• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afiks/Ahruf Ziy?dah Dalam Bahasa Arab Dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Makna : Analisis Morfologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Afiks/Ahruf Ziy?dah Dalam Bahasa Arab Dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Makna : Analisis Morfologi"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

AFIKS/AHRUF ZIY DAH DALAM BAHASA ARAB DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA :

ANALISIS MORFOLOGI

TESIS

Oleh

KAMALIA

077009011/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

AFIKS/AHRUF ZIY DAH DALAM BAHASA ARAB DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA :

ANALISIS MORFOLOGI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

KAMALIA

077009011/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : AFIKS/AHRUF ZIY DAH DALAM BAHASA ARAB DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERUBAHAN MAKNA : ANALISIS MORFOLOGI Nama Mahasiswa : Kamalia

Nomor Pokok : 077009011 Program Studi : Linguistik Konsentrasi : Bahasa Arab

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Dra. Khairawati, M.A., Ph.D.) (Khairul Jamil M. Yaman, Lc, M.A) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.)

(4)

Telah duiji pada

Tanggal 4 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dra. Khairawati, M.A., Ph.D.

Anggota : 1. Khairul Jamil M. Yaman, Lc, M.A

(5)

ABSTRAK

Proses afiksasi dalam bahasa Arab dibentuk dari bentuk dasar verba/fi’l dengan penambahan prefiks/awalan (as-s biq), infiks/sisipan (az-ziy dah),dan konfiks/ awalan dan akhiran (as-s biq wa al-l hiq). Prefiks dan infiks yang digunakan untuk membentuk nomina/ism dari bentuk dasar verba/ fi’l terdiri dari prefiks mim dan infiks alif, serta konfiks mim dan ta’, konfiks mim dan waw dan konfiks mim dan alif.

Penambahan afiks dari bentuk dasar adjektiva terdiri dari prefiks hamzah dan infiks alif sedangkan penambahan afiks/ ahruf –l-ziy dah dari bentuk dasar nomina/ism terdiri dari sufiks ya syaddah, konfiks alif dan nun, waw dan nun, ya’ dan nun serta alif dan ta’. Untuk membentuk nomina dalam bahasa Arab dapat dibentuk dari bentuk dasar verba dan adjektiva dengan penambahan afiks. Afiks /ahruf ziy dah tersebut dapat ditambahkan dari bentuk dasar verba, adjektiva maupun bentuk dasar nomina itu sendiri. Makna gramatikal dari proses afiksasi dari bentuk dasar verba/fi’l memiliki 5 (lima) makna yaitu : (1). Nomina pelaku (ism f ’il), (2). Nomina penderita (ism maf’ l), (3). Menyatakan tempat (ism mak n), (4). Menyatakan masa (ism zam n), dan (5). Menyatakan alat.

Makna gramatikal dari infiks alif memiliki 2 makna yaitu: (1). Resiprokal, (2) nomina pelaku. Makna gramatikal dari konfiks mim dan alif menyatakan alat dan makna gramatikal dari konfiks mim dan ta’ marb ah menyatakan alat. Makna gramatikal penambahan afiks dari bentuk dasar adjektiva yaitu prefiks hamzah memiliki makna : (1). Transitif, (2) bersangatan, (3) lebih. Sedangkan makna gramatikal dari infiks alif menyatakan makna : pelaku, dan penambahan afiks yang berbasis ism/nomina itu sendiri yaitu alif dan nun menyatakan makna dual/mu ann , konfiks waw dan nun menyatakan makna banyak untuk laki-laki (jamak mu akkar) dan konfiks alif dan ta’ yang menyatakan makna banyak untuk perempuan (jamak muanna ).

(6)

ABSTRACT

Affixation in Arabic can be formed from the verb stem fi’l by adding prefix (as-s biq), infix (az-ziy dah) and confix (as-s biq wa al-l hiq). Prefix and infix which are used ti form noun ism from the verb stem fi’l consist of prefix mim and infix alif, and confix mim and ta’, confix mim and waw and confix mim and alif.

Adding affix from the adjective stem which consist of prefix hamzah and infix alif while adding affix ahruf-l- ziy dah from the noun stem ism consist of sufix ya syaddah, confix alif and nun, waw and nun, ya and nun, and alif and ta’. Noun in Arabic can be formed from the verb and adjective stem by adding affix. Affix ahruf ziy dah can be added from the verb and adjective stem or noun stem itself. The grammatical meaning of the process of affixation from the verb stem fi’l has 5 (five) points, they are (1). Noun of person (ism f ’il), (2). Noun of object (ism maf’ l), (3. noun of place (ism mak n), (4).noun of time (ism zam n), and (5) noun of thing (ism alat).

The grammatical meaning of infix alif has 2 (two) points, they are (1). Reciprocal, and (2).noun of person. The grammatical of confix mim and ta’ marb ah states the tool. The grammatical meaning of confix mim and alif states the tool. The grammatical meaning of adding an affix of stem of adjective, that is prefix hamzah has three points, they are ; (1). Transitive, (2). Intensive, (3). Comparative. While the grammatical meaning of infix alif states the person, an adding affixes which based on ism, nouns themselves, those are alif and nun state the dual mu ann , confix waw and nun state the meaning many for masculine (jamak mu akkar)and confix alif and ta state the meaning many for feminine (jamak muanna ).

(7)

.

.

,

.

.

.

.

.

.

.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik.

Tesis ini berjudul “ Afiks/Ahruf Ziy dah dalam bahasa Arab dan pengaruhnya terhadap perubahan makna : Analisis Morfologi”. Tesis ini membicarakan proses

afiksasi dalam bahasa Arab dapat dibentuk dari bentuk dasar verba/fi’l dan nomina/ism. Untuk membentuk nomina dalam bahasa Arab dapat dibentuk dari

bentuk dasar verba dan adjektiva dengan penambahan afiks.

Penyelesaian tesis ini telah diusahakan keimiahannya oleh penulis dengan bantuan materi dari berbagai pihak. Kelemahan atau kesalahannya tetap menjadi

tanggung jawab penulis. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan tesis ini.

Medan, Juli 2009 Penulis,

Kamalia

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih

dan Penyayang atas izin dan ridho yang telah diberikanNya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Rektor USU, Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H.Sp.A(K), yang telah

memberi kesempatan dan bantuan biaya pendidikan selama saya mengikuti Pendidikan Program Magister pada Sekolah Pascasarjana USU.

2. Direktur Sekolah Pascasarjana USU, Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.

yang telah memberi perhatian dan dukungan selama saya mengikuti Pendidikan S-2 pada Sekolah Pascasarjana USU.

3. Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D selaku Ketua Program Studi Linguistik dan Sekretaris Program Studi Linguistik Bapak Drs. Umar Mono, M.Hum. yang telah memberi perhatian dan bimbingan selama saya mengikuti pendidikan

hingga selesai pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(10)

5. Para Dosen saya yang mengajar di Program Studi Linguistik Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang membekali ilmu pengetahuan dan membuka cakrawala berpikir ilmiah. Semoga jasa baik beliau semua dalam mendidik dibalas Allah dengan pahala yang banyak.

6. Khusus kepada Suamiku tercinta Briptu Juliyadi. serta anak-anakku: Nayla Septira Juliyadi dan Sabrina Julfahmi Juliyadi. Ibu ucapkan terima kasih atas

pengorbanan, dorongan, kesabaran dan kesetiaan yang diberikan sehingga studi Ibu dapat terselesaikan.

7. Kedua orang tua saya yang banyak mengajarkan cara hidup yang baik

dihadapan Allah. Untuk semua abang, kakak-kakak dan adik-adik saya terima kasih atas doanya

8. Kepada semua teman-teman angkatan 2007, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik, saling membantu selama menjalani proses belajar di Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana USU.

Akhir kata saya berharap semoga dukungan, bantuan, pengorbanan dan budi baik yang diberikan kepada saya dari berbagai pihak hendaknya mendapat balasan dan ridho yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Medan, Juli 2009

(11)

RIWAYAT HIDUP

N a m a : Kamalia

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 16 Agustus 1975 A g a m a : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn I, Gg. Madrasah No.130 Medan

Pendidikan : SDN 101752 , Medan , tahun 1988

MTs Swasta Amaliyah, , Medan, tahun 1991 MA Swasta , Medan, tahun 1994

S-1 Tarbiyah Bahasa Arab, IAIN tahun 1999

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

RIWAYAT HIDUP... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR SKEMA... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Morfologi ... 7

2.2 Pembentukan Afiks (Ahruf-l- ziy dah dalam Bahasa Arab)... 9

(13)

BAB III METODE PENELITIAN... 18

3.1 Sumber Data... 18

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 19

3.3 Analisa Data ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 21

4.1 Afiks (Ahruf-l-Ziy dah) dalam Bahasa Arab... 21

4.1.1 Afiks (Ahruf –l-Ziyadah) dalam Verba Tiga Huruf/ fi’l ul maz d... 27

4.1.1.1 Maz d F hi Harfun w hidun / / ‘Verba Tiga Huruf dengan Tambahan Satu Huruf’ ... 27

4.1.1.2 Maz d f hi Harf ni / / ‘Verba Tiga Huruf dengan Tambahan Dua Huruf’ ... 28

4.1.1.3 Maz d f hi al ati ahruf / / ’Verba Tiga Huruf dengan Tambahan Tiga Huruf’ ... 29

4.2 Afiks (Ahruf-l- ziy dah) pada Verba Empat Huruf / / ‘rub ’ yy maz d’... 29

4.2.1 Rub ’ yy maz d f hi Harfun w hidun/ / ‘Verba Empat Huruf Dasar dengan Tambahan Satu Huruf’. ... 30

4.2.2 Rub ’ yy maz d f hi harf ni / / ‘Verba Empat Huruf Dasar dengan Tambahan Dua Huruf’ ... 30

4.3 Analisis Makna Afiks ( Ahruf-l-ziy dah)pada Verba ( / fi’l/)... 30

/ as-s biq) dan Pengaruhnya pada 4.3.1 Analisis Prefiks ( Makna ... 31

/al-l hiq) dan Pengaruhnya pada 4.3.2 Analisis Sufiks ( Makna... 37

4.3.3 Analisis Infiks( / az-ziy dah) dan Pengaruhnya pada Makna... 41

/as-s biq wa al-l hiq) 4.3.4 Analisis Konfiks ( dan Pengaruhnya pada Makna ... 42

4.4 Afiks (ahruf-l-ziy dah) pada Nomina / ... 48

(14)

4.4.1.1 Prefiks (as-s biq) mim ( ) ... 48

4.4.1.2 Infiks (az-ziy dah) alif ( )... 57

4.4.1.3 Konfiks ( as-s biq wa al-l hiq) mim dan ta’ marb tah ( - ). ... 60

4.4.1.4 Konfiks (as-s biq wa al-l hiq) mim dan waw ( - ) ... 62

4.4.1.5 Konfiks (as-s biq wa al- l hiq) mim dan alif ( - ) ... 63

4.4.2 Proses Afiksasi ism (nomina) dari Bentuk Dasar Adjektiva... 65

4.4.2.1 Prefiks(as-s biq) hamzah ( ) ... 65

4.4.2.2 Infiksasi (az-ziy dah) alif ( ) ... 66

4.4.3 Proses Afiksasi ism (nomina) dari Bentuk Dasar ism... 67

4.4.3.1 Sufiks ( al-l hiq) ya’ musyaddadah... 67

4.4.3.2 Konfiksasi (as-s biq wa al-l hiq) alif dan nun ( - )... 68

4.4.3.3 Konfiksasi (as-s biq wa al-l hiq)waw dan nun ( - ) ... 69

4.4.3.4 Konfiksasi (as-s biq wa al-l hiq) ya’dan nun ( - ) .... 71

4.4.3.5 Konfiksasi (as-s biq wa al-l hiq) alif ’dan ta’ ( - ). .. 72

/ ardun ma’naw /) Afiksasi 4.5 Makna Gramatikal ( pada Ism... 74

4.5.1 Makna Gramatikal ( / ardun ma’naw /) Afiksasi ism (Nomina) dari Bentuk Dasar fi’l (Verba) ... 74

4.5.1.1Prefiks (as-s biq) mim ... 74

4.5.1.2 Infiks (az-ziy dah) alif... 78

4.5.1.3 Konfiks (as- s biq wa al-l hiq) mim dan ta’marb ah ( - ) ... 80

4.5.1.4 Konfiks (as- s biq wa al-l hiq) mim dan waw ( - ) ... 80

4.5.1.5 Konfiks (as-s biq wa al-l hiq) mim dan alif ( - ) ... 81

/ ardun ma’naw /) Afiksasi 4.5.2 Makna Gramatikal ( ism (Nomina)Berbasis Adjektiva ... 82

(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 87

5.1 Simpulan ... 87

5.2 Saran... 88

(16)

DAFTAR SKEMA

Nomor Judul Halaman

1. Ism/nomina berdasarkan jumlah hurufnya ………... 25

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(18)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

N : Nomina

A : Adjectiva

V : Verba

‘…..’ : Mengapit makna

“….” : Kutipan

/ / : Mengapit makna

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, fikiran, dan perasaan. Selain itu, bahasa juga merupakan alat integrasi dan adaptasi

sosial sehingga individu dapat saling mengadakan pendekatan baik antar warga yang satu dengan warga yang lainnya maupun terhadap lingkungan sosialnya. Sebagai alat komunikasi, bahasa berperan untuk mengadakan kontrol sosial sehingga setiap

individu dapat mempengaruhi individu lainnya melalui keahlian berbicara, menulis dan lain sebagainya. Oleh karena itu, peranan bahasa tersebut begitu besar dalam

kehidupan manusia.(Alwi, 1988 : 3).

Bahasa manusia jauh berbeda dengan bahasa makhluk lainnya, karena manusia memiliki bentuk bahasa yang unik. Keunikan bahasa manusia dapat dilihat

dari keragamannya. Antara satu kelompok dengan dengan kelompok lainnya memiliki bahasa yang berbeda. Perbedaaan tersebut kemudian menjadi problem dalam berinteraksi satu sama lainnya. Seiring dengan itu, muncul pemikiran untuk

mencari persamaan-persamaan universal yang terdapat pada semua bahasa.

Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan secara luas di planet ini. Bahasa

(20)

Arab tergolong ke dalam rumpun bahasa Semit( Semitic Language) dan memiliki

jumlah penutur yang terbanyak di antara bahasa – bahasa Semit lainnya,. Pada mulanya Bahasa Arab hanyalah alat komunikasi di antara Bangsa Arab dan kemudian menjadi bahasa agama di dunia Islam. Bahasa ini terus mengalami perkembangan dan

sejak tahun 1973 di pergunakan sebagai bahasa resmi ke enam di Perserikatan Bangsa-Bangsa di samping bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, dan Cina

(Sumardi, dkk 1974 : 86).

Akhir – akhir ini bahasa Arab merupakan bahasa yang peminatnya cukup besar di Negara Barat. Di Amerika misalnya, hampir tidak ada satu perguruan tinggi

pun yang tidak menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata kuliah bahkan terdapat universitas yang membuka khusus lembaga pendidikan bahasa Arab seperti

School of Oriental and African Studies di London (Arsyad, 20 : 1).

Bahasa Arab terkenal dengan kekayaan kosakatanya. Kekayaan kosakatanya ini antara lain disebabkan adanya bentuk tunggal, dual, jamak serta didapati jenis

maskulin dan feminim. Diantara kajian yang dilakukan para ahli dalam menyatukan persepsi tentang bahasa ini adalah menyatukan kesamaan pembentukan kata dalam kalimat yang ditinjau dari aspek morfologis. Salah satu aspeknya adalah afiksasi atau

pengimbuhan yang dilekatkan pada kata dasar. Pengimbuhan pada kata dasar ini mampu memberikan makna yang beragam sehingga dapat memperkaya kosa-kata

dalam suatu bahasa.

(21)

ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar dapat merubah makna gramatikal

(KBBI, 1995 : 10). Penambahan morfem asi, afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks pada akar atau kata dasar,seperti morfem ber pada kata bertiga, morfem er pada kata gerigi , dan morfen an pada kata ancaman. Pembahasan

mengenai afiks dapat di temukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang

menyeluruh dan berbeda-beda.

Al-Halamawi (1953 : 21) penambahan ini terjadi pada kata dasar yang terdapat pada verba ( fi’l šul š /) yang setelah mendapat tambahan

(imbuhan) dengan menggunakan huruf ziyad h menjadi / šul š maz d/ yang menyebabkan jumlah huruf dalam kata tersebut menjadi empat (

/maz d f hi harfun w hidun/), atau lima huruf ( / maz d f hi harf ni/ ), atau enam huruf ( / Maz d f hi šal ata ahrufin/). Penambahan yang di letakkan pada huruf tersebut dapat dikategorikan prefiks

/ as-s biq/, infiks / az-ziy dah/, sufiks / al-l hiq/, maupun konfiks /as-s biq wa al-l hiq/. Proses afiksasi dalam bahasa Arab ini dikenal dengan istilah ziy dah. Proses afiksasi yang terdapat di dalam bahasa Arab

yang akan di bahasa dalam penelitian ini adalah empat proses afiksasi yaitu: sufiks, infiks, prefiks dan konfiks.

(22)

Penelitian ini memfokuskan pembahasannya mengenai peranan afiks ( / ahruf-l- ziy dah/) dalam bahasa Arab untuk membentuk makna yang beragam mulai dari makna leksikal maupun makna gramatikal. Bentuk-bentuk afiks

yang ada dalam bahasa Arab dan manfaat praktis yang dihasilkan dari adanya proses afiksasi ini dalam membantu kegiatan penerjemahan (alih bahasa).

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa hal antara

lain:

1. Perubahan makna yang terjadi setelah proses afiksasi dalam bahasa Arab

(23)

1.3Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh afiks / ahruf –l-ziy dah/ dalam kalimat bahasa Arab? Untuk mengetahui rumusan masalah ini maka dituntun dengan pertanyaan di bawah ini:

1. Afiks / ahruf –l-ziy dah/ apa saja yang terdapat dalam bahasa Arab?

2. Bagaimana struktur afiks / ahruf-l- ziy dah/ terhadap makna gramatikal ( / ardun ma’naw/) dan leksikal ( /ad-dil lah/) dalam bahasa Arab?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi jenis afiks / ahruf-l- ziy dah yang terdapat di dalam bahasa Arab.

2. Mendeskripsikan makna gramatikal dan leksikal yang dihasilkan dari proses afiksasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan kita tentang teori bahasa yang berhubungan dengan

(24)

2. Dapat memperkecil problematika yang dihadapi oleh para peminat bahasa

Arab dalam mempelajari bahasa tersebut khususnya yang berhubungan dengan afiks.

3. Mempermudah bagi jasa penerjemah untuk memahami makna yang terjadi

dalam kalimat – kalimat bahasa Arab sehingga kebenaran yang ketepatan makna yang diinginkan dapat tercapai.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari dan menganalisis stuktur , bentuk, dan klasifikasi kata. Secara etimologi, kata morfologi (bahasa Indonesia)

diserap dari bahasa Inggris “morphology”. (Shadily, 1996 : 386). Istilah yang paling populer tentang morfologi dalam bahasa Arab adalah /an-niz mu –l-şarf yy/ atau /’ilmu -l- isytiq q/ yaitu perubahan suatu bentuk kata menjadi bermacam-macam bentukan untuk mendapatkan makna yang berbeda-beda. Tanpa perubahan dimaksud, makna yang berbeda tidak akan muncul. Sebagai contoh,

perubahan bentuk dasar /‘alima/ ‘ mengetahui’ merupakan bidang kajian morfologi. Perubahan bentuk menjadi beberapa bentuk tersebut dengan menambahkan afiks ( / huruf –l- ziy dah/). Penambahan afiks pada

contoh di atas ada yang berupa prefiks/awalan ( / as-s biq/) yaitu penambahan hamzah pada awal kata /‘alama/ ‘memberitahukan’ dan ada pula yang berupa infiks/sisipan ( /ziy dah/ ) yaitu pada kata /‘allama/ ‘benar-benar mengetahui’ dan /‘ limun/ ‘ orang yang pintar’ dan adapula berupa gabungan afiks yang ditambahkan di awal dan di tengah yaitu pada kata

(26)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, morfologi berarti cabang

linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari stuktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagiannya. (KBBI, 1995 : 666). Pengertian

yang sama dikemukakan Kridalaksana (2001 : 142) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya atau dengan kata lain bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagiannya.

Verhaar (1989 : 52) menyebutkan morfologi adalah suatu bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Ramlan (1983 : 17)

menyebutkan, morfologi ialah: bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun semantik. El Dahdah (1992 : 2) mengatakan bahwa dalam bahasa

Arab, kata dan seluk-beluknya merupakan kajian ilmu sharaf:

/Yubha u f siya i- l- kalimati watahw lih il suwarin mukhtalifatin bihasbi -l- ma’n –l- maqs d/

“Pembahasan tentang proses pembentukan kata dan perubahan-perubahannya ke

(27)

morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang mempelajari

perubahan-perubahan kata dan bagian-bagiannya secara gramatikal pada setiap bahasa. Satuan terkecil dalam morfologi adalah suku kata. Proses perubahan dan makna yang muncul dari perubahan itu merupakan pembahasan dalam morfologi.

2.2 Pembentukan Afiks ( Ahruf-l- Ziy dah) dalam Bahasa Arab

Sebelum mengemukakan tentang pembentukan afiks /ahruf-l- ziy dah/ dalam Bahasa Arab, perlu diberikan gambaran tentang sistem penulisan dalam bahasa Arab bahwa bahasa Arab mempergunakan sistem penulisan dari kanan

ke kiri. Huruf yang dipergunakan dalam tulisan tersebut keseluruhannya adalah konsonan. Untuk melafalkan bunyi yang berwujud konsonan tersebut diberi baris

(harakah) berupa vokal di atas atau di bawah konsonan tersebut. Baris tersebut ada tiga macam, yaitu baris atas (fathah), baris bawah (kasrah) dan baris depan (dammah). Baris fathah melambangkan vokal /a/ yang diletakkan di atas konsonan

dengan menggunakan tanda ______ , contoh : /kataba/. Kasrah melambangkan vokal /i/ yang diletakkan di bawah konsonan dengan menggunakan tanda ___ ___ , contoh: /salima/. Sedangkan dammah melambangkan vokal /u/ yang diletakan di

atas konsonan dengan menggunakan tanda ___ _, contoh : /ahsanu /. Selain ketiga tanda tersebut masih ada lagi tanda yang dinamakan suk n (baris mati) yang

(28)

ain-Beberapa pakar linguistik terkemuka memberikan definisi tentang afiks. Menurut (Matthews, 1997 : 11), afiks adalah “any element in the morphological

(29)

mengacu kepada morfem formatif dan bukan berupa akar yang muncul berulang

dalam kata. Dengan definisi yang dikemukakan Mattthews dan Robins ini, mungkin agak sulit bagi peminat bahasa menggambarkan afiksasi sebagai sebuah bagian proses morfologis. Oleh karena itu, untuk memudahkan peminat bahasa dalam

memahami konsep afiksasi, secara sederhana afiks bisa saja didefinisikan sebagai morfem terikat yang selalu menempel pada kata dasar.

Pembentukan afiks dalam bahasa Arab dapat dilakukan di depan ( / as-s biq/), di belakang ( /al-l hiq/), disisipkan ( / az-ziy dah/), di depan dan belakang ( /as-s biq wa al-l hiq/) dari morfem dasar, atau sebagai unsur perangkai di dalam kata majemuk yang berada di antara dua leksem, dan berada di tengah namun berupa vokal. Penambahan yang diimbuhkan di depan

morfem dasar disebut prefiks ( /as-s biq/). Proses prefiks dalam bahasa Arab sangat sering dan banyak dijumpai dan bisa terjadi pada ism (nomina) dan f’il (verba) maupun pada rangkaian huruf. Imbuhan di belakang morfem dasar disebut sufiks

( / al-l hiq/). Imbuhan sebagai sisipan morfem dasar disebut infiks ( / az-ziy dah/). Imbuhan di depan dan belakang morfem dasar disebut konfiks, yang menjadi unsur perangkai disebut interfiks, sedang yang berupa vokal di tengah

disebut sebagai transfiks. Penambahan afiks itu sendiri juga mengalami dua pengubahan: pengubahan gramatikal dan pengubahan leksikal. Pengubahan

(30)

Kajian tentang afiks/ ahruf-l- ziy dah dalam analisis morfologis tampaknya belum banyak dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang membahas tentang

afiks namun ditinjau dalam pembahasan yang umum antara lain : Afiks Derivatif dalam bahasa Arab (Khudri, 2004) tesis ini membahas tentang penambahan morfem

pada satu kata yang membentuk kata baru , kemudian Nominalisasi dalam Bahasa Arab (Ramadhani, 2006), pembahasan tesis ini berfokus pada studi tentang pembentukan nomina/ism dalam bahasa Arab, selanjutnya Studi Tentang Makna Fi’l

ul š maz d dalam Bahasa Arab (Jufrizal, 1999) tesis ini membahas tentang makna verba yang berasal dari tiga huruf. Untuk kajian afiks secara khusus berdasarkan data

yang penulis telusuri belum ada yang membahas tentang afiks khususnya dalam bahasa Arab.

2.3 Landasan Teori

Al-Halam w mengatakan (1953 : 129) bahwa ziy dah itu pada ‘ain, fa dan lam yang terdapat dalam kalimat bahasa Arab. Menurutnya ziy dah itu berfungsi

(31)

Contoh :

+ ( )

/farraha/ ra (tasyd d) /fariha/

‘sangat gembira’ ‘gembira’

Penambahan (ziy dah) ra yang bertasyd d di tengah kalimat berfungsi untuk merubah makna yaitu /fariha/ yang berarti gembira setelah diberi tambahan ra ( ) yang bertasyd d / farraha/ maknanya berubah menjadi sangat bergembira. Menurutnya lagi bahwa fungsi ziy dah yang lainnya adalah untuk pengkiasan

langsung dengan kalimat lain dari segi jumlah hurufnya. Contoh:

= =

/jaliba/ /dahraja/ /jalbaba/

Kalimat /jaliba/ merupakan kalimat dasar yang dijadikan mulhaq

(pengkiasan langsung dengan huruf yang sama) dengan kalimat /dahraja/ dari jumlah hurufnya sehingga menjadi /jalbaba/ dengan menambahkan huruf ba’ ( ) di akhir dari kalimat /jalbaba/ dengan mengkiaskan jumlah hurufnya dengan

/dahraja/.

(32)

suatu kajian. Penelitian ini menggunakan dua kerangka teori. Pertama kerangka teori

struktural mengacu pada penganalisaan konstruksi afiks/ ahruf-l-ziy dah alam bahasa Arab. Teori ini dipelopori oleh seorang linguis yang bernama Katamba (1994 : 161) memberikan defenisi morfologi sebagai berikut: “ A linguistics from which bears no

partial phonetic-semantic resembelance to any other form,is a simple form or a

morpheme.”

Beberapa kata baru terbentuk melalui proses penggabungan dua kata atau lebih. Perpaduan ini sedikitnya dapat berwujud ke dalam beberapa jenis perpaduan kata berikut: affixation (afiksasi), compound (pemajemukan), acronyms (akronim),

back-formations (pembentukan susut), abbreviations (abreviasi), dan blends (paduan). Menurut Samsuri (1987 : 23) proses morfologi adalah: Cara pembentukan

kata-kata dengan menggabungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Atau dengan kata lain proses morfologis yaitu penggabungan morfem-morfem menjadi kata yang disebut dengan afiksasi.

Kerangka teori struktural mengacu pada penganalisaan afiks dalam bahasa Arab yaitu bentuk dan fungsinya. Chomsky (1976 : 15) mengemukakan bahwa kajian afiksasi itu bermanfaat untuk memahami teori linguistik secara umum karena afiksasi

itu adalah salah satu perwujudan aspek kreativitas bahasa dalam sistem kebahasaan. Menurut (Lees, 1998 : 21) analisis morfologi pada proses afiksasi merupakan usaha

(33)

Teori morfologi dari Hockett (1959) dan Hartman (1972), seperti yang dikutip

Kridalaksana (1996 : 25)

1. Word and Paradigm (W.P) 2. Item and Arrangement (I.A)

3.Item and Process (I.P)

Penelitian ini menggunakan model (I.A) dan (I.P). Untuk bentuk dasar

adjektiva atau verba dalam penelitian ini digunakan istilah Operandd (Op) adalah istilah yang dikenalkan oleh Matthews (1979 : 124) dan Bauer (1987 : 21). Istilah Opperandd ini dapat disamakan dengan base , yaitu bentuk dasar yang dapat

diperluas dengan melekatkan afiks tertentu pada operandd tersebut, seperti bentuk dasar verba (V) dan bentuk dasar adjektiva (A) serta (N). Dalam model penataan atau

model tata nama (Item and Arrangement), disajikan unsur-unsur gramatikal dalam hal ini morfem dan diperlihatkan bagaimana hubungan antara unsur-unsur itu menurut Kridalaksana (1996 : 25).

Contoh:

(N) (V)

/muslimun/ /salima/

(34)

Pada contoh di atas kalimat /muslimun/ ‘ orang yang selamat’ terjadi

proses afiksasi yakni penambahan prefiks ( / as-s biq/) mim pada bentuk dasar /salima/ ‘ selamat’.

b. hamzah

(V) (V)

/akrama / /karuma/ ‘memuliakan’ ‘mulia’

Pada contoh di atas kalimat /akrama/’memuliakan’ terjadi proses afiksasi

yakni penambahan prefiks ( /as-s biq/) hamzah pada bentuk dasar /karuma/’mulia’.

Selanjutnya Kridalaksana (1996) menyatakan “ Dalam model (Ing. Item dan Process) diakui dua komponen, yaitu dasar dan proses.” Dalam hal ini dasar kata

/muslimun/ ‘orang yang selamat’ ialah /salima/ ‘ selamat’ dan prosesnya ialah prefiks ( / as-s biq/) mim. Begitu juga dengan kata dasar /akrama/’memuliakan’ ialah /karuma/ ‘mulia’ dan prosesnya prefiks (

/as-s biq) hamzah.

Sedangkan teori yang kedua yaitu teori semantik yang mengacu pada makna gramatikal yang dihasilkan oleh proses afiksasi dalam pembentukan kalimat dalam

(35)

serta Vendler, 1968 : 31). Latar belakang gramatikal mengacu pada perbedaan

konsep makna berdasarkan objek seperti pelaku, penderita, menyatakan alat dan lain-lain.

Kridalaksana (1996) selanjutnya menyatakan “ ... dalam pembentukan kata

atau leksem memperoleh makna gramatikal, misalnya prefiksasi .” Dengan contoh (a) dan (b) di atas prefiksasi mim atas leksem /salima/’selamat’ menghasilkan kata /muslimun/ ‘orang yang selamat’, sedangkan leksem

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

Hadeli (2006 : 26 - 27) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara

yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data sampai dengan penyiaran tertulis hasil analisis data ini. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasinya.

3.1 Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah merupakan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa menurut sarananya dapat dibagi atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulisan (Moeliono dkk : 1986 : 7). Bahasa Arab ragam tulis yang

dijadikan data dalam penelitian ini adalah bahasa Arab baku (fuşh ’) seperti yang dinyatakan oleh Alwasilah (1996 : 12).

Bahasa Arab yang digunakan adalah bahasa Arab standar yang digunakan di

berbagai media komunikasi dalam bahasa buku-buku bahasa Arab yang baku seperti buku-buku daras dan buku-buku ilmiah, majalah yang berbahasa Arab, surat kabar

(37)

gunakan adalah : Kit b Sya l ‘Urf f Fann aş-şarf (buku yang membicarakan

tentang keganjilan dalam seni ilmu sharf), Ittih f a - arf f ‘ilm aş arf (keunikan dalam kajian ilmu sharf), Kit b at-Taşr f, Mulakhas f Qaw id -l-Lu at -l-‘ Lu atul’ Arab yyah (ringkasan tata bahasa Arab), Morfologi: Bentuk, makna dan Fungsi,.

Sedangkan sumber sekunder penulis menggunakan , pengantar linguistik, J mi’ ad-Dur s -l-‘Arab yyah (kompilasi materi-materi tatabahasa Arab), al-Kaw kib

ad-Dur yyah (gugusan bintang yang bersinar). Selain sumber data tulis, penelitian ini juga dilengkapi dengan data lisan dari narasumber yang dapat memberikan informasi tentang objek yang diteliti.

3.2 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui data kepustakaan dilakukan dengan menyeleksi sumber data dari buku-buku bahasa Arab yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian yaitu proses pembentukan afiks/ahruf –l- ziy dah dalam

bahasa Arab.

Data yang diamati dari buku-buku bahasa Arab menggunakan metode sinkronik deskriptif (descriptive synchronic). Artinya data dikumpulkan seperti

kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai dengan ciri alamiah naskah itu. (Djajasudarma, 1993 : 6). Prosedur pendeskripsian data yang dilakukan ialah:

(38)

3. Data tersebut kemudian dipilah, diklasifikasikan menurut jenisnya dan

kemudian dianalisis.

4. Hasil analisis data yang telah memenuhi ukuran kevaliditasan akan disusun kembali sebagai hasil penelitian.

Khusus data dari bahasa Arab pendeskripsiannya akan dilakukan dengan menggunakan Transliterasi Arab Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama dua

Menteri yaitu Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 22 Januari 1988 tentang transliterasi Arab Latin.

3.3 Analisa Data

Penganalisisan afiks/ahruf-l- ziy dah dalam bahasa Arab penulis mengikuti

langkah-langkah pengamatan dari Suryabrata (1983 : 23 ), yaitu 1. Sejumlah data terbatas yang diamati

2. Upaya menghubungkan gejala-gejala (fenomena) dari data yang diamati.

Sehubungan dengan ini, sesuai dengan metode analisis yang digunakan dalam penurunan setiap kaidah yang menghubungkan makna dan struktur afiks/ahruf-l- ziy dah akan menempuh tahapan berikut:

1. Penggolongan jenis afiks/ahruf-l- ziy dah dalam bahasa Arab

2. Mengidentifikasi proses afiksasi/ ziy dah sebagai pembentukan makna

3. Menentukan dan menjelaskan makna gramatikal dan leksikal yang dihasilkan oleh afiksasi / ziy dah dalam bahasa

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Afiks (Ahruf-L- Ziy dah) dalam Bahasa Arab

Nomina (ism) dalam bahasa Arab terbagi dua bagian yaitu nomina dasar (mujarrad) dan nomina tambahan(maz d). Nomina dasar (ism mujarrad) adalah

nomina seluruh hurufnya adalah huruf asli atau kata dasar, seperti: ( ) /akhun/ ‘saudara laki-laki’/, ( ) /qalamun/ ‘ pena’. Sedangkan yang dimaksud dengan nomina tambahan (ism maz d) adalah nomina yang sebahagian huruf-hurufnya

mendapat tambahan dan jika terjadi penambahan maka maksimal jumlah hurufnya adalah tujuh seperti /isti f r/’ pengampunan’. (Y s n, 1996 : 73). Nomina

dasar ( / ism mujarrad / )berdasarkan jumlah hurufnya terbagi kepada tiga yaitu /ism mujarrad ul /’ kata benda dasar tiga huruf’ memiliki pola /wazan/ sepuluh, / ism mujarrad rub ’ yy/’ kata dasar empat

huruf’ memiliki pola (wazan) empat puluh delapan dan /ism mujarrad khum s/ ‘ kata benda dasar lima huruf’ yang memiliki pola (wazan) empat.

Keseluruhan pola (wazan) ini disusun berdasarkan/ sim ’ yyah/

(bahasa yang tidak memiliki susunan yang baku) yang berlaku pada orang Arab. (Y s n, 1996 : 76 - 77). Untuk nomina tambahan / ism maz d/ juga terbagi

(40)

Begitu juga dengan verba /fi’l/ , dalam bahasa Arab ditinjau dari jumlah

hurufnya dibagi ke dalam dua bagian yaitu kata kerja dasar yang dalam bahasa Arab diistilahkan dengan mujarrad ( ) dan kata kerja yang mendapat tambahan yang diistilahkan dengan maz d ( ). Verba dasar (fi’l mujarrad) adalah kata kerja

yang tersusun dari huruf asli atau kata dasar yang terbagi kepada

/fi’l ul mujarrad /’kata kerja tiga huruf’ dan /fi’l rub ’ yy

mujarrad/ ‘kata dasar empat huruf’.

Verba dasar ( / fi’l ul mujarrad/ ) ini dibagi ke dalam enam bab dengan melihat baris pada ‘ain fi’l m di dan fi’l mud ri’ yaitu :

- ) / fathu-dommin/ 1- Fathah-dhommah (

Contoh:

- /naşara/-/yanşuru/’menolong’-‘sedang menolong’, - ) /fathu-kasrin/

2- Fathah-kasrah ( Contoh:

- /jalasa/-yajlisu/’telah duduk’-’sedang duduk’ ) ‘ainfi’l m d dan fi’l mud ri’/ fathatani/ 3- Fathah pada dua (

Contoh:

/qara’a/-/yaqrau/’telah membaca’-‘sedang membaca’ 4- Kasrah- fathah ( - ) / kasru-fathin/

Contoh:

/syariba/-/yasyrabu/ ‘telah minum’-’sedang minum’,

(41)

Contoh:

- /karuma/-/yakrumu/ ‘telah mulia’-’akan menjadi mulia’, 6- Kasrah pada dua ‘ainfi’l m d dan fi’l mud ri’ ( )/kasrat ni/ Contoh:

- / hasiba/-/yahsibu/ ’telah menghitung’-’akan berhitung’.

Untuk kata kerja dasar empat huruf ( fi’l rub ’ yy mujarrad) terdiri dari satu bab saja

yaitu pola : /fa’lala/ contoh: //zalzala/ ’bergoncang (Y s n, 1996 : 35 - 36). Verba tambahan ( /fi’l maz d/ ) dapat dibagi kepada dua yaitu :

/ fi’l-l- ul maz d/ ‘kata kerja tambahan dari kata dasar tiga

huruf’. Kata kerja ini dibagi dalam tiga bagian yaitu : 1.

/ fi’l –l- ul maz d harfun w hidun/’

kata kerja tambahan satu huruf. a.

/ fi’l ul maz d f hi harf ni/’kata kerja tambahan dua huruf ‘

b.

/ fi’l-l- ul maz d al atu ahrufin/’kata kerja tambahan dua huruf’

c.

/fi’l rub ’ yy maz d / ‘kata kerja tambahan dari kata dasar

empat huruf. Kata kerja ini dibagi kepada dua yaitu: 2.

a. /fi’l rub ’ yy maz d harfun w hidun / ‘kata

kerja tambahan satu huruf’ .

(42)

Afiksasi pada verba /fi’l dalam bahasa Arab dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu menggandakan huruf dengan menambahkan syaddah yang disebut dengan tad’ f, atau penambahan dilakukan dengan menggunakan salah satu atau lebih huruf ziy dah yang tergabung dalam /saaltum nih /. (Tam m, tt : 2).

Untuk menandai adanya huruf tambahan dari kata kerja adalah melihat perubahan dari kata dasar tersebut diderivasikan ke dalam berbagai bentuk derivasi.

Untuk mengetahui keadaan kalimat yang mendapat huruf tambahan tersebut, maka cara yang ditempuh adalah mencari kata dasar dan seterusnya membandingkannya dengan miz n -l- şarf yy atau pola kata dasar dari kata kerja atau kata benda. Miz n-

l- şarf yy ini tersusun dari tiga huruf asli seperti ( - - / fa-‘ain-lam/). Adapun untuk kata kerja yang asalnya empat huruf (rub ’ yy), miz n –l- şarf yy nya terdiri

dari huruf asal yaitu : ( - - - / fa-‘ain-lam-lam/) dengan menambahkan huruf ( /lam/ ) terhadap pola šul š .

Dalam pembahasan ini akan dibatasi bahwa proses afiksasi (ziy dah) yang

(43)

Ism/nomina berdasarkan jumlah hurufnya

/ism maz d ul /’ nomina tambahan tiga huruf’ Ism maz d/ ‘nomina tambahan’

ism mujarrad khum s/ ‘ kata benda dasar lima huruf’ /ism mujarrad rub ’ yy/’ kata

dasar empat huruf’ /ism mujarrad ul /’ kata

benda dasar tiga huruf’ Ism mujarrad/’nomina dasar’

/ism maz d khum s /’ nomina tambahan lima huruf‘ / ism maz d rub ’ yy /’ nomina

tambahan empat huruf’

(44)

Fi’l / Verba Berdasarkan Jumlah Hurufnya

Skema 2: Fi’l / verba berdasarkan jumlah hurufnya

Fi’l mujarrad/ ‘verba dasar’ Fi’l maz d/’verba tambahan’

fathah-dhommah/ fathu-dommin/ fathah-kasrah/ fathu-kasrin/ fathah pada dua ‘ainfi’l m d dan fi’l

mud ri’/ fathatani/

kasrah- fathah/

kasru-fathin/

dhammah pada dua ‘ainfi’l m d dan fi’l

mud ri’/dommu-dommin/

kasrah pada dua ‘ainfi’l m d dan fi’l mud ri’

/kasrat ni/

/ fa’lala/

/fi’l ul maz d f hi harf ni/’kata kerja tambahan

dua huruf’ /fi’l ul maz d harfun w hidun/

‘kata kerja tambahan satu

huruf’ ul / ‘tiga

huruf’

Rub ’ yy/’empat

huruf’ Rub ’ yy/empat

huruf ul / tiga

huruf

/fi’l rub ’ yy maz d harfun w hidun / ‘kata kerja tambahan

satu huruf’

/fi’l rub ’ yy maz d f hi harf ni/’ kata kerja tambahan

dua huruf’

fi’l ul maz d al ata ahrufin/’kata kerja tambahan

(45)

4.1.1. Afiks (Ahruf –l-Ziyadah) dalam Verba Tiga Huruf/ fi’l ul maz d

Huruf ziy dah pada verba dasar dalam bahasa Arab dapat dibagi kepada tiga bagian :

1. Fi’l ul maz d f hi Harfun w hidun / /’verba tiga huruf

dengan tambahan satu huruf’

2. Fi’l Maz d f hi Harf ni / / ‘verba tiga huruf dengan tambahan

dua huruf’

3. Fi’l Maz d f hi al ata ahrufin/ / ‘verba tiga huruf dengan tambahan dua huruf’

4.1.1.1 Maz d F hi Harfun w hidun / /’Verba Tiga Huruf

dengan Tambahan Satu Huruf’

Kata kerja atau verba tambahan dalam bahasa Arab yang dikategorikan dalam tambahan satu huruf / / ‘maz d fîhi Harfun wâhidun’ ini dibagi ke dalam tiga bagian yaitu :

/af’ala/ penambahan afiks pada huruf pertama yaitu huruf hamzah ( ) di awal

kalimat yang disebut dengan prefiks /awalan( /as-s biq/). 1.

2. /f ’la/penambahan afiks di tengah dari kalimat yaitu huruf diberi tambahan (/ alif) disebut dengan infiks/sisipan( /az-ziy dah/).

(46)

4.1.1.2 Maz d f hi Harf ni / / ‘Verba Tiga Huruf dengan Tambahan

Dua Huruf’

Verba tambahan yang tambahannya terdiri dari dua huruf terdiri dari lima

bagian yaitu :

1. /infa’ala/ penambahan afiks (- / hamzah dan nun) pada verba terletak di depan kata dasar dan penambahan ini disebut prefiks ( /as-s biq/).

/ ifta’ala/ penambahan afiks (- / hamzah dan ta’ ) pada verba terletak di depan dan di tengah ( /as-s biq wa az-ziy dah/).

2.

/ if’alla/ penambahan afiks (- / hamzah dan lam) di awal dan di akhir verba dalam bentuk syaddah. Penambahan ini disebut /

as-s biq wa ziy dah-l- tad’ f/.. 3.

/ tafa’ala/ penambahan afiks ( / ta’) pada verba dasar terletak di awal dan di tengah dalam bentuk syaddah. Penambahan ini disebut

/as-s biq wa ziy dah-l- tad’ f/. 4.

5. / taf ’ala/ penambahan afiks ( - / ta’ dan alif) pada verba dasar terletak di

(47)

4.1.1.3 Maz d f hi al ati ahruf / /’Verba Tiga Huruf dengan

Tambahan Tiga Huruf’

Verba tambahan yang tambahannya tiga huruf terdapat dalam empat bagian yaitu:

/ istaf’ala/ penambahan afiks (- - / hamzah, sin, ta) di awal verba dasar disebut prefiks ( /as-s biq/).

1.

2. / if’au’ala/ penambahan afiks (- - / hamzah, waw, ‘ain) di awal dan di tengah verba dasar ( /as-s biq wa az-ziy dah/).

/ if’ lla/ penambahan afiks (- - /hamzah, alif, lam) di awal dan di akhir pada verba dasar ( /as-s biq wa al-l hiq/).

3.

/ if’awwala/ penambahan afiks (- / hamzah dan waw syaddah) di awal dan di tengah pada verba dasar ( / as-s biq wa az- ziy dah/).

4.

4.2 Afiks (Ahruf-l- ziy dah) pada Verba Empat Huruf / / ‘rub ’ yy maz d’

Verba tambahan pada kata kerja dasar yang terdiri dari empat huruf, penambahan afiksnya terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Verba yang diberi tambahan satu huruf / / ‘rub ’ yy maz d f hi harfun w hidun’ yang setelah dberi tambahan jumlah hurufnya menjadi

lima.

(48)

4.2.1 Rub ’ yy maz d f hi Harfun w hidun / / ‘Verba Empat Huruf Dasar dengan Tambahan Satu Huruf’

Verba tambahan pada kata kerja empat huruf ini hanya satu bagian saja yaitu

/ tafa’lala/ dengan penambahan afiks ( / ta’) yang berada di awal verba dasar disebut prefiks ( /as-s biq/).

4.2.2 Rub ’ yy maz d f hi harf ni / / ‘Verba Empat Huruf Dasar dengan Tambahan Dua Huruf’

Verba tambahan pada kata kerja empat huruf ini terdiri dari dua bagian yaitu : / if’anlala/ dan penambahan afiks (- /hamzah dan nun ) terdapat di awal dan di tengah verba dasar.

1.

2. / if’allala/ dan penambahan afiks - / hamzah dan lam ) terdapat di awal

dan di akhir verba dasar.

4.3 Analisis Makna Afiks ( Ahruf-l- ziy dah)pada Verba ( / fi’l/)

Verba yang mendapat tambahan huruf ziy dah memiliki pengaruh atas makna yang dimasukinya. Makna yang terbentuk berdasarkan fungsi dari huruf ziy dah yang

(49)

bahwa penambahan adakalanya terjadi awal kalimat prefiks ( / as-s biq), di tengah/infiks ( / az-ziy dah/) maupun pada keduanya/konfiks ( / as-s biq wa al-l hiq/). Selain itu penambahan huruf ini akan diuraikan diantara jenis huruf yang masuk ke dalam kata dasar tersebut berdasarkan ahruf-l-

ziy dah yang terangkum dalam kalimat ( / saaltum nih /).

/ as-s biq/) dan Pengaruhnya pada Makna 4.3.1 Analisis Prefiks (

) : Prefiks hamzah memiliki fungsi yaitu: a. Prefiks hamzah (

1. Verba lampau ( / fi’l m d) dalam ul s maz d tambahan satu huruf:

= ( -) + =

/fa’ala/= (prefiks/as-s biq hamzah) = /af’ala/ Afiks hamzah pada verba ini memiliki fungsi dan makna yaitu:

Membentuk kalimat intransitif ( / l zim) menjadi kalimat transitif ( /muta’add /).

Contoh :

/karuma Ahmadu/ ‘Ahmad telah menjadi mulia.’

Kalimat ini tidak memerlukan objek. Kemudian ditambah morfem hamzah di awal menjadi seperti :

(50)

Tamu kedudukannya sebagai objek ( / maf’ l bih/). Penambahan

morfem hamzah pada kalimat akrama merubah makna verba /fi’l karama/’mulia’ menjadi ‘memuliakan’.

Memasuki suatu tempat pada waktu tertentu.

Contoh :

/ aşbaha -l-hujj ju ‘arafata/’ ‘ Para jama’ah haji itu memasuki Arafah pada waktu pagi’.

Penambahan morfem hamzah di awal kalimat /şabaha/’pagi’ menjadi /aşbaha/ memiliki makna memasuki pada waktu pagi.

Bertujuan ke suatu tempat. Contoh :

/’araqa Muhammadun Mas an/ ‘Ahmad menuju Iraq sore hari’.

Penambahan morfem hamzah di awal kalimat /’Araqa/ ‘Iraq’ menjadi

/’araqa/ memiliki makna menuju Iraq. Menjadi sesuatu.

Contoh:

/ aqfaza -l-baladu/ ’negeri itu menjadi kering’.

(51)

Telah sampai waktunya.

Contoh:

/ ahşada -l-zar’u/ ‘tanaman itu telah tiba masa panen’.

Penambahan morfem hamzah pada kalimat /haşada/’panen’ menjadi /ahşada/ memiliki makna telah tiba masa panen.

2. Membentuk kata ganti orang pertama pada verba masa kini ( / fi’l mud ri’).

Contoh :

+ ( -) =

/yaf’alu/’dia sedang melakukan perbuatan’+ /an / (prefiks hamzah) = /af’alu/’ saya

sedang melakukan pekerjaan’.

3. Membentuk kalimat perintah (fi’l amar) untuk orang kedua laki-laki tunggal, Contoh :

+ ( _) =

/yaf’alu/’ dia sedang melakukan pekerjaan’ + (prefiks hamzah) = /if’al/ ‘ lakukanlah’

b. Prefiks hamzah, sin, ta, ( - - ) terdapat pada:

Verba ul maz d tambahan tiga huruf yang memiliki makna:

1. Verba yang menunjukkan atas permintaan ( /a - alab) Contoh :

(52)

/ afara/’ dia mengampuni’+ (prefiks hamzah, sin, ta’) = /ista fara/’ dia meminta

ampun’.

Penambahan morfem hamzah , sin dan ta’ di awal kalimat / afara/’ dia mengampuni’ menjadi /ista fara/ memiliki makna meminta ampun.

Contoh :

+ ( ) =

/nasakha/’ menulis’ + (prefiks hamzah, sin, ta’) = /istansakha/’ dia meminta tulis.

Penambahan morfem hamzah, sin, ta di awal kalimat /nasakha/’ menulis’

menjadi /istansakha/ memiliki makna meminta tulis. Contoh :

+ ( ) =

/’af / ‘ memaafkan’ + (prefiks hamzah, sin, ta’) = /ista’f / ‘ meminta maaf’.

Penambahan morfem hamzah, sin dan ta’ di awal kalimat /’af / ‘ memaafkan’ menjadi /ista’f / memiliki makna meminta maaf.

2. Merubah nomina menjadi verba yang berarti perubahan, ( / aş-Şairurah)

Contoh:

+( )=

/hajarun/ ‘batu’ + (prefiks hamzah, sin, ta) = /istrahjara/’menjadi batu

(53)

3. Meyakini sifat tertentu (/ ‘itiq d şifatusysyai’),

Contoh :

+( ) =

/hasuna/’ baik’+ (prefiks hamzah, sin, ta) = /istahsana/’ menjadi baik’

Penambahan morfem hamzah, sin, ta di awal kalimat /hasuna/’ baik’ menjadi /istahsana/ memiliki makna menjadi baik.

4. Menunjukkan kekuatan atau kebesaran (al-quwwah), Contoh :

+( ) =

/kabura/’besar’+ (prefiks hamzah, sin, ta) = /istakbara/’menjadikan besar’ Penambahan morfem hamzah, sin, ta di awal kalimat /kabura/’besar’ menjadi

/istakbara/ memiliki makna ’menjadikan besar.

c. Prefiks hamzah, nun ( - -) memiliki fungsi pada :

Verba yang memberikan kesan terhadap hasil perbuatan ( /mu wa’ah). Contoh :

+ ( .. ) =

/ kasara’/pecah’ + (prefiks hamzah dan nun) = /inkasara/’terpecahkan’ Penambahan morfem hamzah dan nun di awal kalimat / kasara’/pecah’ menjadi

(54)

d. Prefiks nun ( ) mempunyai fungsi sebagai :

Kata ganti orang pertama jamak pada verba masa kini ( / fi’l mud ri’), Contoh :

+( ) =

/yaf’alu/’dia sedang melakukan pekerjaan’+ (prefiks nun)= /naf’alu/ ‘kami sedang melakukan pekerjaan.’

e. Prefiks ta’ ( ) digunakan pada :

Kata ganti orang kedua tunggal pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’)

Contoh:

+ ( ) =

/yaf’alu/ ‘dia melakukan pekerjaan’+ (prefiks ta’) = /taf’alu/’engkau

Kata ganti orang ketiga tunggal perempuan pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’)

Contoh :

+ ( )=

/yaf’alu/ ‘dia melakukan pekerjaan’+ prefiks ta’ = /taf’alu/’ dia perempuan

melakukan pekerjaan.’ Verba ul si tambahan dua huruf,

Contoh:

(55)

/fa’ala/ ‘ dia melakukan pekerjaan’+ prefiks ta’ = /tafa’ala/’ dia banyak melakukan

pekerjaan. Verba rub ’ yy tambahan satu huruf.

Contoh:

+ ( ) =

/fa’lala/’ dia melakukan perbuatan’ + prefiks ta’= /tafa’lala/’ dia benar-benar melakukan pekerjaan.’

f. Prefiks ya’ ( ) mempunyai fungsi sebagai :

Kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki pada masa kini ( / fi’l mud ri’), Contoh :

+ ( ) =

/fa’ala/ ‘dia melakukan pekerjaan’+prefiks ya = /yaf’alu/’ dia melakukan pekerjaan.’

/al-l hiq/) dan Pengaruhnya pada Makna 4.3.2 Analisis Sufiks (

a. Sufiks ta’ ( ) terdapat pada :

Verba masa lampau (/ fi’l mud ri) yang menunjukkan pelakunya orang

ketiga perempuan tunggal ( / hiya), Contoh:

+ ( ) =

(56)

Verba masa lampau (/ fi’l m d ) yang menunjukkan pelakunya orang

kedua tunggal laki-laki ( / anta), Contoh :

+ ( ) =

/fa’ala/’ dia telah melakukan pekerjaan’+ sufiks ta’ = /fa’alta/’engkau perempuan telah melakukan pekerjaan.’

Verba masa lampau ( / fi’l m d ) yang menunjukkan pelakunya orang kedua perempuan tunggal ( / anti)

Contoh:

+( ) =

/fa’ala/’dia melakukan perbuatan’+ sufiks ta/ = /fa’alti/’engkau perempuan

melakukan perbuatan.’

Verba masa lampau ( /fi’l m d) yang menunjukkan pelakunya orang pertama tunggal ( /an )

Contoh :

+ ( ) =

/fa’ala/ ‘dia melakukan perbuatan’+sufiks ta’ = /fa’altu/’ saya melakukan

perbuatan.’ b. Sufiks alif ( ) terdapat pada :

Verba masa lampau ( / fi’l m d ) yang menunjukkan pelakunya orang

(57)

Contoh :

+( )=

/ fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks alif =/fa’al /’ dua orang laki-laki melakukan perbuatan.’

c. Sufiks alif, waw ( - ) terdapat pada :

Verba masa lampau ( / fi’l m d ) yang menunjukkan pelakunya orang

ketiga laki-laki jamak ( / hum), Contoh:

+( )=

/fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks waw dan alif = /fa’al /’ mereka laki-laki melakukan pekerjaan.’

d. Sufiks ta’, alif ( - ) terdapat pada:

Verba masa lampau ( / fi’l m d ) yang menunjukkan pelakunya orang kedua perempuan dual ( / hum lilmuanna ) ,

Contoh:

+( )=

/ fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks ta ‘dan alif/ = /fa’alat /’ dua orang

perempuan telah melakukan pekerjaan.’

e. Sufiks nun ( ) terdapat pada :

(58)

Contoh :

+( )=

/fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’ + sufiks nun/= /fa’alna/’ mereka perempuan melakukan pekerjaan.’

f. Sufiks ta’, mim, alif ( - - ) terdapat pada:

Verba masa lampau (fi’l m d) yang menunjukkan pelakunya orang kedua dual

laki-laki dan perempuan ( /antum lil mu akkar wal muanna ), Contoh :

+( ) =

/fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks ta’, mim dan alif = /fa’altum /’ kamu berdua melakukan pekerjaan.’

g. Sufiks ta’, mim ( - ) terdapat pada:

Verba masa lampau (fi’l m d) yang menunjukkan pelakunya orang kedua laki-laki jamak ( / antum),

Contoh :

+( ) =

/fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’+ sufiks ta’ dan mim= /fa’altum/’ kamu laki-laki melakukan pekerjaan.’

h. Sufiks ta’, nun syaddah( - ) terdapat pada :

Verba masa lampau ( / fi’il m d) yang menunjukkan pelakunya orang kedua perempuan jamak ( /antunna)

(59)

Contoh:

+( ) =

/fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks ta’ dan nun syaddah= /fa’altunna/’ kamu perempuan melakukan pekerjaan.’

i. Sufiks nun, alif( - ) terdapat pada :

Verba masa lampau (fi’l m d) yang menunjukkan pelakunya orang pertama jamak

( /nahnu), Contoh :

+( ) =

/fa’ala/’ dia melakukan pekerjaan’+ sufiks nun dan alif= /fa’aln /’ kami melakukan pekerjaan.’

/az-ziy dah/) dan Pengaruhnya pada Makna 4.3.3 Analisis infiks (

a. Infiks alif ( ) terdapat pada: Verba ul tambahan satu huruf,

Contoh :

+ ( ) =

/f ’ala/ +infiks alif = /f ’ala/ Memiliki makna:

(60)

Contoh :

+ =

/ naşara /’ menolong’+ infiks alif = / n şara / ‘saling tolong-menolong’.

Penambahan morfem alif pada kata kalimat / / naşara /’ menolong’ menjadi

/ memiliki makna saling tolong-menolong. Contoh:

+ =

/qatala/’ membunuh’ + infiks alif = /q tala/’saling membunuh’

Penambahan morfem alif pada kata kalimat /qatala/’ membunuh’ menjadi

/ memiliki makna saling berperang. / al-muw l h), b. Berturut-turut (

Contoh :

+ =

/ tabi’a/’ mengikut’+ infiks alif = /t ba’a/ ‘berturut-turut.

Penambahan morfem alif pada kalimat /tabi’a/’ mengikut’ menjadi / t ba’a/ berturut-turut.

4.3.4 Analisis Konfiks ( /as-s biq wa al-l hiq/) dan Pengaruhnya pada Makna

a. Konfiks alif, ta’ ( - ) terdapat pada : verba ul maz d tambahan dua huruf, Contoh :

(61)

/fa’ala/ +konfiks alif dan ta’= /ifta’ala/

Verba ini setelah mendapat imbuhan memiliki makna:

a. Mengambil untuk menjadikan sesuatu ( / al-ittikh ), Contoh:

+ ( ) =

khadima/ ‘ membantu’ + konfiks alif dan ta’ = /ikhtadama/ ‘ mengambil pembantu’.

Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat /khadima/‘ membantu’ menjadi / /ikhtadama/ memiliki makna mengambil sebagai pembantu.

b. Interaktif ( / at-tasy ruk)

Contoh :

+ ( ) =

/ khalifa/’mengikuti’ + konfiks alif dan ta’ = /ikhtalafa/’ silih berganti’.

Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat / khalifa/’mengikuti’ menjadi /ikhtalafa/ memiliki makna silih berganti.

c. Kesungguhan dan tuntutan ( / al-ijtihad wa a - alab), Contoh:

+ ( ) =

/kasaba/’berusaha’+ konfiks alif dan ta’ = /iktasaba/ ‘kesungguhan usaha’. Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat /kasaba/’berusaha’ menjadi

(62)

Contoh :

+ ( ) =

/’azama/’besar’ + konfiks alif dan ta’ = /’itazama/ ‘nampak kebesarannya’. Penambahan morfem alif dan ta’ pada kalimat /’azama/’besar’ menjadi /’itazama/ memiliki makna nampak kebesarannya’.

b. Konfiks ta’, alif ( - ) terdapat pada verba ul maz d tambahan dua huruf, Contoh :

+ ( )

/fa’ala/+konfiks ta’ dan alif = /taf ’ala/ Verba ini setelah mendapat imbuhan memiliki makna :

a. Kepura-puraan ( / at-taz hur bilfi’l d na haq qatuhu).

Contoh :

+( ) =

/ marida/’sakit’ + konfiks ta’ dan alif = / tam rada/ ‘pura-pura sakit’. Penambahan morfem ta’ dan alif pada kalimat / marida/’sakit’menjadi /tam rada/ memiliki makna pura-pura sakit.

b. Hasil pekerjaan yang dilakukan secara bertahap ( / huş lu asy-syai’ tadr jan/).

Contoh :

+( ) =

(63)

Penambahan morfem ta’ dan alif pada kalimat /z da/’menambah’ menjadi

/taz yada/ memiliki makna semakin bertambah.

c. Pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan (interaktif) ( / at-tasyr k baina nain fa ak ara),

Contoh :

+ ( ) =

/khaşama/’bertengkar’+ konfiks ta’ dan alif = /takh şama/’saling bertengkar’. Penambahan morfem ta’ dan alif pada kalimat /khaşama/’bertengkar’ menjadi

/takh şama/ memiliki makna saling bertengkar.

c. Konfiks hamzah, alif, lam fi’il yang menjadi syaddah ( - ) terdapat pada verba ul s maz d tambahan dua huruf.

Contoh :

+ ( )

/fa’ala/+ konfiks alif dan lam = /if’alla/ .

Verba ini setelah mendapat imbuhan memiliki makna yang berarti kekuatan atau kepekatan dan hanya berlaku pada verba yang berhubungan dengan warna.

Contoh:

+ ( ) =

(64)

Penambahan morfem alif dan syaddah pada lam fi’l // b da/’ berwarna putih’ menjadi /ibyadda/ memiliki makna sangat putih.

d. Konfiks ya, alif, nun ( - - ) terdapat pada verba masa kini ( / fi’l mud ri’’) yang menunjukkan orang ketiga dual laki-laki/mudzakar ( /hum

lilmu akkar). Contoh :

+ ( ) =

/ fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’ + konfiks ya dan nun = /yaf’al ni/ ‘dua orang laki-laki melakukan pekerjaan’.

e. Konfiks ya’, waw, nun ( - - ) terdapat pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’) yang menunjukkan orang ketiga jamak laki-laki ( / hum).

Contoh:

+ ( ) =

/ fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’+ konfiks ya, waw dan nun = /yaf’alna/’ mereka laki-laki melakukan pekerjaan’.

f. Konfiks ta’, alif, nun ( - ) terdapat pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’) yang menunjukkan orang ketiga perempuan as dual ( / hum lilmuanna )

Contoh:

(65)

/ fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’ + konfiks ta, alif dan nun = /taf’al ni/ ‘dua orang

perempuan melakukan pekerjaan’.

g. Konfiks ta’, waw,nun ( - - ) terdapat pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’) yang menunjukkan orang kedua laki-laki jamak ) /antum).

Contoh:

+ ( ) =

/fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’ + konfiks ta’ waw dan nun = /taf’al na/ ‘kamu laki-laki melakukan pekerjaan’.

h. Konfiks ya’ nun ( - ) terdapat pada verba masa kini (/ fi’l mud ri’) yang menunjukkan orang ketiga perempuan jamak ( / hunna).

Contoh :

+ ( ) =

/fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’+ konfiks ya dan nun = /yaf’alna/ ‘mereka perempuan melakukan pekerjaan’.

i. Konfiks ta’ nun ( - ) terdapat pada verba masa kini ((/ fi’l mud ri’) yang menunjukkan orang kedua perempuan jamak ( /antunna).

Contoh :

+ ( ) =

/ fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’ + konfiks ta dan nun = /taf’alna/’ kamu

perempuan melakukan pekerjaan’.

(66)

Contoh :

+ ( ) =

/fa’ala/’dia melakukan pekerjaan’+ konfiks ta, ya’ dan nun =/taf’al na/ ‘engkau perempuan melakukan pekerjaan’.

4.4 Afiks (Ahruf –l-ziy dah) pada Nomina / / ‘ism’

Afiks (ahruf-l-ziy dah) yang berlaku pada ism (nomina) merupakan proses yang terjadi dari fi’l (verba) proses ini adakalanya berlaku pada prefiks/awalan ( /as-s biq/). Infiks/ sisipan ( /az-ziy dah/) maupun konfiks (

/as-s biq wa al-l hiq/). Sama halnya dengan verba, afiksasi ini memberikan pengaruh pada makna yang dibentuknya.

4.4.1 Proses Afiksasi ism (Nomina) dari Bentuk Dasar fi’l (Verba) 4.4.1.1 Prefiks (as-s biq) mim ( )

Prefiks ini dibubuhkan pada / ism f ’il (nomina pelaku), dan/ ism maf’ l (nomina penderita)maupun ism mak n (nomina yang menyatakan tempat atau penunjuk tempat) yang dibentuk dari verba empat huruf, lima huruf, dan

enam huruf ( ul maz d wa rub ’ yy).

a. Prefiks mim pada / ism f ’il /(Nomina Pelaku).

(67)

Apabila verba bentuk dasarnya diawali dengan huruf hamzah ( ), maka hamzah

tersebut diganti dengan prefiks mim ( ) yang berharakah dammah, sedangkan huruf sebelum akhir diberi harakah kasrah. contoh : /af’ala/ maka untuk membentuk nomina pelaku, huruf hamzah diganti dengan huruf mim yang

berharakah dammah dan huruf sebelum akhir diberi harakah kasrah sehingga menjadi /muf’ilun/ artinya orang yang melakukan pekerjaan. Prosesnya dapat dilihat sebagai berikut :

+ = /af’ala/+ prefiks mim ( ) = /muf’ilun/

Untuk kata kerja lima huruf yang diawali dengan hamzah pola /infa’ala/,

/ifta’ala/, / if’alla / pembentukan ism f ’il (nomina pelakunya) adalah dengan mengganti hamzah tersebut dengan mim yang berharakah dammah dan

huruf terakhir diberi baris kasrah. Prosesnya sebagai berikut:

+ = / infa’ala/ + prefiks mim = /munfa’ilun/

Penambahan morfem mim berharakah dommah di awal kalimat / infa’ala/

menjadi /munfa’ilun/ dengan baris kasrah sebelum akhir.

+ = / ifta’ala/ + prefiks mim = /mufta

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar verba majemuk bahasa Jepang terdiri dari rangkaian verba aktifitas sebagai verba pertama dan verba proses sebagai verba kedua, seperti pada

Skripsi berjudul KATA SERAPAN; PERBANDINGAN PERUBAHAN MAKNA KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB PADA AL-QUR’AN TERJEMAH BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA (Surah At-Taubah Ayat 1-50)

Untuk memperjelas masalah kajian dalam idiom yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris, peneliti menggunakan analisis kontrastif yaitu Analisis menurut Tarigan,

Al- Qur’an diturunkan oleh Allah SWT ketika bangsa Arab berada di puncak yang sangat tinggi dalam bidang bahasa dan sastranya, bahasa yang indah dengan berbagai norma

Namun, pada kaedah penulisan Arab Melayu Riau saat ini, semua kosa-kata ditulis sesuai dengan konsonannya tanpa membedakan antara kosa-kata yang berasal dari bahasa Arab atau

Selain itu, dalam beragam kalimat bahasa Arab yang berpredikat verba, mereka tidak langsung menyimpulkan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat lampau atau sebaliknya,

perbedaan antara tenses kedua bahasa tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi penutur bahasa Inggris dalam mempelajari bahasa Arab. Karena

Data dalam penelitian ini adalah kata atau kalimat yang berupa istilah bahasa Arab yang digunakan dalam perbankan syariah, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah buku “ Kamus