ii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN
METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
Oleh Nur Ainun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan metode diskusi pada kelas IV SD N 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung.
Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pada setiap siklus mengunakan 4 tahapan tatap muka yaitu: 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Observasi dan diskusi, serta 4. Refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I tingkat ketuntasan mencapai 46,7% dan pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan belajar mencapai 96,7%
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN
METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
Oleh Nur Ainun
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN
METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh
Nur Ainun NPM 1013069056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 7
2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 10
2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 11
2.5 Pengertian Metode Diskusi ... 14
2.6 Hipotesis Tindakan ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
3.2 Objek dan Subjek Penelitian ... 18
3.3 Bentuk Penelitian ... 18
3.4 Tahapan Tindakan ... 20
3.5 Instrumen Penelitian ... 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 23
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian ... 25 4.2 Pembahasan ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 47 5.2 Saran ... 47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Izin Penelitian ... 1
2. Surat Izin Melaksakan Penelitian ... 2
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian Dari Sekolah ... 3
4. Rencana Pembelajaran Siklus I ... 4
5. Rencana Pembelajaran Siklus II ... 5
6. Kisi-kisi Siklus I ... 6
7. Kisi-kisi Siklus II ... 7
8. Soal Siklus I Pertemuan I ... 8
9. Soal Siklus I Pertemuan II ... 9
10. Soal Siklus II Pertemuan I ... 10
11. Soal Siklus II Pertemuan II ... 11
12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I... 12
13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II... 13
14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 14
15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 15
16. Hasil Tes Siklus I ... 16
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
Tabel 1 Data Hasil Belajar ... 23
Tabel 2 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 28
Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 28
Tabel 4 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan I ... 29
Tabel 5 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan II ... 29
Tabel 6 Data Hasil Belajar Siklus I ... 30
Tabel 7 Kinerja Guru pada Siklus I ... 31
Tabel 8 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 36
Tabel 9 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 36
Tabel 10 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan I ... 37
Tabel 11 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan II ... 37
Tabel 12 Data Hasil Belajar Siklus II ... 38
Tabel 13 Kinerja Guru pada Siklus II ... 39
Tabel 14. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per – Siklus ... 43
ix MOTTO
”Kejarlah ilmu selagi ada kemauan”
“Jangan Menangis Karena Penyesalan, Tapi Menangislah Kenapa Kita Bisa
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Tambat Usman, M.H _____________
Penguji : Sugiman, M.Pd _____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003
vii
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012" tersebut adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :
1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendoakan dan memberi nasehat kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Suamiku yang tercinta yang selalu menyayangi dengan penuh cinta dan
kasih sayang serta selalu berdoa demi keberhasilan penulis.
3. Anak-anaku tersayang yang selalu sabar dan penuh rasa cinta selalu
mendo’akan serta menyemangati penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir
ini.
4. Kepala sekolah SDN 2 Rajabasa Bandar Lampung dan rekan-rekan guru
yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini, serta ;
iv
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN
PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
Nama Mahasiswa : NUR AINUN
NPM : 1013069056
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bandar Lampung, Maret 2012
Peneliti,
Nur Ainun NPM. 1013069056
MENYETUJUI
Pembimbing, Pembahas,
Drs. Tambat Usman, M.H Drs. H. Sugiman, M.Pd
xii
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Rajabasa Bandar Lampung pada tanggal
12 Juni 1960, terlahir dari pasangan Ayahnda bernama
Abdul Hanan dan Hj. Saudah.
Lulus SD Negeri 1 Hajimena tahun 1974, melanjutkan di SMP Negeri 3 Kedaton
lulus tahun 1977. Kemudian melanjutkan SPG Negeri 2 Tanjungkarang lulus tahun
1982. Tahun 1983 diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 4 Mesuji sampai
tahun 1989, kemudian tahun yang sama penulis pindah tugas mengajar SDN 2
Rajabasa Jaya Bandar Lampung sampai dengan sekarang.
Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Tugas akhir dengan judul ” Peningkatan prestasi belajar IPA dengan penerapan
metode pembelajaran diskusi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya
Bandar Lampung Tahun 2011-2012”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas lampung.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Tambat Usman, M.H. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan telah bersedia meluangkan waktu serta
mencurahkan pikirannya dalam membimbing penulis selama menyusun tugas
xi
5. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd. selaku dosen pembahas yang dengan sabar
memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun
tugas akhir ini.
6. Kepala sekolah SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung, yang telah
bersedia memberikan waktu serta izin dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Dewan Guru SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan
motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Bandar Lampung, Juli 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang diatur dan dirancang, dalam arti luas
mengandung arti mendidik, mengajar dan berlatih. Pendidikan merupakan
salah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Menurut Hartoto (2008 : 25), proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu
subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),
cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) dan lingkungan
pendidikan merupakan komponen yang saling berhubungan. Pendidikan juga
memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan dan pengajaran di
sekolah berkaitan dengan upaya sadar pembentukan pribadi yang diharapkan
selaras dengan tuntunan budaya manusia yang semakin tinggi.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.
Tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah membantu, membimbing,
dan memimpin siswa. Dalam pengajaran, gurulah yang memimpin dan
bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Bertanggung
jawab dalam arti membimbing siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Guru hendaknya mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan
memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan
2
Untuk menunjang tercapainya tujuan Pendidikan IPA khususnya di Sekolah
Dasar tersebut, harus didukung oleh metode pembelajaran yang kondusif.
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi
dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan dan hasil diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri 2
Rajabasa Jaya, kondisi pembelajaran IPA saat ini lebih diwarnai oleh
pendekatan yang menitikberatkan pada metode ceramah sehingga kurang
mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Indikasi lain bahwa pola pembelajarannya bersifat guru-sentris (teacher
centered), siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
Rendahnya aktivitas belajar berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Hal ini nampak pada nilai rata-rata ulangan semester ganjil adalah 62,56,
sedangkan KKM yang ditetapkan di SD Negeri 2 Rajabasa Jaya adalah 70,00.
Sehubungan dengan permasalahan di atas diperlukan metode pembelajaran
yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih akif serta
menemukan makna dari apa yang dipelajarinya. Salah satu metode yang sesuai
dengan tuntutan tersebut adalah metode diskusi. Metode ini diharapkan dapat
mendorong siswa aktif menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif
jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang
seksama.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
3
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman
sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti
penting dalam merangsang para siswa untuk berfikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisiasi aktif dalam pemecahan masalah.
Dengan melaksanakan metode diskusi diharapkan suasana kelas menjadi
semakin hidup, setiap anak diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakan di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Hasil belajar Pendidikan IPA siswa masih rendah, karena nilai rata-rata
siswa masih kurang dari 65
2. Siswa kurang aktif karena setiap diberi pertanyaan siswa masih kurang
percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya.
3. Setiap diberi kesempatan bertanya hanya beberapa siswa yang berani untuk
bertanya.
4
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
Apakah prestasi belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode
diskusi pada siswa kelas IV SD N Rajabas Jaya?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan prestasi pembelajaran IPA dengan metode
diskusi siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan IPA
khususnya di kelas IV semester 2 sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dalam
pembelajaran Pendidikan IPA di sekolah dasar mengenai metode-metode
pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan
5
3. Sekolah Dasar, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari dan kehidupan
masyarakat, karena dengan belajar akan diperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang baru, walaupun dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Misalnya belajar berjalan, belajar membaca, belajar menulis dan sebagainya.
Menurut Hamalik (2001:27) bahwa “belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)”.Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami suatu perubahan melalui pengalaman yang didapatnya.
Menurut Nashar (2004:49) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
lebih baik yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan
suatu hasil dari perubahan tingkah laku yang lebih baik melalui suatu
pengalaman yang telah dialaminya.
Sedangkan menurut Hernawan (2007:2) belajar adalah proses perubahan
7
bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka yang dimaksud dengan belajar pada
penelitian ini adalah suatu proses atau aktivitas dan bukan hanya sekedar
mengingat melainkan mengalami dan membangun makna atau pemahaman
dari berbagai informasi dan pengalaman.
2.2 Pengertian Prestasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu
hendaknya anak didik dan guru dapat berkomunikasi dengan maksimal
sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Sebab diharapkan
dalam kegiatan belajar mengajar tersebut adanya pembelajaran aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan.
Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda yaitu prestaie yang
berarti hasil dari usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu
dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Gagne (1992:65) mengemukakan bahwa
dalam setiap proses akan selalu mendapat hasil yang nyata yang dapat diukur
sebagai hasil belajar (achiecvement) seseorang. Belajar adalah suatu aktivitas yang
melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik baru saja, melainkan
juga perkembangan emosional, interaksi sosial dan perkembangan kepribadian.
Menurut Surakhmad (1987:67) belajar berarti mengalami dan menghayati sesuatu
yang akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak siswa. Pengalaman
8
pola tingkah laku, perubahan sistem nilai dan dapat memperoleh perbendaraan
konsep-konsep serta dalam kekayaan informasi.
Adapun jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan
tingkah laku setelah individu mendapatkan berbagai pengalaman dalam situasi
belajar mengajar yang diberlakukan atasnya. Pengalaman-pengalaman akan
meyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Dengan kata lain, bahwa
Proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena
hasil pengalaman yang diperoleh.
Sadiman (1996:45) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan suatu proses yang
komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar
adalah terminologi yang akan digunakan untuk menggambarkan proses meliputi
perubahan melalui pengalaman. Proses perubahan tersebut secara relatif untuk
memperoleh perubahan permanen dalam pemahaman, sikap, pengetahuan,
informasi, kemampuan ketrampilan melalui pengalaman. Selanjutnya, Nasution, S
(1982;45) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Melalui proses
seseorang mengubah tingkah lakunya dengan cara latihan, baik latihan yang
dipersiapkan secara khusus di laboratorium maupun latihan yang terjadi secara
alamiah dimana individu berinteraksi dengan lingkunganya.
Dalyono (2005:49) menggemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan
belajar, yaitu :
1. Belajar pada hakekatnya potensi manusia dan perilakunya.
2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswanya.
3. Belajar akan lebih mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi.
9
Prinsip-prinsip tersebut perlu dipahami untuk dapat memberikan penjelasan
tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi belajar yang
kondusif. Prinsip-prinsip tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan fisiologis dan perubahan kematangan.
Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan
pengetahuan (knowledge), kebiasaan (habit), kecakapan (skill) atau yang dikenal
dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Berdasarkan penjelasan diatas, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah
proses perubahan tingkah laku individu yang berlangsung selama satu masa
tertentu, meliputi pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap melalui
pengalaman yang didapatkannya di lingkungan situasi belajar itu berlangsung.
Adapun prestasi belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut pandang
masing-masing ahli.
Muhibin (1997:141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan
dalam bentuk skor yand diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu. Depdikbud (1988:70) bahwa prestasi belajar mengandung
pengertian penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.
Davis dalam Slameto, (1985:21) berpendapat bahwa “ prestasi belajar adalah
pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran.”
Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa prestasi belajar dipergunakan untuk
10
kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah prestasi
belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai
kegiatan misalnya prestasi olahraga, prestasi seni, prestasi kinerja, prestasi belajar,
prestasi usaha dan sebagainya.
Pada proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari
pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan
tingkah laku yang dapat diukur dengan tes obyektif maupun tes uraian. Dengan
demikian prestasi belajar adalah prestasi belajar siswa pada tes ujian akhir
semester atau pada kompetensi dasar pelajaran.
2.3 Pengertian Hasil Belajar
Setelah belajar, tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan prestasi untuk mengetahui
sebatas mana mereka dapat memahami serta mengerti materi tersebut.
Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses belajar mengajar dimana
siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh
mana keberhasilan siswa.
Menurut Hamalik (2001:33-35) hasil belajar dalam kelas harus dapat
dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, anak
didik dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang
sesungguhnya di dalam masyarakat.
Menurut Nashar (2004:77) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Keller (dalam Nashar 2004 :77)
menambahkan hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan. Berbagai
11
masukan dari lingkungan. Dalam hal ini penekanan hasil belajar adalah
terjadinya perubahan dari hasil masukkan pribadi berupa motivasi dan harapan
untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan
pengelolaan motivasional
Sedangkan menurut Syaodih (2007:102) hasil belajar atau achievement
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang
dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
suatu hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan
dalam bentuk sikap atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru
memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar
antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak
usia SD tersebut termasuk dalam katagori operasional konkrit. Pada usia
operasional konkret dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan
pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam
memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak operasional
konkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong
12
penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu mengurutkan,
misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek sampai
yang panjang.
Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan
berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna,
bentuk persegi atau bulat, dan sebagainya. Pada akhir operasional konkret
mereka dapat meahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan
melakukan sintesis sederhana.
Menurut Salamah (2004:26) prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.
2.4.1 Prinsip motivasi: motivasi adalah daya dorong seseorang untuk
melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam atau
intrinsik dan ada yang timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik.
Motivasi intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba,
mandiri dan ingin maju.
2.4.2 Prinsip latar: pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu mengetahui
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman apa yang telah dimiliki
siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu
kekosongan.
2.4.3 Prinsip menemukan: pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang
besar sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh
karena itu bila diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi
13
2.4.4 Prinsip belajar ”sambil melakukan” (learning by doing) : Pengalaman
yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak
mudah terlupakan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya
siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau "learning by doing".
2.4.5 Prinsip belajar ”sambil bermain” bermain merupakan kegiatan yang
dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga akan
dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran perlu
diciptakan suasana fang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang
kreatif.
2.4.6 Prinsip hubungan sosial: dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih
berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok
siswa tahu kekurangan dan kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran
perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.
Lebih lanjut, Salamah (2004:26)menyebutkan bahwa prinsip-prinsip tersebut
di atas, semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang
membuat siswa senang sehingga mereka akan terlibat aktif dalam
pembelajaran. Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas
guru dalam mengelola pembelajaran perlu:
1) Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa
jenuh.
2) Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan.
14
lain-lain.
4) Sebagai sumber informasi yang terkait dengan praktek kehidupan
sehari-hari.
5) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar karena belajar
akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan
lingkungan sekitar siswa.
6) Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat
memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran atau dapat
menolong proses berpikir siswa dalam membangun pengetahuannya.
7) Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya, pajangan hasil karya
siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.
2.5 Pengertian Metode Diskusi
Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman
sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti
penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri.
Menurut Muhibbin (2007:205) bahwa metode diskusi adalah metode yang
sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion)dan resitasi bersama(socialized recitation).
Menurut Bahri dan Zain (2006:87) metode diskusi adalah cara penyajian
15
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.
Muhibbin (2007:205) Pada umumnya, metode diskusi diaplikasikan dalam
proses belajar-mengajar untuk: (1) Mendorong siswa berpikir kritis; (2)
Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas; (3)
Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama; (4) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa
alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan
yang seksama.
Dalam diskusi yang menganut pola pemusatan kegiatan pada siswa,
keterlibatan guru tidak langsung tetapi peranannya tetap penting, karena ia
harus menjalankan fungsinya sebagai: (1) Indikator (penunjuk); (2)
Konsultan (penasihat); (3) encourager (pendorong semangat); (4) Observer
dan evaluator (peninjau dan penilai aktivitas partisipan).
Adapun peran serta para siswa partisipan dalam diskusi berpola student
centralitytersebut adalah sebagai berikut: (1) Sebagai moderator, yakni salah
seorang partisipan yang dipandang layak memimpin diskusi; (2) Sebagai
kontributor, yakni pemberi kontribusi berupa pertanyaan, sanggahan, saran
dst; (3) Sebagai encourager, yakni pemberi dorongan dan kesempatan kepada
sesama partisipan untuk turut aktif memberi kontribusi; (4) Sebagai
evaluator, yakni penilai jalannya pembahasan dan keputusan atau kesimpulan
atau jawaban yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang
16
Menurut Aziz Wahab (2008: 101) kegunaan dari metode diskusi,
diantaranya adalah: (a) Untuk memecahkan masalah maksudnya dengan
berdiskusi masalah-masalah yang ada akan mudah dipecahkan secara
bersama-sama; (b) Untuk mengembangkan dan mengubah sikap, dalam hal
ini aktivitas yang dilakukan dalam diskusi secara tidak langsung telah
mengubah sikap siswa dalam bertindak; (c) Untuk menyampaikan dan
membantu siswa menyadari adanya pandangan yang berbeda maksudnya
setiap anggota diskusi memiliki pendapat yang tidak sama sehingga siswa
akan sadar bahwa tidak semua anggota berpandangan sama dalam
memecahkan suatu masalah; (d) Untuk mengembangkan keterampilan
berkomunikasi, diharapkan dalam diskusi tersebut siswa lebih aktif
berkomunikasi sesama anggota kelompok diskusi.
Depdiknas (2007:25) dalam metode diskusi terdapat kebaikan dan kekurangan yang diantaranya yaitu;
a) Kebaikan metode diskusi
1. dapat memperluas wawasan siswa;
2. dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah;
3. dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain; 4. dapat menumbuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif. b) Kekurangan metode diskusi
1. kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri;
2. tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar; 3. peserta mendapat informasi yang terbatas;
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2004: 23) langkah-langkah penggunaan
metode diskusi dapat ditempuh sebagai berikut:
(1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
17
pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh
guru dan siswa.
Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi.
Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan
guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,
menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar
setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi
berjalan lancar.
Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut
ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru
memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut;
Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan
laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.
Jadi yang dimaksud dengan metode diskusi adalah metode dimana siswa
dihadapkan pada suatu masalah dan diharapkan siswa dapat memecahkan
masalah tersebut secara bersama-sama berdasarkan kelompok diskusinya.
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran Pendidikan IPA
menggunakan metode diskusi, akan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya Tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Rajabasa Jaya. Secara khusus, penelitian ini
dilakukan di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya.
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di kelas IV SD Negeri 2
Rajabasa Jaya. Siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 17 siswa
laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
3.3 Bentuk Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dalam setiap siklus terdiri dari
satu pokok bahasan dalam 2 kali pertemuan dan setiap siklus diadakan tes formatif
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dimodifikasi oleh
✁
Gambar Diagram Penelitian (Arikunto, 2007:16)
Dan seterusnya..
Arikunto (2007:62) PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan penelitian
lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, ada beberapa karakteristik PTK, antara
lain:
1. Adanya tindakan nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditunjukkan untuk menyelesaikan masalah,
2. Menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan,
3. Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran,
4. Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, 5. Adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,
✂ ✄
3.4 Tahapan Tindakan
3.4.1. Perencanaan
Menyusun silabus, rencana pembelajaran, dan media untuk menunjang
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pokok.
Menentukan kelas penelitian dan menetapkan materi pembelajaran.
Menyusun soal – soal untuk melakukan latihan. Menetapkan cara
pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga.
Menyusun lembar observasi untuk melihat aktivitas, efektifitas dan
psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung.
Merefleksikan setiap akhir tindakan pada setiap siklus.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan
dilakukan untuk setiap tatap muka sesuai dengan rencana pembelajaran, yaitu
sebagai berikut.
Siklus Pertama Pertemuan Pertama :
Materi pelajaran IPA kelas IV siklus I adalah “ Pengaruh Gaya terhadap Gerak
Benda”.
Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:
Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.
☎ ✆
Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang gaya.
Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok
sesuai perintah guru,
Siswa mengambil alat percobaan benda dapat bergerak disebabkan karena
gaya,
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan
mendemonstrasikan didepan kelas,
Memberikan tes pada akhir pelajaran.
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan
dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.
Siklus Pertama Pertemuan Kedua :
Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua sama seperti pada pertemuan pertama. Pada
pertemuan kedua, guru hanya memberikan arahan dan berperan sebagai fasilitator
yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran, siswa menemukan penyelesaian sendiri
dalam memecahkan masalah. Pada akhir siklus diadakan refleksi, mengkaji hasil
belajar yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Diharapkan pada siklus ke dua
ini ada peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal.
Siklus Kedua :
Materi pelajaran IPA kelas IV siklus II adalah “Energi Panas dan Energi Bunyi”.
Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan
✝✝
2. Langkah–langkah kegiatan pembelajaran:
a) Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang energi.
b) Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok
sesuai perintah guru,
c) Siswa mengambil alat percobaan untuk membuktikan adanya energi panas
dan energi bunyi
d) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan
mendemonstrasikan didepan kelas,
e) Memberikan tes pada akhir pelajaran.
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan
dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi untuk aktivitas siswa, afektif dan psikomotor.
4. Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi kemudian diadakan analisis data
sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara
membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria indikator keberhasilan
aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 60. Dan kriteria indikator
✞ ✟
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan skala sikap. Untuk mengukur afektif dan psikomotor
siswa pada pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi dilakukan pada
setiap siklus. Untuk mengukur kognitif sisiwa menggunakan tes objektif.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi untuk mencatat aspek afektif dan psikomotor siswa selama proses
pembelajaran.
2. Pemberian tes untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Catatan guru
3.7 Teknik Analisis Data
1. Data Kualitatif merupakan data hasil pengamatan yang terdiri dari data aktivitas
siswa, diambil pada setiap pertemuan menggunakan lembar pengamatan
terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
✠ ✡
Keterangan :
Nilai = Jawaban benar
Peningkatan = Nilai tes akhir˃ Nilai tesawal
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:
Adanya hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Rajabasa Jaya
pada setiap siklusnya. Adapun standar ketercapaian siswa pada akhir pembelajaran
mencapai 70 berdasarkan KKM, dan kriteria indikator keberhasilan prestasi belajar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
Perstasi belajar IPA dapat di tingkatkan dengan menggunakan metode diskusi
pada siswa kelas IV SD N Rajabasa Jaya. Pada Siklus I yang mencapai
ketuntasan belajar 46,7% dengan rata-rata belajar 64,7. Pada Siklus II yang
mencapai ketuntasan belajar 96,7% dengan prestasi belajar rata-rata 76,7
5.2 Saran
1. Bagi siswa, untuk lebih aktif dalam bekerja sama memecahkan masalah
berdasarkan kelompok diskusi dalam proses pembelajaran guna
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
2. Bagi guru, untuk dapat membuat kerangka pembelajaran berdasarkan
langkah-langkah dalam metode diskusi sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih
belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik
sehingga prestasi belajar dapat meningkat dan memberikan
pelatihan-pelatihan kepada guru guna meningkatkan kinerja guru dalam proses
☛8
4. Peneliti, penelitian ini membahas tentang metode diskusi pada materi
gaya dan energi, maka peneliti berikutnya dapat menerapkan pada
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta .
Bahri Djamarah, Syaiful. Zain, Aswan. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Baharuddin. Nur Wahyuni, Esa. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran.Ar-ruzz Media. Jogjakarta.
Dalyono. 1997.Prestasi Belajar. Rineke Cipta. Jakarta
Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Krikulum. Jakarta
Depdikbud. 1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
Gagne, M. Robert. 1992. Principle of Intructional Design. Fount Edition. New York
Hamalik, Oemar. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hartoto. (2008). http://fatamorghana Wordpress.com/2008/07/11/babii Pengertian dan unsur-unsur pendidikan.
Hasibuan. & Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosakarya. Bandung.
Hernawan, Asep. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.
Nashar. (2004).Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta.
Nasution, S. 1982.Asas-asas Mengajar. Bandung. Cv. Jemmars
Muhibbin. (2007).Psikologi Pendidikan.Remaja Rosdakarya. Bandung.
Slameto. 1985. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Reneka Cipta.
Surakhmad, Winarno. 1987. Dasar dan Teknik Penelitian. Usaha Nasional. jakarta
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Salamah. 2004.Ansalisis dan Menejemen. Gramedia. Jakarta
Wahab Aziz, Abdul. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta . Bandung