• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PT. ALBASI PRIANGAN LESTARI (Studi Kasus Putusan No.155 /PID.SUS/2013/PN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PT. ALBASI PRIANGAN LESTARI (Studi Kasus Putusan No.155 /PID.SUS/2013/PN."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

“PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PT. ALBASI

PRIANGAN LESTARI” (Studi Kasus Putusan No.155

/PID.SUS/2013/PN.CMS)”

SKRIPSI

SYARI FATUL HANDAYANI

1210611051

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”JAKARTA

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

2017

(2)

i

“PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PT. ALBASI

PRIANGAN LESTARI” (Studi Kasus Putusan No.155

/PID.SUS/2013/PN.CMS)”

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum

SYARI FATUL HANDAYANI

1210611051

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”JAKARTA

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

2017

(3)
(4)
(5)
(6)

v

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PT. ALBASI

PRIANGAN LESTARI” (Studi Kasus Putusan

No.155/PID.SUS/2013/PN.CMS)

Syari Fatul Handayani

Abstrak

Pertanggungjawaban pidana korporasi berbeda dengan subjek hukum orang atau manusia. Pertanggungjawaban pidana bagi korporasi lebih condong kepada tindakan administrasi maupun pemulihan kondisi sebelumnya, seperti perbaikan pengelolaan limbah maupun pemulihan lingkungan untuk tindak pidana lingkungan hidup. Penelitian tentang “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup Oleh PT Albasi Priangan Lestari, bertujuan untuk mengetahui tindak pidana di bidang lingkungan hidup yang diatur dalam hukum positif Indonesia, pertanggungjawaban pidana terhadap korporasi dalam tindak pidana di bidang lingkungan hidup, dan pemidanaan terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana pencemaran lingkungan hidup terhadap kasus PT. Albasi Priangan Lestari. Tindak pidana di bidang lingkungan hidup dalam hukum positif Indonesia secara khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tindak pidana di bidang lingkungan hidup dapat dikenakan KIHP sebagai induk peraturan pidana di Indonesia dengan ketentuan perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur pidana yang terdapat dalam KUHP dan tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 sebagaimana azas lex specialis derogatlegi generali. Pertanggungjawaban pidana terhadap korporasi dalam tindak pidana di bidang lingkungan hidup yaitu perbuatan yang dilakukan dalam hubungannya dengan korporasi harus dipandang sebagai perbuatan yang dilakukan oleh pengurus korporasi, jadi penguruslah yang bertanggung jawab. Korporasi yang melakukan tindak pidana di bidang lingkungan hidup harus dapat dipertanggungjawabkan terhadapnya sebagaimana diatur dalam Pasal 116 s/d 120 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Pemidanaan terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana di bidang lingkungan hidup terhadap kasus PT. Albasi Priangan Lestari berdasarkan KUHAP.

(7)

vi

CRIMINAL LIABILITY OF CORPORATE ENVIRONMENTAL

POLLUTION BY PT. ALBASI Priangan LESTARI "(A Case Study

of Decision No. 155 / PID.SUS / 2013 / PN.CMS)

Syari Fatul Handayani

Abstract

Corporate criminal liability is different from the law or human subject. Criminal liability for corporations are more inclined to the actions of the administration and recovery of previous conditions, such as improvement of waste management and environmental recovery for environmental crime. Research on "Criminal Liability of Corporate Crime of Environmental Pollution by PT Albasi Priangan Lestari, aims to determine criminal offenses in the environmental field is regulated in Indonesian positive law, criminal liability against the corporation in criminal activities in the environmental field, and conviction of the corporation committed the crime of environmental pollution case against PT. Albasi Priangan Lestari. The criminal act in the environmental field in Indonesian positive law is specifically regulated in Law Number 32 of 2009 on the Protection and Environmental Management. The criminal act in the environmental field as a parent can be charged KIHP criminal laws in Indonesia with the provisions of the act meets the elements of crime contained in the Criminal Code and not regulated in Law No. 32 of 2009 as well as the principle of lex generali derogatlegi. Criminal liability against the corporation in criminal activities in the environmental field that acts committed in relation to the corporation must be viewed as acts committed by the management corporation, so penguruslah responsible. The corporation commits an offense in the environmental field should be accountable to it under Article 116 s / d 120 of Law No. 32 of 2009. Punishment against the corporation committing criminal offenses in the environmental field to the case of PT. Albasi Priangan Lestari by the Criminal Procedure Code.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2016 ini, dengan judul “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pencemaran Lingkungan Oleh PT. Albasi Priangan Lestari (Studi kasus putusan No. 155/PID.SUS/2013/PN.CMS)”.

Terima kasih penulis ucapankan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Eddy S. Siradj, M.Sc.Eng, selaku Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

2. Ibu Dwi Desi Yayi Tarina, S.H, M.H, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

3. Bapak Dr. M. Ali Zaidan, DH., MHum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

4. Bapak Subur, SE., MM, Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

5. Bapak Suherman, SH., LLM, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

6. Bapak Andriyanto Adhi Nugroho,S.H., MH., Selaku Kaprogdi Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

7. Bapak Heru Suyanto SH, MH, CLA., selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta dan selaku Pembimbing Skripsi sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Sekretaris Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

9. Kedua Orang Tua penulis, Ayah Abdul Rohman dan Ibu Sutikah, Adik Farros Mubarok. Terima kasih atas curahan kasih dan sayangnya yag tiada henti, atas semangat, dukungan serta doa-doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Rezandika Yusman Bhinekas yang memberi dorongan serta semangat dalam penyelesaian skripsi.

(9)

viii 11. Sahabat dan kawan terbaik Dwi Rahma, Yesi, Devi, Wati, Ayu, Belvi, Mutia, Sarah, Dianita, yang dengan mereka penulis bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan studi S1 Ilmu Hukum.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan civitas akademik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Jakarta, 16 Januari 2017

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSYATAAN ORISINALITAS ... ii

PERSTUJUAN PUBLIKASI ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Penulisan ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual ... 6

1.6 Metode Penelitian ... 10

1.7 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA KORPORASI ... 13

II.1. Pengertian Korporasi ... 13

II.2. Perkembangan Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana ... 16

II.3. Tindak Pidana Korporasi ... 20

II.4. Perkembangan Teori-Teori Pertanggungjawaban Pidana Korporasi 23 II.5. Sistem Pertanggungjawaban Korporasi Mengenai Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup ... 26

II.6. Sanksi Tindak Pidana Lingkungan Hidup ... 28

BAB III ANALISIS PUTUSAN NOMOR: 155/PID.SUS/2013/PN.CMS 33 III.1. Kasus Posisi ... 33

a. Dakwaan Jaksa Pentuntut Umum (JPU) ... 34

b. Keterangan Saksi ... 37

c. Keterangan Terdakwa ... 52

d. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ... 52

e. Pertimbangan Hakim ... 54

f. Amar Putusan ... 62

(11)

x

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN ..

... 67

IV.1. Pertanggungjawaban Tindak Pidana Korporasi Pencemaran Lingkungan Hidup ... 67

a. Pencemaran Lingkungan Hidup ... 69

b.Pertanggungjawaban Pidana ... 70

IV.2. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan ... 71

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ... 83 V.2. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita Acara Sidang Skripsi

Lampiran 2 Revisi Hasil Sidang Komprehensif/Skripsi Lampiran 3 Kartu Monitoring Bimbingan Skripsi Lampiran 4 Putusan

Referensi

Dokumen terkait

a. Besarnya gaji yang dibayar kepada setiap pegawai harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tingkat pendidikan, jabatan pekerja,

Responden pada penelitian ini berjumlah 60 bayi dengan umur 10 hari - 3 bulan di BPS Saraswati yang dibagi menjadi 2 kelompok, 30 bayi pada kelompok yang dilakukan

Based on the theory on types of racial discrimination, the first poem, Merry-Go-Round depicted that African Americans experienced segregation, denial, and institutional

Pendapatan Komprehensif Lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia utk dijual (45%)a. Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)

Kawasan berikat adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean Indonesia yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri

 Principle 4: from learners to users  learning language elements, skills, and startegies  how to use/blend all these. 3/29/2017 ESP - I Made Sujana - the University of

kontrak mengenai withholding tax , sehingga saat pemeriksaan pajak perusahaan wajib1. membayar

Penghasilan yang menjadi objek pajak adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar