Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PENENTUAN BILANGAN IODIN
DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED
BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
KARYA ILMIAH
DISUSUN OLEH :
ANDI GILBERT PANGGABEAN 062401005
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PENENTUAN BILANGAN IODIN
DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED
BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya
ANDI GILBERT PANGGABEAN 062401005
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III KIMIA ANALIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE
PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED AND DEODORIZED PALM STEARIN
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : ANDI GILBERT PANGGABEAN
Nomor Induk Mahasiswa : 062401005
Program Studi : D3 KIMIA ANALIS
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2009
Diketahui/ disetujui oleh : Program Studi D3 Kimia Analis
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PERNYATAAN
PENENTUAN BILANGAN IODIN
DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
PENGHARGAAN Syalom,
Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Yesus Kristus, karena atas Berkat dan kasihNyalah,maka penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul PENENTUAN BILANGAN IODIN DALAM CRUDE PALM STEARIN DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Penulis di Program D-III Kimia Analis pada Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam USU. Didalam membuat Karya Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil. Dengan demikian Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua Saya yakni RE. PANGGABEAN dan K.br SARAGIH yang telah memberikan bantuan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
2. Ibu DR. Rumondang Bulan, M.S Selaku Ketua Departemen Program Studi Kimia FMIPA USU.
3. Ibu Drs.Marpongahtun, M.Sc Selaku Koordinator Jurusan D-III Kimia Analis
4. Bapak Zul Alkaf, BSc sebagai pembimbing lapangan di PT. PALMCOCO LABORATORIES yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan, serta memberi masukan – masukan ilmu kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
5. Bapak Lamek Marpaung, M.Phil, Ph.D. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
7. Seluruh Pengurus dan juga Anggota GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Komisariat FMIPA USU yang telah banyak memberi Dorongan Semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Medan, Juni 2009 Penulis
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
ABSTRAK
Bilangan iodin merupakan parameter mutu dari minyak dan lemak. Bilangan iodin menyatakan ukuran ketidakjenuhan minyak dan berkaitan dengan kandungan asam lemak tak jenuh di dalam minyak. Penentuan bilangan iodin ini dapat dilakukan dengan metode Wijs dengan menggunakan pelarut campuran sikloheksan - asam asetat glasial (1 : 1).
Dari hasil analisis diperoleh bilangan iodin dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Dumai 30,74 g I2/100 g, lebih besar dari Refined
Bleached Deodorized Palm Stearin Padang 30,16 g I2/100 g dan Refined
Bleached DeodorizedPalm Stearin Belawan 30,24 g I2/100 g.
Hasil analisis bilangan iodin dari Crude Palm Stearin Dumai 32,80 g I2/100 g ,lebih besar dari Crude Palm Stearin Padang 31,18 g I2/100 gr dan
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DETERMINATION OF IODINE VALUE IN CRUDE PALM STEARIN AND REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN
ABSTRACK
Iodin value is also the quality parameter for fats and oil. Iodin value shows the level of unsaturation of oil and related to the unsaturated fatty acid contents in oil. The iodin value can be determined with Wijs method by using a mixture of cyclohexane – acetic acid glacial (1 : 1) solvent.
Based on analysis for the iodine value of Refined Bleached Deodorized Palm Stearin from Dumai 30,74 g I2/100 g,more high than comparison Refined
Bleached Deodorized Palm Stearin from Padang 30,16 g I2/100 g and Refined
Bleached DeodorizedPalm Stearin from Belawan 30,24 g I2/100 g.
Hasil analisis bilangan iodin dari Crude Palm Stearin from Dumai 32,80 g I2/100 g ,more high than comparison Crude Palm Stearin from Padang 31,18 g
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR ISI
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 4
2.4.2 Pengaruh Bilangan Iodin Terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit 16
2.5 Standar Mutu 17
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat 19
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.4 Data 26
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 28
4.2 Saran 28
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR TABEL
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat sesuai tumbuh di iklim tropis.. Menurut para peneliti, tanaman kelapa sawit berasal Afrika yaitu kawasan Nigeria di Afrika Barat dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848. Tanaman kelapa sawit tumbuh subur di daerah tropik. Indonesia merupakan daerah tropik yang sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati khususnya daerah Sumatera Utara.Minyak sawit merupakan sumber minyak nabati di pasaran lokal maupun internasional sehingga menjadi komoditi penting bagi perekonomian negara Indonesia, antara lain karena peranan minyak sawit cukup besar terhadap pendapatan nasional dan sebagai penghasil devisa negara. Minyak sawit dapat didistribusikan menjadi produk – produk minyak/lemak seperti sabun, margarin, lilin, pelumas yang dapat diperoleh dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minya menjadi bahan ba minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, renda memiliki kandunga ba
Minyak inti menjadi bahan baku minya Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai baha yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Untuk meningkatkan mutu minyak yang dihasilkan, produsen perlu melakukan pengawasan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi mutu minyak tersebut. Faktor – faktor tersebut adalah bilangan iodin karena hal tersebut sangat mempengaruhi penampilan dan sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan.
Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk memilih judul “Penentuan Bilangan Iodin dari Crude Palm Stearin dan Refined Blezched Deodorized”.
1.2. Permasalahan
Apakah bilangan iodin dari Crude Palm Stearin dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin telah memenuhi standar mutu perdagangan.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bilangan iodin dari Crude Palm Stearin
2. Untuk mengetahui bilangan iodin dari Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis gunensis JACQ) termasuk dalam famili Palmae dan terdiri dari beberapa jenis antar lain : tenera, dura dan psifera. Jenis tanaman swit yang banyak digunakan adalah jenis tenera yang merupakan persilangan antara jenis dura dan psifera. Jenis ini banyak digunakan karena menghasilkan minyak yang lebih banyak daripada jenis lainnya.
Minyak sawit diperoleh dari lapisn serabut atau kulit buah melalui proses pengolahan yang disebut dengan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang berwarna kuning kecoklatan.
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas – varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah,varietas tersebut antara lain :
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
1. Dura 2. Psifera 3. Maco carya 4. Tenera
5. Dwikka – wakka (Ketaren, S 1998)
2.1.1. Sejarah Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elais Guinensis Jack) berasal dari Nigeria,Afrika barat meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil di bandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua Nugini.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
sebesar 576 ton ke negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.( Fauzy, Y., 2003)
2.1.2. Penyebaran Kelapa Sawit
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah men jadibahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
umpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran m akanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
• Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. • Mesoskarp, serabut buah
• Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adala
2.2. Pengolahan Buah Kelapa Sawit
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
disebut sebagai periode matang (the mature periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar ( Fresh Fruit Bunch).
Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar.
Dan terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati. Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman yang sangat bernilai ekonomis, dimana hampir semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (Crude Palm oil) sedangkan buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20%, sedangkan PK 2.5%. Sementara itu cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap (Boiler).
Proses pengolahan buah kelapa / Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk menghasilkan Minyak sawit, dapat dilakukan dengan cara modern maupun secara konvensional. Pada tahap awal proses pengolahan yaitu proses pemerasan (pengempaan) daging buah kelapa sawitakan dihasilkan Minyak Sawit Mentah / Kasar yang populer dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO).
Melalui proses pengolahan lebih lanjut yaitu proses frakasinasi akan dihasilkan 2 macam produk :
1. Stearin
Merupakan fraksi padat dari minyak kelapa sawit. 2. Olein
Yaitu bagian dari minyak kelapa sawit yang merupakan fraksi Cair.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. (http://elearning.unej.ac.id/)
2.2.1. Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit terdiri dari empat macam varietas yaitu tipe macrocarya, dura, tenera, dan psifera.
Komponen minyak umumnya terdiri dari trigliserida yang memiliki banyak asam – asam lemak yang tidak jenuh, sedangkan komponen lemak memiliki asam – asam lemak yang jenuh. Minyak kelapa sawit (CPO) dapat dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh (oleat) yaitu yang berupa minyak dan yang banyak mengandung asam lemak jenuh (strearat) yaitu yang berupa lemak yang banyak dijual di pasaran dalam negeri sebagai minyak padat dengan berbaga merk. Bagian minyak yang banyak mengandung stearat disebut stearin.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
meningkatkan efisiensi produksi, CPO tersebut harus memenuhi standar mutu, dimana dengan adanya standar mutu tersebut pembeli akan merasa dilindungi dari segi mutu maupun kualitas CPO yang hendak dibelinya.
Seperti jenis minyak lain, minyak sawit tersusun dari unsur – unsur C, H, O. Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam palmitat (45%) dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa. Secara lebih rinci komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam ketiga jenis minyak nabati tersebut akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi Asam lemak januh dan Asam lemak tidak jenuh Asam Lemak Jumlah
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Asam Lemak
Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak yang membentuk trsigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair. Jika terjadi penguraian minyak sawit, misalnya dalam proses pengolahan, maka akan didapatkan berbagai jenis asam lemak dan bahan kimia gliserol yang jumlahnya sekitar 10 % dari bahan baku minyak sawit yang dipergunakan. Masing – masing bahan kimia tersebut mempunyai ruang lingkup penggunaan yang tidak sama, sehingga dari bahan itu dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang siap pakai atau bahan setengah jadi.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Memang, jenis minyak yang mengandung asam lemak jenuh dalam konsentrasi tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama gejala penebalan pembuluh darah arteri (artherosclerosis)dan pengentalan darah dalam pembuluh darah (arterial thrombosisi).
Walaupun kadar asam lemak jenuh dalam minyak sawit mencapai 50%, tapi kenyataan menunjukkan bahwa minyak sawit merupakan minyak yang istimewa sebab penggunaannya tidak menimbulkan gangguan arteri. Dari serangkaian percobaan membuktikan bahwa asam lemak jenuh yang berantai panjang (mengandung atom C lebih dari 20), lebih besar kemungkinannya menyebabkan penggumpalan darah, dibandingkan yang berantai pendek. (Winarno, F.G., 1997)
2.2.2. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C. .(www.google.co.id)
2.2.3. RBD Palm Stearin
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.(www.google.co.id)
2.3. Penentuan Bilangan Iodin
Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh.Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap.
Angka iod dinyatakan sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram minyak atau lemak.
Penentuan angka iodin dapat dilakukan dengan cara Hanus atau cara Kaufmaun dan Von Hulb atau cara Wijs. (Sudarmadji,S.,1996)
2.3.1. Cara Wijs
Ketepatan dari penentuan bilangan iodin dapat dipengaruhi oleh masa yang panjang dari reagen wijs, atau dari larutan tiosulfat. Biasanya reagen Wijs dan Hanus begitu baik dalam reaksinya ketika digunakan dengan sterol, beberapa pengganti menggantikan penambahan yang diinginkan. Dianjurkan untuk mengurangi pelarut toksik, seperti sikloheksan, dapat digunakan metode Wijs.Bagaimanapun, alterntif ini dilaporkan untuk memberikan penilaian yang tinggi dalam minyak dari bilangan iodin yang rendah seperti pada inti sawit atau kelapa sawit.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Minyak sebanyak 0.1 sampai 0,5 gram dalam 10 ml khloroform atau karbon tetra klorida kemudian ditambahkan 25 ml larutamn iodin bramida dalam asam asetat glasial. Dibiarkan selama satu jam maka akan terjadi pengikatan iodin oleh minyak pada ikatan rangkapnya selama ini dibiarkan ditempat gelap. Iodin sisa dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,1N menggunakan indikator Amilum, akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru. Titrasi sampel misal (= ts) ml. Untuk mengetahui iodin mula-mula dalam reagen maka dilakukan perlakuan blanko dengan jalan yang sama. Titrasi blanko misal tb ml.
Angka Iodin = (tb - ts) x N.Na2S2O3 x BA Iod x 100
Bobot contoh (gram) x1000 = (tb - ts) x N.Na2S2O3 x 12.69
Bobot contoh (gram) (Sudarmadji,S.,1996)
2.3.3. Titrasi Iodometri
Titrasi iodometri dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I2 yang
dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning-muda, dan seterusnya, sampai akhirnya lenyap.
Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambahkan amilum ke dalam larutan sebagai indikator. Amilum dengan I2 membentuk suatu kompleks
berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Pada titik
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila Yod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya yang kuning- muda). Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus yod dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila yod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir titrasi.
2.4. Bilangan Iodin
2.4.1. Pengertian Bilangan Iodin
Bilangan iodin adalah jumlah gram iodin yang diserap dalam 1 gram minyak. Atom – atom karbon tidak jenuh dari asam lemak menyerap iodin berdasarkan reaksi berikut : - CH = CH - + I2 - CHI – CHI - .
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
dengan 0,100 N natrium thiosulfat. Bilangan iodin = ( B – S ) x 0,100 N thiosulfat x 12,7/g minyak ; dimana B = volume titrasi blanko dalam ml dan S = volume titrasi sampel dalam ml.
2.4.2. Pengaruh Bilangan Iodin Terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit
Bilangan Iodin menyatakan derajat ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh. Banyak iodium yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap dimana asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh.
Adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh akan memudahkan terjadinya oksidasi di udara atau jika ada air dan dipanaskan. (Shahidi, 2005)
2.5. Standar Mutu
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : bilangan iodin, kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida, dll.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat – sifat fisiknya, antara lain titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan iodin. Sedangkan yang kedua, yaitu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas (ALB,FFA), air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting.
Ada beberapa standar mutu yang dipakai untuk menentukan kualitas dari minyak sawit, yaitu antara lain : standar mutu PORAM dan MEOMA.
Sebagai acuan standar mutu minyak sawit dan hasil olahan minyak sawit digunakan standar PORAM.
Tabel 2. Standar Mutu MEOMA
Tabel 2.1. Refined, Bleached & Deodorised (RBD) Palm Stearin
FFA (As.Palmitic) 0.2% maks
M & I 0.15% maks
I.V (Wijs) 44 min
M.Pt degrees C (AOCS Cc3-25) 44 maks Colour (5¼”Levibond cell”) 3 red maks
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
FFA (As. Palmitic) 0.25% maks
M & I 0.15% maks
I.V (wijs) 48 maks
M.Pt degrees C (AOCS Cc-3-25) 44 min
(FOSFA Internasional, 2001)
Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Selain itu, ada beberapa faktor yang langsung berkaitan dengan standar mutu minyak sawit seperti di bawah ini :
- Free Fatty Acid (FFA) (As Palmitic) - Moisture % impurities (M&I) - Peroxide value
- Colour (5 1/4" Lovibond Cell) - Saponifiable Matter
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Profat
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari
pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini : Crude Palm Oil
Palm Kernel Fatty Acid Palm Kernel
Palm Kernel Expeller (PKE) Palm Cooking Oil
Refined Palm Oil (RPO)
Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) Palm Kernel Pellet
Palm Kernel Shell Charcoal
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
alami sudah mengandung vitamin E yang dapat berfungsi sebagai pengawet atau antioksidan.
Spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan.
(http://elearning.unej.ac.id/)
BAB 3
BAHAN DAN METODA 3.1. Alat-alat
- buret kapasitas 50 ml - neraca analitik
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- pipet volume 20 ml
- Crude Palm Stearin (CPS)
- Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBD. PS) - Larutan Kalium Iodida (KI) 15%
- Larutan Indikator Amilum 1%
- Larutan Kalium dikromat K2Cr2O7 0,1 N
- Sikloheksan : Asam asaetat glasial (1:1) - Aquadest bebas CO2
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Larutan Wijs - HCl (p)
3.3. Prosedur
3.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi Pembuatan KI 15%
- Ditimbang 15 gram kristal KI
- Dilarutkan dengan aqudest sampai 100 ml - Dihomogenkan
Pembuatan Indikator Amilum 1% - Ditimbang 1 gram amilum
- Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2
- Ditambahkan aquadest sampai 100 ml - Diaduk segera dan didinginkan
Pembuatan Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1N
- Ditimbang 1,5013 gram kristal Kalium dikromat - Dilarutkan dengan aquadest sampai 1000 ml - Dihomogenkan
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Pembuatan Na2S2O3 0,1009 N
- Ditimbang gelas beaker 250 ml kemudian di nol kan
- Dimasukkan 15,8 gram kristal Na2S2O3.5H2O ke dalam gelas beaker
tersebut
- Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 dengan menggunakan magnetik
stirrer
- Dipindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 1000 ml, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan dengan magnetik stirrer
Standarisasi Na2S2O3 0,1009 N
- Ditimbang gelas beaker 250 ml kemudian di nol kan
- Dimasukkan 1,5013 gram kristal K2Cr2O7 0,1 Ndan dilarutkan dengan
aquadest bebas CO2 dengan menggunakan magnetik stirrer
- Dipindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 250 ml kemudian diencerkan dengan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda
- Dihomogenkan dengan magnetik stirrer
- Setelah larutan homogen kemudian dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup 250 ml
- Ditambah 20 ml KI 15%
- Ditambah 5 ml HCl(p) lalu dikocok kemudian didiamkan selama 5 menit
- Dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,1009 N (sampai warna ungu
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Dititasi kembali sampai terbentuk larutan berwarna hijau jernih - Dicatat volume Na2S2O3 0,1009 N yang digunakan
Perhitungan :
N Na2S2O3 = gram K2Cr2O7 x 100 x 6
ml Na2S2O3 x 294,21
Pembuatan Aquadest Bebas CO2
- Dimasukkan aquadest ke dalam gelas beaker 800 ml
- Kemudian dipanaskan di dalam water bath sampai tidak ada gelembung udaranya
3.3.2 Penyedian Sampel - Untuk Sampel CPS
Dihomogenkan dengan memanaskannya di dalam oven pada suhu ± 80oC - Untuk Sampel RBD PS
Dihomogenkan dengan memanaskannya di dalam oven pada suhu ± 80oC
3.3.3 Prosedur Penentuan Bilangan Iodin
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
- Ditambahkan 20 ml larutan campuran sikloheksana dengan asam asetat glasial (1:1)
- Ditambahkan lagi 25 ml larutan wijs (Icl), dikocok sampai semua minyak terlarut dan bercampur dengan baik,ditutup Kemudian didiamkan selama 30 menit di dalam ruang gelap
- Ditambahkan 20 ml KI 15% dan ditambahkan juga dengan perlahan-lahan 40 ml aquadest
- Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1009 N sampai mendekati titik akhir titrasi ,lalu
ditambahkan indikator amilum 1%
- Dilanjutkan titrasi sampai larutan tidak berwarna - Dicatat volume Na2S2O3 0,1009 N yang digunakan
- Dilakukan perlakuan yang sama untuk Blanko (Palmcoco Laboratories)
BAB 4
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
4.1. Data
I. DATA HASIL PENELITIAN BIL. IODIN pada RBD PALM STEARIN BELAWAN /
PADANG / DUMAI
II. DATA HASIL PENELITIAN BIL. IODIN pada CRUDE PALM STEARIN BELAWAN /
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
4.2. Pembahasan
Bilangan iodin menyatakan jumlah gram iodin yang diserap dalam 1 gram minyak. Bilangan Iodin menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, bilangan iodin yang tinggi menunjukkan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Bilangan iodin tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata bilangan iodin RBD. Palm Stearin yang lebih rendah daripada rata-rata bilangan iodin Crude Palm Stearin, hal ini menandakan bahwa dalam RBD. Palm Stearin terdapat Asam Lemak Jenuh Stearat yang lebih banyak dibandingkan dengan Asam Lemak Jenuh Stearat yang terdapat dalam Crude Palm Stearin
Standar mutu minyak untuk CPS untuk parameter bilangan iodin adalah 48 mg/g. Sedangkan standar mutu untuk RBD PS untuk parameter bilangan iodin adalah 44 mg/g.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang saya lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
- Hasil analisa bilangan iodin Crude Palm Stearin dengan pelarut campuran sikloheksan-asam asetat glasial (1:1) adalah:
a. CPS Belawan = 31,16 g I2/100 g
b. CPS Padang = 31,19 g I2/100 g
c. CPS Dumai = 32,80 g I2/100 g
- Hasil analisa bilangan iodin RBD. Palm Stearin dengan pelarut campuran sikloeksan-asam asetat glasial (1 : 1) adalah:
a. RBD PS Belawan = 30,24 g I2/100 g
b. RBD PS Padang = 30,16 g I2/100 g
c. RBD PS Dumai = 30,74 g I2/100 g
- Rata – rata bilangan iodin pada Crude Palm Stearin lebih besar dibandingkan dengan rata – rata bilangan iodin RBD. Palm Stearin - Hasil analisa bilangan iodin yang diperoleh secara analisis telah
memenuhi standar mutu 5.2. Saran
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
Andi Gilbert Panggabean : Penentuan Bilangan Iodin Dalam Crude Palm Stearin Dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S.,2005, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Edisi Pertama, UI Press, Jakarta.
Fauzy, Y., 2003, Kelapa Sawit, Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, Cetakan Kedelapan, Gramedia
Media Pustaka, Jakarta.
Shahidi, 2005, Bailey’s Industrial Oil ang Fats Products, Sixth Edition, Jhon Willey & Sons Inc, New Jersey.
FOSFA Internasional, 2001, Technical Manual, Fosfa Qualification and Procedures For Ship Engaged In The Carriage Of Oil And Fat In The Bulk For Edible And Oleochemical Use, Appendix X, London.