hari itu
menjadi bermakna.”
(Muhammad Ali)
“Hal paling indah di dunia tidak dapat dilihat atau disentuh. Hal
tersebut hanya bisa dirasakan dengan hati”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu, saya bisa
menyelesaikan skripsi ini, skripsi ini saya persembahkan untuk:
Allah SWT yang selalu memberi kesehatan, kemudahan dan serta
nikmatnya sehingga aku menyelesaikan gelar sarjana dengan waktu
yang tepat, terima kasih ya Allah SWT engkau telah membimbing
hamba dalam ketenangan da kekuatan, ridhoilah hamba di jalanMu,
jadikan hamba orang yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan
bagi keluarga serta orang-orang yang aku sayangi. Amiin.
Aku persembahkan skripsi ini untuk mama dan papa. Ini anakmu
mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Betapa diri ini ingin
melihat kalian bangga padaku. Betapa tak ternilai kasih sayang dan
pengorbanan kalian padaku. Terima kasih atas dukungan moril dan
materil serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan anakmu. Ucapan
terima kasih saja tidak akan pernah cukup untuk membalas kebaikan
mama dan papa, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku
untuk kalian mama dan papa.
Bapak/ibu dosen UMY yang selama ini telah ikhlas meluangkan
waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan
pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih
baik. Terima kasih banyak bapak ibu dosen, jasa kalian akan selalu
terpatri di hati.
Sahabat-sabahat kontrakan Bela Suci Rahmawati, Dwi Febrianti
yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi saran dan
masukan, serta berjuang bersama dan akhirnya kita bisa lulus
bareng, yang selalu mengingatkan untuk mengerjakan skripsi ini. dan
inilah yang menjadikan saya semangat untuk selalu maju dan selalu
termotivasi, terima kasih banyak teman-teman kontrakan yang selalu
bawa canda dan tawa.
Untuk sahabat Putri, Tika, Yani, Tia, Dynar yang selalu membantu
banyak hal selama ini dan kita sudah berjuang bersama-sama dari
awal masuk kuliah sampe sekarang dan semoga persahabatan kita
bisa berjalan sampai seterusnya.
Untuk keluarga pinus Pungky, Hida, Tasya, Listy, Ina, Cun, Aka,
Ojan, Yogi yang selalu mendukung dan mendoakan selama ini .
Untuk The Best Partner Ali Muttaqin yang selalu sabar, selalu
direpotin, selalu medengarkan keluh kesah, selalu mendukung dan
mendoakan selama ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2013-2015)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan
masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi
penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak – banyaknya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungan
moral dan materil serta doa restunya.
3. Bapak Dr. Nano Prawoto.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk,
4. Bapak Emile Satia Darma, S.E., M.Si., Ak., C.A., selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.
5. Dosen – dosen prodi akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama
perkuliahan dan saran – saran yang bermanfaat.
6. Untuk sahabat dan teman – teman Akuntansi angkatan 2013 yang tidak
bisa saya sebutkan namanya satu persatu yang telah mewarnai hidup
penulis dalam suka dan duka dalam menjalani perkuliahan.
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Sekalipun penulis telah
berusaha dengan segala kemampuan yang ada sehingga skripsi ini dapat
tersusun untuk menyempurnakannya penulis dengan senang hati menerima
segala kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 10 Desember 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 10
C. Rumusan Masalah ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
A. Landasan Teori ... 14
1. Teori Legitimasi ... 14
2. Teori Keagenan ... 15
3. Teori Stakeholder ... 16
4. Jakarta Islamic Index ... 17
5. Saham Syariah ... 17
6. Corporate Social Responsibility ... 18
B. Pengembangan Hipotesis ... 20
C. Model Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN... 28
A. Objek Penelitian ... 28
B. Jenis Data ... 28
C. Teknik Pengambilan Sampel... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29
F. Teknis Analisis Data ... 31
G. Uji Hipotesis dan Analisa Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
B. Analisis Statistik Deskriptif ... 39
C. Uji Asumsi Klasik ... 43
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 47
E. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 60
A. Simpulan ... 60
B. Saran ... 61
C. Keterbatasan Penelitian ... 61
D. Implikasi Penelitian ... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel... 39
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 40
4.3 Hasil Uji Autokorelasi... 43
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 44
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Park... 45
4.6 Hasil Uji Normalitas... 46
4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 47
4.8 Hasil Hipotesis Penelitian... 50
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility adalah variabel dependen dalam penelitian ini. sedangkan variabel independennya adalah kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan. Sampel 63 perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index untuk tahun 2013-2015. Penelitian ini menggunakan kriteria purposive sampling.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of public ownership, the company's growth, profitability, board size, the size of the audit committee, company size, and age of the company on the disclosure of corporate social responsibility. Corporate social responsibility is the dependent variable in this study. while the independent variable is the public ownership, the company's growth, profitability, board size, the size of the audit committee, company size, and age of the company. Samples 63 companies listed in the Jakarta Islamic index for the years 2013-2015. This study using purposive sampling criteria. Based on the analysis that has been done shows that the public shares, the company's growth, profitability, and the size of the company does not affect the disclosure of corporate social responsibility. While the board size, the size of the audit committee, and the life of the company positive effect on the disclosure of corporate social responsibility.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kondisi lingkungan dan perubahan ekonomi di
dunia bisnis saat ini, maka perusahaan harus ikut berpartisipasi terhadap
berbagai masalah lingkungan dan sosial disekitar perusahaan. Pada
dasarnya, perusahaan menjalankan usahanya untuk mendapatkan laba
yang tinggi dan untuk kelangsungan hidup perusahaan, tetapi perusahaan
juga harus mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.
Kondisi seperti ini yang menjadikan fungsi dari corporate social
responsibility menjadi penting untuk diperhatikan dan dijalankan. Supaya
perusahaan dapat bersaing dengan yang lain, maka perusahaan perlu lebih
terbuka dalam mengungkapkan informasi sosial perusahaannya.
Informasi yang harus diungkapkan perusahaan salah satunya adalah
informasi tentang tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial
merupakan suatu konsep akuntansi yang dapat membawa perusahaan agar
melaksanakan tanggungjawabnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dalam laporan tahunan, informasi yang diungkapkan dapat dibagi menjadi
dua yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.
Pengungkapan wajib adalah kondisi yang wajib diikuti oleh sebuah
perusahaan atau organisasi yang menyediakan hal-hal yang harus
Sebaliknya, pengungkapan sukarela tidak disyaratkan oleh standar,
namun dianjurkan dan akan memberi nilai tambah untuk perusahaan yang
menjalankannya. Skema pengungkapan sukarela sering timbul karena
adanya kesadaran masyarakat di lingkungan sekitar. Sehingga keberhasilan
perusahaan tidak hanya pada keuntungan, tetapi juga ditentukan pada
kelompok masyarakat disekitar perusahaan (Yuliani, 2003).
Masyarakat membutuhkan informasi tentang sejauh mana
perusahaan tersebut melakukan kegiatan sosial untuk memastikan bahwa
hak-hak mereka terpenuhi. Utama (2007), berpendapat bahwa
perkembangan CSR sehubungan dengan memburuknya kerusakan
lingkungan yang terjadi di Indonesia dan seluruh di dunia, mulai dari
penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.
Fenomena kasus di Indonesia terkait masalah yang timbul sebagai
akibat dari perusahaan dalam melakukan operasinya kurang
memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial yang ada di sekitarnya,
terutama perusahaan yang kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya alam. Misalnya, PT. Freeport Indonesia merupakan
perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia yang terletak di Papua,
dimana perusahaan tersebut memulai kegiatannya sejak tahun 1969, sejauh
ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan masyarakat sekitar,
baik terkait dengan pelanggaran adat, serta ketidakseimbangan ekonomi
Seperti yang terlihat dari kasus diatas, isu-isu sosial dan lingkungan
yang tidak terkontrol dengan baik oleh perusahaan memberikan dampak
yang besar, bahkan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam aspek
bisnis malah berganti menjadi kerugian. Oleh karena itu, isu pengelolaan
sosial dan lingkungan untuk saat ini menjadi aspek yang sangat penting
bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya.
Menurut Global Compact Initiative menyebutkan pemahaman CSR
dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian
bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan
juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain (people) dan menjamin
keberlangsungan hidup bumi (planet) (Nugroho, 2007).
Tanggung jawab terhadap lingkungan juga sudah dijelaskan di
dalam Al-Quran. Salah satunya yaitu di dalam Al-Quran Surat Ar-Rum
ayat 41-42:
ُهَقْ يِذُيِل ِساّنلا يِدْيَأ ْتَبَسَك اَِِ ِرْحَبْلاَو ّرَ بْلا ِِ ُداَسَفْلا َرَهَظ
ْم
َنْوُعِجْرَ ي ْمُهّلَعَل اوُلَمَع يِذّلا َضْعَ ب
14
اوُرُظْناَف ِضْرَْْا ِِ اوُرْ يِس ْلُق
َِْْكِرْشّم ْمُُرَ ثْكَأ َناَك ُلْبَ ق ْنِم َنْيِذّلا ُةَبِقاَع َناَك َفْيَك
14
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (41). Katakanlah “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah (42).” (QS. Ar-Rum (30): 41-42)
Dalam QS. Ar-Rum tersebut mengandung pemahaman tentang
muka bumi ini, sungguh Allah membenci orang yang melakukan
kerusakan di muka bumi ini. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas
memanfaatkan, mengelola dan memelihara. Tetapi seringkali manusia lalai
dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi. Pemanfaatan yang
mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha
pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap
alam justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia
itu sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah
longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) dipengaruhi oleh
banyak faktor. Beberapa penelitian terdahulu ada ketidak konsistenan
dalam hasil penelitian atas faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung
jawab sosial, sehingga harus diuji ulang oleh sampel dan periode yang
berbeda. Pengujian ulang ini ditujukan untuk menyakini bahwa
faktor-faktor karakteristik perusahaan benar-benar berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility).
Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Faktor
karakteristik perusahaan yang dianggap dapat menentukan luas
pengungkapan CSR adalah faktor kepemilikan saham publik. Kepemilikan
saham oleh publik adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik.
memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan (Mulyono, 2010).
Penelitian yang dilakukan Puspitasari (2009), Arifur Khan et al. (2012),
dan Hadi dan Sabeni (2002) menemukan bahwa kepemilikan saham publik
mempengaruhi pengungkapan CSR, sedangkan penelitian Novita dan
Djakman (2008) tidak menemukan adanya pengaruh antara kepemilikan
saham publik dengan pengungkapan CSR.
Pertumbuhan perusahaan (growth) dapat menunjukkan peningkatan
kinerja keuangan perusahaan. Ulfa (2009) menyatakan bahwa growth
merupakan tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
pertumbuhan penjualan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan
salah satu pertimbangan para investor dalam menanamkan investasinya.
Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan,
sehingga diprediksi perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang lebih
tinggi cenderung lebih banyak melakukan corporate social responsibility
disclosure.
Penelitian menggunakan pertumbuhan perusahaan (growth) masih
jarang dilakukan untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap CSR, hasil
penelitian ulfa (2009), Sari (2012) menunjukkan bahwa pertumbuhan
perusahaan (growth) tidak berpengaruh terhadap CSR. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Munsaidah, dkk (2016) menunjukkan
bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap
Profitabilitas juga merupakan variabel yang digunakan dalam skala
besar untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan.
Pada dasarnya, sebuah perusahaan meenginginkan citra perusahaan yang
baik dan keuntungan yang tinggi. Jika perusahaan memiliki keuntungan
yang tinggi, perusahaan tersebut mampu meningkatkan
pertanggungjawaban sosial terhadap lingkungan. Sari (2012), Sulastini
(2007), Nurkhin (2009), Untari (2010), Hackston dan Milne (1996)
menemukan hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berbeda dengan
Anggraini, (2006), Sembiring (2005), Puspitasari (2009) Purwanto (2011),
Donovan dan Gibson (2000) yang menemukan hasil penelitian pengaruh
profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Faktor lainnya yang juga mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial adalah ukuran dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris
merupakan jumlah dari anggota dewan komisaris yang ada di dalam
perusahaan. Chariri (2011), Sembiring (2005), Nurkhin (2009), Yuniarti
(2003), Sitepu dan Hasan (2008) telah meneliti hubungan ukuran dewan
komisaris dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, hasilnya adalah
bahwa ukuran dewan komisaris secara signifikan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Namun, penelitian Djuitaningsih (2012), Febrianti (2008),
(2011) menyatakan bahwa hasil dari ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, yang
berarti bahwa besar kecilnya ukuran dewan komisaris tidak dapat
menjamin adanya mekanisme pengawasan dan pengungkapan tanggung
jawab sosial yang lebih baik.
Komite audit adalah bagian dari perusahaan yang dibentuk untuk
membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya. Besarnya
komite audit dalam perusahaan diharapkan dapat melakukan pengawasan
terhadap manajemen agar menjadi lebih baik dalam mewujudkan asas
responsibilitas atau tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar perusahaan, sehingga keinginan para stakeholder untuk
melaksanakan CSR dan mengungkapkannya ke khalayak publik dapat
terjamin. Penelitian Hani (2012), Murwaningsari (2009), Siallagan dan
Machfoedz (2006) menemukan hasil bahwa ukuran komite audit
berpengaruh signifikan terhadap CSR, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah (2012) menemukan hasil bahwa
ukuran komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap CSR.
Besar kecilnya ukuran perusahaan bisa didasarkan pada total nilai
aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan
sebagainya. Secara umum, perusahaan besar mengungkapkan informasi
lebih banyak daripada perusahaan yang lebih kecil. Hal ini karena
perusahaan besar menghadapi resiko politis yang lebih besar daripada
hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sembiring
(2005), Purwanto (2011), Sari (2012), Fitriani (2001) serta Apriwenni
(2009). Sedangkan Veronica (2009), Sulastini (2007), Anggraini (2006),
Nurkhin (2009), serta Sitepu dan Hasan (2008), tidak menemukan
hubungan antara keduanya.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial yaitu umur perusahaan. Umur perusahaan menunjukkan
berapa lama perusahaan tersebut berdiri dan beroperasi. Umur perusahaan
dapat menandakan bahwa perusahaan tetap eksis dan dapat bersaing
dengan perusahaan lain. Penelitian Sembiring (2005), Marwata (2001),
Nofandrilla (2008), Kadek dan Made (2012), Utami dan Prastiti (2011)
menemukan hasil bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap
CSR, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ansah (2000), Sudaryono
(2007), Untari (2010), nurka (2009), Utami dan Rahmawati (2008)
menemukan hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap CSR.
Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Dewi dan Priyadi (2013)
yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelian yang dilakukan oleh Dewi
dan Priyadi (2013) adalah pada sampel dan variabelnya. Sampel yang
di JII selama tahun 2013-2015, dan variabel yang digunakan adalah
kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran
dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan.
Namun pada penelitian Dewi dan Priyadi (2013) sampel yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
tahun 2009-2011, dan variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, kepemilikan manajemen, dan ukuran dewan
komisaris.
Alasan peneliti memilih objek penelitian di JII karena indeks
saham perusahaan yang sudah memenuhi kriteria investasi di pasar modal
berdasarkan sistem syariah dan karena pasar modal syariah relatif lebih
memiliki ketahanan terhadap krisis dibandingkan dengan pasar modal
konvensional.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
B. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan
yang dimaksud, batasan masalah dalam judul diatas adalah sebagai
berikut:
Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
saham publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap
tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar di JII?
2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap
tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar di JII?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar di JII?
4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar di JII?
5. Apakah ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar
di JII?
7. Apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar di JII?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh kepemilkan saham publik
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
2. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
3. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar
di JII.
4. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh ukuran dewan komisaris
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
5. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh ukuran komite audit
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
6. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang
terdaftar di JII.
7. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh umur perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang terdaftar
di JII.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kepemilikan saham
publik, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Untuk
peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
referensi maupun pedoman dalam melakukan penelitian tentang
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Manajemen / Pihak Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
atau acuan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen
sehubungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam laporan keuangan yang disajikan.
b. Bagi Calon Investor dan Investor.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau acuan
untuk pembuatan keputusan investasi dalam laporan keuangan
tahunan.
c. Bagi masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi.
Teori legitimasi berfokus pada interaksi antara perusahaan
dengan masyarakat. Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah
bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma
sosial masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat
membuat perusahaan semakin legitimate.
Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang
dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan
sekitar baik fisik maupun nonfisik (Hadi, 2011). Legitimasi organisasi
dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada
perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Dengan demikian legitimasi merupakan manfaat atau
sumberdaya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going
concern) O’Donovan (2002).
Deegan, Robin dan Tobin (2002) menyatakan bahwa legitimasi
perusahaan akan diperoleh jika terdapat kesamaan antara hasil dengan
yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan eksternal berusaha untuk
meyakinkan bahwa perilaku mereka sesuai dengan batas dan norma
masyarakat (Michelon dan Parbonetti, 2010).
Ghozali dan Chariri (2007) menyediakan dasar pemikiran
tentang legitimasi organisasi, organisasi berusaha untuk menciptakan
keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatannya
dengan norma-norma perilaku dalam sistem sosial dimana organisasi
adalah bagian dari sistem tersebut. Selama kedua sistem nilai tersebut
selaras, dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan legitimasi
perusahaan. Ketika kurangnya selarasan aktual dan potensial terjadi
antara kedua sistem tersebut, maka ada ancaman terhadap legitimasi
perusahaan.
2. Teori Keagenan.
Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi adalah
hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal adalah
pihak yang memiliki modal untuk membiayai operasional perusahaan,
sedangkan manager merupakan pelaku kegiatan operasional
perusahaan. Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi
tanggung jawab sosial untuk tujuan membangun citra perusahaan dan
mendapatkan perhatian publik.
Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara
perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak
manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan
perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan
cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya
dan mengorbankan kepentingan pemegang saham.
3. Teori Stakeholder.
Teori stakeholders muncul dari pandangan bahwa organisasi
pada dasarnya tidak hanya memikirkan kepentingan organisasi, tetapi
oeganisasi juga harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pemangku kepentingan lainnya, diantaranya masyarakat, pemerintah,
dan bahkan lingkungan dimana organisasi menjalankan kegiatannya.
Stakeholder penting untuk perusahaan dan sangat berpengaruh
dalam menjalankan kegiatan bisnis dan usahanya karena berhubungan
dengan para pemangku kepentingan yang sesuai dengan luas lingkup
operasi perusahaan. Agar kegiatan usaha berjalan dengan lancar, maka
diperlukan adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan para
pemangku kepentingan. Chariri dan Gozali (2007) berpendapat bahwa
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional tidak hanya
peduli dengan kepentingan perusahaannya, tetapi juga harus
4. Jakarta Islamic Index (JII).
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah
satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga
rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi
kriteria syariah. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan
kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis
syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan
syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek.
Jakarta Islamic Index juga diharapkan dapat mendukung proses
transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII
menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang
ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur
dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja dalam
memilih portofolio saham yang halal.
5. Saham Syariah.
Saham syariah merupakan saham-saham yang diterbitkan oleh
perusahaan yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah islam.
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara saham syariah dengan
saham non syariah, tetapi saham sebagai bukti kepemilikan suatu
perusahaan dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan
pembelian saham tersebut. Saham dikatakan sesuai syariah jika saham
dibidang yang halal dan niat pembelian saham tersebut adalah untuk
investasi, bukan spekulasi.
6. Corporate Social Responsibility.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering
juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social
accounting atau corporate social responsibility (Hackston & Milne,
1996) merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok
khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Tanggung jawab sosial adalah mengenai kapasitas
pembangunan untuk kehidupan yang berkelanjutan, dimana tanggung
jawab sosial menghormati perbedaaan budaya dan menemukan peluang
bisnis dalam mengembangkan kemampuan karyawan, masyarakat dan
pemerintah.
7. Kepemilikan Saham Publik.
Kepemilikan saham publik adalah proporsi saham yang dimiliki
oleh publik/masyarakat untuk saham perusahaan. Publik sendiri adalah
individu atau lembaga yang memiliki saham kurang dari 5%, yang
berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan khusus dengan
8. Pertumbuhan Perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan (Growth) merupakan kemampuan
perusahaan untuk meningkatkan size (Wakid, dkk : 2013).Pertumbuhan
perusahaan merupakan salah satu pertimbangan para investor dalam
menanamkan investasinya.
9. Profitabilitas.
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan
dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
10. Ukuran Dewan Komisaris.
Menurut Sembiring (2005), semakin besar jumlah anggota
dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan
CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan
terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk
mengungkapkannya. Dalam penelitian ini sesuai dengan Sembiring
(2005), ukuran dewan komisaris menggunakan jumlah anggota dewan
komisaris.
11. Ukuran Komite Audit.
Komite audit adalah bagian dari perusahaan yang dibentuk
untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya.
Keberadaan komite audit mendukung prinsip pertanggungjawaban
memberikan informasi yang lebih baik kepada stakeholder (Diyanti,
2010).
12. Ukuran Perusahaan.
Menurut Maulida, dkk (2014), ukuran perusahaan merupakan
tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Secara umum
perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih besar dari
pada perusahaan kecil, karena perusahaan besar cenderung memiliki
risiko yang lebih besar terhadap kerusakan lingkungan sosial.
13. Umur Perusahaan.
Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam
menghadapi persaingan di dunia bisnis. Secara umum, perusahaan yang
telah lama melakukan kegiatan bisnis akan lebih banyak
mengungkapkan informasi sosial dibandingkan dengan perusahaan
yang baru (Anindita, 2008).
B. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Kepemilikan saham publik adalah proporsi saham yang dimiliki
oleh publik / masyarakat untuk saham perusahaan. Informasi keuangan
yang disajikan manajemen, oleh investor digunakan untuk menganalisis
kinerja manajemen dan kondisis perusahaan dimasa depan untuk
mengurangi risiko investasi. Agar publik mau melakukan investasi pada
perusahaan harus memberikan keunggulan dan eksistensi perusahaan
terhadap publik. Salah satu caranya yaitu dengan mengungkapkan
tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin tinggi komposisi
saham yang dimiliki oleh publik, maka bisa memicu melakukan
pengungkapan yang luas termasuk pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan Puspitasari (2009), Arifur
Khan et al. (2012), dan Hadi dan Sabeni (2002) menemukan bahwa
kepemilikan saham publik mempengaruhi pengungkapan CSR,
sedangkan penelitian Santoso (2002), Novita dan Djakman (2008) tidak
menemukan adanya pengaruh antara kepemilikan saham publik dengan
pengungkapan CSR. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate social responsibility
2. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu pertimbangan
para investor dalam menanamkan investasinya. Perusahaan yang
memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi diharapkan akan memberikan
profitabilitas yang tinggi di masa depan, diharapkan laba lebih
persisten, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut. Menurut Sari (2012), perusahaan dengan
pertumbuhan tinggi akan mendapat banyak sorotan sehingga diprediksi
tinggi cenderung lebih banyak melakukan Corporate Social
Responsibility Disclosure. Hasil penelitian ulfa (2009), Sari (2012)
menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan (growth) tidak
berpengaruh terhadap CSR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Munsaidah, dkk (2016) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996) menyatakan
bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan
fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Sari
(2012), Sulastini (2007), Nurkhin (2009), Untari (2010), Hackston dan
Milne (1996) menemukan hubungan yang signifikan antara
profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berbeda dengan Anggraini, (2006), Sembiring (2005),
Puspitasari (2009) Purwanto (2011), Donovan dan Gibson (2000) yang
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3:Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan
4. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Menurut Sembiring (2005), semakin tinggi jumlah anggota
dewan komisaris, maka akan lebih mudah untuk mengontrol CEO dan
pengawasan yang dilakukan akan lebih efektif. Terkait dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka tekanan
terhadap manajemen juga akan menjadi besar untuk
mengungkapkannya. Dalam penelitian Sembiring (2005), ukuran dewan
komisaris menggunakan jumlah anggota dewan komisaris. Chariri
(2011), Sembiring (2005), Nurkhin (2009), Yuniarti (2003), Sitepu dan
Hasan (2008) telah melakukan penelitian hubungan ukuran dewan
komisaris dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,
hasilnya bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh secara positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil penelitian dari Djuitaningsih (2012), Febrianti (2008),
Wulandari (2009), Arief dan Kurnia (2008), Cahyaningsih dan Venti
(2011) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, ini
menjamin adanya mekanisme pengawasan yang lebih baik dan
pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih baik. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H4: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
5. Pengaruh ukuran komite audit terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Besarnya komite audit dalam perusahaan sebagai salah satu
mekanisme dalam GCG, diharapkan dapat melakukan pengawasan
terhadap manajemen lebih baik dalam mewujudkan asas responsibilitas
atau tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan, sehingga keinginan para stakeholder untuk melaksanakan
CSR dan mengungkapkannya ke publik dapat terjamin. Selain itu juga
memberikan bukti bahwa perusahaan telah melakukan aktivitas usaha
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
Penelitian Hani (2012), Murwaningsari (2009), Siallagan dan
Machfoedz (2006) menemukan hasil bahwa ukuran komite audit
berpengaruh signifikan terhadap CSR, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah (2012) menemukan hasil
bahwa ukuran komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hipotesis dalam
H5: Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan
6. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Menurut teori agensi yang secara umum menyatakan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan maka biaya keagenan yang akan
dikeluarkan juga lebih besar. Untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang
lebih luas. Cowen et.al (1987) menyatakan bahwa sebuah perusahaan
besar dapat memiliki pemegang saham yang memperhatikan
program-program sosial yang dibuat oleh perusahaan dalam laporan tahunan,
yang merupakan sarana untuk menyebarkan informasi tentang tanggung
jawab sosial perusahaan.
Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan signifikan
antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
yaitu Sembiring (2005), Purwanto (2011), Sari (2012), Fitriani (2001)
serta Apriwenni (2009). Sedangkan Veronica (2009), Sulastini (2007),
Anggraini (2006), Nurkhin (2009), serta Sitepu dan Hasan (2008), tidak
menemukan hubungan antara keduanya. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H6: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
7. Pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Umur perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam
menghadapi persaingan di dunia bisnis. Secara umum, perusahaan yang
telah lama melakukan kegiatan bisnis akan lebih banyak
mengungkapkan informasi sosial dibandingkan dengan perusahaan
yang baru (Anindita, 2008). Semakin lama perusahaan berdiri, semakin
banyak perusahaan belajar dan selalu mencoba untuk beradaptasi
dengan kebutuhan yang ada untuk mendukung citra dan legitimasi
sebuah perusahaan dimata publik sesuai dengan teori legitimasi.
Penelitian Sembiring (2005), Marwata (2001), Nofandrilla
(2008), Kadek dan Made (2012), Utami dan Prastiti (2011) menemukan
hasil bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSR,
sedagkan penelitian yang dilakukan oleh Ansah (2000), Sudaryono
(2007), Untari (2010), Kartika (2009), Utami dan Rahmawati (2008)
menemukan hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap CSR. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H7: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
C. Model Penelitian
Gambar 2.1
Model Penelitian Profitabilitas
Ukuran komite audit
Umur perusahaan
Corporate social responsibility
Ukuran dewan komisaris Pertumbuhan Perusahaan Kepemilikan Saham Publik
Ukuran Perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 yang berjumlah
30 perusahaan. Dipilihnya Jakarta Islamic Index sebagai obyek karena
indeks saham perusahaan yang sudah memenuhi kriteria investasi di pasar
modal berdasarkan sistem syariah dan karena pasar modal syariah relatif
lebih memiliki ketahanan terhadap krisis dibandingkan dengan pasar
modal konvensional.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yang merupakan data yang sudah diterbitkan oleh entitas. Data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari annual report
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun
2013-2015.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling,
metode ini merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan
yang berjumlah 30 perusahaan hanya 21 perusahaan pertahunnya yang
memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan. Periode pengamatan
penelitian ini adalah tahun 2013-2015 sehingga jumlah laporan tahunan
yang diobservasi adalah 52 laporan tahunan. Kriteria yang digunakan
dalam penentuan sampel meliputi:
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII periode 2013-2015.
2. Perusahaan yang terdaftar di JII selama tahun 2013-2015 secara
berturut-turut.
3. Perusahaan di JII yang mempublikasikan laporan tahunan secara
lengkap selama tahun 2013-2015.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik dokumentasi. Dimana teknik dokumentasi ini mempelajari
arsip-arsip laporan keuangan perusahaan sampel yang sudah dipublikasi di
BEI serta dari website perusahaan. Data yang dikumpulkan berupa data
tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan laporan keuangan, serta
data-data terkait lainnya.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu
variabel dependen dan tujuh variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility, sedangkan
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit,
ukuran perusahaan, dan umur perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
1. Variabel Corporate Social Responsibility.
Pendekatan untuk menghitung CSR pada dasarnya
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam
instrument CSR dalam penelitian diberi nilai satu jika diungkapkan, dan
nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa dan Cooke, 2005). Selanjutnya,
skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor
untuk setiap perusahaan, rumus penghitungan CSR adalah sebagai
berikut :
CSRj= ∑� �
Dimana:
CSRj = Corporate Social Responsibility perusahaan j nj = jumlah item untuk perusahaan j
Xij = jumlah item yang diungkapkan, jika diungkapkan diberi nilai 1. Jika tidak diungkapkan diberi nilai 0.
2. Variabel kepemilikan saham publik.
Kepemilikan Saham Publik dapat dilihat dalam laporan
tahunan perusahaan. Besarnya saham publik / masyarakat diukur
publik terhadap total saham perusahaan di Indonesia. Metode
pengukuran didasarkan pada pengukuran yang dilakukan oleh
Puspitasari (2009).
= Jumlah Kepemilikan Lembar Saham Publik Total Lembar Saham Perusahaan
3. Variabel pertumbuhan perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan (growth) dalam penelitian ini diukur
dengan pertumbuhan penjualan perusahaan. Rumusnya sebagai
berikut:
4. Variabel profitabilitas.
Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai
pemegang saham. Adapun pengukuran dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus:
ROA = Laba setelah Pajak / Total Aset 5. Variabel ukuran dewan komisaris.
Ukuran Dewan Komisaris adalah banyaknya jumlah anggota
dewan komisaris di sebuah perusahaan. Ukuran dewan komisaris
dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian Sembiring (2005)
yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris
perusahaan. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : X 100% KSP
Penjualant– Penjualant-1
Penjualant
UDK = ∑Dewan Komisaris Perusahaan
6. Variabel ukuran komite audit.
Dalam penelitian ini indikator ukuran komite audit diukur dari
jumlah anggota komite audit dalam laporan tata kelola perusahaan
merujuk pada penelitian Djuitaningsih dan Marsyah (2012). Adapun
pengukurannya dengan menggunakan rumus : UKA = ∑Komite Audit Perusahaan
7. Variabel ukuran perusahaan.
Menurut Hackston dan Milne (1996) dari beberapa penelitian,
ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, total aktiva,
volume penjualan, atau peringkat indeks. Skala pengukuran untuk size
perusahaan dengan logaritma natural. Size perusahaan diukur dengan
total aktiva yang dimiliki perusahaan, kemudian akan
ditransformasikan dalam logaritma natural untuk menyamakan nilai
dengan variabel lain dikarenakan total aktiva perusahaan nilainya
relatif besar dibandingkan variabel-variabel lain dalam penelitian ini.
Ukuran Perusahaan dapat dihitung menggunakan rasio :
Ukuran perusahaan = Ln (Total Asset)
8. Variabel umur perusahaan.
Umur perusahaan merupakan gambaran seberapa lama
perusahaan bertahan di dalam dunia bisnis, umur perusahaan dalam
penelitian ini konsisten dengan penelitian Jurica dan Lady (2012)
seberapa lama perusahaan tersebut terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) dengan cara menghitung bulan pertama perusahaan tersebut
listing di JII sampai dengan bulan Desember dari tahun akhir
penelitian dilakukan.
F. Teknis Analisis Data 1. Statistik Deskriptif.
Statistik deskriptif merupakan metode dalam mengorganisis
dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran
mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam statistik
deskriptif antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan
modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi
antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik
deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang
digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005).
2. Uji Asumsi Klasik.
Pengujian asumsi klasik ditujukan untuk menghindari adanya
variabel pengganggu dalam persamaan regresi, yang dapat
mengganggu prediksi dari persamaan regresi. Uji asumsi klasik terdiri
dari:
a. Uji Autokorelasi.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya pada model regresi. Data bebeas dari
autokorelasi jika dU < d < 4-dU.
b. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Nilai tolerance dan Variance Inflacation Factor (VIF)
digunakan untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas. Kedua
pengukuran menunjukkan bahwa masing-masing variabel
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance
rendah dengan nilai VIF tinggi karena (VIF = 1 / tolerance) dan
menunjukkan kolinieritas yang tinggi. Nilai batas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai tolerance mendekati 1 atau sama
dengan nilai VIF disekitar angka 10. Jumlah gejala
multikolonieritas diatur jika VIF lebih besar dari 10
(Gujarati,1995). Data bebas dari multikolinieritas jika VIF < 10.
c. Uji Heterokedastisitas.
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah model regresi homoskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Salah satu cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas , yaitu
dengan melihat titik plot antara nilai prediksi variabel dependen
(SRESID) yaitu dengan residualnya (ZPRED). Uji statistik yang
dapat digunakan adalah uji Park. Data bebas dari
heteroskedastisitas jika sig > 0,05.
d. Uji Normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi, variabel dependen dan variabel independen
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal
(Ghozali, 2001). Uji normalitas dideteksi dengan melihat
penyebaran data pada sumbu diagonal dari plot grafis normal dan
dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar
disekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis atau histogram
grafik diagonal, maka data menunujukkan distribusi normal,
sehingga model regresi memenuhi memenuhi asumsi normalitas.
Kolmogorof Smirnov (Sig) > 0,05. Dasar pengambilan keputusan
normal atau tidaknya data adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka residual persamaan regresi
tidak berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka residual persamaan regresi
berdistribusi normal.
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka
digunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi pada dasarnya
adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau
lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005).
Untuk regresi yang variabel independennya terdiri dari dua atau
lebih, maka regresinya disebut regresi berganda. Oleh karena itu, maka
regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda.
A
nalisis regresiberganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6 + β7X7 + ε
Y = Jumlah Pengungkapan Tanggung Sosial Perusahaan α = Konstanta
X3 = Profitabilitas
X4 = Ukuran Dewan Komisaris X5 = Ukuran Komite Audit X6 = Ukuran Perusahaan X7 = Umur Perusahaan ε = Error
β1, β2, β3, β4, β5, β6, danβ7 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada
variabel bebas. Arah hubungan dari koefisien regresi tersebut menandakan
arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
1. Pengujian Signifikasi Secara Parsial (Uji t).
Untuk menguji hipotesis 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 membutuhkan
alat uji parsial. Untuk menguji apakah masing-masing variabel
independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen, maka disini menggunakan uji t, yang berfungsi untuk
menguji pengaruh variabel independen dengan variabel dependen
secara parsial dengan = 5%.
Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak
Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima
2. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2).
perubahan variabel dependen. Nilai R2 akan berkisar antara 0-1. Semakin mendekati 1, maka semakin kuat kemampuan variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun
2013-2015. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa
perusahaan-perusahaan dalam Jakarta Islamic Index yang tercatat di Bursa Efek
Jakarta sebanyak 30 perusahaan. Dari jumlah perusahaan tersebut diambil
21 perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index selama tiga tahun
berturut-turut sebagai sampel.
Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode
purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel
[image:56.595.130.542.560.690.2]sebanyak 52 perusahaan sebagai berikut:
TABEL 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Sumber: Data diolah peneliti, 2016
Uraian Jumlah
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII 30 Perusahaan yang tidak konsisten secara berturut-turut (9) Perusahaan yang konsisten secara berturut-turut 21
Jumlah data selama 3 tahun (21 x 3) 63
Data Outlier (11)
B. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini meggunakan tema pengungkapan sosial yang secara
keseluruhan terdiri dari 91 item pada 6 tema yang diusung dalam CSR.
Sebanyak 7 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
Deskripsi dari masing-masing variabel penelitian diperoleh sebagai
[image:57.595.129.532.320.603.2]berikut:
TABEL 4.2 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation Kepemilikan Saham
Publik 52 .150 .819 .41602 .146787
Pertumbuhan
Perusahaan 52 -.304 .904 .05202 .165653
Profitabilitas 52 .025 .424 .10777 .075094
Ukuran Dewan
Komisaris 52 3 11 6.62 1.705
Ukuran Komite audit 52 2 5 3.42 .750
Ukuran Perusahaan 52 17.351 31.353 25.072 3.077165
Umur Perusahaan 52 3 34 16.98 8.035
CSR 52 .253 .615 .42927 .077201
Valid N (listwise) 52 Sumber : Hasil olah data, 2016
Tabel diatas menggambarkan deskripsi variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Variabel kepemilikan saham publik diukur
dengan jumlah kepemilikan lembar saham publik dibagi dengan total
nilai rata-rata sebesar 41,60% dengan standar deviasi sebesar 0,146787
atau 0,15%.
Variabel pertumbuhan perusahaan yang menjadi sampel
mempunyai nilai rata-rata pertumbuhan sebesar 0,05 atau 5% dengan nilai
minimum minus 0,30 atau (30%) dan nilai maksimum 0,90 atau 90%. Hal
ini menandakan bahwa masih ada tingkat pertumbuhan perusahaan yang
kurang baik dengan tingkat pertumbuhan yang sangat rendah.
Variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA menunjukkan
rata-rata sebesar 0,107. Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel rata-rata-rata-rata
mampu menghasilkan laba bersih hingga 0,107 atau 10,7% dari total aset
yang dimiliki perusahaan. Nilai profitabilitas minimum diperoleh sebesar
0,025, dan profitabilitas maksimum adalah sebesar 0,424. Hal ini berarti
perusahaan dapat menghasilkan laba bersih hingga 42,4% dari total aset
yang dimiliki perusahaan.
Variabel ukuran dewan komisaris mempunyai nilai rata-rata 6,62
yang berarti rata-rata perusahaan mempunyai 6 orang dewan komisaris .
Dengan ukuran dewan komisaris minimum sebanyak 3 orang yang
terdapat di PT AKR Corporindo Tbk, sedangakan ukuran dewan komisaris
maksimum sebanyak 11 orang yang terdapat di PT Astra Internasional
Tbk.
Hasil deskriptif variabel komite audit menunjukkan rata-rata
melaksanakan fungsi internal audit. Komite audit minimum sebanyak 2
orang terdapat di PT Astra Internasional Tbk, dan komite audit maksimum
sebanyak 5 orang terdapat di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset
menunjukkan rata-rata 25.072. Nilai minimum menunjukkan 17.351 dan
nilai maksimum menunjukkan 31.353. Aset yang semakin besar
menunjukkan lebih banyaknya sumber-sumber aset yang dimiliki
perusahaan, sehingga dimungkinkan akan menambah sumber-sumber
pengungkapan yang dapat diberikan perusahaan. Karena data total aset
dari sampel perusahaan memiliki variasi yang sangat besar, maka data
ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk transformasi logaritma natural
dari total aset.
Variabel umur perusahaan mempunyai nilai rata-rata sebesar 16,96.
Dimana nilai minuman umur perusahaan sebesar 3, dan nilai maksimum
perusahaan sebesar 34 dengan standar deviasi 8.035. CSR yang diukur
dengan 91 item pengungkapan diperoleh rata-rata sebesar 0,429 atau
42,9%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode dalam annual report,
perusahaan telah mengungkapkan sebanyak 42,9% mengenai
pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Indeks pengungkapan
terkecil adalah sebesar 0,253 atau 25,3% dan indeks pengungkapan
C. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ditujukan untuk menghindari adanya
variabel pengganggu dalam persamaan regresi, yang dapat mengganggu
prediksi dari persamaan regresi. Uji asumsi klasik terdiri dari:
1. Uji autokorelasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat
[image:60.595.149.500.382.471.2]nilai uji D-W. Dari hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:
TABEL 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .864a
.747 .706 .041827 2.062
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar
2,062 berada pada daerah dU < d < dU yaitu : 1,8687 < 2,062 <
4-1.8687 artinya tidak ada autokorelasi dalam model regresi.
2. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Nilai
tolerance dan Variance Inflacation Factor (VIF) digunakan untuk
coefficients pada output regresi dapat terlihat bahwa nilai tolerance
[image:61.595.154.518.219.473.2]VIF untuk masing-masing variabel adalah:
TABEL 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF
1(Constant) .227 .068
Kepemilikan Saham
Publik -.262 .054 .538 1.857
Pertumbuhan
Perusahaan -.139 .038 .882 1.134
Profitabilitas .146 .