• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ( Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan polonia, Kota Medan, Sematera Utara )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ( Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan polonia, Kota Medan, Sematera Utara )"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEMERINTAH KELURAHAN

DALAM RANGKA PELAYANAN MASYARAKAT

( STUDI PADA KELURAHAN SARI REJO, KECAMATAN MEDAN

POLONIA, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA )

SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH :

KRISTANTO NIM : 020903004

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Kristanto

NIM : 020903004

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan

Masyarakat.

(Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota

Medan, Sumatera Utara )

Medan, Desember 2007

Pembimbing, Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Drs. Marlon Sihombing, MA

Nip. 131 568 391 NIP. 131 568 391 Drs. Marlon Sihombing, MA

Dekan,

NIP. 131 757 010

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah s.a.w sebagai

suri tauladan, keluarganya serta para sahabatnya yang telah berjuang dan membawa

kita kepada jalan yang benar.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang berjudul “Pemberdayaan Pemerintah

Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ”. (Studi pada Kelurahan Sari Rejo,

Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari semua pihak

mustahil skripsi ini akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati,

baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Untuk itu

izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih yang

mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

1. Teruntuk Bapak dan Mamak tercinta (Samiran dan Sudiati) yang telah

memberikan semua hal yang terbaik buat ananda sehingga bisa sampai pada tahap

ini, tiada kata yang dapat mewakili ucapan terima kasih selain seuntaian do’a

(4)

2. Untuk Adikku tersayang Kristina, terima kasih atas motivasi yang selalu

menyuruh abang agar cepat tamat. Makasih ya dek...

3. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Drs. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan juga sebagai

pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Ibu Betti Nasution Msi. selaku dosen penguji saya yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution Msi. selaku dosen penguji saya yang juga

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Ilmu administrasi Negara yang telah banyak

memberikan Ilmu Pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai harganya selama

penulis menjalani pendidikan di FISIP-USU.

8. Kepada seluruh pegawai FISIP-USU terutama Kak Mega dan Kak Emi yang

telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

9. Kapada Bapak Alkausar Deaysa SSTP yang telah memberikan rekomendasi dan

meluangkan waktu untuk memberikan informasinya sehingga penulis telah dapat

(5)

10.Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Masyarakat beserta

Aparatur Kelurahan Sari Rejoyang telah memberikan berbagai informasi dan

dukungan data sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

11.Buat kawan-kawan seperjuangan Anak AN ’02 yang udah banyak yang hilang,

Fandi Bleh, Arja Mengkontoloyokan, Remon, Rio Aljaber, Faisal Kintil, Riki Botak, Zoel Kisaran, Rajab Polpoke, Dian, Jhohanes, Robiatul Adawiyah or Puput, Petox, Dini, Una, Rima, Nita, Ira, Tika, Sepen, Trea, pokoknya semua yang namanya anak AN 02 terima kasih tak terhingga penulis ucapkan, karena kita tetap suatu keluarga dan saudara. Semoga suatu saat kita berkumpul lagi.

12. Terkhusus kelompok 1 magang, Rio, Firman, Dini, Andri dan Ira, pengalaman

yang terlupakan, Samosir Fight! Aku masih ingat kalian sampai sekarang.

13.Terima kasih juga buat para seniorku, B’ Udin Kallon, B’ Ijal, B’ Abdillah, B’

Ardi, B’ Mahya, B’ Diding, B’ Roni AN+ dan masih buanyak lagi.

Seperti kata pepatah, Tak ada Gading yang Tak Retak, demikian pula dengan

skripsi ini yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu dengan

tangan terbuka penulis menerima koreksi serta saran yang konstruktif dari pembaca.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2007

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………..i

DAFTAR ISI………..…………..iv

DAFTAR TABEL DAN WAWANCARA..……….………..vi

BAB I PENDAHULUAN……….………....1

1.1.. Latar Belakang Masalah……….………...1

1.2. Perumusan Masalah……….………...8

1.3. Tujuan Penelitian……….………...8

1.4. Manfaat Penelitian……….……….8

1.5. Kerangka Teori……….………..9

1.6. Defenisi Konsep……….………..34

1.7. Defenisi Operasional……….………...35

BAB II METODOLOGI PENELITIAN……….38

1.1.Bentuk Penelitian……….………38

1.2.Lokasi Penelitian………..………38

1.3.Populasi dan Sampel………..………..38

1.4.Tekhnik Pengumpulan Data………...…………..40

1.5.Tekhnik Analisa Data……….……..…………41

1.6.Sistematika Penulisan……….………..41

BAB III DESKRIPSI WILAYAH……….………43

A. Sejarah Singkat Kelurahan Sari Rejo…..…….……….43

(7)

C. Perjuangan Untuk Memperoleh Pengakuan Hukum….…………49

BAB IV PENYAJIAN DATA……….………..53

4.1.Penyajian Data Tentang Distribusi Responden dan Key Informan………..……….……..53

4.2.Karakteristik Responden.……….….53

4.3.Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Sari Rejo Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat…………..………..57

4.4.Peran Pemerintah Kelurahan Sari Rejo Sebagai Pelayan Masyarakat………...74

4.5.Penyajian Data Hasil Wawancara Dengan Aparatur Kelurahan Sari Rejo………80

BAB V ANALISA DATA………...88

BAB VI PENUTUP...92

A. Kesimpulan……….………...92

B. Saran...…...……….……….93

(8)

DAFTAR TABEL DAN WAWANCARA A. DAFTAR TABEL

TABEL 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin…………..……….45

TABEL 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur……….………..…….46

TABEL 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama……...……….…………..47

TABEL 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis……….…………48

TABEL 5. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….……...54

TABEL 6. Sebaran Responden Berdasarkan Umur……….……54

TABEL 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………...55

TABEL 8. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan………...56

TABEL 9. Data Lembaga Pendidikan di Kelurahan Sari Rejo………57

TABEL 10. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan..………...58

TABEL 11. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………...61

TABEL 12. Kriteria Keluarga Miskin………..62

Daftar Penduduk Penerima Program Raskin………64

TABEL 13. Kelembagaan Ekonomi/Industri di Kelurahan Sari Rejo……….67

TABEL 14. Data Rumah Bersalin di Kelurahan Sari Rejo………...68

TABEL 15. Sarana Transportasi Darat di Kelurahan Sari Rejo………...70

TABEL 16. Prasarana Transportasi Darat di Kelurahan Sari Rejo…………..71

TABEL 17. Data Organisasi Sosial Kemasyarakatan………..73

(9)

DAFTAR WAWANCARA

 Hasil Wawancara dengan Lurah Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia Bapak Alkausar Deaysa SSTP……..………80

 Hasil Wawancara dengan Kaur Pembangunan Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia, Saudara Chusnul Fanany S. SSTP………83

 Hasil Wawancara Dengan LPM Kelurahan Sari Rejo………...85

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang masalah

Reformasi dilakukan untuk mewujudkan aparatur negara yang mampu

mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi

penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan

prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah

memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas praktek-praktek

korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan

mampu menyediakan pelayanan yang prima sebagaimana diharapkan masyarakat.

Agar harapan tersebut dapat menjadi kenyataan maka dituntut adanya suatu sikap

aparatur yang baik, integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi.

Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak

tahun 2001 membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Salah

satu perubahan itu adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam

penyelenggaraan beberapa bidang pemerintahan. Seiring dengan bertambah luasnya

kewenangan ini, maka aparat pemerintahan di daerah diharapkan dapat mengelola

dan menyelenggaraan pelayanan dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai dengan

kebutuhan dan harapan masyarakat.

Namun dibalik itu semua telah muncul suatu pemikiran yang positif yaitu

munculnya ide serta tentang pemikiran dasar yang menimbulkan reformasi total

(11)

menciptakan masyarakat sipil (civil society) dalam kehidupan pemerintahan,

bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance serta

menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sikap keterbukaan, kejujuran dan keadilan

yang berorientasi kepada rakyat dan bertanggungjawab kepada rakyat.

Terdapat beberapa persoalan utama yang merupakan bagian dari sejarah masa

lalu bangsa Indonesia yang efeknya masih dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia

yang hidup pada masa sekarang ini, yang sekaligus merupakan indikator penyebab

terjadinya krisis multidimensi yang masih melanda bangsa Indonesia hingga saat ini.

Ketika permasalahan tersebut diidentifikasi, maka ujung dari permasalahan tersebut

bermuara kepada terjadinya pendangkalan partisipasi rakyat dalam program

pembangunan daerah serta semakin melemahnya posisi nilai tawar rakyat dalam hal

perencanaan dan pengambilan keputusan yang melibatkan kehidupan rakyat. Rakyat

bukan dijadikan sebagai subjek dalam kehidupan demokrasi dan juga bukan menjadi

subjek didalam pembangunan.

Kelurahan merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil dari suatu

komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh dikatakan bahwa keberhasilan dalam

melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana partisipasi masyarakat

setempat beserta aparatur pemerintahan kelurahan dalam perencanaan pembangunan

tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut berpartisipasi dan diberi kepercayaan dan

kewenangan yang cukup dalam mengurusi rumah tangga kelurahannya, sehingga bisa

mandiri dan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut.

Selain sebagai pelaksana dan perencana program pembangunan, maka para

(12)

urusan-urusan administrasi dan kependudukan yang menjadi wewenang dari pihak

kelurahan. Namun hingga saat ini pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat,

terkadang masih sulit untuk dapat diakses langsung oleh masyarakat dan prosedur

yang terkadang berbelit-belit dan sering menyulitkan masyarakat ketika harus

mengurus surat atau izin tertentu di kelurahan, biaya yang tidak jelas serta terjadinya

pungutan liar (pungli), saat ini menjadi cerminan rendahnya kualitas pelayanan di

Indonesia.

Dimana ini juga merupakan bagian akibat dari berbagai program pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat, namun saat ini masih jauh sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masyarakat. Selain itu juga ada kecenderungan ketidak adilan

didalam pelayanan yang diberikan, dimana masyarakat yang tergolong miskin akan

sulit untuk mendapat pelayanan yang baik dan berkualitas dari pihak kelurahan.

Sebaliknya masyarakat yang memiliki uang akan lebih mudah dalam menyelesaikan

urusannya. Untuk itu, apabila ketidakmerataan dan ketidakadilan ini terus terjadi,

maka pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi yang berbahaya dalam

kehidupan berbangsa. Potensi ini antara lain terjadinya disintegrasi bangsa, perbedaan

yang lebar antar yang kaya dan miskin dalam konteks untuk memperoleh pelayanan,

peningkatan ekonomi yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat merugikan

bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 Tahun 2005 tentang

Pemerintah Kelurahan yang merupakan dasar dalam menuju masyarakat yang

berkembang yaitu kelurahan tidak lagi menjadi level administrasi, tidak lagi menjadi

(13)

yang berada pada lingkungan kelurahan berhak untuk berbicara dan mengeluarkan

pendapat sesuai dengan kepentingannya sendiri. Disini harus dipahami bahwa

kelurahan merupakan suatu kesatuan hukum yang memiliki hak dan kekuasaan dalam

mengatur dan melayani semua kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya menuju

kesejahteraan.

Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat diharapkan menjadi lebih

responsif terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri, di mana paradigma pelayanan

masyarakat yang telah berjalan selama ini beralih dari pelayanan yang sifatnya

sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang

berorientasi kepuasan masyarakat sebagai berikut :

a. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang

memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat.

b. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan aparatur kelurahan dan

masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai rasa memiliki yang tinggi

terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama.

c. Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan tertentu

sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.

d. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi

pada hasil, sesuai dengan masukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.

e. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

f. Memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari

(14)

Namun dilain pihak, pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan

kepada masyarakat diharapkan juga memiliki :

a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya.

b. Memiliki perencanaan dalam pengambilan keputusan.

c. Memiliki tujuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Dituntut untuk akuntabel dan transparan kepada masyarakat.

e. Memiliki standarisasi pelayanan yang baik pada masyarakat.

Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur

kekuasaan menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat

terhadap suatu pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah kelurahan

menjadi sangat penting. Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan

selanjutnya dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 , yang telah

dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan, diawali

desentralisasi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada daerah. Dan sekarang menjadi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tentang Pemerintahan Kelurahan dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 tentang Pemerintahan Desa.

Inti dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah

penyelenggaraan pemerintahan lokal yang menekankan pada prinsip demokrasi dan

peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan

keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh daerah masing-masing.

Perencanaan pembangunan didaerah kelurahan tidak dapat dipisahkan dari

penyelenggaraan pemerintah kelurahan yang merupakan unit terdepan dalam

(15)

keberhasilan seluruh program pembangunan. Karena itu upaya untuk memperkuat

dan memberdayakan pemerintah ditingkat kelurahan merupakan langkah dalam

mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat sebagai tujuan dalam

program pembangunan kelurahan.

Untuk mengakomodir aspirasi masyarakat yang terus berkembang sertra

dalam menghadapi perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan nasional maupun

lingkungan internasional yang secara langsung akan berpengaruh pada roda

pemerintahan dan pelaksanaan program pembangunan di negara kita, maka

diperlukan adanya suatu pemerintahan kelurahan yang tangguh dan didukung oleh

sistem dan mekanisme kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan yang

baik kepada masyarakat. Pemerintahan kelurahan harus benar–benar siap dan mampu

untuk mengelola setiap potensi yang ada dalam lingkungan masyarakat untuk dapat

mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Pemerintah kelurahan juga harus cepat dan tanggap dalam memperhatikan

segala sesuatu yang menjadi kebutuhan warga masyarakatnya. Diharapkan dengan

terciptanya pemerintahan kelurahan yang tangguh dan mandiri yang dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan dapat mewujudkan program-program pembangunan yang terencana

secara efektif dan efisien yang pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan cita–cita

masyarakat yang adil dan sejahtera.

Konsep pemberdayaan pemerintah kelurahan ini dapat dilaksanakan melalui

program peningkatan kualitas atau kemampuan aparat pemerintahan setempat. Hal ini

(16)

terkecil dalam tata pemerintahan yang ada dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan langsung berhubungan dengan masyarakatnya. Dengan demikian

diharapkan bahwa aparat pemerintahan khususnya pada tingkat kelurahan dapat

meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada masyarakat.

Sekarang ini kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat telah

mengalami penurunan kualitas dan perlu diadakan perbaikan, bila dilihat dari sisi

efisiensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan perlakuan (tidak diskriminatif)

maka pelayanan yang diberikan masih jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat dan

masih memiliki berbagai kelemahan.

Pemerintah Kelurahan Sari Rejo disini berperan dalam perencanaan program

pembangunan didaerah harus mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan

masyarakat dan mampu menampung segala aspirasi masyakat, agar dapat mengetahui

apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

jauh mengenai “ Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka

(17)

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan

masalah dalam makalah ini, yaitu :

“ Bagaimana Upaya–upaya yang harus dilakukan untuk Memberdayakan Pemerintahan Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara “.

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang hendak

dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk memberdayakan

Pemerintahan Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kinerja Pemerintahan Kelurahan

Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam usaha membangun daerahnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mencari khasanah ilmiah tentang upaya-upaya pemberdayaan

Pemerintah Kelurahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada

(18)

2. Sebagai bahan referensi atau masukan bagi pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan dalam Pemberdayaan

Pemerintah Kelurahan.

3. Dapat dijadikan bahan referensi atau informasi ilmiah dalam penulisan karya

ilmiah dan penelitian tentang Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan.

4. Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi masyarakat didalam pembangunan

daerah kelurahan.

1.5. Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan preposisi

untuk dapat menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1989;37).

1.5.1. Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan 1.5.1.1. Pengertian Pemberdayaan

a. Menurut HAW Widjaja, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan

kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat

dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk

bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri dibidang ekonomi, sosial,

agama dan budaya.

Pemberdayaan tidak cukup hanya dengan upaya meningkatkan produktivitas,

memberikan kesempatan usaha yang sama, namun juga harus diikuti dengan

(19)

kehidupan sosial ekonomi melalui peningkatan peran, produktivitas, efisiensi

serta perbaikan terhadap akses sumber daya, tekhnologi, pasar dan terhadap

sumber pembiayaan.

b. Ahmad Mahmudi, pemberdayaan adalah proses penumbuhan kekuasaan dan

kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah, terpinggirkan

dan tertindas.

c. Payne, menyatakan bahwa pemberdayaan pada intinya ditujukan untuk

membantu klien dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan dia lakukan terkait dengan diri mereka,

termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang ia miliki, antara lain dengan transfer daya dari

lingkungan.

d. Shardlow mengatakan bahwa pemberdayaan pada intinya adalah membahas

bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha untuk mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan

sesuai dengan keinginan mereka.

e. Bank Dunia (World Bank), pemberdayaan adalah realisasi hak-hak untuk

mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap sumber-sumber penopang

kehidupan. Tujuan pemberdayaan adalah menjadikan komunitas mandiri

terhadap agen-agen eksternal dalam menyusun agenda maupun dalam

(20)

f. Hulme dan Turner (1996), pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses

perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak

berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar diarena politik baik

secara lokal maupun secara nasional.

g. John Friedmann, pemberdayaan adalah upaya untuk mendapatkan kekuatan

(power) dan mengaitkan kemampuan dengan golongan miskin untuk

mendapatkan akses ke sumber daya yang menjadi dasar kekuasaan dari suatu

sistem maupun dalam suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

seseorang atau individu maupun kelompok untuk meningkatkan kemampuan dan

kemandiriannya dalam meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pemberdayaan pemerintahan kelurahan adalah merupakan suatu proses yang

dilakukan guna meningkatkan kemampuan, keberdayaan, kemandirian dan kinerja

aparat pemerintahan kelurahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk

meningkatkan pelayanan dan taraf hidup masyarakat.

Aparat pemerintahan kelurahan yang ada diupayakan untuk dapat

melaksanakan fungsinya masing-masing dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab

tanpa harus menunggu perintah dan terlepas dari intervensi pemerintah pusat. Aparat

kelurahan diharapkan dapat lebih proaktif terhadap permasalahan-permasalahan yang

(21)

Dalam rangka pemberdayaan pemerintah kelurahan, maka diharapkan dapat

mewujudkan kondisi pemerintah kelurahan yang mandiri. Menurut A.W. Widjaja

(2003) hal ini dapat diwujudkan melalui upaya-upaya :

1. Penataan dan pengembangan kelurahan, kerjasama antar kelurahan dan desa

lain dan lembaga masyarakat.

2. Penataan dan pengembangan lembaga pemerintah kelurahan dan paguyuban

pemerintah kelurahan.

3. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan.

4. Penataan dan pengembangan pendapatan kekayaan dan keuangan daerah.

5. Meningkatkan ketahanan masyarakat.

6. Pemantapan nilai-nilai sosial budaya setempat.

7. Pengembangan usaha ekonomi rakyat.

8. Peningkatan sumber daya alam yang berwawasan lingkunagan.

9. Peningkatan pemanfaatan tekhnologi tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat.

1.5.1.2. Pegertian Pemerintah Kelurahan

Menurut pasal 1 : 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun

2005 mengemukakan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat

kerja Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.

Dalam kamus bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Poerwadaraminta

(1998:615) mendefinisikan bahwa Kelurahan adalah daerah (kantor,rumah) Lurah.

Ssmentara itu dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73

(22)

a. Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan

di wilayah Kecamatan.

b. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

c. Lurah diangkat oleh Walikota/Bupati atas usul Camat dari Pegawai Negeri

Sipil.

d. Syarat-yarat lurah meliputi :

- Pangkat/golongan minimal Penata (III/c).

- Masa kerja minimal 10 tahun.

- Kemampuan tekhnis dibidang administrasi pemerintahan dan

memahami keadaan sosial budaya masyarakat setempat.

Kelurahan sebagai kesatuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan

didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebaga unit kerja pelayanan pada

masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.

Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, pemerintah kelurahan menyelenggarakan

sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dalam ruang

lingkup kelurahan sesuai batas-batas kewenangan yang dilimpahkan Camat.

Pemerintah kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik

yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat

diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksana pemerintahan yang terendah dibawah

kecamatan, jenis-jenis pelayanan yang dapat dikoordinasikan penyelenggaraannya

oleh lurah adalah beragam dengan kriteria yang mencakup pelayanan kebutuhan

(23)

pelayanan kesehatan, penyuluhan masyarakat, tata pembagian air untuk pertanian

(irigasi) dan sebagainya.

Pembentukan kelurahan sebagai unit pemerintahan terkecil dibawah

kecamatan ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah

melalui analisis potensi daerah, beban kerja daerah dengan memperhatikan

prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, responsivitas, fleksibilitas, rasionalitas, rentang kendali

dan akuntabilitas.

1.5.1.3. Pembentukan Kelurahan

A.Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Pembentukan Kelurahan

Kelurahan dibentuk dikawasan perkotaan dengan memperhatikan persyaratan

luas wilayah, jumlah penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya mayarakat.

Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan

dapat dihapus atau digabung setelah dilakukan musyawarah dengan tokoh-tokoh

masyarakat, pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan harus

diusulkan oleh Lurah melalui Camat kepada Bupati atau Walikota dan usul Lurah

tersebut dimintakan persetujuan kepada DPRD dan setelah disetujui oleh DPRD,

maka Bupati/Walikota menerbitkan peraturan daerah mengenai pembentukan,

penghapusan dan penggabungan kelurahan.

Dengan ditetapkan status desa menjadi kelurahan maka kewenangan desa

sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berubah menjadi kewenangan wilayah kerja lurah

(24)

Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tahun 2005,

tentang pembentukan daerah Kelurahan yaitu :

1. Kelurahan dibentuk diwilayah kecamatan.

2. Pembentukan kelurahan dapat berupa penggabungan dari beberapa kelurahan

atau bagian kelurahan yang bersandingan atau pemekeran kelurahan dari satu

kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih.

3. Pembentukan kelurahan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan :

a. Jumlah penduduk.

b. Luas wilayah.

c. Bagian wilayah kerja

d. Sarana dan prasarana pemerintahan.

4. Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi

persyaratan dapat dihapus atau digabung.

5. Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih dapat

dilakukan setelah paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan

kelurahan.

Kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD dari desa-desa yang

ditetapkan menjadi kelurahan yang memenuhi persyaratan dapat diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

dan kemampuan keuangan daerah Kabupaten/Kota.

Bagi kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD sebagai mana

(25)

jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan keuangan yang

dimiliki daerah Kabupaten/Kota.

Seluruh kekayaan dan sumber-sumber pendapatan yang menjadi milik

pemerintah dengan berubahnya status desa menjadi kelurahan, diserahkan dan

menjadi milik dari pemerintah Kabupaten/Kota. Kekayaan dan sumber-sumber

pendapatan akan dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

dengan memperhatikan kepentingan kelurahan yang bersangkutan.

B. Tujuan Pembentukan

Tujuan pembentukan kelurahan adalah untuk meningkatkan kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna serta

meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat kota sesuai dengan tingkat

perkembangan pembangunan.

Pembentukan kelurahan-kelurahan baru terutama dikota-kota dimana

desa-desa yang telah ada sebelumnya sudah kurang selaras dan serasi dengan

perkembangan masyarakatnya yang telah nyata mempunyai ciri dan sifat “masyarakat

kota/urban”. Sebagai contoh desa-desa yang berada dikota kecamatan yang telah

sedemikian rupa berkembang karena banyaknya industri dengan menggunakan

tekhnologi tinggi dikawasan kecamatan tersebut, atau karena menjadi “simpul“ lalu

lintas perdagangan yang cukup padat dan lain sebagainya.

C. Syarat-Syarat Pembentukan Kelurahan

1. Faktor penduduk; sekurang-kurangnya 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga,

(26)

2. Faktor luas wilayah; harus dapat terjangkau secara efektif dalam

melaksanakan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

3. Faktor letak; berkaitan dengan aspek komunikasi, transportasi dan jarak

dengan pusat kegiatan pemerintahan dan pusat pengembangan harus

sedemikian rupa, sehingga memudahkan pemberian pelayanan masyarakat.

4. Faktor prasarana; berkaitan dengan prasarana perhubungan, pemasaran, sosial

dan fisik pemerintah akan dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat

sebagaimana layaknya.

5. Faktor sosial budaya, agama dan adat akan dapat berkembang dengan baik.

6. Faktor kehidupan masyarakat; baik mata pencarian dan ciri-ciri kehidupan

lainnya akan dapat meningkat menjadi lebih baik.

D. Yang Berwenang di Kelurahan

Usul pembentukan kelurahan dibuat oleh Bupati/Walikota setelah

mendengarkan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingakat II

bersangkutan, selanjutnya akan disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I, untuk seterusnya oleh Gubernur akan disampaikan kepada Menteri Dalam

Negeri.

Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri, maka Gubernur

sebagai Kepala Daerah Tingkat I menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan

Kelurahan yang diusulkan oleh Bupati/Walikota yang bersangkutan.

Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat-perangkat kelurahan. Perangkat

(27)

seksi jabatan serta jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya perangkat

kelurahan bertanggung jawab kepada lurah. Perangkat kelurahan diisi dari Pegawai

Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas usul Camat.

E. StrukturOrganisasi di Kelurahan

Susunan Organisasi Pemerintah Kelurahan terdiri dari :

a. Kepala Kelurahan

b. Sekretaris Kelurahan

c. Kepala-kepala urusan, minimal 3 dan maksimal 5.

d. Kepala-kepala lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Kepala urusan minimal 3, yaitu :

a. Urusan Pemerintahan

b. Urusan Perekonomian dan Pembangunan

c. Urusan Keuangan dan Urusan Umum

Kepala urusan maksimal 5, yaitu :

a. Urusan Pemerintahan

b. Urusan Perekonomian dan pembangunan

c. Urusan Kesejahteraan rakyat

d. Urusan Keuangan

(28)

1.5.2. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan dapat dari susunan sebagai berikut :

a. Lurah sebagai Kepala Kelurahan

Kepala kelurahan berada dibawah camat serta bertanggungjawab kepada

Bupati/Walikota melalui Camat. Kepala Kelurahan mempunyai tugas sebagai

penyelenggara dan penanggungjawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah,

urusan pemerintah umum, termasuk pembinaan keamanan dan ketertiban.

Sebagai tugas utama dari kantor kelurahan yang pada umumnya adalah

memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dan juga merumuskan

kebijakan dan perencanaan pembangunan kelurahan serta melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan program pembangunan di kelurahan. Dalam

penelitian ini, penulis menyoroti tentang pemberdayaan pemerintah kelurahan dalam

rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Fungsi Kepala Kelurahan (Lurah), yaitu :

1. Sebagai alat pemerintah yang berada langsung dibawah Camat.

2. Melaksanakan tugas-tugas dari pemerintah atas (pusat).

3. Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Bupati/Walikota melalui

perantara Camat.

4. Bertugas sebagai penyelenggara dan penaggungjawab utama dibidang

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta bertugas sebagai

pembina ketentraman dan ketertiban dalam rangka menyelenggarakan urusan

(29)

5. Berfungsi menggerakkan partisipasi masyarakat, melaksanakan tugas dari

pemerintah atasannya; melaksanakan tanggungjawabnya dalam bidang

pembangunan dan kemasyarakatan.

6. Melaksanakan pembinaan dalam rangka mewujudkan ketentraman dan

ketertiban dalam masyarakat.

Sekretaris Kelurahan memiliki tugas :

a. Melakukan administrasi kepegawaian.

b. Melakukan administrasi keuangan.

c. Melakukan urusan perlengkapan dan inventarisasi kantor kelurahan.

d. Melakukan urusan rumah tangga.

e. Melakukan penyelenggaraan rapat-rapat dasar dan upacara.

f. Melakukan urusan tata usaha kelurahan.

g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan.

Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris kelurahan berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada lurah. Setiap seksi yang ada dikelurahan dipimpin oleh

seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada lurah.

Kepala Urusan Pemerintahan memiliki tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pemerintahan.

b. Mengumpulkan bahan dalam rangka pendirian wilayah dan masyarakat.

(30)

d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

e. Membantu pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Pemilihan Umum

(PEMILU).

f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemerintahan.

Kepala Urusan Keamanan dan Ketertiban memiliki tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang keamanan dan

ketertiban.

b. Membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi pertahanan sipil.

c. Membantu pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan kepada

masyarakat serta melakukan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan

penyaluran bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana yang lainnya.

d. Membantu dan mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan

kerukunan beragama.

e. Mengumpulkan dan menyusun laporan dibidang ketentraman dan ketertiban.

Kepala Urusan Pembangunan memiliki tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang perekonomian

(31)

b. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan perkoperasian, pengusaha ekonomi

lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan

kehidupan ekonomi masyarakat.

c. Melakukan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat dibidang perekonomian

dan pembangunan.

d. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya

masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian dan melaksanakan

program-program pembangunan.

e. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga

dan memelihara sarana dan prasarana fisik yang terdapat dikelurahan.

f. Membantu, memelihara serta menyiapkan bahan-bahan dalam rangka

musyawarah lembaga masyarakat kelurahan.

g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian dan

pembangunan.

Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat memiliki tugas :

a. Melakukan pembinaan dalam kegiatan keagamaan, kesehatan, keluarga

berencana dan pendidikan masyarakat.

b. Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap kerukunan dan kesejahteraan

masyarakat.

c. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan/dana terhadap korban

(32)

d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pemuda dan organisasi kemasyarakat yang

lainnya.

e. Membina kegiatan pengumpulan zakat, infak, sedekah.

f. Membantu kegiatan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI).

g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan rakyat.

Kepala Lingkungan memiliki fungsi :

a. Membantu pelaksanaan tugas lurah dalam wilayah kerjanya.

b. Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan swadaya gotong royong

masyarakat.

c. Melakukan kegiatan penerangan tentang program-program pemerintah kepada

masyarakat dalam wilayah kerjanya.

d. Membantu lurah dalam membina dan mengkoordinasi RT/RW diwilayah

kerjanya.

e. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh lurah.

Kelompok jabatan fungsional memiliki tugas untuk melaksanakan sebagian

tugas lurah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional

terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan

Peraturan Perundang-Undangan.

Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsionalis

(33)

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Serta jumlah tenaga fungsional juga

ditentukan berdasarkan jenis dan beban kerja.

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok

jabatan fungsional pada kantor kelurahan wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing, maupun dalam

satuan unit organisasi dilingkungan Kabupaten/Kota serta dengan instansi lain diluar

instansi Pemerintahan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

masing-masing.

Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk

dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyiapkan laporan

bulanan tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan organisasi

dari bawahannya masing-masing, wajib diolah dan disusun sebagai bahan laporan

lebih lanjut dan sebagai bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Bila digambarkan didalam suatu bagan, maka susunan organisasi dan tata

(34)
(35)

Beberapa contoh Pelayanan Masyarakat yang dapat dilakukan di Kelurahan

Sari Rejo yaitu :

KARTU KELUARGA (KK) adalah Kartu yang memuat data tentang Kepala Keluarga dan semua anggota keluarga.

1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan. PERSYARATAN :

2. Kartu Keluarga Asli yang lama atau Surat Ijin menetap yang habis masa

berlakunya.

3. Fotocopy Akta Perkawinan.

4. Fotocopy Akta Perceraian.

5. Fotocopy Akta Kelahiran.

6. Fotocopy Akta Pengangkatan Anak bagi Anak Angkat.

7. Fotocopy Surat Ganti Nama (WNI) Turunan Asing.

8. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi WNA.

9. Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi WNA.

10.Mengisi Formulir Permohonan KK model FS.01 dan Formulir Bio Data

model FS.02 untuk Bio Data semua anggota keluarga.

Syarat no 3 sampai 7 harus dilegalisir

(36)

KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) adalah Sebagai bukt i diri (legitimasi)

bagi setiap Penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

PERSYARATAN :

1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan.

2. Kartu Keluarga Asli.

3. Pasphoto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 = 2 lembar.

4. KTP yang habis masa berlakunya bagi perpanjangan KTP.

5. KTP yang rusak untuk penggantian KTP yang baru.

6. Surat Keterangan dari Kepolisian untuk penggantian KTP hilang.

7. Mengisi formulir KTP model FS.03

MASA BERLAKU : 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.

AKTE KELAHIRAN

PERSYARATAN :

adalah Akta Kelahiran yang pendaftarannya tidak

melebihi jangka waktu 60 hari kerja sejak anak dilahirkan

1. Surat Keterangan Lahir dari Rumah Sakit, Klinik tempat kelahiran anak.

2. Surat Nikah, Akta Perkawinan Catatan Sipil orang tua anak yang dilahirkan.

3. KTP / KRT.

4. SBKRI bagi WNI Turunan.

5. Akta Lahir ibu si anak bagi anak luar kawin.

(37)

F. Administrasi Pemerintahan Kelurahan

Sebagai satuan dari pemerintahan wilayah, maka pemerintah kelurahan

diwajibkan melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi yang sudah ditetapkan oleh

Peraturan Perundang-Undangan.

Tujuan yang hendak dicapai adalah peningkatan dalam melakukan pembinaan

dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di kelurahan sehingga

benar-benar berdaya guna dan berhasil guna, selaras dan serasi dengan perkembangan

pemerintahan dan lajunya pembangunan nasional.

Beberapa macam kegiatan administrasi pemerintahan di kelurahan yang wajib

dilaksanakan dengan tertib, terdiri atas :

1. Administrasi Umum

Administrasi umum adalah segala kegiatan-kegiatan pencatatan data

mengenai kegiatan-kegiatan pemerintah desa dan pemerintah kelurahan pada buku

administrasi umum.

Buku administrasi umum terdiri atas :

a. Buku keputusan desa ( untuk kelurahan tidak perlu ).

b. Buku keputusan kepala desa ( untuk kelurahan menjadi buku keputusan

kepala kelurahan ).

c. Buku kekayaan desa ( kelurahan tidak punya kekayaan, jadi untuk kelurahan

adalah buku inventaris kelurahan ).

d. Buku agenda.

e. Buku ekspedisi

(38)

2. Administrasi Penduduk

Sebagaimana tentang permasalahan administrasi umum yang telah terurai

diatas, maka desa dan kelurahan diwajibkan memiliki administrasi khusus sebagai

sarana demi lancarnya berbagai program pembangunan, diantaranya program

kependudukan yang banyak memiliki kaitan dengan program-program pembangunan

lainnya secara nasional.

Buku administrasi penduduk terdiri atas :

a. Buku Induk Penduduk.

b. Buku penduduk sementara.

c. Buku perubahan penduduk.

d. Buku perkembangan penduduk.

e. Buku Kartu Keluarga

f. Buku Kartu Tanda Penduduk

g. Buku jumlah penduduk

Sebagaimana halnya dengan pengisian buku administrasi umum, maka dalam

pengisian buku administrasi penduduk harus dipertanggungjawabkan sekretaris

kelurahan. Setiap 3 bulan sekali pemerintah kelurahan wajib melaporkan

perkembangan penduduk dan kutipan buku jumlah penduduk yang dilaporkan kepada

Bupati/Walikota melalui Camat yang bersangkutan.

1.5.3. Kebijaksanaan Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan.

Kebijaksanaan yang dapat ditempuh dalam rangka pemberdayaan

(39)

1. Mengembangkan kemandirian kelembagaan pemerintahan kelurahan,

lembaga kemasyarakatan dan lembaga yang lainnya.

2. Meningkatkan pola pengembangan kelurahan, tingkat pengembangan

kelurahan dan pembentukan kelurahan baru.

3. Meningkatkan pola penataan kewenangan kelurahan dan pembagian wilayah

kelurahan, pusat pertumbuhan dan wilayah berkembang, pendataan penduduk

dan monografi.

4. Mengembangkan peranan lembaga masyarakat.

5. Menguatkan dan meningkatkan kerjasama antar desa atau kelurahan.

6. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan dan sistem

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.

7. Perumusan kebijakan fasilitas pemberian tunjangan pendapatan dan tabungan

asuransi bagi aparatur pemerintah kelurahan.

8. Perumusan kebijakan fasilitas pengelolaan sarana dan prasarana pemerintah

kelurahan.

9. Meningkatkan kapasitas sumber pendapatan untuk kepentingan daerah dalam

menggali potensi kekayaan daerah.

10.Meningkatkan pemanfaatan dana pinjaman dan sumbangan dari pihak ketiga

bagi kepentingan pembangunan didaerah kelurahan, pemanfaatan dan

pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMD), pendayagunaan dana kas,

bangunan kelurahan dan objek rekreasi dikelurahan bagi peningkatan

(40)

11.Pengelolaan pengaturan daerah tingkat Kabupaten/Kota mengenai pengaturan

kelurahan dan pembentukan paguyuban pemerintahan kelurah. Perumusan

fasilitas kebijakan pembagian dana perimbangan Kabupaten/Kota ke

kelurahan dan tugas pembantuan ke kelurahan.

1.5.4. Pelayanan Masyarakat

Secara umum kita telah mengetahui masalah-masalah yang dihadapi

dikelurahan, baik yang bersumber secara internal maupun yang eksternal, seperti

semakin pesatnya kegiatan pembangunan yang hasil-hasilnya telah kita rasakan saat

ini. Namun demikian masih dapat ditemukan pula dampak yang dapat menimbulkan

masalah yang baru. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan kemampuan

dibidang perencanaan pembangunan dan pemberian pelayanan yang baik dan

berkualitas oleh para aparatur kelurahan kepada masyarakat sehingga permasalahan

yang kompleks dan rumit dapat diatasi. Selain itu pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah selama ini masih memiliki beberapa kelemahan :

a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur

pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan

penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun

harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.

b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada

(41)

c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari

jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan

pelayanan tersebut.

d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya

kurang berkoordinasi. Akibatnya, terjadi tumpang tindih kebijakan antara satu

instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.

e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan

dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan

penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya

aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar

keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan

dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.

g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan

perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan

Sehubungan dengan itu,maka lurah dan perangkatnya serta pimpinan lembaga

yang ada dikelurahan harus mampu menyusun rancangan pembangunan daerahnya

yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang menjadi kebutuhan bagi

masyarakat.

Dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya, maka lurah dan

perangkat kelurahan, serta pimpinan lembaga kemasyarakatan yang ada di kelurahan

(42)

tekhnis dapat dilaksanakan, ekonomis dan menguntungkan serta politis dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Sementara karakteristik pelayanan masyarakat yang diberikan oleh

pemerintah sebagian besar masih hak monopoli dari pemerintah tersebut sehingga

tidak terdapat suatu persaingan yang baik dalam pemberian pelayanan kepada

masyarakat menjadikan lemahnya pengelolaan dan penyediaan pelayanan yang

berkualitas. Lebih buruk lagi kondisi ini menjadikan para aparatur pemerintahan

sebagi pengelola dan pemberi pelayanan memanfaatkan untuk mengambil

keuntungan pribadi, dan cenderung mempersulit prosedur pelayanannya.

Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik

masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat pada

pengelolaan pelayanan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Kenyataan ini

merupakan tantangan yang harus segera diatasi terlebih pada era persaingan bebas

pada saat ini. Profesionalitas pelayanan kepada masyarakat dan pengembalian

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah harus diwujudkan.

1.5.5. Pengertian Pelayanan Masyarakat

Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh

pihak lain yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pelayanan masyarakat secara hakekatnya dapat diartikan sebagai pemenuhan segala

kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan urusan administrasi ataupun pemberian

izin yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat dalam kehidupan

(43)

Perencanaan pembangunan kelurahan sesuai dengan hakekatnya yaitu

perencanaan pembangunan diwilayah kelurahan yang menyangkut berbagai aspek

kehidupan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat serta pemberian

pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kelurahan merupakan potensi wilayah

daerah yang perlu dikembangkan pembangunannya melalui kerjasama antara

pemerintah setempat dengan warga masyarakatnya. Melalui proses ini maka

keinginan dan kebutuhan akan suatu prosedur pelayanan yang baik sesuai dengan

dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi

1.6. Definisi Konsep

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi mengatakan bahwa konsep adalah

abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan generalisasi dari setiap jumlah

karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.

Untuk memberikan batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang

akan diteliti, maka disini penulis akan mencoba untuk mengemukakan defenisi dari

beberapa konsep yang digunakan. Adapun yang menjadi defenisi konsep dari

penelitian ini adalah :

1.6.1. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu proses yang dilakukan guna untuk memampukan

ataupun meningkatkan kemampuan dan kemandirian aparat pemerintahan kelurahan

dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya untuk meningkatkan taraf hidup

(44)

1.6.2. Pemerintah Kelurahan

Kelurahan sebagai satuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan

didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebagai unit kerja pelayanan kepada

masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.

Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, Pemerintah Kelurahan

menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat dalam ruang lingkup Kelurahan sesuai dengan batas-batas kewenangan

yang dilimpahkan Camat.

Pemerintah Kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik

yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat

diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksanaan pemerintahan yang terendah dibawah

kecamatan.

1.6.3. Pelayanan

Pelayanan adalah pemenuhan segala kebutuhan yang diberikan oleh pihak lain

yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

1.6.4. Masyarakat

Masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang ataupu sekelompok individu

yang hidup dan saling melakukan interaksi, bertempat tinggal dan melakukan

aktivitasnya pada suatu daerah.

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

(45)

dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang mendukung penganalisaan dari

variabel-variabel tersebut (Singarimbun;1995;46).

Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah pemberdayaan pemerintah

kelurahan yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Meningkatkan hak aspirasi masyarakat untuk menyuarakan

kepentingan-kepentingan masyarakat secara luas.

b. Menggerakkan masyarakat untuk bekerjasama dalam membangun daerahnya.

c. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia dan kinerja

aparatur pemerintah kelurahan.

d. Meningkatkan potensi kelurahan. Hal ini dapat dilakukan melalui

upaya-upaya sebagai berikut :

• Peningkatan PAD melalui pengelolaan kekayaan daerah dan

usaha-usaha daerah.

• Peningkatan swadaya masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

program pembangunan.

• Meningkatkan usaha kecil menengah dan potensi perdagangan yang

ada didaerah kelurahan.

• Pinjaman daerah

• Sumbangan dari pihak ketiga.

e. Meningkatkan kemampuan pemerintahan kelurahan dalam rangka

(46)

Maksudnya adalah memberikan kapasitas yang memadai ataupun

kewenangan penuh kepada pemerintah kelurahan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, seperti : pembuatan KTP, surat tanah,

pelayanan kesehatan dan sebagainya. Pengelolaannya sepenuhnya diserahkan

kepada pemerintah kelurahan. Dengan demikian pemerintah kelurahan akan

paham akan tugas dan tanggungjawabnya dalam penyelenggaraan pelayanan

kepada masyarakat.

f. Meningkatkan kemampuan pemerintah kelurahan dalam menjalankan fungsi

keamanan dan ketertiban masyarakat, perlindungan ekonomi rakyat,

perlindungan hukum dan perlindungan lingkungan hidup dan keterlibatan atau

partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan menilai kinerja pemerintah

(47)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mencoba untuk

menggambarkan fenomena-fenomena alam, fenomena sosial yang dinarasikan tanpa

menggunakan analisis statistika.

Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih penulis dalam melakukan penelitian ini adalah diwilayah

daerah Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Provinsi

Sumatera Utara.

Populasi dan Sampel A. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu

penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka yang dimaksud dengan populasi dalam

penelitian ini adalah aparatur pemerintahan kelurahan beserta perangkatnya dan

masyarakat yang ada di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota

(48)

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang

sebenarnya dalam suatu penelitian atau dengan kata lain bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi untuk mewakili keseluruhan populasi.

Penelitian yang penulis lakukan tidak melakukan analisa terhadap populasi,

karena semua responden yang penulis wawancarai merupakan key informan yang

dianggap mengetahui secara menyeluruh tentang permasalahan penelitian ini. Penulis

langsung menetukan siapa saja orang-orang yang dianggap sebagai key informan

tersebut dan merekalah yang langsung jadi sampel dalam penelitian ini. Penetapan ini

dilakukan atas kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian.

Dalam melakukan teknik pengambilan sampel penulis menggunakan metode

non probability sampling dimana dalam teknik ini jumlah atau ukuran sampel

disesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Pengambilan sampel yang

diseuaikan dengan tujuan dan syarat tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan dan

masalah penelitian (Nawawi, 1987:157)

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Kelurahan Sari Rejo 1 orang

2. Pegawai Kantor Kelurahan Sari Rejo 3 orang

3. Kepala Lingkungan Kelurahan Sari Rejo 6 orang

(49)

Tekhnik Pengumpulan Data

2.4.1. Tekhnik Pengumpulan Data Primer

a. Wawancara, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dan selanjutnya akan

disebut sebagai informan.

b. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian

dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta

menjaring data yang tidak terjangkau.

c. Quesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan daftar pertanyaan yang telah disediakan kepada para

responden.

2.4.2. Tekhnik Pengumpulan Data Sekunder a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi-informasi melalui

literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku,

makalah dan majalah-majalah yang memiliki relevansi dengan

masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumenter (Documentary)

Yaitu dengan menggunakan dokumen hukum, kearsipan,

catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang

(50)

Tekhnik Analisa Data

Tekhnik analisa data yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisa

data deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis data,

fakta dan karakteristik populasi dengan cermat dan nyata dengan jalan

mengumpulkan data, menyusun dan mengklarifikasikan dalam bentuk tabel tunggal,

menganalisa serta menginterpretasikannya kedalam hal yang sebenarnya.

Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang bentuk penelitian yang dilakukan, lokasi

penelitian, populasi dan sample, tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data yang

diterapkan dalam penelitian ini.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, struktur

pemerintahan serta tugas dan fungsi masing-masing bagian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Penyajian data dalam penilitian ini dilakukan dengan menguraikan gambaran

data yang diperoleh dilapangan dan menganalisanya berdasarkan metode yang

(51)

BAB V : ANALISA DATA

Pada bab ini berisikan tentang analisa data yang telah disajikan pada bab

sebelumnya dan menarik suatu kesimpulan data penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bagian ini memuat tentang kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang

dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak-pihak yang

(52)

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Sejarah Singkat Kelurahan Sari Rejo

Kelurahan Sari Rejo merupakan hasil dari pemekaran Kelurahan Polonia.

Pada awalnya masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan Baru yang

kemudian dimekarkan sesuai dengan S.K. Gubsu No. 821:4/1991 pada tanggal 31

Oktober 1991. Kecamatan Medan Baru kemudian dimekarkan menjadi Kecamatan

Medan Polonia dan Kecamatan Medan Maimoon Kota Medan. Kelurahan Sari Rejo

masih berada didalam inti Kota Medan dengan perincian sebagai berikut :

• Tempat pemukiman warga

• Lahan pekuburan umum

• Tempat peribadatan

• Tempat pendidikan

• Lahan pertanian/perladangan

• Prasarana umum lainnya

Kelurahan Sari Rejo juga memiliki batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Lapangan Golf Lanud Medan, Landasan

Pacu Polonia.

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Perumahan Taman Malibu Indah dan

(53)

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan rel kereta api dan Kelurahan Pangkalan

Mashyur.

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sei Babura.

Untuk masuk ke Kelurahan Sari Rejo dapat dilakukan dengan melalui tiga

jalur utama, yaitu : jalur pertama, melalui Jalan SMUN 2 Medan, Jalur kedua, melalui

Jalan Karya Jasa yang tepatnya melalui depan Asrama Haji dan jalur yang ketiga

melalui SDN 064027 yang terletak di kawasan simpang Karya Wisata.

Fasilitas transpotasi angkutan umum yang melalui Kelurahan Sari Rejo ada 2

lyn, yaitu yang pertama terminalnya berada di Jalan Cempaka dan yang kedua

terminalnya berada di Jalan Karya Bakti. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Kalurahan Sari Rejo, sebagai lembaga resmi yang mewakili kepentingan warga telah

ke Dinas Perhubungan Kota Medan agar Kelurahan Sari Rejo dapat dilalui angkutan

kota yang memiliki trayek sesuai dengan surat LPM No. 06/LPM/SR/I/2005 dan

disusul dengan surat No. 47/LPM/II/2006 pada tanggal 8 Februari 2006 yang telah

diketahui dan disetujui oleh Lurah Sari Rejo. Namun hingga kini tuntutan dari

lembaga yang mewakili aspirasi masyarakat Sari Rejo, belum mendapatkan realisasi

dari Pemerintah Kota Medan.

Mengenai sarana lainnya seperti PLN, listrik, air bersih telah dinikmati oleh

masyarakat Kelurahan Sari Rejo. Jalan-jalan utama kelurahan telah diaspal beton (hot

mix), kecuali jalan di belakang Komplek Paskhas TNI AU dan Jalan Mawar Ujung

(54)

Namun khusus menyikapi masalah ini, pihak Kelurahan Sari Rejo berusaha

untuk benar-benar dapat merealisasikan aspirasi dan tuntutan warga masyarakatnya

terhadap prasarana yang belum terpenuhi dengan baik, maka permasalahan tentang

perbaikan jalan dan jembatan yang ada di Kelurahan Sari Rejo telah diusulkan dalam

Program Pembangunan 2007 ini termasuk pembuatan parit disisi kanan dan kiri jalan

disepanjang jalan utama serta penggantian titi gantung menjadi jembatan permanen.

Hal ini sangat penting karena jembatan titi gantung merupakan jalan alternatif

yang menghubungkan antara Kelurahan Sari Rejo dengan Kelurahan Titi Rantai

Kecamatan Medan Selayang.

Selain perumahan tempat pemukiman warga pihak Kelurahan Sari Rejo juga

turut berperan aktif dalam pembangunan yaitu :

1. Sarana Ibadah

2. Sarana Pendidikan

2. Sarana Lainnya

B. Jumlah Penduduk Kelurahan Sari Rejo

Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1 Laki-laki 10.523 orang

2 Perempuan 13.768 orang

Jumlah 24.291 orang

(55)

Tabel diatas menerangkan bahwa di Kelurahan Sari Rejo memiliki jumlah

penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 10.523 jiwa atau 43,36%

sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak

13.768 jiwa atau sekitar 56,67% dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sari

Rejo, Kecamatan Medan Polonia yang tersebar dalam sembilan lingkungan.

Dari tabel diatas dapat dilihat penduduk yang berjenis kelamin perempuan

lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan

dapat dibayangkan betapa besarnya perkembangan penduduk di Republik Indonesia,

jika satu kelurahan saja memiliki populasi penduduk yang besar.

Sedangkan untuk jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan

tingkatan umurnya, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

NO GOLONGAN UMUR JUMLAH

1 0 – 12 bulan 473 jiwa

2 1 – 5 tahun 2.134 jiwa

3 6 – 10 tahun 1.943 jiwa

4 11 – 15 tahun 2.300 jiwa

5 16 – 20 tahun 1.983 jiwa

6 21 – 25 tahun 1.731 jiwa

7 26 – 30 tahun 1.835 jiwa

8 31 – 35 tahun 1.895 jiwa

(56)

10 41 – 45 tahun 2.054 jiwa

11 46 – 50 tahun 1.808 jiwa

12 51 – 55 tahun 1.678 jiwa

13 > 55 tahun 2.448 jiwa

Jumlah 24.291 jiwa

Sumber :Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak

berdasarkan pengelompokkan umur adalah antara usia > 55 tahun yaitu sebanyak

2.448 jiwa atau 10,07%. Sedangkan penduduk yang paling sedikit berdasarkan

pengelompokan umur adalah usia 1-12 bulan yaitu sebanyak 473 jiwa atau 1,94%.

Jika dilihat jumlah penduduk yang masih balita adalah sebanyak 2.607 jiwa atau

sekitar 10,73% . Jumlah penduduk yang berada pada usia pekerja yang produktif,

yaitu yang berumur diantara 15-55 tahun adalah 15.420 jiwa atau sekitar 63,48%.

Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

NO AGAMA JUMLAH

1 ISLAM 20.213 jiwa

2 KRISTEN PROTESTAN 3.374 jiwa

3 KRISTEN KATOLIK 463 jiwa

4 HINDU 241 jiwa

5 BUDHA -

Jumlah 24.291 jiwa

(57)

Masalah agama adalah suatu masalah yang sangat mudah untuk menimbulkan

suatu keretakan dan permasalahan didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Dari keadaan yang peneliti lihat di Kelurahan Sari Rejo bahwa telah

terjalin suatu kerukunan antar umat beragama dan adanya sifat toleransi yang tinggi

bagi masing-masing individu untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang diyakininya.

Adanya kerukunan dan toleransi didalam kehidupan masyarakat dapat dilihat

jika sedang melakukan kerja bakti, kegiatan kemasyarakatan, dan sebagainya dimana

masyarakat tergabung menjadi satu dan masyarakat juga tidak membeda-bedakan dan

membandingkan antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Letak lokasi

peribadatan saling berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya dan pada

kenyataannya selama ini mereka memberi kebebasan umat yang beragama lain dalam

melakukan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing.

Dari jumlah penduduk di Kelurahan Sari Rejo yaitu 24.291 jiwa,masyarakat

mayoritas beragama Islam yaitu 20.213 jiwa atau sekitar 83,21%, yang beragama

Kristen Protestan berada di urutan kedua yaitu sebesar 3.374 jiwa atau sekitar

13,88%, yang beragama Kristen Katolik berjumlah 463 atau sekitar 1,90%, yang

beragama Hindu ada 241 jiwa atau sekitar 0,99%.

Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan Etnis

NO ETNIS JUMLAH

1 JAWA 14.430 jiwa

Gambar

Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat persoalan yang dihadapi UMKM, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan kredit bagi UMKM dan Koperasi dengan pola penjaminan oleh Presiden RI tanggal 5 November 2007

Untuk mempercepat proses percepatan pembangunan yang terencana dan berkelanjutan di Kecamatan Medan Denai, diperlukan partisipasi masyarakat dalam usaha tercapainya

skripsi yang berjudul “ Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kritis pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu Cina dan Tahu Sumedang di Kelurahan Sari Rejo

Penetapan Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) pada Tahu yang Diproduksi di Industri Rumah Tangga Plamongansari Pedurungan, Kota Semarang.. Skrispi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN DAN PEMERIKSAAN FORMALIN PADA TAHU HASIL INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SARI

4.3 Pengalaman Masyarakat yang Menerima Pelayanan Perawat Puskesmas Sering Kecamatan Tembung Kota Medan ... KESIMPULAN DAN SARAN

pengalaman masyarakat dalam menerima pelayanan perawat puskesmas serta. dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan dasar

PEMBINAAN AKHLAK BERPAKAIAN SESUAI SYARI’AT “TELAAH TERHADAP AKTIVITAS” REMAJA MASJID SILATURRAHIM KELURAHAN SARI REJO KECAMATAN MEDAN POLONIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi