LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini Diajukan oleh: Ayu Kartini, NIM 071222610047 Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Medan, Februari 2014
Panitia Ujian
Ketua,
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. NIP. 19641207 199103 2 002
Sekertaris,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus
diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang
maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari
pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan.
Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami
dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik
dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran
penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa .
4. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Seni Rupa.
5. Drs. Azmi, M.si selaku Pembimbing Skripsi.
6. Drs. Heri Soeprayogi, M.Si selaku Pembimbing Akademik dan Penguji.
7. Drs. Misgiya, M.Hum selaku Penguji.
iii
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta
Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri
Medan.
10.Kedua Orang Tua saya, atas bantuan doa,materi, moral dan motivasinya.
11.Istana Maimoon, Mesjid Raya Al-Osmani dan Rumah Cindai Medan
memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.
12.Bapak Tengku Moharsyah Nazmi selaku narasumber dalam penelitian ini
13.Bapak Ahmad Faruni S. Ag selaku narasumber dalam penelitian ini.
14.Bapak Armansyah selaku narasumber dalam penelitian ini.
15.Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan
dalam penyusunan skripsi saya ini.
16.Teman-teman stambuk 2007 atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan
doanya selama saya menyusun Skripsi ini.
17.Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.
Medan, Januari 2014 Penulis,
Ayu Kartini
ABSTRAK
AYU KARTINI : NIM071222610047 Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau Dari Bentuk Dan Warna Di Kota Medan,
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014
Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya perubahan pada bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan bernuansa Melayu di Kota Medan. Penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan warna ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada setiap sisi bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang bangunan yang paling banyak menerapkan ornamen Melayu.
Metode penelitian yang digunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan masing-masing objek yang akan diteliti dan disesuaikan dengan kerangka teori yang telah ditetapkan dan kemudian diinterpretasikan oleh peneliti.
Bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada setiap sisi bangunan adalah bentuk tumbuhan, hewan, alam, kaligrafi dan berbagai bentuk lainnya. Serta warna yang diterapkan adalah warna kuning, hijau, putih, biru, merah, merah muda, cokelat dan keemasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan Melayu di kota Medan, mengalami sedikit perubahan bentuk dan warna yang disebabkan oleh pengaruh dari budaya luar.
DAFTAR TABEL
4. 10. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon ... 74
4. 11. Ornamen Yang Ada Pada Lantai Ruang Utama Peterakna ... 75
4. 19. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Ruang Dalam Mesjid ... 87
4. 20. Ornamen Yang Ada Pada Rumah Penjaga Mesjid ... 89
4. 21. Ornamen Yang Ada Pada Bangunan Sekitar Mesjid ... 91
4. 22. Ornamen Yang Ada Pada Gerbang Mesjid ... 93
4. 23. Ornamen Yang Ada Pada Sisi Rumah Cindai Cemara Asri ... 94
4. 24. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Dalam Cindai Cemara Asri ... 96
DAFTAR GAMBAR
2. 20. Ukiran Motif Itik Sekawan dan Itik Pulang Petang ... 26
2. 21. Sket Siku Keluang Padu ... 26
2. 22. Motif Burung-burung ... 27
2. 23. Motif Ular-ularan ... 27
2. 24. Lubang Angin dengan Motif Naga Berjuang ... 28
2. 25. Lubang Angin dengan Motif Roda Bunga dan Burung-burung.... 29
4. 44. Pintu Masuk Tampak Depan Istana Maimoon …… ... 63
4. 45. Ruang Utama Tampak Atas Istana Maimoon ………... 64
4. 46. Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Depan ……… 66
4. 47. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Sultan Deli ……….. 68
4. 48. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Sultan Deli ……….. 68
4. 49. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Tampak Atas ……….. 70
4. 50. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Tampak Atas ……… 72
4. 51. Tempat Peterakna Sultan Deli ……… ... 73
4. 52. Lantai Pada Ruang Utama Peterakna Sultan Deli ……….. .. 75
4. 53. Lantai Pada Ruang Tengah Sultan Deli Tampak Depan ………. 76
4. 54. Lantai Pada Teras Ruang Depan Sultan Deli Tampak Samping .. 77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki
warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh
kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu
Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur
Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil
yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.
Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang
sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Meskipun begitu,
banyak pula masyarakat, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur
Sumatera dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Selain di
Nusantara, suku Melayu juga terdapat di Sri Langka, Kepulauan Cocos (Keeling)
yakni Cocos Malays, dan Afrika Selatan yaitu Cape Malays
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses senin, 1 maret 2013, pukul 13:50
WIB).
Selanjutnya keberadaan suku Melayu di kota Medan sebagai ibu kota dari
Propinsi Sumatra Utara, dan kota terbesar ketiga di Indonesia, maka Medan
merupakan perpaduan dari beberapa etnis dan budaya, karena di kota ini di dapati
beberapa etnis Aceh, etnis Batak dan etnis Melayu. Demikian pula keturunan Cina
di kota ini semakin kaya dengan budaya pantai (Bandar). Walaupun penduduk
bandar ini terdiri dari berbagai kaum yang menarik, namun penduduk asal bandar
ini adalah orang Melayu.
Apabila disoroti dari sisi pariwisata terutama bangunan, Medan memiliki
bangunan Melayu, bernuansa seni dan religi yang eksotis untuk dikunjungi
khususnya jika kita menyukai bangunan-bangunan khas Melayu.
Misalnya Istana Maimoon, Mesjid Raya dengan arsitekturnya yang unik,
Museum Sumatra Utara, Pusat Kesawan, bangunan antik yang indah, Balai Kota
dan Kantor Pos Pusat, Menara Air dan sebagainya yang memiliki ciri khas
bangunan Melayu. Ada mesjid lama lainnya seperti mesjid Osman di Labuhan
Deli.
Selanjutnya Lukman (2007 : 1), mengatakan bahwa :
“Sejak masa kebudayaan Megalith, keahlian orang Melayu dalam pahat-memahat patung seperti dapat kita persaksikan pada sisa biara di Padang Lawas, candi-candi di peninggalan Muara Takus maupun sisa patung dan biara di Palembang, Jambi dan Kota Cina (Labuhan Deli, Medan) ataupun kaligrafi pada batu nisan raja dan orang-orang yang terkemuka, dan pada mesjid dan mimbarnya, pada rumah dan senjata-senjata”.
Ada juga bangunan rumah tinggal Melayu saat ini yang kaya tradisi seperti
yang terdapat di Rumah Cindai. Bangunan di kota Medan, khususnya bangunan
khas Melayu, desain arsitektur dan dekorasi bangunan Melayu dengan penerapan
ornamennya sudah mencerminkan etnis Melayu. Hal ini memperlihatkan bahwa
pemerintah maupun masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan melestarikan
seni Budaya meskipun terjadi pembaharuan arsitektur tradisional menjadi
estetis dengan berbagai jenis bentuk ornamen, warna dan penempatan ornamen
Melayu.
Penerapan ornamen Melayu pada sebagian bangunan yang menggunakan
ornamen Melayu di kota Medan kemungkinan terjadi pembaharuan bentuk dan
warna ornamen Melayu yang membuat pergeseran makna simbolik ornamen.
Dalam hal pewarnaan ornamen Melayu pada dasarnya menggunakan dua
warna yaitu warna hijau dan warna kuning, namun banyak juga ornamen Melayu
yang menerapkan warna-warna lain seperti warna putih, cokelat, merah dan biru
demi terciptanya nilai estetis yang tinggi. Dengan demikian penulis mencoba
untuk mendeskripsikan “Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas.
Ali (1984 : 49) mengatakan bahwa :
“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit, dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.
Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, serta berpedoman pada tujuan dari identifikasi masalah, maka
masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Bentuk ornamen yang sering digunakan pada bangunan Melayu yang ada di
kota Medan.
2. Warna ornamen Melayu pada bangunan yang ada di kota Medan tersebut.
3. Penerapan jenis ornamen pada bangunan Melayu yang ada di kota Medan,
seharusnya terdapat pada seluruhnya tetapi hanya terdapat 3% saja.
4. Makna simbolik ornamen Melayu masih difungsikan pada bangunan Melayu
yang ada di kota Medan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan
teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah-masalah dan lain-lain yang
timbul dari rencana tertentu untuk memudahkan pemecahan masalah yang
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis membatasi masalah tersebut
sebagai berikut :
1. Bentuk ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada bangunan Melayu
yang ada di kota Medan.
2. Warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada bangunan Melayu
yang ada di kota Medan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak
dilakukan. Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan
pada :
1. Apa saja bentuk ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan Melayu
yang ada di kota Medan.
2. Apa sajakah warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada
bangunan Melayu yang ada di kota Medan.
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti
mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka
kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai
Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat
pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penempatan bentuk ornamen pada
bangunan Melayu di kota Medan.
2. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penerapan warna ornamen Melayu
pada bangunan Melayu di kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dicapai, diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai tambahan dokumentasi bagi perpustakaan daerah Sumatera Utara dan
museum Medan.
2. Sebagai bahan referensi bagi pemerintah daerah Medan setempat dalam
sektor kesenian pariwisata.
3. Sebagai tambahan literature bagi Jurusan Seni rupa UNIMED.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi para mahasiswa jurusan seni
rupa untuk menggunakan ornamen tradisional Melayu sebagai konsep
berkarya.
5. Sebagai bahan masukan bagi penikmat seni rupa khususnya seni rupa
tradisional Melayu.
6. Sebagai bahan pengenalan bagi masyarakat secara khusus generasi muda
tentang pentingnya pelestarian ornamen Melayu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah data diperoleh, diolah dan dianalisis, kemudian diperoleh beberapa
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Berbagai bentuk ornamen banyak terdapat pada bangunan Melayu di
Medan, khususnya pada bangunan Istana Maimoon Medan dan Mesjid
Raya Al-Osmani, sedangkan pada rumah Cindai di Cemara Asri hanya
sedikit bangunan yang menerapkan ornamen Melayu.
Bentuk ornamen yang terdapat pada bangunan Istana Maimoon
Medan, Mesjid Raya Al-Osmani Belawan dan Rumah Cindai Cemara
Asri adalah bentuk tumbuhan, bentuk hewan, bentuk geometris dan
bentuk kaligrafi.
Bentuk ornamennya adalah Pinar bunga, Pucuk rebung, Bunga melur,
Bunga cengkih, Bunga melati II, Roda bunga, Semut beriring, Bunga
cina, Dasar kaluk pakis, Awan Larat, Itik sekawan, Lebah bergantung,
Kaluk pakis, Bunga kundur, Bunga matahari, Bidai, Kaluk pakis wajik,
Awan larat, Bunga cengkih, dan Bunga manggis, Kuntum setaman,
Ricih Wajik, Kembang jatun, Terali biola, Jala-jala, Kelopak empak
dan lain-lain.
2. Warna yang dipakai pada ornamen bangunan Melayu antara lain
kuning, hijau, putih, merah, merah muda, biru, keemasan, hitam dan
cokelat.
B.SARAN
Berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka diperoleh
beberapa saran antara lain :
1. Mengajak kembali masyarakat pada umumnya untuk melestarikan
arsitektur tradisional Melayu, meskipun hanya sebahagian saja bentuk
ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan khas Melayu seperti
pucuk rebung dan semut beriring dan menjaga keutuhan bangunan
tradisional Melayu yang masih ada demi menjaga kelestariannya.
2. Harapan penulis melalui penelitian bangunan khas Melayu di kota
Medan diharapkan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat kota
Medan, penerapan bangunan tradisional Melayu perlu adanya
pengembangan positif yaitu harus adanya kesesuaian dalam penerapan
bentuk ornamen dan warna ornamen.
Karena pada saat ini daerah kota Medan merupakan salah satu kota
wisata dengan keberadaan museum Melayu yaitu Istana Maimoon, dan
Mesjid bernuansa Melayu dan lain sebaginya. Maka dengan upaya
tersebut masyarakat kota Medan dapat mengenalkan budayanya
Khususnya memperkenalkan bangunan khas Melayu dengan bentuk
dan warna ornamen Melayu yang bernilai estetis.
3. Kepada masyarakat kota Medan secara khusus generasi muda agar
tetap memelihara dan menjaga serta mengembangkan bentuk dan
warna ornamen tradisioanal Melayu yang merupakan ciri khas daerah
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Bhakti dan Wahid, Julaihi. 2013. Arsitektur dan Sosial Budaya Sumatera Utara. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ali, Muhammad. 1984. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azmi. 2008. Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Karya Semiotika. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 5 (2) 2-3.
Azmi. 2012. Rumah Panggung Melayu Deli. Medan: UNIMED Press
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Basarshah, Lukman. 2007. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang.
Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section pada Ragam Hias Melayu. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. 1 (1) 54-55.
Ching, D.K. Francis. 2000. Arsitektur Bentuk Ruang Dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud Dirjen Kebudayaan Museum Propinsi Sumatera Utara. 2008. Ragam Hias (Ornamen) Rumah Tradisional Simalungun. Medan.
Ekoprawoto, Amran. 1977/1980. Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan.
Endraswara, Suwardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1991.
Fitra, Y. 2007. Warna Lokal Batak Angkola Dalam Novel Azab dan Sengsara Karya Merari Siregar. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3 (1) 53-61.
Hanafiah, Djohan. 1995. Melayu – Jawa. Palembang: PT RajaGrafindo Persada
Hariwijaya, Djaelani Bisri. M. 2009. Teknik Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Hanggar Kreator
KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka
Kaelan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta: Paradigma
Manurung, P. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Marisa, 2007. Pedoman Pembuatan Skripsi dan Thesis. Pmci Exist. 30-35.
Mudra, Mahyudin. 2004. Balai Adat Melayu Riau. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS–UNIMED. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 2 (2) 151-163.
Pardosi, J. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat Perkawinan Batak Toba. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, IV (2) 101-108.
Pusat Bahasa. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia AN AZ 2. Jakarta: PT Delta Pamungkas.
Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Media Pustaka Phoenix: Jakarta.
Tjokrosaputro, Teddy. 2011. 100 Masjid Terindah Indonesia. Jakarta: PT Andalan Media.
Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Sembiring, Dermawan. 2008. Buku Ajar Wawasan Seni. Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Unimed: Medan.
Sirait, Baginda. 1997-1980. Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Medan: Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.
Sobandi, Bandi. 2007. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. UPI: Bandung.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta : Bandung.
Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama. Grafindo Media Pratama: Bandung.
Sumalyo, Yulianto. 2006. Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim (Seni Arsitektur). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sunaryo. Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize
Winarta, Bea. 1982. Penerapan Arsitektur. Jakarta: Itermasa
Yunus, Ahmad. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-kaluk-pakis-untuk-ukir.html
http://komposisi elearning.gunadarma.com.ac.id/docmodul/Estetika/Bab-3Pdf
http://www.indonesia.travel/id/destination/676/istana-maimun/review