• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Bilangan Iodin Pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) Dengan Pelarut Tunggal dan Pelarut Campuran Di PT.Palmcoco Laboratories

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Bilangan Iodin Pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) Dengan Pelarut Tunggal dan Pelarut Campuran Di PT.Palmcoco Laboratories"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Amang,B.,1996,Minyak Kelapa Sawit.Bank Bumi Daya.Jakarta.

Eckey,S,W.,1955,Vegetable Fat and Oil.Reinhold Publishing Corporation.New York.

Fauzy, Y., 2003, Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Harjadi,W.1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta :

Ketaren, S.,2005, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta.

Lawson,H.W.1985.Standards For Fats & Oils.Amerika : United Stated.

Ketaren, S.2012, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta.

Shahidi,2005,Bailey’s Industrial Oil ang Fats Products,Sixth Edition,jhon Willey &

Sons Inc.New jersey

(2)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Alat

- Neraca Analitis Kern Abs

- Beaker Glass 100 ml

- Beaker Glass 250 ml

- Magnetic Stirer - Spatula

- Hotplate Stirer

- Gelas Ukur 50 ml

- Gelas Ukur 100 ml

- Erlenmeyer 250 ml

- Pipet Volume 20 ml

- Pipet Volume 25 ml

- Buret 50 ml

(3)

3.2 Bahan

- Sampel CPKO Wilayah Dumai - Sampel RB PKO Wilayah Dumai - Aquadest

- Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)

- Kalium Iodida (KI) - Indikator Amilum - Larutan Wijs

- Kristal Kalium Dikromat (K2Cr2O7)

- Larutan Sikloheksana - Larutan Asam Asetat glasial - Larutan Karbon Tetra Klorida

3.3 Prosedur

3.3.1. Penyediaan Sampel

(4)

3.3.2. Pembuatan Larutan Pereaksi

3.3.2.1.Prosedur Pembuatan Larutan Indikator Amilum 1%

a) Ditimbang sebanyak 0,5 g serbuk amilum kedalam beaker glass 100 ml

b) Dilarutkan dengan aquadest hingga 50 ml

c) Dipanaskan dengan menggunakan hotplate sambil diaduk dengan magnetic stirrer hingga menjadi 50 ml

3.3.2.2. Prosedur Pembuatan Larutan KI 15%

a) Ditimbang sebanyak 18 g serbuk KI kedalam beaker glass 250 ml

b) Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 120ml dan diaduk hingga larut sempurna dengan menggunakan spatula

3.3.2.3. Prosedur pembuatan Larutan Na2S2O3.5H2O

a) Ditimbang 24,821 g Kristal Na2S2O3.5H2O dalam beaker glass 250 ml

b) Dilarutkan dengan aquadest

(5)

3.3.2.4. Prosedur Standarisasi Larutan Na2S2O3.5H2O

a) Ditimbang 1,5424 g Kristal K2Cr2O7 dalam beaker glass 100 ml

b) Dilarutkan dengan aquadest

c) Dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml

d) Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas e) Dihomogenkan dengan stirrer

f) Dipipet 25 ml K2Cr2O7

g) Dimasukkan kedalam 20 ml larutan KI 15% h) Dimasukkan kedalam Erlenmeyer stopper 250 ml

i) Ditambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan menggunakan pipet volume j) Ditambahkan 10 ml HCl(P) dengan pipet volume

k) Didiamkan selama 15 menit dalam ruang gelap

l) Dititrasi dengan larutan standart Na2S2O3 hingga menjadi warna hijau tua

m) Ditambahkan 5 ml indikator amilum 1%

n) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 hingga terjadi perubahan menjadi hijau muda

o) Dicatat volume titik akhir titrasi

3.4. Prosedur Penentuan Bilangan Iodin

a) Ditimbang sampel kedalam Erlenmeyer 250 ml sebanyak 1 g

b) Ditambahkan 20 ml sikloheksana – asam asetat glasial (1:1) dengan menggunakan pipet volume

c) Ditambahkan 25 ml larutan wijs dengan menggunakan pipet volume d) Ditutup Erlenmeyer

(6)

f) Disimpan /didiamkan diruang gelap selama 30 menit

g) Ditambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan menggunakan pipet volume

h) Dititrasi dengan larutan standart Na2S2O3 0,1 N sampai terjadi perubahan warna

menjadi kuning pucat

i) Ditambahkan 1-2 ml indikator amilum dan titrasi dilanjutkan lagi sampai warna biru tepat hilang

(7)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

(8)

Tabel 4.2 Data CPKO dan RBD PKO dari Wilayah Dumai dengan menggunakan pelarut campuran (Asam Asetat + Sikloheksana) (1:1).

Deodorised Palm Kernel Oil (RBD PKO) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Bilangan Iodin

Salah satu contoh perhitungan dari data Hasil Penentuan Bilangan iodine pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dilaboratorium PT. Palmcoco Laboratories adalah :

(9)

4.3 Pembahasan

Bilangan iodin menyatakan jumlah gram iodin yang diserap dalam 1 gram minyak. Bilangan Iodin menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, bilangan iodin yang tinggi menunjukkan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Bilangan iodin tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bilangan iodin pada CPKO dengan mengggunakan pelarut campuran dan pelarut tunggal sudah memenuhi standart mutu, bilangan iodin pada RBD PKO dengan menggunakan pelarut campuran dan pelarut tunggal sudah memenuhi standart mutu. Bilangan iodin baik dengan pelarut campuran maupun tunggal relatif sama, karena tidak ada perubahan komposisi asam-asam tidak jenuh.

Perbedaan bilangan iodin dengan pelarut campuran lebih tinggi dibandingkan pelarut tunggal, hal ini disebabkan karna pada pelarut campuran reaksi pembentukan I2 nya lebih

(10)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penenlitian yang dilakukan perbandingan penentuan bilangan iodin (IV) pada Crude Palm Krenel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorised Palm Kernel Oil (RBD PKO) dari wilayah Dumai dengan menggunakan pelarut campuran Asam Asetat-Sikloheksana dan pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Bilangan Iodin (IV) dengan menggunakan Pelarut campuran Asam Asetat + Sikloheksana (1:1) adalah:

CPKO = 17.68 g I2/100 g

RBD PKO = 17.70 g I2/100 g

b) Bilangan Iodin (IV) dengan menggunakan Pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida adalah:

CPKO = 17,43 g I2/100 g

RBD PKO = 17,40 g I2/100 g

c) Bilangan Iodin (IV) dengan menggunakan Pelarut campuran Asam Asetat + Sikloheksana (1:1) dan Pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida adalah :

CPKO = 17.68 g I2/100 g

CPKO = 17.43 g I2/100 g

d) Bilangan Iodin (IV) dengan menggunakan Pelarut campuran Asam Asetat + Sikloheksana (1:1) dan pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida adalah :

RBD PKO = 17.70 g I2/100 g

(11)

5.2. Saran

a. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti sampel dengan parameter yang berbeda seperti bilangan penyabunan, bilangan peroksida, ataupun asam lemak bebas dll.

b. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya meneliti bilangan iodin sampel CPKO dan RBD PKO yang berasal dari Bengkulu, Pekan Baru dan Jambi.

(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat meskipun ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena banyak ditemukan species kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan Afrika. Pada kenyataanya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya, seperti Malasya, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.

Kelapa Sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersil pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukan diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunsn kelapa sawit di Indonesia.

(13)

2.2 Varietas Kelapa Sawit

Dikenal banyak jenis kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Namun diantara varietas tersebut terdapat varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan varietas lainnya, diantaranya terhadap hama dan penyakit, produksi tinggi serta kandungan minyak yang dihasilkan tinggi (Fauzi, 2003).

Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

1. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Psifera, Tenera, Maccrocarya dan Dwikka-wakka.

2. Varietas berdasarkan warna buah

Berdasarkan ketebalan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Nigrescens, Virescens dan Albescens.

3. Varietas Unggul

(14)

2.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolnya dari tempat pengumpulan hasil ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingnya (Fauzi, 2003).

2.4 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

(15)

Tabel 2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%) Minyak inti sawit (%)

Asam Kaprilat - 3 – 7

Asam Kaproat - 3 – 7

Asam Laurat - 46 – 52

Asam Miristat 1,1 – 2,5 14 – 17

Asam Palmitat 40 – 46 6,5 – 9

Asam Stearat 3,6 – 4,7 1 - 2,5

Asam Oleat 39 – 45 13 – 19

Asam Linoeat 7 – 11 0,5 - 2

(Eckey, 1955).

Tabel 2. 2 Sifat fisika kimia dari kelapa sawit

Sifat Minyak Sawit Minyak inti sawit

Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900

Indeks bias D 400C 1,4565 – 1,4585 1,4565 – 1,4585

Bilangan Iodin 48 – 56 14 – 20

Bilangan Penyabunan 196 – 205 244 – 254

(Ketaren,1986).

(16)

kerusakan minyak, sedangkan bau yang khas dari minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan titik cair yang berbeda-beda (Ketaren,1986 ).

2.5. Standar Mutu Minyak

(17)
(18)

1. Dura 2. Psifera 3. Maco carya 4. Tenera

5. Dwikka – wakka (Ketaren, 1998).

Minyak sawit memagang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak dapat dibedakan menjadi dua arti . pertama, banar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain.

Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur nilai titik lebur, angka penyabunan, dan bilangan iodium. Kedua pengertian mutu sawit berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan

Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industry pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh Karen itu kemurniannya harus diperhatikan. Ada beberapa Faktor yang secara langsung berkaitan dengan standard minyak sawit seperti dalam lampiran 1 (Fauzi, 2003).

Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak, yakni: minyak kelapa sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) yang diekstraksi dari mesokrap buah kelapa sawit dan minyak inti sawit Palm Kernel Oil (PKO) yang diektraksi dari biji atau inti kelapa sawit.

(19)

asam lemak jenuh yang tinggi. Dengan adanya air dan serat halus tersebut menyebabkan minyak kelapa sawit mentah ini tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan pangan maupun nonpangan.

2.5.1 Crude Palm Kernel Oil

Buah kelapa sawit merupakan buah yang kaya dengan minyak. Dalam tandan buah sawit yang dipanen, terdiri dari kulit dan tandan (29%), biji atau inti sawit (11%), dan daging buah (60%).

Hal ini merupakan karakteristik unik dan unggul dari buah kelapa sawit jika dibandingkan dengan jenis tanaman penghasil minyak lainnya, karena kelapa sawit bisa menghasilkan 2 (dua) jenis minyak dari buah yang sama. Proses pengepresan (1) daging buah sawit akan menghasilkan minyak sawit kasar (crude palm oil) dan (2) inti sawit akan menghasilkan minyak inti sawit kasar (crude palm kernel oil)

Gambar 2.1 Buah kelapa sawit akan menghasilkan dua jenis minyak yang berbeda;

(20)

Kedua jenis minyak ini CPO dan CPKO bisa diproses dan diolah menjadi aneka jenis produk turunannya. Lebih lanjut, CPO dan CPKO mempunyai karakteristik kimia, fisik dan gizi unik yang berbeda. CPO kaya dengan asam palmitat (C16) sedangkan CPKO kaya dengan asam

laurat (C12) dan asam miristat (C14). Pada prakteknya, dibandingkan CPKO, CPO lebih

banyak diproses lanjut menjadi minyak goreng, yang sering disebut sebagai minyak sawit. Mutu minyak sawit dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik. Kadar air dapat mengakibatkan naiknya kadar asam lemak bebas karena air pada CPKO dapat menyebabkan terjadi hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase dalam CPKO tersebut. Selama ini pengujian mutu CPKO di lapangan masih menghadapi beberapa kendala teknis antara lain ketersediaaan dan keterbatasan instrument analisis, serta waktu pelaksanaan analisis mutu yang cukup panjang.

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis bahwa terdapat hubungan antara kadar air dengan asam lemak bebas sehingga diharapkan dapat dihasilkan persamaan yang dapat digunakan untuk memprediksi parameter mutu minyak berdasarkan parameter mutu yang dimilikinya.

2.5.2 Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil

Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) dan Cernel Palm Oil (CPO) adalah bagian dari proses inti kelapa sawit yang diolah menjadi minyak clenganmenggunakan proses elcstraksi. Untuk mendapatkan inti dengan cara memisahkan hasil pengempaan antara ampas dan biji.

(21)

2.6 Bilangan Iodin

2.6.1 Pengertian Bilangan Iodin

Bilangan Iodin adalah jumlah (gram) iodin yang dapat diikat oleh 100 g minyak atau lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iodine. Gliserida dengan tingkat kejenuhan yang akan mengikat iodin dalam julah yang besar.

Bilangan Iodin ditetapkan dengan melarutkan sejumlah contoh minyak atau lemak (0.1 sampai 0.5 g) dalam kloroform atau karbon tetra klorida. Kemudian ditambahkan kolagen secara berlebihan. Setelah didiamkan pada tempat yang gelap dengan periode waktu yang dikonrol, kelebihan dari iodine yang tidak bereaksi diukur dengan jalan menitrasi larutan-larutan campuran tadi dengan natrium tiosulfat. Reaksi dari ion yang berlebihan tersebut adalah sebagai berikut:

2Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6………... ( 2.1)

Titik akhir dapat dinyatakan dengan hilangnya warna biru dengan indikator amilum. Bilangan Iodin dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak dan juga dapat digunakan menggolongkan jenis minyak pengering dan minyakbukan pengering. Minyak mongering memiliki bilangan iodine yang lebih dari 130. Minyak yang mempunyai bilangan iodine antara 100 sampai 130 bersifat setengah mongering.

Asam lemak yang tidak jenuh dalam minyak dan lemak mampu menyerap sejumlah iodin dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iodin yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh. Bilanggan iodin dinyatakan sebagai jumlah g iodin yang diserap oleh 100 g lemak/minyak.

(22)

menunjukkan bahwa semakin kekanan reaktivitasnya semakin bertambah. Penentuan bilangan iodin biasanya menggunakan cara Hanus, Kaufmann, dan Wijs. Perhitungan bilangan iodin dari masing-masing cara tersebut adalah sama. Semua cara ini berdasarkan atas prinsip titrasi, dimana pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang diuji. Setelah reaksi sempurna, kelebihan reaksi ditetapkan jumlahnya dengan titrasi (Ketaren, 2012).

Angka iodin mencerminkan ketidak jenuhan asam penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodin dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iodin yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap.

Angka Iodin dinyatakan sebagai banyaknya g Iodin yang diikat oleh 100 g minyak atau lemak.

Penentuan angka Iodin dapat dilakukan dengan cara Hanus atau cara Kaufmann dan Von Hulb atau cara Wijs (Sudarmadji, 1996).

(23)

2.6.2. Cara Wijs

Pembuatan Larutan Wijs

Pereaksi Wijs yang terdiri dari larutan 16 g iodium monoklorida dalam 1000 ml asam asetat glasial. Cara lain yang lebih baik untuk membuat larutan ini yaitu dengan melarutkan 13 g iodium dalam 1000 ml asam asetat glasial, kemudian dialirkan gas klor sampai terlihat perubahan warna yang menunjukkan bahwa jumlah gas klor yang dimasukkan sudah cukup. Pembuatan larutan ini agak sukar, dan bersifat tidak tahan lama. Larutan ini sangat peka terhadap cahaya dan panas serta udara sehingga harus disimpan ditempat yang gelap, sejuk dan tertutup rapat.

Prosedur:

Contoh minyak telah disaring ditimbang sebanyak 0,1– 0,5 g di dalam Erlenmeyer 500 ml yang bertutup, kemudian ditimbahkan 20 ml karbon tetraklorida sebagai pelarut. Ditambahkan 25 ml larutan Wijs dengan pipet, dengan kelebihan volume pereaksi sekitar 50-60%. Dengan cara yang sama dibuat juga larutan blanko. Erlenmeyer disimpan ditempat gelap pada suhu 250C selama 30 menit. Akhirnya ditambahkan 25 ml larutan kalium Iodida 15% dan 100 ml air. Kemudian, botol ditutup serta dikocok dengan hati-hati. Titrasi dilakukan dengan larutan Natrium Thiosulfat 0,1 N dengan menggunakan indikator larutan pati.

Dari berbagai percobaan ternyata cara Wijs dan Kaufmann hasilnya lebih spesifik (Ketaren, 2012).

2.6.3 Cara Hanus

(24)

Dibiarkan selama 1 jam maka akan terjadi pengikatan iodin oleh minyak pada ikatan rangkapnya selama ini dibiarkan ditempat gelap. Iodin sisa dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,1 N menggunakan indikator amilum, akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru, dan hasil titrasi sampel yang dapat ditulis (ts) ml. Untuk mengetahui iodin mula-mula dalam reagen maka dilakukan perlakuan blanko dengan prosedur yang sama maka dapat (tb) dituliskan dalam rumus sebagai berikut ( Sudarmadji, 1996).

Angka Iodin =

……… ( 2.2)

=

Keterangan :

Ts = Titrasi sampel Tb = Titrasi balanko

2.6.4 Titrasi Iodometri

Titrasi iodometri dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I2 yang dititrasi itu

akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning-muda, dan seterusnya, sampai akhirnya lenyap.

Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambahkan amilum ke dalam larutan sebagai indikator. Amilum dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang

masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Pada titik akhir, iodin yang terikat itupun

hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas.

(25)

ialah agar amilum tidak membungkus Iodin dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila Iodin masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir titrasi (Harjadi, 1993).

2.6.5. Pengaruh Bilangan Iodin Terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit

Bilangan Iodin menyatakan derajat ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh.

Banyak iodium yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap dimana asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk persenyawaan yang jenuh. Adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh akan memudahkan terjadinya oksidasi di udara atau jika ada air dan dipanaskan (Shahidi, 2005).

2.7 Pelarut

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organic (mengandung karbon) biasanya disebut pelarut organik.

(26)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kelapa sawit bukan asli Indonesia, namun kenyataannya mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan baik (perkebunanya dapat ditemukan antara lain di Sumatera Utara) dan produk olahannya minyak sawit sebagai bahan baku industri pangan dan nonpangan memungkinkan prospeknya lebih cerah dibandingkan dengan kopi dan karet olahan.

Kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat sesuai tumbuh di iklim tropis. Menurut para peneliti, tanaman kelapa sawit berasal Afrika yaitu kawasan Nigeria di Afrika Barat dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848. Tanaman kelapa sawit tumbuh subur di daerah tropik. Indonesia merupakan daerah tropik yang sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati khususnya daerah Sumatera Utara.

Minyak sawit merupakan sumber minyak nabati di pasaran lokal maupun internasional sehingga menjadi komoditi penting bagi perekonomian negara Indonesia, antara lain karena peranan minyak sawit cukup besar terhadap pendapatan nasional dan sebagai penghasil devisa negara.

(27)

oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu dligunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

(28)

1.2Permasalahan

Apakah bilangan iodin dari Crude Palm Kernel Oil dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil Wilayah Dumai telah memenuhi standar mutu perdagangan.

1.3Tujuan

Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbandingan bilangan Iodin pada CPKO dan RBD PKO dengan menggunakan pelarut campuran asam asetat + sikloheksana

2. Untuk mengetahui perbandingan bilangan Iodin pada CPKO dan RBD PKO dengan menggunakan pelarut Tunggal karbon tetra klorida

3. Untuk mengetahui perbandingan bilangan iodin pada CPKO dengan menggunakan pelarut campuran dan pelarut tunggal

4. Untuk mengetahui perbandingan bilangan iodine pada RBD PKO dengan menggunakan pelarut campuran dan pelarut tunggal

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(29)

PERBANDINGAN BILANGAN IODIN PADA CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM KERNEL OIL (RBD PKO) DENGAN

PELARUT TUNGGAL DAN PELARUT CAMPURAN DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRAK

Telah dilakukan Perbandingan Bilangan Iodin pada sampel Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) dari Wilayah Dumai, dengan menggunakan pelarut Tunggal (Karbon Tetra Klorida) dan pelarut Campuran (Asam Asetat + Sikloheksana). Dari hasil penelitian yang diperoleh bilangan Iodin dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) dengan menggunakan pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida adalah 17,43 g I2/100 g dan 17,40 g

I2/100 g, bilangan iodin dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached

(30)

COMPARISON IODINE KERNELS ON CRUDE PALM OIL (CPKO) AND REFINED PALM KERNEL OIL BLEACHED deodorized (RBD PKO) SOLVENTS WITH SINGLE AND MIXED SOLVENT IN PT.

PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRACT

Iodine value comparison has been done of Crude Palm Kernel Oil (CPKO) and Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) from Dumai region, using the Single solvent (carbon tetrachloride) and solvent mixture (Cyclohexane + Acetic Acid). From the analysis of numbers obtained from the Iodine Crude Palm Kernel Oil (CPKO) and Refined

Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) by using a single solvent carbon tetrachloride was 17.43 g I2/100 g and 17.40 g I2/ 100 g, iodine value of Crude Palm Kernel

Oil (CPKO) and Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) by using a solvent mixture of Acetic Acid + Cyclohexane (1:1) was 17.68 g I2/100 g and 17.70 g I2/100

(31)

PERBANDINGAN BILANGAN IODIN PADA CRUDE PALM KERNEL

OIL (CPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORISE PALM

KERNEL OIL (RBD PKO) DENGAN PELARUT TUNGGAL

DAN CAMPURAN DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

TUGAS AKHIR

HERLINA SAMOSIR

122401050

PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

PERBANDINGAN BILANGAN IODIN PADA CRUDE PALM KERNEL

OIL (CPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORISE PALM

KERNEL OIL (RBD PKO) DENGAN PELARUT TUNGGAL

DAN CAMPURAN DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli

Madya

HERLINA SAMOSIR

122401050

PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

PERSETUJUAN

Judul : Perbandingan Bilangan Iodin Pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) Dengan Pelarut Tunggal dan Pelarut Campuran Di PT.Palmcoco Laboratories

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Herlina Samosir

Nomor Induk Mahasiswa : 122401050

Program Studi : Diploma – 3 Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Disetujui di

Medan, Juni 2015

Disetujui Oleh :

Ketua Program Studi D-3 Kimia Dosen Pembimbing

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Saharman Gea S.Si., M.Sc. Ph.D NIP : 19551218 198701 2001 NIP : 19681110 199903 1001

Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

(34)

PERBANDINGAN BILANGAN IODIN PADA CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM KERNEL OIL (RBD PKO) DENGAN

PELARUT TUNGGAL DAN PELARUT CAMPURAN

DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya

Medan, Juni 2015

(35)

PERBANDINGAN BILANGAN IODIN PADA CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO) DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM KERNEL OIL (RBD PKO) DENGAN

PELARUT TUNGGAL DAN PELARUT CAMPURAN DI PT. PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRAK

Telah dilakukan Perbandingan Bilangan Iodin pada sampel Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) dari Wilayah Dumai, dengan menggunakan pelarut Tunggal (Karbon Tetra Klorida) dan pelarut Campuran (Asam Asetat + Sikloheksana). Dari hasil penelitian yang diperoleh bilangan Iodin dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) dengan menggunakan pelarut tunggal Karbon Tetra Klorida adalah 17,43 g I2/100 g dan 17,40 g

I2/100 g, bilangan iodin dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached

(36)

COMPARISON IODINE KERNELS ON CRUDE PALM OIL (CPKO) AND REFINED PALM KERNEL OIL BLEACHED deodorized (RBD PKO) SOLVENTS WITH SINGLE AND MIXED SOLVENT IN PT.

PALMCOCO LABORATORIES

ABSTRACT

Iodine value comparison has been done of Crude Palm Kernel Oil (CPKO) and Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) from Dumai region, using the Single solvent (carbon tetrachloride) and solvent mixture (Cyclohexane + Acetic Acid). From the analysis of numbers obtained from the Iodine Crude Palm Kernel Oil (CPKO) and Refined

Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) by using a single solvent carbon tetrachloride was 17.43 g I2/100 g and 17.40 g I2/ 100 g, iodine value of Crude Palm Kernel

Oil (CPKO) and Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO) by using a solvent mixture of Acetic Acid + Cyclohexane (1:1) was 17.68 g I2/100 g and 17.70 g I2/100

(37)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Mahasa Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dengan judul ” Perbandingan Bilangan Iodin pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Refined Bleached Deodorized Palm

Kernel Oil (RBD PKO) dengan Pelarut Tunggal dan Pelarut Campuran di PT.

Palmcoco Laboratories”.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda N. Samosir dan Ibunda R. Sinaga serta saudara penulis tersayang, Rio Dedi Samosir, Mei Fitri Samosir dan Boyke Samosir yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta doa restu demi kesuksesan penulis. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU yang telah memberikan

sarana dan prasana kepada penulis dalam melakukan perkuliahan selama 3 tahun. 3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU yang

memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir.

5. Bapak Saharman Gea S.Si., M.Sc. Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan tugas akhir ini.

(38)

7. Kepada Kak Oktari, Kak Lya Christy Purba, dan Bang Miduk P. Hutabarat selalu siap membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2012 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis sehingga selesainya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, Juni 2015

(39)

DAFTAR ISI

2.3Proses Pengolahan Kelapa Sawit 7

2.4Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit 7

2.5Standar Mutu Sawit 9

2.5.1 Crude Palm Kernel Oil 12

2.5.2 Refined Bleached Deodirized Palm Kernel Oil 14

2.6Bilangan Iodin 14

2.6.1 Pengertian Bilangan iodin 14

2.6.2 Cara Wijs 17

2.6.3 Cara Hanus 18

2.6.4 Titrasi Iodometri 18

2.6.5 Pengaruh Bil iod terhadap

Mutu minyak Kelapa Sawit 19

3.3.2 Pembuatan Larutan Pereaksi 23

3.3.2.1Prosedur Pembuatan Larutan Indikator

Amilun 1% 23 3.3.2.2 Prosedur Pembuatan Larutan KI 15% 23 3.3.2.3 Prosedur Pembuatan Larutan Na2S2O3.5H2O 23

(40)

3.4 Prosedur Penentuan Bilangan Iodin 25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 26

4.2 Perhitungan 27

4.3 Pembahasan 28

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Saran 31

(41)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

dan Minyak Inti Kelapa Sawit 8

Tabel 2.2 Sifat Fisika Kimia dari Kelapa Sawit 8 Tabel 2.3 Standar Mutu Minyak sawit, Minyak Inti Sawit dan

(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 2.1 Buah Kelapa Sawit Akan Menghasilakan

Gambar

Tabel 4.1 Data CPKO dan RBD PKO dari Wilayah Dumai dengan  menggunakan pelarut
Tabel 4.2 Data CPKO dan RBD PKO dari Wilayah Dumai dengan  menggunakan pelarut
Tabel 2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit
Tabel 2.3  Standar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM OIL (RBDPO) YANG DIGUNAKAN DALAM.. PEMBUATAN

PENENTUAN BILANGAN ASAM PADA CPKO (CRUDE PALM KERNEL OIL) DAN CPKFAD (CRUDE PALM KERNEL FATTY ACID DISTILLATE)..

Telah dilakukan penentuan kadar asam lemak bebas dari Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Crude Coconut Oil (CNO) yang diperoleh dari daerah Dumai dan Sumatera Utara.. Pengambilan

Dengan mengetahui kadar bilangan iodin yang terdapat dalam minyak CPO (Crude Palm Oil) dan minyak RBD Olein yang di analisa, maka dapat diketahui bahwa minyak

daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku.. minyak goreng dan berbagai jenis

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DARI REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM OIL (RBDPO) PADA PROSES DEODORISASI..

PERBANDINGAN BILANGAN IODIUM ANTARA CRUDE PALM OIL DAN REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM

Pengolahan kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh minyak kelapa sawit mentah seperti crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) yang berkualitas baik untuk mencapai hal ini