• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Oleh Nur Ainun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan metode diskusi pada kelas IV SD N 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung.

Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pada setiap siklus mengunakan 4 tahapan tatap muka yaitu: 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Observasi dan diskusi, serta 4. Refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I tingkat ketuntasan mencapai 46,7% dan pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan belajar mencapai 96,7%

(2)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Oleh Nur Ainun

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

Nur Ainun NPM 1013069056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

xiii

2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 7

2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 10

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 11

2.5 Pengertian Metode Diskusi ... 14

2.6 Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Objek dan Subjek Penelitian ... 18

3.3 Bentuk Penelitian ... 18

3.4 Tahapan Tindakan ... 20

3.5 Instrumen Penelitian ... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 23

(6)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian ... 25 4.2 Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 47 5.2 Saran ... 47

(7)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian ... 1

2. Surat Izin Melaksakan Penelitian ... 2

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian Dari Sekolah ... 3

4. Rencana Pembelajaran Siklus I ... 4

5. Rencana Pembelajaran Siklus II ... 5

6. Kisi-kisi Siklus I ... 6

7. Kisi-kisi Siklus II ... 7

8. Soal Siklus I Pertemuan I ... 8

9. Soal Siklus I Pertemuan II ... 9

10. Soal Siklus II Pertemuan I ... 10

11. Soal Siklus II Pertemuan II ... 11

12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I... 12

13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II... 13

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 14

15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 15

16. Hasil Tes Siklus I ... 16

(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel. Halaman

Tabel 1 Data Hasil Belajar ... 23

Tabel 2 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 28

Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 28

Tabel 4 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan I ... 29

Tabel 5 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan II ... 29

Tabel 6 Data Hasil Belajar Siklus I ... 30

Tabel 7 Kinerja Guru pada Siklus I ... 31

Tabel 8 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 36

Tabel 9 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 36

Tabel 10 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan I ... 37

Tabel 11 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan II ... 37

Tabel 12 Data Hasil Belajar Siklus II ... 38

Tabel 13 Kinerja Guru pada Siklus II ... 39

Tabel 14. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per – Siklus ... 43

(9)

ix MOTTO

”Kejarlah ilmu selagi ada kemauan”

“Jangan Menangis Karena Penyesalan, Tapi Menangislah Kenapa Kita Bisa

(10)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Tambat Usman, M.H _____________

Penguji : Sugiman, M.Pd _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003

(11)

vii

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012" tersebut adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

(12)

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :

1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendoakan dan memberi nasehat kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Suamiku yang tercinta yang selalu menyayangi dengan penuh cinta dan

kasih sayang serta selalu berdoa demi keberhasilan penulis.

3. Anak-anaku tersayang yang selalu sabar dan penuh rasa cinta selalu

mendo’akan serta menyemangati penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir

ini.

4. Kepala sekolah SDN 2 Rajabasa Bandar Lampung dan rekan-rekan guru

yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini, serta ;

(13)

iv

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Nama Mahasiswa : NUR AINUN

NPM : 1013069056

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bandar Lampung, Maret 2012

Peneliti,

Nur Ainun NPM. 1013069056

MENYETUJUI

Pembimbing, Pembahas,

Drs. Tambat Usman, M.H Drs. H. Sugiman, M.Pd

(14)

xii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Rajabasa Bandar Lampung pada tanggal

12 Juni 1960, terlahir dari pasangan Ayahnda bernama

Abdul Hanan dan Hj. Saudah.

Lulus SD Negeri 1 Hajimena tahun 1974, melanjutkan di SMP Negeri 3 Kedaton

lulus tahun 1977. Kemudian melanjutkan SPG Negeri 2 Tanjungkarang lulus tahun

1982. Tahun 1983 diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 4 Mesuji sampai

tahun 1989, kemudian tahun yang sama penulis pindah tugas mengajar SDN 2

Rajabasa Jaya Bandar Lampung sampai dengan sekarang.

Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam

(15)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas akhir dengan judul ” Peningkatan prestasi belajar IPA dengan penerapan

metode pembelajaran diskusi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya

Bandar Lampung Tahun 2011-2012”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Tambat Usman, M.H. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan telah bersedia meluangkan waktu serta

mencurahkan pikirannya dalam membimbing penulis selama menyusun tugas

(16)

xi

5. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd. selaku dosen pembahas yang dengan sabar

memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun

tugas akhir ini.

6. Kepala sekolah SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung, yang telah

bersedia memberikan waktu serta izin dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Dewan Guru SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan

motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

Bandar Lampung, Juli 2012

Penulis

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang diatur dan dirancang, dalam arti luas

mengandung arti mendidik, mengajar dan berlatih. Pendidikan merupakan

salah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Menurut Hartoto (2008 : 25), proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu

subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),

cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) dan lingkungan

pendidikan merupakan komponen yang saling berhubungan. Pendidikan juga

memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan dan pengajaran di

sekolah berkaitan dengan upaya sadar pembentukan pribadi yang diharapkan

selaras dengan tuntunan budaya manusia yang semakin tinggi.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah membantu, membimbing,

dan memimpin siswa. Dalam pengajaran, gurulah yang memimpin dan

bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Bertanggung

jawab dalam arti membimbing siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Guru hendaknya mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan

memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan

(18)

2

Untuk menunjang tercapainya tujuan Pendidikan IPA khususnya di Sekolah

Dasar tersebut, harus didukung oleh metode pembelajaran yang kondusif.

Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi

dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan hasil diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri 2

Rajabasa Jaya, kondisi pembelajaran IPA saat ini lebih diwarnai oleh

pendekatan yang menitikberatkan pada metode ceramah sehingga kurang

mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Indikasi lain bahwa pola pembelajarannya bersifat guru-sentris (teacher

centered), siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

Rendahnya aktivitas belajar berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Hal ini nampak pada nilai rata-rata ulangan semester ganjil adalah 62,56,

sedangkan KKM yang ditetapkan di SD Negeri 2 Rajabasa Jaya adalah 70,00.

Sehubungan dengan permasalahan di atas diperlukan metode pembelajaran

yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih akif serta

menemukan makna dari apa yang dipelajarinya. Salah satu metode yang sesuai

dengan tuntutan tersebut adalah metode diskusi. Metode ini diharapkan dapat

mendorong siswa aktif menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan

masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif

jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang

seksama.

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

(19)

3

mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman

sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti

penting dalam merangsang para siswa untuk berfikir dan mengekspresikan

pendapatnya secara bebas dan mandiri.

Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisiasi aktif dalam pemecahan masalah.

Dengan melaksanakan metode diskusi diharapkan suasana kelas menjadi

semakin hidup, setiap anak diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakan di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Hasil belajar Pendidikan IPA siswa masih rendah, karena nilai rata-rata

siswa masih kurang dari 65

2. Siswa kurang aktif karena setiap diberi pertanyaan siswa masih kurang

percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya.

3. Setiap diberi kesempatan bertanya hanya beberapa siswa yang berani untuk

bertanya.

(20)

4

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

Apakah prestasi belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode

diskusi pada siswa kelas IV SD N Rajabas Jaya?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan prestasi pembelajaran IPA dengan metode

diskusi siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi:

1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan IPA

khususnya di kelas IV semester 2 sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa

2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dalam

pembelajaran Pendidikan IPA di sekolah dasar mengenai metode-metode

pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau

mengembangkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan

(21)

5

3. Sekolah Dasar, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari dan kehidupan

masyarakat, karena dengan belajar akan diperoleh pengetahuan dan

pengalaman yang baru, walaupun dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Misalnya belajar berjalan, belajar membaca, belajar menulis dan sebagainya.

Menurut Hamalik (2001:27) bahwa “belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing)”.Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan suatu hasil

atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,

yakni mengalami suatu perubahan melalui pengalaman yang didapatnya.

Menurut Nashar (2004:49) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang

lebih baik yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan

suatu hasil dari perubahan tingkah laku yang lebih baik melalui suatu

pengalaman yang telah dialaminya.

Sedangkan menurut Hernawan (2007:2) belajar adalah proses perubahan

(23)

7

bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka yang dimaksud dengan belajar pada

penelitian ini adalah suatu proses atau aktivitas dan bukan hanya sekedar

mengingat melainkan mengalami dan membangun makna atau pemahaman

dari berbagai informasi dan pengalaman.

2.2 Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah

interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu

hendaknya anak didik dan guru dapat berkomunikasi dengan maksimal

sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Sebab diharapkan

dalam kegiatan belajar mengajar tersebut adanya pembelajaran aktif, kreatif,

inovatif, dan menyenangkan.

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda yaitu prestaie yang

berarti hasil dari usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu

dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Gagne (1992:65) mengemukakan bahwa

dalam setiap proses akan selalu mendapat hasil yang nyata yang dapat diukur

sebagai hasil belajar (achiecvement) seseorang. Belajar adalah suatu aktivitas yang

melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik baru saja, melainkan

juga perkembangan emosional, interaksi sosial dan perkembangan kepribadian.

Menurut Surakhmad (1987:67) belajar berarti mengalami dan menghayati sesuatu

yang akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak siswa. Pengalaman

(24)

8

pola tingkah laku, perubahan sistem nilai dan dapat memperoleh perbendaraan

konsep-konsep serta dalam kekayaan informasi.

Adapun jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan

tingkah laku setelah individu mendapatkan berbagai pengalaman dalam situasi

belajar mengajar yang diberlakukan atasnya. Pengalaman-pengalaman akan

meyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Dengan kata lain, bahwa

Proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena

hasil pengalaman yang diperoleh.

Sadiman (1996:45) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan suatu proses yang

komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar

adalah terminologi yang akan digunakan untuk menggambarkan proses meliputi

perubahan melalui pengalaman. Proses perubahan tersebut secara relatif untuk

memperoleh perubahan permanen dalam pemahaman, sikap, pengetahuan,

informasi, kemampuan ketrampilan melalui pengalaman. Selanjutnya, Nasution, S

(1982;45) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Melalui proses

seseorang mengubah tingkah lakunya dengan cara latihan, baik latihan yang

dipersiapkan secara khusus di laboratorium maupun latihan yang terjadi secara

alamiah dimana individu berinteraksi dengan lingkunganya.

Dalyono (2005:49) menggemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan

belajar, yaitu :

1. Belajar pada hakekatnya potensi manusia dan perilakunya.

2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswanya.

3. Belajar akan lebih mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi.

(25)

9

Prinsip-prinsip tersebut perlu dipahami untuk dapat memberikan penjelasan

tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi belajar yang

kondusif. Prinsip-prinsip tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan fisiologis dan perubahan kematangan.

Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan

pengetahuan (knowledge), kebiasaan (habit), kecakapan (skill) atau yang dikenal

dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Berdasarkan penjelasan diatas, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah

proses perubahan tingkah laku individu yang berlangsung selama satu masa

tertentu, meliputi pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap melalui

pengalaman yang didapatkannya di lingkungan situasi belajar itu berlangsung.

Adapun prestasi belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut pandang

masing-masing ahli.

Muhibin (1997:141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan

dalam bentuk skor yand diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu. Depdikbud (1988:70) bahwa prestasi belajar mengandung

pengertian penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

Davis dalam Slameto, (1985:21) berpendapat bahwa “ prestasi belajar adalah

pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran.”

Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa prestasi belajar dipergunakan untuk

(26)

10

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah prestasi

belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai

kegiatan misalnya prestasi olahraga, prestasi seni, prestasi kinerja, prestasi belajar,

prestasi usaha dan sebagainya.

Pada proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari

pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes obyektif maupun tes uraian. Dengan

demikian prestasi belajar adalah prestasi belajar siswa pada tes ujian akhir

semester atau pada kompetensi dasar pelajaran.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Setelah belajar, tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran

adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan prestasi untuk mengetahui

sebatas mana mereka dapat memahami serta mengerti materi tersebut.

Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses belajar mengajar dimana

siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh

mana keberhasilan siswa.

Menurut Hamalik (2001:33-35) hasil belajar dalam kelas harus dapat

dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, anak

didik dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang

sesungguhnya di dalam masyarakat.

Menurut Nashar (2004:77) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Keller (dalam Nashar 2004 :77)

menambahkan hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan. Berbagai

(27)

11

masukan dari lingkungan. Dalam hal ini penekanan hasil belajar adalah

terjadinya perubahan dari hasil masukkan pribadi berupa motivasi dan harapan

untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan

pengelolaan motivasional

Sedangkan menurut Syaodih (2007:102) hasil belajar atau achievement

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang

dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan

dalam bentuk sikap atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru

memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar

antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak

usia SD tersebut termasuk dalam katagori operasional konkrit. Pada usia

operasional konkret dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan

pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam

memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak operasional

konkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong

(28)

12

penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu mengurutkan,

misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek sampai

yang panjang.

Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan

berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna,

bentuk persegi atau bulat, dan sebagainya. Pada akhir operasional konkret

mereka dapat meahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan

melakukan sintesis sederhana.

Menurut Salamah (2004:26) prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.

2.4.1 Prinsip motivasi: motivasi adalah daya dorong seseorang untuk

melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam atau

intrinsik dan ada yang timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik.

Motivasi intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba,

mandiri dan ingin maju.

2.4.2 Prinsip latar: pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu mengetahui

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman apa yang telah dimiliki

siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu

kekosongan.

2.4.3 Prinsip menemukan: pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang

besar sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh

karena itu bila diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi

(29)

13

2.4.4 Prinsip belajar ”sambil melakukan” (learning by doing) : Pengalaman

yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak

mudah terlupakan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya

siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau "learning by doing".

2.4.5 Prinsip belajar ”sambil bermain” bermain merupakan kegiatan yang

dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga akan

dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran perlu

diciptakan suasana fang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang

kreatif.

2.4.6 Prinsip hubungan sosial: dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih

berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok

siswa tahu kekurangan dan kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran

perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.

Lebih lanjut, Salamah (2004:26)menyebutkan bahwa prinsip-prinsip tersebut

di atas, semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang

membuat siswa senang sehingga mereka akan terlibat aktif dalam

pembelajaran. Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas

guru dalam mengelola pembelajaran perlu:

1) Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa

jenuh.

2) Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan.

(30)

14

lain-lain.

4) Sebagai sumber informasi yang terkait dengan praktek kehidupan

sehari-hari.

5) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar karena belajar

akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan

lingkungan sekitar siswa.

6) Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat

memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran atau dapat

menolong proses berpikir siswa dalam membangun pengetahuannya.

7) Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya, pajangan hasil karya

siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.

2.5 Pengertian Metode Diskusi

Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman

sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti

penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan

pendapatnya secara bebas dan mandiri.

Menurut Muhibbin (2007:205) bahwa metode diskusi adalah metode yang

sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem

solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group

discussion)dan resitasi bersama(socialized recitation).

Menurut Bahri dan Zain (2006:87) metode diskusi adalah cara penyajian

(31)

15

berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas

dan dipecahkan bersama.

Muhibbin (2007:205) Pada umumnya, metode diskusi diaplikasikan dalam

proses belajar-mengajar untuk: (1) Mendorong siswa berpikir kritis; (2)

Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas; (3)

Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan

masalah bersama; (4) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa

alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan

yang seksama.

Dalam diskusi yang menganut pola pemusatan kegiatan pada siswa,

keterlibatan guru tidak langsung tetapi peranannya tetap penting, karena ia

harus menjalankan fungsinya sebagai: (1) Indikator (penunjuk); (2)

Konsultan (penasihat); (3) encourager (pendorong semangat); (4) Observer

dan evaluator (peninjau dan penilai aktivitas partisipan).

Adapun peran serta para siswa partisipan dalam diskusi berpola student

centralitytersebut adalah sebagai berikut: (1) Sebagai moderator, yakni salah

seorang partisipan yang dipandang layak memimpin diskusi; (2) Sebagai

kontributor, yakni pemberi kontribusi berupa pertanyaan, sanggahan, saran

dst; (3) Sebagai encourager, yakni pemberi dorongan dan kesempatan kepada

sesama partisipan untuk turut aktif memberi kontribusi; (4) Sebagai

evaluator, yakni penilai jalannya pembahasan dan keputusan atau kesimpulan

atau jawaban yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang

(32)

16

Menurut Aziz Wahab (2008: 101) kegunaan dari metode diskusi,

diantaranya adalah: (a) Untuk memecahkan masalah maksudnya dengan

berdiskusi masalah-masalah yang ada akan mudah dipecahkan secara

bersama-sama; (b) Untuk mengembangkan dan mengubah sikap, dalam hal

ini aktivitas yang dilakukan dalam diskusi secara tidak langsung telah

mengubah sikap siswa dalam bertindak; (c) Untuk menyampaikan dan

membantu siswa menyadari adanya pandangan yang berbeda maksudnya

setiap anggota diskusi memiliki pendapat yang tidak sama sehingga siswa

akan sadar bahwa tidak semua anggota berpandangan sama dalam

memecahkan suatu masalah; (d) Untuk mengembangkan keterampilan

berkomunikasi, diharapkan dalam diskusi tersebut siswa lebih aktif

berkomunikasi sesama anggota kelompok diskusi.

Depdiknas (2007:25) dalam metode diskusi terdapat kebaikan dan kekurangan yang diantaranya yaitu;

a) Kebaikan metode diskusi

1. dapat memperluas wawasan siswa;

2. dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah;

3. dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain; 4. dapat menumbuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif. b) Kekurangan metode diskusi

1. kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri;

2. tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar; 3. peserta mendapat informasi yang terbatas;

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2004: 23) langkah-langkah penggunaan

metode diskusi dapat ditempuh sebagai berikut:

(1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

(33)

17

pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh

guru dan siswa.

 Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi.

 Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan

guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,

menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar

setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi

berjalan lancar.

 Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut

ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru

memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut;

 Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan

laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

Jadi yang dimaksud dengan metode diskusi adalah metode dimana siswa

dihadapkan pada suatu masalah dan diharapkan siswa dapat memecahkan

masalah tersebut secara bersama-sama berdasarkan kelompok diskusinya.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan

kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran Pendidikan IPA

menggunakan metode diskusi, akan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya Tahun

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Rajabasa Jaya. Secara khusus, penelitian ini

dilakukan di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya.

3.2 Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di kelas IV SD Negeri 2

Rajabasa Jaya. Siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 17 siswa

laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

3.3 Bentuk Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dalam setiap siklus terdiri dari

satu pokok bahasan dalam 2 kali pertemuan dan setiap siklus diadakan tes formatif

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dimodifikasi oleh

(35)

Gambar Diagram Penelitian (Arikunto, 2007:16)

Dan seterusnya..

Arikunto (2007:62) PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan penelitian

lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, ada beberapa karakteristik PTK, antara

lain:

1. Adanya tindakan nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditunjukkan untuk menyelesaikan masalah,

2. Menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan,

3. Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran,

4. Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, 5. Adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,

(36)

✂ ✄

3.4 Tahapan Tindakan

3.4.1. Perencanaan

 Menyusun silabus, rencana pembelajaran, dan media untuk menunjang

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pokok.

 Menentukan kelas penelitian dan menetapkan materi pembelajaran.

 Menyusun soal – soal untuk melakukan latihan. Menetapkan cara

pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga.

 Menyusun lembar observasi untuk melihat aktivitas, efektifitas dan

psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung.

 Merefleksikan setiap akhir tindakan pada setiap siklus.

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan

dilakukan untuk setiap tatap muka sesuai dengan rencana pembelajaran, yaitu

sebagai berikut.

Siklus Pertama Pertemuan Pertama :

Materi pelajaran IPA kelas IV siklus I adalah “ Pengaruh Gaya terhadap Gerak

Benda”.

Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:

 Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan

mengajukan beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.

(37)

☎ ✆

 Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang gaya.

 Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok

sesuai perintah guru,

 Siswa mengambil alat percobaan benda dapat bergerak disebabkan karena

gaya,

 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan

mendemonstrasikan didepan kelas,

 Memberikan tes pada akhir pelajaran.

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan

dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

Siklus Pertama Pertemuan Kedua :

Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua sama seperti pada pertemuan pertama. Pada

pertemuan kedua, guru hanya memberikan arahan dan berperan sebagai fasilitator

yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran, siswa menemukan penyelesaian sendiri

dalam memecahkan masalah. Pada akhir siklus diadakan refleksi, mengkaji hasil

belajar yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Diharapkan pada siklus ke dua

ini ada peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal.

Siklus Kedua :

Materi pelajaran IPA kelas IV siklus II adalah “Energi Panas dan Energi Bunyi”.

Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan

(38)

✝✝

2. Langkah–langkah kegiatan pembelajaran:

a) Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang energi.

b) Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok

sesuai perintah guru,

c) Siswa mengambil alat percobaan untuk membuktikan adanya energi panas

dan energi bunyi

d) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan

mendemonstrasikan didepan kelas,

e) Memberikan tes pada akhir pelajaran.

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan

dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi untuk aktivitas siswa, afektif dan psikomotor.

4. Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi kemudian diadakan analisis data

sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara

membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria indikator keberhasilan

aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 60. Dan kriteria indikator

(39)

✞ ✟

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala sikap. Untuk mengukur afektif dan psikomotor

siswa pada pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi dilakukan pada

setiap siklus. Untuk mengukur kognitif sisiwa menggunakan tes objektif.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi untuk mencatat aspek afektif dan psikomotor siswa selama proses

pembelajaran.

2. Pemberian tes untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Catatan guru

3.7 Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif merupakan data hasil pengamatan yang terdiri dari data aktivitas

siswa, diambil pada setiap pertemuan menggunakan lembar pengamatan

terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

(40)

✠ ✡

Keterangan :

Nilai = Jawaban benar

Peningkatan = Nilai tes akhir˃ Nilai tesawal

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

Adanya hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Rajabasa Jaya

pada setiap siklusnya. Adapun standar ketercapaian siswa pada akhir pembelajaran

mencapai 70 berdasarkan KKM, dan kriteria indikator keberhasilan prestasi belajar

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

Perstasi belajar IPA dapat di tingkatkan dengan menggunakan metode diskusi

pada siswa kelas IV SD N Rajabasa Jaya. Pada Siklus I yang mencapai

ketuntasan belajar 46,7% dengan rata-rata belajar 64,7. Pada Siklus II yang

mencapai ketuntasan belajar 96,7% dengan prestasi belajar rata-rata 76,7

5.2 Saran

1. Bagi siswa, untuk lebih aktif dalam bekerja sama memecahkan masalah

berdasarkan kelompok diskusi dalam proses pembelajaran guna

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru, untuk dapat membuat kerangka pembelajaran berdasarkan

langkah-langkah dalam metode diskusi sehingga dapat melaksanakan

pembelajaran dengan baik.

3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih

belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik

sehingga prestasi belajar dapat meningkat dan memberikan

pelatihan-pelatihan kepada guru guna meningkatkan kinerja guru dalam proses

(42)

☛8

4. Peneliti, penelitian ini membahas tentang metode diskusi pada materi

gaya dan energi, maka peneliti berikutnya dapat menerapkan pada

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta .

Bahri Djamarah, Syaiful. Zain, Aswan. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Baharuddin. Nur Wahyuni, Esa. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran.Ar-ruzz Media. Jogjakarta.

Dalyono. 1997.Prestasi Belajar. Rineke Cipta. Jakarta

Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Krikulum. Jakarta

Depdikbud. 1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Gagne, M. Robert. 1992. Principle of Intructional Design. Fount Edition. New York

Hamalik, Oemar. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartoto. (2008). http://fatamorghana Wordpress.com/2008/07/11/babii Pengertian dan unsur-unsur pendidikan.

Hasibuan. & Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosakarya. Bandung.

Hernawan, Asep. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Nashar. (2004).Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta.

Nasution, S. 1982.Asas-asas Mengajar. Bandung. Cv. Jemmars

Muhibbin. (2007).Psikologi Pendidikan.Remaja Rosdakarya. Bandung.

(44)

Slameto. 1985. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Reneka Cipta.

Surakhmad, Winarno. 1987. Dasar dan Teknik Penelitian. Usaha Nasional. jakarta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Salamah. 2004.Ansalisis dan Menejemen. Gramedia. Jakarta

Wahab Aziz, Abdul. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta . Bandung

Gambar

Gambar Diagram Penelitian (Arikunto, 2007:16)
Tabel 1 Data hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tipe eksplanatif ini penelitian akan memfokuskan pada penelitian studi pustaka (library research), dengan menggunakan tipe diatas penelitian ini dilakukan dengan alasan

[r]

Pada dasarnya, tujuan suatu sistem informasi berbasis komputer adalah untuk membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah manajerial atau organisasi secara lebih cepat dan

Variabel yang memiliki nilai koefisien terbesar adalah luas lahan tidak produktif tahun 2010 dengan nilai koefisiensi sebesar 0.755, artinya semakin luas lahan

Kertas kerja Mahasiswa bisa menjelaskan pengaruh persepsi dalam pembentukan citra konsumen terhadap suatu produk.. 6 Pembentukan dan

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui lebih jauh terkait perbedaan pada anak berstatus gizi normal dan gemuk dalam hal konsumsi makanan tradisional dan fast

Membuat aplikasi yang dapat dikombinasikan dengan sensor yang terdapat di slot parkir menggunakan mikrokontroller untuk memberikan informasi keberadaan kendaraan di slot