• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP Islamiyah Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Sikap Keberagamaan Siswa Di SMP Islamiyah Ciputat"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

TAMAN KANAK-KANAK HIDAY A TUT THALIBJN CILANDAK

Okh:

SITI NURJANAH

NIM : 0011017724

.JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU

TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

.JAKARTA

(2)

TAMAN KANAK-KANAK HIDAYATUT THALIBIN CILANDAK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakulta Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

( Drs. H. A. Syafi'i Noor) NIP : 150 0094403

Smjana Pendidikan Islam

Oleh:

SITI NURJANAH NIM: 0011017724

Di bawah Bimbingan

Pembimbing II

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi yang be1judul Efektifitas Metode Bercerita Sebagai Metode Belajar

Mengajar Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak Hidayatut

Thalibin Cilandak ini telah diajukan pacla tanggal 2 September 2004 clan telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata

Satu (S I) pada Jurusan Penclidikan Agama Islam.

Dekan I

Prof. r. H. Salman Ha un NIP. 150 062 568

Penguji I

·s. E. Kusnadi NIP. 150 062 572

Anggota,

Jakarta, 5 September 2004

Puclek I I

Sekretaris Merangkap Anggota

o」セrZGZセ@

'LA

NIP. 150 l 356

/

Penguji II

(4)

Limpahan rasa puji serta syukur senantiasa tercurah kepada llahi, pencipta

alam bcserta isinya yang selalu memberi ni'mat serta petunjuk dan karunia-Nya.

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam bentuk sederbana yang

rnudab-muclahan bermanfaat dalam bidang pend.idikan. Sholawat clan salam tak lnpa

Penulis sampaikan kepada Sang Penuntun Umat Baginda Nabi Muhammad SAW.

vang selalu membawa manusia ke jalan kehidupan yang hakiki, beserta keluarga.

sahabat-sahabatnya, para pengikutnya hingga hari pembalasan.

Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana

Strata Satu ( SI ) di Perguruan Tinggi, termasuk di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi.

Penulis menyaclari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan clorongan dari

berbagai pihak, maka penulisan skripsi i;;i ticlak clapat be1jalan clengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mgm mengucapkan terima kasih yang

(5)

dan Bapak Ahmad Shodiq. M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agarna Islam.

3. Bapak Ors. I-I. Ahmad Syafi'i Noor dan Bapak Bahrissalim. M.Ag. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan rnembimbing penulis dengan

ketulusan hati clan senantiasa memberikan nasehat selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Rusdi Jamil, M.Ag dan Bapak Safiudin Shidiq, M.Ag sebagai dosen

penasehat akademik yang banyak membantu clan membimbing dalarn menempuh

masa-masa kuliah di UIN Syarif 1-lidayatullah Jaka11a.

5. Seluruh Bapak/lbu dosen yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Taman Kanak-kanak 1-Iidayatut Thalibin Cilandak yang telah menjacli inspirasi

penulisan skripsi ini, serta para clewan guru yaitu Jbu Hj. Siti Cholilah (selaku

Kepala Sekolah) yang telah memberikan izin kepacla penulis untuk mengaclakan

penelitian clan juga para staf guru lainnya yang telah berseclia memberikan

penjelasan yang clibutuhkan Penulis clan rneluangkan waktu untuk meng1s1

angket.

7. Pimpinan perpustakaan Pusat UIN Syarif Hiclayatullah clan p1mpman

perpustakaan Fakultas Tarbiyah beserta stafnya yang telah melayani penulis

clengan menyecliakan buku-buku yang diperlukan clalarn penyusunan skripsi ini.

8. Kedua Cahaya kehiclupan Penulis, Abi Nachrawi clan Umi Sutinah tercinta yang

mernbesarkan dan rnencliclik dengan penuh cinta, sayang, clan kesabaran clalarn

(6)

Syauqi dan Si "BULE" Ananda Hilalia) yang selalu memberikan semangat dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan kelas B/P Al angkatan th. 2000, Anak-anak kos

Wisma Bakran, Lia, Nchof dan Laily. Untuk Sahabatku "Nurlaily Rahma" yang

banyak memberikan bantuannya dalam penelitian dan bersedia menjadi tempat

curhat sekaligus memberikan solusi.

Akhirnya hanya kepada Sang Ilahi jualah penulis ikhlas berserah diri, semoga

segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda

dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan yang membangun serta

saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang akan datang dan mudah-mudahan

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 18 Agustus 2004

Penulis

(7)

KATA PEN GANT AR ... .

DAFTAR lSJ ... . !\"

DAFT Al{ TABEL ... :... VJ BABI BABB PENDAHULUAN ... . A. La tar Belakang Masai ah ... . 13. Pen1batasan dan Perun1usan \1asalah ... 5

C. Manfaat Penelitian ... . D. Metocle Pembahasan ... . E. Sistematika Penulisan ... . LANDASAN TEORITIS ... . A. Penclidihm Agarna Islam I. Pengertian Pencliclikan Agama Islam ... . 6 7 セ@ I 8

8

2. Dasar Pendidikan Islan1 ... l 0 3. Tujuan clan Fungsi Penclidikan Agama Islam ... 14

4. Ruang Lingkup Pencliclikan Agama Islam ... 16

3. Hai<.ikat Metocie Bercerita ... 17

I. Pengertian Metocle Bercerita .... ... ... ... 17

2. Fungsi clan Tujuan Metocle Bercerita ... 20

3. Teknik-teknik Berccrita ... 22

4. Aspek-aspek clalam Bercerita ... 26

(8)

BAB IV

B. Populasi clan Sarnpel ... . 31

C. Sun1ber Data... 3J D. Teknik Pengumpulan Data ... . E. Teknik Analisa Data ... . HASIL PENELITIAN ... . A. Gambaran Umum Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin Cilandak ... . B. Deskripsi Data ... . I. Sarana dan Prasarana ... ... . 2. Kegiatan Bel ajar Mengajar. ... . 3. Pelaksanaan Penclidikan Agama Islam Melalui Metocle 32 34 Oo J !

37

38

Bercerita di TK Hic!ayatut Thalibin Cilanclak ... 42

C. Analisa Data ... ... ... ... ... .. ... .... ... ... 46

1. Respon Anak Didik Terhadap Pelaksanaan PAI melalui Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin

46

1. Hambatan Pendidikan Agama Islam melalui Metode Bercerita dan Cara Mengatasinya ... 55

BAB V PENUTUP ... ... 57

A. Kesimpulan ... ... ... ... ... 57

B. Saran-saran ... ... ... ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(9)

Tabel 1

Tabel II

Tabel Ill

Tabel IV

Daftar Guru-guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin ... .

Jumlah Siswa Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin ... . 36

Ketertarikan Siswa Terhadap Materi Pendidikan Agama Islam yang Diajarkan Melalui Metode Bercerila ... ... ... ... 4 7 Penggunaan Media/ Alat Peraga clalam Menerangkan Pelajaran Agama Islam ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... 48

Tabel V Aktivitas Guru Sebelum Memulai Cerita ... 49

Tabel VI Jenis Penyampaian Cerita ... ... 49

Tabe1 VII Kesenangan Anak dalan1 f\t1endengarkan C'.erita ... ... 50

Tabel Ylll Keaktifan Siswa clalarn Kegiatan Bercerita atau Bercakap-cakap ... 51

Tabel IX Penggunaan Bahasa clalam Menyampaikan Materi Cerita ... 52

Tabel X Lamanya Penyampaian Cerita ... 52

Tabel XI Kemampuan Anak clalam Menjawab Pertanyaan ... 53

[image:9.595.59.474.137.555.2]
(10)

A. Latar Bclakang Masalah

Siapakah yang pertarna-tarna dapat disebut sebagai pendidik ? . Maka tentu

jawabannya tiap orang yang dengan sengaja rnernpengaruhi orang lain untuk

rnencapai tingkat kernanusiaan yang lebih tinggi. Atau dalam arti khusus pendidik

adalah orang clewasa yang terhadap anak tertentu mempunyai tanggung jawab

penclidikan, jadi seorang pencliclik harus rnembawa anak tersebut ketingkat

kede\vasaan.

Setiap mauusia membutuhkan pegangan hiclup yang clisehut agama. Dalam

,11wa manus1a ada suatu perasaan yang mengakui aclanya Dzat Yang Maha Kuasa.

tempat berlinclung clan memohon pertolongan-Nya. Manusia akan merasa tenang clan

tentram hatinya kalau dapat rnendekat dan rnengabcli kepacla Dzat Yang Maha Kuasa.

Pacla clasarnya manusia akan selalu menclekatkan diri kepacla Tuhan, hanya

saJa cara manusia beribadah itu berbeda-becla sesuai clengan keyakinan yang

clianutnya. ltulah sebabnya manusia memerlukan adanya penclidikan agama agar

dapat mengarahkan fitrahnya kearah yang benar, sehingga mereka akan dapat

beribaclah sesuai clengan ajaran yang cliyakininya. Tanpa pendidikan agama seseorang

akan semakin jauh dari agama.1

1

Departe1nen Agama RI, /(apita Se!ekta Pe11dit!ika11 .1igt111u1 /s!t1111, (Jakarta: Di1jen Bi1nbaga

(11)

semakin banyak pengalaman beragama yang dimiliki, sehingga tindakan, kelakuan,

dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

Penanaman ni'lai-nilai agama sebaiknya dilaksanakan kepada anak usrn pra

sekolah, sebelum mereka dapat berfikir secara logis dan memahami hal-hal yang

abstrak, serta belum dapat membedakan ha! yang baik dan buruk, agar semenjak kecil

sudah terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan dan dapat mengenal Tuhannya.

Al-Ghazali menyatakan :

Apabila anak itu dibiasakan untuk mengamalkan apa yang baik, diberi pendidikan kearah itu pastilah ia akan tumbuh di alas kebaikan tadi, akibar positifhya ia akan selamal dunia dan akhirat. Kedua orang tua dan semua pendidik, pengajar serta pengasuhnya ikut serta memperoleh pahalanya. Sebalilmya, jika anak sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidikan dan pengajarannya, maka akibatnya anak itupun akan celaka dan rusak binasa akhlaknya, sedang dosanya yang utama tentulah dibebankan kepada kedua orang tuanya, pendidik

bertanggungjawab untuk memelihara dan mengasuhnya.2

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam

upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi

pendidikan dapat !Jerlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun

masyarakat dan teman sepermainannya. Dalam keluarga, interaksi pendidikan terjadi

antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik, dalam ha! ini

interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog,

(12)

bergaul dan bekerja sama dengan anak-anak. Sedangkan interaksi pendidikan yang

terjadi di lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai penclidik di sekolah

telah mempersiapkan diri secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Demikian

juga halnya interaksi yang terjadi pada lingkungan masyarakat, ada yang fom1al

clalam bentuk lembaga pendiclikan seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, sampai pada

tingkat Perguruan Tinggi baik swasta maupun negeri, clan lembaga non formal seperti

kursus-kursus.

Dalam menyampaikan penclidikan agama pada anak hendaknya menggunakan

bahasa dan cara yang dipahami dan clisukai anak. Oleh karena itu didalam proses

belajar mengajar, guru hams memiliki metode clan strategi yang tepat agar anak clapat

belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Tanpa

metode clan strategi, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif

dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.

Metode yang tidak tepat guna juga akan meajadi penghalang kelancaran

jalannya proses belajar mengajar sehingga tenaga clan waktu akan terbuang sia-sia.

Oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk menerapkan metocle yang efektif sehingga

benar-benar dapat membangkitkan minat belajar anak diclik dan tujuan yang hendak

dicapai dapat terpenuhi. Salah satu metode yang praktis dan kompeten digunakan di

taman kanak-kanak (TK) adalah metode bercerita.

Dalam Kamus Sastra Indonesia dikatakan bahwa cerita aclalah : "Karangan

(13)

Sedangkan menurut Soekanto, cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh guru kepada murid-muriclnya, orang tua kepada anaknya, juru bercerita kepada

penclengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan

keindahan clan bersanclar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk

. . . ·I mencapm tu.1uan centa .

Metode yang digunakan clalam menyampaikan pencliclikan agama pacla anak

tentu berbeda clengan metocle yang clilaksanakan untuk orang dewasa. Hal ini sejalan

dengan pendapat yang dikemukakan Zakiyah Drajat sebagai berikut : "Anak-anak

hukanlah orang dewasa yang kecil. kalau kira ingin agar agama mempunyai arti bagi

mereka. hendaklah disampaikan dengan cara-cara lebih konkril dengan bahasa yang

dipahaminya dan tidak bersifc11 dogmatic saja ". 5

Jika clikaitkan clengan proses bel[(jar-mengajar, maka metode bercerita

merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau

materi pelajaran yang clisesuaikan clengan konclisi anak diclik. Pada usia Taman

Kanak-kanak (TK), anak masih sangat membutuhkan stimulan (rangsangan) agar

dapat mendengarkan materi yang disampaikan guru. Guru yang mampu memberi

informasi dalam penyampaian cerita akan menimbulkan semangat clan pemahaman

3

Syamsir Arifin, f(amm Sllslrll b11/011esill, (Jakarta: balai Pustaka, 1991 ), cet. ke-10, h. 26

'Soekanto, Seni Bercerita lslllmi, (Jakarta : Bina Mitra Press, 200 I), cet. ke-2, h. 9

(14)

anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Metode bercerita adalah

salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di Taman

Kanak-kanak (TK) yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Penggunaan teknik dan metode yang bervariasi dalam men yam paikan materi

pclajaran akan membantu guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Penggunaan

metocle clan teknik yang monoton akan menimbulkan kebosanan dan bertolak

belakang dengan kondisi psikologis anak yang selalu tertarik pacla sesuatu yang baru.

Oleh sebab itu, metode cerita sebagai cara yang tepat untuk mengantisipasi

kebosanan anak dalam belajar.

Berdasarkan ha! tersebut di atas. untuk melihat lebih jauh !agi bagairnana

keefektifan metode bercerita, maka penulis memilih judul skripsi " EFEKTIFIT AS

METODE BERCERIT A SEBAGAI METODE BELA.JAR MENGA.JAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TAMAN KANAK-KANAK (TK)

HIDAY A TUT THALIBIN CILANDAK .JAK-SEL".

B. Pcmbatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan pacla penelitian m1, penulis membatasi

masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

I. Pelaksanaan Pendidikan Agarna Islam pada sekolah Taman Kanak-kanak.

(15)

Dengan clemikian sesuai dengan judul penulisan 1111, maka masalah dalam

penclitian ini clapat clirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Pendiclikan Agama Islam melalui metocle bercerita di

Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin Cilanclak ?

2. Bagaimana hasil anak clidik Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin setelah

memperoleh Pendiclikan Agama Islam melalui metocle bercerita?

3. Hambatan apa saja yang clihadapi guru clalam pelaksanaan Pencliclikan Agama

Islam melalui metode bercerita ry

4. Dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut ')

C. Manfaat Penelitian

I. Untuk mengetahui betapa pentingnya metode bercerila terhadap pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam bagi siswa Taman Kanak-kanak (TK)

2. Untuk dijadikan sumbangan yang berarti bagi pengkaji, pencliclik, pengelola

dalam usaha meningkatkan mutu Pendiclikan Agama Islam di Taman

Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin.

3. Untuk mengetahui sejauh mana efektifnya metocle bercerita bagi an<.!K _yang

(16)

D. Metode Pembahasan

Sebagaimana lazinmya suatu karYa ilmiah, maka penulis dalam membahas

skripsi ini menggunakan dua macam metode penelitian. yaitu :

I. Kajian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca buku, artikel

serta literature laiiinya yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas.

2. Penelitian lapangan (Field Research). yaitu dalam ha] ini penulis mengadakan

penelitian langsung ke obyek yang cliteliti dengan jenis pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara, angket. clan clokumentasi.

3. Penulisan skripsi ini merujuk pacla buku Pecloman Penulisan Skripsi, Tesis. clan

Disertasi UIN SyarifHiclayatullah Jakarta, Cetakan ke- 2. tahun 2002.

E. Sistcnrntilrn Penulisan

Bab l : Pendahuluan, tercliri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan clan Perumusan Masalah. Metocle Pembahasan, Manfaat Penelitian, clan Sistematika

Penuiisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis tercliri clari : Pengertian Pencliclikan Agama Islam,

Dasar Pendiclikan Islam, Fungsi clan Tujuan Pencliclikan Agama Islam, Pengertian

Metocle Bercerita, Fungsi clan Tujuan Metocle Bercerit&, clan Teknik-teknik Bercerita.

Bab III : Metodologi Penelitian tercliri clari :Tujuan Penelitian, Populasi clan

Sampel, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, clan Teknik Analisa Data.

Bab

IV

:

Basil Penelitian terdiri clari : Gambaran Umurn Tempat Penelitian, Deskripsi Data clan Analisa Data.
(17)

A. Pendidikan Agama Islam

I. Pengertian Pe11didikan Agama Islam

Pendidikan menurut bahasa berasal dari kata "didik" dengan rnemberi awalan

"pe" dan akhiran "kan" mengandung arti ··perbuatan" (ha!, cara. dan sebagainya).1

lstilah pendidikan ini bernrnla dari bahasa Yunani yaitu "paedagogis" yang berani

birnbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kernudian diterjemahkan ke clalam

bahasa Inggris dengan "el-/ucalion" yang berarti pengen1bangan atau bin1bingan.

sedangkan clalam bahasa Arab sering cliterjemahkan dengan "farbiyah ".2

Sedangkan terminologi penclidikan cliartikan sebagai bimbingan atau

pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak cl idik oleh orang dewasa

. cl' cl 3 agar men1 a l ewasa.

Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai "'bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani clan rohani si

lerclidik menuju terbentulrnya kepribadian yang utama".4

1

Poerwadarminta, Kanzus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 250

'Ramayulis, I/mu Pendidik"n /s/am, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. I

3

Ibid., h. I

4

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsa/a1 Pendidikan Mam, (Bandung : Al-Ma'arif, 1980).

Cet. Ke-4. h. 19

(18)

Dari berbagai clefinisi penclidikan di alas. baik

1erminologi. dapal penulis simpulkan balm a pencliclikan aclalah proses yang lercliri

dari usaha-usaha yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap si terdiclik. baik berupa

bimbingan, pengarahan. pembinaan ataupun lalihan. Tujuan yang ingin dicapai clalam

proses tersebut aclalah rnembawa si terdidik kearah terbentuknya kepribadian yang

utarna, baik jasmani maupun rohani bagi perjalanan hiclupnya dimasa yang akan

datang.

Kata "Islam'' dalam pendidikan ]slam memiliki arti pencliclikan tertentu, yaitu

pendidikan yang bercirikan dan berclasarkan ajaran Islam. Oleh sebab itu para ahli

berbeda penclapat clalam merumuskannya :

Menurut Ahmad D. Marimba penclidikan Islam adalah bimbingan jasmarn clan

rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentnknya kepribaclian

utama menurut ukuran-ukuran Islam. 5

Kemudian dalam rumusan seminar Pendiclikan Islam se-Inclonesia tahun 1960.

clirumuskan bahwa penclidikan Islam aclalah "bimbingan terhaclap pertumbuhan

rohani clan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,

mengasuh, clan mengmvdsi berlakunya semua ajaran Islam. 6

Seclangkan pengertian penclidikan agama Islam itu sendiri adalah :

5

Ibid., h. 23

(19)

Menurut Dra. Zuhairini di clalam buku Metoclik Khusus PAI menuliskan

bahv,:a ··penclidikan agan1a berarti usaha secara sistcn1atis dan pragn1atis daL:u11

membantu anak cliclik agar supaya mereka hiclup sesuai clengan ajaran lslam.7

Pernyataan senacla clikemukakan oleh Prof. Dr. Zakiah Darajat, bah\\a

''penclidikan agama Islam aclalah usaha berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak

cliclik agar kelak setelah pencliclikannya dapat memahami clan mengamalkan a1aran

agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hiclup (way of life ).··3

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas clapat clisimpulkan

bahwa pencliclikan agama Islam aclalah pencliclikan clengan melalui ajaran agama

Islam yaitu berupa bimbingan clan asuhan terhaclap anak cliclik agar nantinya setelah

selesai dari pencliclikan ia clapat memahami. menghayati, clan mengamalkan

rtjaran-apran agama Islam yang telah cliyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

a.1aran agama Islam itu sebagai suatu panclangan hiclupnya demi keselamatan clan

kesejahteraan hiclup cli clunia maupun di akhirat kelak.

2. Dasar Pendidikan Islam

Setiap usaha, kegiatan clan tinclakan untuk mencapai suatu tujuan harus

mempunyai lanclasan atau clasar tempat berpijak yang baik clan kuat. Oleh karena itu

pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha untuk membentuk manusia menjacli

insan kamil, harus mempunyai landasan atau clasar kemana semua kegiatan clan

7

Z.uhairini, tV!etodik Khusus Pendidikan Agan1a /s/an1, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet.

Ke-3. h. 86

8

(20)

perumusan tujuan pendidikan Islam itu akan dihubungkan yang kemudian dijadikan

sebagai tempat pijakan.

Bicara tentang dasar pendidikan Islam, maka kita sepakat bahwa Al-Qm"an

dan As-Sunnah ada!ah dasar pokok yang harus dijadikan sebagai acuan atau pijakan

oleh umat Islam dalam penyelenggaraan pendidikan. Umat Islam memandang

Al-Qur'an dan As-Sunnah ini merupakan sumber utama ajaran Islam. Kedua sumber

tersebut merupakan bahan inspirasi setiap umat muslim dalarn menempatkan dan

membuat suatu idiologi dalam kehidupan.

a. Al-Qur'an

Umat Islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu Kitab suci

Al-Qur'an, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek

kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah

bersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada Al-Qur' an.

Nabi Muhammad SAW sebagai pendiclik pertama, pada masa awal

pertumbuhan Islam telah menjadikan Al-Qur'an sebagai dasar pencliclikan Islam di

samping sunnah beliau sencliri.

Kecludukan Al-Qur' an sebagai sumber pokok penclidikan Islam dapat

dipahan1i clari ayat Al-Qur'an itu scndiri. Firman Allah:

,

.... " ,, ,.. セ@

.,

_,.

セ@ j j c>...LP>) セ@

Artinya

(\ i

: \

QOセQI@

Pセセ@

"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu A/ .. Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum

(21)

Selanjutnya firman Allah SWT:

(\ '\ :'\A/if) '-o-'U\111_,,J_}

セセANZNNI[@

o;l,.I 13_;.-W

j)L.,

C:-l)!

oLJ;I

y\.:) Artinya : "Jni ada!ah sebuah kiiab yang Kami /urunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhaiikan ayai-ayatnya dan supaya

mendapat pelaiaran orang-orang yang mempunyai pikiran "(Q.S. Shaad

[38) : 29)

Selrnbungan dengan masalah lllL Muhammad Al-Fac!hil Al-Jarnali

rnenyatakan sebagai berikut : "Puda hakekamya Al-Qur "an ilu adalah mernpakan

perbendaharaan yang besar 11n111k kehudayaan manusia, leruiama bidang

kerohanian. Ia pada umumnya ada!ah mernpakan Kitab pendidi!wn ma.1;Y1raka1.

moril (akhlak) dan spirituil (kerohanian) .... ,

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang rnenjadi clasar atau

surnber penama pendic!ikan agama Islam adalah Al-Qur'an yaitu kumpulan firman

Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW clan kitab suci ini

rnenjadi sumber hukum yang utama clan berlaku untuk sepanjang masa clalam

lingkungan umat Islam.

b. t\s-Sunnah

Dasar kedua pendiclikan Islam adalah As-Sunnah yang rnempunyai arti segala

yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan dan

ketetapan yang berkaitan dengan hukurn. 10 As-Sunnah berisi pedoman untuk

9

Ramayulis, Op.Ci! .. h. 14

10

(22)

kemaslahatan hiclup manusia cla!am segala aspeknya, untuk membina urnmat manusia

seutuhnya clan muslim yang bertaqwa.11 Oleh karcna itu As-Sunnah merupakan clasar

pendiclikan Islam keclua, yang dalam pelaksanaannya melalui usaha pencliclikan masih

diperlukan pemahaman menclalam clan sistematika terhadap butir-butir As-Sunnah

,·ang berkaitan clengan pencliclikan.

Kalau Al-Qur'an clan As-Sunnah dijaclikan clasar, maka pendidikan Islam

merupakan wujud bangunan yang kokoh clan berakar kuat yang kemudian akan

mewarnai corak ke-lslaman dalam berbagai aspek kehidupan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar pendidikan Islam

aclalah Al-Qur'an clan As-Sunnah yang memuat dua prinsip clasar yaitu aqiclah clan

syariah. Wilayah syariah mencakup aspek ibaclah, muamalah. akhlak clan keilmuan

lainnya.

Selain Al-Qur'an clan As-Sunnah. kemuclian clasar tacli dikembangkan dalam

pemahaman para ulama clalam bentuk qiyas syar'i, ijma yang cliakui, ijtihad clan tafsir

yang benar clalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh clan terpaclu tentang jagat

raya, manusia, masyarakat clan bangsa, pengetahuan kemanusiaan clan akhlak, clengan

ュセイオェオォ@ kepacla keclua sumber asal (Al-Qur'an clan Haclits) .oebagai sumber utama.12 ljtihacl ulama j uga merupakan lanclasan clan sumber pengembangan pencliclikan Islam

berfungsi melengkapi berbagai persoalan yang belum termuat clalam Al-Qur'an clan

As-Sunnah. Upaya pengembangan ijtihacl clibidang pencliclikan berorientasi kepacla

11

Zakiah Darajat. Op. Ci! .• h. 21

11 Jalaluddin dan Us1nan Said,

Filsafat Pendidikan !s/an-1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(23)

perkembangan kebutuhan masyarakat yang tentunya berlainan. baik ideologi maupun

pola hidup yang menjadi budayanya.

3. Tu.juan clan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Setiap aktivitas yang direncanakan. pasti mempunyai dasar dan tujuan. Begitu

pula pendidikan Islam mempunyai dasar dan tujuan. Tujuan pendidikan itu biasanya

dikaitkan dengan pandangan hidup yang diyakini kebenarannya oleh penyusun tujuan

tersebut. Pandangan hidup ini berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu.

Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan untuk mem perpanjang hidupnya baik

sebagai individu maupun sebagai masyarakat, oleh karenanya tujuan pendidibn

haruslah berpangkal pada filsafat dan pandangan hidup yang bcrdasarkan agama.13

Menurut lbm1 Khaldun bahwa pendidikan lslarn rnempunyai dua tujuan. yaitu :

I. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat sehingga ia

rnenemui Tuhannya dan telah memurnikan hak-hak Allah yang telah

diwajibkan atasnya.

2. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleb

pendiclikan !nodern clengan tujuan kernanfoatan atau persiapan untuk

1

11 'cl up. 14

13

Hasan Langgulung, Azas-azas Pendidikan !slan1, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1978), h. 305

1

(24)

Selanjutnya Imam al-Ghazali berpendapal bahwa .. tujuan pendidikan ]slam

yang paling utama ialah beribadah dan taqarub kepada Allah dan kesempurnaan

insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. 15

Seclangkan fungsi pendiclikan agama bagi anak adalah membentuk manus1a

yang beriman dan bertagwa kepada Allah SWT. rnempunyai akhlak yang luhur.

berilmu pengetahuan clan memiliki keterampilan yang dapat clisalurkan dalarn

pe1nbangunan.

Pencliclikan agarna hendaknya dapat rnewarnai kepribaclian anak, sehingga

agama benar-benar berfungsi sebagai pengendali kepribaclian dalam hidupnya di

kemudian hari. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama harus diberikan sejak dini

agar anak terbiasa rnalakukan ibadah dan rnenjalankan ajaran-ajaran agama !slam

dengan kesadarannya sendiri.

Melihat besarnya fungsi pendidikan agama bagi anak, maka kewajiban

melaksanakan pendidikan agama itu harus dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah

dan selanjutnya pada masyarakat. Yang memprihatinkan adalah sebagian clari orang

tua tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memberikan penclidikan agama yang

sistematis kepada anak-anaknya, seperti yang kita ketahui bahwa hal itu hanya

terdapat pacla sekolah-sekolah formal. Orang tua telah merasa terwakili kewajibannya

dengan menyerahkan pendiclikan agama pada sekolah-sekolah formal ataupun non

formal dengan tujuan dan harapan yang sama yaitu agar anak menjadi indiviclu yang

baik.

15

(25)

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Menurut Zuhairini bahwa inti pokok ajaran Islam meliputi masalah

Keimanan (aqidah), masalah Keislaman (syariat), dan masalah lhsan (akhlak). Tiga

inti pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun Iman, rukun Islam dan

Akhlak. Dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ihnu

fiqh, dan ilmu akhlak.

Ketiga kelompok ilmu agama itu kemudian dilengkapi dengan pembahasan

dasar hukum Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah

!slam (tarikh), sehingga menurut Zuhairini secara berurutan adalah :

a. !lmu Tauhid I Keimanan

llmu tauhid ini meliputi rukun iman yaitu 1man kepada Allah, iman kepada

Ma!aikat, iman kepada Kitab-kitab Allah, iman kepada Rosul, iman kepada Hari

akhir dan iman kepada Taqdir.

b. Ilmu Fiqh

Ilmu fiqh ini meliputi : thaharah, shalat, zakat, puasa, haji dan umroh, muamalah,

mawaris, munakahat, hudud, jinayat, jihad dan aqdhiyah

c. Al-Qur'an

d. Hadits

e. Akhlak

Akhlak ini meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rosul, akhlak kepada

orang tua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada teman (sesama) dan akhlak

(26)

f. Tarikh !slam.

Ruang lingkup pembahasan tergantung pada jenis lembaga pendiclikan yang

bersangkutan. tujuan. clan tingkat kemampuan anak clidik sebagai konsumen.

B. Hakikat Metode Bercerita

1. Pengertian Metode Bercerita

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi

adalah sebagai suatu proses dalam rangka rnencapai tujuan pengajaran. Seorang

pendidik dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik.

Dengan seperangkat dan pengalarnannya pendidik gunakan untuk dan bagaimana

mempersiapkan program pengajaran dengan baik clan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak pernah seorang pendiclik tinggalkan adalah

bagaimana ·memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut

ambil bagian dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Kata "me/ode" berasal clari dua kata yaitu 'meta" yang berarti "melalui", dan

"hodos" yang berarti "jalan a/au cara'". Jadi metode berarti jalan atau cara yang

harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.16

Dr. Ahmad Tafsir memberikan penge1iian metode sebagai "cara yang paling

tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu'"17

16

H. M, Arifin. //mu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-4, h. 61

17

(27)

Metode digunakan sebagai suatu cara daJan1 n1enyan1paikan suatu pesan atau

materi pelajaran kepada anak didik. ivle10de rnengajar yang tidak tepat guna akan

menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar rnengajar sehingga banyak

waktu dan tenaga terbuang sia-sia. Oleh karena itu metocle yang diterapkan oleh guru

baru berhasil, jika marnpu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan. Semakin baik pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai semakin efektif. Hal ini menunjl1kkan apabila guru atau

pendidik dapat memilih metode secara tcpat yang disesuaikan dengan tujuan

pelajaran yang akan dicapai maka tujuan pendidikan akan lebih rnudah dicapai.

ivletode bercerita merupakan salah satu metode yang tepat dipilih untuk mencapai

tujuan pendiclikan agama Islam di Taman Kanak-kanak.

Adapun pengertian cerita clalam Kamus Umum Bahasa lndonesia sebagai

berikut :

l. Tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu peristiwa atau

kejac!ian.

2. Karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang , baik

yang sungguh-sungguh te1jadi ataupun yang irnnya rekaan belaka. Sedangkan

bercerita artinya menuturkan suatu cerita.18

Dari pengertian diatas maka c!apat disimpu!kan bahwa yang dimaksud c!engan

metoc!e bercerita ac!alah cara bertutur kata atau menyampaikan cerita secara lisan

(28)

kepada anak didik yang dengan cerita rersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang

baik dan dapat menjadikan suatu pelajaran.

Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerirn

!ersebut akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan

dan kebutuhan anak. Guru yang mampu memberikan improvisasi dalan1 penyampaian

cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman anak terhadap pelajaran yang

diterima dari cerita tersebut.

Buku-buku yang berisi cerita kisah, hikayat dan sejarah hidup orang baik,

sangat bermanfaat bagi anak-anak karena tabia! anak ada!ah suka meniru hingga ia

akan mengidentifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang disenangi dan

dikagumi dalam cerita tersebui. Jadi anak akan berusaha menyamakan dan

menjadikan ia sebagai tokoh, pahlawan dan para pelaku dalam kisah itu. Dengan

demikian buku-buku yang berisi cerita yang baik, benar dan mulia mempunyai

pengamh dan peranan yang sangat peniing dalam pembentukan watak, prilaku dan

kepribadian anak.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasamya metode

bercerita itu mempakan salah satu cara yang <ii;;unakan oleh gum dalam

menyampaikan atau memberikan pelajaran secara lisan kepada anak. Sumber cerita

dapat bersumber dari Al-Qur'an dan hadits, buku-buku cerita keagamaan, buku-buku

bergambar atau berasal dari pengamatan dan pengalaman guru dengan

(29)

2. Fungsi dan Tujuan Mctode Bercerita

a. Fungsi Metodc Bercerita

Pada umumnya para guru di Taman Kanak-kanak biasa menggunakan metode

bercerita karena metode ini dianggap sesuai dengan anak usia prasekolah. Bercerita

bukan hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga merupakan suatu cara yang dapat

digunakan dalam mencapai sasaran-sasaran atau target pendidikan.

Dalam ha! ini pcnulis ingin menyampaikan bcberapa fungsi metode cerita

sebagai metode pendidikan yaitu :

a. Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik.

Melalui metode bercerita ini sedikit demi sedikit dapat ditanamkan hal-hal yang

baik kepada anak didik, dapat berupa cerita para Rosul atau umat-umat terdahulu

yang memiliki kepatuhan dan keteladanan. Cerita hendaknya dipilih dan

disesuaikan dengan tttjuan yang hendak dicapai dalam suatu pengajaran.

b. Dapat mengembangkan imajinasi anak

Kisah-kisah yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu anak didik

dalam mengembangkan imajinasi mereka. Dengan hasil imajinasinya diharapkan

mereka mampu bertindak sepe1ti tokoh-tokoh dalam cerita yang disajikan oleh

guru.

c. Membangkitkan rasa ingin tahu

Sikap ingin talm untuk hal-hal yang baik adalah harapan dari sebuah cerita,

(30)

Jsi cerita yang dipahami tentu saja akan membawa pengaruh terhadap anak didik

dalam menentukan sikapnya.19

4. Memahami konsep ajaran Islam secara emosional

Dengan mendengarkan cerita yang bersumber dari Al-Qur' an, hadits dan

kisah-kisah keluarga muslim diharapkan anak didik tergerak hatinya untuk mengetahui

lebih banyak agamanya dan pada akhirnya terdorong untuk beramal di jalan yang

20 lurus.

5. Mempengaruhi perasaan sikap dan tingkah laku

Metode bercerita dapat mempengaruhi perasaan. sikap dan tingkah laku anak.

karena dengan secara tidak langsung cerita itu menciptakan lahirnya keinginan

berbuat seperti dalam cerita atas clasar inisiatif sencliri tanpa paksaan orang lain.

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa metode bercerita itu mempunyai fungsi

yang sangat besar terhadap pendidikan dan perkembangan kepribadian anak.

b.Tujuan Metode Bercerita

Pacla clasmny<\ pesan yang acla dalam sebuah kisah atau cerita merupakan

gambaran hitam atau putih, baik atau buruk. Dengan bercerita guru clapat

rnenanarnkan nilai-!ii!:::i Islam pada anak diclik, seperti menunjukkan perbedaan

perbuatan baik dan buruk serta ganjaran clari setiap perbuatan. Melalui metode

bercerita anak diharapkan clapat membeclakan perbuatan yang baik dan perbuatan

19

Diah Syukrisnawati, Seni Islam sehagai Media Pendidikan, (Jakm1a : PGTK Darul Qalam.

1994). Cet. ke-1. h. 24

20 Bahroin S,

lvfendidik Anak Saleh lvlelalui Pendekatan Seni Bern-1ain, Cerita dan Bernyanyi,

[image:30.595.58.476.192.533.2]
(31)

yang buruk sehingga clapat cliaplikasikan dalam kehiclupannya sehari-hari. Sedangkan

Asnelli llyas berpendapat bahwa tujuan metode bereerita dalarn pendiclikan anak

adalah "rnenanamkan akhlak Islarniyah clan perasaan keTuhanan kepada anak clengan

harapan rnelalui pendiclikan clapm rnenggugah anak untuk senantiasa rnerenung clan

berfikir sehingga dapat terwujud dalarn kehidupan sehari-hari.''21

Sedangkan rnenurut 1-Iapiclin clan Wincla Gunarti, tujuan bercerita adalah :

I. Melatih claya tangkap dan fikir

2. Melatih daya konsentrasi

3. Men1bant11 perken1bangan fantasi atau perken1bangan in1ajinasi anak

4. Menciptakan suasana menyenangkan di kelas.22

Jadi jelaslah rnetode bercerita yang clisajikan kepacla anak diclik bertujuan agar

mereka rnemaharni. rnenghayati. clan dapat mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Teknik-teknik Bercerita

Bercerita merupakan salah satu metode yang tepat untuk melaksanakan

pencliclikan agama Islam di Taman Kanak-kanak, clisebabkan karena anak usia Taman

Kanak-kanak belum man1pu berfikir secara logis. Untuk clapat mencapai keberhasilan

dalam rnemberikan pelajaran kepacla anak diclik usia Taman Kanak-kanak, maka

"Asnelli llyas, lv/endambakan Anak So/eh, (Bandung: Al-Bayan, 1997). Cet. Ke-2, h. 34

22 Hapidin dan Winda Gunarti, Pedon1an dan Perencanaan, Pengelolaan clan evaluasi

(32)

Beberapa bentuk metode bercerita clan teknik penggunaannya yang biasa

digunakan di Taman Kanak-kanak dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

l) Bercerita tanpa al at peraga

Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan dengan

rnenggunakan metode ini jika tidak ada alat peraga yang konkrit. Dalam kegiatan

bercerita yang berperan adalah guru dengan earn bercerita rnelalui ckspresi yang

tepat.

Guru dapat mcnunjukkan mimik (ekspresi muka), gerakan-gerakan kaki dan

tangan serta suara yang dapat membantu dan menolong fantasi anak dalam mengikuti

isi dan alur cerita yang disampaikan. Dalam menggunakan metode ini terdapat

beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Guru harus menunjukkan mimik muka, gerakan-gerakan tangan dan kaki serta

suara sebagai pencerminan dan penghayatan secara sungguh-sungguh

terhadap isi dan alur cerita.

b. Dalam bercerita harus menggunakan bahasa yang jelas, komunikatif clan

mudah dimengerti anak.

c. Sebelum bercerita aturlah posisi duduk anak didik dan guru.

(33)

2) Bercerita dengan alat peraga

Dalam melaksanakan kegiatan ini digunakan alat peraga dengan maksucl

untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang

clidengar dalam suatu cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan

atau fantasi terlalu menyimpang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh guru.

Bercerita dengan alat peraga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Bercerita dengan alat peraga langsung

Alat peraga dalam pengertian ini adalah beberapa jenis hewan atau

benda-benda yang sebenarnya yang bukan tiruan atau berupa gambar-gambar. Penggunaan

alat peraga langsung dimaksudkan untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan

yang tepat mengenai hal-hal yang didengar clalam suatu cerita.

Adapun langkah-langkah pelaksanaannya dengan a!at peraga langsung

sebagai berikut :

1) Alat peraga diperlihatkan dan diperkenalkan terlebih dahulu pada anak didik.

2) Guru menjelaskan dengan singkat melalui tanya jawab dengan maksud

memberikan informasi lebih dahulu mengenal obyek yang aka.ri diceritakan.

3) Alac peraga kemudian disimpan sebelum guru bercerita dan mengatur posisi

duduk anak didik.

b. Bercerita derigan gambar

Hal terpenting dalam gambar adalah isi dan makna gambar bagi anak. Gambar

yang dipilih hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan m1ak, isinya menarik,

(34)

1) Gambar harus jelas dan tidak terlalu kecil.

2) Guru memperlihatkan gambar tidak terlalu tinggi dan harus terlihat oleh

semua anak. ·

3) Gambar-gambar yang digunakan harus menarik.

4) Gambar ditutup setiap kali guru memulai bercerita kembali.

c. Bercerita dengan menggunakan papan flannel

Alat yang digunakan adalah papan yang ditempeli kain !lane! dan

guntingan-guntingan gambar berwarna menarik yang melukiskan hal-hal yang akan muncul

dalam cerita. Dalam menggunakan bentuk bercerita seperti ini guru hendaknya

rnemperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Guru harus menjaga agar jangan sampai gerak-geriknya pada waktu mernbuat

adegan di papan flanel rnengganggu konsentrasi anak. Untuk tidak

rnernbingungkan anak diusahakan supaya tidak terlalu banyak adegan yang

dipasang di papan flannel.

2) Sarnbii bercerita guru meletakkan guntingan gambar tersebut satu persatu

pada papan flannel sesuai dengan jalan isi cerita. Dengan demikian sambil

bercerita guru membuat adegan-adegan.

d. Membacakan eerita

Bentuk kegiatan bercerita ini dilakukan dengan earn membacakan cerita dari

(35)

tulisan berupa kalimat-kalimat pendek yang menceritakan secara singkat gambar

tersebut. Kegiatan membacakan cerita ini clilakukan karena kebanyakan anak usia

Taman Kanak-kanak gemar akan cerita yang clibacakan oleh guru atau orang dewasa

lainnya. Dalam membacakan cerita guru hams memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1) Buku dipegang di tangan kiri clengan pos1s1 yang clapat clilihat semua anak

yang ducluk dalam posisi agak melingkar.

2) Karena memegang buku guru tidak bebas melakukan gerakan-gerakan seperti

pada bercerita tanpa alat peraga. maka intonasi dan nada suara serta mimik

gurulah yang berperan di samping gambar-gambar dan kalimat-kalimat dalam

buku untuk membantu iantasi anak.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diketahui bahwa teknik yang

dipergunakan guru dalam bercerita ditentukan pula oleh bentuk cerita yang akan

disajikan. Cerita yang membekas pada diri anak akan sangat berpengantl1 dalam

kehidupan selanjutnya. Sebagaimana Mahmud Yunus mengemukakan bahwa

·'pengaruh cerita lebih besar daripada memberikan pengajaran semata-mata dengan

nasehat atau menyuruh dn melarang kepada anak didik."23

4. Aspek-aspek dalam Bercerita

Tema-tema yang terdapat di dalam cerita banyak dikenal oleh masyarakat dan

tidak senrnanya baik untuk diceritakan kepada anak-anak.

23

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1992).

(36)

Dewasa ini suclah banyak cerita yang diterbitkan. Diantara yang banyak itu.

pilih tema cerita yang baik dan berguna. Banyak terna cerita yang cliterbitkan yang

1idak memiliki nilai penclidikan clan moral. Kisah-kisah yang ditulis hanya untuk

merangsang emosi-emosi yang renclah. Terna cerita seperti ini, bukanlah menghibur

anak melainkan merusak imajinasi anak-anak. Terna cerita yang demikian patut

disisihkan clalam memilih tema. Secara teoritis ada beberapa aspek yang harus

dipertirnbangkan clalam mernilih terna cerita. Aspek-aspek tersebut cliantaranya

adalah :

a. Aspek Religius (Agama)

Dalam rnemilih tema cerita yang baik, aspek agarna ini tidak dapat diabaikan

mengingat tema cerita yang clipilih merupakan sarana pembentukan moral.

Jika aspek agarna ini kurang diperhatikan keberaclaannya, maka clikhawatirkan

anak akan memperoleh informasi-informasi merusak yang terkandung di clalam cerita

yang temanya ticlak baik, bahkan acla kemungkinan cerita yang clemikian clapat

rnerusak moral anak yang sudah baik.

Bagi kalangan keluarga muslim tema cerita yang clipilih tidak hanya karena

daya tarik ceritanya saja, melainkan barns sarat clengan ciilai-nilai ajaran Islam. Kini

rnemang tugas orang tua untuk bisa rnenghidangkan cerita agamis pacla anak dalam

upaya menenggelamkan pengaruh cerita yang temanya ticlak baik clan dapat merusak

aqiclah clan akhlak anak.24

(37)

b. Aspek Pedagogis (l'endidikan)

Pertimbangan aspek pendidikan dalarn rncmilih tcma ccrita .1uga penting.

sehingga dari tema cerita diperoleh dua keuntungan. yaitu menghibur dan mendidik

anak dalam waktu yang bersamaan.

Disinilah letak , peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita dan

menyarnpaikan pesan-pesan didaktis dalarn cerita. Unsur mendidik: baik secara

langsung ataupun tidak langsung terirnplisit dalam tema clongeng."5

c. Aspek Psikologis

Mempertimbangkan aspek psikologis dalam memi lih tema cerita sangat

rnembantu perkembangan jiwa anak. Mengingat anak aclalah manusia yang sedang

berkembang, rnaka secara kejiwaan tema ceritapun disesuaikan dengan kemampuan

berfikir. kestabilan emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan

pengetahuan anak dalam menghayati cerita tersebut. Cerita yang baik dapat

mempengaruhi perkembangan anak.

5. Kelebihan clan Kekurangan Metode bercerita

Dalam mengaplikasikan metode ini pada proses belajar mengapr, metode

kisah merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur clan terbaik, sebab

bercerita itu mampu menyentuh jiwa jika didasari oleh ketulusan hati yang

mencialam. Metode bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur'an :

(38)

} o _, }O ,,. ,,. ..-o -,; ,- } J

y

C..S-

0))

01:,,;_li

\..U,

セA@

G-jf

セ@

セ|@

セGNGNNN⦅|@

セ_@

セZLNN⦅⦅[@

, ,

(I : 11

OLセ@

_r-)

セwQ@

セ@

"-G

Artinya: "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur 'an ini kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelwn

(Alw mewahyukan) adalah termasuk orang-orang yang lalai " (Q.S.

Yusuf[J2].: 3)

Kandungan ayat ini mencerminkan bahwa cerita yang ada dalam Al-Qur·an

rnerupakan cerita-cerita pilihan yang mengandung nilai paedagogis. Ayat tersebut

diperkuat oleh ayat lain yang berbunyi :

o,.-o セセᄋ@ ,, ,,.,., ,,.,,.

c

1 1 1 : 1

1

iセ@

_r-) ...

セwGjQ@

J)

!

[セ@

:.

!

,a>•

セ@

0\S'

J__;j

Artinya : "Sesungguhnya di dalam kisah-kisah mereka terdapat ibarat bagi

orang-orang yang berakal "(Q.S. Yusuf[12]: 11 I)

Namun, walaupun secara substansial keabsahan keduanya tidak diragukan,

akan tetapi bukan berarti ia terlepas dari kelemahan atau kekurangan, karena yang

menyampaikan ajaran tersebut-dengan metode kisah-adalah manusia biasa yang tidak

bisa luput dari kekurangan dan ketidaksempumaan, oleh karena itu kita bisa

melihatnya dari dua sudut, yaitu kelebihan dan kekurangannya.

a. Kelebihan Metode Bercerita

I. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik. Karena

anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai

situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah

terse but.

2. Mengarahkan semua emos1 sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang

(39)

3. l(isah sela1u n1en1ikat. karena n1engundang pcndengaran untuk 111engikuti

peristi\vanya clan n1ercnungkan n1aknanya.

4. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut. perasaan cliawasi. rela, senang,

sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.26

b. Kekurangan Metode Bercerita

I . Pemahaman anak diclik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi

oleh masalah lain.

2. Bersifat monolog dan dapat menjenuhkan anak didik.

3. Sering te1jadi ketidakselarasan 1s1 cerita dengan konteks yang dimaksud

sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.

Dari uraian diatas clapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan

penyampaian materi pelajaran dengan cam menceritakan kronologis terjadinya

sebuah peristiwa baik benar atau bersifat fiktif semata. Metode bercerita ini dalam

pendidikan agama menggunakan paradigma Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad,

sehingga memiliki substansi cerita yang valid tanpa diragukan lagi keabsahannya.

n。ュキセ@ terkadang kevalidan sebuah cerita terbentur pada Sumber Daya Manusia (SOM) yang menyampaikan cerita itu sendiri sehingga te1jadi banyak kelemahannya.

(40)

A. Tujuan Penclitian

I. Untuk mengetalrni pelaksanaan metode bercerita dalarn proses belajar

rnenga1ar Pendiclikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Hidayatut

Thalibin.

2. Untuk mengetahui keefektifitasan metocle bercerita daiam proses beiajar

menga.iar Penclidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Hiclayatut

Thalibin.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adaiah keseluruhan obyek penelitian yang tercliri dari manusia.

benda. hewan, tumbuh-tumbuhan clan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu clalam sebuah penelitian.1

Dalam penelitian ini, yang menjacli populasi sekaligus sampel adaiah seluruh

guru Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin yang be1:jumlah 4 (empat) orang.

C. sオュ「」セ@ Data

Adapun sumber data yang dijaclikan sebagai bahan s!:.;-ipsi antara lain :

l . k・エエセ。@ '"/ ayasan

2. Kepala sekoiah TK beserta dewan guru

3. Para Sis\va

4. Para Orang Tua Siswa

1 1-Ierman Rasito, Pengautar :l4etotlo/ogi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

(41)

I. Observasi. Penulis rnelakukan observasi langsung kc sekolah untuk rnendapatkan

gambaran konkrit tentang pelaksanaan rnetode bercerita yang dilakukan di Taman

Kanak--kanak Hidayatut Thalibin Cilandak.

2. Wawancara. Dalam wawancara ini, penulis langsung melakukan wawancma

kepada kepala sekolah clan guru. Informasi yang diinginkan dari kepala sekolah

adalah mengenai sejarah dan latar belakang bcrclirinya Tarnan Kanak-kanak

Hic!ayatut Thalibin, beserta sarana dan prasarananya yang terseclia. Selanjutnya

informasi yang clic!apatkan dari guru aclalah rnengenai pelaksanaan metode

berclerita clalarn kegiatan proses belajar rnengajar, apakah efektif atau tidak.

3. Angket, yaitu forrnulir yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang cliajukan secara

tertulis pacla seseorang atau sekurnpulan orang untuk rnenclapatkan jawaban atau

tanggapan clan informasi yang diperlukan oleh peneliti.2 Angket ini cliberikan

kepacla seluruh guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin yang clijaclikan

responclen penelitian, clan pertanyaan yang acla dalam angket berbentuk pilihan

gancla. Aclapun maksucl clari pemberian angket ini yaitu untuk rnengetahui

tanggapan para guru te.,;ang metodc berceriia sebagai metode belajar rnengajar

Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin.

4. Dokumentasi. Penulis memperoleh data rnelalui penggunaan surnber-surnber

tertulis yang sebagai surnber utarnanya adalah berupa clokumen sekolah.

2

Mardalis, 1l1etode Penelitian Suatu Pendekattu1 Pro11osal. (Jakarta : Bumi A.ksara, 1990), Cet

(42)

wawancara kemudian diolah dan diedit yang selanjutnya dianalisa dan disimpulkan. Setelah dipelajari, data tersebut direduksi dengan cara membuat abstraksi dan diedit serta dipindahkan jawaban responden dalam tabulasi dan disusun secara rinci dalam bentuk tabel kemudian diukur dengan perhitungan rata-rata dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi sebagai berikut

F

P= - - X 100% N

I(eterangan

P Prosentase

F = Frekuensi

(43)

A. Gambaran Umum Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin Cilandak

Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin merupakan lembaga pendidikan pra

sekolah yang didirikan pada talrnn 1985 yang berlokasi di jalan Cilandak Tengah ]]]

No.27 Taman Kanak-kanak ini didirikan atas keinginan secara personal yang pada

waktu itu te!ah bercliri sebuah yayasan yang memiliki sekolah clalam jenjang MI clan

MTs. kemuclian salah seorang putri dari ketua yayasan tersebut yaitu !bu Hj. Siti

Cholilah merasa terpanggil untuk membuat sebuah lembaga pendidikan usia dini

yang memiliki ciri khas dalam membina clan mencliclik calon generasi penerusnya.

?acla saat itu anak yang berusia 4 - 6 tahun sangatlah banyak sehingga clirubahlah

sebuah ruangan (garasi mobil) menjacli kelas untuk belajar mengajar anak Taman

Kanak-kanak (TK). Lambat Imm pertumbuhan Taman Kanak-kanak Hidayatut

Thalibin semakin meningkat clan ruangan tersebut tidakla11 mencukupi untuk

oerlangsungnya proses belajar mengajar, sehingga clibangunlah sebuah gedung yang

cukup untuk menampung anak-anak belajar dengan kepala sekolah yang merupakan

sekaligus pencliri Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin yaitu !bu Hj. Siti Cholilah.

Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin ini berstatus swasta yang merupakan bagian

(44)

pengajar di Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin berjumlah 4 (empat) orang

clengan perincian 3 (tiga) orang guru dan I (satu) orang kepala sekolah yang

merangkap guru, cliantaranya acla yang memiliki latar belakang pencliclikan PGTK.

Diploma I dan Strata- I.

Untuk lebih jelasnya mengenai keberaclaan guru Taman Kanak-kanak

[image:44.595.49.486.173.551.2]

Hiclayatut Thalibin clapat clilihat pacla tabel di bawah ini.

TABELI

Daftar Guru-guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin

I

No

I

Nama Guru Tempat Tgl Lahir I.iazah Terakhir Jabatan

1i-1

1-lj. Siti Cholilah Jakarta, 21-10-1957 DlPGTK Kep-Sek (Guru)

2 Robiatul Adawiyah Jakarta. 22-08-1969 PGA Guru

0

Sri Mu!yati Jakarta, 10-04-197 5 Strata-] Guru

セ@

4 Khoiriyah Jakarta, 01-01-1978 D!PGTK Guru

Siswa Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin selurulmya berjumlah 39

orang. Terdiri dari 2 (dua) jenjang pendidikan yaitu pendidikrm untuk anak usia 4 -5

tahun di kelompok A clan pendidikan untuk anak usia 5 - 6 tahun di kelompok B. Dan

(45)

TABELII

.Jumlah Siswa Taman Kanak-lrnnak Hidayatut Thalibin

I - ,

·1

Kelas Pcrempuan I ! Laki-Iaki Jumlah I

i i

A 9 Anak

I

12 Anak 21 Anak

I

i

i

----1

B 7 Anak

i

I 11 Anak 18 Anak

I

i

I

I

Ju ml ah 16 Anak

I

23 Anak 39 Anak

I

Selain itu Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin juga mempunyai seorang

pegawai bagian kebersihan.

Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin terletak di Jalan Cilandak Tengah III

No. 27 Kecamatan Cilanclak Kotamadya Jakarta Selatan. Taman Kanak-kanak ini

beracla di tengah-tengah permukiman penduduk, suatu kondisi yang strategis karena

dekat dengan masyarakat yang merupakan sasaran obyek pendidikan. Disamping itu

proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin tidak terganggu

dengan kendaraan yang lalu lalang dikarenakan jauh dari area jalan raya, sehingga

proses belajar mengajar mengalami kondisi yang cukup kondusif.

Selain itu kegiatan proses belajar mengajar juga didukung dengan aclanya

fasilitas-fasilitas seperti mushalla, lapangan. clan halaman yang biasa clipergunakan

siswa untuk kegiatan upacara atau acara-acara karnaval clan untuk kegiatan bermain

[image:45.595.64.472.151.529.2]
(46)

B. Deskripsi Data

Penulis disini rnengambil data dari guru-guru yang mengajar di TK Hidayatlll

Thalibin Cilanclak. Keseluruhan guru ini dijadikan populasi sekaligus sampel.

Data-data penelitian tentang efektivitas metode bercerita sebagai metocle belajar rnengajar

di TK Hiclayatut Thalibin Cilandak penulis rnemperolehnya melalui wawancara.

angket, studi clokumentasi clan melihat langsung proses pengajaran rnetode bercerita

di TK Hidayatut Thalibin. Wawancara penulis lakukan dengan Kepala Sekolah dan

guru yang mengajar, sedangkan angket cliberikan kepada guru-guru.

l. s·arana dan Prasarana

Taman Kanak-kanak merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak diluar

keluarganya, maka Taman Kanak-kanak harus merupakan tempat yang indah dan

menyenangkan bagi kehidupan anak. Oleh karena itu gedung Taman Kanak-kanak

harus dilengkapi dengan sarana clan prasarana yang lengkap dan memenuhi

syarat-syarat yang disesuaikan dengan usia anak.

Sarana dan prasarana merupakan ha! yang penting dalam proses belajar

mengajar karena dapat mendukung clan memperlancar berlangsungnya pembelajaran,

maka sarana yang disediakan tersebut hendaknya memcnuhi kriteria sebagai berikut :

a. Sarana tersebut clapat membantu gum dalam berbagai metode atau teknik

mengajar dalam proses belajar mengajar.

b. Sarana tersebut dapat membantu anak dalam melakukan kegiatan yang sesuai

(47)

Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin memiliki sarana fisik berupa satu

unit geclung permanen yang tercliri dari 2 (clua) ruang kelas lengkap dengan meja.

bangku, lemari, papan tulis, gambar-gambar dan tulisan-tulisan, serta 1 (satu) ruangan

kantor lengkap dengan peralatannya.

Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Taman Kanak-kanak

Hidayatut Thalibin juga dilengkapi dengan alat-alat permainan anak yang terdiri

jungkit-jungkit, ayunan, papan peluncur, mangkok putar dan panjatan.

SeJain itu di Taman Kanak-kanak Hiclayatut Thalibin juga terclapat sarana

untuk lima suclut, yaitu :

1. Sudut Ketuhanan sepe1ti maket masjicL peraJatan sholat, gambar clan tuJisan

praktek sholat, buku cerita Islami, buku lqro clan Jain-Jain.

2. Suclut Keluarga seperti piring. gelas, sendok, serbet clan lain-lain.

3. Suclut Alam Seki tar seperti tanaman hi as. binatang, air clan Jain-lain

4. Suclut Pembangunan seperti balok-balok bangunan, kerucut berwarna clan

lain-lain.

5. Suclut kebuclayaan seperti rak buku, buku-buku bergambar clan Jain-lain.

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Taman Kanak-kanak merupakan lembaga pendiclikan yang menyelenggarakan

program pencliclikan bagi anak berusia 4 - 6 tahun atau anak usia pra sekolah.

Pencliclikan pacla tingkat Taman Kanak-kanak ini pada hakikatnya aclalah belajar

(48)

Pelaksanaan kegiatan belajar mengapr di Taman Kanak-kanak Hidayatut

Thalibin dimulai dari pukul 08.00 WJB sampai dengan pukul I 0.00 WIB. Dalarn

proses belajar mengajar, hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah metode

mengajar yang akan digunakan. Hal ini mengingat yang dihadapi adalah anak-anak

yang masih keciJ dengan sifat yang cepat bosan dan senang memberontak. Maka dari

itu diharapkan guru clapat mengatasi setiap situasi yang terjadi cliclalam maupun

diluar kelas.

Secara umum metocle yang biasa digunakan di Taman Kanak-kanak adalah

rnetocle bermain, bernyanyi clan bercerita. Ketiga metode inilah yang sangat cligemari

anak karena sesuai clengan dunia mereka.

Aclapun kegiatan beJajar mengajar tersebut aclalah :

l. Kegiatan pembukaan yang terdiri clari :

a. Berbaris

b. Tepuk-tepuk

c. Membaca ikrar

d. Mengucap salam sebeJum belajar dimuJai

e. Absen

2. Kegiatan Inti (pemberian materi peJajaran) yang tercliri dari pengenalan

surat-surat pendek, do'a-do'a pendek yang kemudian diakhiri dengan pembacaan buku

(49)

3. lstirahat a tau makan. sebelum makan siswa dibiasakan mencuci tangan, berclo ·a.

clan rnenggunakan tangan kanan ketika rnakan. selesai makan siswa berclo ·a

kembali.

4. Kegiatan penutup yang tercliri clari :

a. Membaca clo'a akan pulang

b. Menyanyikan lagu-lagu

c. Memberi salam

Anak-anak Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin selalu dibiasakan pada

hal-hal yang baik dan Islami. Pernbiasaan pada ha! yang lslami ticlak hanya di sekolah

saja. guru-guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin menjalin kornunikasi dengan

para wali murid agar hal-hal yang sudah diberikan di sekolah ditindaklanjuti atau

dibiasakan juga di rurnah. Pada usia taman kanak-kanak pembiasaan kehidupan

beragama memang sangat penting karena masa inilah masa yang paling tepat untuk

memberikan ponclasi bagi kehidupannya kelak.

Dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin

selalu memperhatikan tingkat minat dan kemampuan anak didik, seperti ketika

menyar:1::-aikan materi pelajaran yang berisi bimbingan, nasehat dan pengetahuan

agama, guru dapat menyajikan materi pelajaran tersebut dengan menggunakan

berbagai metode seperti metocle bercerita, clengan metocle bercerita materi pelajaran

yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan cepat diserap oleh anak-anak,

dimana anak akan antusias dalam mendengarkan cerita apalagi jika ditarnbah dengan

(50)

Beberapa metode yang dipergunakan di Taman Kanak-kanak Hidayatut

Thalibin antara lain :

1. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau

memberikan penerangan kepada anak clidik secara lisan.

'l Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk tanya

jawab antara anak dengan anak atau anak clengan guru.

3. Metocle pemberian tugas, yaitu kegiatan belajar rnengajar dengan memberikan

kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah clisiapkan guru.

4. Metode clemonstrasi. yaitu cara rnempertunjukkan atau memperagakan suatu

obyek atau proses dari suatu kejaclian atau peristiwa.

5. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang

sesuai dengan bahan kegiatan pengembangan dan kemampuan yang sedang

clibahas.

6. Metode bermain peran, yaitu memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda di

sekitar an:ik dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal dan penghayatan

terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat menggunakan metode tersebut

secara bervariasi yang disesuaikan dengan sitausi dan kondisi. Untuk membantu

kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin juga disediakan

(51)

gunting. !em, ke11as warna, buku mewarnai. pensil, penghapus. pensil warna clan

lain-lain yang semua itu dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Dengan tersedianya

aim-alat tersebut anak menjacli senang dala111 111enjalankan tugasnya clan rnemudahkan

guru dalam 111enyampaikan matcri pelajaran.

Aclapun jenis 111ateri pelajaran yang disampaikan di Taman Kanak-kanak ada

dua program pengembangan, yaitu :

a. Pengembangan bi dang prilaku. yang meliputi :

I. l'viorai Pancasila

2. l(ein1anan clan ketaq\vaan

3. Disiplin

4. Perasaan atau emosi

5. Kcmampuan bermasyarakat atau bersosialisasi

b. Pengembangan kemampuan dasar. yang rneliputi :

I. Kemampuan berbahasa

2. Kemampuan daya pikir

3. Kemampuan keterampilan

4. Kemampuan jasmani

3. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Melalui Metocle Bercerita di Taman

Kanak-kanak

Gambar

Tabel 1 Daftar Guru-guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin .......... .
gambaran hitam atau putih, baik atau buruk. Dengan bercerita guru clapat
TABELI Daftar Guru-guru Taman Kanak-kanak Hidayatut Thalibin
.Jumlah TABELII Siswa Taman Kanak-lrnnak Hidayatut Thalibin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ©

Menindaklanjuti proses pengadaan Pekerjaan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit k o d e 895319 secara elektronik, dengan ini kami mengundang Saudara untuk mengikuti

Mencakup berbagai aspek: isi, metode, proses, subjek, evaluasi.. 1) Isi pendidikan moral harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan

SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016. N

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi pemodelan pada konstruksi bangunan gedung Chase Tower, menampilkan bentuk rincian

Oleh itu, Ho 3, iaitu tidak terdapat perbezaan yang signifikan terhadap pencapaian bagi penguasaan aspek bahasa penulisan karangan argumentatif menggunakan peta minda dalam

Pada penelitian sejenis terdahulu yang mengandung kekerasan dilakukan oleh “Muhammad Ihsan” dengan tujuan untuk mengetahui bentuk kekerasan dan prosentase kekerasan yang

[r]