PENERAPAN STRATEGI BAURAN PROMOSI GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT GUJATI 59 UTAMA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Manajemen Pemasaran
Oleh:
DIMAS HARIYO TAMTOMO F 3207110
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala kemudahan, cinta dan kasih
yang diberikanNya
2. Bapak, Ibu serta Adik yang telah memberikan motivasi dan doa
selama ini
3. Semua keluarga besarku yang telah mendoakan
4. Teman-teman Manajemen Pemasaran Angkatan 2007, Dhoni
Kurniawan, bagastyo, Chandra, Lilik, dan masih banyak lagi yang
tidak dapat saya sebutkan satu-persatu
5. Sahabat-sahabat Omah Ijo, Yudiz, Arga, Ian, Edo, Anggit dan
masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
terimakasih telah memberikan semangat.
6. Risca Praharani, yang telah membangkitkan semangat dalam
hidup dan terus memberikan motivasi.
MOTTO
Ø Banyak orang yang sebenarnya sudah sangat dekat dengan sukses tapi sayangnya, mereka kemudian menyerah.
( Thomas A. Edison )
Ø Orang yang paling beruntung di dunia adalah orang yang telah
mengembangkan rasa syukur yang hampir konstan, dalam situasi apapun
( Nightingale )
Ø Sukses adalah keberhasilan yang anda capai di dalam menggunakan
talenta-talenta yang telah Tuhan berikan kepada Anda.
( Rick Devos )
Ø Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke
tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu
hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan
hal-hal yang ingin kamu lakukan
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ”
PENERAPAN STRATEGI BAURAN PROMOSI GUNA MENINGKATKAN
VOLUME PENJUALAN PADA PT GUJATI 59 UTAMA ” . Tugas Akhir ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan sebutan
Ahli Madya pada program Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas
dari bantuan banyak pihak, untuk itu atas segala bantuan yang diberikan
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com. Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Harmadi, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Pujianto, SE selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta saran
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
5. Ayah, Ibu yang telah memberikan dorongan serta semangat baik
material maupun spiritual.
6. Teman-teman D III Manajemen Pemasaran angkatan 2007 Abdullah ,
Anindhita Teja , Dhoni , Bagas , dan masih banyak lagi yang tidak
dapat saya sebutkan satu-persatu.
7. Ibu Aini selaku pembimbing Magang Kerja dan semua pihak yang ada
di PT. Gujati 59 Utama yang telah membantu dalam pemberian
informasi dan masukannya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari
kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangatlah penulis harapkan demi penyempurnaan
Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca serta dapat menambah khasanah keilmuan untuk masa yang
akan datang.
Surakarta, 13 Januari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Metodologi Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Pemasaran ... 8
B. Pengertian Marketing Mix ... 9
D. Promotional Mix ... 22
BAB III PEMBAHASAN ... 37
A. Keadaan Umum Perusahaan ... 37
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 37
2. Produksi ... 38
3. Pemasaran ... 39
4. Karyawan ... 40
5. Visi dan Misi Perusahaan ... 41
6. Struktur Organisasi ... 42
B. Laporan Magang Kerja ... 51
C. Pembahasan ... 54
1. Kegiatan Promosi yang Dilakukan PT Gujati 59 Utama ... 54
2. Peranan Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT Gujati 59 Utama ... 72
BAB IV PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur organisasi inti PT Gujati 59 Utama ... 45
Gambar 3.2 Struktur biro direksi PT Gujati 59 Utama ... 46
Gambar 3.3 Pemasangan poster jamu Gujati 59 ... 57
Gambar 3.4 Vcd promo Gujati 59 ... 60
Gambar 3.5 Gambar umbul-umbul Gujati 59 ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar paket hadiah ... 64
Tabel 3.2 Total biaya promosi PT Gujati 59 Utama tahun 2010 ... 68
Tabel 3.3 Total penjualan PT Gujati 59 Utama tahun 2010 ... 72
ABSTRAK
PENERAPAN STRATEGI BAURAN PROMOSI GUNA
MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT GUJATI 59
UTAMA
DIMAS HARIYO TAMTOMO
F3207110
Tugas Akhir ini ditulis untuk mengetahui bagaimana PT Gujati 59 Utama menerapkan strategi bauran promosi dan bagaimana pengaruhnya terhadap volume penjualan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi promosi yang digunakan PT Gujati 59 Utama guna meningkatkan volume penjualan. PT Gujati 59 Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri jamu herbal. Peningkatan jaringan pemasaran dilakukan dengan melakukan intensifikasi jaringan yang telah ada maupun perluasan ke daerah lain yang dinilai potensial. Sistem pemasaran jamu Gujati 59 adalah dengan pembentukan distributor di masing-masing wilayah.
Metode pengumpulan yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang telah di kumpulkan oleh penulis malalui metode wawancara langsung maupun dengan mengumpulkan data-data buku serta referensi lainnya. Teknik pembahasan dengan analisis deskiptif yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai obyek yang diteliti.
Dalam menghadapi persaingan yang ada dan guna meningkatkan volume penjualan maka PT Gujati 59 Utama menerapkan strategi bauran promosi antara lain advertensi atau periklanan, promosi penjualan, personal selling, dan publisitas. Biaya promosi yang ditetapkan pada tahun 2010 triwulan I Rp.16.730.300,triwulan II Rp.16.990.770,triwulan III Rp.17.584.437,triwulan IV Rp.18.780.554.
Kata kunci : PROMOSI
ABSTRACK
implementation of Promotional Strategies Used PT Gujati 59 Utama
in Order to Increase Sales Volume
DIMAS HARIYO TAMTOMO
F3207110
This final written to know how the PT Gujati 59 Utama promotion mix strategy and how they affect sales volume. It aims to find out how the implementation of promotional strategies used PT Gujati 59 Utama in order to increase sales volume. PT Gujati 59 Utama is one company engaged in the herbal industry. Increased
In the face of existing competition and to increase sales volume, PT Gujati 59 Utama implementing promotion strategies include advertisements or advertising, sales promotion, personal selling, and publicity. Promotion expenses in 2010 set Rp.16.730.300 first quarter, second quarter Rp.16.990.770, Rp.17.584.437 third
quarter, fourth quarter Rp.18.780.554.
strategy and cost effective promotional campaign can increase sales volume in 2010. As for suggestions that might be useful for the company, among others, by implementing a more effective promotional strategy which was originally posters, banners and billboards are only company in the region namely Sukoharjo and Wonogiri, can be expanded again unreached areas such as Solo, Klaten, Sragen and Karanganyar and further increase the cost of campaigns for increased sales volume.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin pesat dilihat
dari banyaknya pesaing yang ada saat ini, persaingan yang ada menuntut
perusahaan untuk berupaya mempertahankan diri agar tetap berada pada
peta persaingan, bagaimana tetap mempertahankan pangsa pasar yang
ada, bahkan mengusahakan untuk semakin mengembangkan pangsa
pasar untuk menempatkan perusahaan sebagai yang terdepan, kepuasan
konsumen menjadi tanggung jawab utama bagi perusahaan.
Perusahaan harus mampu menerapkan strategi untuk tetap
mempertahankan kepuasan konsumen, seperti meningkatkan kualitas
produk, pelayanan yang baik untuk konsumen, dan menjalin hubungan
yang positif dengan kepuasan konsumen maka image perusahaan dimata
konsumen jadi positif dan hal tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat
penjualan.
Memahami perilaku konsumen menjadi point penting dalam
menentukan segmenting,targetting,postitioning/STP, karena dengan
perusahaan memahami dan mempelajari perilaku konsumen sebelum
menentukan STP maka kemungkinan produk yang dijual akan tepat
terus meningkatkan volume penjualan perusahaan perlu memperhatikan
faktor-faktor di bidang pemasaran di ataranya adalah produk, harga,
saluran distribusi, dan promosi (Marketing Mix), sehingga perusahaan
mampu mempertahankan bahkan meningkatkan keuntungannya dan
akan tetap hidup.
Perusahaan dalam meningkatkan volume penjualannya harus
menerapkan strategi-strategi di bidang pemasaran yang sesuai dengan
penjualan produknya, salah satu yang terpenting dan sangat berpengaruh
terhadap penjualan adalah strategi bauran promosi. Penentuan strategi
pemasaran pada sebuah perusahaan harus tepat dan dengan variabel –
variabel yang terkait dengan produk yang akan dipasarkan di perusahaan
tersebut. Dan dalam strategi bauran promosi perusahaan mampu
dilakuakan dengan beberapa cara dan media dalam promosi penjualan
untuk produknya, salah satu media promosi yang dianggap paling
mempengaruhi penjualan oleh perusahaan sekarang adalah dengan
media iklan/advertaising, banyak perusahaan yang menggunakan media
ini untuk sarana promosi namun tentunya bukan itu saja strategi promosi
yang diterapkan oleh perusahaan, melainkan masih banyak strategi
bauran promosi yang lainya.
PT GUJATI 59 UTAMA adalah perusahaan yang bergerak di
bidang industri jamu tradisional, melihat banyaknya pesaing di bidang
promosi yang efektif untuk tetap bertahan menjadi perusahaan industri
jamu nomor satu, Dalam kesempatan ini topik kajian yang diambil adalah
strategi bauran promosi yang di terapkan oleh perusahaan . Maka untuk
mengetahui semua itu lebih lanjut perlu dilakukan penelitian dengan judul
”PENERAPAN STRATEGI BAURAN PROMOSI GUNA
MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT GUJATI 59
UTAMA”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana penerapan strategi bauran promosi pada PT. Gujati 59
Utama dalam menjalankan usahannya selama ini?
2. Apakah penerapan strategi bauran promosi berpengaruh
meningkatkan volume penjualan pada PT. Gujati 59 Utama?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan strategi bauran prmosi pada PT.Gujati
59 Utama
2. Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap peningkatan
volume penjualan pada PT.Gujati 59 Utama.
D. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti pasti ingin
mendapatkan manfaat yang terwujud dari penelitiannya tersebut baik bagi
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi PT. GUJATI 59 UTAMA
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
mengenai pengaruh penerapan Marketing Mix bagi keberlangsungan
suatu usaha sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi perusahaan
secara efektif di waktu yang akan datang.
2. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi
penelitian-penelitian berikutnya dan diharapkan penelitian berikutnya
mampu memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan
dalam penelitian ini.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi peneliti
tentang penerapan Marketing Mix yang digunakan oleh PT. GUJATI
59 UTAMA. Dan juga dapat menerapkan teori – teori yang telah
diperoleh selama perkuliahan pada program D3 Manajemen
Pemasaran FE UNS dan sebagai pengalaman untuk memasuki dunia
E. Metode Penelitian
a. Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT. GUJATI 59
UTAMA yang berlokasi di JL. RAYA SOLO – WONOGRI. Desa Gupit,
Kec. Nguter, Sukoharjo
b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Ø Data Kualitatif
Yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, dan gambar. Data ini
berupa hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan, seperti
company profile, gambar-gambar produk, dll. Data kualitatif
diperoleh dari :
a. Dokumen – dokumen perusahaan
b. Lapangan
c. Perpustakaan
Ø Data Kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka – angka yang berhubungan
dengan volume penjualan produk – produk perusahaan. Data
kuantitatif diperoleh dari :
a. Perpustakaan
b. Wawancara dengan manager perusahaan
c. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah :
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya langsung, yaitu hasil
wawancara dari manager pemasaran PT. GUJATI 59 UTAMA dan
bagian sekretariatan dalam upaya mencari data-data yang penulis
butuhkan untuk penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen perusahaan, dll,
yang berisi seputar sejarah perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, keterangan tentang produk.
d. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan manager pemasaran untuk
mendapatkan informasi tentang strategi yang digunakan dalam
memasarkan produk perusahaan tersebut.
2) Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data
melalui dokumen-dokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya
e. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik deskriptif, yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai objek yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan setrategi bauran promosi pada PT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan
Sukotjo, 2002:179).
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu
dan organisasi (Daniel dkk, 2001:63).
Dari pengertian diatas dapat diambil simpulan bahwa kegiatan
pemasaran merupakan sebuah kegiatan yang dimulai jauh sebelum
barang tersebut diproduksi, serta merupakan hal mendasar dilakukan
hampir di semua perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan siklus
hidup perusahaan serta untuk mengoptimalkan laba yang diharapkan.
Keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk,
harga, promosi, dan distribusinya namun dengan tanpa meninggalkan
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen setelah melakukan pembelian.
terhadap perusahaan. Perusahaan sangat mengharapkan pembelian akan
terus terjadi secara berulang karena ingin usahanya terus dapat berjalan
dengan baik.
B. Pengertian Marketing Mix
Menurut Swastha (1996:120) marketing mix adalah kombinasi
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Keempat variabel ini diperlukan untuk mengkombinasikan dan
mengkoordinasi sebuah perusahaan agar dapat melakukan tugasnya
masing – masing dengan seefektif mungkin.
Kombinasi yang berbeda dari unsur tersebut akan memberikan
kepuasan yang berbeda pula karena kombinasi tersebut merupakan
produk tersendiri. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai
keputusan di mana masing – masing elemen di dalamnya saling
mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali
sub variabel.
Perusahaan dapat memasarkan satu atau berbagai macam produk,
baik yang ada hubungannya maupun tidak. Mereka dapat mendistribusikan
lewat pedagang besar atau langsung pada pengecer, dan seterusnya.
Akhirnya dari sekian banyak variabel, manajemen harus memilih
Marketing Mix merupakan variabel – variabel yang dipakai oleh
perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan
dan kegiatan konsumen. Selain itu dapat juga dipakai sebagai dasar untuk
mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang kuat di
pasar.
Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan –
tindakan yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi atau juga
sering disebut dengan marketing mix (Gitosudarmo, 1999:170).
C. Variabel – variabel Pemasaran
Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor
eksternal yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri
dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian,
dan lingkungan sosial budaya. Menurut Gitosudarmo (1999:172) faktor
internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix yakni :
Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi)
Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
marketing mix merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh
perusahaan seefektif mungkin. Secara garis besar keempat variabel
tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar agar mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau konsumsi yang
dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler & Armstrong,
2008:346). Dari hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pemilihan suatu
produk harus memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dari produk
tersebut, yaitu : atribut produk, pemberian merek (branding),
pengemasan, pemasangan lebel, dan jasa pendukung produk (Kotler &
Armstrong, 2008: 346).
a. Unsur - unsur yang Terdapat Dalam Produk
1) Atribut Produk
Pengemasan suatu produk melibatkan penentuan manfaat
yang akan diberikan (Kotler&Armstrong,2008:354). Manfaat ini
dikomunikasikan dan diserahkan dari atribut seperti :
a) Kualitas Produk (Product Quality)
Yaitu kemampuan produk suatu untuk melaksanakan
fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan,
ketepatan,kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut
bernilai lainnya.
b) Fitur (Features) Produk
Yaitu alat bersaing untuk membedakan produk
c) Rancangan Produk
Yaitu konsep yang lebih luas dibandingkan gaya
(Kotler & Armstrong, 2008:356).
2) Pemberian merek (branding)
Pemberian merek sangat membantu pembeli dalam
mengidentifikasi produk yang mungkin menguntungkan mereka.
Maka dari itu perusahaan selalu memberikan merek yang mudah
diingat dan berkesan.
3) Pengemasan (Packaging)
Pengemasan yaitu suatu kegiatan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk (Kotler & Armstrong,
2008:367).
4) Pemberian Lebel (Labeling)
Label bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari sepotong
kertas yang di tempelkan pada produk sampai grafik rumit yang
merupakan dari kemasan. Label mempunyai fungsi
mengidentifikasi, menggambarkan dan mempromosikan suatu
produk (Kotler & Armstrong, 2008:369).
5) Jasa Pendukung Produk
Adalah elemen dari dari strategi produk, perusahaan
memperoleh keunggulan kompetitif yang semakin banyak (Kotler
& Armstrong, 2008:369).
b. Aspek-aspek Produk
Gitosudarmo (1999:180) membagi aspek-aspek produk sebagai
berikut:
1) Produk inti (core product)
Merupakan manfaat inti yang ditampilkan suatu produk kepada
konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
2) Produk yang diperluas (augmented product)
Merupakan produk yang diperluas mencangkup berbagai
tambahan manfaat yang diminatioleh konsumen dari produk yang
inti yang dibelinya.
3) Produk Formal
Merupakan produk penampilan atau perwujudan dari produk inti
maupun perluasan produknya.
2. Harga
Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah –
istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang
yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan
secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang
barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Kotler, 2004:176).
a. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Kotler (2004:177) bahwa dalam penetapan harga
mempunyai beberapa tujuan, seperti :
1) Mendapatkan Laba Maksimun
Terjadi harga ditentukan oleh penjual dan pembeli.
Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula
kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang
lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk
mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi
yang ada.
2) Mendapatkan Pengambilan Investasi yang Ditargetkan atau
Pengembalian pada Penjual Bersih.
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan
pula untuk menutup investasi secara berangsur-berangsur. Dana
yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa
diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya
seluruhnya.
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat
dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui
bilamana para penjual menawarkan barang barang dengan harga
yang sama.
4) Mempertahankan atau memperbaiki market share
b. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Menurut Kotler (2004:178) bahwa dalam kenyataan tingkat
harga yang terjadi dipengaruhi oleh tujuh macam faktor, seperti :
1) Kondisi perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat
harga yang berlaku.
2) Penawaran dan Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh
pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat
harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah barang
yang diminta akan lebih besar dan juga sebaliknya.
3) Elastisitas Permintaan
Ada beberapa sifat permintaan, yaitu :
Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan
harga akan mengakibatkan perusahaan yang lebih kecil pada
volume penjualannya.
b) Elastis
Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan
harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume
penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
c) Unitary elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka
perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang
dijual dalam proporsi yang sama.
4) Persaingan
Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit
penjual perseorangan untuk menjual dengan harga yang lebih
tinggi kepada pembeli yang lain. Selain persaingan murni, dapat
pula terjadi keadaan persaingan lainnya
5) Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab
dalam suatu tingkat harga yang tidak menutup biaya akan
mengakibatkan kerugian, sebaliknya apabila suatu tingkat harga
melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi,
6) Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu produk sering di kaitkan dengan
tujuan yang akan di capai. Setiap perusahaan tidak selalu
mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya.
Tujuan yang hendak di capai antara lain
7) Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting
dalam penetapan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat
di wujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan
minimum, diskriminasi harga, serta praktek lain yang mendorong
atau mencegah suatu usaha kearah monopoli.
3. Promosi
Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
(Gitosudarmo, 1999:222). Pada dasarnya promosi merupakan usaha
dalam bidang informasi, himbuan (persuasion/bujukan) dan
komunikasi. Ketiga bidang ini saling berhubungan, sebab memberi
informasi adalah menghimbau, dan sebaliknya, seseorang yang
Berbagai faktor memperlihatkan kebutuhan akan adanya
promosi. Pertama, oleh karena jarak antara produsen dengan
konsumen semakin jauh dan karena jumlah pelanggan potensial
menjadi sangat besar, masalah komunikasi pasar menjadi sangat
penting. Tujuan dasar promosi adalah menyebarluaskan informasi guna
memberitahukan kepada pelanggan potensial.
Suatu komunikasi pemasaran dapat dikatakan berhasil jika
pesan yang sisampaikan dapat dipahami khayalak (audience), serta
membuat audience melakukan sesuatu pesan tersebut.
Menurut Gitosudarmo (1999:223) sebelum perusahaan
melakukan kegiatan promosi maka perusahaan perlu mengambil
langkah-langkah,yaitu :
a. Mengidentifikasi sasaran khayalak (audience)
Khayalak harus jelas, terdiri dari pembeli potensial,
pemakai saat ini, dan pembeli pengaruh.
b. Menentukan Tanggapan yang Dikehendaki
Tanggapan utama yang diharapkan adalah pembeli,
sebab pembeli merupakan hasi akhir suatu proses panjang,
dalam pengambilan keputusan oleh konsumen. oleh sebab itu
perusahaan harus mengetahui sasaran berada dan keadaan
perlu digerakkan.
Promosi juga mempunyai beberapa fungsi baik untuk
perusahaan maupun pembeli itu sendiri, adapun beberapa fungsi dari
promosi menurut Philip Kotler ( 2002:197) adalah sebagai berikut:
a. Bagi konsumen
Usaha mendorong konsumen antara lain untuk lebih
banyak menggunakan produk dalam unit yang lebih besar,
mencoba merk yang dipromosikan dan untuk menarik pembeli
merk lain yang bersaing dengan merk produk yang sedang
dipromosikan.
b. Bagi wiraniaga
Berusaha memberikan dukungan atas produk, untuk
merangsang mereka mencapai pelanggan-pelanggan baru, dan
mendorong penjual di musim sepi.
4. Distribusi
Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap
berikutnya dalam proses pemasaran adalah menentukan metode dan
rute yang akan dipakai untuk menyalurkan barang tersebut ke pasar.
Saluran distribusi kadang – kadang juga sering disebut saluran
perdagangan dan dapat didefinisikan secara sederhana seperti dibawah
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
produsen sampai kekonsumen atau pemakai industri
(Swastha,1996:190).
Ada beberapa alternatif saluran distribusi yang dapat dipakai,
biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan barang
konsumsi dan barang industri. Dalam penyaluran barang konsumsi yang
ditujukan untuk pasar konsumen, terdapat lima macam saluran. Pada
setiap saluran, produsen mempunyai alternatif yang sama untuk kantor
dan cabang penjualan. Selanjutnya, produsen juga dapat menggunakan
lebih dari satu pedagang besar, sehingga barang – barang dapat
mengalir dari satu pedagang besar ke pedagang besar lainnya. Jadi,
dalam hal ini terdapat dua jalur perdagangan besar, adapun macam –
macam saluran distribusi barang konsumsi adalah (Swastha, 1996:207):
a. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling
sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke
konsumen, tanpa menggunakan perantara. Oleh karena itu
saluran ini disebut sebagai saluran distribusi langsung.
Saluran ini juga disebut saluran distribusi langsung. Di
sini, pengecer besar langsung melakukan pembelian pada
produsen.
c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran semacam ini banyak digunakan oleh produsen
dan dinamakan sebagai saluaran distribusi tradisional. Di sini,
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual ke pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen (agen penjualan atau
agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran
penjualannya terutama ditujukan kepada pengecer besar.
e. Produsen - Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Produsen sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang
kemudian menjualnya di toko – toko kecil. Agen yang terlibat
dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
Menurut Fandy Tjiptono (2007:222), disebutkan bahwa bauran
promosi adalah suatu bentuk-bentuk promosi yang memiliki fungsi yang
sama, tetapi bentuk-bentuk dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya yang disebut bauran promos. Bauran promosi disebut juga
dengan komunikasi pemasaran yang merupakan alat efektif untuk
berkomunikasi dengan para pelanggan (baik konsumen atau perantara).
Komunikasi pemasaran atau bauran promosi ini perlu ditangani secara
cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut besarnya biaya
yang akan digunakan. Dalam memasarkan produknya, perusahaan
memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen, karena dengan
adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang
ditawarkan oleh perusahaan. Saluran komunikasi pemasaran dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Saluran Komunikasi Personal
Saluran pengajuran yaitu kontak antara penjual dan
pembeli di pasar. Saluran ahli, yaitu pernyataan para ahli (diluar
perusahaan) yang ditujukan kepada para pembeli. Saluran sosial
adalah terdiri dari teman atau keluarga yang bercakap-cakap
dengan pembeli (saluran dari mulut ke mulut) (Gitosudarmo,
2. Saluran Komunikasi non Personal
Untuk membantu penjualan produk atau jasa secara
umum dapat digunakan media komunikasi yang tercakup dalam
variable-variabel bauran promosi yaitu berupa : (1)iklan atau
advertensi, (2)promosi penjualan, (3)publikasi atau publisitas,
(4)personal selling (Gitosudarmo, 1999:237).
a. Iklan atau Advertensi
Menurut Gitosudarmo (1999:238) advertensi merupakan
alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi
konsumennya. Advertensi ini dapat dilakukan oleh pengusaha
lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop televisi ataupun
dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau
tempat-tempat yang strategis.
Menurut Swastha (1996:245) periklannan adalah
komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui
beberapa media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non
laba, serta individu-individu.
Menurut Swastha (1996:246) promosi mempunyai
1) Memberikan Informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang
dengan memberikan informasi lebih banyak dari pada
lainnya, periklannan juga dapat menambah nilai pada suatu
barang dengan memberikan informasi kepada konsumen,
baik tentang harganya, barangnya, ataupun informasi lain
yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Tanpa adanya
informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui
banyak tentang suatu barang.
2) Membujuk / Mempengaruhi
Periklannan tidak bersifat memberitahu saja tapi juga
bersifat membujuk terutama pada pembeli-pembeli potensial.
Dengan mengatakan suatu produk lebih baik dari produk
yang lain. Dalam hal ini iklan yang bersifat membujuk
tersebut lebih baik dipasang pada media-media seperti
televisi dan majalah.
3) Menciptakan Kesan
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai kesan
tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini,
pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan
yang sebaik-baiknya, misalnya dengan menggunakan warna,
pembelian sebuah barang tidak dilakukan secara rasional
atau memperhatikan nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong
untuk mempertahankan atau meningkatkan gengsi, seperti
pembelian mobil, rokok, rumah yang mewah, dan
sebagainya. Dari segi lain, periklannan juga dapat
menciptakan kesan pada masyarakat untuk melakukan
pembelian rasional dan ekonomis.
4) Memuaskan Keinginan
Periklannan merupakan salah satu alat komunikasi
yang sangat efisien bagi para penjual. Mereka harus
menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan
mereka sendiri.
5) Sebagai Alat Komunikasi
Periklannan adalah suatu alat untuk membuka
komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli sehingga
keinginan merka dapat terpenuhi dengan cara yang efisien
dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan
cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
b. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah kegiatan promosi penjualan
selain periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat
dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa
dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan
menaikkan nilai tambah (Lamb,Hair, Mc Daniel 2001:226).
Promosi penjualan merupakan penghubung antara periklannan,
personal selling dan alat promosi lain. Biaya untuk melakukan
promosi penjualan relative murah dibandingkan periklanan dan
personal selling. Selain itu promosi penjualan juga lebih fleksibel
karena dapart dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia
dan dimana saja.
1) Variasi Promosi
Menurut Lamb,Hair,McDaniel (2001:227-232)
variasi dari bentuk promosi penjualan yang sering dlakukan
oleh perusahaan yaitu:
a) Pemberian contoh barang (free sampel)
Program promosi yang mengijinkan konsumen
berkesempatan untuk mencoba produk atau jasa secara
geratis.
b) Kupon atau Nota
Sertifikat yang memberikan hak kepada konsumen
untuk mendapatkan potongan harga secara langsung
c) Pengurangan Harga (rabat)
Serupa dengan kupon dalam hal menawarkan
kepada pembeli suatu potongan harga secara langsung
saat mereka membeli produk.
d) Hadiah
Memberikan hadiah-hadiah kepada konsumen,
misalnya memberi hadiah kepada konsumen yang
membeli dalam jumlah banyak dan melakukan program
bundling yaitu memberikan hadiah langsung pada
kemasaan produk. Cara ini dapat mendorng seseorang
untuk membeli lebih banyak lagi, mempelajari
keuntunagn-keuntungannya dan akhirnya menjadi
langganan.
e) Kontes dan Undian
Kontes adalah perlombaan yang mengharuskan
konsumen melakukan sesuatu. Undian dilakukan dengan
cara mengundi nama-nama atau nomor konsumen,
sedangkan permainan memerlukan sedikit usaha untuk
memenagkannya.
f) Peragaan (display)
Memamerkan barang-barang pada waktu, tempat
2) Langkah – langkah Menentukan Promosi
Langkah-langkah dalam menentukan promosi
penjualan menurut Assauri (2002:159) akan melibatkan
beberapa tahap, yaitu :
a) Menentukan tujuan
Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan
sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau
posisi tujuan mana yang hendak dicapai terlebih dahulu.
b) Mengidentifikasi pasar yang dituju
Pasar yang dituju harus terdiri atas
individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk
tersebut dalam periode yang bersangkutan.
c) Menyusun anggaran
Bukanlah tugas yang sederhana dan mudah.
Sering manajer utama ikut mengambil bagian dalam
keputusan tentang promosi sebagai bagian dari
marketing mix.
d) Memilih berita
Sifat berita tergantung pada tujuan promosinya
pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya,
maka informasi produk akan menjadi produk utama.
cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat
persuasif.
e) Menentukan promotional mix
Perusahaan dapat menggunakan thema berita
yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan
promosinya. Misalnya hubungan masyarakat dapat
dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap
perusahaan diantara para pembeli. Periklanan dapat
dititikberatkan untuk memberikan kesadaran kepada
pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang
menawarkan. Fungsi personal selling dapat menjelaskan
lebih terang tentang berita periklanan yang menyatakan
penawaran produk atau jasa sesuai dengan keinginan
pembeli. Sedangkan promosi penjualan dapat
dilaksanakan misalnya: dengan menawarkan “Potong
khusus” kepada calon pembeli jika mereka membeli
sekarang.
f) Memilih media mix
Jenis media yang berbeda akan cenderung
g) Mengukur efektivitas
Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang
berbeda-beda tanpa dilaksanakan pengukuran efektivitas
tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan
dapat dicapai atau tidak.
h) Mengendalikan dan memodifikasi kampanye promosi
Setelah pengukuran efektivitas, ada kemungkinan
diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat
terjadi pada promotional mix, media mix, berita,
anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran
tersebut.
c. Publikasi atau Publisitas
Publisitas merupakan cara yang biasa digunakan juga
oleh pengusaha untuk membentuk pengaruh secara tidak
langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan
menyenangi produk yang dipasarkannya (Gitosudarmo,
1999:239). Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2005:305)
publisitas adalah pendorong permintaan secara non pribadi atau
suatu produk, jasa atau ide dengan mengunakaan berita
komersial didalam media massa dan sponsor tidak dibebani
sejumlah bayaran langsung. Biasanya publisitas ini diwujudkan
Kegiatan promosi ini tidak boleh dilakukan secara
sembarangan karena akan mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan ini sering
memerlukaan adanya kerjasama diantara lembaga-lembaga
saluran dan sering juga dilakukan dalam bentuk komunikasi.
Menurut Gitosudarmo (1999:241) adapun keuntungan
publisitas antara lain :
1) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau
membaca iklan
2) Publisitas lebih dapat dipercaya
3) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan dilakukan
secara bebas tanpa dipungut biaya
Selain beberapa kebaikan diatas, publisitas juga
mempunyai keburukan, antara lain bahwa publlisitas hanya
mendukung metode promosi lain dan baru dipertimbangkan
sebagai satu elemen dalam program komunikasi pemasaran
secara keseluruhan.
Menurut Swastha (1996:276) ada dua jenis Publisitas
1) Publisitas Produk (Product Publicity)
Adalah publisitas yang ditunjukan untuk
mengambarkan atau untuk memberitahukan kepada
masyarakat tentang suatu produk beserta penggunaannya.
2) Publisitas Kelembagaan (Institutional Publicity)
Adalah publisitas yang menyangkut tentang
organisasi perusahaan pada umumnya. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dipublikasikan disini tentunya berupa kegiatan
yang dianggap pantas untuk dijadikan berita.
Dibandingkan dengan iklan, publisitas memiliki kredibilitas
yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung
maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lalin serta
pemilik iklan. Disamping itu karena pesan publisitas
didalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah radio,
dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai
komunikasi promosi. Publisitas juga dapat member
informasi yang lebih banyak dan lebih terinci dibanding
Menurut Assauri (2002:260) bahwa publisitas
mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Tingkat kebenaran atau kepercayaan yang tinggi
Pemberitaan publisitas yang diberikan kepada
masyarakat, dianggap sebagai sesuatu yang benar dan
dapat lebih percaya dari pada apabila berita-berita tersebut
dikeluarkan dengan seponsor dari penjual, sebab
pemberitaannya tidak bersifat memihak.
2) Tidak didasari adanya maksud promosi yang sebenarnya
Melalui publisitas dapat dicapai calon pembeli
yang potensial, yang pada umumnya menyangsikan bujukan
atau rayuan dari iklan-iklan maupun pramuniaga. Hal ini
karena pesan yang disampaikan kepada konsumen melalui
publisitas adalah dalam bentuk berita dan bukan sebagai
maksud penjual.
3) Mendramatisir
Seperti advertensi, publisitas juga mempunyai
kemampuan untuk menggambarkan produk atau jasa
perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas.
d. Personal Selling
Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk
(Gitosudarmo, 1999:239). Menurut Swastha dan Irwan
(2005:350), penjualan tatap muka (personal selling) adalah
sebagai presentasi lisan dalam satu calon pembeli atau lebih
yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam tatap muka antara
pembeli dan penjual harus bertemu langsung agar setiap
individu bisa mengkomunikasikan ide-ide mereka sehingga jauh
dari resiko kesalah pahaman dan akan membawa mereka ke
proses pertukaran yang saling menguntungkan.
Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya
secara lisan, baik kepada seseorang maupun lebih calon
pembeli dengan maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi
pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,
dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya.
Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif
atau komunikasi dua arah sehingga penjual dapat langsung
memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan
dan pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses
komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena
dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.
Adapun fungsi dari personal selling menurut Fandy
1) Mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka
(Prospecting)
2) Mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli
(Targeting)
3) Memberi info mengenai produk perusahaan kepada
pelanggan (Communicating)
4) Mendekati, memprestasikan, mengatasi, penolakan, serta
menjual produk kepada pelanggan (Selling)
5) Memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada
pelanggan (Servicing)
6) Melakukan riset dan intelejen pasar (Informating gathering)
7) Menentukan pelanggan yang akan dituju (Allocating)
Penjualan personal adalah alat yang paling efektif-biaya
pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam
membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli
(Fandy Tjiptono,2007:224). Penjualan personal, memiliki tiga ciri
khusus:
1) Konfrontasi Personal : Penjualan personal mencakup
hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua
orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat
2) Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya
berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan
sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah
benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik.
3) Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa
berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
Sedangkan prinsip-prinsip personal selling menurut
Fandy Tjiptono (2007:224), disebutkan bahwa untuk melakukan
personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1) Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan
menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan,
memberikan prestasi dan demonstrasi, mengatasi
penolakan pelanggan dan mendorong pembeli.
2) Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi
tentang syarat-syarat penjualan.
3) Relationship
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara
BAB III
PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Jamu “ Gujati” pada awalnya dipasarkan dengan nama jamu
“Gunung Jati”, sesuai dengan nama perusahaan yaitu Perusahaan
Jamu (PJ) Gunung Jati, yang didirikan pada tanggal 22 Desember 1989
di daerah Cirebon. Kepemilikan perusahaan adalah oleh Bp.
Muhammad Gafar dan Ibu Rahmawati. Pada saat itu perusahaan ini
beroperasi sebagaimana layaknya suatu usaha “home industry” dengan
beberapa karyawan dan daerah pemasaran yang terbatas pada
Jabotabek saja.
Untuk menghindari kesan kedaerahan (dalam hal ini Cirebon),
maka kemudian nama Gunung Jati dirubah dengan menyingkatnya
menjadi “Gujati 59”. Angka 59 diambil dari nomor rumah tempat domisili
pabrik saat itu. Pada tanggal 12 Agustus 1996 Gujati 59 diambil alih oleh
Pemegang saham yaitu Bp. DR. Ibrahim Hasan dan Bp. Tony K
Indranada. Dan saat itu Gujati 59 merubah bentuk perusahaan menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT GUJATI 59 UTAMA. Selanjutnya,
Pemegang saham PT GUJATI 59 UTAMA bertambah yaitu Bp. Ir. A.
Pada tahun 2003 pemegang saham memutuskan untuk
memindahkan pabrik di Solo, tepatnya di Nguter, Sukoharjo, Jawa
Tengah. Hal ini dilakukan oleh pemegang saham dengan pertimbangan
bahwa di Solo dekat dengan bahan baku jamu, tentunya dengan
kualitas bahan baku yang lebih baik dibandingkan saat pabrik
beroperasi di Jakarta serta biaya produksi lain yang relatif lebih murah.
2. Produksi
Kapasitas produksi Gujati 59 pada tahun 2003 (saat awal pindah
ke Sukoharjo) adalah 10.000 sachet/ hari. Saat ini dengan menempati
bangunan pabrik yang lebih luas dan tambahan beberapa mesin,
kapasitas produksi tahun 2010 mencapai 150.000 sachet/hari.
Saat ini diproduksi 85 jenis jamu yang dikategorikan dalam 3
kategori, yaitu:
a. Jamu Andalan = 32 jamu
b. Jamu Spesial = 19 jamu
c. Jamu Biasa = 34 jamu
Beberapa produk yang menjadi produk andalan Gujati 59 yaitu:
a. Jamu Kuat Lelaki cap MACAN GT
b. Jamu Anak Sehat HELIOS (dengan berbagai rasa)
c. Jamu Pegel Linu
d. Jamu Sakit Gigi
f. Jamu Instan Kunyit Asam Sirih
g. dll
Seiring perkembangan jaman, maka Gujati 59 juga melakukan
inovasi beberapa jenis sediaan produk. Pada mulanya Gujati 59 hanya
memiliki jamu serbuk, namun kini Gujati mempunyai produk jamu dalam
bentuk pil dan kapsul.
3. Pemasaran
Pada saat awal berdiri, daerah pemasaran jamu Gujati 59 hanya
sebatas di Jabodetabek saja. Tahun 2003 wilayah pemasaran sudah
agak berkembang yaitu di wilayah Jawa dan Sumatra. Saat ini dengan
diterapkannya beberapa strategi marketing yang baru maka wilayah
pemasaran jamu Gujati 59 sudah mencakup Jawa, Sumatra,
Kalimantan, dan Bali.
Peningkatan jaringan pemasaran dilakukan dengan melakukan
intensifikasi jaringan yang telah ada maupun perluasan ke daerah lain
yang dinilai potensial. Sistem pemasaran jamu Gujati 59 adalah dengan
pembentukan distributor di masing-masing wilayah.
Saat ini persaingan perdagangan jamu sangat ketat, apalagi
dengan diterapkannya perdagangan bebas ASEAN dan China
mengakibatkan Obat Tradisonal China atau Traditional China Medicine
hal tersebut, maka dilakukan beberapa hal yang bisa meningkatkan
penjualan yaitu:
a. Perbaikan pemasaran dan promosi, salah satunya yaitu dengan
peningkatan jaringan pemasaran secara intensifikasi dan
ekstensifikasi
b. Perbaikan mutu produk (bahan baku, proses, kemasan, dan
pengawasan mutu).
1) Salah satunya dengan menyediakan bahan baku yang cukup
(skala besar) sehingga mutu dari bahan baku tersebut dapat lebih
kita pantau.
2) Memperbaiki jenis kemasan yang masih dengan menggunakan
bahan kertas dirubah menjadi bahan Allumunium Foil.
c. Inovasi produk baru yang marketable dan bernilai tinggi
d. Perbaikan sistem distribusi.
4. Karyawan
Pada saat awal mula Gujati 59 pindah ke Sukoharjo, jumlah
karyawan sekitar 10 orang. Saat ini dengan menigkatnya kapasitas
produksi secara otomatis jumlah karyawan juga meningkat yaitu sekitar
200 orang. Dimana sebagian besar karywan adalah penduduk sekitar
pabrik Gujati 59.
5. Visi dan Misi Perusahaan
Menjadi Industri Jamu (Obat herbal berbahan alami) terbaik,
yang berperan penting dalam percaturan nasional maupun global
dalam mendukung terciptanya kesehatan masyarakat Indonesi dan
Dunia.
b) Misi PT Gujati 59 Utama
1) Menjadikan Jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan
tamu terhormat di Negara lain, melalui produk-produk bermutu
yang memberikan kepuasan kepada konsumen dan menjadi
solusi masalah kesehatan masyarakat.
2) Menjadi perusahaan yang dapat memberikan nilai-nilai (value)
yang tinggi dan menjadi tumpuan hidup serta pengembangan
diri bagi Pemilik dan Karyawan Perusahaan serta seluruh
jaringan Distributor dan pelaku alur distribusi lainnya.
3) Menjadi Perusahaan yang berperan dalam peningkatan
kemajuan bangsa dan kesejahteraan Rakyat Indonesia.
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan kerja yang
mengatur wewenang dan kegiatan pengaturan kerja supaya segala
sesuatu yang menjadi tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai.
keuntungan sehingga dalam usaha pengelolaan perusahaan diperlukan
adanya bentuk pengorganisasian yang teratur dengan baik.
Kebijakan dan pengaturan PT Gujati 59 Utama sepenuhnya
berada pada Direksi yang berkedudukan di sukoharjo. Agar dapat
mengorganisasikan kegiatan dengan baik, maka diperlukan suatu
bentuk pengaturan wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi di
tuangkan dalam suatu bagan organisasi yang di dalamnya akan
menggambarkan jabatan seseorang karyawan dan karyawan lainnya
dalam keseluruhan perusahaan. Dengan adanya bagan organisasi
maka akan memudahkan untuk melihat arus wewenang dan tanggung
jawab serta pembagian tugas yang harus diselesaikan masing –
masing karyawan.
Sistem organisasi yang diterapkan oleh PT Gujati 59 Utama
berupa sistem garis/lini yaitu atasan medelegasikan wewenangnya
kepada bawahan, begitu seterusnya sehingga terjadi rentetan sehingga
terjadi hubungan antara atasan dan bawahan mulai puncak organisasi
sampai pegawai atau karyawan yang paling rendah.
Menurut Sudarmo (1983) struktur organisasi garis/lini mempunyai
beberapa keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
a. Keuntungan :
1) Kesatuan komando sangat terjamin sepenuhnya dalam sistem
2) Garis komando berjalan secara tegas, tidak mungkin terjadi
kesimpangsuiuran karena dalam hal ini pimpinan langsung
berhubungan dengan karyawan.
3) Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan baik
karena banyak orang yang diajak berkonsultasi dalam mengambil
keputusan yang ada.
4) Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi atau rendah
dapat segera diketahui.
5) Rasa solidaritas karyawan pada umumnya tinggi karena dapat
saling mengenal antara satu dengan ynag lainnya.
b. Kerugian :
1) Seluruh organisasi selalu tergantung pada satu orang saja,
apabila seseorang tidak mampu melaksanakan tugas – tugas
maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
2) Kecenderungan pemimpin untuk bertindak secara otoriter sangat
besar, karena dapat membuat dan mengomando rencana
tersebut, juga dalam mengawasi pelaksanaannya.
3) Karyawan sangat terbatas dalam mengembangkan ketrampilan
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian
adalah sebagai berikut :
1. Direktur Pelaksana ( Managing Director )
Direktur Pelaksana pada PT.Gujati 59 Utama mempunyai
tugas yaitu mengatur dan mengarahkan kinerja setiap bagian –
bagian dalam perusahaan beserta staff yang ada dibawahnya,
Direktur Pelaksana juga mempunyai tanggung jawab terhadap
bawahan/karyawan untuk menjaga kesejahteraan dan kepentingan
karyawan dengan menampung segala usulan-usulan kritik maupun
saran dari karyawan, selain itu Direktur Pelaksana juga harus
menjaga hubungan baik dengan karyawan untuk menciptakan
suasana kerja yang positif antara atasan dan bawahan.
2. Manajer Umum dan Logistik ( General Affair and Logistic Manager )
Manajer Umum & Logistik bertugas untuk mengawasi
kegiatan pada bagian umum yang biasanya berhubungan dengan
proses produksi dan kinerja di dalam pabrik menyangkut pengadaan
bahan baku, logistik, pengepakan, sampai dengan pengiriman, selain
mengawasi juga mempunyai tanggung jawab mengontrol kinerja
karyawan dan staff pada bagian umum dan logistik, serta
3. Manajer Pembelian ( Purchasing Manager )
Manajer Pembelian bertugas untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan pembelian perusahaan yang mencangkup
kebutuhan-kebutuhan produksi, perlengkapan kantor dan
perlengkapan pabrik. bertanggung jawab terhadap karyawan bagian
pembelian,untuk mengontrol dan memberikan masukan kepada
pimpinan jika ada kegiatan pembelian dan pengadaan di dalam
perusahaan.
4. Manajer Pabrik ( Factory Manager )
Manajer pabrik mempunyai tanggung jawab terhadap
kegiatan didalam pabrik yang meliputi proses produksi, mesin
produksi, dan karyawan yang ada didalam pabrik, Manajer Pabrik
juga mempunyai tugas yaitu mengontrol kinerja kariyawan dan
bawahannya dalam melakukan proses produksi, selain itu juga
membuat target untuk produsi dalam setiap harinya yang kemudian
akan di laporkan kepada Direktur Pelaksana, Manajer Pabrik
bertanggung jawab terhadap kepala – kepala bagian seperti kepala
bagian produksi dan kepala bagian gudang.
5. Manajer Pengembangan dan Kontor Kualitas (R&D / QC Manager)
Manajer Pengembangan dan Kualitas mempunyai tugas
yaitu melakukan test kualitas pada setiap produk yang akan
yang di terapkan oleh perusahaan, Manajer Pengembangan dan
Kontrol Kualitas tidak hanya bertanggung jawab terhadap kualitas
produk melainkan juga bertanggung jawab terhadap pengembangan
produk, bagaimana suatu produk dapat tetap bertahan dalam
persaingan yang ada dan membuat konsep untuk produk baru.
6. Manajer Pemasaran (Marketing Manager)
Menejer Pemasaran bertugas membuat perancangan untuk
memasarkan produk dan menentukan target pasar yang dituju selain
itu juga membuat penerapan strategi pemasaran yang digunakan,
meliputi periklanan,distibusi produk,penerapan harga dll, tanggung
jawab dari Manajer Pemasaran adalah mengontrol dan mengawasi
staf-staf pemasaran, menentukan segmentasi pasar untuk
produk-produk perusahaan.
7. Manajer Penjualan (Sales Manager)
Manajer Penjualan bertugas mengawasi dan mengontrol
kinerja staf penjualan dan sales-sales lapangan, dan bertanggung
jawab memberikan laporan hasil penjualan dan target penjualan
yang kemudian diserahkan kepada pimpinan perusahaan.
8. Manajer Keuangan (Finance Manager)
Manajer Keuangan bertugas mengontrol dan mengatur
keluar masuknya uang perusahaan dan kemudian melakukan
anggaran belanja perusahaan yang kemudian akan diserahkan ke
bagian pembukuan.
9. Manajer Pembukuan dan Sistim (Accaunting & System Manager)
Manajer Pembukuan dan Sistem bertugas membuan
pembukuan dari kegiatan perusahaan dan membukukan setiap
transaksi-transaksi perusahaan dan keluar masuknya uang yang
telah dicatat oleh bagian keuangan selain itu juga bertanggung jawab
terhadap staf-staf keuangan dan mengawasi serta mengontrol sistim
auditing dalam perusahaan.
10. Staf Operasional / Humas (Operational staff / Public Relation)
Staf Operasional / Humas bertanggung jawab terhadap
kepentingan seluruh karyawan dan segala kegiatan yang
berhubungan dengan karyawan seperti penggajian, perijinan
karyawan, dan selain itu Staff Operasional / Humas bertugas
memberikan penilaian terhadap kinerja semua karyawan, selain
bertanggung jawab terhadap kepentingan karyawan Staff
Operational / Humas juga bertanggung jawab hubungan perusahaan
dan lingkungan luar perusahaan mencakup peneriamaan tamu
perusahaan, membuat janji dengan pimpinan jika ada tamu yang
ingin bertemu dengan pimpinan.
Staff Personalia & Hukum mempunyai tugas yaitu
melakukan seleksi terhadap karyawan baru, memberikan
manajemen training terhadap karyawan baru atau calon karyawan
dan merekomendasikannya terhadap pimpinan perusahaan dan
bertanggung jawab dengan segala hal yang berhubungan dengan
hukum/legal terhadap perusahaan.
12. Staff Administrasi / Sekretaris (Administration Staff / Secretary)
Staff Administrasi / Sekretaris bertanggung jawab terhadap
kegiatan surat-menyurat dan segala kegiatan administrasi dalam
perusahaan.
B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja adalah kegiatan kerja praktek yang dilakukan
mahasiswa untuk menerapkan teori – teori yang di dapat dari bangku
kuliah dan menerapkan langsung pada perusahan. Setiap mahasiswa
Diploma Tiga Jurusan Manajemen Pemasaran wajib melakukan
magang kerja yang waktunya dilakuakn pada semester akhir.
2. Tujuan Magang Kerja
Untuk menerapkan teori yang telah di dapat di bangku
3. Pelaksanaan Magang Kerja
Tempat : PT.Gujati 59 Utama
Waktu : Tanggal 10 Agustus - 2 Oktober 2010
Jam : 07.00 WIB – 15.00 WIB
4. Kegiatan Magang Kerja
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus
sampai dengan tanggal 2 Oktober 2010, pada waktu melaksanakan
kegiatan magang mahasiswa wajib mengenakan pakaian yang rapi dan
sopan serta selalu mengenakan almamater. Selain itu mahasiswa wajib
mentaati peraturan yang ada di PT. Gujati 59 Utama. Adapun kegiatan
yang dilakukan mahasiswa selama mengikuti magang antara lain :
a. Minggu I dan II:
Pelaksanan magang kerja mulai dari tanggal 10 Agustus
2010 samapai dengan tanggal 28 Agustus 2010 :
1) Perkenalan pada seluruh staff dan karyawan yang ada pada
PT. Gujati 59 Utama.
2) Pengenalan lingkungan di sekitar Pabrik PT. Gujati 59 Utama.
3) Pengenalan lokasi produksi jamu dan melihat secara langsung
pembuatan produk jamu.
b. Minggu III dan IV :
Pelaksanan magang kerja mulai dari tanggal 30 Agustus
1) Pengenalan terhadap kegiatan pemasran yang dilakukan PT.
Gujati 59 Utama
2) Melakukan kegiatan lapangan, yaitu penjualan produk jamu PT.
Gujati 59 Utama di wilayah Wonogiri
3) Pengenalan mesin-mesin pabrik dan proses produksi
c. Minggu V dan VI :
Pelaksanan magang kerja mulai dari tanggal 13
September 2010 samapai dengan tanggal 25 September 2010 :
1) Melakukan kegiatan promosi dengan cara menyebarkan poster
dan pamflet
2) Mencatat pesanan yang datang dari pembeli maupun
agen-agen dari PT. Gujati 59 Utama.
3) Mengikuti kegiatan promosi yang dilakukan PT. Gujati 59 Utama
dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri.
d. Minggu VII :
Pelaksanan magang kerja mulai dari tanggal 27
September 2010 samapai dengan tanggal 2 Oktober 2010 :
1) Membantu staff sales untuk menghitung penjualan paket produk
dalam rangka menyambut Idul Fitri.
C. PEMBAHASAN
1. Strategi Bauran Promosi Yang Diterapkan PT. Gujati 59 Utama
Bauran pemasaran mempunyai peranan penting demi
kelangsungan hidup perusahaan. Produk yang berkualitas, harga yang
bersaing, saluran distribusi yang mudah dijangkau dan strategi promosi
yang baik, adalah sebagian dari beberapa cara yang dilakukan
perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Kegiatan
pemasaran ini akan berjalan dengan baik jika didukung kegiatan
promosi yang tepat. Bahkan promosi merupakan ujung tombak akan
keberhasilan pemasaran. Dan pemilihan variabel yang tepat merupakan
kunci pokok kegiatan promosi suatu perusahaan. Pada PT. Gujati 59
Utama banyak sekali variabel-variabel bauran promosi yang diterapkan
untuk meningkatkan volume penjualan, dan untuk memasarkan
produk-produk dari PT. Gujati 59 Utama. Adapun variabel-variabel bauran
promosi yang diterapkan oleh PT. Gujati 59 Utama adalah :
a. Advertensi atau Periklanan
Advertensi merupakan alat utama untuk memberikan informasi
tentang produk-produk dari PT. Gujati 59 Utama. Beberapa periklanan
yang dilakukan oleh PT. Gujati 59 Utama, yaitu
1) Media Periklanan