• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU DITINJAU DARI BENTUK DAN WARNA DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU DITINJAU DARI BENTUK DAN WARNA DI KOTA MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini Diajukan oleh: Ayu Kartini, NIM 071222610047 Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Medan, Februari 2014

Panitia Ujian

Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. NIP. 19641207 199103 2 002

Sekertaris,

(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus

diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang

maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari

pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan.

Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami

dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan

sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik

dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran

penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan

ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa .

4. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Seni Rupa.

5. Drs. Azmi, M.si selaku Pembimbing Skripsi.

6. Drs. Heri Soeprayogi, M.Si selaku Pembimbing Akademik dan Penguji.

7. Drs. Misgiya, M.Hum selaku Penguji.

(6)

iii

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta

Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri

Medan.

10.Kedua Orang Tua saya, atas bantuan doa,materi, moral dan motivasinya.

11.Istana Maimoon, Mesjid Raya Al-Osmani dan Rumah Cindai Medan

memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

12.Bapak Tengku Moharsyah Nazmi selaku narasumber dalam penelitian ini

13.Bapak Ahmad Faruni S. Ag selaku narasumber dalam penelitian ini.

14.Bapak Armansyah selaku narasumber dalam penelitian ini.

15.Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan

dalam penyusunan skripsi saya ini.

16.Teman-teman stambuk 2007 atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan

doanya selama saya menyusun Skripsi ini.

17.Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Ayu Kartini

(7)

ABSTRAK

AYU KARTINI : NIM071222610047 Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau Dari Bentuk Dan Warna Di Kota Medan,

Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014

Latar belakang penelitian ini adalah terdapatnya perubahan pada bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan bernuansa Melayu di Kota Medan. Penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan warna ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada setiap sisi bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan. Sampel yang diambil dengan teknik purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang bangunan yang paling banyak menerapkan ornamen Melayu.

Metode penelitian yang digunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menguraikan masing-masing objek yang akan diteliti dan disesuaikan dengan kerangka teori yang telah ditetapkan dan kemudian diinterpretasikan oleh peneliti.

Bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada setiap sisi bangunan adalah bentuk tumbuhan, hewan, alam, kaligrafi dan berbagai bentuk lainnya. Serta warna yang diterapkan adalah warna kuning, hijau, putih, biru, merah, merah muda, cokelat dan keemasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan warna ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan Melayu di kota Medan, mengalami sedikit perubahan bentuk dan warna yang disebabkan oleh pengaruh dari budaya luar.

(8)

DAFTAR TABEL

4. 10. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Istana Maimoon ... 74

4. 11. Ornamen Yang Ada Pada Lantai Ruang Utama Peterakna ... 75

4. 19. Ornamen Yang Ada Pada Langit-langit Ruang Dalam Mesjid ... 87

4. 20. Ornamen Yang Ada Pada Rumah Penjaga Mesjid ... 89

4. 21. Ornamen Yang Ada Pada Bangunan Sekitar Mesjid ... 91

4. 22. Ornamen Yang Ada Pada Gerbang Mesjid ... 93

4. 23. Ornamen Yang Ada Pada Sisi Rumah Cindai Cemara Asri ... 94

4. 24. Ornamen Yang Ada Pada Ruang Dalam Cindai Cemara Asri ... 96

(9)

DAFTAR GAMBAR

2. 20. Ukiran Motif Itik Sekawan dan Itik Pulang Petang ... 26

2. 21. Sket Siku Keluang Padu ... 26

2. 22. Motif Burung-burung ... 27

2. 23. Motif Ular-ularan ... 27

2. 24. Lubang Angin dengan Motif Naga Berjuang ... 28

2. 25. Lubang Angin dengan Motif Roda Bunga dan Burung-burung.... 29

(10)

4. 44. Pintu Masuk Tampak Depan Istana Maimoon …… ... 63

4. 45. Ruang Utama Tampak Atas Istana Maimoon ………... 64

4. 46. Ruang Peterakna Sultan Deli Tampak Depan ……… 66

4. 47. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Sultan Deli ……….. 68

4. 48. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Sultan Deli ……….. 68

4. 49. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Tampak Atas ……….. 70

4. 50. Langit-langit Pada Ruang Peterakna Tampak Atas ……… 72

4. 51. Tempat Peterakna Sultan Deli ……… ... 73

4. 52. Lantai Pada Ruang Utama Peterakna Sultan Deli ……….. .. 75

4. 53. Lantai Pada Ruang Tengah Sultan Deli Tampak Depan ………. 76

4. 54. Lantai Pada Teras Ruang Depan Sultan Deli Tampak Samping .. 77

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki

warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh

kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu

Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur

Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil

yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

Di Indonesia, jumlah suku Melayu sekitar 15% dari seluruh populasi, yang

sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Meskipun begitu,

banyak pula masyarakat, dan Dayak yang berpindah ke wilayah pesisir timur

Sumatera dan pantai barat Kalimantan, mengaku sebagai orang Melayu. Selain di

Nusantara, suku Melayu juga terdapat di Sri Langka, Kepulauan Cocos (Keeling)

yakni Cocos Malays, dan Afrika Selatan yaitu Cape Malays

(http://ms.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses senin, 1 maret 2013, pukul 13:50

WIB).

Selanjutnya keberadaan suku Melayu di kota Medan sebagai ibu kota dari

Propinsi Sumatra Utara, dan kota terbesar ketiga di Indonesia, maka Medan

merupakan perpaduan dari beberapa etnis dan budaya, karena di kota ini di dapati

beberapa etnis Aceh, etnis Batak dan etnis Melayu. Demikian pula keturunan Cina

(12)

di kota ini semakin kaya dengan budaya pantai (Bandar). Walaupun penduduk

bandar ini terdiri dari berbagai kaum yang menarik, namun penduduk asal bandar

ini adalah orang Melayu.

Apabila disoroti dari sisi pariwisata terutama bangunan, Medan memiliki

bangunan Melayu, bernuansa seni dan religi yang eksotis untuk dikunjungi

khususnya jika kita menyukai bangunan-bangunan khas Melayu.

Misalnya Istana Maimoon, Mesjid Raya dengan arsitekturnya yang unik,

Museum Sumatra Utara, Pusat Kesawan, bangunan antik yang indah, Balai Kota

dan Kantor Pos Pusat, Menara Air dan sebagainya yang memiliki ciri khas

bangunan Melayu. Ada mesjid lama lainnya seperti mesjid Osman di Labuhan

Deli.

Selanjutnya Lukman (2007 : 1), mengatakan bahwa :

“Sejak masa kebudayaan Megalith, keahlian orang Melayu dalam pahat-memahat patung seperti dapat kita persaksikan pada sisa biara di Padang Lawas, candi-candi di peninggalan Muara Takus maupun sisa patung dan biara di Palembang, Jambi dan Kota Cina (Labuhan Deli, Medan) ataupun kaligrafi pada batu nisan raja dan orang-orang yang terkemuka, dan pada mesjid dan mimbarnya, pada rumah dan senjata-senjata”.

Ada juga bangunan rumah tinggal Melayu saat ini yang kaya tradisi seperti

yang terdapat di Rumah Cindai. Bangunan di kota Medan, khususnya bangunan

khas Melayu, desain arsitektur dan dekorasi bangunan Melayu dengan penerapan

ornamennya sudah mencerminkan etnis Melayu. Hal ini memperlihatkan bahwa

pemerintah maupun masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan melestarikan

seni Budaya meskipun terjadi pembaharuan arsitektur tradisional menjadi

(13)

estetis dengan berbagai jenis bentuk ornamen, warna dan penempatan ornamen

Melayu.

Penerapan ornamen Melayu pada sebagian bangunan yang menggunakan

ornamen Melayu di kota Medan kemungkinan terjadi pembaharuan bentuk dan

warna ornamen Melayu yang membuat pergeseran makna simbolik ornamen.

Dalam hal pewarnaan ornamen Melayu pada dasarnya menggunakan dua

warna yaitu warna hijau dan warna kuning, namun banyak juga ornamen Melayu

yang menerapkan warna-warna lain seperti warna putih, cokelat, merah dan biru

demi terciptanya nilai estetis yang tinggi. Dengan demikian penulis mencoba

untuk mendeskripsikan “Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau

(14)

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan

menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas.

Ali (1984 : 49) mengatakan bahwa :

“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit, dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang masalah yang telah

dikemukakan, serta berpedoman pada tujuan dari identifikasi masalah, maka

masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Bentuk ornamen yang sering digunakan pada bangunan Melayu yang ada di

kota Medan.

2. Warna ornamen Melayu pada bangunan yang ada di kota Medan tersebut.

3. Penerapan jenis ornamen pada bangunan Melayu yang ada di kota Medan,

seharusnya terdapat pada seluruhnya tetapi hanya terdapat 3% saja.

4. Makna simbolik ornamen Melayu masih difungsikan pada bangunan Melayu

yang ada di kota Medan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan

teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah-masalah dan lain-lain yang

timbul dari rencana tertentu untuk memudahkan pemecahan masalah yang

(15)

Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis membatasi masalah tersebut

sebagai berikut :

1. Bentuk ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada bangunan Melayu

yang ada di kota Medan.

2. Warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada bangunan Melayu

yang ada di kota Medan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak

dilakukan. Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan

pada :

1. Apa saja bentuk ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan Melayu

yang ada di kota Medan.

2. Apa sajakah warna pada setiap bentuk ornamen yang diterapkan pada

bangunan Melayu yang ada di kota Medan.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti

mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka

kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai

(16)

Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat

pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang

hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penempatan bentuk ornamen pada

bangunan Melayu di kota Medan.

2. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penerapan warna ornamen Melayu

pada bangunan Melayu di kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dicapai, diharapkan akan memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai tambahan dokumentasi bagi perpustakaan daerah Sumatera Utara dan

museum Medan.

2. Sebagai bahan referensi bagi pemerintah daerah Medan setempat dalam

sektor kesenian pariwisata.

3. Sebagai tambahan literature bagi Jurusan Seni rupa UNIMED.

4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi para mahasiswa jurusan seni

rupa untuk menggunakan ornamen tradisional Melayu sebagai konsep

berkarya.

5. Sebagai bahan masukan bagi penikmat seni rupa khususnya seni rupa

tradisional Melayu.

6. Sebagai bahan pengenalan bagi masyarakat secara khusus generasi muda

tentang pentingnya pelestarian ornamen Melayu.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah data diperoleh, diolah dan dianalisis, kemudian diperoleh beberapa

kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Berbagai bentuk ornamen banyak terdapat pada bangunan Melayu di

Medan, khususnya pada bangunan Istana Maimoon Medan dan Mesjid

Raya Al-Osmani, sedangkan pada rumah Cindai di Cemara Asri hanya

sedikit bangunan yang menerapkan ornamen Melayu.

Bentuk ornamen yang terdapat pada bangunan Istana Maimoon

Medan, Mesjid Raya Al-Osmani Belawan dan Rumah Cindai Cemara

Asri adalah bentuk tumbuhan, bentuk hewan, bentuk geometris dan

bentuk kaligrafi.

Bentuk ornamennya adalah Pinar bunga, Pucuk rebung, Bunga melur,

Bunga cengkih, Bunga melati II, Roda bunga, Semut beriring, Bunga

cina, Dasar kaluk pakis, Awan Larat, Itik sekawan, Lebah bergantung,

Kaluk pakis, Bunga kundur, Bunga matahari, Bidai, Kaluk pakis wajik,

Awan larat, Bunga cengkih, dan Bunga manggis, Kuntum setaman,

Ricih Wajik, Kembang jatun, Terali biola, Jala-jala, Kelopak empak

dan lain-lain.

(18)

2. Warna yang dipakai pada ornamen bangunan Melayu antara lain

kuning, hijau, putih, merah, merah muda, biru, keemasan, hitam dan

cokelat.

B.SARAN

Berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka diperoleh

beberapa saran antara lain :

1. Mengajak kembali masyarakat pada umumnya untuk melestarikan

arsitektur tradisional Melayu, meskipun hanya sebahagian saja bentuk

ornamen Melayu yang diterapkan pada bangunan khas Melayu seperti

pucuk rebung dan semut beriring dan menjaga keutuhan bangunan

tradisional Melayu yang masih ada demi menjaga kelestariannya.

2. Harapan penulis melalui penelitian bangunan khas Melayu di kota

Medan diharapkan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat kota

Medan, penerapan bangunan tradisional Melayu perlu adanya

pengembangan positif yaitu harus adanya kesesuaian dalam penerapan

bentuk ornamen dan warna ornamen.

Karena pada saat ini daerah kota Medan merupakan salah satu kota

wisata dengan keberadaan museum Melayu yaitu Istana Maimoon, dan

Mesjid bernuansa Melayu dan lain sebaginya. Maka dengan upaya

tersebut masyarakat kota Medan dapat mengenalkan budayanya

(19)

Khususnya memperkenalkan bangunan khas Melayu dengan bentuk

dan warna ornamen Melayu yang bernilai estetis.

3. Kepada masyarakat kota Medan secara khusus generasi muda agar

tetap memelihara dan menjaga serta mengembangkan bentuk dan

warna ornamen tradisioanal Melayu yang merupakan ciri khas daerah

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Bhakti dan Wahid, Julaihi. 2013. Arsitektur dan Sosial Budaya Sumatera Utara. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ali, Muhammad. 1984. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Azmi. 2008. Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Karya Semiotika. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 5 (2) 2-3.

Azmi. 2012. Rumah Panggung Melayu Deli. Medan: UNIMED Press

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Basarshah, Lukman. 2007. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang.

Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section pada Ragam Hias Melayu. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED. 1 (1) 54-55.

Ching, D.K. Francis. 2000. Arsitektur Bentuk Ruang Dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud Dirjen Kebudayaan Museum Propinsi Sumatera Utara. 2008. Ragam Hias (Ornamen) Rumah Tradisional Simalungun. Medan.

Ekoprawoto, Amran. 1977/1980. Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1991.

Fitra, Y. 2007. Warna Lokal Batak Angkola Dalam Novel Azab dan Sengsara Karya Merari Siregar. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3 (1) 53-61.

Hanafiah, Djohan. 1995. Melayu – Jawa. Palembang: PT RajaGrafindo Persada

Hariwijaya, Djaelani Bisri. M. 2009. Teknik Menulis Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Hanggar Kreator

(21)

KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

Kaelan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta: Paradigma

Manurung, P. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Marisa, 2007. Pedoman Pembuatan Skripsi dan Thesis. Pmci Exist. 30-35.

Mudra, Mahyudin. 2004. Balai Adat Melayu Riau. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS–UNIMED. Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 2 (2) 151-163.

Pardosi, J. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat Perkawinan Batak Toba. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, IV (2) 101-108.

Pusat Bahasa. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia AN AZ 2. Jakarta: PT Delta Pamungkas.

Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Media Pustaka Phoenix: Jakarta.

Tjokrosaputro, Teddy. 2011. 100 Masjid Terindah Indonesia. Jakarta: PT Andalan Media.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sembiring, Dermawan. 2008. Buku Ajar Wawasan Seni. Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Unimed: Medan.

Sirait, Baginda. 1997-1980. Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Medan: Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.

Sobandi, Bandi. 2007. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. UPI: Bandung.

(22)

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta : Bandung.

Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama. Grafindo Media Pratama: Bandung.

Sumalyo, Yulianto. 2006. Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim (Seni Arsitektur). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sunaryo. Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize

Winarta, Bea. 1982. Penerapan Arsitektur. Jakarta: Itermasa

Yunus, Ahmad. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(23)

http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/corak-motif-kaluk-pakis-untuk-ukir.html

http://komposisi elearning.gunadarma.com.ac.id/docmodul/Estetika/Bab-3Pdf

http://www.indonesia.travel/id/destination/676/istana-maimun/review

Gambar

Tabel                                                                                                            Hal 3
Gambar  2. 1. Ukiran Motif Dasar Kaluk Pakis ....................................................

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Bale Parsantian Medan, yang terdiri dari gorga jenggar, gorga singa- singa,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan ornamen Gayo yang terdapat pada kantor Pemerintah di Takengon kabupaten Aceh Tengah yang ditinjau dari bentuk,

Bentuk Ornamen pada Masjid Raya Al-Mashun, Masjid Taqarrub, dan Masjid Al-Jihad di kota Medan sudah sesuai dengan kriteria ornamen Islami yaitu tidak ditemukan ornamen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk ornamen, warna, fungsi dan makna yang terdapat pada ulos Parompa Sadun di Kecamatan Sipirok Kabupaten

Melayu sudah jarang ditemukan pada bangunan khususnya di Kota

Apakah leluhur (kakek. Nenek, Ayah, ibu, saudara) anda dahulu pernah menggunakan ornamen Melayu pada bangunan rumah tinggal. ฀ Iya

Arsitektur pada bangunan Masjid Azizi di Tanjung Pura ini sangat menarik dengan menerapkan unsur-unsur atau elemen ornamen dari luar yaitu budaya Eropa, Persia,

Penggunaan warna ornamen mandailing pada sopo godang paradaton raja najungal ini berbeda dari penerapan warna ornamen pada bangunan adat lainnya, dimana penerapan warna ornamen