Pertanggung jawaban korporasi pada kasus PT.lapindo brantas menurut persepektif hukum islam
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Tidak konsistennya Majelis Hakim menerapkan ketentuan tindak pidana yang didakwakan, karena Majelis Hakim dalam membuktikan unsur "barang siapa" dan unsur "yang dengan
29, menyatakan bahwa : Secara lebih konkrit hal tersebut terlihat dalam Pasal 51 W.v.S (KUHP Belanda) yang telah diperbaharui pada tahun 1976, sebagai berikut : 1) “Tindak
Jika ternyata dalam prakteknya korporasi tersebut lalai dengan tidak mengindahkan kewajiban yang telah ditetapkan dalam hukum positif, maka hakim dapat menjatuhkan sanksi
Dalam KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), tidak ada penjelasan yang pasti mengenai korporasi sebagai subjek hukum pidana, dikarenakan secara teoritis, subjek hukum yang
Azas ini mengandung arti bahwa seseorang tidak dapat dibebani pertanggungjawaban pidana karena telah melakukan suatu tindak pidana apabila dalam melakukan perbuatan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi di wilayah hukum Polda Bali, juga untuk mengetahui bagaimana Polda
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Tindak Pidana oleh Korporasi; Solusi Sementara Upaya Meminta Pertanggungjawaban Pidana
Permasalahan yang dihadapi meliputi: 1 Bagaimana sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan oleh Toserba Pajajaran Ciamis?, 2 Bagaimana sistem penilaian kinerja perusahaan yang