• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya Medan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran II

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (UNTUK KONSUMEN)

1. Sudah berapa lamakah Anda menjadi konsumen UD Teguh Jaya?

2. Bagaimana komunikasi antara Anda dan personil perusahaan selama ini? 3. Pernahkah terdapat kendala dalam komunikasi antara Anda dan personil

perusahaan?

4. Apa pendapat Anda mengenai layanan dari UD Teguh Jaya?

5. Apa pendapat Anda mengenai produk yang diterima selama ini? Apakah diproduksi sesuai pesanan atau tidak?

6. Apakah permintaan Anda akan produk dapat dipenuhi oleh perusahaan dengan cepat?

7. Pernahkah Anda mengalami masalah dengan produk, seperti cacat produk, pencatatan pesanan yang salah sehingga produk tidak sesuai, dsb.?

8. Pernahkah Anda mengalami masalah dengan pengiriman produk, seperti tidak tepat waktu, dsb.?

9. Bagaimana harga yang dipatok oleh perusahaan? Apakah bersaing?

10. Pernahkah Anda mengalami kerugian yang disebabkan oleh kesalahan perusahaan? Jika pernah, apakah pihak perusahaan bersedia bertanggung jawab?

11. Apakah Anda puas dengan kinerja para personil perusahaan dalam menciptakan produk sesuai pesanan? Apakah Anda akan kembali melakukan pemesanan?

(2)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: RajaGrafindo (Rajawali Press).

Basyaib, Fachmi. 2006. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta: Grasindo. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Rosda. Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi.

Bandung: Alfabeta.

Griffin, Ricky W. 2004.Manajemen Edisi Ke-7 Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer.

Jakarta: Rineka Cipta.

Kotler, Phillip dan Kevin Keller. 2009.Manajemen Pemasaran: Jilid I dan Jilid II Edisi Ke-13. Jakarta: Indeks.

Kuncoro, M. 2003.Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

McLeod, Raymond dan George P. Schell. 2008.Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen Konsep, Aplikasi, dan Perkembangan. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. Swastha, Basu. 2009. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.

(3)

SKRIPSI

Fitrianti. 2004. Sistem Pemasaran Pada PT Mega Eltra (Persero) Medan.

Skripsi Minor.Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Idri Yanti. 2006. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Skripsi Minor. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Oktavera, Devi Maya. 2005. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengambilan Keputusan. Skripsi Minor. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sitepu, Edy Syahputra. 1999. Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam Peningkatan Kinerja Pemasaran Divisi Eksekutif Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Operasional Eksekutif Medan.

Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

TESIS

Mukhtar. 2008. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan oleh Direktur di BLU RSD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

JURNAL

Aripradono, Heru W. ”Analisis dan Desain Sistem Informasi Pemasaran di STIE IEU Surabaya”. Jurnal Sistem Informasi Manajemen. 2008.

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang mengumpulkan data berupa pendapat, tanggapan, informasi,

konsep, dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah.

Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau

informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek atau

bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada UD Teguh Jaya yang beralamat di Jl.

Rotan No. 8 Medan 20112. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2014

sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan yang ada di dalam penelitian.

Penelitian ini dibatasi pada:

1. Sistem informasi pemasaran

(5)

3.4. Definisi Istilah

Penguraian definisi istilah yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk

mempermudah analisis dalam penelitian. Istilah-istilah tersebut dapat

didefinisikan sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Pemasaran, yaitu suatu sistem berbasis komputer yang

bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk mendukung

manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan

dengan pemasaran produk. Variabel sistem informasi pemasaran terdiri dari:

a. Perencanaan produk adalah kegiatan menciptakan ide produk, menetapkan

produk, meneliti dan mengembangkan produk, sampai terciptanya produk

untuk kemudian diperkenalkan ke pasar.

b. Perencanaan promosi adalah kegiatan menentukan upaya pemberitahuan atau

penawaran produk yang akan digunakan perusahaan terhadap khayalak ramai

dengan tujuan menarik calon konsumen untuk mengkonsumsi.

c. Perencanaan saluran distribusi adalah kegiatan menentukan sekelompok

perusahaan atau perseorangan yang akan digunakan perusahaan untuk

menyalurkan produk perusahaan kepada konsumen.

d. Penentuan harga adalah kegiatan menetapkan jumlah nilai yang diperlukan

konsumen untuk mendapatkan kombinasi dari produk yang diinginkan.

e. Perkiraan penjualan adalah kegiatan meramalkan volume penjualan produk

(6)

dengan mengacu pada permintaan konsumen potensial selama jangka waktu

tertentu pada masa lalu dan masa kini.

2. Pengambilan Keputusan, yaitu suatu proses pemikiran dalam rangka

pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.

3.5. Informan Penelitian

Informan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah direktur dan

manajer UD Teguh Jaya. Informan dalam pengecekan silang (cross-checking)

untuk analisis data penelitian adalah pegawai dan konsumen UD Teguh Jaya.

3.6. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih

pada lokasi penelitian. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara

melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada responden.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, yakni studi

dokumentasi, baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan internet yang

menjadi referensi pendukung dalam penelitian ini.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu:

1. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah teknik pengumpulan data

dengan melakukan tanya-jawab antara dua orang atau lebih untuk bertukar

(7)

secara lebih terbuka. Wawancara ini dilakukan peneliti dengan direktur dan

manajer UD Teguh Jaya.

2. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

data-data yang diperoleh melalui buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan internet

untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.8. Metode Analisis

1. Analisis Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang

mengumpulkan data berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep, dan

keterangan yang berbentuk uraian sehingga diperoleh gambaran yang jelas

mengenai masalah yang diteliti.

2. Analisis Data di Lapangan Model Miles dan Huberman

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai

tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah dalam analisis data sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Semakin lama peneliti berada di lapangan, maka semakin banyak pula

jumlah data yang diperoleh, sehingga perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

(8)

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data dapat dilakukan dengan peralatan elektronik, seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Melalui penyajian data, data akan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan

semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flow chart, dan sejenisnya. Bentuk yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data,

maka akan mudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, data yang

ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah penelitian berlangsung dapat

mengalami perkembangan. Untuk itu, peneliti harus selalu menguji apa yang telah

ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu

berkembang atau tidak. Jika setelah berada lama di lapangan, hipotesis yang

dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka

hipotesis tersebut akan terbukti dan menjadi grounded theory (teori yang ditemukan secara induktif berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan dan

selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus).

(9)

pola tersebut sudah menjadi pola yang baku. Pola tersebut yang selanjutnya

disajikan pada laporan akhir penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Setelah data disajikan, langkah selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal masih

bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, jika kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten pada tahap pengumpulan data berikutnya, maka kesimpulan tersebut

akan menjadi kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan yang baru, dapat berupa deskripsi suatu objek yang

sebelumnya masih belum terlalu jelas menjadi jelas, dapat juga berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.

3. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah teknik membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berbeda, biasanya dilakukan dengan menggunakan informan

berbeda untuk mengecek kebenaran informasi. Informan dalam triangulasi metode

(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum UD Teguh Jaya

4.1.1. Letak UD Teguh Jaya

UD Teguh Jaya merupakan salah satu perusahaan produsen yang bergerak

di bidang percetakan yang bertempat di kota Medan provinsi Sumatera Utara,

beralamat di Jl. Rotan No.8 Medan 20112.

4.1.2. Profil UD Teguh Jaya

UD Teguh Jaya didirikan pada tahun 1980 oleh Bapak Koiman yang

menjabat sebagai direktur. Perusahaan ini bergerak di bidang percetakan yang

menerima pencetakan menurut pesanan (custom order), juga melakukan

pencetakan kotak kue tanpa logo dalam berbagai ukuran yang didistribusikan ke

beberapa toko. Perusahaan ini memiliki dua mesin cutting, dua mesin printing, dan tiga mesincreasing and cutting. Terdapat total 13 pegawai yang berpartisipasi dalam seluruh kegiatan operasional. Konsumen tetap dan konsumen lepas UD

(11)

4.1.3. Visi dan Misi UD Teguh Jaya

1. Visi

Mewujudkan pelayanan pencetakan yang berkualitas dan terjangkau dengan

memperhatikan kesejahteraan karyawan.

2. Misi

a. Mengupayakan peningkatan kualitas jasa.

b. Menciptakan produk berkualitas untuk konsumen.

c. Memperlakukan pegawai sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara

optimal.

d. Memotivasi pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan jasa.

e. Menciptakan perusahaan yang berwawasan lingkungan.

4.1.4. Struktur Organisasi

Berikut ini merupakan struktur organisasi pada UD Teguh Jaya sesuai

data:

Sumber: UD Teguh Jaya (2014)

Gambar 4.1

(12)

Keterangan gambar:

1. Direktur bertugas sebagai pemimpin dan penanggung jawab keseluruhan

kegiatan dan pengembangan internal dan eksternal UD Teguh Jaya. Hal ini

mencakup kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi secara keseluruhan;

brandingkepada konsumen; pembiayaan; dan sebagainya.

2. Manajer bertanggung jawab langsung kepada Direktur sebagai pimpinan

utama. Manajer bertugas sebagai perencana, pengatur, pengarah, dan

pengendali kegiatan-kegiatan keseharian UD Teguh Jaya. Manajer juga

bertanggung jawab atas kegiatan follow-upkepada distributor bahan baku, tim desain, konsumen, dan calon konsumen.

3. Administrasi bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Manajer.

Administrasi bertugas sebagai penanggung jawab atas seluruh transaksi

pembelian dan penjualan harian perusahaan, arus keluar-masuk kas,

pembukuan, serta profil konsumen.

4. Divisi Mesin, Pengepakan, Inventori dan Logistik, dan Distribusi

bertanggung jawab langsung kepada Direktur, Manajer, dan Administrasi.

a. Divisi Mesin bertanggung jawab atas seluruh kegiatan teknis yang

berhubungan dengan mesin (mesin cutting, mesin printing, dan mesin creasing and cutting) dalam perusahaan.

b. Divisi Pengepakan bertanggung jawab atas seluruh output yang akan dikemas dan dikirim. Hal ini mencakup pengecekan, penghitungan, dan

(13)

c. Divisi Inventori dan Logistik bertanggung jawab atas inventori dan

logistik secara keseluruhan. Hal ini mencakup pengecekan dan pencatatan

jumlah bahan baku yang akan dipesan, telah dipesan, dan telah diterima;

jumlah barang jadi yang telah selesai dicetak dan siap didistribusikan ke

konsumen; penempatan dalam gudang; dan arus keluar-masuk bahan baku

dan barang jadi.

d. Divisi Distribusi bertanggung jawab atas penentuan rute distribusi,

pengecekan kembali produk yang akan dikirim, dan penyampaian kritik

dan saran konsumen.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Wawancara dengan Pimpinan (Direktur, Manajer, dan Pegawai

UD Teguh Jaya

1. Sudah berapa lamakah Anda menjabat sebagai direktur/manajer?

”Saya menjabat sebagai direktur sejak perusahaan ini pertama berdiri,

yaitu 1980, sudah hampir 34 tahun.”

”Saya bekerja sebagai manajer sampai saat ini sudah 13 tahun lebih.”

2. Siapa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan dan pengolahan data

dalam perusahaan?

”Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan oleh administrasi dan

dimonitori oleh direktur dan manajer.”

3. Apakah sarana yang digunakan dalam pengumpulan data saat ini?

(14)

”Pengumpulan data sampai saat ini masih dilakukan dengan cara

manual.”

4. Apakah pengumpulan data saat ini memiliki prosedur yang baku?

”Belum ada prosedur yang baku, namun saya berharap dapat segera

memperbaiki seluruh kekurangan kecil seperti ini.”

5. Bagaimana komunikasi antara pihak perusahaan dengan konsumen

selama ini? Apakah terdapat hambatan?

”Komunikasi antara pihak perusahaan dengan konsumen selama ini

berjalan dengan baik. Hambatan pasti ada, hanya saja masih dapat

diatasi. Dari dulu saya selalu menjaga hubungan baik dengan konsumen,

jadi lebih seperti teman. Meskipun ada yang di luar kota, saya juga bisa

mengunjungi.”

6. Bagaimana pengelolaan laporan yang diterapkan selama ini? Apakah

bertahap atau langsung?

”Pengelolaan laporan yang diterapkan selama ini dilakukan secara

langsung.”

7. Bagaimana intensitas pelaporan informasi oleh Administrasi?

“Saya melapor kepada atasan tidak dalam jangka waktu yang ditentukan,

terkadang dua minggu sekali, terkadang sebulan sekali, bisa lebih atau

kurang, tergantung informasi yang ada. Kalau untuk pembukuan, ditetapkan

sebulan sekali, jadi tetap dipantau oleh atasan.”

8. Data apa saja yang dapat diketahui dengan sistem informasi yang

(15)

”Secara keseluruhan, yang dapat diketahui adalah pemesanan bahan

baku, harga bahan baku, pembayaran bahan baku, pengiriman barang,

profil konsumen, pemesanan konsumen, pembelian konsumen,

pembayaran konsumen, profil pegawai, absensi dan kinerja pegawai, kas

perusahaan, dan masih banyak lagi.”

9. Apakah ada hambatan dalam pelaksanaan sistem informasi selama ini?

”Tentu ada. Kami mendapatkan bahwa sistem informasi ini kurang

terorganisir, banyak data yang dapat dengan mudah hilang, personilnya

juga kurang.”

10. Bagaimana kinerja perusahaan dari aspek pelayanan dengan dukungan

sistem informasi? Apakah meningkat, stabil, atau menurun?

”Dengan sistem informasi, pelayanan secara umum meningkat, tetapi

belakangan sudah mulai stagnan. Ini disebabkan konsumen bertambah,

tetapi belum ada penambahan pegawai, sehingga kewalahan, kerjanya

tidak maksimal, kesalahan juga semakin mungkin terjadi.”

11. Bagaimana sistem penyimpanan data pada saat ini?

”Sistem penyimpanan data juga masih dilakukan dengan cara manual.”

12. Apakah data pada setiap unit disampaikan tepat waktu?

”Ya.”

13. Apakah sistem informasi antarunit dapat dikomunikasikan?

”Ya.”

14. Apakah manajemen mengawasi pelaksanaan sistem informasi di dalam

(16)

”Tentu saja. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan

perusahaan.”

15. Apakah sistem informasi selalu digunakan untuk melakukan evaluasi dan

pengendalian kegiatan?

”Sesuai kebutuhan, tetapi kebanyakan dipakai.”

16. Siapakah yang melakukan perencanaan produk, promosi, dan saluran

distribusi?

”Direktur dan manajer.”

17. Apakah sistem informasi pemasaran yang telah ada membantu dalam

membantu perencanaan produk, promosi, dan saluran distribusi?

”Sangat membantu, dan saya yakin jika dilakukan perkembangan dalam

sistem informasi, akan lebih membantu lagi.”

18. Apakah yang digunakan perusahaan sebagai acuan dalam menentukan

harga produk?

”Harga produk biasanya mengacu pada harga bahan baku. Tetapi, kami

tidak selalu menaikkan harga barang hanya karena harga bahan baku naik

misalnya, kami dapat mempertahankan harga sampai titik tertentu agar

konsumen tidak lari.”

19. Apakah sistem informasi pemasaran yang sedang berjalan dapat

membantu perusahaan dalam memperkirakan penjualan?

”Tentu. Kami memiliki data mengenai catatan pemesanan dan pembelian

(17)

20. Bagaimana relevansi keputusan yang diambil selama ini? Apakah

semuanya diambil berdasarkan data dalam sistem informasi?

”Tidak setiap kali. Jika data ada, selalu kami maksimalkan. Jika tidak,

kami berdiskusi dan melihat hasil market research.”

21. Adakah keputusan yang diambil dengan tidak berdasarkan data dalam

sistem informasi?

”Ada, seperti yang tadi saya bilang, kecuali jika terdapat data yang hilang

atau lainnya.”

22. Apakah laporan hasil kegiatan digunakan oleh direktur dalam

pengambilan keputusan?

”Oh, selama ini kami tidak memakai laporan kegiatan. Ini masukan yang

bagus untuk perusahaan.”

23. Berdasarkan pengalaman selama menjalankan perusahaan ini, apakah

sistem informasi, khususnya sistem informasi pemasaran, berperan

penting dalam membantu proses pengambilan keputusan?

”Ya, sistem informasi dirasakan sangat membantu dalam pengambilan

keputusan.”

24. Pernahkah perusahaan mengalami kerugian yang disebabkan oleh

pengambilan keputusan yang didasarkan pada data dalam sistem

informasi yang menyimpang?

”Pernah. Perusahaan pernah kehilangan data pemesanan konsumen

sebelumnya. Jadi, ketika merencanakan pencetakan produk, estimasinya

(18)

menumpuk di gudang. Pernah juga diproduksi lebih sedikit dari

seharusnya. Untung saja pekerjaan terkejar.”

25. Pernahkah terjadi kerugian lain?

“Pernah terjadi kesalahan pencetakan pesanan, sudah lama sekali, waktu

itu perusahaan rugi sekitar 50 juta rupiah, ya wajib ganti rugi, karena kita

yang salah. Itu terjadi karena pegawai salah mencatat pesanan. Selain itu,

seingat saya, tidak ada kejadian seperti itu lagi. Seperti dalam hal

pewarnaan, saya sendiri yang turun tangan melakukan pencampuran

warna, sehingga hampir tidak pernah terjadi kesalahan dalam hal itu.

Kesalahan biasanya rawan terjadi ketika barang berada di mesin creasing

and cutting, kemudian marking dan penyimpanan, harus teliti semuanya.

Dulu juga banyak yang mangkir dari pembayaran.”

26. Apa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya kerugian

perusahaan akibat pengambilan keputusan yang salah?

”Saya selalu berusaha semaksimal mungkin agar data tersimpan dengan

benar agar tidak menyebabkan kesalahan ketika akan dipakai. Tetapi, ya

begitulah, mulai terasa sedikit kesulitan dengan semakin banyaknya data

yang harus disimpan secara manual, berhubung konsumen bertambah.”

27. Bagaimana rencana pengembangan sistem informasi pada masa yang

akan datang? Apakah menggunakan sistem sentralisasi, pengelolaan

terbagi, manual, atau pengembangan bertahap?

”Rencananya akan dilakukan pengembangan secara bertahap. Kami akan

(19)

yang tepat untuk posisi ini. Kemudian, bagian ini akan mengurus segala

hal mengenai data dan informasi.”

28. Bagaimana dengan Administrasi, juga Inventori dan Logistik?

”Tentu mereka juga akan dilengkapi dengan perangkat komputer untuk

membantu dalam menyimpan data, jadi kalauhard copy hilang, setidaknya masih adasoft copy.”

29. Apakah Anda merasa perlu memberikan pelatihan seperti kursus

komputer kepada para pegawai untuk meningkatkan kinerja sistem

informasi?

”Saya rasa perlu, berhubung sekarang keahlian seperti itu semakin

diperlukan.”

4.2.2. Hasil Wawancara dengan Konsumen UD Teguh Jaya

1. Sudah berapa lamakah Anda menjadi konsumen UD Teguh Jaya?

Konsumen A: ”Sekitar enam tahun.”

Konsumen B: ”Sekitar delapan tahun.”

Konsumen C: ”Sekitar lima tahun.”

2. Bagaimana komunikasi antara Anda dan personil perusahaan selama ini?

Konsumen A: ”Selama ini sangat baik. Pihak percetakan sangat rajin

mem-follow up.”

Konsumen B: ”Baik. Tidak ada masalah sejauh ini.”

Konsumen C: ”Baik baik saja. Bapak atau Ibu sering berkunjung.”

3. Pernahkah terdapat kendala dalam komunikasi antara Anda dan personil

(20)

Konsumen A: ”Tidak sih.”

Konsumen B: ”Biasanya antara sesama pegawai, tapi sepengetahuan saya

jarang.”

Konsumen C: ”Dari saya sih tidak. Kalau sesama pegawai, saya kurang

tahu.”

4. Apa pendapat Anda mengenai layanan dari UD Teguh Jaya?

Konsumen A: ”Secara keseluruhan, saya cocok dengan perusahaan ini.

Bapak sangat membantu dan sangat ramah, mudah diajak berdiskusi.”

Konsumen B: ”Baik. Hanya saja akan lebih baik kalau ada yang

membantu dalam hal komunikasi dengan konsumen.”

Konsumen C: ”Saya rasa tidak ada masalah. Makanya saya betah bekerja

sama.”

5. Apa pendapat Anda mengenai produk yang diterima selama ini? Apakah

diproduksi sesuai pesanan atau tidak?

Konsumen A: ”Ya, sesuai pesanan.”

Konsumen B: ”Sesuai pesanan.”

Konsumen C: ”Ya.”

6. Apakah permintaan Anda akan produk dapat dipenuhi oleh perusahaan

dengan cepat?

Konsumen A: ”Biasanya saya memesan sekitar dua minggu sebelum

perkiraan stok saya habis, jadi tidak sempat sampai kehabisan.”

Konsumen B: ”Ya, ketika memesan, kami akan berdiskusi mengenai

(21)

Konsumen C: ”Ya. Saya pernah beberapa kali memesan dalam short notice karena kesalahan pegawai saya dan dapat dipenuhi oleh pihak sana.”

7. Pernahkah Anda mengalami masalah dengan produk, seperti cacat

produk, pencatatan pesanan yang salah sehingga produk tidak sesuai,

dsb.?

Konsumen A: ”Cacat produk, tidak. Barang yang tidak sesuai, tidak

juga.”

Konsumen B: ”Tidak.”

Konsumen C: ”Sejauh ini tidak. Paling hanya sedikit kesalahan ketika

memuat barang, kemasan menjadi robek sedikit, begitu.”

8. Pernahkah Anda mengalami masalah dengan pengiriman produk, seperti

tidak tepat waktu, dsb.?

Konsumen A: ”Kadang-kadang ya.”

Konsumen B: ”Sesekali, tetapi bukan masalah besar, waktu di jalan tidak

bisa kita perkirakan sedemikian rupa.”

Konsumen C: ”Terkadang iya, karena lokasi saya juga sedikit jauh.”

9. Bagaimana harga yang dipatok oleh perusahaan? Apakah bersaing?

Konsumen A: ”Saya tidak membandingkan, tetapi banyak yang bilang

lebih murah sedikit.”

Konsumen B: ”Saya rasa lebih murah.”

(22)

10. Pernahkah Anda mengalami kerugian yang disebabkan oleh kesalahan

perusahaan? Jika pernah, apakah pihak perusahaan bersedia bertanggung

jawab?

Konsumen A: ”Tidak.”

Konsumen B: ”Tidak.”

Konsumen C: ”Tidak.”

11. Apakah Anda puas dengan kinerja para personil perusahaan dalam

menciptakan produk sesuai pesanan? Apakah Anda akan kembali

melakukan pemesanan?

Konsumen A: ”Ya.”

Konsumen B: ”Ya.”

Konsumen C: ”Ya.”

12. Menurut Anda sebagai konsumen, adakah yang perlu diperbaiki dari

sistem kerja perusahaan selama ini?

Konsumen A: ”Paling tambah pegawai ya, biar tidak begitu kewalahan.”

Konsumen B: ”Seperti yang saya katakan tadi mungkin, seperti bagian

customer service.”

Konsumen C: ”Dari sistem distribusi mungkin ya.”

4.3. Pembahasan

Melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan gambaran utuh dari sistem

informasi pemasaran yang selama ini digunakan dan perannya dalam pengambilan

(23)

Ditemukan bahwa sistem informasi pemasaran dalam UD Teguh Jaya

dilakukan secara manual. Administrasi mencatat dan menyimpan seluruh data

mengenai transaksi pembelian (bahan baku sebagai input mesin) dan penjualan (barang jadi sebagai output mesin) harian, arus keluar-masuk kas, pembukuan, dan profil konsumen. Divisi Inventori dan Logistik mencatat dan menyimpan

seluruh data mengenai jumlah bahan baku dan barang jadi yang keluar-masuk dari

gudang, lalu melaporkannya kepada Administrasi. Seluruh data ini akan disimpan

dan dilakukan pembukuannya oleh Administrasi. Dari sinilah dapat dilihat arus

perputaran bahan, barang, dan kas dalam perusahaan secara keseluruhan. Setelah

melakukan pembukuan, Administrasi melaporkan seluruh informasi ini kepada

pimpinan secara berkala.

Pengumpulan data saat ini belum memiliki suatu prosedur yang baku dan

masih kurang terstruktur, tetapi dapat dikomunikasikan dengan cukup baik.

Manajemen selalu mengawasi pelaksanaan sistem informasi di dalam perusahaan

meskipun masih dapat terjadi sedikit kesalahan dari waktu ke waktu. Sistem

informasi yang ada selalu dimaksimalkan penggunaannya untuk mengevaluasi

dan mengendalikan kegiatan. Hambatan dalam pelaksanaan sistem informasi

selama ini adalah kurangnya sumber daya yang dapat memaksimalkan sistem

informasi itu sendiri, juga masih terjadinya kecerobohan atau kesalahan kecil

yang dapat berakibat fatal bagi perusahaan.

Informasi yang ada digunakan oleh pimpinan dan biasanya digunakan

pada saat pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan produk,

(24)

perkiraan penjualan. Untuk merencanakan produk, perusahaan

mempertimbangkan pesanan setiap konsumen pada masa lalu, juga selera

konsumen dan selera pasar pada masa sekarang. Untuk merencanakan promosi

dan saluran distribusi, perusahaan mempertimbangkan daerah yang terdapat

banyak konsumen dan calon konsumen yang potensial, ini didapat dari market research. Untuk menentukan harga produk, yang menjadi acuan adalah harga bahan baku, tetapi perusahaan tidak selalu menaikkan harga setiap kali harga

bahan baku naik. Perusahaan dapat mempertahankan harga sampai titik tertentu

untuk menjaga pelanggan tidak beralih ke perusahaan percetakan lain. Untuk

memperkirakan penjualan, perusahaan melihat grafik pesanan setiap konsumen

pada masa lalu.

Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan ini masih jauh dari

sempurna. Ini disebabkan oleh tidak adanya suatu unit khusus untuk menampung

data dan mengolahnya menjadi informasi, juga masih tersedianya banyak celah

untuk human error, seperti pencatatan data yang salah, penyimpanan bukti transaksi yang tidak terklasifikasi dengan baik sehingga menyulitkan pencarian,

berkas yang lupa disimpan kemudian terbuang sebelum di-input, dan sebagainya.

Pimpinan perusahaan berencana untuk mengembangkan sistem informasi

yang telah ada dalam perusahaan secara bertahap. Para pegawai yang

bersangkutan juga dapat diberikan kursus komputer untuk meningkatkan kinerja

sistem informasi. Hal ini penting mengingat sistem informasi yang telah ada,

khususnya sistem informasi pemasaran, sangat membantu perusahaan dalam

(25)

Peneliti kemudian melakukan pengecekan silang (cross-checking)

terhadap pegawai dan tiga konsumen UD Teguh Jaya untuk verifikasi data yang

peneliti dapatkan dari pimpinan UD Teguh Jaya. Hasilnya menunjukkan bahwa

data yang peneliti dapatkan dari pimpinan secara keseluruhan sesuai dengan yang

dikemukakan oleh pegawai dan konsumen.

Dinyatakan oleh pegawai yang peneliti wawancara bahwa yang

bertanggung jawab dalam pengumpulan dan pengolahan data selama ini adalah

Administrasi, yang kemudian akan dicek oleh Manajer. Sistem informasi

dilakukan secara manual, kemudian dikelola secara langsung. Komunikasi antara

pihak perusahaan dan konsumen selama ini berjalan dengan baik. Kinerja

perusahaan dari aspek pelayanan dengan dukungan dari sistem informasi

meningkat disebabkan pihak perusahaan mengetahui dengan lebih jelas mengenai

konsumen, keinginannya, dan kebutuhannya. Pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh pimpinan selalu menggunakan sistem informasi, tetapi terkadang

informasi yang dibutuhkan tidak tersedia. Jika informasi tidak tersedia, keputusan

diambil berdasarkan diskusi antara pimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi

pada saat itu.

Dinyatakan oleh konsumen yang peneliti wawancara bahwa komunikasi

antara konsumen dan personil perusahaan selama ini dapat dibilang cukup baik

dan tidak terdapat kendala yang berarti. Produk yang diterima oleh konsumen

diproduksi tepat sesuai pesanan dan memuaskan, juga dapat dipenuhi oleh

perusahaan secara tepat waktu. Konsumen menyatakan bahwa sejauh ini tidak

(26)

produk. Produk yang akan dikemas selalu diperiksa dengan teliti oleh pegawai

yang bertugas. Beberapa masalah yang pernah dialami sebagaimana diutarakan

oleh konsumen, seperti kurangnya barang yang diantar ke lokasi sehingga harus

dilakukan pengantaran kembali, barang yang diantarkan tidak tepat waktu, dan

hilangnya kuitansi oleh pihak perusahaan. Jika terjadi masalah yang menyebabkan

kerugian dari pihak perusahaan, perusahaan juga bersedia bertanggung jawab.

Mengenai harga, yang dipatok oleh perusahan sangat bersaing. Hal ini sesuai

dengan visi perusahaan yang ingin menciptakan pelayanan pencetakan yang

berkualitas dan terjangkau.

Menurut pegawai, yang perlu diperbaiki dari sistem kerja perusahaan

selama ini adalah perlu ditambahkannya personil yang dapat selalu berada di

lapangan dan mengetahui secara detail mengenai pesanan setiap konsumen

sehingga memudahkan pegawai untuk mengkomunikasikan segala hal

menyangkut pesanan, baik urutan pencetakan maupun pemastian desain.

Sedangkan menurut konsumen, yang perlu diperbaiki dari sistem kerja perusahaan

selama ini adalah perlu ditambahkannya personil yang dapat secara khusus

melayani konsumen dalam hal keperluan penambahan pesanan, follow-up barang yang telah dipesan, pengecekan telah sampai tidaknya barang, puas tidaknya

konsumen, dan lain-lain.

4.3.1. Sistem Informasi Pemasaran pada UD Teguh Jaya

Sistem informasi pemaran pada UD Teguh Jaya selama ini dilakukan

(27)

tahunan secara mendetail. Akan tetapi, sistem informasi yang dilakukan secara

manual memiliki kelemahan-kelemahan, seperti membutuhkan waktu yang relatif

lebih lama untuk pengolahan data, cenderung membutuhkan tempat penyimpanan

yang besar, berkas dapat menjadi usang seiring berjalannya waktu, dan

sebagainya.

Secara umum, sistem informasi pemasaran pada UD Teguh Jaya masih

kurang memadai. Hal ini terlihat dari hasil wawancara awal dengan direktur dan

manajer yang menyatakan bahwa terdapat masalah-masalah teknis yang

menghambat kinerja sistem informasi pemasaran, seperti pencatatan data yang

kurang jelas, sistem penyimpanan data dan informasi yang kurang tersusun

dengan baik, kurangnya sumber daya manusia yang memadai dalam mendukung

sistem informasi pemasaran. Hasil wawancara lanjutan dengan direktur dan

manajer menunjukkan bahwa manajemen sistem informasi pemasaran yang

melibatkan manusia dan alat belum berjalan dengan baik, juga masih belum

adanya alokasi dana dan waktu secara khusus untuk meningkatkan kinerja sistem

informasi meskipun hal tersebut sudah berada dalam daftar rencana jangka pendek

perusahaan.

Pengembangan sistem informasi, dalam hal ini terutama sistem informasi

pemasaran, mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan perusahaan harus mengikuti

perkembangan, baik perluasan sarana fisik maupun peningkatan jenis pelayanan.

Sistem informasi yang baik akan sangat membantu manajemen dan memudahkan

pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat ditingkatkan dengan

(28)

data yang terdidik atau terlatih dengan baik dalam suatu unit yang berfokus hanya

pada sistem informasi perusahaan.

4.3.2. Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan

Pimpinan UD Teguh Jaya

Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan

keputusan karena pengambilan keputusan merupakan kegiatan kunci yang

menyangkut kepentingan semua aspek manajemen dan kelangsungan hidup

perusahaan. Informasi ini dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal.

Informasi internal diperoleh melalui sistem informasi yang merupakan hasil

pengolahan data yang telah ada. Informasi eksternal diperoleh melalui peninjauan

lapangan, market research, buku-buku, media informasi, studi banding ke perusahaan sejenis lainnya, dan sebagainya.

Pada UD Teguh Jaya, sistem informasi pemasaran selama ini belum

berperan secara optimal dalam pengambilan keputusan pimpinan. Pengambilan

keputusan selama ini dilakukan berdasarkan data dan informasi yang telah ada,

tetapi belum dilakukan pada setiap kesempatan secara efektif. Ini disebabkan

hal-hal seperti tidak ditemukannya data atau informasi yang pada saat itu diperlukan

untuk pengambilan keputusan karena sistem penyimpanan data dan informasi

yang kurang tersusun dengan baik, belum terdapat data atau informasi mengenai

hal tertentu yang dapat mendukung pengambilan keputusan, kelalaian pegawai

(29)

Sebagai contoh, pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk.

Keputusan ini diambil dengan mengacu pada data yang berisi deskripsi produk

yang diinginkan dan dipesan oleh konsumen. Tetapi, karena informasi yang telah

ada tidak dikomunikasikan dengan baik kepada divisi yang bertanggung jawab,

keputusan yang diambil menjadi tidak tepat. Pernah terjadi kasus pencetakan

produk yang tidak sesuai pesanan karena terjadi miskomunikasi oleh manajer dan

administrasi dengan divisi mesin sebelum produk dinyatakan siap untuk dicetak

sehingga akhirnya menyebabkan kerugian pada pihak perusahaan.

Contoh lain, yaitu pengambilan keputusan mengenai perkiraan penjualan.

Keputusan ini diambil dengan mengacu pada rekapitulasi data pembelian

konsumen tertentu pada masa lalu. Tetapi, karena adanya berkas data yang hilang

karena kelalaian penyimpanan, keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.

Pernah terjadi kasus pencetakan produk yang kurang dari atau melebihi dari

kuantitas yang seharusnya dicetak untuk periode waktu tertentu sehingga

konsumen mengajukan komplain kepada perusahaan.

Juga terdapat banyak kasus, seperti tidak cukupnya persediaan bahan baku

untuk pencetakan yang sedang dilakukan yang disebabkan oleh kesalahan

penyampaian informasi sehingga menyebabkan kinerja seluruh divisi terhambat,

kesalahan dalam penentuan harga yang disebabkan oleh kesalahan dalam

pencarian informasi sehingga menyebabkan kerugian pada pihak perusahaan, dan

sebagainya.

Hal-hal seperti ini menunjukkan betapa pentingnya suatu sistem informasi

(30)

informasi yang baik dapat mendukung pengambilan keputusan yang efektif dan

efisien, serta membantu meminimalisir kesalahan dan risiko yang mungkin

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian dengan judul “Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam

Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya” ini menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Secara umum, sistem informasi pemasaran belum berperan secara optimal

dalam pengambilan keputusan UD Teguh Jaya.

2. Sistem informasi pemasaran dalam UD Teguh Jaya masih dilakukan secara

manual dan masih mengalami beberapa hambatan, seperti pencatatan data yang

kurang jelas, sistem penyimpanan informasi yang kurang tersusun dengan baik,

kurangnya sumber daya manusia yang memadai, manajemen sistem informasi

yang masih kurang baik, dan belum adanya alokasi dana dan waktu secara

khusus untuk meningkatkan kinerja sistem informasi.

3. Pengambilan keputusan selama ini dilakukan oleh direktur dan manajer

berdasarkan data dan informasi yang telah ada meskipun belum dilakukan pada

setiap kesempatan secara efektif.

4. Keputusan-keputusan yang diambil menyangkut hal-hal sebagai berikut:

perencanaan produk, perencanaan promosi, perencanaan saluran distribusi,

(32)

5. Setiap perusahaan memerlukan suatu sistem informasi yang dapat mendukung

aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan membantu mengembangkan

perusahaan ke arah yang lebih baik, seperti dalam pengambilan keputusan yang

efektif dan efisien.

6. Sistem informasi yang baik juga dapat mendukung perusahaan dalam melihat

permasalahan-permasalahan yang dimiliki perusahaan dan membantu

menyelesaikannya secara menyeluruh.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. UD Teguh Jaya dapat mempertahankan faktor-faktor yang membantu jalannya

sistem informasi pemasaran dalam perusahaan selama ini.

2. UD Teguh Jaya dapat mengatasi hambatan yang telah ada dengan menetapkan

prosedur yang baku dalam pencatatan data dan memperbaiki sistem

penyimpanan informasi.

3. Pimpinan UD Teguh Jaya dapat segera melaksanakan rencana jangka pendek

perusahaan, yaitu memperbaiki manajemen sistem informasi dan

mengalokasikan dana dan waktu secara khusus untuk meningkatkan kinerja

sistem informasi dalam perusahaan.

4. Pimpinan UD Teguh Jaya dapat menyediakan perangkat komputer dan

mempekerjakan tenaga yang terdidik atau terlatih dalam suatu unit khusus

(33)

5. Pimpinan UD Teguh Jaya dapat memberikan pelatihan, seperti kursus

komputer kepada pegawai yang telah ada agar dapat membantu dalam proses

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoretis 2.1.1. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu oganisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Sutabri, 2005: 42).

Sistem informasi umumnya menyediakan tiga jenis informasi, yaitu:

1. Informasi pengumpulan data (Score-keeping information) adalah informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, berguna bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi kinerja para personilnya.

2. Informasi pengarahan perhatian (Attention-directing information) adalah informasi yang membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah menyimpang yang terjadi di dalam perusahaan, berguna bagi manajemen tingkat menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam perusahaan.

(35)

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Informasi ini biasanya dihubungkan dengan pengambilan keputusan yang tidak berulang dan situasi yang membutuhkan analisis manajemen tingkat atas.

Untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh setiap tingkat manajemen, dibutuhkan informasi yang tepat dan sesuai. Untuk setiap tingkat manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula. Karakteristik informasi ini antara lain:

1. Kepadatan Informasi

Untuk manajemen tingkat bawah, kepadatan informasi yang diperlukan adalah yang terperinci dan kurang padat karena digunakan untuk pengendalian operasi, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, kepadatan informasi yang diperlukan adalah yang lebih tersaring, ringkas, dan padat.

2. Luas Informasi

Untuk manajemen tingkat bawah, luas informasi yang diperlukan adalah yang terfokus pada suatu masalah tertentu karena digunakan untuk tugas yang lebih khusus, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, luas informasi yang diperlukan adalah yang lebih luas cakupannya karena digunakan untuk tugas yang lebih umum.

3. Frekuensi Informasi

(36)

tingkatannya, frekuensi informasi yang diperlukan adalah tidak rutin atau mendadak (ad hoc) karena digunakan untuk tugas yang polanya lebih tidak terstruktur dan waktunya tidak tentu.

4. Waktu Informasi

Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang bersifat historis karena digunakan untuk pengendalian operasi dan pemeriksaan tugas-tugas rutin yang sudah terjadi, sedangkan untuk manajemen tingkat tinggi, informasi yang dibutuhkan adalah yang lebih bersifat masa depan, seperti prediksi karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.

5. Akses Informasi

Untuk manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah yang berulang setiap periode sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi dalam bentuk laporan periodik dan dapat diakses secara offline, sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, informasi yang dibutuhkan tidak memiliki periode tetap sehingga diperlukan akses secara online untuk mengambil informasi kapanpun dibutuhkan.

6. Sumber Informasi

(37)

pada perencanaan strategik yang berhubungan dengan eksternal perusahaan.

2.1.2. Sistem Informasi Pemasaran

Menurut Kotler (2009), sistem informasi pemasaran adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk.

Sistem informasi pemasaran menyediakan informasi yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas pemasaran perusahaan. Dalam sistem informasi pemasaran, terdapat input dan output. Setiap output subsistem menyediakan informasi mengenai elemen penting atau elemen penentu (critical element)dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari empat bagian utama yang harus dikelola oleh manajemen agar sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen, serta menguntungkan bagi perusahaan.

Beberapa karakteristik sistem informasi pemasaran,yaitu:

1. Sistem informasi pemasaran meliputi detail transaksi penjualan hari demi hari, memanajemenkan dan mengontrol operasi pemasaran, serta merencanakan penjualan dan berbagai strategi di masa yang akan datang.

2. Sistem informasi pemasaran berhubungan dengan pasar dan produk saat ini, serta rencana-rencana yang menyangkut pasar dan produk di masa yang akan datang.

3. Sistem informasi pemasaran bergantung pada TPS (transaction processing system), MIS (management information system), dan DDS (decision making

(38)

4. Sistem informasi pemasaran dapat dibagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem penjualan dan subsistem pemasaran. Subsistem penjualan mencatat data mengenai transaksi penjualan per hari, seperti nama pelanggan, jumlah item, jumlah yang dipesan, jenis pembayaran, dan alamat pengepakan yang kemudian diolah menggunakan TPS (transaction processing system). Subsistem pemasaran memfokuskan pada perencanaan dan pengawasan, serta bergantung pada MIS dan DDS.

5. Dengan sistem informasi pemasaran, data dihasilkan oleh sistem penjualan yang menyediakan informasi tentang kondisi produk dan tugas dari staf penjualan.

6. DDS membantu dalam perencanaan masa depan perusahaan dengan membimbing dalam berbagai aspek pekerjaan, seperti meramalkan penjualan, menentukan harga, merancang strategi promosi, dsb.

7. Sistem informasi pemasaran juga dapat disusun dalam beberapa subsistem yang meliputi :

a. Subsistemorder entry b. Subsistemcustomer profile c. Subsistemproduct management d. Subsistemsales forecasting e. Subsistemadvertising f. Subsistemmarket research

(39)
[image:39.595.115.517.297.493.2]

yaitu produk, promosi, harga, tempat, dan gabungan dari keempat hal tersebut. Informasi produk menyangkut produk yang dijual dan produk-produk kompetitor. Informasi promosi menyangkut cara, media, dan waktu promosi yang dilakukan. Informasi harga menyangkut harga produk, termasuk harga dari produk kompetitor. Dan, informasi gabungan merupakan informasi tentang strategi terintegrasi yang melibatkan keempat hal tersebut (Nugroho, 2008: 136).

Tabel 2.1

Sistem Informasi yang Diperlukan Menurut Tingkat Manajemen Tingkat Atas Tingkat Menengah Tingkat Bawah Perencanaan produk Perencanaan promosi Perencanaan saluran distribusi Penentuan harga Perkiraan penjualan

Analisis pangsa pasar Analisis distribusi Analisis profitabilitas produk

Analisis penjualan dan tren

Analisis kinerja tenaga pemasaran

Analisis penganggaran dan pengeluaran

Pesanan konsumen Penagihan

Pemenuhanback order Penjualan menurut produk, tempat, salesman

Sumber : Nugroho (2008: 136)

Kotler (2009) mendefinisikan tiga jenis informasi pemasaran sebagai berikut:

1. Inteligensi Pemasaran(Marketing Intelligence)adalah informasi yang mengalir ke perusahaan dari lingkungan.

2. Informasi Pemasaran Internal (Internal Marketing Information) adalah informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.

(40)

Model sistem informasi pemasaran yang sering dikenal dengan Marketing Information System (MIS) merupakan suatu model dasar untuk mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.

Data Informasi

[image:40.595.105.518.185.517.2]

Sumber: McLeod (2008: 243)

Gambar 2.1

Model Sistem Informasi Pemasaran

Model sistem informasi pemasaran terdiri dari subsistem output dan subsistem input (McLeod, 2008: 242). Setiap subsistem output menyediakan informasi tentang subsistem sebagai bagian darimarketing mix. Ada lima bagian, yaitu:

(41)

2. Subsistem lokasi (Place subsystem), yang menyediakan informasi mengenai jaringan distribusi perusahan.

3. Subsistem promosi (Promotion subsystem), yang menyediakan informasi mengenai iklan dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan.

4. Subsistem harga (Price subsystem), yang membantu manajer untuk mengambil keputusan harga.

5. Subsistem bauran terintegrasi (Integrated-mix subsystem), yang memungkinkan para manajer mengembangkan strategi yang mempertimbangkan pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas.

Subsistem input terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Sistem pemrosesan transaksi (Transaction processing system), yang mengumpulkan data dari sumber-sumber internal dan lingkungan, lalu memasukkannya ke dalam basis data.

2. Subsistem riset pemasaran (Marketing research subsystem), yang mengumpulkan data internal dan lingkungan dengan melakukan studi-studi khusus.

3. Subsistem intelegensi pemasaran (Marketing intelligence subsystem), yang mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk menjaga manajemen tetap terinformasi mengenai aktivitas para pesaing dan pelanggan perusahaan dan unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi operasi pemasaran.

2.1.3. Pengambilan Keputusan

(42)

alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan menentukan pilihan terakhir, yang dapat berupa tindakan atau opini. Semuanya bermula dari keperluan untuk melakukan sesuatu, tetapi belum mengetahui apa yang harus dilakukan.

Keputusan dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Keputusan terstruktur, yang merupakan keputusan yang bersifat rutin atau berulang sehingga lebih mudah diperhitungkan sebelumnya. Keputusan jenis ini terutama berada pada wewenang manajemen tingkat bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang

2. Keputusan setengah terstruktur, yang merupakan keputusan yang sebagian bersifat rutin atau berulang dan sebagian lagi tidak. Keputusan jenis ini lebih rumit dan membutuhkan perhitungan dan analisis yang terperinci. Contoh: keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi

(43)
[image:43.595.115.517.205.557.2]

Berikut ini adalah tipe-tipe keputusan dan teknik-teknik pembuatan keputusan yang dapat membantu manajer dalam memecahkan masalah permasalahan perusahaan.

Tabel 2.2

Tipe-tipe Keputusan dan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan Tipe-tipe Keputusan

Teknik-teknik Pembuatan Keputusan

Tradisional Modern

Terprogram: Keputusan-keputusan rutin dan berulang. Organisasi mengembangkan proses-proses khusus bagi penanganannya.

1. Kebiasaan 2. Kegiatan rutin: prosedur-prosedur pengoperasian standar 3. Struktur organisasi: -Pengharapan umum - Sistem tujuan -Saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik

1. Teknik-teknik riset operasi: Analisis matematika model-model simulasi komputer

2. Pengolahan data elektronik

Tidak terprogram:

Keputusan-keputusan sekali pakai, dengan struktur yang kurang bagus.

Kebijaksanaan ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.

1. Kebijakan intuisi dan kreativitas 2. Coba-coba (Trial and error)

3. Seleksi dan latihan para pelaksana

Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada: 1. Latihan membuat keputusan

2. Penyusunan program-program komputer heuristik Sumber : Simon dalam Sutabri (2005: 55)

(44)
[image:44.595.113.516.143.382.2]

Tabel 2.3

Tahap Proses Pengambilan Keputusan dan Penjelasannya Tahap Proses Pengambilan

Keputusan

Penjelasan

Pemahaman Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya. Perancangan Menemukan, mengembangkan, dan

menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.

Pemilihan Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

Sumber : Simon dalam Sutabri (2005: 55)

2.2. Penelitian Terdahulu

(45)

Mukhtar (2008), “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan oleh Direktur di BLU RSD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan oleh direktur di BLU-RSD dr. Fauziah Kabupaten Bireuen. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan oleh direktur masih kurang baik. Pelaksanaan sistem informasi manajemen selama ini masih mengalami hambatan, seperti kurangnya sumber daya manusia yang berhubungan dengan pengolahan data, pendanaan, perangkat komputer, dan keadaan politik yang belum stabil.

2.3. Kerangka Berpikir

(46)

Sistem informasi pemasaran memberikan gambaran jelas mengenai kondisi pemasaran perusahaan pada masa lalu dan masa kini. Sehingga, sistem informasi pemasaran dapat membantu seluruh tingkatan manajerial dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah pemasaran perusahaan pada masa yang akan datang. Pada tingkat atas, ini termasuk keputusan mengenai perencanaan produk, perencanaan promosi, perencanaan saluran distribusi, penentuan harga, dan perkiraan penjualan.

(47)
[image:47.595.119.502.123.722.2]
(48)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Informasi merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang hidup di abad

modern ini. Hampir seluruh kegiatan manusia menggunakan informasi sebagai

dasarnya. Kebutuhan atas informasi mencakup segala sesuatu yang diperlukan

untuk perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan aktivitas-aktivitas di suatu

organisasi agar menjadi efektif dan efisien.

Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

manusia, terutama dunia usaha. Di samping itu, banyaknya usaha yang

bermunculan, baik perusahaan kecil maupun besar, berdampak pada persaingan

antarperusahaan yang ketat, baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Hal ini

menyebabkan diperlukannya sistem informasi dalam membantu para pelaku

ekonomi untuk mengetahui situasi dan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Setiap perusahaan pasti menginginkan perusahaannya menjadi semakin

berkembang. Hal ini tidak terlepas dari sasaran fundamental dari kebanyakan

bisnis, yaitu laba, kelangsungan hidup, dan pertumbuhan. Pemasaran

memberikan kontribusi langsung untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri

dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut: menilai keinginan dan kepuasan dari

konsumen saat ini dan calon konsumen, mendesain dan mengatur penawaran

(49)

distribusi, dan melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon

konsumen (Lamb, 2001: 20).

Banyaknya persaingan dalam sektor pemasaran di antara

perusahaan-perusahaan menyebabkan sistem informasi pemasaran menjadi sangat penting dan

fundamental bagi suatu perusahaan. Sistem informasi pemasaran terbagi atas

beberapa subsistem di mana manajer harus dapat menentukan subsistem yang

paling tepat untuk digunakan. Hal ini dikarenakan subsistem inilah yang akan

menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran.

Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang

sangat penting karena keputusan yang diambil oleh pimpinan perusahaan

merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh para bawahan atau

mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang dipimpin. Hal ini menyangkut

kepentingan semua aspek manajemen dan kelangsungan hidup perusahaan.

Pengambilan keputusan dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan

rancangan sistem informasi yang mendukung proses pengambilan keputusan yang

menjelaskan mengenai paham pengambilan keputusan dan hubungan antara teori

tersebut untuk merancang sistem informasi. Tugas sistem informasi yang

memberikan kemudahan pengambilan keputusan berkaitan erat dengan peraturan

pengambilan keputusan yang rumit karena ilmu manajemen yang digabung

dengan kemampuan komputer untuk menyajikan pemecahan masalah sangat

(50)

UD Teguh Jaya di Medan merupakan salah satu perusahaan produsen

yang bergerak di bidang percetakan yang tidak terlepas dari kegiatan yang

berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam kesehariannya, terutama

dalam bidang pemasaran.

Permasalahan yang terjadi di UD Teguh Jaya adalah kurang

terintegrasinya sistem informasi pemasaran dari tingkat bawah ke tingkat atas

sehingga berpengaruh terhadap kegiatan pengambilan keputusan perusahaan yang

dilakukan oleh pimpinan (direktur dan manajer). Dinyatakan dalam wawancara

awal terhadap direktur dan manajer UD Teguh Jaya pada tanggal 12 April 2014

bahwa terdapat masalah-masalah teknis, seperti pencatatan data yang kurang jelas,

sistem penyimpanan data dan informasi yang kurang tersusun dengan baik,

kurangnya sumber daya manusia yang memadai dalam mendukung sistem

informasi perusahaan, terutama sistem informasi pemasaran, sehingga

menyebabkan pengambilan keputusan perusahaan menjadi kurang efektif dan

efisien. Hal ini dapat berdampak pada tujuan jangka panjang dan kelangsungan

[image:50.595.116.511.570.745.2]

hidup perusahaan jika tidak segera ditangani dengan baik.

Tabel 1.1

Tingkat Pendidikan Pegawai UD Teguh Jaya

No. Nama Jabatan Tingkat Pendidikan

Terakhir

1. Linelda Manajer D3 Akuntansi

2. Kasiana Administrasi SMA

3. Yun Operator MesinCuttingdan Printing

SMA

4. Udin Operator MesinCuttingdan Printing

(51)

No. Nama Jabatan Tingkat Pendidikan Terakhir

5. Yandi Operator MesinCuttingdan Creasing and Cutting

SMA

6. Hery Operator MesinCuttingdan Creasing and Cutting

SMA

7. Rudi Operator MesinCreasing and Cutting

SMA

8. Syahrul Staf Pengepakan SMA

9. Diva Staf Pengepakan SMA

10. Bayu Staf Pengepakan SMA

11. Zul Staf Inventori dan Logistik SMA

12. Paino Staf Distribusi SMP

13. Rudi Staf Distribusi SMA

Sumber: UD Teguh Jaya (2014)

Dengan meningkatnya kualitas sistem informasi pemasaran perusahaan,

diharapkan bahwa pengambilan keputusan oleh manajer perusahaan juga dapat

menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik

untuk mengetahui bagaimana kegiatan pengambilan keputusan pada UD Teguh

Jaya yang didasarkan pada sistem informasi pemasarannya dan cara untuk

meningkatkan kinerja sistem informasi pemasarannya. Oleh karena itu, penulis

melakukan penelitian skripsi dengan judul “Peranan Sistem Informasi

Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya

Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti

(52)

informasi pemasaran dalam pengambilan keputusan pimpinan UD Teguh

Jaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan

sistem informasi pemasaran sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajer

UD Teguh Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Menjadi referensi bagi perusahan dalam mengetahui pentingnya pengelolaan

sistem informasi, khususnya dalam hal ini, sistem informasi pemasaran UD

Teguh Jaya, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti lain yang berminat

untuk melakukan penelitian di bidang yang sama.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi peneliti untuk

menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama proses perkuliahan

sehingga dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti di bidang

(53)

ABSTRAK

PERANAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN UD TEGUH JAYA MEDAN Informasi merupakan dasar bagi seluruh aktivitas yang mencakup perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam organisasi agar menjadi efektif dan efisien. Kurang terintegrasinya sistem informasi pemasaran dalam perusahaan percetakan UD Teguh Jaya Medan menimbulkan masalah yang berpengaruh terhadap kegiatan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peranan sistem informasi pemasaran sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajer.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. dan triangulasi metode. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui tiga tahap sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Juga dilakukan pengecekan silang untuk memastikan kebenaran data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pemasaran yang dijalankan secara manual oleh perusahaan masih memiliki kekurangan dan memiliki celah untuk human error. Kesalahan kecil dalam sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, seperti estimasi pencetakan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sebagainya. Sistem informasi pemasaran belum berperan secara optimal dalam pengambilan keputusan pimpinan UD Teguh Jaya Medan. Keputusan ini termasuk perencanaan produk, perencanaan promosi, perencanaan saluran distribusi, penentuan harga, dan perkiraan penjualan.

(54)

ABSTRACT

PERANAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN UD TEGUH JAYA MEDAN Information is a fundament for all activities including planning, operating and supervising in organizations to result in the effectiveness and efficiency. The lack of integration in marketing information system of UD Teguh Jaya Medan has led to difficulties affecting the decision-making processes. Therefore, this paper aims to understand and analyze the role of marketing information system in decision-making processes by the managing directors.

Methods used to analyze the data are Miles and Huberman’s qualitative data analysis and triangulation method. The data collected were analyzed through three stages: data reduction, data display and conclusion drawing/verification. In addition, cross-checking was done to ensure the validity of the data.

The results indicated that the manual marketing information system implemented by the company is still inadequate and provides loopholes for human errors. Minor mistakes in the information system may cause unsound decision made such as incorrect estimation of products printed that are in demand, etc.

Marketing information system plays an important role in decision making of the managing directors of UD Teguh Jaya Medan. The decisions include product planning, promotion planning, distribution channel planning, product pricing and sales forecasting.

(55)

SKRIPSI

PERANAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN UD TEGUH JAYA MEDAN

OLEH:

VIVIAN

080502084

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(56)

ABSTRAK

PERANAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN UD TEGUH JAYA MEDAN

Informasi merupakan dasar bagi seluruh aktivitas yang mencakup perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam organisasi agar menjadi efektif dan efisien. Kurang terintegrasinya sistem informasi pemasaran dalam perusahaan percetakan UD Teguh Jaya Medan menimbulkan masalah yang berpengaruh terhadap kegiatan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peranan sistem informasi pemasaran sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajer.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. dan triangulasi metode. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui tiga tahap sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Juga dilakukan pengecekan silang untuk memastikan kebenaran data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pemasaran yang dijalankan secara manual oleh perusahaan masih memiliki kekurangan dan memiliki celah untuk human error. Kesalahan kecil dalam sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, seperti estimasi pencetakan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sebagainya.

Sistem informasi pemasaran belum berperan secara optimal dalam pengambilan keputusan pimpinan UD Teguh Jaya Medan. Keputusan ini termasuk perencanaan produk, perencanaan promosi, perencanaan saluran distribusi, penentuan harga, dan perkiraan penjualan.

(57)

ABSTRACT

PERANAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PIMPINAN UD TEGUH JAYA MEDAN

Information is a fundament for all activities including planning, operating and supervising in organizations to result in the effectiveness and efficiency. The lack of integration in marketing information system of UD Teguh Jaya Medan has led to difficulties affecting the decision-making processes. Therefore, this paper aims to understand and analyze the role of marketing information system in decision-making processes by the managing directors.

Methods used to analyze the data are Miles and Huberman’s qualitative data analysis and triangulation method. The data collected were analyzed through three stages: data reduction, data display and conclusion drawing/verification. In addition, cross-checking was done to ensure the validity of the data.

The results indicated that the manual marketing information system implemented by the company is still inadequate and provides loopholes for human errors. Minor mistakes in the information system may cause unsound decision made such as incorrect estimation of products printed that are in demand, etc.

Marketing information system plays an important role in decision making of the managing directors of UD Teguh Jaya Medan. The decisions include product planning, promotion planning, distribution channel planning, product pricing and sales forecasting.

(58)

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan-Nya dari awal hingga

akhir penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Informasi Pemasaran dalam

Pengambilan Keputusan Pimpinan UD Teguh Jaya Medan” sebagai salah satu

syarat untuk untuk menyelesaikan program studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang terutama kepada Ayah, Siwan

Rusli dan Ibu, (Alm.) Pujiati yang merupakan sumber inspirasi dan selalu dengan

sabar memberikan kasih sayang, nasihat, serta doa.

Selama proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, penulis banyak menerima bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

(59)

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah

meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan,

bimbingan, saran, dan dukungan moral dalam proses pengerjaan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku dosen pembaca pembimbing,

yang telah membaca skripsi saya dan memberikan banyak bimbingan dan saran

dari awal hingga akhir proses penelitian.

7. Untuk semua keluarga dan teman yang selalu memberikan dukungan dan doa.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, atas setiap bantuan,

dukungan, dan doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

sehingga saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk membuat

skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, 1 Juli 2014

Penulis,

(60)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis... 6

2.1.1. Sistem Informasi ... 6

2.1.2. Sistem Informasi Pemasaran ... 9

2.1.3. Pengambilan Keputusan... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ... 16

2.3. Kerangka Berpikir ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 2

Gambar

Gambar 4.1Struktur Organisasi UD Teguh Jaya
Tabel 2.1Sistem Informasi yang Diperlukan Menurut Tingkat Manajemen
Gambar 2.1Model Sistem Informasi Pemasaran
Tabel 2.2Tipe-tipe Keputusan dan Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
+4

Referensi

Dokumen terkait

(2) Rasio profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan empat tahun sesudah merger dan akuisisi, yang

Pada hasil temuan penelitian diketahui bahwa penggunaan smartphone oleh siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP Padang berada pada kategori tinggi, baik pada siswa

6 Dalam penjelasan Dhakidae, “industri koran tidak terpisah kaitannya dengan industri lainnya. Asosiasi antara industri berita dengan industri lainnya yang secara progresif semakin

In summary, our goal was to examine the extent to which widely-used, good quality observational measures derived from attachment and social learning theory overlapped, and whether

Survei Pendahuluan Penelitian Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Wilayah

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan prinsip he- reditas dalam mekanisme pewarisan sifat melalui sumber belajar yang disediakan (program TV Edukasi dan

– PERSETUJUAN DPR HANYA MEMILIKI SATU MAKNA, YAITU MENGIJINKAN PRESIDEN UNTUK MERATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL TANPA MEMILIKI KONSEKUENSI DI LEVEL NASIONAL (BACA:

the KL-error of the similarity-based method is much higher than the component-based method, it still cap- tures useful structure in the transition probabilities re- sulting in