PEMBERDAYAAN PEMERINTAH KELURAHAN
DALAM RANGKA PELAYANAN MASYARAKAT
( STUDI PADA KELURAHAN SARI REJO, KECAMATAN MEDANPOLONIA, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA )
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
KRISTANTO NIM : 020903004
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
HALAMAN PERSETUJUAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : Kristanto
NIM : 020903004
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan
Masyarakat.
(Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota
Medan, Sumatera Utara )
Medan, Desember 2007
Pembimbing, Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
Drs. Marlon Sihombing, MA
Nip. 131 568 391 NIP. 131 568 391 Drs. Marlon Sihombing, MA
Dekan,
NIP. 131 757 010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah s.a.w sebagai
suri tauladan, keluarganya serta para sahabatnya yang telah berjuang dan membawa
kita kepada jalan yang benar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Pemberdayaan Pemerintah
Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ”. (Studi pada Kelurahan Sari Rejo,
Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari semua pihak
mustahil skripsi ini akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati,
baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Untuk itu
izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih yang
mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
1. Teruntuk Bapak dan Mamak tercinta (Samiran dan Sudiati) yang telah
memberikan semua hal yang terbaik buat ananda sehingga bisa sampai pada tahap
ini, tiada kata yang dapat mewakili ucapan terima kasih selain seuntaian do’a
2. Untuk Adikku tersayang Kristina, terima kasih atas motivasi yang selalu
menyuruh abang agar cepat tamat. Makasih ya dek...
3. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Drs. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu
administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan juga sebagai
pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Ibu Betti Nasution Msi. selaku dosen penguji saya yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution Msi. selaku dosen penguji saya yang juga
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Ilmu administrasi Negara yang telah banyak
memberikan Ilmu Pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai harganya selama
penulis menjalani pendidikan di FISIP-USU.
8. Kepada seluruh pegawai FISIP-USU terutama Kak Mega dan Kak Emi yang
telah membantu penulis dalam urusan administrasi.
9. Kapada Bapak Alkausar Deaysa SSTP yang telah memberikan rekomendasi dan
meluangkan waktu untuk memberikan informasinya sehingga penulis telah dapat
10.Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Masyarakat beserta
Aparatur Kelurahan Sari Rejoyang telah memberikan berbagai informasi dan
dukungan data sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.
11.Buat kawan-kawan seperjuangan Anak AN ’02 yang udah banyak yang hilang,
Fandi Bleh, Arja Mengkontoloyokan, Remon, Rio Aljaber, Faisal Kintil, Riki Botak, Zoel Kisaran, Rajab Polpoke, Dian, Jhohanes, Robiatul Adawiyah or Puput, Petox, Dini, Una, Rima, Nita, Ira, Tika, Sepen, Trea, pokoknya semua yang namanya anak AN 02 terima kasih tak terhingga penulis ucapkan, karena kita tetap suatu keluarga dan saudara. Semoga suatu saat kita berkumpul lagi.
12. Terkhusus kelompok 1 magang, Rio, Firman, Dini, Andri dan Ira, pengalaman
yang terlupakan, Samosir Fight! Aku masih ingat kalian sampai sekarang.
13.Terima kasih juga buat para seniorku, B’ Udin Kallon, B’ Ijal, B’ Abdillah, B’
Ardi, B’ Mahya, B’ Diding, B’ Roni AN+ dan masih buanyak lagi.
Seperti kata pepatah, Tak ada Gading yang Tak Retak, demikian pula dengan
skripsi ini yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima koreksi serta saran yang konstruktif dari pembaca.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2007
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………..i
DAFTAR ISI………..…………..iv
DAFTAR TABEL DAN WAWANCARA..……….………..vi
BAB I PENDAHULUAN……….………....1
1.1.. Latar Belakang Masalah……….………...1
1.2. Perumusan Masalah……….………...8
1.3. Tujuan Penelitian……….………...8
1.4. Manfaat Penelitian……….……….8
1.5. Kerangka Teori……….………..9
1.6. Defenisi Konsep……….………..34
1.7. Defenisi Operasional……….………...35
BAB II METODOLOGI PENELITIAN……….38
1.1.Bentuk Penelitian……….………38
1.2.Lokasi Penelitian………..………38
1.3.Populasi dan Sampel………..………..38
1.4.Tekhnik Pengumpulan Data………...…………..40
1.5.Tekhnik Analisa Data……….……..…………41
1.6.Sistematika Penulisan……….………..41
BAB III DESKRIPSI WILAYAH……….………43
A. Sejarah Singkat Kelurahan Sari Rejo…..…….……….43
C. Perjuangan Untuk Memperoleh Pengakuan Hukum….…………49
BAB IV PENYAJIAN DATA……….………..53
4.1.Penyajian Data Tentang Distribusi Responden dan Key Informan………..……….……..53
4.2.Karakteristik Responden.……….….53
4.3.Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Sari Rejo Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat…………..………..57
4.4.Peran Pemerintah Kelurahan Sari Rejo Sebagai Pelayan Masyarakat………...74
4.5.Penyajian Data Hasil Wawancara Dengan Aparatur Kelurahan Sari Rejo………80
BAB V ANALISA DATA………...88
BAB VI PENUTUP...92
A. Kesimpulan……….………...92
B. Saran...…...……….……….93
DAFTAR TABEL DAN WAWANCARA A. DAFTAR TABEL
TABEL 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin…………..……….45
TABEL 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur……….………..…….46
TABEL 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama……...……….…………..47
TABEL 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis……….…………48
TABEL 5. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….……...54
TABEL 6. Sebaran Responden Berdasarkan Umur……….……54
TABEL 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………...55
TABEL 8. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan………...56
TABEL 9. Data Lembaga Pendidikan di Kelurahan Sari Rejo………57
TABEL 10. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan..………...58
TABEL 11. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………...61
TABEL 12. Kriteria Keluarga Miskin………..62
Daftar Penduduk Penerima Program Raskin………64
TABEL 13. Kelembagaan Ekonomi/Industri di Kelurahan Sari Rejo……….67
TABEL 14. Data Rumah Bersalin di Kelurahan Sari Rejo………...68
TABEL 15. Sarana Transportasi Darat di Kelurahan Sari Rejo………...70
TABEL 16. Prasarana Transportasi Darat di Kelurahan Sari Rejo…………..71
TABEL 17. Data Organisasi Sosial Kemasyarakatan………..73
DAFTAR WAWANCARA
Hasil Wawancara dengan Lurah Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia Bapak Alkausar Deaysa SSTP……..………80
Hasil Wawancara dengan Kaur Pembangunan Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia, Saudara Chusnul Fanany S. SSTP………83
Hasil Wawancara Dengan LPM Kelurahan Sari Rejo………...85
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah
Reformasi dilakukan untuk mewujudkan aparatur negara yang mampu
mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan
prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas praktek-praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan
mampu menyediakan pelayanan yang prima sebagaimana diharapkan masyarakat.
Agar harapan tersebut dapat menjadi kenyataan maka dituntut adanya suatu sikap
aparatur yang baik, integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi.
Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak
tahun 2001 membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Salah
satu perubahan itu adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam
penyelenggaraan beberapa bidang pemerintahan. Seiring dengan bertambah luasnya
kewenangan ini, maka aparat pemerintahan di daerah diharapkan dapat mengelola
dan menyelenggaraan pelayanan dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat.
Namun dibalik itu semua telah muncul suatu pemikiran yang positif yaitu
munculnya ide serta tentang pemikiran dasar yang menimbulkan reformasi total
menciptakan masyarakat sipil (civil society) dalam kehidupan pemerintahan,
bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance serta
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sikap keterbukaan, kejujuran dan keadilan
yang berorientasi kepada rakyat dan bertanggungjawab kepada rakyat.
Terdapat beberapa persoalan utama yang merupakan bagian dari sejarah masa
lalu bangsa Indonesia yang efeknya masih dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia
yang hidup pada masa sekarang ini, yang sekaligus merupakan indikator penyebab
terjadinya krisis multidimensi yang masih melanda bangsa Indonesia hingga saat ini.
Ketika permasalahan tersebut diidentifikasi, maka ujung dari permasalahan tersebut
bermuara kepada terjadinya pendangkalan partisipasi rakyat dalam program
pembangunan daerah serta semakin melemahnya posisi nilai tawar rakyat dalam hal
perencanaan dan pengambilan keputusan yang melibatkan kehidupan rakyat. Rakyat
bukan dijadikan sebagai subjek dalam kehidupan demokrasi dan juga bukan menjadi
subjek didalam pembangunan.
Kelurahan merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil dari suatu
komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh dikatakan bahwa keberhasilan dalam
melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana partisipasi masyarakat
setempat beserta aparatur pemerintahan kelurahan dalam perencanaan pembangunan
tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut berpartisipasi dan diberi kepercayaan dan
kewenangan yang cukup dalam mengurusi rumah tangga kelurahannya, sehingga bisa
mandiri dan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut.
Selain sebagai pelaksana dan perencana program pembangunan, maka para
urusan-urusan administrasi dan kependudukan yang menjadi wewenang dari pihak
kelurahan. Namun hingga saat ini pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat,
terkadang masih sulit untuk dapat diakses langsung oleh masyarakat dan prosedur
yang terkadang berbelit-belit dan sering menyulitkan masyarakat ketika harus
mengurus surat atau izin tertentu di kelurahan, biaya yang tidak jelas serta terjadinya
pungutan liar (pungli), saat ini menjadi cerminan rendahnya kualitas pelayanan di
Indonesia.
Dimana ini juga merupakan bagian akibat dari berbagai program pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat, namun saat ini masih jauh sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat. Selain itu juga ada kecenderungan ketidak adilan
didalam pelayanan yang diberikan, dimana masyarakat yang tergolong miskin akan
sulit untuk mendapat pelayanan yang baik dan berkualitas dari pihak kelurahan.
Sebaliknya masyarakat yang memiliki uang akan lebih mudah dalam menyelesaikan
urusannya. Untuk itu, apabila ketidakmerataan dan ketidakadilan ini terus terjadi,
maka pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi yang berbahaya dalam
kehidupan berbangsa. Potensi ini antara lain terjadinya disintegrasi bangsa, perbedaan
yang lebar antar yang kaya dan miskin dalam konteks untuk memperoleh pelayanan,
peningkatan ekonomi yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat merugikan
bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 Tahun 2005 tentang
Pemerintah Kelurahan yang merupakan dasar dalam menuju masyarakat yang
berkembang yaitu kelurahan tidak lagi menjadi level administrasi, tidak lagi menjadi
yang berada pada lingkungan kelurahan berhak untuk berbicara dan mengeluarkan
pendapat sesuai dengan kepentingannya sendiri. Disini harus dipahami bahwa
kelurahan merupakan suatu kesatuan hukum yang memiliki hak dan kekuasaan dalam
mengatur dan melayani semua kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya menuju
kesejahteraan.
Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat diharapkan menjadi lebih
responsif terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri, di mana paradigma pelayanan
masyarakat yang telah berjalan selama ini beralih dari pelayanan yang sifatnya
sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang
berorientasi kepuasan masyarakat sebagai berikut :
a. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang
memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat.
b. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan aparatur kelurahan dan
masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai rasa memiliki yang tinggi
terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama.
c. Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan tertentu
sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.
d. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi
pada hasil, sesuai dengan masukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.
e. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
f. Memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari
Namun dilain pihak, pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan
kepada masyarakat diharapkan juga memiliki :
a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya.
b. Memiliki perencanaan dalam pengambilan keputusan.
c. Memiliki tujuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Dituntut untuk akuntabel dan transparan kepada masyarakat.
e. Memiliki standarisasi pelayanan yang baik pada masyarakat.
Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur
kekuasaan menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat
terhadap suatu pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah kelurahan
menjadi sangat penting. Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan
selanjutnya dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 , yang telah
dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan, diawali
desentralisasi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada daerah. Dan sekarang menjadi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tentang Pemerintahan Kelurahan dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 tentang Pemerintahan Desa.
Inti dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah
penyelenggaraan pemerintahan lokal yang menekankan pada prinsip demokrasi dan
peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh daerah masing-masing.
Perencanaan pembangunan didaerah kelurahan tidak dapat dipisahkan dari
penyelenggaraan pemerintah kelurahan yang merupakan unit terdepan dalam
keberhasilan seluruh program pembangunan. Karena itu upaya untuk memperkuat
dan memberdayakan pemerintah ditingkat kelurahan merupakan langkah dalam
mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat sebagai tujuan dalam
program pembangunan kelurahan.
Untuk mengakomodir aspirasi masyarakat yang terus berkembang sertra
dalam menghadapi perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan nasional maupun
lingkungan internasional yang secara langsung akan berpengaruh pada roda
pemerintahan dan pelaksanaan program pembangunan di negara kita, maka
diperlukan adanya suatu pemerintahan kelurahan yang tangguh dan didukung oleh
sistem dan mekanisme kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat. Pemerintahan kelurahan harus benar–benar siap dan mampu
untuk mengelola setiap potensi yang ada dalam lingkungan masyarakat untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Pemerintah kelurahan juga harus cepat dan tanggap dalam memperhatikan
segala sesuatu yang menjadi kebutuhan warga masyarakatnya. Diharapkan dengan
terciptanya pemerintahan kelurahan yang tangguh dan mandiri yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan dapat mewujudkan program-program pembangunan yang terencana
secara efektif dan efisien yang pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan cita–cita
masyarakat yang adil dan sejahtera.
Konsep pemberdayaan pemerintah kelurahan ini dapat dilaksanakan melalui
program peningkatan kualitas atau kemampuan aparat pemerintahan setempat. Hal ini
terkecil dalam tata pemerintahan yang ada dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan langsung berhubungan dengan masyarakatnya. Dengan demikian
diharapkan bahwa aparat pemerintahan khususnya pada tingkat kelurahan dapat
meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada masyarakat.
Sekarang ini kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat telah
mengalami penurunan kualitas dan perlu diadakan perbaikan, bila dilihat dari sisi
efisiensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan perlakuan (tidak diskriminatif)
maka pelayanan yang diberikan masih jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat dan
masih memiliki berbagai kelemahan.
Pemerintah Kelurahan Sari Rejo disini berperan dalam perencanaan program
pembangunan didaerah harus mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan
masyarakat dan mampu menampung segala aspirasi masyakat, agar dapat mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai “ Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan
masalah dalam makalah ini, yaitu :
“ Bagaimana Upaya–upaya yang harus dilakukan untuk Memberdayakan Pemerintahan Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara “.
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang hendak
dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk memberdayakan
Pemerintahan Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kinerja Pemerintahan Kelurahan
Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam usaha membangun daerahnya.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mencari khasanah ilmiah tentang upaya-upaya pemberdayaan
Pemerintah Kelurahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada
2. Sebagai bahan referensi atau masukan bagi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan dalam Pemberdayaan
Pemerintah Kelurahan.
3. Dapat dijadikan bahan referensi atau informasi ilmiah dalam penulisan karya
ilmiah dan penelitian tentang Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan.
4. Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi masyarakat didalam pembangunan
daerah kelurahan.
1.5. Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan preposisi
untuk dapat menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1989;37).
1.5.1. Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan 1.5.1.1. Pengertian Pemberdayaan
a. Menurut HAW Widjaja, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat
dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk
bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri dibidang ekonomi, sosial,
agama dan budaya.
Pemberdayaan tidak cukup hanya dengan upaya meningkatkan produktivitas,
memberikan kesempatan usaha yang sama, namun juga harus diikuti dengan
kehidupan sosial ekonomi melalui peningkatan peran, produktivitas, efisiensi
serta perbaikan terhadap akses sumber daya, tekhnologi, pasar dan terhadap
sumber pembiayaan.
b. Ahmad Mahmudi, pemberdayaan adalah proses penumbuhan kekuasaan dan
kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah, terpinggirkan
dan tertindas.
c. Payne, menyatakan bahwa pemberdayaan pada intinya ditujukan untuk
membantu klien dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan dia lakukan terkait dengan diri mereka,
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain dengan transfer daya dari
lingkungan.
d. Shardlow mengatakan bahwa pemberdayaan pada intinya adalah membahas
bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha untuk mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka.
e. Bank Dunia (World Bank), pemberdayaan adalah realisasi hak-hak untuk
mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap sumber-sumber penopang
kehidupan. Tujuan pemberdayaan adalah menjadikan komunitas mandiri
terhadap agen-agen eksternal dalam menyusun agenda maupun dalam
f. Hulme dan Turner (1996), pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses
perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak
berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar diarena politik baik
secara lokal maupun secara nasional.
g. John Friedmann, pemberdayaan adalah upaya untuk mendapatkan kekuatan
(power) dan mengaitkan kemampuan dengan golongan miskin untuk
mendapatkan akses ke sumber daya yang menjadi dasar kekuasaan dari suatu
sistem maupun dalam suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
seseorang atau individu maupun kelompok untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandiriannya dalam meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan pemerintahan kelurahan adalah merupakan suatu proses yang
dilakukan guna meningkatkan kemampuan, keberdayaan, kemandirian dan kinerja
aparat pemerintahan kelurahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk
meningkatkan pelayanan dan taraf hidup masyarakat.
Aparat pemerintahan kelurahan yang ada diupayakan untuk dapat
melaksanakan fungsinya masing-masing dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab
tanpa harus menunggu perintah dan terlepas dari intervensi pemerintah pusat. Aparat
kelurahan diharapkan dapat lebih proaktif terhadap permasalahan-permasalahan yang
Dalam rangka pemberdayaan pemerintah kelurahan, maka diharapkan dapat
mewujudkan kondisi pemerintah kelurahan yang mandiri. Menurut A.W. Widjaja
(2003) hal ini dapat diwujudkan melalui upaya-upaya :
1. Penataan dan pengembangan kelurahan, kerjasama antar kelurahan dan desa
lain dan lembaga masyarakat.
2. Penataan dan pengembangan lembaga pemerintah kelurahan dan paguyuban
pemerintah kelurahan.
3. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan.
4. Penataan dan pengembangan pendapatan kekayaan dan keuangan daerah.
5. Meningkatkan ketahanan masyarakat.
6. Pemantapan nilai-nilai sosial budaya setempat.
7. Pengembangan usaha ekonomi rakyat.
8. Peningkatan sumber daya alam yang berwawasan lingkunagan.
9. Peningkatan pemanfaatan tekhnologi tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat.
1.5.1.2. Pegertian Pemerintah Kelurahan
Menurut pasal 1 : 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun
2005 mengemukakan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat
kerja Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
Dalam kamus bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Poerwadaraminta
(1998:615) mendefinisikan bahwa Kelurahan adalah daerah (kantor,rumah) Lurah.
Ssmentara itu dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73
a. Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan
di wilayah Kecamatan.
b. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati/Walikota melalui Camat.
c. Lurah diangkat oleh Walikota/Bupati atas usul Camat dari Pegawai Negeri
Sipil.
d. Syarat-yarat lurah meliputi :
- Pangkat/golongan minimal Penata (III/c).
- Masa kerja minimal 10 tahun.
- Kemampuan tekhnis dibidang administrasi pemerintahan dan
memahami keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
Kelurahan sebagai kesatuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan
didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebaga unit kerja pelayanan pada
masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.
Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, pemerintah kelurahan menyelenggarakan
sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dalam ruang
lingkup kelurahan sesuai batas-batas kewenangan yang dilimpahkan Camat.
Pemerintah kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik
yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat
diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksana pemerintahan yang terendah dibawah
kecamatan, jenis-jenis pelayanan yang dapat dikoordinasikan penyelenggaraannya
oleh lurah adalah beragam dengan kriteria yang mencakup pelayanan kebutuhan
pelayanan kesehatan, penyuluhan masyarakat, tata pembagian air untuk pertanian
(irigasi) dan sebagainya.
Pembentukan kelurahan sebagai unit pemerintahan terkecil dibawah
kecamatan ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah
melalui analisis potensi daerah, beban kerja daerah dengan memperhatikan
prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, responsivitas, fleksibilitas, rasionalitas, rentang kendali
dan akuntabilitas.
1.5.1.3. Pembentukan Kelurahan
A.Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Pembentukan Kelurahan
Kelurahan dibentuk dikawasan perkotaan dengan memperhatikan persyaratan
luas wilayah, jumlah penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya mayarakat.
Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan
dapat dihapus atau digabung setelah dilakukan musyawarah dengan tokoh-tokoh
masyarakat, pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan harus
diusulkan oleh Lurah melalui Camat kepada Bupati atau Walikota dan usul Lurah
tersebut dimintakan persetujuan kepada DPRD dan setelah disetujui oleh DPRD,
maka Bupati/Walikota menerbitkan peraturan daerah mengenai pembentukan,
penghapusan dan penggabungan kelurahan.
Dengan ditetapkan status desa menjadi kelurahan maka kewenangan desa
sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berubah menjadi kewenangan wilayah kerja lurah
Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tahun 2005,
tentang pembentukan daerah Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan dibentuk diwilayah kecamatan.
2. Pembentukan kelurahan dapat berupa penggabungan dari beberapa kelurahan
atau bagian kelurahan yang bersandingan atau pemekeran kelurahan dari satu
kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih.
3. Pembentukan kelurahan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan :
a. Jumlah penduduk.
b. Luas wilayah.
c. Bagian wilayah kerja
d. Sarana dan prasarana pemerintahan.
4. Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi
persyaratan dapat dihapus atau digabung.
5. Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih dapat
dilakukan setelah paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan
kelurahan.
Kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD dari desa-desa yang
ditetapkan menjadi kelurahan yang memenuhi persyaratan dapat diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
dan kemampuan keuangan daerah Kabupaten/Kota.
Bagi kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD sebagai mana
jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan keuangan yang
dimiliki daerah Kabupaten/Kota.
Seluruh kekayaan dan sumber-sumber pendapatan yang menjadi milik
pemerintah dengan berubahnya status desa menjadi kelurahan, diserahkan dan
menjadi milik dari pemerintah Kabupaten/Kota. Kekayaan dan sumber-sumber
pendapatan akan dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
dengan memperhatikan kepentingan kelurahan yang bersangkutan.
B. Tujuan Pembentukan
Tujuan pembentukan kelurahan adalah untuk meningkatkan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna serta
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat kota sesuai dengan tingkat
perkembangan pembangunan.
Pembentukan kelurahan-kelurahan baru terutama dikota-kota dimana
desa-desa yang telah ada sebelumnya sudah kurang selaras dan serasi dengan
perkembangan masyarakatnya yang telah nyata mempunyai ciri dan sifat “masyarakat
kota/urban”. Sebagai contoh desa-desa yang berada dikota kecamatan yang telah
sedemikian rupa berkembang karena banyaknya industri dengan menggunakan
tekhnologi tinggi dikawasan kecamatan tersebut, atau karena menjadi “simpul“ lalu
lintas perdagangan yang cukup padat dan lain sebagainya.
C. Syarat-Syarat Pembentukan Kelurahan
1. Faktor penduduk; sekurang-kurangnya 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga,
2. Faktor luas wilayah; harus dapat terjangkau secara efektif dalam
melaksanakan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
3. Faktor letak; berkaitan dengan aspek komunikasi, transportasi dan jarak
dengan pusat kegiatan pemerintahan dan pusat pengembangan harus
sedemikian rupa, sehingga memudahkan pemberian pelayanan masyarakat.
4. Faktor prasarana; berkaitan dengan prasarana perhubungan, pemasaran, sosial
dan fisik pemerintah akan dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat
sebagaimana layaknya.
5. Faktor sosial budaya, agama dan adat akan dapat berkembang dengan baik.
6. Faktor kehidupan masyarakat; baik mata pencarian dan ciri-ciri kehidupan
lainnya akan dapat meningkat menjadi lebih baik.
D. Yang Berwenang di Kelurahan
Usul pembentukan kelurahan dibuat oleh Bupati/Walikota setelah
mendengarkan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingakat II
bersangkutan, selanjutnya akan disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I, untuk seterusnya oleh Gubernur akan disampaikan kepada Menteri Dalam
Negeri.
Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri, maka Gubernur
sebagai Kepala Daerah Tingkat I menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan
Kelurahan yang diusulkan oleh Bupati/Walikota yang bersangkutan.
Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat-perangkat kelurahan. Perangkat
seksi jabatan serta jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya perangkat
kelurahan bertanggung jawab kepada lurah. Perangkat kelurahan diisi dari Pegawai
Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas usul Camat.
E. StrukturOrganisasi di Kelurahan
Susunan Organisasi Pemerintah Kelurahan terdiri dari :
a. Kepala Kelurahan
b. Sekretaris Kelurahan
c. Kepala-kepala urusan, minimal 3 dan maksimal 5.
d. Kepala-kepala lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Kepala urusan minimal 3, yaitu :
a. Urusan Pemerintahan
b. Urusan Perekonomian dan Pembangunan
c. Urusan Keuangan dan Urusan Umum
Kepala urusan maksimal 5, yaitu :
a. Urusan Pemerintahan
b. Urusan Perekonomian dan pembangunan
c. Urusan Kesejahteraan rakyat
d. Urusan Keuangan
1.5.2. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan dapat dari susunan sebagai berikut :
a. Lurah sebagai Kepala Kelurahan
Kepala kelurahan berada dibawah camat serta bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota melalui Camat. Kepala Kelurahan mempunyai tugas sebagai
penyelenggara dan penanggungjawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah,
urusan pemerintah umum, termasuk pembinaan keamanan dan ketertiban.
Sebagai tugas utama dari kantor kelurahan yang pada umumnya adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dan juga merumuskan
kebijakan dan perencanaan pembangunan kelurahan serta melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan program pembangunan di kelurahan. Dalam
penelitian ini, penulis menyoroti tentang pemberdayaan pemerintah kelurahan dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi Kepala Kelurahan (Lurah), yaitu :
1. Sebagai alat pemerintah yang berada langsung dibawah Camat.
2. Melaksanakan tugas-tugas dari pemerintah atas (pusat).
3. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Bupati/Walikota melalui
perantara Camat.
4. Bertugas sebagai penyelenggara dan penaggungjawab utama dibidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta bertugas sebagai
pembina ketentraman dan ketertiban dalam rangka menyelenggarakan urusan
5. Berfungsi menggerakkan partisipasi masyarakat, melaksanakan tugas dari
pemerintah atasannya; melaksanakan tanggungjawabnya dalam bidang
pembangunan dan kemasyarakatan.
6. Melaksanakan pembinaan dalam rangka mewujudkan ketentraman dan
ketertiban dalam masyarakat.
Sekretaris Kelurahan memiliki tugas :
a. Melakukan administrasi kepegawaian.
b. Melakukan administrasi keuangan.
c. Melakukan urusan perlengkapan dan inventarisasi kantor kelurahan.
d. Melakukan urusan rumah tangga.
e. Melakukan penyelenggaraan rapat-rapat dasar dan upacara.
f. Melakukan urusan tata usaha kelurahan.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris kelurahan berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada lurah. Setiap seksi yang ada dikelurahan dipimpin oleh
seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada lurah.
Kepala Urusan Pemerintahan memiliki tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pemerintahan.
b. Mengumpulkan bahan dalam rangka pendirian wilayah dan masyarakat.
d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
e. Membantu pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Pemilihan Umum
(PEMILU).
f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemerintahan.
Kepala Urusan Keamanan dan Ketertiban memiliki tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang keamanan dan
ketertiban.
b. Membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi pertahanan sipil.
c. Membantu pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan kepada
masyarakat serta melakukan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan
penyaluran bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana yang lainnya.
d. Membantu dan mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan
kerukunan beragama.
e. Mengumpulkan dan menyusun laporan dibidang ketentraman dan ketertiban.
Kepala Urusan Pembangunan memiliki tugas :
a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang perekonomian
b. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan perkoperasian, pengusaha ekonomi
lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan
kehidupan ekonomi masyarakat.
c. Melakukan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat dibidang perekonomian
dan pembangunan.
d. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya
masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian dan melaksanakan
program-program pembangunan.
e. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga
dan memelihara sarana dan prasarana fisik yang terdapat dikelurahan.
f. Membantu, memelihara serta menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
musyawarah lembaga masyarakat kelurahan.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian dan
pembangunan.
Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat memiliki tugas :
a. Melakukan pembinaan dalam kegiatan keagamaan, kesehatan, keluarga
berencana dan pendidikan masyarakat.
b. Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap kerukunan dan kesejahteraan
masyarakat.
c. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan/dana terhadap korban
d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pemuda dan organisasi kemasyarakat yang
lainnya.
e. Membina kegiatan pengumpulan zakat, infak, sedekah.
f. Membantu kegiatan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI).
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan rakyat.
Kepala Lingkungan memiliki fungsi :
a. Membantu pelaksanaan tugas lurah dalam wilayah kerjanya.
b. Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan swadaya gotong royong
masyarakat.
c. Melakukan kegiatan penerangan tentang program-program pemerintah kepada
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
d. Membantu lurah dalam membina dan mengkoordinasi RT/RW diwilayah
kerjanya.
e. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh lurah.
Kelompok jabatan fungsional memiliki tugas untuk melaksanakan sebagian
tugas lurah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional
terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan.
Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsionalis
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Serta jumlah tenaga fungsional juga
ditentukan berdasarkan jenis dan beban kerja.
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok
jabatan fungsional pada kantor kelurahan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing, maupun dalam
satuan unit organisasi dilingkungan Kabupaten/Kota serta dengan instansi lain diluar
instansi Pemerintahan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.
Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyiapkan laporan
bulanan tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan organisasi
dari bawahannya masing-masing, wajib diolah dan disusun sebagai bahan laporan
lebih lanjut dan sebagai bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Bila digambarkan didalam suatu bagan, maka susunan organisasi dan tata
Beberapa contoh Pelayanan Masyarakat yang dapat dilakukan di Kelurahan
Sari Rejo yaitu :
KARTU KELUARGA (KK) adalah Kartu yang memuat data tentang Kepala Keluarga dan semua anggota keluarga.
1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan. PERSYARATAN :
2. Kartu Keluarga Asli yang lama atau Surat Ijin menetap yang habis masa
berlakunya.
3. Fotocopy Akta Perkawinan.
4. Fotocopy Akta Perceraian.
5. Fotocopy Akta Kelahiran.
6. Fotocopy Akta Pengangkatan Anak bagi Anak Angkat.
7. Fotocopy Surat Ganti Nama (WNI) Turunan Asing.
8. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi WNA.
9. Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi WNA.
10.Mengisi Formulir Permohonan KK model FS.01 dan Formulir Bio Data
model FS.02 untuk Bio Data semua anggota keluarga.
Syarat no 3 sampai 7 harus dilegalisir
• KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) adalah Sebagai bukt i diri (legitimasi)
bagi setiap Penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
PERSYARATAN :
1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan.
2. Kartu Keluarga Asli.
3. Pasphoto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 = 2 lembar.
4. KTP yang habis masa berlakunya bagi perpanjangan KTP.
5. KTP yang rusak untuk penggantian KTP yang baru.
6. Surat Keterangan dari Kepolisian untuk penggantian KTP hilang.
7. Mengisi formulir KTP model FS.03
MASA BERLAKU : 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
• AKTE KELAHIRAN
PERSYARATAN :
adalah Akta Kelahiran yang pendaftarannya tidak
melebihi jangka waktu 60 hari kerja sejak anak dilahirkan
1. Surat Keterangan Lahir dari Rumah Sakit, Klinik tempat kelahiran anak.
2. Surat Nikah, Akta Perkawinan Catatan Sipil orang tua anak yang dilahirkan.
3. KTP / KRT.
4. SBKRI bagi WNI Turunan.
5. Akta Lahir ibu si anak bagi anak luar kawin.
F. Administrasi Pemerintahan Kelurahan
Sebagai satuan dari pemerintahan wilayah, maka pemerintah kelurahan
diwajibkan melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi yang sudah ditetapkan oleh
Peraturan Perundang-Undangan.
Tujuan yang hendak dicapai adalah peningkatan dalam melakukan pembinaan
dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di kelurahan sehingga
benar-benar berdaya guna dan berhasil guna, selaras dan serasi dengan perkembangan
pemerintahan dan lajunya pembangunan nasional.
Beberapa macam kegiatan administrasi pemerintahan di kelurahan yang wajib
dilaksanakan dengan tertib, terdiri atas :
1. Administrasi Umum
Administrasi umum adalah segala kegiatan-kegiatan pencatatan data
mengenai kegiatan-kegiatan pemerintah desa dan pemerintah kelurahan pada buku
administrasi umum.
Buku administrasi umum terdiri atas :
a. Buku keputusan desa ( untuk kelurahan tidak perlu ).
b. Buku keputusan kepala desa ( untuk kelurahan menjadi buku keputusan
kepala kelurahan ).
c. Buku kekayaan desa ( kelurahan tidak punya kekayaan, jadi untuk kelurahan
adalah buku inventaris kelurahan ).
d. Buku agenda.
e. Buku ekspedisi
2. Administrasi Penduduk
Sebagaimana tentang permasalahan administrasi umum yang telah terurai
diatas, maka desa dan kelurahan diwajibkan memiliki administrasi khusus sebagai
sarana demi lancarnya berbagai program pembangunan, diantaranya program
kependudukan yang banyak memiliki kaitan dengan program-program pembangunan
lainnya secara nasional.
Buku administrasi penduduk terdiri atas :
a. Buku Induk Penduduk.
b. Buku penduduk sementara.
c. Buku perubahan penduduk.
d. Buku perkembangan penduduk.
e. Buku Kartu Keluarga
f. Buku Kartu Tanda Penduduk
g. Buku jumlah penduduk
Sebagaimana halnya dengan pengisian buku administrasi umum, maka dalam
pengisian buku administrasi penduduk harus dipertanggungjawabkan sekretaris
kelurahan. Setiap 3 bulan sekali pemerintah kelurahan wajib melaporkan
perkembangan penduduk dan kutipan buku jumlah penduduk yang dilaporkan kepada
Bupati/Walikota melalui Camat yang bersangkutan.
1.5.3. Kebijaksanaan Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan.
Kebijaksanaan yang dapat ditempuh dalam rangka pemberdayaan
1. Mengembangkan kemandirian kelembagaan pemerintahan kelurahan,
lembaga kemasyarakatan dan lembaga yang lainnya.
2. Meningkatkan pola pengembangan kelurahan, tingkat pengembangan
kelurahan dan pembentukan kelurahan baru.
3. Meningkatkan pola penataan kewenangan kelurahan dan pembagian wilayah
kelurahan, pusat pertumbuhan dan wilayah berkembang, pendataan penduduk
dan monografi.
4. Mengembangkan peranan lembaga masyarakat.
5. Menguatkan dan meningkatkan kerjasama antar desa atau kelurahan.
6. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan dan sistem
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.
7. Perumusan kebijakan fasilitas pemberian tunjangan pendapatan dan tabungan
asuransi bagi aparatur pemerintah kelurahan.
8. Perumusan kebijakan fasilitas pengelolaan sarana dan prasarana pemerintah
kelurahan.
9. Meningkatkan kapasitas sumber pendapatan untuk kepentingan daerah dalam
menggali potensi kekayaan daerah.
10.Meningkatkan pemanfaatan dana pinjaman dan sumbangan dari pihak ketiga
bagi kepentingan pembangunan didaerah kelurahan, pemanfaatan dan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMD), pendayagunaan dana kas,
bangunan kelurahan dan objek rekreasi dikelurahan bagi peningkatan
11.Pengelolaan pengaturan daerah tingkat Kabupaten/Kota mengenai pengaturan
kelurahan dan pembentukan paguyuban pemerintahan kelurah. Perumusan
fasilitas kebijakan pembagian dana perimbangan Kabupaten/Kota ke
kelurahan dan tugas pembantuan ke kelurahan.
1.5.4. Pelayanan Masyarakat
Secara umum kita telah mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
dikelurahan, baik yang bersumber secara internal maupun yang eksternal, seperti
semakin pesatnya kegiatan pembangunan yang hasil-hasilnya telah kita rasakan saat
ini. Namun demikian masih dapat ditemukan pula dampak yang dapat menimbulkan
masalah yang baru. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan kemampuan
dibidang perencanaan pembangunan dan pemberian pelayanan yang baik dan
berkualitas oleh para aparatur kelurahan kepada masyarakat sehingga permasalahan
yang kompleks dan rumit dapat diatasi. Selain itu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah selama ini masih memiliki beberapa kelemahan :
a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan
penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun
harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
kurang berkoordinasi. Akibatnya, terjadi tumpang tindih kebijakan antara satu
instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan
dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan
penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya
aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar
keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan
dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan
perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan
Sehubungan dengan itu,maka lurah dan perangkatnya serta pimpinan lembaga
yang ada dikelurahan harus mampu menyusun rancangan pembangunan daerahnya
yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang menjadi kebutuhan bagi
masyarakat.
Dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya, maka lurah dan
perangkat kelurahan, serta pimpinan lembaga kemasyarakatan yang ada di kelurahan
tekhnis dapat dilaksanakan, ekonomis dan menguntungkan serta politis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Sementara karakteristik pelayanan masyarakat yang diberikan oleh
pemerintah sebagian besar masih hak monopoli dari pemerintah tersebut sehingga
tidak terdapat suatu persaingan yang baik dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat menjadikan lemahnya pengelolaan dan penyediaan pelayanan yang
berkualitas. Lebih buruk lagi kondisi ini menjadikan para aparatur pemerintahan
sebagi pengelola dan pemberi pelayanan memanfaatkan untuk mengambil
keuntungan pribadi, dan cenderung mempersulit prosedur pelayanannya.
Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik
masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat pada
pengelolaan pelayanan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Kenyataan ini
merupakan tantangan yang harus segera diatasi terlebih pada era persaingan bebas
pada saat ini. Profesionalitas pelayanan kepada masyarakat dan pengembalian
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah harus diwujudkan.
1.5.5. Pengertian Pelayanan Masyarakat
Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh
pihak lain yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pelayanan masyarakat secara hakekatnya dapat diartikan sebagai pemenuhan segala
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan urusan administrasi ataupun pemberian
izin yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat dalam kehidupan
Perencanaan pembangunan kelurahan sesuai dengan hakekatnya yaitu
perencanaan pembangunan diwilayah kelurahan yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat serta pemberian
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kelurahan merupakan potensi wilayah
daerah yang perlu dikembangkan pembangunannya melalui kerjasama antara
pemerintah setempat dengan warga masyarakatnya. Melalui proses ini maka
keinginan dan kebutuhan akan suatu prosedur pelayanan yang baik sesuai dengan
dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi
1.6. Definisi Konsep
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi mengatakan bahwa konsep adalah
abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan generalisasi dari setiap jumlah
karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.
Untuk memberikan batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang
akan diteliti, maka disini penulis akan mencoba untuk mengemukakan defenisi dari
beberapa konsep yang digunakan. Adapun yang menjadi defenisi konsep dari
penelitian ini adalah :
1.6.1. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu proses yang dilakukan guna untuk memampukan
ataupun meningkatkan kemampuan dan kemandirian aparat pemerintahan kelurahan
dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya untuk meningkatkan taraf hidup
1.6.2. Pemerintah Kelurahan
Kelurahan sebagai satuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan
didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebagai unit kerja pelayanan kepada
masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.
Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, Pemerintah Kelurahan
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
masyarakat dalam ruang lingkup Kelurahan sesuai dengan batas-batas kewenangan
yang dilimpahkan Camat.
Pemerintah Kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik
yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat
diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksanaan pemerintahan yang terendah dibawah
kecamatan.
1.6.3. Pelayanan
Pelayanan adalah pemenuhan segala kebutuhan yang diberikan oleh pihak lain
yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
1.6.4. Masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang ataupu sekelompok individu
yang hidup dan saling melakukan interaksi, bertempat tinggal dan melakukan
aktivitasnya pada suatu daerah.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan
dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang mendukung penganalisaan dari
variabel-variabel tersebut (Singarimbun;1995;46).
Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah pemberdayaan pemerintah
kelurahan yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Meningkatkan hak aspirasi masyarakat untuk menyuarakan
kepentingan-kepentingan masyarakat secara luas.
b. Menggerakkan masyarakat untuk bekerjasama dalam membangun daerahnya.
c. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia dan kinerja
aparatur pemerintah kelurahan.
d. Meningkatkan potensi kelurahan. Hal ini dapat dilakukan melalui
upaya-upaya sebagai berikut :
• Peningkatan PAD melalui pengelolaan kekayaan daerah dan
usaha-usaha daerah.
• Peningkatan swadaya masyarakat dalam mendukung pelaksanaan
program pembangunan.
• Meningkatkan usaha kecil menengah dan potensi perdagangan yang
ada didaerah kelurahan.
• Pinjaman daerah
• Sumbangan dari pihak ketiga.
e. Meningkatkan kemampuan pemerintahan kelurahan dalam rangka
Maksudnya adalah memberikan kapasitas yang memadai ataupun
kewenangan penuh kepada pemerintah kelurahan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, seperti : pembuatan KTP, surat tanah,
pelayanan kesehatan dan sebagainya. Pengelolaannya sepenuhnya diserahkan
kepada pemerintah kelurahan. Dengan demikian pemerintah kelurahan akan
paham akan tugas dan tanggungjawabnya dalam penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat.
f. Meningkatkan kemampuan pemerintah kelurahan dalam menjalankan fungsi
keamanan dan ketertiban masyarakat, perlindungan ekonomi rakyat,
perlindungan hukum dan perlindungan lingkungan hidup dan keterlibatan atau
partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan menilai kinerja pemerintah
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mencoba untuk
menggambarkan fenomena-fenomena alam, fenomena sosial yang dinarasikan tanpa
menggunakan analisis statistika.
Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih penulis dalam melakukan penelitian ini adalah diwilayah
daerah Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara.
Populasi dan Sampel A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu
penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka yang dimaksud dengan populasi dalam
penelitian ini adalah aparatur pemerintahan kelurahan beserta perangkatnya dan
masyarakat yang ada di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang
sebenarnya dalam suatu penelitian atau dengan kata lain bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi untuk mewakili keseluruhan populasi.
Penelitian yang penulis lakukan tidak melakukan analisa terhadap populasi,
karena semua responden yang penulis wawancarai merupakan key informan yang
dianggap mengetahui secara menyeluruh tentang permasalahan penelitian ini. Penulis
langsung menetukan siapa saja orang-orang yang dianggap sebagai key informan
tersebut dan merekalah yang langsung jadi sampel dalam penelitian ini. Penetapan ini
dilakukan atas kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian.
Dalam melakukan teknik pengambilan sampel penulis menggunakan metode
non probability sampling dimana dalam teknik ini jumlah atau ukuran sampel
disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Pengambilan sampel yang
diseuaikan dengan tujuan dan syarat tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan dan
masalah penelitian (Nawawi, 1987:157)
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Kepala Kelurahan Sari Rejo 1 orang
2. Pegawai Kantor Kelurahan Sari Rejo 3 orang
3. Kepala Lingkungan Kelurahan Sari Rejo 6 orang
Tekhnik Pengumpulan Data
2.4.1. Tekhnik Pengumpulan Data Primer
a. Wawancara, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dan selanjutnya akan
disebut sebagai informan.
b. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian
dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta
menjaring data yang tidak terjangkau.
c. Quesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan daftar pertanyaan yang telah disediakan kepada para
responden.
2.4.2. Tekhnik Pengumpulan Data Sekunder a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi-informasi melalui
literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku,
makalah dan majalah-majalah yang memiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumenter (Documentary)
Yaitu dengan menggunakan dokumen hukum, kearsipan,
catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang
Tekhnik Analisa Data
Tekhnik analisa data yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisa
data deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis data,
fakta dan karakteristik populasi dengan cermat dan nyata dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasikan dalam bentuk tabel tunggal,
menganalisa serta menginterpretasikannya kedalam hal yang sebenarnya.
Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional dan
sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang bentuk penelitian yang dilakukan, lokasi
penelitian, populasi dan sample, tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data yang
diterapkan dalam penelitian ini.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, struktur
pemerintahan serta tugas dan fungsi masing-masing bagian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Penyajian data dalam penilitian ini dilakukan dengan menguraikan gambaran
data yang diperoleh dilapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang
BAB V : ANALISA DATA
Pada bab ini berisikan tentang analisa data yang telah disajikan pada bab
sebelumnya dan menarik suatu kesimpulan data penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Bagian ini memuat tentang kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang
dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak-pihak yang
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Sejarah Singkat Kelurahan Sari Rejo
Kelurahan Sari Rejo merupakan hasil dari pemekaran Kelurahan Polonia.
Pada awalnya masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan Baru yang
kemudian dimekarkan sesuai dengan S.K. Gubsu No. 821:4/1991 pada tanggal 31
Oktober 1991. Kecamatan Medan Baru kemudian dimekarkan menjadi Kecamatan
Medan Polonia dan Kecamatan Medan Maimoon Kota Medan. Kelurahan Sari Rejo
masih berada didalam inti Kota Medan dengan perincian sebagai berikut :
• Tempat pemukiman warga
• Lahan pekuburan umum
• Tempat peribadatan
• Tempat pendidikan
• Lahan pertanian/perladangan
• Prasarana umum lainnya
Kelurahan Sari Rejo juga memiliki batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Lapangan Golf Lanud Medan, Landasan
Pacu Polonia.
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Perumahan Taman Malibu Indah dan
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan rel kereta api dan Kelurahan Pangkalan
Mashyur.
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sei Babura.
Untuk masuk ke Kelurahan Sari Rejo dapat dilakukan dengan melalui tiga
jalur utama, yaitu : jalur pertama, melalui Jalan SMUN 2 Medan, Jalur kedua, melalui
Jalan Karya Jasa yang tepatnya melalui depan Asrama Haji dan jalur yang ketiga
melalui SDN 064027 yang terletak di kawasan simpang Karya Wisata.
Fasilitas transpotasi angkutan umum yang melalui Kelurahan Sari Rejo ada 2
lyn, yaitu yang pertama terminalnya berada di Jalan Cempaka dan yang kedua
terminalnya berada di Jalan Karya Bakti. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Kalurahan Sari Rejo, sebagai lembaga resmi yang mewakili kepentingan warga telah
ke Dinas Perhubungan Kota Medan agar Kelurahan Sari Rejo dapat dilalui angkutan
kota yang memiliki trayek sesuai dengan surat LPM No. 06/LPM/SR/I/2005 dan
disusul dengan surat No. 47/LPM/II/2006 pada tanggal 8 Februari 2006 yang telah
diketahui dan disetujui oleh Lurah Sari Rejo. Namun hingga kini tuntutan dari
lembaga yang mewakili aspirasi masyarakat Sari Rejo, belum mendapatkan realisasi
dari Pemerintah Kota Medan.
Mengenai sarana lainnya seperti PLN, listrik, air bersih telah dinikmati oleh
masyarakat Kelurahan Sari Rejo. Jalan-jalan utama kelurahan telah diaspal beton (hot
mix), kecuali jalan di belakang Komplek Paskhas TNI AU dan Jalan Mawar Ujung
Namun khusus menyikapi masalah ini, pihak Kelurahan Sari Rejo berusaha
untuk benar-benar dapat merealisasikan aspirasi dan tuntutan warga masyarakatnya
terhadap prasarana yang belum terpenuhi dengan baik, maka permasalahan tentang
perbaikan jalan dan jembatan yang ada di Kelurahan Sari Rejo telah diusulkan dalam
Program Pembangunan 2007 ini termasuk pembuatan parit disisi kanan dan kiri jalan
disepanjang jalan utama serta penggantian titi gantung menjadi jembatan permanen.
Hal ini sangat penting karena jembatan titi gantung merupakan jalan alternatif
yang menghubungkan antara Kelurahan Sari Rejo dengan Kelurahan Titi Rantai
Kecamatan Medan Selayang.
Selain perumahan tempat pemukiman warga pihak Kelurahan Sari Rejo juga
turut berperan aktif dalam pembangunan yaitu :
1. Sarana Ibadah
2. Sarana Pendidikan
2. Sarana Lainnya
B. Jumlah Penduduk Kelurahan Sari Rejo
Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1 Laki-laki 10.523 orang
2 Perempuan 13.768 orang
Jumlah 24.291 orang
Tabel diatas menerangkan bahwa di Kelurahan Sari Rejo memiliki jumlah
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 10.523 jiwa atau 43,36%
sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak
13.768 jiwa atau sekitar 56,67% dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sari
Rejo, Kecamatan Medan Polonia yang tersebar dalam sembilan lingkungan.
Dari tabel diatas dapat dilihat penduduk yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan
dapat dibayangkan betapa besarnya perkembangan penduduk di Republik Indonesia,
jika satu kelurahan saja memiliki populasi penduduk yang besar.
Sedangkan untuk jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan
tingkatan umurnya, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
NO GOLONGAN UMUR JUMLAH
1 0 – 12 bulan 473 jiwa
2 1 – 5 tahun 2.134 jiwa
3 6 – 10 tahun 1.943 jiwa
4 11 – 15 tahun 2.300 jiwa
5 16 – 20 tahun 1.983 jiwa
6 21 – 25 tahun 1.731 jiwa
7 26 – 30 tahun 1.835 jiwa
8 31 – 35 tahun 1.895 jiwa
10 41 – 45 tahun 2.054 jiwa
11 46 – 50 tahun 1.808 jiwa
12 51 – 55 tahun 1.678 jiwa
13 > 55 tahun 2.448 jiwa
Jumlah 24.291 jiwa
Sumber :Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak
berdasarkan pengelompokkan umur adalah antara usia > 55 tahun yaitu sebanyak
2.448 jiwa atau 10,07%. Sedangkan penduduk yang paling sedikit berdasarkan
pengelompokan umur adalah usia 1-12 bulan yaitu sebanyak 473 jiwa atau 1,94%.
Jika dilihat jumlah penduduk yang masih balita adalah sebanyak 2.607 jiwa atau
sekitar 10,73% . Jumlah penduduk yang berada pada usia pekerja yang produktif,
yaitu yang berumur diantara 15-55 tahun adalah 15.420 jiwa atau sekitar 63,48%.
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
NO AGAMA JUMLAH
1 ISLAM 20.213 jiwa
2 KRISTEN PROTESTAN 3.374 jiwa
3 KRISTEN KATOLIK 463 jiwa
4 HINDU 241 jiwa
5 BUDHA -
Jumlah 24.291 jiwa
Masalah agama adalah suatu masalah yang sangat mudah untuk menimbulkan
suatu keretakan dan permasalahan didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dari keadaan yang peneliti lihat di Kelurahan Sari Rejo bahwa telah
terjalin suatu kerukunan antar umat beragama dan adanya sifat toleransi yang tinggi
bagi masing-masing individu untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang diyakininya.
Adanya kerukunan dan toleransi didalam kehidupan masyarakat dapat dilihat
jika sedang melakukan kerja bakti, kegiatan kemasyarakatan, dan sebagainya dimana
masyarakat tergabung menjadi satu dan masyarakat juga tidak membeda-bedakan dan
membandingkan antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Letak lokasi
peribadatan saling berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya dan pada
kenyataannya selama ini mereka memberi kebebasan umat yang beragama lain dalam
melakukan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing.
Dari jumlah penduduk di Kelurahan Sari Rejo yaitu 24.291 jiwa,masyarakat
mayoritas beragama Islam yaitu 20.213 jiwa atau sekitar 83,21%, yang beragama
Kristen Protestan berada di urutan kedua yaitu sebesar 3.374 jiwa atau sekitar
13,88%, yang beragama Kristen Katolik berjumlah 463 atau sekitar 1,90%, yang
beragama Hindu ada 241 jiwa atau sekitar 0,99%.
Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan Etnis
NO ETNIS JUMLAH
1 JAWA 14.430 jiwa