ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU LANGKAT DITINJAU
DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, MAKNA SIMBOL,
DAN NILAI ESTETIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD RIZALI
NIM. 2123151022
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
MUHAMMAD RIZALI, NIM : 2123151022 Analisis Kain Songket Melayu Langkat Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna, Makna Simbol Dan Nilai Estetika. Jurusan : Seni Rupa Program Studi : Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ornamen, warna, makna simbol dan nilai estetika yang terkandung kain songket Melayu Langkat di Desa Pekubuan Kabupaten Langkat. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu pada awal Juni sampai dengan Juli 2016. Lokasi penelitian adalah daerah Langkat, Sumatera Utara. Populasi pada penelitian ini berjumlah 10 kain songket Melayu Langkat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang akan diteliti, dengan menggunakan dua data yakni data primer diperoleh dari survei lapangandan dokumentasi yaitu mengamati langsung objek yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara.
Hasil mengkaji 10 kain songket Melayu Langkat menunjukkan bahwa terdapat 14 motif yang diterapkan pada kain songket Melayu Langkat. Motif-motif tersebut antara lain Motif Lancang Kuning, Motif Pulut Manis, Motif Lebah Begantung Gunung, Motif Putri 2 Segirik, Motif Bunga Kol, Motif Tampuk Manggis, Lambang Mahkota Kesultanan Langkat, Lebah Begantung Pesisir, Bunga Sekaki, Itik Berbaris, Melati, Teki-teki, Simbol Kabupaten Langkat, dan Selada.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa, pada setiap motif-motif dan warna yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat mempunyai makna. makna yang terdapat di masing-masing kain songket merupakan nasehat-nasehat bagi si pemakai kain songket. Disamping itu pada kain songket Melayu Langkat juga terdapat nilai estetika (keindahan).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat, berkah dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penyusunan Skripsi berjudul “Analisis Kain Songket Melayu Langkat Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna, Makna Simbol, Dan Nilai Estetika” dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Drs. Mesra M.Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Gamal Kartono, M.Si. Sekretaris Jurusan Seni Rupa
5. Drs. Azmi, M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi
6. Drs. Heri Soeprayogi, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik
7. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. Dosen Penguji
8. Drs. Sugito, M.Pd. Dosen Penguji
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah
memberikan ilmunya selama masa perkuliahan.
10. Orang tua penulis Ibunda Ratna Malawati dan Ayahanda Sahyar. Terima
kasih atas bantuan moril, materil, do’a, dukungan, kesabaran dan perhatian
yang tak henti-hentinya sehingga penulis mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
11. Afsan dan Ibu Nafisah yang telah banyak membantu penulis dengan penuh
sabar menjadi sebagai narasumber.
12. Bobby Hilman dan Syahreza Fauzi, terimakasih atas motivasi dan support
13. Teman terbaik Sri Asyanti. Terima kasih atas kontribusi yang telah
diberikan dalam membantu penulis.
14. Keluarga Besar PPLT Batang Kuis khususnya Dita Nadhila Gurusinga, Silvi
Wulandika, Ratna Dewi, dan Siti Annisa, Ridhoan, Ridho, Husin Rizky dan
Khuzairi Batubara. Terima kasih atas semangat dan dukungan kepada
penulis.
15. Teman seperjuangan Desi Elfiana, Siti Kholifah, Andry, Tina, Citra, Hasby
yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
16. Seluruh teman Program Studi Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2012
khususnya kelas B yang selalu memberikan kenangan-kenangan terindah
untuk penulis.
Medan, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Teoritis ... 10
1. Pengertian Analisis ... 10
2. Pengertian Tenun ... 11
3. Pengertian Songket... 12
4. Pengertian Ornamen (ragam hias) ... 13
5. Jenis-jenis Ornamen Tradisional Melayu... 14
a. Motif Tumbuh-tumbuhan (flora) ... 14
b. Motif Hewan (fauna) ... 18
c. Motif Kaligrafi ... 21
d. Motif Beraneka Ragam ... 21
6. Jenis-jenis Motif Songket Melayu Langkat ... 24
7. Pengertian Simbol ... 26
8. Makna Simbol ... 28
10. Estetika ... 32
11. Sejarah Kain Songket Melayu Langkat ... 33
B. Kerangka Konseptual ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 38
1. Kain Songket Melayu Langkat... 46
2. Pengrajin ... 54
3. Produksi... 47
4. Warna ... 49
5. Bentuk Ornamen ... 54
7. Nilai Estetika Pada Kain Songket Melayu Langkat ... 74
B. Temuan Penelitian ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
1. Kesimpulan ... 89
2. Saran ... 91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Pelana Kuda Kencana... 19
Gambar 2.7 Itik Sekawan ... 19
Gambar 2.8 Ular-ularan ... 20
Gambar 2.9 Roda Bunga dan Burung ... 21
Gambar 2.10 Ornamen Jala-jala ... 22
Gambar 2.11 Ornamen Sinar Matahari Pagi ... 22
Gambar 2.12 Ornamen Trali Biola... 23
Gambar 2.13 Ornamen Ricih Wajid... 23
Gambar 2.14 Motif Lancang Kuning ... 24
Gambar 2.15 Motif Pulut Manis ... 24
Gambar 2.16 Motif Lebah Begantung Gunung... 25
Gambar 2.17 Motif Putri 2 Segirik ... 25
Gambar 4.8 Lebah begantung (gunung)... 56
Gambar 4.9 Teki-teki ... 57
Gambar 4.10 Lebah Begantung (pesisir) ... 57
Gambar 4.11 Pucuk rebung ... 58
Gambar 4.12 Melati ... 59
Gambar 4.13 Simbol Kabupaten Langkat ... 60
Gambar 4.14 Tampuk manggis ... 60
Gambar 4.15 Kombinasi Simbol(Itik berbaris,tampuk manggis,slada,melati) 61 Gambar 4.16 Pucuk Rebung dan Bunga Melati ... 62
Gambar 4.17 Putri dua segiri ... 63
Gambar 4.18 Bunga sekaki ... 64
Gambar 4.19 Simbol Lambang Mahkota Kesultanan Langkat ... 65
viii
DAFTAR TABEL
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian ... 37
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 39
Tabel 3.2 Variabel penelitian ... 40
Tabel 4.1Makna Simbol Bentuk Ornamen dan Warna Songket Melayu Langkat 67
Tabel 4.2 Nilai Estetika Pada Kain Songket Melayu Langkat Dilihat Dari
Seni Lokal Dan Souvenir ... 74
Tabel 4.3 Nilai Estetika Pada Kain Songket Melayu Langkat Dilihat Dari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli
yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket.
Menurut para ahli kain songket atau sungkit merupakan nama dari hasil tenunan
yang menggunakan teknik benang pakan (emas/perak) yang disungkit kepada
benang lungsi (benang yang menunggu). Dari sungkitan antara benang pakan dan
benang lungsi itulah yang menjadi hasil tenunan yang dikenam dengan sebutan
kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan
Negeri Langkat hal ini dapat dilihat dengan masih berdirinya masjid Adzizi dan
puing-puing istana. Di era pemerintahan Indonesia kota Tanjung Pura menjadi
salah satu kecamatan yang ada dikabupaten Langkat. Di era kesultanan
penggunaan pakaian tradisional Melayu menggunakan kain samping yang
berbahan songket untuk pria dan baju berbahan tenunan songket bagi kaum
perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibeberapa wilayah kesultanan
memiliki pengrajin penghasil tenuan songket. Motif dan corak masing-masing
pengrajin songket memiliki pola dan motif yang berbeda antara kesultanan
dengan lainnya di Sumatera Timur. Kain tenun songket Melayu Langkat menjadi
salah satu peninggalan budaya yang masih terpelihara dan masih dimintai oleh
masyarakat. Penggunaan kain tenun songket Langkat dipakai diacara kegiatan
pernikahan dan acara adat. kemudian Kurangnya pemakaian songket Melayu
Langkat pada berbagai acara Melayu Langkat menjadi bahan yang harus di
perhatikan juga. Melalui pengamatan peneliti sebagai warga Langkat, masih
banyak masyarakat khususnya daerah Langkat yang memiliki darah keturunan
melayu tetapi masih tidak menggunakan songket melayu sebagai asesoris yang di
gunakan dalam acara Melayu Langkat.
Warna mempunyai pengaruh terhadap emosi dan asosiasinya terhadap
macam-macam pengalaman, maka setiap warna mempunyai arti perlambangan
dan makna yang bersifat mistik. Adapun dalam songket Langkat yang menjadi
warna dominan adalah warna merah bersifat agresif. Warna ini diasosiasikan
sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta,
kebahagiaan. Warna hijau pada umumnya menandakan sebuah ketenangan,
kesegaran, dan melegakan. Selain itu juga dapat melambangkan harapan, syukur,
dan kesuburan. Warna hijau melambangkan perenungan, kepercayaan (agama),
dan keabadian. Pada mitologi warna hijau dilambangkan dengan datuk-datuk
dalam alim ulama sebagai lambang agama Islam. Warna biru merupakan
perspektif, menarik kita pada kesendirian, dingin, membuat kesendirian. Biru
melambangkan kesucian, harapan, dan perdamaian. sebagai warna yang
mempesona, spiritual, dan kesepian. Dalam kebudayaan Melayu warna biru
digunakan untuk para hartawan dan orang besar kerajaan sebagai lambang orang
pantas. Warna kuning adalah kumpulan dua fenomenal penting dalam kehidupan
manusia, yaitu kehidupan yang diberikan oleh matahari. Warna kuning
mengungkapkan kemuliaan, kemenangan, dan kegembiraan. Warna kuning
umumnya dilihat sebagai warna yang mencolok sehingga lebih kuat menunjukkan
makna kemuliaan. Warna kuning untuk kebudayaan Melayu digunakan untuk
raja-raja, bangsawan, dan keturunannya sebagai lambang kekuasaan.Warna putih
mengungkapkan kegembiaraan dan kesucian. Warna putih juga dikaitkan dengan
kehidupan baru. Selain itu juga warna putih dapat melambangkan suatu
kesempurnaan, kejayaan dan kemuliaan abadi. Biasanya warna ini dipertukarkan
atau digunakan bersama-sama dengan warna kuning. Dan Warna hitam biasanya
dipakai untuk melambangkan kematian, kegelapan, kesedihan dan kedukaan.
Warna ini digunakan pada saat ibadah atau peristiwa kematian. Warna hitam
dalam kebudaayn Melayu digunakan oleh pemangku dan pemuka adat sebagai
lambang “hidup di kandung adat, mati di kandung tanah”. Warna hitam dipakai
sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima. Kurangnya pengetahuan
masyarakat Langkat tentang makna warna yang terkandung pada pakaian
tradisional songket melayu langkat menjadi salah satu hal yang perlu di
perhatikan, karna masih banyak dilihat masyarakat sendiri khususnya daerah
langkat masih banyak yang belum mengetahui mengenai makna warna songket
melayu langkat, karna masih kurangnya media seperti majalah, buku dan juga
internet yang dikatakan masih sedikit yang membahas mengenai makna warna
dari songket Melayu Langkat.
Berdasarkan motif hiasnya, ornamen tradisional Melayu yang dominan
dipakai dalam kain songket Melayu Langkat dibagi menjadi beberapa jenis,
adapun jenis-jenis ornamen tersebut yaitu Motif tumbuh-tumbuhan (flora). Motif
hias tumbuh-tumbuhan merupakan motif hias yang diambil dari berbagai
jenis-jenis tumbuhan seperti bentuk daun, batang dan bunga. Kemudian di stilisasi
menjadi bentuk hiasan yang merambat bersulur meliuk ke kiri dan ke kanan.
Motif tumbuhan-tumbuhan diterapkan secara luas sebagai ornamen yang di pahat
pada batu untuk hiasan candi, pada benda-benda pakai mulai dari yang terbuat
dari tanah liat atau keramik, kain sulam, border tenun, batik, barang-barang yang
terbuat dari emas, perak, kuningan, perunggu, sampai benda-benda berukir kayu.
Hiasan menstilir tumbuh-tumbuhan sangat banyak dipergunakan. Motif
tumbuh-tumbahan hampir menguasai setiap bentuk hiasan yang dibuat. Namun,
secara umum berbagai ukiran itu dimasukkan kedalam tiga kelompok induk, yaitu
kelompok Kaluk Pakis, kelompok Bunga-bungaan, dan kelompok Pucuk Rebung.
Kemudian motif kaligrafi agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarakat
Melayu sehingga Islam sangat menonjol. Pengaruh kebudyaan Islam antara lain
tampak pada bentuk kubah masjid yang diterapkan pada ragam hias Pucuk
Rebung. Pengaruh Islam juga terlihat pada motif kaligrafi arab yang lazim disebut
kalimah. Bentuk kaligrafi adalah huruf-huruf arab yag dibuat dalam berbagai
variasi. Jalinan huruf-huruf ini dibentuk menyerupai burung, orang dan
sebagainya. Ornamen ini biasanya diletakkan pada tempat ketinggian, terutama di
atas ambang pintu. Dirumah tempat tinggi, ornamen ini biasanya ditempatkan di
ruang muka dan di ruang tengah, sedangkan di rumah ibadah (Masjid) terutama
diletakkan di mimbar dan dinding Masjid.
Ragam motif pada kain songket umumnya diambil dari lingkungan sekitar
yang dilihat sehari-hari, seperti motif tumbuh-tumbuhan yang direalisasikan
dalam tenunan songket dengan memadukan setiap satu motif kemotif lain.
Adapun jenis-jenis motif songket Melayu Langkat antara lain, Motif Lancang
Kuning, Motif Pulut Manis, Motif Lebah Bergantung Gunung, Motif Putri 2
Segirik, Motif Bunga Kol dan Motif Tampuk Manggis. Menurut penulis masih di
katakan masih kurangnya terhadap pengetahuan masyarakat Langkat mengenai
makna simbol songket Melayu Langkat, kurangnya pengetahuan masyarakat di
karenakan kurangnya literature atau media cetak dan media internet mengenai
makna simbol songket Melayu Langkat.
Istilah estetika baru muncul tahun 1750 oleh seorang filsuf minor bernama
A. G. Baumgarten ( 1714-1762). Istilah itu dipungut dari bahasa Yunani kuno,
aistheton, yang berarti “ kemampuan melihat lewat pengindra. Makna nilai-nilai
yang terdapat pada songket melayu langkat meliputi harmoni garis, warna dan
bentuk dan juga meliputi proposi garis dan bentuk pada songket Melayu Langkat
perlu di ketahui juga Secara umum masyakarakat Langkat belum mengetahui
nilai-nilai estetika yang terkandung pada songket Melayu Langkat tersebut di
mana yang perlu dilihat dari segi waktu penggunaan jenis kain songket Melayu
tersebut, ada kesalahan waktu penggunaan kain songket menjadi hal yang harus di
perhatikan seperti masalah corak, warna yang memang waktunya wajar digunakan
dan tidak wajar digunakan.
Pentingnya pengrajin tenun songket Melayu Langkat dalam melestarikan
budaya songket Melayu Langkat di rasakan sangat berperan, karena dengan masih
adanya pengrajin songket Melayu Langkat diharapkan di kedepannya masih di
temukan songket Melayu Langkat. Tetapi menurut data lapangan yang sementara
penulis dapatkan ternyata angka pengrajin songket Melayu Langkat masih di
katakan sedikit karena hanya terdapat 1 kelompok kerja yang memperoduksi
songket Melayu Langkat yaitu berada di desa Kubuan kecamatan Tanjung Pura.
Perhatian pemerintah dalam penyedia bantuan untuk kelompok kerja peroduksi
songket Melayu Langkat di rasa kurang, karena dapat di lihat pengrajin songket
Melayu Langkat hanya memiliki 1 kelompok kerja, jadi cukup di sayangkan atas
apa yang terjadi, kurangnya perhatian pemerintah dalam melestarikan songket
Melayu Langkat tersebut.
Penelitian yang terkait dengan songket Melayu Langkat melalui
penelusuran literatur penelitian masih rendah atau kurangnya literatur penelitian
yang membahas mengenai songket Melayu Langkat. Buku-buku yang terkait
dengan songket Melayu Langkat juga masih kurang dan sulit ditemukan di
perpustakaan, maupun toko buku.
Melalui uraian di atas yang terkait dengan songket Melayu Langkat
peneliti tertarik untuk menelaah lebih jauh tentang keberadaan kain songket
Melayu Langkat dari bentuk, warna, makna simboliknya dan nilai-nilai estetika
yang terdapat pada songket Melayu Langkat. Penelitian dilakukan untuk
mengangkat kembali makna warna, motif, makna simbolik dan nilai-nilai estetika
pada songket Melayu Langkat yang saat ini kurang dikenal pada masyarakat
Langkat, terutama generasi muda melayu langkat sebagai penerus kebudayaan
Melayu Langkat pada umumnya dan Tanjung Pura khususnya. Songket Melayu
Langkat sebagai busana dan hiasan terdapat berbagai jenis dan corak yang
terdapat pada motif yang menghiasi setiap bagian dari kain songket yang dapat
dijadikan panutan dan diterapkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dibuat identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bentuk-bentuk ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu
Langkat banyak karakternya belum diketahui.
2. Jenis-jenis warna ornamen tenun songket Melayu Langkat yang masih
kurang belum diketahui.
3.Makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu Langkat
tidak diketahui oleh masyarakat Langkat.
4.Kurangnya pengetahuan masyarakat Langkat tentang pakaian tradisional
songket Melayu Langkat.
5.Kurangnya pemakaian songket Melayu Langkat pada berbagai acara
Melayu Langkat.
6.Kurangnya pegrajin songket Melayu Langkat.
7.Secara umum masyakarakat Langkat belum mengetahui nilai-nilai estetika
yang terkandung pada songket Melayu Langkat.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas penulis membuat batasan atau
fokus masalah hanya pada masalah bentuk-bentuk ornamen yangditerapkan pada
kain songket Melayu Langkat, jenis-jenis warna dalam ornamen tenun songket
Melayu Langkat, makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket Melayu
Langkat dan nilai-nilai estetika yang terkandung dalam songket Melayu Langkat
yang berada di Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Batasan masalah ini untuk
menghindari agar penelitian jangan sampai melebar.
D. Rumusan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah di atas penulis membuat batasan atau
fokus masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk ornamen yang diterapkan pada kain
songket Melayu Langkat ?
2. Bagaimanakah jenis-jenis warna yang terdapat pada ornamen tenun
songket Melayu Langkat ?
3. Bagaimakah makna simbol ornamen yang terdapat pada kain songket
Melayu Langkat ?
4. Bagaimana nilai-nilai estetika yang terkandung pada kain songket
Melayu Langkat ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk ornament yang diterapkan pada kain
songket Melayu Langkat
2. Untuk mengetahui jenis warna ornamen tenun songket Melayu
Langkat
3. Untuk mengetahui makna simbol ornamen yang terdapat pada kain
songket Melayu Langkat
4. Untuk mengetahui nilai-nilai estetika yang terkandung pada kain songket Melayu Langkat
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentu memliki manfaat baik bagi penulis maupun
pembaca. Adapun manfaat penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa
menjadi pedoman kehidupan dengan memahami ornamen dan warna pada
tenun songket Melayu Langkat di Kabupaten Langkat.
2. Bagi pemerintah kabupaten langkat sebagai bahan informasi tentang
hambatan-hambatan dalam pengembangan industry
3. Bagi akademisi sebgai bahan literatu atau refrensi tentang pakain
tradisional pakaian songket melayu langkat
4. Sebagai ilmu pengetahuan, khususnya bagi pendidikan seni rupa
5. Bagi masyarakat untuk dapat dengan mudah memahami bentuk ornamen
Melayu yang mengandung makna pada kain songket Melayu.
6. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan referensi bagi peneliti
lainnya yang hendak meneliti lebih jauh.di luar variable yang telah di teliti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan berdasarkan uraian
yang telah dijabarkan mulai dari latar belakang sampai kepada pembahasan.
Penulis memperoleh kesimpulan:
a. Pada kain songket Melayu Langkat terdapat 14 jenis bentuk motif yang
diterapkan pada kain songket Melayu Langkat antara lain, Motif Lancang
Kuning, Motif Pulut Manis, Motif Lebah Bergantung Gunung, Motif Putri
2 Segirik, Motif Bunga Kol, Motif Tampuk Manggis, Lambang Mahkota
Kesultanan Langkat, Lebah Bergantung Pesisir, Bunga Sekaki, Itik
Berbaris, Melati, Teki-teki, Simbol Kabupaten Langkat, Selada.
b. Warna-warna yang di terapkan pada songket Melayu Langkat ada 6 warna
yaitu warna kuning, hijau, biru,merah, putih, hitam. Warna hitam dipakai
sebagai warna kebesaran hulubalang atau panglima. Warna putih
mengungkapkan kegembiraan dan kesucian. Warna biru digunakan untuk
para hartawan dan orang besar kerajaan (pejabat, birokrat an lain-lain).
Warna kuning untuk kebudayaan Melayu digunakan untuk raja-raja,
bangsawan, dan keturunannya sebagai lambang kekuasaan. Warna hijau
melambangkan perenungan
c. Dalam songket Melayu Langkat ini terdapat berbagai bentuk ornamen di
dalamnya setiap hiasan memiliki arti tersendiri seperti Itik Berbaris
melambangkan kesetiaan terhadap pemimpin. Kemudian Tampuk Manggis
dilambangkan kesehatan manusia karena kita ketahui selain memiliki rasa
buah yang enak, kulit Manggis sendiri di gunakan sebagai obat yang
bermanfaat untuk kesehatan manusia. Selanjutnya Daun Selada yang di
artikan sebagai obat yang berkhasiat untuk tubuh manusia. Bunga Melati
yang melambangkan keindahan kecantikan. Pucuk Rebung diartikan cikal
bakal dari tumbuhan atau biasa di katakan awal dari suatu kehidupan.
Sedangkan Lebah Bergantung yang sarang serta lebahnya yang sangat
bermanfaat untuk kesehatan manusia. Putri Dua Segiri atau dapat di
katakan sebagai pembatas kamar wanita dari keluarga kerajaan. Sementara
Simbol Lambang Mahkota Kesultanan Langkat diartikan seorang
pemimpin yang harus di patuhi dan memiliki suatu tanggung jawab.
d. Pada kain songket Melayu Langkat terdapat pula nilai estetika (keindahan)
baik dari segi keharmonisan garis-garis, bentuk-bentuk ornamen (motif),
keharmonisan warna antara motif dengan warna kain, proporsi penempatan
motif-motif pada kain.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, maka penulis dapat
memberi beberapa saran, anatara lain sebagai berikut :
1. Berharap kepada Pemerintah Kabupaten Langkat untuk lebih
memperhatikan hasil kebudayaan daerah. Agar nilai-nilai yang terdapat
pada setiap benda peninggalan sejarah khususnya pada kerajinan tenun
songket sebab Songket kaya akan motif dan makna simbol agar tetap
terpelihara dan wajib dilestarikan agar tidak memudar seiring
perkembangan zaman.
2. Adanya Perhatian Pemerintah setempat agar membuat program Pagelaran
dengan memperkenalkan kain Songket, dan membuat seminar-seminar
disekolah dan di universitas agar generasi menjunjung tinggi, sehingga
nilai-nilai budaya yang terdapat pada songket Melayu Langkat tetap
dilestarikan.
3. Sebaiknya masyarakat lebih menjaga peninggalan kebudayaan dan
memahami makna yang terkandung pada setiap motif yang ditenun pada
kain songket. Masyarakat hendaknya tetap menerapkan ajaran-ajaran nilai
luhur pada kehidupan sehari-hari dan mengajarkan kepada generasi muda
tentang pembuatan kain songket.
4. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat tentang adat kebudayaan Melayu Langkat
khususnya kerajinan songket yang bermakna erat dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya masyarakat Langkat.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi. 2008. Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Pendekatan Semiotika. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Sutu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section pada Ragam Hias Melayu, Jurnal Seni Rupa FBS- UNIMED, Vol 1, Hal 52-63.
Darmaprawira, SulasmI. 2002. Warna. Bandung : ITB
Dilistone, F.W. 2002. The Power Of Simbol. Yogyakarta: Kanisius
Effendi Tenas, Malik Abdul,Thandar Auzar, dan Junus Hasan. 2004. Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau. Yogyakarta : Adi Cita
Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta. Hanindita Graha Widia
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.
Kartini, Ayu, 2014. Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau dari Bentuk dan Warna di Kota Medan. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Medan.
Kartiwa Suwati. 1996 . Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan
Idris Muhammad. 2012. Metode Penelitian Ilmu Sosial ( pendekatan kualitatif dan kuantitatif ).
Pangabean, Ratna L, dan Cut Kamaril Wardhani. 2004. TEKSTIL. Jakarta : Desantara Utama
Rathus, Fichner Lois. 1992. Understanding Art. New Jersey : Englewood Cliffs
Saragih, Daulat. 2007. Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Menurut Susanne Knauth Langer. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED Seni Rupa.2012. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Vol.9 No.2 Desember
2012.02-86. Medan: Unimed.
Sirait Baginda. 1980. Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatra Utara. Medan : IKIP Medan.
Silalahi Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Balai Pustaka
Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Semarang : Dahara Prize
Zulkifli, 2008. Khazanah Kerajinan Melayu. Pekanbaru: Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Riau
Situs Langkat, 2015. Khazanah songket Melayu Langkat. https://tanjungpurabangkit.wordpress.com/2015/02/10/khazanah-tenun-songket-melayu-negeri-langkat/