• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH TEKNIK

MENENGAH (STM) CINTA RAKYAT PEMATANG SIANTAR

TESIS

Oleh

PARJUANGAN PARDOSI

087019039/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

S

E K

O L

A H

P A

S C

A S A R JA N

(2)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH TEKNIK

MENENGAH (STM) CINTA RAKYAT PEMATANG SIANTAR

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

PARJUANGAN PARDOSI

087019039/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar

Nama Mahasiswa : Parjuangan Pardosi Nomor Pokok : 087019039

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui,

Komisi Pembimbing,

(Dr. Prihatin Lumbanraja, S.E. M.Si) (Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang,MSIE)

(4)

Telah Diuji Pada

Tanggal : 17 Januari 2012

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Prihatin Lumbanraja, S.E.,M.Si

Anggota : 1. Dr. Yeni Absah,S.E.,M.Si

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

3. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja TerhadapKinerja Guru

Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar” adalah benar

hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, Desember 2011

Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan terhadap motivasi kerja dan mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar.

Penelititan ini merupkan penelitian deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian penjelasan (explanatory research)yang didukung oleh survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar yang berjumlah 42 orang. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Adapun koefisien determinasi (R2) sebesar 0,251 atau 25,1%. Ini berarti kemampuan variabel bebas yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan menjelaskan pengaruhnya terhadap motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar sebesar 25,1% sedangkan sisanya sebesar 74,9 merupakan variabel yang tidak diteliti. Secara parsial kebutuhan fisiologis dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja dan yang paling dominan adalah kebutuhan keamanan. Sedangkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Adapun koefisien determinasi (R2) sebesar 0,269 atau 26,9%. Ini berarti kemampuan variabel bebas yaitu kepuasan kerja dan motivasi kerja menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja guru guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar sebesar 26,9% sedangkan sisanya sebesar 73,1 merupakan variabel yang tidak diteliti. Secara parsial kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dan yang paling dominan adalah motivasi kerja.

(7)

ABSTRACT

The purpose of this quantitative descriptive explanatory survey study was to analyze the influence of physiological and security needs on work motivation and to analyze the influence of work satisfaction and work motivation on the performance of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar.

The population of this study was all of the 42 teachers teaching at Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar. The obtained were analyzed through multiple linear regression tests.

The result of the first hypothesis analysis showed that simultaneously physiological and security needs had a significant positive influence on work motivation with determination coefficient (R2) of 0.251 or 25.1%. This means that the ability of independent variables (physiological and security needs) to influence the work motivation of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar was only 25.1%, while the remaining 74.9% were influenced by the variables which were not studied. Partially, the physiological and security needs had a significant positive influence on work motivation and the most dominant variable was security need. The result of the second hypothesis analysis showed that simultaneously work satisfaction and work motivation had a significant positive influence on teachers’ performance with determination coefficient (R2) of 0.269 or 26.9%. This means that the ability of independent variables (work satisfaction and work motivation) to influence the performance of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar was only 26.9%, while the remaining 73.1% were influenced by the variables which were not studied. Partially, the work satisfaction and work motivation had a significant positive influence on teachers’ performance and the most dominant variable was work motivation.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena kasih, berkat dan karunianya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penelitian

ini merupakan satu syarat untuk menyelesaikan sekolah pada Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Adapun judul

tesis ini adalah “ Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar”.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan tesis ini banyak pihak yang telah

memberikan bimbingan, nasehat, dorongan, dan bantuan. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

sudah memberikan bantuan baik moril maupun materil.

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahrir Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

(9)

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, S.E.,M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc, selaku Anggota Komisi Pembanding yang

telah banyak memberikan arahan, saran, dan masukan kepada penulis dalam

penyempurnaan tesis ini.

8. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah

banyak memberikan arahan, saran, dan masukan kepada penulis dalam

penyempurnaan tesis ini.

9. Seluruh Guru yang mengajar pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta

Rakyat Pematang Siantar yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian untuk

penulisan tesis ini.

10.Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Magíster Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

11.Seluruh Pegawai Administrasi Program Studi Magíster Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan pelayanan yang

(10)

12.Istri tercinta Orlenta P. Lubis, Amd. yang selalu mendampingi dan memberikan

perhatian kepada penulis, ananda Gabriella Tiaruli Pardosi, Zefanya Pardosi, dan

Suci Lestari Pardosi yang selalu memberikan kasih sayang dan dorongan dalam

peneyelesaian tesis ini.

13.Rekan-rekan sesama mahasiswa Angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan semua rekan kerja penulis

di Politeknik Negeri Medan yang telah banyak memberikan dorongan dalam

penyelesaian tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat, rahmat, dan

karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan demi penyelesaian

tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih ada kekurangan, namun diharapkan

semoga bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan ilmu

manajemen dibidang sumberdaya manusia..

Medan, Nopember 2011

(11)

RIWAYAT HIDUP

Parjuangan Pardosi, lahir di Parsoburan (Kabupaten Toba Samosir) pada

Tanggal 16 Juli 1959, anak kelima dari tujuh bersaudara, dari pasangan Ayah Humala

Pardosi (Almarhum) dan Ibu Romina Pane (Almarhum).

Menikah dengan Orlenta P. Lubis pada Tahun 1990 dan telah dikaruniai satu

orang putra yang bernama Zefanya Pardosi dan dua orang putri dengan nama

Gabriella Tiaruli Pardosi dan Suci Lestari Pardosi.

Pendidikan dimulai pada tahun 1966 di Sekolah Dasar Roma Katholik

Parsoburan dan lulus pada tahun 1971. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri Parsoburan pada tahun 1972, tamat dan lulus tahun

1974. Pada tahun 1977 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA)

Habinsaran Parsoburan, tamat dan lulus tahun 1980. Pada tahun 1980 meneruskan

pendidikan ke Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

Bandung, tamat dan lulus tahun 1986. Pada tahun 2008 melanjut kan pendidikan ke

Sekolah Pascasarjana (Strata-2) Program Studi Magíster Ilmu Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

Sejak tahun 1987 sampai sekarang bekerja sebagai staf pengajar di Program

Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

Medan, Desember 2011

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Kepuasan Kerja ... 13

2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 13

2.2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 15

2.2.1.3. Teori Kepuasan Kerja ... 19

2.2.1.3.1. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory)... 19

2.2.1.3.2. Teori Keadilan (Equity Theory) ... 20

2.2.2. Motivasi ... 22

2.2.2.1. Pengertian Motivasi ... 22

2.2.2.2. Teori-Teori Motivasi ... 23

2.2.2.2.1. Teori Isi (Content Theory) ... 23

2.2.2.2.2. Teori Proses (Precess Theory) ... 26

2.2.2.3. Indikator Motivasi Guru ... 27

2.2.3. Kinerja ... 28

2.2.3.1. Pengertian Kinerja ... 28

2.2.3.2. Kinerja Guru ... 28

2.2.3.3. Kriteria Kinerja Guru ... 30

2.2.3.4. Indikator Kinerja Guru ... 33

2.2.4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja ... 34

2.2.5. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja ... 34

(13)

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 39

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.3. Populasi dan Sampel ... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5. Jenis Dan Sumber Data ... 41

3.6. Identifikasi Dan Definisi Operasional Variabel ... 41

3.6.1. Identifikasi Variabel ... 41

3.6.2. Definisi Operasional Variabel ... 42

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

3.7.1. Uji Validitas ... 44

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 50

3.8. Metode Analisis Data ... 51

3.8.1. Analisis Regressi Linear Berganda Hipotesis Pertama ... 51

3.8.2. Pengujian Hipotesis Pertama ... 52

3.8.2.1. Uji Serempak (Simultan)... 52

3.8.2.2. Uji Parsial ... 53

3.8.3. Analisis Regressi Linear Berganda Hipotesis Kedua... 54

3.8.4. Pengujian Hipotesis Kedua ... 55

3.8.4.1. Uji Serempak (Simultan)... 55

3.8.4.2. Uji Parsial ... 56

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 57

3.9.1. Uji Normalitas ... 57

3.9.1. Uji Multikolinierits ... 58

3.9.1.Uji Uji Heteroskedastisitas ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1. Hasil Penelitian ... 60

4.1.1. Gambaran Umum Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar ... 60

4.1.1.1. Sejarah Singkat Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat ... 60

4.1.1.2. Program Studi Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat ... 61

4.1.1.3. Visi Dan Misi Studi Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat ... 62

4.1.2. Karakteristik Responden ... 63

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

(14)

Golongan ... 64

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 65

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 66

4.1.3. Jawaban Responden Atas Variabel Penelitian ... 66

4.1.3.1. Jawaban Responden Atas Variabel Kebutuhan Fisiologis ... 66

4.1.3.2. Jawaban Responden Atas Variabel Kebutuhan Rasa Aman ... 68

4.1.3.3. Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Kerja ... 69

4.1.3.4. Jawaban Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 70

4.1.3.5. Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Guru ... 72

4.1.4. Analisis Statistik Infrential ... 73

4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ... 73

4.1.4.1.1. Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 74

4.1.4.1.2. Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama 75 4.1.4.1.3. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama ... 76

4.1.4.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Kedua ... 77

4.1.4.2.1. Uji Normalitas Hipotesis Kedua ... 77

4.1.4.2.2. Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua . 78 4.1.4.2.3. Uji Heteroskedstisitas Hipotesis Kedua 79 4.1.4.3. Hasil Pengujian Hipótesis ... 80

4.1.4.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 80

4.1.4.3.1.1. Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis Pertama 81 4.1.4.3.1.2. Pengujian Secara Serempak Hipotesis Pertama... 82

4.1.4.3.1.3. Koefisien Determinasi (R-Square) Hipotesis Pertama ... 83

4.1.4.3.1.4. Pengujian Secara Parsial Hipotesis Pertama... 84

4.1.4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesisi Kedua ... 85

4.1.4.3.2.1. Hasil Linier Berganda Hipotesis Kedua ... 85

(15)

(R-Square) Hipotesis

Kedua ... 87

4.1.4.3.2.4. Pengujian Secara Parsial Hipotesis Kedua ... 88

4.2. Pembahasan ... 89

4.2.1. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif ... 89

4.2.1.1. Analisis Deskriptif Kebutuhan Fisiologis ... 89

4.2.1.2. Analisis Deskriptif Kebutuhan Rasa Aman ... 91

4.2.1.3. Analisis Deskriptif Motivasi Kerja ... 92

4.2.1.4. Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja ... 94

4.2.1.5. Analisis Deskriptif Kinerja Guru ... 96

4.2.2. Pembahasan Analisis Statistik Infrential ... 97

4.2.2.1. Pengaruh Kebutuhan Fisisologis Dan Kebutuhan Rasa Aman Terhadap Motivasi Kerja Guru ... 97

4.2.2.2. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

5.1. Kesimpulan ... 103

5.2. Saran ... 103

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Pada STM Cinta Rakyat

Tahun 2007 s/d 2010 ... 4

1.2 Gaji Pokok Berdasarkan Golongan Dengan Masa rja Nol tahun ... 5

1.3 Perputaran tenaga Guru Pada STM Cinta Rakyat Tahun 2008 s/d 2010 ... 7

3.1 Operasionalisasi Variabel: Defenisi, Indikator, dan Skala Pengukuran ... 42

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kebutuhan Fisiologis ... 45

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kebutuhan Keamanan ... 46

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja ... 47

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Kerja ... 48

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Guru ... 49

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Penelitian ... 50

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ... 64

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 65

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 66

4.5 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Fisiologis ... 67

4.6 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Rasa Aman ... 68

4.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja ... 69

4.8 Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja... 70

4.9 Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ... 72

4.10 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 74

4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Hipótesis Pertama ... 75

4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipótesis Pertama LNEI2 LNX1 ... 76

(17)

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipótesis Pertama LNEI

Dengan LNX2 ... 77

2 4.14 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua ... 78

4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesisi Kedua ... 79

4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesisi Kedua LNEI2 Dengan LNX1 ... 80

4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesisi Kedua LNEI2 Dengan LNX2 ... 80

4.18 Hasil Regresi Linear Berganda Hipotesis Pertama ... 81

4.19 Hasil Pengujian Secara Serempak Hipótesis Pertama ... 82

4.20 Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesisi Pertama ... 83

4.21 Hasil Regresi Linear Berganda Hipotesis Kedua ... 85

4.22 Hasil Pengujian Secara Serempak Hipotesis Kedua ... 87

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Teori Keadilan (Robin : 2008) ... 21

2.2 Kerangka Konseptual ... 38

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner ... 109

2 Jawaban Responden Atas Variabel Penelitian Untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 113

3 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ... 118

4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 125

5 Jawaban Responden Atas Variabel Penelitian ... 129

6 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 134

7 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Penelitian ... 138

8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Penelitian... 139

(20)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan terhadap motivasi kerja dan mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar.

Penelititan ini merupkan penelitian deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian penjelasan (explanatory research)yang didukung oleh survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar yang berjumlah 42 orang. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Adapun koefisien determinasi (R2) sebesar 0,251 atau 25,1%. Ini berarti kemampuan variabel bebas yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan menjelaskan pengaruhnya terhadap motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar sebesar 25,1% sedangkan sisanya sebesar 74,9 merupakan variabel yang tidak diteliti. Secara parsial kebutuhan fisiologis dan keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja dan yang paling dominan adalah kebutuhan keamanan. Sedangkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Adapun koefisien determinasi (R2) sebesar 0,269 atau 26,9%. Ini berarti kemampuan variabel bebas yaitu kepuasan kerja dan motivasi kerja menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja guru guru Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar sebesar 26,9% sedangkan sisanya sebesar 73,1 merupakan variabel yang tidak diteliti. Secara parsial kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dan yang paling dominan adalah motivasi kerja.

(21)

ABSTRACT

The purpose of this quantitative descriptive explanatory survey study was to analyze the influence of physiological and security needs on work motivation and to analyze the influence of work satisfaction and work motivation on the performance of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar.

The population of this study was all of the 42 teachers teaching at Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar. The obtained were analyzed through multiple linear regression tests.

The result of the first hypothesis analysis showed that simultaneously physiological and security needs had a significant positive influence on work motivation with determination coefficient (R2) of 0.251 or 25.1%. This means that the ability of independent variables (physiological and security needs) to influence the work motivation of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar was only 25.1%, while the remaining 74.9% were influenced by the variables which were not studied. Partially, the physiological and security needs had a significant positive influence on work motivation and the most dominant variable was security need. The result of the second hypothesis analysis showed that simultaneously work satisfaction and work motivation had a significant positive influence on teachers’ performance with determination coefficient (R2) of 0.269 or 26.9%. This means that the ability of independent variables (work satisfaction and work motivation) to influence the performance of the teachers of Sekolah Teknik Menengah Cinta Rakyat Pematang Siantar was only 26.9%, while the remaining 73.1% were influenced by the variables which were not studied. Partially, the work satisfaction and work motivation had a significant positive influence on teachers’ performance and the most dominant variable was work motivation.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang strategis dalam

menghasilkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu negara.

Sebagai lembaga yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

maka kualitas lembaga pendidikan harus dibenahi sedemikian rupa. Guru adalah

unsur penting dari beberapa sumber daya yang perlu mendapat perhatian dalam

pembenahan kualitas lembaga pendidikan.

Guru dalam sistem pendidikan dan pembelajaran mempunyai peran ganda.

Guru harus dapat berperan sebagai perencana, pelaksana , penilai, dan pembimbing.

Guru sebagai perencana harus dapat mempersiapkan apa yang akan dilakukan di

dalam proses belajar mengajar. Setiap guru harus mampu mempersiapkan diri apa

yang akan diajarkan kepada anak didiknya. Guru sebagai pelaksana harus dapat

menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang direncanakan. Guru dalam

pelaksanaan pengajaran harus dapat bertindak bijaksana yang mau mendengarkan

maupun menerima pendapat dari anak didik, mengatasi keluhan anak didik, dan dapat

bertindak manusiawi selama proses belajar berlangsung. Guru sebagai penilai harus

mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan

(23)

yang ditetapkan. Guru sebagai pembimbing harus mampu mengidentifikasi

peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa,

dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya unsur pendukung yaitu

kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan. Kinerja guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan, karena

keberadaan guru sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan semua sumber daya

pendidikan yang ada. Sumber daya pendidikan seperti, sarana dan prasarana, dana

yang tersedia, teknologi, informasi, siswa dan orang tua siswa dapat berfungsi dengan

baik apabila guru memiliki kemampuan yang baik pula dalam memanfaatkan semua

sumber daya yang ada. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru secara maksimal. Seorang guru profesional sesuai dengan UU

RI No. 14 Thn 2005 Tentang Guru dan Dosen harus memiliki beberapa kompetensi,

yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional.

Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses belajar mengajar di kelas

berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar

telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai

(24)

yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan

fungsi dan perannya secara profesional.

Di Pematang Siantar terdapat banyak Sekolah Menegah Umum dan Sekolah

Menengah Kejuruan. Satu diantaranya adalah Sekolah Teknik Menengah (STM)

Cinta Rakyat berlokasi di Jl. Melanton Siregar Pematang Siantar. Sekolah ini

didirikan tahun 1968 di bawah naungan Yayasan Katolik. Untuk meningkatkan

kualitas dan demi efisiensi, yayasan pengelola sekolah ini sudah berganti tiga kali.

Pertama didirikan sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Katolik Cinta

Rakyat. Kemudian berganti pengelolaannya dibawah Yayasan Katolik St. Yosep.

Pada bulan Oktober tahun 2007 sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Katolik

Teknik St. Alberto. Jam belajar di sekolah ini dimulai dari jam 07.30 WIB sampai

dengan jam 13.30 WIB untuk hari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan hari Sabtu

jam belajar dimulai dari jam 07.30 WIB sampai dengan jam 11.00 WIB

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa kinerja guru adalah hasil

kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja guru dapat dilihat

dari keberhasilan siswanya untuk mengikuti evaluasi baik yang dilaksanakan secara

lokal maupun secara nasional. Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat

Pematang Siantar mengharapkan seluruh siswa yang mengikuti ujian baik itu yang

dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri maupun yang dilaksanakan secara nasional lulus

semuanya. Namun dalam kenyataan masih ada siswa yang tidak lulus dalam

(25)

pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat 2008 sampai dengan 2010

dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut.

Tabel 1.1. Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Pada STM Cinta Rakyat Tahun 2008 Sampai Dengan 2010

Tahun Jumlah Peserta (orang) Lulus (orang) Persentase Kelulusan

2007/2008 162 154 95%

2008/2009 170 167 98%

2009/2010 185 180 97%

Sumber: STM Cinta Rakyat Pematang Siantar 2010

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat kelulusan untuk ujian nasional

yang dicapai terutama tiga tahun terakhir belum tercapai secara maksimum.

Walaupun terjadi peningkatan kelulusan dari tahun ajaran 2007/2008 ke tahun

2008/2009. Namun pada tahun ajaran 2009/2010 terjadi penurunan kelulusan sebesar

1%. Walaupun secara rata-rata hasil tersebut sudah memuaskan dibandingkan

dengan sekolah yang lain. Hal tersebut harus ditingkatkan supaya bisa mencapai

100% tingkat kelulusan sesuai dengan yang ditargetkan. Tingkat kelulusan yang

tinggi sebagai wujud dari kinerja para guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat untuk memasukkan anaknya untuk dididik disekolah tersebut.

Untuk meningkatkan kinerja guru, pihak mananajemen sekolah perlu

memperhatikan tingkat kepuasan kerja para guru. Apabila kepuasan kerja para guru

meningkat, maka akan dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri. Kepuasan kerja

(26)

diterima, penyeliaan yang diterima, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang

mendukung, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.

Di Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat pemberian gaji/upah guru

ini diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yayasan. Penggajian guru

mengacu pada penggajian pegawai negeri sipil sesuai dengan golongannya. Sampai

tahun 2003 gaji guru sama seperti gaji guru pegawai negeri sipil. Tetapi akhir-akhir

ini yayasan tidak dapat lagi memberikan gaji kepada guru tetap yayasan seperti

pengagajian yang berlaku untuk pegawai negeri sipil. Mengingat bahwa gaji guru

pegawai negeri sipil dari tahun ketahun selalu mengalami kenaikan yang mamadai

sesuai dengan kenaikan harga-harga dipasar. Walaupun disekolah ini gaji mengalami

kenaikan tetapi tidak sebesar kenaikan gaji guru pegawai negeri sipil. Adapun

besarnya gaji pokok yang diterima oleh setiap guru dapat dilihat pada Table 1.2.

berikut ini.

Tabel 1.2. Gaji Pokok Berdasarkan Golongan Dengan Masa Kerja 0 (Nol) Tahun

No Golongan Gaji Pokok (Rp)

1 IIB 971.040

2 IIC 1.012.000

3 IID 1.054.960

4 IIIA 1.152.480

5 IIIB 1.201.200

6 IIIC 1.252.080

7 IIID 1.305.040

(27)

Selain pendapatan dari gaji, guru juga memperoleh insentif dari kelebihan jam

mengajar. Jam wajib mengajar guru ditetapkan 24 jam perminggu dan kelebihan jam

mengajar diberikan insentif dengan tarif tertentu dikalikan dengan kelebihan jam

mengajar.

Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar juga

menerapkan kebijakan pensiun dan pemberian tunjangan. Guru sesuai dengan aturan

yang berlaku di yayasan akan pensiun sesuai dengan yang berlaku di pegawai negeri

sipil yaitu usia 60 tahun. Besarnya tunjangan pensiun sudah diatur dalam angaran

dasar dan anggaran rumah tangga yayasan. Tunjangan disekolah ini berupa tunjangan

kesehatan, tunjangan beras, dan tunjangan keluarga. Tunjangan kesehatan diberikan

perkejadian dengan jumlah tertentu untuk sekali dalam satu tahun. Tunjangan beras

diberikan sama seperti pegawai negeri sipil untuk suami/istri ditambah 3 orang anak.

Tunjangan keluarga diberikan untuk suami/istri dan untuk 3 orang anak dengan

persentase tertentu dikalikan dengan gaji pokok.

Ketidakpuasan yang dialami oleh seorang guru akan berdampak kepada

pencapaian tujuan dari suatu organisasi sekolah tempat dia melakukan pengajaran.

Guru yang tidak puas ditempat kerjanya cenderung akan melalaikan pekerjaannya

atau akan sering meninggalkan pekerjaannya. Guru yang tidak mendapat kepuasan di

tempat kerja bisa juga akan berusaha mencari pekerjaan ditempat yang lain akhirnya

mereka akan meninggalkan organisasi tersebut. Apabila hal ini terjadi tentu akan

mengakibatkan perputaran tenaga kerja menjadi tinggi. Perputaran tenaga kerja

(28)

apabila yang keluar dari organisasi adalah mereka yang sudah mempunyai

pengalaman dan ketrampilan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh organisasi.

Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 pihak sekolah dihadapkan

kepada masalah perputaran guru. Ada beberapa guru keluar dari sekolah dengan

alasan yang tidak diketahui oleh pihak sekolah. Adapun perputaran guru tahun 2007

sampai tahun 2010 di STM Cinta Rakyat Pematang Siantar dapat dilihat pada Tabel

1.3 berikut ini.

Tabel 1.3. Perputaran Tenaga Guru Pada STM Cinta Rakyat tahun 2008 s/d 2010

Tahun Jumlah Guru

(Orang)

Keluar (Orang)

Perputaran (%)

2007/2008 41 2 4,76

2008/2009 42 4 9,52

2009/2010 42 3 7,15

Sumber : STM Cinta Rakyat Pematang Siantar Tahun 2010

Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa perputaran tenaga kerja pada tahun ajaran

2007/2008 sebesar 4,76%, pada tahun ajaran 2008/2009 naik menjadi 9,52%,

walaupun pada tahun ajaran 2009/2010 turun menjadi 7,16 %. Perputaran tenaga

kerja yang terjadi akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sekolah untuk

memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak didik. Apabila ada guru

yang keluar akan dihadapkan sekolah untuk mencari pengganti. Untuk mencari guru

pengganti pihak sekolah mangalami kesulitan. Hal ini disebabkan harus sesuai

dengan syarat yang ditentukan oleh yayasan pengelola bahwa guru yang direkrut

harus sarjana sesuai dengan Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 dan juga harus

(29)

Selain adanya guru yang keluar dari sekolah, diperoleh informasi bahwa guru

sering mengeluh malah sudah ada yang menjelek-jelekan sekolah karena guru

bersangkutan sambil mengajar di sekolah yang lain. Keluhan guru terutama

mengenai hal penggajian. Mereka merasakan bahwa gaji yang mereka terima tidak

cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Sesuai dengan yang

sudah diuraikan di atas walaupun ada kenaikan gaji tetapi tidak bisa mengimbangi

kanaikan harga yang terjadi di pasar. Sehingga untuk mencari pendapatan tambahan

sudah ada guru mengajar di sekolah lain diwaktu senggangnya. Hal ini juga

mengindikasikan akibat ketidak puasan yang diperoleh guru tersebut.

Selain kepuasan kerja, motivasi kerja juga akan berpengaruh terhadap kinerja

seorang guru. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri

seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Orang melakukan suatu tindakan

terutama diarahkan kepada pencapaian tujuan yaitu untuk dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Orang bekerja terutama untuk dapat memenuhi kebutuhan

yang bersifat fisiologis yaitu pemenuhan kebutuhan akan pangan, sandang, dan

papan. Juga didalam melaksanakan pekerjaannya seseorang membutuhkan rasa aman

dimana dia terbebas dari ancaman fisik dan merasa aman dalam menghadapi masa

depan seperti adanya asuransi dan jaminan hari tua.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa di Sekolah Teknik

Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar untuk pemenuhan kebutuhan

fisiologis selain gaji, diberikan juga tunjangan beras yang sama seperti diterima oleh

(30)

24 jam akan diberikan insentif perjam sebesar tertentu. Sedangkan untuk pemenuhan

kebutuhan rasa aman setiap guru apabila masuk ke bengkel atau kelaboratorium

untuk praktek sudah diperlengkapi dengan pakaian khusus, adanya pemberian

tunjangan kesehatan, dan pemberian pensiun untuk jaminan hari tua. Selain itu secara

fisik sekolah dikelilingi oleh pagar dan dijaga oleh satpam sekolah baik siang ataupun

malam, sehingga orang tidak bebas untuk keluar masuk. Hal ini ditujukan untuk

melindungi harta yang dimiliki oleh sekolah atau harta yang dimiliki guru yang

dibawa waktu mengajar sehingga terbebas dari pencurian.

Dari survei pendahuluan diperoleh informasi bahwa motivasi kerja guru di

Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar sudah mulai

menurun. Hal ini ditunjukkan dengan adanya guru yang sudah kurang dalam

menjalankan tanggung jawabnya. Guru sudah ada mencuri waktu untuk mengajar

ditempat lain apabila yang bersangkutan tidak mempunyai jam mengajar dengan

alasan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Seharusnya seorang guru pada

waktu tidak mempunyai jam mengajar menjadi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan minta bimbingan apabila menemui kesulitan mengenai pelajaran yang

diikuti dari guru bersangkutan. Selain itu juga seorang guru harus selalu berusaha

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan

pengajarannya. Beberapa guru juga tingkat kehadirannya sudah tidak sesuai lagi

dengan peraturan yang berlaku terutama mengikuti kegiatan selain mengajar. Sudah

ada guru yang kurang perduli terhadap masalah yang dihadapi oleh sekolah maupun

(31)

akan mengurangi tingkat kinerjanya sendiri yang akhirnya dapat menggangu

pencapaian tujuan organisasi itu sendiri secara efisien dan efektif.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman terhadap

motivasi kerja guru pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat

Pematang Siantar?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru

pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman

terhadap motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat

Pematang Siantar?

2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja

(32)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun

pragmatis kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Di Pematang Siantar,

sebagai bahan masukan atau input agar mampu mengambil langkah-langkah tepat

dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui kepuasan kerja dan motivasi

kerja guru yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi sekolah Pasca Sarjana sebagai bahan masukan untuk memperbaiki

kurikulumnya sehingga tercapai keterkaitan dan kesesuaian antara dunia

pendidikan dan dunia kerja.

3. Bagi peneliti, merupakan kesempatan baik dalam menerapkan teori maupun

pengembangan pengetahuan dibidang kepuasan kerja, motivasi kerja dan

kinerja sumber daya manusia.

4. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelititan Terdahulu

Yudianto (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepuasan

Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMK Pangudi Luhur Tarcisius

Semarang”. Variabel penelitan yang dilakukan adalah kepuasan kerja dan motivasi

kerja sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai varabel terikat. Jenis penelitian

yang dilakukan adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi, wawancara,

dan angket. Populasi dalam penelitian ini semua guru yang berjumlah 32 orang dan

semuanya dijadikan sebagai sampel. Analisis yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap terikat adalah analisis linier berganda. Berdasarkan

hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan baik

secara parsial maupun secara serempak kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap

kinerja guru di SMK Pangudi Luhur Tarcisius Semarang.

Varadila (2010) melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Motivasi

Kerja Guru dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMK

Ardjuna 1 Malang”. Variabel penelitian yang dilakukan adalah motivasi kerja guru

dan gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai variabel

terikat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian penjelasan (explanatory

(34)

observasi, dokumen, dan wawancara. Angket dibagikan kepada 30 orang

guru. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

terikat adalah analisis linier berganda.. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa

motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan kepala sekolah baik secara parsial

maupun secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerguru di SMK

Ardjuna 1 Malang.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kepuasan Kerja

2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Dalam suatu organisasi baik itu yang bergerak dibidang bisnis maupun bukan

bisnis membutuhkan sumber-sumber daya. Satu diantara sumber-sumber daya

tersebut yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia. Hal tersebut cukup

beralasan karena sumber daya manusia adalah pengerak dari semua sumber daya

yang ada pada organisasi.

Sehubungan dengan itu maka pihak manajemen harus benar-benar

memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut sehingga

dapat mencapai tujuan secara efektif. Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk

dapat mengefektifkan pencapaian tujuan perusahaan yaitu dengan memperhatikan

dan menciptakan kepuasan kerja bagi anggota organisasi tersebut sehingga tercapai

(35)

Davis (2000) menyatakan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan

pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Martoyo (2006)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional

karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja

karyawan dari perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang

diinginkan oleh karyawan yang besangkutan. Balas jasa kerja karyawan dapat berupa

uang (financial) maupun bukan uang (non financial). Selanjutnya Martoyo (2006)

menyatakan bahwa balas jasa yang tinggi kalau dirasakan ada dan memadai akan

dapat meningkatkan kepuasan kerja. Bila kepuasan kerja terjadi, maka pada

umumnya tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang sering

diwujudkan dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan terhadap segala

sesuatu yang ditugaskan dilingkungan kerjanya.

Handoko (2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan

memandang pekerjaan mereka. Seseorang yang memandang pekerjaannya

menyenangkan akan menyelesaikan pekerjaan tesebut dengan baik dan penuh

dengan tanggung jawab. Robbins (2008) menyatakan kepuasan kerja (job

statisfaction) adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang

merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristinya.

Karyawan yang mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan

kehadiran yang lebih baik. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting

(36)

di lingkungan kerja suatu organisasi. Martoyo (2006) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap : a) tingkat absensi karyawan, b)

perputaran (turn over) tenaga kerja, c) semangat kerja, d. Keluhan-keluhan, dan

e)masalah-masalah personalia yang vital lainnya. Kepuasan kerja bersifat

multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh

(kepuasan umum) maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika

secara umum mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang

akan merasa tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal

liburan (Davis: 2000). Davis (2000) menyatakan bahwa konsekuensi ketidakpuasan

kerja dapat menimbulkan meningkat atau menurunnya prestasi kerja pegawai,

pergantian pegawai (turnover), kemangkiran, atau pencurian.

2.2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat

perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka atau

perasaan positif tentang pekerjaan yang dilakukan. Ada beberapa faktor yang

mengakibatkan kepuasan kerja para pegawai seperti yang dikemukakan para ahli.

Heidjrachman dan Husnan (2002) mengemukakan beberapa faktor mengenai

kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang baik, pekerjaan yang aman, rekan

kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti,

kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah

(37)

Menurut Loeke dalam Sule (2005) menyebutkan kepuasan atau

ketidakpuasan karyawan tergantung pada perbedaan antara apa yang diharapkan.

Sebaliknya, apabila yang didapat karyawan lebih rendah daripada yang diharapkan

akan menyebabkan karyawan tidak puas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

atau ketidakpuasan kerja yaitu: jenis pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perlakuan

yang adil, keamanan kerja, peluang menyumbang gagasan, gaji/upah, pengakuan

kinerja, dan kesempatan bertumbuh.

Menurut Hasibuan (2005) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja adalah:

1. Balas jasa yang adil dan layak,

2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian,

3. Berat ringannya pekerjaan,

4. Suasana dan lingkungan pekerjaan,

5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan,

6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya,

7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.

Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja menurut Robbins

(2008) adalah kerja itu sendiri, bayaran, kondisi kerja, kenaikan jabatan, rekan kerja.,

pengawasan, dan kepribadian. Adapun penjelasan aspek-aspek kepuasan kerja

(38)

1. Kerja itu sendiri. Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan

mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik

mereka mengerjakan.

2. Bayaran. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan

pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan

pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas,

kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang

mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil

untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang

kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang

mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci hubungan antara upah dengan

kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah

persepsi keadilan.

3. Kenaikan jabatan (promosi). Setiap karyawan menginginkan jabatan yang lebih

tinggi. Karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang

lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu yang

mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil

(39)

4. Kondisi kerja. Karyawan sangat peduli akan lingkungan kerja baik untuk

kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi

memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak

berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor

lingkungan lain seharusnya tidak esktrem yaitu tidak terlalu tinggi atau terlalu

rendah.

5. Rekan kerja yang mendukung. Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar

uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan,

kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah

mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung

menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.

6. Pengawasan. Perilaku atasan seorang juga merupakan determinan utama dari

kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan karyawan ditingkatkan

bila penyelia langsung bersifat ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian

untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan

suatu minat pribadi pada mereka.

7. Kepribadian. Kepribadian juga mempunyai peran terhadap kepuasan kerja.

Beberapa individu dipengaruhi untuk menyukai hampir segala hal, dan individu

lain merasa tidak senang bahkan dalam pekerjaan yang tampaknya sangat hebat.

Individu yang mempunyai kepribadian negative biasanya kurang puas dengan

(40)

As’sad (2004) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan dalam rangka peningkatan kinerjanya adalah:

1. Faktor psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,

bakat, dan keterampilan.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik

sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis

pekerjaannya;

3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi. Jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan,

suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan

sebagainya;

4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,

macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.

2.2.1.3. Teori Kepuasan Kerja

2.2.1.3.1. Teori Ketidaksesuaian ( Discrepancy Theory)

Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) mengemukakan bahwa untuk

mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang

seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Teori ini pertama kali dikemukakan

(41)

(2004) menyatakan bahwa teori ketidaksesuaian (discrepancy theory) adalah teori

yang meng ukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu

yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

Kemudian As’ad (2004) menerangkan bahwa kepuasan kerja tergantung pada

discrepancy antara should he (expectation, needs atau values) dengan apa yang

menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan.

Dengan demikian, orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang

diinginkan terpenuhi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wanous dan Lawler

dalam As'ad, (2004) mengemukakan bahwa sikap karyawan terhadap pekerjaannya

tergantung pada bagaimana ketidaksesuaian (discrepancy) yang dirasakan.

Dengan demikian seseorang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara

yang dinginkan dengan persepsinya atas kenyataan yang dicapai dari pekerjaannya.

Apabila yang dicapai dari pekerjaannya lebih besar daripada yang diinginkan, maka

seseorang itu akan merasa lebih puas lagi yang disebut dengan ketidaksesuaian positif

(positive discrepancy). Sedangkan sebaliknya, apabila yang dicapai dari pekerjaannya

lebih kecil daripada yang diinginkan, maka seseorang itu akan merasa tidak puas

yang disebut dengan ketidaksesuaian negatif (negative discrepancy).

2.2.1.3.2. Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori Keadilan (Equity Theory) pada prinsipnya mengemukakan bahwa orang

akan merasa puas sepanjang mereka merasa ada keadilan (equity). Menurut As’ad

(2004) teori keadilan menekankan bahwa seseorang akan merasa puas, tergantung

(42)

(equity) dan tidak adil (inequity) atas suatu situasi diperoleh orang dengan cara

membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat

lain. Robbins (2008) mengemukakan teori keadilan merupakan teori individu

membandingkan masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan

masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespon untuk

menghilangkan ketidak adilan. Keadilan dikatakan jika karyawan menganggap bahwa

ratio antara masukan mereka (usaha) dengan perolehan (imbalan) sepadan dengan

ratio karyawan lainnya. Ketidak adilan dikatakan ada, jika ratio tersebut tidak

sepadan; ratio antara masukan dengan perolehan seseorang mungkin lebih besar atau

kurang disbanding dengan ratio lain.

Robin (2008) menggambarkan teori keadilan seperti pada gambar 2.1. berikut.

Gambar 2.1. Teori Keadilan (Robin: 2008)

Wexley & Yukl (2005) mengidentifikasi elemen-elemen equity meliputi tiga

hal, yaitu: input, out comes, dan comparison person. Input adalah segala sesuatu yang

berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaannya. Perbandingan Ratio Persepsi

B

A I

O I O

< Ketidakadilan karena diberi penghargaan yang lebih rendah

B

A I

O I

O =

Keadilan

B

A I

O I O

> keidakadilan karena diberi penghargaan yang lebih tinggi

Di mana

A

I O

mewakili karyawan tersebut; dan

B

I O

(43)

Dalam hal ini misalnya: pendidikan, pengalaman, keahlian, usaha yang dilakukan,

jumlah jam kerja, peralatan yang digunakan seseorang, dan sebagainya. Out comes

adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai dari hasil

pekerjaannya. Dalam hal ini misalnya: pembayaran yang diterima, hadiah-hadiah,

pengakuan, kesempatan berprestasi atau mengekspresikan diri. Sedangkan

comparisons person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan

membandingkan rasio input – out comes yang dimilikinya. Comparisons person ini

bisa berupa di perusahaan yang sama, di tempat lain, atau bisa pula dengan dirinya

sendiri di waktu yang lampau. Menurut teori ini setiap karyawan akan

membandingkan rasio input – out comes dirinya dengan ratio input – out comes orang

lain.

2.2.2. Motivasi

2.2.2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang berarti dorongan atau

menggerakakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen ditujukan untuk

menggerakkan sumber daya manusia khususnya bawahan. Motivasi merupakan

sesuatu hal yang sangat penting dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi

(44)

Robbins (2008) menyatakan motivasi adalah sebagai proses yang menjelaskan

intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

As'ad (2004) menyatakan motivasi adalah keinginan seseorang yang

mendorong untuk beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan yang

lebih memuaskan daripada keadaan sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong

untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan yang diinginkan serta menggunakan

keahlian dan kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

Dari apa yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

factor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan

perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan tertentu.

Prosesnya dimulai dari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sehingga

seseorang berusaha untuk memenuhinya.

2.2.2.2. Teori-Teori Motivasi

2.2.2.2.1. Teori Isi (Content Theory)

Teori isi (content theory) memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang

menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Teori ini

mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memotivasi kerja seseorang.

Pada dasarnya orang mau melakukan suatu pekerjaan adalah untuk memenuhi

kebutuhannya. Apabila kebutuhannya terpenuhi dari hasil pekerjaannya, maka

motivasi kerja seseorang akan semakin meningkat. Jadi pada dasarnya teori ini

mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat kerja) untuk dapat

(45)

Ada beberapa orang penemu teori ini yang terdiri dari Abraham Maslow – lima

tingkat kebutuhan, Alderfer- tiga tingkat hirarki (ERG), Herzberg – dua faktor, Mc

Clelland – tiga kebutuhan. (Gibson: 2000)

Abraham Maslow dalam Gibson (2000) mengatakan bahwa kebutuhan

manusia tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah

kebutuhan fisiologis (physiological needs) dan tingkat yang tertinggi ialah kebutuhan

akan perwujudan diri (self actualization needs). Kebutuhan-kebutuhan didefenisikan

sebagai berikut:

1. Fisiologis (Physiological): Kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan

bebas dari rasa sakit.

2. Keselamatan dan keamanan (safety and security): Kebutuhan akan kebebasan

dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.

3. Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta: Kebutuhan akan teman, afliasi,

interaksi, dan cinta.

4. Harga diri (esteems): Kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari

orang lain.

5. Perwujudan diri (self actualization): Kebutuhan untuk memenuhi dirisendiri

dengan memaksimumkan peggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.

Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keselamatan dan keamanan disebut

dengan kebutuhan tingkat rendah sedangkan kebutuhan rasa memiliki, kebutuhan

akan harga diri dan kebutuhan perwujudan diri disebut dengan kebutuhan tingkat

(46)

yang lebih pokok yaitu kebutuhan fisiologis sebelum mengarahkan perilaku

memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu perwujudan diri.

Teori motivasi dari Alderfer yang dikenal dengan teori ERG. Teori ERG

adalah teori motivasi kepuasan yang menatakan bahwa individu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan akan Eksistensi (E), Keterkaitan-Relatedness (R) dan

Pertumbuhan-Growth (G) (Gibson: 2000). Alderfer setuju dengan teori yang

dikemukakan oleh Maslow bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun

dalam suatu hirarki yang terdiri dari:

1. Eksistensi adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan,

air, udara, upah, dan kondisi kerja.

2. Keterkaitan adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan

hubungan pribadi yang bermanfaat.

3. Pertumbuhan adalah kebutuhan di mana individu merasa puas dengan membuat

suatu kontribusi (sumbangan) yang kreatif dan produktif.

Herzberg dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa orang dalam

melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan

yaitu faktor pemeliharaan (maintanance factor) dan faktor motivasi (motivation

factor). Faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan

dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Faktor

pemeliharan ini berhubungan dengan gaji atau upah, kondisi kerja, kebijaksanaan dan

administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, kualitas supervisi. Sedangkan faktor

(47)

perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan

dengan prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan

pengembangan potensi individu.

McClelland dalam Robins (2008) membagi kebutuhan kepada tiga yaitu

kebutuhan pencapaian, kekuatan, dan hubungan. Kebutuhan pencapaian (need for

achievement ) yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha

keras untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan (need for power) yaitu kebutuhan untuk

membuat individu mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam

organisasi. Kebutuhan hubungan (need for affliation) yaitu kebutuhan keinginan

untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab.

2.2.2.2.2. Teori Proses (Process Theory)

Hasibuan (2001) mengatakan bahwa teori proses pada dasarnya berusaha

untuk menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan

menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan

keinginan manajer. Teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana

seseorang bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Karena ego manusia yang selalu

menginginkan hasil yang baik-baik saja, maka daya penggerak yang memotivasi

semangat kerja seseorang terkandung dari harapan apa yang diperolehnya pada masa

depan. Sehubungan dengan hal itu teori ini juga disebut dengan teori harapan

(expectancy theory). Jika harapan itu dapat menjadi kenyataan maka seseorang akan

cenderung meningkatkan semangat kerjanya, tetapi sebaliknya jika harapan itu tidak

(48)

Teori harapan (expectancy theory) adalah pendekatan motivasi yang

dikembangkan oleh oleh Victor H. Vroom. Vroom dalam Davis (2000) menjelaskan

bahwa motivasi adalah hasil dari tiga faktor: seberapa besar seseorang menginginkan

imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang

dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahwa

prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas). Hubungan ini

dinyatakan dalam rumus seperti berikut:

Valensi x Harapan x Intrumentalisasi = Motivasi

Valensi adalah kekuatan preferensi seseorang untuk memperoleh imbalan yang

merupkan ungkapan kadar keinginan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

Harapan adalah kadar kuatnya keyakinan bahwa upaya kerja akan menghasilkan

penyelesaian suatu tugas. Instrumentalisasi keyakinan pegawai bahwa ia akan

memperoleh suatu imbalan apabila tugas diselesaikan.

2.2.2.3. Indikator Motivasi Guru

Duryat (2009) mengatakan bahwa motivasi kerja guru adalah proses yang

dilakukan untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada

upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Indikator motivasi kerja guru dapat dilihat melalui (1) tanggung jawab dalam

melakukan kerja, (2) prestasi yang dicapainya, (3) pengembangan diri, serta (4)

(49)

2.2.3. Kinerja

2.2.3.1. Pengertian Kinerja

Depdikbud (2000) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti (2001) merumuskan kinerja merupakan terjemahan dari performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.

Menurut Fattah (2000) prestasi kerja atau penampilan kerja (performance)

diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan

keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Sedangkan menurut Mathis

(2002), mengungkapkan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau

tidak dilakukan karyawan. Mangkunegara (2004) mendefinisikan kinerja (prestasi

kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan, kinerja adalah suatu hasil atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh para pegawai dalam bidang pekerjaannya, sesuai dengan tanggung jawab yang dibeikan.

2.2.3.2. Kinerja Guru

Menurut Undang-Undang RI No. 14 Thn 2005 Tentang Guru dan Dosen Psl 1

menyebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

(50)

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Guru mempunyai pengaruh yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahkan yang bertanggung jawab dalam peneyelenggaraan pendidikan disekolah. Menurut Supriadi (1999) diantara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. Sudjana (2002) dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru dengan rincian : kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 35,62%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%

Usman (2005) menyatakan kinerja guru sebagai pengajar mencakup aspek kemampuan personal, kemampuan profesional dan kemampuan sosial. Sudjana (2002) menyatakan bahwa kinerja guru dapat dilihat dari kompetensinya melaksanakan

tugas-tugas guru, yaitu (1). merencanakan proses belajar mengajar; (2). melaksanakan

dan mengelolah proses belajar mengajar; (3). menilai kemajuan proses belajar

mengajar, dan (4). menguasai bahan pelajaran.

Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan

seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan

(51)

guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas termasuk

persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar dikelas.

2.2.3.3. Kriteria Kinerja Guru

Sesuai dengan apa yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa kinerja guru

ditunjukkan dari kemampuannya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, perlu dirumuskan kriteria kinerja guru.

Keberhasilan seorang guru dapat dilihat dari pencapaian kriteria-kriteria tertentu

secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah

dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Sebagaimana yang telah disebutkan

dalam pengertian kinerja bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari

serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru.

Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan

pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat

3 yang berbunyi:

Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. kompetensi paedagogik, b.

Gambar

Tabel 1.1. Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Pada STM Cinta Rakyat Tahun                       2008 Sampai Dengan 2010
Tabel 1.2. Gaji Pokok Berdasarkan Golongan Dengan Masa Kerja 0 (Nol)
Tabel 1.3. Perputaran  Tenaga  Guru Pada STM Cinta Rakyat tahun 2008 s/d
Gambar 2.1. Teori Keadilan (Robin: 2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan dalam tinjauan pustaka, adapun hipotesis dari penelitian ini ialah: ada hubungan yang bermakna antara diabetes melitus

Tabel 4.5 Perbandingan Peredaran Bruto Saudara Ujang Selama Tahun 2009 Sebelum dan Sesudah Pembetulan ……… ...38 Tabel 4.6 Perbandingan Perhitungan Pajak Saudara Ujang Sebelum

Peningkatan PDRB diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang merupakan kondisi yang diperlukan ( necessary condition ) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

MATRIK PROGRAM TAHUNAN SKPD DAERAH KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG. Tahun - 4 Tahun - 5 Tahun

Untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi paling besar aktivitas antibakteri dan antibiofilm dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria

Algoritma boyer-moore dapat diterapkan dengan hasil yang akurat dan cepat dalam pencarian string pada aplikasi yang dibuat dengan mengambil kata kunci yang

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti, memahami dan menguasai teori - teori dasar dari bermain, urgensi kegiatan bermain bagi siswa, tahapan perkembangan bermain, jenis

habits of mind mahasiswa Biologi; 2) mendeskripsikan seberapa besar kontribusi komponen asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment )